Tarian Naga Lieur

download Tarian Naga Lieur

of 25

Transcript of Tarian Naga Lieur

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    1/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    P R O L O G

    T a r i a n | 1

    PROLOG

    Pertarungan dahsyat di Markas Bengkauw sudah berakhir. Pentas di Markas

    Bengkauw Tionggoan membawa nama KIANG CENG LIONG, Duta Agung Lembah

    Pualam Hijau terbang semakin tinggi dan tinggi. Tetapi, bagian terakhir atau

    episode terakhir justru menunjukkan realitas yang berbeda, yakni ketika “Istrinya”

    Siangkoan Giok Hong yang sudah terpisah selama beberapa tahun, menghilang

    kembali tanpa mereka sempat bercakap-cakap. Padahal, keduanya, Ceng Liong dan

    Giok Hong sudah sama-sama tahu dan sama-sama mengerti jika mereka sudah

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    2/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    P R O L O G

    T a r i a n | 2

    terangkap sebagai “SUAMI-ISTRI” meski melalui sebuah kecelakaan. Hubungan

    suami-istri mereka terjadi tanpa sadar dan diluar kontrol dan pengetahuan mereka

    masing-masing. Terjadi begitu saja, dan repotnya, ternyata memiliki jejak yang

    SANGAT PASTI, yakni adanya seorang ANAK.

    Dan ANAK inilah yang menjadi alasan GIOK HONG untuk kembali menghilang.

    Tidak ada penjelasan lebih. Tidak ada pemberitahuan lebih detail. Yang ada adalah

    kalimat singkat itu, dan itupun dikatakan kepada orang lain, yakni Giok Lian, adik

    perempuan Giok Hong, si Perempuan Naga dari Bengkauw Tionggoan. Begini bunyi

    pesan yang ditinggalkan lewat secarik kertas,

     Adikku Giok Lian ….

    Ternyata menemukan ingatanku membawa persoalan lain. Karena itu, hendak kutemukan anakku lebih dahulu baru membicarakan urusan lain. Karena banyak hal

    sudah berubah, maka kita berpisah dulu dan semoga bertemu dalam keadaan yang

    lebih baik, kuucapkan selamat untukmu dan untuk Tek Hoat ……

    Giok Hong

    Surat yang tidak perlu diterjemahkan lebih jauh bahwa GIOK HONG merasa

    perlu menemukan ANAKNYA terlebih dahulu sebelum menyambung benang

    hubungan dengan CENG LIONG. Orang boleh berpikir lain, tetapi begitulah titipan

    informasi singkat yang mengakhiri Tarian Liar Naga Sakti. Keadaan mengambangyang membuat Ceng Liong bingung, sama bingungnya karena pada saat bersama,

    istrinya MEI LAN sudah berbadan dua. Fakta-fakta ini saja sudah menunjukkan jika

    Tarian Liar Naga Sakti jauh dari SELESAI. Baru persoalan menyangkut GIOK HONG

    dan CENG LIONG, anak mereka berdua dan bagaimana kisah mereka selanjutnya,

    sudah mengundang tanda Tanya besar untuk diketahui. Bagaimana upaya Ceng

    Liong mencari istrinya itu, bagaimana mereka bertemu serta bagaimana mereka

    menyelesaikan persoalan yang selama ini belum mereka percakapkan sekalipun.

    Belum lagi mencari tahu lebih jauh bagaimana keadaan Mei Lan dan anaknya

    kelak yang tidak lama lagi akan hadir mewarnai kehidupan mereka. Apalagi,

    bersama Mei Lan selalu ada Pewaris PULAU NAGA API yang ketolol-tololan namun

    berkepandaian sangat tinggi. Selain juga sudah bergabung dengan keluarga Ceng

    Liong-Mei Lan yakni murid Ceng Liong si bocah Li Gi. Apa yang akan mereka alami

    dan bagaimana jalinan kisah mereka ke depan, adalah untaian kisah yang terbuka

    dan sangat menarik untuk diikuti dan dikisahkan lebih jauh.

    Tentunya juga terkait dengan kisah THIAN KI HWESIO, WONG JIN LIU dan

    Pusaka yang dicuri Wong Jin Liu dari Siauw Lim Sie. Setelah menjadi pelarian Siauw

    Lim Sie dan terus menerus diburu Thian Ki Hwesio, bagaimana kelanjutan kisah

    para tokoh Siauw Lim Sie ini ke depan? Bagaimana pula perjodohan Kwi Song

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    3/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    P R O L O G

    T a r i a n | 3

    dengan Kwan Hong Li si dara jelita dari Pulau Awan Putih? Jalinan kisah ini juga

    akan mewarnai terus dan terus, apalagi karena akan bersinggungan dengan si Dara

    Nelangsa, Siangkoan Giok Hong. Terutama soal Kitab Jarum Sakti yang dititipkan ke

    Siauw Lim Sie namun sudah digondol pergi oleh Wong Jin Liu. Maka upaya Thian Ki

    Hwesio memburu Wong Jin Liu, upaya Giok Hong mencari Kitab Pusaka Jarum

    Emas, upaya melarikan diri Wong Jin Liu dan kisah-kisah dibalik perjalanan dan

    perburuan tersebut sangatlah menarik untuk dinantikan dan dikisahkan. Apalagi, di

    tengah perburuan itu, kemampuan Wong Jin Liu, Thian Ki Hwesio dan Giok Hong,

     juga meningkat setahap demi setahap. Fakta ini yang menambah seru dan

    menambah daya tarik kisah lanjutannya.

    Masih ada tokoh-tokoh lain yang terang akan dan harus diketahui nasibnya.

    Pasangan Tek Hoat dan Giok Lian tentunya adalah yang juga sangatlah dinantikan.Tetapi, sekali ini, mereka akan berada dalam pusaran konflik politik ketika Kerajaan

    Cin di utara Sungai Yang Tze dikalahkan oleh Bangsa Mongol. Maka, tokoh-tokoh

    hebat dari Bangsa Mongol juga akan merangsek maju dan memasuki Tionggoan

    melalui kejatuhan Cin di Utara dan mulai melakukan Teror di Kerajaan Sung Selatan.

    Tek Hoat dan Giok Lian serta tentu Mei Lan dan Ceng Liong mau tidak mau terlibat

    dalam pusaran konflik karena status mereka sebagai PELINDUNG ISTIMEWA

    KAISAR, selain orang tua Mei Lan dan Tek Hoat adalah orang nomor dua di

    Kerajaan Sung tersebut. Belum lagi, mereka memiliki kakak dan adik di Kota Raja

    selain kedua orang tua mereka tentu saja. Dari lingkaran istana ini, akan dikeluarkan

    seorang tokoh berbakat bernama LIANG KUN yang kelak akan membentuk barisan

    Naga baru, Li Gi, Liang Kun dan seorang Anak Aneh. Namun, di kisah saat ini, ketiga

    anak tersebut baru akan mulai terdengar dalam porsi yang terbatas.

    Tokoh lain yang menarik diikuti adalah Beng Kui dan perjodohannya dengan

    Sian Li dari Lam Hay Bun. Perjodohan yang sudah ditetapkan ini tinggal menunggu

    hari untuk pengesahannya kelak seusai Talian Liar Naga Sakti (TLNS). Bagaimana

    kisah mereka ke depan? Apakah Bi Kim, sang wanita pujaan Tham Beng Kui masih

    akan munculkan diri atau menunjukkan dirinya di Tionggoan? Kisah sendu Beng Kuidan Bi Kim sendiri adalah salah satu kisah gagal cinta hingga TLNS berakhir.

    Entahkan hati mereka akan bertaut kembali berhubung Ceng Liong sudah merestui

    Beng Kui untuk juga mengambil Bi Kim sebagai istrinya kelak. Sudah tentu, kisah

    mereka berdua akan terkait langsung dengan keadaan Lam Hay Bun yang bersama

    dengan Pulau Awan Putih dan Pulau Naga Api membentuk segi tiga Pulau Misterius

    di Laut Selatan. Kisah mereka penting karena Laut Selatan akan menjadi TITIK API

    yang bergejolak setelah munculnya gembong penjahat kelas kakap disana. Bahkan,

    gembong penjahat tersebut justru membawa pergi beberapa tokoh hitam yang

    dikalahkan di Lam Hay Bun. Karena itu, Kisah 3 Pulau Laut Selatan akan sangat

    menarik ditunggu keadaannya.

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    4/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    P R O L O G

    T a r i a n | 4

    Selain itu, ada 2 gadis muda perkasa yang perlu diketahui jejak mereka kelak.

