resume 7

11
A. Langkah-langkah Operasional Diagnostik Kesulitan Belajar 1. Identifikasi kasus a. Tujuannya : untuk mencari dan menemukan di antara siswa-siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar yang serius dan yang memerlukan bantuan. b. Tekniknya : dengan memanfaatkna catatan atau rekaman tentang hal ikhwal yang menyangkut kegiatan belajarnya untuk dianalisis. c. Prosedurnya : mengumpulkan nilai-nilai dari seluruh bidang studi dalam satu kelas untuk: 1) Dihitung bagaimana rata-rata bagi setiap guru. 2) Kemudian dihitung nilai rata-rata seluruh siswa di kelas itu. 3) Lalu buat grafik untuk mengetahui posisi siswa dalam kelas berdasarkan nilai rata-rata itu. 4) Setelah itu, dapatlah diketahui bahwa ada siswa yang nilai rata-ratanya berada di bawah rata-rata umum kelas, ditandai sebagai siswa yang berprestasi rendah dan ia tentu mengalami kesulitan belajar. 5) Pada akhirnya ditetapkan siswa-siswa yang paling banyak mengalami kesulitan belajar adalah mereka yang mengalami nilai rata-ratanya di bawah rata-rata nilai umum kelas, misalkan nilai-nilai yang paling rendah adalah bidang studi Bahasa Indonesia dan Matematika. 2. Melakukan diagnosis

description

langkah-langkah diagnostik kesulitan belajar siswa dan pembelajaran remedial

Transcript of resume 7

A. Langkah-langkah Operasional Diagnostik Kesulitan Belajar1. Identifikasi kasusa. Tujuannya : untuk mencari dan menemukan di antara siswa-siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar yang serius dan yang memerlukan bantuan.b. Tekniknya : dengan memanfaatkna catatan atau rekaman tentang hal ikhwal yang menyangkut kegiatan belajarnya untuk dianalisis.c. Prosedurnya : mengumpulkan nilai-nilai dari seluruh bidang studi dalam satu kelas untuk:1) Dihitung bagaimana rata-rata bagi setiap guru.2) Kemudian dihitung nilai rata-rata seluruh siswa di kelas itu.3) Lalu buat grafik untuk mengetahui posisi siswa dalam kelas berdasarkan nilai rata-rata itu.4) Setelah itu, dapatlah diketahui bahwa ada siswa yang nilai rata-ratanya berada di bawah rata-rata umum kelas, ditandai sebagai siswa yang berprestasi rendah dan ia tentu mengalami kesulitan belajar.5) Pada akhirnya ditetapkan siswa-siswa yang paling banyak mengalami kesulitan belajar adalah mereka yang mengalami nilai rata-ratanya di bawah rata-rata nilai umum kelas, misalkan nilai-nilai yang paling rendah adalah bidang studi Bahasa Indonesia dan Matematika.2. Melakukan diagnosisa. Tujuan : mengetahui secara tepat lokasi kesulitan belajar tersebut dalam bidng studi apa saja. Juga untuk mengetahui secara pasti jenis kesulitan yang dialami serta enemukan latar belakang apakah yang menyebabkan timbulnya kesulitan.b. Teknik : melakukan analisis documenter, melakukan wawancara, melakukan observasi (pengamatan), melakukan tes dalam berbagai jenisnya, melakukan pengukuran dengan teknik sosiometri.c. Prosedurnya : 1) Menyusun rata-rata nilai dari nilai bidang studi.2) Membuat grafik tentang kedudukan siswa yang mengalami kedulitan belajar dalam bidang studi tersebut.3) Kemudian menetapkan tempat(elokasi) dalam bidang studi apa saja bagi siswa tersebut, mengalami kesulitan belajar, hal ini dapat pula dibantu oleh rapor dan hasil ulangan.4) Kemudian menetapkan siswa mana yang mendapat prioritas pelayanan karena paling banyak menemui kesulitan belajar.d. Menetapkan jenis dan macam kesulitan yang dihadapi siswa dengan cara:1) Menganalisis hasil pekerjaan siswa dalam bidang studi tertentu yang diduga menimbulkan kesulitan kepadanya.2) Guru bidang studi yang bersangkutan diwawancarai.3) Siswa yang bersangkutan diwawancarai. 