Tarian Naga Lieur
Transcript of Tarian Naga Lieur
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
1/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
P R O L O G
T a r i a n | 1
PROLOG
Pertarungan dahsyat di Markas Bengkauw sudah berakhir. Pentas di Markas
Bengkauw Tionggoan membawa nama KIANG CENG LIONG, Duta Agung Lembah
Pualam Hijau terbang semakin tinggi dan tinggi. Tetapi, bagian terakhir atau
episode terakhir justru menunjukkan realitas yang berbeda, yakni ketika “Istrinya”
Siangkoan Giok Hong yang sudah terpisah selama beberapa tahun, menghilang
kembali tanpa mereka sempat bercakap-cakap. Padahal, keduanya, Ceng Liong dan
Giok Hong sudah sama-sama tahu dan sama-sama mengerti jika mereka sudah
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
2/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
P R O L O G
T a r i a n | 2
terangkap sebagai “SUAMI-ISTRI” meski melalui sebuah kecelakaan. Hubungan
suami-istri mereka terjadi tanpa sadar dan diluar kontrol dan pengetahuan mereka
masing-masing. Terjadi begitu saja, dan repotnya, ternyata memiliki jejak yang
SANGAT PASTI, yakni adanya seorang ANAK.
Dan ANAK inilah yang menjadi alasan GIOK HONG untuk kembali menghilang.
Tidak ada penjelasan lebih. Tidak ada pemberitahuan lebih detail. Yang ada adalah
kalimat singkat itu, dan itupun dikatakan kepada orang lain, yakni Giok Lian, adik
perempuan Giok Hong, si Perempuan Naga dari Bengkauw Tionggoan. Begini bunyi
pesan yang ditinggalkan lewat secarik kertas,
Adikku Giok Lian ….
Ternyata menemukan ingatanku membawa persoalan lain. Karena itu, hendak kutemukan anakku lebih dahulu baru membicarakan urusan lain. Karena banyak hal
sudah berubah, maka kita berpisah dulu dan semoga bertemu dalam keadaan yang
lebih baik, kuucapkan selamat untukmu dan untuk Tek Hoat ……
Giok Hong
Surat yang tidak perlu diterjemahkan lebih jauh bahwa GIOK HONG merasa
perlu menemukan ANAKNYA terlebih dahulu sebelum menyambung benang
hubungan dengan CENG LIONG. Orang boleh berpikir lain, tetapi begitulah titipan
informasi singkat yang mengakhiri Tarian Liar Naga Sakti. Keadaan mengambangyang membuat Ceng Liong bingung, sama bingungnya karena pada saat bersama,
istrinya MEI LAN sudah berbadan dua. Fakta-fakta ini saja sudah menunjukkan jika
Tarian Liar Naga Sakti jauh dari SELESAI. Baru persoalan menyangkut GIOK HONG
dan CENG LIONG, anak mereka berdua dan bagaimana kisah mereka selanjutnya,
sudah mengundang tanda Tanya besar untuk diketahui. Bagaimana upaya Ceng
Liong mencari istrinya itu, bagaimana mereka bertemu serta bagaimana mereka
menyelesaikan persoalan yang selama ini belum mereka percakapkan sekalipun.
Belum lagi mencari tahu lebih jauh bagaimana keadaan Mei Lan dan anaknya
kelak yang tidak lama lagi akan hadir mewarnai kehidupan mereka. Apalagi,
bersama Mei Lan selalu ada Pewaris PULAU NAGA API yang ketolol-tololan namun
berkepandaian sangat tinggi. Selain juga sudah bergabung dengan keluarga Ceng
Liong-Mei Lan yakni murid Ceng Liong si bocah Li Gi. Apa yang akan mereka alami
dan bagaimana jalinan kisah mereka ke depan, adalah untaian kisah yang terbuka
dan sangat menarik untuk diikuti dan dikisahkan lebih jauh.
Tentunya juga terkait dengan kisah THIAN KI HWESIO, WONG JIN LIU dan
Pusaka yang dicuri Wong Jin Liu dari Siauw Lim Sie. Setelah menjadi pelarian Siauw
Lim Sie dan terus menerus diburu Thian Ki Hwesio, bagaimana kelanjutan kisah
para tokoh Siauw Lim Sie ini ke depan? Bagaimana pula perjodohan Kwi Song
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
3/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
P R O L O G
T a r i a n | 3
dengan Kwan Hong Li si dara jelita dari Pulau Awan Putih? Jalinan kisah ini juga
akan mewarnai terus dan terus, apalagi karena akan bersinggungan dengan si Dara
Nelangsa, Siangkoan Giok Hong. Terutama soal Kitab Jarum Sakti yang dititipkan ke
Siauw Lim Sie namun sudah digondol pergi oleh Wong Jin Liu. Maka upaya Thian Ki
Hwesio memburu Wong Jin Liu, upaya Giok Hong mencari Kitab Pusaka Jarum
Emas, upaya melarikan diri Wong Jin Liu dan kisah-kisah dibalik perjalanan dan
perburuan tersebut sangatlah menarik untuk dinantikan dan dikisahkan. Apalagi, di
tengah perburuan itu, kemampuan Wong Jin Liu, Thian Ki Hwesio dan Giok Hong,
juga meningkat setahap demi setahap. Fakta ini yang menambah seru dan
menambah daya tarik kisah lanjutannya.
Masih ada tokoh-tokoh lain yang terang akan dan harus diketahui nasibnya.
Pasangan Tek Hoat dan Giok Lian tentunya adalah yang juga sangatlah dinantikan.Tetapi, sekali ini, mereka akan berada dalam pusaran konflik politik ketika Kerajaan
Cin di utara Sungai Yang Tze dikalahkan oleh Bangsa Mongol. Maka, tokoh-tokoh
hebat dari Bangsa Mongol juga akan merangsek maju dan memasuki Tionggoan
melalui kejatuhan Cin di Utara dan mulai melakukan Teror di Kerajaan Sung Selatan.
Tek Hoat dan Giok Lian serta tentu Mei Lan dan Ceng Liong mau tidak mau terlibat
dalam pusaran konflik karena status mereka sebagai PELINDUNG ISTIMEWA
KAISAR, selain orang tua Mei Lan dan Tek Hoat adalah orang nomor dua di
Kerajaan Sung tersebut. Belum lagi, mereka memiliki kakak dan adik di Kota Raja
selain kedua orang tua mereka tentu saja. Dari lingkaran istana ini, akan dikeluarkan
seorang tokoh berbakat bernama LIANG KUN yang kelak akan membentuk barisan
Naga baru, Li Gi, Liang Kun dan seorang Anak Aneh. Namun, di kisah saat ini, ketiga
anak tersebut baru akan mulai terdengar dalam porsi yang terbatas.
Tokoh lain yang menarik diikuti adalah Beng Kui dan perjodohannya dengan
Sian Li dari Lam Hay Bun. Perjodohan yang sudah ditetapkan ini tinggal menunggu
hari untuk pengesahannya kelak seusai Talian Liar Naga Sakti (TLNS). Bagaimana
kisah mereka ke depan? Apakah Bi Kim, sang wanita pujaan Tham Beng Kui masih
akan munculkan diri atau menunjukkan dirinya di Tionggoan? Kisah sendu Beng Kuidan Bi Kim sendiri adalah salah satu kisah gagal cinta hingga TLNS berakhir.
Entahkan hati mereka akan bertaut kembali berhubung Ceng Liong sudah merestui
Beng Kui untuk juga mengambil Bi Kim sebagai istrinya kelak. Sudah tentu, kisah
mereka berdua akan terkait langsung dengan keadaan Lam Hay Bun yang bersama
dengan Pulau Awan Putih dan Pulau Naga Api membentuk segi tiga Pulau Misterius
di Laut Selatan. Kisah mereka penting karena Laut Selatan akan menjadi TITIK API
yang bergejolak setelah munculnya gembong penjahat kelas kakap disana. Bahkan,
gembong penjahat tersebut justru membawa pergi beberapa tokoh hitam yang
dikalahkan di Lam Hay Bun. Karena itu, Kisah 3 Pulau Laut Selatan akan sangat
menarik ditunggu keadaannya.
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
4/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
P R O L O G
T a r i a n | 4
Selain itu, ada 2 gadis muda perkasa yang perlu diketahui jejak mereka kelak.
