Cabang Filsafat Pendidikan

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Antara teologi dan ilmu pengetahuan terletak suatu daerah tak bertuan. Daerah ini diserang baik oleh teologi maupun oleh ilmu pengetahuan. Daerah tak bertuan ini adalah filsafat”- Bertard Russel Filsafat adalah suatu ilmu tanpa batas, yang menampung segala pertanyaan, dimulai tentang asal dan tujuan, tentang hidup dan kematian bahkan tentang hakikat sebagai manusia. Filsafat tidak menyelidiki salah satu segi dari kenyataan saja, melainkan apa-apa saja yang menarik perhatian manusia. Pengetahuan Filsafat merupakan bentuk pemikiran awal yang dikembangkan oleh manusia untuk merenungkan sekalian realitas yang ada. Kata filsafat berasal dari bahsa Yunani. Kata ini berasal dari kata philosophia yang berarti cinta pengetahuan. 1 Filsafat mencakup semua ilmu khusus, maka dari itu filsafat di sebut sebagai induk dari segala ilmu. Seiring perkembangan zaman ilmu-ilmu tersebut 1 Jalaluddin, Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan (Manusia, Filsafat, dan Pendidikan). Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.2011.1 1

Transcript of Cabang Filsafat Pendidikan

Page 1: Cabang Filsafat Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Antara teologi dan ilmu pengetahuan terletak suatu daerah tak bertuan.

Daerah ini diserang baik oleh teologi maupun oleh ilmu pengetahuan.

Daerah tak bertuan ini adalah filsafat”- Bertard Russel

Filsafat adalah suatu ilmu tanpa batas, yang menampung segala

pertanyaan, dimulai tentang asal dan tujuan, tentang hidup dan kematian

bahkan tentang hakikat sebagai manusia. Filsafat tidak menyelidiki salah satu

segi dari kenyataan saja, melainkan apa-apa saja yang menarik perhatian

manusia.

Pengetahuan Filsafat merupakan bentuk pemikiran awal yang

dikembangkan oleh manusia untuk merenungkan sekalian realitas yang ada.

Kata filsafat berasal dari bahsa Yunani. Kata ini berasal dari kata philosophia

yang berarti cinta pengetahuan.1

Filsafat mencakup semua ilmu khusus, maka dari itu filsafat di

sebut sebagai induk dari segala ilmu. Seiring perkembangan zaman ilmu-ilmu

tersebut melepas diri dari filsafat, diantaranya adalah matematika, fisika,

bahkan psikologi yang akhir-akhir ini juga melepaskan diri dari filsafat.

Bertitik tolak dari uraian latar belakang tersebut diatas maka

penyusun membuat makalah yang berjudul: “Cabang-Cabang Filsafat”

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang hendak di capai dalam makalah ini, antara lain :

1. Apakah filsafat itu?

2. Apa saja cabang-cabang filsafat?

1 Jalaluddin, Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan (Manusia, Filsafat, dan Pendidikan). Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.2011.1

1

Page 2: Cabang Filsafat Pendidikan

1.3. Tujuan

Tujuan yang diharapkan dari pembahasan makalah ini adalah:

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan lebih dalam tentang

filsafat.

2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang cabang-cabang

filsafat.

1.4. Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

Bagi Mahasiswa :

Menambah pengetahuan dan untuk mengetahui lebih dalam tentang

filsafat beserta cabang-cabangnya.

Bagi Institut :

Memberikan pengalaman dalam penyusunan suatu makalah sehingga

kedepannya para mahasiswa memperoleh bekal yang memadai.

BAB II

2

Page 3: Cabang Filsafat Pendidikan

LANDASAN TEORI

2.1. Landasan Teori

Kerangka teori sangatlah dibutuhkan guna sebagai pengantar dalam

membahas lebih dalam dan detail, sehingga pembahasan pada bab-bab

selanjutnya akan menjadi semakin terarah dan pasti.

Untuk mendapatkan pembagian cabang-cabang filsafat yang

bersifat umum antara lain dapat di tempuh dengan memadukan unsur-unsur

yang ada pada semua rumusan, dan unsure-unsur yang tidak sama tetapi tidak

mengurangi jiwa dari semua rumusan yang ada.

