RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

61
RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA MERAH (Hylocereus costaricensis L.) TERHADAP PANJANG BATANG DAN CARA PEMBERIAN AIR KELAPA ( Skripsi ) Oleh DIDIK SETIAWAN NPM: 16110036 SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN DHARMA WACANAMETRO 2020

Transcript of RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

Page 1: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

0

RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA MERAH

(Hylocereus costaricensis L.) TERHADAP PANJANG BATANG

DAN CARA PEMBERIAN AIR KELAPA

( Skripsi )

Oleh

DIDIK SETIAWAN

NPM: 16110036

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN

DHARMA WACANAMETRO

2020

Page 2: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

1

RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA MERAH

(Hylocereus costaricensis L.) TERHADAP PANJANG BATANG

DAN CARA PEMBERIAN AIR KELAPA

Oleh

DIDIK SETIAWAN

16110036

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Program Studi Agroteknologi

SEKOLAH TINGGIILMU PERTANIAN

DHARMA WACANAMETRO

2020

Page 3: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

2

ABSTRAK

RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA MERAH

(Hylocereus costaricensis L.) TERHADAP PANJANG BATANG

DAN CARA PEMBERIAN AIR KELAPA

Oleh

Didik Setiawan

Buah naga merupakan salah satu jenis tanaman yang cukup populer di Indonesia

karena rasanya yang manis dan memiliki nilai harga jual yang tinggi. Buah naga

memiliki beragam jenis di antaranya buah naga berdaging merah, berdaging putih

dengan warna kulit kuning dan kulit merah daging putih. Buah naga mengandung

betacharotene dan antioksida yang tinggi untuk mencegah kanker dan menangkal

radikal bebas. Kandungan serat di dalamnya dapat memperlancar pecernaan,

mencegah kanker usus, dan menanggulangi diabetes.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Mengetahui pengaruh

panjang stek batang terhadap petumbuhan stek buah naga merah., (2) mengetahui

pengaruh perbedaan cara pemberian antara perendaman dengan penyiraman air

kelapa terhadap pertumbuhan stek buah naga, (3) mengetahui Interaksi panjang

stek dan cara pemberian air kelapa pada pertumbuhan stek buah naga.

Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

pada bulan November 2019 hingga Februari 2020. Penelitian ini menggunakan

Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang disusun secara faktorial.

Faktor pertama adalah Panjang batang yaitu: 15 cm (b1), 20 cm (b2), 25 cm (b3)

dan 30 cm (b4). Faktor kedua adalah cara pemberian air kelapa perendaman (a1),

dan penyirama (d2).. Masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh

dianalisis dengan sidik ragam kemudian dilanjutkan dengan uji Beda Nyata

Terkecil pada taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Panjang batang buah naga merah 25 cm

dan 30 cm memberikan hasil lebih baik dari pada 15 cm dan 20 cm. Panjang

batang buah naga 25 cm dan 30 cm memberikan pengaruh nyata pada peubah

muncul tunas, jumlah tunas, rata-rata panjang tunas per stek dan jumlah akar,

tetapi pada peubah panjang akar, bobot basah akar dan rasio tajuk akar berbeda

tidak nyata. (2). Cara pemberian air kelapa menunjukan bahwa penyiraman lebih

baik dibandingkan dengan perendaman. tetapi pada peubah jumlah tunas per stek,

rata-rata panjang tunas per stek, bobot basah akar dan rasio tajuk akar

berpengaruh tidak nyata.(3). Tidak terjadi interaksi antara panjang batang dan cara

Page 4: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

3

Didik Setiawan

pemberian air kelapa terhadap pertumbuhan stek buah naga merah pada semua

peubah yang di amati.

Page 5: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

4

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Ir. Syafiuddin, M.P .....................................

Penguji Utama : Ir. Yatmin, M. T. A. .....................................

Anggota : Jamaludin, S.P., M.Si. .....................................

2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro,

Ir. Rakhmiati, M.T.A.

NIP. 196302161990031003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 03 Juli 2020

Page 6: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

5

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Penelitian : RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG

BUAH NAGA MERAH (Hylocereus costaricensis L.)

TERHADAP PANJANG BATANG DAN CARA

PEMBERIAN AIR KELAPA

Nama Mahasiswa

:

DIDIK SETIAWAN

NPM : 16110036

Jurusan/PS : Agroteknologi

MENYETUJUI :

KOMISI PEMBIMBING,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Syafiuddin, M.P.

NIP. 196303091989031003

Jamaludin, SP, M.Si

NIK.003033299A

Ketua Jurusan,

Priyadi, SP, M.Si.

NIK. 003027283A

Page 7: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

6

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di desa Bogatama Kecamatan Penawartama

Kabupaten Tulang Bawang pada tanggal 12 Desember 1995,

anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan bapak Judi

Wiyono dan ibu Suprihhatin. Pendidikan Taman Kanak-Kanak

di TK Dharma Wanita, selesai tahun 2004. Pendidikan Sekolah

Dasar di SDN 01 Bogatama, selesai tahun 2010. Pendidikan Sekolah Menengah

Pertama di SMPN 02 Penawartama, selesai tahun 2013. dan Pendidikan Sekolah

Menengah Atas di SMAN 01 Penawartama, selesai tahun 2016.

Pada tahun 2016 penulis melanjutkan Pendidikan studi Strata Satu (S1) jurusan

Agroteknologi pada Sekolah Tinggi Ilmu pertanian ( STIPER ) Dharma Wacana

Metro Lampung, selesai pada tahun 2020.

Page 8: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

7

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya terkecilku ini kepada:

kedua Orang Tuaku tercinta bapak Judi Wiyono dan Ibu Suprihhatin,

Kakak-ku Puji Ningsih dan Suyono dan Adik-ku Retna Dewi dan kekasih ku.

Keluarga besar yang do’a dan semangatnya tak pernah berhenti diberikan,

Semua sahabat yang tanpa lelah saling terus menemani,

menguatkan dan berjuang bersama,

Guru-guruku dan dosen yang senantiasa tulus ikhlas memberikan ilmunya,

dan almamaterku tercinta.

Page 9: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

8

MOTTO

Bukan kesulitan yang membuat kamu malas,

Tapi kemalasan yang membuat kamu merasa sulit.

(Didik Setiawan)

Page 10: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

9

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat, rahmat,

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

Respon Pertumbuhan Stek Batang Buah Naga Merah (Hylocereus

costaricensis L.) Terhadap Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Pertanian pada Jurusan Agroteknologi, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma

Wacana Metro. Dengan selesainya penulisan ini, penulis ingin menyampaikan

ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Ir. Rakhmiati, M.T.A., Selaku Ketua STIPER Dharma Wacana Metro.

2. Bapak Ir. Syafiuddin, M.P., Selaku pembimbing pertama, atas segala

bimbingan, bantuan, nasihat, motivasi dan saran yang sangat berarti hingga

selesainya Skripsi ini.

3. Bapak Jamaludin, S.,P., M,Si., Selaku pembimbing kedua, atas segala

bimbingan, bantuan, nasihat, motivasi dan saran yang sangat berarti hingga

selesainya Skripsi ini.

4. Bapak Ir. Yatmin, M.T.A. selaku penelaah yang telah memberikan masukan,

saran dan bimbingan dalam menyelesaikan Skripsi ini.

5. Bapak Priyadi S.P., M.Si. sebagai Ketua Jurusan Agroteknologi STIPER

Dharma Wacana Metro.

Page 11: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

10

6. Bapak dan Ibu dosen dan staf akademik STIPER Dharma Wacana Metro

yang telah memberikan banyak kemudahan dan fasilitas demi kelancaran

penyelesaian Skripsi ini hingga selesai.

7. Kedua orang tua, Kakak-kakakku dan Adikku, serta seluluh keluarga dan

saudara yang telah memberikan semangat, dukungan, kasih sayang, dan

senantiasa memberikan do`a yang tak pernah berhenti kepada penulis.

8. Teman-teman JBT (Jajaran Bocah Tani), Sahabat-sahabat PMII (Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia) dan teman-teman mahasiswa STIPER Dharma

Wacana Metro, yang banyak memberikan dukungan, bantuan tenaga dan

waktu, serta andil dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga

kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan.

Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat

dan memperkaya khasanah keilmuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi khususnya bidang pertanian.

Metro, Juni 2020

Penulis,

Didik Setiawan

Page 12: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

11

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xviii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4

1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis .......................................................... 5

1.4 Hipotesis ...................................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Buah Naga ........................................................ 9

2.1.1 Taksonomi Tanaman Buah Naga ....................................... 9

2.2 Morfologi Tanaman Buah Naga .................................................. 10

2.2.1 Akar.................................................................................... 11

2.2.2 Batang dan Cabang ............................................................ 11

2.2.3 Bunga ................................................................................. 12

2.2.4 Buah ................................................................................... 13

2.2.5 Biji...................................................................................... 14

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Buah Naga ......................................... 14

2.3.1 Curah hujan ........................................................................ 14

2.3.2 Tanah dan Ketinggian Tempat ........................................... 15

2.3.3 Suhu dan Intensitas Cahaya Matahari ................................ 16

2.4 Perbanyakan Tanaman Buah Naga .............................................. 16

2.5 Air Kelapa .................................................................................... 18

2.6 Proses Pembentukan Akar Pada Penyetekan ............................... 21

2.7 Faktor yang Berpengaruh Pada Penyetekan................................. 22

Page 13: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

12

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu ....................................................................... 24

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................. 24

3.3 Metode Penelitian ........................................................................ 24

3.4 Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 25

3.4.1 Persiapan Media Tanam ..................................................... 25

3.4.2 Persiapan Bibit ................................................................... 25

3.4.3 Persiapan Air Kelapa ......................................................... 26

3.4.4 Aplikasi Perlakuan dan Penanaman Bibit .......................... 26

3.4.5 Pemeliharaan ...................................................................... 27

3.5 Variabel Pengamatan……………………………………….. .... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ............................................................................................. 30

4.1.1 Waktu Muncul Tunas (HST) ......................................... 30

4.1.2 Jumlah Tunas Per Stek (Buah) ....................................... 31

4.1.3 Rata-rata Panjang Tunas Per Stek (cm) .......................... 32

4.1.3 Panjang Akar (cm) ......................................................... 33

4.1.5 Jumlah Akar (Helai) ....................................................... 33

4.1.6 Bobot Basah Akar (gram) .............................................. 34

4.1.7 Persentase Stek Bertunas (%) ........................................ 35

4.1.8 Persentase Stek Hidup (%) ............................................. 36

4.1.9 Persentase Stek Berakar (%) .......................................... 37

4.1.10 Rasio Tajuk Akar (gram) ............................................... 37

4.2 Pembahasan .................................................................................. 37

V. KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 40

5.2 Saran ............................................................................................ 40

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 41

LAMPIRAN

Page 14: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

13

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi vitamin, mineral, dan sukrosa dalam air kelapa muda

dan tua…………………………………………………………….. 18

2. Komposisi ZPT air kelapa muda pada dua perlakuan pemanasan ... 19

3. Hasil Waktu Muncul Tunas Terhadap Panjang Batang dan Cara

Pemberian Air Kelapa yang Berbeda ............................................. 30

