Resume Filsafat Pendidikan

29
1. Apa yang anda ketahui tentang : 1) Pendidikan dan Pengajaran 2) Hakikat Manusia 3) Manusia dan Alam 4) Perkembangan Pemikiran Filsafat 5) Konsep tentang Anak 6) Konsep tentang Lingkungan 7) Konsep tentang Lembaga Pendidikan 8) Konsep tentang Orang Tua 9) Konsep Pendidiakan sebagai Kebutuhan 10) Konsep Filsafat Pendidikan Progresivisme 11) Konsep Filsafat Pendidikan Essensialisme 12) Konsep Filsafat Pendidikan Perennialisme 13) Konsep Filsafat Pendidikan Rekonstruksionalisme 14) Konsep Filsafat Pendidikan Eksistensialisme 15) Perkembangan Pendidikan Abad ke- 20 16) Konsep Pendidikan menurut Islam PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN 1. Pendidikan a. Pengertian Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mempengaruhi manusia, agar ia bersedia dan mampu mewujudkan apa yang ia pandang sebagai makna eksistensi manusia didunia ini. Makna Eksestensi manusia di dunia ini adalah membina budi pekerti dan turut membina kebudayaan sesamanya demi

Transcript of Resume Filsafat Pendidikan

Page 1: Resume Filsafat Pendidikan

1. Apa yang anda ketahui tentang :

1) Pendidikan dan Pengajaran

2) Hakikat Manusia

3) Manusia dan Alam

4) Perkembangan Pemikiran Filsafat

5) Konsep tentang Anak

6) Konsep tentang Lingkungan

7) Konsep tentang Lembaga Pendidikan

8) Konsep tentang Orang Tua

9) Konsep Pendidiakan sebagai Kebutuhan

10) Konsep Filsafat Pendidikan Progresivisme

11) Konsep Filsafat Pendidikan Essensialisme

12) Konsep Filsafat Pendidikan Perennialisme

13) Konsep Filsafat Pendidikan Rekonstruksionalisme

14) Konsep Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

15) Perkembangan Pendidikan Abad ke- 20

16) Konsep Pendidikan menurut Islam

PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

1. Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mempengaruhi manusia, agar ia

bersedia dan mampu mewujudkan apa yang ia pandang sebagai makna eksistensi

manusia didunia ini.

Makna Eksestensi manusia di dunia ini adalah membina budi pekerti dan

turut membina kebudayaan sesamanya demi kebaikan pribadi sekeluarga, kebaikan

sesama bangsa dan sesama manusia.

Menurut Soegarda Poebakawatja dalam “Ensiklopedia Pendidikan”

menguraikan pengertian pendidikan dalam arti yang luas, sebagai “Semua perbuatan

dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya,

kecakapannya serta keterampilannya (orang menamakan hal ini juga “mengalihkan”

Page 2: Resume Filsafat Pendidikan

kebudayaan) kepada generasi muda, sebagai usaha menyiapkannya agar dapat

memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohaniah.

Pendidikan1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan

juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian

pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan

adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.

Menurut Islam pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya perjalanan

hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran Islam menetapkan bahwa pendidikan

merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita dan

berlangsung seumur hidup. Semenjak dari buaian hingga liang lahat (Al – Hadis ) –

life long education.

b. Tujuan Pendidikan

Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak kearah tingkat

kedewasaan. Artinya, membawa anak didik agar dapat berdiri sendiri (mandiri)

didalam hidupnya di tengah – tengah masyarakat.

1). Tujuan Pendidikan Nasional

Yaitu membangun kualitas manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya sebagai warga negara

yang berjiwa pancasila yang mempunyai semangat dan kesadaran yang tinggi, berbudi

pekerti yang luhur dan berkepribadian yang kuat, cerdas, terampil dapat

mengembangkan dan menyuburkan sikap demokrasi, dapat memelihara hubungan yag

baik antara sesama manusia dan dengan lingkungannya.

2). Tujuan Institusional

Yaitu perumusan secara umum pola perilaku dan pola kemampuan yang harus

dimiliki oleh lulusan suatu lembaga pendidikan.

1 www.wikipedia.com

Page 3: Resume Filsafat Pendidikan

3). Tujuan Kurikuler

Yaitu untuk mencapai pola perilaku dan pola kemampuan serta keterampilan

yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga, yang sebenarnya merupakan tujuan

institusional dari lembaga pendidikan tersebut.

4). Tujuan Instruksional

Yaitu rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa atau

anak didik sesudah ia melewati kegiatan instruksional yang bersangkutan dengan

berhasil.

2. Pengajaran

Pengajaran merupakan perpaduan dari dua aktifitas, yaitu ; aktifitas mengajar

dan belajar. Aktifitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks

mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara mengajar dan belajar.

Jalinan komunikasi yang harmonis inilah yang menjadi indicator suatu aktifitas /

proses pengajaran itu akan berjalan dengan baik.