Pertama adalah si nakal Kiang Sun Nio, gadis remaja asal Lembah Pualam Hijau,
adik Kiang Ceng Liong sang Duta Agung yang memiliki kesaktian tidak biasa. Dia
bukan hanya berhasil merayu kakaknya yang sudha menjadi gudang Ilmu Silat
dengan mewarisinya beberapa ilmu mujijat, tetapi bahkan menyadap ilmu-ilmu
Liong-i-Sinni yang adalah Nenek buyut dan sekaligus SUBOnya. Belum lagi, Sun Nio
belajar dari Kiang Cun Le, dan paman kakeknya di Lembah Pualam Hijau. Maka,
kesaktian gadis remaja ini bisa dibayangkan sampai dimana. Yang pasti, urusan
ginkang dialah yang paling mengejar posisi Mei Lan. Dan kenakalannya boleh
dibilang sama tingginya dengan kehebatan ilmunya. Untungnya, juga sama hebat
dengan kecantikannya. Dan gadis muda lainnya adalah CUI GIOK LIE, yang juga
sudah mewarisi tenaga sakti dari seorang tokoh masa lalu, tetapi yang kehilangankegembiraannya setelah pria pujaannya meninggal secara tragis di Lam Hay Bun.
Gadis cantik ini untuk sementara berdiam diri sambil berlatih di Lembah Saldju
Bernyanyi, tetapi kelak, dia akan kembali tampil meledak.
Ada dua tokoh hebat lainnya yang juga penting untuk dikisahkan, Chandra
Gupta yang tenryata mampu bertarung seimbang dengan angkatan Tek Hoat, Giok
Lian dan Mei Lan serta Kwi Song, adalah salah satunya. Suhunya sendiri memang
tokoh hebat dari Thian Tok, dan untungnya meski bersikap ayal-ayalan dan aneh,
tetapi Chandra Gupta ternyata adalah tokoh yang mewarisi kegagahan SUHUNYA
yang seangkatan Kiang Sin Liong dan 4 Manusia Dewa Tionggoan. Tokoh muda ini
masih akan hadir kembali dan tetap menarik untuk dikisahkan. Sementara tokoh
muda lainnya adalah seorang HAN bernama bernama YU LIONG, murid si Tokoh
Mujijat asal Persia, Asha Vahista. Sebenarnya, Yu Liong adalah PEWARIS ASHA
VAHISTA dan memiliki kesaktian yang juga tidak main-main. Setengah jurus dia
menang melawan Giok Hong dan membuat Giok Hong “merindukan” Kitab Jarum
Emas perguruannya. Akan seperti apa kisah hidup Yu Liong yang menghabiskan
masa kecilnya di Persia? Bagaimana pula latar keluarganya? Tokoh ini bersama
Chandra Gupta akan banyak dikisahkan kelak.Tentunya Nenggala dan Li Hwa juga akan terus dikisahkan. Pewaris utama
Ilmu-ilmu Nusantara di Tionggoan ini semakin matang ilmunya, bahkan sudah
menciptakan ilmu mujijat sendiri yang kehebatannya diakui oleh Ceng Liong.
Sementara Li Hwa sendiri adalah Pendekar Wanita yang tidak disebelah bawah Mei
Lan ataupun Giok Lian dan menjadi Duta Luar Lembah Pualam Hijau. Meskipun
lebih banyak Nenggala yang turun bertempur, tetapi kesaktian Li Hwa sendiri sudah
teramat dikenal karena memiliki latar sebagai MAJIKAN KERUDUNG PUTIH selama
berada bersama Thian Liong Pang yang sangat menggemparkan dalam KPNPB II.
Maka mengikuti pasangan suami-istri hebat ini akan terus dan tetap menarik. Itu
pula sebabnya pasangan ini akan tetap menjadi daya tarik bagi kisah ini seterusnya.
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
5/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 5
Masih banyak tokoh-tokoh lain yang akan dikisahkan. Baik tokoh-tokoh
Bengkauw, Siangkoan Tek dan para pemimpin Bengkauw Tionggoan yang
menerima kembali beberapa tokoh utamanya di Markas Besar bengkauw
Tionggoan. Kemudian ada juga Lamkiong Tiong Hong, Tocu baru Lam Hay Bun dan
tokoh-tokoh pulau Lam Hay Bun tersebut. Sementara di Pulau Awan Putih, ada
Kwan Cu, Kwan Siok Bu dan Kwan Siok Bi, tokoh-tokoh hebat yang menjadi tokoh
utama Pulau misterius tersebut. Dan sudah tentu juga tokoh Pulau Naga Api.
Tokoh-tokoh mereka masih akan tetap munculkan diri dan dikisahkan, karena selain
masih menyimpan misteri dan terjalin dengan kisah sebelumnya, juga masih
menyimpan demikian banyak potensi kisah menarik untuk terus diceritakan dalam
kelanjutan kisah ini.
Selain itu tentu saja kisah Tik Hong Peng, ciangbundjin muda Thian San Payyang sudah membekal ilmu hebat setelah ikut dibantu Kiang Ceng Liong. Sudah
tentu juga dalam kaitannya dengan tokoh-tokoh Lembah Saldju Bernyanyi. Meski
kisah utama mereka masih akan jauh, tetapi tentu saja terus penting menempatkan
tokoh-tokoh perguruan ini dalam jalinan kisah.
Beberapa tokoh baru akan muncul dan misteri baru akan juga ditampilkan.
Meski demikian, harus digarisbawahi, kisah ini merupakan pamungkas dan bagian
akhir dari kisah yang berfokus ke angkatan Kiang Ceng Liong. Karena itu, kisah
penutup ini tetap kami beri judul TARIAN LIAR NAGA SAKTI BAGIAN II atau KISAHPARA NAGA DI PUSARAN BADAI BAG IV. Setelah usai kisah ini, maka cerita
selanjutnya adalah Kisah Pendekar dari generasi yang berbeda ……..
Selamat mengikuti ……., Kota Wisata, Cibubur – Mei 2015
EPISODE 1, MEMBURU PUSAKA PERGURUAN 1)
Provinsi Ceng Hai hingga ke daerah See Cong atau juga dipanggil
Tibet dan menyambung hingga ke Sin Kiang di daerah Barat, wilayahnya
sungguh sangatlah luas. Meskipun demikian, penduduknya justru masih
sangat sedikit. Suku-suku utama yang mendiami daerah tersebut adalah
suku Han meski tidak sangat banyak, kemudian juga ada suku Bong, Hui,
Cang dan terakhir adalah suku Biauw yang menyebar di daerah Sin Kiang.
Selain itu, dan yang justru terhitung cukup besar jumlahnya di Sinkiang
adalah suku Uighur yang merupakan peranakan Turki dan beragama Islam.
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
6/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 6
Diantara suku-suku yang hidup di daerah yang sangat luas itu, terdapat ciri
khas yang berbeda-beda diantara mereka, baik dari gaya dan cara hidup,
maupun tata karma dan cara berpakaian. Dan sudah tentu juga dalamkaitan dengan agama maupun kepercayaan mereka masing-masing.
Orang-orang Han biasanya hidup dengan bercocok tanam dan sekaligus
juga berdagang, sementara suku Hui dan Cang biasanya adalah
penggembala ulung dan juga menanam gandum.
Hal lain yang juga menonjol di daerah ini adalah keadaan maupun
bentang alamnya yang demikian besar dan luas tersebut. Kebanyakan
kondisi alamnya adalah Gunung dan kumpulan serta hamparan gunung
yang bagaikan secara acak diletakkan di wilayah nan besar dan luas ini. Dan
sebagai akibatnya, jarak jarak antara satu kampung ataupun kelompok
mampung yang satu dengan lainnya menjadi luar biasa panjang dan
jauhnya. Jarak tersebut bisa sampai puluhan kilometer jauhnya. Karena itu
jugalah, jika memang harus melewati daerah ini dan tanpa pemahaman
keadaan alam yang tepat, maka pengembara bisa-bisa harus bermalam
atau beristirahat di pegunungan. Dengan kondisi alam yang demikian,
maka angin, salju dan dingin, adalah pengalaman yang sangat biasa dan
normal. Tetapi meskipun demikian, sudah tentu mereka yang memilih
tinggal di daerah ini sudah mampu menyesuaikan gaya hidup ataupun cara
hidup dengan keadaan alamnya.