4. Hasil Jumlah Tunas Per Stek Terhadap Panjang Batangdan Cara

Pemberian Air Kelapa yang Berbeda. .......................................... .. 31

5. Hasil Rata-Rata Panajang Tunas per Stek Terhadap Panjang

Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa yang Berbeda ................. .. 32

6. Hasil Panjang Akar Terhadap Panjang Batang dan Cara

Pemberian Air kelapa yang Berbeda ............................................. .. 33

7. Jumlah Akar Terhadap Panjang Batang dan Cara Pemberin

Air Kelapa yang Berbeda............................................................... .. 34

8. Hasil Bobot Basah Akar Terhadap Panjang Batang dan Cara

Pemberian Air Kelapa yang Berbeda ............................................ .. 35

9. Hasil Persentase Stek Bertunas Terhadap Panjang Batang dan

Cara Pemberian Air Kelapa yang Berbeda .................................... .. 35

10. Hasil Persentase Stek Hidup Terhadap Panjang Batang dan Cara

Pemberian Air Kelapa yang Berbeda ............................................ .. 36

11. Hasil Persentase Stek Berakar Terhadap Panjang Batang dan

Cara Pemberian Air Kelapa yang Berbeda .................................... .. 37

12. Hasil Rasio Tajuk Akar Terhadap Panjang Batang dan Cara

Pemberian Air Kelapa yang Berbeda ............................................ .. 38

13. Jadwal Penelitian ............................................................................ .. 48

Page 15: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

14

14. Data Waktu Muncul Tunas Tanaman Buah Naga Merah

Terhadap Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa. ........... 48

15. Analisis Ragam Muncul Tunas Tanaman Buah Naga Merah

Terhadap Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa ............ 48

16. Data Muncul Tunas Tanaman Buah Naga Merah Terhadap Panjang

Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa (tranformasi (√𝑥+ 0,5). ... 49

17. Analisis Ragam Muncul Tunas Tanaman Buah Naga Merah

Terhadap Panjang Btatang dan Cara Pemberian Air Kelapa

(tranformasi (√𝑥+ 0,5) ..................................................................... 49

18. Data Jumlah Tunas per Stek Tanaman Buah Naga Merah Terhadap

Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa. ........................... 50

19. Analisis Ragam Jumlah Tunas per Stek Tanaman Buah Naga Merah

Terhadap Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa. ........... 50

20. Data Rata-Rata Panjang Tunas per Stek Tanaman Buah Naga Merah

Terhadap Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa ............ 51

21. Analisis Ragam Rata-Rata Panjang Tunas Per Stek Stek Tanaman

Buah Naga Merah Terhadap Panjang Batang dan Cara Pemberian

Air Kelapa. ....................................................................................... 51

22. Data Panjang Akar Tanaman Buah Naga Merah Terhadap

Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa. ........................... 52

23. Analisis Ragam Panjang Akar Tanaman Buah Naga Merah

Terhadap Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa. ........... 52

24. Data Jumlah Akar Tanaman Buah Naga Merah Terhadap

Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa. ........................... 53

25. Analisis Ragam Jumlah Akar Tanaman Buah Naga Merah

Terhadap Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa. ........... 53

26. Data Bobot Basah Akar Tanaman Buah Naga Merah

Terhadap Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa. ........... 54

27. Analisis Ragam Bobot Basah Akar Tanaman Buah Naga Merah

Terhadap Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa. ........... 54

28. Data Bobot Basah Akar Tanaman Buah Naga Merah Terhadap

Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa

(Tranformasi (√𝑥+ 0,5). .................................................................. 55

Page 16: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

15

29. Analilis Ragam Bobot Basah Akar Tanaman Buah Naga Merah

Terhadap Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa

(tranformasi (√𝑥+ 0,5). ................................................................... 55

30. Data Persentase Stek Bertunas Tanaman Buah Naga Merah

Terhadap Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa. ........... 56

31. Data Persentase Stek Hidup Tanaman Buah Naga Merah

Terhadap Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa. ........... 56

32. Data Persentase Stek Berakar Tanaman Buah Naga Merah

Terhadap Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa. ........... 57

33. Data Rasio Tajuk Akar Tanaman Buah Naga Merah Terhadap

Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa. ........................... 57

34. Analisis Ragam Rasio Tajuk Akar Tanaman Buah Naga Merah

Terhadap Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa. ........... 58

35. Data Rasio Tajuk Akar Tanaman Buah Naga Merah Terhadap

Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa

(tranformasi (√𝑥+ 0,5). ................................................................... 58

36. Data Rasio Tajuk Akar Tanaman Buah Naga Merah Terhadap

Panjang Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa

(tranformasi (√𝑥+ 0,5). ................................................................... 59

37. Hasil Rekapitulasi Sidik Ragam dan Uji BNT Semua Variabel

Yang Diamati. .................................................................................. 60

Page 17: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

16

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Penakaran media tanam......................................................................... 61

2. Pengisian polybag ................................................................................ 61

3. Penyusunan polybag ............................................................................ 62

4. Pemasangan paranet .............................................................................. 62

5. Pencarian bibit yang digunakan ............................................................ 63

6. Pengukuran bibit ................................................................................... 63

7. Pemotongan bibit sesuai ukuran ........................................................... 64

8. Pemisahan bibit sesuai ukuran .............................................................. 64

9. Persiapan air kelapa............................................................................... 65

10. Perendaman bibit buah naga ............................................................... 65

11. Penanaman .......................................................................................... 66

12. Penakaran kir kelapa ........................................................................... 66

13. Penyiraman air kelapa pada pembibitan ............................................. 67

14. Penyiraman air biasa ........................................................................... 67

15. Pengukuran panjang tunas .................................................................. 68

16. Pemanenan .......................................................................................... 68

17. Pencucian akar .................................................................................... 69

18. Pengukuran panjang akar .................................................................... 69

19. Penghitungan jumlah akar ................................................................... 70

20. Penjemuran akar dan tunas ................................................................. 70

21. Pengopenan ......................................................................................... 71

22. Penimbangan tunas kering .................................................................. 71

23. Penimbangan akar kering .................................................................... 72

Page 18: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buah naga adalah salah satu jenis tanaman yang cukup populer di Indonesia

karena rasanya yang manis, dan memiliki nilai harga jual yang tinggi. Buah naga

memiliki beragam jenis diantaranya buah naga berdaging merah, serta berdaging

putih dengan warna kulit kuning. Namun, buah naga yang paling banyak disukai

adalah buah naga berdaging merah karena rasanya yang lebih manis dan memiliki

warna yang lebih menarik.

Di daerah asalnya yaitu Meksiko, buah naga dinamakan pitahaya atau pitaya raja.

Penduduk Meksiko memanfaatkan buah naga untuk dihidangkan sebagai buah

konsumsi segar. Dalam perkembangannya buah naga lebih dikenal sebagai

tanaman dari Asia karena sudah dikembangkan secara besar-besaran dibeberapa

Negara Asia terutama Negara Vietnam dan Thailan (Tim Karya Tani Manditi,

2010).

Tanaman buah naga dapat tumbuh subur pada daerah yang mendapatkan sinar

matahari tinggi, meskipun tanaman buah naga tergolong tanaman gurun namun

tanaman buah naga dapat tumbuh baik didaerah tropis. Indonesia sebagai Negara

beriklim tropis juga cocok untuk di kembangkan tanaman buah naga. Tanaman

Page 19: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

2

buah naga juga dapat tumbuh di wilayah pesisir maupun pedalaman (Rahayu,

2014).

Badan Litbang Departemen Pertanian RI. (2007) menjelaskan bahwa buah naga

mengandung betacharotene dan antioksida yang tinggi untuk mencegah kanker

dan menangkal radikal bebas. Kandungan serat di dalamnya dapat memperlancar

pecernaan, mencegah kanker usus, dan menanggulangi diabetes. Buah naga juga

memiliki banyak kasiat untuk kesehatan diantaranya penyeimbang kadar gula

darah, memperkuat ketahanan ginjal, bermanfaat untuk kecantikan, menguatkan

gaya kerja otak, mengurangi keluhan keputihan, dan memperlancar feses.

Banyaknya manfaat dari buah naga berimbas pada meningkatnya kebutuhan buah

naga yang cukup besar di Indonesia. Kebutuhan yang meningkat tersebut belum

mampu dipenuhi oleh produsen baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Winarsih (2007) melaporkan bahwa kebutuhan buah naga di Indonesia mencapai

200—400 ton per tahun. Kebutuhan buah naga yang dapat dipenuhi masih kurang

dari 50%. Permintaan komoditas buah naga mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Beberapa peningkatan pruduksi buah naga dapat dilakukan dengan

perluasan areal penanaman dan penyediaan bibit yang berkualitas sehingga dapat

memenuhi permintaan pasar.

Menurut Kristanto (2009), batang atau cabang yang digunakan untuk stek harus

dalam keadaan sehat, memiliki umur yang cukup sebagai bibit, pernah berbuah

dan berwarna hijau, serta ukuran stek yang ideal antara 20—30 cm. Penggunaan

stek dengan panjang antara 20—30 tersebut jika untuk memenuhi kebutuhan bibit

dalam jumlah yang banyak maka dibutuhkan bahan stek yang banyak juga.

Page 20: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

3

Oleh karena itu upaya penyetekan buah naga dengan bahan stek yang lebih

pendek perlu dilakukan untuk menghemat bahan stek.

Menurut Hartmann et al. (1997) terkait dengan panjang bahan stek terdapat

pengaruh kontribusi perbedaan akumulasi karbohidrat pada bagian bawah stek dan

jumlahnya akan optimal untuk pembentukan akar pada stek yang panjang

dibandingkan stek yang pendek. Semakin panjang stek batang, maka semakin

baik pertumbuhan akar pada masing-masing tanaman tersebut. Faktor fisik seperti

panjang stek dan diameter stek merupakan hal yang berpengaruh terhadap

kemampuan bahan stek membentuk akar.

Hasil penelitian Sparta dan Rachman (2012) melaporkan bahwa waktu muncul

tunas, jumlah tunas, panjang tunas dan panjang akar pada stek buah naga

dipengaruhi secara nyata oleh panjang stek. Pertumbuhan stek yang terbaik pada

stek buah naga di atas 20 cm. Namun demikian penggunaan bahan stek yang

pendek akan berpengaruh dalam keberhasilan dalam penyetekan hal tersebut

dalam penelitian buah naga.

Upaya untuk mengetahui keberhasilan stek dapat dilakukan dengan menggunakan

zat pengatur tumbuh (ZPT). Pemberian ZPT pada stek dapat mendorong dan

mempercepat pembentukan akar, merangsang pembentukan tunas baru, serta

meningkatkan jumlah dan kualitas tunas maupun akar (Hartman et al., 1997).

