Golok Naga Kembar

337
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Karya : Hong San Khek Sumber : Dimhad Ebook oleh : Dewi KZ http://kangzusi.com/ atau http:// http://dewikz.byethost22.com/ Pendahuluan DI TANAH Yan dan Tio, yang sekarang terletak diantara propinsi- propinsi Hopak dan Shoasay, pada jaman dahulu banyak lahir orang-orang gagah dan cerdik pandai yang berkepandaian tinggi dan mempunyai kegagahan yang sangat mengagumkan, sehingga dengan kepandaian dan kegagahan itu mereka telah merantau dan berjalan malang melintang keluar daerah dan ke pedalaman kota San-hay-kwan tanpa mengenal takut. Sang waktu berlangsung sangat cepat, bagaikan anak panah terlepas dari busurnya, membuat pergantian jaman ke jaman hampir tak dirasakan orang. Begitupun nama tanah-tanah Yan dan Tio turut juga berganti, walaupun dengan terjadinya perubahan jaman ini, tanah-tanah Yan dan Tio tinggal tetaplah menjadi tanah dimana banyak terlahir orang-orang gagah hingga jaman ini. Di dalam Rimba Persilatan terdapat delapanbelas macam senjata, yang hampir seluruhnya dipergunakan oleh setiap orang yang berkecimpung dalam kalangan ini, namun tidak pernah diketemui seorangpun yang dapat mempergunakan kedelapanbelas macam senjata-senjata itu dengan sama mahir dan lincahnya. Karena jika seumpama ia mahir dalam memainkan salah satu senjata, belumlah menjadi ukuran bahwa ia juga paham mempergunakan senjata-senjata yang lainnya. Oleh karena itu, maka timbullah nama-nama julukan khusus untuk setiap orang yang mahir dalam hal memainkan salah satu macam senjata tersebut, misalnya di muka nama Sun Giok Hong (tokoh dalam kisah nyata yang pembaca sedang nikmati)

description

story

Transcript of Golok Naga Kembar

Page 1: Golok Naga Kembar

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Karya : Hong San KhekSumber : DimhadEbook oleh : Dewi KZhttp://kangzusi.com/ atau http:// http://dewikz.byethost22.com/

PendahuluanDI TANAH Yan dan Tio, yang sekarang terletak diantara propinsi-propinsi Hopakdan Shoasay, pada jaman dahulu banyak lahir orang-orang gagah dan cerdik pandaiyang berkepandaian tinggi dan mempunyai kegagahan yang sangat mengagumkan,sehingga dengan kepandaian dan kegagahan itu mereka telah merantau dan berjalanmalang melintang keluar daerah dan ke pedalaman kota San-hay-kwan tanpamengenal takut. Sang waktu berlangsung sangat cepat, bagaikan anak panah terlepasdari busurnya, membuat pergantian jaman ke jaman hampir tak dirasakan orang.Begitupun nama tanah-tanah Yan dan Tio turut juga berganti, walaupun denganterjadinya perubahan jaman ini, tanah-tanah Yan dan Tio tinggal tetaplah menjaditanah dimana banyak terlahir orang-orang gagah hingga jaman ini.Di dalam Rimba Persilatan terdapat delapanbelas macam senjata, yang hampirseluruhnya dipergunakan oleh setiap orang yang berkecimpung dalam kalangan ini,namun tidak pernah diketemui seorangpun yang dapat mempergunakankedelapanbelas macam senjata-senjata itu dengan sama mahir dan lincahnya. Karenajika seumpama ia mahir dalam memainkan salah satu senjata, belumlah menjadiukuran bahwa ia juga paham mempergunakan senjata-senjata yang lainnya. Olehkarena itu, maka timbullah nama-nama julukan khusus untuk setiap orang yangmahir dalam hal memainkan salah satu macam senjata tersebut, misalnya di mukanama Sun Giok Hong (tokoh dalam kisah nyata yang pembaca sedang nikmati)terkenal dengan nama julukan Ngo-seng-to-ong atau RAJA GOLOK DARI LIMAPROPINSI. Dalam kalangan persilatan di Tiongkok Utara muncul seorang pemudagagah bernama Ong Cu Pin, yang nama aslinya hampir dilupakan orang, tetapi namajulukannya tetap tinggal harum hingga saat ini. Ia itu bukan lain daripada orangTiraikasih Website http://kangzusi.com/gagah yang kita pernah kenal dengan nama julukan Toa-to Ong Ngo atau Ong Ngo siGolok Besar. Ong Cu Pin ini adalah anak kelima dari jago silat Ong Tek Po, maka iaumum dikenal orang pada masa itu dengan sebutan Ngo Jie (si anak kelima).Seperti juga dengan keadaan jaman yang silih berganti, begitupun halnya dengankelahiran para pendekar dan orang-orang gagah yang silih berganti muncul dari satujaman kelain jaman tanpa putus-putusnya. Jika yang seorang sudah berusia tua danmengundurkan diri, maka angkatan mudanya segera tampil ke muka untukmenggantikan kedudukannya.Demikianlah sejak lahirnya Toa-to Ong Ngo yang kita telah ketahui riwayathidupnya sedari lama, kini kita beralih kepada Sun Giok Hong yang seolah-olah telahditakdirkan untuk muncul sebagai pengganti Toa-to Ong Ngo yang mahirmempergunakan golok dalam Rimba Persilatan di Tiongkok Utara.Ahli permainan golok she Sun ini asal kelahiran propinsi Hopak. Perawakan

Page 2: Golok Naga Kembar

tubuhnya tegap dan kuat. Ia beralis panjang sehingga melampaui matanya.Hidungnya mancung, romannya gagah. Matanya jeli dan mengeluarkan sinarberpengaruh, tetapi ia bertabiat peramah dan manis budi bahasanya. Dan sebagaiseorang pemuda keturunan ahli-ahli silat, iapun terlahir dengan membawa bakat yangsama dengan para leluhurnya, yakni kakek, ayah dan paman-pamannya, semuatergolong sebagai jago-jago silat kenamaan dari masa yang lampau, sedangkan iasendiri belajar ilmu silat dibawah bimbingan ayahnya. Hanya sangat disayangkanayahnya tidak berumur panjang, sehingga Giok Hong telah menjadi anak yatimdiwaktu usianya baru saja masuk belasan tahun. Tapi karena Giok Hong bersifatcerdik, ulet dan berhati mantap, maka dalam usia 12 tahun ia telah menjadi salahseorang pemuda gagah dan ikut serta dalam rombongan para pelindung kereta-keretapio dari perusahaan angkutan yang memakai merek Hin Liong Pio Kiok di Thian-cin.Kala itu di akhir dinasti Ceng pada tahun kerajaan Kong-sie (antara tahun 1875-1908). Pemerintahan pada jaman itu telah menjadi kacau balau, sehingga banyakmuncul perampok-perampok yang membuat huru hara di sana sini dan merajalelatanpa dapat ditindas oleh pihak yang berwajib. Maka para saudagar yang biasaberhubungan ke lain propinsi dan berjual beli di sana, tak dapat bekerja dengantenteram dan selamat tanpa meminta perlindungan dari kantor-kantor pengangkutanyang mempunyai banyak "orang-orang kuat" untuk melindungi barang-barangdagangan mereka.Oleh karena itu, tidaklah heran jika pada jaman itu berdirinya kantor-kantorangkutan tak berbeda dengan tumbuhnya jamur di musim hujan. Semula merekadapat bekerja sama, tetapi lama kelamaan mereka saling bersaing dengan jalanmengundang atau mendatangkan orang-orang gagah dari selatan dan utara, dengandiberi upah yang tinggi dan jaminan-jaminan yang sangat memuaskan.Dengan majunya perusahaan-perusahaan angkutan itu, maka di kalanganpersilatan di selatan dan utara dengan secara langsung merasakan akibatnya,sehingga banyak orang-orang gagah yang semula kurang begitu terkenal, dengantiba-tiba saja namanya mengalami ketenaran dengan kegagahan dan kepandaianyang mereka miliki. Hari ini mereka menggempur kawanan perampok di sini dandihari esoknya mereka menghancurkan atau menggagalkan serbuan kilat perampoklain yang namanya sudah terkenal dan ditakuti orang.Pada jaman kacau balau itulah, Sun Giok Hong muncul sebagai salah seorang piosuatau pelindung kereta-kereta pio yang gagah berani di Tiongkok Utara. Sedangkanpemimpin dari perusahaan angkutan Hin Liong Pio Kiok dimana ia bekerja itu, bukanlain daripada pamannya sendiri yang bernama Sun Seng Bu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Perusahaan angkutan Hin Liong Pio Kiok ini telah lama terkenal di luar dan di dalamSan-hay-kwan. Tidak kurang dari seratus orang gagah dari pelbagai golongan ataucabang persilatan membantu memberi perlindungan dalam perusahaan angkutantersebut, sehingga para saudagar merasa tenteram dan aman, jika barang-barangmereka dikirim dibawah pengawalan Hin Liong Pio Kiok itu.Pada waktu jago silat Ho Goan Kah yang terkenal dengan nama julukan Oey-bianhouwatau Harimau muka kuning membuka rumah perguruan silat di Shanghai, SunGiok Hong telah diminta bantuannya untuk mengajar. Demikianlah dengan

Page 3: Golok Naga Kembar

memangku jabatan sebagai salah seorang guru silat di sana, dimana ia telah bekerjabeberapa tahun lamanya dengan mendapat pujian sebagai salah seorang guru yangjiatsim (giat dan bersungguh-sungguh hati) dalam hal memajukan ilmu silat yangmenjadi warisan dari kakek moyang mereka.Setelah itu ia pindah mengajar pada Ceng Bu Tee Yok Hwee di Kwitang (TiongkokSelatan), dimana pada masa itu hidup ahli silat Oey Siauw Hiap, murid utama TanHiang dari golongan perguruan silat Coa Lie Hut. Pada waktu dinasti Ceng berakhirdan pemerintahan di Tiongkok kembali ke tangan bangsa Tionghoa dan bernamaTiong Hoa Bin Kok atau Negara Republik Tiongkok, Oey Siauw Hiap telah membukaperguruan silat Ceng Bu Tee Yok Hwee itu dengan meminjam tempat dalam kelentengTay-hut-sie. Justru itu Siauw Hiap yang memang gemar ilmu silat telah mendapatkabar bahwa Sun Giok Hong berkunjung ke selatan. Maka dengan tidak membuangwaktu pula ia segera menjumpainya dan menyatakan keinginannya untukmengangkat Giok Hong menjadi guru hingga Giok Hong yang melihat Siauw Hiapbegitu sungguh-sungguh ingin menjadi muridnya, akhirnya telah mengabulkannyajuga. Sejak waktu itu ia telah menerima banyak murid-murid di Kwitang, antara manaboleh disebutkan nama-nama Ma Kiam Hong, guru silat wanita Lim Siauw Lip danyang lain-lainnya.Sun Giok Hong mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Bun Yong danjuga gemar ilmu silat. Pada tahun Bin Kok ke 26 (1937), Bun Yong telah mengikutitentara nasional memanggul senapan untuk melawan pasukan Jepang.Pada tahun Bin Kok ke 27 (1938) tatkala pasukan Jepang menyerbu ke propinsiKwitang dan pemerintah Kwiciu (ibukota Kwitang) berpindah ke Kiok-kang, Sun GiokHong terpaksa mengungsi ke Kwitang Utara, dimana salah seorang anak laki-lakinyayang lain, Eng Yong, telah gugur dalam peperangan sebagai seorang patriot mudayang tidak rela melihat negerinya diserang musuh.Demikianlah sekelumit riwayat keluarga Sun Giok Hong yang selain terkenalsebagai seorang ahli silat yang disegani dimasa yang lampau, juga dapat dicatatnamanya sebagai ayah seorang patriot muda yang tidak percuma mendidik putraputranyasehingga menjadi pahlawan-pahlawan bunga bangsa yang namanya akanselalu diingat orang sepanjang masa.Kini kita persilahkan para pembaca yang terhormat untuk mengikuti riwayat hidupSun Giok Hong yang telah muncul di kalangan Kang-ouw ketika usianya baru masukduabelas tahun.0oo0Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

IPADA masa itu kantor pengangkutan Hin Liong Pio Kiok telah menerima pesananuntuk mengangkut sepuluh kereta penuh barang-barang yang berupa kulit kayu dantumbuh-tumbuhan untuk bahan obat, lok-jiong dan jin-som keluaran Kwan-tong sertabahan-bahan obat lain yang berharga lebih kurang 100 ribu tael emas. Barang-barangberharga itu diangkut dari seorang saudagar di Tiang-cun dalam propinsi Kirin

Page 4: Golok Naga Kembar

(Mancuria) ke kota Thian-cin, dari mana akan diangkut pula ke kota Kim-leng(sekarang Kang-leng dalam propinsi Kang-souw). Kala itu karena pelayaran belumlagi dapat dilakukan dengan leluasa, maka pengangkutan-pengangkutan kebanyakandilakukan dengan mengambil jalan darat. Kantor pengangkutan Hin Liong Pio Kiokkarena mempunyai hubungan yang luas kebanyak propinsi-propinsi yang terletak jauhdari pantai, lagipula mempunyai banyak kantor-kantor cabang di sana sini, makakepada kantor pengangkutan Hin Liong Pio Kiok yang ber-kedudukan di kota Tiangcun,dari mana barang-barang berharga itu segera dikirim ke kantor pusat Thian-cin,yang akan mengirim itu dengan langsung ke kantor cabangnya di kota Kim-leng.Barang-barang tersebut telah sampai di kota Thian-cin dengan selamat dan takkurang suatu apapun juga, maka para pelindung kereta-kereta pio itu dapat kembalike kota Tiang-cun dengan muka riang dan bebas dari tanggung jawab yang berat itu.Kini adalah tugas para pio-su atau pelindung kereta-kereta pio di Thian-cin yangbertanggung jawab untuk mengangkut kesepuluh kereta pio yang berisikan barangbarangberharga itu ke kota Kim-leng secepat mungkin.Kuda-kuda yang sudah lelah diganti dengan kuda-kuda yang masih segar untukmenarik kereta-kereta pio tersebut, begitupun para pio-su yang tinggi ilmu silatnyadan banyak pengalamannya dalam hal melindungi kereta-kereta pio telahdikumpulkan dan ditetapkan siapa-siapa saja yang harus menerima tugas dantanggung jawab yang maha berat itu. Maka setelah selesai berunding, dua orang piosutelah ditunjuk untuk melindungi kereta-kereta pio itu, dengan Sun Giok Hong yangbaru berusia 12 tahun diperintah ikut serta untuk mencari pengalaman.Salah seorang antara kedua pio-su itu bernama Ma Tiauw Hoan, seorang ahli silatShoatang yang mahir ilmu tendangan dan paham memainkan sebilah golok besar.Yang seorang lagi bernama The Kee Hu, ahli silat kelahiran Hopak yang mahir ilmuThian-see-ciang dan lihay sekali permainan golok Kun-tong-to. Kedua orang pio-su initelah sekian lamanya bekerja di kantor pengangkutan Hin Liong Pio Kiok denganselamat dan belum pernah mengalami kegagalan dalam waktu melindungi keretakeretapio yang dipercayakan oleh induk semang mereka. Walaupun mereka tidakdilarang mempertaruhkan jiwa untuk mempertahankan nama baik Hin Liong Pio Kiokdari gangguan para perampok yang banyak merajalela disana sini dewasa itu.Kedua orang pio-su ini amat senang bergaul dengan Sun Giok Hong danmenganggap si pemuda itu sudah sebagai muridnya saja. Dan jika ada waktu luang,mereka selalu memberi pelajaran ilmu golok secara sukarela dan tidak bosanbosannya,hingga semakin Giok Hong rajin belajar, semakin bersemangat pulamereka memberi pelajaran-pelajarannya. Dan kini Giok Hong ikut serta dalamperjalanan itu sehingga mereka berdua merasa sangat girang dan sewaktu-waktumenuturkan pengalaman mereka selama hidup dikalangan persilatan pada masa yang

Page 5: Golok Naga Kembar

lampau.Hal mana, sudah barang tentu, sangat menarik perhatian Giok Hong yang masihmuda itu.Kesepuluh kereta pio itu ditarik oleh duapuluh ekor keledai baster, dengan panjipanjitiga persegi yang tertera lukisan kepala harimau dipajang di atas setiap keretaTiraikasih Website http://kangzusi.com/tersebut, hingga walaupun dipandang dengan sepintas lalu saja, orang segera dapatmengenali bahwa lukisan-lukisan itu berarti semboyan daripada kantor angkutan HinLiong Pio Kiok. Maka para perampok dan terlebih pada siang hari telah mengetahuiisyarat ini, tiada seorangpun yang berani sembarangan merampoknya.Iringan-iringan kereta ini berangkat menuju ke selatan di bawah sinar matahariyang terang benderang dan desiran angin sepoi-sepoi basah. Sun Giok Hong denganmenggendong golok di punggungnya, tampak duduk di atas kereta di samping salahseorang kusirnya, sedangkan Ma Tiauw Hoan dan The Kee Hu yang sedari siang telahmempersiapkan diri, menyoren golok dan membekal alat-alat keperluan merekadengan selengkap-lengkapnya, mereka berjalan mengiringi dengan masing-masingberkuda yang dapat berlari cepat dan menempuh perjalanan jauh.Sesudah berjalan tiga hari lamanya, dikala senja hari, tibalah mereka di Tio-keetun,sebuah kota kecil yang terletak di arah selatan Thian-cin.Mereka sekarang telah berada di suatu tempat yang berjarak 240 lie jauhnya darikota Thian-cin, disebuah kota kecil di arah barat gunung Thay-san (dalam propinsiShoatang). Rumah-rumah yang terdapat di sini hanya seratus lebih saja banyaknya,sedangkan penduduknya terdiri dari 500 atau 600 jiwa. Rumah makan dan rumahpenginapan hanya ada 5 atau 6 buah saja jumlahnya.Ma Tiauw Hoan dan The Kee Hu yang sudah biasa lewat di sini dan kenal baikkeadaan jalan-jalan dan tempat-tempat di situ, lalu mampir ke rumah penginapanyang biasa mereka tumpangi untuk bermalam. Sesudah mereka menyimpan keretakeretapio dan berpesan kepada tukang-tukang kereta untuk menjaga kereta merekamasing-masing, kedua orang pio-su itu lalu mengajak Sun Giok Hong pergi ke rumahmakan, dimana mereka bertiga duduk untuk makan dan minum, setelah itu merekakembali ke rumah penginapan untuk beristirahat.Pada petang hari itu rembulan di langit muncul di antara kabut yang agak tebal,hingga warnanya yang kekuning-kuningan tampak buram dan tidak jelas. Begitupunsinar bintang-bintang yang jauh di angkasa raya, hanya sewaktu-waktu saja tampakberkedip-kedip di balik awan yang melayang-layang di udara tertiup oleh anginmalam yang sejuk.Kira-kira pada waktu tengah malam, tiba-tiba terdengar tukang-tukang kereta itumenjerit dan membuat Ma Tiauw Hoan dan The Kee Hu sangat terkejut, denganmembawa golok mereka berlari-lari ke ruangan dari mana suara jeritan itu terdengar.Sesampainya di sana, ternyata kesepuluh kereta pio itu sudah tidak tampak lagi

Page 6: Golok Naga Kembar

bayang-bayangannya, sedangkan keduapuluh orang kusir dan pembantupembantunyasaling lihat-lihatan bagaikan orang-orang yang terkesima. Selanjutnyadengan menilik pagar bambu yang runtuh di belakang ruangan tempat menyimpankereta-kereta pio itu, mereka segera mengetahui bahwa kesepuluh kereta-kereta pioitu telah dilarikan orang dengan mengambil jalan dari sana.Tatkala The Kee Hu berlari-lari keluar untuk memperhatikan ke arah mana keretakeretapio itu dilarikan orang, dari kejauhan dengan samar-samar ia mendengar suarameringkik keledai baster dan seruan beberapa orang yang memaksa binatangbinatangitu untuk berjalan lebih cepat lagi."Ternyata kereta-kereta kita itu dilarikan ke atas gunung!" kata The Kee Hu sambilmengangkat kepalanya memandang ke arah gunung Thay-san yang diliputi kabut danhanya diterangi oleh cahaya yang suram."Pendapatmu itu sungguh cocok sekali dengan pikiranku" kata Ma Tiauw Hoan."Sekarang marilah kita menyusul ke sana bersama-sama!"Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Kemudian mereka berdua lalu mengambil kuda yang segera ditunggangi untukmelakukan pengejaran ke atas gunung.Sun Giok Hong dan keduapuluh tukang kereta itu menantikan kabar kedua orangpio-su itu dari malam sehingga fajar menyingsing, tetapi mereka berdua ternyatatidak juga kelihatan kembali, hingga si pemuda menjadi khawatir dan berniat untukmenyusul mereka jika hingga terang tanah mereka belum kembali juga ke rumahpenginapan itu.Tatkala sinar matahari mulai tampak mengintai di ufuk timur, dari kejauhan GiokHong melihat ada dua ekor kuda yang sedang berjalan mendatangi dengan perlahanlahan,dengan di atas punggung binatang-binatang itu tampak menggendong suatubenda yang bentuknya semula tak dapat mereka lihat dengan jelas. Tetapi ketikakuda-kuda itu telah cukup dekat, barulah mereka ketahui, bahwa kedua binatang itutengah menggendong dua orang manusia yang ternyata bukan lain daripada Ma TiauwHoan dan The Kee Hu adanya.Kedua orang itu diikat dengan tambang di atas punggung binatang-binatang itu,karena mereka ternyata sudah dalam keadaan pingsan dan juga telah menderita iukalukayang tak dapat dikatakan ringan.Sun Giok Hong yang melihat kejadian itu, segrera mengajak beberapa orangtukang kereta untuk membantunya menggotong kedua orang pio-su itu ke dalamkamar, dimana mereka diobati dan dibalut luka-lukanya serta diberi minuman air jaheuntuk memulihkan kembali tenaga mereka.Ma Tiauw Hoan menderita luka bekas bacokan golok pada bahu kirinya dan jugaluka terkena anak panah di bagian pinggangnya, sedangkan The Kee Hu terluka oleh

Page 7: Golok Naga Kembar

bacokan golok pada punggung dan paha kanannya. Giok Hong tampak khawatir sekaliakan keselamatan kedua orang sahabat karibnya yang hampir dianggapnya sebagaiguru-gurunya itu.Ketika kedua pio-su itu siuman, dengan menghela napas panjang Ma Tiauw "Hoanlalu berkata, "Dengan kegagalan kita pada kali ini, ada kemungkinan kami berdua takpunya muka lagi untuk menunjukkan diri di antara khalayak ramai............."Ketika Giok Hong menanyakan sebab musababnya, Tiauw Hoan lalu menerangkansebagai berikut:"Si perampok kereta-kereta pio itu bukan lain daripada Thio Sam Liong dari Thiokee-cung. Keluarga Thio pada umumnya mempunyai hubungan yang baik sekalidengan Hin Liong Pio Kiok. Oleh karena itu aku semula tak percaya, bahwa salahseorang anggota keluarga Thio tersebut bisa merusak hubungan persahabatan inidengan jalan melakukan perampokan dengan cara yang begitu pengecut. Kami sendirikarena mengingat pada hubungan yang baik antara kedua belah pihak, sama sekalitidak menyangka bahwa kami berdua telah masuk ke dalam perangkap mereka. Kamidihujani anak panah, sehingga sebatang panah diantaranya sukar kuhindarkan danmengenai tepat pada pinggangku. Kemudian mereka mengeroyok kami berdua,sehingga selanjutnya kami jatuh pingsan dan selanjutnya tak tahu lagi kejadian apayang telah menimpa diri kami".Setelah mendengar keterangan kedua orang tersebut, Sun Giok Hong jadi sangatmendongkol hatinya dan berseru, "Oh, kawanan tikus hutan itu ternyata beranimengganggu kereta-kereta pio kita dari Hin Liong Pio Kiok?. Baik!. Tunggulah sampaiaku naik ke atas gunung untuk menuntut balas!."Kami berdua tidak sanggup melawan mereka yang jumlahnya begitu banyak" MaTiauw Hoan coba mencegah si pemuda itu untuk mengambil tindakan yangsedemikian nekatnya, "apalagi kau ini yang masih berusia sangat muda dan belumpunya banyak pengalaman di kalangan Kang-ouw. Jika sekarang kau pergi ke sana,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/bukankah itu berarti sama saja engkau mengantarkan jiwamu dengan percuma?. Halpaling benar yang harus kau lakukan adalah segera pulang ke Thian-cin untukmengabarkan peristiwa yang kita alami ini kepada pamanmu di sana, agar supayapersoalan selanjutnya dapatlah diurus sebagaimana mestinya".Tapi Sun Giok Hong meski baru belasan tahun saja usianya, ternyata hatinya sudahsangat mantap dan tak gentar menghadapi sesuatu kejadian gawat serupa itu. Makatanpa menghiraukan lagi larangan si pio-su she Ma itu, ia segera bersiap-siap untuknaik ke atas gunung untuk menegur perbuatan Thio Sam Liong yang sudah tidak lagimemandang hubungan persahabatan itu.Begitulah sesudah berpesan kepada para tukang kereta untuk melayani segalakeperluan Ma Tiauw Hoan dan The Kee Hu yang menderita luka-luka itu, Giok Honglekas-lekas pergi sarapan. Kemudian, setelah menanyakan arah jalan untuk menuju

Page 8: Golok Naga Kembar

ke Thio-kee-cung, ia segera membawa golok dan senjata rahasianya untuk menuju keatas gunung dengan berkuda.Di sepanjang jalan, Giok Hong menyaksikan keindahan pemandangan alam disekitar gunung Thay-san itu. Tapi karena perjalanannya ini bukanlah untuk mencarihiburan, maka ia tak dapat menikmatinya dan hanya tahu melanjutkan perjalanannyaselekas mungkin, hingga kudanya dipacu ke atas gunung dengan tidak ada hentihentinya.Tatkala berjalan lebih kurang duapuluh lie jauhnya, maka tibalah si pemuda kedalam sebuah hutan yang lebat, dimana selagi memperhatikan keadaan di sekitarnya,tiba-tiba terdengar mendesirnya sebatang anak panah yang menyambar kejurusannya. Tapi Sun Giok Hong yang pernah berlatih untuk menghindari bokonganmusuh, segera memiringkan sedikit kepalanya, sehingga anak panah itu melayangtipis di dekat daun telinganya dan menancap pada sebuah pohon besar yang tumbuhdi tepi jalan.Si pemuda lekas menahan tali kekang kudanya sambil menoleh ke kiri dan kekanan. Tidak lama kemudian dari dalam rimba itu muncul serombongan kawananperampok yang dikepalai oleh seorang pemuda yang berusia antara 23 atau 24 tahun.Ia menunggang seekor kuda putih, di tangannya mencekal sebuah busur Kim-liankiong,sedang di atas punggungnya tergantung sebuah golok Tay-kam-to yang besardan berat sekali kelihatannya.Sun Giok Hong yang melihat kedatangan orang yang berpakaian ringkas denganmengenakan saputangan besar sebagai ikat kepalanya itu segera menatap wajahorang itu sambil berseru dengan lantangnya, "Apakah benar kau yang sedangmendatangiku ini adalah Thio Sam Liong?""Benar" sahut pemimpin kawanan perampok itu, "Aku ini memang Thio Sam Liongdari Thio-kee-cung. Kau yang baru saja lepas menyusu, membawa golok dan senjatarahasia datang menyatroni daerah kekuasaanku ini, apakah itu bukan hendakmengantarkan jiwamu sendiri?".Sun Giok Hong bukan main rasa dongkolnya mendengar kata-kata si perampoksombong itu, tetapi tidak urung ia memberikan juga jawabannya, "Aku Sun GiokHong, kemenakan pemilik kantor angkutan Hin Liong Pio Kiok. Pamanku dan Cung-cuToa-ya disini adalah sahabat karib, tapi tak tahu apa sebab musababnya padakemarin malam kereta-kereta pio kami dirampok dan kedua orang pio-su kamidilukai?.Bukankah itu berarti, bahwa pihakmu telah dengan sengaja merusak hubunganpersaudaraan itu?".Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Thio Sam Liong jadi tertawa mengakak dan berkata, "Oh, orang semuda kau iniakan mampu menuntut balas dan berani datang meminta kembali kereta-kereta piomuitu?"."Memang benar demikian" sahut Sun Giok Hong dengan hati dongkol, juga akan

Page 9: Golok Naga Kembar

menuntut balas atas perbuatanmu yang curang yang telah melakukan serangansecara gelap itu!".Thio Sam Liong yang mendengar omongan pemuda itu, lalu mencibirkan bibirnyasambil mengeluarkan suara dengusan dari lobang hidung dan berkata, "Hm, nyatalahbahwa kau ini seorang yang bernyali besar sekali!. Betapa tinggi kepandaianmusehingga kau berani bermusuhan dengan kami di sini?. Aku bukan omong sombong,dengan sebelah tangan kananku diikat, aku masih sanggup untuk menundukkanmusehingga berlutut dan merengek-rengek meminta ampun di hadapanku, kaumengerti?".Wajah Sun Giok Hong jadi merah padam karena amat gusarnya mendengar hinaanseperti itu."Seorang gagah lebih suka mati daripada dihina!" katanya. "Oleh karena itu,sekarang aku tantang kau untuk bertempur denganku sehingga 300 jurus lamanya!"."Akan kusaksikan sampai dimana keunggulanmu!", kata Thio Sam Liong sambiltertawa mengejek. "Tetapi janganlah kau nanti menangis, kalau sampai gigi-gigimuyang baru tumbuh itu rontok seluruhnya".Sesudah berkata demimkian, ia segera mnggantung busurnya di geger kudanya,kemudian lekas-lekas ia mengambil golok Tay-kam-to dari punggungnya sambilberseru, "Ayo, mari kita mulai pertempuran ini!".Sun Giok Hong pun tidak kalah tangkasnya dan segera menangkis bacokanlawannya dengan golok di tangannya. Begitulah selanjutnya mereka saling desakmendesak dari atas kuda, dengan yang satu tak mau mengalah mentah-mentah darilainnya. Dalam waktu sekejapan saja pertempuran itu telah berlangsung beberapajurus lamanya, tapi kedua-duanya ternyata sama pandai dan gagah beraninya,sehingga pertempuran itu berkesudahan dalam keadaan seri."Bocah she Sun!" seru Thio Sam Liong sambil menahan golok lawannya, "Sekarangkita boleh turun dari kuda dan bertempur di atas tanah!".Sun Giok Hong menuruti ajakan si orang she Thio itu. Begitu mereka turun darikuda, mereka segera saling menyerang dengan tidak kalah tangkas dan dahsyatnyadaripada di atas punggung kuda tadi.Tapi dalam pertempuran di atas tanah, ternyata Sun Giok Hong lebih ungguldaripada Thio Sam Liong. Karena ketika pertempuran baru saja berlangsung beberapajurus lamanya, sudah tampak jelas bahwa Sam Liong kalah ulet dan gesitdibandingkan si pemuda she Sun itu, ditambah lagi Sam Liong sendiri sudah mandikeringat walaupun pertempuran itu sendiri belum lagi berlangsung sampai duapuluhjurus lamanya.Kesudahannya, karena malu jika dia sampai dikalahkan orang, maka Sam Liongsegera memberi isyarat kepada para anak buahnya untuk maju membantunyamenempur si bocah she Sun, yang ternyata tidak gentar meski dirinya dikeroyok olehpuluhan orang yang bersenjatakan pentungan atau tombak.Dalam babak pertama, Sun Giok Hong masih dapat bertahan, tetapi dalam babakbabakselanjutnya ia telah mulai terlihat keteteran, karena ia seorang diri sudah

Page 10: Golok Naga Kembar

barang tentu bukan lawan yang seimbang dari sekian banyak musuh yang sudahdewasa dan bersenjatakan senjata-senjata yang bergagang panjang.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Syukur juga selagi jiwa si pemuda she Sun terancam bahaya maut, tiba-tiba darikejauhan muncul seorang pemuda lain yang berkuda dan memacu kencang binatangtunggangannya ke bawah gunung sambil berseru, "Kalian segera hentikanpertempuran ini!".Mereka sekalian yang telah mengenali siapa adanya orang yang baru datang itu,lantas mundur keluar dari kalangan pertempuran dan menghentikan pengeroyokanmereka atas diri pemuda she Sun itu.Hal mana, juga diikuti oleh Thio Sam Liong yang segera melompat ke pinggir danberdiri tegak di situ dengan napas yang terengah-engah. Dan jika ditilik dari sikapnyadisaat itu, ternyata Sam Liong pun agak jerih juga menghadapi pemuda yang barudatang ini.Sun Giok Hong sendiripun tampak keheran-heranan melihat suasana tersebut.Dalam keadaan demikian, diam-diam ia memperhatikan wajah orang yang barudatang itu, yang ternyata agak mirip dengan Thio Sam Liong walaupun usianya selisihantara 4 atau 5 tahun tuanya. Selanjutnya karena menduga bahwa Sam Liong ituberada dalam urutan yang ketiga di antara saudara-saudaranya, yang mana dapatdiketahui jelas dengan angka "Sam" (tiga) yang dicantumkan pada namanya itu, GiokHong segera timbul dugaan, kalau-kalau orang ini adalah salah seorang kakak darilawannya itu. Maka sambil menggenggam golok dengan kedua tangannya, si pemudashe Sun lalu menyoja ke arah orang yang baru datang itu sambil bertanya, "Lauw-hia,apakah engkau ini benar salah seorang Thio Siauw-ya dari Thio-kee-chung?".Si pemuda yang baru datang itu segera mengangkat tangan membalas hormat danmelompat turun dari atas kudanya, sedang salah seorang kawanan perampok itumenarik tali kekang binatang itu, yang lalu dituntun ke pinggir untuk dijagainya."Pie-jin (saya yang hina) memang benar bernama Thio Jie Liong dari Thio-keechung"sahut orang yang baru datang itu. "Aku lihat siauw-ko-ko ini mempunyaikepandaian ilmu golok yang sedemikian lihaynya, hingga adikku Sam Liong yangusianya lebih tua tak dapat mengalahkanmu, sehingga telah coba main keroyokandengan cara tidak beraturan. Keluarga kami meski bukan terbilang kaum pendekaryang agung/ tetapi kami pantang berlaku curang seperti apa yang sekarang dilakukanoleh adikku ini. Aku berharap supaya siauw-ko-ko sudi memaafkannya kali ini. Tetapibelum tahu apakah siauw-ko-ko ini bukan orang Thian-cin dan dari keluarga Sun disana?. Dan apakah sebab musababnya sampai engkau bertengkar dengan adikku?"."Rupanya Jie-ya belum mengetahui jelas duduk permasalahan yang sebenarnya"kata Sun Giok Hong, tapi selanjutnya dia tak meneruskan pula penuturan itu."Bagaimana?. Aku sungguh tidak paham apa katamu", kata Thio Jie Liong yangmerasa heran melihat sikap si pemuda she Sun itu."Hal ini Jie-ya boleh tanyakan sendiri kepada Sam-ya", sahut Sun Giok Hong.

Page 11: Golok Naga Kembar

Thio Jie Liong lalu melirik pada adiknya sambil membentak, "Lagi-lagi kau yangtelah membuat keonaran ini, bukan?".Wajah Sam Liong sekonyong-konyong menjadi merah dan menjawab dengan suarayang terputus-putus, "Ka.....karena berhutang uang dan kalah dalam perjudiansehingga jumlah ribuan tail perak, maka aku ..............aku terpaksamelakukan........per.........perbuatan ini"."Setelah merampok kereta-kereta pio kami" Sun Giok Hong memotongpembicaraan itu, "Sam-ya juga melukai dua orang pio-su kami, yang hingga kinimasih dirawat di rumah penginapan di Tio-kee-tun"."Sungguh kurang ajar sekali perbuatanmu itu!" Jie Liong mendamprat adiknya itu."Kau berjudi adalah tanggung jawabmu sendiri, tetapi mengapa merampok keretaTiraikasihWebsite http://kangzusi.com/kereta pio orang yang menjadi handai taulan kita keluarga Thio?. Bukankah itu dapatmerusak hubungan persahabatan antara pihak kita dan pemilik Hin Liong Pio Kiok?.Aku sekarang hendak bertanya kepadamu, kereta-kereta pio itu sekarang ada dimana?. Lekas kau kembalikan dalam keadaan seperti semula, utuh dan tiada kurangsepotongpun!"."Kereta-kereta pio itu sekarang aku titipkan di Pek-in-kok" menerangkan Thio SamLiong, "dan jikalau Jie-ko hendak meminta kembali itu semua, marilah kau boleh ikutkami pergi ke sana"."Baik" kata Thio Jie Liong, "aku beri kau kesempatan untuk mengembalikan keretakeretapio itu dalam keadaan untuh pada saat ini juga untuk dibawa menghadapkepada ayah!".Thio Sam Liong menyanggupi dan segera berlalu dengan mengajak anak buahnyasekalian.Tatkala ditunggu-tunggu sekian lamanya, ternyata Sam Liong dan kawankawannyatidak juga kembali, hingga Jie Liong jadi mendongkol dan berkata kepadaSun Giok Hong, "Celaka!, ada kemungkinan adikku mengingkari janji dan kabur kelain tempat!. Sekarang Sun Hian-tee boleh ikut aku pergi ke sana".Begitulah Giok Hong lalu menunggang pula kudanya dan mengikuti Thio Jie Liongmemasuki rimba yang lebat dan melalui jalan-jalan gunung yang curam, kemudiansetelah berjalan 6 atau 7 lie jauhnya, tibalah mereka disebuah lembah yang diliputikabut, dimana Jie Liong menunjuk ke suatu jurusan sambil berkata, "Itu lembah yangtampak di sana, bernama Pek-in-kok. Di sana tampaknya sunyi-sunyi saja dan tiadakedapatan manusia, maka ada kemungkinan adikku telah membawa pergi keretakereta.pio itu kelain tempat. Sungguh makan hati sekali kita mendidik anak jahatserupa dia!".Giok Hong tak dapat berbicara selain daripada mengangguk-anggukkan kepalanyasaja.Dari situ Jie Liong lalu mengajak si pemuda she Sun untuk melakukan penyelidikanke lembah Pek-in-kok tersebut. Keadaan di sana sungguh amat sunyi dan tiadakedapatan manusia yang berumah tinggal di situ, hingga tidak mudah mencari

Page 12: Golok Naga Kembar

keterangan diantara para penghuni-penghuninya yang hanya terdiri dari binatangbinatanghutan itu.Syukur juga selagi mereka kehilangan akal, tiba-tiba di antara jalan yang bertanahlembek itu, tampak jelas beberapa banyak bekas roda kereta dan kaki keledai baster,hingga kedua orang itu segera mengikuti bekas-bekas itu dengan sangat teliti sekali.Karena dengan melihat jurusan yang dituju oleh rombongan kereta-kereta pio yangdilarikan Thio Sam Liong dan kawan-kawannya itu, Jie Liong segera dapat mendugadengan pasti, bahwa adiknya telah melarikan kereta-kereta itu ke jalan gunung diarah barat. Maka sambil tersenyum getir ia berkat, "Sun Hian-tee, ternyata adikkutelah melarikan kereta-kereta pio itu ke desa Han-kee-chung yang terletak di puncakSay-bin-hong!"."Apakah desa Han-kee-chung itu merupakan desa yang khusus untuk tempatpersembunyian kaum perampok?" bertanya Sun Giok Hong agak ragu.Thio Jie Liong menghela napas dan berkata, "Hal ini Sun Hian-tee akan ketahuinanti. Sekarang marilah kita terlebih dahulu menjumpai ayahku, agar supaya kitadapat mengetahui tindakan apa yang dapat kita ambil selanjutnya".Sun Giok Hong mengangguk dan segera mengikuti Thio Jie Liong pulang -ke desaThio-kee-chung, yang terpisah lebih kurang sepuluh lie jauhnya di arah timur lembahPek-in-kok tadi.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Desa Thio-kee-chung ini ternyata amat luas dan dikelilingi oleh pagar tembok.Banyak gedung-gedung, loteng-loteng dan taman-taman bunga yang dipeliharadengan sangat baik di empat penjuru daerahnya. Maka dengan menilik keadaan dangedung-gedung serta bangunan-bangunannya yang begitu banyak dan indah-indahmodelnya, membuat keadaan di situ tidak berbeda dengan sebuah kerajaan kecilyang diperintah oleh seorang raja muda yang mahir sekali dalam hal mengatur danmembangun istana-istananya. Maka Sun Giok Hong yang menyaksikan keadaan didalam desa itu, selain merasa sangat kagum, iapun jadi berpikir di dalam hatinya,"Thio Sam Liong itu adalah seorang putera dari seorang yang sangat kaya raya, tetapimengapakah dia berani merampok kereta-kereta pio yang dilindungi oleh kantorangkutan yang mempunyai hubungan sangat baik dengan ayahnya sendiri?. Apakahbarangkali ada udang dibalik batu?".Sebelum si pemuda she Sun dapat memikirkan lebih jauh kecurigaannya itu; saatitu juga Jie Liong mengajak ia masuk ke dalam chung, dimana sesudah menyerahkankuda-kuda tunggangan mereka dalam tangan para pelayan di situ, mereka segeramenuju ke sebuah gedung besar dengan terlebih dahulu melalui sebuah gerbang yangdibangun di tengah chung itu.Begitulah sesudah melalui cimche yang luas, mereka melewati sebuah lorongpanjang yang menembus ke dalam taman, dimana tampak beberapa banyak paviliunpaviliun

Page 13: Golok Naga Kembar

dan loteng-loteng yang masing-masing bentuk dan besar kecilnya tidaksama. Setibanya di sebuah ruangan besar yang terletak di tengah-tengah tamanbunga, Jie Liong lalu minta Giok Hong menunggu sebentar, sedangkan ia sendiri lalumasuk ke dalam untuk mengabarkan kedatangan si pemuda she Sun itu kepadaayahnya.Tidak begitu lama dari kejauhan muncullah seorang laki-laki yang usianya telahlanjut, dengan diiringi oleh Jie Liong dan beberapa orang pelayan di sebelahbelakangnya. Orang tua itu berjalan dengan gerak dan langkah yang masih gagah kearah ruangan besar dimana Sun Giok Hong duduk menantikan.Dan begitu melihat orang tua itu berjalan mendatangi, Giok Hong lekas-lekasbangkit dan berdiri tegak untuk menyambut orang tua itu yang diduganya bukan laindaripada ayah Thio Jie Liong adanya.Orang tua itu meski usianya telah mencapai 60 tahun, tetapi tubuhnya masih kekardan matanya seolah-oleh mengeluarkan sinar yang tajam sekali. Ia mengenakan bajupanjang yang dibuat daripada sutera biru yang berlukiskan seekor naga yangmelingkar.Sambil memberi hormat dengan jalan menjurah dan menekuk sebelah lututnya,Sun Giok Hong lalu bertanya, "Apakah Tiang-jin ini adalah Thio Pek-pek yang menjadichung-cu dari desa Thio-kee-chung di sini?"."Benar" sahut orang tua itu, setelah memperhatikan perawakan dan wajah pemudashe Sun itu. "Lo-hu bernama Thio Ciam Goan. Aku mendengar Jie-jie telahmelaporkan bahwa Sam-jie telah merampok kereta-kereta Hin Liong Pio Kiok milikpamanmu Sun Sin Bu serta melukai dua orang pio-su. Apakah itu benar adanya?"."Thio Pek-pek" kata Sun Giok Hong, "apa yang dikatakan Jie-ya, memang benaritulah yang sesungguhnya telah terjadi, sedang kedua orang pio-su kami itupunhingga kini masih dirawat disebuah rumah penginapan di Tio-kee-tun. Maksud Tie-jiedatang ke sini, adalah karena mengingat akan hubungan pamanku dan Pek-pek yangbegitu erat, maka aku berniat akan melaporkan sendiri tentang terjadinya peristiwaperampokan ini kepada Pek-pek di sini. Tetapi siapa kira sesampainya ditengah jalan,aku telah dicegat oleh Thio Sam-ya dan kawan-kawannya yang segera mengepungku.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Syukur juga Jie-ya keburu datang menolong, kalau tidak, ada kemungkinan Tie-jie takdapat menjumpai Pek-pek saat ini".Sementara Thio Ciam Goan yang mendengar pengaduan dari anaknya dan SunGiok Hong yang ternyata bersamaan bunyinya, sudah barang tentu menjadi gusarsekali kepada anaknya yang ketiga itu, sehingga matanya membelalak dan kumisserta janggutnya bergerak-gerak bagaikan ditiup desiran angin."Sungguh kurang ajar sekali anak itu!" cercanya. "Sam-jie memang gemar sekaliberjudi. Jika dia sudah kalah habis-habisan, dia kerap menjadi nekat dan menipu kirikanan. Sekarang ia merampok kereta-kereta pio yang diangkut oleh kantor angkutan

Page 14: Golok Naga Kembar

pamanmu, aku di sini mengalami akibatnya yang tidak enak. Sekarang Hian-tit takusah merasa khawatir apa-apa. Lo-hu berikan jaminan untuk mengembalikan keretakeretapio itu dalam keadaan utuh. Jika ternyata ada kekurangan, Lo-hu akan gantimenurut harga yang patut dibayar". Kemudian ia menoleh pada Thio Jie Liong danmelanjutkan bicaranya, "Jie Liong, sekarang juga kau boleh berangkat ke Han-keechungdan serahkan kartu namaku kepada Han Su-ya di sana, untuk mintapertolongannya menangkap si anak celaka itu dan setelah itu dibawa menghadapkepadaku di sini!"."Baiklah, ayah" kata Thio Jie Liong yang segera berangkat ke Han-kee-chungdengan membawa kartu nama ayahnya itu."Karena persoalannya menyangkut pada kantor angkutan kami" kata Sun GiokHong, "maka telah membuat Jie-ya dan Sam-ya saling bertengkar; hingga untuk ituboan-pwee merasa sangat menyesal sekali"."Segala kesalahan ini adalah Lo-hu yang harus tanggung" kata Thio Ciam Goan. "Diwaktu muda, Lo-hu yang merantau dikalangan Kang-ouw, tidak mempunyai cukupwaktu untuk mendidik anak sendiri, sedangkan ibunya terlampau memanjakannya.Oleh karena itulah Lo-hu sekarang telah menerima 'buah' daripada kesalahan Lo-husendiri!. Sam-jie yang kerap bergaul dengan segala anak bengal dan penjudi,akhirnya terseret juga menjadi pecandu judi, sehingga dia menjadi terlampau kasipuntuk dipimpin ke jalan yang benar"."Jika demikian halnya" kata Sun Giok Hong, "bolehkah Tit-jie mendampingi Jie-yauntuk sama-sama pergi ke desa Han-kee-chung itu?".Thio Ciam Goan merasa tidak keberatan, ia lalu memerintahkan Jie Liong untukmengajak Giok Hong menemaninya."Hian-tit masih sangat muda dan perlu sekali mencari pengalaman yang lebihbanyak" kata orang tua itu. "Segala urusan kau boleh serahkan kepada Jie-jie untukdiselesaikan, tetapi jangan sekali-kali kau turut campur tangan".Giok Hong mengucap banyak-banyak terima kasih atas petunjuk ahli silat tua ituyang kemudian memerintahkan Jie Liong untuk mengajak si pemuda makan terlebihdahulu sebelum berangkat ke Han-kee-chung.Sesudah selesai makan, Thio Jie Liong lalu membawa goloknya sendiri dan kartunama ayahnya, berangkat ke Han-kee-chung dengan ditemani oleh Sun Giok Hongdan duapuluh orang chung-teng (penjaga desa) yang berkuda dan bersenjatalengkap.Dari desa Thio-kee-chung mereka menuju ke barat, mendaki gunung dan melewatirimba yang lebat, dan tatkala berjalan lebih kurang 30 atau 40 lie jauhnya, makatibalah mereka di sebuah chung yang juga tidak kalah besarnya dengan Thio-keechung,dimana terdapat rumah-rumah para penghuninya yang berjumlah kira-kira200 atau 300 buah banyaknya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/"Tempat ini bernama puncak Say-bin-hong" kata Thio Jie Liong, "sedang chungyang terletak di sebelah sana itu, adalah Han-kee-chung yang akan kita tuju".Tetapi, ketika baru saja mereka mendekati gerbang desa tersebut, tiba-tibaterdengar suara yang amat riuh dan dibarengi dengan munculnya serombongankawanan berandal sejumlah 50 atau 60 orang banyaknya, yang dikepalai oleh ThioSam Liong dan seorang pemuda lain yang usianya lebih kurang 26 atau 27 tahun,

Page 15: Golok Naga Kembar

perawakannya besar tlan lebih kurang 6 kaki tingginya, kepalanya besar dan matanyabulat, berhidung mancung dengan mulut yang lebar.Dengan golok Tay-kam-to di tangan, si pemuda yang disebut belakangan itumenuding ke arah Thio Jie Liong dan Sun Giok Hong sambil membentak, "Kaliansegeralah menyingkir saat ini juga!. Kalau tidak, kalian harus tanggung sendiri segalaakibatnya. Aku sengaja berlaku murah hati kali ini, berhubung mengingatpersahabatan kami dengan keluarga Thio. Tapi apabila kalian tetap memaksa hendakmaju juga, janganlah kalian mengatakan aku tidak lagi memandang persahabatan ini.Golokku yang tidak bermata akan membabat setiap orang yang berani melangkahmelewati ambang gerbang desa Han-kee-chung ini!".Thio Jie Liong yang masih dapat menahan sabar atas perlakuan kasar yangditunjukkan oleh pemuda sombong itu, segera tampil ke muka sambil mengeluarkankartu nama ayahnya dan berkata, "Han Hian-tee, aku membawa kartu nama ayahkuuntuk minta berjumpa dengan ayahmu. Harap tolong saudara melaporkannya kepadabeliau".Tetapi si pemuda itu dengan suara ketus segera menjawab, "Tidak ada!. Ayahkutengah melakukan perjalanan ke kota Kim-leng, maka tak ada waktu untukmelaporkan kepadanya!. Ayo, enyahlah kalian dari sini!".Perlakuan ini sudah barang tentu membuat hati Thio Jie Liong mengkal dan balasmembentak, "Han Siauw Houw!. Aku berbicara kepadamu secara hormat dan secarabaik-baik, tetapi mengapakah kau berlaku sedemikian kasarnya?. Rupanya kau telahdihasut oleh adikku, sehingga kau berbalik melindungi seorang perampok dan sengajaingin merusak hubungan persaudaraan diantara kita!. Aku datang ke sini atasperintah ayahku untuk mengambil pulang kereta-kereta pio yang dirampok olehsaudaraku itu. Maka dari itu, apakah masalahnya yang telah membuat kaumelindunginya dengan cara mati-matian serupa itu?. Jika kau mengingat hubunganyang begitu baik antara keluarga kita berdua, segeralah kau serahkan kereta-keretapio Hin Liong Pio Kiok beserta adikku yang telah merampoknya. Kalau tidak, jangansampai nanti kau katakan aku keterlaluan. Thio Jie Liong masih kenal saudara dansahabat, tetapi ingatlah, bahwa golokku ini tidak bermata dan tidak pandang bulu!".Mendengar kata-kata Jie Liong yang sudah begitu marah, Han Siauw Houw puntidak menjadi jeri dan segera maju menerjang sambil berseru, "Lihat golokku!".Begitulah kedua orang itu telah bertarung dengan tidak banyak cakap lagi.Han Siauw Houw ini bukan lain daripada putera tunggal Han In Houw, chung-cudari Han-kee-chung, yang selain bersahabat karib dengan Thio Ciam Goan dari Thiokee-chung, merekapun masih terhitung sanak saudara. Seperti juga Thio Ciam Goan,Han In Houw pun tergolong seorang tokoh dalam kalangan persilatan di Shoatangyang namanya sama tenarnya dengan si jago tua she Thio itu. Oleh karena itu, dalam

Page 16: Golok Naga Kembar

kalangan persilatan di Shoatang muncul nama julukan Thay-san-liang-houw atau duaharimau dari gunung Thay-san. Yakni menunjukkan bahwa harimau yang satudimaksudkan adalah Thio Ciam Goan, sedangkan harimau yang lainnya yaitu Han InHouw adanya.Seperti juga pergaulan kedua orang tua itu, begitupun anak-anak mereka bergauldengan eratnya. Thio Sam Liong dan Han Siauw Houw hampir hidup sebagai saudaraTiraikasih Website http://kangzusi.com/kandung saja. Karena, bukan saja mereka masih bersanak saudara, juga merekamempunyai kegemaran yang sama pula, yaitu judi dan pelacur.Maka sesudah Sam Liong merampok kereta-kereta pio Hin Liong Pio Kiok dan kaburdari tangan kakaknya, lekas-lekas ia menuju ke Han-kee-chung untuk memintaperlindungan Siauw Houw di sana, yang sudah tentu saja suka menerimanya dengantangan terbuka, lebih-lebih karena ayahnya tidak ada dan memang benar-benartengah melakukan perjalanan ke kota Kim-leng.Han Siauw Houw yang melihat ayahnya tidak ada di rumah, sudah barang tentumerasa tidak ada seorangpun yang perlu ditakutinya. Oleh karena itu tanpamenimbang lagi, apakah orang yang dibelanya itu benar atau salah, segera saja iamendamprat Thio Jie Liong dan seolah-olah sengaja memperkeruh jalannyapersoalan.Tapi Thio Jie Liong bukan seorang pengecut yang dapat sembarangan digertakorang. Maka begitu ia diserang oleh Han Siauw Houw, iapun telah siap sedia untukmemapakinya. Dengan demikian bacokan Han Siauw Houw bukan saja tidakmengenai sasarannya, malah ia sendiri hampir saja kena ditebas oleh golok Jie Liongyang menyambar kepadanya bagaikan angin cepatnya. Hanya pertempuran itu tidakberlangsung terlalu lama, karena begitu merasa bahwa dia tak sanggup meladeni ThioJie Liong lebih lama lagi, Siauw Houw segera memanggil Thio Sam Liong untuk datangmembantu.Thio Sam Liong yang merasa telah mendapat perlindungan si pemuda she Han tu,terpaksa lompat maju untuk membantu Siauw Houw mengeroyok Jie Liong, hinggaSun Giok Hong menjadi sangat gusar dan membentak, "Aku datang!".Sesudah berkata demikan, ia segera memutar goloknya untuk menghambatserangan Thio Sam Liong yang hendak diluncurkan kepada kakaknya sendiri, hinggaterjadilah pertempuran dahsyat yang dilakukan oleh empat orang dan terpecahmenjadi dua rombongan. Pihak orang-orang bawahan Han Siauw Houw tak berdayauntuk membantu induk semang mereka, berhubung tahu bahwa antara kedua chungcuHan-kee-chung dan Thio-kee-chung mempunyai hubungan persaudaraan yang eratsekali.Dalam pertempuran itu, Thio Sam Liong yang beberapa waktu lalu hampirdipecundangi oleh Sun Giok Hong, tidaklah sanggup membantu Han Siauw Houw yangsudah keteter dalam pertempuran dengan kakaknya, bahkan ia sendiri tak mampu

Page 17: Golok Naga Kembar

mengalahkan lawan yang mencegatnya, yang ternyata mempunyai kepandaian lebihunggul daripada dirinya sendiri.Begitulah, tatkala pertempuran itu sudah berlangsung beberapa jurus lamanya,Han Siauw Houw merasakan kepalanya pusing dan matanya berkunang-kunang,sedang dalam rombongan yang lain, Sun Giok Hong telah mendesak Thio Sam Liongbegitu rupa, sehingga bukan saja ia hampir tak mampu melakukan serangan balasan,malah untuk menjaga serangan Giok Hong pun hampir-hampir ia tak sanggup.Dalam keadaan begitu, Giok Hong sebenarnya mudah sekali untuk melukai danmerobohkan lawannya, tapi karena mengingat bahwa antara pihak Hin Liong Pio Kiokdan Thio Ciam Goan dari Thio-kee-chung mempunyai hubungan yang baik sekali,maka terpaksa ia berlaku sedikit longgar dan tidak menurunkan tangan besi untukmenindasnya hingga habis-habisan.Hal mana telah diketahui pula oleh Thio Jie Liong dan Sam Liong sendiri yangmenjadi lawan si pemuda she Sun itu.Sementara dilain pihak Thio Jie Liong terpaksa berlaku longgar kepada Han SiauwHouw, berhubung ayahnya dan ayah Siauw Houw bukan saja bersahabat akrab, tetapijuga masih bersanak saudara. Oleh karena itu, ia sengaja mengulur waktu untukTiraikasih Website http://kangzusi.com/memperlambat pertempuran dan setelah Han Siauw Houw sudah tampak lelah dannapasnya terengah-engah, barulah ia desak dengan secara dahsyat sekali, hinggadilain saat ia telah berhasil merobohkan Siauw Houw yang dihantam denganmenggunakan belakang goloknya.Para chung-teng Han-kee-chung jadi terkejut bukan main, karena menyangkabahwa induk semangnya telah dilukai Jie Liong dan jatuh mengusruk dan tidak ingatpula pada dirinya. Tapi ketika kemudian ditolong orang, ternyata ia tidak menderitaluka apa-apa, selain jatuh pingsan karena terlampau letih dalam pertempuran itu.Sementara Thio Sam Liong yang juga terkejut melihat Siauw Houw dirobohkankakaknya, dilain saat telah kena tertendang oleh Sun Giok Hong hingga jatuhterjungkel, dengan goloknya terpental entah ke mana jatuhnya.Oleh karena khawatir adiknya akan menderita celaka dalam tangan Sun Giok Hong,maka Jie Liong lekas-lekas berseru, "Sun Hian-tee, harap kau suka memaafkannya!".Sun Giok Hong paham, bahwa Jie Liong khawatir juga kalau sampai ia kelepasantangan, sehingga akhirnya dapat mencelakai diri adiknya itu."Thio Jie-ya tak usah khawatir" katanya sambil tertawa, "aku tanggung Sam-ya taksampai menderita celaka, kecuali luka-luka ringan karena jatuh dari kuda".Mendengar kata-kata itu, disamping berterima kasih, Thio Jie l.iong juga jadisangat gembira dan memuji, "Sun Hian-tee, dalam usia yang begini muda, kau telahberkepandaian sangat mengagumkan, kukira kelak engkau akan menjagoi dalamRimba Persilatan!".Sesudah berkata demikian, Thio Jie Liong segera melucuti senjata adiknya dan HanSiauw Houw, untuk kemudian digiring ke Han-kee-chung dan mengambil sepuluhkereta pio yang telah dirampas oleh kedua orang muda yang bertabiat jahat itu. Ibukandung Siauw Houw telah meninggal dunia, hingga di dalam desa itu hanya ada ibutirinya saja, tapi karena ibu tirinya itu sendiri tak mau ambil pusing terhadap