Berikut adalah beberapa pembagian filsafat yang berbeda-beda

menurut setiap para ahli :2

1. M.J. Lavenged membagi filsafat dalam tiga masalah utama :

a. Lingkungan masalah-masalah keadaan (metafisika manusia,

alam, dan segala ciptaan tuhan)

b. Lingkungan masalah-masalah pengetahuan (teori

kebenaran, teori pengetahuan, dan logika)

c. Lingkungan masalah-masalah nilai (teori nilai, etika,

estetika, moral, yang bernilai berdasar religi)

2. Alburey Castell, guru besra filsafat di University of Oregon,

membagi masalah-masalah filsafat atas enam bagian :

a. Technology Problem (masalah teologis)

b. Metafisikal Problem (masalah metafisika)

c. Epistimological problem (masalah epitemologi)

2 Tim penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Filsafat (Surabaya: IAIN sunan ampel press),hal 72-73

3

Page 4: Cabang Filsafat Pendidikan

d. Ethical problem (masalah etika)

e. Political problem (masalah politik)

f. Historical problem (masalah sejarah)

Masih banyak pembagian lain yang ditawarkan oleh para filsuf.

Akan tetapi, saat ini pada umumnya filsafat dibagi ke dalam enam bidang

studi atau cabang sebagai berikut :

1. Filsafat Umum

a. Epistomologi

b. Metafisika

c. Logika

d. Etika

e. Estetika

2. Filsafat Khusus Keilmuan

a. Filsafat Bahasa

b. Filsafat Matematika

c. Filsafat Agama

BAB III

4

Page 5: Cabang Filsafat Pendidikan

PEMBAHASAN

3.1. Filsafat

Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren

tentang seluruh kenyataan.3 Filsafat merupakan muara dari segala pertanyaan

manusia.

Dalam pengertian yang lebih luas, Harold Titus (1984)

mengemukakakn pengertian filsafat sebagai berikut :

1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap

kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara kritis.

2. Filsafat ialah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap

kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi.

3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.

4. Filsafat ialah analisis logis dari bahasan dan penjelasan tentang arti

konsep.4

Sebenarnya, dalam filsafat segala sesuatu belum sepenuhnya bisa

di jawab dengan konkret dan tepat dalam filsafat, karena pada dasarnya

filsafat merupakan pemikiran abstrak, melayang jauh disana, dan jauh dari

kehidupan sehari-hari. Namun demikian, filsafat masih tetap digunakan

sebagai suatu tempat di mana dibicarakan sebelum dan sesudah semua ilmu

lain.

3.2. Cabang-Cabang Filsafat

3 Harry Hamersma, Pintu Masuk ke Dunia Filsafat, Yogyakarta : Pustaka Filsafat, 2008.11 4 Jalaluddin, Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan (Manusia, Filsafat, dan Pendidikan). Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.2011.1

5

Page 6: Cabang Filsafat Pendidikan

Seperti yang dibahas di atas, bahwa filsafat telah dibagi dlam

berbagai cabang yaitu,

3.2.1 Filsafat Umum

A. Epistimologi

Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal,

sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia (a branch of philosophy that

investigates the origin, nature) “pengetahuan”, “pengetahuan yang benar”,

“pengetahuan ilrniah”, dan logos = teori. Epistemologi dapat didefmisikan

sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur,

metode dan sahnya (validitas) pengetahuan., methods and limits of human

knowledge). Epistemologi juga disebut teori pengetahuan (theory of

knowledge).

Dengan demikian, epistemologi yaitu suatu pemikiran mendasar

dan sistematik mengenai pengetahuan.

Hal-hal yang hendak di selesaikan epistemology ialah tentang

terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan,

validitas pengetahuan, dan kebenaran pengetahuan.

1. Terjadinya pengetahuan

Vaguer menyatakan bahwa titik tolak kajian epistemology adalah

situasi kita, yaitu kejadian. Kita sadar kita mempunyai pengetahuan lalu kita

berusaha untuk memahami, menghayati, dan pada saatnya kita harus

memberikan pengetahuan dengan menerangkan dan mempertanggung

jawabkan apakah pengetahuan kita benar dalam arti mempunyai isi dan arti

atau tidak. Bertumpu pada situasi kita sendiri itulah,sedikitnya kita dapat

memperhatikan perbuatan-perbuatan mengatahui yang menyebabkan

pengetahuan itu.