Salah satu ZPT alami yang umum digunakan dalam penyetekan tanaman adalah

air kelapa. Hal tersebut karena pemberian air kelapa dalam perbanyakan tanaman

dimanfaatkan untuk memacu pembentukan tunas dan akar karena memiliki

kandungan hormon auksin dan sitokinin (Kristina dan Syahid, 2012).

Page 21: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

4

Hasil penelitian Akhyar dan Syukur (2003) penggunaan air kelapa sebagai ZPT

dalam penyetekan dilakukan dengan cara di rendam seperti yang dilakukan oleh

Mandiri (2010) pada tanaman panili, bahwa sebelum disemai, stek diberi

perlakuan untuk mempercepat atau merangsang pertumbuhan akar, bagian ruas

stek dilukai lalu direndam dalam air kelapa selama 4 jam. Namun selain

dilakukan dengan cara direndam penggunaan air kelapa sebagai ZPT Alami dalam

dalam penyetekan juga dapat dilakukan dengan cara disiram.

Berdasarkan latar belakang maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1). Apakah terdapat pengaruh panjang stek terhadap pertumbuhan stek buah

naga?

2). Apakah terdapat pengaruh perbedaan cara pemberian antara penyiraman

dengan perendaman air kelapa terhadap pertumbuhan stek buah naga?

3). Apakah terdapat interaksi antara pemberian air kelapa dengan panjang stek

terhadap pertumbuhan stek buah naga ?

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1). Mengetahui pengaruh panjang stek batang terhadap petumbuhan stek buah

naga merah.

2). Mengetahui pengaruh perbedaan cara pemberian antara perendaman dengan

penyiraman air kelapa terhadap pertumbuhan stek buah naga.

3). Mengetahui interaksi panjang stek dan cara pemberian air kelapa pada

pertumbuhan stek buah naga.

Page 22: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

5

1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis

Bagian tanaman buah naga yang dapat digunakan untuk bahan stek adalah stek

batang. Perbanyakan secara stek merupakan cara yang paling mudah dilakukan

dibandingkan dengan biji. Keberhasilan stek tanaman ditandai dengan munculnya

tunas dan akar. Untuk mendukung munculnya tunas dan akar pada stek dapat

menggunakan zat pengatur tumbuh (ZPT).

Air kelapa merupakan ZPT alami yang dapat digunakan untuk memacu

pembelahan sel dan merangsang pertumbuhan tanaman. Air kelapa mengandung

auksin, sitokinin, asam amino, vitamin, dan mineral. Menurut Lawalata (2011),

air kelapa mengandung zat pengatur tumbuh auksin dan sitokinin. Kedua ZPT

tersebut digunakan untuk mendukung pembelahan sel embrio kelapa. Air kelapa

memiliki kandungan kalium cukup tinggi sampai mencapai 17%, gula antara

1,7—2,6%, dan protein antara 0,07—0,55%. Kristina dan Syahid (2012)

menyatakan bahwa air kelapa mengandung vitamin dan mineral.

Berdasarkan hasil penelitian Aysa et al. (2013), perlakuan perendaman dengan

konsentrasi air kelapa 60 % memberikan pengaruh yang nyata pada persentase

tumbuh sebesar 100% pada tanaman panili. Hal ini dikarenakan, air kelapa

mengandung sitokinin, auksin, dan giberelin yang dapat memacu pembelahan sel

tanaman, sehingga akan mendukung pertumbuhan tunas dan akar stek buah naga.

Hasil penelitian Renvillia, dkk (2015). perendaman stek batang jati dengan

konsentrasi air kelapa 100% selama 5 jam berpengaruh nyata pada panjang tunas,

jumlah akar, dan persentase tumbuh stek.

Page 23: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

6

Hasil penelitian Akhyar dan Syukur (2003) penggunaan air kelapa sebagai ZPT

dalam penyetekan dilakukan dengan cara di rendam seperti yang dilakukan oleh

Mandiri (2010) pada tanaman panili, bahwa sebelum disemai, stek diberi

perlakuan untuk mempercepat atau merangsang pertumbuhan akar, bagian ruas

stek dilukai lalu direndam dalam air kelapa selama 4 jam. Namun selain

dilakukan dengan cara direndam penggunaan air kelapa sebagai ZPT Alami dalam

dalam penyetekan juga dapat dilakukan dengan cara disiram.

Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Surachman (2011)

penggunaan air kelapa sebagai pengganti ZPT sintetik terbukti efektif pada

konsentrasi 10% dalam pertumbuhan kultur jaringan tanaman nilam. Nuryana.,

dkk (2012) Perlakuan panjang stek 30 cm menunjukkan hasil dengan tunas

terpanjang dibandingkan perlakuan lainnya, meskipun berbeda tidak nyata dengan

perlakuan panjang stek 40 cm. Sedangkan perlakuan dengan panjang stek 20 cm

menunjukkan panjang tunas terendah. Perlakuan dengan panjang stek 30 cm

menunjukkan pertumbuhan tunas terpanjang, yaitu 26,3 cm. Hal ini diduga karena

cadangan makanan pada stek tersebut telah mampu mendukung pertumbuhan bibit

buah naga.

Berdasarkan hasil penelitian Purwanto et al. (2012), penyiraman air kelapa

dengan konsentrasi 50% pada tanaman cabai merah keriting mampu memberikan

pengaruh yang nyata pada jumlah daun dan tinggi tanaman. Intensitas penyiraman

air kelapa yang paling efektif pada perlakuan penyiraman dilakukan 4 kali dengan

jarak 3 jam sekali pada 1 jam setelah tanam. Menurut Budiono (2004), pemberian

konsentrasi air kelapa sampai 20% mampu meningkatkan pertambahan jumlah

Page 24: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

7

tunas dan jumlah daun bawang merah secara in vitro. Menurut Sujarwati, dkk.

(2011), pertumbuhan bibit palem putri mulai meningkat pada penggunaan air

kelapa dengan konsentrasi 50%. Pemberian air kelapa berpengaruh nyata

terhadap parameter tinggi tanaman, panjang daun, panjang akar, dan berat basah

bibit palem putri.

Menurut Nana dan Salamah (2014) hormon auksin akan meningkatkan

pertumbuhan sampai mencapai kosentrasi yang optimal. Apabila kosentrasi yang

diberikan melebihi konsentrasi yang optimal, maka akan mengganggu

metabolisme dan perkembangan tumbuhan sehingga menurunkan pertumbuhan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rika (2015) yang melaporkan bahwa

pemberian air kelapa dengan cara penyiraman dengan konsentrasi 200 ml/polybag

memberikan jumlah daun tertinggi pada tanaman vanili.

Menurut Lutfia (2016), Respons pertumbuhan tanaman terhadap pemberian ZPT

sangat bervariasi. Kemampuan air kelapa sebagai hormon alami dalam

merangsang pertumbuhan tunas dan akar stek dapat dipengaruhi oleh dosis yang

digunakan dan cara pemberian pada setek. Oleh karena itu, pemilihan konsentrasi

dan cara pemberian harus diterapkan dengan tepat.

Menurut Lutfia (2016), Cara pemberian air kelapa dapat diaplikasikan dengan

perendaman dan penyiraman. Air kelapa yang diaplikasikan pada stek batang

buah naga dengan cara direndam dapat diserap oleh bahan stek secara sempurna

hingga ke bagian dalam tanaman, sedangkan cara penyiraman, air kelapa dapat

diserap secara kontinu karena pemberian lebih dari satu kali. Pemberian air

kelapa dengan perendaman hanya dilakukan satu kali, sehingga dibutuhkan

Page 25: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

8

konsentrasi air kelapa yang lebih besar untuk memacu pertumbuhan stek,

sedangkan penyiraman dilakukan secara kontinu, sehingga dibutuhkan konsentrasi

air kelapa yang lebih kecil agar hormon yang dibutuhkan oleh tanaman tercukupi

secara optimal. Dengan demikian, pengaruh konsentrasi air kelapa yang

diaplikasikan bergantung pada kedua cara pemberian.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat dirangkum

hipotesis sebagai berikut:

1). Perbedaan panjang batang memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

pertumbuhan stek batang buah naga merah.

2). Perbedaan cara pemberian air kelapa memberikan pengaruh yang berbeda

terhadap pertumbuhan stek buah naga merah.

3). Terdapat interaksi antara panjang stek dengan pemberian air kelapa terhadap

pertumbuhan stek buah naga merah.

Page 26: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Buah Naga

2.1.1 Taksonomi Tanaman Buah Naga

Buah naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus atau family Cactaceae dan

Subfamili Hylocereanea. Adapun klasifikasi buah naga menurut Kristanto (2009)

adalah :

Divisi : Spermathophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (biji tertutup)

Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)

Ordo : Cactales

Famili : Cactaceae

Subfamili : Hylocereanea

Genus : Hylocereus

Spesies : Hylocereus costaricensis L. (daging merah)

Jenis dari tanaman ini merupakan tanaman memanjat. Secara morfologi tanaman

ini termasuk tanaman tidak lengkap karena tidak memiliki daun yang mana hanya

memiliki akar, batang dan cabang, bunga, buah, serta biji (Kristanto, 2009).

Tanaman buah naga termasuk tanaman tropis dan dapat beradaptasi dengan

berbagai lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca seperti sinar matahari dan

curah hujan. Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan buah naga sekitar

Page 27: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

10

60 mm/bulan atau 720 mm/tahun. Pada curah hujan 600—1300 mm/tahun

tanaman ini juga masih dapat tumbuh. Intensitas sinar matahari yang dibutuhkan

sekitar 70—80%, karena itulah tanaman ini sebaik-baiknya ditanam di lahan tanpa

naungan dan sirkulasi udara yang baik. Suhu udara ideal untuk pertumbuhan buah

naga antara 25—36 0C (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Simtala et al. (2001) menyatakan bahwa air kelapa menngandung zaetin yang

diketahui termasuk dalam kelompok sitokinin. Air kelapa merupakan salah satu

bahan alami yang mengandung hormon sitokinin 5,8 mg/l (Boy, 2006 dan

Setiawan, 2013).

Akar tumbuhan buah naga tidak hanya tumbuh di pangkal batang di dalam tanah

tetapi juga pada celah-celah batang yang berfungsi sebagai alat pelekat sehingga

tumbuhan dapat melekat atau memanjat tumbuhan lain atau pada tiang penyangga.

Akar pelekat ini dapat juga disebut akar udara atau akar gantung yang

memungkinkan tumbuhan tetap dapat hidup tanpa tanah atau hidup sebagai epifit

(Winarsih, 2007).

2.2 Morpologi Tanaman Buah Naga

Secara morfologi, tanaman buah naga termasuk tanaman yang tidak lengkap

karena tidak memiliki daun. Untuk beradaptasi dengan lingkungan gurun,

tanaman buah naga memiliki duri disepanjang batang dan cabangnya. Tanaman

buah naga merupakan memanjat dan bersifat epifit. Di habitat aslinya tanaman ini

tanaman memanjat tanaman lain untuk tumbuh. Meskipun akarnya yang di dalam

tanah dicabut, tanaman tanaman buah naga masih bisa bertahan hidup karna

terdapat akar yang tumbuh di batang. Akar udara tersebut mampu menyerap

Page 28: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

11

cadangan makanan dari udara (Emil, 2011). Jenis tanaman ini merupakan

tanaman merambat secara morfologi tanaman ini termasuk tanaman yang tidak

lengkap karna tidak memiliki daun yang naamun memiliki akar, batang, cabang,

bunga, buah serta biji (Kristanto, 2009).

