Responsi - Katarak & SMK

19
BAB 1 STATUS PASIEN 1.1 Identitas Pasien Nama pasien : Ny. K Jenis kelamin : Wanita Umur : 75 tahun Alamat : Surabaya Agama : Islam Pendidikan terakhir : SMA Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga No. Reg : 426641 Tanggal Pemeriksaan : 21 Januari 2015 1.2 Anamnesis Keluhan utama: kedua mata terasa berpasir Riwayat penyakit sekarang: - Pasien datang ke Poli Mata Rumah Sakit Haji Surabaya dengan keluhan kedua mata terasa berpasir sejak kurang lebih 4 tahun yang lalu. Keluhan mata merah disangkal. Kadang mata terasa seperti terbakar, gatal, perih, dan tidak nyaman. - Sejak 3 tahun yang lalu pasien sudah berobat ke Poli Mata Rumah Sakit Haji Surabaya dan mendapat obat Cendolyteers yang diteteskan 6 kali 1 tetes sehari pada kedua mata. 1

description

RESTU

Transcript of Responsi - Katarak & SMK

Page 1: Responsi - Katarak & SMK

BAB 1

STATUS PASIEN

1.1 Identitas Pasien

Nama pasien : Ny. K

Jenis kelamin : Wanita

Umur : 75 tahun

Alamat : Surabaya

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

No. Reg : 426641

Tanggal Pemeriksaan : 21 Januari 2015

1.2 Anamnesis

Keluhan utama: kedua mata terasa berpasir

Riwayat penyakit sekarang:

- Pasien datang ke Poli Mata Rumah Sakit Haji Surabaya dengan keluhan

kedua mata terasa berpasir sejak kurang lebih 4 tahun yang lalu. Keluhan

mata merah disangkal. Kadang mata terasa seperti terbakar, gatal, perih,

dan tidak nyaman.

- Sejak 3 tahun yang lalu pasien sudah berobat ke Poli Mata Rumah Sakit

Haji Surabaya dan mendapat obat Cendolyteers yang diteteskan 6 kali 1

tetes sehari pada kedua mata.

- Keluhan mata kabur juga didapatkan pada kedua mata. Kabur sejak 3

tahun yang lalu namun tidak mengganggu aktivitas pasien. Pandangan

kabur tersebut timbulnya perlahan–lahan untuk melihat jauh maupun

dekat. Pasien mengatakan lebih suka memicingkan mata saat melihat jauh.

Pasien juga mengatakan mata sering terasa pegal jika dipakai lama untuk

membaca. Nyeri kepala disangkal. Keluhan penglihatan silau disangkal,

1

Page 2: Responsi - Katarak & SMK

keluhan penglihatan lebih jelas saat malam hari disangkal, penglihatan

ganda diangkal.

- Pasien mengatakan sudah pernah menggunakan kacamata untuk membaca

dekat sejak 2 tahun yang lalu yang dibeli di optik-optik tanpa resep dokter.

Riwayat penyakit dahulu:

- Riwayat kencing manis disangkal

- Riwayat darah tinggi (+) sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu. Pasien

rutin kontrol dan tekanan darah saat ini stabil pada 130/90 mmHg. Pasien

mengkonsumsi obat Adalat® 1x10 mg dan Concord® 1x5mg

- Riwayat alergi: disangkal

- Riwayat operasi kandungan (+) kurang lebih 30 tahun yang lalu

- Riwayat mata merah kumat-kumatan: disangkal

- Riwayat trauma: disangkal

Riwayat penyakit keluarga:

- Riwayat katarak dalam keluarga disangkal

- Riwayat darah tinggi dalam keluarga disangkal

- Riwayat alergi disangkal

- Riwayat memakai kacamata disangkal

Riwayat sosial:

- Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang aktivitas sehari-harinya

melakukan pekerjaan rumah tangga.