Page 18: Golok Naga Kembar

perbuatan Siauw Houw, maka Jie Liong terpaksa menyuruh orang-orang bawahannyauntuk mengangkut kereta-kereta pio tersebut untuk dibawa pulang ke rumahnya,desa Thio-kee-chung.Setibanya di muka pintu desa itu, Thio Sam Liong lalu berkata kepada kakaknya,"Jie-ko, ayah pasti akan sangat marah kepadaku dan menghukumku jika engkaumengajak aku pulang untuk menjumpainya!. Dengan mengingat kecintaan terhadapsaudara kandungmu sendiri, sudilah kiranya engkau membebaskanku?. Aku akanmerantau dan berjanji dengan setulus hatiku untuk tidak memusingkan kepala ayah,ibu dan engkau sendiri"."Sebuas-buasnya harimau, masakan dia sampai hati memakan anaknya sendiri?"Jie Liong menasehati sang adik. "Sebagai seorang kakak sekandung, akupun sangatmencintaimu. Kukira kau tak akan dapat hasil-hasil yang baik dengan cara hidupmerantau seperti itu, lagipula ayah pasti dapat memaafkan segala kesalahankesalahanmu.Maka, marilah kita pulang dan tidak usah merasa takut".Sesudah itu, ia segera menyuruh orang-orang bawahannya untuk mengajak SamLiong masuk ke desa Thio-kee-chung, sedangkan ia sendiri bersama Sun Giok Hongmengikuti di belakang dengan tidak berkata-kata.Begitu masuk ke ruangan tengah, di situ mereka tampak Thio Ciam Goan tengahduduk menantikan mereka dengan wajah yang gagah dan penuh kegusaran.Begitu orang tua itu melihat Thio Sam Liong masuk dengan diiringi oleh orangorangbawahannya sambil menundukkan kepala, segera saja ia membentak dengansuara yangbengis, katanya, "Binatang!. Betapa beraninya engkau merusakTiraikasih Website http://kangzusi.com/persaudaraan diantara kita dan keluarga Sun!. Engkau ini memang benar-benar anakdurhaka, dan tidak pantas lagi menjadi anak keluarga Thio yang terhormat!".Segera ia bangkit dari kursinya dan hendak menghajar Sam Liong, tapi Giok Hongsudah mendahului maju menghadang di hadapannya sambil memberi hormat danberkata, "Sie-pek, karena mengingat bahwa kesalahan saudara Sam Liong masihdapat diperbaiki, maka aku mohon dengan sangat supaya Sie-pek sudimemaafkannya. Karena jika Sie-pek sampai menghukum saudara Sam Liong, itusama saja halnya engkau menghukum diriku dengan membuat saudara Sam Liongsebagai sasarannya. Oleh sebab itu, aku mohon Sie-pek supaya sudi memaafkansaudara Sam Liong, karena aku yakin pada masa-masa yang akan datang ia pastidapat mengubah perbuatannya sehingga menjadi seorang yang baik".Sementara ibu Sam Liong yang mendengar suara ribut-ribut di ruangan tengah itukemudian mengetahui hal apa yang telah terjadi di sana, segera keluar untuk jugamemohon ampun atas kesalahan anaknya. Maka Ciam Goan yang melihat begitu,barulah kegusarannya menjadi sedikit reda dan berkata, "Jika tidak memandangmuka Sun Giok Hong, aku pasti telah menghukum anak durhaka ini. Tapi jika ia nantiberani melakukan pula sesuatu hal yang dapat menodai nama baik keluarga Thio,tentu aku tak dapat lagi mengampuninya!". Sesudah itu ia menoleh ke arah SamLiong yang berlutut di hadapannya sambail membentak, "Enyahlah kamu darihadapanku!".Thio Sam Liong tak berani membantah dan segera masuk ke dalam mengikuti

Page 19: Golok Naga Kembar

ibunya."Kedatanganku kali ini" kata Giok Hong dengan muka menyesal, "semata-matahanya menimbulkan kekacauan bagi Sie-pek dan keluarga di sini, hingga untuk ituaku mohon maaf sebesar-besarnya pada darimu sekalian. Lain kali jika aku kebetulanlewat di sini, sudah barang tentu aku akan mampir untuk menanyakan keselamatanSie-pek sekeluarga".Ciam Goan manggut-manggut dengan wajah yang berseri-seri. "Hari sudahmenjelang petang" kata orang tua itu, "sedangkan kunjungan Sie-tit kemari tidakselalu terjadi begitu kebetulan seperti sekarang ini. Oleh sebab itu, aku persilahkanSie-tit menginap di sini, Untuk kemudian melanjutkan perjalananmu pada esok hari".Sesudah berkata demikian, Ciam Goan lalu memerintahkan Jie Liong menemaniSun Giok Hong, sedangkan ia sendiri lalu memerintahkan para pembantunya untukmenyediakan satu meja perjamuan, dengan ia sendiri dan Jie Liong menemani sipemuda she Sun duduk makan minum dengan hati gembira.Selama pertemuan berlangsung, Ciam Goan telah menanyakan hal ihwal Sun GiokHong sehingga datang ke Thio-kee-chung. Atas pertanyaan itu, si pemuda she Suntelah menerangkan satu persatu, sejak kereta-kereta pionya dirampok orangsehingga ia terpaksa menempur Han Siauw Houw dan Thio Sam Liong, hingga orangtua itu jadi sangat kagum akan kepandaian dan kegagahan pemuda itu. Setelah itu, iamenanyakan dalam ilmu kepandaian apa yang menjadi kegemaran dan kemahiran sipemuda, yang satu persatu telah dijawab oleh Giok Hong dengan laku hormat danmerendah, hingga Thio Ciam Goan jadi sangat girang dan berkata, "Sungguh tepatsekali apa kata peribahasa 'Harimau tak akan beranak anjing'. Keluarga Sun memangsudah sedari jaman leluhurmu dahulu mahir ilmu silat dan pandai menggunakansegala macam senjata. Ayah dan pamanmu telah lama termasyur di kalangan Kangouwsebagai ahli-ahli silat yang sangat disegani orang, kini anaknya pun kelak akanmeneladani juga perjalanan orang-orang tuanya itu. Maka setelah perjamuan selesai,Lo-hu ingin minta Sie-tit mempertunjukkan beberapa macam ilmu silat yang menjadiwarisan dan kebanggaan keluargamu itu, tapi belum tahu apakah Sie-tit sudimengabulkan permintaanku itu?".Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Giok Hong yang mendengar perkataan orang tua itu, dengan segera ia menyojasambil membungkukkan badannya dan berkata, "Jika Sie-pek tidak buat celaan,sudah barang tentu Tit-jie pun bersedia untuk mengabulkan permintaan itu. Tapi jikadalam ilmu silatku terdapat banyak kekeliruan-kekeliruan dan tidak baik untukdipertunjukkan, Tit-jie banyak berharap agar Sie-pek sudi memberikan petunjukpetunjukberharga bagi kemajuanku dimasa depan".Thio Ciam Goan kelihatan girang sekali mendengan jawaban itu, hingga setelahperjamuan ditutup dan beristirahat sebentar, dengan segera ia mengajak Giok Hong

Page 20: Golok Naga Kembar

menuju ke tengah lapangan untuk berlatih ilmu silat, dimana Giok Hong diminta untukbersilat dengan tangan kosong, kemudian mempergunakan golok yang dimainkanGiok Hong dalam ilmu Pat-kwa-to yang memang menjadi kegemarannya itu.Ilmu golok tersebut telah dimulai dengan gerak perlahan, tapi kian lama kianbertambah cepat dan dahsyat, sehingga sinar goloknya yang membungkus tubuhnyaseakan-akan tak dapat ditembus oleh tetasan air hujan, Dan tatkala permainangoloknya telah mencapai bagian-bagian yang tercepat, di tengah lapangan hanyatampak sinar golok yang berkelebat-kelebat dan mengeluarkan suara menderu-deru,tubuh si pemuda yang telah diliputi sinar berkilauan itu hampir sukar dikenali.Kemudian ia menghentikan permainan goloknya, memberi hormat kepada ThioCiam Goan dan Thio Jie Liong, dan kembali ke tempat duduknya dengan paras mukayang tidak berubah, begitupun napasnya tidak tampak tersengal-sengal."Ah-ha, sungguh ilmu golok yang bagus sekali!" memuji orang tua itu, "sayangdiantaranya masih ada beberapa bagian yang kurang sempurna. Harap Sie-tit tidakmenjadi kecil hati atau merasa kurang senang dengan bahasanku ini"."Segala petunjuk-petunjuk Sie-pek" kata Giok Hong, "Tit-jie pasti akan terimadengan segala senang hati dan berterima kasih"."Kalau begitu" kata orang tua itu pula, "Lo-hu ada sedikit omongan yang hendakdisampaikan kepadamu. Yang pertama-tama, ilmu golokmu memang sesunggunyahebat sekali, tapi sayang masih kurang kecepatannya. Dalam Kitab Ilmu Silatdikatakan, bahwa gerak golok harus ganas bagaikan harimau yang buas, sedangkangerak pedang harus tangkas dan gesit bagaikan naga berterbangan. Segala gerakgerikharus disesuaikan dengan keadaan, disamping berlaku cerdik untuk melihatgelagat. Karena segala gerak yang kurang tepat, ada kemungkinan dapat merugikandiri kita sendiri. Maka dalam hal menyerang dan menjaga serangan lawan, disampingmemerlukan kepandaian, kitapun perlu sekali berlaku waspada, agar dengan tenagayang sekecil-kecilnya kita dapat mengalahkan lawan yang kuat dan ganas, melakukanserangan kilat bila memungkinkan, dan berlaku kendur dan bersifat menjaga sebelummengetahui sampai dimana keunggulan lawan kita. Yang kedua, dalam usiamu yangsemuda ini, pengalamanmu masih kurang, engkau pun masih sangat perlu untukmelatih diri dengan giat dan ulet, jangan takut lelah atau mudah mundur karena rasakecewa apabila menjumpai sesuatu kesukaran yang tampaknya tak mungkin diatasi.Selanjutnya engkau mempunyai bakat yang baik sekali serta tepat untuk mendudukitempat yang tinggi dalam Rimba Persilatan dikemudian hari, maka ada baiknya jika

Page 21: Golok Naga Kembar

engkau mencari pula seorang guru yang pandai untuk mendidikmu sehingga menjadisalah seorang tokoh yang disegani dan menjadi pengganti dari jago-jago silat tuayang telah mengundurkan diri dari kalangan Kang-ouw. Hingga begitu kaum tuanyamundur, maka tibalah saatnya bagi kaum muda untuk tampil ke muka, oleh karenaitu besar harapanku agar ilmu silat di tanah tumpah darah kita tetap terpeliharadengan sebaik-baiknya dari satu jaman kelain jaman".Giok Hong yang berotak cerdik segera mengerti akan inti percakapan orang tua itu.Ia lantas berlutut di hadapan Thio Ciam Goan sambil berkata, "Thio Sie-pek, Tit-jiesangat tertarik oleh nasihatmu yang sangat berharga itu. Selanjutnya karena akuTiraikasih Website http://kangzusi.com/berpendapat bahwa Sie-pek merupakan salah seorang tokoh yang terkemuka dalamRimba Persilatan di jaman ini, maka tidak ada salahnya untuk Sie-pek menerima Titjiesebagai murid. Harap Sie-pek jangan menolak permintaanku ini".Tapi Ciam Goan lekas-lekas mengangkat bangun si pemuda sambil berkata, "SunHian-tit tak usah menghormatiku sampai begitu. Usia Lo-hu telah lanjut, tenagakupun kian hari kian bertambah kurang, hingga tak sanggup lagi untuk menerimamusebagai murid. Lagipula ilmu golokku masih kalah jauh dengan ilmu golok pamanmu.Maka dari itu, bagaimana caranya aku berani sembarangan menerima kau sebagaimuridku?. Tapi Hian-tit tak usah berkecil hati, Lo-hu akan perkenalkan kau denganseorang guru silat kenamaan, yang ilmu goloknya telah lama disegani orang di limapropinsi utara. Aku berani menjamin ia akan suka menerimamu sebagai muridnya,jika Lo-hu bantu memperkenalkanmu kepadanya".Tatkala Giok Hong coba menanyakan siapa adanya guru silat yang namanya begitudipuji oleh Thio Ciam Goan, orang tua itu lalu berkata, "Dia bukan lain daripada adikkandungku sendiri Thio Ciam Kui, yang sekarang membuka kantor angkutan Gie CeePio Kiok di kota Cee-lam. Ciam Kui mempunyai hubungan yang baik sekali dengankeluargamu. Ia mahir ilmu golok dari warisan Ma Hiang, yang -telah mengangkatnyasebagai murid dalam".Giok Hong yang mendengar nama ahli silat tingkatan tua itu, dengan segeratersadar dan balik bertanya, "Bukankah beliau jago tua yang tergolong dalam namasebutan Pak Ma Lam Gu itu. Pamanku sendiri memang kerap menyebut-nyebut namaMa Hiang Su-hu".Thio Ciam Goan mengiakan sambil menambahkan, "Betul dia. Nama kedua tokohsilat itu memang cukup dikenal orang, sehingga kaum wanita dan anak-anakpuntampaknya tidak asing lagi dengan nama-nama itu. Nama Ma Hiang sangat terkenal disebelah utara Sungai Kuning, sedangkan Gu Pay menjagoi di sebelah selatan sungaitersebut. Ma Hiang mahir dalam ilmu silat Tiang-kiauw-cu dan ilmu golok, tapi Gu Paylihay sekali ilmu silat Toan-kiauw-ciu. Kedua orang itu membawa bakat dankebaikannya sendiri-sendiri, walaupun kedua-duanya merupakan keluaran perguruan

Page 22: Golok Naga Kembar

silat Siauw-lim juga. Adik kandungku Ciam Kui sedari masih anak-anak sudah bergurupada Ma Hiang, hingga ia mendapat warisan kepandaian yang tidak sedikit danmenjadi seorang murid kesayangan gurunya. Sejak ia membuka pio kiok dan berjalanmalang melintang di kalangan Kang-ouw, tidak sedikit jago-jago dari golongan hitamdan putih telah ia kalahkan, maka kemudian namanya jadi sangat terkenal dengannama sebutan Toa-to Thio Ciam Kui, atau Thio Ciam Kui si Golok Besar. Jika Lo-humemperkenalkan kau kepadanya, niscaya dia akan menerimamu sebagai muriddengan segala senang hati".Giok Hong jadi sangat girang dan berterima kasih untuk kebaikan hati orang tuaitu.Kemudian Ciam Goan menulis sepucuk surat perkenalan yang kemudiandiserahkannya kepada si pemuda, untuk kemudian diserahkan kepada adikkandungnya di Cee-lam.Begitulah pada petang hari itu Giok Hong telah bermalam di desa Thio-kee-chung.Pada keesokan harinya sesudah sarapan dan meminta diri kepada Thio Ciam Goansekeluarga. Giok Hong kembali ke rumah penginapannya dengan diantar oleh Thio JieLiong dan beberapa orang anak semangnya, yang telah turut membantu si pemudamengangkut sepuluh kereta pio yang tempo hari sempat dirampas oleh Han SiauwHouw dan beruntung dapat diambil pulang dalam keadaan masih utuh.Sesampainya di rumah penginapan, ternyata Ma Tiauw Hoan dan The Kee Hu masihrebah di ranjang karena luka-lukanya belum sembuh betul, tapi mereka terlihatTiraikasih Website http://kangzusi.com/gembira bukan buatan melihat Giok Hong kembali dengan membawa balik kesepuluhkereta pio yang dilarikan orang dengan cara diam-diam itu."Giok Hong Su-tit" kata mereka dengan suara yang hampir berbarengan, "kamiberdua sesungguhnya sangat malu dengan ketololan dan kebodohan kami sendiri,sehingga tak mampu membawa pulang kereta-kereta pio kita yang telah dirampasorang itu. Syukur juga Sie-tit memiliki kepandaian dan keberanian yang jauhmelampaui kami, kalau tidak, tak tahulah dimana kami harus menaruh muka kami!".Tapi Giok Hong lantas menghibur mereka dengan mengatakan bahwa semua orangmempunyai kemujuran dan kesialan yang berbeda-beda, tidak perduli betapa gagahdan pandainya mereka berjaga-jaga, niscaya ada suatu waktu mereka mengalamikerugian juga dalam tugas mereka. Lebih-lebih mengenai pekerjaan melindungikereta-kereta pio, yang sudah jelas lebih banyak celakanya daripada selamatnya.Maka tanpa adanya kejadian-kejadian yang tidak enak serupa itu, dimanalah orangdapat keinsafan untuk berlaku lebih waspada dalam waktu-waktu yang akan datang.Manakala Ma dan The menanyakan lebih jauh tentang peristiwa-peristiwa yangtelah dialami Giok Hong selama sehari semalam itu, si pemuda lalu menuturkansegala sesuatu seperti apa yang telah kita sebutkan di bagian atas tadi. Dan setelahGiok Hong menjamu Thio Jie Liong dan anak-anak semangnya yang telahmembantunya mengangkut kereta-kereta pio itu dari sarang penjahat Han SiauwHouw hingga ke tempat penginapannya, barulah kedua pihak saling berpisah dan

Page 23: Golok Naga Kembar

berjanji untuk berjumpa lagi dilain waktu.Keesokan harinya, karena Ma Tiauw Hoan dan The Kee Hu belum dapat melakukantugas mereka karena luka-luka yang mereka derita belum sembuh benar, maka GiokHong telah pula mengangkut mereka dalam salah satu kereta pio itu, dengan iasendiri bertanggung jawab sebagai pemimpin dari iring-iringan kereta-kereta pio HinLiong Pio Kiok yang mengibarkan panji-panji kepala harimau itu melanjutkanperjalanannya. Dari Tio-kee-tun ke arah selatan, melewati Kiok-hu dan menuju ketepi sungai. Di sepanjang jalan tidak tampak seorang berandalpun yang beranimencegat iring-iringan kereta pio tersebut.

IIPADA suatu hari dikala senja, rombongan kereta-kereta pio itu telah tiba di pantaiutara sungai Su-sui. Oleh karena keadaan di situ hanya tampak kesunyian dengan airsungai mengalir luas dihadapan mereka serta dikelilingii oleh hutan-hutan yang lebat,maka Ma Tiauw Hoan lalu berkata kepada Sun Giok Hiong demikian, "Sie-tit, kitasekarang harus melintasi sungai ini untuk menuju dan bermalam di kewedanaan Cuyang.Letaknya hanya duapuluh lie lebih, penduduknya padat, karena kewedanaan itumerupakan salah satu kota besar yang terletak di propinsi Shoatang selatan. Jika kitadapat segera melintasi sungai ini, pada waktu kentongan pertama, kita sudah sampaike dalam kota"Sun Giok Hong menuruti omongan pio-su itu.Dalam pada itu dari antara hutan welingi yang lebat, tiba-tiba muncul empat buahperahu yang dikayuh orang menuju ke pantai utara. Melihat perahu-perahu itu, SunGiok Hong jadi girang, lalu melambai-lambaikan tangannya ke arah perahu-perahutersebut, sambil menjanjikan sewaan berupa lima mata uang emas. Tapi karenaperahu-perahu itu tak dapat mengangkut sepuluh kereta pio sekaligus, makapengangkutan itu dilakukan dengan cara berangsur-angsur. Ma Tiauw Hoan dan TheKee Hu mengikuti tiga buah kereta pio yang diangkut terlebih dahulu, kemudianmenyusul empat buah kereta pio lagi. Giok Hong mengikuti tiga buah kereta pio yangdiangkut paling belakang.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Sambil meletakkan tangan pada gagang goloknya, Giok Hong memandang kesanasinimenikmati pemandangan alam yang sangat indah dan terbentang luas di empatpenjuru dunia. Dari kejauhan tampak gunung Tong-gak Thay-san yang puncaknyamenjulang ke angkasa raya, asap tebal yang meliputinya dan hutan-hutan di tempatjauh yang sudah hampir kehitam-hitaman karena diselubungi oleh cuaca yang sudahmulai petang. Di atas perahu-perahu itu selain tukang-tukang perahu dan gembalakeledai, tidak terdapat orang lain yang ikut serta di atasnya, maka perahu-perahu itu

Page 24: Golok Naga Kembar

meluncur ke tengah sungai dalam kesunyian dan hanya suara pengayuh-pengayuhperahu itu saja yang terdengar berkecimpungan memecah arus yang mengalir ditengah sungai.Selagi Giok Hong yang berdiri termenung sambil mengagumi keindahan alam, tibatibasalah seorang tukang perahu maju menghampirinya sembil tersenyum danberkata, "Engkau yang berusia masih begitu muda, sudah berani melindungi keretakeretapio sehingga sepuluh buah banyaknya. Apakah engkau tak takut padakawanan berandal yang mungkin saja mencegatmu di tengah jalan?".Giok Hong meski berkepandaian tinggi, tapi sifat kekanak-kanakannya belum lagilenyap, dengan tersenyum ia menjawab, "Aku pernah satu kali mengalami kejadiandimana kereta-kereta pioku dirampok orang di Thio-kee-chung yang terletak di bawahgunung Thay-san. Syukur juga aku cukup lihay, hingga mampu mengalahkan siperampok dan merampas pulang kereta-kereta pioku itu, para perampok itu pasti takakan mengganggu kami lagi, demi melihat panji-panji kepala harimau dari kantorangkutan kami Hin Liong Pio Kiok"."Siauw-ko yang masih begini muda, ternyata mempunyai kepandaian yang sangatmenakjubkan" kata si tukang perahu itu sambil tersenyum, "aku belum lagi tahunama tuan muda ini, agar supaya dapat kucatat nama besarmu di dalamkenanganku"."Aku sungguh tak berani menerima penghormatan tuan yang sedemikian tinggi itu"kata Sun Giok Hong dengan laku merendah. "Aku yang rendah she Sun bernama GiokHong, orang dari Tit-lee"."Jika demikian halnya, Sun Giok San dari kantor pengangkutan Hin Liong Pio Kioktentulah ada kakak kandungmu, bukankah begitu?".Giok Hong menganggukkan kepalanya. "Benar" sahutnya, "dialah kakakku yangterbesar. Aku sendiri tergolong sebagai saudaranya yang ke tujuh".Si tukang perahu menunjukkan wajah yang terkejut dan lalu berkata, "Aiiiii,ternyata engkau ini ada adik sahabat karibku!. Mengingat pertemuan yang sangatkebetulan ini, tidak ada salahnya jika kita peringati dengan mengadakan jamuanmakan minum".Oleh karena perahu belum sampai ke pantai, maka Giok Hong berpikir tidak adasalahnya mengabulkan maksud baik si tukang perahu itu, lebih-lebih karenamengingat bahwa dia itu adalah sahabat karib kakaknya sendiri.Dalam perbincangannya itu, Giok Hong mengetahui bahwa si tukang perahu itubernama Bu Kee Tee, orang dari Yang-kok yang juga terletak dalam propinsiShoatang. Di Sungai Su-sui, ia menuntut penghidupan sebagai seorang "pengangkutbarang", tapi bukan sesungguhnya hidup sebagai seorang tukang perahu. Pada harikemarin berhubung ia kemalaman, maka ia telah bermalam di atas perahu dan barupada petang hari itu ia mendapat kesempatan melintasi sungai dengan rombongan sipemuda she Sun.Keterangannya irupun dipercaya oleh Sun Giok Hong, lebih-lebih Bu Kee Teemenyatakan kesediaannya untuk membantu segala sesuatu yang dibutuhkan oleh

Page 25: Golok Naga Kembar

pemuda itu. Maka dengan tidak curiga lagi ia telah menerima tawaran makan danTiraikasih Website http://kangzusi.com/minum bersama sahabat barunya itu, yang segera menyilahkan ia minum arak. Tapi,apa mau dikata, ketika baru minum dua cawan, tiba-tiba Giok Hong merasakankepalanya pusing dan matanya-pun berkunang-kunang, hingga si tukang perahu yangmenyaksikan demikan jadi bertepuk tangan sambil tertawa-tawa dari berkata, "Roboh.... Roboh" Giok Hong baru sadar dirinya telah tertipu, lalu dengan gusar ia hendakmenghunus goloknya tapi apa mau dikata ia merasa hampir tak bertenaga lagi.Jangankan menghunus golok, untuk melihat pun sukar, sehingga ia kemudian robohdi geladak perahu dalam keadaan pingsan.Tatkala ia tersadar dari pingsannya. Giok Hong mendapatkan dirinya terbaring diatas timbunan rumput, darimana ia melihat sinar bintang-bintang berkilauan di langityang gelap, sedang desiran angin malam yang dingin membuat otaknya lebih jernihdari pengaruh obat bius yang telah dicampur dalam arak tadi. Arus yang terdengarberiak-riak menandakan bahwa dia masih tetap berada di tepi sungai, ketika iamengangkat kepalanya memandang ke sebelah depan, baru ia ketahui bahwa perahuperahuyang ditumpanginya tadi telah lenyap entah kemana perginya.Tidak begitu lama, sinar matahari pun tampak mulai menyinari muka bumi. Tapiseperti halnya perahu-perahu itu, Ma Tiauw Hoan, The Kee Hu dan kesepuluh keretapio itupun lenyap tak berbekas. Diwaktu menoleh dan memperhatikan keadaansekitarnya, ia melihat goloknya tergeletak di atas timbunan rumput, maka buru-burudiambilnya golok -itu dan lalu disoren di pinggangnya. Dan dalam penyelidikanselanjutnya. Giok Hong melihat bekas roda kereta dan bekas-bekas kaki kuda yangtampak serabutan di atas tanah becek. Maka dengan mengikuti bekas roda-rodakereta pio itu, Giok Hong melangkah ke barat dengan pikiran masgul.Ketika berjalan kira-kira 5 atau 6 lie jauhnya, jalanan membelok ke arah kiri sisipegunungan, dimana setelah ia berjalan 8 atau 9 lie pula jauhnya, tiba-tiba daridalam hutan ia mendengar suara orang yang menebang pohon. Lekas-lekas iamenghampiri ke sana dan menjumpai seorang tukang potong kayu yang berusia kirakira30 tahun, perawakannya kekar dan kuat bagaikan orang-orang yang pernahbelajar ilmu silat.Ketika baru saja ia hendak menanyakan sesuatu kepadanya, si pemotong kayuyang terlebih dahulu telah dapat menduga maksud si pemuda, dengan menatapwajah Sun Giok Hong dengan rupa heran dan bertanya, "Usiamu masih begini muda,tapi toh engkau sudah berani sendirian datang ke sini dengan menyoren golok,apakah barangkali engkau sudah bosan hidup?. Aku nasihati supaya engkau lekaslekasturun gunung dan jangan mencoba datang ke sini lagi, kalau tidak, engkau pastiakan mengalami lebih banyak celaka daripada selamat!"."Sungguh aneh sekali!" kata si pemuda gagah itu. "Orang lain toh banyak yangmenyoren golok, masakan hanya aku saja yang harus dibunuh karena berbuatdemikian?. Sedari kapan di sini diadakan peraturan begitu?".

Page 26: Golok Naga Kembar

"Di dunia memang banyak sekali persoalan yang tidak layak" kata si pemotongkayu dengan suara perlahan, "jika semua orang mengerti aturan, dunia ini pastiaman. Di jaman ini semua orang justru tidak mengenal aturan, maka kalau boleh akunasihatkan tinggalkanlah segera tempat ini!"."Aku datang ke sini dengan maksud tertentu" sahut Giok Hong, "oleh karena itu,aku tak perduli hal apa yang akan terjadi atas diriku, tidak urung aku mestimelakukannya juga"."Usiamu masih terlampau muda, hingga sayang sekali jika mesti mengorbankandiri dengan cara sia-sia" kata si pemotong kayu itu. "Paling benar lekas-lekaslahengkau berlalu dari sini!".Tiraikasih Website http://kangzusi.com/"Aku tak punya muka untuk pulang ke rumahku" kata si pemuda, "maka lebih baikaku mati daripada harus hidup menanggung malu".Selanjutnya untuk mendapat keterangan yang lebih jelas mengenai bahaya yangmengancam setiap orang di pegunungan itu, Giok Hong diberitahukan oleh sipemotong kayu itu sebagai berikut :"Gunung ini bernama Beng-kui-san. Pada tahun yang lalu tidak sedikit parapendekar muda yang berjalan sendirian dalam daerah pegunungan ini telah tewas.Mereka itu telah menjadi korban dari keganasan seorang kepala rampok terkenalyang bernama Khong Giok Kong, yang telah bersarang di sini bersama 40 atau 50orang kambrat-kambratnya serta menjagoi baik itu di darat maupun di perairan,sehingga para pembesar dan pihak yang berwajib merasa kewalahan untukmenumpasnya".Setelah bercerita sampai disitu, si pemotong kayu menoleh ke dalam rimba dantatkala melihat keadaan di sana tenang-tenang saja, barulah ia berani melanjutkanbicaranya lagi dengan separuh bisik-bisik. Katanya, "Ada suatu rahasia yang hendakkuberitahukan kepadamu. Pada kemarin malam orang bawahannya Khong Giok Kongyang bernama Bu Kee Tee telah berhasil melakukan perampokan besar, sehingga kinidi atas gunung tengah diadakan perjamuan besar-besaran serta dilarang keras untukorang sembarangan datang ke sana. Oleh karena menilik bahwa engkau hanyaseorang diri saja, lagipula engkau terhitung seorang asing, maka paling betul engkaujangan pergi ke sana, tapi lekas-lekaslah engkau berlalu dari sini".Setelah Giok Hong mendengar keterangan itu, ia bukan saja tidak inginmembatalkan niatnya, malah sebaliknya jadi semakin bernapsu untuk mengejar BuKee Tee, orang yang telah merampok kereta-kereta pionya secara keji. Denganperampokan itu, seolah-olah Bu Kee Tee dengan sengaja ingin menjatuhkan namabaik keluarga Sun yang telah turun temurun terkenal sebagai keluarga orang-oranggagah dari jaman dulu hingga sekarang.Maka untuk mempertahankan nama baik keluarganya itu, tak ada lain jalan bagiGiok Hong daripada menempur perampok she Bu itu. Kemudian tanpa menghiraukanpula nasihat baik si pemotong kayu itu, Giok Hong segera melanjutkan perjalanannyamendaki gunung dengan napsu amarah yang berkobar-kobar.Hari telah menjelang senja, sedangkan matahari telah turun ke kaki langit barat.

Page 27: Golok Naga Kembar

Tapi tanpa memikirkan hal apa yang akan terjadi atas dirinya, ia lalui jalan-jalangunung yang berkelok-kelok dan gelap dengan tekad bulat untuk mengambil pulangkereta-kereta pio yang dilindunginya, seperti apa yang pernah dilakukannya terhadapHan Siauw Houw di Han-kee-chung."Jika bukan dia, tentulah aku yang mesti memberi selamat tinggal kepada duniaini!" Giok Hong berkata pada dirinya sendiri.Diantara penerangan yang agak suram, Giok Hong melihat dari kejauhan adabeberapa rangho, rumah-rumah atap dan gubuk-gubuk yang didirikan di puncakgunung. Dan tatkala mendaki lereng gunung belum lagi tigapuluh tombak tingginya,tiba-tiba dari dalam rimba terdengar suara gembrengan yang dipalu dengan riuhsekali. Bersamaan dengan itu, 6 atau 7 orang laki-laki yang bertubuh tinggi besartelah muncul dari kiri dankanan jalan dengan bersenjatakan golok, tombak danpentungan, sedangkan orang yang menjadi pemimpinnya berperawakan kekar sertaberkepala besar, di tangan kanannya mencekal sebatang toya besi, wajahnya bengisbagaikan hantu jahat yang baru turun dari neraka. Dengan mata mendelik dan suaranyaring ia membentak, "Hai, bocah yang masih menyusu, engkau dengan membawagolok datang ke sini, apakah engkau hendak minta pulang kereta-kereta piomu yangtelah kami rampas pada hari kemarin?".Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Dengan membusungkan dada dan laku yang nekad, Giok Hong menjawab,"Memang benarlah apa katamu!. Engkau telah berlaku begitu berani mati merampasdengan cara keji kereta-kereta pio dari kantor angkutan kami Hin Liong Pio Kiok.Maka untuk kali ini tuan kecilmu masih mau menasehatimu dengan baik-baik untuksegeramengembalikan seluruhnya, kalau tidak........., golokku ini pasti akan memenggalbatok kepalamu hingga bergelindingan jatuh turun gunung!".Kepala penyamun itu jadi tertawa terbahak-bahak mendengar ancaman si pemudadan berkata, "Bocah ingusan, apakah engkau menganggap bahwa aku ini anaksebayamu, sehingga mudah digertak dan gemetar dengan kata-katamu yang agakkeras?. Pendeknya, aku hendak memberitahukan kepadamu, jangankan kereta-keretapio dari Hin Liong Pio Kiok, bahkan kereta-kereta pio Kaisar sekalipun, jika lewat disini harus diserahkan kepada kami!. Tapi karena mengingat bahwa engkau ini hanyaseorang bocah yang masih belum mengerti urusan, maka suka juga aku mengampunijiwamu, asalkan engkau lekas-lekas berlalu dari sini. Kalau tidak, engkau harusmenanggung sendiri segala akibatnya!".Sun Giok Hong yang berdarah panas tidak membiarkan dirinya digertak orangdengan seenaknya saja, tapi segera balas membentak dengan suara tak kalah

Page 28: Golok Naga Kembar

nyaring, katanya, "Tikus hutan!. Beranikah engkau bertempur denganku sampai 300jurus?".Mendengar tantangan itu, si kepala penyamun jadi tertawa mengakak. "Siapabilang aku tidak berani!" katanya dengan suara menyindir. "Jangankan baru 300jurus, biar 3000 jurus sekalipun aku bersedia meladenimu. Mari, mari!. Kitabertanding satu lawan satu. Jika aku berkelahi dengan secara keroyokan, janganlahkau anggap aku seorang Ho-han!".Sesudah berkata demikian, si kepala penyamun segera menyerang si pemuda sheSun dengan toya besinya, Giok Hong dengan sebat lantas menangkis serangan itudengan golok di tangannya. Demikianlah suatu pertempuran yang dahsyat tapi hanyamemakan waktu pendek saja telah terjadi di lereng gunung yang telah agak gelapkarena sudah diliputi petang hari.Sun Giok Hong yang masih muda belia dan baru pernah keluar melindungi piopertama kali itu, tak berbeda dengan anak sapi yang tak jerih menghadapi harimau,maka dengan ilmu golok turunan keluarga Sun yang telah sekian lamanya menjagoi ditanah utara, ia mendesak si kepala penyamun tanpa sungkan-sungkan lagi, hinggadiwaktu pertempuran baru saja berlangsung beberapa jurus lamanya, sudah jelasbahwa ia lebih unggul daripada pihak lawan yang usianya lebih tua, meski dalampengalaman ia masih kalah jauh.Si kepala penyamun yang semula berada dipihak yang menyerang, lambat launtelah terdesak dan hanya dapat menjaga diri saja, tapi tak mampu menyerang baliklawan sebagaimana layaknya. Giok Hong yang telah melihat titik-titik kelemahanmusuh, tentu saja tidak ingin melewatkan kesempatan yang baik itu dengan sia-sia,ia segera maju menerjang dengan lebih bersemangat. Setelah si penyamun melihatgelagat yang tidak baik itu, dengan menebalkan muka ia lantas menyerukan anakanakbuahnya untuk membantunya menyerang lawan sambil berkata, "Saudarasaudara,mari kita kepung bocah yang lak tahu diri ini!".Giok Hong tidak gentar menghadapi lawan-lawan yang berjumlah belasan orangitu, sambil mencibirkan bibirnya lalu mengejek, "Cis!. Hanya sebegitu saja lagaknyaHo-han bangpak ini!". Kemudian setelah melakukan beberapa kali serangan gertakan,dengan kecepatan bagaikan kilat ia ayunkan goloknya ke arah kepala lawan,sedangkan kakinya menyapu kaki kepala penyamun itu bagaikan angin puyuh yangTiraikasih Website http://kangzusi.com/mengamuk. Maka dalam keadaan terdesak itu, tiba-tiba si kepala penyamunmerasakan matanya berkunang-kunang dan akhirnya jatuh meloso di tanah sambilmenjerit, "Matilah aku kali ini!". Ternyata bahu kanannya telah terbacok.Syukur juga bahu yang terbacok itu tidak mengeluarkan darah setetespun, barulahkepala perampok itu sadar, bahwa Giok Hong hanya membacok dengan belakanggoloknya saja. Kalau tidak, niscaya bahu itu akan terbelah, jika tak mau dikatakanterpapas kutung sama sekali.Tapi sebagai seorang penjahat yang tak pernah kenal kapok, bukan saja dia takberterima kasih atas kebaikan hati si pemuda, malah sebaliknya ia menjadi sangatgusar dan segera hendak melanjutkan pertempuran itu dengan mengerahkan seluruh

Page 29: Golok Naga Kembar

tenaga orang-orang bawahannya. Ketika baru saja ia hendak melompat bangun, tibatibaia merasakan punggungnya diinjak orang, dibarengi dengan satu bentakanbengis, "Jangan bergerak, jika engkau masih sayang pada nyawa anjingmu!". Karena,bertepatan dengan kata-kata itu, si penyamun merasakan ujung golok yang dingintelah menindih batang lehernya, sehingga ia jadi sangat gugup dan meratap, "Siauwhiap,ampunilah jiwa hambamu!"."Ya, ampunilah dia!" kata satu suara dari balik semak-semak yang lebat.Segera Giok Hong menoleh ke arah datangnya suara itu, ternyata dari balik semaksemakitu telah muncul seorang pemuda tampan berusia duapuluhan, perawakannyakira-kira 5 kaki lebih tingginya, berwajah putih dan berhidung mancung, beralis tebalserta bermata jeli. Tingkah lakunya lemah lembut dan sama sekali tidak mirip denganseorang yang pernah mengerti ilmu silat. Ia mengenakan celana dan baju yang dibuatdari sutera putih, sedangkan di pinggangnya ia mengenakan tali pinggang suterahitam, dimana tergantung sebilah pedang yang bersarung indah serta diukir dan dicatdengan air emas.Tatkala melihat Giok Hong menoleh ke arahnya, pemuda tampan itu lalu tersenyumdan memberi hormat sambil berkata, "Anak, sungguh tak kusangka bahwa engkauyang baru berusia belasan tahun sudah sanggup mengalahkan anak semangku yangsudah berusia dewasa. Harap saudara suka bersabar dan dengarkan dahulu sepatahdua patah kataku".Sementara Sun Giok Hong yang melihat sikap pemuda tampan yang sopan santunitu, yang tampaknya tak mirip sama sekali dengan seorang perampok, sudah barangtentu ia mau juga mendengarkan permintaan orang itu. Maka sambil mengangkattangan memberi hormat, ia berkata, "Mohon tanya she dan nama Lauw-hia yangterhormat, ada kata-kata apa yang hendak disampaikan kepadaku?"."Siauw-seng bukan lain daripada Khong Giok Kong yang dikenal orang dengannama julukan Giok-bian-long-kun" sahut si pemuda tampan itu, "sedangkan orangyang baru kau kalahkan itu, bukan lain daripada Thauw-bak kami yang bernama KhoToa Hay. Aku sungguh mengagumi keberanian dan kepandaianmu yang demikianlihaynya itu. Siauw-seng suka merendah kepada orang-orang yang bersifat lemahlembut, tapi tak akan tunduk kepada orang yang keras kepala. Oleh karena itu,sudikah kiranya saudara mengabulkan undangan untuk menjadi tamuku danberkunjung ke tempat kediamanku di atas gunung?".Giok Hong yang semula agak terkesima menyaksikan sikap si pemuda tampan,tiba-tiba ia menjadi keterlepasan omong dan berkata, "Sungguh aneh sekali!".Khong Giok Kong tertawa dan balas bertanya, "Aneh?. Hal apakah yang kau anggapaneh?"."Dalam perjalanan menuju ke sini telah kubayangkan dalam pikiranku" kata Sun

Page 30: Golok Naga Kembar

Giok Hong, "bahwa Khong Giok Kong yang terkenal sebagai seorang kepala berandaldi atas gunung ini dan mempunyai liauw-lo beberapa ratus orang banyaknya sertaTiraikasih Website http://kangzusi.com/pernah membunuh tidak sedikit orang gagah yang berani datang ke sini, tentunya adaseorang yang bertabiat ganas dan tak mengenal perikemanusiaan. Tapi setelahsekarang kita saling berhadapan, ternyata kelirulah dugaanku itu".Khong Giok Kong kembali tertawa dan berkata, "Mulut anak-anak memang tak laindaripada mengucap sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan juga!. Apakah engkaumenganggap bahwa seorang pemuda tampan tak dapat menjadi seorang kepalaberandal?. Rupanya engkau telah lupa, bahwa engkau sendiri yang baru berusiabelasan, kini telah berani berjalan malang melintang dikalangan Kang-ouw denganjalan melindungi kereta-kereta pio. Oleh sebab itu, apakah yang dapat dikatakananeh?. Aku merasa bersimpati kepadamu, berhubung melihat usiamu yang masihbegitu muda. Maka kalau maksud kedatanganmu ini adalah untuk meminta pulangkereta-kereta piomu yang telah kurampas itu, aku persilahkan engkau mengikuti akunaik ke atas gunung".Sun Giok Hong yang merasa dirinya dianggap 'sepi', sudah tentu saja jadi merasakurang senang dan balas membentak, "Hm, apakah engkau menganggap aku mintadikasihani olehmu?. Betul usiaku masih muda, tapi aku tidak bersedia atau pantangdihina orang. Mari, mari. Kita bertanding untuk menentukan siapa yang lebih unggulatau lebih lemah ilmu kepandaiannya!".Khong Giok Kong menyambut tantangan itu dengan satu senyuman. "Ai........"katanya, "aku harap Siauw-eng-hiong jangan menjadi gusar dahulu. Jika engkaumenantangku, biarlah kita lakukan pertandingan itu di atas gunung saja. Tidak harusberlaku tergesa-gesa?. Bersamaan dengan itu, kitapun boleh sekalian membicarakanjuga syarat-syaratnya. Jika engkau dapat mengalahkan aku, semua kereta-keretapiomu yang berjumlah sepuluh buah itu akan kukembalikan kepadamu dalamkeadaan utuh. Jika engkau yang kalah, akan kuberikan engkau ongkos jalan sejumlah10 tail perak. Dengan demikian, kesepuluh kereta piomu itu menjadi milikku yangsah"."Apakah syarat-syaratmu ini dapat dipercaya?" balik bertanya Giok Hong denganhati yang ragu."Seorang laki-laki sejati tak akan mengingkari janji yang telah diucapkannya"jawab si pemuda tampan."Kalau begitu, aku bersedia untuk menuruti kehendakmu itu" kata Giok Hong.Kemudian Khong Giok Kong memerintahkan supaya Kho Toa Hay dan anakbuahnya ikut naik ke atas gunung, sedang Sun Giok Hong mengikuti di belakangdengan tangan selalu diletakkan di atas gagang goloknya, siap sedia menghadapisegala kemungkinan.Tatkala berjalan 5 atau 6 lie jauhnya, Khong Giok Kong lalu menoleh kepada sipemuda she Sun sambil menunjuk ke sebuah perkampungan dan berkata, "Nun disana adalah tempat kediaman kami".Sebagai tuan rumah, si pemuda tampan lalu mempersilahkan Giok Hong masuk keperkampungan itu. Mereka berjalan dengan perlahan-lahan dibawah sinar bulan

Page 31: Golok Naga Kembar

purnama, menuju ke sebuah gedung yang besar dan tinggi, dengan disekitarnyadikelilingi oleh sebuah taman yang luas, dimana ditanami pohon-pohon bunga dansemak-semak yang rindang, hingga keadaannya tampak aman dan tenteram sekali.Begitu melangkah masuk ke dalam gedung itu, Giok Hong segera menyaksikansebuah ruangan untuk berlatih ilmu silat yang luas sekali. Disuatu sisi terdapatsebuah rak senjata yang menyimpan delapan belas macam senjata-senjata yangumum dipakai dalam dunia persilatan. Sedang Sian-jin-tham atau harter batu,gembok batu dan lainnya, diletakkan di atas jubin di dekat rak senjata tersebut.Ruangan untuk berlatih silat itu diterangi oleh lampu-lampu yang terang benderang,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/dimana tampak 8 atau 9 orang yang bertubuh besar dan kokoh berkumpul disitu,salah seorang diantaranya dikenali oleh Sun Giok Hong sebagai tukang perahu Bu KeeTee yang pernah mengajak ia minum arak yang dengan diam-diam telah dimasukkanobat bius kedalamnya.Maka Giok Hong yang melihat musuh besarnya berada di situ, tidak ayal lagi ialantas maju menerjang dengan golok terhunus di tangannya. "Bocah she Bu",teriaknya, "dengan secara keji engkau telah memasukkan obat bius kedalam arakku,hingga dengan enak saja engkau dapat merampas kereta-kereta pioku tanpamendapat perlawanan dariku. Kini aku berada di sini untuk mengambil jiwaanjingmu!".Bu Kee Tee yang menyaksikan betapa dahsyatnya serangan si pemuda she Sun,lekas-lekas melompat mundur sambil menghunus sebilah golok Tay-to, dengan golokitu ia meladeni Giok Hong yang tampaknya seperti orang kalap. Karena iaberkepandaian sangat rendah dan bukan tandingan Giok Hong yang setimpal, makaketika baru saja bertarung dua jurus lamanya, ia telah dirobohkan dan goloknyaterpental jauh sekali ke bawah kaki tembok di sisi pintu ruangan tengah. Kemudian,bagaikan seekor harimau kelaparan, Giok Hong melompat mendekati sambilmembentak, "Golokku kali ini akan mengirim jiwamu ke akhirat!".Tapi cepat melebihi kilat, sebilah golok lain tiba-tiba berkelebat menahan golokGiok Hong, sambil disusul dengan satu seruan, "Siauw-eng-hiong, sabar dahulu!.Semua ini adalah tanggung jawabku, tapi bukan tanggung jawab Bu Kee Tee, yanghanya melakukan serta melaksanakan segala perintahku!"."Kalau begitu, marilah kita segera bertanding untuk menentukan, siapa salah satudiantara kita berdua yang harus mengalah!" kata Giok Hong dengan suara nyaring."Sedari tadi telah kuperhatikan gerak kakimu yang sedemikian lincah dansebarnya" kata Khong Giok Kong, "hingga seolah-olah terbayang di dalam pikiranku,betapa lincah dan tangkasnya jika engkau juga bertempur denganku dengan tangankosong!".Sun Giok Hong menerima baik tantangan itu lalu memasukkan goloknya ke dalamserangka. Maka sesudah kedua pihak menyingsingkan lengan baju dan melibatkanujung baju masing-masing, kedua orang itu lalu maju ke tengah-tengah lapangan,dimana mereka lalu mulai saling serang tanpa banyak bicara pula.Bu Kee Tee yang telah terhindar dari ujung golok Sun Giok Hong, berdiri menontonpertempuran itu di pinggir ruangan dengan sorot mata penuh kebencian, hingga jika

Page 32: Golok Naga Kembar

seumpama ia mendadak berubah menjadi seekor harimau raksasa, niscaya ia sudahmenerkam si pemuda she Sun dan menelannya bulat-bulat. Lain sekali dengan rekanrekannya,yang tampaknya merasa sangat kagum melihat Giok Hong dapat meladeniinduk semang mereka yang terkenal sangat lihay ilmu silatnya, hingga akhirnya tanpadapat ditahan pula mereka jadi bersorak sorai, memuji-muji kepandaian si pemudashe Sun yang dikatakan mereka "kecil-kecil cabe rawit"!".Tatkala pertempuran berlangsung beberapa jurus lamanya, tiba-tiba Khong GiokKong mempergunakan telapak tangannya memukul kaki kiri Giok Hong yangditendangkan kepadanya dengan siasat Cian-ju-ciang, dan diwaktu si pemuda sheSun menarik pulang tendangannya itu, Giok Kong segera membarengi menghajarbatok kepalanya dengan siasat Thian-su-kay-in atau raja langit membubuhi stempel.Tapi Sun Giok Hong yang bermata jeli, segera mempergunakan siasat Pa-ong-kieteng(raja Couw Pa Ong mengangkat pedupaan) untuk menahan telapak tangankanan lawannya yang memukul ubun-ubun, sedangkan tinjunya segera diluncurkanke arah ulu hati Khong Giok Kong. Tapi Khong Giok Kong yang juga tidak kalah gesit,dengan sebat menyampok tinju lawannya, kemudian mempergunakan siasat KuiTiraikasihWebsite http://kangzusi.com/seng-tek-tauw (bintang Kui menendang gantang) yaitu suatu tendangan geledek kearah dada Sun Giok Hong. Si pemuda she Sun lekas menghindarkan tendangantersebut dengan jalan membuang dirinya kebelakang. Khong Giok Kong majumengejar sambil menghujani tinju ke arah diri pemuda lawannya.Dalam keadaan setegang itu, Sun Giok Hong jadi sangat sibuk menghindarkanpukulan-pukulan tersebut, sedangkan ilmu silatnya turut jadi kalut oleh karenanya,hingga kalau diwaktu biasa ia selalu mengalami keunggulan, pada kali ini ia terdesaksehingga napasnya terengah-engah. Dan selagi Giok Hong kebingungan bukan main,tiba-tiba Khong Giok Kong mengirim satu tendangan kilat yang tak mungkin dapatdihindarkan lagi oleh pemuda she Sun itu, maka dengan satu teriakan nyaring ia jatuhterjungkal di atas jubin. Bu Kee Tee yang melihat ada kesempatan untuk turuntangan, segera mengajak kawan-kawannya maju dengan serentak untuk mencelakaisi pemuda cilik.Tapi Khong Giok Kong yang ternyata bukan seorang yang curang dan tak sukamembiarkan anak buahnya mencelakai orang dengan seenaknya saja, segeramenoleh ke arah mereka sambil membentak dengan suara bengis, "Kalian segeramundur dan jangan mencampuri urusanku ini!". Oleh karena itu, barulah Bu Kee Teedan lawan-kawannya terpaksa mundur dengan perasaan kecewa, sedang Khong GiokKong lalu tersenyum dan berkata pada Sun Giok Hong demikian, "Bocah kecil, apakah

Page 33: Golok Naga Kembar

engkau sekarang suka menyerah kepadaku?".Giok Hong tidak menyahut, tapi dari sorot matanya yang menyala-nyala danseolah-olah hendak menelan bulat-bulat si pemuda tampan lawannya itu,menandakan bahwa dia belum mau menyerah mentah-mentah. Maka Giok Kong jaditertawa dan berkata, "Aku tahu bahwa engkau belum mau menyerah kepadaku.Engkau sendiri tak akan mampu mengalahkan aku dalam dua atau tiga tahun lagi.Oleh karena itu, aku persilahkan engkau mengundang kawanmu untuk bertandingdenganku selama waktu sebulan ini, dengan kereta-kereta piomu dan kawankawanmuyang menjadi orang-orang tawananku tetapi aku jamin keselamatannya.Tapi jika orang-orang yang kau undang masih juga belum mampu mengalahkanku,maka kereta-kereta pio itu akan menjadi milikku yang sah".Sesudah berkata demikian, Giok Kong lalu memberikan Giok Hong bekal untukongkos di jalan sejumlah 30 tail perak. Kemudian si pemuda she Sun pulang ke Thiancindengan berkuda, untuk melaporkan peristiwa perampasan kereta-kereta pio itukepada pamannya.Sun Sin Bu yang mendengar laporan tersebut, segera memerintahkan seorangpelindung pio kelas satu yang bernama Ciu Tiong Gak untuk mengikuti Giok Hongmenuju ke sarang Khong Giok Kong.Usia Ciu Tiong Gak sudah mencapai 50 tahun, ia terkenal mahir dalam ilmu pukulanEng-jiauw-kun, Thian-see-ciang, dan lainnya, serta paham mempergunakan pelbagaimacam senjata yang biasa digunakan dalam kalangan persilatan. Tiong Gakmempunyai pengalaman 20 tahun lamanya dalam kalangan po-pio (melindungibarang-barang angkutan), hingga Sun Sin Bu sangat menghormatinya danmengundangnya untuk bekerja sebagai pio-su kelas satu dalam kantor angkutan HinLiong Pio Kiok yang dipimpinnya.Tiong Gak mengajak serta dua orang pio-su lainnya, berasal dari Kwan-tong(daerah timur kota San-hay-kwan) dan masing-masing berusia tigapuluhan. Yangseorang Thio In Han, sedang yang lainnya bernama Kwan Chit Long. Mereka mahirmenggunakan pelbagai macam senjata dan terkenal sebagai orang-orang yangbernyali besar dan Iihay ilmu silatnya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Mereka berempat menuju ke desa Thay-peng-u yang terletak 20 lie jauhnya daritepi selatan sungai Su-sui dalam wilayah kewedanaan Lim-ie, di mana merekabermalam untuk kemudian menuju ke sarang kepala berandal Khong Giok Kongkeesokan harinya.Setelah merapihkan barang-barang bawaan mereka di rumah penginapan, CiuTiong Gak berempat lalu pergi ke sebuah kedai arak untuk melepaskan rasa lapar dandahaga. Mereka memilih tempat di atas loteng yang jendela-jendelanya berhadapandengan jalan raya. Dari atas loteng itu sambil makan minum, Ciu Tiong Gak berempatmelepaskan pandangan mereka ke arah pemandangan alam yang dapat dilihat darikejauhan. Tapi selagi mereka asyik makan dan minum, tiba-tiba dari bawah tanggaloteng terdengar tindakan-tindakan kaki yang riuh sekali, seolah-olah dari arah sanatengah datang sekelompok orang-orang yang menuju ke atas loteng. Sementara

Page 34: Golok Naga Kembar

pelayan kedai yang mendengar suara tindakan kaki itu, dengan suara perlahan tapitegas lalu berkata, "Tikus air datang!".Kata-kata mana telah mengingatkan Sun Giok Hong pada Bu kee Tee, yang selalumengadakan operasinya di daerah perairan dan melakukan perampokan dengan carayang keji. Tapi ketika baru saja ia hendak menanyakan siapa adanya 'si tikus air' itu,dari bawah loteng lelah keburu muncul serombongan orang laki-laki yang rata-ratabeioman kasar dan bengis, orang yang menjadi pemimpinnya berjalan di mukadengan sikap yang sombong sekali.Sun Giok Hong segera mengenali bahwa orang itu bukan lain • l.mpada Bu Kee Teeadanya, dengan amarah yang berkobar-kobar ia lalu membentak, "Tikus air, sungguhkebetulan sekali engkau datang, luan mudamu telah lama menantikan dikau di sini!".Bu Kee Tee yang mengandalkan banyaknya kawan, meski di dalam hati merasajeri, tidak urung wajahnya berseri-seri dan berkata, Ai, bocah she Sun, tak kunyanabahwa kau yang masih begini muda, ternyala sudah bosan hidup di dalam dunia ini!.Kawan-kawanmu telah kuusir keluar perbatasan, punya kepandaian apakah engkausehingga berani bermusuhan dengan bapakmu?".Tapi sebelum Bu Kee Tee selesai berbicara, Sun Giok Hong telah maju menerjangdan menggunakan tinjunya memukul ulu hati musuh besarnya itu dengan siasat Hekhouw-kauw-sim atau harimau hitam mencuri hati. Oleh karena datangnya pukulan itusedemikian hebatnya, maka Ku Kee Tee terpaksa melompat mundur hampir sepuluhkaki jauhnya untuk menghindari pukulan tersebut."Bocah she Sun!" teriaknya, "jika kita bertempur di sini, selain tempatnya sempitjuga akan mengganggu orang yang sedang berusaha, maka kalau engkau sungguhseorang yang bernyali besar, marilah turun ke bawah loteng untuk bertempursehingga 300 jurus lamanya!".Sun Giok Hong menerima baik tantangan itu, lalu mengikuti Bu Kee Tee dankawan-kawannya turun dari atas loteng. Ciu Tiong Gak dan dua orang kawannya yangkhawatir Sun Giok Hong akan dikeroyok musuh-musuhnya, segera mengikuti daribelakang sambil memberi isyarat untuk masing-masing berlaku waspada, jangansampai nanti kena diperdayakan kawanan penyamun itu.Tatkala hari telah menjelang senja, hingga disana sini orang telah mulai memasanglampu untuk menyambut kedatangan sang malam.Bu Kee Tee dan kawan-kawannya menuju ke sebuah lapangan kosong dengandiikuti oleh Sun Giok Hong, yang sambil berjalan sambil menyingsingkan lengan bajudan ujung bajunya dilibatkan pada pinggangnya.Kawan-kawan Bu Kee Tee yang berjumlah tigabelas orang itu, lalu mulaimengambil posisi untuk mengepung Sun Giok Hong dari empat penjuru, dengan BuKee Tee sendiri menghadapinya di tengah kalangan pertempuran.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Giok Hong menghunus goloknya, dengan apa ia telah mendahului membukaserangan. "Lihat golokku!" bentaknya.

