Resume Chapter 6 Spo

23
RESUME CHAPTER 6 FUNDAMENTALS OF ORGANIZATION STRUCTURE PRADONO SIDI R. (0806321966) SAMUEL PHOHAN (0806464980) M BENYAMIN ABIYOGA (0806350253) UNIVERSITAS INDONESIA

Transcript of Resume Chapter 6 Spo

Page 1: Resume Chapter 6 Spo

RESUME CHAPTER 6

FUNDAMENTALS OF ORGANIZATION

STRUCTURE

PRADONO SIDI R. (0806321966)

SAMUEL PHOHAN (0806464980)

M BENYAMIN ABIYOGA (0806350253)

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK 2010

Page 2: Resume Chapter 6 Spo

STATEMENT OF AUTHORSHIP

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir

adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang

saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas

pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa kami

menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau

dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata Kuliah : Struktur dan Proses Organisasi

Dosen : Elok Savitri-Siti Basrochah

Judul Makalah: Resume Chapter 6-Fundamentals of Organization Structure

Nama : Pradono Sidi R

NPM : 0806321966

TTD :

Nama : Samuel Phohan

NPM : 0806464980

TTD :

Nama : M Benyamin Abiyoga

NPM : 0806350253

TTD :

Page 3: Resume Chapter 6 Spo

RESUME CHAPTER 6

FUNDAMENTALS OF ORGANIZATION STRUCTURE

I. ORGANIZATION STRUCTURE

Ada tiga komponen kunci dalam definisi struktur organisasi:

1. Struktur organisasi mengatur hubungan formal dalam sistem pelaporan, termasuk

di dalamnya jumlah tingkatan hierarki dan span of control dari manajer.

2. Struktur organisasi mengatur pengelompokan dari individual ke dala departemen-

departemen dan departemen-departemen di dalam keseluruhan organisasi.

3. Struktur organisasi mengatur sistem komunikasi, koordinasi, dan aktivitas antar

departemen yang efektif.

Tiga komponen kunci struktur organisasi di atas terdapat baik pada aspek

horizontal maupun vertikal di dalam organisasi. Poin pertama dan kedua merupakan

pencerminan dari aspek vertikal sementara poin ketiga merupakan pencerminan dari

aspek horizontal. Hubungan antara struktur organisasi dengan aspek-aspek vertikal dan

horizontal dalam organisasi akan terlihat jelas dalam organization chart. Organization

chart berguna untuk melihat bagaimana sebuah organisasi bekerja, bagian-bagian dalam

organisasi, dan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan.

Konsep mengenai struktur organisasi telah ada sejak berabad-abad yang lalu.

Konsep ini terus berkembang seiring dengan semakin rumitnya bentuk organisasi dan

kegiatannya serta semakin banyaknya orang yang berada di dalam organisasi tersebut.

Struktur organisasi yang umum dipakai sekarang adalah struktur dimana CEO berada di

level tertinggi perusahaan dan disokong oleh pegawai-pegawai yang diatur dalam

beberapa level. Namun, di masa-masa yang akan dating kemungkinan besar struktur

semacam ini akan tergantikan oleh struktur yang menitik beratkan pada hubungan

horizontal.

II. INFORMATION-PROCESSING PERSPECTIVE ON STRUCTURE

Sebuah struktur organisasi harus dirancang untuk dapat memudahkan para

pegawai mendapatkan informasi dengan cepat sehingga kegiatan dalam organisasi dapat

dilakukan dengan efektif. Informasi ini harus dapat di dapat baik secara vertikal maupun

Page 4: Resume Chapter 6 Spo

horizontal. Bagaimanapun juga, terdapat sebuah pertentangan diantara struktur vertikal

dan horizontal. Struktur vertikal di desain untuk lebih menekankan kepada kontrol

sedangkan strukyur horizontal di desain untuk lebih menekankan kepada koordinasi dan

kolaborasi (mengurangi kontrol).