1.3 Pemeriksaan Mata

1.3.1 Tajam Penglihatan

VOD : 0.7 pinhole (+) cc S-0.50 1.0

VOS : 0,6 pinhole (+) cc S-0.75 1.0

ADD : +3.00 PD: 63/61 mm

1.3.2 Tekanan Intra Okuler

TOD : 8/5,5 = 10,2 mmHg

TOS : 8/5,5 = 10,2 mmHg

1.3.3 Pergerakan bola mata

2

Page 3: Responsi - Katarak & SMK

(Baik ke segala arah) (Baik ke segala arah)

1.3.4 Segmen Anterior:

OD OS

Edema (-), hiperemia (-), spasme (-) Palpebra

Edema (-), hiperemia (-), spasme (-)

CVI (-), PCVI (-), subconjungtival bleeding (-) Konjungtiva CVI (-), PCVI

(-), subconjungtival bleeding (-)

Jernih, sikatrik (-) KorneaJernih, sikatrik (-)

Dalam, Jernih Bilik Mata Depan Dalam, Jernih

Radier Iris Radier

Bulat, diameter 3 mm, refleks cahaya (+) Pupil Bulat, diameter 3 mm, refleks

cahaya (+)

Jernih,

Iris shadow (-)Lensa Jernih,

Iris shadow (-)

1.3.5 Segmen Posterior:

OD OS

+ Refleks fundus +

Bulat, batas tegas, warna normal, CDR 0,3, new vessels (-)

Papil nervus IIBulat, batas tegas, warna normal, CDR 0,3 , new vessels (-)

Eksudat (-), perdarahan(-), mikroaneurisma (-), new vessel development (-),

detachment (-) Retina Eksudat (-), perdarahan(-), mikroaneurisma (-), new vessel

development (-), detachment (-)

Rasio AV= 2:3 Vaskuler Rasio AV= 2:3

Refleks makula (+), edema makula (-) Makula Refleks makula (+),

edema makula (-)

Jernih,

3

Page 4: Responsi - Katarak & SMK

perdarahan (-) VitreusJernih,

perdarahan (-)

1.3.6 Pemeriksaan lainnya :

a.Schirmer Test

OD : 0 mm

OS : 2 mm

1.4 Daftar Masalah

- Mata kanan dan kiri kabur seperti melihat asap sejak 2 tahun yang lalu,

tidak mengganggu aktivitas.

- Penglihatan lebih jelas saat malam daripada siang hari.

- Silau (+)

- Penglihatan dekat lebih jelas daripada penglihatan jauh.

- Tidak nyaman dengan kacamata baca yang dimiliki pasien.

- Sering tidak bisa membedakan jalan lurus dengan jalan yang berbelok

sehingga harus memiringkan kepala.

- Mata kiri ngganjel tampak ada selaput putih.

- Riwayat DM : 5 tahun Terakhir kali cek gula darah 2 bulan yang lalu,

mengaku hasilnya normal.

- Ibu pasien menderita katarak.

- Pemeriksaan Tajam Penglihatan :

VOD : 0.7 cc C-0.75 x 900 0.9 f pinhole tetap

VOS : 0,8 f pinhole tetap (tidak bisa dikoreksi)

ADD : +3.00 PD: 63/61

- Pemeriksaan Segmen Anterior :

o Konjungtiva OS : Pterigium Grade II

o Lensa ODS : Lensa agak keruh, iris shadow (+)

- Pemeriksaan slit lamp dengan midriatikum :

Bagian subkapsular posterior lensa ODS agak keruh

4

Page 5: Responsi - Katarak & SMK

- Pasien sering terkena debu dan sinar matahari

1.5 Diagnosis

o ODS KatarakSenilisImatur

o OD Astigmatism Miopi Simplek

o ODS Presbiopia

o OS Pterigium Grade II

1.6 Rencana

1.6.1 Diagnostik

(-)

1.6.2 Terapi

- Catarlent Eye Drop 3 dd gtt I ODS

- Pro Resep Kacamata

1.6.3 Monitoring

- Kontrol 6 bulan lagi

- Kotrol jika ada keluhan tambahan

1.6.4 Edukasi

• Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan katarak, obat tetes mata yang

diberikan kepada pasien bersifat menghambat saja namun tidak menyembuhkan.