Kunci pokok pengajaran itu ada pada seorang guru (pengajar). Tetapi ini bukan

berarti dalam proses pengajaran hanya pada guru yang aktif, sedang peserta didik

pasif. Pengajaran menuntut keaktifan kedua pihak yang sama – sama menjadi subjek

pengajaran.

Pengajaran memang bukan konsep atau praktik yang sederhana. Ia bersifat

kompleks, menjadi tugas dan tanggung jawab guru yang seharusnya. Pengajaran

berkaitan erat dengan pengembangan potensi manusia (peserta didik), perubahan dan

pembinaan dimensi – dimensi kepribadian peserta didik.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pengajaran

merupakan satu kesinambungan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Karena itu

pendidikan dituntut semenjak kita dari buaian hingga ajal menjemput.

HAKIKAT MANUSIA

Pandangan Filsafat Tentang Hakikat Manusia

Page 4: Resume Filsafat Pendidikan

Ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia disebut Antropologi Filsafat.

Hakikat berarti adanya berbicara mengenai apa manusia itu, ada empat aliran yang

dikemukakan yaitu : Aliran serba zat, aliran serba ruh, aliran dualisme, aliran

eksistensialisme.

a). Aliran Serba Zat

Aliran serba zat ini mengatakan yang sungguh – sungguh ada itu hanyalah zat

materi, alam ini adalah zat atau materi dan manusia adalah unsur dari alam, maka dari

itu manusia adalah zat atau materi.

b). Aliran Serba Ruh

Aliran ini berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada didunia ini ialah

ruh, juga hakikat manusia itu adalah ruh. Adapun zat itu adalah manifestasi daripada

ruh diatas didunia ini. Fiche mengemukakan bahwa segala sesuatu yang lain (selain

ruh) yang rupanya ada dan hidup hanyalah suatu jenis perumpamaan perubahan atau

penjelmaan dari ruh itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya daripada materi. Hal ini

mereka buktikan dalam kehidupan sehari-hari, yang mana betapapun kita mencintai

seseorang jika ruhnya pisah dengan badannya maka materi/jasadnya tidak ada artinya.

Dengan demikian, aliran ini menganggap ruh itu ialah hakikat, sedangkan

badan ialah penjelmaan atau bayangan.

c). Aliran Dualisme

Aliran ini beranggapan bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua

substansi, yaitu jasmani dan rohani. Kedua substansi ini masing-masing merupakan

unsur asal, yang adanya tidak tergantung satu sama lain. Jadi badan tidak berasal dari

ruh, dan ruh tidak berasal dari badan. Antara badan dan ruh terjadi sebab akibat yang

mana keduanya saling mempengaruhi.

d). Aliran Eksistensialisme

Aliran filsafat modern berfikir tentang hakikat manusia merupakan eksistensi

atau perwujudan sesungguhnya dari manusia. Jadi intinya hakikat manusia itu yaitu

apa yang menguasai manusia secara menyeluruh. Di sini manusia dipandang tidak dari

sudut serba zat atau serba ruh atau dualisme dari dua aliran itu, tetapi memandangnya

dari segi eksistensi itu sendiri di dunia ini.

Pendirian Islam bahwa manusia terdiri dari substansi, yaitu materi dari ilmu

dan ruh yang berasal dari Tuhan, maka hakikat pada manusia adalah ruh sedangkan

Page 5: Resume Filsafat Pendidikan

jasadnya hanyalah alat yang dipergunakan oleh ruh saja, tanpa kedua substansi tersebut

tidak dapat dikatakan manusia.

KONSEP TENTANG ANAK

Sebagai orang tua, perlu kita ketahui ada dua gagasan yang harus kita ingat,

yaitu:

Pertama, apaka anak-anak itu berpaling dari orang tua pada masa remaja atau

tetap mematuhinya.

Kedua, mengenai konsep tiga mekanisme tindak rasional yang umumnya

diperlihatkan oleh anak-anak, yaitu:

a. Narsisme (kecintaan pada diri sendiri)

b. Negativisme

c. Penolakan terhadap kesalahan

Maka dari itu sebagai seorang ibu haruslah memiliki wawasan dan keilmuan

yang tinggi, ibu harus terus memperkaya dirinya untuk memahami perkembangan

kondisi anaknya (baik aspek fisik, pikiran dan nalurinya), ia juga harus mengetahui

konsep pendidikan anak sesuai dengan tahapan perkembangan dan program-program

yang wajib ia jalankan untuk memenuhi seluruh hak-hak anak-anaknya.

Konsep-konsep pendidikan yang perlu dipahami oleh ibu dalam mendidik

anak-anaknya sesuai dengan tahapan perkembangannya antara lain:

a) Bahwa setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga perlakuan

atau metode pendekatan yang dipakai untuk masing-masing anak dalam proses

pembelajarannya bisa menjadi berbeda.

b) Anak yang mengalami perubahan dengan pendidikan yang diberikan dan

perubahan yang terjadi pada masing-masing anak tidak sama dan Islam tetapi

bertahap, maka di sini diperlukan kesabaran dan tidak boleh membandingkan

kemampuan anak.

c) Anak usia dini merupakan masa emas yang akan dengan cepat menyerap info.