    Pertama adalah si nakal Kiang Sun Nio, gadis remaja asal Lembah Pualam Hijau,

    adik Kiang Ceng Liong sang Duta Agung yang memiliki kesaktian tidak biasa. Dia

    bukan hanya berhasil merayu kakaknya yang sudha menjadi gudang Ilmu Silat

    dengan mewarisinya beberapa ilmu mujijat, tetapi bahkan menyadap ilmu-ilmu

    Liong-i-Sinni yang adalah Nenek buyut dan sekaligus SUBOnya. Belum lagi, Sun Nio

    belajar dari Kiang Cun Le, dan paman kakeknya di Lembah Pualam Hijau. Maka,

    kesaktian gadis remaja ini bisa dibayangkan sampai dimana. Yang pasti, urusan

    ginkang dialah yang paling mengejar posisi Mei Lan. Dan kenakalannya boleh

    dibilang sama tingginya dengan kehebatan ilmunya. Untungnya, juga sama hebat

    dengan kecantikannya. Dan gadis muda lainnya adalah CUI GIOK LIE, yang juga

    sudah mewarisi tenaga sakti dari seorang tokoh masa lalu, tetapi yang kehilangankegembiraannya setelah pria pujaannya meninggal secara tragis di Lam Hay Bun.

    Gadis cantik ini untuk sementara berdiam diri sambil berlatih di Lembah Saldju

    Bernyanyi, tetapi kelak, dia akan kembali tampil meledak.

    Ada dua tokoh hebat lainnya yang juga penting untuk dikisahkan, Chandra

    Gupta yang tenryata mampu bertarung seimbang dengan angkatan Tek Hoat, Giok

    Lian dan Mei Lan serta Kwi Song, adalah salah satunya. Suhunya sendiri memang

    tokoh hebat dari Thian Tok, dan untungnya meski bersikap ayal-ayalan dan aneh,

    tetapi Chandra Gupta ternyata adalah tokoh yang mewarisi kegagahan SUHUNYA

    yang seangkatan Kiang Sin Liong dan 4 Manusia Dewa Tionggoan. Tokoh muda ini

    masih akan hadir kembali dan tetap menarik untuk dikisahkan. Sementara tokoh

    muda lainnya adalah seorang HAN bernama bernama YU LIONG, murid si Tokoh

    Mujijat asal Persia, Asha Vahista. Sebenarnya, Yu Liong adalah PEWARIS ASHA

    VAHISTA dan memiliki kesaktian yang juga tidak main-main. Setengah jurus dia

    menang melawan Giok Hong dan membuat Giok Hong “merindukan” Kitab Jarum

    Emas perguruannya. Akan seperti apa kisah hidup Yu Liong yang menghabiskan

    masa kecilnya di Persia? Bagaimana pula latar keluarganya? Tokoh ini bersama

    Chandra Gupta akan banyak dikisahkan kelak.Tentunya Nenggala dan Li Hwa juga akan terus dikisahkan. Pewaris utama

    Ilmu-ilmu Nusantara di Tionggoan ini semakin matang ilmunya, bahkan sudah

    menciptakan ilmu mujijat sendiri yang kehebatannya diakui oleh Ceng Liong.

    Sementara Li Hwa sendiri adalah Pendekar Wanita yang tidak disebelah bawah Mei

    Lan ataupun Giok Lian dan menjadi Duta Luar Lembah Pualam Hijau. Meskipun

    lebih banyak Nenggala yang turun bertempur, tetapi kesaktian Li Hwa sendiri sudah

    teramat dikenal karena memiliki latar sebagai MAJIKAN KERUDUNG PUTIH selama

    berada bersama Thian Liong Pang yang sangat menggemparkan dalam KPNPB II.

    Maka mengikuti pasangan suami-istri hebat ini akan terus dan tetap menarik. Itu

    pula sebabnya pasangan ini akan tetap menjadi daya tarik bagi kisah ini seterusnya.

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    5/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 5

    Masih banyak tokoh-tokoh lain yang akan dikisahkan. Baik tokoh-tokoh

    Bengkauw, Siangkoan Tek dan para pemimpin Bengkauw Tionggoan yang

    menerima kembali beberapa tokoh utamanya di Markas Besar bengkauw

    Tionggoan. Kemudian ada juga Lamkiong Tiong Hong, Tocu baru Lam Hay Bun dan

    tokoh-tokoh pulau Lam Hay Bun tersebut. Sementara di Pulau Awan Putih, ada

    Kwan Cu, Kwan Siok Bu dan Kwan Siok Bi, tokoh-tokoh hebat yang menjadi tokoh

    utama Pulau misterius tersebut. Dan sudah tentu juga tokoh Pulau Naga Api.

    Tokoh-tokoh mereka masih akan tetap munculkan diri dan dikisahkan, karena selain

    masih menyimpan misteri dan terjalin dengan kisah sebelumnya, juga masih

    menyimpan demikian banyak potensi kisah menarik untuk terus diceritakan dalam

    kelanjutan kisah ini.

    Selain itu tentu saja kisah Tik Hong Peng, ciangbundjin muda Thian San Payyang sudah membekal ilmu hebat setelah ikut dibantu Kiang Ceng Liong. Sudah

    tentu juga dalam kaitannya dengan tokoh-tokoh Lembah Saldju Bernyanyi. Meski

    kisah utama mereka masih akan jauh, tetapi tentu saja terus penting menempatkan

    tokoh-tokoh perguruan ini dalam jalinan kisah.

    Beberapa tokoh baru akan muncul dan misteri baru akan juga ditampilkan.

    Meski demikian, harus digarisbawahi, kisah ini merupakan pamungkas dan bagian

    akhir dari kisah yang berfokus ke angkatan Kiang Ceng Liong. Karena itu, kisah

    penutup ini tetap kami beri judul TARIAN LIAR NAGA SAKTI BAGIAN II atau KISAHPARA NAGA DI PUSARAN BADAI BAG IV. Setelah usai kisah ini, maka cerita

    selanjutnya adalah Kisah Pendekar dari generasi yang berbeda ……..

    Selamat mengikuti ……., Kota Wisata, Cibubur – Mei 2015

    EPISODE 1, MEMBURU PUSAKA PERGURUAN 1)

    Provinsi Ceng Hai hingga ke daerah See Cong atau juga dipanggil

    Tibet dan menyambung hingga ke Sin Kiang di daerah Barat, wilayahnya

    sungguh sangatlah luas. Meskipun demikian, penduduknya justru masih

    sangat sedikit. Suku-suku utama yang mendiami daerah tersebut adalah

    suku Han meski tidak sangat banyak, kemudian juga ada suku Bong, Hui,

    Cang dan terakhir adalah suku Biauw yang menyebar di daerah Sin Kiang.

    Selain itu, dan yang justru terhitung cukup besar jumlahnya di Sinkiang

    adalah suku Uighur yang merupakan peranakan Turki dan beragama Islam.

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    6/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 6

    Diantara suku-suku yang hidup di daerah yang sangat luas itu, terdapat ciri

    khas yang berbeda-beda diantara mereka, baik dari gaya dan cara hidup,

    maupun tata karma dan cara berpakaian. Dan sudah tentu juga dalamkaitan dengan agama maupun kepercayaan mereka masing-masing.

    Orang-orang Han biasanya hidup dengan bercocok tanam dan sekaligus

     juga berdagang, sementara suku Hui dan Cang biasanya adalah

    penggembala ulung dan juga menanam gandum.

    Hal lain yang juga menonjol di daerah ini adalah keadaan maupun

    bentang alamnya yang demikian besar dan luas tersebut. Kebanyakan

    kondisi alamnya adalah Gunung dan kumpulan serta hamparan gunung

    yang bagaikan secara acak diletakkan di wilayah nan besar dan luas ini. Dan

    sebagai akibatnya, jarak jarak antara satu kampung ataupun kelompok

    mampung yang satu dengan lainnya menjadi luar biasa panjang dan

     jauhnya. Jarak tersebut bisa sampai puluhan kilometer jauhnya. Karena itu

     jugalah, jika memang harus melewati daerah ini dan tanpa pemahaman

    keadaan alam yang tepat, maka pengembara bisa-bisa harus bermalam

    atau beristirahat di pegunungan. Dengan kondisi alam yang demikian,

    maka angin, salju dan dingin, adalah pengalaman yang sangat biasa dan

    normal. Tetapi meskipun demikian, sudah tentu mereka yang memilih

    tinggal di daerah ini sudah mampu menyesuaikan gaya hidup ataupun cara

    hidup dengan keadaan alamnya.