• Pada dasarnya, penyembuhan katarak diperoleh hanya dengan

tindakanoperasi (ekstraksi katarak), akan tetapi pada kasus ini, tindakan operasi

tidak dilakukan karena katarak belum mengganggu aktivitas pasien.

• Mengontrol diabetes mellitus dengan adekuat. 1

• Kacamata dapat digunakan selalu kecuali saat makan, mandi, dan tidur.

Menjaga kesehatan mata kanan dengan membiasakan 20:20:20rule, yaitu setiap

20 menit membaca atau menonton TV, atau berada di depan layar komputer,

kedua mata diistirahatkan selama 20 detik dengan cara melihat jauh dengan jarak

20 feet.2

• Membaca pada jarak yang normal, yaitu 30 cm.

• Membaca di tempat yang terang dan cukup cahaya.

• Rasa mengganjal di mata sebelah kiri disebabkan adanya pterigium yang

disebabkan oleh paparan debu atau sinar matahari pada mata, tidak perlu

5

Page 6: Responsi - Katarak & SMK

pengobatan hanya perlu diperhatikan agar pasien menghindari debu dan sinar

matahari secara langsung dengan memakai kaca mata hitam saat keluar rumah,

karena pterigium pada pasien dapat kambuh sewaktu-waktu apabila terpapar debu

atau sinar matahari.1

BAB 2

PEMBAHASAN KASUS

2.1 Diagnosis

2.1.1 ODS Katarak Senilis Imatur

- Disebut katarak senilis imatur karena usia pasien lebih dari 50 tahun, yaitu

69 tahun.1

- Anamnesis

o Kedua mata pasien tidak merah

o Mata kanan dan kiri pasien kabur untuk melihatseperti melihat asap secara

perlahan sejak 2 tahun yang lalu. Keluhan tersebut terdapat dalam penyakit

katarak dimana terjadi perubahan kimia pada protein lensa dan agregasi menjadi

protein dengan berat molekul tinggi. Agregasi ini menyebabkan fluktuasi indeks

refraksi lensa, pemendaran cahaya dan mengurangi kejernihan lensa. Perubahan

kimia pada protein inti lensa mengakibatkan pigmentasi progresif menjadi kuning

kecoklatan. Semua perubahan ini menyebabkan media refraksi menjadi keruh dan

terjadi gangguan pada pemendaran cahaya sehingga akan menimbulkan keluhan

kabur pada penderita.1

6

Page 7: Responsi - Katarak & SMK

o Kedua mata mengeluh sering silau sehingga penglihatan lebih nyaman

pada malam hari daripada siang hari. Keluhan tersebut sering terjadi pada

kekeruhan yang terletak disubkapsuler posterior lensa.1

o Riwayat penyakit keluarga yaitu ibu pasien menderita katarak, hal tersebut

merupakan faktor herediter, salah satu faktor resiko katarak senilis.1

- Hasil Pemeriksaan

o Tajam penglihatan:

- VOD : 0.7 cc C-0.75 x 900 0.9 f pinhole tetap

- VOS : 0,8 f pinhole tetap (tidak bisa dikoreksi)

- ADD : +3.00 PD: 63/61

Tajam penglihatan pada katarak senilis imatur adalah > 1/60 namun tidak dapat

dikoreksi menjadi 6/6.1

o Pemeriksaan segmen anterior: lensa ODS keruh dengan iris shadow (+).

Lensa keruh dengan iris shadow (+) didapatkan pada katarak Imatur. 1

o Slit lamp dengan midriatikum : bagian subkapsular posterior lensa ODS

agak keruh Katarak Imatur1

o Segmen posterior: reflex fundus (+)

Refleks fundus masih positif didapatkan pada Katarak Imatur.1

2.1.2 OD Astigmatism Miopi Simplek

- Anamnesis

o Sering tidak bisa membedakan jalan lurus dengan jalan yang berbelok

sehingga harus memiringkan kepala. Hal tersebut disebabkan karena pada

astigmatism sinar sejajar yang masuk melalui lensa mata difokuskan pada lebih

dari satu titik.2

- Hasil Pemeriksaan

o Tajam penglihatan:

