Resume

20
REGULASI OPERASI SITEM & SOP (STANDARD OPERATING PROCEDURE) Pengertian SOP SOP adalah suatu bentuk ketentuan tertulis yang berisi prosedur / langkah-langkah kerja yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Dalam bahasa Indonesia, SOP disebut dengan Prosedur Tetap dan disingkat Protap. Tujuan SOP a. Agar pekerjaan berjalan dengan baik & lancar. b. Agar pekerjaan tidak menemui kesalahan. c. Agar waktu dalam kerja efektif, cepat & efisien. d. Agar keselamatan dalam bekerja terjaga. e. Agar peralatan aman dan kualitas hasil kerja memuaskan. Cara Membuat SOP a. Inventarisasi prosedur yang dibutuhkan. b.Analisa & evaluasi prosedur yang sudah berjalan dan dilakukan, dengan mencari positif dan negatifnya. c. Membuat dokumentasi urutan pelaksanaan untuk membuat SOP dimulai dari perencanaan. d. Melakukan tinjauan dan evaluasi SOP secara berkala untuk revisi. Kerangka SOP a. Lembar pengesahan, daftar pendistribusian, catatan perubahan dokumen. b. Kata pengantar. c. Daftar Isi, daftar gambar, daftar tabel. d. Pendahuluan & latar belakang. e. Isi SOP (berisi prinsip dan cara kerja). f. Lampiran, daftar pustaka, daftar istilah & kosakata.

description

n

Transcript of Resume

Page 1: Resume

REGULASI OPERASI SITEM & SOP (STANDARD OPERATING PROCEDURE)

Pengertian SOP

SOP adalah suatu bentuk ketentuan tertulis yang berisi prosedur / langkah-langkah kerja yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan. Dalam bahasa Indonesia, SOP disebut dengan Prosedur Tetap dan disingkat Protap.

Tujuan SOP

a. Agar pekerjaan berjalan dengan baik & lancar.b. Agar pekerjaan tidak menemui kesalahan.c. Agar waktu dalam kerja efektif, cepat & efisien.d. Agar keselamatan dalam bekerja terjaga.e. Agar peralatan aman dan kualitas hasil kerja memuaskan.

Cara Membuat SOP

a. Inventarisasi prosedur yang dibutuhkan.b. Analisa & evaluasi prosedur yang sudah berjalan dan dilakukan, dengan mencari positif

dan negatifnya.c. Membuat dokumentasi urutan pelaksanaan untuk membuat SOP dimulai dari

perencanaan.d. Melakukan tinjauan dan evaluasi SOP secara berkala untuk revisi.

Kerangka SOP

a. Lembar pengesahan, daftar pendistribusian, catatan perubahan dokumen.b. Kata pengantar.c. Daftar Isi, daftar gambar, daftar tabel.d. Pendahuluan & latar belakang.e. Isi SOP (berisi prinsip dan cara kerja).f. Lampiran, daftar pustaka, daftar istilah & kosakata.

Prosedur Pedoman Operasi

Yang dimaksud dengan Pedoman Operasi adalah prosedur yang mengatur tatacara untuk mengoperasikan sistem tenaga listrik berikut masing-masing komponen di dalamnya. Pedoman operasi terdiri dari:

Page 2: Resume

a. Petunjuk Pengoperasian GI/GITET :

Berisi panduan bagi operator gardu induk (GI) / Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) melakukan tugas operasional langsung pada peralatan-peralatan (instalasi) di gardu induk.

b. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan pada Instalasi Listrik Tegangan Tinggi / Ekstra Tinggi (Dokumen K3) :

Berisi prosedur keamanan dan keselamatan kerja untuk melaksanakan pekerjaan di instalasi listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi.

c. Pedoman Operasi GI/GITET :

Berisi panduan bagi dispatcher di pusat pengatur, operator GI /GITET dan operator pembangkit mengoperasikan instalasi sistem tenaga.

d. Pedoman Pemulihan Sistem :

Berisi panduan bagi dispatcher di pusat pengatur memulihkan sistem tenaga dari kondisi gangguan dan interaksinya dengan operator GI / GITET dan pembangkit serta dengan dispatcher di pusat pengatur lainnya.

e. Prosedur Komunikasi Operasi :

Berisi panduan berupa tatacara (etika, alur) komunikasi di dalam mengoperasikan sistem tenaga listrik.

f. Prosedur Akses Ke Jaringan Untuk Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) Pada Instalasi Tegangan Tinggi / Ekstra Tinggi.