Berikut merupakan perbandingan dari struktur vertikal dan horizontal:

Vertical Organization: Designed for

Efficiency

Horizontal Organization: Designed for

Learning

Specialized tasks Shared tasks, empowerment

Strict hierarchy, many rules Relaxed hierarchy, few rules

Vertical communication & reporting system Horizontal communication, face to face

Few teams, task forces, or integrators Many teams and task forces

Centralized decision making Decentralized decision making

Tabel I

Perbandingan Struktur Vertikal dan Horizontal

Hubungan Informasi Secara Vertikal

Hubungan secara vertikal digunakan untuk mengoordinasikan aktivitas-aktivitas

diantara bagian atas organisasi (top manager) dengan bagian-bagian di bawahnya dan di

rancang untuk mengontrol jalannya organisasi. Organisasi dapat menggunakan beberapa

instrumen untuk mengatur hubungan secara vertikal ini. Instrumen tersebut adalah:

Hierarchical Referral

Instrumen yang pertama adalah chain of command yang menunjukkan

hierarki di dalam organisasi. Pegawai pada tingkat atas berkewajiban membantu

pegawai dibawahnya apabila muncul persoalan.

Rules and Plans

Saat terjadi persoalan yang berulang, sebuah standar prosedur dapat dibuat

sehingga pegawai dapat mengambil keputusan tanpa harus bertanya kepada

manajer atau supervisornya. Peraturan juga menyediakan standar informasi yang

membuat pegawai dapat berkoordinasi dengan lebih efektif.

Vertical Information System

Page 5: Resume Chapter 6 Spo

Instrumen ini mencakup laporan periodik, informasi secara tertulis, dan

hal-hal semacamnya yang dapat membuat kegiatan controlling di dalam

perusahaan lebih efektif dan efisien.

Hubungan Informasi Secara Horizontal

Hubungan secara horizontal penting untuk mengatasi batasan-batasan diantara

departemen-departemen di dalam perusahaan dan menciptakan peluang terjadinya

koordinasi diantara pegawai. Hubungan secara horizontal juga memiliki instrumen-

instrumen (seperti halnya hubungan secara vertikal) untuk memermudah terjadinya

pertukarab informasi.

Information System

Sistem informasi di dalam perusahaan mempermudah para manajer-

manajer dan pegawai-pegawai di dalam organisasi untuk bertukar informasi

dengan cepat. Selain itu, sistem informasi juga menghilangkan batasan ruang dan

waktu diantara manajer-manajer dan pegawai-pegawai untuk berbagi ide dan

membangun hubungan secara horizontal.

Direct Contact

Kontak secara langsung amat mungkin terjadi diantara manajer, pegawai,

bahkan antar departemen apabila muncul sebuah masalah. Salah satu cara untuk

memfasilitasi kontak secara langsung ini adalah dengan menunjuk seorang liaison

officer. Seorang LO ditempatkan di sebuah departemen, namun memiliki

tanggung jawab untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan departemen lain.

Task Forces

Apabila terjadi masalah yang melibatkan beberapa departemen sekaligus,

LO mungkin tidak terlalu efektif lagi untuk digunakan. Sebagai gantinya,

dibentuklah task forces, yaitu sebuah grup yang terdiri dari perwakilan

departemen-departemen yang terkait untuk mengatasi masalah yang timbul.

Full Time Integrator

Full time integrator merupakan sebuah posisi tetap di dalam sebuah

organisasi dimana manajer yang memangku jabatan tersebut bertanggung jawab

khusus untuk melakukan koordinasi. Contoh full time integrator adalah manajer

Page 6: Resume Chapter 6 Spo

proyek atau brand manager. Manjer-manajer ini bukan merupakan bagian dari

satu departemen, tetapi ditempatkan di luar departemen sehingga bertanggung

jawab atas koordinasi beberapa departemen sekaligus.

Teams

Sebuah tim dibentuk ketika dibutuhkan hubungan antar departemen dalam

jangka waktu yang relative lama. Biasanya tim dibentuk ketika perusahaan ingin

mengeluarkan lini produk baru atau melakukan inovasi besar. Saat ini, sering

dibentuk sebuah tim virtual dimana anggotanya tersebar di berbagai tempat dan

berhubungan dengan menggunakan teknologi informasi.

III. ORGANIZATION DESIGN ALTERNATIVES

Sebuah desain struktur organisasi pada dasarnya menggambarkan tiga hal, yaitu

required work activities, reporting relationship, dan departmental grouping.

Required work activities

Departemen dibuat untuk melakukan pekerjaan yang secara strategis

penting bagi perusahaan. Hal ini agar pekerjaan tersebut dapat ditangani dengan

efektif dan efisien. Seiring bertambah banyaknya macam dan bertambah

kompleksnya pekerjaan yang harus dilakukan, sebuah organisasi biasanya

menambahkan departemen baru agar tujuan organisasi tercapai.