Pegunungan Pek Houw San adalah daerah yang cukup dekat dengan
area hidup suku Biauw di daerah Sinkiang. Mestinya daerah tersebut
terhitung sepi dari aktifitas, sebab meski dekat dengan komunitas suku
Biauw, tetapi tidak tepat juga disebut terlampau dekat, karena jaraknya
masih puluhan kilometer. Apalagi, karena Pegunungan Pek Houw Santerhitung membentang begitu luas dan sebagian besar area pegunungan
itu adalah area tak terjamah manusia. Dan Pegunungan inipun tersambung
dengan Pegunungan Kun Lun San yang sangat terkenal dan membentang
hingga ke Tibet dan bahkan menembus ke perbatasan India. Karena
bersambung dengan rangkaian Pegunungan Kun Lun San, maka
pegunungan Pek Houw San juga memiliki puncak yang menjulang tinggi
ke angkasa, dan bahkan puncaknyapun sebagian tertutup oleh gumpalan
putih berwarna es, menandakan betapa dan bagaimana dinginnya puncaktersebut. Dan itu juga sebabnya Pegunungan Pek Houw San menjadi salah
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
7/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 7
satu daerah atau area yang terhitung perawan alias masih belum terjamah
ataupun terlampau jarang dikunjungi orang. Tetapi, jika menghitung
jaraknya yang tidaklah terlampau jauh dari daerah pemukiman Suku Biauw,maka bisa dipahami jika seorang atau dua orang dari penduduk suku
Biauw sedikitnya pernah merambah atau berjalan hingga ke Pegunungan
Pek Houw San.
Tidak cukup sulit untuk menyimpulkan jika kondisi dan bentang alam
di daerah ini terhitung indah, atau bahkan sangat indah. Karena memang
benar, terdapat sejumlah besar titik yang akan menghadirkan panorama
yang sangat indah dan menarik hati. Apalagi dengan keadaannya yang
jarang dikunjungi orang, membuat daerah ini mampu “melukis keadaan
alamnya” dengan demikian indah dan menarik hati. Apalagi ditingkah oleh
nyanyian alam yang sangat merdu di telinga, berupa nyanyian dedaunan
maupun kicau burung serta erangan para satwa yang bebas melantun
disana. Pendeknya, suasana di seputar pegunungan ini benar benar berlaku
dan berlangsung “nyaris” tanpa interupsi jenis mahluk hidup bernama
MANUSIA. Seperti itulah selalu dan selalu rutinitas di pegunungan sunyi itu.
Tetapi di sisi timur pegunungan tersebut yang mengarah kepemukiman suku Biauw, ketenangan alam sedang terusik. Dan seperti
biasa, yang bisa mengusik ketenangan alam adalah ulah manusia. Disana,
di salah satu sisi timur, di depan sebuah gua alam, terlihat dua orang
manusia sedang adu pukulan. Gerakan mereka terlihat sederhana, tidak
cepat sebaliknya lamban, dan seperti sekedar menggerakkan lengan kearah
tubuh lawan. Tetapi begitupun, lawan bergerak menghindar atau menepis
lengan yang mengarahnya, dan terdengar letusan,
“Blarrrrrrr ……………….”
Gerakan-gerakan lamban kedua manusia yang sedang bertarung itu
ternyata ketika teralihkan ke sasaran lain menghasilkan keadaan yang
sangat merusak. Karena di sebelah kanan keduanya, atau sebelah kiri Gua
alam, sampai 5-6 pepohonan yang sebesar sepelukan manusia dewasa
tumbang dalam keadaan seperti hangus terbakar. Untung tidak ada
lentikan api dari tumbangnya pepohonan tersebut. Hanya, dapat
dibayangkan betapa hebat dan betapa ampuh kedua orang yang sedangadu pukulan dalam gerakan-gerakan lambat tersebut.
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
8/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 8
Jika didekati, maka terlihatlah rupa kedua orang yang sedang adu
kekuatan itu. Jelas sekali usia mereka berbeda cukup jauh. Yang lebih muda
adalah seorang Bhiksu atau Pendeta Budha dengan jubah pendeta yangsudah cukup lusuh, tetapi wajahnya terlihat tabah, tenang dan
memancarkan aura penyabar. Hanya, meski wajahnya terlihat masih cukup
muda dibandingkan lawannya, tetapi sayangnya seperti tak terurus secara
baik. Berbeda dengan lawannya, seorang manusia berusia pertengahan
atau mendekati tua, pastinya sudah melewati angka 50an dan mungkin
mendekati angka 60-an, bertubuh tinggi besar dan terlihat lebih beringas
daripada lawan mudanya. Dan adalah tokoh tua itulah yang justru
menyerang mati-matian dan habis-habisan. Dan astaga, ilmumenyerangnya sungguh-sungguh hebat dan sangat luar biasa. Bisa
dipastikan ilmu serangannya adalah ilmu super langka yang akan sangat
jarang ditemukan di dunia persilatan dewasa ini. Karena hanya dari jari
jemarinya dan terkadang juga dari lengannya yang bercahaya, keluar
lentikan cahaya kemerahan menandakan betapa panas dan hebat pukulan
itu. Dan jika pukulan tersebut meletik atau meleset dari sasaran, maka
akibatnya adalah pepohonan yang gosong disekitar mereka berdua yang
sedang adu kekuatan itu.
Tetapi hebatnya, lawannya yang lebih muda tidak terlihat jeri dan
ketakutan, tetapi dengan tangkas dan penuh perhitungan memunahkan
serta mengurangi kehebatan pukulan lawannya. Langkahnya terlihat
tangkas, kokoh dan beraturan, dan mampu menandingi kehebatan
lawannya yang lebih tua. Hanya, jika diteliti lebih jauh, si orang berusia
lebih tua terlihat lebih gencar menyerang, intensitas menyerangnya lebih
sering dan lebih berbahaya. Sementara si tokoh muda lebih seringbertahan dan berupaya keras untuk memunahkan dan mengurangi efek
serangan lawan yang sangat hebat dan berbahaya itu. Begitupun, setelah
melalui pertarungan yang cukup lama, mungkin sudah melewati hitungan
100 jurus, tetap saja perimbangan pertempuran keduanya tidak bergeser
lebih jauh. Tetap terlihat imbang dengan kemampuan menyerang si tokoh
tua yang lebih sering dibanding si tokoh muda.
Tetapi, siapa gerangan mereka?
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
9/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 9
Si tokoh yang lebih muda bukan lain Thian Ki Hwesio, Bhiksu muda
asal Siauw Lim Sie yang sedang mengemban tugas dari Biara Siauw Lim Sie.
Tugasnya adalah mengejar dan meminta atau merebut kembali KitabPusaka Siauw Lim Sie yang bernama Liong Ho Kun Pit Kip (Kitab Ilmu
Pukulan Naga Api). Telah diceritakan sebelumnya (dalam Tarian Liar Naga
Sakti), bahwa kitab tersebut tercuri bersama Pit Kip Kim Ciam Tok Su (Kitab
Pusaka Jarum Emas Menyebrang Dunia) sebuah kitab rahasia titipan
perguruan lain, dari Biara Siauw Lim Sie. Bahkan salah seorang tokoh Siauw
Lim Sie sampai harus melepas nyawa karena peristiwa yang memalukan
tersebut. Dan sekarang, adalah tugas Thian Kie Hwesio inilah untuk
mengejar dan merebut kembali Kitab Pusaka yang tercuri itu. Sekaligus juga mengemban tugas untuk menghukum dan menindak sang pencuri
yang sebetulnya, juga masih merupakan bagian dari Biara Siauw Lim Sie di
Gunung Siong San itu.
Dan pencurinya, adalah tokoh tua yang sedang bertarung melawan
Thian Ki Hwesio, namanya adalah Wong Jin Liu. Sebetulnya, hubungan
Thian Ki Hwesio dengan Wong Jin Liu cukuplah dekat, atau bahkan sangat
dekat. Thian Ki Hwesio adalah murid terakhir Kian Ti Hwesio, tokoh mujijat
terakhir dari Siauw Lim Sie. Sebelum menjadi Bhiksu, dia bernama Souw
Kwi Beng dan bersama dengan adik kembarnya Souw Kwi Song menjadi
murid penutup Kian Ti Hosiang. Sementara Wong Jin Liu justru adalah Sute
termuda Suhu mereka itu. Namanya saja Sute atau Adik seperguruan,
tetapi sebetulnya, Wong Jin Liu adalah juga Murid dari Kian Ti Hwesio,
karena semua ilmu yang dipelajari Wong Jin Liu berasal dari Kian Ti Hwesio.
Karena posisi ini, maka Thian Ki Hwesio menjadi kewalahan dalam
mengemban tugas dari Biara Siauw Lim Sie. Jelas saja, dia merasa rada sulituntuk berlaku sangat keras dan kasar kepada “Susioknya” itu. Meskipun,
Susioknya itu sudah dikeluarkan dan dipecat Siauw Lim Sie karena mencuri
kedua kitab pusaka tadi.