Di sinilah diperlukan pengajaran yang Islami sejak dini tanpa anak merasa

terbebani (bermain sambil belajar) dan berupaya mengaitkan antara informasi

yang satu dengan yang lain, merangsang proses berpikirnya. Semua aspek

Page 6: Resume Filsafat Pendidikan

perkembangan saling berhubungan sehingga ibu harus memiliki pengetahuan

yang menyeluruh tentang faktor-faktor yanng dapat mempengaruhi anak, baik

fisik, mental, maupun spiritualnya.

LEMBAGA PENDIDIKAN

Lembaga pendidikan (baik formal, non formal atau informal) adalah tempat

transfer ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban). Sebagai sistem sosial, lembaga

pendidikan harus memiliki fungsi dan peran dalam perubahan masyarakat menuju ke

arah perbaikan dalam segala hal.

Lembaga pendidikan Indonesia dalan UU bisa diklasifikasikan menjadi dua

kelompok, yaitu sekolah dan luar sekolah. Selanjutnya pembagian ini lebih rincinya

dibagi menjadi tiga bentuk.

a. Informal atau Keluarga

Yaitu lembaga yang lebih banyak diarahkan dalam pembentukan karakter atau

keyakinan dan norma. Pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan

oleh keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

b. Nonformal atau Pendidikan Luar Sekolah

Yaitu lembaga yang peran besarnya lebih banyak diarahkan pengembangan

penalaran murid. Pendidikan non formal meliputi pendidikan kecakapan hidup,

pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan

perempuan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta

pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan murid.

c. Jalur Formal atau Sekolah

Yaitu lembaga pendidikan yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi dengan jenis pendidikan: Umum, Kejuruan,

Akademik, Profesi, Advokasi, dan Keagamaan. Pendidikan formal coraknya dapat

diwujudkan dalam bentuk satuan pendidkan yang diselenggarakan oleh pemerintah

pusat, pemerintah, dan masyarakat.

Konsep Lembaga Pendidikan

1. Konsep Dasar Formal

Untuk memberi pemahaman akan batasan pendidikan, berikut ini dikemukakan

sejumlah batasan pendidikan, yaitu:

Page 7: Resume Filsafat Pendidikan

a) Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan.

b) Dalam pengertian yang sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses

perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.

c) Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala

lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai

pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan

formal maupun non formal.

d) Dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebagai sebuah proses

dengan metode-metode tertentu sehingga memperoleh pengetahuan,

pemahaman, dan cara bertingkahlaku sesuai dengan kebutuhan.

e) Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah

dan madrasah) yang dipergunakan untuk penyempurnaan perkembangan

individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya.

f) Dalam arti luas pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi

tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan

keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar

dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohaniah.

Konsep Dasar Non Formal

Adapun konsep dasar non formal adalah:

a) Pendidikan dipandang sebagai proses belajar sepanjang hayat manusia.

b) Pendidikan hendaknya lebih dari sekedar masalah akademik atau perolehan

pengetahuan, skill, dan mata pelajaran secara konvensional.

Fungsi Lembaga Pendidikan

Fungsi lembaga pendidikan secara tersembunyi yaitu menciptakan atau

melahirkan kedewasaan peserta didik. Adapun fungsi pendidikan yang berkaitan

dengan fungsi yang nyata (manifest) di anataranya adalah sebagai berikut.

1) Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.

Page 8: Resume Filsafat Pendidikan

2) Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi

kepentingan masyarakat.

3) Melestarikan kebudayaan.

4) Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.

5) Mengurangi pengendalian orangtua, melalui pendidikan sekolah orangtua

melimpahkan tugas dan tanggungjawab dalam mendidik anak kepada sekolah.

KONSEP TENTANG ORANGTUA

Anak-anak memiliki orangtua yang baik dan orangtua yang buruk di kepala

kecilnya. Adapun konsep-konsep orangtua yang “baik” menurut anak adalah sebagai

berikut.

1. Melakkan berbagai hal untuk anak.

2. Anak dapat bergantung pada orangtua.

3. Bersifat cukup permisif dan luwes.

4. Adil dalam disiplin.

5. Menghargai individualitas anak.

6. Menciptakan suasana yang hangat bukan susasana penuh ketakutan.

7. Memberi contoh yang baik.

8. Menjadi kawan baik dan menemani anak dalam berbagai kegiatan.

9. Bersikap baik untuk sebagian besar waktu.

10. Menunjukkan kasih sayang terhadap anak.

11. Menaruh simpati bila anak sedih atau mengalami kesulitan.

12. Mendorong anak untuk membawa kawannya ke rumah.

13. Berusaha untuk membuat suasana rumah bahagia.

14. Memberika kemandirian yang sesuai dengan usia anak.

15. Tidak mengharapkan prestasi yang tidak masuk akal.

Hal yang Harus Diperhatikan Orangtua

Ada 4 kecakapan mendengar, yaitu mendengar pasif (diam), tanggapan

mengiyakan, pembuka pintu atau ajakan (untuk bercerita), dan mendengar aktif.

