Resume Etika Profesi (Hak dan Kewajiban)

download Resume Etika Profesi (Hak dan Kewajiban)

of 9

description

Etika Profesi BAB V tentang Hak dan Kewajiban

Transcript of Resume Etika Profesi (Hak dan Kewajiban)

Resume Etika ProfesiTentang Hak dan Kewajiban

Kelompok 5

Habybullah Muchsin (2511.049)

Rina Susanti(2511.052)

Veny Febriyanti(2511.046)Dosen Pembimbing :

Drs. Khairuddin, M.PdPROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SJECH M. DJAMIL DJAMBEK

BUKITTINGGI

2013 / 2014

HAK DAN KEWAJIBAN1. Hakikat Hak dan Kewajibannya1. Hakikat Hak

Hak merupakan klaim yang dibuat oleh orang atau kelompok yang satu terhadap yang lan atau terhadap masyarakat. Orang yang mempunyai hak bisa menuntut bahwa orang lain akan memenuhi dan menghormati hak itu. Hak adalah klaim yang sah atau klaim yang dapat dibenarkan.2. Hak Legal dan MoralHak legal adalah hak yang didasarkan atas hukum dalam salah satu bentuk. Hak-hak legal berasal dari undang-undang, peraturan hukum atau dokumen legal lainnya. Jika Negara, misalnya mengeluarkan peraturan bahwa veteran perang memperoleh tunjangan setiap bulan, maka setiap veteran yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, berhak untuk mendapatkan tunjangan tersebut.Kalau hak legal berfungsi dalam sistem hukum, maka hak moral berfungsi dalam sistem moral. Hak moral didasarkan atas prinsip atau peraturan etis saja. Hak moral belum tentu merupakan hak legal. Misalnya seorang suami atau istri berhak bahwa pasangannya akan setia padanya, tapi ini suatu hak moral, bukan hak legal. Sebaliknya, hak legal belum tentu mengandung hak moral juga. Walaupun hak legal tidak dengan sendirinya merupakan hak moral, namun yang ideal adalah bahwa hak legal pada dasarnya merupakan suatu hak moral juga. Sama seperti hukum secara paling ideal merupakan endapan moralitas yang baik. Hak legal sepatutnya mempunyai moral force, sebagaimana dikatakan D. Lyons: daya etis yang memungkinkan mempertanggungjawabkan hak legal itu secara etis juga. Di sisi lain, hak moral sering kali (tapi tidak selalu) pantas diberi dasar hukum pula. Hak moral akan lebih efektif dan mempunyai kedudukan lebih kukuh dalam masyarakat, jika didukung dan dilindungi oleh status hukum. 3. Beberapa Jenis Hak yang Laina. Hak Khusus dan Hak UmumHak khusus timbul dalam suatu relasi khusus antara beberapa manusia atau karena fungsi khusus yang dimiliki orang satu terhadap orang lain. Jadi, hak ini hanya dimiliki oleh satu atau beberapa manusia.Hak umum dimiliki manusia bukan karena hubungan atau fungsi tertentu, melainkan semata-mata karena ia manusia. Hak ini dimiliki oleh semua manusia tanpa kecuali.b. Hak Positif dan Hak NegatifHak negatif itu sepadan dengan kewajiban orang lain untuk tidak melakukan sesuatu, yaitu tidak menghindari saya untuk melaksanakan atau memiliki apa yang menjadi hak saya. Contohnya hak kehidupan, kesehatan, milik atau keamanan, lagi pula hak mengikuti hati nurani, hak beragama, hak mengemukakan pendapat, hak berkumpul dengan orang lain, dan seterusnya.Suatu hak bersifat positif, jika saya berhak bahwa orang lain berbuat sesuatu untuk saya. Anak kecil yang jatuh dalam kolam air berhak untuk diselamatkan dan orang lain harus membantu dia, jika kebetulan menyaksikan kejadian itu. Secara umum bisa dikatakan, semua orang yang terancam bahaya maut mempunyai hak bahwa orang lain membantu untuk menyelamatkan mereka. Contoh hak positif lainnya adalah hak atas makanan, pendidikan, pelayanan kesehatan, pekerjaan yang layak, dan seterusnya.Hak negatif dapat dibagi atas hak aktif dan hak pasif. Hak negatif aktif adalah hak untuk berbuat atau untuk tidak berbuat seperti orang kehendaki. Misalnya, saya mempunyai hak untuk pergi kemana saja saya mau atau mengatakan apa yang saya inginkan. Hak-hak aktif ini bisa disebut hak kebebasan. Hak negatif pasif adalah hak untuk tidak diperlakukan orang lain dengan cara tertentu, misalnya saya mempunyai hak bahwa orang lain tidak campur tangan dalam urusan pribadi saya, rahasia saya tidak dibongkar, nama baik saya tidak dicemarkan, keutuhan tubuh saya tidak diganggu, dan seterusnya. Hak-hak pasif bisa disebut hak keamanan. c. Hak Individual dan Hak SosialNegara tidak boleh menghindari atau mengganggu individu dalam mewujudkan hak-haknya, seperti hak mengikuti hati nurani, hak beragama, hak berserikat, hak mengemukakan pendapat. Individu itu bebas untuk mengikuti hati nurani dan mewujudkan hak-hak lannya. Disamping itu, ada jenis hak lain yang dimiliki manusia bukan terhadap negara, melainkan justru sebagai anggota masyarakat bersama dengan anggota-anggota lain. Hak-hak ini disebut hak sosial. Contohnya ialah hak atas pekerjaan, hak atas pendidikan, hak atas pelayanan kesehatan.2. Ada Hak yang Bersifat Absolut Masalah pertama yang harus dibicarakan adalah keabsolutan hak : apakah ada hak yang begitu kuat, sehingga harus dianggap absolut. Suatu hak adalah absolut, jika berlaku mutlak, tanpa pengecualian. Kita bisa mangatakan juga bahwa suatu hka bersifat absolut, klau berlaku selalu dan dimana-mana, tak terpengaruhi oleh keadaan. Kiranya sudah jelas, suatu hak absolut dalam arti ini tidak mungkin mengalami konflik dengan hak lain. Halangan utama yang mengakibatkan suatu hak tidak bisa absolut adalah terjadinya konflik antara hak-hak. Hampir setiap hak bisa bentrok dengan hak lain. Konflik bisa terjadi antara hak satu orang dengan hak orang lain. Yang mempunyai peluang lebih besar untuk dianggap absolut adalah hak-hak negatif pasif atau setidak-tidaknya beberapa diantara hak-hak negatif pasif itu, karena tidak perlu berkonflikdengan hka-hak lain. Sebagi contoh bisa disebut hak untuk tidak dikenakan siksaan, tidak diperlukan dengan cara kejamatau tidak berperikemanusiaan, dan sebagainya.Jadi yang dimaksud disini adalah hak-hak yang dirumuskan dalam pasal lima dari deklarasi unversal tentang hak-hak asasi manusia. Hak-hak seperti itu tidak mengenal pengecualian, sehingga bisa diberikan status absolut.Hak-hak positif pasti tidak bersifat absolut. Alasannya karena selalu bisa berkonflik dengan hak orang lain. Anak yang jatuh kedalam sungai, mempunyai hak untuk diselamatkan, tapi jika saya satu-satunya saksi mata dan saya tidak bisa berernang, lagi pula arus sungai mengalir dengan deras, maka saya tidak wajob mempertaruhkan jiwa dalam usaha menyelamatkan dia. Bahkan jika saya pandai berenang, tapi usaha penyelamatkan mengandung resiko besar untuk nyawa saya, saya tidak wajib meleapaskan hak saya untuk mempertahankan hidup.