2.2.1 Akar

Akar buah naga memiliki perakaran yang bersifat epifit, menempel atau merambat

pada tanaman lain. Akarnya berupa akar serabut yang terdapat pada pangkal

batang yang tumbuh pada media tanah maupun yang menempel rambatan berupa

tiang atau kayu (Emil, 2011). Akar tanaman ini sangat tahan kekeringan dan tidak

tahan dengan genangan yang sangat lama. Akar tanaman buah naga tidak terlalu

panjang dan terbentuk akar cabang. Dari akar cabang tumbuh akar rambut yang

sangat kecil, lembut, dan banyak (Kristanto, 2003). Perakaran buah naga

umumnya dangkal, berkisar 20—30 cm. Namun, menjelang produksi buah

tanaman ini memanjangkan akarnya hingga kedalaman 50—60 cm, mengikuti

panjangnya batang berwarna coklat yang tertanam didalam tanah (Hardjadinata,

2012).

2.2.2 Batang dan Cabang

Penampang melintang batang tanaman buah naga berbentuk segitiga, memanjang

hingga mampu mencapai panjang maksimum sekitar 9 meter dengan warna hijau

hingga hijau tua. Batang tanaman ini mempunyai duri-duri yang merupakan ciri

utama family kaktus. Bagian batang tanaman buah ini berlapis lilin dan mampu

memanjang pada tembok atau batang penompang (Yanti, 2008). Batang tanaman

Page 29: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

12

buah naga mengandung air dalam bentuk lendir dan berlapiskan lilin bila sudah

dewasa. Batang berkurang panjang dan bentuknya segitiga dengan warna hijau.

Pada batang ini tumbuh batang dimana batang dan cabang ditimbuhi duri-duri

yang keras tetapi sangat pendek sehingga tidak mencolok, letak duri tersebut pada

tepi batang maupun cabang (Setyowati, 2008).

2.2.3 Bunga

Bunga tanaman buah naga terletak pada sulur batang, berbentuk terompet, dan

berwarna putih. Susunan bunga merupakan susunan bunga majemuk. Buahnya

berbentuk bulat panjang dan lonjong serta berdaging warna merah dan sangat

tebal (Setyowati, 2008). Tanaman buah naga mempunyai bunga yang indah

berwarna putih kekuning-kuningan sehingga tak jarang orang memelihara

tanaman buah naga untuk tujuan ornamental. Bunga tanaman buah naga ini

mekar sempurna pada malam hari dengan panjang bisa mencapai 29 cm (Yanti,

2008). Sekilas bentuk buah naga ini berbentuk seperti buah nanas, seluruh

permukaan bunga tertutup oleh mahkota yang bersisik, berbentuk corong

memanjang berukuran 30 cm. kelopak bunganya berwarna hijau. Bunga akan

mekar sempurna pada malam hari sekitar pukul 22.00 wib (night blooming

recues), saat mekar mahkota akan berwarna putih bersih, didalamnya terdapat

benang sari berwarna kuning dan mengeluarkan aroma harum. Sementara

ditengahnya terdapat kepala putik yang nantinya akan menjadi buah jika sudah

terjadi penyerbukan (Hardjadinata, 2012).

Page 30: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

13

2.2.4 Buah

Buah naga berbentuk bulat panjang, letak buah pada umumnya mendekati ujung

cabang atau batang. Pada batang atau cabang dapat tumbuh buah lebih dari satu

terkadang bersaman atau berhimpitan (Rahayu, 2014).

1. Buah naga daging putih (Hylocereus undatus L.) buah naga jenis ini memiliki

daging buah putih dan biji-biji hitam yang kontras dengan kulit merahnya.

Tingkat kemanisanya berkisar antara 10—13%, artinya lebih rendah dari jenis

lainya. Bobotnya mencapai 650 gram dengan kulit berwarna merah bersulur

hijau.

2. Buah naga merah (Hylocereus) Buah naga merah ini memiliki buah yang lebih

kecil dari pada buah naga putih buah naga jenis ini mampu menghasilkan bobot

rata-rata sampai 500 gram. Buah naga merah memiliki kandungan rasa manis

mencapai 15%.

3. Buah naga super red (Hylocereus costaricensis L.) Buah naga super red adalah

buah naga yang memiliki daging super merah. Buah ini tumbuh dengan baik

seperti buah naga jenis lainya di daerah dengan sinar matahari yang cukup pada

daerah rendah hingga sedang. Bentuk buahnya bulat dengan dengan sulur

berwarna merah. Bobot buah naga ini mencapai 500 gram per buah, memiliki

tingkat kemanisan 13—15%.

4. Buah naga kuning (Hylocereus megalanthus L.) Buah naga kuning memiliki

ukuran lebih kecil dibandingkan buah naga lainya. Kulit buah berwarna kuning

hampir tidak bersisik, memiliki tingkat kemanisan mencapai 18% (Umayah,

2007). Buah naga berbentuk bulat lonjong dengan diameter 10—12 cm,

Page 31: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

14

berkulit tebal. Seperti nama sebutanya jenis buah naga daging putih ini

mempunyai kulit berwarna merah ketika masak, berjumbai kehijaun dan

daging buah berwarna putih dengan biji-biji hitam yang bertebaran (Yanti,

2008). Buah naga memiliki daging yang berserat halus dan terdapat biji-biji

hitam berukuran kecil yang tersebar pada daging buah, dan memiliki tekstur

daging buah lunak dengan rasa manis dan sedikit masam (Cahyono, 2009).

Umumnya buah berbeda didekat ujung cabang atau pertengahan cabang. Buah

bisa tumbuh lebih dari satu pada setiap cabang atau pertengahan cabang

sehingga terkadang posisi buah berdekatan.

2.2.5 Biji

Biji berbentuk bulat berukuran kecil dan berwarna hitam. Kulit biji sangat tipis,

tetapi tidak keras. Biji ini dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara

generatif. Namun perbanyakan menggunakan biji memakan waktu lama,

sehingga jarang sekali pembudidaya menerapkanya. Setiap buah 1.200—2.300

biji (Kristanto, 2003). Perbanyak tanaman menggunakan biji jarang digunakan

karna memerlukan waktu yang cukup lama sampai tanaman berproduksi

(Hardjadinata, 2012).

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Buah Naga

2.3.1 Curah Hujan

Tanaman buah naga tumbuh dengan baik didaerah yang memiliki curah hujan

2000 mm/ tahun. Tanaman buah naga lebih menyukai kondisi kering

dibandingkan basah (lembab). Tetapi buah naga masih dapat tumbuh pada curah

hujan yang tinggi (sekitar 720—1.300 mm/tahun. Pertumbuhan tanaman buah

Page 32: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

15

naga memerlukan intensitas matahari penuh yang dibutuhkan sekitar 80%.), suhu

udara ideal untuk tanman buah naga berkisar 26—36oC dengan kelembaban

70—90% (Emil, 2011).

Sebagai tanaman tropis, buah naga dapat beradaptasi dengan berbagai lingkungan

dan perubahan cuaca, seperti sinar matahari dan curah hujan. Namun, curah hujan

yang ideal untuk pertumbuhan buah naga sekitar 60 mm/bulan atau 720

mm/tahun. Pada curah hujan diatas 720—1.300 mm/tahun buah naga masih bisa

tumbuh, tetapi hasilnya kurang optimal. Karena merupakan tanaman dari

keluarga kaktus, buah naga tidak tahan dengan kondisi air yang berlebihan. Curah

hujan yang terlalu tinggi atau hujan yang terlalu deras dan berkepanjangan bisa

menyebabkan kerusakan tanaman, terutama pembusukan akar (Fajarwati, 2011).

2.3.2 Tanah dan Ketinggian Tempat

Tanaman buah naga dapat tumbuh baik pada tanah yang relatif kurang subur

(bahkan pada tanah berbatu), pada tanah yang bereaksi relatif masam sampai pada

tanah bergaram dan tahan terhadap kekurangan air. Tanaman buah naga dapat

tumbuh baik pada kondisi air tanah mendekati titik layu (wilting point)

(Setyowati, 2008). Ketinggian tempat untuk pembudidayaan buah naga merah

dan putih yaitu dataran rendah sampai medium yang berkisar 0 m—500 m dari

permukaan laut, yang ideal adalah kurang dari 400 m dpl. Di daerah pada

ketinggian di atas 500 m dpl, buah naga merah dan putih masih dapat tumbuh

dengan baik dan berbuah, namun buahnya tidak lebat dan rasa buah kurang manis.

Untuk buah naga kuning, ketinggian tempat yang cocok untuk pertumbuhan dan

berproduksinya adalah di atas 800 m dpl (Cahyono, 2009).

Page 33: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

16

2.3.3 Suhu dan Intensitas Cahaya Matahari

Suhu udara ideal untuk pertumbuhan tanaman buah naga antara 26—36o C,

dengan kelembapan 70—90%. Sementara itu, intensitas sinar matahari yang

dibutuhkan sekitar 70—80%. Artinya, tanaman ini membutuhkan cahaya

matahari dari pagi hingga sore hari. Karena itu, buah naga sebaiknya ditanam

dilahan tanpa naungan dengan sirkulasi udara yang baik (Sinatra, 2010).

2.4 Perbanyakan Tanaman Buah Naga

Perbanyakan bibit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu perbanyakan generatif

dan vegetatif. Perbanyakan generatif adalah perbanyakan menggunakan biji buah

naga. Keuntungan menggunakan teknik perbanyakan generatif yaitu dapat

diperoleh bibit dalam jumlah yang banyak dengan biaya yang murah karena dalam

satu buah naga minimal berisi 1.000 biji. Namun, cara ini kurang popular dan

jarang dilakukan oleh pembudidaya buah naga karena membutuhkan waktu yang

sangat lama dan lebih sulit jika dibandingkan dengan teknik perbanyakan

vegetatif. Untuk mendapatkan biji yang bernas dan berkualitas juga sulit, karena

harus dibutuhkan buah yang benar-benar tua dan sehat. Seleksi biji yang

berkualitas juga sulit dilakukan karena ukuran biji yang sangat kecil dan memiliki

penampakan yang sama (Asmoel, 2013).

Persyaratan perbanyakan dengan stek yaitu cabang untuk bahan tanam harus

memiliki kandungan hormon pertumbuhan (auksin), nitrogen, dan karbohidrat

tinggi sehingga akan cepat menumbuhkan akar (Redaksi Agro Media, 2009).

Oleh karena itu, hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan bibit setek buah

Page 34: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

17

naga yang berkualitas adalah pemeliharaan bibit dengan pemberian zat pengatur

tumbuh.