Berisi aturan operasi, prosedur dan tanggung jawab untuk menjamin grid reliability dan operasi yang efisien :

– Prosedur untuk mempertahankan sekuriti Jaringan

– Tanggung jawab dan kewajiban untuk sekuriti Jaringan

– Margin cadangan operasi

– Pengaturan frekuensi

– Pengaturan tegangan

– Proteksi Jaringan

Page 3: Resume

– Stabilitas Jaringan

– Prosedur keadaan darurat

– Prosedur pemulihan Jaringan

– Koordinasi keselamatan

– Penghubung operasi (Operational Liaison)

– Pelaporan kejadian di Sistem

– Testing, Monitoring & Inspection

PEMELIHARAAN GARDU INDUK

Pemahaman tentang switchyard, pada umumnya adalah :

Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbuka yang luas, maka disebut switchyard.

Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbatas (sempit) dan di dalam gedung, maka disebut switchgear.

Sebenarnya yang dimaksud switchgear, adalah peralatan yang ada di switchyard.

Jadi yang dimaksud switchyard, adalah nama yang diperuntukkan bagi gardu konvensional.Sedangkan switchgear, adalah nama yang diperuntukkan bagi Gas Insulated Substation (GIS).Komponen – komponen / peralatan yang ada pada switchyard gardu induk:

1. Transformator Daya

Berfungsi mentranformasikan daya listrik, dengan merubah besaran tegangannya ,

sedangkan frequensinya tetap. Transformator daya juga berfungsi untuk pengaturan tegangan. Transformator daya dilengkapi dengan trafo pentanahan yang berfungsi untuk mendapatkan titik neutral dari trafo daya. Peralatan ini disebut Neutral Current Transformer (NCT). Perlengkapan lainnya adalah pentanahan trafo, yang disebut Neutral Grounding Resistance (NGR).

 

2. Neutral Grounding Resistance (NGR)

Page 4: Resume

Komponen yang dipasang antara titik netral trafo dengan pentanahan. Berfungsi untuk memperkecil arus gangguan yang terjadi. Diperlukan proteksi yang praktis dan biasanya tidak terlalu mahal, karena karakteristik relay dipengaruhi oleh sistem pentanahan neutral.

3. Circuit Breaker (CB)

Adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus rangkaian listrik dalam keadaan berbeban (berarus). CB dapat dioperasikan pada saat jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi gangguan. Karena  pada  saat  bekerja,  CB mengeluarkan (menyebabkan timbulnya) busur api, maka pada CB dilengkapi dengan pemadam busur api. Pemadam busur api berupa :

Minyak (OCB). Udara (ACB). Gas (GCB).

4. Disconnecting Switch (DS)

Adalah peralatan pemisah, yang berfungsi untuk memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban. Dalam GI, DS terpasang di :

Transformator Bay (TR Bay). Transmission Line Bay (TL Bay). Busbar. Bus Couple.

Karena DS hanya dapat dioperasikan pada kondisi jaringan tidak berbeban, maka yang harus dioperasikan terlebih dahulu adalah CB. Setelah rangkaian diputus oleh CB , baru DS dioperasikan.

5. Lightning Arrester (LA)

Berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan listrik di gardu induk dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning surge) pada kawat transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung (switching surge). Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan), LA bersifat isolatif atau tidak bisa menyalurkan arus listrik. Dalam keadaan terjadi gangguan yang menyebabkan LA bekerja, maka LA bersifat konduktif atau menyalurkan arus listrik ke bumi.

Page 5: Resume

6. Current Transformer (CT)

Berfungsi merubah besaran arus dari arus yang besar ke arus yang kecil atau memperkecil besaran arus listrik pada sistem tenaga listrik, menjadi arus untuk sistem pengukuran dan proteksi. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi.

7. Potential Transformer (PT)

Berfungsi untuk merubah besaran tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau memperkecil besaran tegangan listrik pada sistem tenaga listrik ,menjadi besaran tegangan untuk pengukuran dan proteksi. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer , dengan memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi.

8. Trafo Pemakaian Sendiri (TPS)

Berfungsi sebagai sumber tegangan AC 3 phasa 220/ 380 Volt. Digunakan untuk kebutuhan intern gardu induk, antara lain untuk :

Penerangan di swtich yard, gedung kontrol, halaman GI dan sekeliling GI.  Alat pendingin (AC).  Rectifier.  Pompa air dan motor-motor listrik.  Peralatan lain yang memerlukan listrik tegangan rendah.