Wong Jin Liu adalah tokoh hebat asal Siuw Lim Sie, seorang
penggemar fanatik Ilmu Silat dan selalu mempelajari satu Ilmu hingga
tuntas. Ketika berkelana di Dunia Persilatan pertama kalinya dalam usia 25
tahunan, dia nyaris tidak bertemu tandingan. Bertahun-tahun dia berkelana
tanpa tanding. Dia memang tidak tekebur dan selalu memegang ajaranSuhunya. Tetapi, sayang, waktu dia berkelana hingga ke Persia, dia bertemu
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
10/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 10
seorang lawan yang mampu mengalahkannya meski hanya dengan
setengah jurus saja. Dan tokoh itu bernama ASHA VAHISTA. Wong Jin Liu
yang merasa penasaran dan harga dirinya jatuh, pulang ke Siauw Lim Siedan meminta pelajaran lebih jauh. Diapun bahkan sampai rela
menghabiskan waktu 25 tahun untuk melatih sejenis ilmu langka yang
belum pernah dilatih tokoh Siauw Lim Sie lainnya, yakni Liong Sin Kong
Ciang (Lengan Sinar Naga Sakti).
Ketika menyodori ilmu itu, Kian Ti Hosiang yang melihat motivasi yang
rada melenceng dari Wong Jin Liu, juga menasehati sute termudanya itu
agar juga melatih kematangan emosionalnya. Sayang nasehat itu
diabaikan, karena begitu dia keluar dari masa berlatihnya, Wong Jin Liu
kembali bertemu Asha Vahista. Sekali ini justru bertemu di daerah
Tionggoan. Dan seperti sudah dikisahkan dalam cerita sebelumnya, sekali
lagi Wong Jin Liu KALAH. Bahkan tragisnya, seorang muda yang berusia
seperti ketika dia berlatih memperdalam ilmunya lagi, yakni Kiang Ceng
Liong, mampu mengimbanginya bahkan dia merasa akan “kalah” melawan
anak muda itu. Keadaan ini membuat Wong Jin Liu yang fanatik dengan
bakat dan kemampuannya dalam Ilmu Silat menjadi kalap. Dia kembali
pulang ke Siauw Lim Sie dan mencuri dua buah kitab pusaka dari Ruang
Pusaka Siauw Lim Sie.
Tindakan Wong Jin Liu yang sudah kelewatan itu membuat
Ciangbundjin Siauw Lim Sie mengeluarkan maklumat dan keputusan
TEGAS, Memecat dan mengeluarkan Wong Jin Liu dari Siauw Lim Sie dan
menugaskan Thian Ki Hwesio untuk mengejar Wong Jin Liu, merampas
kembali Kitab Pusaka dan menghukum Wong Jin Liu.
Itulah sekelumit kisah (sudah diceritakan dalam TLNS I) yang melatari
pertarungan hebat antara Wong Jin Liu melawan keponakan muridnya
Thian Ki Hwesio, Pendeta Budha berusia muda dari Biara Siauw Lim Sie.
Pertarungan sekali ini, sejatinya bukanlah pertempuran pertama bagi
keduanya. Karena sebelumnya mereka sudah saling gempur sebanyak dua
kali. Dengan demikian, kali ini sudah merupakan pertarungan yang ketiga
kalinya selama 3 tahun terakhir mereka saling menguntit dan saling
mengejar. Kejaran Thian Ki Hwesio ini membuat Wong Jin Liu murka,karena dia jadi tidak dapat melatih Kitab Pusaka curiannya secara
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
11/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 11
sempurna dan tuntas. Ini membuatnya bertekad menghajar Thian Ki
Hwesio.
Pertempuran pertama mereka terjadi setahun silam, ketika akhirnyaThian Ki Hwesio mampu menyandak Wong Jin Liu di daerah Lam-cong.
Tetapi, pada pertempuran pertama mereka di sebuah biara rusak yang
memiliki ruang bawah tanah menghasilkan kemenangan bagi Wong Jin Liu.
Dia mampu melukai Thian Ki Hwesio tetapi tidak sampai hati untuk
membunuhnya. Ada hal yang mengagetkan Wong Jin Liu pada waktu itu,
yakni ternyata Thian Ki Hwesio, seperti toa suhengnya, sudah berlatih hebat
dan bahkan juga sudah mulai mematangkan Ilmu rahasia Kim Kong Pu
Huay Sinkang atau Kim kong pu huay che sen (Ilmu Badan/Baju Emas Yang
Tidak Bisa Rusak). Fakta ini sungguh membuatnya tercengang. Tetapi, dia
senang karena Kitab Pusaka Liong Ho Kun Pit Kip juga setelah diperiksanya
selama setahun, akan memberinya kemampuan yang sama jika
memadukannya dengan Ilmu sebelumnya yang dilatihnya, yakni Liong Sin
Kong Ciang.
Dalam kekagetannya itu, Wong Jin Liu meninggalkan Thian Ki Hwesio
yang masih dapat dimenanginya secara tipis dan terus melarikan diri.Tetapi, kembali mereka bertemu di Puncak Thian San ketika Thian Ki
Hwesio mampu kembali melacak keberadaannya yang ingin menyendiri
dan bersembunyi di sekitar Pegunungan Thian San tersebut. Kembali
keduanya bertempur hebat, dan dalam kagetnya Wong Jin Liu menemukan
kenyataan, meski kemampuannya sudah meningkat, tetapi kemampuan
Thian ki Hwesio juga meningkat sama cepat atau bahkan lebih cepat lagi.
Karena jarak kemampuan mereka semakin tipis, sementara Kim Kong Pu
Huay Sinkang milik Thian Ki Hwesio semakin tebal dan semakin tinggitingkatannya. Di Thian San, kembali Wong Jin Liu mampu lepas dari Thian
Ki Hwesio dan bergegas menuju daerah Barat hingga akhirnya menemukan
tempat persembunyian yang dianggapnya bebas dari kejaran Thian Ki
Hwesio. Dia memilih bersembunyi di deretan pegunungan Kun Lun San,
tetapi cepat berpindah ke Pegunungan Pek Houw San ketika menemukan
kenyataan Thian Ki Hwesio mengejar hingga ke Pegunungan Kun Lun San.
Tetapi, tepat setahun setelah pertempuran mereka yang kedua, WongJin Liu akhirnya kembali terkejar oleh Thian Ki Hwesio. Dan kembali mereka
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
12/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 12
bertempur. Dan kembali Wong Jin Liu kaget, karena kemampuan mereka
boleh dikata kini sudah setara alias sudah seimbang. Jelas, meski dia
berlatih keras tetapi tetap saja kemajuan keponakan muridnya ini masihlebih pesat. Apalagi karena Kim Kong Pu Huay Sinkang Thian Ki Hwesio
sudah semakin matang sehingga semakin sulitlah baginya untuk
mengalahkan ataupun menaklukkan Thian Ki Hwesio. Dan semakin pengen
Wong Jin Liu untuk segera menuntaskan pelajaran barunya agar mampu
memperoleh Sinkang istimewa Siauw Lim Sie yang sudah mulai mapan
dilatih Thian Ki Hwesio.
Di sisi lain, Thian Ki Hwesio sendiri sejak memburu Susioknya Wong
Jin Liu, memang sadar satu hal. Dia memulai mengejar Wong Jin Liu tanpa
keyakinan akan kemampuan untuk menangkap dan mengalahkan Wong
Jin Liu. Tetapi, dia mengingat ajaran dan pesah Suhunya bahwa pelajaran
utama Siauw Lim Sie bukan hanya dalam melatih kemampuan bersilat dan
kemampuan tenaga iweekang, tetapi juga bagaimana menempa diri untuk
menerima apa yang dapat dia terima dan apa yang tak dapat dia terima.
Karena itu, Thian Ki Hwesio justru memupuk pelajaran atas ilmu silatnya
berdasar apa yang dialaminya setiap hari. Dengan menyatukan pelajaran
hidup dengan pelajaran iweekang dan ilmu silat, justru bukan temuan ilmu
silat baru yang didapatkan Thian Ki Hwesio, tetapi semakin matangnya dia
dalam Ilmu Kekuatan batin, iweekang dan juga Sinkang Mujijat Siauw Lim
Sie.
Thian Ki Hwesio tidak menyadari bahwa proses mengejar Wong Jin Liu
dengan kekuatan batinnya membuatnya mengalami kemajuan luar biasa
yang perlahan mulai mengejar tahapan Wong Jin Liu sendiri. Itulah
sebabnya dia mampu mengejar kemanapun Wong Jin Liu pergi danmenyandaknya sampai 3 kali hingga membuat mereka bertempur dan kali
ini untuk yang ketiga kalinya. Thian Ki Hwesio tidak menyadari
kemajuannya, karena pada dasarnya dia memang tidak sangat fanatik
berlatih Ilmu Silat. Kemampuannya menerima kemajuannya dan batas
kemampuannya membuat dia justru mampu menanjak pesat dan
mengalami kemajuan yang tidak pernah dibayangkannya sebelumnya.