Menurut Hardjadinata (2010), perbanyakan vegetatif yang digunakan pada

tanaman buah naga adalah stek batang. Perbanyakan dengan stek memiliki

tingkat keberhasilan bibit untuk bertahan hidup lebih tinggi, pertumbuhannya

lebih cepat dan bibit yang dihasilkan berkualitas tinggi karena memiliki sifat

genetis yang sama dengan induknya. Keuntungan menggunakan stek batang

adalah bibit yang dihasilkan mempunyai sifat yang sama dengan induknya,

murah, dan mudah dilakukan. Batang yang digunakan untuk stek harus dalam

keadaan sehat, memiliki umur yang cukup sebagai bibit, pernah berbuah, dan

berwarna hijau, serta ukuran stek yang ideal antara 20—30 cm (Kristanto, 2009).

Page 35: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

18

2.5 Air Kelapa

Air kelapa merupakan ZPT alami yang dapat digunakan untuk memacu

pembelahan sel dan merangsang pertumbuhan tanaman. Air kelapa mengandung

sitokinin dan auksin yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Air kelapa juga

mengandung vitamin, mineral, dan sukrosa yang cukup beragam (Tabel 1)

(Kristina dan Syahid, 2012).

Table 1. Komposisi vitamin, mineral, dan sukrosa dalam air kelapa muda dan tua

Komposisi Air kelapa muda Air kelapa tua

(mg/100ml) (mg/100 ml)

Vitamin

Vitamin C 8,59 4,50

Riboflavin 0,26 0,25

Vitamin B5 0,60 0,62

Inositol 2,30 2,21

Biotin 20,52 21,50

Piridoksin 0,03 -

Thiamin 0,02 -

Mineral

N 43,00 -

P 13,17 12,25

K 14,11 15,37

Mg 9,11 7,52

Fe 0,25 0,32

Na 21,07 20,55

Mn Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi

Zn 1,05 3,18

Ca 24,67 26,50

Sukrosa 4,89 3,45

Sumber: Kristina dan Syahid, 2012

Aplikasi air kelapa telah diteliti dapat mengurangi mahalnya biaya operasional di

tingkat laboratorium. Aplikasi air kelapa dapat menghasilkan plantlet temulawak

hasil perbanyakan in vitro yang tumbuh optimal (Seswita, 2010).

Page 36: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

19

Perlakuan sterilisasi dengan autoklaf menurunkan kandungan ZPT alami dalam

air. ZPT alami memiliki sifat mudah terdegradasi sehingga akan terurai bila

melalui proses pemanasan tinggi dengan autoklaf. Selain penurunan kandungan

ZPT alami, warna air kelapa berubah menjadi kecokelatan. Walaupun terjadi

penurunan kandungan ZPT alami sebesar 10 kali lipat, ZPT tersebut masih dapat

mendukung pertumbuhan kultur sehingga perlakuan sterilisasi dengan autoklaf

tetap dapat digunakan (Tabel 2) (Kristina dan Syahid, 2012).

Table 2. Komposisi ZPT air kelapa muda pada dua perlakuan pemanasan

Kosentrasi ZPT alami (mg/l)

Peerlakuaan pemanasan Sitokinin Auksin

air kelapa Kinetin Zeatin IAA

(mg/l) (mg/l) (mg/l)

Tanpa perlakuan 41,13 34,16 38,57

Pemanasan 50 oc,

10 menit 273,62 290,47 198,55

Pemanasan 121oc,

autoklaf 50,09 28,65 20,89

sumber : Kristina dan Syahid, 2012

Pembentukan akar sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan stek. Perakaran

pada stek dapat dipercepat dengan perlakuan khusus, yaitu dengan penambahan

zat pengatur tumbuh (ZPT) golongan auksin. Auksin merupakan ZPT yang

berperan dalam proses pemanjangan sel, pembelahan sel, diferensiasi jaringan

pembuluh dan inisiasi akar (Heddy, 1996).

Gardner et al. (1991) menyatakan bahwa istilah hormon berasal dari fisiologi

hewan, yang berarti suatu substansi (bahan) yang disintesis dalam suatu organ

yang pada gilirannya merangsang terjadinya respons pada organ yang lain. Istilah

zat pengatur tumbuh (ZPT) meliputi kategori luas yaitu substansi organik (selain

Page 37: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

20

vitamin dan unsur mikro) yang dalam jumlah sedikit merangsang, menghambat,

atau sebaliknya mengubah proses fisiologis.

Zat pengatur tumbuh (ZPT) digunakan untuk mengoptimalkan pertumbuhan

vegetatif dan reproduktif tanaman, misalnya auksin yang mampu merangsang

pertumbuhan dan perakaran tanaman (Satria, 2011). Menurut Hartman et al.

(1997), penggunaan zat pengatur tumbuh auksin bertujuan untuk meningkatkan

persentase stek yang membentuk akar, memacu inisiasi akar, meningkatkan

jumlah dan kualitas akar yang terbentuk, serta meningkatkan keseragaman dalam

perakaran.

Hormon yang memiliki peran sebagai pembelahan sel tanaman adalah hormon

sitokinin. Sitokinin dapat meningkatkan pembelahan, pertumbuhan dan

perkembangan kultur sel tanaman. Sitokinin juga menunda penuaan daun, bunga

dan buah dengan cara mengontrol dengan baik proses kemunduran yang

menyebabkan kematian sel-sel tanaman. Penuaan pada daun melibatkan

penguraian klorofil dan protein-protein, kemudian produk tersebut diangkut oleh

floem ke jaringan meristem atau bagian lain dari tanaman yang membutuhkannya.

Pada tumbuhan, hormon ini dihasilkan di daerah akar, embrio dan buah yanh

dapat berpindah dari akar ke organ lainnya. Sitokinin yang diproduksi di akar

selanjutnya diangkut oleh xilem menuju sel-sel target pada batang (Fried dan

Hademenos, 2005).

Sitokinin biasa digunakan dalam kultur jaringan bersama dengan auksin. Jaringan

tumbuhan yang dikulturkan tanpa diberi sitokinin akan mengalami perbesaran

ukuran sel tanpa disertai dengan pembelahan. Penambahan sitokinin dan auksin

Page 38: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

21

dalam kultur tersebut akan memicu sel-sel tersebut membelah membentuk sel-sel

baru. Sitokinin dengan kadar lebih tinggi dari auksin akan memicu kalus

berkembang menjadi pucuk dan daun, namun apabila kadar auksin lebih tinggi,

kalus akan berkembang menjadi akar. Teknik kultur jaringan dengan

menggunakan bagian irisan jaringan batang atau akar dengan dilakukan

pemberian sitokinin, maka irisan jaringan batang akan menebal karena terjadi

pembentangan sel ke arah smaping. Pemberian sitokinin meningkatkan plastisitas

dinding sel sehingga dinding sel mengendur kemudian pembentangan akan terjadi

lebih cepat (Wijayani dkk, 2007).

Hormon sitokinin merupakan hormon yang dibutuhkan untuk pembelahan sel,

slah satu zat dari sitokinin adalah kinetin. Kinetin merupakan turunan dari hormon

sitokinin yang sering digunakan dalam teknik kultur jaringan. Kinetin disebut juga

sebagai sitokinin karena senyawa ini juga mampu memacu sitokinesis

(pembelahan sel), namun merupakan senyawa alami, kinetin ini tidak disintesis

alami oleh tumbuhan oleh karena itu biasanya selalu mengandung sitokinin

sintesis (diartikan bahwa hormon ini disintesisnya di tempat lain) (Hendaryono

dan Wijayani, 1994).

2.6 Proses Pembentukan Akar Pada Penyetekan

Menurut Hess (1962) dalam Hartman et al. (1997), perangsang pertumbuhan akar

non-auksin umumnya disebut co-factor. Rooting co-factor dapat mengontrol

proses pembentukan akar yang secara alami terkandung di dalam tanaman dan

berjalan sinergis dengan IAA membentuk IAA kompleks. Auksin alami dalam

bentuk IAA akan mudah terdestruksi oleh enzim IAA-oxidase. Adanya

Page 39: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

22

kandungan phenolic pada bahan stek akan mengurangi perusakan, sehingga dapat

melindungi pembentukan IAA kompleks dan proses induksi perakaran pada

penyetekan. Setelah IAA kompleks terbentuk, maka pembentukan inisiasi akar

akan berlangsung lebih cepat apabila kandungan glukosa dan senyawa-senyawa

seperti nitrogen, kalium, serta nutrisi lainnya cukup.

Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel di belakang meristem ujung,

sedangkan lebar yang lebih dari pada pembesaran sel-sel ujung merupakan hasil

dari meristem kambium. Meristem akar mampu melaksanakan pertumbuhan yang

kontinu, tidak terbatas pada akibat pelebaran akar untuk priode yang secara

potensial tidak terbatas (Gardner et al., 1991).

2.7 Faktor yang Berpengaruh pada Penyetekan

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek adalah faktor

lingkungan dan faktor dari dalam tanaman. Faktor lingkungan yang

mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek yaitu media perakaran, suhu,

kelembaban, dan cahaya (Hartman et al., 1997). Media perakaran berfungsi

sebagai pendukung stek selama pembentukan akar, memberi kelembaban pada

stek, dan memudahkan penetrasi udara pada pangkal stek. Menurut Hartman et

al. (1997), media perakaran yang baik adalah dapat memberikan aerasi dan

kelembapan yang cukup, berdrainase baik, serta bebas dari patogen yang dapat

merusak stek. Media perakaran stek yang biasa digunakan adalah tanah dan pasir.

Suhu optimal yang dibutuhkan untuk pertumbuhan akar stek pada pagi dan siang

hari berkisar antara 21°C—27°C dan suhu pada malam hari berkisar 15°C. Suhu

yang terlampau tinggi dapat mendorong perkembangan tunas melampaui

Page 40: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

23

perkembangan perakaran dan meningkatkan laju transpirasi (Hartman et al.,

1997).

Kondisi fisiologis tanaman yang mempengaruhi penyetekan adalah umur bahan

stek, jenis tanaman, adanya tunas dan daun muda pada stek, persediaan bahan

makanan, dan zat pengatur tumbuh (Kramer dan Kozlowski, 1960). Menurut

Hartman et al. (1997), stek yang berasal dari tanaman muda akan lebih mudah

berakar daripada yang berasal dari tanaman tua. Apabila umur tanaman semakin

tua maka terjadi peningkatan produksi zat-zat penghambat perakaran dan

penurunan senyawa fenolik yang berperan sebagai auksin co-factor yang

mendukung inisiasi akar pada stek. Adanya tunas dan daun pada stek berperan

penting bagi perakaran. Tunas menghasilkan suatu zat berupa auksin yang

berperan dalam mendorong pembentukan akar yang dinamakan Rhizokalin

(Hartman et al., 1997). C/N ratio yang tinggi sangat diperlukan untuk

pembentukan akar stek. Tanaman dengan C/N ratio tinggi akan lebih cepat

berakar dan jumlah lebih banyak daripada tanaman dengan C/N ratio rendah. Zat

pengatur tumbuh (ZPT) meliputi kategori luas yaitu substansi organik (selain

vitamin dan unsur mikro) yang dalam jumlah sedikit merangsang, menghambat,

atau sebaliknya mengubah proses fisiologis (Gardner et al., 1991).