3. Hubungan Antara Hak dan KewajibanAda filsuf yang berpendapat bahwa selalu ada hubungan timbal balik antara hak dak kewajiban. Pandangan yang disebut "teori korelasi" itu terutama dianut oleh pengikut utilitarianisme. Menurut mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain, dan begitu pula sebaliknya untuk memenuhi hak tersebut. Meeka berpendapat bahwa kita baru dapat berbicara tentang hak dalam arti sesungguhnya, jika ada korelasi itu. Hak yang tidak ada kewajiban yang sesuai dengannya tidak pantas disebut hak.1. Dipandang dari Segi KewajibanKepada teori korelasi ini perlu diakui bahwa memang sering terdapat hubungan timbal balik antara hak dan kewajiban, tapi tidak bisa dikatakan bahwa hubungan itu mutlak dan tanpa pengecualian. Tidak selalu kewajiban satu orang sepadan dengan hak orang lain. Malahan dalam konteks legal pun tidak serlalu ada hak yang sesuai dengannya. 2. Dipandang dari Segi HakDari segi lain, apakah setiap hak menimbulkan kewajiban pada orang lain? Jika kita mendekati masalah hubungan hak-kewajiban dari sudut hak, maka harus dikatakan juga bahwa korelasi hak dengan kewajiban paling jelas dalam kasus hak-hak khusus. dari kenyataan yang ada, beberapa filsuf menarik kesimpulan bahwa hak-hak sosial hanya merumuskan cita-cita atau ideal yang berlaku dalam masyarakat dan tidak merupakan hak dalam arti yang sesungguhnya.