    Pegunungan Pek Houw San adalah daerah yang cukup dekat dengan

    area hidup suku Biauw di daerah Sinkiang. Mestinya daerah tersebut

    terhitung sepi dari aktifitas, sebab meski dekat dengan komunitas suku

    Biauw, tetapi tidak tepat juga disebut terlampau dekat, karena jaraknya

    masih puluhan kilometer. Apalagi, karena Pegunungan Pek Houw Santerhitung membentang begitu luas dan sebagian besar area pegunungan

    itu adalah area tak terjamah manusia. Dan Pegunungan inipun tersambung

    dengan Pegunungan Kun Lun San yang sangat terkenal dan membentang

    hingga ke Tibet dan bahkan menembus ke perbatasan India. Karena

    bersambung dengan rangkaian Pegunungan Kun Lun San, maka

    pegunungan Pek Houw San juga memiliki puncak yang menjulang tinggi

    ke angkasa, dan bahkan puncaknyapun sebagian tertutup oleh gumpalan

    putih berwarna es, menandakan betapa dan bagaimana dinginnya puncaktersebut. Dan itu juga sebabnya Pegunungan Pek Houw San menjadi salah

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    7/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 7

    satu daerah atau area yang terhitung perawan alias masih belum terjamah

    ataupun terlampau jarang dikunjungi orang. Tetapi, jika menghitung

     jaraknya yang tidaklah terlampau jauh dari daerah pemukiman Suku Biauw,maka bisa dipahami jika seorang atau dua orang dari penduduk suku

    Biauw sedikitnya pernah merambah atau berjalan hingga ke Pegunungan

    Pek Houw San.

    Tidak cukup sulit untuk menyimpulkan jika kondisi dan bentang alam

    di daerah ini terhitung indah, atau bahkan sangat indah. Karena memang

    benar, terdapat sejumlah besar titik yang akan menghadirkan panorama

    yang sangat indah dan menarik hati. Apalagi dengan keadaannya yang

     jarang dikunjungi orang, membuat daerah ini mampu “melukis keadaan

    alamnya” dengan demikian indah dan menarik hati. Apalagi ditingkah oleh

    nyanyian alam yang sangat merdu di telinga, berupa nyanyian dedaunan

    maupun kicau burung serta erangan para satwa yang bebas melantun

    disana. Pendeknya, suasana di seputar pegunungan ini benar benar berlaku

    dan berlangsung “nyaris” tanpa interupsi jenis mahluk hidup bernama

    MANUSIA. Seperti itulah selalu dan selalu rutinitas di pegunungan sunyi itu.

    Tetapi di sisi timur pegunungan tersebut yang mengarah kepemukiman suku Biauw, ketenangan alam sedang terusik. Dan seperti

    biasa, yang bisa mengusik ketenangan alam adalah ulah manusia. Disana,

    di salah satu sisi timur, di depan sebuah gua alam, terlihat dua orang

    manusia sedang adu pukulan. Gerakan mereka terlihat sederhana, tidak

    cepat sebaliknya lamban, dan seperti sekedar menggerakkan lengan kearah

    tubuh lawan. Tetapi begitupun, lawan bergerak menghindar atau menepis

    lengan yang mengarahnya, dan terdengar letusan,

    “Blarrrrrrr ……………….”

    Gerakan-gerakan lamban kedua manusia yang sedang bertarung itu

    ternyata ketika teralihkan ke sasaran lain menghasilkan keadaan yang

    sangat merusak. Karena di sebelah kanan keduanya, atau sebelah kiri Gua

    alam, sampai 5-6 pepohonan yang sebesar sepelukan manusia dewasa

    tumbang dalam keadaan seperti hangus terbakar. Untung tidak ada

    lentikan api dari tumbangnya pepohonan tersebut. Hanya, dapat

    dibayangkan betapa hebat dan betapa ampuh kedua orang yang sedangadu pukulan dalam gerakan-gerakan lambat tersebut.

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    8/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 8

    Jika didekati, maka terlihatlah rupa kedua orang yang sedang adu

    kekuatan itu. Jelas sekali usia mereka berbeda cukup jauh. Yang lebih muda

    adalah seorang Bhiksu atau Pendeta Budha dengan jubah pendeta yangsudah cukup lusuh, tetapi wajahnya terlihat tabah, tenang dan

    memancarkan aura penyabar. Hanya, meski wajahnya terlihat masih cukup

    muda dibandingkan lawannya, tetapi sayangnya seperti tak terurus secara

    baik. Berbeda dengan lawannya, seorang manusia berusia pertengahan

    atau mendekati tua, pastinya sudah melewati angka 50an dan mungkin

    mendekati angka 60-an, bertubuh tinggi besar dan terlihat lebih beringas

    daripada lawan mudanya. Dan adalah tokoh tua itulah yang justru

    menyerang mati-matian dan habis-habisan. Dan astaga, ilmumenyerangnya sungguh-sungguh hebat dan sangat luar biasa. Bisa

    dipastikan ilmu serangannya adalah ilmu super langka yang akan sangat

     jarang ditemukan di dunia persilatan dewasa ini. Karena hanya dari jari

     jemarinya dan terkadang juga dari lengannya yang bercahaya, keluar

    lentikan cahaya kemerahan menandakan betapa panas dan hebat pukulan

    itu. Dan jika pukulan tersebut meletik atau meleset dari sasaran, maka

    akibatnya adalah pepohonan yang gosong disekitar mereka berdua yang

    sedang adu kekuatan itu.

    Tetapi hebatnya, lawannya yang lebih muda tidak terlihat jeri dan

    ketakutan, tetapi dengan tangkas dan penuh perhitungan memunahkan

    serta mengurangi kehebatan pukulan lawannya. Langkahnya terlihat

    tangkas, kokoh dan beraturan, dan mampu menandingi kehebatan

    lawannya yang lebih tua. Hanya, jika diteliti lebih jauh, si orang berusia

    lebih tua terlihat lebih gencar menyerang, intensitas menyerangnya lebih

    sering dan lebih berbahaya. Sementara si tokoh muda lebih seringbertahan dan berupaya keras untuk memunahkan dan mengurangi efek

    serangan lawan yang sangat hebat dan berbahaya itu. Begitupun, setelah

    melalui pertarungan yang cukup lama, mungkin sudah melewati hitungan

    100 jurus, tetap saja perimbangan pertempuran keduanya tidak bergeser

    lebih jauh. Tetap terlihat imbang dengan kemampuan menyerang si tokoh

    tua yang lebih sering dibanding si tokoh muda.

    Tetapi, siapa gerangan mereka?

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    9/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 9

    Si tokoh yang lebih muda bukan lain Thian Ki Hwesio, Bhiksu muda

    asal Siauw Lim Sie yang sedang mengemban tugas dari Biara Siauw Lim Sie.

    Tugasnya adalah mengejar dan meminta atau merebut kembali KitabPusaka Siauw Lim Sie yang bernama Liong Ho Kun Pit Kip (Kitab Ilmu

    Pukulan Naga Api). Telah diceritakan sebelumnya (dalam Tarian Liar Naga

    Sakti), bahwa kitab tersebut tercuri bersama Pit Kip Kim Ciam Tok Su (Kitab

    Pusaka Jarum Emas Menyebrang Dunia) sebuah kitab rahasia titipan

    perguruan lain, dari Biara Siauw Lim Sie. Bahkan salah seorang tokoh Siauw

    Lim Sie sampai harus melepas nyawa karena peristiwa yang memalukan

    tersebut. Dan sekarang, adalah tugas Thian Kie Hwesio inilah untuk

    mengejar dan merebut kembali Kitab Pusaka yang tercuri itu. Sekaligus juga mengemban tugas untuk menghukum dan menindak sang pencuri

    yang sebetulnya, juga masih merupakan bagian dari Biara Siauw Lim Sie di

    Gunung Siong San itu.

    Dan pencurinya, adalah tokoh tua yang sedang bertarung melawan

    Thian Ki Hwesio, namanya adalah Wong Jin Liu. Sebetulnya, hubungan

    Thian Ki Hwesio dengan Wong Jin Liu cukuplah dekat, atau bahkan sangat

    dekat. Thian Ki Hwesio adalah murid terakhir Kian Ti Hwesio, tokoh mujijat

    terakhir dari Siauw Lim Sie. Sebelum menjadi Bhiksu, dia bernama Souw

    Kwi Beng dan bersama dengan adik kembarnya Souw Kwi Song menjadi

    murid penutup Kian Ti Hosiang. Sementara Wong Jin Liu justru adalah Sute

    termuda Suhu mereka itu. Namanya saja Sute atau Adik seperguruan,

    tetapi sebetulnya, Wong Jin Liu adalah juga Murid dari Kian Ti Hwesio,

    karena semua ilmu yang dipelajari Wong Jin Liu berasal dari Kian Ti Hwesio.

    Karena posisi ini, maka Thian Ki Hwesio menjadi kewalahan dalam

    mengemban tugas dari Biara Siauw Lim Sie. Jelas saja, dia merasa rada sulituntuk berlaku sangat keras dan kasar kepada “Susioknya” itu. Meskipun,

    Susioknya itu sudah dikeluarkan dan dipecat Siauw Lim Sie karena mencuri

    kedua kitab pusaka tadi.