Reporting Relationship

Setelah departemen-departemen dibentuk berdasarkan pekerjaan yang

harus dilakukan, maka perlu dibentuk sebuah sistem untuk mengetahui bagaimana

departemen-departemen tersebut melakukan pekerjaannya. Untuk itulah dibuat

sebuah rantai komando agar setiap departemen dan pegawai di dalamnya

mengetahui harus melapor kepada siapa.

Departmental Grouping

Dasar departemen dibentuk memengaruhi pegawai karena pegawai-

pegawai tersebut memiliki supervisor yang sama, sumber daya yang sejenis,

bertanggung jawab bersama untuk melakukan sebuah pekerjaan, dan dituntut

untuk melakukan kerja sama satu sama lain. Ada lima cara untuk

mengelompokkan departemen dalam organisasi:

Page 7: Resume Chapter 6 Spo

o Functional Grouping

Mengelompokkan pegawai yang mengerjakan fungsi atau proses kerja

yang sejenis dan memiliki kemampuan dan pengetahuan bada bidang yang

sama.

o Divisional Grouping

Pegawai dikelompokkan berdasarkan apa yang organisasi hasilkan (barang

dan/atau jasa).

o Multifocused Grouping

Pegawai-pegawai dihadapkan pada dua struktur sekaligus (horizontal dan

vertikal). Struktur semacam ini biasa disebut sebagai struktur matriks atau

hibrid.

o Horizontal Grouping

Pegawai-pegawai dikelompokkan berdasarkan proses inti pekerjaan, end

to end work, pergerakan informasi dan material yang memberikan nilai

langsung kepada konsumen.

o Virtual Grouping

Dengan cara ini, organisasi dapat terkoneksi secara virtual tanpa batasan

departemen ataupun batasan ruang dan waktu.

IV. FUNCTIONAL, DIVISIONAL, DAN GEOGRAPHICAL STRUCTURE

Pengelompokan departemen atas dasar fungsi dan divisi adalah dua pendekatan

yang paling umum digunakan dalam merancang struktur organisasi.

Functional Structure

Dalam struktur ini, individual dikelompokkan ke dalam suatu departemen karena

individual tersebut memiliki fungsi yang sama dalam organisasi. Sebagai contoh: seluruh

insinyur dikelompokkan ke dalam departemen penelitian dan pengembangan, atau

seluruh individu yang memiliki latar belakang sebagai pemasar dikelompokkan ke dalam

departemen pemasaran.

Kelebihan dan kelemahan dari rancangan struktur ini di rangkum oleh tabel di

bawah ini:

Page 8: Resume Chapter 6 Spo

Strength Weaknesses

Memungkinkan adanya economies of scale

pada setiap departemen

Tidak dapat merespon perubahan pada

lingkungan dengan cepat

Memungkinkan setiap departemen untuk

memiliki pengetahuan yang mendalam

pada bidangnyai

Dapat menyebabkan penumpukan

pengambilan keputusan pada level top

management

Mudah untuk melakukan pengembangan

keterampilan pegawai

Koordinasi secara horizontal antar

departemen biasanya lemah

Memungkinkan organisasi untuk mencapai

tujuannya yang bersifat fungsional

Menghambat inovasi

Amat baik untuk digunakan pada

perusahaan yang hanya memroduksi satu

atau beberapa produk saja

Tujuan organisasi dapat bias dengan

tujuan departemen

Tabel 2

Kelebihan dan Kelemahan Dari Functional Structure

Saat ini, banyak organisasi menempatkan seorang full time integrator untuk

memfasilitasi hubungan antar departemen. Hal ini untuk mengatasi adanya kemungkinan

terjadinya koordinasi yang lemah antar departemen. Dengan menempatka full time

integrator, diharapkan kegiatan organisasi menjadi lebih efektif.

Divisional Structure

Pengelompokan atas dasar divisi dalam organisasi lebih sering kita kenal sebagai

strategic business unit. Divisi dalam organisasi dapat dibentuk atas dasar produk, lini

produk, atau proyek yang dikerjakan oleh perusahaan. Divisi-divisi tersebut di dalamnya

juga memiliki functional structure dan biasanya dipimpin oleh satu general manager.

Sebgai contoh, Microsoft memiliki tujuh divisi dalam perusahaan dan divisi tersebut

dibagi atas dasar jenis lini produknya (Windows group, Server software group, Mobile

software group, Office software group, Business software group, Video games and Xbox

group, serta MSN-Internet group).