Page 41: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

24

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di dalam rumah naungan kebun percobaan STIPER

Dharma Wacana. Penelitian dimulai pada tanggal 26 November 2019 dan selesai

pada 26 Januari 2020.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag ukuran 20x18 cm, pisau,

gelas ukur, timbangan, ember pelastik, bak plastik, kertas label, dan penggaris.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah stek batang buah naga merah

dengan panjang 15 cm, 20 cm, 25 cm, dan 30 cm, media tanam berupa campuran

tanah,merang, dan pupuk kandang ayam dengan perbandingan 2:1:1 dan air

kelapa yang digunakan adalah air kelapa muda yang berwarna hijau denan dosis

air kelapa 20 % dan air biasa 80%, satu tundun dan yang belum lama panennya

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang

disusun secara Faktorial (4x2) dengan 3 ulangan yang berfungsi sebagai

kelompok. Faktor pertama adalah panjang batang (B), terdiri dari 4 taraf yaitu:

Page 42: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

25

15 cm (b1), 20 cm (b2), 25 cm (b3), dan 30 cm (b4). Faktor kedua adalah cara

pemberian air kelapa (A) yang terdiri dari 2 taraf yaitu: perendaman (a1) dan

penyiraman (a2). Terdapat 8 kombinasi yaitu: b1a1, b2a1, b3a1, b4a1, b1a2, b2a2, b3a2,

b4a2. masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Setiap unit percobaan terdapat

10 polybag sehingga total keseluruhan adalah 240 polybag.

Data hasi pengamatan diuji homogenitasnya dengan uji Bartlett dan Aditifitas data

diuji dengan uji Tuckey. Apabila asumsi tersebut terpenuhi, selanjutnya, data

yang telah diperoleh akan diolah dengan analisis ragam dan perbedaan nilai

tengah akan diuji dengan BNT pada taraf 5%.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah, merang, dan pupuk

kandang ayam dengan perbandingan 2:1:1. Media dimasukkan ke dalam polybag

berukuran 20x18 cm. Polybag kemudian disusun pada petak lahan sesuai dengan

tata letak percobaan.

3.4.2 Persiapan Bibit

Bahan stek buah naga diambil dari tanaman induk milik Bapak Judi Wiyono

Kecamata Penawartama Kabupaten Tulang bawang Propinsi Lampung. Panjang

stek buah naga yang digunakan 15 cm, 20 cm, 25 cm dan 30 cm. Stek diambil dari

batang yang sehat atau bebas dari penyakit. Stek yang telah dipotong di

kelompokan dengan pangkal, tengah, pucuk lalu dibiarkan dengan posisi tegak

selama 1 jam hingga getahnya mengering.

Page 43: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

26

3.4.3 Persiapan Air Kelapa

Air kelapa diambil dari kelapa yang masih muda atau sering disebut air kelapa

muda dan air kelapa yang digunakan adalah kelapa yang kulitnya berwarna hijau,

air kelapa disaring dengan menggunakan saringan agar tidak tercampur dengan

kotoran yang dapat mengganggu proses pengaplikasian, penyiapan air kelapa

dilakukan sesaat sebelum dilakukan penanaman. Dan air kelapa yang digunakan

adalah 20 % air biasanya 80 % lalu dicampurkan jadi satu.

3.4.4 Aplikasi Perlakuan dan Penanaman Bibit

Aplikasi perlakuan dan penanaman bibit meliputi:

1. Cara Perendaman Air Kelapa

Aplikasi perendaman dilakukan dengan merendam batang buah naga pada

bagian pangkal dengan panjang bagian yang direndam 5 cm oleh air kelapa

dengan ketinggian 5 cm dengan air kelapa 20 % dan air biasa 80 % selama

4 jam. Setelah itu, stek batang ditanam dalam media tanam dengan kedalaman

5 cm dari pangkal batang.

2. Cara Penyiraman Air Kelapa

Stek batang ditanam terlebih dahulu dalam media tanam dengan kedalaman

5 cm dari pangkal batang. Setelah ditanam selanjutnya disiram dengan air

kelapa sebanyak 200 ml/polybag dengan air kelapa 20 % dan air biasa 80 %.

Penyiraman dilakukan 4 kali dengan jarak 3 jam sekali pada 1 jam setelah

tanam.

Page 44: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

27

3.4.5 Pemeliharaan

Pemeliharaan bibit setek buah naga meliputi:

1. Penyiraman

Penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari pada waktu pagi dan sore hari

untuk menjaga kelembaban tanah dan tidak dilakukan penyiraman apabila

terjadi hujan dan kondisi tanah masih lembab.

2. Penyiangan gulma

Penyiangan gulma dilakukan apabila di dalam polybag terdapat gulma.

Penyiangan gulma dilakukan dengan mencabut gulma-gulma yang tumbuh

sampai ke akarnya.

3.5 Variabel Pengamatan

Variabel yang akan diamati dalam penelitian ini:

1. Waktu Munculnya Tunas (Hst)

Kemunculan tunas dilihat setiap hari sampai bibit buah naga muncul tunas

kurang lebih 0,5 cm minimal sebanyak lima bibit dalam satu perlakuan untuk

dapat menentukan waktu muncul tunas HST.

2. Jumlah Tunas per stek yang Tumbuh (buah),

pengamatan jumlah tunas dilakukan pada akhir penelitian dengan cara

menghitung seluruh tunas yang panjangnya telah mencapai minimal 2 cm pada

masing-masing stek.

Page 45: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

28

3. Rata-Rata Panjang Tunas per Stek (cm),

Pengamatan panjang tunas dilakukan pada akhir penelitian dengan cara

mengukur panjang tunas setiap stek kemudian di jumlahkan dan di bagi jumlah

tunas.

4. Panjang Akar (cm),

Mengamati panjang akar pada akhir percobaan dengan mengambil akar

terpanjang pada masing-masing stek lalu di ukur menggunakan penggaris.

5. jumlah Akar (helai),

Pengamatan jumlah akar dilakukan pada akhir percobaan dengan menghitung

seluruh akar primer pada masing-masing stek.

6. Bobot Basah Akar (g),

Pengamatan bobot basah akar dilakukan pada akhir penelitian dengan

menimbang seluruh akar pada masing-masing stek, sebelum ditimbang akar

dipisahkan dari tanaman dari tanaman setek selanjutnya dibersihkan dari

tanah.

7. Persentase Stek Bertunas (%),

Pengamatan presentase stek bertunas dilakukan pada akhir penelitian dengan

menghitung seluruh stek yang bertunas dibagi dengan seluruh stek yang di

tanam pada masing-masing perlakuan persentase stek bertunas (%)

= Jumlah stek bertunas x 100%

Jumlah stek ditanem

8. Persentase Stek Hidup (%)

Yang dimaksud stek hidup yaitu hingga akhir penelitian masih dalam kondisi

hidup atau segar, baik yang sudah tumbuh akar maupun yang belum tumbuh

Page 46: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

29

akar dan tunas, perhitungan stek tumbuh dilakukan dengan cara persentase

stek tumbuh (%) = Jumlah stek tumbuh x 100%

Jumlah setek ditanam

9. Persentase Stek Berakar (%)

Pengamatan persentase stek berakar dilakukan pada akhir penelitian dengan

menghitung seluruh stek yang berakar dibagi dengan seluruh stek yang di

tanam pada masing-masing perlakuan persentase stek berakar (%)

= Jumlah stek berakar x 100%

Jumlah stek ditanam

10. Rasio Tajuk Akar (gr)

Dilakukan diakhir penelitian, rasio tajuk akar diperoleh dengan membagi

bobot tunas kering dengan bobot kering akar.

Page 47: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Waktu Muncul Tunas

Data pengamatan dan analisis ragam muncul tunas tersaji pada Lampiran 4 dan 5.

Hasil analisis ragam (Lampiran 5) menunjukkan bahwa panjang batang dan cara

pemberian air kelapa yang berbeda berpengaruh nyata terhadap muncul tunas,

namun tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan tersebut.

Tabel 3. Waktu Muncul Tunas Stek Batang Buah Naga Akibat Panjang Batang

dan Cara Pemberian Air Kelapa yang Berbeda.

Panjang Batang

(B)

Air Kelapa (A) Rataan

Perendaman (a1) Penyiraman (a2)

……..………..…..HST…………………..

15 cm (b1) 6.61 6.01 6.31 B

20 cm (b2) 6.43 5.16 5.79 AB

25 cm (b3) 5.46 5.01 5.23 A

30 cm (b4) 5.39 5.10 5.20 A

Rata-rata 5.97 b 5.32 a

BNT B = 0,66 BNT A = 0,46

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji

BNT 5 %

Uji BNT (Tabel 3) menunjukkan bahwa panjang batang 20 cm, 25 cm dan 30 cm

menghasilkan waktu muncul tunas lebih cepat dibanding 15 cm, tetapi panjang

batang 20 cm tidak berbeda nyata dengan panjang batang 15 cm. Sedangkan cara

Page 48: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

31

pemberian air kelapa perendaman dan penyiraman menghasilkan waktu muncul

tunas berbeda nyata.

4.1.2 Jumlah Tunas per Stek

Data pengamatan dan analisis ragam jumlah tunas per stek disajikan pada

Lampiran 6 dan 7. Hasil analisis ragam (Lampiran 7) menunjukkan bahwa

panjang batang yang berbeda berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas per stek,

tetapi cara pemberian air kelapa yang berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap

jumlah tunas per stek pada tanaman buah naga merah dan tidak terdapat interaksi

antara kedua perlakuan tersebut.

Table 4. Jumlah Tunas per Stek Tanaman Buah Naga Merah Akibat Panjang

Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa yang Berbeda.

Panjang Batang

(B)

Air Kelapa (A) Rata-rata

Perendaman (a1) Penyiraman (a2)

...…………………Buah……………………

15 cm (b1) 1.13 1.07 1.10 A

20 cm (b2) 1.23 1.27 1.25 AB

25 cm (b3) 1.47 1.57 1.52 C

30 cm (b4) 1.40 1.37 1.38 BC

Rata-rata 1.31 1.32

BNT B = 0,23

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji

BNT 5 %.

Uji BNT (Tabel 4) menunjukkan bahwa panjang batang 20 cm, 25 cm dan 30 cm

menghasilkan jumlah tunas per stek buah naga merah lebih baik dibandinkan

dengan 15 cm, tetapi panjang batang 20 cm tidak berbeda nyata dengan panjang

batang 15 cm. Sedangkan cara pemberian air kelapa perendaman dan penyiraman

menunjukan tidak berbeda nyata.