    Wong Jin Liu adalah tokoh hebat asal Siuw Lim Sie, seorang

    penggemar fanatik Ilmu Silat dan selalu mempelajari satu Ilmu hingga

    tuntas. Ketika berkelana di Dunia Persilatan pertama kalinya dalam usia 25

    tahunan, dia nyaris tidak bertemu tandingan. Bertahun-tahun dia berkelana

    tanpa tanding. Dia memang tidak tekebur dan selalu memegang ajaranSuhunya. Tetapi, sayang, waktu dia berkelana hingga ke Persia, dia bertemu

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    10/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 10

    seorang lawan yang mampu mengalahkannya meski hanya dengan

    setengah jurus saja. Dan tokoh itu bernama ASHA VAHISTA. Wong Jin Liu

    yang merasa penasaran dan harga dirinya jatuh, pulang ke Siauw Lim Siedan meminta pelajaran lebih jauh. Diapun bahkan sampai rela

    menghabiskan waktu 25 tahun untuk melatih sejenis ilmu langka yang

    belum pernah dilatih tokoh Siauw Lim Sie lainnya, yakni Liong Sin Kong

    Ciang (Lengan Sinar Naga Sakti).

    Ketika menyodori ilmu itu, Kian Ti Hosiang yang melihat motivasi yang

    rada melenceng dari Wong Jin Liu, juga menasehati sute termudanya itu

    agar juga melatih kematangan emosionalnya. Sayang nasehat itu

    diabaikan, karena begitu dia keluar dari masa berlatihnya, Wong Jin Liu

    kembali bertemu Asha Vahista. Sekali ini justru bertemu di daerah

    Tionggoan. Dan seperti sudah dikisahkan dalam cerita sebelumnya, sekali

    lagi Wong Jin Liu KALAH. Bahkan tragisnya, seorang muda yang berusia

    seperti ketika dia berlatih memperdalam ilmunya lagi, yakni Kiang Ceng

    Liong, mampu mengimbanginya bahkan dia merasa akan “kalah” melawan

    anak muda itu. Keadaan ini membuat Wong Jin Liu yang fanatik dengan

    bakat dan kemampuannya dalam Ilmu Silat menjadi kalap. Dia kembali

    pulang ke Siauw Lim Sie dan mencuri dua buah kitab pusaka dari Ruang

    Pusaka Siauw Lim Sie.

    Tindakan Wong Jin Liu yang sudah kelewatan itu membuat

    Ciangbundjin Siauw Lim Sie mengeluarkan maklumat dan keputusan

    TEGAS, Memecat dan mengeluarkan Wong Jin Liu dari Siauw Lim Sie dan

    menugaskan Thian Ki Hwesio untuk mengejar Wong Jin Liu, merampas

    kembali Kitab Pusaka dan menghukum Wong Jin Liu.

    Itulah sekelumit kisah (sudah diceritakan dalam TLNS I) yang melatari

    pertarungan hebat antara Wong Jin Liu melawan keponakan muridnya

    Thian Ki Hwesio, Pendeta Budha berusia muda dari Biara Siauw Lim Sie.

    Pertarungan sekali ini, sejatinya bukanlah pertempuran pertama bagi

    keduanya. Karena sebelumnya mereka sudah saling gempur sebanyak dua

    kali. Dengan demikian, kali ini sudah merupakan pertarungan yang ketiga

    kalinya selama 3 tahun terakhir mereka saling menguntit dan saling

    mengejar. Kejaran Thian Ki Hwesio ini membuat Wong Jin Liu murka,karena dia jadi tidak dapat melatih Kitab Pusaka curiannya secara

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    11/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 11

    sempurna dan tuntas. Ini membuatnya bertekad menghajar Thian Ki

    Hwesio.

    Pertempuran pertama mereka terjadi setahun silam, ketika akhirnyaThian Ki Hwesio mampu menyandak Wong Jin Liu di daerah Lam-cong.

    Tetapi, pada pertempuran pertama mereka di sebuah biara rusak yang

    memiliki ruang bawah tanah menghasilkan kemenangan bagi Wong Jin Liu.

    Dia mampu melukai Thian Ki Hwesio tetapi tidak sampai hati untuk

    membunuhnya. Ada hal yang mengagetkan Wong Jin Liu pada waktu itu,

    yakni ternyata Thian Ki Hwesio, seperti toa suhengnya, sudah berlatih hebat

    dan bahkan juga sudah mulai mematangkan Ilmu rahasia Kim Kong Pu

    Huay Sinkang atau Kim kong pu huay che sen (Ilmu Badan/Baju Emas Yang

    Tidak Bisa Rusak). Fakta ini sungguh membuatnya tercengang. Tetapi, dia

    senang karena Kitab Pusaka Liong Ho Kun Pit Kip juga setelah diperiksanya

    selama setahun, akan memberinya kemampuan yang sama jika

    memadukannya dengan Ilmu sebelumnya yang dilatihnya, yakni Liong Sin

    Kong Ciang.

    Dalam kekagetannya itu, Wong Jin Liu meninggalkan Thian Ki Hwesio

    yang masih dapat dimenanginya secara tipis dan terus melarikan diri.Tetapi, kembali mereka bertemu di Puncak Thian San ketika Thian Ki

    Hwesio mampu kembali melacak keberadaannya yang ingin menyendiri

    dan bersembunyi di sekitar Pegunungan Thian San tersebut. Kembali

    keduanya bertempur hebat, dan dalam kagetnya Wong Jin Liu menemukan

    kenyataan, meski kemampuannya sudah meningkat, tetapi kemampuan

    Thian ki Hwesio juga meningkat sama cepat atau bahkan lebih cepat lagi.

    Karena jarak kemampuan mereka semakin tipis, sementara Kim Kong Pu

    Huay Sinkang milik Thian Ki Hwesio semakin tebal dan semakin tinggitingkatannya. Di Thian San, kembali Wong Jin Liu mampu lepas dari Thian

    Ki Hwesio dan bergegas menuju daerah Barat hingga akhirnya menemukan

    tempat persembunyian yang dianggapnya bebas dari kejaran Thian Ki

    Hwesio. Dia memilih bersembunyi di deretan pegunungan Kun Lun San,

    tetapi cepat berpindah ke Pegunungan Pek Houw San ketika menemukan

    kenyataan Thian Ki Hwesio mengejar hingga ke Pegunungan Kun Lun San.

    Tetapi, tepat setahun setelah pertempuran mereka yang kedua, WongJin Liu akhirnya kembali terkejar oleh Thian Ki Hwesio. Dan kembali mereka

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    12/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 12

    bertempur. Dan kembali Wong Jin Liu kaget, karena kemampuan mereka

    boleh dikata kini sudah setara alias sudah seimbang. Jelas, meski dia

    berlatih keras tetapi tetap saja kemajuan keponakan muridnya ini masihlebih pesat. Apalagi karena Kim Kong Pu Huay Sinkang Thian Ki Hwesio

    sudah semakin matang sehingga semakin sulitlah baginya untuk

    mengalahkan ataupun menaklukkan Thian Ki Hwesio. Dan semakin pengen

    Wong Jin Liu untuk segera menuntaskan pelajaran barunya agar mampu

    memperoleh Sinkang istimewa Siauw Lim Sie yang sudah mulai mapan

    dilatih Thian Ki Hwesio.

    Di sisi lain, Thian Ki Hwesio sendiri sejak memburu Susioknya Wong

    Jin Liu, memang sadar satu hal. Dia memulai mengejar Wong Jin Liu tanpa

    keyakinan akan kemampuan untuk menangkap dan mengalahkan Wong

    Jin Liu. Tetapi, dia mengingat ajaran dan pesah Suhunya bahwa pelajaran

    utama Siauw Lim Sie bukan hanya dalam melatih kemampuan bersilat dan

    kemampuan tenaga iweekang, tetapi juga bagaimana menempa diri untuk

    menerima apa yang dapat dia terima dan apa yang tak dapat dia terima.

    Karena itu, Thian Ki Hwesio justru memupuk pelajaran atas ilmu silatnya

    berdasar apa yang dialaminya setiap hari. Dengan menyatukan pelajaran

    hidup dengan pelajaran iweekang dan ilmu silat, justru bukan temuan ilmu

    silat baru yang didapatkan Thian Ki Hwesio, tetapi semakin matangnya dia

    dalam Ilmu Kekuatan batin, iweekang dan juga Sinkang Mujijat Siauw Lim

    Sie.

    Thian Ki Hwesio tidak menyadari bahwa proses mengejar Wong Jin Liu

    dengan kekuatan batinnya membuatnya mengalami kemajuan luar biasa

    yang perlahan mulai mengejar tahapan Wong Jin Liu sendiri. Itulah

    sebabnya dia mampu mengejar kemanapun Wong Jin Liu pergi danmenyandaknya sampai 3 kali hingga membuat mereka bertempur dan kali

    ini untuk yang ketiga kalinya. Thian Ki Hwesio tidak menyadari

    kemajuannya, karena pada dasarnya dia memang tidak sangat fanatik

    berlatih Ilmu Silat. Kemampuannya menerima kemajuannya dan batas

    kemampuannya membuat dia justru mampu menanjak pesat dan

    mengalami kemajuan yang tidak pernah dibayangkannya sebelumnya.