Page 9: Resume Chapter 6 Spo

Kelebihan dan kelemahan dari rancangan struktur ini di rangkum oleh tabel di

bawah ini:

Strength Weaknesses

Cepat untuk merespon perubahan pada

lingkungan

Kepuasan konsumen meningkat karena

suatu produk atau lini produk ditangani

oleh satu divisi

Koordinasi antar functional structure

dalam divisi kuat

Unit bisnis atau divisi dapat

mengidentifikasi karakteristik dari

konsumen dengan lebih detail

Cocok untuk perusahaan dengan beberapa

lini produk

Pengambilan keputusan di desentralisasi

Economies of scale pada departemen sulit

tercapai

Dibutuhkan koordinasi antar divisi yang

kuat apabila berhubungan satu sama

lainnya

Pengetahuan yang mendalam pada suatu

departemen lemah

Integrasi dan standardisasi harus kuat

Tabel 3

Kelebihan dan Kelemahan Divisional Structure

Suatu kelemahan yang harus menjadi catatan bagi organisasi atau perusahaan

yang mengadaptasi struktur ini adalah setiap divisi juga harus mengikuti perkembangan

divisi lainnya. Bahkan saat ini, akan lebih baik jika setiap divisi bekerja sama untuk

menghasilkan suatu produk.

Geographical Structure

Suatu organisasi atau perusahaan juga dapat membagi departemennya atas dasar

penyebaran konsumennya. Suatu konsumen pada daerah A mungkin memiliki

karakteristik yang berbeda dengan konsumen di daerah B. Sebagai contoh, beberapa

tahun yang lalu Apple merancang strukturnya atas dasar region konsumennya. Apple

membagi strukturnya menjadi tiga region utama dan lima sub region. Tiga region tersebut

adalah Apple Americas (sub regions: Canada and Latin America/Carribean), Apple

Page 10: Resume Chapter 6 Spo

Europe, dan Apple Pacific (sub regions: Japan, Asia, and Australia). Kelebihan dan

kelemahan dari struktur ini tidak jauh berbeda dari kelebihan dan kekurangan divisional

structure.

V. MATRIX STRUCTURE

Terkadang, sebuah perusahaan menghadapi suatu situasi dimana lini produk dan

kemampuan teknik dari suatu fungsi dalam perusahaan adalah sama pentingnya. Jika

kondisi ini terjadi, maka perusahaan dapat memakai struktur matriks sebagai struktur

organisasinya. Pada struktur ini, divisi produk dan struktur fungsional diimplementasikan

secara simultan. Manajer produk dan manajer fungsional memiliki kekuasaan yang setara

dan setiap pegawai memiliki dua atasan yang harus diberi laporan mengenai kegiatan

yang mereka kerjakan.

Dualisme kepemimpinan memang terasa janggal untuk merancang sebuah

struktur organisasi, namun struktur matriks amat cocok diterapkan apabila terjadi

kondisi-kondisi seperti dibawah ini:

1. Adanya tekanan untuk menggunakan sumber daya yang terbatas pada beberapa

lini produk sekaligus

2. Adanya tekanan dari lingkungan pada dua atau lebih output yang kritikal, seperti

pengetahuan teknis yang mendalam dan kebutuhan akan inovasi untuk produk

baru

3. Lingkungan yang organisasi atau perusahaan hadapi memiliki karakteristik yang

kompleks dan tidak pasti

Kelebihan dan kelemahan dari rancangan struktur ini adalah:

Strengths Weaknesses

Koordinasi untuk memenuhi kebutuhan

ganda dari konsumen dapat dicapai

Kepemimpinan ganda dapat membuat

pegawai kebingungan dan frustasi

Penggunaan sumber daya manusia yang

fleksibel diantara lini produk

Membutuhkan pelatihan untuk

meningkatkan baik keterampilan teknis

maupun keterampilan interpersonal

Cocok untuk organisasi yang

membutuhkan pengambilan keputusan

Sering terjadi pertemuan untuk

memecahkan masalah atau konflik antar

Page 11: Resume Chapter 6 Spo

cepat dan menghadapi lingkungan yang

tidak pasti

lini produk dan departemen

Membuka kesempatan untuk

pengembangan keterampilan pegawai dan

pengembangan produk

Tidak akan bekerja dengan baik apabila

pegawai-pegawai tidak mengerti mengenai

cara kerja strukstur ini

Cocok untuk organisasi ukuran menengah

dengan banyak produk

Dibutuhkan usaha yang besar untuk

menjaga keseimbangan kekuasaan antara

manajer produk dan manajer fungsional

Tabel 4

Kelebihan dan Kelemahan Matrix Structure

Karena sulitnya organisasi atau perusahaan untuk menjaga perimbangan

kekuasaaan antara manajer produk dan manajer fungsional, maka saat ini terdapat dua

variasi dari struktur matriks ini. Variasi pertama adalah functional matrix dimana

manajer fungsional memiliki kekuasaan yang lebih dominan dalam struktur organisasi.