6

Page 7: Cabang Filsafat Pendidikan

Berangkat dari penghayatan,pemahaman dan situasi itulah kita

berusaha untuk mengungkapkan perbuatan-perbuatan mengenal sehingga

terjadi pengetahuan.

Perkembangan selanjutnya adalah melalui pendekatan rasional dan

pendekatan empiris, dari penggabungan pendekatan tersebut kemudian

melahirkan metode ilmiah.secara rasional,ilmu menyusun.5

Pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara

empiris ilmu bersumber dari sebuah fakta.

2. Sumber pengetahuan

Terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh manusia untuk

memperoleh pengetahuan, misalnya ia dapat melakukannya dengan jalan

bertanya kepada orang lain (yang memiliki otoritas) yang dianggapnya lebih

tahu, atau ia dapat melakukannya melalui indra, akal sehat, intuisi atau

dengan coba-coba. Upaya-upaya serta cara-cara tersebut merupakan sumber-

sumber pengetahuan yang mungkin, yang dapat dipergunakan dalam

memperoleh pengetahuan.

3. Asal mula pengetahuan

Pranarka menyatakan bahwa sejarah epistimologi dari zaman

yunani kuno ketika semua orang secara sadar mengetahui betapa pentingnya

pengetahuan .Tentang asal atau sumber pengetahuan, para Filsuf sedikitnya

terpetakan menjadi tiga kelompok. 

Kelompok rasionalisme, yang mengatakan bahwa rasio atau akal

budi adalah sumber pengetahuan utama bagi pengetahuan. Kelompok atau

paham ini diwakili oleh Plato, Decartes, Spinoza, dan Leibniz. Secara umum

para Filsuf ini berpendapat bahwa setiap keyakinan atau pandangan yang

bertentangan dengan rasio tidak mungkin benar. Paham ini juga beranggapan

ada perinsip-prinsip dasar dunia tertentu, yang diakui benar oleh akal budi

manusia. Dari prinsip-prinsip ini kemudian muncul metode deduksi, yaitu

5

7

Page 8: Cabang Filsafat Pendidikan

penalaran dari suatu kebenaran umum ke suatu hal yang khusus dari

kebenaran itu.

Sedangkan beberapa Filsuf lainnya seperti Bacon, Hobes, Jon

Locke, mengatakan bahwa bukan rasio, melainkan pengalaman panca

indralah yang menjadi sumber utama pengetahuan. Mereka beranggapan

bahwa pengetahuan bergantung pada panca indra manusia serta pengalaman-

pengalaman indranya. Paham ini kemudian melahirkan metode induksi,

kebalikan dari deduksinya kaum Rasionalisme.

Terlepas dari perbedaan pendapat tadi tak akan mencap bahwa satu

aliran yang paling benar, karena setiap yang dianggap oleh sebagian orang itu

benar belum tentu benar bagi orang lain. Namun dalam arti perpaduan,

terlebih dulu membuang sesuatu yang tak benar dari pendapat paham-paham

tadi.

4. Kebenaran pengetahuan

a. Teori Koresondensi / Teori Persesuaian (The Correspondence

theory of truth)

Kebenaran adalah soal kesesuaian antara apa yang diklaim sebagai

diketahui dengan kenyataan yang sebenarnya. Benar dan salah adalah soal

sesuai tidaknya apa yang dikatakan dengan kenyataan sebagaimana adanya.

Atau dapat pula dikatakan bahwa kebenaran terletak pada kesesuaian antara

subjek dan objek, yaitu apa yang diketahui subjek dan realitas sebagaimana

adanya. Kebenaran sebagai persesuaian juga disebut sebagai kebenaran

empiris, karena kebenaran suatu pernyataan proposisi, atau teori, ditentukan

oleh apakah pernyataan, proposisi atau teori didukung fakta atau tidak.