Page 35: Golok Naga Kembar

Bu Kee Tee yang tahu bahwa dia bukan tandingan Sun Giok Hong, bukan saja tidakberani sembarangan menyambut serangan itu, tapi sebaliknya lantas lompat mundursambil memberi isyarat, agar seluruh anak buahnya segera mengepung si pemudashe Sun dengan sekaligus. Meski Giok Hong seorang diri saja, tidak urung ia meladenimusuh-musuhnya dengan gagah dan tidak mundur barang setapakpun. Dan setiapwaktu sinar goloknya berkelebat, terdengarlah orang berteriak karena goloknyaterpukul jatuh atau kena dilukai. Begitulah pertempuran telah berlangsung denganamat dahsyatnya, walaupun Giok Hong terkepung rapat bagaikan talang air yangdilapis plat baja.Selagi ia mengamuk dan menyerang setiap musuh yang berani denganmendekatinya, tiba-tiba Ciu Tiong Gak mengajak Thio In Han dan Kwan Chit Longdatang membantu, hingga semangat Sun Giok Liong jadi semakin meluap danmelawan musuh-musuhnya lebih hebat lagi daripada waktu pertempuran pertama ituterjadi.Thio In Han yang bersenjatakan sepasang gaetan Houw-thauw-k.mw dan KwanChit Long yang bersenjatakan golok Chit-seng-po-to, maju dari kiri kanan untukmenggempur kepungan Bu Kee Tee dan kawan-kawan. Maka Sun Giok Hong yangmelihat tenaga mereka bertiga sudah lebih dari cukup untuk meladeni ketigabelasorang kawanan penyamun itu, segera memberi isyarat agar Ciu Tiong Gak tak usahmaju membantu mereka. Oleh karena itu, terpaksa Tiong Gak berdiri menonton diluar kalangan pertempuran, meski iapun diam-diam tetap siap sedia untukmenghadapi segala kemungkinan.Dalam pertempuran kali ini, tidak sedikit kawanan penyamun yang telah kaburdengan menderita luka-luka, badan babak belur atau matang biru karena terpukulatau tertendang. Sun Giok Hong yang Ingin membekuk Bu Kee Tee yang pernahmenipunya dan memasukkan obat bius kedalam araknya, hatinya belum puas jikabelum menghajar musuh besarnya itu sehingga setengah mati.Maka dengan membiarkan Thio In Han dan Kwan Chit Long menawan musuhmusuhyang lainnya. Giok Hong telah menerjang Bu kee Tee yang terpaksa melawanmati-matian dengan sebilah golok Tanin lapi setelah pertempuran baru sajaberlangsung beberapa belas jurus lamanya, goloknya telah dibikin terpental oleh GiokHong, yang kemudian telah menendangnya sehingga dirinya mencelat beberapa belaskaki jauhnya.Melihat musuh besarnya jatuh meloso. Giok Hong segera melompat maju danmenginjak punggung Bu Kee Tee yang sudah tak berdaya sambil membentak,"Engkau pernah menipu dan menaklukkan aku dengan obat bius, kini engkau telahkubekuk dan menjadi tawananku. Ada omongan apa lagi yang hendak kau ucapkan?".Bu Kee Tee malu bukan buatan telah dipecundangi oleh seorang bocah yang baruberusia belasan tahun, tapi karena ia sekarang sudah tak berdaya lagi, maka terpaksaia menebalkan kulit mukanya dan meratap, "Siauw-eng-hiong, mengenai peristiwayang telah terjadi itu bukanlah menjadi tanggung jawabku, karena aku hanyamenerima perintah Khong Giok Kong Toako, yang telah mengatur semua siasat

Page 36: Golok Naga Kembar

perampokan tersebut. Oleh karena itu, sudilah kiranya Siauw-eng-hiong mengampunidosaku itu?"."Jika aku hendak membunuhmu" kata Giok Hong, "itu sama mudahnya denganmengambil barang di dalam saku. Tapi karena mengingat akan kebaikan Khong GiokKong yang tidak mencelakai diriku, akupun bersedia mengampunimu. Tapi setelahaku mengampunimu, hendaknya engkau segera kembalikan kesepuluh kereta-keretaTiraikasih Website http://kangzusi.com/pioku yang telah kau rampas itu. Bawa kembali kereta-kereta itu dalam keadaanmasih utuh, kalau tidak, akan kuringkus kau dan kuserahkan kepada pembesar yangberwajib!"."Kesepuluh kereta pio itu telah kuserahkan kepada Khong Toako" kata Bu Kee Tee,"hingga selanjutnya akupun tidak berhak lagi untuk meminta itu dari padanya. Olehkarena itu, Siauw-eng-hiong harus meminta sendiri dari Khong Toako, karena hanyadialah yang berhak mengembalikan atau mempertahankan................".Giok Hong jadi sangat mendongkol, lalu mencaci maki si orang she Bu, "Jahanam!.Engkau sendiri yang telah merampok kereta-kereta pioku dengan secara keji, tapisekarang sebaliknya engkau menyatakan tidak berhak mengembalikan. Lebih baikaku bunuh saja engkau yang sudah menjadi'boneka si orang she Khong itu".Sesudah berkata demikian, Sun Giok Hong yang memang berdarah panas, segeramemukul muka Bu Kee Tee dengan tinjunya, sehingga hidung dan mulutnya keluardarah.Syukur juga Ciu Tiong Gak telah keburu menahan tinju si pemuda yang hendakmemukuli musuh besarnya itu, hingga Bu Kee Tee terbebas dari bahaya maut."Sun Hian-tit!" kata pio-su tua itu, "lebih baik kita tahan saja si orang she Bu ini.Jika nanti Khong Giok Kong datang hendak menolongnya, barulah kita bertindakuntuk menangkapnya sekalian".Sun Giok Hong lalu membelenggu Bu Kee Tee dengan selembar tambang besar danmenahannya di dalam rumah penginapan tempat mereka menginap.Pada esok harinya pagi-pagi sekali, benar saja para penjaga rumah penginapan itutelah masuk melaporkan kepada Ciu Tiong Gak dan kawan-kawannya, bahwa KhongGiok Kong telah datang menyatroni dengan mengajak tidak kurang daripada 20 atau30 orang anak buahnya. Sementara Ciu Tiong Gak yang menerima laporan tersebut,segera mengajak Giok Hong, Thio In Han dan Kwan Chit Long untuk menyambutmereka.Diantara para liauw-lo yang berkerumunan di muka rumah penginapan, tampakKhong Giok Kong yang berdiri paling depan dengan bersenjatakan sebatang tombakHong-eng-chio di tangannya. Dan tatkala melihat Sun Giok Hong muncul bersama tigaorang kawan yang usianya jauh lebih tua daripada dirinya sendiri, lantas ia menudingdengan tombaknya sambil membentak, "Bocah she Sun!. Engkau begitu beranimenangkap dan menahan anak semangku?. Hari ini aku datang untuk bertempurdenganmu sehingga ada salah seorang yang binasa!".Sehabis berkata begitu, Giok Kong segera maju menerjang Sun Giok Liong, tapi

Page 37: Golok Naga Kembar

Thio In Han dari samping segera tampil ke muka sambil menangkis tombak itudengan sepasang gaetan di tangannya. Giok Kong lekas-lekas menarik pulang ujungtombaknya yang hendak digaet lawan, untuk kemudian memutar senjatanya itu danditusukkan ke arah tenggorokan In Han dengan gerakan secepat kilat. Tapi In Hantidak kalah gesit, iapun lekas berkelit dan menyambar dengan kedua gaetannya untukmerobek lawan.Khong Giok Kong segera menahan kedua senjata lawan itu sambil membentak,"Enyahlah engkau dari hadapanku!". Thio In Han tak terasa lagi jadi terdesak mundursehingga hampir sepuluh kaki jauhnya. Kemudian ia balas menyerang Giok Kongdengan tidak kalah bebalnya dari desakan pemuda tampan itu. Orang-orang darikedua pihak menonton dengan perasaan kagum akan kepandaian dan kegagahankedua orang lawan yang sedang bertanding itu. Sementara orang-orang yang hilirmudik di jalan raya jadi berkerumun dan turut menonton pertempuran itu dari tepijalan yang terdekat.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Hingga pertempuran berlangsung tigapuluh jurus lebih limanya, kedua lawanitu masih tetap sama unggul dan gagahnya. Jika yang seorang maju menerjang, yanglainnya sengaja mundur untuk kemudian balas menerjang dengan tak kalah serunya.Tiba-tiba Thio In Han sengaja membiarkan dirinya didesak si pemuda, kesempatanyang baik itu tidak disia-siakan oleh Giok Kong, tombaknya menusuk kearah ulu hatiThio In Han dengan ganas sekali. Pio-su dari Hin Liong Pio Kiok itu segeramemiringkan sedikit tubuhnya untuk menghindar tusukan tersebut, berbarengandengan itu gaetan di tangan kirinya menangkis ujung jombak, sedangkan gaetanyang kanan menyamber ke batok kepala si kepala berandal.Giok Kong yang tidak menyangka sama sekali bahwa pio-su itu dapat menyerangdemikian cepat, malah sekaligus dengan kedua senjatanya, jadi terkesiap danterpaksa lekas-lekas menarik pulang tombaknya. Gaetan kanan In Han yang datangtanpa permisi dulu itu, tak dapat dielakkan lagi dan ...........TAK!.Sambil berteriak keras karena kesakitan, ia jatuh meloso di tanah tanpa sadarkandiri. Ternyata ubun-ubunnya telah terpatuk gaetan In Han, walaupun tidak berdarah,tapi cukup keras untuk membuat Giok Kong pusing dan matanya berkunang-kunang.Thio In Han yang dapat berpikir panjang dan tidak ingin membuat permusuhan jadiberlarut-larut, sengaja tidak memukul terlampau keras, sehingga kepala Giok Kongtidak sampai menderita luka-luka hebat, selain lecet-lecet sedikit dan benjol. Tapiketigapuluh liauw-lo Khong Giok Kong yang tidak mengetahui kebaikan Thio In Han,serentak maju untuk mengepung pio-su yang telah merobohkan induk semangmereka. Sun Giok Hong dan Kwan Chit Long yang telah siap sedia untuk melawanmusuh, segera lompat masuk ke dalam kalangan pertempuran untuk membantu.Tapi pertempuran kali ini tidak memakan terlampau banyak waktu, karena meskijumlah kawanan perampok itu berlipat ganda, namun mereka semua bukanlah lawanlawanyang setimpal bagi ketiga pelindung pio itu. Maka setelah seorang demiseorang kena dirobohkan, para liauw-lo itu lekas-lekas angkat kaki lari tunggang

Page 38: Golok Naga Kembar

langgang bagaikan sekawanan lebah yang sarangnya terbakar, hingga dalam sekejapwaktu saja, kalangan pertempuran hanya tertinggalan Khong Giok Kong seorang yangtergeletak di tanah dan belum sadarkan diri.Melihat demikian, tanpa ragu Giok Hong lalu mendukung tubuh si berandal danmeletakkannya di atas ranjang, kemudian setelah mukanya dibasahkan dengan airdingin, barulah Giok Kong siuman.Tatkala melihat Sun Giok Hong dan kawan-kawannya berdiri di muka ranjang, GiokKong segera mengerti bahwa pihak si pemuda she Sun telah mengampuni jiwanya.Maka dengan perasaan bersyukur, perlahan-lahan ia berbangkit dan berkata, "Siauweng-hiong, aku sungguh harus mengucapkan banyak-banyak terima kasih ataskebaikan hatimu. Meski kereta-kereta piomu telah kurampas, namun kau masih dapatberlaku baik padaku, tapi paras mukamu tidak menunjukkan kerelaan hati untukmenerima kekalahanmu yang lampau!".Giok Hong mengakui kebenaran kata-kata si berandal she Khong, dengan agakmendongkol ia berkata, "Beberapa waktu yang lalu kau lelah berhasil mengalahkanaku, lalu membebaskanku tanpa mengganggu selembarpun rambutku. Budi itu telahterbalas sekarang, pada suatu waktu aku pun berharap dapat membalaskekalahanku!".Si berandal she Khong jadi tersenyum dan memuji semangat besar yang dimilikipemuda cilik itu. "Selanjutnya" ia menambahkan, "Aku turut berdoa untukkemajuanmu dimasa depan. Maka sebagai rasa kagumku akan kekerasan dankeuletan hatimu itu, sejak hari ini dan selanjutnya biarlah kita menyudahipermusuhan kita dan mengubah itu menjadi persahabatan yang akrab. Seperti telahTiraikasih Website http://kangzusi.com/kujanjikan dahulu, kereta-kereta piomu akan kukembalikan dalam keadaan utuh dantidak kurang suatu apapun. Hanya ada suatu hal yang kusesalkan, yaitu Bu Kee Teetanpa minta persetujuanku dahulu, telah berlaku lancang mengusir kedua orang piosumuserta para pengendara kereta keluar perbatasan. Aku mohon maaf sebesarbesarnyadarimu sekalian".Mendengar pernyataan bersahabat itu yang diucapkan dengan wajah sungguhsungguh,Sun Giok Hong serta kawannya sudah tentumenyambut maksud baik itu dengan penuh rasa gembira. Selain itu, persahabatandengan si berandal ini berarti satu keuntungan untuk kantor angkutan Hin Liong PioKiok, karena akan terbebas dari gangguan perampok Beng-kui-san. Sedang Bu KeeTee yang merasa bersalah telah mengusir Ma Tiauw Hoan dan The Kee Hu, segeramohon maaf atas kelancangannya itu.Demikianlah permusuhan telah berubah menjadi persahabatan yang mengharukan.Khong Giok Hong berjanji untuk mengubah cara merampoknya, yaitu hanyamerampok harta benda pembesar-pembesar yang korup saja. Diterangkan jugaolehnya, bahwa ia jadi kepala berandal karena merasa sangat penasaran melihat

Page 39: Golok Naga Kembar

rakyat kecil dipermainkan dan diperlakukan dengan sewenang-wenang oleh bangsaBoan-ciu yang menjajah Tiongkok serta para penghianat-pengkhianat bangsa Hanyang menjadi kaki tangannya. Disamping itu iapun sangat membenci saudagarsaudagaryang bersifat serakah, yang kerap kali memonopoli barang-barangkebutuhan pokok untuk kemudian dipermainkan harganya.Setelah mendengar keterangan itu, Ciu Tiong Gak dan kawan-kawannya jadimemuji, "Saudara Khong, waktu rombonganku menuju ke sini, telah kubayangkandalam pikiranku, bahwa kepala berandal yang akan kuhadapi tentu seorang yangbengis dan selalu mementingkan diri sendiri, ternyata sekarang aku tengahmenghadapi seorang patriot bangsa.'".Segera juga si kepala berandal menjura sambil menekuk sebelah lututnya danberkata, Ciu Lo-cian-pwee sangat memuji, aku yang rendah tak sanggupmenerimanya.'". Lalu tanpa malu-malu Giok Kong menceritakan juga tentang halihwalnya, bahwa ia berasal dari Kiok-hu dalam propinsi Shoatang, keturunan terakhirdari Nabi Agung KHONG HU CU. Karena tak tahan melihat perlakuan-perlakuanbangsa Boan-ciu yang sewenang-wenang itu, ia telah melarikan diri dari sekolahuntuk belajar ilmu silat. Setelah mahir lalu dikumpulkannya para liauw-lo danmembuat "sarang" di atas gunung Beng-kui-san, hingga ia dikalahkan Thio In Han.Ciu Tiong Gak dan kawan-kawan mendengar penuturan Khong Giok Hong denganperasaan kagum dan gembira. Setelah selesai menuturkan riwayat hidupnya. GiokHong lalu mengundang keempat orang pio-su itu untuk berkunjung ke tempatkediamannya di atas gunung, yang mana telah diterima pula oleh keempat orang itudengan senang hati dan tanpa merasa ragu-ragu lagi.Begitulah sesudah mengobati luka-luka Khong Giok Hong dan Itu Kee Tee, makaCiu Tiong Gak berempat lalu mengikut kedua orang itu naik ke gunung tempatkediaman si orang she Khong, dimana mereka dijamu bagaikan sahabat yang telahkenal lama. Mereka makan minum sambil bicara dengan gembira, hingga hari larutmalam barulah perjamuan itu ditutup dan keempat orang pio-su itu dipersilahkanmenginap dalam pesanggerahan di atas gunung Beng-kui-san.Pada esok harinya sesudah sarapan dan masing-masing mengucap terima kasihdan selamat jalan, Khong Giok Hong lalu memerintahkan para liauw-lonyamengantarkan kesepuluh kereta Hin Liong Pio Kiok yang telah dirampoknya beberapapekan yang lalu, keluar perbatasan Lim-ie, dimana Ma Tiauw Hoan dan kawan-kawandiusir oleh Bu Kee Tee. Dan tatkala Ma Tiauw Hoan, The Kee Hu dan para pengendaraTiraikasih Website http://kangzusi.com/kereta pio dapat diketemukan dengan selamat, barulah kereta-kereta itu diserahkansekalian, lalu mereka meminta diri dan kembali ke pesanggerahan mereka di atasgunung.Setelah itu, maka Sun Giok Hong, Ma Tiauw Hoan dan The Kee Hu segeramelanjutkan tugas mereka untuk mengantar kereta-kereta pio Hu ke kota Kim-leng,dengan Ciu Tiong Gak dan dua orang kawannya turut juga mengantarkan sampai ketempat yang dituju.Setelah kereta-kereta pio diterimakan kepada orang yang berkepentingan di kota

Page 40: Golok Naga Kembar

Kim-leng, rombongan Ciu Tiong Gak beristirahat untuk beberapa hari lamanya.Kesempatan yang baik ini digunakan untuk pesiar ke pegunungan Cie-kim-san, sungaiCin-hway-Ko telaga-telaga Mo-ciu-ouw dan Hian-bu-ouw, kelenteng Hu-cu-bio, danlain lain tempat tamasya indah. Pada suatu hari, mereka pergi ke kelenteng Keebeng-sie yang keadaannya begitu sunyi, sehingga tak terdengar suara lain kecualikicauan burung-burung gereja yang hinggap di tepi atap atau di celah-celah mercukelenteng itu.Selagi Sun Giok Hong memperhatikan keadaan di sekitar halaman kelenteng itu,tiba-tiba ia mendengar suatu bok-hie yang dipalu dari sebelah dalam dengan gencarsekali sehingga ia tahu bahwa di dalamnya ada seorang hwee-shio yang sedangmembaca mantera.Dari situ Sun Giok Hong mengikuti rombongan Ciu Tiong Gak ke arah taman yangterletak di sebelah kiri, dari mana dengan sekonyong-konyong terdengar sebuahsuara yang agak luar biasa, seolah-olah di sebelah dalam sana ada orang yangsedang menumbuk padi. Maka karena terdorong oleh rasa ingin tahunya yang besar,diam-diam Giok Hong mengintip ke sebelah dalam dari celah-celah pintu sampingkelenteng itu.Si pemuda cilik sama sekali tak menyangka, bahwa di suatu halaman dalamkelenteng Kee-beng-sie itu nampak sebuah rak yang berisikan delapanbelas senjatasenjatayang biasa dipergunakan dalam kalangan persilatan. Di samping rak senjataitu, terletak harter batu, gembok batu dan alat senjata yang lainnya, suatu tandabahwa halaman itu dipergunakan orang untuk berlatih ilmu silat.Di suatu sudut dari ruangan itu, didirikan lima buah tonggak besi yang tampaknyasudah licin mengkilat karena sering diraba atau diinjak, yang susunannya miripdengan sebuah bunga bwee. Tinggi tonggak-tonggak itu kira-kira tiga ciok, di atastonggak-tonggak tersebut kelihatan seorang hwee-shio tua yang bertubuh kuruskering dan berkulit kehitam-hitaman bagaikan kerap terjemur, usianya kira-kira 60tahun, tapi gerakannya masih amat gesit.Di situ ia sedang berlatih menendang dan berlompatan ke kiri dan kanan bagaikanseekor kera lincahnya. Suara-suara aneh tadi bukan lain daripada suara kaki hweeshiotua itu yang menginjak tonggak-tonggak tersebut, yang seolah-olah tergetarkarena tak sanggup menahan khie-kang atau tenaga dalam yang telahdikeluarkannya.Dengan memperhatikan sikap hwee-shio itu, Sun Giok Hong segera menarikkesimpulan, bahwa ia itu pasti bukan seorang hwee-shio sembarangan. Dari caranyamemasang kuda-kuda dan menendang, sunggung mirip sekali dengan apa yangpernah diajarkan oleh pamannya kepadanya, tapi kuda-kuda si hwee-shio tua jauhlebih lincah dan kokoh, hingga tanpa terasa lagi ia jadi berseru, "Itulah sesungguhnyailmu tendangan yang lihay sekali, sehingga Lo-hwee-shio boleh dipuji sebagai hweeshioyang tak boleh dipandang ringan di atas gunung yang terkenal ini!".Sementara hwee-shio tua itu yang telah mengetahui bahwa di sebelah ada

Page 41: Golok Naga Kembar

seseorang yang mengintip dan mencuri lihat latihan menendang dan memasang kudaTiraikasihWebsite http://kangzusi.com/kudanya di atas tonggak Bwee-hoa-thung itu, maka dengan tenang ia menjawab,"Jika engkau memang gemar ilmu silat, bolehlah engkau masuk ke sini. Mengapakahengkau mesti berlaku diam-diam dan mencuri lihat dari luar?".Giok Hong segera mendorong pintu yang ternyata tidak terkunci itu, kemudianmenghampiri dan berlutut di hadapan hwee-shio tua itu sambil berkata, "Ilmutendangan dan cara memasang kuda-kuda Tay su, sungguh mirip sekali dengan ilmutendangan dan bee-sie yang dipelajari oleh keluarga kami. Bukankah Tay-su inimerupakan Cian-pwee (seorang golongan yang lebih tua) dari golongan kami?".Hwee-shio tua itu lalu mengangkat bangun si bocah sambil dipandang sesaatlamanya. Kemudian ia tersenyum dan bertanya, "Engkau ini berasal dari mana?"."Aku berasal dari desa Sun-kee-chung dalam propinsi Tit-lee" sahut Giok Hong,"namaku Sun Giok Hong. Pamanku Sun Sin Bu alias In Hu yang membuka sebuahkantor angkutan Hin Liong Pio Kiok di kota Thian-cin. Hari ini setelah mengantarkanbarang-barang angkutan titipan orang lain ke kota Kim-leng, maka aku telahmengikuti kawan-kawanku yang lainnya untuk dating ke sini menikmati pemandanganalam di daerah Kang-lam yang tersohor diseluruh dunia. Tapi aku sama sekali tidakmenyangka, bahwa aku bisa berjumpa dengan Tay-su di kelenteng Kee-beng-sie ini".Hwee-shio tua itu jadi tertawa mengakak dan mengusap-usap kepala si pemudacilik sambil berkata, "Ah, ternyata engkau ini adalah Tit-sun ku!. Pamanmu In Huadalah Su-titku. Maka pertemuanku denganmu hari ini, tidak berbeda dengan waktuaku berjumpa dengan pamanmu. Pinceng sudah lama sekali tidak berjumpa denganpamanmu itu sekarang marilah engkau mengikuti Pinceng masuk ke dalamkelenteng"."Di luar masih ada lima orang kawan-kawanku yang turut juga pesiar ke sini" GiokHong melaporkan."Mereka juga boleh engkau undang masuk" berkata hwee-shio tua itu.Sun Giok Hong jadi girang lalu keluar dan mengundang Ciu Tiong Gak, Thio In Han,Kwan Chit Long, Ma Tiauw Hoan dan The Kee Hu untuk masuk ke dalam, dimanamereka sekalian diantar oleh hwee-shio tua itu melihat-lihat keindahan pemandangandi dalam kelenteng Kee-beng-sie.Dari pembicaraan yang dilakukan oleh tuan rumah, barulah diketahui bahwa hweeshiotua itu adalah salah seorang murid dari golongan Siauw-lim yang memakai namaIt Kok Siansu. Ia mahir ilmu tendangan dan kuda-kudanya begitu kokoh, sehinggatiada seorangpun yang pernah merobohkannya. Keluarga Sun mendapat warisan ilmutendangan dan bee-sie yang sama dari salah seorang tokoh golongan Siauw-lim juga,yakni It Beng Siansu yang menjadi su-heng atau kakak seperguruan dari It KokSiansu.Oleh karena itu, tidaklah heran jika ilmu tendangan dan bee-sie It Kak Siansu sama

Page 42: Golok Naga Kembar

benar dengan apa yang Giok Hong pernah pelajari dari pamannya. Dikalangan Kangouw,It Kak hwee-shio dikenal orang sebagai Thiat-hwee-shio atau si Paderi Besi,berhubung kakinya sangat kuat dan tendangannya sangat disegani oleh para orangoranggagah yang pernah mengenalnya dan mengetahui betapa lihaynya tendangantendangannyaitu.Sesampainya di ruangan tempat berlatih ilmu silat, It Kak Siansu telah minta GiokHong untuk mempertunjukkan kepandaiannya dan untuk melihat sampai seberapajauh ia mendapat kemajuan dalam ilmu tendangan dan bee-sie yang pernah dipelajaridari pamannya.Sun Giok Hong menurut. Begitulah, setelah menyingsingkan lengan baju danmelibatkan ujung baju ke pingganggnya, si pemuda cilik segera mempertunjukkanTiraikasih Website http://kangzusi.com/ilmu tendangan dan bee-sienya, yang ternyata memang benar sama corak dan gerakgeriknyadengan apa yang telah dipertunjukkan si hwee-shio tua tadi.It Kak Siansu memperhatikan secara teliti semua gerak-gerik Giok Hong sesaatlamanya. Tatkala Giok Hong selesai mempertunjukkan kepandaiannya, barulah hweeshiotua itu membahasnya dengan mengatakan, "Tit-sun, dengan menilik gerakgerikmuyang begitu kuat dan sungguh-sungguh, maka dapat diharapkan bahwakelak engkau akan memperoleh kemajuan yang pesat sekali. Tapi usiamu masihterlampau muda untuk mengikuti po-pio. Tendangan dan bee-siemu agak ketinggian,hingga dengan begitu engkau tak dapat menyesuaikan diri untuk dapat bergerakdengan lebih sebat dan tak terduga oleh pihak lawan. Oleh karena geraktendanganmu itu kurang cepat, maka pihak lawan dapat dengan mudah mengelak,walaupun tendanganmu itu cukup lihay dan santer. Oleh karena itu, cobalah engkauberlatih dengan lebih rajin dan sungguh-sungguh".Sun Giok Hong mendengar demikian, lekas-lekas berlutut dihadapan It Kak Siansu,mohon diterima sebagai murid. Sedangkan Ciu liong Gak dan kawan-kawan yang jugamenaruh harapan besar atas diri Sun Giok Hong dikemudian hari, merekapun laluturut membujuk agar hwee-shio tua itu sudi menerima si pemuda cilik sebagaimuridnya."Pinceng bersedia mengabulkan permintaan kalian". Setelah itu ia menoleh danmempersilahkan Giok Hong bangkit sambil melanjutkan bicaranya. "Sun Tit-sun" katahwee-sio tua itu pula, "dengan memperhatikan pada sorot matamu yang agakberingas, maka dapatlah kuterka bahwa engkau ini adalah seorang yang mudah naikdarah!, Pin Ceng sangat mengharap, jika nanti setelah engkau tamat belajar,janganlah selalu menurut hati yang panas dan menerbitkan keonaran. Pinceng,sebagai guru dan orang yang berkedudukan lebih tinggi dalam golongan kita, pastiakan dipersalahkan orang serta harus bertanggung jawah atas segala perbuatanmuitu. Oleh karenanya, Pinceng banyak harap supaya Tit-sun sudi memperhatikan hal ini

Page 43: Golok Naga Kembar

sebaik-baiknya".Sun Giok Hong jadi sangat girang, lalu menyatakan bersedia untuk mematuhisegala sesuatu yang dikatakan oleh hwee-shio tua itu. In Kak Siansu telah minta GiokHong mengambil pakaiannya di rumah penginapan dan pindah berdiam di kelentengKee-beng-sie selama ia belajar ilmu silat dibawah pimpinannya. Sementara Ciu TiongGak dan kawan-kawan yang dipesan oleh hwee-shio tua itu untuk menyampaikansalam dan berita kepada Sun Sin Bu (paman Giok Hong) tentang Giok Hong yangakan tinggal di kelenteng Kee-beng-sie tempat kediamannya untuk memperdalamkepandaian silatnya. Setelah itu merekapun meminta diri kepada hwee-shio tua itudan si pemuda cilik untuk kemudian berangkat pulang ke Thian-cin, danmenyampaikan pesan It Kak Siansu kepada induk semang mereka.Begitulah Sun Giok Hong dengan tak disangka-sangka, sejak hari itu danselanjutnya telah berguru kepada su-siok pamannya sendiri.0oo0

IIIMAKA dengan beralihnya waktu dan bertukarnya musim, tanpa terasa lagi empattahun telah berlalu dengan cepat sekali. Selama itu pula Sun Giok Hong telah dapatmenguasai dengan baik ilmu tendangan, bersilat dengan tangan kosong maupundengan menggunakan senjata, serta menguasai pula ilmu melempar piauw denganmata yang tertutup.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Pada suatu hari, It Kak Siansu memanggil muridnya itu sambil berkata, "Muridku,kini ilmu kepandaianmu telah mencapai tingkat yang lumayan, walau belum sampaiketingkat yang tertinggi. Cukuplah kiranya untuk bekal kau merantau dikalanganKang-ouw sambil membantu usaha pamanmu, tapi ada sepatah dua patah kata yangkiranya perlu aku beritahukan kepadamu".Giok Hong mengangguk-angguk sambil memasang telinga untuk mendengarkan."Yang pertama-tama, engkau harus berlaku sabar dan jangan mudah naik darah"kata hwee-shio tua itu pula. "Karena seorang yang selalu suka mengumbaramarahnya, bukanlah seorang gagah yang cerdik".Giok Hong berjanji untuk mengubah kebiasaannya yang aseran dan tidak baik itu.It Kan Siansu kelihatan girang sekali mendengar pernyataan muridnya itu. "Jikaselanjutnya engkau berlaku tawakal dan memperhatikan segala ajaranku" hweeshiotua itu melanjutkan, "Akupun akan merasa lega hati melepaskan engkau turungunung dan kau boleh berangkat ke Thian-cin pada hari ini juga".Demikianlah, dengan bercucuran air mata. Giok Hong lalu minta diri kepadagurunya yang telah menurunkan pelajaran silat dengan sungguh-sungguh sehinggaempat tahun lamanya. It Kak Siansu menghibur dan membesarkan hati si pemudadengan mengatakan bahwa waktu untuk mereka saling bertemu masih banyak. GiokHong berjanji untuk menjumpai sang guru jika sewaktu-waktu iadiperintahkan oleh pamannya untuk po-pio (melindungi barang) ke daerah Kang-lam.Kemudian dengan hati sangat sedih ia meninggalkan kelenteng Kee-beng-sie yangindah itu dalam usianya yang waktu itu sudah menginjak enambelas tahun.Setibanya di kota Cee-lam dalam perjalanan pulang ke kota Thian-cin, tiba-tiba

Page 44: Golok Naga Kembar

teringatlah dalam hati si pemuda tentang pesan Thio Ciam Goan yang telahmemberikan sepucuk surat perkenalan kepadanya untuk berguru kepada adik orangtua itu yang bernama Thio Ciam Kui yang membuka kantor pengangkutan Gie Cee PioKiok di kota yang tengah dilaluinya itu.Maka dengan membawa surat itu yang telah disimpan baik-baik selama empattahun, Sun Giok Hong segera menuju ke kantor angkutan Thio Ciam Kui denganperasaan hati yang agak ragu. Tubuh si pemuda sekarang sudah tumbuh menjadijauh lebih besar daripada empat tahun yang lalu, demikian juga pikirannya telahbertambah jauh lebih cerdik seiring dengan bertambahnya usia.Pada empat tahun yang lampau ia menganggap Thio Ciam Kui sebagai salahseorang ahli golok terlihay di Tiongkok Utara. Tapi kini karena ia sendiripun telahpaham ilmu golok berkat ajaran It Kak Siansu, tidaklah heran jika di dalam hatinyatimbul rasa ragu mengenai kepandaian ilmu golok Thio Ciam Kui, meski orang tua sheThio itu tersohor serta disegani orang sebagai "Ngo-seng-to-ong" atau raja golok darilima propinsi. Apakah dia sesungguhnya mempunyai kepandaian yang begitu tinggi?.Atau bukankah gelar itu hanya diberikan sebagai tanda hormat belaka?. Demikan GiokHong menduga-duga.Dalam pada itu, maka timbullah rasa curiga si pemuda yang dibarengi denganmunculnya pikiran untuk menjajal dahulu orang tua itu, sebelum ia menyerahkansurat perkenalan Thio Ciam Goan kepada oarang yang bersangkutan.Ia pernah mendengar bahwa Thio Ciam Kui adalah murid kesayangan jago kawakanMa Hiang, ahli golok yang sukar dicari tandingan dimasa itu. Tapi benarkah ilmu golokCiam Kui pun dapat menyamai kepandaian ilmu golok It Kak Siansu, gurunya?.Setelah menetapkan pikiran. Giok Hong lalu menuju ke kantor angkutan Gie CeePio Kiok untuk berkenalan dan menjajal sampai dimana kelihayan jago tua yangdikenal orang dengan gelar "Ngo-seng-Loong" itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Kantor angkutan Gie Cee Pio Kiok ternyata adalah sebuah bangunan besarberloteng dan dikelilingi oleh pagar tembok dengan pintu gerbang yang mentereng.Sedangkan di kiri kanan papan merek Gie- Cee Pio Kiok yang dapat dilihat tegas darijarak yang agak jauh, digantungkan dua buah papan merek lain yang dasarnya hitamdengan huruf-huruf yang dituliskan dengan air emas.Sun Giok Hong yang sudah biasa dengan pekerjaan di kantor angkutan, langsungmenuju ke meja tempat pembayaran dan bertanya kepada kasir yang sedang dudukdi hadapan meja tersebut, "Apakah Thio Ciam Kui Lo-su ada di rumah?"."Tuan ini orang dari mana?. She dan bernama siapa?" balik bertanya si kasir sambilmemperhatikan si pemuda cilik dari kaki sampai kepala, kemudian dari kaki balikkembali pada wajah sang tamu yang, masih muda itu."Aku seorang dari utara" Giok Hong berdusta, "she Sun bernama In San. Aku

Page 45: Golok Naga Kembar

mendengar kabar yang tersiar luas di luar, bahwa Thio lo-su di sini mempunyai gelar'Ngo-seng-to-ong'. Oleh sebab itu, aku dari jauh telah sengaja datang kesini untukminta berkenalan dengan beliau".Si kasir mendengar omongan si pemuda dan mengerti apa yang dimaksud dengankata-katanya itu, matanya menatap lebar-lebar lalu berkata, "Nak, usiamu baru sajamencapai belasan tahun, tapi toh engkau sudah mempunyai keberanian untukmenantang Thio Lo-su. Tahukah engkau, bahwa Thio Lo-su sudah berusia empatpuluhtahun lebih dan lebih daripada cukup untuk menjadi ayahmu?. Maka jika beliaubertanding denganmu dan memperoleh kemenangan, bukan saja dia tak akanmenjadi lebih tersohor, malah sebaliknya akan dicaci maki oleh rekan rekannyadikalangan Kang-ouw, sebagai seorang tua yang ta tahu harga diri dan suka meladenitantangan kanak-kanak yang belum mengerti urusan. Maksud Thio Lo-su membukakantor angkutan ini adalah untuk bersahabat dengan orang-orang sedunia, tapi samasekali bukan membuka gedung perguruan silat atau lui-tay dimana sembarang orangdiperbolehkan naik ke atas panggung untuk mengadu ilmu silat. Maka jikakedatanganmu ini bermaksud untuk pi-bu atau mengadu ilmu silat, ternyata engkautelah datang ke tempat yang keliru. Aku harap supaya saudara tidak menjadi gusaratau berkecil hati jika aku minta saudara pergi saja kelain tempat"."Akan tetapi" Giok Hong memaksa, "apakah Thio Lo-su ada di rumah?"."Thio Lo-su tengah melindungi pio dan tak ada di rumah" sahut si kasir."Lagipula engkau ini bukanlah tandingan Thio Lo-su. Taruh kata dia ada di rumah,diapun pasti tak akan suka meladeni tantanganmu itu. Oleh karenanya, sekali lagi akunasihatkan supaya engkau segera berlalu saja ke lain tempat, agar tidak menggangguusaha kami di sini".Giok Hong yang mudah naik darah segera menjadi gusar. Semula ia hendakmenghajar kasir itu, tapi mendadak pesan-pesan It Kak Siansu bagaikan kilatmenyambar dalam pikirannya. Selain itu, pikirnya, maksud kedatangannya ke situadalah untuk berguru, maka tidak jadi ia laksanakan tindakan yang semberono itu.Lagipula si kasir hanya seorang pegawai yang dibayar olah induk semangnya, hinggatidaklah benar jika ia ingin bertindak seenaknya saja hanya sekedar untukmelampiaskan napsu amarahnya.Oleh sebab itu, ia hanya mengatakan, "Maafkanlah aku", kemudian segera berlalusambil pikirannya bekerja keras, mencari cara bagaimana untuk dapat memancingThio Ciam Kui hingga menjadi gusar dan suka meladeni tantangannya itu.Pikir punya pikir, ia melihat di samping kantor angkutan Gie Cee Pio Kiok adaempat buah kereta pio yang rupanya hendak diberangkatkan pada hari itu juga. Makadiam-diam ia coba menanyakan pada salah seorang pengendara kereta itu,kemanakah gerangan kereta-kereta pio itu hendak diberangkatkan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Setelah mendapat keterangan ke mana dan arah mana yang hendak dituju olehrombongan keempat kereta pio itu, lekas-lekas Giok 1 long mendahului menuju ke

Page 46: Golok Naga Kembar

suatu tempat yang terpisah kira-kira lima atau enam lie di luar pintu kota selatan darikota Cee-lam dimana ia menantikan sambil meletakkan pauw-hoknya di bawahsebuah pohon yang rindang.Tidak lama kemudian, benar saja keempat kereta pio dari Gie Cee Pio Kiok tadikelihatan mendatangi dengan diiringi oleh dua orang l>io-su yang berkuda. Maka GiokHong yang sedari tadi telah mengatur siasat perampokan untuk memancingkegusaran Thio Ciam Kui, dengan pegcra melompat turun dan menghadang di tengahjalan sambil bertolak pinggang dan berdiri tegak.Pio-su yang bertanggung jawab bernama Oey Cu Hui, salah seorang pio-sukenamaan dari Gie Cee Pio Kiok, usianya telah mencapai limapuluh dua tahun danmahir mempergunakan pelbagai macam senjata, hingga ia mendapat kepercayaanThio Ciam Kui untuk melindungi pio ke tempat jauh. Tatkala melihat kereta-keretadicegat oleh seorang pemuda cilik, segera ia tampil ke muka dengan golok terhunus ditangannya."Bocah cilik" katanya, "apakah maksudmu mencegat kereta-kereta pioku ini?"."Apakah engkau bermaksud akan lewat di jalan ini?" Giok Hong balas bertanya."Ini jalan raya milik negara" sahut Oey Cu Hui, "apakah maksudmu bertanyademikian?. Kami memang biasa lewat di sini!"."Jika demikan halnya" kata Giok Hong pula, "aku ada suatu syarat yang hendakdiajukan kepadamu, yaitu barang siapa yang hendak lewat di sini, ia harus bertandingdahulu denganku. Jika ia menang, ia boleh jalan terus, tapi sebaliknya kalau kalah, iaharus pulang kembali dan aku melarang dia lewat di sini lagi!"."Dasar anak goblok!" kata Oey Cu Hui sambil tertawa mengakak, "apakah engkauyang belum disapih berani melawan aku yang sudah bangkotan begini?. Ayoh,mari, akan kuajar adat kepadamu".Tapi Giok Hong yang tidak bermaksud melukai Cu Hui untuk menghindaripermusuhan menjadi berlarut-larut, terpaksa tidak mempergunakan ilmutendangannya yang sangat dahsyat itu, yang pernah dilatih sekian tahun lamanyadibawah pimpinan It Kak Siansu di kelenteng Kee-beng-sie. Karena jika sampaikejadian ia salah kaki, pihak lawan bisa patah kakinya terkena tendangan itu. GiokHong berusia lebih muda dan bertenaga lebih kuat, maka tidaklah heran jika napas CuHui jadi terengah-engah, ketika pertempuran baru berlangsung beberapa belas jurussaja.Kemudian, karena merasa bahwa dia tidak akan mampu mengalahkan si bocah sheSun, ia merasa lebih baik mendahului keluar dari kalangan pertempuran, sebelum iakehilangan muka karena dirobohkan oleh lawannya yang masih sangat muda tapilihay itu.Giok Hong tertawa mengakak. Ia tidak mengejar Cu Hui, tapi langsungmenudingkan telunjuknya ke arah kawan lawannya yang berdiri menontonpertempuran itu sambil menantang, "Mari, sekarang engkau yang menggantikan dia

Page 47: Golok Naga Kembar

bertempur denganku!".Pio-su kawan Oey Cu Hui ini bernama Lauw Kee Peng, seorang Shoalang yangmahir ilmu tendangan berantai Wan-yo-tui dan ilmu permainan toya Tam-kun-hoat.Selama pertempuran itu berlangsung, pio-su ini telah melihat dengan jelas bahwapada akhirnya kawannya itu akan kena juga dirobohkan oleh Sun Giok Hong. Makadalam hati ia merasa tidak enak, sedari tadi iapun telah siap sedia untuk membantubilamana ia rasa perlu. Tidak tahunya, sebelum ia keluar membantu, C ;iok 1 longTiraikasih Website http://kangzusi.com/telah mendahului menantangnya bertempur, hingga dengan wajah yang menandakankegusaran dan mata mendelik, ia membentak, "bocah cilik, tidak perlu engkaumenjual lagak yang tengik begitu!".Sambil berkata demikan, Lauw Kee Peng segera menyerang dada Giok Hongdengan menggunakan tinju kanannya, sehingga si pemuda she Sun terpaksamengegos untuk menghindari pukulan tersebut, sedang tinjunya yang kanan telahdipergunakannya untuk menyabet tinju lawan.Sret.......!!!. Pukulan Kee Peng luput, tapi bersamaan dengan itu kakinya telahmenyambar ke arah perut si pemuda cilik bagaikan kilat cepatnya. Giok Hongsekarang telah mempunyai ketangkasan dan kesebatan luar biasa berkat latihannyadi Kee-beng-sie selama empat tahun. Dengan gerak yang hampir tak kelihatan. GiokHong telah mengelakkan tendangan itu sambil balas menabas kaki itu dengan telapaktangannya.Sret.......!!!. Sebelum tendangan Kee Peng yang pertama keburu dielakkan, tibatibakaki yang lain si pio-su telah menyambar pada si pemuda cilik yang telahdijadikan sasaran dari tendangan yang berantai itu.Sret.......!!!. "Ah.........!" suara Kee Peng yang menandakan rasa terkejut tiba-tibaterdengar di antara suasana yang gawat itu. Kemudian, karena kagetnya, entahdengan gerak apa Lauw Kee Peng merasakan dirinya melayang di udara dan jatuhterlempar ke suatu tempat yang terpisah kira-kira beberapa belas kaki jauhnya!.Ternyata pada waktu pertama Kee Peng menggerakkan kakinya, Sun Giok Hongtelah sadar pula betapa hebat tendangan lawannya itu. Inilah tendangan Wan-yo-tuiyang pasti akan dilakukan lawan dengan berturut-turut. Dengan dugaan itu dalamhatinya, maka selain mengelakkan tendangan Kee Peng yang pertama, iapun berlakuwaspada untuk menjaga tendangan lawan itu selanjutnya. Kee Peng sendiri sampaitidak merasa ketika kedua kakinya dicekal oleh Giok liong yang segera melemparkandirinya kelain jurusan dengan meminjam tenaga yang dilancarkan oleh tendangannyayang kedua itu.Setelah itu. Giok Hong mentertawainya sambil berkata, "Kawan, ternyata ilmukepandaianmu masih belum cukup untuk bertanding denganku. Oleh sebab itu,apakah engkau sekarang telah merasa takluk dan suka menyerah kalah?".Lauw Kee Peng bukan main gusarnya mendengar kata-kata itu, hingga dengantidak banyak bicara lagi ia berlari-lari ke arah kereta pionya untuk mengambil toyaSiang-thauw-kun. Dengan senjata itu ia hendak menempur kembali si bocah, GiokHong segera menghunus goloknya begitu melihat lawannya balik kembali dengan

Page 48: Golok Naga Kembar

bersenjatakan toya."Mari" Giok Hong balas menantang, "engkau boleh rasakan dahulu tinjuku inisebelum engkau bicara takabur!".Dengan perasaan yang tidak memandang sebelah mata kepada si pemuda cilik,Oey Cu Hui segera memasukkan goloknya ke dalam serangka, kemudia ia turun darikudanya dan berkata, "Mari, mari, hendak kulihat sampai dimana ilmu kepandaianmuyang sangat kau andalkan itu!".Sun Giok Hong tidak banyak bicara lagi. Begitu melihat Oey Cu Hui turun darikudanya, lantas ia maju menyerang dengan gerakan secepat kilat. Tapi Oey Cu Huiyang juga bermata sangat jeli, segera berkelit sambil berseru dan balas menyerang sipemuda cilik dengan siasat Tok-pek-hoa-san atau dengan sebelah tangan membelahgunung Hoa-san. Giok Hong lekas mengelakkan pukulan tersebut dan bersilat dalamilmu Eng-jiauw-kun atau ilmu pukulan cakar garuda, yang merupakan ilmu silatwarisan dari keluarga Sun. Dengan mana ia mendesak dan hendak mencekalTiraikasih Website http://kangzusi.com/pergelangan tangan Oey Cu Hui, hkigga pio-su dari Gie Cee Pio Kiok itu jadi sangatterkejut dan lekas-lekas melompat mundur sambil berseru, "Tahan dulu!".Si pemuda cilik lalu menarik pulang tinjunya sambil berkata, "Apakah itu tandanyabahwa engkau telah menyerah kalah?"."Pertempuran ini baru saja berlangsung" kata Oey Cu Hui, "kedua belah pihakbelum lagi menunjukkan kelihayannya masing-masing, maka bagaimana engkausudah menganggap aku kalah?. Barusan dengan memperhatikan gerak-gerikmudalam cara yang telah cukup kukenal, aku jadi teringat akan ilmu Eng-jiauw-kun darikeluarga Sun di Thian-cin. Apakah barangkali engkau ini adalah salah seoranganggota keluarga Sun itu?".Sun Giok Hong tersenyum dan berkata, "Ya, memang benarlah apa katamu. Aku inikemenakan pemilik kantor angkutan Hin Liong Pio Kiok di kota Thian-cin yangbernama Sun Giok Hong. Oleh karena aku tergolong sebagai anak yang ke tujuh,maka orang biasa menyebutku Sun Lo-cit. Kakakku bukan lain daripada Thiat-kunSun atau Sun si Tinju Besi.Mendengar pengakuan si pemuda cilik, Oey Cu Hui jadi terkejut dan berkata, "Aiii,tidak tahunya engkau ini adalah Sun Sie-tit, pamanmu Sin Bu Su-hu adalah sahabatkaribku. Hari ini jika tidak bertempur, benar-benar kita tak akan saling mengenal. Jadidengan begitu sudah jelaslah bahwa kita semua adalah orang-orang sendiri, hinggapatut sekali untuk kita saling maaf-memaafkan".Tapi Sun Giok Hong yang melihat ia mendapat lebih banyak kesempatan untukmembuat pihak Thio Ciam Kui jadi semakin gusar, bukan saja tidak menghiraukankata-kata Oey Cu Hui, malah sebaliknya setelah mengejek dengan mengatakan,"Tidak perlu engkau mengaku-aku kenal atau tidak kenal pada pamanku, tapi yangpaling aku perlukan sekarang adalah berkelahi!. Jika engkau mampu mengalahkanku,bolehlah engkau lewat di sini, kalau tidak engkau boleh kembali ke kota Cee-lam

Page 49: Golok Naga Kembar

untuk mengaku kepada induk semangmu. Katakanlah kepadanya, bahwa aku sedangmenunggu kedatangannya di sini!".Mendengar kata-kata yang menghina itu, lagi tidak mengenal budi kebaikan danmenganggap dirinya 'sepi' itu, sudah barang tentu Oey Cu Hui jadi merasa sangattersinggung, lalu membentak, "Anak ingusan, sekarang hendak kujajal sampaidimana kelihayanmu yang sebenarnya!".Sambil berkata demikian, pio-su dari Gie Cee Pio Kiok itu segera menerjang sipemuda she Sun dengan perasaan hati yang sangat mendongkol.Giok Hong lekas berkelit ke arah kiri, kemudian dengan sebat ia mempergunakanilmu Thiat-see-ciang atau telapak tangan pasir besi untuk membabat tangan si orangshe Oey dengan telapak tangan kanannya Cu Hui yang berlaku kurang sebat untukmengelakkan sabetan itu, merasakan telapak tangan Giok Hong yang menyerempet disisi lengannya, membuat ia terkejut dan merasakan linu. Kemudian dengan keduatinjunya ia menyerang dada si pemuda cilik dengan suatu gerakan yang dahsyatsekali. Demikianlah kedua orang itu telah bertempur dengan mengeluarkan seluruhkepandaian dan tenaganya untuk mempertahankan keunggulan diri masing-masing.Begitulah, dengan masing-masing memegang senjata, pertempuran ituberlangsung dengan tak kalah serunya daripada sebelumnya. Bahkan dalam keadaanbersenjata, Sun Giok Hong tampaknya lebih lincah dan tangkas dalam menandingilawannya. Sedangkan Lauw Kee Peng yang memang seorang ahli dalam halmemainkan toya Siang-thauw-kun, mana mau mengalah mentah-mentah kepadaseorang pemuda cilik yang dianggap masih hijau dan belum berpengalaman.Sementara Giok Hong yang menyaksikan pihak lawan begitu bernapsu untukmengalahkan dirinya, lalu mengubah siasat dari menyerang jadi menjaga, karenaTiraikasih Website http://kangzusi.com/dengan siasat ini ia hendak menjajal sampai dimana keuletan dan kelihayanlawannya, disamping itu iapun tak usah mengeluarkan terlampau banyak tenaga.Tapi Lauw Kee Peng yang keliru menyangka si pemuda cilik merasa jeri karenaserangan-serangan Siang-thauw-kunnya yang begitu dahsyat, jadi semakin hebatmelancarkan pukulan-pukulan hingga Giok Hong hanya kelihatan dapat menjaga dirisaja tapi tak sanggup membalasnya.Melihat demikan, Lauw Kee Peng segera memperhebat serangan-serangannya.Siang-thauw-kun diputar sedemikian dahsyatnya hingga mengeluarkan suaramenderu-deru, bagaikan baling-baling yang diterjang angin taufan. Ganas, dahsyatdan tak mengenal kasihan. Giok Hong terdesak, tapi anehnya dia sama sekali tidakmengeluh.Ditangkisnya semua serangan Lauw Kee Peng dari segala jurusan dengan wajahberseri-seri."Dasar anak goblok!" kata pio-su dari Gie Cee Pio Kiok itu dalam hatinya. "Nyatalahbahwa engkau benar-benar tidak mengetahui akan datangnya bahaya yang begitubesar dan dapat membahayakan jiwamu!".Akhirnya Kee Peng sendirilah yang tak sadar, bahwa dia kini tengah dipancing olehGiok Hong untuk terus mengobral tenaganya. Dan tatkala beberapa kali ia menyerang

Page 50: Golok Naga Kembar

dengan sia-sia dan merasakan tenaganya telah hilang sampai separuh, barulah iamenyadari segala akibat daripada kelalaiannya tadi. Dengan sebat, ia mengubahsiasat penyerangannya, tapi Sun Giok Hong yang terlebih dahulu telah "mengunci"jalan mundur pihak lawan, telah membuat Lauw Kee Peng terpaksa mesti melawandengan mati-matian untuk menyelamatkan mukanya sendiri. Karena jika sampaikejadian ia kena dirobohkan oleh si pemuda cilik yang gesit dan lihay itu, bukan sajaia akan mendapatkan malu dari induk semangnya tapi juga nama besarnya yangsudah sekian tahun terkenal di kalangan Kang-ouw akan hancur lebur saat itu juga.Oleh sebab itu, mau tak mau ia harus mempertahankan diri sekuat mungkin untukmenghindari ejekan orang-orang yang akan menamakannya seorang "pecundang".Demikianlah, bagaikan seekor kerbau yang mendadak kalap, kee Peng mengamukdan "nge-phia" untuk merobohkan pemuda she Sun itu. Sun Giok Hong yangmenyaksikan ilmu toya lawannya telah mulai kalut, telah siap sedia untukmelancarkan serangan-serangan kilat tanpa dia sendiri mengeluarkan terlampaubanyak tenaga. Maka sambil bertempur. Giok Hong terus mentertawai lawannyasambil berkata, Kawan, lebih baik engkau menyerah kalah saja, agar supayapertempuran ini dapat dihentikan tanpa engkau sendiri mesti hilang muka di hadapanorang banyak.'".Mendengar ejekan itu, bukan alang kepalang gusarnya si orang She Louw,sehingga tanpa pikir panjang lagi ia hujani pukulan-pukulan yang maha dahsyatkepada diri si pemuda cilik itu. Tapi serangan-serangannya selalu saja jatuh di tempatyang kosong, berhubung Giok Hong senantiasa berlaku waspada dan berkelit darisegala pukulan yang dilakukan lawan dalam keadaan bagaikan orang yang sedangkerasukan setan.Pada suatu ketika si pemuda cilik yang telah memperhatikan titik titik kelemahanlawannya, dengan secara cerdik telah sengaja berlaku agak kendur dan sedikit lalai.Lauw Kee Peng yang menduga si pemuda she Sun sudah kehabisan tenaga, tidaklama kemudian melancarkan pukulan mautnya yang bernama Lui-kong-tha-lam-sanatau geledek memukul gunung Ciong-lam-san. Sifat dan gerak pukulan itu demikianhebat dan ganasnya, sehingga para anak buahnya yang menyaksikan Kee Pengmelancarkan pukulan tersebut, hati mereka jadi jeri dan tanpa terasa merekaberteriak, "Celaka!". Karena jika pukulan itu betul-betul mengenai sasarannya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/dengan batok kepala si pemuda cilik itu dijadikan sasaran, jangankan kena terpukultepat hingga batok kepala itu hancur lebur, tapi meski kena terserempet sedikit sajasudah cukuplah untuk membuat jiwa Giok Hong melayang ke alam baka.Syukur juga si pemuda bermata sangat jeli dan berotak cerdik. Walaupun dalamkeadaan segawat itu, ia masih dapat memperhitungkan masak-masak tindakan apayang akan diambil untuk menyelamatkan dirinya dari bahaya maut itu. Maka begitumelihat toya Siang-thauw-kun Lauw Kee Peng berkelebat untuk merenggut jiwanya,dengan cermat sekali ia mengegos sambil memutar badan dalam siasat Soan-hongsauw-tee atau angin puyuh menyapu bumi. Tatkala toya lawan meleset disampingbadannya, dengan sebat ia ayun goloknya untuk menindih toya tersebut dengansiasat Sam-san-tien-hay atau tiga gunung menindih lautan.Karena merasa pasti akan berhasil mengirim lawannya menghadap Giam-lo-ong