    Perjalanan mengejar Wong Jin Liu menjadi semacam perjalanan spiritual

    dan perjalanan melatih diri, karena justru pada moment inilah diamengalami pematangan luar dalam. Dan perjalanan inilah yang kelak

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    13/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 13

    mengantarkannya menjadi Ciangbundjin Siauw Lim Sie sebagaimana yang

    diramalkan suhengnya di Poh Thian dan juga Suhunya sendiri.

    Thian Ki Hwesio sendiri heran, pertempuran ketiga ini tidak lagiseberat pertempuran pertama dan kedua. Dengan ilmu-ilmu yang sama,

    dia mampu menandingi Susioknya dan hanya karena segan kepada

    seniornya ini yang membuat dia tidak mencecar Wong Jin Liu. Benar dia

    lebih sering diserang, tetapi baik dia maupun Wong Jin Liu cepat sadar jika

    tataran mereka yang terus maju ini sudah berada pada tingkatan dan level

    yang sama. Karena pemahaman itu, maka kemenangan mereka nantinya

    akan ditentukan oleh daya tahan dan kematangan. Daya tahan jelas masih

    menang Thian Ki Hwesio, tetapi kematangan masih menang Wong Jin Liu.

    Tetapi, meskipun demikian, yang masih dipegang oleh Wong Jin Liu adalah

    sikap kegagahan dan tidak tenggelam dalam fanatisme untuk menang

    dengan membokong atau taktik non ilmu silat. Itulah sebabnya

    pertempuran mereka menjadi hebat dan seperti berlatih belaka.

    Pertempuran yang ketiga antara Thian Ki Hwesio melawan Wong Jin

    Liu susioknya, berjarak 3 tahun dari pertempuran Tokoh Persia melawan

    Tokoh Tionggoan di Markas Bengkauw Tionggoan. Sebuah pertempuranbermutu dan tidak kalah, atau malah kini melampaui dahsyatnya empat

    pertempuran lain di Bengkauw dan sayang pertempuran Thian Ki Hwesio

    dan Wong Jin Liu ini tidak ada yang menyaksikannya. Karena pertarungan

    mereka dengan menggunakan ilmu-ilmu murni Siauw Lim Sie, baik dalam

    tarung tangan kosong maupun dengan ilmu-ilmu dalam, membayangkan

    serta juga menggambarkan betapa hebat dan betapa sudah sangat tinggi

    tingkat ilmu kedua orang yang bertarung itu. Baik Wong Jin Liu maupun

    Thian Ki Hwesio bertempur dengan seru dan dengan kemampuan yangsangat luar biasa. Pertempuran yang membuat keduanya harus

    mengeluarkan puncak kemampuan masing-masing baru mampu

    menghadapi serangan lawan.

    Yang membuat Wong Jin Liu kewalahan adalah kenyataan betapa sulit

    untuk melukai Thian Ki Hwesio yang semakin terlindung dengan hawa sakti

    kebal khas Siuw Lim Sie. Bahkan hawa khikang hebat itu membuatnya

    hanya meringis menerima terpaan ilmu hebat yang dimainkan Wong JinLiu. Begitupun, kematangan Wong Jin Liu serta kemampuannya

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    14/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 14

    memainkan Liong Sin Kong Ciang dan mulai dikombinasikannya dengan

    tahap awal Hwee Liong Ho Kun cukup merepotkan Thian Ki Hwesio.

    Lengan Wong Jin Liu bagaikan beterbangan mengelilingi Thian Ki Hwesioyang harus memainkan Kim Liong Ci Seng Hui baru dapat mengimbangi

    serangan Paman Gurunya yang dahsyat dan hebat itu.

    Semakin lama semakin jelas, keduanya akan sulit untuk saling

    mengalahkan. Meski mampu sedikit mendesak, tetapi sekali ini Wong Jin

    Liu tidak mampu membuat Thian Ki Hwesio terluka sebagaimana dua

    pertarungan terdahulu mereka,

    “Jika tahu begini pesat kemampuannya, semestinya sudah kuhabisi diapada setahun yang silam. Tapi, bagaimana nanti aku mempertanggung-

     jawabkan kepada Toa Suheng kelak …..?” demikian desis Wong Jin Liu

    dalam hatinya.

    Sementara itu, Thian Ki Hwesio sendiri memiliki pertimbangan

    tersendiri. Bagaimana mungkin dia menghukum dan melukai Susiok yang

    dilatih Suhunya sendiri?,

    “Apakah sanggup aku melukai dan menghukum Susiok? Bagaimanakelak nanti Suhu memandangku jika itu kulakukan …..?”

    Pertimbangan-pertimbangan tersebut membuat kedua tokoh yang

    bertarung berebut pusaka itu menjadi seru dan belum terlihat akan

    berakhir. Padahal, mereka bertarung sudah cukup lama dan sudah

    menggunakan nyaris 500 jurus tanpa terlihat siapa yang akan keluar

    sebagai pemenang. Tetapi yang pasti, Thian Ki Hwesio sudah sampai 3-4

    kali menerima pukulan Wong Jin Liu, yang jika tidak karena hawa khikang

    yang mulai mapan dalam dirinya pasti sudah terkapar binasa. Sementara di

    pihak Wong Jin Liu, perlahan namun pasti, dia mulai terlihat lelah dengan

    keringat mulai semakin deras mengucur. Meski demikian, Thian Ki Hwesio

    sendiri juga semakin kelelahan. Meski tidak membuatnya terluka dalam,

    tetapi pengerahan hawa khikang tak berkesudahan itu memakan juga

    kekuatan jasmaninya.

    Wong Jin Liu maupun Thian Ki Hwesio pada masa-masa sekarang ini

    tidak pelak lagi adalah tokoh-tokoh utama dan tokoh-tokoh puncak didunia persilatan Tionggoan. Akan sangat sulit menemukan tandingan bagi

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    15/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 15

    mereka, terlebih setelah 3 tahun terakhir mereka saling memburu dan

    dalam masa itu mereka berlatih, berlatih dan berlatih. Sehingga

    kemampuan mereka berdua meningkat dengan sangat pesat. Tiga tahunsilam saja, Wong Jin Liu sudah merupakan salah satu pesilat tingkat tinggi

    dan hanya kalah dari Asha Vahista dan juga Kiang Ceng Liong dan

    mungkin juga Lhama tua dari Tibet. Setelah tiga tahun dengan berlatih

    sangat giat, bisa dipastikan kemampuannya sudah meningkat jauh dan

    semakin sulit menemukan tandingan di dunia persilatan Tionggoan. Sama

    dengan Thian Ki Hwesio sendiri.

    Dengan tidak disadari Bhiksu Siauw Lim Sie ini, upaya mengejar Wong

    Jin Liu telah membuatnya berlatih dan menapaki kemajuan yang tidak

    pernah disangkanya. Tingkat kemampuannya sekarang sudah sangat luar

    biasa, bahkan tingkat Kim Kong Pu Cuay Sinkang sudah mampu

    ditingkatkannya sedemikian rupa sehingga pukulan-pukulan mujijat

    Susioknya tidak sampai membuat tubuhnya terluka dalam. Memang dia

    masih tergetar dan membuat dirinya harus mengerahkan banyak tenaga

    memulihkan diri dan terutama semangatnya. Tetapi, kondisinya yang kini

    tidak kalah lagi dari Wong Jin Liu sudah merupakan kebanggaan dan

    kemajuan yang sangat luar biasa. Karena itu, tarung keduanya

    sesungguhnya adalah tarung yang jarang sekali tersaji di dunia persilatan

    Tionggoan. Apalagi dengan menggunakan ilmu-ilmu pusaka Siauw Lim Sie

    yang belum pernah dipentaskan di seluruh Tionggoan.

    Tingkat kemampuan keduanya yang luar biasa dapat dilihat dari efek

    adu pukulan mereka bagi lingkungan sekitar. Pepohonan pada

    bertumbangan disekitar gua dan bukan hanya itu, sebagian besar

    pepohonan itu hangus berwarna hitam tersengat ilmu pukulan Wong JinLiu, Liong Sin Kong Ciang. Atau banyak juga yang terkena tusukan mujijat

    dari Kim Liong Ci Seng Hui yang dilepaskan Thian Ki Hwesio untuk

    mengatasi dan menetralisasi serangan-serangan susioknya yang hebat

    membahana itu. Sampai jarak sepuluh meter dari tempat mereka adu

    kekuatan, tanah serta juga bebatuan bergelimpangan dan berwarna

    kehitaman atau berlobang sebesar jari lengan manusia. Jangan lagi mencari

    rerumputan hijau, karena sejak pertarungan mereka dimulai sudah pada

    layu dan tidak nampak lagi keberadaannya.

