Resume ANC

10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh sejumlah Ibu hamil di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan Ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor risiko kehamilan yang penting untuk segera ditangani. Kurangnya pemanfaatan antenatal care oleh Ibu hamil ini berhubungan dengan banyak faktor. Yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam pendidikan, jumlah anak, pendidikan suami, sikap, umur, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan Ibu hamil dan sebagainya, faktor-faktor pemungkin/pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam jarak fisik lokasi, biaya antenatal care, fasilitas pelayanan antenatal care, waktu tunggu dan sebagainya Selain itu terdapat pula faktor-faktor penguat (reinforcing factors) yang terwujud dalam perilaku petugas pelayanan antenatal care, sikap petugas pelayanan antenatal care dan sikap tokoh masyarakat. Dampak dari kurangnya pembinaan pemeliharaan kesehatan Ibu hamil akan menimbulkan kerugian tidak saja pada Ibu hamil itu sendiri tetapi juga berpengaruh buruk bagi anak yang akan dilahirkan kemudian.

description

Ante Natal Care

Transcript of Resume ANC

Page 1: Resume ANC

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh sejumlah Ibu hamil di Indonesia belum

sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga

kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan Ibu   hamil secara teratur dan

menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor risiko kehamilan yang penting  untuk segera

ditangani.

Kurangnya pemanfaatan antenatal care oleh Ibu hamil ini berhubungan dengan banyak

faktor. Yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam pendidikan,

jumlah anak, pendidikan suami, sikap, umur, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan Ibu hamil dan

sebagainya, faktor-faktor pemungkin/pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam jarak

fisik lokasi, biaya antenatal care, fasilitas pelayanan antenatal care, waktu tunggu dan sebagainya

Selain itu terdapat pula faktor-faktor penguat (reinforcing factors) yang terwujud dalam

perilaku petugas pelayanan antenatal care, sikap petugas pelayanan antenatal care dan sikap

tokoh masyarakat.

Dampak dari kurangnya pembinaan pemeliharaan kesehatan Ibu hamil akan

menimbulkan kerugian tidak saja pada Ibu hamil itu sendiri tetapi juga berpengaruh buruk bagi

anak yang akan dilahirkan kemudian.

Page 2: Resume ANC

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Antenatal care

Antenatal care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan

penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan

yang aman dan memuaskan. Antenatal care ini juga disebut prenatal care.

Antenatal care ini penting untuk menjamin proses alamiah kelahiran berjalan normal dan

sehat, baik kepada ibu maupun bayi yang akan dilahirkan. Perawatan antenatal ini ditujukan

kepada ibu hamil, yang bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga

pengawasan dan penjagaan ibu hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga mendapatkan anak

yang sehat.

B. Tujuan antenatal care

            Tujuan dari Antenatal Care adalah untuk memantau kemajuan kehamilan dan

memastikan kesehatan ibu serta tumbuh kembang bayi tetap baik, juga untuk meningkatkan dan

mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.

Disamping tujuan di atas, Antenatal Care juga bertujuan untuk mengenali secara dini

adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat

penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan persalinan yang cukup

bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mngkin,

mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif,

mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kesehatan bayi agar dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal

C. Pemeriksaan

Kunjungan pertama ibu hamil adalah kesempatan bagi dokter untuk mengenali faktor

risiko ibu dan janin. Bila dijumpai kelainan, baik pada pemeriksaan fisik maupun laboratorium,

perlu diberi penatalaksanaan khusus. Selain itu ibu hamil juga harus diberitahu tentang

kehamilannya, perencanaan tempat bersalin, juga perawatan bayi dan menyusui.

Pemeriksaan yang dilakukan selama kunjungan ibu hamil adalah:

1. Anamnesis

Dengan menanyakan kapan hari pertama haid terakhirnya, dapat diperkirakan waktu

persalinan

Page 3: Resume ANC

2. Pemeriksaan umum

a. Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi.

b. Tanda vital ( tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi serta berat badan.

Kemungkinan resiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat badan 75 kg. Batas

hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik lebih bermakna untuk

prediksi sirkulasi plasenta).

c. Pemeriksaan head to toe

- Kepala : ada/tidaknya nyeri ( anaemic headace nyeri frontal,hypertensive).

- Mata :  konjugtiva pucat/ tidak, sklera ikterik/tidak.

- Mulut : THT ada tanda radang/tidak, lendir, pendarahan gusi, gigi-geligi.

- Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi umum.

- Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri (kecurigaan

polio, mungkin terdapat kelainan bentuk panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus

infeksi lain harus di masukan dalam masalah dah perncanaan tindakan.

- Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetrik

1) Abdomen

Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen mungkin

belum nyata).

Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan

palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus - pada kehamilan lebih

besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara

fundus uteri dengan tepi atas simfisis os pubis).

Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika:

Leopold I

Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus dengan kedua

telapak tangan.

Leopold II

Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kepala pasien,

mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin, atau mungkin bagian keras

bulat (kepala) janin.

Leopold III

Page 4: Resume ANC

Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di

atas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.