Page 51: Golok Naga Kembar

atau Raja Akherat, Lauw Kee Peng telah mencurahkan seluruh tenaga pada ujungtoyanya. Dengan gerak yang sedemikian cepat dan hampir tak dapat dilihat denganmata kasar, Giok Hong telah menindih toya Siang-thauw-kun lawan itu dengangoloknya, kemudian dibarengi dengan tekanan golok dari atas. Maka Kee Peng jadisempoyongan dan hampir jatuh mengusruk.Tiba-tiba ia rasakan golok si pemuda menyambar batok kepalanya dan.............Dak!!!. "Aduh!". Lauw Kee Peng jadi menjerit karena kesakitan, bersamaandengan itu iapun jatuh tersungkur dengan kepala dirasakan bagaikan berputar danmata berkunang-kunang. Kemudian terdengar suara tertawa Sun Giok Hong yangdisusul dengan kata-kata, "Kawan, ternyata engkau belum mempunyai kepandaianyang cukup untuk melakukan tugas sebagai pelindung pio. Ilmu silatmu masihterlampau rendah, sedangkan gerak kaki dan tanganmu masih agak kacau danlamban. Oleh sebab itu, paling benar engkau segera melaporkan kejadian ini kepadaThio Kiok-cu dan katakan pula kepadanya bahwa aku Sun Giok Hong menantikannyadi sini!".Ketika Kee Peng meraba batok kepalanya, ia mendapati Kenyataan bahwa batokkepalanya telah benjut tapi tidak berdarah. Dengan begitu ia segera mengetahuibahwa barusan Giok Hong bukan membacok, tapi hanya membabat dengan belakanggoloknya saja. Kalau tidak, niscaya kepalanya bisa terbelah dua karena hebatnyabacokan itu. Maka dengan perasaan malu bercampur gusar, lekas-lekas iamenyerukan para tukang kereta untuk mengangkut balik semua kereta-kereta pioyang akan diantarnya itu. Kemudian bersama-sama Oey Cu Hui ia pergi melaporkanperistiwa yang dialami kepada Thio Ciam Kui yang menjadi induk semang mereka.Sesudah Thio Ciam Kui mendengar laporan tersebut, meski di dalam hati merasasangat mendongkol, tapi lahirnya ia tetap tenang. Sambil tersenyum, ia menghiburkedua orang pio-sunya itu dengan mengatakan bahwa dalam pertempuran orang takdapat mengukur tua atau mudanya usia lawan. Lebih-lebih karena Sun Giok Hongadalah keturunan keluarga Sun yang tergolong sebagai keluarga yang sudah tersohordalam Rimba Persilatan di Tiongkok Utara, maka tidak-heran jika kepandaiannyabegitu lihay dan dapat mengalahkan mereka berdua sekaligus dalam tempo yangsingkat."Aku dan keluarga Sun meski tidak bersahabat akrab" Ciam Kui melanjutkan, "tapiia dan aku masih tergolong rekan-rekan yang bekerja dalam usaha sejenis dansewaktu-waktu saling berjumpa juga selagi mengurus pekerjaan kami masingmasing.Tapi mengenai tindak tanduk sibocah she Sun ini, menurut pendapatku samasekali tidak bermaksud untuk melakukan perampokan atau berbuat yang tidak baikterhadap pihak kita. Karena disamping aku belum pernah bermusuhan denganmereka, merekapun belum pernah berlaku tidak jujur atau merebut langgananlanggananku".Tiraikasih Website http://kangzusi.com/tapi apakah artinya si bocah she Sun mengatakan bahwa dia akan menantikan kaudi luar kota?" kata Lauw Kee Peng. "Bukankah itu berarti bahwa dia sudahmenghinamu yang berusia lebih tua?".Thio Ciam Kui tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Bukan begitu" kata orang

Page 52: Golok Naga Kembar

tua itu. "Dia bukan menghinaku, tapi tak dapat disangkal lagi bahwa dia telahmenantangku. Oleh karena itu, akan kulihat bagaimana perkembangannya nanti".Tapi di dalam hati ia menduga bahwa Sun Giok Hong pasti mempunyai maksudtertentu yang ia sendiri tak mau mengatakannya kepada lain orang, kecuali kepadadirinya sendiri.Maka sesudah berpesan agar anak semang yang lainnya menunggu dahulu didalam kantornya, Thio Ciam Kui lalu mengajak Lauw Kee Peng dan Oey Cu Hui pergimenjumpai si bocah she Sun di luar kota Cee-lam. Giok Hong yang berdiri menanti dibawah pohon segera menghadang di tengah jalan dan melihat Lauw dan Oey keduaorang pecundangnya telah balik kembali dengan mengajak seorang laki-laki setengahtua yang berbadan tegap dan menyoren sebilah golok di pinggangnya."Orang ini pasti Thio Ciam Kui adanya" pikir Sun Giok Hong, tapi ia tetap berdiritegak dengan sikap yang sombong sekali.Thio Ciam Kui yang dengan diam-diam telah memperhatikan perawakan dan sikapsi pemuda cilik dari kejauhan, dengan wajah berseri-seri dan tidak memandangrendah lalu maju menghampiri sambil memberi hormat dan berkata, "Sun Sie-tit,sungguh tidak kunyana ilmu kepandaianmu begitu lihay sehingga engkau mampumengalahkan kedua orang pio-suku".Sun Giok Hong yang mendengar omongan itu, lalu menganggukkan kepalanya danberkata, "Benar, tapi maksudku yang sebenarnya bukanlah mereka yang hendakkujajal, tapi Thio Kiok-cu yang hendak kuuji kelihayannya!"."Aku bersedia, nak!" kata orang tua itu yang segera menghunus goloknya.Kemudian tanpa banyak bicara lagi, cepat bagaikan kilat ia terjang si bocah she Sun,sehingga dengan hati terkesiaplah Giok Hong, sambil membuang diri ia jugamenghunus goloknya sendiri. Dan diwaktu kedua golok itu saling beradu, percikan apisegera tampak berhamburan meletik kian kemari. Sesudah itu Giok Hong balasmenerjang Thio Ciam Kui dengan siasat Kun-tong-to sambil bergulingan di tanahmenyabet kaki si jago tua dengan goloknya.Thio Ciam Kui yang sudah kawakan dan dapat bergerak bagaikan seekor keragesitnya, dengan mudah saja telah dapat mengelakkan bacokan Sun Giok Hong, yangkemudian mencelat ke atas dan mengubah permainan goloknya dengan siasat Pekho-liang-cie atau bangau putih membentangkan sayap.Sun Giok Hong mendesak orang tua itu dengan tidak sungkan-sungkan lagi, tapitiap serangannya telah dapat ditahan atau ditangkis oleh Thio Ciam Kui dengantenangnya, bahkan nampaknya acuh tak acuh. Sebaliknya, setiap serangan balasanlawan telah cukup membuat Ciok Hong terkejut dan merasa kesombongannyatertindas bagaikan api ditimpa hujan.Karena jika semula telah ditimbang-timbang didalam lamunannya cara bagaimanaorang tua itu hendak dipermainkan dan dibuatnya kewalahan, ternyata sekarang iasendiri yang jadi kelojotan bagaikan seekor cacing yang jatuh di abu panas!. Dalamkeadaan sebagai seorang yang menunggang harimau, ia menjadi serba salah danragu, apakah pertempuran itu harus ditunda setengah jalan atau hingga ia kenadirobohkan oleh lawannya itu."Aiiii, celaka, celaka aku kali ini!!!" pikir si cilik. Setelah menyaksikan dengan mata

Page 53: Golok Naga Kembar

kepala sendiri betapa lihaynya ilmu golok Thio Ciam Kui yang dikenal orang dengangelar "Ngo-seng-to-ong", sekarang ia baru mau mengakui secara lahir batin bahwaTiraikasih Website http://kangzusi.com/pujian para pendekar dikalangan Kang-ouw atas diri orang tua itu sesungguhnyabukanlah omong kosong belaka.Maka selagi ia terkurung oleh sinar golok Thio Ciam Kui yang seolah olah jadiberjumlah berpuluh-puluh banyaknya dan menyilaukan mata, tiba tiba ia mendengarorang tua itu membentak dengan suara yang, angker, "Hai bocah she Sun, kini telahtiba saatnya untuk kau menerima sedikit ganjaran untuk kesombonganmu itu!".Sun Giok Hong pernah membaca riwayat orang-orang gagah yang kerap memotongtelinga atau hidung orang-orang sombong yang berani mempermainkan diri mereka!.Diam-diam hatinya menjadi jeri dan khawatir akan kehilangan daun telinga atauhidungnya yang akan membuat dirinya cacat seumur hidup, sehingga denganmenebalkan muka ia terpaksa meratap, "Lo-su, ampunilah aku!".Thio Ciam Kui yang sesungguhnya tidak ingin melukai Giok Hong, tatkalamendengar ratap itu segera menarik pulang goloknya yang mengurung diri si pemudacilik itu. Giok Hong lekas-lekas menjatuhkan diri berlutut dihadapan orang tua itusambil berkata, "Lo-su, maafkanlah Tee-cu yang telah berani mempermainkanmu!".Ciam Kui menekuk goloknya dibawah ketiak sambil membentak, "Apakahmaksudnya engkau berbuat demikian?. Coba engkau lekas jelaskan padaku!"."Tee-cu bukan sekali-kali hendak mempermainkan jiwa orang" sahut si bocah sheSun. "Tee-cu tidak bermaksud melukai orang. Jika Lo-su tak percaya, bolehlah Lo-sutanyakan kepada dua orang pio-sumu ini".Oey Cu Hui dan Lauw Kee Peng yang menganggap bahwa Sun Giok Hong telahmelepas budi kebaikan kepada mereka berdua, dengan suara yang hampir berbarengberkata, "Benar. Bocah ini memang tidak mempunyai maksud yang tidak baik. Diatidak berdusta"."Engkau ini adalah orangnya Hin Liong Pio Kiok yang kantornya berkedudukan jauhsekali di kota Thian-cin" kata Thio Ciam Kui, "tapi mengapa tanpa sebab musababyang jelas engkau telah datang mempermainkan orang di sini?. Apakah engkaubermaksud hendak menjatuhkan namaku untuk dapat menjagoi kalangan perusahaanangkutan di sini?"."Itu juga bukan maksudku" selak Sun Giok Hong, "harap Lo-su tidak menjadi salahpaham"."Kalau begitu, apa maksudmu menantangku?" tanya jago kawakan itu pula denganheran.Giok Hong yang sekarang tidak ragu lagi akan kepandaian silat Thio Ciam Kui, lalumenuturkan peristiwa perampokan terhadap kereta-kereta pionya di desa Han-keechung,sehingga kemudian ia berjumpa denga Thio Ciam Goan yang telahmenganjurkannya untuk berguru pada Ciam Kui pada empat tahun yang lampau. Lalusurat perkenalan Ciam Goan segera dipersembahkannya kepada Ciam Kui sebagaibukti daripada ketulusan hatinya untuk berguru.

Page 54: Golok Naga Kembar

Ciam Kui menerima surat kakaknya yang ditulis pada empat tahun yang lampauitu. Dengan girang, ia segera menyobek sampul surat itu dan membaca isinya, yangantara lain tertulis sebagai berikut:"Pembawa surat ini bukan lain daripada kemenakan saudara Sun Sin Bu alias In Huyang ketujuh, yaitu Giok Hong Sie-tit. Dia yang berusia masih sangat muda, giatbelajar dan berbakat sangat baik, sungguh sayang sekali jika tidak mendapat guruyang tepat dan pandai.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Maka teringatlah aku dengan ilmu golokmu yang begitu lihay dan sangat terkenal ditanah utara, tapi sayang tidak mudah bagimu untuk mendapat orang yang tepatuntuk menjadi ahli warismu.Kini karena mengingat dan menganggap bahwa Sun Sie-tit ini adalah orang yangtepat sekali untuk mewariskan ilmu kepandaianmu itu, maka hari ini aku telahmemberikan kepadanya sepucuk surat perkenalan untuk disampaikannya kepadamu.Kita manusia takkan dapat hidup ratusan tahun, tapi ilmu kepandaian dapatdiwariskan turun temurun sehingga berabad-abad lamanya. Oleh karena itu, akuharap supaya saudara sudi mengabulkan saranku dan tidak menolak hendaknya".Dibawah surat itu dibubuhi tanda tangan Ciam Goan yang cukup dikenal olehadiknya.Ciam Kui merasa gembira sekali menerima saran tersebut karena dalam usiaempatpuluh tahun dan tersohor sebagai "Ngo-seng-Huang" yang hingga sebegitu jauhbelum terkalahkan orang, memang perlu sekali pada suatu waktu mempunyai seorangCiang-bun-jin atau ahli waris dan pengganti kedudukannya sebagai Kiok-cu dan yangdapat diandalkan untuk mewarisi ilmu goloknya yang hendak dihidupkannya dari satumasa kelain masa.Karena sebagai seorang yang baik hati dan tak mau membiarkan ilmu silat pusakaTiongkok musnah di tengah jalan, maka hanya dengan cara waris mewarisi itulahgengsi ilmu persilatan di tanah tumpah darahnya dapat dipertahankan dandipupuknya dengan sebaik-baiknya.Maka dengan saran yang diperoleh dari kakaknya itu, terbukalah pikirannya yangtelah sekian lama belum dapat dilaksanakan karena belum adanya orang yang tepatuntuk mewarisi ilmu kepandaiannya itu. Ciam Kui sudah barang tentu lantasmenerima baik saran yang menganjurkan ia untuk menerima Giok Hong sebagaimurid. Lebih jauh dengan kesan-kesan yang telah diperolehnya dari pengalamanbertempur dengan si pemuda cilik tadi, pendapat Ciam Kui jadi semakin mantap, lagipula ia sangat tertarik sekali akan kegesitan serta ilmu tendangan Giok Hong yangbegitu mengagumkan hatinya.Maka tanpa ragu-ragu iapun menyatakan tidak keberatan apabila Giok Honghendak berguru kepadanya. Mendengar demikan, Giok Hong jadi girang bukan buatandan segera menjatuhkan diri berlutut dihadapan Thio Ciam Kui sambil menyebut gurudan meminta maaf sebesar-besarnya atas segala kekurangajarannya yang telah ia

Page 55: Golok Naga Kembar

buat tadi.Tapi Ciam Kui lekas mengangkat bangun sambil tak lupa berpesan agar supayakelak si pemuda itu tidak menyia-nyiakan pengharapannya untuk menurunkan pulailmu kepandaian goloknya itu kepada generasi lain yang lebih muda. Giok Hongberjanji akan membantu melaksanakan cita-cita mulia gurunya itu.Demikianlah semenjak hari itu dan selanjutnya, Sun Giok Hong telah mengangkatThio Ciam Kui sebagai gurunya dan juga ikut membantu pekerjaan-pekerjaan dikantor angkutan Gie Cee Pio Kiok. Selama itu, ia telah mewariskan ilmu permainangolok Thio Ciam Kui yang dikemudian hari membuat namanya terkenal sebagai RajaGolok dari lima propinsi utara.Tiga tahun telah berlalu dengan cepatnya. Dengan beralihnya sang musim, ilmukepandaian silat Sun Giok Hong dibawah pimpinan Thio Ciam Kui pun telahmemperoleh kemajuan yang pesat sekali. Ilmu golok Pat-kwa-to, Kun-tong-to danpelbagai macam rahasia permainan golok yang sangat tinggi dan dahsyat. Thio CiamKui dengan penuh kesungguhan telah menurunkan semua ilmu kepandaiannyakepada Sun Giok Hong, hingga akhirnya Ciam Kui sendiri mau tak mau harusmengaku kalah terhadap kepandaian murid kesayangannya itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Pada suatu hari Thio Ciam Kui menganjurkan agar Sun Giok Hong pulang ke kotaThian-cin untuk membantu pamannya di sana mengelola kantor angkutan Hin LiongPio Kiok."Ilmu kepandaianmu sekarang sudah lebih dari cukup dan lebih tinggi daripadakepandaianku sendiri" kata jago kawakan itu, "aku anjurkan engkau pulang ke Thiancinkarena mengingat usia pamanmu yang sudah lanjut. Beliau takkan dapatmelanjutkan usahanya tanpa ada seorang yang mempunyai kecakapan sepertimuuntuk mewakili atau kelak menggantikan kedudukannya"."Tapi aku masih mempunyai seorang kakak dan seorang adik laki-laki" Giok Hongmemotong pembicaraan gurunya, "yang aku percaya akan dapat membantu usahapaman. Oleh karena itu, aku pikir hendak menetap di sini untuk merawat guruseumur hidup".Ciam Kui tersenyum dan berkata, "Giok Hong Hian-touw, segala sesuatu di duniaini tak dapat berlangsung dengan langgeng, tiada sesuatu yang kekal dan dapatberkumpul terus sepanjang masa. Mengenai saudara-sauradamu, akupun bukan tidaktahu. Kakakmu Thiat Kun Sun memang mempunyai ilmu kepandaian yang hebat juga,hanya amat disayangkan tabiatnya yang sangat ganas dan gemar berkelahi. Makakalau menurut pendapatku, dia bukan seorang yang pandai bergaul, bahkansebaliknya ia bisa menimbulkan bencana besar karena tabiatnya yang pemarah itu.Kukira ada baiknya juga jika engkau selalu menasehatinya agar ia dapat berlaku lebihsabar dan mengalah dalam segala urusan remeh yang tidak berharga. Sedangkanadikmu Giok Tien masih terlampau muda untuk dapat membantu pamanmu.Menurut penglihatanku, hanya engkau sajalah yang paling tepat untuk menjadipembantu dalam kantor angkutan pamanmu itu. Maka aku anjurkan engkau supayaberangkat ke Thian-cin selekas mungkin".Oleh karena menganggap kata-kata gurunya itu benar juga, maka Giok Hongterpaksa mengabulkannya. Ciam Kui selanjutnya berpesan kepadanya sebagai

Page 56: Golok Naga Kembar

berikut, "Pesanku kepadamu adalah, yang pertama-tama supaya engkau juga dapatmenghadapi segala persoalan dengan otak dingin, jangan sekali-kali engkau berlakusembrono dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu segala akibatnya dikemudianhari. Kita boleh berlaku berani, walaupun mesti pertaruhkan jiwa dan raga demikehormatan negara dan diri, tapi kau jangan lupa ada batas-batasnya dimana kitamesti mengalah dan bertindak lunak dalam segala persoalan yang tengah kitahadapi".Sun Giok Hong manggut-manggut sambil berkata, "Murid perhatikan dengansepenuh hati pesan guru itu"."Soal kedua" Thio Ciam Kui melanjutkan bicaranya, "aku wariskan ilmu golokkuseluruhnya kepadamu dengan harapan agar engkau kelak dapat juga menurunkannyakepada generasi yang lebih muda. Bertepatan dengan kata kakakku Ciam Goan, usiakita memang bisa menjadi tua, tapi ilmu kepandaian akan hidup sepanjang masa. Akutidak setuju dengan sistem perguruan ilmu silat yang sedikit kheng-pouw ataumerahasiakan siasat-siasat silat yang dianggap lihay, untuk secara istimewaditurunkan kepada anak cucu atau murid-murid tertentu yang dianggap paling baikdan disayang.'. Maka dengan berdasarkan ilmu golokku yang telah kuwariskankepadamu itu, semoga dunia silat akan terbuka matanya dan mengetahui bahwasistem kheng-pouw tidak akan memperoleh kemajuan-kemajuan, bahkan sebaliknyapasti dikutuk habis-habis oleh generasi muda yang tentu menganggap kita selalumementingkan sanak keluarga dan sekelompok manusia yang disayangi saja!. Dansangat kuharapkan juga, generasi-generasi muda akan meneruskan cita-citaku ini.Dengan demikian aku matipun puas, tetapi sebelum aku tinggalkan dunia yang fanaini, gelar 'Ngo-seng-to-ong' akan kuserahkan padamu untuk dijaga baik-baik danTiraikasih Website http://kangzusi.com/selanjutnya diserahkan pula kepada seseorang yang kau kira tepat untukmenerimanya!".Begitulah Thio Ciam Kui telah menutup kata-katanya dengan tertawa terbahakbahak.Hal manapun diturut oleh Sun Giok Hong, walaupun airmatanya mengucur karenaterharu mendengar kata-kata gurunya itu."Sekarang engkau boleh berkemas-kemas" kata jago silat kawakan itu sambilmenepuk-nepuk bahu muridnya."Segala pesan guru" kata Sun Giok Hong sambil menghapus airmata, "akankusimpan di dalam hati untuk selama-lamanya. Dan selaras dengan itu, akupunberjanji untuk memuliakan nama guru dengan menurunkan ilmu golok kita kepadapara pemuda dan pemudi yang, berbakat serta dapat diharapkan akan jugamenurunkan ilmu golok guru kepada generasi yang lebih muda"."Ha, ha, ha!. Nyata hanya engkaulah yang dapat menjajaki maksud hatiku"bersorak Thio Ciam Kui dengan hati sangat gembira, hingga Giok Hong jadi menangistersedu-sedu karena rasa girang dan terharu yang bercampur aduk di dalam hatinya.Sementara Thio Ciam Kui yang menyaksikan demikian, dengan tersenyum lalu

Page 57: Golok Naga Kembar

berkata, "Hus!. Kenapa mesti membuang-buang airmata dengan percuma?. Seoranggagah tak pernah menangis begitu rupa, kau tahu itu?. Ha, ha, ha.'. Anak baik, mariengkau temani aku minum arak sebagai landa cintaku dan mendoakan engkau agarmemperoleh sukses dalam penghidupanmu dimasa yang akan datang!. Mari, mari, takusah engkau menampik. Anggaplah aku ini sebagai ayahmu sendiri!".Sambil berkata demikian, Ciam Kui lalu menyekal tangan muridnya untukkemudian diajaknya makan minum sebagai tanda selamat jalan.Dan tatkala selesai berkemas-kemas, Giok Hong dengan rasa terharu mengucapkanselamat tinggal kepada gurunya dan seluruh keluarga serta rekan-rekannya di kantorGie-cee Pio Kiok, maka segerlah ia berangkat.Setibanya di kota Thian-cin, Giok Hong disambut dengan hangat oleh paman dansaudara-saudara sepupunya. Giok San dan Giok Tian yang segera menjamunyamakan minum dengan gembira. Dan selama perjamuan itu berlangsung, Giok Hongtelah menuturkan riwayat perantauannya, dari kereta-kereta pio yang tengahdilindunginya dirampok orang di Han-kee-chung sehingga kemudian ia berguru padaIt Kak Siansu dan Thio Ciam Kui. Sin Bu sekeluarga menjadi kagum dan berterimakasih untuk kebaikan kedua jago-jago silat tersebut.Sun Sin Bu alias In Hu yang sejak lama telah merasa usianya sudah agak lanjutdan kurang leluasa untuk keluar bepergian mengurus pekerjaan kantor angkutannyake tempat-tempat jauh. Setelah menyaksikan sendiri kegagahan Giok Hong waktuberlatih berpasangan dengan Giok San, maka tanpa ragu-ragu ia telah minta GiokHong untuk menjadi wakilnya untuk mengurus serta melindungi kereta-kereta pio dimanapun diperlukan.Untuk tidak menyinggung perasaan Giok San yang namanya sudah terkenal dengannama julukan Thiat-kun Sun atau Sun si Tinju Besi, Giok Hong dengan rendahmengalah supaya tugas itu diserahkan saja kepada saudara sepupunya itu. Tapi GiokSan lalu mendesak agar Giok Hong suka menerima tawaran ayahnya itu, hingga GiokHong terpaksa menerima baik tawaran tersebut dengan mengucap banyak-banyakterima kasih atas kepercayaan sang paman itu.Pada suatu hari Sun Giok Hong dan kakak sepupunya Sun Giok San pergimenonton di gedung kesenian Tay Sie Kay di dalam kota Thian-cin. Apa mau dikata,tatkala mereka sedang enak berjalan, tiba-tiba punggung Giok San ditabrak orang.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Dia menjadi gusar dan mencaci maki, "Apakah matamu buta, hingga jalan yang ramaiini kau anggap sepi?. Nih.......Kau rasakan tinjuku!".Sambil berkata begitu, Sun Giok San lalu menjotos dada orang itu sehingga jatuhterpelanting dan muntah-muntah darah. Kemudian ia tertawa tergelak-gelak danberkata, "Kawan, itu tandanya bahwa aku Thiat-kun Sun masih suka mengampunijiwamu. Kalau tidak, niscaya kau akan kujotos hingga tulang-tulangmu remuk danjiwamu melayang seketika ini juga!".Setelah itu ia mengajak Giok Hong berlalu meninggalkan orang laki-laki yangtergeletak di tanah itu.

Page 58: Golok Naga Kembar

Di tengah jalan Giok Hong berkata kepada kakak sepupunya, "Kakakku, ilmukepandaianmu itu memang sangat lihay, tapi sayang tabiatmu terlampau keras danberangasan hingga tabiat itu perlu sekali kau ubah, agar kelak tidak sampaimengakibatkan keonaran yang akan membahayakan bagi dirimu sendiri. Orang lakilakiyang telah kau pukul tadi, sebenarnya tidak seberapa besar kesalahannya tapiengkau telah main pukul orang tanpa-berpikir panjang lagi. Bukankah itu suatuperbuatan yang keterlaluan sekali!".Sun Giok San lalu bersenyum dingin dan berkata, "Kita hidup di jaman sekarang,hendaknya dititikberatkan kepada keadaan yang memang sudah layak dan sesuaidengan cara penghidupan di jaman ini. karena umumnya orang lebih seganberhadapan dengan orang yang berintju keras daripada terhadap orang yang baik hatidan bertabiat lemah lembut. Kita tidak berbuat salah kepadanya, tapi dia sendirilahyang telah berlaku kurang hati-hati dan menabrakku. Maka jika aku telahmemukulnya, itu hanya untuk membuat ia berpikir dan selanjutnya jangan sampaiterjadi pula kesembronoan yang serupa, sama sekali bukan aku yang harusdipersalahkan!. Aku sangat heran, mengapa engkau memihak kepada orang itu?".Sun Giok Hong merasa tidak baik untuk bertengkar dengan Sun Giok San yangkeras kepala dan bertabiat berangasan itu. Maka dengan tidak berkata-kata, merekasegera menonton pertunjukan yang diadakan digedung kesenian Tay Sie Kay.Pada keesokan harinya, kira-kira di waktu lohor, seorang laki-laki setengah tuatelah datang ke kantor angkutan Hin Liong Pio Kiokuntuk mencari Sun Giok San. Orang laki-laki ini bertubuh tegap dan kokoh,dadanya berbulu, gerak-geriknya gesit dan wajahnya diliputi dengan kegusaran.Biarpun ditilik dengan sepintas lalu saja, orang segera dapat mengetahui bahwa diaitu adalah seorang yang paham ilmu silat.Kebetulan waktu itu Sun Sin Bu tidak ada di kantornya, sedangkan Giok San sendirikebetulan juga sedang pergi keluar. Karenanya Giok Hong yang keluar menyambut,menanyakan she dan nama orang itu serta apa maksud kedatangannya ke kantor HinLiong Pio Kiok."Aku she Ong bernama Kim Houw" sahut orang laki-laki setengah tua itu,"dikalangan Kang-ouw orang mengenal aku dengan nama julukan Thiat-kun Ong atauOng si Tinju besi. Aku dengar di sini ada juga orang yang mempunyai nama julukanyang sama, Thiat-kun Sun. Hari ini aku telah sengaja datang ke sini untuk menjajalsampai dimana kelihayan tinju besinya si orang she Sun itu!".Sun Giok Hong mendengar keterangan demikian, lekas-lekas mengangkat keduatangan memberi hormbat sambil berkata, "Oh, tidak tahunya tuan ini adalah OngSuhu. Silahkan duduk, silahkan duduk. Kakakku yang disebut Thiat-kun Sun itu,kebetulan sedang pergi keluar hingga tidak dapat menyambut kedatangan Suhu".Ong Kim Houw tampak agak kecewa lalu berkata, "Kalau begitu, bolehlah engkausampaikan pesanku ini kepadanya. Orang yang dipukulnya sehingga hampir matiTiraikasih Website http://kangzusi.com/pada hari kemarin, bukan lain daripada saudara sepupuku, seorang yang tidak pahamilmu silat sama sekali dan pekerjaannya adalah berjual beli barang-barang keperluan

Page 59: Golok Naga Kembar

sehari-hari. Kini aku hendak menuntut balas kepada Thiat-kun Sun untukperbuatannya yang ganas itu. Beritahukanlah padanya bahwa aku menunggukedatangannya esok hari di kelenteng Touw-tee-bio yang terletak 3 lie di luar kota.Jika dia tak berani datang, akan kusiarkan tentang kepengecutannya itu kepadaseluruh pendekar di kalangan Kang-ouw, agar semua orang dapat mengetahui bahwaThiat-kun Sun hanya berani memukul orang yang lemah dan tak mengerti ilmu silat.Jika sesudah itu ia masih tak mau meladeni juga tantanganku, walau ke ujunglangitpun akan kukejar dia, dan jangan harap ia akan dapat lolos dari cengkeramanThiat-kun Ong!".Setelah berkata demikian, ia segera membalikkan badannya dan meninggalkankantor angkutan itu.Sun Giok Hong jadi terbengong-bengong menyaksikan sikap orang itu yang begitukasar dan tidak memiliki kesopanan sama sekali. Tapi ia berjanji pada dirinya sendiriuntuk tidak memberitahukan tentang sikap Ong Kin Houw itu kepada kakaksepupunya, selain menyampaikan tantangannya untuk bertempur di kelenteng Touwtee-bio di luar kota Thian-cin.Giok Hong mengetahui dengan baik bahwa pamannya Sin Bu adalah seorang tuayang jujur dan adil dalam menimbang-nimbang urusan. Pasti pamannya itu akan jadigusar dan menghukum Giok San jika dia mengetahui bahwa hanya disebabkantertubruk sedikit saja, anaknya itu telah memukul orang hingga hampir mati. MakaGiok Hong telah berlaku sangat hati-hati waktu menyampaikan berita tantangan kimHouw kepada Giok San, yang telah menerima tantangan tersebut dengan satusenyuman sinis.Pada esok harinya, sesudah sarapan tengah hari, Giok San dengan diam-diam telahmengajak Giok Hong menuju ke kelenteng Touw-tee-bio. Benar saja, di dalamhalaman kelenteng yang sudah tidak diurus itu telah menanti seorang laki-lakisetengah tua, yang bukan lain daripada Thiat-kun Ong adanya."Apakah engkau ini bukan Thiat-kun Ong Kim Houw yang telah menantang akukemarin?" Giok San menegur lebih dulu dengan suara keras."Benar" sahut laki-laki setengah tua itu sambil maju setindak dan membusungkandadanya. "Apakah engkau ini bukan Thiat-kun Sun?".Orang yang ditanya lalu membenarkan sambil berkata, "Telah kukelahui denganjelas maksudmu dan untuk tidak membuang-buang waktu. jelaskanlah dengan caraapa engkau hendak berkelahi dengan aku""Kemarin dahulu saudara sepupuku telah kau pukul, hanya karena dia lelahmenabrakmu dan kini jiwanya tengah terancam bahaya maut." kata Ong Kim Houw."Engkau dan aku mempunyai nama julukan yang sama Thiat-kun atau si Tinju Besi,maka hari ini aku hendak mengetahui Thiat-kun Sun atau Thiat-kun Ong yangtinjunya lebih keras!".Giok San yang menganggap dirinya sendiri Thian-hee-tee-it atau nomor wahid dikolong langit, sambil bersenyum dingin lalu menjawab, "Boleh..tentu boleh!.Katakanlah cara bagaimana pertandingan itu hendak kau lakukan!"."Begini" kata Ong Kim Houw tegas. "Engkau boleh mendahului memukulku tigakali. Jika engkau mampu merobohkanku, akan kubuang nama julukanku Thian-kunOng dan mengaku kalah. Tapi jika engkau yang kena kukalahkan, apakah engkau

Page 60: Golok Naga Kembar

juga bersedia untuk membuang nama julukanmu dan menyerah kalah kepadaku?".Sun Giok San gusar bukan main mendengar kata-kata orang she Ong itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/"Bagus!" katanya tanpa banyak pikir lagi. "Syaratmu itu kusetujui dan segeralahengkau bersiap-siap untuk menerima pukulan-pukulanku!".Dengan bersandar pada dinding tembok kelenteng, Ong Kim Houw lalu memasangkuda-kuda dan berkata, "Thiat-kun Sun, engkau dapat segera mulai, aku telah siap!".Giok San segera menyadari bahwa dia hendak diperdayai oleh lawannya itu. Makasetelah menyingsingkan lengan bajunya serta melibatkan ujung bajunya kepinggangnya, Thiat-kun Sun lalu mengayun tinjunya untuk menghajar ulu hati orangsambil berseru,"Sambut tinjuku ini!".Ong Kim Houw pasang mata betul-betul. Begitu melihat tinju lawannyamenyambar, lekas-lekas ia mengegos untuk menghindarkan pukulan itu. Denganmengeluarkan suara "buk" yang keras sekali, tinju Giok San telah menghantamdinding tembok yang sudah tua itu sehingga gugur dan berlobang!. Debu danhancuran batu-bata berhamburan kian kemari tertiup angin lalu.Tapi dengan mengambil kesempatan selagi Giok San hendak menarik pulangtinjunya yang nyasar itu, Ong Kim Houw secara curang telah menyerang dengansiasat Hek-houw-tauw-sim atau harimau kumbang mencuri hati, balas menumbuk uluhati Giok San dengan tinjunya yang besar dan kuat.Syukur juga Giok San bermata jeli. Begitu melihat lawannya berlaku curang,dengan segera ia mengegos untuk megelak pukulan yang datang itu. Kemudiandengan sengit ia menyerang batok kepala Kim Houw dengan siasat Thay-san-ap-tengatau Gunung Thay-san menindih kepala. Dahsyat dan ganas gerakan tinju Giok Sanitu hingga untuk kedua kalinya Kim Houw lekas berkelit dan.............Duk!. Tinju GiokSan menghantam dinding tembok hingga membuat lobang yang lebih besar daripadapukulannya yang pertama.Ong Kim Houw yang melihat muslihatnya untuk membokong Ciok San telah gagal,jadi sangat penasaran dan segera bersiap-siap untuk membarengi memukul agar iadapat berkelit dari serangan lawan yang akan datang itu."Engkau telah berlaku curang!" bentak Sun Giok San. Ong Kim Houw hanyamengganda mesem saja tanpa perasaan jengah atas perbuatannya yang telah "phoatang"atau tertangkap basah itu.Kali ini dia tak menunggu sampai tinju Giok San menyamber tempat kosong danhendak langsung memotongnya di tengah jalan dengan siasat Hui-in-heng-kang atauawan melayang-layang di sungai. Begitu tinju Giok San meluncur, lekas-lekas iamengangkat tinjunya sendiri dan terus dihantamkannya pada lengan Giok San sambilberseru, "Nah rasakanlah, ini bagianmu!".Giok San yang tidak mudah dikelabui orang, dengan sebat manarik- pulangtinjunya, untuk kemudian berbalik dipukulkan kearah tinju lawannya.Duk...........!. Suara beradunya kedua tinju itu telah membuat Sun Gio Hong yangmenonton di suatu pinggiran jadi terkejut bukan buatan. Karena begitu tinju kedua

Page 61: Golok Naga Kembar

orang itu saling beradu, Sun Giok San tampak terdorong mundur dan hampir jatuhterlentang. Sedangkan Ong Kim Houw tak terasa lagi jadi menjerit dan terpentalmenabrak dinding tembok di belakangnya sehingga jatuh keluar tembok yang telahberlubang karena gugur dihantam dua kali oleh tinjunya Sun Giok.Kemudian dengan perasaan yang masih ngilu pada tangannya yang bekas bertemudengan tinju Ong Kim Houw tadi. Giok San mendekati dinding tembok yang berlobangitu dan berkata kepada Ong Kim Houw yang saja bangkit di sebelah luar, "Apakahsekarang engkau suka menyerah?".Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Ong Kim Houw yang mendengar demikian, lalu mencibirkan bibirnya sambilmengejek, "Menyerah?. Aku toh belum kalah, bagimana engkau dapatmenyuruh aku menyerah?. Sekarang lebih baik kita bertempur dahulu untukmengetahui siapa yang lebih unggul dalam pertempuran ini'"."Mulailah" kata Sun Giok San dengan hati yang sangat mendongkol."Sambut seranganku ini!" seru Ong Kim Houw sambil maju menerjang dengansiasat Tay-peng-pok-niauw atau garuda menyambar burung. Dengan tinjunya yangmelancarkan pukulan maut, Kim Houw berniat membunuh tawannya dengan sekaligebrak dan Giok Hong yang sedang menonton jadi terkesiap hatinya. Sambilmembanting kaki ia berseru, "Celaka!".Tapi Sun Giok San yang juga sudah berpengalaman dalam pertempuran dansepasang tinju besinya telah sering membuat jiwa orang melayang dengan batokkepala remuk atau tulang-tulang lengan patah dan kaki cacat, tampaknya tidakmenjadi kaget dengan serangan kilat lawannya itu.Begitu Ong Kim Houw maju melancarkan serangan mautnya, dengan segera iamenangkis pukulan lawannya itu. Setelah itu dengan gesit sekali tangan kirinyamenyerang kepala, sedangkan tangan kanannya menerjang tulang iga Kim Houwsambil membentak, "Terimalah hadiahku ini!".Sungguh tidak dapat dimengerti oleh Kim Houw, bahwa bukan saja lawannyamampu menangkis serangannya, malah ia sekaligus dapat balik" menyerang dirinya!.Dalam keadaan bingung bercampur khawatir itu, Kim Houw tak lagi dapatmengelakkan kedua tinju besi Giok San yang tepat mendarat di sasarannya denganmengeluarkan suara yang keras dan mengerikan sekali.Duuuukkk............!. "Aduh!!" dan muncratlah darah segar dari mulutnya bagaikanair mancur!. Dilain saat tubuh Kim Houw telah terpental ke suatu tempat yangterpisah tidak kurang dari limabelas kaki jauhnya dan jatuh di tanah dengan tulangiga patah serta batok kepala remuk terpukul tinju besi Giok San. Ternyata ia telahmenghembuskan napasnya yang penghabisan tepat di muka meja sembahyangkelenteng Touw-tee-bio yang tidak terurus itu!.Giok San yang khawatir apabila kematian Kim Houw diketahui I orang, mengajakGiok Hong untuk segera mengubur mayat itu. Dalam perjalanan pulang ke dalamkota, Giok San telah berpesan kepada Giok Hong dengan berkata, "Adikku, janganlahkau beritahukan peristiwa ini kepada ayahku. Jika sampai ia mengetahui hal ini...................".Dengan paras muka khawatir Giok San tidak berani lagi meneruskan kata-katanya.Giok Hong berjanji akan menutup mulutnya rapat-rapat, meskipun di dalam hati iamerasa sangat menyesal menyaksikan Giok San yang begitu ganas telah mengirimjiwa lawannya tanpa memikirkan pula akibatnya nanti.

Page 62: Golok Naga Kembar

0oo0

IVTAPI bagaikan asap yang sukar ditutupi, akhirnya ada juga orang yang mengetahuitentang Sun Giok San yang bertempur dengan Ong Kim Houw sehingga yang tersebutbelakangan tewas jiwanya. Peristiwa tersebut dengan cepat tersiar luas danmengakibatkan kegemparan di seluruh kota Thian-cin. Lebih-lebih ketika pada esokharinya kantor angkutan Hin Liong Pio Kiok telah kedatangan seorang tua yang mintabicara dengan Sun Sin Bu. Setelah dipersilahkan masuk ke ruangan tengah orang tuaitu mengadu kepada pemilik pio-kiok itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/"Lo-hu bernama Ong Hoa Liong. Ong Kim Houw dan Ong Kim Giok adalahkemenakan-kemenakanku. Mula-mula Kim Giok karena tidak disengaja telahmenubruk anakmu Giok San di muka gedung kesenian Tay Sie Kay, mengakibatkankemarahan anakmu yang lalu memukulnya sehingga muntah darah karena menderitaluka dalam. Sesudah itu Kim Houw datang menegur anakmu, tapi Giok San telahmenjadi gusar dan lalu memukulnya sehingga tewas. Kematian Kim Houw, sangat akusesalkan, karena bukan saja ia tidak memecahkan persoalan yang rumit ini tapisebaliknya ia telah menantang berkelahi anakmu itu. Jadi dalam hal ini, kesalahananakmu mungkin juga tidak seberapa besar, dan kusesalkan sekali tindak tanduk KimHouw yang terlampau semberono itu. Tapi bagaimana dengan kemenakanku KimGiok?. Ia bukan seorang tukang berkelahi, bukan ahli silat, tapi hanya seorangpedagang biasa. Mengapa anakmu main pukul saja dengan membabi-buta, hinggamengakibatkan ia menderita luka-luka berat?".Sin Bu jadi melongo dan bungkam sejenak bagaikan orang yang terkesima. Iamenatap wajah orang tua itu yang angker dan bersinar mata tajam dan meskitubuhnya tidak besar tapi tampak kekar dan gerakannya juga gesit. Dengan hanyamemperhatikan sepintas lalu saja, Sin Bu segera tahu bahwa dia itu adalah seorangyang mahir ilmu silatSin Bu yang terlebih dahulu telah memperhatikan dengan seteliti-telitinya, laludengan wajah yang berseri-seri menanyakan dengan sikap yang ramah, katanya,"Ong Lo-su, anakku Giok San memang seorang yang mudah naik darah. Ia bertabiatsangat keras dan tak suka mengalah kepada orang lain. Maka setelah terjadipemukulan atas kedua orang kemenakanmu itu, yang seorang menderita luka beratdan yang seorang lagi meninggal. Pertama-tama terimalah rasa turutberbelasungkawaku atas kematian saudara Kim Houw dan rasa sesalku yangsedalam-dalamnya atas terluka parahnya saudara Kim Giok. sesungguhnya kejadianini terjadi diluar tahuku, maka aku mohon tanya kepsda Lo-su, cara bagaimanabaiknya peristiwa ini harus kita elesaikan ?"."Lo-hu juga pernah belajar ilmu silat" kata Ong Hoa Liong, kemudian berkeliaran dikalangan Kang-ouw sehingga berapa tahun lamanya. Bukan sekali-kali maksud Lo-huuntuk membereskan persoalan ini dengan kekerasan. Jika semenjak kini Kiok-cu tidak

Page 63: Golok Naga Kembar

bertindak tegas terhadap anakmu itu, niscaya dikemudian hari ia akan mengulangiperbuatannya yang tidak baik itu. Oleh karenanya, aku mohon supaya Kiok-cu segerabertindak dengan secara bijaksana, tegas dan menghukum anakmu sebagaimanamestinya. Kalau tidak, tak laluilah aku apa yang kelak akan terjadi atas dirinya".Sun Sin Bu yang bertabiat jujur dan biasa bertindak bijaksana tanpa memilih bulu,segera berjanji untuk menghukum anaknya itu menurut ketentuan-ketentuan yangmerupakan undang-undang rumah tangga bagi semua keluarga Sun. Hoa Liongtampak merasa puas juga dan segera berjalan pulang dengan pikiran tenang dantidak banyak bicara pula.Seperginya orang tua itu, Sin Bu segera memanggil Giok San yang semula dikutukkeras perbuatannya yang tidak memandang perikemanusiaan dan main pukul orangsaja tanpa menimbang-nimbang dahulu duduk persoalannya. Kemudian ia tahan GiokSan dalam penjara rumah tangga yang terletak di belakang kantor angkutan HinLiong Pio Kiok.Disitu Giok San ditahan tanpa dapat berbantahan, karenanya ia hanya beranimarah di dalam hati tapi "kuncup" dilahir. Tinjunya dikepal kepalkan kemudiandipukulkan pada jubin di bawah kakinya yang segera hancur berhamburan bagaikantanah kering yang dihantam godam yang besar dan berat.Giok Hong yang merasa kasihan, telah coba memintakan ampun kepada pamannyaagar Giok San bisa dibebaskan. Permintaan itu ternyata sia-sia belaka, paman SunTiraikasih Website http://kangzusi.com/tak mau mengabulkan permintaannya. Giok San tetap ditahan di situ untuk kemudianbaru dibebaskan jika tabiatnya yang aseran telah berubah menjadi baik dan sabar.Demikianlah Giok Hong mendapat jawaban dari sang paman yang memegang sangatkeras peraturan rumah tangganya.Setengah tahun kemudian ketika Giok Hong sedang menemani pamannya pergimelindungi kereta-kereta pio kelain tempat, Giok San yang ditahan dalam penjararumah tangga telah meninggal dunia karena kesal dan tak dapat melampiaskan nafsuamarahnya.Kedudukannya dalam kantor angkutan Hin Liong Pio Kiok telah digantikan olehadiknya Giok Tien, yang kelak namanya terkenal sebagai seorang ahli silat yanggagah perkasa, budiman dan luas pergaulannya di kalangan Kang-ouw.Kala itu Giok Hong telah berusia 26 tahun, tapi dalam usia yangi masih cukup mudaitu, oleh pamannya ia telah diberi kekuasaan penuh untuk melindungi sendiri pio-piodengan tak pernah mengalami kerugian atau kegagalan dalam tugasnya sebagai piosu.Disamping ia disegani karena kelihayan ilmu golok dan ilmu tendangannya, iapunsangat ramah tamah. Tak heran, lambat laun hubungannya dengan orang-oranggagah dan ahli-ahli silat yang mencari nafkah di kalangan Kang-ouw bertambah rapatdan luas. Sedangkan para saudagar yang pernah menyewanya untuk melindungibarang-barang mereka dengan selamat ke tempat yang dituju, jadi semakin banyakdan selalu meminta dirinya untuk keluar melindungi sendiri pio-pio mereka itu.

Page 64: Golok Naga Kembar

Sebagai seorang muda yang masih gemar dengan pujian-pujian orang, Giok Hong takpernah menampik semua itu walau tempat yang dituju jauh dan berbahaya. Rekanrekannyapun kerap kali memperingati untuk ia menolak saja melindungi pio-pio yangkurang menguntungkan itu.Pada suatu hari Sun Giok Hong telah menerima perintarj pamannya untukmelindungi pio yang mengangkut bahan obat-obatan seperti Lok-jiong, Jim-som, danlain sebagainya. Dari kota Thian-cin ia menuju ke Thay-goan dalam propinsi Shoasaydengan melalui kota Poleng, mendaki daerah pegunungan Thay-heng-san danmemasuki wilayah propinsi Shoasay.Selama Giok Hong bertugas sebagai pio-su, inilah untuk pertama kalinya iamelakukan perjalanan ke barat. Dengan mengiringi duabelas buah kereta-kereta pio,pada suatu hari ia tiba di sebuah kota kecil yang bernama Oey-po-tien dan terletak dibawah kaki gunung Thay-hong-san, yang termasuk dalam wilayah propinsi Shoasay.Kota ini hanya terdiri dari seratus rumah lebih, keadaannya cukup ramai dan serbaada. Ada toko pakaian, kedai nasi dan minuman yang, seolah-olah dibuka untuk parapelancong yang berkunjung ke situ. Rombongan Sun Giok Hong memasuki kota Oeypo-tien diwaktu hari menjelang petang, oleh karena itu lekas-lekas ia mencari rumahpenginapan dan kedai nasi untuk mereka makan dan beristirahat.Tatkala anak buahnya telah makan dan masuk tidur, Giok Hong yang belum makanlalu keluar dari rumah penginapan dan menuju ke sebuah kedai minuman untukmencari makan dan arak yang menjadi kegemarannya.Begitulah, setelah memesan arak dan daging, si pemuda lalu duduk makan danminum sambil menikmati pemandangan gunung Thay heng-san di waktu malam hari.Dia belum duduk terlampau lama disitu, ketika dari kejauhan sekonyong-konyongterdengar bunyi genta yang bergemerincing dengan dibarengi oleh suara kaki kudayang berjalan menuju ke kedai arak itu. Tatkala Giok Hong coba menjenguk keluarjendela, dari arah jalan raya ia melihat seorang laki-laki setengah tua yang berjenggotpendek dan menunggang seekor kuda bulu gambir.Usianya kira kira empatpuluhan, perawakan badannya tegap dan kekar, kepalanyabesar dan matanya bundar, alisnya yang hitam dan tebal, seimbang dengan kumisTiraikasih Website http://kangzusi.com/dan jenggotnya yang pendek tapi lebat. Di pinggangnya ia menyoren golok yangserangkanya diukir dan nampaknya sudah tua sekali.Giok Hong yang melihat kedatangan orang itu, di dalam hatinya jadi tercekatkarena tiba-tiba ia teringat dengan istilah "Hiang-ma" atau penyamun tunggal, begalberkuda yang biasa berkeliaran dengan hanya seorang diri saja dan merampok tanpabantuan konco-konconya yang lainnya. Para "Hiang-ma" serupa itu kerap berkeliaran

Page 65: Golok Naga Kembar

di daerah propinsi Shoatang.Sesampainya di muka kedai, orang laki-laki setengah tua itu lalu menambatkankudanya di bawah sebuah pohon, kemudian dengan tindakan yang garang iamelangkah masuk ke dalam.Setelah memilih tempat duduk yang justru tepat di seberang meja Giok Hong, ialalu memanggil seorang pelayan dan minta disediakan arak dan daging.Dari situ ia memandang kearah si pemuda she Sun sambil bersenyum simpul. GiokHong tidak menegornya berhubung ia belum kenal siapa tamu yang baru datang itu.Sambil makan dan minum, orang itu mencabut goloknya dan sambil meneliti golokitu sesaat lamanya, kemudian berkata seorang diri, "Petang hari ini akan terbit hujanribut!".Giok Hong tidak paham apa yang dimaksud orang itu, tapi ia tinggal membisu."Dapatkah sebilah golok meramalkan keadaan hawa udara?" pikirnya heran. Diamdiamia merasa sangat kagum juga melihat sinar golok itu yang berkilau-kilau karenasinar api yang terpantul di atasnya. "Inilah sesungguhnya sebilah golok mustika yangbaik sekali!" pikir si pemuda di dalam hatinya.Lekas ia bangkit dari tempat duduknya, membayar harga arak dan makanan yangdimakannya dan terus kembali ke rumah penginapan. Setelah memeriksa keretakeretapio dan anak buahnya, ia masuk ke kamarnya dengan hati lega.Pada esok harinya pagi-pagi benar, setelah membayar uang makan dan sewakamar, Giok Hong lalu memberangkatkan rombongannya seperti pada waktu merekaberangkat semula, yakni tenang dan tidak tergesa-gesa.Waktu sedang melalui tempat-tempat di sepanjang pegunungan Thay-heng-san,kira-kira terpisah 10 lie dari kota Thay-goan, tiba-tiba Giok Hong telah dikejutkan olehsuara genta yang gemerincing dan dibarengi dengan suara kaki kuda yangmendatangi dari arah belakang rombongan kereta-kereta pionya. Giok Hong segeramengetahui, bahwa di sebelah belakangnya ada orang yang sedang membuntutinya.Tidak begitu lama terdengar suara sebatang hiang-cian atau panah bersuara melesatdilepaskan orang ke jurusannya. Lekas-lekas ia mendekam di atas punggung kudauntuk menghindari hiang-cian tersebut, yang ternyata benar menyamber daribelakang dan lewat di sebelah atas kepalanya.Tatkala ia menoleh ke belakang, barulah ia ketahui bahwa orang yang melepaskanhiang-cian itu bukan lain daripada si jenggot yang lelah dijumpai di kedai arakkemarin petang. Giok Hong jadi mendongkol dan siap sedia untuk menghadapi segalakemungkinan.Orang itu, yang melihat Giok Hong dengan lincahnya telah dapat menghindarkandiri dari hiang-ciannya, tertawa mengakak lalu berkata, "Hai bocah, sungguh beraniengkau melindungi kereta-kereta pio lewat disini!"."Siapa kau, yang telah melepaskan hiang-cian secara pengecut sekali!" bentak GiokHong sambil menahan tali kekang kudanya.