9. Rel (Busbar)

Berfungsi sebagai titik pertemuan/ hubungan (connecting) antara transformator daya, SUTT,

SKTT serta komponen listrik lainnya yang ada pada switch yard. Komponen rel (busbar) antara lain :

Konduktor (AAAC, HAL, THAL, BC, HDCC). Insulator String & Fitting (Insulator,Tension Clamp, Suspension Clamp, Socket Eye,

Anchor Sackle, Spacer).

MONITORING PERALATAN GARDU INDUK

PENGERTIAN

Seorang operator yang akan memonitor gardu induk perlu pemahaman terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan monitor. Monitor dalam hal ini adalah melihat / mengamati /membaca dan mencatat apa yang ditunjukkan alat-alat ukur, misalnya alat ukur ampere meter, volt meter,

Page 6: Resume

kwh meter, kvarh meter dan lain - lain sesuai dengan formulir yang ada. Seorang operator juga harus mengamati secara visual peralatan – peralatan yang terpasang pada gardu induk / gardu induk tegangan extra tinggi ( gi/gitet ).

TUJUAN

Tujuan monitoring gardu induk adalah untuk mengetahui besaran - besaran yang dibaca pada alat ukur yang terpasang di gardu induk, misalnya alat ukur ampere meter, volt meter, kwh meter, kvarh meter dan lain - lain sesuai dengan formulir yang ada.

Seorang operator juga harus mengetahui bahwa tujuan monitoring adalah untuk membandingkan/ mengetahui kemampuan dari peralatan & untuk perencanaan masa depan.

MONITORING PARAMETER / BESARAN OPERASI

Alat ukur yang terpasang di gardu induk adalah meter-meter pengukuran yang terpasang pada bagian - bagian peralatan bay trafo, bay penghantar bay kopel / busbar yang terdiri dari meter analog dan meter digital.

Meter yang terpasang pada transformator dan penghantar :Ampere meter : pengukuran arus.

KV meter : pengukuran tegangan.

Cos φ meter : pengukuran factor daya.

MW dan MVAR meter : pengukuran daya aktip dan daya reaktip.

KWH dan KVARH meter : pengukuran energi aktip dan energi reaktip.

Meter yang terpasang pada kopel / busbar : KV meter : pengukuran tegangan.

Frekuensi meter : pengukuran frekuensi.

Sinkron meter : peralatan untuk sinkron.

Cara pembacaan pada pembacaan meter ( Ampere, kV, Cos φ, MW dan MVAR ) perlu diperhatikan :

* Pahami skala meter.

* Pahami klas meter.

* Untuk meter analog, sipembaca harus melakukan posisi lihat lurus ke depan.

* Ratio CT dan PT.

Page 7: Resume

Cara membaca meter energi perlu diperhatikan :* Lihat angka sampai koma satu digit.

* Check dengan rumus wh = v.i.cos φ. √ 3.h (jam).

* Untuk meter analog, sipembaca harus melakukan posisi lihat lurus ke depan.

* Ratio CT dan PT

PENGELOLAAN DATA OPERASI GARDU INDUK

Yang dimaksud dengan pengelolaan data operasi gardu induk adalah semua monitoring yang telah dicatat di file / disimpan dengan baik dan dengan adanya sistem komputer, monitoring tersebut diedit dengan komputer dan akan dapat dibuka kembali bila diperlukan baik oleh atasan ataupun pihak trkait yang membutuhkan data tersebut.

MONITORING UNJUK KERJA PERALATAN UTAMA GARDU INDUK

Yang dimaksud dengan monitoring unjuk kerja peralatan utama gardu induk adalah hasil penampilan operasi peralatan tersebut dengan mempertimbangkan faktor - faktor sebagai berikut :

∑ KWH Produksi per Tahun x 100 %

a. Faktor Kapasitas :

∑ KW Kapasitas Terpasang x 8760 Jam

∑ KWH Produksi per Tahun x 100 %

b. Faktor Beban :

∑ KW Beban Puncak x 8760 Jam

1. Pengertian

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah sarana instalasi tenaga listrik diatas tanah untuk menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit ke Gardu Induk (GI) atau dari GI ke GI lainnya (antar GI).

SUTT/SUTET merupakan peralatan buatan manusia. Peralatan ini pada dasarnya bias rusak baik karena salah pengoperasian, kesalahan saat konstruksi maupun telah melampaui masa kerjanya (life time).