Page 49: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

32

4.1.3 Rata-Rata Panjang Tunas per Stek

Data pengamatan dan analisis ragam rata-rata panjang tunas per stek disajikan

pada Lampiran 8 dan 9. Hasil analisis ragam (Lampiran 9) menunjukkan bahwa

panjang batang yang berbeda berpengaruh nyata terhadap rata-rata tunas per stek,

tetapi cara pemberian air kelapa yang berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap

rata-rata panjang tunas per stek pada tanaman buah naga merah dan tidak terdapat

interaksi antara kedua perlakuan tersebut.

Table 5. Rata-Rata Panajang Tunas per Stek Buah Naga Merah Akibat Panjang

Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa yang Berbeda.

Panjang Batang

(B)

Air Kelapa (A) Rata-rata

Perendaman (a1) Penyiraman (a2)

……………….…..cm…………………….

15 cm (b1) 14.27 13.40 13.84 A

20 cm (b2) 17.86 22.18 20.02 B

25 cm (b3) 24.56 24.92 24.74 BC

30 cm (b4) 26.20 30.56 28.38 C

Rata-rata 20.72 22.76

BNT B = 5,89

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji

BNT 5 %.

Uji BNT (Tabel 5) menunjukkan bahwa panjang batang 20 cm, 25 cm dan 30 cm

menghasilkan rata-rata panjang tunas per stek buah naga merah lebih baik

dibandingkan dengan 15 cm, tetapi yang paling baik panjang batang 30 cm.

Sedangkan pemberian air kelapa dengan cara perendaman dan penyiraman

menghasilkan tidak berbeda nyata.

Page 50: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

33

4.1.4 Panjang Akar

Data pengamatan dan analisis ragam panjang akar disajikan pada Lampiran

10 dan 11. Hasil analisis ragam (Lampiran 11) menunjukkan bahwa panjang

batang yang berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap panjang akar, tetapi cara

pemberian air kelapa yang berbeda berpengaruh nyata terhadap panjang akar pada

tanaman buah naga merah dan tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan

tersebut.

Tabel 6. Panjang Akar Stek Batang Buah Naga Merah Akibat Panjang Batang

dan Cara Pemberian Air kelapa yang Berbeda.

Panjang Batang

(B)

Air Kelapa (A) Rata-rata

Perendaman (a1) Penyiraman (a2)

………………..…..cm…………………….

15 cm (b1) 23.07 25.09 24.08

20 cm (b2) 24.17 27.98 26.07

25 cm (b3) 27.61 29.83 28.72

30 cm (b4) 24.31 29.19 26.75

Rata-rata 24.79 a 28.02 b

BNT A = 2,88

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji

BNT 5 %

Uji BNT (Tabel 6) menunjukkan bahwa panjang batang menghasilkan hasil yang

tidak berbeda nyata terhadap panjang akar buah naga. Sedangkan pemberian air

kelapa dengan cara penyiraman lebih baik dibandinkan dengan perendaman.

4.1.5 Jumlah Akar

Data pengamatan dan analisis ragam jumlah akar di sajikan pada Lampiran 12

dan 13. Hasil analisis ragam (Lampiran 13) menunjukkan bahwa panjang batang

Page 51: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

34

dan cara pemberian air kelapa yang berbeda berpengaruh nyata terhadap jumlah

akar, namun tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan tersebut.

Tabel 7. Jumlah Akar Stek Batang Buah Naga Merah Akibat Panjang Batang dan

Cara Pemberin Air Kelapa yang Berbeda.

Panjang Batang

(B)

Air Kelapa (A) Rata-rata

Perendaman (a1) Penyiraman (a2)

..………………..helai……………………..

15 cm (b1) 6.40 6.47 6.43 A

20 cm (b2) 7.40 9.33 8.37 B

25 cm (b3) 8.93 11.67 10.30 C

30 cm (b4) 8.67 10.00 9.33 BC

Rata-rata 7.85 a 9.37 b

BNT B = 1, 18 BNT A = 0,83

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji

BNT 5 %.

Uji BNT (Tabel 7) menunjukkan bahwa panjang batang 25 cm dan 30 cm

menghasilkan jumlah akar buah naga merah lebih baik dibandingkan dengan

panjang batang 15 cm dan 20 cm, tetapi panjang batang 30 cm tidak berbeda nyata

dengan panjang batang 20 cm. Sedangkan pemberian air kelapa dengan cara

penyiraman menghasilkan jumlah akar buah naga lebih baik dibandingkan

dengan perendaman.

4.1.6 Bobot Basah Akar

Data pengamatan dan analisis ragam bobot basah akar disajikan pada Lampiran

16 dan 17. Hasil analisis ragam (Lampiran 17) menunjukkan bahwa panjang

batang dan cara pemberian air kelapa yang berbeda berpengaruh tidak nyata

terhadap bobot basah akar, namun tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan

tersebut.

Page 52: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

35

Tabel 8. Bobot Basah Akar Stek Buah Naga Merah Akibat Panjang Batang dan

Cara Pemberian Air Kelapa yang Berbeda.

Panjang Batang

(B)

Air Kelapa (A) Rata-rata

Perendaman (a1) Penyiraman (a2)

………………..…..Helai……………………

15 cm (b1) 2.38 2.71 2.54

20 cm (b2) 2.56 2.57 2.56

25 cm (b3) 2.91 3.16 3.03

30 cm (b4) 3.03 3.00 3.02

Rata-rata 2.72 2.86

(Tabel 8) menunjukkan bahwa panjang batang dan cara pemberian air kelapa

menghasilkan bobot basah akar buah naga merah tidak berbeda nyata.

4.1.7 Persentase Stek Bertunas

Tabel 9. Persentase Stek Bertunas Stek Buah Naga Merah Akibat Panjang Batang

dan Cara Pemberian Air Kelapa yang Berbeda.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan I II III

……………...........%…………………….

b1a1 100 100 100 300 100

b1a2 100 100 100 300 100

b2a1 100 100 100 300 100

b2a2 100 100 100 300 100

b3a1 100 100 100 300 100

b3a2 100 100 100 300 100

b4a1 100 100 100 300 100

b4a2 100 100 100 300 100

Total 800 800 800 2400 800

(Tabel 9) Diatas menunjukkan bahwa perlakuan panjang batang dan cara

pemberian air kelapa yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak nyata pada

persentase tumbuh stek bertunas. Semua perlakuan menunjukkan hasil yang sama

baiknya dengan persentase stek bertunas mencapai 100%.

Page 53: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

36

4.1.8 Persentase Stek Hidup

Tabel 10. Persentase Stek Hidup Batang Buah Naga Merah Akibat Panjang

Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa yang Berbeda.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan I II III

……………...........%…………………….

b1a1 100 100 100 300 100

b1a2 100 100 100 300 100

b2a1 100 100 100 300 100

b2a2 100 100 100 300 100

b3a1 100 100 100 300 100

b3a2 100 100 100 300 100

b4a1 100 100 100 300 100

b4a2 100 100 100 300 100

Total 800 800 800 2400 800

(Tabel 10) Diatas menunjukkan bahwa perlakuan panjang batang dan cara

pemberian air kelapa yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak nyata pada

persentase tumbuh stek bertunas. Semua perlakuan menunjukkan hasil yang sama

baiknya dengan persentase stek hidup mencapai 100%.

4.1.9 Persentase Stek Berakar

Tabel 11. Persentase Stek Berakar Buah Naga Merah Akibat Panjang Batang

dan Cara Pemberian Air Kelapa yang Berbeda.

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan I II III

……………............%……………..…….

b1a1 100 100 100 300 100

b1a2 100 100 100 300 100

b2a1 100 100 100 300 100

b2a2 100 100 100 300 100

b3a1 100 100 100 300 100

b3a2 100 100 100 300 100

b4a1 100 100 100 300 100

b4a2 100 100 100 300 100

Total 800 800 800 2400 800

Page 54: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

37

(Tabel 11) Diatas menunjukkan bahwa perlakuan panjang batang dan cara

pemberian air kelapa yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak nyata pada

persentase tumbuh stek bertunas. Semua perlakuan menunjukkan hasil yang sama

baiknya dengan persentase stek berakar mencapai 100%.

4.1.10 Rasio Tajuk Akar

Data pengamatan dan analisis ragam rasio tajuk akar di sajikan pada Lampiran 23

dan 24. Hasil analisis ragam (Lampiran 24) menunjukkan bahwa panjang batang

dan cara pemberian air kelapa yang berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap

muncul tunas, namun tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan tersebut.

Tabel 12. Rasio Tajuk Akar Stek Batang Buah Naga Merah Akibat Panjang

Batang dan Cara Pemberian Air Kelapa yang Berbeda.

Panjang Batang

(B)

Air Kelapa (A) Rata-rata

Perendaman (a1) Penyiraman (a2)

………………..…..gram…………………....

15 cm (b1) 1.31 1.83 1.57

20 cm (b2) 1.50 1.66 1.58

25 cm (b3) 1.60 1.40 1.50

30 cm (b4) 1.58 1.66 1.62

Rata-rata 1.50 1.64

(Tabel 12) menunjukkan bahwa panjang batang dan cara pemberian air kelapa

menghasilkan rasio tajuk akar buah naga tidak berbeda nyata.

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang batang memberikan pengaruh nyata

pada peubah muncul tunas, jumlah tunas per stek, rata-rata panjang tunas per stek,

dan jumlah akar, tetapi pada peubah panjang akar, bobot basah akar dan rasio

Page 55: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

38

tajuk akar tidak berbeda nyata. Panjang stek 25 cm dan 30 cm memberikan hasil

yang lebih baik dibandingkan panjang stek 15 cm dan 20 cm. Hal ini diduga

karena cadangan makanan pada panjang stek 25 cm dan 30 cm tersebut telah

mampu mendukung pertumbuhan bibit buah naga. Hal ini didukung penelitian

yang dilakukan oleh Nuryana., dkk (2012). Bahwa perlakuan panjang stek 30 cm

menunjukkan hasil dengan tunas terpanjang dibandingkan perlakuan panjang stek

40 cm dan 20 cm. Perlakuan panjang stek 30 cm menunjukkan pertumbuhan

tunas terpanjang yaitu 26,3 cm. Selain itu, kondisi tanah dan media tumbuh yang

mendukung juga mempengaruhi pertumbuhan bibit buah naga. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Lakitan (2000), bahwa sistem perakaran tanaman dapat

dipengaruhi oleh kondisi tanah atau media tumbuh tanaman. Dimana faktor yang

mempengaruhi pola penyebaran akar antara lain suhu, aerasi, ketersediaan air dan

unsur hara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air kelapa memberikan pengaruh

berbeda nyata terhadap muncul tunas, panjang akar, dan jumlah akar. Tetapi pada

peubah jumlah tunas per stek, rata-rata panjang tunas per stek, bobot basah akar

dan rasio tajuk akar tidak berpengaruh nyata. Hal ini diduga karena air kelapa

merupakan ZPT alami. Air kelapa merupakan zat pengatur tumbuh auksin dan

sitokinin yang dapat mendukung pembelahan sel embrio sehingga akan memacu

munculnya tunas dan mendukung pertumbuhan akar stek. Hal ini didukung oleh

pernyataan Hartman et al. (1997), penggunaan zat pengatur tumbuh auksin dan

sitokinin bertujuan untuk meningkatkan persentase stek yang membentuk akar,

memacu insiasi akar, meningkatkaan jumlah dan kualitas akar yang terbentuk,

serta meningkatkan keseragaman dalam perakaran.