Page 66: Golok Naga Kembar

"Lo-hu diwaktu berjalan tak pernah mengganti nama, diwaktu dudukpun takbersedia menukar she!" sahut si jenggot dengan sikap yang jumawa. "Aku Kwan BanTiraikasih Website http://kangzusi.com/Piu dari Shoasay yang sudah tidak asing lagi bagi semua orang. Kali ini Lo-hu telahberturut-turut kalah berjudi hingga Lo-hu berhutang pada banyak orang dan belummampu melunaskannya. Maka engkau harus bisa melihat gelagat dan lekas-lekasserahkan kereta-kereta piomu kepadaku. Kalau tidak, harus engkau ingat baik-baikbahwa golokku ini tidak bermata!".Sesudah berkata begitu, Kwan Ban Piu segera menghunus goloknya untukmenggertak Sun Giok Hong, tapi Giok Hong bukanlah seorang pengecut. Mendengarancaman itu, segera ia menghunus goloknya sambil berkata, "Hai, begal she Kwan!.Ternyata engkau keliru jika beranggapan bahwa dengan semudah itu engkau dapatmenggertakku!. Tapi jika engkau dapat mengalahkanku dengan secara jujur, akankuserahkan kereta-kereta pio ini padamu!".Kwan Ban Piu tertawa terbahak-bahak. "Bagus!" sahutnya. "Seorang laki-laki sejatipasti takkan mengingkari kata-kata yang telah diucapkannya!. Sekarang mari aku ujikata-katamu!"."Sambil berkata demikian, si jenggot segera menepuk pantat kudanya yang lalumelompat maju, sedang golok di tangannya dipakai membacok si pemuda dengangerakan secepat kilat.Giok Hong lekas menahan tali kekang kudanya, kemudian menyambut bacokan itudengan goloknya sendiri.Sret.....!. "Ah!" Giok Hong berseru kaget. Dengan mengeluarkan percikan api yangberhamburan kian kemari, goloknya telah terpapas putus menjadi dua potong danmembuat si pemuda terkejut bukan kepalang. Dengan begitu ia ketahui bahwa golokKwan Ban Piu itu sesungguhnya bukan golok sembarangan. Giok Hong yang tidakmau menunjukkan kelemahan dirinya segera balas menabas si orang she Kwandengan goloknya sudah kutung itu.Sret.....!. Buat kedua kalinya golok Giok Hong telah terpapas putus. Terpaksa iamelemparkan goloknya yang sudah menjadi sangat pendek itu sambil menarikmundur kudanya dengan secara tiba-tiba.Kwan Ban Piu tertawa mengakak. "Apakah engkau sekarang telah mengetahuisampai dimana kelihayanku?" tanyanya bangga."Engkau hanya mengandalkan pada golokmu yang baik itu" ejek Sun Giok Hong,"tapi ingat baik-baik bahwa bukan engkau saja yang sungguh-sungguh dapatdikatakan lihay".Giok Hong merasa percuma saja untuk bertempur dengan lawannya itu karenagolok mustika yang dimiliki Ban Piu itu betul-betul amat tajam dan tiada tandingnya.Untuk tidak merendahkan harga diri, diambilnya sebilah pedang, dengan apa ia majupula menempur berandal dari Shoasay itu.Seperti juga pertempuran dalam babak pertama, perkelahian dalam babak inipunberkesudahan sama. Pedang Giok Hong putus menjadi beberapa potong!."Ha, ha, ha!" tertawa si berandal she Kwan. "Apakah sekarang engkau sukamenyerah kalah kepadaku?".Giok Hong tidak menjawab tapi segera membalikkan kudanya untuk lari

Page 67: Golok Naga Kembar

meninggalkan lawan itu.Kwan Ban Piu membedal kudanya untuk menyusul sambil membentak, "Janganlari!".Diwaktu kejar-kejaran itu terjadi, Sun Giok Hong telah mendapat suatu pikiranyang bagus sekali untuk merobohkan Kwan Ban Piu, ialah dengan menggunakansenjata rahasia. Ketika Kwan Ban Piu berada pada jarak yang terpisah 20 tindak lagiTiraikasih Website http://kangzusi.com/jauhnya, tiba-tiba si pemuda menjumput sebuah hui-piauw dari dalam kantong kulitlalu disambitkan ke belakang untuk melukai si pengejar.Kwan Ban Piu yang sedari tadi telah dapat menduga maksud sang lawan, begitumelihat piauw itu meluncur ke arahnya, dengan sebal ia menyampok dengan goloknyahingga piauw itu jatuh ke tanah.Giok Hong jadi terkejut. Ia tak putus asa, malah ia sambitkan pula piauw yangkedua. Piauw inipun telah dapat dibacok jatuh oleh golok Kwan Ban Piu sehinggaputus menjadi potongan-potongan besi"Celaka!" pikir si pemuda. "Untuk dapat mengalahkan Kwan Ban Piu, aku harusmempunyai senjata yang cukup kebal!".Kemudian dengan nekad ia putar kudanya 180 derajat sehingga ia tepat berhadaphadapandengan kuda si begal she Kwan yang sedang mendatangi itu.!."Sekarang sambutlah baik-baik jimatku ini!" bentaknya dengan suara penasarandan mendongkol. Bersamaan dengan berakhirnya bentakan itu, meluncurlah tiga buahpiauw berturut-turut ke jurusan Kwan Ban Piu, yang terpaksa harus putar goloknyademikian keras hingga bagaikan baling-baling saja cepatnya. Tiba-tiba Kwan Ban PiuKing sedang sibuk sekali menghalau ketiga piauw itu jadi sangat terkejut karenakudanya telah meringkik keras sambil secara keras pula menggoncangkan tubuhnyayang besar itu. Ia tidak berdaya menahan tali kekang kudanya, dilain saat ia telahjatuh terjungkal dan roboh terjerumus ke dalam solokan!. ternyata Giok Hong telahberhasil menimpukkan piauwnya tepat kemata kuda Kwan Ban Piu, selagi dia sibukmenghalau piauw si pemuda. Karena kesakitan, kuda itu menjadi marah danmelemparkan juga beban yang duduk di punggungnya."Sialan kau!" si penyamun tunggal memaki Sun Giok Hong dengan hati sangatmendongkol. "Engkau berani mencurangi tuan besarmu?. Aku belum puas jika belummelintir batang lehermu sehingga kepala copot!"."Engkau sendiri yang berlaku curang dan hanya pandai mengandalkan golokmuyang sangat tajam itu!" sahut Sun Giok Hong. "Jika engkau sesungguhnya seorangHo-han, aku tantang kau untuk bertempur dengan bertangan kosong!".Tapi Kwan Ban Piu tak mau meladeni, hanya bangkit dan kembali menaiki kudanyayang ternyata hanya dapat luka di mata saja, untuk kemudian dengan golok di tanganmengejar pula lawannya. Giok Hong yang merasa percuma jika harus menempur BanPiu dengan senjata, pun ikut lari guna mengelak dari bacokan golok lawannya yangganas itu."Aku bisa dikatakan pengecut kalau main kabur-kaburan «begini I rupa" pikir Giok

Page 68: Golok Naga Kembar

Hong. Oleh sebab itu, ia segera tahan tali kekang kudanya dan menantikan datangnyasi orang she Kwan sambil duduk tegak di atas pelana kudanya."Hai bocah, sungguh memalukan sekali perbuatanmu yang curang itu!" bentakKwan Ban Piu yang terpaksa menahan juga tali kekang kudanya tatkala melihat SunGiok Hong menghadapinya dengan sikap yang gagah berani."Curang?. Mengapa tidak engkau tanyakan begitu kepada! dirimu sendiri?: Sipemuda she Sun mengembalikan kata-kata si begal itu dengan cara spontan. "Engkauberkelahi dengan hanya mengandalkan pada golokmu yang tajam itu, tapi kau takmau bertanding dengan tangan kosong. Apa salahnya jika aku pergunakan huipiauw?.Sekarang apa maksudmu mengejar-ngejarku?"."Jadi engkau belum mau menyerah kalah?"."Aku toh belum kalah dalam perkelahian denganmu tadi, maka apa sebabnya akumesti menyerah kalah?" si pemuda she Sun balik bertanya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Kwan Ban Piu tanpa menghiraukan kata-kata Sun Giok Hong lalu mengejarnyadengan golok siap sedia untuk membunuh pemuda itu. Terpaksa Giok Hongmempergunakan toyanya untuk melawan tapi pertempuran itu tidak berlangsungterlalu lama. Begitu toya itu terbacok kutung sehingga beberapa kali, lagi-lagi sipemuda mesti kabur karena takut terbacok oleh golok Kwan Ban Piu yang sangattajam itu. Akhirnya kereta-kereta pionya dapat dirampas si begal dengan secaramudah."Engkau suka menyerah?" kata Kwan Ban piu sambil mengejar terus."Tidak!. Kecuali aku sesungguhnya kalah dalam perkelahian dengan tangan kosongatau dengan senjata yang sama baiknya seperti senjatamu itu!" sahut Sun Giok Hongdengan hati penasaran.Kwan Ban Piu tahan tali kekang kudanya sambil tertawa terbahak-bahak."Sementara engkau belum mau menyerah kalah" katanya pada akhir-akhirnya, "akankutahan kereta-kereta piomu hingga sebulan lamanya tanpa diganggu. Tapi jika lewatsebulan engkau tidak datang mencariku, aku anggap engkau telah menyerah kalahdan kereta kereta piomu akan menjadi milikku yang sah!"."Apakah kata-katamu itu dapat dipercaya?" kata Giok Hong dengan perasaan ragubercampur dongkol."It gan kie chut, su ma lan rui (sepatah kata yang telah diucapkan oleh seoranglaki-laki sejati, empat pasang kuda sukar mengejarnya)" kata Ban Piu dengan lancar."Jika engkau mengatakan demikian" kata Sun Giok Hong, "akupun berjanji akanmencarimu dalam waktu yang telah kau tetapkan itu. Jika aku tidak datangmencarimu, bolehlah engkau anggap aku kalah tapi jika aku balikkembali................."."Akan kita lanjutkan pertandingan itu" si begal she Kwan memotong pembicaraanorang sambil ketawa mengakak.Demikianlah, dengan hati yang sangat penasaran Giok Hong terpaksa menyerahkankereta-kereta pionya diangkut oleh si begal ke dalam sarangnya di atas gunung.Pada petang hari itu si pemuda tidak kembali ke rumah penginapan di Oey-po-tien,

Page 69: Golok Naga Kembar

tapi langsung menuju ke kota Po-teng untuk mencari senjata yang baik guna dipakaimenandingi golok Kwan Ban Piu yang luar biasa tajamnya itu. Karena telahmenyaksikan sendiri ketajaman golok tersebut, maka ia merasa pasti senjata itu akanmampu membacok putus segala macam barang logam dan batu bagaikan orangmenabas tanah liat saja empuknya.Setelah menginap semalaman, pada esok harinya ia mencari bengkel besi yangterkenal kerap membuat golok-golok dan alat-alat senjata di kota Po-teng. Ternyatatidak diperolehnya senjata yang sama tajamnya dengan golok si begal berkuda ituhingga Giok Hong menjadi pusing kepala dan tak tahu ke mana mesti membelisenjata yang dibutuhkannya itu.Berlalunya sang hari yang dirasakan Giok Hong begitu cepat, tidak berbeda denganmelesatnya anak panah yang ditembakkan dari busurnya. Semenjak kereta-kereta pioHin Liong Pio Kiok dikangkangi oleh Kwan Ban Piu, tiga minggu telah lewat tanpaterasa pula. Begitu cepatnya waktu, tapi si pemuda belum juga dapat mencari senjatayang tepat untuk dipakai menandingi golok Kwan Ban Piu.Pada suatu hari ia telah datang ke sebuah bengkel yang membuat tombak, golokdan pelbagai macam senjata tajam. Tatkala ditanyakan oleh pemilik bengkel itusenjata macam apa yang dibutuhkannya, Giok Hong lalu mengarang suatu ceritakhayalan sambil berkata bahwa dia sedang bertaruh dengan seorang sahabat untukTiraikasih Website http://kangzusi.com/dapat mengalahkan goloknya yang sangat tajam dan dapat membacok barang logamdan batu gunung bagaikan tanah liat mudahnya.Ia minta nasihat pemilik bengkel itu, dengan senjata apa dia dapat mengalahkanatau merampas golok mustika itu sehingga terlepas dari tangan pemiliknya. Si pemilikbengkel senjata yang hanya dapat membuat pelbagai macam senjata menurutpesanan orang, tidak mampu memberikan keterangan cara bagaimana untukmengalahkan golok yang tajam selain mengalahkannya dengan golok yang lebihtajam dan keras.Syukurlah salah seorang tukang dalam bengkel itu mengerti juga ilmu silat danpaham mempergunakan pelbagai macam senjata. hingga ia lantas memberikan toyaKong-sun-kun untuk Giok Hong agar dapat mengalahkan golok "kawannya" yangdikatakannya sangat tajam itu."Golok yang tajam harus dilawan dengan toya Kong-sun-kun yang terbagi menjadidua bagian serta digabungkan dengan mempergunakan rantai besi di bagiantengahnya" menerangkan si tulang dari bengkel senjata tersebut. "Jika toya yangseparuhnya terbacok putus, toya yang separuhnya lagi dapat dipergunakan untukmenghantam belakang golok itu sehingga dapat terpukul jatuh. Selain mudahdipergunakan, toya Kon-sun-kun biasa dibuat daripada bagian kayu yang liat dantidak mudah patah dan membal bagaikan rotan.Sebilah golok yang tajam mudah membacok putus barang yang keras, tetapi takmudah memutuskan barang yang liat dan membal. Maka kalau tuan inginmengalahkan golok kawanmu yang tajam itu, aku nasihati supaya tuan melawannya

Page 70: Golok Naga Kembar

dengan mempergunakan toya Kong-Sam Kun".Sun Giok Hong mendengar keterangan demikian, sudah barang tentu jadi sangatgirang dan lalu membeli sepasang toya tersebut.Sesudah itu ia kembali ke rumah penginapannya untuk bersiap-siap menyusulKwan Ban Piu di sarangnya.Keesokan harinya setelah ia selesai sarapan dan membayar sewa kamar. Sun GiokHong segera membedal kudanya untuk kembali ke kaki gunung Ihay-heng-sandimana ia telah dicegat oleh Hiang-ma dari Shioasai pada tiga minggu yang lampau.Selanjutnya untuk mempercepat pekerjaannya menyusul Kwan Ban Pu, ia kembalike tempat penginapan yang dahulu di kota Oey-po-Ban. Ia menanyakan keterangantentang di mana letaknya sarang si begal berkuda kepada seorang pelayan rumahpenginapan yang ia kenal dengan nama Ah Lay."Hiang ma she Kwan ini memang sangat ganas" kata pelayan rumah penginapanitu. "Ia bersarang di puncak Hui-go-hong di pergunungna Thav heng-san. Ia berasaldari desa Kwan-kee-chung, waktu mudanya belajar ilmu silat kepada Cu In Too-jin dipegunungan Thing Pek san. Delapan tahun kemudian setelah tamat belajar silat, iadatang ke Thay-heng-san dan menjadi seorang Hiang-ma atau penyamun tunggal,begal berkuda yang biasa berjalan seorang diri saja. Dari sini hingga ke kota Thaygoanyang terletak 300 lie jauhnya, namanya cukup disegani orang serta dikenalbukan saja oleh orang-orang dewasa tapi juga oleh kaum wanita dan anak-anak. Iamerampok tanpa memilih bulu, barang-barang milik perorangan atau milik negara,semua 'dikerjakannya' tanpa segan-segan lagi. Banyak jiwa manusia telah melayangdi dalam tangannya hingga karena itu orang telah memberikannya nama julukanSeng-giam-ong atau Elmaut Hidup. Karena ia kerap berkeliaran di sini, maka hampirsemua orang mengetahui riwayat hidupnya yang 'hitam'. Para pemilik kantorangkutan yang lewat di sini dan tidak membayar 'pajak jalan' kepadanya, niscayaakan diganggu, barang-barangnya dirampok dan para pio-sunya dibunuh. Pada tigaTiraikasih Website http://kangzusi.com/minggu yang lampau tuan telah menginap di sini dengan membawa kereta-kereta pio,apakah barangkali barang-barangmu itu telah dirampok olehnya di tengah jalan?".Sun Giok Hong mengangguk membenarkan. "Enam buah keretaku telahdirampasnya" sahut si pemuda, "sedangkan 12 orang pengendara kereta-keretaitupun telah turut lenyap juga berikut kereta-keretanya, hingga tidak diketahuiapakah mereka sekarang masih hidup atau sudah mati ditangan begal jahanam itu!"."Jika demikian halnya" kata Ah Lay, "ada kemungkinan mereka semua telahdibunuh oleh si Hiang-ma yang haus darah itu. Rupanya tuan baru pertama kali inilewat sambil mengantar kereta-kereta pio di sini, bukan?"."Benar" sahut Sun Giok Hong. "Inilah untuk pertama kalinya aku mengantar pio kedaerah ini. Maka kali ini aku mesti bertempur dengan si begal jahanam untukmengambil pulang kereta-kereta pio yang dirampasnya serta membasminya untukmembebaskan rakyat yang selalu ketakutan dan menjadi korban-korbankeganasannya!".Tatkala itu Ah Lay yang melihat Sun Giok Hong membawa toya Kong-sun-kun lalujadi tersenyum dan berkata, "Tuan, senjatamu ini bukanlah menjadi lawan golok LoKwan Si (si tua she Kwan) yang sangat tajam itu. Selain itu, iapun mempunyai

Page 71: Golok Naga Kembar

kepandaian silat yang tinggi dan lihay sekali. Goloknya itu bernama Siang-liong-touwcu-to atau apa yang biasa dikenal orang dengan nama sebutan "Golok NagaKembar"'.Mendengar si pelayan menyebut nama golok itu, Giok Hong jadi menduga bahwaAh Lay pasti mengetahui juga tentang asal usul golok mustika itu dan bertanya, "AhLay, sudikah kiranya engkau memberitahukan kepadaku tentang asal usul golok itu?"."Menurut cerita orang, golok Siang-liong-touw-cu-to itu asal mulanya dimiliki olehseorang berandal terkenal yang bernama Thio Bun Siang di luar kota San-hay-kwan"menerangkan pelayan rumah penginapan itu."Di atas permukaan golok itu terdapat ukiran sepasang naga yang sedangmemuntahkan mustika. Dengan mengandalkan golok ini, Thio Bun Siang telahmenjagoi kalangan para perampok di luar Tembok besar. Menurut kabar yang pernahkudengar dari cerita orang lain, golok yang berlumuran dengan noda darah itu dapatmeramalkan keadaan hawa udara!. Jika ia berkilau-kilauan sinarnya di bawah panasmatahari, maka haripun akan cerah, jika noda-noda darah itu tampak memerahkehitam-hitaman, maka sudah barang tentu udara akan beruhan dan akan ada terbitangin ribut. Pada suatu hari Kwan Ban Piu lewat di Kim-ciu dan merasa sangat tertarikuntuk dapat memiliki golok tersebut, tapi tak mungkin untuk memperoleh golokmustika itu dengan jalan kekerasan. Maka ia sengaja mengundang Thio Bun Siangmakan minum dan melolohnya minum arak sehingga mabuk berat, lalumembunuhnya dan dirampas goloknya yang bernama Golok Naga Kembar itukemudian Kwan Ban Piu menjagoi kalangan Kang-ouw hitam di daerah ini. Sekianlahapa yang telah kuketahui tentang asal-usul golok tersebut".Oengan begitu, Sun Giok Hong baru mengetahui asal mula Kwan Han Piumemperoleh Golok Naga Kembar itu. Dengan bersenyum dingin ia berkata,"Membunuh orang yang sedang mabuk dan merampas miliknya, itu bukanlahperbuatan seorang Ho-han. Dia bukan seorang gagah yang sejati, tidak bedanyadengan seorang bajingan rendah yang berkulit muka sangat tebal. Jika akutidak memusnahkannya, itu sama saja dengan mengumbar harimau haus darahdiantara rakyat jelata yang lemah dan tidak berdosa!".Maka pada keesokan harinya sesudah sarapan. Giok Hong dengan berbekal 20buah hui-piauw dan sepasang toya Kong-sun-kun yang diselipkan di kiri kananpelananya, berangkat menuju ke puncak Hui-go-hong.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Sesampainya di tempat dahulu ia bertempur dengan Kwan Ban Piu, dia tak melihatbayangan kereta-kereta dan para kusirnya itu. Malah ia mengendus bau bangkai yangsangat memuakkan di antara semak-semak yang lebat di sisi jalan. Tatkala si pemudacoba menyingkap semak-semak tersebut, di sana ia melihat dua orang laki-laki yangberpakaian seragam kusir kantor angkutan Hin Liong Pio Kiok telah menjadi mayatdan dikerumuni lalat-lalat hijau serta menebarkan bau yang amat tidak sedap.

Page 72: Golok Naga Kembar

Giok Hong yang menyaksikan kejadian tersebut, jadi sangat terharu danbersumpah takkan mau selesai jika belum membunuh si begal she Kwan yang tidakmengenal perikemanusiaan itu.Begitulah sesudah mengubur mayat kedua orang pengendara kereta pionya itu,Giok Hong lalu menaiki kudanya untuk melanjutkan pengejaran terhadap si ElmautHidup itu ke atas puncak Hui-go-hong.Perjalanan menuju puncak Hui-go-hong selain berbelit-belit dan sukar sekali dilalui,keadaannya pun sangat berbahaya. Karena di samping jalanan-jalanan yang sempitdan buruk, di kiri kanan lereng gunung terdapat jurang-jurang yang amat dalam dansukar didaki. Lebih-lebih karena jurang-jurang itu amat licin dan tidak ditumbuhirumput-rumput selembarpun.Beberapa banyak puncak-puncak berdiri berbaris dan tampak dari kejauhanbagaikan tonggak-tonggak batu yang runcing. Sukar bagi Giok Hong untukmengetahui puncak yang mana bernama Hui-go-hong.Hari telah menjelang senja, dari kejauhan dengan samar-samar terdengar suaragenta diantara kesunyian itu. Setelah Giok Hong mendengar sesaat lamanya, barulahdiketahuinya bahwa di lembah gunung yang sedang dilaluinya itu terdapat sebuahkelenteng kaum Buddha. Lekas-lekas ia menuju ke sana untuk menumpang menginapdan berlindung, baru esok harinya melanjutkan perjalanan ke puncak Hui-go-hong.Tapi sebelum tiba di muka kelenteng, tiba-tiba ia mendengar suara gentagemerincing yang dibarengi dengan suara kaki kuda. Giok Hong segera mengenalisuara genta itu serta mengetahui juga siapa adanya orang yang sedang mendatangike jurusannya itu."Itulah si bangsat she Kwan!" pikirnya gemas.Sambil berpikir demikian, Giok Hong lalu mencabut toya Kong-sun-kun daripelananya. Ia bersiap sedia untuk melakukan serangan terhadap musuhnya di mulutselat gunung yang semula hendak dilaluinya itu.Tidak begitu lama, benar saja dari sebelah selat gunung datang seorang laki-lakiyang bertubuh tegap dan menunggang kuda bulu gambir yang gentanya berbunyigemerincingan. Dengan hati berdebar-debar si pemuda she Sun menantikan dengantidak sabaran.Tapi ketika orang itu telah datang cukup dekat, barulah diketahui bahwa dia itubukan Kwan Ban Piu. Wajah orang itu dan segala galanya memang hampir miripdengan si begal she Kwan. Barusan karena Giok Hong tak dapat melihat cukup jelas,berhubung di tempat yang berjarak puluhan tombak jauhnya itu telah diliputi olehkabut putih yang mulai turun sebagai pertanda daripada datangannya sang malamhari, maka Giok Hong sama sekali tak menyangka bakal ada orang kedua yangberkuda dengan memakai genta yang biasa dipakai oleh Kwan Ban Piu itu.Sementara orang itu yang seolah-olah telah mengetahui bahwa ia hedak diserang,dengan mengeluarkan suara bentakan yang nyaring segera maju menerjang dengangolok terhunus di tangannya, "Engkau Ini bocah liar dari mana, hingga begitu beranimengusik harimau yang sedang tidur?".

Page 73: Golok Naga Kembar

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Tapi Giok Hong yang ketahui bahwa orang itu bukanlah Kwan Ban Piu yang menjadimusuh besarnya, lekas-lekas menarik tali kekang kudanya dan dan mundur ke sisijalan sambil berseru, "Ho-han, sabar dulu!, Aku bukan mata-mata pemerintah yangsengaja datang ke sini untuk menyelidiki keadaan, tapi aku bukan lain daripada pio-suHin Liong Pio Kiok di Thian-cin yang bernama Sun Giok Hong. Aku dan engkau takpernah mengikat permusuhan apa-apa, maka apakah untungnya kita berkelahi?"."Jika bukan hendak memata-matai kami di sini, apakah maksud kedatanganmuyang sebenar-benarnya?" orang itu balik bertanya sambil melintangkan goloknya diatas kuda.Sun Giok Hong lalu menerangkan maksud kedatangannya ke situ, bahwa diahendak menempur Kwan Ban Piu untuk mengambil pulang pionya di puncak Hui-gohong,namun belum mengetahui di mana letaknya puncak tersebut.Orang itu jadi tertawa mengakak dan berkata, "Sungguh gegabah sekali engkau ini,nak. Apakah kau sangka dengan toya Kong-sun-kun itu kau akan dapat mengalahkangolok Kwan Ban Piu yang begitu tajam?. Menurut pendapatku, paling betul engkausegera pulang saja untuk menyelamatkan dirimu. Hilang barang gampang dicari, tapihilang jiwa darimana hendak kau cari penggantinya?".Tapi dengan hati tak gentar Giok Hong menjawab, "Jika kereta-kereta pioku takdapat kuambil pulang, maka namaku pasti akan hancur dan takkan dipercaya orangpula. Maka aku rela kehilangan nyawa daripada kehilangan barang-barang angkutanmilik orang lain yang dipercayakan kepadaku itu!. Jadi dengan lain perkataan, dalampertempuran kali ini aku hanya punya satu keputusan, dia atau aku yang harusmusnah dari muka bumi ini!"."Aiii, engkau ini sesungguhnya adalah seorang pemuda yangj keras hati dan patutdipuji keberanianmu itu" kata orang laki-laki itu sambil memasukkan goloknya kedalam serangka. "Dengan secara terus terang aku hendak mengatakan kepadamubahwa aku ini bukan lain daripada saudara sepupu Kwan Ban Piu yang bernama KwanLiok Ciang, yang oleh orang-orang di kalangan Kang-ouw dikenal dengan namapoyokan Ko-lo Ciang. Aku dan Kwan Ban Piu memang beroperasi di daerahpegunungan Thay-heng-san ini sebagai penyamun-penyamun tunggal atau begalbegalyang berkuda dan masing-masing melakukan pekerjaan sendiri-sendiri"Sun Giok Hong yang mendengar keterangan bahwa Kwan Liok Ciang inipun saudarasepupu Kwan Ban Piu, sudah barang tentu hatiya jadi terkejut. Kwan Liok Ciang yangseolah-olah dapat membaca pikiran orang, sambil tertawa lalu berkata, "Lo Sun, takusah engkau khawatir apa-apa. Kwan Ban Piu dan aku meski punya hubungansaudara sepupu, tapi cara bekerja kita berdua tidak sama. Aku tidak setuju dengancara kakak sepupuku yang selalu main bunuh saja biarpun orang-orang yangdirampok barang-barangnya itu tidak melakukan perlawanan, karena itu sudah jelasbukanlah perbuatan seorang gagah yang budiman dan aku jadi tak dapat hidup rukun

Page 74: Golok Naga Kembar

dengannya. Perihal engkau hendak mencarinya untuk mengadu jiwa, akupun takdapat melarangmu, hanya engkau harus berlaku hati-hati dan waspada. Disamping iaberkepandaian silat tinggi, iapun mempunyai golok mustika yang tentu telah kauketahui betapa tajam dan berbahayanya. Amat aku sayangkan apabila jiwamu yangmasih muda belia ini sampai tewas di dalam tangannya"."Ho-han" kata Sun Giok Hong dengan hati mantap, "bukan sekali kali aku hendakmembual. Jika aku berani keluar melindungi pio ke tempat yang jauh, niscaya tak jerijuga aku menghadapi musuh sebagai Kwan Ban Piu. Terima kasih untuk perhatianmuatas keselamatanku".Kwan Liok Ciang jadi menghela napas dan berkata, "Apa mau dikata. Sekarangbaiknya kita atur begini saja. Kau dan aku boleh bertempur sehingga beberapa jurusTiraikasih Website http://kangzusi.com/lamanya. Jika engkau dapat mengalahkanku, bolehlah engkau pergi mencari KwanBan Piu. Jika engkau yang kalah, segeralah engkau tinggalkan tanah pegunungan ini.bagaimanakah pendapatmu tentang saranku ini?"."Usul yang baik sekali!" Giok Hong menyetujui, "harap Ho-han denga menjadigusar dan sudi memaafkan aku sebesar-besarnya jika nanti sampai kejadian akusalah tangan"."Akupun sudah terlebih dahulu berpikir sampai ke situ" kata Kwan Liok Ciang.Begitulah kedua orang itu lalu turun dari kuda masing-masing dan segerabertempur dengan menggunakan senjata yang dimiliki.Pertempuran berlangsung dengan sungguh-sungguh, keras lawan keras, tiadasatupun yang ingin mengalah. Sinar golok Kwan Liok Ciang mengurung diri si pemudadari segala jurusan, tapi berkelebatnya toya Kong-sun-kun dapat memecahkanserangan-serangan si orang she Kwan dengan tidak kalah gencar dan hebatnya.Tatkala pertempuran sudah berlangsung beberapa belas jurus lamanya dalamkeadaan seri, Kwan Liok Ciang segera dapat melihat tegas betapa dahsyatnyapermainan toya Sun Giok Hong yang berusia masih muda itu. Dalam hatinya iamerasa sangat kagum dan lalu melompat keluar dari kalangan pertempuran sambilberseru, "Sun Hian-tit, tahan dulu!".Giok Hong lekas menarik pulang toyanya dan berdiri tegak untuk mendengarkanpembicaraan si penyamun tunggal itu selanjutnya."Ilmu kepandaian Sun Hian-tit sesungguhnya tak dapalj dikatakan lemah" kata siorang she Kwan, "dengan begitu, besar kepercayaanku bahwa engkau tak mungkinterkalahkan oleh Kwan Ban Piu. Hanya ada satu hal yang perlu kuberitahukankepadamu, ialah Kwan Ban Piu memiliki Golok Naga Kembar yang luar biasa tajamnyahingga engkau perlu berlaku sangat hati-hati diwaktu berhadapan dengannya nanti".Giok Hong mengucapkan banyak terima kasih atas petunjuk si penyamun tunggalyang berharga dan baik hati itu. Tapi bersamaan dengan itu, ia menyatakankeheranannya mengapa si orang she Kwan membahasakan dirinya "Hian-tit" ataukemenakan yang mulia?.Kwan Liok Ciang lalu menerangkan bahwa dahulu ia pernarj ditolong oleh Sun Sin

Page 75: Golok Naga Kembar

Bu, paman Giok Hong, selagi ia terlunta-lunta di kota Thian-cin. Karena belum dapatmembalas budi kebaikan orang tua itu, maka ia merasa tidak ada salahnya untukmembalas budi itu kepada Giok Hong, yakni dengan memberikan si pemuda petunjukpetunjukyang berharga untuk menghadapi Kwan Ban Piu dan mengakuinya sebagaikemenakan."Kini karena sang haripun sudah menjelang malam demikianlah Kwan LiokCiang melanjutkan bicaranya, "maka aiU baiknya juga jika engkau menumpangmenginap di kelenteng yang letaknya tidak berapa jauh itu, agar pada esok harinyaengkau bisa berangkat ke puncak Hui-go-hong dalam keadaan segar dan gagah".Sesudah berkata demikian, Kwan Liok Ciang segera naik ke atas kudanya, sambilmengucap selamat tinggal kepada Sun Giok Hong maka iapun terus turun gunungmelalui jalan yang dilewati si pemuda tadi.Sementara Giok Hong yang memang belum kenal jalanan di situ alau mengetahuipuncak yang mana yang diberi nama puncak Hui-go-hong itu, terpaksa menurutipetunjuk Kwan Liok Ciang lalu segera menuju ke kelenteng yang ditunjuknya.Ternyata kelenteng itu diketuai oleh seorang paderi Buddha yang bernama Hoat BengHwee-shio, orang satu satunya yang disegani oleh Kwan Ban Piu. Penyamun tunggalitu tak berani sembarangan "main kayu" terhadap sang paderi yang paham ilmu silatitu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Kedatangan si pemuda she Sun disambut dengan manis oleh Hoat Beng Hwee-shio,yang lalu menyuruh seorang muridnya untuk menuntun kuda tunggangan Giok Hongke belakang kelenteng untuk diberi air minum dan rumput. Giok Hong sendiri laludiundang masuh keruangan tengah, dimana ia disuguhkan teh wangi yang hangat dansedikit buah-buahan kering. Dalam tanya jawab selanjutnya, Sun Giok Hong lelahmenjelaskan kedatangannya ke situ adalah atas petunjuk Liok Ciang, tapi tak pernahia nyatakan niatnya membunuh Ban Piu.Hoat Beng menyatakan tidak berkeberatan untuk mengabulkan permintaan GiokHong yang hendak menumpang nginap di situ. Si pemuda dipersilahkan makandengan sayur mayur yang khusus dimasak bagi kaum paderi Buddha yang tidakmakan barang berjiwa, kemudian Sun Giok Hong dipersilahkan masuk untukberistirahat. Pada kira kira tengah malam, ia terbangun karena dikejutkan oleh suaragenta yang berbunyi gemerincingan dan dibarengi dengan suara kaki sehingga sipemuda segera menyambar toya Kong-sun-kun dari sisi ranjang, kemudian berniatuntuk membuka pintu dan melihat apakah itu suara genta yang digantungkan padakuda Kwan Liok Ciang atau Kwan Ban Piu.Jika dia itu adalah Kwan Liok Ciang, urusan dapat ia sudahi sampai disitu saja, tapijika dia itu adalah Kwan Ban Piu yang sedang dicarinya, maka petang hari itu jugaakan berarti malam penghabisan bagi ia atau Ban Piu. Semenjak ia bertekadmenyatroni sarang penyamun tunggal si Elmaut Hidup itu, Giok Hong telahmengambil suatu keputusan tak mau hidup bersama-sama dengan penyamun tunggalyang menjadi musuh besarnya itu.

Page 76: Golok Naga Kembar

Tidak disangka, ketika baru saja ia berjalan sampai di ruangan sembahyang Tayhiong-po-tian, disitu ia telah berpapasan dengan Hoat Beng Hwee-shio yang jugatelah tersadar dari tidurnya dan keluar dengan membawa toya Siang-thauw-kun.Paderi Buddha itu jadi amat terkejut melihat Giok Hong pun mendadak keluar denganmembawa toya Kong-sun-kun di tangannya."Hendak kemana Sun Sie-cu keluar dengan membawa senjata?" tanya Hoat BengHwee-shio. "Di luar ada penyamun tunggal yang datang menyatroni kelenteng kami.Apakah barangkali ia menaruh dendam kepadamu sehingga petang hari ini ia datangkemari untuk mencarimu?"."Memang dia hendak mencariku" sahut Giok Hong. "Tadi aku tidakmemberitahukan Tay-su bahwa aku ini adalah seorang pio-su dari kantor angkutanHin Liong Pio Kiok. Tiga minggu yang lalu, enam buah kereta pioku telah dirampokoleh bangsat she Kwan ini, sedang dua orang kusirku telah dibunuh dengan cara yangkejam dan mayat-mayatnya dilemparkan begitu saja ke dalam semak-semak.Rupanya ia telah mengetahui bahwa aku menumpang menginap di sini, maka iasengaja menyatroniku untuk mengadu jiwa".Setelah berkata begitu, Giok Hong segera hendak keluar, yangi lantas dicegah olehHoat Beng Hwee-shio seraya berkata, "Malam ini Sun Sie-cu boleh tidur dengantenang, dia pasti tak berani mendobrak pintu atau membikin ribut di sini. Pin-cengtahu bahwa dia menyegani diriku dan para muridku yang berjumlah banyak. Besokpagi masih ada waktu untuk Sie-cu meladeninya bertempur".Sun Giok Hong menganggap bahwa omongan si Hwee-shio it J memang adabenarnya juga. Sambil mengucap terima kasih atas nasihat Hoat Beng Hwee-shio, ialalu masuk dan tidur lagi tanpa menukar pakaian.Pada esok harinya, Giok Hong baru tersadar tatkala matahari telah naik tinggi.Lekas-lekas ia pergi mandi dan berpakaian dengan seringkas-ringkasnya, kemudianbersiap sedia untuk keluar menempur Kwan Ban Piu. Di tengah ruangan Tay-hiongpo-tian ia bertemu dengan IHoat Beng Hwee-shio yang telah memberitahukanTiraikasih Website http://kangzusi.com/kepadanya, bahwa waktu ia membuka pintu pada pagi hari itu, di muka pintukelenteng sudah tampak menunggu Kwan Ban Piu dengan menghunus Golok NagaKembar di tangannya. "Rupanya ia telah menunggu di situ sedari tengah malam" siHwee-shio menambahkan."Pada beberapa waktu yang lampau" kata Giok Hong, "aku pernah bertempurdengannya. Aku kewalahan karena dia mempunyai golok yang sangat tajam, tapi kaliini aku yakin sanggup menandingi goloknya yang sangat tajam itu".Hoat Beng Hwee-shio masih agak ragu akan keterangan si pemuda, tapi ia merasatidak enak untuk mencegah Giok Hong keluar melawan si penyamun tunggal yangtelah merampok kereta-kereta pionya itu.Begitulah, dengan langkah yang lebar Sun Giok Hong keluar dari dalam kelentengdan langsung menghampiri Kwan Ban Piu yang sedang duduk menantikan di bawahsebuah pohon cemara yang hijau dan rindang, sambil meletakkan Golok Naga Kembar

Page 77: Golok Naga Kembar

di atas lututnya, Segera Ban Piu melompat bangun begitu melihat si pemuda datangmenghampiri dengan menjinjing toya Kong-sun-kun di tangannya."Ah-ha!" katanya sambil tertawa. "Engkau dengan cara diam-diam telah datang kedaerah operasiku ini, apakah sangkamu aku tidak mengetahui?. Nyatalah bahwanyalimu besar sekali, hingga berani datang menyatroni sarangku. Sekarang marilahkita lanjutkan pertempuran yang sudah tertunda tiga minggu itu!".Sun Giok Hong gusar bukan buatan, lalu menuding si penyamun tunggal sambilmembentak, "Seng Giam Ong!. Hari ini ajalmu telah tiba. Lihat toyaku!".Sambil berkata begitu, ia segera mengayunkan toya Kong-sun-kun sedemikianhebatnya sehingga angin yang keluar dari senjata itu menderu-deru menyamber kearah Ban Piu."Bagus sekali!" seru Kwan Ban Piu yang juga segera menggerakkan Golok NagaKembarnya untuk menabas toya si pemuda.Suatu pertempuran yang hebat sekali telah terjadi di muka kelenteng dengandisaksikan oleh Hoat Beng Hwee-shio serta para muridnya.Sun Giok Hong yang telah mengetahui betapa tajamnya golok si orang she Kwan,maka selalu berlaku hati-hati sekali untuk tidak membikin toyanya sampai beradudengan golok itu. Ia kelihatan lebih banyak mengelak daripada maju menyerang,sedangkan Kwan Ban Piu sangat bernapsu untuk lekas dapat mengakhiri pertempurantersebut. Walaupun sebagai seorang muda Giok Hong sudah punya banyakpengalaman dalam pertempuran dengan lawan-lawan yang tangguh, tapi ia selaluberlaku cerdik dan tak mau mengobral tenaganya secara sia-sia.Pada suatu waktu, ketika Kwan Ban Piu mendesak sambil menghujani bacokanbacokanyang tak mengenal kasihan, si pemuda she Sun segera berlompatan munduruntuk menghindarkan diri dari ancaman bahaya maut itu. Celakanya, Giok Hongberlaku terlampau tergesa-gesa sehingga kakinya membentur akar pohon cemarayang menonjol keluar dari dalam tanah dan dengan mengeluarkan suara jeritan ngeri,ia jatuh terguling.Kwan Ban Piu yang melihat ada kesempatan terbaik untuk menamatkan jiwalawannya, menjadi sangat girang. Dengan sorot mata beringas, ia lompat maju sambilmengayunkan goloknya ke arah batok kepala Giok Hong. Syukur juga pikiran GiokHong tidak lekas menjadi gugup dan begitu melihat golok Ban Piu berkelebat ke arahkepalanya, lekas-lekas ia bergulingan di tanah beberapa belas kaki jauhnya.Berbareng dengan itu, dahsyat sekali golok si orang she Kwan telah membacok putusakar pohon yang sebesar mangkok seperti juga ia membacok lilin empuknya. "Ah!"seru si penyamun tunggal dengan perasaan kecewa.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Giok Hong telah berhasil bangun berdiri dan dengan cepat sekali ia hantamkantoyanya ke arah tangan kanan lawan yang menyekal golok mustika. Ban Piu ternyatadapat bergerak bukan main sehatnya, begitu melihat bayangan toya Kong-sun-kunmenghantam ke jurusannya, lekas-lekas ia tarik pulang goloknya sambil berlompatmundur. Sembari memasang kuda-kuda separuh jongkok, ia sabetkan Golok Naga

Page 78: Golok Naga Kembar

Kembar ke arah kaki si orang she Sun. Seketika itu Giok Hong yang telah mencobamenancing sang lawan dengan berlaku agak kendur dalam gerak-gerakannya dantatkala melihat golok Kwan Ban Piu menyamber kakinya, lekas-lekas ia geser kakinyasambil menghantamkan toyanya ke bagian atas golok lawan dengan sekuat-kuatnya.Tak........!!. "Ah.........!!" Ban Piu berseru keras karena kaget dan merasacekalannya tergetar oleh hantaman toya Giok Hong, tapi goloknya tetap tidakterlepas!."Sungguh kuat sekali tenaga bangsat ini!" Giok Hong diam-diam memuji sambilterus mengelak dari tusukan-tusukan ujung golok yang menerjang dadanya dengancepat dan ganas.Hoat Beng Hwee-shio dan para muridnya menonton dari samping dengan perasaankagum akan kepandaian kedua orang itu. Lebih lebih terhadap Giok Hong yang masihmuda, tapi toh dapat dengan baik sekali meladeni Ban Piu yang sudah banyakpengalaman di kalangan Kang-ouw.Ban Piu bertubi-tubi melancarkan serangan-serangan yang mematikan. Giok Hongberlaku agak pasif dan membiarkan musuh besarnya mengobral serangan-serangandengan bebas. Ia hanya mengegos, berkelit, menyampok belakang golok lawan ataumundur untuk mengelakkan bacokan-bacokan yang agak sukar atau tak mungkindilawan dengan kecepatan. Baru pada waktu menyaksikan napas Ban Piu terengahengah,ia mendesak, menyabet, menyodok atau menumbuk batok kepala lawandengan toyanya. Sedang kakinyapun dengan gerakan bagaikan angin puyuh melibatpohon, sekali-kali disapukannya atau ditendangkan untuk membuat kalut pikiranlawannya. Sekujur badan kedua orang itu tampak basah mandi keringat dan belumtampak pihak mana yang lebih unggul ilmu kepandaiannya.Demikianlah, ketika pertempuran menjelang pada jurus yang kelimapuluh. GiokHong merasa bahwa dia takkan berhasil merobohkan lawan itu jika tidakmempergunakan kecerdikan. Ban Piu yang merasa bahwa dia mempunyai tenagayang sangat kuat, selalu hendak menerjang si pemuda dengan ganas dan sepenuhpenuhtenaganya.Si penyamun tunggal tampaknya sangat penasaran, dengan Golok Naga Kembaryang begitu diandalkan ia belum memperoleh mangsa atau membuat senjata GiokHong putus sehingga terpotong-potong seperti halnya dalam pertempuran yangpertama kali dilakukannya dulu."Jika engkau dapat mengalahkanku kali ini" ejek si pemuda, "barulah kau dapatmiliki semua kereta pioku berikut para pengendaranya sekalian. Tapi kalau kau tidakmampu, lebih baik engkau potong saja kepalamu, agar jangan sampai mendengardirimu diejek yang bukan-bukan oleh para jagoan di kalangan Kang-ouw. Ayoh,pertunjukkanlah kepandaian serta tenagamu yang disohorkan lihay dan kuat itu!".Kata-kata yang telah diperhitungkan dengan cerdik ini, diucapkan Giok Hongsedemikian rupa, seakan-akan dia bicara dengan adiknya saja. Mendengar demikian,

Page 79: Golok Naga Kembar

Kwan Ban Piu menjadi demikian murka bukan kepalang dan masih penasaran karenaserangan-serangannya yang tak kunjung membawa hasil."Hai, orang she Sun, akan kuminum darahmu hingga tetes terakhir untukmenghilangkan rasa dendamku!" seru Kwan Ban Piu menggeledek sambil putargoloknya dan menerjang musuhnya dari empat penjuru dengan nekad.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Sun Giok Hong menjadi sangat girang mengetahui musuh besarnya telah dapat iapancing kemurkaannya, berlaku lebih hati-hati lagi menghadapi serangan-serangan sipenyamun tunggal yang mematikan itu. Ia putar toyanya sedemikian cepat sehinggaangin yang menderu-deru membuat Hoat Beng Hwee-shio dan para muridnya jadibergidik saking tegangnya menyaksikan pertempuran hidup mati itu.Dalam detik-detik yang gawat itu, Kwan Ban Piu telah berhasil juga menabasseparuh dari toya Sun Giok Hong hingga dua kali. Yang pertama, sebagian dari toyaitu telah putus dan ini sukar terjadi jika Ban Piu menggunakan golok biasa. Tapitabasan yang kedua tidak berhasil memutuskan, hanya nancap di toya yang liat dantidak mudah patah itu.Giok Hong tidak menyia-nyiakan saat yang baik itu, segera ia tarik pulang toyanyadengan keras. Ban Piu yang tidak menyangka goloknya bisa nancap di toya, menjaditerhuyung-huyung dan meski cekalannya tergetar, ia berusaha sekuat mungkinmempertahankan genggamannya pada golok mustika itu.Maka dengan mengambil kesempatan selagi Ban Piu terhuyung-huyung, Giok Hongsegera menyerang dengan tendangan kilatnya, yang lak dapat dielakkan lagi oleh sipenyamun. Ban Piu menjerit kesakitan dan mundur ke belakang beberapa tindak.Sebelum Ban Piu dapat memperbaiki kuda-kudanya, tendangan kaki kiri Giok Hongtelah menerjang tepat pada perutnya hingga dengan satu teriakan keras, tubuhnyamencelat dan jatuh terlentang ke suatu tempat yang terpisah beberapa belas kakijauhnya. Tapi anehnya. Golok Naga Kembar tetap tak terlepas dari genggamantangannya!."Lekas hantam terus!" Hoat Beng Hwee-shio menganjurkan si pemuda.Giok Hong menjadi ragu-ragu mendengar anjuran itu karena dalam saat itu hatinuratinya seolah-olah berbisik, "Barang siapa membunuh lawan yang tak berdaya, diabukanlah seorang laki-laki sejati!".Giok Hong telah mengambil keputusan dengan cepat. Ia berdiri tegak di tengahkalangan sambil mengawasi si penyamun tunggal yang menggeletak disana tanpadiganggu."Sie-cu, engkau mau tunggu sampai kapan lagi untuk turun tangan?" Hoat Bengmemperingatkan Sun Giok Hong dengan suara keras.Tapi si pemuda she Sun lalu menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Aku bukanTay-tiang-hu (laki-laki sejati), jika mencelakai musuh yang sudah tak berdaya!. Akankutunggu sampai ia bangun berdiri dan melanjutkan pertempuran ini!".Dengan langkah yang agak terhuyung, Kwan Ban Piu bangun berdiri dan menatapwajah Sun Giok Hong dengan sorot mata yang menyala-nyala."Apakah sekarang engkau suka menyerah kepadaku?" tanya si pemuda she Sunsambil tertawa mengejek.

Page 80: Golok Naga Kembar

Tapi Kwan Ban Piu tidak menjawab barang sepatah katapun, hanya bagaikanseekor harimau terluka, ia mengayunkan goloknya dan menerjang si pemuda denganmembabi buta karena gusarnya."Jika tidak aku, tentulah engkau!" teriaknya dengan tiba-tiba. Dengandiucapkannya kata-kata yang nekad dan berapi-api itu, ia melancarkan seranganserangannyayang terakhir dengan tidak memperhitungkan pula akan segala akibatakibatnyananti.Giok Hong maju dengan sikap yang lebih hati-hati dan cerdik. Untuk meladeniseorang musuh yang sudah benar-benar kalap, orang harus berlaku waspada danTiraikasih Website http://kangzusi.com/jangan tergesa-gesa. Nasihat ini ia dapat dari kedua gurunya. It Kak Siansu dan ThioCiam Kui, yang selalu diingatnya baik-baik di dalam hatinya.Kwan Ban Piu yang baru pertama kali ini kena ditendang musuh sehingga menciumtanah, jadi marah bukan kepalang. Pada waktu-waktu yang lampau, dia belum pernahbertemu dengan lawan yang setimpal. Berbarengan dengan itu, iapun merasa sangatmalu ditonton oleh Hoat Beng dan para muridnya, maka dengan tidak banyak pikirlagi ia telah mengobral tenaganya habis-habisan untuk dapat secepatnya merobohkansi pemuda gagah itu.Perlawanan Giok Hong kali ini telah dipecah menjadi dua bagian, yakni yangpertama-tama ditujukan untuk menjatuhkan dahulu golok yang amat disegani itu,baru kemudian membunuh Kwan Ban Piu.Selanjutnya, karena rasa sakit bekas tendangan Giok Hong di perutnya belumlenyap sama sekali, tidaklah heran jika gerakan Kwan Ban Piu tampak lebih kendurdaripada biasanya. Walaupun sebagai harimau yang tidak bergigi, kukunya masihtetap ditakuti jika ia masih hidup. Demikianlah juga pandangan Sun Giok Hongterhadap si penyamun tunggal ini.Maka dengan mencurahkan seluruh perhatiannya pada Golok Naga Kembar, GiokHong terus memutar toyanya dengan amat gencar sekali. Sasarannya yang utamaialah tangan si penyamun yang memegang golok mustika itu. Sementara Kwan BanPiu sendiri yang bukan seorang bodoh, telah mengetahui siasat lawannya, sedapatmungkin berusaha untuk menggagalkan serangan-serangan itu.Apa mau dikata, bagian dalam perutnya telah terluka hingga semakin cepat iabergerak, semakin sakit saja dirasakannya luka itu. Maka disuatu waktu ketika iamenabas dengan sekuat tenaganya, Giok Hong sengaja berpura-pura hendakmenyodok dada si penyamun dengan ujung toyanya. Dan tatkala Ban Piu memutarhaluan untuk menangkisnya, ujung lain dari toya Kong-sun-kun si pemuda telahmenyamber pada lengannya dengan gerakan secepat kilat, hingga Ban Piu yang takkeburu menarik pulang lengan itu dengan menjerit keras sekali lengannya tampakterkulai. Golok Siang-liong-touw-cu-tonya terlempar sehingga beberapa belas kakijauhnya dari kalangan pertempuran dan menancap sehingga beberapa dim dalamnyapada pangkal pohon cemara yang tumbuh di muka kelenteng itu.Kwan Ban Piu dengan terhuyung memburu untuk mengambil pulang goloknyadengan wajah yang menunjukkan rasa was-was dan menahan sakit yang hebat. Tapi

Page 81: Golok Naga Kembar

sebelum dia mencapai maksudnya, terdengar bentakan Giok Hong yang keras, "Inilahhadiahmu yang terakhir!", sambil menghantamkan toyanya kearah batok kepalamusuh besarnya. Ban Piu yang berusaha untuk berkelit, tiba-tiba kepalanya jaditerkulai, tubuhnya mencelat ke muka dan akhirnya dengan jeritan yang menyayathati, kepalanya menabrak pohon cemara tanpa dapat dicegah lagi. Disana ia robohterlentang dan dengan perlahan-lahan dari mulut, hidung dan telinganya meneteskeluar darah hidup!.Pada saat-saat terakhir itu, Ban Piu masih berusaha untuk memperpanjanghidupnya dan dengan tenaganya yang penghabisan ia merayap-rayap dan mencakarcakartanah. Tuhan Yang Maha Esa telah menakdirkan dirinya akan binasa di dalamtangan Sun Giok Hong, karena kejahatannya yang telah melampaui balas dan akansemakin merusak jika dia dibiarkan hidup lebih lama lagi. Maka meski diluarkeinginannya, Ban Piu akhirnya jatuh untuk tidak bangun lagi.Hoat Beng dan para muridnya jadi sangat kagum melrhat kelihayan Sun Giok Hongdan memuji, "Lu Sun, ternyata engkau tidak percuma menjadi keturunan keluargaSun yang ilmu silatnya begitu tersohor di tanah utara. Pin-ceng semula hanyamendengar dari cerita orang. Sebenarnya Pin-ceng masih belum mau percaya bahwaTiraikasih Website http://kangzusi.com/ilmu silat keluarga Sun sampai sebegitu lihaynya, tapi hari ini setelahmenyaksikannya dengan mata kepala sendiri, ternyata kabar itu bukan isapan jempolbelaka. Maka dengan ini Pin-ceng memberi selamat atas kemenanganmu ini!".Sun Giok Hong lekas membungkukkan badannya membalas hormat sambilmerendah atas pujian Hoat Beng yang muluk itu. "Semua ini hanya merupakankejadian yang kebetulan saja" katanya, "atau Thian memang telah melindungikudalam melaksanakan maksudku membasmi si penyamun ganas itu".Setelah berkata demikian, si pemuda perlahan-lahan menghampiri Golok NagaKembar yang nancap di pohon cemara, lalu dengan rasa hormat dan kagum dicabutdan diperiksanya dengan teliti sesaat lamanya. "Ini sesungguhnya sebilah golokmustika yang baik sekali dan tidak boleh disia-siakan" pikirnya. Kemudian iamembuka tali serangkan golok yang masih terlibat di pinggang Kwan Ban Piu,memasukkan golok itu dan menyoren di pinggangnya sendiri sebagai hadiahkemenangan dari pertandingan itu.Dengan bantuan Hoat Beng dan para muridnya, Giok Hong telah mengubur mayatpenyamun tunggal itu dan di muka kuburan ia telah menyampaikan hormatnya yangpenghabisan sambil berkata, "Kawan, kini engkau telah meninggalkan dunia yangfana ini, dengan demikian habislah perhitungan-perhitungan kita dahulu. Semasahidupmu, engkau telah melakukan banyak sekali pembunuhan terhadap orang-orangyang bukan tandinganmu, maka aku sangat mengharap engkau tidak jadi kecewa danpenasaran di alam baka, karena aku membunuhmu dengan maksud mengakhiripenderitaan rakyat yang pernah kau aniaya dan perlakukan sewenang-wenang. Akujuga mewakili Thio Bun Siong menuntut balas atas perbuatanmu yang keji terhadapberandal itu, yang kau rampas goloknya sewaktu dia mabok diloloh arak olehmu.Disamping itu semua, akupun telah menunaikan tugasku sebagai seorang pio-su,

Page 82: Golok Naga Kembar

maka ucapanku yang terakhir adalah selamat tinggal dan sekali lagi aku mengharapagar kau bersemayam dengan tenang di alam baka". Sambil menjura tiga kali, GiokHong mengakhiri kata-katanya itu.Sementara Hoat Beng Hwee-shio yang mendengar begitu dengan tersenyum laluberkata, "Lo Sun, Kwan Ban Piu yang telah menemui ajalnya pasti takkan merasakecewa di alam baka, berhubung dia telah dikalahkan dan terbunuh oleh seseorangyang justru mempunyai kepandaian tinggi dan tepat menjadi lawannya yang setimpal.Kini satu bahaya besar telah kau singkirkan dari muka bumi maka dengan iniijinkanlah Pin-ceng menjamu dengan ala kadarnya atas kemenanganmu ini".Demikianlah dengan menuntun kuda Kwan Ban Pui, Giok Hong mengikuti HoatBeng dan para muridnya pulang ke dalam kelenteng dimana ia dijamu oleh paderiBuddha itu beserta sekalian keluarga kelenteng itu tua dan muda. Hingga larutmalam, barulah perjamuan ditutup.Pada kesokan harinya dengan menunggang kuda, menyoren golok Siang-liongtouw-cu-to dan membawa toya Kong-sun-kun, Giok Hong menuju ke puncak Hui-gohongdengan diantar oleh dua orang murid Hoat Beng yang berlaku sebagai penunjukjalan.Begitulah, sesudah melalui jalanan-jalanan gunung yang berliku-liku dan licin diwaktu turun hujan, akhirnya Giok Hong telah sampai di muka sebuah pintu gerbangyang agak tersembunyi oleh pohon-pohon yang rindang dan semak-semak lebat yangtumbuh di kiri kanannya."Inilah pintu masuk desa Kwan-kee-chung" salah seorang murid Hoat Beng itumemberitahukan kepada Sun Giok Hong.Dan selagi ia hendak melanjutkan bicaranya, tiba-tiba terdengar suara gembrengyang dipalu dengan riuh. Bersamaan dengan itu, pintu gerbang tadi tampak terbukaTiraikasih Website http://kangzusi.com/dan berlompatan keluar dari dalamnya antara 30 atau 40 orang laki-laki yangbertubuh tinggi besar, dengan masing-masing membawa golok, tombak ataupentungan. Salah seorang yang menjadi pemimpinnya segera tampil ke muka sambilmembentak, "Jika engkau mengerti selatan, lekaslah turun dari kudamu danmenyerah untuk diringkus!".Mendengar bentakan yang garang itu, kedua murid Hoat Beng menjadi ketakutansehingga wajah mereka jadi pucat pasi dan lekas berlindung di belakang Sun GiokHong sambil berkata, "Sie-cu, engkau harus berhati-hati dengan mereka ini!".Tapi Giok Hong lekas menenangkan mereka sambil berkata, "Jangan khawatir, akuada di sini untuk melindungimu". Setelah itu, ia menoleh pada kawanan berandalsambil menambahkan, "Apakah kalian ini anak buah Kwan Ban Piu?"."Benar!" sahut mereka sekalian."Pada kalian perlu juga kiranya kuberitahukan" kata Sun Giok Hong, "beberapawaktu yang lalu Kwan Ban Piu telah merampas kereta-kereta pioku. Dia berjanji untukmengembalikan itu semua jika aku dapat mengalahkan dia. Kemarin petang, dalamsatu pertempuran yang jujur, aku telah berhasil membunuh pemimpinmu itu dan kiniaku datang untuk mengambil pulang semua barang-barangku itu"."Tidak perlu engkau banyak bacot!" seru pemimpin berandal itu. "Kini yang

Page 83: Golok Naga Kembar

berkuasa disini adalah aku sendiri!. Maka kalau engkau dapat mengalahkan kamisekalian, barulah engkau boleh mengambil pulang kereta-kereta piomu itu. Kalautidak, engkau boleh pergi tanpa banyak bicara pula!".Sesudah berkata demikian, ia segera memberi isyarat kepada anak buahnya sambilmemberi komando, "Serang!".Dengan tidak banyak bicara pula, kawanan berandal itu segerai maju mengepungSun Giok Hong dari segala jurusan. Si pemuda she Sun yang tidak berniat untukmelukai orang dengan secara membabi buta, lekas-lekas memutar toya Kong-sun-kundi tangannya sambil berteriak, "Aku dengan kalian tidak mempunyai permusuhan,sedang orang yang menjadi musuh besarku, yaitu Seng-giam-ong Kwan Ban Piu yangmenjadi pemimpinmu, telah binasa di dalam tanganku. Jika engkau tak percaya,cobalah kenali ini golok siapa?".Sambil berkata begitu, lalu ia menghunus Golok Naga Kembar yang laludiacungkannya ke arah mereka sekali sambil berkata, "Lihatlah ini!".Pemimpin berandal dan para anak buahnya jadi sangat terkejut ketika dapatmengenalinya, bahwa golok itu bukan lain daripada milik Kwan Ban Piu yang bernamaSiang-liong-touw-cu-to atau Golok Naga Kembar. Si kepala berandal dan anakbuahnya jadi terbengong memandang pada golok mustika itu dengan mata yanghampir tak berkesip."Aku hanya bermusuhan dengan Seng-giam-ong Kwan Ban Piu yang telahmengakui dirinya sebagai thian-hee-bu-tek (tiada tanding di kolong langit), tapisekarang dia sudah tidak ada lagi di muka bumi ini. Mengingat aku tidak mempunyaipermusuhan dengan kalian, maka apakah perlunya kalian mencari masalah tanpaalasan?. Selanjutnya, jika kalian bisa melihat gelagat, segeralah hantarkan aku keatas gunung untuk mengambil pulang kereta-kereta pioku dan membebaskan jugakusir-kusirnya. Kalau tidak, ingatlah baik-baik bahwa Golok Naga Kembar ini tidakbermata atau mengenal apa artinya kasihan!. Apa yang telah terjadi denganpimpinanmu, kini akan terulang terhadapmu!".Selanjutnya, kepala berandal itu beserta seluruh anak buahnya terpaksa menyerahlalu mengantarkan Sun Giok Hong dan kedua orang murid Hoat Beng Hwee-shio naikke atas gunung untuk menolong kesepuluh kusir dan enam buah kereta pio yangTiraikasih Website http://kangzusi.com/dirampok oleh Seng-giam-ong Kwan Ban Piu itu, yang ternyata semuanya masih utuhdan tidak kurang suatu apapun.Petang hari itu, si pemuda she Sun menumpang bermalam di kelenteng tempatkediaman Hoat Beng Hwee-shio. Beberapa hari kemudian, setelah merasa cukupberistirahat dan merawat kusir-kusir yang sakit. Giok Hong berjanji akan mampir kesitu sekembalinya dari mengantarkan pio ke Thay-goan. Setelah berpamitan makaGiok Hong kembali melanjutkan perjalanannya ke barat dan sampai dengan selamatketempat yang dituju. Diwaktu ia kembali dari sana dan mampir ke kelenteng tempatkediaman Hoat Beng, tidak lupa ia membawa oleh-oleh berupa makanan dan uang

Page 84: Golok Naga Kembar

untuk membantu ongkos perawatan serta pembetulan kelenteng yang sudah agak tuaitu. Semenjak waktu itu dan selanjurnya, antara Giok Hong dan Hoat Beng Hwee-shiotelah terikat persahabatan yang sangat akrab, yang baru berakhir setelah masingmasingpulang ke alam baka.Sekarang kita lanjutkan perjalanan si pemuda she Sun yang kembali ke kota Thiancin.Setibanya di sana, ia mendapatkan pamannya In Hu tengah dihinggapi penyakitberat dan telah beberapa waktu lamanya tidak masuk kantor atau keluar dari kamartidurnya.Tatkala Giok Hong datang menyambangi, orang tua itu lalu berkata, "Giok HongHian-tit, usiaku sekarang telah lanjut dan sering sakit-sakitan, aku mempunyai firasatbahwa aku takkan dapat hidup lebih lama lagi dalam dunia ini. Oleh sebab itu, baikbaiklahengkau mengurus pekerjaan dalam kantor angkutan kita, berhubung GiokTien usianya masih terlampau muda dan masih sangat membutuhkan bimbingan dariorang-orang yang sudah berpengalaman sepertimu. Maka jika nanti aku menutupmata, engkau boleh pegang pimpinan sebagai kepala dari Hin Liong Pio Kiok, karenaselain engkau sudah berpengalaman dan mempunyai banyak relasi, engkau jugamempunyai kepandaian yang cukup tinggi serta mempunyai nama yang baik dikalangan Kang-ouw. Aku sudah tidak khawatir lagi untuk menyerahkan seluruhpekerjaan Hin Liong Pio Kiok ke dalam tanganmu. Bersamaan dengan itu, rajinrajinlahengkau bekerja agar nama baik Hin Liong Pio Kiok yang telah terkenal sedarilama, akan bertambah harum kemashurannya ke propinsi-propinsi lain yang terletakdi Tiongkok Barat dan Utara".Giok Hong mendengarkan omongan pamannya dengan airmata berlinang-linang."Hian-tit tak usah bersedih hati" kata orang tua itu pula, "karena segala sesuatuyang ada di dunia ini tiada suatupun yang dapat hidup kekal. Sudah selayaknya jikaada waktu kita berkumpul, ada waktu juga kita saling berpisah. Dunia ini bagi kita taklebih dan tak kurang daripada panggung sandiwara belaka, dimana kita semuamanusia menjadi pemain-pemainnya, sedangkan Thian Yang Maha Esa menjadidalang agung bagi semua makhluk yang hidup di alam dunia ini. Oleh karena itu,sekali lagi aku nasihatkan kepadamu, agar engkau tak bersedih atas kepergiankuini.................".Giok Hong berjanji akan mentaati segala pesan pamannya dengan sebaik-baiknya,sambil tidak lupa menuturkan juga tentang pertempurannya dengan Seng-giam-ongKwan Ban Piu sehingga ia memperoleh golok bersejarah yang bernama Siang-liongtouw-cu-to atau Golok Naga Kembar yang tersohor itu. Hal mana jelas sekali telahmembuat orang tua itu jadi sangat gembira.