Suatu ide, konsep, atau teori yang benar, harus mengungkapkan

relaitas yang sebenarnya. Kebenaran terjadi pada pengetahuan. Pengetahuan

terbukti benar dan menjadi benar oleh kenyataan yang sesuai dengan apa

yang diungkapkan pengetahuan itu. Oleh karena itu, bagi teori ini,

8

Page 9: Cabang Filsafat Pendidikan

mengungkapkan realitas adalah hal yang pokok bagi kegiatan ilmiah. Dalam

mengungkapkan realitas itu, kebenaran akan muncul dengan sendirinya

ketika apa yang dinyatakan sebagai benar memang sesuai dengan kenyataan.

b. Teori Konsistensi atau Teori Koherensi (The Coherence Theory

of Truth)

Dalam hal ini berarti, pengetahuan yang benar hanya dideduksikan

atau diturunkan sebagai konsekwensi logis dari pernyataan-pernyataan lain

yang sudah ada, dan yang sudah dianggap benar. Konsekuensinya, kebenaran

suatu pernyataan atau pengetahuan sudah diandaikan secara apriori tanpa

perlu dicek dengan kenyataan yang ada. Bagi kaum rasionalis, “Lilin

mendidih jika dimasukkan ke dalam air yang sedang mendidih” sudah

merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya sudah diandaikan dan

diketahui secara apriori. Sama halnya juga dengan hukum inflasi atau hukum

penawaran dan permintaan. Kedua, dengan demikian teori kebenaran sebagai

keteguhan lebih menekankan kebenaran dan pengetahuan apriori. Ini berarti

pembuktian sama artinya dengan validasi: memperlihatkan apakah

kesimpulan yang mengandung kebenaran tadi memang diperoleh secara valid

(sahih) dari proposisi lain yang telah diterima sebagai benar.

c. Teori Pragmatisme (The Pragmatic Theory of Truth)

Teori pragmatis tentang kebenaran ini dikembangkan dan dianut

oleh para pilosof pragmatis dari Amerika seperti Charles Sanders Pierce dan

William James. Bagi kaum pragmatis, kebenaran sama artinya dengan

kegunaan. Jadi, ide, konsep, pernyataan, atau hipotesis yang benar adalah ide

yang berguna. Ide yang benar adalah ide yang paling mampu

9

Page 10: Cabang Filsafat Pendidikan

Suatu ide yang benar akan memungkinkan kita dan menuntun kita

untuk sampai pada kebenaran, atau memungkinkan kita untuk sampai pada

apa yang diklaim dalam ide atau pernyataan tersebut.

Kebenaran yang terutama ditekankan oleh kaum pragmatis ini

adalah kebenaran yang menyangkut “pengetahuan bagaimana” (know-how).

Suatu ide yang benar adalah ide yang memungkinkan saya berhasil

memperbaiki atau menciptakan sesuatu. Dalam hal ini, kaum pragmatis

sesungguhnya tidak menolak teori kebenaran dari kaum rasionalis maupun

teori kebenaran kaum empiris. Hanya saja, bagi mereka suatu kebenaran

apriori hanya benar bila kalau kebenaran itu berguna dalam penerapannya

yang memunginkan manusia bertindak secara efektif.

B. Ontologi dan metafisika

Metafisika umum adalah istilah lain dari ontologi. Dengan

demikian, metafiska atau ontologi adalah cabang filsafat yang membahas

tentang prinsip yang paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang

ada.ontologi dapat mendekati msalah hakekat dari dua sudut pandang.

Pendekatan kuantatif , mempertanyakan kenyataan itu tunggal atau jamak dan

kualitatif mempertanyakan apakah jenis kenyataan itu ? 6

Ontologi merupakan bagian dari metafisika, metafisika

menyelediki alam dibalik realitas dan menyelediki hakikat di balik realitas.

Metafisika dapat berarti sebagai usaha untuk menyelediki alam yang berada

diluar pengalaman.

Ontologi menyelidiki hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata

yang sangat terbatas dari panca indera kita.7

6. Tim penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar.....hal 74

7 Jalaluddin, Abdullah Idi. Filsafat Pendidikan (Manusia, Filsafat, dan…..hlm.77

10

Page 11: Cabang Filsafat Pendidikan

Jadi bisa dikatakan ontologi atau metafisika ini merupakan ilmu

yang mengenai hubungan kokoh antara pikiran seseorang dengan suatu benda

yang di cerna dengan proses pengamatan dan pengetahuan.

E. Estetika

Menurut Will Durant dalam buku Hamdali Ali (1986) estetika

adalah studi tentang bentuk dan keindahan atau kecantikan yang

sesungguhnya dan merupakan filsafat mengenai kesenian. 8

Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala sesuatu

terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam satu

kesatuan hubungan yang utuh menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek

yang indah bukan semata-mata bersifat selaras serta berpola baik melainkan

harus juga mempunyai kepribadian.