Perjalanan mengejar Wong Jin Liu menjadi semacam perjalanan spiritual
dan perjalanan melatih diri, karena justru pada moment inilah diamengalami pematangan luar dalam. Dan perjalanan inilah yang kelak
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
13/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 13
mengantarkannya menjadi Ciangbundjin Siauw Lim Sie sebagaimana yang
diramalkan suhengnya di Poh Thian dan juga Suhunya sendiri.
Thian Ki Hwesio sendiri heran, pertempuran ketiga ini tidak lagiseberat pertempuran pertama dan kedua. Dengan ilmu-ilmu yang sama,
dia mampu menandingi Susioknya dan hanya karena segan kepada
seniornya ini yang membuat dia tidak mencecar Wong Jin Liu. Benar dia
lebih sering diserang, tetapi baik dia maupun Wong Jin Liu cepat sadar jika
tataran mereka yang terus maju ini sudah berada pada tingkatan dan level
yang sama. Karena pemahaman itu, maka kemenangan mereka nantinya
akan ditentukan oleh daya tahan dan kematangan. Daya tahan jelas masih
menang Thian Ki Hwesio, tetapi kematangan masih menang Wong Jin Liu.
Tetapi, meskipun demikian, yang masih dipegang oleh Wong Jin Liu adalah
sikap kegagahan dan tidak tenggelam dalam fanatisme untuk menang
dengan membokong atau taktik non ilmu silat. Itulah sebabnya
pertempuran mereka menjadi hebat dan seperti berlatih belaka.
Pertempuran yang ketiga antara Thian Ki Hwesio melawan Wong Jin
Liu susioknya, berjarak 3 tahun dari pertempuran Tokoh Persia melawan
Tokoh Tionggoan di Markas Bengkauw Tionggoan. Sebuah pertempuranbermutu dan tidak kalah, atau malah kini melampaui dahsyatnya empat
pertempuran lain di Bengkauw dan sayang pertempuran Thian Ki Hwesio
dan Wong Jin Liu ini tidak ada yang menyaksikannya. Karena pertarungan
mereka dengan menggunakan ilmu-ilmu murni Siauw Lim Sie, baik dalam
tarung tangan kosong maupun dengan ilmu-ilmu dalam, membayangkan
serta juga menggambarkan betapa hebat dan betapa sudah sangat tinggi
tingkat ilmu kedua orang yang bertarung itu. Baik Wong Jin Liu maupun
Thian Ki Hwesio bertempur dengan seru dan dengan kemampuan yangsangat luar biasa. Pertempuran yang membuat keduanya harus
mengeluarkan puncak kemampuan masing-masing baru mampu
menghadapi serangan lawan.
Yang membuat Wong Jin Liu kewalahan adalah kenyataan betapa sulit
untuk melukai Thian Ki Hwesio yang semakin terlindung dengan hawa sakti
kebal khas Siuw Lim Sie. Bahkan hawa khikang hebat itu membuatnya
hanya meringis menerima terpaan ilmu hebat yang dimainkan Wong JinLiu. Begitupun, kematangan Wong Jin Liu serta kemampuannya
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
14/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 14
memainkan Liong Sin Kong Ciang dan mulai dikombinasikannya dengan
tahap awal Hwee Liong Ho Kun cukup merepotkan Thian Ki Hwesio.
Lengan Wong Jin Liu bagaikan beterbangan mengelilingi Thian Ki Hwesioyang harus memainkan Kim Liong Ci Seng Hui baru dapat mengimbangi
serangan Paman Gurunya yang dahsyat dan hebat itu.
Semakin lama semakin jelas, keduanya akan sulit untuk saling
mengalahkan. Meski mampu sedikit mendesak, tetapi sekali ini Wong Jin
Liu tidak mampu membuat Thian Ki Hwesio terluka sebagaimana dua
pertarungan terdahulu mereka,
“Jika tahu begini pesat kemampuannya, semestinya sudah kuhabisi diapada setahun yang silam. Tapi, bagaimana nanti aku mempertanggung-
jawabkan kepada Toa Suheng kelak …..?” demikian desis Wong Jin Liu
dalam hatinya.
Sementara itu, Thian Ki Hwesio sendiri memiliki pertimbangan
tersendiri. Bagaimana mungkin dia menghukum dan melukai Susiok yang
dilatih Suhunya sendiri?,
“Apakah sanggup aku melukai dan menghukum Susiok? Bagaimanakelak nanti Suhu memandangku jika itu kulakukan …..?”
Pertimbangan-pertimbangan tersebut membuat kedua tokoh yang
bertarung berebut pusaka itu menjadi seru dan belum terlihat akan
berakhir. Padahal, mereka bertarung sudah cukup lama dan sudah
menggunakan nyaris 500 jurus tanpa terlihat siapa yang akan keluar
sebagai pemenang. Tetapi yang pasti, Thian Ki Hwesio sudah sampai 3-4
kali menerima pukulan Wong Jin Liu, yang jika tidak karena hawa khikang
yang mulai mapan dalam dirinya pasti sudah terkapar binasa. Sementara di
pihak Wong Jin Liu, perlahan namun pasti, dia mulai terlihat lelah dengan
keringat mulai semakin deras mengucur. Meski demikian, Thian Ki Hwesio
sendiri juga semakin kelelahan. Meski tidak membuatnya terluka dalam,
tetapi pengerahan hawa khikang tak berkesudahan itu memakan juga
kekuatan jasmaninya.
Wong Jin Liu maupun Thian Ki Hwesio pada masa-masa sekarang ini
tidak pelak lagi adalah tokoh-tokoh utama dan tokoh-tokoh puncak didunia persilatan Tionggoan. Akan sangat sulit menemukan tandingan bagi
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
15/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 15
mereka, terlebih setelah 3 tahun terakhir mereka saling memburu dan
dalam masa itu mereka berlatih, berlatih dan berlatih. Sehingga
kemampuan mereka berdua meningkat dengan sangat pesat. Tiga tahunsilam saja, Wong Jin Liu sudah merupakan salah satu pesilat tingkat tinggi
dan hanya kalah dari Asha Vahista dan juga Kiang Ceng Liong dan
mungkin juga Lhama tua dari Tibet. Setelah tiga tahun dengan berlatih
sangat giat, bisa dipastikan kemampuannya sudah meningkat jauh dan
semakin sulit menemukan tandingan di dunia persilatan Tionggoan. Sama
dengan Thian Ki Hwesio sendiri.
Dengan tidak disadari Bhiksu Siauw Lim Sie ini, upaya mengejar Wong
Jin Liu telah membuatnya berlatih dan menapaki kemajuan yang tidak
pernah disangkanya. Tingkat kemampuannya sekarang sudah sangat luar
biasa, bahkan tingkat Kim Kong Pu Cuay Sinkang sudah mampu
ditingkatkannya sedemikian rupa sehingga pukulan-pukulan mujijat
Susioknya tidak sampai membuat tubuhnya terluka dalam. Memang dia
masih tergetar dan membuat dirinya harus mengerahkan banyak tenaga
memulihkan diri dan terutama semangatnya. Tetapi, kondisinya yang kini
tidak kalah lagi dari Wong Jin Liu sudah merupakan kebanggaan dan
kemajuan yang sangat luar biasa. Karena itu, tarung keduanya
sesungguhnya adalah tarung yang jarang sekali tersaji di dunia persilatan
Tionggoan. Apalagi dengan menggunakan ilmu-ilmu pusaka Siauw Lim Sie
yang belum pernah dipentaskan di seluruh Tionggoan.
Tingkat kemampuan keduanya yang luar biasa dapat dilihat dari efek
adu pukulan mereka bagi lingkungan sekitar. Pepohonan pada
bertumbangan disekitar gua dan bukan hanya itu, sebagian besar
pepohonan itu hangus berwarna hitam tersengat ilmu pukulan Wong JinLiu, Liong Sin Kong Ciang. Atau banyak juga yang terkena tusukan mujijat
dari Kim Liong Ci Seng Hui yang dilepaskan Thian Ki Hwesio untuk
mengatasi dan menetralisasi serangan-serangan susioknya yang hebat
membahana itu. Sampai jarak sepuluh meter dari tempat mereka adu
kekuatan, tanah serta juga bebatuan bergelimpangan dan berwarna
kehitaman atau berlobang sebesar jari lengan manusia. Jangan lagi mencari
rerumputan hijau, karena sejak pertarungan mereka dimulai sudah pada
layu dan tidak nampak lagi keberadaannya.