4) Melakukan tes (psikotest atau diagnostic tes).e. Berusaha mengungkapkan latar belakang kesulitan, dengan cara-cara:1) Menganalisis dokumen-dokumen tentang data siswa yang bersangkutan yang mencakup: indentitas pribadi, riwayat pendidikan, prestasi belajar, latar belakang kehidupan keluarga, bakat dan minatnya, kecerdasan, cita-citanya, pribadi serta lingkungannya (social dan kulturalnya), kesehataa, kegemaran (hobby). 2) Melakukan wawancara dengan siswa,orang tua siswa yang bersangkutan, dan seterusnya. 3) Melakukan pengukuran dimensi hubungan sosialnya dengan sosiometri. Melakukan pengamatan (obsevasi) terhadap siswa yang bersangkutan pada waktu belajar.3. Melakukan prognosisa. Tujuan : untuk menetapkan macan dan teknik pemberian bantuan yang sesuai dengan corak kesulitan yang dihadapi siswa. b. Prosedur : 1) Bila siswa menemukan kesulitan disebabkan oleh latar belakang pribadi, maka hendaknya diberikan bantuan melalui konseling. 2) Bila disebabkan oleh gangguan mental, nervus, gangguan kesehatan jasmani dan sebagainya, maka hendaknya dilimpahkan kepada dokter ahli yang bersangkutan. 3) Bila berlatar belakang pada sikap social, maka perlu diberi bantuan dengan menggunakan bimbingan kelompok, karena dengan cara ini siswa akan dilatih kembali untuk bersikap social yang memungkinkan ia dapat melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan, juga dengan memberikan tugas kegiatan tertentu yang membawanya kea rah hidup saling membantu, maka siswa yang bersangkutan akan terpupuk rasa sosialnya.4. Melakukan langkah pemberian bantuana. Tujuan : untuk memberikan bantuan kepada siswa yang bersangkutan agar mampu mengatasi kesulitan belajar yang dialami dengan kemampuan sendiri sehingga dapat mencapai hasil yang optimal serta dapat bersikap menyesuaikan diri yang sehat. b. Teknik : memilih salah satu teknik pemberian bantuan yang telah dipilih yang meliputi:1) Remedial Teaching : memberikan pelajaran tambahan berupa kursus-kursus (private less) dan cara lain tentang bidang studi yang lemah, dengan tujuan agar kelemahan tersebut bagi siswa yang bersangkutan dapat ditingkatkan kemajuannya (disembuhkan).2) Memberi konseling kepada siswa yang bersangkutan tentang hal-hal yang menghambat kemajuan belajarnya,3) Melakukan bimbingan kelompok terhadap siswa yang dihambat oleh sikap sosialnya yang kurang dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan.4) Melakukan perlimpahan (referral) kepada ahli lain di bidangnya.5. Melakukan tindak lanjut (follow up servise)a. Tujuan : untuk mengetahui sejauhmana hasil pemberian bantuan tersebut yang telah diberikan kepada siswa dalam rangka memperbaiki kegiatan belajarnya lebih lanjut.b. Teknik : dengan melakukan tes kemajuan belajar atau psikotes atau dengan memberikan wawancara kepada siswa yang ebrsangkutan tentang kemajuan belajarnya dalam bidang studi tertentu, ditambah lagi dengan melakukan analisis dokumen seperti hasil ulangan, hasil tes. Juga mengadakan observasi (pengamatan) tentang sejauh mana perubahan tingkah laku siswa dalam melakukan kegiatan belajar lebih lanjut.c. Prosedur:1) Mengetes siswa dalam bidang studi yang semula mengalami hambatan.2) Mewawancarai siswa tentang sikap dan penderitaannya mengenai kesulitan-kesulitan yang dirasakan.3) Mewawancarai guru bidang studi yang bersangkutan tentang perubahan yang terjadi pada siswa yang bersangkutan, dan juga melakukan wawancara dengan orang tua atau siswa tentang kemajuan belajarnya di rumah dan seterusnya.4) Menganalisis tentang informasi dan hasil belajar siswa yang bersangkutan.5) Melakukan pengamatan (observasi) kegiatan belajar siswa yang bersangkutan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