Teknik yang paling efektif adalah mendengar aktif. Di sini, tanggapan verbal dari si

pendengar merupakan pantulan-pantulan dari pesan anak yang sebelumnya.

Mendengar aktif berarti tidak diam (mendengar pasif) melainkan memberika

Page 9: Resume Filsafat Pendidikan

tanggapan yang merupakan pantulan balik pesan si pencerita (anak). Dengan

didengarkan secara aktif, anak dapat mengungkapkan perasaan atau emosinya

sehingga ia merasa ringan. Selain itu, anak-anak akan belajar dari reaksi orangtua

bahwa perasaan sungguh ramah, tidak jahat, atau menakutkan. Merasa didengar dan

dipahami orang lain adalah sesuatu yang membahagiakan sehingga pada waktu anak

mengungkapkan perasaannya, anak merasakan bahwa orangtua menyayanginya.

Dengan mendengar secara empati, seseorang dapat memahami orang lain dan

menghayati keunikannya.

Pandangan Kita sebagai Orangtua

Sebagai orangtua, kita ingin memberikan yang terbaik kepada putra-putri kita.

Untuk memilih yang terbaik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Setiap individu itu unik, sehingga yang terbaik untuk tiap individu itu berbeda.

2. Duniaa anak berbeda dengan dunia orang dewasa.

Penanaman Nilai Spiritual untuk Anak

Istilah spiritual tidak selalu identik dengan agama, namun memiliki kedekatan.

Intinya adalah nilai-nilai luhur non-materi yang muncul dari suara hati yang jernih,

polos, dan spontan. Nilai-nilai ini justru lebih mudah ditemukan pada anka-anak kecil

yang hatinya belum terkontaminasi.

Di samping hatinya bersih, anak-anak memiliki daya imajinasi bebas yang

belum terpengaruh oleh ilmu pengetahuan. Imajinasi mereka lebih akrab dengan dunia

hewan, tumbuh-tumbuhan, dan keindahan alam semesta.

Orangtua wajib menanamkan nilai-nilai luhur pada anak. Namun sesungguhnya

di sisis lain justru orangtua yang harus belajar mengenal kembali nilai-nilai luhur yang

melekat pada anak yang bagi orangtua telah banyak dilupakan atau setidaknya

terkontaminasi.

PENDIDIKAN SEBAGAI KEBUTUHAN

Pendidikan merupakan hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia.

Sejak kecil ia sudah dididik oleh orangtuanya, kemudian manusia mulai mengenal hal-

hal yang semula belum dikenalnya. Selanjutnya proses pendidikan berangsung di jalur

formal seperti sekolah, dari sekolah inilah menusia mendapatkan pengetahuan yang

lebih luas. Pendidikan yang dibutuhkan sebagai suatu upaya untuk memberikan

Page 10: Resume Filsafat Pendidikan

pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian tertentu pada individu guna

mengembangkan bakat serta kepribadian mereka, di mana pendidikan menjadikan

individu yang tidak hanya bisa berendapat, tetapi di dalam pendapatnya terdapat dasar

yang kuat dan dapat bertanggungjawab.

Pendidikan tentunya tidak hanya untuk mengembangkan wawasan dan

intelektual, tetapi pendidikan merupakan upaya untuk pembebasan dari macam-macam

keterbelengguan. Terbelenggu oleh kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan,

kesengsaraan, maupun penindasan. Sehingga individu bisa menjadi:

Pribadi yang memiliki kesadaran diri, tahu akan martabat dan penentuan

tempatnya, yaitu di mana hak dan kewajiban bisa sejalan beriringan tanpa ada

yang lebih didahulukan.

Bertanggungjawab susila, serta mampu mandiri.

Dalam bukunya, Koestoer Parto Wisastro menjelaska beberapa teori yang

berkaitan dengan pendidikan, yaitu:

Teori belajar adalah permanen

“Apabila bahan-bahan dipelajari dengan baik (yang berarti yang mengajarnya

juga harus baik), maka yang dipelajari tidak akan dapat dilupakan, bahwa belajar

merupakan semacam keadaan yang sudah tentu atau tetap”.

Teori additive

“Jiwa merupakan suatu gudang di mana terkumpul fakta-fakta, karena itu

belajar merupakan proses pengumpulan fakta”.

Begitu pentingnya pendidikan bagi setiap individu karena dengan pendidikan

kehidupan manusia akan lebih terarah, baik itu dari segi sikap masing-masing individu

maupun dari segi keterampilan dan kemampuan yang dimilikinya, yang nantinya akan

sangat berguna bagi kesejahteraannya.