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
16/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 16
Tetapi, lokasi yang porak poranda seperti itu serta kondisi lingkungan
yang jauh dari pemukiman manusia, ternyata tidaklah sama sekali
membuat arena adu tarung Wong Jin Liu dan Thian Ki Hwesio steril dariorang lain. Sama sekali tidak. Karena ternyata ada bayangan putih yang
mengikuti pertempuran itu sambil memandang kagum kepada dua orang
yang sedang adu kekuatan itu dengan sangat hebatnya. Keberadaannya
tidak terlacak oleh Wong Jin Liu maupun Thian Ki Hwesio bukan karena
kelengahan dan ketidakmampuan keduanya, tetapi karena ada dua hal
yang menyebabkan,
Pertama, si bayangan berwarna putih itu memang sangat hebat.
Gerakan-gerakannya sangat terukur dan tidak mengeluarkan suara sama
sekali. Bahkan ketika memasuki jurus ke-700an dimana baik Wong Jin Liu
maupun Thian Ki Hwesio terlihat sudah kelelahan, si bayangan putih itu
bergerak tanpa mengeluarkan suara dan dengan daya gerak gesit yang
tidak kalah dari kedua tokoh besar yang sedang bertarung itu. Artinya, si
pengintip yang mengenakan warna serba putih itu memiliki daya gerak
setanding dengan Wong Jin Liu dan Thian Ki Hwesio. Siapa dia gerangan?
Kedua, Thian Ki Hwesio dan Wong Jin Liu sedang bertarung ketat danmengerahkan semua konsentrasi dan semangat untuk menyerang maupun
bertahan. Kondisi tersebut tentu saja membuat keduanya tak mampu
melacak lingkungan sekitarnya dengan sempurna. Apalagi, karena si
bayangan putih sendiripun memang terlihat memiliki kemampuan yang
tidak jauh dari keduanya. Kondisi Thian Ki Hwesio dan Wong Jin Liu yang
seperti itu memudahkan pengintipan si baju putih dan membuatnya tidak
pernah bisa dilacak kedua tokoh besar yang bertarung itu.
Meskipun demikian, si baju putih memang sangat cerdik. Dia rela
menunggu lama, bukan untuk menyerap jurus tarung kedua tokoh yang
bertempur, tetapi menunggu saat yang tepat untuk bergerak. Karena, jika
dia harus menghadapi kerubutan dua tokoh tersebut, dia pasti kalah.
Tetapi, jika dia menghadapi keduanya yang sudah kehabisan tenaga, maka
dia optimist untuk menghadapi. Karena pertimbangan itu, maka si
bayangan putih tetap menunggu, menunggu dan terus menunggu. Bahkan
ketika memasuki jurus ke-1000, dimana Wong Jin Liu maupun Thian Ki
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
17/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 17
Hwesio sudah sama terengah-engah kelelahan, tetap saja si bayangan
putih menunggu dan menunggu.
Jika Wong Jin Liu dan Thian Ki Hwesio terlentang kelelahan atausama-sama jatuh terluka, maka dipastikan si bayangan putih baru akan
bertindak. Demikian sabarnya dia. Dan karena tidak terlacak, maka dia
dengan bebas memainkan strateginya sendiri menunggu dua harimau
terluka baru mengerjai sarang mereka. Dan memang terlihat itu yang akan
terjadi. Karena setelah beberapa jam lagi, pada akhirnya baik Wong Jin Liu
maupun Thian Ki Hwesio terlihat sudah sama-sama keletihan. Mereka
sudah bertarung lebih 2000 jurus selama beberapa jam dengan
pengerahan kekuatan yang sama-sama luar biasa. Tentu saja keletihan.
Apalagi karena sama-sama mengeluarkan tenaga sepenuhnya ketika
bertarung,
“Amitabha …… Susiok, apa tidak sebaiknya kita beristirahat dulu ……?”
“Huh …………. Apa engkau menyerah …..?” dengus Wong Jin Liu yang
sebetulnya terlihat lebih letih dari Thian Ki Hwesio
“Amitabha ……. Susiok, engkau sendiri sadar bahwa kita berdua samakelelahan …..”
“Hmmmmm, baiklah, kita sama menggunakan waktu selama sejam
untuk memulihkan diri dan kemudian kita lanjutkan lagi untuk menentukan
siapa yang akan memegang kedua pusaka itu ……. Tidak boleh ada yang
bergerak selama sejam itu …..”
“Amitabha ……. Baik Susiok ……”
Thian Ki Hwesio pernah mengetahui bahwa selain “tamak ilmu silat”,
sebetulnya Susioknya ini adalah seorang tokoh gagah yang memegang
sifat-sifat kependekaran. Karena itu, dia tidak khawatir Susioknya itu
bermain gila.
Tetapi, baru saja keduanya bersepakat atau mencapai kesepakatan
“gencatan senjata” tiba-tiba dari gua tempat persembunyian Wong Jin Liu
berkelabat sesosok bayangan putih yang dengan gerak cepat berkelabat
pergi menjauh. Pada saat itu, baik Thian Ki Hwesio maupun Wong Jin Liusudah kehabisan tenaga, tetapi keduanya kaget setengah mati melihat si
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
18/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 18
bayangan putih berkelabat pergi dan tak salah lagi, dia pergi sambil
menggondol Kitab Pusaka yang disimpan Wong Jin Liu.
Melihat hal tersebut, Wong Jin Liu mengeluh namun dengan cepatberkelabat pergi untuk memasuki guanya. Dan hanya beberapa saat
kemudian dia terlihat keluar dengan wajah lesu dan tegang, dan seterusnya
dia berkata,
“Thian Ki Sutit, kita berdua benar-benar bodoh dan kecolongan.
Orang itu pergi dengan menggondol kedua Kitab Pusaka itu ……..”
“Amitabha ……. Wong Susiok, apakah benar ……..?” tetapi Thian Ki
Hwesio terdiam karena dia sendiri melihat si bayangan putih pergi denganmenggondol sesuatu, dan itu pastilah kedua Kitab Pusaka yang disimpan
Wong Jin Liu.
“Kita perlu mengembalikan semangat sebelum mengejarnya, karena
kulihat dia tidak berada dibawah kemampuan kita. Entah siapa dan tokoh
mana pula yang mampu bergerak dengan kecepatan seperti itu dan sama
sekali tidak dibawah kemampuan kita berdua ……” Wong Jin Liu berkata
dengan sangat penasaran.Dan tidak menunggu lama Thian Ki Hwesio sudah tenggelam dalam
samadhi, dan Wong Jin Liu juga dengan cepat melakukan hal yang sama.
Tidak lama kemudian keduanya sudah tenggelam dalam Samadhi untuk
memulihkan semangat dan tenaga hingga keadaan sekitar mereka kembali
tenang dan teduh sebagaimana sedia kala. Yang terdengar hanya desiran
angin, bunyi jangkrik dan juga siulan binatang jauh disana. Deru
pertempuranpun berlalu, berganti ketenangan dan keteduhan yang jelas
sangat alami dan sangat membantu proses Samadhi kedua tokoh yang tadi
bertempur hebat sebelumnya. Waktu yang mereka gunakan tidak cukup
lama, sesuai kesepakatan paling hanya sejam dan memang demikian
adanya. Setelah satu jam, Thian Ki Hwesio kemudian menyelesaikan
samadhinya, semangat dan kekuatannya pulih seperti sedia kala. Dan
memang dengan kemampuan mereka berdua sekarang, maka upaya untuk
mengembalikan semangat dan tenaga yang hilang, tidaklah akan memakan
waktu yang sangat panjang.
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
19/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 19
Begitu membuka matanya, Thian Ki Hwesio kagum ketika melihat
Wong Jin Liu, susioknya sudah siuman dan sedang memandangnya. Jika
Susioknya itu memiliki niat jahat, maka pastilah dia sudah turun tangan,karena kelihatannya Susioknya lebih cepat beberapa detik pemulihannya
dibandingkan dirinya. Tidak ada sinar mata terkejut ketika dia membuka
mata dan melihat keadaan itu, tetapi dengan wajah teduhnya dia membuka
mata dan memandang Susioknya itu ……..
“Hmmmm, engkau semakin lama semakin mirip Toa Suheng ….”
Terdengar Wong Jin Liu bergumam memandang Thian Ki Hwesio ….
“Amibtabha ……… terima kasih atas pujian Susiok ……”“Tahukah engkau bila baru beberapa saat sebelumnya aku punya
keinginan untuk menyerang dan membunuhmu …..?”