B. Langkah-Langkah Pengajaran Remedial a. Pengajaran remedial bersifat kuratif atau korektif b. Pengajaran khusus yang bertujuan untuk menyembuhkan atau memperbaiki proses pembelajaran yang jadi penghambat atau yang dapat menimbulkan masalah atau kesulitan belajar anak c. Pengajaran individual yang diberikan kepada anak yang mengalami kesulitab belajar, agar anak mampu mengikuti pembelajaran secara klasikal sehingga hasil belajarnya optimal d. Pelaksanaan pengajaran remedial harus disesuaikan dengan karakteristik kesulitan belajar yang dialamianakBerikut ini terdapat beberapa langkah pendeskripsian fungsi, tujuan/sasaran, dan kegiatan remedial kesulitan belajar sebagai berikut.1. Penelaahan kembali kasus dengan permasalahannyaLangkah ini merupakan tahapan paling fundamental dalam pengajaran remedial karena merupakan landasan utama langkah langkah kegiatan berikutnya. Sasaran pokok langkah ini ialah:a. Diferennya gambaran yang lebih definitive mengenai karakteristik kasus serta permasalahannyab. Diperolehnya gambaran lebih defintif mengenai fasibilitas alternative tindakan remedial yang direkomendasikanBerdasarkan hasil telaahan diatas duharapkan terjawab pertanyaan berikuta) Siapa kasus yang perlu ditangani itu?b) Seberapa jauh tingkat kelemahaannya secara umum dipandang dari segi kriteria yang diharapkan?c) Dimanakah letak kelamahaannya dipanadang dari ruang lingkup dan urutan bidang yang bersangkutan?d) Pada tungkat dan kawasan hasil belajar manakah kasus itu mengalami kelemahan dipandang dari tujuan-tujuan pendidikan?e) Faktor manakah merupakan penyebab utama dipandang dari segi siswa yang bersangkutan?f) Faktor manakah yang mungkin menjadi penyebab utama dari kompnen instrumental input (sarana penunjang) PBM yang bersangkutan?g) Faktor manakah yang terdapat dalam lingkungan yang diduga merupakan sumber utama kesulitan?h) Apakah komponen output ikut juga salah satu sebab kesulitan belajar?i) Apakah perkiraan tentang kemungkinan penangannya cukup teliti dan beralasan?j) Apakah alternative yang direkomendasikan?2. Menentukan alternative pilihan tindakan Langkah ini merupakan lanjutan logis dari langkah pertama. Dari hasil penelaahan yang kita lakukan pada langkah pertama itu akan diperoleh kesimpulan mengenai dua hal pokok, yaitu:a. Karakteristik khusus yang akan ditangani secara umum, dapat dikategorikan pada salah satu dari tiga kemungkinan dibawah ini : Kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan disamping memiliki kesulitan dalam menemukan dan mengembangkan pola/strategi/metode/teknik belajar yang lebih sesuai, efektif dan efisien. Kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan disamping memiliki kesulitan dalam menemukan dan mengembangkan pola/strategi/metode/teknik belajar yang lebih sesuai, efektif dan efisien itu, juga dihadapkan kepada hambatan hambatan ego-emosional, potensial-fungsional, sosial-psikologis dalam penyesuaian dengan dirinya dan lingkungannya. Kasus yang bersangkutan disimpulkan telah memiliki kecenderungan ke arah kemampuan menemukan dan mengembangkan pola pola strategi namun terhambat oleh ego-emosional, potensial-fungsional, sosial-psikologis dan faktor instrumental-enviromental lainnya.b. Alternatif pemecahannya, mungkin lebih strategis jika: Langsung kepada langkah keempat (pelaksanaan pengajaran remedial), misalnya kalau kasusnya termasuk kategori yang pertama. Harus menempuh dahulu langkah ketiga (layanan BK/psikoterapi) sebelum lanjut ke langkah ke 4 jika kasusnya termasuk kategori kedua atau ketiga.3. Layanan bimbingan dan konseling / psikoterapiLangkah ini pada dasarnya bersifat pilihan bersyarat ditinjau dari kerangka keseluruhan prosedur pengajaran remedial. Sasaran pokok yang hendak dituju oleh layanan ini ialah terciptanya kesehatan mental kasus, dalam arti ia terbatas dari hambatan dan ketegangan batinnya untuk kemudian siap sedia kembali melakukan kegiatan belajar secara wajar realistis. Diantara sekian banyak masalah kesulitan penyesuaian, yang masih dapat ditangani para guru pada umunnya antara lain :a. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang kurangnya motivasi dan minat belajar.b. Kasus kesulitan belajar yang berlatar belakang sikap negative terhadap guru, pelajaran dan situasi belajar.c. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang kebiasaan belajar yang salah.d. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang ketidakserasian antara kondisi objektif keragaman pribadinya dengan kondisi objektif instrumental input dan lingkungannya.4. Melaksanakan pengajaran remedial Dengan terciptanya prakondisi seperti yang telah dijelaskan diatas langkah keempat yang harus dilaksanakan adalah pengajarab remedial. Sasaran pokok dari setiap pengajaran remedial ini ialah tercapainya peningkatan prestasi atau kemampuan penyesuaian diri sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan.5. Mengadakan pengukuran prestasi belajar kembaliDengan selesainya dilakukan pengajaran remedial maka dideteksi ada atau tidaknya perubahan pada diri kasus. Oleh karena itu diadakan pengukuran kembali, hasilnya akan memberikan informasi seberapa jauh atau seberapa besar perubahan telah terjadi, baik dalam arti kuantitatif maupun kualitatif.6. Mengadakan re-evaluasi dan re-diagnostikPada akhirnya hasil pengukuran harus ditafsirkan dan ditimbang kembali dengan mempergunakan cara dan kriteria untuk kegiatan belajar. Hasil penafsiran dan pertimbangan ini akan membawa tiga kemungkinan kesimpulan :a. Kasus menunjukan peningkatan prestasi dan kemampuan penyesuaian dirinya dengan mencapai kriteria keberhasilan minimum seperti yang diharapkan.b. Kasus menunjukan peningkatan prestasi dan kemampuan penyesuaian dirinya namun masih belum sepenuhnya memadai kriteria keberhasilan minimum yang diharapkan.c. Kasus belum menunjukan perubahan yang berarti, baik dalam segi prestasinya maupun dalam kemampuan penyesuaian dirinya.7. Remedial pengayaan dan atau pengukuran (tambahan)Seperti halnya langkah ketiga, langkah ini pun bersifat pilihan yang kondisional. Ada atau tidaknya kesempatan pada pihak guru dan siswa daya dukung fasilitas teknis, serta sarana penunjang yang diperlukan. Sasaran pokok langkah ini ialah agar hasil remedial itu lebih sempurna dengan diadakan pengayaan dan pengukuhanC. Implikasi Mempelajari Langkah-Langkah Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pembelajaran RemedialDengan mempelajari kedua hal tersebut, maka guru dapat mengoptimalkan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Guru dapat lebih memahami siswa dari berbagai sudut pandang, memahami setiap kesulitan belajar yang dialami siswa dan dapat membantu siswa untuk menyelesaikan kesulitan belajarnya sesuai dengan tahapan-tahapan operasional yang telah dijelaskan. Dengan demikian, tugas guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan merata untuk semua peserta didik.SumberAbin, S.M. (2002) Psikologi Pendidikan : Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.Depdiknas. (2007). Pedoman pengembangan tes diagnostik mata pelajaran IPA SMP/MTs. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. File PDF Diagnostik Kesulitan Belajar (Sugianto)Makmun Abin Syamsudin. 2005. Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda KaryaPrayitno. 1995. Materi Layanan Pembelajaran Bahan Pelatihan Bimbingan