Pada dasarnya, pendidikan dibutuhkan dalam mengembangkan:

1. Keterampilan Intelektual, yaitu kecakapan yang membuat seseorang

berkompeten, yang memungkinkannya untuk menanggapi konseptualisasi

lingkungannya.

2. Strategi Kognitif, yaitu kecakapan khusus yang amat penting yang

memungkinkan seseorang dapat belajar dan menentukan sesuatu dengan cara

sendiri.

Page 11: Resume Filsafat Pendidikan

3. Kecakapan Motorik, yaitu keterampilan yang berkaitan dengan gerakan otot

seperti berolahraga, berlari, melompat, dan sebagainya.

4. Sikap, yaitu kemampuan yang sering dihubungkan dengan nilai-nilai dan juga

merupakan hasil dari keluaran pendidikan itu sendiri, seperti toleransi, cinta

tanah air, kesediaan bertanggungjawab, dan sebagainya.

FILSAFAT PENDIDIKAN PROGRESIVISME

Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan

penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai

reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-

centered) dan bahan pelajaran (subject-centered).

Ada beberapa metode pendidikan yang digunakan dalam Pendidikan

Progresivisme, yaitu:

1. Metode belajar aktif.

2. Metode memonitor kegiatan belajar.

3. Metode penelitian ilmiah.

4. Pemerintahan belajar.

5. Kerjasama sekolah dengan keluarga.

6. Sekolah sebagai laboratorium pembaharuan pendidikan.

Pelajar

Pendidikan progresif menganut prinsip pendidikan berpusat pada anak. Anak

merupakan pusat dari keseluruhan kegiatan-kegiatan pendidikan. Menurut Parker,

mengajar yang bermutu beraktivitas siswa, pengembangan kepribadian siswa, studi

ilmiah tentang pendidikan dan latihan guru sebagai seniman pendidikan.

Pengajar

Guru dalam melakukan tugasnya dalam praktik pendidikan berpusat pada anak

yang mempunyai peranan-peranan sebagai:

1. Fasilitator, atau orang yang menyediakan dirinya untuk memberikan jalan bagi

kelancaran proses pendidikan siswa.

2. Motivator, atau orang yang mampu membangkitkan minat siswa untuk terus

giat belajar sendiri menggunakan semua alat dirinya.

Page 12: Resume Filsafat Pendidikan

3. Konselor, atau orang yang dapat membantu siswa menemukan dan mengatasi

sendiri masalah-masalah yang dihadapi setiap siswa dalam kegiatannya sendiri.

Asas Belajar menurut Progresivisme

1. Anak dan Lingkungannya

Anak adalah organisme yang mengalami suatu proses pengalaman. Untuk

mengerti anak, kita harus menganggap anak itu sebagai “satu makhluk alami,

yang berhubungan dengan makhluk-makhluk alami lain dan seperti juga obyek

alamiah yang lain, ia merupakan bahan analisa ilmiah dan sekaligus sebagai

satu perkembangan diri”.

2. Living as Learning (Kehidupan yang riil sebagai proses belajar)

Kurikulum Progresivisme

Tokoh progresivisme menyatakan bahwa kurikulum yang tepat adalah

kurikulum yang mempunyai nilai edukatif. Dan Dewe menyatakan bahwa “Sekolah

yang baik adalah yang memperhatikan dengan sungguh-sungguh semua jenis belajar

(dan bahan-bahannya) yang membantu murid, pemuda, dan orang dewasa untuk

berkembang”.

Kurikulum progresivisme bergerak dinamis di atas prinsip “liberal road to

culture”.

Penilaian Kebudayaan menurut Progresivisme

Aliran progresivisme menyusun prinsip-prinsipnya atas empat pokok, di mana

keempat asa itu merupakan perwujudan kebudayaan: (1). Revolusi Industri, (2). Ilmu

Pengetahuan Modern, (3). Perkembangan Demokrasi, dan (4). Lingkungan Hidup. Dan

sebenarnya keempat asas ini bersifat interdependensi, dalam perkembangannya saling

mempengaruhi.

Ciri utama yang menjadi identitas Progresivisme dalam missien filsafat dan

pendidikan tercermin dalam: (1). Pendidikan dalam kebidayaan liberal, (2).

Progresivisme menjadi pelopor pembaharuan ide-ide lama menuju asas baru

menyongsong kebudayaan dan zaman baru, dan (3). Progresivisme mempunyai watak

peralihan, menuju kebudayaan baru.

Konsep Progresivisme

Page 13: Resume Filsafat Pendidikan

Filsafat progresivisme mempunyai konsep bahwa anak didik mempunyai akal

dan kecerdasan. Akal dan kecerdasan merupakan potensi kelebihan manusia

dibandingkan dengan makhluk lain. Dengan potensi tersebut anak didik berkembang

menjadi individu yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam mengahadapi lingkungannya.