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    16/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 16

    Tetapi, lokasi yang porak poranda seperti itu serta kondisi lingkungan

    yang jauh dari pemukiman manusia, ternyata tidaklah sama sekali

    membuat arena adu tarung Wong Jin Liu dan Thian Ki Hwesio steril dariorang lain. Sama sekali tidak. Karena ternyata ada bayangan putih yang

    mengikuti pertempuran itu sambil memandang kagum kepada dua orang

    yang sedang adu kekuatan itu dengan sangat hebatnya. Keberadaannya

    tidak terlacak oleh Wong Jin Liu maupun Thian Ki Hwesio bukan karena

    kelengahan dan ketidakmampuan keduanya, tetapi karena ada dua hal

    yang menyebabkan,

    Pertama, si bayangan berwarna putih itu memang sangat hebat.

    Gerakan-gerakannya sangat terukur dan tidak mengeluarkan suara sama

    sekali. Bahkan ketika memasuki jurus ke-700an dimana baik Wong Jin Liu

    maupun Thian Ki Hwesio terlihat sudah kelelahan, si bayangan putih itu

    bergerak tanpa mengeluarkan suara dan dengan daya gerak gesit yang

    tidak kalah dari kedua tokoh besar yang sedang bertarung itu. Artinya, si

    pengintip yang mengenakan warna serba putih itu memiliki daya gerak

    setanding dengan Wong Jin Liu dan Thian Ki Hwesio. Siapa dia gerangan?

    Kedua, Thian Ki Hwesio dan Wong Jin Liu sedang bertarung ketat danmengerahkan semua konsentrasi dan semangat untuk menyerang maupun

    bertahan. Kondisi tersebut tentu saja membuat keduanya tak mampu

    melacak lingkungan sekitarnya dengan sempurna. Apalagi, karena si

    bayangan putih sendiripun memang terlihat memiliki kemampuan yang

    tidak jauh dari keduanya. Kondisi Thian Ki Hwesio dan Wong Jin Liu yang

    seperti itu memudahkan pengintipan si baju putih dan membuatnya tidak

    pernah bisa dilacak kedua tokoh besar yang bertarung itu.

    Meskipun demikian, si baju putih memang sangat cerdik. Dia rela

    menunggu lama, bukan untuk menyerap jurus tarung kedua tokoh yang

    bertempur, tetapi menunggu saat yang tepat untuk bergerak. Karena, jika

    dia harus menghadapi kerubutan dua tokoh tersebut, dia pasti kalah.

    Tetapi, jika dia menghadapi keduanya yang sudah kehabisan tenaga, maka

    dia optimist untuk menghadapi. Karena pertimbangan itu, maka si

    bayangan putih tetap menunggu, menunggu dan terus menunggu. Bahkan

    ketika memasuki jurus ke-1000, dimana Wong Jin Liu maupun Thian Ki

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    17/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 17

    Hwesio sudah sama terengah-engah kelelahan, tetap saja si bayangan

    putih menunggu dan menunggu.

    Jika Wong Jin Liu dan Thian Ki Hwesio terlentang kelelahan atausama-sama jatuh terluka, maka dipastikan si bayangan putih baru akan

    bertindak. Demikian sabarnya dia. Dan karena tidak terlacak, maka dia

    dengan bebas memainkan strateginya sendiri menunggu dua harimau

    terluka baru mengerjai sarang mereka. Dan memang terlihat itu yang akan

    terjadi. Karena setelah beberapa jam lagi, pada akhirnya baik Wong Jin Liu

    maupun Thian Ki Hwesio terlihat sudah sama-sama keletihan. Mereka

    sudah bertarung lebih 2000 jurus selama beberapa jam dengan

    pengerahan kekuatan yang sama-sama luar biasa. Tentu saja keletihan.

    Apalagi karena sama-sama mengeluarkan tenaga sepenuhnya ketika

    bertarung,

    “Amitabha …… Susiok, apa tidak sebaiknya kita beristirahat dulu ……?”

    “Huh …………. Apa engkau menyerah …..?” dengus Wong Jin Liu yang

    sebetulnya terlihat lebih letih dari Thian Ki Hwesio

    “Amitabha ……. Susiok, engkau sendiri sadar bahwa kita berdua samakelelahan …..”

    “Hmmmmm, baiklah, kita sama menggunakan waktu selama sejam

    untuk memulihkan diri dan kemudian kita lanjutkan lagi untuk menentukan

    siapa yang akan memegang kedua pusaka itu ……. Tidak boleh ada yang

    bergerak selama sejam itu …..”

    “Amitabha ……. Baik Susiok ……”

    Thian Ki Hwesio pernah mengetahui bahwa selain “tamak ilmu silat”,

    sebetulnya Susioknya ini adalah seorang tokoh gagah yang memegang

    sifat-sifat kependekaran. Karena itu, dia tidak khawatir Susioknya itu

    bermain gila.

    Tetapi, baru saja keduanya bersepakat atau mencapai kesepakatan

    “gencatan senjata” tiba-tiba dari gua tempat persembunyian Wong Jin Liu

    berkelabat sesosok bayangan putih yang dengan gerak cepat berkelabat

    pergi menjauh. Pada saat itu, baik Thian Ki Hwesio maupun Wong Jin Liusudah kehabisan tenaga, tetapi keduanya kaget setengah mati melihat si

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    18/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 18

    bayangan putih berkelabat pergi dan tak salah lagi, dia pergi sambil

    menggondol Kitab Pusaka yang disimpan Wong Jin Liu.

    Melihat hal tersebut, Wong Jin Liu mengeluh namun dengan cepatberkelabat pergi untuk memasuki guanya. Dan hanya beberapa saat

    kemudian dia terlihat keluar dengan wajah lesu dan tegang, dan seterusnya

    dia berkata,

    “Thian Ki Sutit, kita berdua benar-benar bodoh dan kecolongan.

    Orang itu pergi dengan menggondol kedua Kitab Pusaka itu ……..”

    “Amitabha ……. Wong Susiok, apakah benar ……..?” tetapi Thian Ki

    Hwesio terdiam karena dia sendiri melihat si bayangan putih pergi denganmenggondol sesuatu, dan itu pastilah kedua Kitab Pusaka yang disimpan

    Wong Jin Liu.

    “Kita perlu mengembalikan semangat sebelum mengejarnya, karena

    kulihat dia tidak berada dibawah kemampuan kita. Entah siapa dan tokoh

    mana pula yang mampu bergerak dengan kecepatan seperti itu dan sama

    sekali tidak dibawah kemampuan kita berdua ……” Wong Jin Liu berkata

    dengan sangat penasaran.Dan tidak menunggu lama Thian Ki Hwesio sudah tenggelam dalam

    samadhi, dan Wong Jin Liu juga dengan cepat melakukan hal yang sama.

    Tidak lama kemudian keduanya sudah tenggelam dalam Samadhi untuk

    memulihkan semangat dan tenaga hingga keadaan sekitar mereka kembali

    tenang dan teduh sebagaimana sedia kala. Yang terdengar hanya desiran

    angin, bunyi jangkrik dan juga siulan binatang jauh disana. Deru

    pertempuranpun berlalu, berganti ketenangan dan keteduhan yang jelas

    sangat alami dan sangat membantu proses Samadhi kedua tokoh yang tadi

    bertempur hebat sebelumnya. Waktu yang mereka gunakan tidak cukup

    lama, sesuai kesepakatan paling hanya sejam dan memang demikian

    adanya. Setelah satu jam, Thian Ki Hwesio kemudian menyelesaikan

    samadhinya, semangat dan kekuatannya pulih seperti sedia kala. Dan

    memang dengan kemampuan mereka berdua sekarang, maka upaya untuk

    mengembalikan semangat dan tenaga yang hilang, tidaklah akan memakan

    waktu yang sangat panjang.

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    19/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 19

    Begitu membuka matanya, Thian Ki Hwesio kagum ketika melihat

    Wong Jin Liu, susioknya sudah siuman dan sedang memandangnya. Jika

    Susioknya itu memiliki niat jahat, maka pastilah dia sudah turun tangan,karena kelihatannya Susioknya lebih cepat beberapa detik pemulihannya

    dibandingkan dirinya. Tidak ada sinar mata terkejut ketika dia membuka

    mata dan melihat keadaan itu, tetapi dengan wajah teduhnya dia membuka

    mata dan memandang Susioknya itu ……..

    “Hmmmm, engkau semakin lama semakin mirip Toa Suheng ….”

    Terdengar Wong Jin Liu bergumam memandang Thian Ki Hwesio ….

    “Amibtabha ……… terima kasih atas pujian Susiok ……”“Tahukah engkau bila baru beberapa saat sebelumnya aku punya

    keinginan untuk menyerang dan membunuhmu …..?”