- VOD : 0.7 cc C-0.75 x 900 0.9 f pinhole tetap

- VOS : 0,8 f pinhole tetap (tidak dapat dikoreksi)

- ADD : +3.00 PD: 63/61

2.1.3 ODS Presbiopi

- Anamnesis

7

Page 8: Responsi - Katarak & SMK

o Kurang nyaman dengan kacamata baca dekat pasien saat ini. Hal tersebut

disebabkan pasien sudah tidak pernah mengganti kacamata baca nya selama 10

tahun sehingga kemungkinan terdapat ketidak cocokan lensa dengan usia pasien.1

- Hasil Pemeriksaan

o Tajam penglihatan:

- VOD : 0.7 cc C-0.75 x 900 0.9 f pinhole tetap

- VOS : 0,8 f pinhole tetap (tidak dapat dikoreksi)

- ADD : +3.00 PD: 63/61

Pasien berusia 69 tahun, penglihatan jarak jauh kurang baik dikarenakan katarak

imatur, dan untuk melihat jarak dekat, pasien lebih nyaman menggunakan

bantuan lensa spheris +3.00 D.

Lensa yang dibutuhkan pasien dengan presbiopia sesuai dengan usianya:

- Usia 40 hingga 45 tahun membutuhkan lensa spheris +1.00 D

- Usia 45 hingga 50 tahun membutuhkan lensa spheris +1.50 D

- Usia 50 hingga 55 tahun membutuhkan lensa spheris +2.00 D

- Usia 55 hingga 60 tahun membutuhkan lensa spheris +2.50 D

- Usia 60 tahun ke atas membutuhkan lensa spheris +3.00 D 1

2.1.4 OS Pterigium

- Anamnesis

o Mata kiri terasa mengganjal dan tampak ada selaput putih. Keluhan

tersebut terdapat dalam penyakit pterigium karena adanya jaringan konjungtiva

dan fibrovaskular berbentuk segitiga yang menginvasi kornea. Hal ini terjadi

berhubungan erat dengan adanya kontak dengan ultra violet, debu dan kekeringan

sehingga menyebabkan terjadinya penebalan dan pertumbuhan konjungtiva

bulbi.1

- Hasil Pemeriksaan

o Pemeriksaan Segmen Anterior :

Tampak adanya bentukan daging yaitu Pterigium Grade II pada

konjungtiva bulbi OS.Pterigium grade II adalah pterigium yang mencapai jarak

lebih dari separuh antara limbus dan tepi upil.1

2.2 Terapi

a. Catarlent Eye Drop 3 dd gtt I ODS.

8

Page 9: Responsi - Katarak & SMK

Regimen yang mengandung garam kalsium dan kalium iodida diresepkan pada

pasien dengan tahap awal katarak, khususnya pada katarak senilis, untuk

memperlambat progresnya, namun tidak menyembuhkan. 1

b. Pro Resep Kacamata

Kacamata diberikan sesuai dengan kondisi astigmatism miopi simplek dan

presbiopi pada mata pasien menunggu hasil pemeriksaan gula darah pasien.

BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Sindroma Mata Kering

3.1

3.1.1 Anatomi Lensa

Lensa merupakan suatu unsur transparan, bikonvek, dan kristalina yang terdapat

di antara iris dan vitreus. Diameter lensa adalah 9-10 mm dan ketebalan lensa

bervariasi sesuai dengan usia, mulai dari 3,5 mm (sejak lahir) sampai 5 mm (usia

tua). Berat lensa bervariasi, mulai dari 135 mg (0-9 tahun) sampai 255 mg (40-80

tahun). 1

Gambar 3.1. Anatomi Lensa1

Dari gambar 3.1 di atas dapat dilihat anatomi dari lensa yang terdiri dari kapsul,

epitel, korteks dan nukleus lensa.