Page 8: Resume

2. Pengertian Pemeliharaan adalah kegiatan yang meliputi:

- Perawatan/pemeriksaan- Perbaikan- Penggantian- Pengujian

3. Tujuan Pemeliharaan

- Mempertahankan kemampuan kerja peralatan- Memperpanjang umur peralatan- Menghilangkan / mengurangi resiko kerusakan- Mengembalikan kemampuan kerja peralatan- Member keyakinan keandalan operasinya

4. Perlengkapan K3 / APD (Alat Pelindung Diri)

1. Helm Safety2. Kacamata Safety 3. Lanyard4. Pole Body Harness5. Pole Strap6. Cam Lock / Cobra7. Sepatu Safety8. Sarungtangan

Praktek Pemeliharaan SUTT/SUTET

1. Pengukuran Resistansi Grounding Tower SUTET

DASAR TEORI

Grounding atau pertanahan merupakan suatu system pengamanan terhadap perangkat–perangkat yang menggunakan listrik sebagai sumber tenaga dari lompatan listrik atau juga proteksi terhadap sambaran petir.

Ground resistance adalah nilai tahanan yang dimiliki tanah untuk menerima loncatan listrik dari suatu perangkat atau petir, ground resistance yang baik adalah lebih kecil dari 10 Ohm.

Page 9: Resume

ALAT UKUR

Digital Earth Tester adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur nilai resistansi dari grounding.

Komponen-komponen yang terdapat pada Digital Earth Tester terdiri dari beberapa display dan socket untuk pengukuran, pada umumnya terdiri dari tiga socket terminal, yaitu :

E = Earth Plate (Warna Hijau)

P = Potential Spike (Warna Kuning)

C = Current Spike (Warna Merah)

Ada beberapa macam pengukuran yang dilakukan yaitu :

- Pengukuran Awal- Hanya Kabel Grounding- Hanya Tiang SUTET- Pengukuran Akhir

Cara menggunakan dan membaca hasil pengukuran Digital Earth Tester :

1. Periksa kondisi kabel grounding yang akan diukur. Bila kotor bersihkan dahulu permukaan kabel tersebut dengan kertas amplas agar jepitan kabel probe dapat menyentuh langsung bagian permukaan tembaga yang sudah bersih dan untuk mencegah terjadinya kesalahan pembacaan pada alat ukur.

2. Earth Tester memiliki tiga kabel, merah, kuning, hijau. Hubungkan kabel merah dan kuning ketanah dengan masing-masing jarak 5-10 meter dari grounding dengan ketentuan:

Terminal (E) dihubungkan dengan terminal ground yang akan kita ukur

Terminal (P) ditanam membentuk garis lurus dari terminal (E) sejauh 5-10 meter

Terminal (C) ditanam segaris lurus dengan terminal (E) dan (P), jaraknya 5-10 meter

dari terminal (P).

3. Lakukan pengukuran grounding (tahanan pentanahan) dengan memutar knob alat ukur pada poisisi 20/200/2000 Ohm tergantung dari kondisi tanah pada area setempat yang akan diukur.

4. Kemudian tekan tombol press to test atau push on untuk mengetahui nilai-nilai tahanan ground yang ada.

Page 10: Resume

5. Baca hasil pengukuran.

Gambar : Bentuk fisik dan cara pemasangan kabel terminal Digital Earth Tester

2. Perlengkapan dan Cara Memanjat Tiang Transmisi

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi

(SUTET) adalah sarana yang terbentang di udara untuk menyalurkan tenaga listrik dari Pusat

Pembangkit ke Gardu Induk (GI) / Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) atau dari GI /

GITET ke GI /GITET lainnya yang disalurkan melalui konduktor yang direntangkan antara

tiang-tiang (tower) melalui insulator-insulator dengan sistem tegangan tinggi (30 kV, 70 kV, 150

kV) atau tegangan ekstra tinggi (275 kV, 500 kV).

Sistem transmisi SUTT/SUTET memiliki fungsi sebagai berikut :

Isolasi, yaitu berfungsi untuk mengisolasi bagian yang bertegangan dengan bagian yang

tidak bertegangan / Ground baik secara elektrik maupun mekanik. Isolasi pada

SUTT/SUTET dibedakan menjadi 2, yaitu : Isolasi Padat (Insulator) dan Isolasi Udara.

Pembawa Arus, yaitu : berfungsi dalam proses penyaluran arus listrik dari Pembangkit

ke GI/GITET atau dari GI/GITET ke GI/GITET lainnya.

Konstruksi dan Pondasi, yaitu bangunan yang kokoh untuk menyangga / merentang

konduktor penghantar dengan ketinggian dan jarak yang aman bagi manusia dan

lingkungan sekitarnya dengan sekat insulator.