    “Amitabha ……. keinginan yang wajar, tetapi sejak awal aku memiliki

    keyakinan jika Susiok tidak akan melakukannya …” tenang sekali suara

    Thian Ki Hwesio

    “Hahahahaha …….. setelah Toa Suheng, engkau adalah orang kedua

    yang nampaknya sangat mempercayaiku”

    “Amitabha …. Jika Suhu yang mulia begitu mempercayai Susiok,

    masakan aku sebagai muridnya tidak mempercayai Susiok ….?” Thian Ki

    Hwesio menjawab dengan tenang dan tidak meninggalkan rasa hormatnya

    “Terima kasih atas kepercayaanmu kepadaku Thian Ki Sutit …..

    sebetulnya, jika aku tidak keliru, pengejaranmu kepadaku sudah dalam

    rancangan aneh Toa Suheng. Setelah pertarungan ketiga ini aku semakin

    yakin. Dalam waktu beberapa tahun saja engkau sudah semakin mendekati

    kemampuanku dan masih akan terus berkembang. Karena itu, beberapa

    tahun kedepan engkau pasti akan menjadi Ciangbundjin Siauw Lim Sie ……..

    urusan yang pasti akan kudukung sepenuhnya. Meskipun saat ini Biara

    Siauw Lim Sie mengusirku, tetapi tiada tempat lain yang dapat kuakui

    sebagai “rumah” selain Biara Siauw Lim Sie. Karena disanalah Toa Suheng

    menempaku dan disanalah juga tempat dimana jasad Toa Suheng yang

    mulia dimakamkan. Suatu saat, ketika engkau menjadi Ciangbundjin Siauw

    Lim Sie, ijinkan aku untuk berdiam kembali di tempat samadhiku. Tetapi,

    sebelumnya, aku harus mendalami ilmuku untuk menandingi Asha Vahista

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    20/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 20

    itu …….. karena sebelum itu kulakukan, aku akan selalu merasa penasaran

    dengan hidupku ……..”

    “Amitabha …… Susiok, mengenai hal ini ……..”

    “Sudahlah Thian Ki Sutit …….. tetap saja untuk saat ini aku adalah

    orang buangan dari Siauw Lim Sie. Dan saat ini, jika engkau berkeras, tidak

    ada yang dapat kita lakukan selain berdua terluka parah ataupun binasa,

    sementara Kitab Pusaka sudah digondol orang. Lanjutkan tugasmu, tetapi

    untuk sementara waktu, aku akan berdiam di Gua ini untuk memperdalam

    ilmuku ….”

    “Amitabha ….. Susiok …..”

    “Thian Ki Sutit, Susiokmu ini tidak akan melakukan kejahatan yang

    akan membuat Biara Siauw Lim Sie masuk kedalam pencomberan, tetapi

    aku mesti melatih diri guna menebus kepenasaranku terhadap Asha

    Vahista. Jika sewaktu-waktu Biara Siauw Lim Sie ingin menangkapku

    dimasa berlatihku, datanglah kemari. Tetapi, lakukan itu setelah engkau

    menemukan Kitab Pusaka itu ………”

    “Amitabha …… Susiok, apa memang Kitab itu sudah digondol pergi…..?”

    “Thian Ki Sutit, engkau bacalah ini …….” Sambil berkata demikian

    Wong Jin Liu menyerahkan sebuah benda kumal seperti kertas bertulisan

    huruf kuno yang meski sudah cukup tua dan lapuk tetapi masih dapat

    dibaca ……..

    Dengan cepat Thian Ki Hwesio menerima benda tersebut dan

    membaca tulisan singkat yang terdapat dalam kertas tersebut,

    “Pusaka Kim Ciam Pay, Pit Kip Kim-ciam-tok-su (Kitab Ilmu Jarum

    Emas Menyebrang Dunia), guna menghindari kisruh dunia persilatan

    dititipkan ke Biara Siauw Lim Sie. Pewaris sahnya suatu saat akan

    menjemputnya kembali ……”

    Setelah membaca tulisan tersebut, Thian Ki Hwesio menarik nafas

    panjang dan kemudian berkata kepada Susioknya,

    “Amitabha ….. apa maksud tulisan tersebut Susiok ….?”

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    21/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 21

    “Thian Ki Sutit, kitab yang kucuri dari Pustaka Pusaka Siauw Lim Sie

    adalah kitab titipan dari Kim Ciam Pay ratusan tahun silam. Dan jika aku

    tidak salah, tokoh yang menjemput dan mengambil Pit Kip itu adalah tokohKim Ciam Pay yang sudah lenyap nyaris seratus lima puluh tahunan itu.

    Karena lambang sabuk dan jarum emas tertera di dinding gua, tepat di atas

    liang kecil dimana kedua Pit Kip itu kusimpan …….”

    “Amitabha …….. Susiok, jika demikian, berarti Pit Kip Kim Ciam Tok Su

    sudah kembali ke pemilik asalnya …..?”

    “Jika dugaanku tidak keliru, Kim Ciam Pay akan muncul kembali ke

    dunia persilatan”“Amitabha …….. tetapi, bagaimana dengan Pit Kip milik Siauw Lim Sie

    ….?”

    “Thian Ki Sutit, itu akan menjadi tugasmu kelak. Setelah engkau

    mendapatkannya, engkau boleh menjemputku disini dan membawaku

    sebagai hukuman ke Siauw Lim Sie. Tetapi, jikalau engkau memiliki rasa

    kasihan kepada Susiokmu ini, biarlah pada saat engkau sudah menjadi

    Ciangbundjin Siauw Lim Sie kelak, engkau datanglah menjemputku disinidan kemudian menghukumku di Biara Siauw Lim Sie. Percayalah, pada saat

    itu kepenasaranku atas kekalahanku ketika melawan Asha Vahista dan juga

    melawan Duta Agung muda itu sudahlah dapat terselesaikan. Dan saat itu

    aku sudah siap untuk menjalani hukuman berada di Siauw Lim Sie

    sepanjang sisa hidupku, tetapi jika engkau memaksaku untuk pergi saat ini,

    maka engkau tidak akan dapat melakukan dan memaksaku sepanjang

    masih hidup ……..”

    “Amitabha ……..”

    Thian Ki Hwesio tidak dapat lagi mengatakan apa-apa. Dia percaya

    dengan apa yang dikatakan susioknya dan dia sadar jika memang

    susioknya ini masih terbakar rasa penasaran atas satu-satunya kekalahan

    dalam hidupnya. Karena itu, setelah panjang lebar berpikir untuk

    mengambil keputusan, diapun kemudian berkata,

    “Amitabha, baiklah Susiok, aku percaya kepadamu. Pada saatnya aku

    akan menjemput Susiok untuk kembali ke Biara Siauw Lim Sie ……..” setelah

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    22/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 22

    berkata demikian, Thian Ki Hwesio kemudian bangkit dan perlahan-lahan

    berjalan untuk berlalu. Tapi begitupun, sambil berlalu diapun berkata,

    “Kuharap Susiok tidak lagi banyak berkeliaran di dunia persilatan, jikapun memang terpaksa keluar untuk menagih “rasa penasaran itu”,

    lakukan secara bijak. Memandang wajah Suhu dan kesediaan Susiok, maka

    biarlah kali ini dosa ini kutanggung kelak di Biara Siauw Lim Sie kita …..”

    “Terima Kasih Thian Ki Sutit, ambilah jalan ke tenggara, disana engkau

    akan memasuki daerah Suku Biauw. Bayangan putih tadi kuyakin adalah

    seorang wanita dan kupastikan ke daerah suku biauwlah tujuannya. Aku

    yakin untuk satu hal ini, karena radius puluhan kilometer dari sini tidak adapemukiman …….”

    Dan setelah berkata demikian, Wong Jin Liu memandangi berlalunya

    bayangan tubuh Thian Ki Hwesio yang melanjutkan tugasnya. Kini, bukan

    lagi mengejar dirinya tetapi mengejar orang lain yang telah membawa

    pergi Kitab Pusaka curiannya. Apakah Wong Jin Liu tidak lagi menghendaki

    Kitab Pusaka itu? Sama sekali tidak demikian. Tetapi karena Wong Jin Liu

    sudah membaca dan mengingat seluruh isi Kitab tersebut dan kini butuh

    waktu yang cukup guna melatih diri. Sementara kitab yang satu lagi,

    setelah melihat bahwa itu merupakan pelajaran menggunakan Jarum Emas,

    membuatnya tidak tertarik melatihnya meskipun diapun sudah membaca

    habis dan bahkan mengingat jelas isi Kitab Pusaka itu.

    Dan begitulah, sejak saat itu Wong Jin Liu memendam diri di

    Pegunungan Pek Houw San, melatih diri dan kelak akan munculkan diri

    kembali dalam misi menebus harga diri. Sementara Thian Ki Hwesio yang

    menjadi semakin sakti dan semakin sempurna kemampuannya,meneruskan upayanya mengejar pencuri kitab dari gua Wong Jin Liu, si

    bayangan putih yang menurut susioknya mengarah ke daerah suku Biauw.