Leopold IV

Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kaki

pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan apakah bagian

tersebut sudah masuk / melewati pintu atas panggul (biasanya dinyatakan dengan

satuan x/5)

Jika memungkinkan dalam palpasi diperkirakan juga taksiran berat janin

(meskipun kemungkinan kesalahan juga masih cukup besar). Pada kehamilan

aterm, perkiraan berat janin dapat menggunakan rumus cara Johnson-Tossec

yaitu: tinggi fundus (cm) - (12/13/14)) x 155 gram.

Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang ditempelkan

di daerah punggung janin, dihitung frekuensi pada 5 detik pertama, ketiga dan

kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk memperoleh frekuensi satu

menit. Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin

dihitung seluruhnya selama satu menit.

Batas frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160 denyut per menit.

Takikardi menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress pada

janin (fetal stress), sementara bradikardi menunjukkan kegagalan kompensasi

beban / stress pada janin (fetal distress/gawat janin).

2) Genetalia externa

Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka /

perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari

pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas. Inspeksi dalam menggunakan spekulum

(inspeculo): Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa, alat spekulum Cusco

(cocorbebek) dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal kemudian di dalam

liang vagina diputar 90o sehingga horisontal, lalu dibuka. Deskripsi keadaan

porsio serviks (permukaan, warna), keadaan ostium, ada/tidaknya darah/cairan/

discharge di forniks, dilihat keadaan dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda

radang atau kelainan lainnya. Spekulum ditutup horisontal, diputar vertikal dan

dikeluarkan dari vagina.

Page 5: Resume ANC

3) Genetalia interna

o Colok vaginal (vaginal touché) dengan dua jari sebelah tangan dan bimanual

dengan tangan lain menekan fundus dari luar abdomen. Ditentukan

konsistensi, tebal, arah dan ada/tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa

ada/tidak kelainan uterus dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan

bagian terbawah. Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan

perhitungan pelvimetri klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi

fetopelvik/sefalopelvik.

o Pemeriksaan rektal (rektal touché) : dilakukan atas indikasi.

3. Pemeriksaan obstetri

4. Pemeriksaan laboratorium

5. Pelaksanaan ANC

Pelaksanaan antenatal care menurut Badan Litbangkes Depkes RI, standar minimal

pelayanan ANC adalah “14 T” yaitu:

1) Tanyakan dan menyapa ibu dengan ramah

2) Tinggi badan dan berat badan ditimbang

3) Temukan kelainan/periksa daerah muka dan leher (gondok, vena jugularis eksterna), jari dan

tungkai (edema), lingkaran lengan atas, panggul (perkusi ginjal) dan reflek lutut

4) Tekanan darah diukur

5) Tekan/palpasi payudara (benjolan), perawatan payudara, senam payudara, tekan titik (accu

pressure), peningkatan ASI

6) Tinggi fundus uteri diukur

7) Tentukan posisi janin (Leopol 1-IV) dan detak jantung janin (DJJ)

8) Tentukan keadaan (palpasi) liver dan limpa

9) Tentukan kadar HB dan periksa lab (protein dan glukosa urin), sediaan vagina dan VDRL

(PMS) sesuai indikasi

10) Terapi dan pencegahan anemia (tablet Fe) dan penyakit lainnya sesuai indikasi (gondok,

malaria dll)

11) Tetanus toxoid imunisasi

12) Tingkatkan kesegaran jasmani dan senam hamil

13) Tingkatkan pengetahuan ibu hamil (penyuluhan): makanan bergizi ibu hamil, tanda bahaya

Page 6: Resume ANC

kehamilan, petunjuk agar tidak terjadi bahaya padawaktu kehamilan dan persalinan

14) Temu wicara konseling

Pelaksanaan pelayanan ANC menurut Depkes RI (1997), terdiri atas: 1) tenaga medis

meliputi dokter umum dan dokter spesialis obstetric dan ginekologi; 2) tenaga perawatan

meliputi bidan, perawat, perawat mahir kebidanan.

Jadwal kunjungan menurut kriteria Saifudin (2002) antara lain:

a. Kunjungan I (umur kehamilan 0-16 minggu)

1) Penapisan dan pengobatan anemia

2) Perencanaan persalinan

3) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

b. Kunjungan II (24-28 minggu) dan III (32 minggu)

1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatan

2) Penapisanpre eklamsi, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan

3) Mengulang perencanaan persalinan

c. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir)

1) Sama seperti kunjungan II dan III

2) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi

3) Memantapkan rencana persalinan mengenali tanda-tanda persalinan

Page 7: Resume ANC

 BAB III

PENUTUP

 

A.     Kesimpulan

Antenatal care berperanan sangat penting bagi keselamatan ibu dah janin, meminimalis

resiko-resiko kehamilan. Dan menekan angka kematian pasca persalinan.

B.     Saran

Untuk itu hendaknya pelayanan keperawatan antenatal harus lah berjalan sesuai dengan

standard minimal agar ibu hamil memperoleh proses persalinanyang aman dan memuaska