“Amitabha ……. keinginan yang wajar, tetapi sejak awal aku memiliki
keyakinan jika Susiok tidak akan melakukannya …” tenang sekali suara
Thian Ki Hwesio
“Hahahahaha …….. setelah Toa Suheng, engkau adalah orang kedua
yang nampaknya sangat mempercayaiku”
“Amitabha …. Jika Suhu yang mulia begitu mempercayai Susiok,
masakan aku sebagai muridnya tidak mempercayai Susiok ….?” Thian Ki
Hwesio menjawab dengan tenang dan tidak meninggalkan rasa hormatnya
“Terima kasih atas kepercayaanmu kepadaku Thian Ki Sutit …..
sebetulnya, jika aku tidak keliru, pengejaranmu kepadaku sudah dalam
rancangan aneh Toa Suheng. Setelah pertarungan ketiga ini aku semakin
yakin. Dalam waktu beberapa tahun saja engkau sudah semakin mendekati
kemampuanku dan masih akan terus berkembang. Karena itu, beberapa
tahun kedepan engkau pasti akan menjadi Ciangbundjin Siauw Lim Sie ……..
urusan yang pasti akan kudukung sepenuhnya. Meskipun saat ini Biara
Siauw Lim Sie mengusirku, tetapi tiada tempat lain yang dapat kuakui
sebagai “rumah” selain Biara Siauw Lim Sie. Karena disanalah Toa Suheng
menempaku dan disanalah juga tempat dimana jasad Toa Suheng yang
mulia dimakamkan. Suatu saat, ketika engkau menjadi Ciangbundjin Siauw
Lim Sie, ijinkan aku untuk berdiam kembali di tempat samadhiku. Tetapi,
sebelumnya, aku harus mendalami ilmuku untuk menandingi Asha Vahista
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
20/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 20
itu …….. karena sebelum itu kulakukan, aku akan selalu merasa penasaran
dengan hidupku ……..”
“Amitabha …… Susiok, mengenai hal ini ……..”
“Sudahlah Thian Ki Sutit …….. tetap saja untuk saat ini aku adalah
orang buangan dari Siauw Lim Sie. Dan saat ini, jika engkau berkeras, tidak
ada yang dapat kita lakukan selain berdua terluka parah ataupun binasa,
sementara Kitab Pusaka sudah digondol orang. Lanjutkan tugasmu, tetapi
untuk sementara waktu, aku akan berdiam di Gua ini untuk memperdalam
ilmuku ….”
“Amitabha ….. Susiok …..”
“Thian Ki Sutit, Susiokmu ini tidak akan melakukan kejahatan yang
akan membuat Biara Siauw Lim Sie masuk kedalam pencomberan, tetapi
aku mesti melatih diri guna menebus kepenasaranku terhadap Asha
Vahista. Jika sewaktu-waktu Biara Siauw Lim Sie ingin menangkapku
dimasa berlatihku, datanglah kemari. Tetapi, lakukan itu setelah engkau
menemukan Kitab Pusaka itu ………”
“Amitabha …… Susiok, apa memang Kitab itu sudah digondol pergi…..?”
“Thian Ki Sutit, engkau bacalah ini …….” Sambil berkata demikian
Wong Jin Liu menyerahkan sebuah benda kumal seperti kertas bertulisan
huruf kuno yang meski sudah cukup tua dan lapuk tetapi masih dapat
dibaca ……..
Dengan cepat Thian Ki Hwesio menerima benda tersebut dan
membaca tulisan singkat yang terdapat dalam kertas tersebut,
“Pusaka Kim Ciam Pay, Pit Kip Kim-ciam-tok-su (Kitab Ilmu Jarum
Emas Menyebrang Dunia), guna menghindari kisruh dunia persilatan
dititipkan ke Biara Siauw Lim Sie. Pewaris sahnya suatu saat akan
menjemputnya kembali ……”
Setelah membaca tulisan tersebut, Thian Ki Hwesio menarik nafas
panjang dan kemudian berkata kepada Susioknya,
“Amitabha ….. apa maksud tulisan tersebut Susiok ….?”
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
21/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 21
“Thian Ki Sutit, kitab yang kucuri dari Pustaka Pusaka Siauw Lim Sie
adalah kitab titipan dari Kim Ciam Pay ratusan tahun silam. Dan jika aku
tidak salah, tokoh yang menjemput dan mengambil Pit Kip itu adalah tokohKim Ciam Pay yang sudah lenyap nyaris seratus lima puluh tahunan itu.
Karena lambang sabuk dan jarum emas tertera di dinding gua, tepat di atas
liang kecil dimana kedua Pit Kip itu kusimpan …….”
“Amitabha …….. Susiok, jika demikian, berarti Pit Kip Kim Ciam Tok Su
sudah kembali ke pemilik asalnya …..?”
“Jika dugaanku tidak keliru, Kim Ciam Pay akan muncul kembali ke
dunia persilatan”“Amitabha …….. tetapi, bagaimana dengan Pit Kip milik Siauw Lim Sie
….?”
“Thian Ki Sutit, itu akan menjadi tugasmu kelak. Setelah engkau
mendapatkannya, engkau boleh menjemputku disini dan membawaku
sebagai hukuman ke Siauw Lim Sie. Tetapi, jikalau engkau memiliki rasa
kasihan kepada Susiokmu ini, biarlah pada saat engkau sudah menjadi
Ciangbundjin Siauw Lim Sie kelak, engkau datanglah menjemputku disinidan kemudian menghukumku di Biara Siauw Lim Sie. Percayalah, pada saat
itu kepenasaranku atas kekalahanku ketika melawan Asha Vahista dan juga
melawan Duta Agung muda itu sudahlah dapat terselesaikan. Dan saat itu
aku sudah siap untuk menjalani hukuman berada di Siauw Lim Sie
sepanjang sisa hidupku, tetapi jika engkau memaksaku untuk pergi saat ini,
maka engkau tidak akan dapat melakukan dan memaksaku sepanjang
masih hidup ……..”
“Amitabha ……..”
Thian Ki Hwesio tidak dapat lagi mengatakan apa-apa. Dia percaya
dengan apa yang dikatakan susioknya dan dia sadar jika memang
susioknya ini masih terbakar rasa penasaran atas satu-satunya kekalahan
dalam hidupnya. Karena itu, setelah panjang lebar berpikir untuk
mengambil keputusan, diapun kemudian berkata,
“Amitabha, baiklah Susiok, aku percaya kepadamu. Pada saatnya aku
akan menjemput Susiok untuk kembali ke Biara Siauw Lim Sie ……..” setelah
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
22/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 22
berkata demikian, Thian Ki Hwesio kemudian bangkit dan perlahan-lahan
berjalan untuk berlalu. Tapi begitupun, sambil berlalu diapun berkata,
“Kuharap Susiok tidak lagi banyak berkeliaran di dunia persilatan, jikapun memang terpaksa keluar untuk menagih “rasa penasaran itu”,
lakukan secara bijak. Memandang wajah Suhu dan kesediaan Susiok, maka
biarlah kali ini dosa ini kutanggung kelak di Biara Siauw Lim Sie kita …..”
“Terima Kasih Thian Ki Sutit, ambilah jalan ke tenggara, disana engkau
akan memasuki daerah Suku Biauw. Bayangan putih tadi kuyakin adalah
seorang wanita dan kupastikan ke daerah suku biauwlah tujuannya. Aku
yakin untuk satu hal ini, karena radius puluhan kilometer dari sini tidak adapemukiman …….”
Dan setelah berkata demikian, Wong Jin Liu memandangi berlalunya
bayangan tubuh Thian Ki Hwesio yang melanjutkan tugasnya. Kini, bukan
lagi mengejar dirinya tetapi mengejar orang lain yang telah membawa
pergi Kitab Pusaka curiannya. Apakah Wong Jin Liu tidak lagi menghendaki
Kitab Pusaka itu? Sama sekali tidak demikian. Tetapi karena Wong Jin Liu
sudah membaca dan mengingat seluruh isi Kitab tersebut dan kini butuh
waktu yang cukup guna melatih diri. Sementara kitab yang satu lagi,
setelah melihat bahwa itu merupakan pelajaran menggunakan Jarum Emas,
membuatnya tidak tertarik melatihnya meskipun diapun sudah membaca
habis dan bahkan mengingat jelas isi Kitab Pusaka itu.
Dan begitulah, sejak saat itu Wong Jin Liu memendam diri di
Pegunungan Pek Houw San, melatih diri dan kelak akan munculkan diri
kembali dalam misi menebus harga diri. Sementara Thian Ki Hwesio yang
menjadi semakin sakti dan semakin sempurna kemampuannya,meneruskan upayanya mengejar pencuri kitab dari gua Wong Jin Liu, si
bayangan putih yang menurut susioknya mengarah ke daerah suku Biauw.