FILSAFAT PENDIDIKAN ESSENSIALISME

Aliran essensialisme bersumber dari filsafat idealisme dan realisme.

Sumbangan yang diberikan keduanya bersifat elektik. Artinya, dua aliran tersebut

bertemu sebagai pendukung Essensialisme yang berpendapat bahwa pendidikan harus

bersendikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kestabilan. Artinya, nilai-nilai itu

menjadi sebuah tatanan yang menjadi pedoman hidup, sehingga dapat mencapai

kebahagiaan. Nilai-nilai yang dapat memenuhi adalah yang berasal dari kebudayaan

dan filsafat yang korelatif selama empat abad lalu, yaitu zaman Renaisans.

Essensialisme merupakan paduan ide-ide filsafat idealisme dan realisme.

Praktik filsafat pendidikan essesialisme dengan demikian menjadi lebh kaya

dibandingkan jika hanya mengambil posisi sepihak dari salah satu aliran yang ia

sintesiskan.

Pandangan Ontologi Essensialisme

Sintesa idealisme dan realisme tentang hakikat realita berarti essensisalime

mengakui adanya realita obyaktif di samping pre-determinasi, supernatural, dan

transcendal.

Pola Dasar Pendidikan Essensialisme

1. Analisa dan Penafsiran bahwa tidak semua teori pendidikan essensialisme

selalu berasal dari filsafat essensialisme. Meskipun secara umum prinsip-

prinsip utama filsafat konsisten dengan teori pendidikannya, namun essensialis

percaya bahwa dalam pelaksanaan pendidikan diperlukan modifikasi,

pelengkap, bahkan penyimpangan (deviasi) dari ajaran-ajaran filosof tokoh

dadar teori yang murni, tatapi prakteknya memerlukan adaptasi dengan kondisi

tertentu. Tidak semua idealis dan realis dapat digolongkan essensialis dalam

prinsip pendidikan. Namun essensialis merupakan pemahaman yang bersumber

dari pendekatan idealis dan realis atau kombinasi kedua aliran itu.

Page 14: Resume Filsafat Pendidikan

2. Pola Dasar Pendidikan Essensialisme hanyalah berhubungan dengan teori

dasar pendidikan. Sebab, soal-soal praktik pendidikannya adalah masalah

praktis yang disesuaikan dengan kondisi yang incidental.

3. Pendidikan, Esssensialis mempunyai tinjauan mengenai pendidikan yang

berbeda dengan progresivisme. Essensialisme menekankan pentingnya

pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta

didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna.

Pada prinsipnya, proses belajar menurut Essensialisme adalah melatih daya

jiwa potensial yang sudah ada dan proses belajar sebagai proses absorbtion (menyerap)

apa yang berasal dari luar. Yaitu warisan-warisan sosial yang disusun dalam kurikulum

tradisional, dan guru berfungsi sebagai perantara.

Kurikulum Essensialisme

Menurut Essensialisme:

“Kurikulum yang kaya, yang berurutan dan sistematis yang didasarkan pada

target yang tidak dapat dikurangi sebagai suatu kesatuan pengetahuan, kecakapan-

kacakapan dan sikap yang berlaku di dalam kebudayaaan yang demokratis. Kurikulum

dibuat memang sudah didasarkan pada urgensi yang ada di dalam kebudayaan tempat

hidup si anak”.

Peranan Sekolah menurut Essensialisme

Sekolah berfungsi sebagai pendidik warganegara supaya hidup sesuai dengan

prinsip-prinsip dan lembaga-lembaga sosial yang ada di dalam masyarakatnya serta

membina kembali tipe dan mengoperkan kebudayaan, warisan sosial, dan membina

kemampuan penyesuaian diri individu kepada masyarakatnya dengan menanamkan

pengertian tentang fakta-fakta, kecakapan-kecakapan dan ilmu pengetahuan.

Penilaian Kebudayaan menurut Essensialisme

Essensialisme sebagai teori pendidikan dan kebudayaan melihat kenyataan

bahwa lembaga-lembaga dan praktik-praktik kebudayaan modern telah gagal dalam

banyak hal untuk memenuhi harapan zaman modern. Maka untuk menyelamatkan

manusia dan kebudayaannya, harus diusahakan melalui pendidikan.

Pendidikan Essensialisme

Nilai dalam essensialisme adalah membantu peserta didik berpikir rasional,

tidak terlalu berakar pada masa lalu, memperhatikan hal-hal yang kontemporer,

Page 15: Resume Filsafat Pendidikan

memuatkan keunggulan, bukan kecukupan pemilikan nilai-nilai tradisional. Teori ini

mementingkan mata pelajaran dari pada proses.

FILSAFAT PENDIDIKAN PERENNIALISME

Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang memprotes gerakan pendidikan

progresivisme yang mengingkari supernatural. Penennialisme adalah gerakan

pendidikan yang mempertahankan nilai-nilai universal itu ada dan bahwa pendidikan

hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman kebenaran-kebenaran nilai

tersebut.