Page 85: Golok Naga Kembar

Demikianlah, pada suatu hari baik. Sun In Hu telah menutup mata untuk selamalamanya.Maka Sun Giok Hong menggantikan kedudukannya sebagai Kiok-cu ataukepala dalam kantor angkutan itu, sedang Sun Giok Tien bertugas sebagai wakilnya.0oo0Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

VDENGAN terbunuhnya Seng-giam-ong di tangan Sun Giok Hong, maka di kalanganKang-ouw telah terbit kegemparan besar diantara cabang-cabang atas yang namanyasudah tidak asing lagi. Cabang-cabang atas ini telah berdaya upaya keras untukmerobohkan Ban Piu dengan maksud memiliki Golok Naga Kembar, tapi tidakberuntung, malahan mereka telah menjadi pecundang-pecundang penyamun tunggalshe Kwan itu. Selain mempunyai golok yang sangat disegani, diapun berkepandaiantinggi. Disamping orang-orang yang memuji kegagahan dan kelihayan Sun Giok Hong,juga tidak sedikit orang yang merasa iri hati dan mencari-cari alasan untukmengurangi kebesaran nama si pemuda yang merupakan tokoh muda yang barumuncul dalam kalangan Kang-ouw dengan nama julukan Ngo-seng-to-ong atau ahligolok dari lima propinsi.Pada suatu hari Sun Giok Hong telah menerima suatu titipan besar yang terdiri daribarang-barang buatan luar negeri yang berharga mahal dan harus diangkut dari kotaThian-cin ke kota Cee-lam di dalam propinsi Shoatang. Barang-barang ini telahdiangkut dalam dua buah kereta dengan mengirim pio-su Wan Teng Kok sebagaipelindungnya.Pio-su she Wan ini adalah seorang Ho-han yang bertubuh tinggi besar, berusia 32tahun dan mahir mempergunakan pelbagai macam senjata, antara lain golok Toa-mato,yang mana terhitung sebagai sebilah senjata yang paling ia mahirmempergunakannya. Ia adalah orang kelahiran propinsi Tit-lee dan telah banyakpengalamannya dalam hal pengangkutan barang-barang dari satu ke lain propinsi.Giok Hong sangat menghormati dan mempercayai kejujurannya serta merasaterjamin keselamatan suatu barang angkutan yang dilindungi olehnya.Dengan menyusuri sepanjang tepi sungai Un-ho, Wan Teng Kok memberangkatkankedua kereta pio itu dari Thian-cin menuju ke selatan dengan menunggang seekorkuda yang dapat berlari cepat dan punya daya tahan untuk melakukan perjalananyang jauh. Pada hari yang kedua, rombongannya telah tiba di daerah pegununganNgo-liong-san yang terletak dalam propinsi Shoatang. Haripun telah menjelang senjaoleh karena itu lekas-lekas ia menuju kesebuah kota kecil yang bernama Hoay-jintien,yang terletak 6 atau 7 lie pula jauhnya untuk bermalam dan melepaskan letihdari perjalanan sehari penuh tanpa mengaso itu.Apa mau dikata, selagi baru saja Wan Teng Kok membelok ke arah kanan jalangunung, tiba-tiba dihadapannya nampak serombongan berandal yang berjumlah 20sampai 30 orang dengan seorang muda yang berusia lebih kurang 26 atau 27 tahunsebagai pemimpinnya, bersenjatakan sebatang tombak Hong-eng-chio serta

Page 86: Golok Naga Kembar

menyoren sebilah badik di pinggangnya. Dia tampil ke muka sambil berseru, "Hai, piosu dari Hin Liong Pio Kiok, lekas-lekaslah serahkan kereta-kereta piomu kepada kami.Kalau tidak, engkau harus mengerti sendiri segala akibatnya nanti!".Tapi Wan Teng Kok bukanlah seorang yang mudah digertak atau tinggal diam sajadiperlakukan orang dengan seenaknya. Maka sambil melintangi goloknya, ia majukankudanya ke muka kcreta kereta pio untuk menyambut kedatangan kepala berandalitu. begitu berhadapan dengan si berandal, Wan Teng Kok segera mendului membukaserangan tanpa banyak bicara lagi.Demikianlah, kedua orang itu telah saling menguji tenaga di tepi jalan gunung yangsunyi itu. Segera juga tampak dengan jelas, bahwa kepala berandal itu bukantandingan Teng Kok yang sepadan. Ketika pertempuran baru saja berlangsungbeberapa jurus, si kepala berandal sudah tampak kewalahan dan lekas-lekasmelarikan diri sambil memerintahkan anak buahnya melakukan pengepungan dariTiraikasih Website http://kangzusi.com/segala jurusan. Tatkala Teng Kok tengah sibuk melawan para liauw lo,tiba-tiba iamelihat si kepala berandal telah balik kembali dan sambil lari dia lalu menyambitkansebuah benda yang berkilauan yang menyamber kearah Teng Kok bagaikan kilatcepatnya.Dengan sebat ia menyampok benda yang menyambar kearah ulu hatinya, tapi takurung benda itu menggores juga bahunya Teng Kok menjadi tambah gusar, diamenyerang dengan ganas sekali hingga tidak kurang dari lima atau enam orangliauw-lo telah ia lukai. Ia berniat membasmi semua berandal-berandal itu, sayangnyadengan sekonyong-konyong Teng Kok merasakan kepalanya pusing dan matanya jadiberkunang-kunang. Dilain saat, ia terguling jatuh dari kudanyadan........menghembuskan napasnya yang terakhir seketika itu juga. Setelahdiselidiki, ternyata benda yang berkilauan itu bukan lain daripada sebilah badik yangmengandung racun hebat dan orang yang terlukai oleh badik itu dalam waktubeberapa detik saja akan tewas tanpa dapat ditolong lagi.Setelah dapat kepastian Wan Teng Kok tidak berkutik lagi, si kepala berandalsegera memberikan komando kepada anak buahnya untuk merampas kedua keretapio Hin Liong Pio Kiok. Mayat pio-su yang malang itu lalu dimusnahkan dengan jalandibakar sehingga tulang belulangnya berserakan di muka bumi!. Kemudian si kepalaberandal mengusir para kusir kereta pio tersebut untuk pulang ke kota Thian-cin danmelaporkan kejadian ini kepada Sun Giok Hong yang menjadi induk semang mereka."Pergilah kamu beritahukan kepada induk semangmu Sun Giok Hong yangmempunyai nama julukan Ngo-seng-to-ong" dengan senyum mengejek iamelanjutkan, "bahwa aku Chit-seng-chio-ong atau raja tombak dari tujuh propinsimengundang ia datang kemari untuk bertanding!. Aku pasti akan menantikannya dikelenteng Siang-in-koan di pegunungan L'o-san, yang terletak di bagian barat

Page 87: Golok Naga Kembar

pegunungan Ngo-liong-san. Katakan padanya bahwa aku Chit-seng-chio-ongmemerintahkan ia untuk membuang nama julukannya jika ia takut menghadapkepadaku!".Pada waktu keempat kusir kereta itu tiba di kantor angkutan Hin Liong Pio Kiok dikota Thian-cin, mereka segera melaporkan tentang kecelakaan yang diderita WanTeng Kok yang mayatnya telah dibakar dengan tidak hormat., seolah-olah si berandalmemendam dendam yang hebat terhadap Hin Liong Pio Kiok. Juga mereka tak lupamenyampaikan tantangan yang diajukan oleh kepala berandal tersebut terhadapinduk semangnya itu. Sun Giok Hong menjadi terkejut dan bertanya, "Siapakah shedan nama berandal yang bernyali begitu besar itu?".Keempat orang kusir itu menjawab, "Entahlah, karena dia hanya mengaku bernamajulukan Chit-seng-chio-ong saja". Kemudian salah seorang diantaranyamemberitahukan tentang di mana Giok Hong mesti mencarinya."Aiii, sungguh kurang ajar sekali si kerbau hutan itu!" kata Sun Giok Hong dengangusar. "Hampir semua jagoan dari kalangan Liok-lim atau Rimba Hijau di Shoatangaku kenal baik serta mempunyai hubungan persahabatan. Hanya binatang ini sajayang berani menghinaku, hingga dia perlu kuhajar supaya lebih mengenal aturan dansopan santun!".Saat itu Sun Giok Tien yang mengetahui bahwa Giok Hong telah mengambilkeputusan untuk menerima tantangan kepala berandal yang mengaku punya namajulukan Chit-seng-chio-ong itu, dalam hatinya jadi agak cemas dan berkata, "Chit-ko,mereka di sana tentunya akan membuat segala persiapan untuk menyambutkedatanganmu. Engkau yang dating hanya sendirian saja, aku khawatirkan sukarmeladeni kawanan perampok itu yang berjumlah banyak. Sebaiknya aku ikut sertadengan membawa beberapa orang kusir sebagai teman di jalan".Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Giok Hong mupakat dengan saran adik sepupunya itu. Maka sesudah meninggalkanpesan yang kepada beberapa orang kepercayaannya, esok harinya dengan membawaGolok Naga Kembar dan kantong kulit yang berisikan piauw, Giok Hong berangkat kepropinsi Shoatang dengan ditemani oleh Sun Giok Tien serta para kusirnya.Dua hari kemudian mereka telah tiba di perbatasan propinsi Shoatang. Dari sanamereka menuju ke pegunungan Ngo-liong-san untuk kemudian menyusuri jalan kekelenteng Siang-in-koan yang terletak di pegunungan Lo-san.Selama dalam perjalanan, Sun Giok Hong tidak habis-habisnya memikirkan,siapakah gerangan kepala berandal yang menamakan dirinya Chit-seng-chio-ong itu?.Ia kenal tidak sedikit orang-orang gagah di kalangan Kang-ouw putih dan hitam, tapibelum pernah mendengar ada orang yang memakai nama julukan demikian.Setelah berjalan beberapa lamanya dengan melalui jalan-jalan gunung yangberliku-liku dan diapit oleh jurang-jurang yang curam di kiri kanannya, tiba-tiba darikejauhan tampak atap kelenteng yang merah di antara pohon-pohon yang rindangdan hijau kehitam-hitaman. Giok Hong segera mengetahui bahwa mereka telah tiba ditempat yang dituju dan diam-diam ia lalu memperingati agar Giok Tien dan para

Page 88: Golok Naga Kembar

kusirnya itu untuk berjaga-jaga. Kemudian ia menghunus golok Siang-liong-touw-cutosambil menoleh ke kiri kanan jalan dengan laku yang hati-hati sekali.Setelah berjalan beberapa belas tindak jauhnya, tiba-tiba dari arah semak-semakyang lebat di tepi jalan telah melompat keluar seorang berandal muda yangbersenjatakan sebatang tombak Hong-eng-chio menghadang di tengah jalan sambilmembentak, "Sun Giok Hong, ternyata engkau adalah seorang yang bisa menepatijanji. Engkau telah menerima baik undanganku dan datang kemari untuk mintadikembalikan kereta-kereta piomu yang telah kurampok itu, bukan?".Sun Giok Hong memperhatikan sejenak wajah begal muda itu yang tampaknyaganas. Kemudian ia balas membentak, "Apakah engkau ini bukan Chit-seng-chio-ongyang telah membunuh pio-suku?"."Memang benarlah apa katamu!" sahut si begal muda. "Engkau punya namajulukan Ngo-seng-to-ong, aku punya nama julukan Chit-seng-chio-ong. Seharusnyasedari tadi engkau ketahui siapa aku ini!. Sekarang hendak kubuktikan sendiri, yangmana diantara kita berdua Chio-ong atau To-ong yang ternyata lebih unggul!.Sambutlah tombakku!!!".Sambil berkata begitu, si begal muda segera maju menerjang hingga Sun GiokHong lekas melompat turun dari kudanya dan meladeni dengan tidak banyak bicarapula. Selama pertempuran itu berlangsung, Giok Hong tak mau menabas tombakorang, selain menangkis dengan belakang golok saja. Jika ia bertempur dengan carayang layak dan mengandalkan ketajaman Golok Naga Kembar, niscaya dalam waktubeberapa jurus saja ia sudah mampu menabas putus tombak itu. Dia akanditertawakan orang karena Ngo-seng-to-ong dapat menang karena tajamnya golokyang dimilikinya, sama sekali bukan sebab ia mahir ilmu golok dalam arti yangsebenar-benarnya.Bersamaan dengan itu, Giok Hong segera dapat menguji sampai dimana kelihayanbegal muda penantangnya itu. Bukan saja lawan itu tidak mempunyai kepandaianyang cukup berharga, malah ilmu tombaknya pun agak ngawur. Ia jadi heranmengapa orang lain telah memberikan dia nama julukan yang begitu mentereng,padahal Giok Hong tak sadar bahwa nama julukan itu adalah buatan si begal itusendiri. Tidak heran jika ia tak pernah mendengar ada nama julukan demikian dalamdaftar para cabang atas dalam golongan Liok-lim.Sementara si begal muda yang melihat bahwa ilmu kepandaian Sun Giok Hongsesungguhnya tidak boleh dibuat gegabah, diam-diam ia berniat untuk melukainyaTiraikasih Website http://kangzusi.com/dengan mempergunakan badik beracun. Maka setelah mengambil keputusan yangpasti, lekas-lekas ia membalikkan badannya melompat keluar dari kalanganpertempuran sambil berseru dan membarengi dengan menyambit Sun Giok Hongyang mengejar dirinya sambil membentak, "Jangan lari!". Tapi -begitu melihat sebilahbadik menyamber ke jurusannya. Giok Hong segera menyampok barang tajam itudengan Golok Naga Kembar hingga badik itu putus menjadi dua potong dan terpentalentah ke mana jatuhnya..Si begal jadi terkejut dan segera mengulangi sambitannya itu. Badik yang keduaitupun tidak berhasil mencapai sasarannya karena Giok Hong yang bermata jeli dan

Page 89: Golok Naga Kembar

tidak mudah diperdayakan orang, kali inipun telah membuat barang tajam itu kutungdan mencelat entah ke mana melesatnya.Akhirnya karena melihat kedudukannya sangat berbahaya, si begal muda segerabersiul memberi isyarat kepada anak buahnya. Dilain saat kelihatan melayangpuluhan anak panah yang ditembakkan ke arah Ngo-seng-to-ong, yang segeramemutar goloknya bagaikan baling-baling cepatnya. Tidak urung ia mengalami jugaluka-luka di bahu kiri, kaki dan lengan kanan. Luka-luka itu tidak berbahaya danperlawanan tidak menjadi kandas oleh karenanya.Selagi Giok Hong yang dibantu dengan Giok Tien dan para kusir berperang tandingdengan rombongan kepala begal yang mengaku bernama julukan Chit-seng-chio-ongitu, tiba-tiba dari dalam kelenteng Siang-in-koan telah muncul beberapa puluh Too-suyang bersenjatakan pentungan menerjang keluar untuk membantu rombongan GiokHong menempur kawanan begal itu. Rombongan begal Chit-seng-chio-ong terpaksakabur dengan menderita luka-luka pulang ke sarang mereka di atas gunung.Karena pertolongan dan bantuan yang tidak diduga-duga ini, Sun Giok Hong dankawan-kawannya telah bisa berkenalan dengan kepala kelenteng Siang-in-koan yangbernama Ban Ceng Too-jin, yang telah mempersilahkan mereka masuk untukberistirahat dan menginap di situ. Berhubung hari telah hampir petang dan tak adatempat lain untuk menumpang menginap, sudah barang tentu Sun Giok Hong dankawan-kawannya jadi sangat berterimakasih atas kebaikannya Too-jin tua itu."Kawanan begal hutan ini sudah kerap kali membikin ribut di sini" kata Ban CengToo-jin dengan gusar, "tapi sampai sebegitu jauh mereka belum pernah kena kuajaradat, berhubung mereka lantas kabur setiap kali Pin-too keluar untuk menghajarnya.Tidak kunyana pada hari ini mereka kena juga kita pukul mundur sehingga laripontang panting".Bersamaan dengan itu, Sun Giok Tien pun telah turut juga bertanya, siapagerangan she dan nama si begal muda yang mengaku bernama julukan Chit-sengchio-ong itu. Dengan tersenyum getir, si Too-jin tua menjawab, "Chit-seng-chio-ong?.Hm, apakah seorang yang berkepandaian begitu rendah dapat menerima namajulukan yang demikian tingginya?. Dia bukan ahli silat kelas satu, juga bukan seorangahli tombak, nama julukan itu adalah buatannya sendiri, maka apakah yang perludisegani orang?. Bisanya hanya menyambit orang dengan mempergunakan badikberacun dengan cara yang licik. Dia sebenarnya berasal dari desa Bu-kee-chung danbernama Bu Pin Tiauw, oleh sanak saudaranya di sana ia telah diasingkan. Lebih gilalagi, dia mengaku keturunan .......... Bu Siong! (salah satu dari 108 pendekar gunungLiang-san). Bu Pin Tiauw sebenarnya hanya seorang anak nakal dan sesat yangpandai menggertak. Jelas dapat diketahui dengan nama julukannya yang mentereng,Chit-seng-chio-ong!"."Kalau begitu, apakah Too-tiang kenal baik padanya?" Giok Tien coba meminta

Page 90: Golok Naga Kembar

keterangan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/"Pin-too berdiam di sini sudah lama sekali" kata si Too-su, "maka sudah barangtentu kenal baik dengan hampir semua orang yang berdiam di daerah pegununganini. Rupanya Sie-cu hendak meminta kembali piomu yang telah dirampoknya itu,bukan?".Giok Tien mengangguk. "Ya" sahutnya."Kalau begitu Sie-cu tak usah khawatir" kata Ban Ceng Too-jin. "Pin-too bisamenyuruh orang untuk minta kereta-kereta pio itu segera dikembalikan kepadamu".Giok Hong mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas kebaikan Too-su tua itutapi menolak dengan halus tawaran bantuan yang hendak meminta kereta-keretapionya dikembalikan dari tangan si begal muda Chit-seng-chio-ong itu. Sebagaiseorang pio-su dan pengusaha pio-kok, ia merasa sangat amat terhina oleh pihak sibegal, dan para langganannya tentu akan merasa sangat kecewa jika dia tak dapatmengambil pulang pio yang dirampas orang dengan tangannya sendiri.Ban Ceng Too-jin pun menyatakan kekagumnya atas kekerasan hati Giok Hong danadik sepupunya dan Too-su tua itu berjanji akan memberikan bantuan-bantuannyadari "garis belakang" saja.Duapuluh hari kemudian, setelah luka-luka Giok Hong sembuh betul, Bu Pin Tiauwtelah datang pula memaki-maki Sun Giok Hong di muka kelenteng. Mendengarmakian tersebut, si pemuda she Sun segera menukar pakaian yang ringkas dankeluar dengan membawa golok Siang-liong-tauw-cu-to dan kantong piauw dengandiiringi oleh Sun Giok Tien. Begitu melihat si begal muda Chit-seng-chio-ong hanyadiiringi oleh 6 atau 7 orang anak buahnya saja, maka diam-diam ia membisikkanbeberapa patah kata di telinga adik sespupunya. Sun Giok Tien berlalu sambilmenjawab dengan mantap, "Aku paham akan petunjuk Chit-ko itu". Giok ong sendirilalu menuju ke luar kelenteng dengan sikap yang tenang.Begitu melihat Sun Giok Hong muncul, si kepala berandal itu sambil tersenyummengejek sambil berkata, "Bocah she Sun, setelah engkau menjadi pecundangkumasih saja engkau enak-enakan berdiam di daerah orang lain. Apakah barangkaliengkau sudah bosan hidup?".Si pemuda she Sun tidak banyak bicara lagi dan segera maju menerjang denganGolok Naga Kembar hingga kepala berandal itu lekas-lekas melompat mundur sambilmemainkan tombak Hong-eng-chio di tangannya.Karena dia memang bukan tandingan Sun Giok Hong yang setimpal, maka setelahpertempuran baru berlangsung beberapa jurus, ia tampak sudah hampir tak berdayadan lekas-lekas kabur sambil mencabut badik beracun dari pinggangnya. Segeradisambitkannya badik itu ke arah ulu hati si pemuda she Sun dengan sekuat-kuattenaganya. "Mampus kau!" serunya.Sun Giok Hong kini telah mengetahui sampai dimana kelicikan Bu Pin Tiauw. Begitumelihat barang tajam itu menyambar ke jurusannya, dengan sebat Giok Hong telahmemiringkan tubuhnya sambil menangkap badik itu dengan tangannya. "Ah-ha!.Bagus sekali kepandaian menyambitmu ini!" sindirnya sambil tertawa mengakak.Bu Pin Tiauw jadi merah wajahnya karena jengah dan mendongkol."Sialan kau!" gerutunya sambil membalikkan badannya dan menusukkantombaknya ke arah dada Sun Giok Hong."Ha, masih juga engkau berani banyak tingkah di hadapan Ngo-seng-to-ong!. Nih,kau boleh rasakan!". Berbareng dengan bentakan itu, si pemuda she Sun lalu

Page 91: Golok Naga Kembar

menyabetkan goloknya dengan tidak segan-segan lagi ke arah tombak lawannya itu.Dilain saat terdengar suara "Crasss!!", yang telah membuat tombak Bu Pin Tiauwpatah menjadi dua potong!. Hal mana, sudah barang tentu telah membuat si orangTiraikasih Website http://kangzusi.com/she Bu kaget bukan kepalang dan segera kabur ke atas gunung. Anak buahnya yangbersembunyi di belakang semak-semak lalu menghujani anak panak ke arah Sun GiokHong.Giok Hong yang sudah terlebih dahulu bersiap-siap, segera memutar goloknyauntuk melindungi dirinya. Tidak satupun anak panah musuh yang mampu mendekatidirinya. Selagi anak panah itu masih menyamber serabutan, tiba-tiba dari semaksemakdi belakang kawanan liauw-lo itu terdengar suara bentakan yangnyaring "Kawanan tikus hutan!. Aku Sun Giok Tien ada di sini!". Para liauw Lo yangmendengar begitu, karuan saja jadi sangat terkejut dan segera lari pontang-panting.Mereka tidak menyangka bahwa kedatangan Sun Giok Tien itu hanya diiringi olehbeberapa orang kusir saja.Giok Tien dan para kusir telah memberikan pukulan yang tidak kepalang tanggungterhadap kawanan perampok yang berjumlah puluhan orang itu.Giok Hong sendiri lantas mengejar Bu Pin Tiauw ke atas gunung sambil berseru,"Meski engkau terbang ke langit atau menyusup ke dalam tanah, tidak urung akankususul dan kubekuk dirimu untuk membereskan persoalan kereta-kereta pioku yangtelah kau rampas dengan cara yang licik itu!".Dengan mempercepat larinya Giok Hong berusaha menyusul Bu Pin Tiauw yang laripontang panting bagaikan tikus dikejar kucing. Ke arah mana saja yang dituju oleh sikepala berandal itu, Giok Hong selalu mengikuti dengan tidak kurang bernapsunya.Sesudah itu, muncul Giok Tien dan para kusir yang menyusul belakangan, setelahmereka berhasil membubarkan pengepungan para liauw-lo si Chit-seng-chio-ong.Sementara itu, Bu Pin Tiauw yang dikejar-kejar, dengan secara nekad telahmenerjang semak-semak berduri untuk memperpendek buronannya menuju kesebuah desa di lembah gunung. Karena dia asal penduduk situ yang kenal baik jalanjalan,maka ia telah sampai terlebih dahulu di muka pintu gerbang desa, yangkemudian ditutup dengan tergesa-gesa.Pada waktu Giok Hong dan Giok Tien serta para kusirnya tiba di muka pintugerbang desa, tiba-tiba dari atas loteng pintu gerbang telah dilontarkan batu-batu danditembaki dengan anak panah yang turun bagaikan hujan lebat ke arah mereka. GiokHong dan kawan-kawan terpaksa mundur untuk menghindarkan diri dari bahayamaut.Desa ini ternyata bukan lain daripada desa Bu-kee-chung, dimana hampir seluruhpenduduknya terdiri daripada keluarga she Bu yang turun termurun telah hidup disitu

Page 92: Golok Naga Kembar

sebagai petani-petani dan pemburu. Bu Pin Tiauw sendiri berasal dari desa ini, tapi iatak dapat hidup rukun dengan sanak saudaranya, disebabkan dia sangat nakal danjahat perbuatannya hingga dia tidak diperbolehkan masuk ke desa tersebut.Pada hari itu karena terdesak dan tak ada jalan untuk dapat meloloskan diri daritangan Sun Giok Hong, Bu Pin Tiauw terpaksa menerobos masuk ke desa Bu-keechung.Para penduduk di situ yang mengira ada kawanan perampok menyerbudengan secara tiba-tiba ke adalam desa mereka, segera beramai-ramai keluar untukmenyambut kedatangan musuh dengan batu dan anak panah.Dalam pada itu, Sun Giok Hong jadi berpikir dalam hatinya. Menurut kata Ban CengToo-jin, si bangsat she Bu ini diasingkan oleh sanak saudaranya, tapi mengapakahsekarang mereka telah bantu melindunginya?.Tatkala sudah berpikir sekian lamanya dan belum juga dapat pemecahan. GiokHong lalu mengajak kawan-kawannya untuk kembali ke kelenteng Siang-in-koanuntuk menanyakan persoalan kepada Ban Ceng Too-jin.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Sementara si Too-jin yang mendengar keterangan demikian, berpendapat tentuada udang di balik batu. Ia lantas berjanji kepada si pemuda untuk" menyuruh orangpergi ke sana dan coba menyelidiki duduk perkara yang sebenarnya."Jika Bu Pin Tiauw mengetahui maksud Too-tiang mengirim orang ke sana, apakahdia takkan membunuh orang suruhanmu itu untuk menutup rapat rahasiakebusukannya?" kata Sun Giok Hong yang merasa ragu-ragu atas saran Too-su tuaitu."Sie-cu tak usah khawatir" kata Ban Ceng Too-jin sambil tertawa. "Pin-too di sinimempunyai seorang penjaga kelenteng yang bernama Yo Kak Too-jin, ilmu silatnyalihay dan sanggup meladeni beberapa puluh orang sekaligus. Bu Pin Tiauw kenal baikkelihayan penjaga kelenteng itu, hingga ia segan berhadapan dengannya, apalagiuntuk turun tangan dan mencelakainya. Mana dia mampu dan mempunyai nyalisampai begitu besar?".Setelah mendengar demikian, barulah Giok Hong jadi berlega hati dan percayaketerangan Ban Ceng Too-jin itu.Pada petang hari itu juga, Yo Kak Too-jin telah diutus ke desa Bu-kee-chung olehBan Ceng Too-jin untuk mengundang sanak saudara Bu Pin Tiauw.Tatkala sanak saudara Bu Pin Tiauw dan Yo Kak Too-jin telah datang ke kelentengSiang-in-koan, Ban Ceng Too-jin lalu menerangkan maksud undangannya, kemudianmemperkenalkan mereka kepada Sun Giok Hong dan kawan-kawan.Sanak saudara Bu Pin Tiauw tatkala mendengar keterangan tentang kereta-keretapio Hin Liong Pio Kiok yang dilindungi oleh Wan Teng Kok, telah dirampok oleh Bu PinTiauw serta membunuh po-sunya. Sudah tentu saja mereka jadi terkejut dan berkata,"Oh, kalau demikian halnya, ternyata kita telah salah paham dan menyangka bahwarombongan Sun Kiok-cu adalah kawanan perampok yang menyerbu masuk ke dalamdesa kami. Harap Sun Kiok-cu sekalian sudi memaafkan atas kealpaan kami itu".

Page 93: Golok Naga Kembar

Ketika itu, karena hari sudah larut malam, Ban Ceng Too-jin telah menahan merekamenginap di dalam kelenteng. Pada esok harinya, para saudara she Bu itu telahmengajak Sun Giok Hong dan kawan-kawan berkunjung ke Bu-kee-chung, untukkemudian mengembalikan kereta-kereta pio Hin Liong Pio Kiok yang dirampok dandisembunyikan oleh Bu Pin Tiauw di atas gunung.Sesudah mengucap terima kasih kepada sekalian keluarga Bu dan Ban Ceng Toojin,Yo Kak Too-jin dan para Too-su di kelenteng Siang-in-koan, Sun Giok Hong dankawan-kawan segera turun gunung untuk mengantarkan kereta-kereta pio ituke kota Cee-lam.Sesampainya di kota Giok-san-tien yang terletak di arah selatan dari pegununganNgo-liong-san, haripun telah menjelang senja kala. Maka terpaksa Sun Giok Hong dankawan-kawan bermalam di sebuah rumah penginapan untuk kemudian berangkat kekota Cee-lam keesokan harinya.Tapi sungguh tidak dinyana, ketika semua orang sedang tidur dengan nyenyaknya,tiba-tiba di luar rumah penginapan telah terdengar suara ribut-ribut, hingga Sun GiokHong jadi terbangun dan lekas-lekas membangunkan Giok Tien dan kusir untukbersiap sedia. Dari teriakan orang-orang yang berlarian kian kemari, merekamendengar teriakan-teriakan, "Kawanan perampok datang menyerbu!. Perampokdatang menyerbu!".Ketika Giok Hong berlompatan keluar dengan membawa Golok Naga Kembar, diluar rumah penginapan tampak sinar api obor yang terang benderang. Beberapaliauw-lo kelihatan mengurung tempat itu sambil berteriak-teriak mengancampenghuni penginapan, yang jadi sangat ketakutan. Seorang bertubuh tinggi besarTiraikasih Website http://kangzusi.com/dengan berewok yang tebal, berdiri di muka pintu dengan bersenjatakan sebilah golokKwan-to di tangannya dan berseru, "Mana itu bocah she Sun yang mengumpat disini?. Ayoh, lekas-lekas keluar untuk menerima ajalnya!". Setelah berkata demikian,matanya yang seolah-olah berapi-api itu disapukan ke arah ruangan dalampenginapan.Di belakang orang tinggi besar itu ada pula seorang muda yang bersenjatasebatang tombak Hong-eng-chio. Sun Giok Hong yang melihat dan mengenalinyasegera jadi sangat mendongkol, karena orang itu bukan lain daripada Bun Pin Tiauw,yang telah kabur dari Bu-kee-chung bersama sisa liauw-lonya sewaktu menderitakekalahan dari kepungan Sun Giok Tien dan para kusirnya.Semula Giok Hong menyangka bahwa kawanan berandal itu dikepalai oleh Huithian-eng Ma Tay Piauw atau Ko-san-houw Ce Kiu Kong, ternyata kepala penjahat ituia tidak kenal sama sekali. Bu Pin Tiauw, yang pernah menjadi pecundangnya, kinirupanya telah menghasut kepala berandal itu untuk merampas pula kereta-keretayang dilindunginya itu.Begitu melihat Giok Hong tampil ke muka dengan diiringi oleh adik sepupunya,kepada berandal yang berjenggot tebal dan berusia kira-kira tigapuluhan itu segeramaju sambil membusungkan dadanya dan berkata, "Sudah lama aku ingin mintapengajaran dari Sun Giok Hong, apakah engkau ini benar-benar orang yangkumaksudkan itu?"."Aku yang rendah ini memang bernama Sun Giok Hong" sahut si pemuda sambil

Page 94: Golok Naga Kembar

memberi hormat sebagaimana layaknya. "Mohon tanya she dan nama saudara"."Aku bernama Cia Ah Han" kata kepala berandal itu, "oleh karena aku mahirmempergunakan golok Kwan-to, maka orang orang di kalangan Kang-ouwmemberikan aku nama julukan Toa-to Han atau Han si Golok Besar. Setiap kaliengkau mengantar pio, engkau selalu mampir ke tempat kediaman Hui-thian-eng (sigaruda terbang) dan Ko san-houw (si harimau yang melewati gunung), tapi samasekali tidak mau bersahabat denganku. Apakah itu bukan berarti bahwa engkaumemandang rendah kepadaku?. Hari ini hendak kujajal sampai dimana kelihayanmu".Kemudian dengan gerakan secepat kilat, ia ayunkan goloknya untuk menabasbatok kepala Giok Hong, hingga si pemuda lekas berkelit untuk menghindarkanbacokan tersebut. Bersamaan dengan itu, Giok Hong pun tidak tinggal diam untuktidak balas menyerang sang lawan dengan secara tunai. Giok Hong juga bermaksuduntuk menunjukkan "giginya" terhadap lawan ini, yang telah berani menantangnya.Dengan tidak segan-segan lagi, iapun telah putar goloknya bagaikan baling-balingcepatnya, hingga disuatu saat Cia Ah Han terdengar menjerit ngeri, "Ah!", ketikagoloknya ditabas putus menjadi dua potong oleh Golok Naga Kembar.Sementara Bu Pin Tiauw yang khawatir si jenggot kena dilukai, lekas-lekas majumenerjang dan menusukkan ujung tombaknya ke arah ulu hati Giok Hong sambilmembentak, "Aku datang!".Si pemuda she Sun tersenyum dingin sambil berkata, "Bagus sekali!. Kitapun masihpunya perhitungan lama yang belum dibereskan!".Setelah berkata demikian, dengan sebat ia miringkan sedikit badannya, kemudianmembarengi membacok pada tombak itu dan kakinya pun menendang sambilmembentak, "Enyahlah engkau ke sana!". Bu Pin Tiauw yang tidak menduga akandiserang secara demikian cepat dan ganas, sudah tentu saja jadi gugup dan takkeburu mengegos. Pada pertempuran yang lampau, Giok Hong telah berlaku lunaksekali padanya, maka dengan tombak kutung jadi dua, badannya mencelat berjungkirbalik di udara dan jatuh beberapa kaki jauhnya. Bertepatan dengan itu, Giok Hongtelah membacok ganas sekali saking gusarnya, sehingga dengan jeritan seram Bu PinTiraikasih Website http://kangzusi.com/Tiauw rebah di tanah dengan mandi darah dan bahu kanannya telah terpapas hampirputus oleh bacokan golok mustika Giok Hong.Cia Ah Han yang melihat begitu, lekas-lekas mengambil sebilah golok Toa-ma-todari tangan anak buahnya. Ia maju menerjang Sun Giok Hong untuk menolong Bu PinTiauw yang sudah tidak berkutik lagi.Tapi Cia Ah Han hanya dapat bertahan tiga jurus saja dari terjangan Giok Hong,selanjutnya lagi-lagi golok Toa-ma-to telah kutung kena tertabas oleh Golok NagaKembar."Aiiii!", katanya dengan putus asa.Giok Hong segera menghentikan serangannya karena ia merasa jengah jugamelihat lawannya tak berdaya menghadapi goloknya sendiri. Ia bertanya sambilmembentak, "Apakah engkau masih hendak melanjutkan pertempuran ini?. Atauhendak bertanding dengan tangan kosong?. Aku bersedia untuk meladenimu.Katakanlah!".

Page 95: Golok Naga Kembar

Kali ini Cia Ah Han beru merasa gentar akan kegagahan dan kelihayan si orang sheSun. Dia yang mahir mempergunakan golok Kwan-to, masih sukar mengalahkannya,apalagi jika bertempur dengan tangan kosong, yang memang dia kurang mahir. Carabagaimanakah dia dapat meladeni Sun Giok Hong?.Dengan menebalkan muka, Cia Ah Han terpaksa mengangkat kedua tangannyamemberi hormat kepada si pemuda she Sun sambil berkata, "Sungguh tidak benarapa kata si orang she Bu, bahwa ilmu kepandaianmu jauh lebih rendah daripadaku.Kenyataannya engkau masih tepat untuk menjadi guruku".Sun Giok Hong yang tidak bermaksud mendesak terus terhadap seseorang yangsudah mengaku kalah, lantas memasukkan goloknya ke dalam serangka. Giok Hongmenghampiri Cia Ah Han dengan sikap yang ramah tamah dan tersenyum lebarsambil berkata, "Cia Lo-hia, ternyata engkau telah memujiku dengan secara berlebihlebihandan mohon maaf sebesar-besarnya jika aku telah salah tangan melukaimu".Sementara Cia Ah Han yang melihat Sun Giok Hong adalah seorang pemuda yangrendah hati dan tidak sombong, iapun jadi merasa girang dan jengah atasperbuatannya yang sekasar tadi. Ia lekas-lekas minta maaf atas kecongkakannya dansegala perbuatannya yang tidak baik tadi."Jika tidak berkelahi, kita tidak menjadi sahabat!" Giok Tien menyelak denganwajah yang berseri-seri.Demikianlah, semenjak hari itu dan selanjutnya, Giok Hong dan kawan-kawan jadibersahabat akrab dengan Cia Ah Han, yang berjanji akan selalu membantumelindungi kereta-kereta pio Hin Liong Pio Kiok yang kelak akan melewati daerahjagaannya di situ.Tatkala kemudian kedua pihak saling berpisah, ternyata Bu Pin Tiauw yang terlukaparah telah menghembuskan napasnya yang terakhir. Sun Giok Hong lalumemerintahkan para kusirnya untuk membuat kuburan dan mengubur mayat Bu PinTiauw sebagaimana layaknya.Setelah menaklukkan Cia Ah Han dan membunuh kepala berandal Bu Pin Tiauw,maka nama Sun Giok Hong jadi semakin termashur dan disegani oleh jago-jago silatdi kalangan Kang-ouw. Sedangkan para cabang atas di kalangan Liok-lim selaluberpikir dahulu sampai beberapa kali, jika mereka berniat untuk merampok keretakeretapio Hin Liong Pio Kiok yang dikepalai oleh Ngo-seng-to-ong Sun Giok Hong.Dengan begitu, keributan itu pun telah selesailah sampai di situ, semua orangkembali pula ke kamar masing-masing. Cia Ah Han dan anak buahnya kembali ke atasTiraikasih Website http://kangzusi.com/gunung dengan rasa menyesal karena main sembarangan percaya saja hasutan BuPin Tiauw yang hendak mengadudomba dia dengan Sun Giok Hong.Ketika Giok Hong dan rombongannya tiba di Cee-lam dan menyerahkan barangbarangangkutannya ke tempat yang dituju, maka lugas merekapun telah selesaisampai disitu.0oo0

VI

Page 96: Golok Naga Kembar

DENGAN mengambil kesempatan selagi istirahat untuk beberapa hari lamanya,Giok Hong telah menyambangi gurunya Thio Ciam Kui di kantor angkutan Gie Cee PioKiok. Orang tua itu jadi girang bukan main dapat berjumpa kembali dengan muridnya,setelah mereka saling berpisah dan tidak bertemu muka 10 tahun lamanya.Usia Ciam Kui tatkala itu telah mencapai 60 tahun dan tenaganyapun sudah jauhberkurang daripada waktu 10 tahun yang lampau. Pengurusan kantor angkutan GieCee Pio Kiok itupun telah diserahkan kepada anaknya, Thio Kin Gie. Handai taulanGiok Hong yang masih membantu dalam kantor angkutan gurunya, seorang demiseorang telah datang bertemu dan saling berjabatan tangan dengan rasa akrab sekali.Setelah saling memberi hormat dan menanyakan tentang keselamatan diri danpekerjaan masing-masing, Ciam Kui lalu mempersilahkan Giok Hong dan Giok Tienmasuk ke ruangan tengah, dimana mereka duduk mengobrol sambil minum teh wangiuntuk melepaskan dahaga."Sudah banyak tahun aku tidak menjumpaimu" kata Thio Ciam Kui, "engkautentunya sibuk sekali selama itu, bukan?".Giok Hong mengangguk sambil menjawab, "Benar. Telah 10 tahun lamanya muridberpisah dengan guru, tapi karena pekerjaan amat sibuk, ditambah dengan pamankutelah menutup mata, maka aku tak dapat meninggalkan pekerjaan di Thian-cinbarang sekejappun. Kali ini karena kereta pioku dirampok orang dan pio-suku telahmenemui ajalnya dalam pertempuran dengan si perampok, aku terpaksa keluar jugauntuk mengantarkan sendiri pio itu kemari. Dengan demikian, aku mendapatkesempatan yang terbaik untuk menyambangi guru. Aku belum tahu bagaimanakeadaan kesehatan guru selama beberapa waktu ini?"."Aku sendiri selalu baik-baik saja" kata orang tua itu. "Menurut cerita kawan-kawandan handai taulan di kalangan Kang-ouw, kini namamu telah semakin tenar di daerahTiongkok Utara dan terkenal dengan nama julukan Ngo-seng-to-ong. Apakah kabar inibenar?"."Nama julukan Ngo-seng-to-ong itu adalah milik guru" sahut Sun Giok Hongdengan perasaan agak jengah, "maka aku punya kemampuan apakah yangmelampaui ilmu kepandaian guru?"."Ombak di lautpun mempunyai waktu surut dan pasang" kata Thio Ciam Kui, "makakalau Ngo-seng-to-ong yang tua mundur ke belakang, maka sudah selayaknya Ngoseng-to-ong yang muda tampil ke muka. Nama julukan ini dapat hidup langgengsehingga di masa datang, sedang kemashuranmu itu bukan saja karena engkausendiri yang telah membuat namamu semakin tenar di kalangan Kang-ouw, tapi jugaberbarengan dengan engkau menghidupkan dan memuliakan nama-nama keluargaSun dan Thio hingga kelain jaman. Aku girang sekali jika semua kabar yang telahkudengar itu semua benar dan bukan isapan jempol belaka".Giok Hong lalu merendahkan dirinya sendiri atas pujian gurunya yang sangat mulukitu.

Page 97: Golok Naga Kembar

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Selagi mereka masih asyik mengobrol, tiba-tiba kasir dari Gie Cee Pio Kiok berlarimasuk dengan tersipu-sipu dan menyampaikan beberapa patah perkataan denganbisik-bisik di telinga induk semangnya itu.Thio Ciam Kui yang menerima laporan tersebut jadi berubah wajahnya, sambilmengerutkan alisnya dan menghela napas panjang kemudian ia menggelenggelengkankepalanya. Tampaknya ada sesuatu hal yang membuat Ciam Kui tidakenak hati."Guru sudah berusia agak lanjut" kata Sun Giok Hong yang merasa heran melihatsikap orang tua itu yang tiba-tiba saja kelihatan berubah, "oleh karena itu, segalapekerjaan di kantor baiklah diserahkan kepada puteramu. Hari ini, kalau aku tidakkeliru, guru tengah menghadapi sesuatu persoalan yang agak pelik. Kalau guru tidakberkeberatan, murid bersedia untuk membantu memecahkan persoalan yang sulitini".Thio Ciam Kui kembali menghela napas dan menjelaskan persoalannya sebagaiberikut:"Persoalanku ini agak panjang untuk diceritakannya" katanya. "Pada 20 tahun yanglampau, ketika melindungi pio dan lewat di gunung Ngo-tay-san, aku telah dicegatoleh seorang kepala berandal bernama Lie Kiam Hong yang hendak merampokkereta-kereta pioku. Kepala penyamun ini ilmu silatnya sangat lihay, mahirmempergunakan pelbagai senjata serta mempunyai liauw-lo yang tidak sedikitjumlahnya. Setelah berhasil kukalahkan dan kabur entah ke mana perginya. Tigatahun kemudian, ia telah muncul lagi dan mencari diriku untuk menuntut balas. Kaliini ia tidak mencegatku di jalan sunyi, tapi datang sendiri ke sini menantangku untukbertempur dengannya. Karena ia begitu mendesak, akhirnya aku terpaksameladeninya juga dan ia kembali dapat kukalahkan dengan menggunakan ilmu golokPat-kwa-to. Tidak kapok dengan kekalahan itu, ia berjanji akan balik kembali dalamwaktu tiga tahun"."Berselang tiga tahun lamanya, benar saja Lie Kiam Hong telah datang kembalimenantangku, hingga kita bertanding pula untuk kedua kalinya. Hasilnya, ia kembalimenderita kekalahan dan berjanji akan datang lagi tiga tahun kemudian, dan begituseterusnya. Jika dia selalu masih kena dikalahkan olehku, pasti dia akan datangkembali dengan tidak bosan-bosannya. Demikianlah katanya disetiap waktu hendakmeninggalkan kantor Gie Cee Pio Kiok. Usiaku kian lama kian bertambah tua, sedangtenagaku pun kian berkurang dan rupanya ia bertekad untuk mengalahkanku. Kiniaku benar-benar sudah payah, sudah terlampau lemah untuk dapat meladeninya. Dikantor, aku tidak mempunyai pio-su yang dapat menandinginya, maka aku merasatidak sanggup lagi untuk mempertahankan nama baikku............""Kalau begitu, mengapa dahulu guru tidak membunuhnya saja?" kata Sun GiokHong dengan rupa mendongkol."Membunuh orang gampang, tapi kita harus pikirkan bagaimana akibat-akibatnyananti" sahut Thio Ciam Kui. "Aku sama sekali tidak menduga bahwa si orang she Lieitu mempunyai hati yang begitu keras dan selalu balik kembali setiap 3 tahun sekali

Page 98: Golok Naga Kembar

dan berdaya upaya untuk mengalahkanku..........."."Biarlah murid menggantikan guru untuk melawannya" kata Sun Giok Hong denganhati yang mantap."Jika engkau hendak menggantikanku untuk bertempur dengannya" kata Thio CiamKui, "itupun tidak ada salahnya. Hanya engkau harus berhati-hati, sebab setiap 3tahun sekali dia akan balik kembali, ilmu kepandaiannya selalu bertambah lihay saja.Ilmu tinjunya yang terakhir, yakni yang bernama Beng-houw-hui-thauw atau harimaugalak membalikkan kepalanya, sesungguhnya amat lihay dan senantiasaTiraikasih Website http://kangzusi.com/dipergunakannya dengan secara tiba-tiba untuk membokong selagi kita sibukmelayaninya dengan golok. Aku sendiri hampir saja kena diperdayakannya, syukurjuga aku berlaku cukup jeli hingga pukulan mautnya selalu jatuh di tempat yangkosong. Dia sendiri berbalik kena ditendang sehingga jatuh melosoh dan menderitaluka-luka ringan. Kalau engkau hendak coba meladeninya, perlu sekali engkauberlaku waspada dan jangan sampai terjebak oleh siasatnya yang licik itu".Giok Hong berjanji akan memperhatikan segala petunjuk orang tua itu. Ia berjalankeluar dengan diiringi oleh Sun Giok Tien dan kasir Lo Ho Jie yang datang membawakabar itu.Di muka kantor Gie Cee Pio Kiok benar saja sudah menanti seorang laki-lakiberperawakan tinggi besar yang berusia empatpuluh tahun lebih, wajahnya bengisdan menyoren sebilah golok Toa-ma-to yang bentuknya tebal dan beratnya tidakkurang dari 30 kati lebih. Ia tampak berdiri disitu dengan rupa yang tidak sabaran danmenggerutu tidak ada habis-habisnya.Begitu keluar berhadapan dengan orang laki-laki itu, Giok Hong segera menyojasambil bertanya, "Apakah-Ho-han ini adalah Lie Kiam Hong Su-hu?".Orang laki-laki itu menatap wajah Sun Giok Hong sambil kemudian membentak,"Engkau ini siapa?. Lekaslah engkau panggil si tua bangka she Thio itu keluarmenjumpai aku!"."Aku ini bukan lain daripada Sun Giok Hong dari kantor angkutan Hin Liong Pio Kiokdi Thian-cin" sahut si pemuda. "Guruku Thio Ciam Kui sudah jemu bertandingdenganmu yang selalu kena dipecundanginya. Guruku mengirim aku yang menjadimuridnya untuk bermain-main denganmu sehingga engkau menjadi puas dan jemuuntuk bertempur lagi!"."Tutup bacotmu!" bentak Lie Kiam Hong. "Engkau bocah yang baru disapihbukanlah tandinganku yang setimpal. Pergilah panggil gurumu untuk meladeniku!".Giok Hong menertawainya sambil berkata, "Dalam kantor kami di sini, kini telahdiadakan suatu aturan tertentu. Siapa yang belum mampu mengalahkanku, tidakberhak menantang guruku. Tuan telah beberapa kali bertempur dengan guruku, tapiengkau selalu kena dipecundangi. Oleh sebab itu, dimana ada aturan engkaumemonopoli bertanding dengan Kiok-cu kami saja?. Aiiii, engkau ini betul-betul tidaktahu diri!".Sambil berkata demikian, si pemuda tudingkan jari tangannya ke arah Lie KiamHong, yang jadi gemetar karena amarah yang mendadak bergolak di dalam hatinya.Orang she Lie itu menganggap dia telah dihina dihadapan orang banyak oleh

Page 99: Golok Naga Kembar

seorang yang justru dianggapnya masih bocah itu. Ia membentak dengan suaramenggeledek, "Dasar bocah tak tahu penyakit!. Jika engkau berani buka mulut besar,tentunya engkau punya juga kepandaian yang cukup mengejutkan orang!. Nih, terimabagianmu!".Dengan gerak yang hampir tidak kelihatan karena saking cepatnya, Lie Kiam Hongsegera melancarkan pukulannya dalam siasat Pai-san-in-ciong atau dengan keduatinju mendorong lautan, kedua tinjunya menyodok dada si pemuda. Giok Hong yangkini sudah punya banyak pengalaman dan lihay ilmu silatnya, segera menangkis tinjusi orang she Lie yang hampir menumbuk dadanya dengan Hoat-in-kian-gwat ataumenghalau awan untuk melihat rembulan. Bersamaan dengan itu, cekalannya telahdipergunakan menurut cekalan ilmu Eng-jiauw-kun (ilmu ceker garuda) untukmenyergap pergelangan tangan pihak lawannya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Lie Kiam Hong jadi terkejut dan dengan sebat melancarkan pukulan maut yangbernama Beng-houw-hui-thauw itu. Giok Hong segera pergunakan tinjunya untuk"membeset" serangan tersebut.Kemudian ia menyapu kaki Lie Kiam Hong dengan gerakan secepat kilat hingga siorang she Lie yang tak keburu berkelit, dilain saat telah jatuh terlentang dengankedua kaki "menuding" langit. Ia jatuh di tanah bagaikan daun yang gugur daritangkainya dan merasakan pinggangnya sakit bukan buatan.Dalam pada itu, Giok Hong tinggal berdiri tegak, menghentikan serangan-seranganselanjutnya sambil mengawasi Lie Kiam Hong."Sudah cukupkah sebegitu saja?. Atau perkelahian ini masih perlu juga kiranyauntuk diperpanjang?" katanya tenang.Lie Kiam Hong tidak menyahut barang sepatah katapun, tapi lekas-lekas berbangkitsambil menghunus goloknya.Giok Hong juga segera maju sambil menghunus golok Siang-liong-touw-cu-to daridalam serangkanya. Tanpa banyak bicara lagi, mereka telah bertempur denganmempergunakan golok masing-masing.Dengan hanya memperhatikan beberapa jurus yang diperlihatkan pihak lawandalam permainan goloknya, Giok Hong segera mengetahui bahwa Lie Kiam Hong iniboleh diakui sebagai salah seorang ahli golok yang lihay sekali, gesit gerakannya danberbahaya setiap serangan yang dilancarkannya. Maka Giok Hong pun tidak beranisembarangan berlaku lengah dalam pertempuran ini.Pertempuran berlangsung dengan cepat dan beberapa belas jurus telah dilampauidengan hampir tak terasa lagi. Para pio-su, pegawai Gie Cee Pio Kiok dan orang luaryang datang berkerumunan di muka kantor angkutan untuk menonton keramaian, takberbeda dengan orang-orang yang sedang berjualan di pasar.Selama pertempuran itu berlangsung, diam-diam Lie Kiam Hong mengeluh didalam hatinya. Diluar dugaannya, ilmu kepandaian Sun Giok Hong ternyata tidak dibawah kepandaian gurunya Thio Ciam Kui. Jika ia diberi kebebasan untuk memilih, ialebih suka bertempur dengan Thio Ciam Kui daripada Sun Giok Hong yang selaintinggi ilmu silatnya, tenaganyapun masih penuh dan hebat sekali.Anehnya, Giok Hong seolah-olah tidak mau mengalahkan musuhnya dalam waktu

Page 100: Golok Naga Kembar

yang terlampau cepat, dia tak mau membuat malu atau melukai lawannya. Inilahsyarat utama yang dimiliki oleh Sun Giok Hong semenjak ia berguru kepada It KakSian-su. Pikirnya, jika musuh itu akhirnya kena dikalahkan juga, biarlah ia merasarela dan tidak mendendam kekalahannya itu di dalam hati untuk selama-lamanya.Benar kepandaian Lie Kiam Hong cukup tinggi, tapi Giok Hong dapat menyudahipertempuran itu dengan jalan menabas goloknya sehingga putus dalam waktubeberapa jurus saja lamanya. Tapi, akibat daripada perbuatannya ini tentunya akanmenyebabkan rasa penasaran yang tidak kecil di dalam hati orang she Lie itu. Bahkanbisa juga karena kejadian itu, permusuhan di antara mereka akan berlangsungdengan berlarut-larut sehingga tak ada habis-habisnya.Giok Hong hendak mencegah sedapat mungkin agar tidak terjadi peristiwa yangkelak dapat mengakibatkan sesuatu yang tidak enak bagi dirinya dan gurunya.Untuk memperoleh kebaikan bagi kedua pihak, Giok Hong telah berlaku cukupbijaksana dengan bertempur tanpa menggunakan mulut goloknya yang sangat hebatitu. Dan untuk tidak menunjukkan kelemahan dirinya, ia desak Lie Kiam Hong dengancara yang tidak mengenal kasihan, hingga Lie Kiam Hong jadi kelabakan dan matanyaberkunang-kunang melihat sinar golok si pemuda she Sun yang menyambermengurung tubuhnya bagaikan naga yang sedang mengaduk gelombang di lautan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Tatkala ia sedang sibuk untuk berusaha memecahkan kurungan sinar goloklawannya itu, tiba-tiba penglihatannya telah dibikin kabur oleh puluhan golok yangmengepung dirinya dari segala jurusan. Ketika sebilah golok menyamber ke batokkepalanya, Kiam Hong luput menangkisnya dan berteriak ngeri, "Matilah aku sekaliini!" katanya. Bersamaan dengan itu, Kiam Hong merasakan golok Sun Giok Hongmenabas kepalanya sedemikian dahsyatnya hingga pada detik itu juga ia jatuh robohdi tanah tanpa sadarkan diri.Sementara orang banyak yang menyaksikan kelihayan Sun Giok Hong yang begitumengejutkan hati, sudah barang tentu jadi sangat kagum dan menyambutkemenangannya atas si orang she Lie dengan tepuk sorak yang riuh sekali.Giok Hong kemudian menyuruh seorang pegawai mengambil setimba air, yang laludisiramkan pada kepala Lie Kiam Hong yang jatuh pingsan itu. Sesaat kemudian iasiuman dan mendapatkan dirinya telah basah kuyup disiram air. Pada waktu iamemeriksa kepalanya, dengan tangannya yang merabah kepalanya itu, ternyata disitu tak kedapatan darah barang sedikit juga, hingga Kiam Hong yang melihat begitulantas paham bahwa Giok Hong tidak berniat mencelakainya. Diam-diam ia merasaberterima kasih atas kebaikan lawannya, kalau tidak niscaya disaat itu juga jiwanyatelah berpulang ke alam baka.Melihat Kiam Hong telah siuman, Giok Hong buru-buru mengangkatnya bangunsambil meminta maaf bahwa ia barusan telah kelepasan tangan tanpa ia sendiri dapatmencegahnya.Kiam Hong yang semula hendak melanjutkan pertempuran itu, ketika melihat sikapGiok Hong yang begitu rendah hati dan hormat, hatinya jadi girang dan lalu berkata,