Di lain pihak, product matrix menempatkan manajer produk memiliki kekuasaan yang

lebih dominan dalam struktur organisasi.

VI. HORIZONTAL STRUCTURE

Pendekatan yang relative baru dalam merancang struktur organisasi adalah

dengan menggunakan struktur horizontal. Kemunculan struktur ini berkaitan erat dengan

proses reengineering yang berarti mendesain ulang struktur vertikal organisasi menjadi

horizontal berdasarkan proses kerja dari perusahaan. Pada struktur horizontal ini,

perusahaan atau organisasi menempatkan pegawai-pegawainya berdasarkan proses dari

pekerjaan inti perusahaan tersebut.

Sebagai ilustrasi, anggaplah perusahaan A merupakan perusahaan teknologi yang

harus terus melakukan inovasi dan memiliki banyak pelanggan yang harus di layani.

Alih-alih membuat struktur dengan departemen-departemen (misalnya R&D,

manufacturing, dan pemasaran), perusahaan menempatkan pegawainya berdasarkan

pekerjaan inti yang mereka hadapi (new product development process dan procurement

and logistics process). Di sepanjang pekerjaan ini pegawai-pegawai dibagi menjadi tim-

Page 12: Resume Chapter 6 Spo

tim yang bertanggung jawab atas proses dari pekerjaan inti tersebut. Misalnya, di proses

new product development terdapat tim market analysis, researcr, product planning, dan

testing. Sementara itu, di proses procurement and logistics terdapat tim analysis,

purchasing, material flows, dan distribution.

Karakteristik dari struktur ini adalah:

1. Struktur dibuat berdasarkan proses dari pekerjaan inti perusahaan

2. Basis organisasi ini adalah self directed teams, bukan individu-individu

3. Setiap proses dari pekerjaan inti perusahaan diawasi oleh process owner

4. Pegawai-pegawai di tim di sepanjang proses diberikan keterampilan, peralatan,

motivasi, dan kekuasaan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaannya

5. Tim memiliki kebebasan untuk berpikir secara kreatif dan merespon secara

fleksibel terhadap tantangan yang muncul

6. Budaya yang tumbuh dalam organisasi ini adalah keterbukaan, kepercayaan,

kolaborasi, dan pengembangan yang terus menerus.

Kelebihan dan kelemahan dari rancangan struktur ini di rangkum oleh tabel di

bawah ini:

Strenghts Weaknesses

Cepat untuk merespon perubahan pada

lingkungan

Sulit dalam menentukan pekerjaan inti dan

proses di dalamnya

Pegawai-pegawai fokus pada proses

produksi penyampaian nilai pada

pelanggan

Harus merubah paradigma pada budaya

kerja, job design, filosofi manajemen, serta

sistem informasi dan sistem reward and

punishment

Pegawai-pegawai memiliki pemahaman

yang luas mengenai tujuan perusahaan

Manajer-manajer yang masih berpikir

secara tradisional mungkin menolak keras

untuk mengubah paradigma diatas

Memungkinkan adanya kerja sama tim dan

kolaborasi

Membutuhkan pelatihan untuk

meningkatkan baik keterampilan teknis

maupun keterampilan interpersonal

Meningkatkan kepuasan kerja dari

pegawai

Dapat membatasi pengembangan

keterampilan

Page 13: Resume Chapter 6 Spo

Tabel 4

Kelebihan dan Kelemahan Horizontal Structure

VII. VIRTUAL NETWORK STRUCTURE

Struktur ini berkaitan erat dengan adanya fenomena outsourcing daru perusahaan-

perusahaan di dunia. Outsourcing adalah suatu proses untuk memindahkan pekerjaan

perusahaan yang bukan kegiatan intinya kepada perusahaan lain. Dengan sistem ini,

organisasi atau perusahaan bekerja seperti central hub yang dikelilingi oleh perusahaan-

perusahaan lain yang memiliki spesialisasi tertentu.