a. Kapsul

Kapsul lensa merupakan membran dasar yang elastis dan transparantersusun dari

kolagen tipe IV yang berasal dari sel-sel epitel lensa. Kapsul inimengandung isi

lensa serta mempertahankan bentuk lensa pada saat akomodasi.Bagian paling

tebal kapsul berada di bagian anterior dan posterior zona preequator dan bagian

paling tipis berada di bagian tengah kutub posterior.3

b. Epitel Lensa

Tepat di belakang kapsul anterior lensa terdapat satu lapis sel-sel epitel.Sel-sel

epitel ini dapat melakukan aktivitas seperti yang dilakukan sel-sel lainnya,seperti

9

Page 10: Responsi - Katarak & SMK

sintesis DNA, RNA, protein dan lipid. Sel-sel tersebut juga dapatmembentuk ATP

untuk memenuhi kebutuhan energi lensa. Sel-sel epitel yang baruterbentuk akan

menuju equator lalu berdiferensiasi menjadi serat lensa.3

c. Nukleus dan Korteks

Sel-sel berubah menjadi serat, lalu serat baru akan terbentuk dan akanmenekan

serat-serat lama untuk berkumpul di bagian tengah lensa. Serat-seratpaling tua

yang terbentuk merupakan lensa fetus yang diproduksi pada faseembrionik dan

masih menetap hingga sekarang. Serat-serat yang baru akanmembentuk korteks

dari lensa.3

3.1.2 Fisiologi Lensa

Lensa kristalina adalah sebuah struktur menakjubkan yang pada kondisi

normalnya berfungsi memfokuskan gambar pada retina. Posisinya tepat di sebelah

posterior iris dan disangga oleh serat-serat zonula yang berasal dari corpus

cilliare. Serat-serat ini menyisip pada bagian ekuator kapsul lensa. Kapsul lensa

adalah suatu membrane basalis yang mengelilingi substansi lensa. Sel-sel epitel

dekat ekuator lensa membelah sepanjang hidup dan terus berdiferensiasi

membentuk serat-serat lensa baru sehingga serat-serat lensa yang lebih tua

dipampatkan ke nucleus sentral; serat-serat muda, yang kurang padat, disekeliling

nucleus menyusun korteks lensa. Karena lensa bersifat avaskular dan tidak

mempunyai persarafan, nutrisi lensa didapat dari aqueous humor. Metabolisme

lensa terutama bersifat anaerob akibat rendahnya kadar oksigen terlarut di dalam

aqueous.2

Mata dapat mengubah fokusnya dari objek jarak jauh ke jarak dekat karena

kemampuan lensa untuk mengubah bentuknya, suatu fenomena yang dikenal

sebagai akomodasi. Elastisitasnya yang alami memungkinkan lensa untuk menjadi

lebih atau kurang bulat (sferis), tergantung besarnya tegangan serat-serat zonula

pada kapsul lensa. Tegangan zonula dikendalikan oleh aktivitas musculus ciliaris,

yang bila berkontraksi akan mengendurkan tegangan zonula. Dengan demikian,

lensa menjadi lebih bulat dan dihasilkan daya dioptri yang lebih kuat untuk

memfokuskan objek-objek yang lebih dekat. Relaksasi musculus ciliaris akan

menghasilkan kebalikan rentetan peristiwa-peristiwa tersebut, membuat lensa

mendatar dan memungkinkan objek-objek jauh terfokus. Dengan bertambahnya

10

Page 11: Responsi - Katarak & SMK

usia, daya akomodasi lensa akan berkurang secara perlahan-lahan seiring dengan

penurunan elastisitasnya.2

3.1.3

3.2 Presbiopia 1

3.2.1 Definisi

Presbiopia (pandangan usia tua) bukan merupakan kelainan refraksi tapi suatu

kondisi insufisiensi fisiologis pada akomodasi yang mengarah ke penurunan

progresif dalam penglihatan dekat.

3.2.2 Patofisiologi

Untuk memahami patofisiologi presbiopia diperlukan pengetahuan tentang

akomodasi . Seperti kita ketahui, pada mata emetrop titik jauh seseorang tak

terhingga dan titik terdekat bervariasi sesuai usia (sekitar 7 cm pada usia 10 tahun,

25 cm pada usia 40 tahun dan 33 cm pada usia 45 tahun).