3. Kewajiban terhadap Diri SendiriPertanyaan lain lagi menyangkut hak dan kewajiban terhadap diri kita sendiri. Kiranya sudah jelas bahwa kita tidak mempunyai hak terhadap diri kita sendiri. Pengertian "hak" selalu mengandung hubungan dengan orang lain, entah orang tertentu entah masyarakat luas pada umumnya. Ada cukup banyak filsuf yang mengatakan bahwa dalam kewajiban juga selalu terlibat dua pihak. Para filsuf yang menerima kewajiban kerap kali secara implisit mengandaikan suatu dimensi religius.

4. Teori tentang Hak dan IndividualismeKeberatan yang tidak jarang dikemukakan terhadap teori tentang hak adalah bahwa teori itu mengandung suatu individualisme yang merugikan solidaritas dalam masyarakat. Menggarisbawahi hak berarti menempatkan individu di atas masyarakat. Tekanan pada hak adalah kontraproduktif untuk kehidupan sosial dan dinilai sama dengan memberi angin kepada individualisme. Padahal, manusia itu selalu anggota masyarakat dan tidak bisa dilepaskan dari akar-akar sosialnya. Baru dalam lingkungan masyarakat, manusia menjadi manusia dalam arti sepenuhnya. Tentu saja, dalam kritik ini tampak dengan jelas pertentangan antara sosialisme dan liberalisme.Tidak bisa disangkal bahwa hak-hak manusia mempunyai ciri-ciri individual. Hal itu disebabkan karena hak-hak itu didasarkan atas harkat individu sebagai manusia. Perlu diakui juga bahwa pemikiran tentang hak-hak manusia baru bisa muncul di zaman modern, ketika kebebasan individual manusia diterima dan dengan itu juga persamaan semua manusia. Kaitan historis ini tidak bisa disangkal. Dan karena itu bisa saja terjadi bahwa dalam arti tertentu masyarakat kadang-kadang harus kalah terhadap hak hak individual itu.Mengakui hak-hak manusia tidak sama dengan menolak masyarakat atau mengganti masyarakat itu dengan suatu kumpulan individu-individu tanpa hubungan satu sama lain. Yang ditolak dengan menerima hak-hak manusia adalah totaliterisme, artinya, pandangan bahwa negara mempunyai kuasa absolut terhadap para warganya. Hak-hak manusia menjamin agar negara tidak sampai menggilas individu-individu. Oleh karena adanya hak-hak ini negara pun harus tunduk kepada norma-norma etis.Hak atas milik tidak merupakan hak manusia yang paling dasariah dan prototype bagi semua hak lain. Hak atas milik barangkali merupakan hak dimana paling jelas melekat suatu hipotek sosial. Kita tidak bebas berbuat apa saja dengan harta benda yang kita miliki. Jika ada orang yang hidup berfoya-foya dan main judi besar-besaran sedangkan banyak orang disekitarnya menderita kemiskinan, kita mudah akan menyetujui bahwa orang itu bertingkah lakutidakbermoral.

5. Siapa yang Memiliki HakAkhirnya perlu ditekankan bahwa hak-hak tidak mengasingkan manusia dari kehidupan sosial, tetapi sebaliknya merupakan syarat untuk membentuk kehidupan sosial yang sungguh-sungguh manusiawi, terutama karena adanya hak mendirikan organisasi dan menjadi anggota suatu organisasi atau perkumpulan. Hak-hak manusia tidak melepaskan orang dari sosialitasnya, tapi sebaliknya menciptakan beraneka macam kemungkinan bahwa seseorang menjalin hubungan dengan orang lain dan dengan demikian justru memperkuat sosialitas.Contoh pertama:

Permasalahan tentang boleh tidaknya obortus provocatus

Contoh kedua:

peranan masalah hak dalam diskusi tentang tanggung jawab noral atas lingkungan hidupContoh ketiga: hak binatang

Kewajiban tidak selalu perlu dikaitkan dengan hak, bisa juga kewajiban dikaitkan dengan tanggung jawab, karena tanggung jawab pula merupakan kerangka acuan untuk membahas kewajiban. Kalau begitu, pengertian "tanggung jawab" mengandung juga pengertian "kewajiban",terlepas dari referensi pada hak.~o0o~