Page 101: Golok Naga Kembar

"Lo-tee, ternyata engkau adalah seorang yang bijaksana. Aku harus merasa malu atasperbuatanku yang semberono itu. Bersamaan dengan itu aku bersumpahdihadapanmu bahwa semenjak hari ini dan selanjutnya, aku Lie Kiam Hong yangsemula telah bersumpah untuk mengalahkan Thio Ciam Kui sehingga aku memperolehkemenangan, kini aku sudahi persoalan ini sampai disini, berhubung engkau telahberlaku baik hati mengampuni nyawaku. Selamat tinggal Siauw-eng-hiong, semogaengkau memperoleh kemajuan pesat dalam usahamu dikemudian hari".Giok Hong mengantarnya sampai di luar pekarangan kantor Gie Cee Pio Kiok,dimana Kiam Hong memberi salam perpisahan kepadanya dan meninggalkan tempatitu dengan langkah yang lebar.Thio Ciam Kui jadi sangat girang atas kemenangan muridnya itu, hingga iaperintahkan orang-orang bawahannya untuk menyediakan sebuah meja perjamuansebagai tanda pemberian selamat menang perang kepada Giok Hong, kepada siapa iamemuji, "Muridku, ternyata engkau dapat berlaku keras dan lemah lembut dengansekaligus. Ini sesungguhnya tidak kuduga sama sekali. Jika selanjutnya engkau bisaberbuat demikian, sudah jelaslah bahwa engkau akan dapatmempertahankan namamu sebagai salah seorang tokoh silat yang terbesar dalamRimba Persilatan di Tiongkok Utara".Sun Giok Hong tidak menjadi sombong atau kepala besar karena pujian gurunyayang begitu muluk, malah sebaliknya merendah dan mengatakan, bahwa semua ituadalah merupakan jasa daripada orang yang menjadi gurunya juga. Kalau tidak,bagaimana caranya ia dapat berbuat demikian dan mengenal tatakrama dalam duniapersilatan?.Thio Ciam Kui jadi gembira sekali mendengar jawaban sang murid dan ia menahanGiok Hong, Giok Tien dan para kusirnya berdiam di kota Cee-lam hingga 3 atau 4 harilamanya, kemudian baru pulang ke kota Thian-cin dengan perasaan hati lega danbangga atas kemenangan-kemenangan yang diperolehnya selama itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/0oo0SESAMPAINYA di kota Thian-cin, musim semi sudah hampir berganti dengan musimkemarau, sedang tahun kerajaan Kong-sie telah hampir berakhir. Karena pemerintahBoan-ciu yang memerintah di Tiongkok pada masa itu kian hari kian bertambahburuk, maka negeri-negeri lain yang kuat dan berpengaruh, sehari demi sehari telahberani menunjukan tingkah laku yang sombong dan menganggap remeh.Diantaranya, terhitung bangsa Jepang yang paling brutal dan tidak mengenalaturan. Para gelandangan bangsa Jepang yang mendapat bimbingan dari pemerintahmereka untuk memata-matai dan merongrong negeri Tiongkok, mengacau denganseenaknya di pelabuhan-pelabuhan dalam wilayah Tiongkok Utara.Berjual beli dengan paksa, dengan jalan kekerasan dan dengan gertakan,memperkosa kaum wanita baik-baik serta memperdayakan anak negeri yang bodoh,

Page 102: Golok Naga Kembar

merupakan keistimewaan mereka di negeri orang. Lebih-lebih dalam halmemperdagangkan obat bius seperti madat, morfin, dan lain sebagainya.Setiap kali mereka melakukan kejahatan, mereka segera kabur ke konsesi asing,sehingga polisi Boan-ciu tidak mudah dapat menangkap atau menghukum mereka.Sedangkan pemerintahan Boan-ciu yang memang mereka takuti, seolah-olahmembutakan mata dan menulikan kuping atas segala perbuatan gila-gilaan yang telahdiperbuat oleh kawanan manusia-manusia gelandangan itu.Di antara tempat-tempat yang pernah dikacaukan mereka, kota Thian-cin terhitungsebagai kota yang paling malang. Selain kota Thian-cin terletak dekat dengan kotaPakkhia, kedudukannya pun tergolong sebagai salah sebuah pelabuhan dagang yangramai dan besar di tepi lautan Pak-hay, yang juga merupakan pelabuhan yangterdekat dengan beberapa propinsi timur, Cin-huang-tao, Cing-tao, dan lainsebagainya, dimana bangsa Jepang mempunyai konsesi-konsesi.Waktu Sun Giok Hong dan adik sepupunya Giok Tien pulang ke Thian Cin danmengurus kantor angkutan Hin Liong Pio Kiok, mereka kerap menerima laporantentang pelbagai macam kejahatan dan perbuatan yang sangat menantang terhadapbangsa Tionghoa yang menjadi tuan rumah dalam negaranya sendiri. Ternyata disana tidak terdapat orang yang suka menghiraukan tantangan-tantangan itu, hinggaGiok Hong dan adik sepupunya gusar bukan main mendengar kabar tersebut.Diantara rombongan para gelandangan bangsa Jepang itu, terdapat seorang yangbernama Kimura Shiro, seorang ahli Judo yang baru berusia antara 27 atau 28 tahun,berperawakan gemuk katai dan kuat sekali tenaganya. Ketika itu, Kimura Shirobertugas sebagai pejabat dinas istimewa berkedudukan di kota Thian Cin. Disampingmemata-matai soal-soal ketentaraan, iapun turut campur dalam penyelundupanbarang-barang gelap dan obat bius ke seluruh Tiongkok, dengan Konsul mereka selalumelindungi segala perbuatan dan usaha rakyatnya yang tidak baik itu.Kaki tangan Kimura Shiro selain terdiri dari beberapa belas orang bangsanya, iapunpunya begundal-begundal bangsa Korea dan para buaya darat Tionghoa yangmoralnya sudah terlampau bejat dan tak mungkin dapat diperbaiki lagi.Mengambil barang-barang atau makan makanan orang tanpa mau membayarnya,sudah menjadi kebiasaan kawanan bajingan ini. Bahkan karena tak ada orang yangberani menentang atau melawan atas perbuatan mereka yang tak punya malu itu,banyak macam lagi kegaduhan yang telah mereka timbulkan tanpa mengindahkan ditanah siapa mereka sekarang berada.Begitulah, jika mereka sudah kenyang makan dan mabuk-mabukan di kedai-kedaiyang pemiliknya selalu mandah tanpa berani menentang apa-apa, Kimura Shiro laluTiraikasih Website http://kangzusi.com/mengajak begundal-begundalnya memasuki rumah-rumah penduduk yang terdapatbanyak kaum wanita yang berparas cantik, yang lalu digertak dan diperkosasesukanya. Seolah-olah rumah penduduk itu adalah rumah pelacuran, dimanasembarang orang boleh keluar masuk tanpa merasa segan-segan lagi. Semakin para

Page 103: Golok Naga Kembar

penghuninya ketakutan, semakin berani dan semakin kurang ajar pula kelakuanmereka semua.Pada suatu ketika, ada seorang anak dara yang waktu berpapasan dengan siKimura telah diganggu dan hendak dijadikan korbannya. Nona itu telah mencobamelawan, hingga saking gusarnya jago Judo ini telah menyekal nona itu dan laludibantingnya sehingga tulang iganya patah dan meninggal saat itu juga. Demikianjuga seorang laki-laki yang hendak maju menolongnya, telah dikeroyok oleh kawananbuaya darat itu dan kemudian diceburkan ke dalam laut. Setelah itu, merekabersorak-sorai kegirangan.Kabar-kabar yang memanaskan hati orang itu telah sampai ke telinga Sun GiokHong setelah ia pulang dari Cee-lam. Giok Hong marah bukan kepalang danmenggebrak meja sambil berseru, "Hai, sungguh kurang ajar sekali perbuatanperbuataniblis katai itu!. Jika di negeri orang mereka berani melakukan segalaperbuatan yang gila-gilaan serupa itu, entahlah bagaimana jadinya jika kita berada ditanah air mereka sendiri!. Orang lain boleh gentar dengan mereka, tapi aku Sun GiokHong bukanlah orang yang bisa diperlakukan dengan seenaknya saja!. Jika rakyatnyadihinakan, negaranya pun pasti akan diinjak-injak orang!. Aku bersumpah akanmelabrak kawanan bajingan asing itu sehingga mereka kapok akan perbuatan merekaitu!".Pada petang hari itu juga Sun Giok Hong sengaja menuju ke kedai minum di sisipelabuhan, dimana Kimura dan para begundalnya kerap bergelandangan mencarimangsa di petang hari.Selagi asyik berjalan-jalan dengan langkah perlahan-lahan, tiba-tiba Giok Hongmelihat orang-orang yang semula lalu lalang di jalanan dengan tenang, jadi bingungdan berjalan separuh berlari sambil berkata-kata, "Lekas menyingkir, Kimura danbegundal-begundalnya tengah datang menuju ke sini!".Mendengar kata-kata yang diucapkan orang itu dengan rupa ketakutan seperti itu,Giok Hong justru telah berkata pada dirinya sendiri, "Sungguh kebetulan sekali.Sekarang hendak kutengok bagaimana tampangnya si pengacau katai itu!".Diwaktu orang-orang di jalan menyingkir secepat mungkin, adalah si pemuda sheSun yang tetap tinggal berjalan-jalan dengan tenang, meski di dalam hati ia selalubersiap sedia untuk menghadapi segala kemungkinan.Beberapa orang yang tidak kenal dan mengira Giok Hong seorang desa yang barupernah berkunjung ke dalam kota, diam-diam merasa khawatir akan keselamatandirinya, tapi tidak berani memberitahukan peristiwa apa yang akan terjadiselanjutnya. Karena rasa takut kepada kaki tangan Kimura yang kadang-kadang sukamenyamar sebagai rakyat biasa, membuat orang-orang yang berhati kecil semakinkhawatir kalau-kalau mereka nanti dianiaya oleh para begundalnya si iblis katai yangkeji dan tak mengenal perikemanusiaan itu.Dari kejauhan, Sun Giok Hong melihat seorang Jepang yang bertubuh gemuk kataitengah berjalan mendatangi dengan diiringi oleh beberapa orang begundalnya bangsa

Page 104: Golok Naga Kembar

Korea dan Tionghoa di kiri kanannya. Beberapa begundal yang lainnya mengikutimereka dari arah belakang.Selama berjalan di jalan raya, tidak sedikit orang laki-laki atau perempuan yangberpapasan dengan Kimura dan begundal-begundalnya ditempiling atau ditendang,tanpa diketahui apa salah atau dosanya. Setelah itu, mereka tertawa terbahak-bahakTiraikasih Website http://kangzusi.com/dan bersorak sorai. seolah-olah semua itu merupakan suatu permainan yang sangatmenyenangkan hati.Kian lama mereka kian mendekat ke arah Sun Giok Hong, yang masih saja berjalandengan tenang tanpa menghiraukan para bajingan yang tampaknya sudah agakmabuk itu."Sungguh besar sekali nyalinya bocah itu!" kata Kimura ketika dengan sekonyongkonyongia melihat Sun Giok Hong tengah berjalan mendatangi ke arahnya. "Ayoh,lekas seret dia dan hantam hingga setengah mati!".Dua orang begundal bangsa Korea dan Tionghoa yang hendak mencari mukadihadapan induk semangnya, tanpa ayal lagi segera hendak mencekal Sun Giok Hong.Sebelum keburu turun tangan, mereka jadi terkesiap waktu menyaksikan "sangmangsa" merandek dan menatap wajah mereka dengan angker sambil dengan cepatmenggerakkan kakinya untuk melibat mereka. Disaat itu juga, begundal-begundalKimura merasakan terjangan dua tangan yang keras ke arah dada merekadan.......Beeek! ........Beeeek!, mereka jatuh terlentang dan menjerit kesakitankarena diri mereka terbanting ke tengah jalan raya!.Itulah siasat Tui-cong-bong-goat atau menolak jendela untuk menjenguk rembulanyang telah dilancarkan Giok Hong."Hai, engkau berani melawan anak-anak Dewa Matahari?" teriak Kimura dengan bijimata seakan-akan hampir meloncat keluar karena amat marahnya. "Ayoh, keroyokdia, hantam habis-habisan!".Tanpa diperintah sampai dua kali, para pengiring Kimura yang semua paham ilmuJudo, segera maju dengan serentak untuk menyekal Sun Giok Hong.Giok Hong yang sudah pernah mendengar cerita orang tentang kelihayan JudoJepang, sudah barang tentu tidak berani menganggap enteng lawan-lawannya itu.Giok Hong segera bersiap melakukan perlawanan kilat. Begitu melihat beberapa orangbegundal Kimura menghampiri dirinya untuk mengepungnya, Giok Hong lekasmengambil posisi dengan membelakangi pagar tembok, kaki tangannya segeradikasih bekerja untuk menumbuk, menyabet, menyodok atau menendang musuhmusuhitu. Dengan gerakan secepat angin, dalam sedikit waktu saja Giok Hong telahmembuat beberapa orang begundal begundal itu jatuh terlentang, tengkurup dengankepala benjut atau badan babak belur. Kimura jadi sangat penasaran dan segeramelompat maju dengan maksud membanting mampus si pemuda, yang berlakuberani mati itu dengan melukai anak-anak Dewa Matahari.Kalangan pertempuran menjadi sunyi dan tegang, hanya terdengar tindakantindakankaki anak buah Kimura saja yang lari serabutan keluar kalangan

Page 105: Golok Naga Kembar

pertempuran. Mereka melihat induk semangnya maju perlahan-lahan sambil kedualengannya diangkat kemuka, jari-jarinya terbuka lebar, dengan sikapnya yanggarang. Kimura telah siap untuk menyerang Giok Hong, yang semula dianggap begitugampang untuk dibanting, seperti ia membanting anak dara beberapa waktu yanglampau.Giok Hong tetap berdiri, ia tidak menyerang, tapi matanya dengan tajammengawasi si ahli Judo yang berpangkat Dan II itu. Dengan sikap ini, ia inginmenjajal sampai dimana kelihayan cekalan Kimura, yang dengan perlahan tapi tetap,maju menghampirinya. Ketika Kimura berhasil mencekal dada dan lengan baju GiokHong, terdengarlah teriakan-teriakan begundal-begundalnya si Jepang itu, "Bantingdia!. Patahkan batang lehernya!". Sementara Kimura yang hendak membantinglawannya dengan tidak kepalang tanggung, segera menggoncang-goncangkan tubuhGiok Hong dengan keras, untuk mencari-cari saat yang baikdan............"Ciaaaat........!". Kimura Shiro telah menyerang sambil memekik kerasTiraikasih Website http://kangzusi.com/dengan siasat Tomoi-nage atau membuang lawan sambil menjatuhkan diri. Tapisayang, hasil dari bantingannya itu sungguh diluar dugaan si ahli Judo dan parabegundalnya.Begitu Giok Hong dilempar oleh musuhnya, dengan segera ia membarengimemutarkan tubuhnya dalam siasat Yauw-cu-hoan-sin atau alap-alap membalikkanbadan, berputar di udara dan jatuh di suatu tempat yang terpisah beberapa belas kakijauhnya dengan kedua kakinya mendahului turun ke muka bumi!. Maksud KimuraShiro dengan siasat Tomoi-nage itu ialah untuk membenturkan kepala lawannya ketembok. Jelas dapat dilihat dari caranya ia membanting, yakni semula digoncanggoncangkandahulu tubuh sang lawan, lalu dengan cepat sekali ia menarik sambil kakikanannya ditunjangkan di perut lawan, lalu sambil terlentang di tanah ia lepaskantubuh lawannya di udara!. Sungguh diluar dugaannya, Giok Hong mendarat tepatbeberapa tindak lagi dari tembok, malah mendaratnya dengan kedua kaki terlebihdahulu."Bagero!" memaki Kimura dengan amat sengitnya. Ia merasa sangat kecewadengan bantingannya yang pertama itu, yang belum pernah gagal meminta korbanpada waktu-waktu yang lampau. Setelah itu, ia maju lagi menghampiri Giok Hong.Kali ini Giok Hong tidak menunggu sampai Kimura menyerang, dengan cepat iamendahului menerjang dengan siasat Hek-houw-tauw-sim atau harimau hitammencuri hati, tinjunya meluncur ke arah ulu hati si Jepang. Kimura cukup gesit untukmengelakkan serangan itu, sambil mengegos ia balas menyerang dengan siasat Katagurumaatau membanting dengan putaran pundak. Tangan kirinya hendak memeganglengan kanan Giok Hong yang sedang menerjang ulu hati, sedang tangan kanannyamenyamber ke arah dada. Melihat demikian, Giok Hong batal menyerang, sebaliknyaia berkelit dan menyekal tangan Kimura yang hendak mencengkeram dadanya.Kimura kaget sekali dengan perobahan siasat itu, karena ia tidak menduga GiokHong dapat membatalkan serangannya demikian cepat dan berbalik hendak

Page 106: Golok Naga Kembar

menangkap tangannya. Tidaklah percuma ia diberi pangkat Dan II oleh perguruanJudo di Jepang dahulu karena iapun segera dapat mengambil putusan denganmelompat ke belakang untuk memperbaiki posisinya, lalu sambil menggeram iamembabat dengan tangan yang jari-jarinya tegang lurus ke arah batang leher GiokHong.Terdengarlah suara bentrokan yang keras di tengah-tengah lapangan pertempuranitu dan Kimura tampak tergoncang kuda-kudanya karena Giok Hong telah menangkisdan sekaligus berhasil menangkap tangan itu. Sambil memperberat tubuhnya denganilmu Cian-kin-tui atau terpendam karena berat ribuan kati, dengan ilmu ini ia seolaholahnancap di tanah sehingga kedua kakinya itu tak bergerak sedikitpun. Dengandemikian, sia-sia saja Kimura menarik untuk membanting atau melepaskantangannya yang dicekal si pemuda.Kimura salurkan tenaga ke arah lengannya, dengan itu ia berniat untuk mendesakserta memutuskan tenaga dalam Sun Giok Hong. Sayang, si orang she Sun pun tidaktinggal diam saja lalu semakin mempererat cekalannya dengan ilmu Thiat-see-ciang.Tampak tangan Kimura gemetar, mukanya meringis menakutkan dan akhirnyaberteriak, "Ampun...........!". Bersamaan dengan suara itu, Giok Hong tiba-tibamelepaskan kedua cekalannya sambil membetot. Kimura terhuyung ke depan, tapimendadak ia jadi berdiri tegak dengan mata melotot, bagian depan celananya yangbagaikan kedodoran karena kebesaran, kontan basah dengan air...........seninya!, laluroboh bercokol ke belakang. Karena Giok Hong telah menyerang selagi lawannyaterhuyung dengan siasat Thian-su-kay-in atau raja langit membubuhi stempel,kepalannya menumbuk ubun-ubun Kimura dengan keras.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Giok Hong menantikan di tengah kalangan pertempuran sambil memasang mata kearah gundal-gundal musuhnya. Suasananya jadi tambah tegang, waktu tampakKimura merayap bangun dan berkata kepada anak buahnya dengan gusar, "Hai, tongnasi, bantulah aku menangkap orang Cina celaka itu!". Lalu dengan tindakansempoyongan ia hampiri si pemuda, yang diam-diam merasa kagum juga akansemangat banteng orang Jepang itu.Tapi, Giok Hong tidak lagi ingin memberi hati untuk orang yang mengeroyokdirinya. Waktu Kimura menerkam, ia telah putar tubuhnya, yang hanya terpisahsedikit saja dari lawan. Dengan demikian ia dapat mengelakkan serangan itu denganmanis sekali, berbareng dengan itu ia lantas ulur kedua tangannya menangkap keduatangan Kimura.Anak buah si Jepang yang melihat demikian, segera melancarkan pukulan-pukulandan tendangan-tendangan yang tidak mengenal ampun ke arah Giok Hong. Sesaatkemudian mereka baru sadar, ternyata yang berteriak-teriak justeru Kimura sendiri,karena sewaktu mereka menyerang serentak. Giok Hong yang bermata jeli telahdapat melihat dan segera membetot sambil mendorong tubuh lawannya untukmewakilkan ia menerima "hadiah" itu.

Page 107: Golok Naga Kembar

Hal mana, sudah tentu telah membuat Kimura yang keliru dikeroyok jadi menjeritjeritbagaikan babi yang sedang disembelih.Giok Hong yang menyaksikan peristiwa tersebut, mau tak mau jadi tertawa gelidalam hatinya. Kemudian ia gunakan suatu loncatan dengan siasat Tay-peng-ciongthianatau garuda menerjang ke angkasa, tubuhnya mencelat keatas pagar tembokdan ia menuding Kimura dan para gundal-gundalnya sambil membentak, "Hai,kawanan tikus hutan!. Ayoh, enyahlah kamu dari sini!. Jika lain kali kamu beranidatang lagi mengacau di sini, akan kubikin tiada seorangpun anatara kamu mampukembali ke tempat kediamanmu!".Sementara Kimura Shiro dan anak buahnya yang telah mengetahui bahwa si orangshe Sun tidak boleh dibuat gegabah, tanpa banyak bicara segera kabur sambilmemapah Kimura, masuk ke daerah konsesi Jepang. Sedang Sun Giok Hong kembalike kantor Hin Liong Pio Kiok dengan perasaan puas dan gembira.Tatkala itu, kepala polisi pemerintah Boan-ciu yang bertugas di kota Thian-cinadalah seorang kaum bangsawan Boan yang bernama Tong Sin Hui, seorang Bu-kiejin(lulusan militer) yang berdisiplin dan jujur. Waktu mendengar peristiwaperkelahian Sun Giok Hong dengan Kimura Shiro, ia segera paham bahwa KonsulJepang pasti takkan mau tinggal diam dalam menanggapi perkara keributan ini.Lebih-lebih karena Kimura yang bertugas sebagai pejabat dinas istimewa dan terkenalsebagai jago Judo jempolan, telah kena dipecundangi oleh Sun Giok Hong, sehinggamenderita luka-luka yang tak dapat dikatakan ringan di dalam tubuhnya.Tong Sin Hui mendapat firasat tidak baik, karena jika nanti Konsul Jepang itumengadu kepada atasannya, tentu persoalan ini akan menjadi tambah gawat danGiok Hong bisa difitnah orang dengan secara keji. Untuk mencegah ini, ia lalumemerintahkan seorang polisi berpakaian preman mengundang si pemuda she Sundari Hin Liong Pio Kiok, untuk dengan diam-diam menghadap ke kantornya.Setelah Sun Giok Hong datang, Tong Sin Hui lalu menasehati agar si pemudasegera memindahkan kantornya ke suatu tempat yang terletak agak jauh dari kotaThian-cin. "Kalau tidak" katanya, "pasti engkau akan mengalami bencana besar!".Sun Giok Hong yang mendengar nasihat tersebut, tidak lupa menyatakan terimakasihnya, tapi ia tambahkan juga dengan berkata, "Tong Tay-jin" demikian Giok Hongmulai. "Tayjin sebagai seorang yang bertanggung jawab penuh atas tata tertib di kotaThian-cin ini, seharusnya bertindak dengan cara keras, tegas dan menurut hukumTiraikasihWebsite http://kangzusi.com/hukum yang telah ada untuk melindungi rakyat yang diperlakukan orang dengansewenang-wenang. Tidak heran sekarang bangsa Jepang telah berani bertindak diluarbatas kesusilaan, tanpa memandang muka lagi kepada pihak yang berwenang sepertianda ini. Apakah barang kali Tay-jin mendapat ancaman, sehingga Tay-jin jadiketakutan setengah mati terhadap mereka?".Tong Sin Hui yang mendengar kecaman tersebut, sebagai seorang yang berhatijujur, ia tidak menjadi gusar, malah telah membenarkan kata-kata itu. Tidak lupa ia

Page 108: Golok Naga Kembar

menyampaikan duduknya perkara yang benar tentang politik pemerintah Boan-ciuterhadap bangsa Jepang. Sambil menghela napas, ia berkata, "Lo Sun, aku tidaksalahkan kecamanmu itu, tapi engkau tidak mengetahui persoalan yang sebenarnyatengah kuhadapi kini. Aku sendiri bukan takut pada bangsa Jepang, terus terang sajaaku memang takut melanggar perintah Lo-hud-ya (Kok-bo atau Ibusuri Cie Hie, ibukandung kaisar Kong Sie, Ceng Tek Cong). Beliau melarang aku dengan keras untukbertindak atau melakukan sesuatu yang dapat menyinggung perasaan bangsa Jepang.Karenanya, aku tak berdaya untuk bertindak sebagaimana tugasku sebagai seorangkepala polisi"."Sikap Tay-jin yang selalu mengalah kepada bangsa Jepang itu" kata Sun GiokHong, "pasti takkan memberi akibat yang baik bagi diri Tay-jin sendiri. Mereka yangdiberi kelonggaran sejengkal, kesudahannya akan minta hingga sedepa. Jika diberibahu, mereka akan minta kepala. Siasat ini kesudahannya akan menyulitkan kitajuga"."Apa katamu itu" kata Tong Sin Hui, "memanglah benar dan masuk di akal. Tapi,kenyataannya sangat berat dan membuatku serba salah. Jika aku mengalah, sudahpasti aku akan diinjak oleh bangsa Jepang, jika aku bertindak sebagai seorang kepalapolisi yang berwenang, aku akan dapat marah dari Ibusuri. Cobalah pertimbangkanolehmu, jika engkau berada dalam kedudukanku, cara bagaimanakah engkaumestinya bertindak terhadap persoalan yang rumit ini?".Giok Hong jadi bungkam sejenak, berhubung dia sendiripun jika ditempatkan padakedudukan Tong Sin Hui disaat itu, benar-benar akan sulit juga untuk dapatmemecahkan persoalan yang sepelik itu. Iapun terpaksa minta maaf ataskecamannya yang hanya menuruti perasaan hatinya saja, sama sekali tidak iapikirkan bagaimana prakteknya nanti. Syukur juga disaat itu suatu pikiran baru telahmuncul dalam hati si pemuda she Sun, yang lalu berkata kepada kepala polisi sheTong itu sebagai berikut:"Tay-jin, aku ada suatu saran untuk mencegah kaum gelandangan asing itu datangmengacau pula ke dalam kota Thian-cin".Tong Sin Hui menanyakan saran apa yang sedang dipikirkan si pemuda, Sun GiokHong lalu menjawab, "Aku ini adalah seorang rakyat biasa, kalau sampai kejadian akuberkelahi dengan siapapun, itu merupakan satu perkara yang tidak aneh dan biasasaja. Aku belum puas sebelum menghantam sehingga mereka kapok dan merasasegan untuk membikin ribut lagi di dalam kota. Agar tidak menyukarkan Tay-jin, akuakan berpura-pura mabuk dalam perkelahian itu, karena orang yang mabuk tidaksadar akan segala perbuatannya. Apakah Tay-jin dapat menyetujui usulku ini?"."Siasat yang baik sekali!" Tong Sin Hui memuji. "Jika perkelahian itu terjadi di luarkota, ditambah lagi engkau berpura-pura mabuk, sudah tentu bukan menjaditanggung jawabku untuk mengusik-usik urusan ini".Sun Giok Hong jadi girang dengan jawaban itu, segera ia minta diri untuk pulang kekantor Hin Liong Pio Kiok untuk berembuk dengan adik sepupunya Giok Tien. Merekatelah mupakat agar perusahaan angkutan Hin Liong Pio Kiok menghentikan dahulu

Page 109: Golok Naga Kembar

usahanya untuk sementara waktu, kemudian memindahkan kantor mereka ke SeeTiraikasihWebsite http://kangzusi.com/pou-tun yang terletak 20 lie jauhnya di luar kota Thian-cin. See-pou-tun inimerupakan sebuah kota kecil yang keadaannya boleh dikatakan ramai juga karenapenghuninya mencapai jumlah 2000 sampai dengan 3000 orang banyaknya.Setelah selesai menyewa rumah untuk tempat kediaman, maka diam-diam GiokHong telah menyuruh orang bawahannya menyiarkan kabar burung di daerah kotaThian-cin, teristimewa yang berdekatan dengan konsesi Jepang, bahwa Sun GiokHong tidak berani tinggal dalam kota Thian-cin, hingga selekas mungkin pindah keSee-pou-tun.Semenjak kena dihajar oleh Sun Giok Hong dan keliru dikeroyok oleh anak buahnyasendiri, Kimura Shiro meringkuk di ranjang dalam keadaan luka-luka di asramanya didalam konsesi Jepang. Waktu mendengar kabar bahwa Sun Giok Hong telah pindahke See-pou-tun karena ketakutan, hatinya jadi gusar bukan main dan segeramemikirkan jalan untuk menuntut balas.Karena dia masih dalam keadaan sakit, dengan segera ia memerintahkan salahseorang anak buahnya yang bernama Nakao Yoshikawa yang terkenal lihay ilmu Judo,untuk mengajak 6 orang kaki tangannya pergi menyatroni Sun Giok Hong di See-poutun.Mereka menyamar sebagai orang-orang Tionghoa dan membawa senjata tajamyang disembunyikan di bawah pakaian masing-masing.Meski mereka bertujuh menyamar sebagai orang-orang Tionghoa, tidak urungbentuk wajah dan gerak-gerik mereka menunjukkan dengan jelas, bahwa merekasemua adalah bangsa Jepang. Lebih-lebih mereka sukar menghindarkan kepalsuanmereka diwaktu bercakap-cakap, yang aksen dan caranya sama sekali tidak miripdengan apa yang biasa dilakukan oleh orang-orang Tionghoa.Apa mau dikata, selagi mereka mencari-cari di mana tempat kediamannya SunGiok Hong, tiba-tiba mereka telah dapat dilihat oleh salah seorang anak semang SunGiok Hong yang bernama Lauw Hui. Ia segera melaporkan kepada induk semangnyatentang kedatangan mereka itu."Ternyata siasatku telah kelihatan hasilnya" kata Giok Hong sambil tersenyum."Sekarang hendak kupasang jaring untuk menjebak mereka sekalian"."Orang yang memimpin kawanan gelandangan Jepang itu" kata Lauw Hui, "adalahseorang yang bertubuh tegap dan agaknya bertenaga kuat sekali. Demikian jugadengan perawakan keenam orang anak buahnya itu. Harap Su-hu suka berlaku hatihati"."Tak usah engkau khawatir" kata si pemuda she Sun, "aku ada satu cara untukmenghadapi mereka".Setelah itu, ia panggil Sun Giok Tien, untuk bersama-sama Lauw Hui dan seoranganak buah yang lainnya bersembunyi di dalam hutan yang terletak kira-kira 15 liejauhnya di luar kota See-pou-tun. Ia sendiri, sudah menukar pakaiannya denganseperangkat pakaian yang ringkas, lalu membawa sebilah badik beracun yangdiselipkan di pinggangnya. Ia sengaja berjalan-jalan ke dalam pasar, dimana iakebetulan melihat dari kejauhan Yoshikawa sedang bertanya dengan menggerakgerakkantangannya kepada seorang yang kebetulan dijumpai di jalan raya.

Page 110: Golok Naga Kembar

"Sudah tentu dia hendak menanyakan di mana tempat tinggalku" pikir si pemuda.Ketika ketujuh orang gelandangan itu melanjutkan pula perjalanan mereka, GiokHong lalu sengaja mendekati. Mereka berjalan tanpa mengindahkan orang lain yangberjalan mondar mandir di situ, hingga orang banyak jadi merasa seram. Setelahdapat mengenali siapa orang-orang itu, lekas-lekas mereka menyingkir jauh-jauhuntuk mencegah pertikaian.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/"Bagus, memang beginilah cara mereka yang paling kuharapkan" kata Giok Hong didalam hatinya. Dengan menyingkirnya orang banyak dari jalan raya, ia dapatbergerak dengan leluasa jika bertempur nanti.Waktu kedua pihak saling berpapasan, Yoshikawa dan kawan-kawannya jadimerandek memandangi si orang she Sun. Kemudian salah seorang diantaranyamenuding kepada Sun Giok Hong dengan maksud memberitahukan kepada induksemangnya, "Ini dia orangnya yang sedang kita cari!" katanya dengan keras."Siapa engkau?" bentak Yoshikawa yang masih ragu-ragu."Hm.............!. Berdirilah biar kuat, sehingga engkau tidak roboh waktumengetahui siapa aku!" kata Giok Hong mengejek. "Aku adalah SunGiok Hong, orangyang telah menghajar Kimura Shiro!".Mendengar kata-kata itu, Yoshikawa jadi sangat gusar. Kemudian sambilmemberikan tanda kepada kawan-kawanya untuk mengurung si pemuda, ia segeramaju ke tengah kalangan.Sikap menyerangnya sama benar dengan apa yang pernah diperlihatkan olehKimura, yakni kedua lengan diangkat kemuka, yang kiri lebih tinggi sedikit dari yangkanan, waktu maju ia tidak melangkah, hanya kaki kirinya bertindak sambil menyeretkakinya yang kanan. Yoshikawa tergolong satu tingkat lebih rendah daripada Kimuradalam urusan pangkat Judo. Tapi, tidaklah dapat dikatakan bahwa orang yangberpangkat Dan II selalu dapat mengalahkan orang yang pangkatnya lebih rendah,karena dengan kepandaian khusus serta kelincahan, seseorang dapat jugamengalahkan atau merobohkan oang yang pangkatnya lebih tinggi. Pangkat "Dan"diberikan sebagai penghargaan atas pengabdian atau pengalaman seseorang kepadailmu tersebut.Giok Hong lalu ke suatu sudut, dengan membelakangi tembok ia menantikandatangnya Nakao Yoshikawa beserta kawan-kawan. Jalan raya jadi lowong dan sunyi,tak seorangpun kelihatan di situ kecuali 7 orang yang sedang mengurung seorangTionghoa."Ciaaaaaat!" Yoshikawa telah memecahkan kesunyian dengan teriakannya yangsantar sambil menabas batang leher Sun Giok Hong dengan telapak tangannya. SiPemuda lekas geser kaki kirinya sambil mengelak sedikit, dan baru saja tangan itulewat di atasan kepalanya, Yoshikawa telah melancarkan tendangan ke arah dadanya.Kali ini ia tidak sungkan-sungkan lagi untuk membalas, sambil geser tubuhnya kekanan, tangan kirinya menahan kaki lawan dan berbareng dengan itu, tinju kanannyamenotok sedikit bagian paha lawannya yang lemah dan..............."Ah!". Yoshikawa

Page 111: Golok Naga Kembar

berteriak saking geli dan kagetnya, karena pukulan Giok Hong tepat mengenai pahamudanya."Kurang ajar!" bentak Yoshikawa yang jadi semakin gusar dan sengit. Lalu iamenerjang dengan maksud menabrak jatuh lawannya, baru kemudian "mengunci"dengan siasat Shime-wasa atau ilmu cekikan Judo.Giok Hong pasang matanya dengan tajam ke arah Yoshikawa yang sedangmenerkam, ia tunggu sampai tubuh lawannya itu datang dekat benar, baru dengancepat ia mengegos sambil melancarkan siasat serangan Tok-pek-hoa-san atau dengansebelah tangan membelah gunung Hoa-san. Telapak tangannya memenggalbatang leher Yoshikawa dengan satu teriakan, "Aaaaaaaaaa!" dan ........"Buk!".Yoshikawa tanpa dapat ditahan lagi telah menabrak tembok!.Giok Hong tertawa mengakak.Yoshikawa cepat bangkit, walaupun masih merasa pusing karena bertabrakandengan tembok. Setelah itu ia menghunus senjatanya sambil memberi isyarat, yangTiraikasih Website http://kangzusi.com/memang telah diatur dimuka kepada anak buahnya, untuk dengan serentak merekamenerjang Giok Hong.Sementara Sun Giok Hong yang melihat gelagat tidak baik, lekas-lekas pergunakansiasat Yan-cu-chut-lim atau burung walet terbang keluar rimba, tubuhnya mencelat keluar kalangan pertempuran dan kabur menuju ke dalam rimba, dimana Sun Giok Tiendan Lauw Hui serta seorang anak semangnya tengah menantikan musuh.Tidak sadar bahwa semua itu adalah siasat belaka, Yoshikawa dan kaki tangannyasegera mengejar bagaikan sekawanan pemburu yang sedang mengepung binatangburuannya.Tatkala berkejar-kejaran sehingga 15 lie jauhnya dan akhirnya tiba di suatu jalankecil di dalam rimba yang sunyi dan jarang dilewati manusia, barulah Giok Hongberhenti. Di situ ia memberi isyarat dengan siulan kepada adik sepupu dan dua orangsemangnya, yang segera maju dari kiri kanan untuk membantunya melawanYoshikawa dan enam orang anak buahnya.Melihat Giok Hong tengah berdiri menantikan beserta Giok Tien dan kawankawannya,Yoshikawa merandek dan dengan tajam melirik ke arah musuh-musuhnyaberkumpul. Setelah itu mereka berpencar, lima orang menghampiri Giok Tien, LauwHui dan kawannya, sedang Yoshikawa sendiri bersama seorang kawannyamenghadapi Giok Hong.Ahli silat Jepang itu yang menganggap Giok Hong takut kepadanya, segera majuuntuk menerjang terlebih dahulu dengan siasat De-ashi-barai atau dengan kakimembanting lawan. Tangan kanannya bergerak menyamber ke arah dada, tangankirinya ke lengan baju Giok Hong. Dengan siasat ini, ia bermaksud dengan tiba-tibadan keras membetot tubuh lawannya ke samping kiri, sambil kaki kirinya dipalangkandi atas mata kaki kanan lawan. Dengan demikian, keseimbangan lawan akan buyardan dengan mudah saja ia dapat merobohkan lawannya itu.Giok Hong segera menyampok, lalu dengan gerakan kilat ia telah berada dibelakang Yoshikawa, yang jadi terkejut sewaktu mendapat kenyataan bahwa

Page 112: Golok Naga Kembar

musuhnya mendadak sudah "hilang" dari pemandangannya. Berbarengan dengan itu,ia rasakan tubuhnya terangkat sedikit, lalu terputar-putar di udara untuk akhirnya"terbang" dan menghantam pohon!.Ternyata waktu berada di belakang lawan. Giok Hong sambil membungkukkanbadannya telah berhasil menghimpit kedua belah kaki Yoshikawa yang lalu diputardengan keras sembari memutar badannya sendiri.Yoshikawa rasakan kepalanya pusing, sekujur badannya ngilu dan matanyaberkunang-kunang. Untuk tidak menunjukkan kelemahan dirinya sendiri, ia segerabangkit dan mengambil badiknya yang tergeletak di tanah, yang mungkin terjatuhwaktu ia dilemparkan.Acuh tak acuh, dipungutnya badik itu dan dengan satu pekikan nyaring iamenyerang Giok Hong secara tiba-tiba.Giok Hong geser kaki kanannya untuk mengelakkan tikaman, sungguh diluardugaannya, tikaman Yoshikawa itu hanya satu gerak tipu saja. Waktu tikaman keduamenerjang, Giok Hong lekas-lekas berkelit, tapi............"Bretttt!" baju bagian bawahketiaknya jadi tersobek!.Tercetuslah suara tertawa Yoshikawa yang panjang dan seram, karena ia merasapuas sekali dengan hasil serangannya itu yang telah melukai kulit musuhnya. Meskitidak parah, tapi mengeluarkan juga sedikit darah.Bagaikan orang kesetanan, Yoshikawa menyerang lagi, serangannya bertubi-tubidan dahsyat mengarah bagian-bagian tubuh yang mematikan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Giok Hong berkelit, mengegos, lompat mundur untuk mengelakkan seranganseranganitu, hingga pada suatu saat ia dapat menggunakan siasat Eng-jiauw-kununtuk menyekal pergelangan tangan Yoshikawa sambil menyerang dengan siasatKeng-thian-tang-tee atau mengejutkan langit, menggetarkan bumi. Jari-jaritangannya terpentang lebar dan kaku mencengkeram muka lawannya. TerdengarYoshikawa menjerit tertahan dan tampak dengan tiba-tiba ia melepaskan badiknya,lalu roboh bergulingan ke belakang sembari menutup muka dengan kedua telapaktangannya. Dari celah-celah jarinya merembes keluar benda cair kentalmerah.........darah!."Aku tak dapat melihat!. Aku tak dapat melihat!" teriak Yoshikawa serak, "Akutelah menjadi buta!".Anak buah Nakao Yoshikawa yang tidak dapat kesempatan untuk membantukarena takut salah turun tangan, segera menimpuk dengan badiknya. Dengan mudahsaja Giok Hong dapat mengelakkan, setelah itu dengan siasat Kui-seng-tek-tauw ataubintang Kui menendang gantang, ia menendang dada lawannya yang jadi terpentaldan memuntahkan darah dari mulutnya.Dilain pihak, Sun Giok Tien bersama dua orang kawannya telah maju menerjangkelima orang gelandangan yang lainnya dengan toya dan golok. Lawan yang hanyabersenjatakan badik saja, sudah tentu tidak mungkin memperoleh kemenangan.Setelah pertempuran berlangsung beberapa jurus lamanya, seorang diantaranya telahkena dirobohkan. Yang seorang pecah kepalanya, sedang seorang yang lainnyamenderita luka-luka parah, hingga mereka meringkuk di sisi jalan dalam keadaan

Page 113: Golok Naga Kembar

tidak ingat orang.Dua orang gelandangan lainnya, yaitu seorang Korea dan seorang Jepang yangberniat kabur, terlebih dahulu telah dikepung oldi Sun Giok Tien dan dua orangkawannya. Setelah kedua pihak bertempur dengan amat hebatnya, mereka itupuntelah kena juga dirobohkan dan jatuh pingsan.Setelah ketujuh orang itu telah dirobohkan dan jatuh pingsan, barulah Giok Hongmengajak Giok Tien dan anak-anak semangnya meninggalkan rimba itu secepatmungkin.Orang-orang Jepang telah cukup terkenal diantara rakyat Tionghoa sebagai orangorangjahil dan suka mengacau disana sini, maka tiada seorangpun suka datangmenolong atau melaporkan kejadian tersebut kepada kantor polisi setempat. Diantaramereka yang pernah dianiaya, dirugikan serta dicemarkan kaum wanitanya, segeramengambil kesempatan membalas dendam selagi musuh-musuh mereka itu tidakingat orang. Dengan tidak segan-segan mereka lalu memukuli orang-oranggelandangan yang pingsan itu sehingga pecah batok kepalanya dan mati, kemudianmembakar mayat-mayat mereka di dalam hutan sehingga menjadi abu.Demikianlah pembalasan rakyat yang lemah kepada mereka bertujuh.Kemudian Sun Giok Hong mengajak Sun Giok Tien, Lauw Hui dan beberapa anaksemangnya pindah ke Shanghai untuk mencari nafkah di sana.0oo0

VIIBERSAMAAN dengan itu, Ciang-bun-jin atau ahli waris Bie Ciong Pay, Ho Goan Katelah membuka rumah perguruan silat Ceng Bu Hwee di Shanghai. Ho Goan Ka yangpernah mendengar nama Sun Giok Hong dan mengagumi kepandaian ilmunya yangtinggi dan semangatnya yang patriotis.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Maka pada suatu hari datanglah Ho Goan Ka untuk berkunjung ke tempatkediaman Sun Giok Hong serta mengundangnya untuk membantu mengajar silat dirumah perguruan silatnya. Disamping menjadi guru silat dari perkumpulan Ceng BuHwee, Sun Giok Hong pun menerima undangan Jenderal Phang Giok Siang untukmengajar silat dalam angkatan perang yang dipimpin Jenderal itu. Nama Sun GiokHong dengan cepat menjadi tersohor dalam kalangan persilatan di daerah barat lautTiongkok.Dalam buku ini, kami tidak menyangkut pautkan riwayat hidup Sun Giok Hongdengan masa peralihan antara pemerintah Boan-ciu dan Negara Republik Tiongkok,yang diproklamirkan oleh Dr. Sun Yat Sen dan kawan-kawan seperjuangannya.Dapat dikatakan, setelah tiba pada Tahun Pertama dari Negara Republik Tiongkok,dimana rumah perguruan silat Ceng Bu Hwee sedang tenar namanya diantara rakyatnegeri Tiongkok.Guru-guru silat kenamaan dalam Ceng Bu Hwee di masa itu, selain Sun Giok Hong,juga terhitung ahli-ahli silat cabang Tong Long Pay atau ilmu silat cengcorang yangbernama Lo Kong Giok, Tan Cu Ceng, Kou Lu Ciang dan lain-lain.Sun Giok Hong yang mempunyai nama julukan Ngo-seng-to-ong, dalam waktusingkat telah menjadi terkenal dan membuat tidak sedikit ahli-ahli silat yang lainnya

Page 114: Golok Naga Kembar

merasa iri hati. Tidak jarang ada yang secara sengaja datang menjumpainya denganmaksud menjajal ilmu kepandaiannya. Tidaklah heran jika orang-orang yang menjadiguru silat kurang ilmu kepandaiannya, dalam waktu singkat akan terguling, namabaiknya akan hancur dan rumah perguruan silatnya pasti mengalami kebangkrutan.Sedang orang-orang yang ilmu kepandaiannya sudah cukup serta mempunyaibanyak kawan dalam Rimba Persilatan, barulah dapat mempertahankan diri dan hiduplebih terjamin daripada ahli-ahli silat yang hidup menyendiri. Tapi semua hal di atasitupun belum dapat memberi jaminan, dan hal itupun tidak luput dialami juga olehSun Giok Hong sendiri.Pada suatu hari, setelah selesai mengajar ilmu silat dan tengah mengobrol denganbeberapa orang rekan-rekannya di ruangan tengah gedung Ceng Bu Hwee, tiba-tibaada seorang pesuruh yang mengabarkan kepada Sun Giok Hong bahwa di luar adaseorang tamu she Lauw dari propinsi Ouw-lam yang ingin bertemu. Orang itu kinitengah menantikannya di luar, kata pesuruh tersebut.Giok Hong menanyakan bagaimana wajah orang itu. Si pesuruh lalu menjawab,"Tamu itu berusia kira-kira 50 tahun. Ia mengenakan pakaian dari cita kasar denganangkin yang dibuat daripada cita biru. Perawakan orang itu tegap, kekar dan kuat,romannya angker dan gerak-geriknya gesit, suatu tanda bahwa dia paham ilmu silat.Ia datang ke sini bersama seorang perempuan muda yang usianya diduga baru 20tahun. Ia berpakaian sebagai seorang wanita desa, tapi parasnya masih dapatdigolongkan pada perempuan cantik. Ia bertubuh sehat dan kuat, sedang gerakgeriknyamenandakan bahwa diapun mahir ilmu silat"."Mereka dengan aku tidak saling mengenal" kata Sun Giok Hong, "tapi tanpa sebabmereka telah datang ke sini untuk mencariku. Apakah barangkali mereka hendakmenjajal ilmu kepandaian silatku?".Salah seorang rekannya jadi tersenyum dan timbul pikiran untuk berkelakar."Sun Chit-ya yang berusia masih muda dan sudah mempunyai nama yang begitutenar" katanya, "sudah tentu saja menarik perhatian banyak orang. Kali ini tidakmustahil ada orang yang datang hendak mengambil Chit-ya sebagai menantu. Siapatahu nasib baik Chit-ya mulai terbuka pada hari ini?".Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Giok Hong jadi merah wajahnya karena jengah. Tidak urung ia segera keluar jugauntuk menyambut kedua orang tamu laki-laki dan perempuan itu."Apakah Tiang-jin ini bukan Lauw Su-hu yang dikatakan oleh pesuruh kami itu?"kata si pemuda sambil mengangkat kedua tangan memberi hormat. "Aku yang rendahbernama Sun Giok Hong. Belum tahu Tiang-jin ada keperluan apa datangmencariku?"."Lo-hu she Lauw bernama Peng Kit" kata orang laki-laki setengah tua itu, "kamiberasal dari kewedanaan Sin-ciu dalam propinsi Ouw-lam, murid Gan Eng Hok yangmenciptakan ilmu silat karena melihat burung bangau putih bertempur dengan seekorular, yang mana kemudian menyiarkan ilmu silat tersebut dengan nama Pay-kun atau

Page 115: Golok Naga Kembar

ilmu silat yang berdasarkan dari delapan jurus. Lo-hu yang semenjak masih mudagemar ilmu silat, telah mempelajari ilmu silat tersebut sehingga beberapa tahunlamanya. Kami berdua ayah dan anak perempuan telah jalan merantau dari satupropinsi ke lain propinsi untuk mencari guru silat dan kawan seperjuangan untukmemperdalam ilmu silat kami. Setibanya kami berdua di kota Shanghai ini, kamimendengar orang bercerita bahwa Sun Chit-ya sangat mahir dalam ilmu Eng-jiauwkun.Kami akan merasa girang sekali jika Sun Chit-ya sudi memberikan sedikit "pelajaran untuk membantu memperluas pengetahuan kami tentang ilmukepandaianmu yang tinggi itu".Sun Giok Hong mendengar pembicaraan orang tua itu dan langsung ia ketahuibahwa ia hendak dijajal ilmu kepandaiannya. Untuk tidak menunjukkan kelemahandirinya sendiri, iapun menyatakan kesediaannya untuk meladeni "tantangan halus"orang she Lauw itu sambil menanyakan syarat-syarat apa saja yang diinginkannya."Ilmu Eng-jiauw-kun Sun Chit-ya sudah sangat terkenal disamping ilmu golokmuyang telah membuat engkau memperoleh nama julukan Ngo-seng-to-ong" kata LauwPeng Kit sambil tertawa, "Lo-hu sendiri telah pernah juga memperoleh nama kecilkarena kemahiranku dalam ilmu silat Ho-heng-kun atau ilmu silat bangau. Yangpertama-tama, ijinkanlah aku menjajal ilmu Eng-jiauw-kun itu".Setelah berkata demikian, orang Ouw-lam itu berdiri tegak di ruangan tengahsambil menantikan jawaban si pemuda she Sun.Giok Hong kemudian mengabulkan permintaan Lauw Peng Kit itu.Sesudah kedua belah pihak bersiap-siap dan mengikat erat-erat angkin masingmasing,lalu Giok Hong menyoja sambil berkata, "Lauw Su-hu berkedudukan sebagaitamu sedangkan aku sebagai tuan rumah. Karena itu aku lebih suka mengalah apabiladiserang olehmu sehingga tiga kali. Harap Lauw Su-hu boleh segera mulai".Lauw Peng Kit mengangguk sambil mengucapkan terima kasih. Ia maju menerjangdengan jurus Tiang-kio-pauw-kun atau dari jembatan panjang meluncurkan pukulan,yang berasal dari ilmu silat Pat-kun (nama singkatan dari Ho-heng-kun), kemudiandisusul dengan pukulan Tok-pek-hoa-san atau dengan sebelah tangan membelahgunung Hoa-san, yang dilakukannya dalam gerak yang luar biasa sekali cepatnya.Giok Hong lekas menggerakkan tangan kanannya dan menangkis pukulan si orangshe Lauw dengan mengubah gerak Eng-jiauw-kun menjadi Kim-na-ciu, ilmu silatkaum Siauw-lim untuk menangkis serta menyergap musuh. Dengan itu ia berniatmenyekal pergelangan tangan Lauw Peng Kit, tapi si orang she Lauw yang ternyatadapat bergerak sangat gesit itu, segera putar haluan untuk melejit sambilmengirimkan satu tendangan kilat ke ulu hati Sun Giok Hong.Ketika Giok Hong menabas kaki musuh dengan telapak tangan dalam gerak Thiatsee-ciang, lekas-lekas si orang she Lauw menarik kakinya sambil melompat mundurtiga tindak jauhnya. Ia bergerak sedemikian gesitnya dan tatkala mundur sejauh 8atau 9 kaki, barulah ia mengulangi memasang kuda-kuda sambil tersenyum danTiraikasih Website http://kangzusi.com/berkata, "Kelihayan Lo Sun sesungguhnya buka omong kosong belaka. Lo-hu sudahbertahun-tahun merantau di kalangan Kang-ouw dan bukan Lo-hu takabur, tapibelum pernah ada seorangpun yang sanggup bertempur denganku sampai tiga jurus.