Karena kita biasanya membaca buku dengan jarak sekitar 25 cm, sehingga kita

dapat membaca dengan nyaman hingga usia 40 tahun. Setelah usia 40 tahun, titik

dekat akomodasi semakin menjauh melampaui pembacaan normal atau jangkauan

kerja. Kondisi ini menyebabkan gagalnya penglihatan dekat akibat penurunan

amplitudo akomodasi yang berhubungan dengan usia atau disebut dengan

peningkatan punctum proximum .

Gambar 3.6 Titik Jatuh Bayangan Pada Mata 7

3.2.3 Etiologi

Penurunan kekuatan akomodatif lensa kristalin seiring dengan bertambahnya usia

menyebabkan presbiopia, terjadi karena:

1. Perubahan lensa berkaitan dengan umur di lensa yang meliputi:

- Penurunan elastisitas kapsul lensa, dan

- Progresif, peningkatan ukuran dan kekerasan lensa

- Sclerosis

2. Penyebab presbiopia dini adalah:

- Hipermetropia yang belum dikoreksi.

- Sclerosis dini dari lensa kristal.

3. Kelemahan otot siliaris

11

Page 12: Responsi - Katarak & SMK

4. Glaukoma kronis sederhana.

3.2.4 Gejala Klinis

Kesulitan dalam penglihatan dekat. Pasien biasanya mengeluh kesulitan

dalam membaca cetakan kecil. Keluhan lain dari pasien adalah kesulitan

memasukkan benang ke dalam jarum. Selain itu terdapat gejala asthenopic, karena

kelelahan otot siliaris setelah membaca atau melakukan pekerjaan yang

membutuhkan penglihatan jarak dekat.

3.2.5 Penatalaksanaan

Pengobatan presbiopia adalah resep kacamata cembung sesuai untuk penglihatan

dekat.

Sebuah panduan kasar untuk menyediakan kacamata Presbiopi :

- Lensa +1 DS diperlukan pada usia 40-45 tahun.

- Lensa + 1,5 DS pada usia 45-50 tahun.

- Lensa + 2 DS pada usia 50-55 tahun.

- Lensa +2,5 DS pada usia 55-60 tahun.

- Lensa +3.00 pada usia 60 tahun ke atas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Khurana, A.K., 2007, Comprehensive Ophthalmology, 4th edition, New

Age International (P) Limited Publishers, New Delhi.

2. Eva, Paul Riordan and John P. Whitcher ed., 2007, Vaughan & Asbury’s

General Ophthalmology, 17th edition, McGraw Hill Lange, London.

3. American Academy of Opthalmology (AAO), 2013, Dry Eye Syndrome

PPP, San Fransisco, http://www.aao.org/ppp, diakses 22 September 2014

4. Budiono, Sjamsu et al., 2013, Lensa dan Katarak, Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Mata, Airlangga University Press, Surabaya.

5. Dhawan,Sanjay.2005. Diakses dari

http://sdhawan.com/ophthalmology/lens.html, diakses 22 September 2014

12

Page 13: Responsi - Katarak & SMK

6. Ocampo, V.V.D. 2012. Cataract Senile: Workup. Diakses dari

http://emedicine.medscape.com/article/1210914-workup#showall, diakses 22

September 2014

7. Kanski, Jack J, 2007, Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach,

6th edition, Butterworth Heinemann Elsevier Limited, China.

8. Budiono, Sjamsu et al., 2013, Pterigium, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata,

Airlangga University Press, Surabaya.

9. Galloway NR, Amoaku WMK, Galloway PH, Browning AC, 2006,

Common Eye Disease and Their Management, 3th edition, Springer, London.

10. Crick RP, Khaw PT, 2003, A Textbook of Clinical Ophthalmology, 3th

edition, World Scientific Publishing, Singapore.

11. Nurwasis et all, 2006, Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu

Penyakit Mata, 3th edition, Airlangga University Press.

13