Cabang Estetika ini lebih menggunakan perasaan dalam

penerapannya, misalkan saat mata kita dimanjakan oleh pemandangan alam

yang indah seketika hati kita juga merasakan perasaan yang tentram dan

tenang. Dalam hal ini orang cenderung mengalihkan perasaan tadi menjadi

sifat objek itu, artinya memandang keindahan sebagai sifat objek yang di

serap.

3.1.2. Filsafat Khusus Keilmuan

Sebenarnya dalam cabang Filsafat terdapat macam-macam filsafat

khusus, salah satunya adalah filsafat khusus keilmuan :

8 Jalaluddin, Abdullah Idi. Filsafat Pendidikan (Manusia, Filsafat, dan…..hlm.14

11

Page 12: Cabang Filsafat Pendidikan

BAB IV

ANALISIS KRITIS4.1. Analisis Kritis

Filsafat adalah sumber dari segala ilmu, karena pada dasarnya,

semua ilmu khusus berawal dari ilmu filsafat, meskipun banyak ilmu yang

melepaskan diri dari filsafat, yang menarik adalah bahwa filsafat masih tetap

eksis dan menjadi acuan, melihat dari kenyataan itu kami berani

menyebutkan filsafat sebagai “ratu-nya segala ilmu”.

Meskipun menjadi muara dari segala pertanyaan manusia, hakikat

dari filsafat belum sepenuhnya konkret, dan tepat sasaran.

Banyak dari para ahli yang membagi-bagi filsafat, mulai dari Dr.

M.J. Langeveld, sampai Prof. Albuerey Castell.

Cabang-cabang filsafat yang dibahas dalam makalah ini adalah

cabang-cabang yang mencakup secara umum, diantaranya adalah Filsafat

Umum dan Filsafat Khusus, dimana pada filsafat khusus dibagi menjadi

beberapa cabang lagi, yaitu :

1. Epistomologi, merupakan cabang filsafat yang menyelidiki

asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia

2. Metafisika, cabang filsafat yang membahas tentang prinsip

yang paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang

ada

3. Logika,

4. Etika,

5. Estetika, adalah studi tentang bentuk dan keindahan atau

kecantikan yang sesungguhnya dan merupakan filsafat

mengenai kesenian.

Sebenarnya banyak cabang diantara filsafat khusus diantaranya

adalah filsafat khusus keilmuan, filsafat khusus . Melihat jurusan studi yang

kami ambil adalah tentang pendidikan, maka dari itu untuk memperdalam

12

Page 13: Cabang Filsafat Pendidikan

ilmu filsafat kami mengambil ilmu filsafat tentang keilmuan, dimana kami

akan membahas tentang

13

Page 14: Cabang Filsafat Pendidikan

BAB V

PENUTUP5.1. Kesimpulan

Filsafat segala sesuatu belum sepenuhnya bisa di jawab dengan

konkret dan tepat dalam filsafat, karena pada dasarnya filsafat merupakan

pemikiran abstrak, melayang jauh disana, dan jauh dari kehidupan sehari-

hari.

Seiring perkembangan jaman banyak filsuf yang membagi filsafat

dalam beberapa cabang, salah satunya adalah M.J. Lavenged yang membagi

filsafat dalam tiga masalah utama, yaitu

a. Lingkungan masalah-masalah keadaan (metafisika manusia,

alam, dan segala ciptaan tuhan)

b. Lingkungan masalah-masalah pengetahuan (teori kebenaran,

teori pengetahuan, dan logika)

c. Lingkungan masalah-masalah nilai (teori nilai, etika, estetika,

moral, yang bernilai berdasar religi)

Namun, pada umumnya filsafat dibagi menjadi dua buah bagian

yaitu filsafat umum dan filsafat khusus dimana filsafat khusus terdiri dari :

1. Filsafat Umum :

a. Epistomologi

b. Metafisika

c. Logika

d. Etika

e. Estetika

2. Filsafat Khusus :

a. Filsafat Bahasa

b. Filsafat Matematika

c. Filsafat Agama

14

Page 15: Cabang Filsafat Pendidikan

Sebenarnya dalam filsafat Khusus terbagi oleh macam-macam ilmu

yang saat ini kita pelajari dimulai dari filsafat bahasa, agama, matematika,

hingga filsafat budaya.

15