Tokoh Filsafat

1. Plato

Menurut Plato “dunia ideal” berasal dari ide mutlak yaitu Tuhan. Kebenaran,

pengetahuan, dan nilai sudah ada sebelum manusia lahir yang semuanya bersumber

dari ide mutlak tadi yaitu Tuhan. Manusia tidak mengusahakan dalam arti menciptakan

kebenaran, pengetahuan, dan niai moral, melainkan bagaimana manusia menemukan

semuanya itu.

2. Aristoteles

Menurut Aristoteles manusia adalah makhluk materi dan sekaligus makhluk

rohani. Sebagai makhluk materi ia menyadari bahwa manusia dalam hidupnya berada

dalam kondisi alam materi dan alam. Dan sebagai makhluk rohani manusia sadar ia

akan menuju pada proses yang lebih tinggi yang menuju pada manusia ideal, mausia

sempurna.

3. Thomas Aquina

Dalam pandangannya mengenai realitas, Thomas Aquina mengemukakan bahwa

segala sesuatu yang ada itu karena diciptakan oleh Tuhan. Ia mempertahnkan bahwa

Tuhan bebas dalam menciptakan dunia. Dunia tidak mengalir dari Tuhan bagaikan air

mengalir dari sumbernya.

Dalam masalah penetahuan, Thomas Aquina mengemukakan bahwa pengetahuan

itu diperoleh sebagai persentuhan dunia luar dan oleh akal budi menjadi pengetahuan.

Pandangan-pandangan Thomas Aquina di atas berpengaruh besar dalam

lingkungan gereja Katholik.

Page 16: Resume Filsafat Pendidikan

Pandangan Perennialisme dan Penerapannya di Bidang Pendidikan

Ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi menurut perennialisme,

karena ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif yang bersifat

analisa.

Epistemologi dari perennialisme adalah harus memiliki pengetahuan tentang

pengertian dari kebenaran yang sesuai dengan realita hakiki, yang dibuktikan dengan

kebenaran yang ada pada diri sendiri dengan menggun akan tenaga pada logika melalui

hukum berpikir metode deduksi, yang merupakan metode filsafat yang menghasilkan

kebenaran hakiki. Tujuan dari epistemologi perennialisme dalam premis mayor dan

metode induktifnya sesuai dengan ontologi tentang realita khusus.

Menurut perennialisme, penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip

pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran dan kecerdasan.

Perennialisme memandang kebenaran sebagai hal yang konstan, abadi atau

perenial. Tujuan dari pendidikan ini adalah memastikan bahwa para siswa memperoleh

pengetahuan tentang prinsip atau gagasan-gagasan besar yang tidak berubah.

Pandangan mengenai Nilai

Perennialisme berpandangan bahwa persoalan nilai adalah persoalan spiritual,

sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sedangkan perbuatan manusia merupakan

pancaran isi jiwanya yang berasal dari dan dipimpin oleh Tuhan.

Menurut Aristoteles, kebajikan dapat dibedakan yaitu yang moral dan yang

intelektual.

Pandangan mengenai Pengetahuan

Kepercayaan adalah pangkal tolak perennialisme mengenai kenyataan dan

pengetahuan. Artinya sesuatu itu ada kesesuaian antara piker (kepercayaan) dengan

benda-benda. Sedang yang dimaksud benda adalah hal-hal yang adanya bersendikan

atas prinsip keabadian.

FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME

Filsafat adalah hasil pemikiran ahli-ahli filsafat atau filosof-filosof sepanjang

zaman di seluruh dunia. Ajaran filsafat pada dasrnya adalah hasil pemikiran seseorang

atau beberapa orang ahi filsafat tentang sesuatu secara fundamental.

Page 17: Resume Filsafat Pendidikan

Kata rekonstruksionalisme berasal dari bahsa Inggris “reconstruc” yang berarti

menyusun kembali. Dalam konteks pendidikan aliran rekonstruksionalisme merupakan

suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun tata

susuna baru yang bercorak modern. Aliran rekonstruksionalisme pada dasarnya

sepaham dengan aliran perennialisme, yaitu hendak menyatakan krisis kebudayaan

modern. Kedua aliran tersebut memandang bahwa keadaan sekarang merupakan

zaman yang memiliki kebudayaan yang teranggu oleh kehancuran, kebingungan, dan

kesimpangsiuran.

Rekonstruksionalisme berusaha mencari kesepakatan semua orang tentang

tujuan utama yang mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan susunan

baru seluruh lingkungannya. Dengan kata lain, aliran rekonstruksionalisme ingin

merombak tata susunan lama, dan ingin membangun tata susunan hidup kebudayaan

yang sama sekali baru, melalui lembaga pendidikan.

Tokoh-tokoh Rekonstruksionalisme

Rekonstryksionalisme dipelopori oleh George Count dan rugg pada tahun

1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil. Tokoh lain

dalam aliran ini yaitu Caroline Patt.