Page 56: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

39

Hasil penelitian menunjukan bahwa penyiraman air kelapa dengan kosentrasi

20 % pada tanaman buah naga merah mampu memberikan pengaruh yang nyata

pada peubah waktu muncul tunas, panjang akar, jumlah akar. Intensitas

penyiraman dilakukan 4 kali dengan jarak 3 jam sekali pada 1 jam setelah tanam.

Hal ini didukung oleh penelitian Budianto (2004), pemberian kosntrasi air kelapa

sampai 20 % mampu meningkatkan pertambahan jumlah tunas dan jumlah daun

bawang merah secara in vitro.

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara jenis panjang batang

dan cara pemberian air kelapa terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buah naga

pada semua peubah yang di amati. Hal ini menujukkan bahwa kedua faktor

perlakuan memberikan respon masing-masing sebagai faktor tunggal tanpa

adanya interaksi. Hal ini didukung oleh Lestari (2016), yang menyatakan bahwa

bila pengaruh-pengaruh sederhana suatu faktor berbeda lebih besar dari pada yang

dapat ditimbulkan oleh faktor kebetulan, beda respon ini disebut interaksi antar

kedua faktor itu. Bila interaksinya tidak nyata, maka disimpulkan bahwa faktor-

faktornya bertindak bebas satu sama lain, pengaruh sederhana suatu faktor sama

pada semua taraf faktor lainnya dalam batas-batas keragaman acak.

Page 57: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

40

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Panjang batang buah naga merah 25 cm dan 30 cm memberikan hasil lebih baik

dari pada 15 cm dan 20 cm. Panjang batang buah naga 25 cm dan 30 cm

memberikan pengaruh nyata pada peubah muncul tunas, jumlah tunas, rata-rata

panjang tunas per stek dan jumlah akar, tetapi pada peubah panjang akar, bobot

basah akar dan rasio tajuk akar berbeda tidak nyata.

2. Cara pemberian air kelapa menunjukan bahwa penyiraman lebih baik

dibandingkan dengan perendaman. tetapi pada peubah jumlah tunas per stek,

rata-rata panjang tunas per stek, bobot basah akar dan rasio tajuk akar

berpengaruh tidak nyata.

3. Tidak terjadi interaksi antara panjang batang dan cara pemberian air kelapa

terhadap pertumbuhan stek buah naga merah pada semua peubah yang di

amati.

5.2 Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan kepada petani bahwa penggunaan

bibit yang digunakan harus tinggi 25 cm sampai 30 cm keatas.

2. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan dosis air kelapa yang lebih tinggi dari

20 %.

Page 58: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

41

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar, F. dan Syukur, C. 2003. Lada Perdu Untuk Bisnis dan Hobi. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Asmoel. 2013. Budidaya Buah Naga Organik.http://www.dragonfruit.com.

Nuryana., A. Armaini., Ardian. 2012. Kajian Komposisi Media dan Panjang Stek

Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Buah Naga (Hylocereus

costaricensis L.). Riau.

Aysa N., H. Rosneti, dan Rover. 2013. Pengaruh Perendaman Dengan Air

Kelapa Muda dan Pupuk Growmore Terhadap Pertumbuhan Stek Buah

Naga (Hylocereus polyhizus L.). J. Green Swarnadwipa. 3 (1): 11—19.

Badan Litbang Departemen Pertanian RI. 2007. Buah Naga Kuatkan Fungsi

Ginjal.http://www.infosehat.com.

Boy, Y.; W. Syafii dan Sutrisna. 2006. Pengaruh Pemberian Giberelin dan Air

Kelapa Terhadap Pertumbuhan Anggrek Bulan. J. Biogenesis. 2 (2): 41—

46.

Budiono, D. P. 2004. Multiplikasi in Vitro Tunas Bawang Merah (Allium

ascalonicum L.) pada Berbagai Taraf Konsentrasi Air Kelapa. J.

Agronomi. 8 (2): 75—80.

Cahyono, B. 2009. Sukses Bertanem Buah Naga. Jakarta: Pustaka Mina. Halaman

14—16.

Darlina, Hasanuddin, Rahmatan., H. 2016. Pengaruh Penyiraman Air Kelapa

(Cocos nucifera L.) Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Lada (Piper Nigrum

L.) FKIP Unsyiah Pendidikan Biologi Banda Aceh.htt://media.

neliti.com/media/publicactions/187137-ID-pengaruh-penyiraman-air-

kelapa-cocos-nuc.pdf.

Djamhuri., dan Edjie. 2011. Pemanfaatan Air Kelapa untuk Meningkatkan

Pertumbuhan Stek Pucuk Meranti Tembaga (Shorea leprosula Miq.). J.

Silvakukultur Tropika. 2 (1):5—8.

Emil. 2011. Untung Berlipat dari Bisnis Buah Naga Unggul. Yogyakarta; Lily

Publisher. Hal 13.

Page 59: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

42

Fajarwati, S. Y. 2011. Analisis Sitologi Tanaman Buah Naga Jingga dan

Kaitanya Dengan Kualitas Buah. Skripsi. Fakulitas Pertanian.

Gardner, F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman

Budidaya. Terjemahan oleh H. Susilo. Universitas Indonesia (UI Press).

Jakarta. 428 hlm.

George H. Fried, dan George J. Hademenos. 2005. Schaum’s Outlines Biologi.

Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga.

Hardjadinata, 2010. Budidaya Buah Naga Super Red Secara Organik. Penebar

Swadaya, Jakarta. 53 hlm

Hartmann, H. T., D. E. Kester, F. T. Davies, dan R. L. Geneve. 1997. Plant

Propagation (6 th Edition) by Cutting. Upper Saddle River. New Jersey.P.

276—327.

Heddy, S. 1996. Hormon Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persaja. Jakarta. 107 hlm.

Hendaryono, D. P. S. dan Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan dan

PetunjukPerbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Modern. Yogyakarta:

Kanisius.

Hendaryono., D. P. S. dan Wijayani, Ari. 2007. Teknik Kultur Jaringan.

Yogyakarta: Kanisius.

Kristanto, D. 2009. Buah Naga: Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar

Swadaya, Jakarta. 92 hlm.

Kristina, N. N. dan Syahid. S. F. 2012. Pengaruh Air Kelapa Terhadap

Multiplikasi Tunas in vitro, Produksi Rimpang, dan Kandungan

Xanthorrhizol Temulawak di Lapangan. J. Penelitian Tanaman Industri. 18

(3): 125—134.

Lakitan, B. 1995. Hortilkultura: Teori, Budidaya, dan Pasca Panen. PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta. 219 hlm.

Lawalata, I. J. 2011. Pemberian Beberapa Pemberian ZPT Terhadap Reenerasi

Tanaman Gloxinia (Siningea speciosa) dari Eksplan Batang dan Daun

secara In Viro. J. Exp. Life. Sei, 1 (2): 85—87.

Lestari, A. P. 2016. Kajian Efek Asam Salisilat pada Planlet Selada (Lactuca

sativa L.) Dalam Kondisi Cekaman Kekeringan Secara In Vitro. (skripsi).

Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Universitas Lampung.

Lutfia, U. 2016. Respon Pertumbuhan Stek Batang Buah Naga Merah

(Hylocereus costaricennsis L.) Terhadap Pemberian Air Kelapa. (Skripsi).

Fakulitas Pertanian Universitas Lampung.

Page 60: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

43

Mandiri, T. K. T. 2010. Pedoman Bertanam Lada. Nuansa Aulia. Bandung.

Nana, S. A. B. P. dan Z. Salamah. 2014. Pertumbuhan Tanaman Bawang Merah

(Allium cepa L.) dengan Penyiraman Air Kelapa (Cocosnuci fera L.)

Sebagai Sumber Biologi SMA Kelas XII JUPEMASI-PBIO. Penebar

Swadaya. Jakarta. 86 hlm.

Purwanto J., A. Asngad, dan T. Suryani. 2012. Pengaruh Media Tanam Arang

Sekam dan Batang Pakis Terhadap Pertumbuhan Cabai Merah Keriting

(capsicum annum L.) Ditinjau dari intensitas penyiraman air kelapa.

Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS. 6 hlm.

Redaksi Agro Media. 2009. Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman. Agro Media

Pustaka, Jakarta. 50 hlm.

Rahayu. 2014. Budidaya Buah Naga Cepat Panen. Infra Hijau, Jakarta

Rika. 2015. Pertumbuhan dan Pembuangan Krisan (Chrysanthemum indicum L.)

Pada Berbagai Kosentrasi Air Kelapa dan vitamin B1. Skripsi, Universitas

Hasanudin Makasar.

Renvillia, R., A. Bintoro, dan M. Riniarti. 2015. Penggunaan Air Kelapa Untuk

Setek Batang Jati (Tectona grandis). (J. Sylva Lestari.) 4 (1): 61—68.

Satria, F., 2011. Pengaruh beberapa konsentrasi atonik pada pertumbuhan stek

buah naga berdaging merah (Hylocereus costaricensis (Web) Britton &

Rose). (Skripsi). Universitas Andalas. Padang. 76 hlm.

Sparta A. dan Rachman T. 2012. Pengaruh Berbagai Panjang stek Terhadap

Pertumbuhan Bibit Buah Naga. (Jurnal Balai Penelitian.) Vol 2 (3): 2—5.

Seswita, D. 2010. Penggunaan Air Kelapa Sebagai Zat Pengatur Tumbuh pada

Multiplikasi Tunas Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) in vitro. J.

Littri. 16 (4): 135—140.

Setyowati, A. 2008. Analisis Morfologi dan Sitologi Tanaman Buah Naga Kulit

Kuning (Selenicereus megalanthus). Skripsi. Fakultas Pertanian.

Universitas Sebelas Maret.

Sujarwati, S. Fathonah, E. Johani, dan Herlina. 2011. Penggunaan Air Kelapa

untuk Meningkatkan Perkecambahan dan Pertumbuhan Palem Putri

(Veitchia merilli). J. Sagu. 10 (1): 24—28.

Sinatra. 2010. Budidaya Buah Naga Super Red Secara Organik. Bogor: Penebar

Swadaya.

Page 61: RESPON PERTUMBUHAN STEK BATANG BUAH NAGA …

44

Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Buah Naga. CV. Nuansa

Aulia, Bandung. 152 hlm.

Winarsih, S. 2007. Mengenal dan Membudidayakan Buah Naga. Aneka Ilmu,

Semarang. 240 hlm.

Yanti, A. A. 2008. Kajian Media Tanam dan Konsentrasi BAP Terhadap

Pertumbuhan Stek Tanaman Buah Naga Daging Putih.[Tesis]. Surakarta.