    =====

    Dalam kisah terdahulu (Tarian Liar Naga Sakti), dikisahkan bahwa Giok

    Hong setelah Pibu di Bengkauw Tionggoan tiba-tiba menghilang tanpa ada

    yang tahu kapan dan kemana dia pergi. Bahkan Ceng Liong yang pergi dan

    mencoba menyusulnyapun tidak beroleh hasil sedikitpun. Bagaimanasampai Giok Hong minggat? Apa pula alasannya padahal sebetulnya dia

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    23/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 23

    sudah melihat keberadaan Ceng Liong dan sudah mengetahui kisah antara

    mereka berdua.

    Adalah sangat kebetulan Siangkoan Giok Hong mendengarkanpercakapan antara Duta Agung Kiang Ceng Liong dengan Souw Kwi Song,

    adik kembar Thian Ki Hwesio. Mereka mempercakapkan ketidakhadiran

    Thian Ki Hwesio kakak kembar Souw Kwi Soung yang dahulunya bernama

    Souw Kwi Beng. Kakak kembar yang kini sudah menjadi Thian Ki Hwesio,

    pendeta Budha di Siauw Lim Sie.

    “Thian Ki Suhu tidak akan menghadiri pibu ini Duta Agung, karena

    sesuatu yang luar biasa telah terjadi di Biara Siauw Lim Sie kami. Karena itu,Thian Ki Suhu membagi tugasnya denganku. Untuk mewakili Biara Siauw

    Lim Sie dalam Pibu ini adalah tugas dan tanggungjawabku, sementara

    Thian Ki Suhu menerima tugas yang lainnya dari Ciangbundjin Siauw Lim

    Sie …….”

    “Hmmmmm, Song te …. Adakah sesuatu yang luar biasa terjadi di

    Siauw Lim Sie ….?” Ketajaman pandangan dan naluri Duta Agung Kiang

    Ceng Liong membisikinya jika ada sesuatu yang disembunyikan atau belum

    dikatakan oleh sahabatnya, Souw Kwi Song dari Siauw Lim Sie tersebut.

    “Duta Agung, maafkan ……. Sebetulnya informasi ini memang bersifat

    sangat tertutup bagi Siauw Lim Sie. Tetapi, kurasa Ciangbundjin akan

    memahami kesulitanku jikalau memang kukatakan kepadamu ……”

    “Acccchhhh, sudahlah Song te, jika memang sangat tertutup dan

    rahasia, engkau berhak untuk tidak menceritakannya kepadaku …..” Ceng

    Liong memahami kesulitan Kwi Song dan tidak lagi mendesaknya.

    “Bukan begitu Duta Agung, kurasa jika kukatakan kepadamu juga

    bukan halangan besar bagi kami di Siauw Lim Sie. Sebetulnya, Thian Ki

    Suhu sedang mengejar Susiok Wong Jin Liu yang menggondol Hwee Liong

    Ho Kun Pit Kip dan Pit Kip Kim Ciau Tok Su, dan itu adalah tugas langsung

    dari Ciangbundjin Siauw Lim Sie ……”

    “Sudahlah, aku cukup mengerti Song-te. Kisah itu memang pasti

    sangat rahasia bagi Siauw Lim Sie, biarlah lain kali kita membicarakannya

    untuk membantu Thian Ki Hwesio. Kita selesaikan urusan disini terlebih

    dahulu ……..”

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    24/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    E p i s o d e 1 , M e m b u r u P u s a k a P e r g u r u a n ( 1 )

    T a r i a n | 24

    Percakapan antara Kiang Ceng Liong dengan Souw Kwi Song ini

    tertangkap dengan jelas oleh telinga Dara Sakti Bengkauw si Nona Berbaju

    Putih Siangkoan Giok Hong. Nona berbaju putih itu sebetulnya memangsudah berada di Markas Bengkauw tanpa banyak tokoh yang mengetahui

    keberadaannya. Dengan ingatan masa lalunya yang sudah kembali dan

    mantap, serta fakta bahwa dia justru lahir, tumbuh dan berkembang hingga

    dewasa di Pegunungan Bengsan disatu sisi; Serta perubahan yang terbatas

    di Markas Bengkauw Tionggoan disisi lain, membuatnya bergerak leluasa

    tanpa diketahui banyak orang. Bahkan, Ceng Liong tidak sedikitpun merasa

    curiga dengan keberadaan seseorang disekitar percakapannya dengan Kwi

    Song, karena awalnya dia tidak beranggapan kisah Kwi Song itu sebuahrahasia.

    “Sungguh kebetulan, jika tidak mengetahui kisah ini sudah pasti aku

    akan meluruk ke Siauw Lim Sie. Hmmmm, biarlah setelah Pibu ini akupun

    segera pergi baik mencari jejak anakku serta sekaligus juga kelak akan

    memburu Wong Jin Liu guna peroleh kembali pusaka perguruan Kim Ciam

    Pay …….”

    Dan begitulah yang kemudian terjadi. Siangkoan Giok Hong yangkalah pada detik-detik terakhir dari lawannya di Pibu Pegunungan Bengsan

    melawan Yu Liong, karena rasa malu dan merasa Ceng Liong kurang

    sungguh-sungguh mencarinya, pada akhirnya memutuskan

    memprioritaskan pergi mencari anaknya. Hanya satu yang sempat

    ditemuinya, yaitu Kwan Hong Li yang memang dekat dengannya. Dan

    setelah itu, diapun kemudian pergi baik untuk mencari anaknya maupun

    memburu Wong Jin Liu. Tindakannya atau pilihannya ini memang terkesan

    menghindar dari Ceng Liong, tetapi sesungguhnya sangatlah beralasan.Dan memang demikian adanya, selain punya maksud membalas jasa Kim

    Ciam Sin Kay yang menyembuhkannya serta juga mengangkatnya menjadi

    pewaris Perguruan Jarum Emas. Tanpa menunggu Ceng Liong

    mengontaknya dan tanpa bicara kepada semua bahkan juga kakek dan

    adiknya Giok Lian, kecuali Kwan Hong Li, diapun melangkah pergi dari

    Bengkauw Tionggoan dan memulai pencariannya atas Wong Jin Liu dan

    Thian Ki Hwesio.

  • 8/16/2019 Tarian Naga Lieur

    25/25

    T A R I A N L I A R N A G A S A K T I

    s e r i a l K P N d P B - 4

    Karena menduga Ceng Liong akan mencarinya ke gua dimana mereka

    keracunan dahulu, maka Giok Hong memutuskan menjejaki Wong Jin Liu.

    Tetapi dia tidak memperoleh sedikitpun hasil. Maka setengah tahunselanjutnya digunakan Giok Hong mencoba mencari-cari disekitar gua

    yang ditunjukkan Kim Ciam Sinkay kepadanya, tetapi Gua itu sudah

    tertutup reruntuhan hingga tidak dapat lagi dimasukinya. Sementara untuk

    mengingat darimana dia keluar dari gua yang mengurungnya dan anaknya,

    diapun sama sekali tidak lagi punya ingatan itu. Sungguh sayang dia tidak

    membekal peta untuk kembali ke tempat dimana dia kehilangan

    kesadaran, melahirkan dan kemudian ditinggalkannya. Setahun lebih dia

    mencoba terus dan terus mencari, tetapi yang didapatkannya justru kabarmengenai Wong Jin Liu dan Thian Ki Hwesio. Maka diapun memburu

    keduanya.

    Dengan cerdik Siangkoan Giok Hong memulai perburuannya dengan

    terus menerus melacak keberadaan Thian Ki Hwesio, dan akhirnya

    perburuannya selama setahun membawanya pada jejak-jejak yang

    mengarah ke daerah Barat hingga akhirnya dia tiba di daerah Sinkiang.

    Pengejarannya membawanya ke daerah Pegunungan Pek Houw San dan

    bahkan membuatnya masuk ke pemukiman Suku Biauw. Tetapi, suatu saat

    dia akhirnya menemukan sesuatu yang sangat menarik perhatiannya. Ada

    getaran-getaran hebat datang dari arah utara di luar perkampungan suku

    Biauw dan membuat dia kaget, karena itu berarti ada orang sangat pintar

    dan hebat serta berkemampuan untuk memancarkan kekuatan istimewa.

    Tetapi, alangkah kagetnya dia ketika menemukan sepasang Kakek dan

    Nenek yang kini sama-sama terluka parah dan sama-sama sedang

    meregang nyawa tidak jauh dari sebuah rumah sederhana kurang lebih 2-3km dari pemukiman suku Biauw. Rumah sederhana tersebut dikelilingi oleh

    taman bunga sekelilingnya dan lebih dekat kearah hutan lebat di kaki

    pegunungan Pek Houw San. Bahkan taman bunga di belakang rumah

    sederhana itu terlihat memiliki jalan setapak sejauh 50 meter dan masuk

    terhubung ke hutan tersebut. Dan sekali pandang dia segera tahu jika baik

    Kakek ataupun Nenek yang masih dalam posisi bersila dan saling

    berhadapan masing-masing mengalami luka yang sama-sama hebat.

    Keadaan mereka berdua jika tidak segera ditangani mereka akan dengancepat membawa mereka menghadap si raja neraka. Karena pertimbangan