Caroline Patt menyatakan bahwa nilai terbesar suatu sekolah harus

menghasilkan manusia yang dapat berpikir secara efektif dan bekerja secara

konstruktif, yang saat bersamaan dapat membuat suatu dunia yang lebih baik

dibandingkan sengan sekarang ini untuk hidup di dalamnya.

Pandangan rekonstruksionalisme dan Penerapannya dalam Bidang

Pendidikan

Adapun pandangan-pandangan tantang aliran rekonnstruksionalisme, yaitu:

1. Pandangan secara Ontology

Dengan ontology menerangkan bagaimana hakikat dari segala sesuatu. Aliran

rekonstruksionalisme memandang realita bersifat universal, yang mana realita itu ada

di mana-mana dan sama di setiap tempat.

2. Pandangan Ontologism

Dalam proses interaksi sesama manusia diperlukan nilai-nilai. Begitu juga halnya

dalam kehidupan manusia dengan sesamanya dan alam sesama tidak mungkin

Page 18: Resume Filsafat Pendidikan

melakukan sikap netral, akan tetapi manusia sadar atau tidak sadar telah melakukan

proses penilaian, yang merupakan kecenderungan manusia.

3. Pandanngan Epistemology

Kajian epistemologi aliran ini lebih merujuk kepada pendapat aliran pragmatisme

dan perennialisme.

Dalam rekonstruksionalisme, tugas guru yaitu memberikan kesadaran kepada

peserta didik terhadap masalah yang dihadapi, membantu peserta didik agar dapat

menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan baik.

Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap

keseluruhan kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan

dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara

sembarangan. Menyusun kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang

didasarkan pada hasil-hasil penelitian dan pemikiran yang mendalam.

FILSAFAT PENDIDIKAN MENURUT ISLAM

Filsafat pendidikan pada umumnya dan filsafat pendidikan pad khususnya,

adalah baian dari ilmu filsafat. Maka dalam mempelajari filsafat ini perlu memahami

lebih dahulu tentang pengertian filsafat terutama dalam hubungannya dengan masalah

pendidikan, khususnya pendidikan Islam. Secara harfiah, filsafat berarti “cinta kepada

ilmu”. Filsafat berasal dari kata Philo yang artinya cinta dan Shopos yang artinya

ilmu/hikmah. Secara historis, filsafat menjadi induk segala ilmu pengetahuan yang

berkembang sejak zaman Yunani Kuno sampai zaman modern sekarang.

Pengertian Filsafat Pendidikan

Berikut ini dikemukakan pengertian filsafat dalan kaitannya dengan pendidikan

pada umumnya dari beberapa ahli pikir sebagai berikut.

1. John Dewey

John Dewey memandang pendidikan sebagi suatu proses pembentukan

kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir (intelektual),

maupun daya perasaan (emosional). Dari itu filsafat pendidikan dapat dikatakan

sebagai teori umum pendidikan.

Page 19: Resume Filsafat Pendidikan

John Dewey juga memandang adanya hubungan yang erat antara filsafat dan

pendidikan. Oleh karena itu, tugas filsafat dan pendidikan adalah seiring, yaitu

sama-sama memajukan hidup manusia.

2. Thomson

Menurut Thomson, filsafat berarti “melihat seluruh masalah tanpa ada batasan

atau implikasinya. Ia melihat tujuan-tujuannya, tidak hanya melihat metodenya

atau alat-alat serta meneliti dengan seksama hal-hal yang disebut kemudian dalam

kaitan arti dengan yang dahulu. Hal itu mengandung arti bahwa perlu bersikap ragu

terhadap sesuatu yang diterima oleh kebanyakan orang sebagai hal yang tak perlu

dipermasalahkan dan perlu menanggguhkan dalam pemberian penilaian sampai

seluruh persoalan telah dipikirkan masak-masak. Hal itu memerlukan usaha untuk

berpikir secara konsisten dalam pribadinya (self consistenly) serta tentang hal-hal

yang dipikirkaannya itu tidak mengenal kompromi.

3. Van Cleve Morris

Ia menyatakan, “secara ringkas kita mengatakan bahwa pendidikan adalah studi

filosofis, karena ia pada dasarnya bukan alat sosial semata untuk mengalihkan cara

hidup secara menyeluruh kepada setiap generasi, tetapi ia juga menjadi agen

(lembaga) yang melayani hati nurani masyarakat dalam perjuangan mencapai hari

depan yang lebih baik”.

4. Brubacher

Ahli filsafat pendidikan Amerika ini berpendapat bahwa, “Ada pendapat yang

menyatakan bahwa filsafat pendidikan sama sekali”. Menganggap filsafat yang

berpredikat pendidikan, sebenarnya seperti menaruh kereta di depan seekor kuda.

Filsafat dianggap sebagai bunga, bukan akar tunggang pendidikan. Pendapat

lainnya menyatakan bahwa filsafat pendidikan itu dapat berdiri sendiri secara

bebas.