=====
Dalam kisah terdahulu (Tarian Liar Naga Sakti), dikisahkan bahwa Giok
Hong setelah Pibu di Bengkauw Tionggoan tiba-tiba menghilang tanpa ada
yang tahu kapan dan kemana dia pergi. Bahkan Ceng Liong yang pergi dan
mencoba menyusulnyapun tidak beroleh hasil sedikitpun. Bagaimanasampai Giok Hong minggat? Apa pula alasannya padahal sebetulnya dia
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
23/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 23
sudah melihat keberadaan Ceng Liong dan sudah mengetahui kisah antara
mereka berdua.
Adalah sangat kebetulan Siangkoan Giok Hong mendengarkanpercakapan antara Duta Agung Kiang Ceng Liong dengan Souw Kwi Song,
adik kembar Thian Ki Hwesio. Mereka mempercakapkan ketidakhadiran
Thian Ki Hwesio kakak kembar Souw Kwi Soung yang dahulunya bernama
Souw Kwi Beng. Kakak kembar yang kini sudah menjadi Thian Ki Hwesio,
pendeta Budha di Siauw Lim Sie.
“Thian Ki Suhu tidak akan menghadiri pibu ini Duta Agung, karena
sesuatu yang luar biasa telah terjadi di Biara Siauw Lim Sie kami. Karena itu,Thian Ki Suhu membagi tugasnya denganku. Untuk mewakili Biara Siauw
Lim Sie dalam Pibu ini adalah tugas dan tanggungjawabku, sementara
Thian Ki Suhu menerima tugas yang lainnya dari Ciangbundjin Siauw Lim
Sie …….”
“Hmmmmm, Song te …. Adakah sesuatu yang luar biasa terjadi di
Siauw Lim Sie ….?” Ketajaman pandangan dan naluri Duta Agung Kiang
Ceng Liong membisikinya jika ada sesuatu yang disembunyikan atau belum
dikatakan oleh sahabatnya, Souw Kwi Song dari Siauw Lim Sie tersebut.
“Duta Agung, maafkan ……. Sebetulnya informasi ini memang bersifat
sangat tertutup bagi Siauw Lim Sie. Tetapi, kurasa Ciangbundjin akan
memahami kesulitanku jikalau memang kukatakan kepadamu ……”
“Acccchhhh, sudahlah Song te, jika memang sangat tertutup dan
rahasia, engkau berhak untuk tidak menceritakannya kepadaku …..” Ceng
Liong memahami kesulitan Kwi Song dan tidak lagi mendesaknya.
“Bukan begitu Duta Agung, kurasa jika kukatakan kepadamu juga
bukan halangan besar bagi kami di Siauw Lim Sie. Sebetulnya, Thian Ki
Suhu sedang mengejar Susiok Wong Jin Liu yang menggondol Hwee Liong
Ho Kun Pit Kip dan Pit Kip Kim Ciau Tok Su, dan itu adalah tugas langsung
dari Ciangbundjin Siauw Lim Sie ……”
“Sudahlah, aku cukup mengerti Song-te. Kisah itu memang pasti
sangat rahasia bagi Siauw Lim Sie, biarlah lain kali kita membicarakannya
untuk membantu Thian Ki Hwesio. Kita selesaikan urusan disini terlebih
dahulu ……..”
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
24/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )
T a r i a n | 24
Percakapan antara Kiang Ceng Liong dengan Souw Kwi Song ini
tertangkap dengan jelas oleh telinga Dara Sakti Bengkauw si Nona Berbaju
Putih Siangkoan Giok Hong. Nona berbaju putih itu sebetulnya memangsudah berada di Markas Bengkauw tanpa banyak tokoh yang mengetahui
keberadaannya. Dengan ingatan masa lalunya yang sudah kembali dan
mantap, serta fakta bahwa dia justru lahir, tumbuh dan berkembang hingga
dewasa di Pegunungan Bengsan disatu sisi; Serta perubahan yang terbatas
di Markas Bengkauw Tionggoan disisi lain, membuatnya bergerak leluasa
tanpa diketahui banyak orang. Bahkan, Ceng Liong tidak sedikitpun merasa
curiga dengan keberadaan seseorang disekitar percakapannya dengan Kwi
Song, karena awalnya dia tidak beranggapan kisah Kwi Song itu sebuahrahasia.
“Sungguh kebetulan, jika tidak mengetahui kisah ini sudah pasti aku
akan meluruk ke Siauw Lim Sie. Hmmmm, biarlah setelah Pibu ini akupun
segera pergi baik mencari jejak anakku serta sekaligus juga kelak akan
memburu Wong Jin Liu guna peroleh kembali pusaka perguruan Kim Ciam
Pay …….”
Dan begitulah yang kemudian terjadi. Siangkoan Giok Hong yangkalah pada detik-detik terakhir dari lawannya di Pibu Pegunungan Bengsan
melawan Yu Liong, karena rasa malu dan merasa Ceng Liong kurang
sungguh-sungguh mencarinya, pada akhirnya memutuskan
memprioritaskan pergi mencari anaknya. Hanya satu yang sempat
ditemuinya, yaitu Kwan Hong Li yang memang dekat dengannya. Dan
setelah itu, diapun kemudian pergi baik untuk mencari anaknya maupun
memburu Wong Jin Liu. Tindakannya atau pilihannya ini memang terkesan
menghindar dari Ceng Liong, tetapi sesungguhnya sangatlah beralasan.Dan memang demikian adanya, selain punya maksud membalas jasa Kim
Ciam Sin Kay yang menyembuhkannya serta juga mengangkatnya menjadi
pewaris Perguruan Jarum Emas. Tanpa menunggu Ceng Liong
mengontaknya dan tanpa bicara kepada semua bahkan juga kakek dan
adiknya Giok Lian, kecuali Kwan Hong Li, diapun melangkah pergi dari
Bengkauw Tionggoan dan memulai pencariannya atas Wong Jin Liu dan
Thian Ki Hwesio.
-
8/16/2019 Tarian Naga Lieur
25/25
T A R I A N L I A R N A G A S A K T I
s e r i a l K P N d P B - 4
Karena menduga Ceng Liong akan mencarinya ke gua dimana mereka
keracunan dahulu, maka Giok Hong memutuskan menjejaki Wong Jin Liu.
Tetapi dia tidak memperoleh sedikitpun hasil. Maka setengah tahunselanjutnya digunakan Giok Hong mencoba mencari-cari disekitar gua
yang ditunjukkan Kim Ciam Sinkay kepadanya, tetapi Gua itu sudah
tertutup reruntuhan hingga tidak dapat lagi dimasukinya. Sementara untuk
mengingat darimana dia keluar dari gua yang mengurungnya dan anaknya,
diapun sama sekali tidak lagi punya ingatan itu. Sungguh sayang dia tidak
membekal peta untuk kembali ke tempat dimana dia kehilangan
kesadaran, melahirkan dan kemudian ditinggalkannya. Setahun lebih dia
mencoba terus dan terus mencari, tetapi yang didapatkannya justru kabarmengenai Wong Jin Liu dan Thian Ki Hwesio. Maka diapun memburu
keduanya.
Dengan cerdik Siangkoan Giok Hong memulai perburuannya dengan
terus menerus melacak keberadaan Thian Ki Hwesio, dan akhirnya
perburuannya selama setahun membawanya pada jejak-jejak yang
mengarah ke daerah Barat hingga akhirnya dia tiba di daerah Sinkiang.
Pengejarannya membawanya ke daerah Pegunungan Pek Houw San dan
bahkan membuatnya masuk ke pemukiman Suku Biauw. Tetapi, suatu saat
dia akhirnya menemukan sesuatu yang sangat menarik perhatiannya. Ada
getaran-getaran hebat datang dari arah utara di luar perkampungan suku
Biauw dan membuat dia kaget, karena itu berarti ada orang sangat pintar
dan hebat serta berkemampuan untuk memancarkan kekuatan istimewa.
Tetapi, alangkah kagetnya dia ketika menemukan sepasang Kakek dan
Nenek yang kini sama-sama terluka parah dan sama-sama sedang
meregang nyawa tidak jauh dari sebuah rumah sederhana kurang lebih 2-3km dari pemukiman suku Biauw. Rumah sederhana tersebut dikelilingi oleh
taman bunga sekelilingnya dan lebih dekat kearah hutan lebat di kaki
pegunungan Pek Houw San. Bahkan taman bunga di belakang rumah
sederhana itu terlihat memiliki jalan setapak sejauh 50 meter dan masuk
terhubung ke hutan tersebut. Dan sekali pandang dia segera tahu jika baik
Kakek ataupun Nenek yang masih dalam posisi bersila dan saling
berhadapan masing-masing mengalami luka yang sama-sama hebat.
Keadaan mereka berdua jika tidak segera ditangani mereka akan dengancepat membawa mereka menghadap si raja neraka. Karena pertimbangan