Proteksi Petir, yaitu: pentanahan / Grounding yang berfungsi untuk mengamankan

peralatan yang terpasang di tower transmisi dari sambaran petir / Surja Petir.

Aksesoris, yaitu : semua komponen pendukung fungsi isolasi, fungsi konstruksi dan

fungsi K3 dari sistem tersebut. Berdasarkan perannya sebagai komponen pendukung,

Page 11: Resume

aksesoris dibedakan menjadi : Aksesoris Insulator, Aksesoris Panjat (fungsi konstruksi),

dan Aksesoris K3.

Pemeliharaan

Definisi Pemeliharaan secara umum adalah suatu usaha atau kegiatan terpadu yang

dilakukan terhadap instalasi dan sarana pendukungnya untuk mencegah kerusakan atau

mengembalikan/memulihkan instalasi dan sarananya kepada keadaan yang layak.

Pemeliharaan peralatan Instalasi adalah proses kegiatan yang dilakukan terhadap

peralatan instalasi Tenaga Listrik sehingga didalam operasinya setiap peralatan dapat memenuhi

fungsi yang di kehendaki secara terus menerus sesuai karakteristiknya. Dengan kata lain

Pemeliharaan itu merupakan upaya untuk mempertahankan atau mengembalikan pada tingkat

prestasi awal dan dapat beroperasi dengan keandalan yang tinggi sehingga kontinuitas pelayanan

listrik dapat tercapai.

Kegiatan pemeliharaan sangat perlu dilakukan sebab semua peralatan yang beroperasi

akan menuju rusak karena umurnya, maka perlu dilakukan pemeliharaan peralatan untuk

mempertahankan atau mengembalikan pada tingkat prestasi/unjuk kerja awalnya.

TUJUAN PEMELIHARAAN

Tujuan dari kegiatan pemeliharaan itu sendiri adalah :

Untuk meningkatkan reliability, availability dan efficiency peralatan.

Untuk memperpanjang umur peralatan.

Untuk memperpanjang interval Overhaul (Pemeliharaan Besar).

Mengurangi risiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan.

Meningkatkan Safety atau keamanan dalam bekerja.

Mengurangi lama waktu padam.

Waktu pemulihan yang efektif.

Biaya pemeliharaan yang efissien dan ekonomis.

ALAT PELINDUNG DIRI

Page 12: Resume

Dalam pemeliharaan SUTT/SUTET diperlukan berbagai peralatan APD (Alat Pelindung

Diri) terutama disaat pemeliharaan tower secara Climb Up Inspection, yaitu jenis pekerjaan

pemeriksaan secara berkala / periodik terhadap tower berikut perlengkapannya yang dilakukan

oleh Climber (petugas pemeliharaan) dengan cara memanjat tower pada SUTT / SUTET yang

dalam keadaan bertegangan.

Macam-macam APD yang diperlukan untuk pekerjaan pemeliharaan tower secara Climb

Up Inspection adalah :

1. Topi pengaman (Helm), yang berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan.

2. Sarung tangan, yang berfungsi untuk melindungi telapak tangan dari benda-benda

yang dapat melukai tangan.

3. Pole Body Harnes, yaitu pakaian pengaman yang berfungsi untuk mengamankan

pekerja disaat bekerja di atas ketinggian tower.

Page 13: Resume

4. Sepatu Safety, yaitu sepatu pengaman yang berfungsi untuk melindungi kaki pekerja,

baik dari tegangan listrik, benturan, maupun benda-benda tajam, serta sebagai

pengaman pemanjat dalam melakukan pekerjaan memanjat tower.

5. Pole Strap, yaitu alat pelindung diri yang berfungsi mengamankan pekerja bila

melakukan pekerjaan / operasi diatas tower, alat ini digunakan untuk menyangga

badan ketika bekerja diatas ketinggian.

Page 14: Resume

6. Lanyard, yaitu tali pengaman yang berfungsi mengamankan pekerja bila terpeleset dan

terjatuh dari atas ketinggian tower.

7. Kacamata Pelindung, berfungsi untuk melindungi dari silau sinar matahari.

8. Rope Adjuster, berfungsi sebagai pengamanan apabila terjatuh rope adjuster akan

menahan sesaat agar pemanjat tidak jatuh langsung ke tanah.

Page 15: Resume

Chain Hoist, berfungsi sebagai katrol agar mempermudah melakukan pemanjatan.

Webbing Sling, berfungsi untuk men

Page 16: Resume