Sebagai ilustrasi, TiVo inc. adalah suatu perusahaan yang berfokus pada produk

pengembangan teknologi. Tivo meng-outsource beberapa pekerjaannya kepada

perusahaan lain, seperti costumer support, marketing and public relations, dan logistics

and distribution systems.

Kelebihan dan kelemahan dari rancangan struktur ini di rangkum oleh tabel di

bawah ini:

Strengths Weaknesses

Memungkinkan organisasi besar maupun

kecil untuk mendapatkan sumber daya

yang baik di seluruh dunia

Manajer tidak memiliki kontrol langsung

terhadap pekerjaan-pekerjaan perusahaan

Memberikan kemampuan perusahaan

untuk mencapai skala yang lebih besar

tanpa berinvestasi besar pada peralatan

Membutuhkan usaha keras untuk membina

hubungan baik dengan perusahaan kontrak

Cepat untuk merespon perubahan pada

lingkungan

Adanya kemungkinan terjadi kegagalan

organisasi apabila ada perusahaan

kontrak yang gagal memenuhi tugasnya

Mengurangi administrative overhead costs Loyalitas pegawai dan budaya perusahaan

lemah

Tabel 4

Kelebihan dan Kelemahan Horizontal Structure

VIII. HYBRID STRUCTURE

Page 14: Resume Chapter 6 Spo

Dalam dunia nyata, hamper mustahil ditemukan suatu organisasi atau perusahaan

yang menerapkan satu jenis struktur dengan murni. Organisasi atau perusahaan sering

menggunakan striktur hibrid yang menggabungkan pendekatan-pendekatan dari berbagai

jenis model struktur. Hal ini dilakukan perusahaan untuk membuat struktur yang paling

sesuai dengan budayanya dan lingkungan yang dihadapinya.

Salah satu contoh struktur hibrid yang sering digunakan adalah struktur yang

menggabungkan karakteristik struktur fungsional dan divisional. Sebagai ilustrasi, Sun

Petroleum Products Corporation (SPCC) membagi strukturnya kedalam struktur

divisional dan fungsional. Struktur divisional dibagi atas lini produknya, yaitu fuels,

lubricants, dan chemicals. Setiap lini produk ini bertanggung jawab atas kegiatan-

kegiatan planning, supply, manufacturing, marketing, distribution, dan sales dari produk

tersebut. Namun, untuk beberapa hal, SPCC memusatkan kegiatannya pada struktur

fungsionalnya. Hal ini dilakukan dengan membentuk departemen-departemen seperti

human resource dan finance.

IX. PENERAPAN DESAIN STRUKTUR ORGANISASI

Apabila suatu organisasi atau perusahaan salah menentukan struktur

organisasinya, maka hal itu akan berakibat fatal. Organisasi atau perusahaan tersebut

tidak mampu bekerja secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi atau

perusahaan tidak tercapai. Hal ini akan berakibat lebih parah lagi apabila terus dibiarkan

karena dapat menyebabkan kehancuran organisasi atau perusahaan. Beberapa gejala

kegagalan struktur organisasi atau kesalahan penerapan struktur organisasi adalah:

1. Proses pengambilan keputusan memakan waktu terlalu banyak dan tidak efektif

2. Organisasi tidak mampu merespon perubahan lingkungan dengan cepat

3. Performa pegawai menurun karena kurangnya kepuasan kerja dan tujuan

organisasi atau perusahaan tidak tercapai

4. Timbul berbagai macam konflik

Sebagai penutup, setiap rancangan struktur organisasi memiliki kelebihan dan

kelemahan masing-masing. Tidak ada satu rancangan struktur organisasi yang sempurna.

Organisasi harus merancang struktur organisasinya dengan mempertimbangkan banyak

hal, seperti lingkungan sekitar, ukuran organisasi dan budaya organisasi yang akan

Page 15: Resume Chapter 6 Spo

dikembangkan. Namun, suatu hal yang paling penting yang harus diperhatikan oleh

organisasi dalam merancang struktur organisasinya adalah menentukan keseimbangan

yang tepat diantara kontrol secara vertikal dan koordinasi secara horizontal.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Resume Chapter 6 Spo

Daft, Richard L. 2006. Understanding The Theory and Design Of Organization.

Thomson Southwestern.