Page 116: Golok Naga Kembar

Kini Lo-hu baru menemui seorang lawan tangguh sepertimu, hingga Lo-hu jadi sangatgembira dan untuk itu Lo-hu mesti memuji setinggi-tingginya kepandaianmu itu!".Bersamaan dengan itu, Lauw Peng Kit segera mencelat ke atas dan bagaikan orangterjun ke dalam sungai, mempergunakan kedua buah tinjunya untuk menghantambatok kepala si pemuda. Sun Giok Hong yang selalu berlaku waspada, lekasmenangkis pukulan dan tendangan musuh dengan secara berimbang. Karena jika iamampu menangkis serta mengelakkan segala serangan musuh, iapun harus selaludapat membalasnya dengan secara tunai. Demikian juga dengan keadaan pihaklawannya.Rekan-rekan dan para murid Geng Bu Hwee yang kebetulan berada di gedungperkumpulan, semua jadi sangat gembira dapat menyaksikan pertandingan silat yangbegitu berharga untuk menambah pengetahuan masing-masing. Lebih-lebih karenakedua belah pihak sama-sama ahli dan dapat menguasai ilmu kepandaian masingmasingdengan sebaik-baiknya. Sudah barang tentu pie-bu atau pertandingan silatserupa ini jarang sekali dapat mereka saksikan hingga mereka jadi bersorak sorai danmenyambut dengan tepuk tangan riuh jika ada salah seorang yang maju mendesakdengan amat hebatnya. Apalagi jika pihak yang kurang disukai mereka kena terdesaksehingga tak dapat balas menyerang.Begitulah sikap orang banyak terhadap pihak lawan dan kawan menurut anggapanmasing-masing.Dari gerak-gerik yang dapat disaksikan dengan jelas, Sun Giok Hong yang berusiamasih muda mempunyai kekuatan tenaga yang lebih hebat daripada Lauw Peng Kityang usianya sudah lanjut. Setelah pertempuran berlangsung 40 atau 50 juruslamanya, napasnya jago tua itu tampak terengah-engah, tenaganya semakinberkurang, sedang gerakan-gerakannya menjadi semakin kendur dan terdesak.Akhirnya, ia hanya dapat menjaga serangan-serangan Sun Giok Hong, tapi hampir takdapat balas menyerang lawannya sama sekali.Sun Giok Hong yang melihat ada kesempatan baik yang tak boleh dilewatkandengan begitu saja, segera maju menerjang dengan dititikberatkan kepadaserangan-serangan dengan tendangan dan sabetan kaki, yang pernah dipelajarinyadari It Kak Sian-su yang terkenal dengan nama julukan si Kaki Besi.Lauw Peng Kit yang sudah merasa lelah menempur lawan yang lebih muda itu,sudah barang tentu menjadi amat sibuk untuk mengelakkan tendangan-tendangankilat si pemuda she Sun yang datangnya sangat tiba-tiba itu. Biarpun ia beberapa kaliberhasil menghindari serangan-serangan itu, akhirnya ia roboh juga disapu tendanganSun Giok Hong yang bernama Soan-hong-tui atau tendangan angin puyuh.Syukur juga Giok Hong tidak bermaksud untuk melukainya, berhubung orang tuaitu tidak bersikap bermusuhan atau membual tentang kemampuannya sendiri.Tendangannya itupun hanya dilakukan untuk sekedar merobohkan orang saja dansama sekali tak sampai membuat orang menderita luka-luka parah.Anak perempuan si kakek yang merasa kurang senang ayahnya dirobohkan orang,segera maju menerjang sambil membentak, "Bocah she Sun, tidak perlu engkau

Page 117: Golok Naga Kembar

menunjukkan keangkeranmu terhadap seorang tua yang usianya telah lanjut!. Mari,engkau ladeni aku Lauw Cay In!".Sudah barang tentu hal ini telah mengejutkan hati Sun Giok Hong yang hendakmengangkat bangun orang tua itu. Lekas-lekas ia lompat ke samping untukTiraikasih Website http://kangzusi.com/mengelakkan tendangan si nona yang datang menyambar ke jurusannya bagaikankilat cepatnya.Nona Cay In yang juga mahir ilmu pukulan Pat-kun dan ilmu pedang, menjadisangat penasaran setelah tendangannya dapat dielakkan. Segera ia menghunuspedang yang disoren di pinggangnya dan dengan senjata itu ia menusuk ulu hati GiokHong dengan siasat Pek-coa-touw-sin atau ular putih menyemburkan bisa. Hal manatelah membuat Giok Hong yang tidak bersenjata lekas mengegos sambil melompat kepinggir. Tatkala Lauw Cay In mengulangi serangannya, Giok Hong kembali mengegossambil lompat mendekat ke arah rak senjata, dari mana ia menyamber sebilah golokToa-ma-to. Ia menangkis tusukan pedang si nona yang menyamber dari arahpunggungnya.Sret.......!. Percikan api tampak berhamburan kian kemari dari kedua senjata yangsaling beradu itu.Kedua lawan itu jadi terkejut bukan main dan segera berlompatan mundur untukmemeriksa mulut senjata masing-masing. Kemudian barulah mereka mulai salingmenyerang lagi.Kian lama pertempuran itu kian bertambah hebat, tapi sampai sebegitu jauh belumdapat diambil keputusan pihak mana yang lebih unggul dan pihak mana yang lebihlemah.Begitulah pertempuran itu telah berlangsung sebanyak 50 jurus lebih lamanyadalam keadaan yang seimbang.Selama pertempuran berlangsung, Cay In merasakan tenaga si pemuda bukanmain kuatnya. Setiap kali ia menangkis bacokan golok sang lawan itu, telapaktangannya dirasakan linu dan gemetar, sehingga pedang yang digenggam ditangannya hampir saja terlepas karena tak kuat menahan desakan tenaga Giok Hongyang begitu hebat.Sementara Sun Giok Hong yang telah memperhatikan dimana letak kelemahannona itu, segera melakukan serangan-serangan gertakan untuk membuat kalutpikiran Cay In. Kedua kakinya telah dipergunakannya untuk menendang dan menyapukaki orang dengan siasat-siasat yang sangat lihay.Cay In terpaksa harus berlompatan ke kiri dan ke kanan dengan sibuk sekali,hingga dalam waktu sekejapan saja ia telah terdesak sampai di kaki tembok ruangtengah. Di situ, dalam keadaan yang sangat terdesak, ia berniat untuk mencelat keatas dan melayang di sebelah atas kepala Sun Giok Hong untuk dapat melanjutkanperlawanan di tempat yang lebih leluasa.Apa mau dikata, begitu ia mencelat dalam siasat Yan-cu-coan-liam atau burungwalet menerobos tirai, ia hampir tidak dapat melihat bagaimana caranya Sun Giok

Page 118: Golok Naga Kembar

Hong telah menyergap dan menyekal kedua ujung sepatunya. Cay In tak berdaya danjatuh menggelantung dalam cekalan Giok Hong yang kuat bagaikan sepasang capitbaja. Sedang pedang di tangannya, terlebih dahulu telah terlepas dan jatuh di atasjubin dengan mengeluarkan suara berkontrangan.Dengan perlahan-lahan, si pemuda telah menurunkan nona Cay In ke atas jubinsambil lekas-lekas meminta maaf atas perbuatannya yang tidak sopan itu, sehinggawajah si nona jadi merah karena malu dan mendongkol.Dilain pihak Lauw Peng Kit jadi ketawa mengakak dan menyoja sambil berkata,"Kelihayan Sun Chit-ya kini telah kusaksikan dengan mata kepala sendiri. Tidak salahjika orang memberikan engkau nama julukan Ngo-seng-to-ong. Kini aku, ayah dananak merasa benar-benar takluk dengan kepandaianmu itu. Selamat tinggal dansemoga Sun Chit-ya memperoleh kesuksesan yang gemilang di masa depan!".Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Sesudah berkata demikian, Lauw Peng Kit lalu mengajak anak perempuannyameninggalkan gedung Ceng Bu Hwee, setelah memungut pedangnya yang terlempardi jubin itu.Sun Giok Hong mengantarkan mereka ayah dan anak sampai di luar gedungperkumpulan dan berkata, "Harap Lauw Lo-cian-pwee dan puteri tidak jadi kecil hatiatas perlakuanku yang kurang sopan!". Kemudian masuk kembali ke dalam dandisambut dengan tempik sorak riuh dari kawan sejabat dan murid-muridnya.Esok harinya, setelah selesai mengajar silat di gedung perkumpulan Ceng Bu Hwee,tiba-tiba ada seorang pelayan yang melaporkan kepadanya bahwa diluar ada salahseorang pengurus Ceng Bu Hwee, Yo Cu Kong namanya, yang datang minta bertemu.Yo Cu Kong ini selain menjadi pengurus, juga terhitung sebagai salah seorangmuridnya juga. Giok Hong yang menerima laporan demikian, segera keluar sendiridan mengundang Yo Cu Kong untuk masuk ke dalam. Dalam omong-omong yangsingkat, Cu Kong telah menyatakan maksud kedatangannya, bahwa ia hendakmenjamu guru silat itu makan minum di sebuah kedai arak yang terkenal di kotaShanghai itu."Ada apakah hingga engkau jadi repot mengadakan perjamuan segala?" kata si ahlisilat she Sun sambil tertawa."Kemarin Lo-su telah berhasil mengalahkan jago silat Lauw Teng Kit dan puterinyadengan sekaligus" kata Cu Kong, "karena itu, dalam kalangan persilatan di sini orangmenjadi gempar dan sangat memuji kepandaian Lo-su yang sangat tinggi dan lihayitu. Hari ini aku sengaja menjamu Lo-su sebagai pemberian selamat atas kemenanganLo-su kemarin, bersamaan dengan itu ada suatu hal menyenangkan yang hendakkusampaikan kepada Lo-su".Giok Hong menanyakan soal menyenangkan apa yang hendak disampaikankepadanya. Cu Kong lalu berkata pula, "Pada hari kemarin Lo-su telah menempurjago silat dari Ouw-lam itu dengan separuh melepas budi. Lauw Lo-cian-pwee sendiritelah Lo-su kalahkan tanpa dia menderita luka-luka. Begitupun puterinya, Lauw CayIn, telah juga Lo-su kalahkan tanpa dia jatuh roboh di tanah. Mereka ayah dan anaksangat berterima kasih atas kebaikan hati Lo-su itu. Omong punya omong, ada

Page 119: Golok Naga Kembar

sesuatu hal yang aku hendak tanyakan tentang pendapatmu"."Pendapat?. Pendapat apa?" Giok Hong balik bertanya keheran-heranan."Begini" sahut Cu Kong. "Terus terang saja, aku hanya menjalankan perintah ataspermintaan sahabat ayahku, yakni orang tua dan puterinya, yang kemarin Lo-sukalahkan itu. Karena ayah sering berjual beli barang-barang di propinsi Ouw-lam,maka ia telah berkenalan dengan salah seorang ahli silat, ialah Lauw Lo-cian-pweeyang dahulu pernah menjadi pio-su dari kantor angkutan Eng Hok Pio Kiok di Tiangseedalam propinsi Ouw-lam. Kemarin, setelah bertempur dengan Lo-su di sini, LauwLo-cian-pwee dan puterinya telah datang berkunjung ke rumahku. Selagi mengobrol,ia singgung-singgung juga soal pie-bu dengan Lo-su di sini. Akupun lalumemberitahukan bahwa aku adalah pengurus perkumpulan Ceng Bu Hwee danmenjadi salah seorang murid Lo-su. Setelah mengetahui aku ada sangkut pautnyadengan Lo-su, Lauw Lo-cian-pwee dengan serta merta minta bantuanku untukmenanyakan pendapat Lo-su tentang puterinya itu"."Ha, ha, ha" Giok Hong tertawa saking gelinya. "Hanya soal itu saja mengapa harusmengadakan jamuan makan dan minum!". Lalu ia melanjutkan katanya, "Jika harusmenilai, harus aku akui bahwa puteri Lauw Lo-cian-pwee itu mahir sekali ilmu silatnyadan permainan pedangnya tidak dapat dikatakan jelek!"."Dan bagaimana pendapatmu tentang .........eh.........eh...... nona Cay In sendiri!"tanya Cu Kong dengan rasa takut-takut.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/"Nona Cay......" Giok Hong berhenti tiba-tiba setelah sadar bahwa yang sedangdimintai pendapatnya ialah nona itu sendiri, tapi ia melanjutkan juga bicara denganberkata, "Dia memang seorang wanita yang cantik juga parasnya!".Cu Kong jadi girang sekali mendengar pendapat gurunya itu, lalu ia berkata, "LauwLo-cian-pwee sangat puas sekali dengan caranya ia dikalahkan oleh Lo-su. Untukmembalas budi, ia telah minta perantaraanku untuk merangkap perjodohan puterinyaitu dengan Lo-su. Kini mendengar pendapat Lo-su tentang nona Cay In, maka akusendiripun lantas berpendapat bahwa Lo-su tentu takkan menampik untuk mengambilnona Cay In sebagai isteri!. Sebagai seorang perantara yang tentunya tidak ingindicela atau kelak disesalkan oleh kedua pihak, maka hari ini aku sengaja melakukanpembicaraan dari hati ke hati dengan Lo-su. Hanya yang belum aku tahu adalahbagaimana pendapat Lo-su?. Apakah soal pernikahan ini dapat disetujui olehpihakmu?".Sun Giok Hong jadi berpikir keras, sehingga ia jadi termenung beberapa saatlamanya. Ia baru tersadar waktu muridnya berkata, "Lo-su, menurut pendapatkuinilah sesungguhnya merupakan perjodohan yang telah ditetapkan oleh Tuhan YangMaha Esa!".Mula-mula Giok Hong merasa mupakat dengan omongan muridnya itu. Ia pikir,dengan mempunyai pembantu dalam yang boleh diandalkan, bukan saja segalaurusan dapat diatur dengan dengan lancar, malahan beban di bahunya pun akanmenjadi semakin ringan oleh karenanya.Setelah mengingat bahwa Lauw Peng Kit dan puterinya kurang jelas riwayathidupnya, sedang kedatangan mereka ke gedung Ceng Bu Hwee adalah bermaksuduntuk "merobohkannya", dalam hatinya lalu timbul keraguan dan bertanya pada diri

Page 120: Golok Naga Kembar

sendiri, "Apakah dengan jalan menikahkan anak perempuannya denganku, merekabukannya bermaksud hendak membalas dendam kepadaku dengan secara diamdiam?"."Setelah mereka ayah dan anak kukalahkan" kata Giok Hong, "sekarang dengansekonyong-konyong Lauw Lo-cian-pwee mengusulkan engkau menjadi orangperantara untuk menjodohkan anak perempuannya kepadaku. Apakah maksud orangtua itu sebenarnya?"."Nama Lo-su yang begitu termashur sebagai Kiok-cu dari kantor angkutan HinLiong Pio Kiok, siapakah yang tidak kenal?" kata Yo Cu Kong. "Oleh sebab itu, tidaklahheran jika banyak orang mengenalmu, tapi Lo-su sendiri tidak mengenal mereka.Demikian juga halnya dengan Lauw Lo-cian-pwee ini, kepada ayahku ia pernahmengatakan bahwa dia yang sudah berusia 60 tahun dan hanya mempunyai seoranganak perempuan saja, yakni nona Cay In. Ia telah mengambil keputusan untuk tidakmenikahkan anak perempuannya itu dengan orang sembarangan. Denganpersetujuan nona Cay In, calon-calon suami nona itu harus dapat memenuhi tigasyarat, yang antara lain diharuskan (l)mahir ilmu silat, punya nama baik dalamkalangan persilatan serta dapat mengalahkan mereka berdua ayah dan anak, (2)jujurdan punya pekerjaan yang dapat menjamin hidupnya, dan (3)cocok perangainyadengan si nona dan tidak bertabiat sombong serta punya tempat kediaman yangtetap. Banyak pemuda telah ditemui mereka dan dijajal; tapi selalu ada saja yangtidak memuaskan hati nona Cay In. Kali ini, dia benar-benar ketemu jodohnya danmeski dia tidak berkata-kata untuk menyatakan rahasia hatinya, gerak-geriknyasudah cukuplah untuk menjelaskah bahwa dia memang 'ada hati' kepada Lo-su.Sayang sekali jika Lo-su menampik kebaikan Lauw Lo-cian-pwee dan puterinya itu".Mendengar keterangan Yo Cu Kong itu, Sun Giok Hong jadi balik berpikir danberkata pada dirinya sendiri, "Aku sekarang sudah berusia 30 tahun, sudah bolehlahaku berumah tangga". Akhirnya ia mengabulkan juga anjuran muridnya itu, tapi iaTiraikasih Website http://kangzusi.com/minta tempo tiga bulan untuk berkenalan dahulu dengan pihak calon mertua dancalon isterinya dari dekat sebelum melangsungkan upacara pernikahan mereka. Halmana, Cu Kong pun menyatakan kesediaannya untuk menyampaikan kabar tersebutkepada pihak Lauw Peng Kit.Maka sesudah puas makan minum, barulah Sun Giok Hong kembali ke gedungperkumpulan Cong Bu Hwee. Sedang Yo Cu Kong sendiri pulang ke rumahnya untukmenyampaikan permintaan gurunya kepada ahli silat she Lauw itu, yang sementaraini menumpang tinggal di rumah keluarga Yo.Ayah Yo Cu Kong yang bernama Yo Hok Teng adalah seorang saudagar obat asingdan dalam negeri yang kaya raya di kota Shanghai, dimana ia membuka tiga buahtoko obat besar.Semenjak usianya masih muda, Yo Hok Teng kerap pergi sendiri berbelanja bahanbahanobat ke propinsi-propinsi Hun-lam dan Kwie-ciu, dengan menyewa pio-su untukmelindunginya. Ia jadi bersahabat dengan Lauw Peng Kit, salah seorang pio-su yangkerap disewanya.Persahabatan antara si saudagar obat dan pio-su itu sampai sedemikian akrabnya.

Page 121: Golok Naga Kembar

Setiap waktu Lauw Peng Kit dan anak perempuannya merantau ke Shanghai, merekapasti menumpang tinggal beberapa waktu lamanya di rumah keluarga Yo. Itulahsebabnya ketika kedua ayah dan anak perempuan itu berkunjung pula ke Shanghai,mereka telah mendengar tentang kegagahan Sun Giok Hong, yang di masa itumenjadi salah seorang guru silat dari gedung perkumpulan Ceng Bu Hwee.Di waktu Yo Cu Kong yang diminta bantuannya sebagai ofang perantara telahkembali dan menyampaikan kabar gembira dari pihak Sun Giok Hong, sudah barangtentu Yo Hok Teng turut menyatakan gembira. Lebih-lebih karena hubungan Hok Tengdan jago silat tua itu sudah bagai saudara kandung saja eratnya, maka ia telahmenyatakan suka menanggung semua biaya untuk melangsungkan perjodohan Cay Indengan Sun Giok Hong.Tiga bulan kemudian, ketika upacara pernikahan kedua orang muda itudilangsungkan, di muka gedung Ceng Bu Hwee telah didirikan sebuah mimbar untukorang mengadakan pertunjukan tari-tarian dan nyanyian, yang kemudian diselingidengan pertandingan silat berhadiah yang dilakukan oleh para murid dari gedungCeng Bu Hwee sendiri.Di waktu upacara pernikahan itu dibuka, tidaklah heran jika para pengurus, handaitaulan dari Sun Giok Hong dan Lauw Peng Kit serta Yo Hok Teng yang bertindaksebagai penyelenggaranya. Tidak sedikit para tamu yang datang berduyun-duyunmemberi selamat kepada kedua mempelai dan para walinya. Makanan dan minumandisuguhkan kepada para tamu -dengan tidak pernah ada putus-putusnya.Ketika tetabuhan -dibunyikan dan nyanyian-nyanyian serta tari-tariandipertunjukkan dengan silih berganti dengan mendapat sambutan tempik sorak yangriuh. Murid Ceng Bu Hwee telah diminta tampil ke muka untuk mengadakan pie-budiantara rekan-rekan sendiri di atas mimbar.Selagi baru saja para murid mempertunjukkan beberapa macam permainan golok,tombak serta pedang dan belum mendapat kesempatan untuk pie-bu, tiba-tiba daribawah mimbar tampak melompat naik seorang laki-laki usia empatpuluhan yangbertubuh tegap dan bergerak dengan gesit. Begitu sampai di atas mimbar, segeraberteriak dengan suara nyaring, "Tahan dulu semua permainan ini!" katanya.Para murid Ceng Bu Hwee jadi terkejut lalu mereka berdiri di kiri kanan denganmata hampir tidak berkedip.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Orang itu berdiri menghadapi para tamu di bawah mimbar sambil berkata, "Lo-huasal dari Thay-hong-san, she Lie bernama Lam Eng. Semenjak usiaku masih muda,aku sudah gemar ilmu silat dan belajar silat kepada seorang guru yang namanyatersohor dalam Rimba Persilatan. Kedatanganku pada kali ini tak lain dan tak bukandaripada ingin berkenalan dengan Sun Giok Hong. Dari tempat yang ribuan liejauhnya, aku telah sengaja datang kemari untuk bantu 'meramaikan' pestapernikahan si orang she Sun dengan jalan mengadakan pie-bu bagi siapa saja yangsudi naik ke atas mimbar untuk memberikan pelajaran kepadaku!".Melihat tiada seorangpun yang suka meladeninya, ia jadi mendongkol dansesumbar, "Mana dia si bocah she Sun?. Katakanlah bahwa aku tantang ia berkelahidi atas mimbar ini!".

Page 122: Golok Naga Kembar

Yo Cu Kong dan beberapa orang murid Sun Giok Hong yang berada di atas mimbar,segera menyabarkan orang itu sambil berkata "Lie Su-hu, guru kami ini tengahmenjadi mempelai hingga tidak mendapat kesempatan untuk berjumpa denganmu.Jika Lie Su-hu tidak berkeberatan, kami yang menjadi muridnya suka mewakilinyauntuk bermain-main denganmu beberapa jurus lamanya".Lie Lam Eng mendengar demikian menjadi tersenyum dingin dan berkata, "Hm,macam kau yang berwajah begitu pucat pasi dan bertubuh kurus kering beranimenandingi aku?. Tengoklah tinjuku ini dan pertimbangkanlah olehmu masak-masak.Jika tinjuku ini menghantam tulang igamu, apakah sangkamu tulang-tulang igamu itutak akan berantakan bagaikan gubuk reyot yang diterjang angin topan?. Paling betulsegeralah engkau panggil saja gurumu Sun Giok Hong, agar engkau terbebas daritelapak tanganku ini.'".Yo Cu Kong yang mendengar dirinya dianggap "sepi", karuan saja menjadi sangatgusar dan lalu balas mendamprat, "Engkau ini siluman dari mana yang mendadakdatang dan mengacau pesta pernikahan orang di sini?. Ayoh, enyahlah engkau darisini, kalau tidak engkau harus tanggung sendiri segala akibatnya nanti!".Sambil mengakhiri dampratannya itu, Yo Cu Kong segera membarengi menjotosmuka orang itu dengan siasat Pa-ong-keng-ciu atau raja Couw Pa Ong menyuguhkanarak. Gerakan itu amat cepat sehingga hampir tak dapat dilihat.Lie Lam Eng yang ternyata bukan seorang yang pandai membual belaka dan tidak"berisi", karuan saja tidak terima dirinya diserang orang dengan seenaknya saja.Begitu melihat tinju Yo Cu Kong melayang ke arah mukanya, dengan cepat iamiringkan sedikit kepalanya, tangan kirinya dipergunakan untuk menangkis, sedangtelapak tangan kanannya segera disodorkan pada iga si orang she Yo dengan gerakansecepat kilat.Syukur juga Yo Cu Kong bermata jeli dan dapat bergerak dengan sebat, kalau tidakniscaya tulang iganya bisa patah dihantam oleh telapak tangan besi Lie Lam Eng itu.Babak pertama dari pertempuran itu, kedua pihak tampak sama gagah dangesitnya. Dalam babak-babak selanjutnya, Yo Cu Kong tampak jelas telah kenaterdesak, hingga dari tengah mimbar ia sekarang telah berada di suatu tempat yanghanya terpisah empat atau lima tindak lagi dari sisi mimbar.Lie Lam Eng yang melihat kesempatan yang terbaik itu, sudah barang tentu segeramaju mendesak dengan sekuat tenaganya. Tinjunya kemudian bekerja dengan cepatdan memukul dengan bertubi-tubi hingga Yo Cu Kong jadi amat sibuk menangkis danmengelakkannya. Ketika si orang she Lie mendesak terus, Yo Cu Kong terpaksamundur untuk menghindarkan pukulan-pukulan lawannya, hingga akhirnya ia beradadi sisi mimbar dan akan jatuh terpelanting ke bawah jika ia mundur dua tindak lagisaja.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Keadaan ini sudah barang tentu mencemaskan sekali hati keenam atau ketujuh

Page 123: Golok Naga Kembar

orang murid Sun Giok Hong yang berada di atas panggung. Waktu mereka berniatakan membantu Su-heng mereka, tiba-tiba mereka teringat akan pesan guru merekabahwa dalam pertempuran, orang tak boleh main curang dengan jalan mengeroyok.Mereka hanya bisa menonton dengan hati khawatir dan tak berani sembarangan majumembantu Yo Cu Kong tanpa perintah dari guru mereka.Syukur juga selagi Yo Cu Kong sudah tak berdaya dan tinggal menantikan saatnyasaja untuk dirobohkan dan jatuh ke bawah mimbar, tiba-tiba orang telah dikejutkandengan berkelebatnya satu bayangan manusia yang melayang ke atas mimbarbagaikan seekor garuda yang turun dari angkasa. Bayangan itu berkelebat naikdengan dibarengi oleh satu bentakan yang nyaring, "Hai, sungguh tidak sopan engkauini!".Dalam saat itu juga Lie Lam Eng yang diterjang oleh orang yang baru datang itujadi terdorong mundur sehingga beberapa tindak jauhnya.Yo Cu Kong yang nyaris termakan terjangan Lie Lam Eng, lekas-lekas melompatkeluar dari kalangan pertempuran dan berdiri disalah satu sudut mimbar bersamadengan saudara-saudara seperguruannya yang lain.Orang itu bukan lain daripada Sun Giok Hong sendiri adanya.Melihat Sun Giok Hong telah muncul di atas mimbar, Lie Lam Eng lalu bersenyumdingin dan berkata, "Lo Sun, betapa bahagianya engkau menjadi mempelai hari ini.Masih kenalkah engkau padaku?".Giok Hong telah beberapa belas tahun lamanya berjalan malang melintang dikalangan Kang-ouw, pada waktu mana ia tak ingat lagi ada berapa banyak kawan danlawan yang ia punyai di luaran. Ia jadi terbengong mendengar kata-kata Lam Eng dantak dapat menjawab pertanyaan orang she Lie yang baru pernah dijumpainya itu."Tampaknya engkau sudah tak ingat lagi kepadaku" kata si orang she Lie pula,"tapi selama hidupku, tak pernah aku lupa sedetikpun kepadamu!. Pada 6 tahun yanglampau, ketika lewat di gunung Thay-heng-san, engkau telah membunuh adikku LieHui Eng dengan golok Siang-liong-touw-cu-to. Apakah kini engkau telahmelupakannya?"."Oh, jadi peristiwa ini telah terjadi pada 6 tahun yang lampau?. Mungkin juga" GiokHong melanjutkan. "Persoalan-persoalan serupa itu memang kerap kualami, tapi akutak ingat lagi. Aku lupa sudah berapa banyak para perampok-perampok pio yangtelah kutumpas dengan tanganku sendiri. Tak pernah aku membunuh orang-orangbaik, kecuali para perampok yang hendak menganggu atau merampok kereta-keretapio yang aku lindungi. Bukankah adikmu itu seorang perampok?. Kalau benardemikian, ada kemungkinan dialah seorang dari seratus lebih perampok yang telahkubunuh selama beberapa belas tahun aku melindungi pio dalam daerah lima propinsiTiongkok Utara".Lie Lam Eng yang mendengar omongan Sun Giok Hong, tampak gusar bukanbuatan. Dengan tidak banyak bicara, ia menjotos dada si orang she Sun dengansekuat-kuat tenaganya.

Page 124: Golok Naga Kembar

Sun Giok Hong yang selalu berlaku waspada, dengan tenang telah menggerakkantelapak tangannya untuk menyampok tinju Lie lam Eng, sedang tangan yang lainnyaia mempergunakan siasat Eng-jiauw-kim-na-ciu untuk menyergap pergelangantangan lawannya. Terpaksa Lam Eng tarik pulang tinjunya sambil lompat mundur.Dengan demikian, Giok Hong pun segera mendesak maju sambil membarengimempergunakan ilmu Eng-jiauw-kun untuk melancarkan serangan kilat dari tigaTiraikasih Website http://kangzusi.com/jurusan. Lie Lam Eng jadi amat sibuk dan tak ayal lagi ia berusaha untukmenyelamatkan diri dari serangan-serangan Giok Hong yang mematikan itu.Dasar dia memang bukan lawan Giok Hong yang setimpal, meski telah mencobasedapat mungkin untuk mempertahankan diri, tidak urung ia menjadi kelabakan diwaktu pertempuran baru saja berlangsung 4 atau 5 jurus lamanya. Napasnya jaditerengah-engah dan matanya berkunang-kunang. Tatkala dia hampir tak berdaya danputus asa untuk dapat melanjutkan pertempuran tersebut, lekas-lekas ia bersiuluntuk memanggil kawan-kawannya yang bersembunyi di antara para tamu. Kemudianmuncul dua orang laki-laki yang bertubuh tinggi besar mencelat naik ke atas mimbarsambil berseru, "Kami datang!".Kedua orang itu begitu sampai di atas mimbar, segera maju dengan serentak untukmengeroyok Sun Giok Hong. Giok Hong yang semula tidak berniat melukai Lie LamEng jadi mendongkol dan segera menerjang ketiga lawannya itu dengan pukulanpukulanmaut yang dapat membuat si orang she Lie itu cacat seumur hidupnya, jikabukan sampai mati.Pukulan-pukulan dan tendangan-tendangan yang dilancarkan Giok Hong kali inibenar-benar telah membuat hati Lie Lam Eng berdebar-debar keras. Jika dirinyamendadak tumbuh sayap, ia pasti sudah terbang ke langit untuk menghindarkan diridari tangan Elmaut itu.Giok Hong yang sudah gusar bukan main, tampaknya kali ini tak mau mengampunilawannya lagi. Melihat Lie Lam Eng bertempur sambil sekali-kali mundur, ia segeraterjang dan hantam pinggang orang itu dengan sabetan Thiat-see-ciang dalam siasatGiok-tay-wie-yauw atau angkin kumala melibat pinggang. Begitu sabetan tersebutmengenai sasarannya, terdengar Lie Lam Eng menjerit keras dan lantas jatuh robohdari atas mimbar ke muka bumi. Disamping mukanya matang biru lantaran jatuhmengusruk, tiga buah tulang iganya remuk kena terpukul oleh telapak tangan SunGiok Hong yang mampu memukul batu hingga hancur.Dua orang kawan Lie Lam Eng yang bernama Tan Piauw dan Phang Tek, yang juga"berusaha tanpa modal" di gunung Thay-heng-san bersama-sama Lie Lam Eng,segera maju menerjang dengan serentak dari sebelah kiri dan kanan.Giok Hong meladeni mereka berdua dengan tidak segan-segan lagi. Tinjunya yangkeras bagaikan godam baja dan tendangan kakinya yang dahsyat bagaikan sambarantonggak besi telah dikasih bekerja untuk dapat secepatnya mengakhiri pertempuranyang tak bermanfaat itu.

Page 125: Golok Naga Kembar

Para tamu yang berada di bawah mimbar jadi menahan napas, ketika Giok Hongmelancarkan satu tendangan kilat yang telah membuat Tan Piauw terlempar jauh danjatuh terbanting di muka bumi dalam keadaan luka dan tidak ingat orang. SedangPhang Tek yang jadi sangat ketakutan melihat perlawanan Giok Hong yang begituganas, buru-buru berlompat turun dari atas mimbar untuk melarikan diri.Giok Hong dari atas mimbar itu menyerukannya sambil berkata, "Hai, kawan!.Tidak perlu engkau kabur.'. Terhadap orang yang sudah insyaf akan kekalahannya,tak pernak aku mengejar atau membekuknya. Ini kedua orang kawanmu yang telahmenderita luka-luka, engkau boleh bawa pulang dengan menggunakan tandu. Jikaengkau tak mau membawa mereka pergi, akan kuserahkan kepada pihak yangberwajib. Dengan begitu, mereka dapat ditahan dan dituntut sebagai orang-orangyang sengaja menimbulkan kerusuhan di tempat orang yang sedang merayakan pestapernikahan!".Phang Tek terpaksa menebalkan kulit muka pergi memanggil dua buah tandu untukmengangkut kedua orang kawannya yang telah menderita luka-luka parah dalampertempuran tadi.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Waktu Giok Hong kembali kepada para tamunya yang masih berkumpul denganperasaan cemas, ia telah disambut dengan tempik sorai riuh, kemudian dudukmelayani pula handai taulan dan para tamu dengan perasaan hati yang lega danbangga akan kemenangan dalam pertempuran yang seyogyanya tak pernah disangkasangkanyaitu.Semenjak hari itu dan selanjutnya, tidak pernah ada lagi ahli-ahli silat yang berasaldari tempat lain yang berani coba datang "menjajal" ilmu silat Sun Giok Hong yangtersohor dahsyat itu. Lebih-lebih dalam ilmu permainan goloknya denganmenggunakan Golok Naga Kembar, sehingga gelar Ngo-seng-to-tong diingat orangdari satu jaman kelain jaman, dengan memberi kesan-kesan yang sangat mendalamdi kalangan persilatan di tiongkok dalam abad 20 ini.0oo0Setelah menikah, Giok Hong bermaksud melewati bulan madu di tempatkelahirannya, dengan maksud untuk dapat menjenguk para orang tua dan sanaksaudara di sana sambil memperkenalkan isterinya kepada mereka.Ketika itu, jalan kereta api Thian-cin - Pu-kouw dan Lam-khia -Shanghai telahdibuka, maka perjalanan kedua suami isteri itu dapat berlangsung dengan lancar danlebih cepat daripada mempergunakan kereta-kereta kuda seperti halnya di masamasayang lampau.Dalam perjalanan itu, ikut pula dua orang pelayan perempuan untuk melayanisegala keperluan Cay In. Sedang ia sendiri, disamping membawa pakaian dankeperluan lain-lainya, tidak lupa membawa juga badik beracun dan golok Siang-liongtouw-cu-to kesayangannya.Dari Shanghai, terlebih dulu ia mengajak isterinya menuju ke Lam-khia, dimana iamenginap semalam. Pada keesokan harinya setelah melintasi sungai Tiang-kang,maka tibalah mereka di Pu-kouw. Dengan naik kereta Thian-cin - Pu-kouw mereka

Page 126: Golok Naga Kembar

menuju ke utara, kemudian tibalah ke tempat yang menjadi tujuan mereka, yakniThian-cin.Sudah kurang lebih dua tahun lamanya semenjak Sun Giok Hong membunuh jagoJudo Yoshikawa dan kawan-kawannya serta kemudian menerima undangan Ho GoanKa untuk mengajar silat dalam gedung Ceng Bu Hwee di Shanghai, hingga saat iakembali ke desa kelahirannya dengan mengajak juga isterinya.Peristiwa berdarah tadi telah dilupakan orang di konsesi Jepang di Thian-cin, tapikebencian orang Tionghoa terhadap bangsa Jepang masih tetap tinggal dan tidakpernah menjadi kurang hebatnya. Lebih-lebih karena bangsa Jepang sendiri kerapmencari gara-gara dan menerbitkan kerusuhan-kerusuhan di daerah-daerah yangdidiami oleh orang-orang Tionghoa.Maka di waktu Sun Giok Hong kembali dengan sudah beristeri, tiada seorangpunyang usil mulut menyampaikan kabar itu kepada pihak pembesar Jepang yangberwenang di sana. Sehingga Giok Hong dan isterinya bisa tinggal di Thian-cin sampaidua hari lamanya tanpa ada seorangpun yang mencoba menganggu atau menerbitkankeonaran.Kemudian pulanglah mereka ke desa kelahiran Giok Hong, dimana ia dan isteridisambut di sana oleh para orang tua dan sanak saudara serta handai taulan denganperasaan gembira. Ketika diadakan perjamuan selamat datang oleh para keluarga dankaum kerabat, tidak sedikit tamu yang telah datang memberi selamat. Antara lain adaseorang sahabat karib Sun Giok Hong yang bernama Louw Tek Keng yang jugadatangmenjenguk, serta memberi selamat kepada mereka berdua suami isteri.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Louw Tek Keng dan Sun Giok Hong memang telah bersahabat karib sedari masihanak-anak, hingga biarpun mereka saling terpencar di tempat jauh, tapi hubunganpersahabatan mereka masih tetap erat dan tak menjadi berkurang karena salingberpisah jauh dan jarang bertemu muka.Maksud kunjungan Giok Hong semula ke desa kelahirannya hanya terbatas antarasatu atau dua bulan saja lamanya. Sungguh-tidak dinyanya bahwa suatu"peperangan" yang tidak resmi telah terjadi antara pihaknya dan rombonganpenyamun dari Thay-heng-san. Mereka ternyata telah dikobar-kobarkan oleh paraberandal yang pernah dilukainya, antara mana terhitung Lie Lam Eng, Tan Piauw, danlainnya. Phang Tek sendiri telah bertindak sebagai pelopornya dan menghasut paraberandal yang pernah bermusuhan dengan Sun Giok Hong untuk berserikat danmembalas dendam dengan serentak terhadap musuh besar yang sangat mereka benciitu.Dengan menggunakan segala siasat busuk untuk memanaskan hati orang, PhangTek telah berhasil mengumpulkan sebanyak 30 atau 40 orang penyamun di daerahpegunungan Thay-heng-san. Yang terlihay diantaranya boleh disebut nama Kwan BanLie dari kota pedusunan Oey-po-tien.

Page 127: Golok Naga Kembar

Kwan Ban Lie ini bukan lain daripada adik Kwan Ban Piu, penyamun tunggal yangtelah menemui ajalnya dalam tangan Sun Giok Hong, hingga golok kesayangannyayang bernama Siang-liong-touw-cu-to atau Golok Naga Kembar telah terjatuh kedalam tangan seorang she Sun itu.Waktu kakaknya binasa dalam tangan Sun Giok Hong, ia masih berguru kepadaTiang Hong Too-jin di kelenteng Ceng-in-koan yang terletak di gunung Ngo-tay-san.Ketika mendengar kematian kakaknya, Ban Lie sudah hendak turun gunung untukmenuntut balas, tapi niatannya itu dilarang keras oleh si Too-jin yang menjadigurunya. Ia terpaksa bersabar dan belajar dengan sangat giat sehingga beberapatahun lagi lamanya.Kwan Ban Lie mahir ilmu pedang dan juga mahir menyambit dengan golok.Pedangnya yang besar dan panjangnya mencapai 4 ciok, beratnya tidak kurang dari30 kati. Ia punya 6 bilah golok Liu-yap-to yang pada masing-masing gagangnyadihiaskan dengan tali sutera merah. Dengan golok-golok ini ia dapat menyambit orangdalam jarak 30 tindak dengan secara tepat sekali. Usia Ban Lie pada waktu itu baru20 tahun.Mendengar kabar bahwa Phang Tek mengumpulkan kawan-kawan yang pernahdipecundangi atau terluka dalam pertempuran dengan Sun Giok Hong untuk menuntutbalas, Kwan Ban Lie segera berkunjung ke sarang Phang Tek di desa Phang-keechungyang terletak di puncak Pek-in-hong dalam pegunungan Thay-heng-san diperbatasan propinsi Ho-pak dan Shoasay.Di hadapan kepala penyamun itu Kwan Ban Lie menyatakan pikirannya untukmenuntut balas kepada Sun Giok Hong, berhubung kakaknya Kwan Ban Piu telahdibinasakan oleh jago silat she Sun itu dimasa bertugas sebagai pelindung pio.Mendengar begitu, Phang Tek sudah tentu saja jadi sangat girang dan menyatakansolider akan maksud si orang she Kwan yang "suci" itu.Disamping Kwan Ban Lie, ada pula seorang perampok dari dusun Ciok-jin-kie dalamdaerah pegunungan Thay-heng-san juga yang bernama Ciok Tiauw Beng. Usianyasudah 36 tahun dan mahir mempergunakan golok besar.Phang Tek sebagai tuan rumah, lalu mengadakan perjamuan dan mengadakanperundingan dengan Kwan Ban Lie, Ciok Tiauw Beng dan 36 orang kepala penyamunyang kesemuanya mempunyai perasaan dendam dengan Sun Giok Hong, tentang carabagaimana pembalasan itu harus dilaksanakan terhadap si orang she Sun itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Banyak usul telah diajukan oleh beberapa orang diantara mereka, tapi ternyatabelum ada suatu saranpun yang dianggap cukup sempurna dan selamat untukdilaksanakan. Selanjutnya, semua orang jadi tinggal berdiam saja sambil berpikirkeras di dalam otak masing-masing.Begitulah setelah berdiam sesaat lamanya, salah seorang diantara mereka telahmengajukan suatu saran, agar mereka dengan beramai-ramai menyatroni rumahperkumpulan Ceng Bu Hwee di Shanghai. Pertimbangannya, Sun Giok Hong mudahdicari dan dikeroyok sehingga binasa, tanpa memikirkan bahwa di kota Shanghai tidakdapat dipersamakan dengan daerah-daerah pegunungan Thay-heng-san dimanamereka dapat bertindak dengan "hukum rimba".

Page 128: Golok Naga Kembar

"Kota Shanghai merupakan sebuah pelabuhan besar nomor satu di Timur Jauh"kata Phang Tek, "maka tata tertib di sana dikuasai oleh polisi militer yang tidakmungkin membiarkan kita serombongan orang-orang yang bersenjata bergerakdengan leluasa. Untuk dapat masuk ke sana dengan tidak khawatir dirintangi polisi,aku sudah pikirkan suatu siasat yang terbaik, yaitu kita sekalian harus berpencarmenjadi beberapa rombongan dengan menyamar sebagai para penjual obat ataumembuka pertunjukan silat keliling. Gedung perkumpulan Ceng Bu Hwee menjaditempat sasaran kita untuk berkumpul dan beraksi menurut rencana yang akan kitaatur selanjutnya. Lebih jauh, untuk menarik perhatian Sun Giok Hong, salah saturombongan diantara kita boleh membuka pertunjukkan di muka gedung tersebut,dimana kita boleh menggunakan kata-kata yang menyinggung perasaan orang sheSun itu. Tujuannya untuk memaksa ia keluar dan kemudian kita keroyok -dirinyaberamai-ramai. Dengan demikian, pasti dia takkan bisa lagi lolos dari tangan kita!"."Bagus!. Bagus!" memuji mereka sekalian dengan suara yang hampir berbarengan."Aku suka menyamar sebagai ahli silat yang berjalan keliling sambil berjualan obatobatan"kata Kwan Ban Lie."Usia Kwan Su-hu masih terlampau muda" kata Phang Tek. "Bagaimana jika tugasitu aku serahkan kepada Ciok Su-hu dengan engkau dan tiga orang yang lainnya ikutserta sebagai murid-muridnya?"."Begitupun boleh juga" kata Kwan Ban Lie, "karena tujuanku hanya satu, yaituuntuk membalas sakit hati kakakku almarhum".Ciok Tiauw Beng telah diberi tugas sebagai kepala rombongan dengan Kwan BanLie dan tiga orang penyamun yang lainnya ikut serta sebagai pembantu-pembantu.Ketiga orang penyamun yang tesebut di atas adalah Ong Kui, Wan Gu dan LiokHouw adanya. Sangat disayangkan bahwa mereka bertiga yang masih muda danbertenaga sangat kuat, sama sekali tidak mau mengakui bahwa ilmu kepandaianmereka masih sangat rendah dan belum cukup untuk menghadapi lawan dari tingkatpertengahan. Ayah dan kakak ketiga orang ini pernah dikalahkan oleh Sun Giok Hong,dikaia mereka keluar dari pegunungan Thay-heng-san untuk melakukan perampokanatas kereta-kereta pio yang dilindungi oleh pio-su she Sun itu.Kemudian karena mendengar Phang Thek mengumpulkan lawan untuk membalasdendam kepada Sun Giok Hong, maka ketiga orang inipun lalu datangmenggabungkan diri untuk ikut serta dalam aksi pembalasan itu.Begitulah, setelah segala sesuatu selesai diatur, Ciok Tiauw Beng yang menyamarsebagai ahli silat yang berjalan keliling dengan diiringi oleh Kwan Ban Lie, Ong Kui,Wan Gu dan Liok Houw lalu berangkai duluan menuju kota Shanghai. Rombonganrombonganyang lainnya mengikuti belakangan dengan berturut-turut.Sungguh tidak dinyana, sesampainya di Shanghai mereka mendapat kabar bahwaSun Giok Hong tengah mengajak isterinya berkunjung ke desa kelahirannya di SunTiraikasihWebsite http://kangzusi.com/kee-chung dalam kewedanaan Kho-yang di propinsi Ho-pak tengah, yang terpisah darigunung Thay-heng-san kira-kira 200 lie lebih jauhnya. Merekapun buru-buru menuju

Page 129: Golok Naga Kembar

ke sana dengan maksud membunuh Giok Hong di desa kelahirannya.Desa Sun-kee-chung yang terletak di suatu tempat yang terpisah dari kota Khoyang30 lie jauhnya, ternyata bertetangga dengan desa-desa Louw-kee-chung, Hankee-chung dan yang lain-lainnya pula.Sesampainya di kota Kho-yang, Kwan Ban Lie lalu mengusulkan kepada Phang Tekuntuk mengirim satu atau dua orang ke desa Sun-kee-chung untuk memancing SunGiok Hong keluar dari tempat kediamannya. Sedang yang lainnya yang berjumlahtigapuluh orang lebih banyaknya itu, bersembunyi untuk kemudian keluar mengepungmusuh besar mereka dengan serentak.Usul Ciok Tiauw Beng adalah membakar dahulu desa Sun-kee-chung untukmengacaukan keadaan, kemudian membunuh Sun Giok Hong selagi dia tak berjagajaga.Dengan begitu mereka dapat melakukan pembalasan dan perampokan dengansekaligus. Semua orang mupakat dengan usul ini, maka Phang Tek yang bertindaksebagai pemimpin mereka lalu mengutus 6 orang untuk memasuki desa Sun-keechungdan melakukan pembakaran di enam tempat. Sementara tigapuluh oranglebih yang lainnya yang terbagi menjadi dua rombongan, begitu melihat apiberkobar-kobar disana sini, harus segera menyerbu dari muka dan belakang desayang menjadi sasaran mereka itu. Harapannya, Sun Giok Hong yangmenganggap dirinya berkepandaian silat tinggi pasti akan keluar dan meladenimereka bertempur, tanpa mengetahui bahwa dia akan dikeroyok oleh orang-orangyang menjadi musuh-musuh besarnya itu.Demikianlah usulan Ciok Tiauw Beng, hingga semua orang memuji siasat sipemimpin yang dikatakan sama lihaynya dengan siasat Cu-kat Khong Beng di jamanSam Kok. Sedang permintaan Ciok Tiauw Beng, Kwan Ban Lie, Ong Kui, Wan Gu danLiok Houw untuk melakukan tugas perembesan dan pembakaran ke dalam desa Sunkee-chung itu, bukan saja dikabulkan oleh Phang Tek, malah dia sendiripun ikut sertauntuk melakukan pekerjaan tersebut."Jika nanti sudah tampak sinar api berkobar-kobar" Phang Tek memberi komandokepada kawan-kawannya, "kalian boleh segera menyerbu ke dalam desa dari duajurusan. Setiap orang yang kalian temukan harus langsung dibunuh!. Lebih-lebih jikabertemu dengan bocah she Sun itu, cincang saja dirinya sehingga menjadi bakso!".Begitulah, pada petang hari itu juga menjelang tengah malam, mereka denganmembawa senjata dan bahan-bahan yang mudah menyala segera berangkat dengandiam-diam ke desa Sun-kee-chung dimana Sun Giok Hong dan isteri justeru tidakbepergian ke tempat lain. Louw Tek Keng pun kebetulan ditahan oleh Giok Honguntuk menginap dan menemaninya di rumah.Petang hari itu, Sun Giok Hong mengadakan sedikit perjamuan yang khusus untukpara keluarga dan Louw Tek Keng yang menjadi sahabat karibnya. Sambil dudukmakan minum dan mengobrol dengan dilayani oleh sanak saudara Giok Hong yangbernama Sun Hong dan Sun Yauw, Giok Hong menuturkan riwayat orang gagah dijaman dahulu dan sekarang. Antara mana, riwayat Ho Goan Ka tidak ketinggalanuntuk dibuat bahan mengobrol yang sangat menarik perhatian sanak saudara GiokHong yang berkumpul disitu.

Page 130: Golok Naga Kembar

"Ho Su-ya Ho Goan Ka" kata Sun Giok Hong, "sangat ramah tamah dan senangbergaul dengan orang-orang yang mahir ilmu silat. Ia bertabiat dermawan dan ay-kok(cinta negeri) dan marah bukan main ketika bangsa Jepang menamakan orangTionghoa 'Orang sakit dari Timur'. Ia mendirikan rumah perguruan untuk mempelajariilmu silat atas biayanya sendiri. Demikianlah cerita tentang riwayat gedungTiraikasih Website http://kangzusi.com/perkumpulan Ceng Bu Hwee itu, yang kemudian telah dibuka dengan berturut-turut dikota-kota lain di negeri Tiongkok kita ini. Sedang Ho Su-ya sendiri yang wajahnyaagak kekuning-kuningan bagaikan orang sakit, sangat mahir ilmu silat Bie-ciong-ge(ilmu silat membingungkan orang) yang menjadi ilmu silat keturunan Ho sendiri dansangat dirahasiakan oleh kaum keluarga Ho yang lebih tua. Untungnya, Ho Su-ya maumewariskan kepada siapa yang berbakat baik dengan memberantas larangan kerasyang bersifat tradisionil diantara kalangan kaum keluarganya sendiri. Oleh rekanrekannyadan jago-jago silat di Tiongkok Utara, ia diberi nama julukan Oey-bian-houwatau harimau muka kuning".Sun Giok Hong baru saja hendak menuturkan riwayat Ho Su-ya diwaktu pertamamempelajari ilmu silat keturunanya, ketika dari kejauhan terdengar suara anjinganjingmenyalak dengan amat riuhnya. Dalam hati, ia mendapat firasat tidak enakdan lalu berkata, "Aneh benar caranya anjing-anjing itu menyalak. Rupanya di sanaada orang-orang asing atau kawanan penjahat yang memasuki desa kita ini dengansecara diam-diam".Giok Hong sama sekali tidak menyangka, bahwa anjing-anjing itu telah menyalakkarena melihat para penyamun dari Thay-heng-san memasuki desa kelahirannyauntuk menuntut balas kepada dirinya sendiri.Setelah mendengar anjing-anjing itu menyalak semakin ramai, Sun Giok Hong laluminta semua orang supaya berhenti dahulu makan minum dan mengajak merekapergi meronda mengelilingi desa. Louw Tek Keng dan sanak saudara Sun Giok Hongmenyatakan ingin turut serta.Mereka bersiap-siap membawa senjata, untuk mengiringi Giok Hong pergi merondadesa.Dengan membawa Golok Naga Kembar, menyoren badik beracun dan kantong kulityang berisikan Piauw, Giok Hong beramai-ramai menuju ke tempat dimana anjinganjingitu terdengar menyalak tidak henti-hentinya.Setelah dicari kian kemari, tidak tampak ada manusia yang berkeliaran di mukapagar tembok desa itu. "Rupanya mereka hendak masuk dari pagar tembok dibelakang desa" kata Tek Keng.Giok Hong membenarkan pendapat sahabat karibnya itu. Lalu mereka menuju kebelakang desa Sun-kee-chung.Petang hari itu, justeru bulan sedang gelap hingga di langit hanya tampak sinarbintang-bintang saja yang berkedip-kedip.Selagi mereka memeriksa keadaan di sekitar desa itu, tiba-tiba dari dalam sebuahrumah yang beratapkan alang-alang tampak sinar api berkobar-kobar. Giok Hong dan

Page 131: Golok Naga Kembar

kawan-kawannya menjadi sangat terkejut dan mengejar ke sana -dengan diikuti olehLouw Tek Keng, Sun Hong, Sun Yauw dan yang lainnya. Ketika mereka baru sajaberlari-lari beberapa belas kaki jauhnya, tiba-tiba dari dalam rimba melompat keluarseorang yang berperawakan tegap sambil membentak, "Ciok Tiauw Beng telah tibadisini!".Dengan golok di tangan ia menerjang Sun Giok Hong yang berjalan paling dahulu,hingga kedua orang itu jadi bertempur dengan tidak banyak bicara lagi. Sebelumpertempuran itu berlangsung dua jurus lamanya, golok Ciok Tiauw Beng telah dibabatoleh Golok Naga Kembar sehingga putus menjadi dua potong!. Ciok Tiauw Eng tidaksempat menyingkir, tendangan kilat Sun Giok Hong telah sampai hingga tulang keringCiok Tiauw Beng jadi remuk dan jatuh terjungkal ke tanah.Kwan Ban Lie yang melihat begitu, sudah tentu saja sangat terkejut. Lekas ia majumenerjang Sun Giok Hong dengan pedangnya yang besar dan berat itu, tapi senjataTiraikasih Website http://kangzusi.com/ini ternyata tak sanggup meladeni samberan golok Siang-liong-touw-cu-to. Hanyasatu gebrakan saja, pedang Kwan Ban Lie telah putus dengan menerbitkan percikanapi yang berhamburan kian kemari, hingga dengan hati terkesiap, ia melompatmundur sambil menjumput sebilah golok Liu-yap-to yang lalu dilontarkan ke arah uluhati Sun Giok Hong.Giok Hong yang bermata tajam dan terlebih dahulu telah berjaga-jaga, dengansebat telah memukul jatuh golok itu dengan Golok Naga Kembar di tangannya. Golokkedua telah disambitkan oleh Kwan Ban Lie untuk mengarah tenggorokan Sun GiokHong, tapi golok itupun telah berhasil juga disampok oleh Golok Naga Kembarsehingga terpentel entah kemana jatuhnya.Kwan Ban Lie jadi jeri hatinya dan segera lompat mundur. Ketika Phang Tek, WanGu, Ong Kui dan Liok Houw berempat maju dari empat jurusan untuk mengepung sipemuda she Sun dengan serentak.Giok Hong putar goloknya bagaikan baling-baling cepatnya, dengan mana iameladeni keempat orang penyamun itu dengan semangat yang tak kunjung padam.Selagi pertempuran dahsyat terjadi disana sini, tiba-tiba diluar desa tampak sinarapi obor yang dipasang oleh ketigapuluh orang penyamun dari pegunungan Thayheng-san itu. Malam yang gelap sekonyong-konyong menjadi terang benderangbagaikan di siang hari.Dilain pihak, Sun Giok Tien yang ternyata turut juga pulang ke desa kelahirannya,karuan saja jadi sangat terkejut ketika melihat beberapa rumah terbakar dankawanan berandal menyerbu ke dalam desa. Kontan Giok Tien mengajak 50 atau 60orang keluarganya yang dipecah menjadi dua rombongan, yang sebagian telahdiperintahkan untuk pergi memadamkan api, sedang yang sebagian lagi telahdiajaknya untuk menangkis serangan kawanan berandal yang masuk menyerbubagaikan air bah yang membobolkan tanggul.Penggerebekan kawanan berandal itu tidak membuat keluarga Sun yangkebanyakan terdiri dari orang-orang yang paham ilmu silat menjadi gentar atau takut.Selain mereka telah bersedia untuk menangkis serangan musuh, merekapun selalu

Page 132: Golok Naga Kembar

menitikberatkan penjagaan desa dengan bekerja sama dengan desa-desa tetanggasekitarnya. Mereka dapat saling membantu jika terjadi serangan dari luar serupa ini.Phang Tek dan kawan-kawan menyaksikan penjagaan desa Sun-kee-chungsedemikian kuatnya, diam-diam jadi mengeluh dan menyesal telah mengambiltindakan yang begitu gegabah. Bagaikan orang-orang yang menunggang harimau,kini mereka hendak mundur atau majupun lelah menjadi sama sukarnya.Louw Tek Keng merasa khawatir atas keselamatan diri Sun Giok 1 long yangsedang dikepung, segeralah ia datang membatu dengan jalan menceburkan diri ditengah kalangan pertempuran. Phang Tek yang sedang mencari jalan untuk keluardari kalangan pertempuran, keruan saja jadi sangat terkejut dan lekas-lekasmenangkis serangan Louw Tek Keng dengan golok di tangannya.Bukan saja pengepungan Phang Tek dan kawan-kawan atas diri Giok Hong telahmenjadi gagal, malah mereka sendiri sekarang telah dikepung musuh dari segalajurusan. Mau tak mau mereka harus bertempur dengan nekad untuk menyelamatkandiri masing-masing.Begitu mendapat kesempatan untuk kabur, Phang Tek, Kwan Ban Lie dan yanglainnya segera mencelat ke atas pagar tembok dan melarikan diri ke dalam rimbabagaikan binatang-binatang buruan yang dapat meloloskan diri dari dalampengepungan. Sayangnya, dua orang yang lari belakangan yaitu Wan Gu dan LiokHouw, yang seorang telah berhasil kabur dengan membawa piauw Giok Hong yangmenancap di punggungnya. Sedangkan Liok Houw yang berlaku kurang sebat,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/belakang kepalanya telah dilanggar oleh piauw yang disambitkan oleh Sun Giok Hong,sehingga ia jatuh mengusruk dari atas pagar tembok dan dibekuk oleh sanak saudaraGiok Hong. Mereka membelenggunya bersama-sama Ciok Tiauw Beng yang tulangkeringnya remuk dan tak mampu kabur.Selesai meringkus kedua orang penyamun itu, Giok Hong lalu memerintahkanbeberapa orang sanak saudaranya untuk menahan mereka, sedang ia sendiri bersamaLauw Tek Keng segera menuju keluar desa untuk membantu para pendudukmengepung sisa kawanan penyamun yang hendak kabur itu.Setibanya di sana, ia melihat diantara para pengepung itu, ada seorang perempuanmuda yang bersenjatakan sepasang pedang. Para penyamun tampak seganmelawannya dan mencoba kabur dengan segala macam cara yang mereka bisatempuh.Siapakah gerangan perempuan gagah itu?.0oo0

VIIIKETIKA Giok Hong memandang sejenak, barulah diketahui bahwa perempuan mudaitu bukan lain daripada isterinya sendiri, Lauw Cay In. Begitu mendengar parapenduduk dan suaminya pergi menempur kawanan penyamun, diapun tak mauketinggalan untuk keluar membantu.Para penyamun yang semula menganggap Cay In adalah seorang wanita dan ilmukepandaiannya tentu tak seberapa. Akhirnya meresa terkejut bukan main, ketikamenyaksikan bagaimana dengan sepasang pedang itu, Cay In sanggup melawan 6atau 7 orang laki-laki yang kasar dan kuat sekaligus. Setelah bertempur beberapajurus lamanya, tidak sedikit diantara para penyamun yang hancur nyalinya dan

Page 133: Golok Naga Kembar

segera kabur secepat-cepatnya.Giok Hong yang menyaksikan kegagahan isterinya diam-diam jadi merasa banggadi dalam hatinya. Louw Tek Keng dengan secara terus terang sangat memuji danmemberi selamat kepada sahabatnya yang telah memperoleh seorang isteri yang takkalah gagahnya, selain berparas elok juga mempunyai kepandaian silat yang tak adadi bawah tingkat jago-jago silat pria yang ia pernah kenal.Si pemuda she Sun mengucap terima kasih atas pujian Louw Tek Keng yang begitumuluk. Mereka berdua mengajak Lauw Cay In dan orang banyak pulang ke desa Sunkee-chung dan melihat kawanan berandal itu telah dipukul mundur itu sehingga laripontang panting ke dalam rimba.Setelah kabur 50 atau 60 lie jauhnya dari desa Sun-kee-chung, barulah Phang Tekdan kawan-kawannya berhenti di dalam rimba. Mereka bersembunyi sambil merawatorang-orang yang menderita luka-luka sebagai akibat daripada penyerbuan yanggagal itu.Dalam keadaan begitu, Phang Tek baru mengetahui, selain Ciok Tiauw Beng danLiok Houw yang terluka dan kena ditawan oleh pihak musuh, ada pula beberapa belasorang antara kawan-kawan mereka yang telah ketinggalan dan tidak diketahuibagaimana nasibnya.Hal mana, telah mebuat Phang Tek jadi semakin gusar dan penasaran."Aku merasa amat tidak senang telah dilukai oleh piauw Sun Giok Hong di bagianpunggungku!" gerutu Wan Gu, "maka buat itu aku bersumpah untuk menuntutbalas!".Tiraikasih Website http://kangzusi.com/"Sudah jelas bahwa pembalasan itu harus kita lakukan" kata Phang Tek, "hanyaamat disayangkan bahwa pada petang hari ini kita telah mengalami kegagalan karenatidak mempunyai orang-orang yang berkepandaian cukup tinggi!"."Kalau begitu, mengapakah kita tidak mengundang seorang yang berkepandaiantinggi untuk membantu kita sekalian?" selak Ong Kui yang merasa tersinggung dandisindir oleh omongan orang she Phang itu."Kita boleh kumpulkan sejumlah uang yang cukup besar jumlahnya untuk menyewaorang-orang gagah!"."Siapakah gerangan orang gagah yang dapat menandingi Sun Giok Hong itu?"Phang Tek bertanya."Dialah kepala berandal di gunung Ngo-tay-san yang bernama Han Eng, yang dikalangan Kang-ouw terkenal dengan nama julukan Hui-san-houw atau si harimauterbang" menerangkan Wan Gu. "Oleh karena ia mahir ilmu pedang dan biasamerantau dengan berkuda sendirian di daerah sembilan propinsi, maka iapun digelariorang sebagai Kiu-seng-kiam-khek atau jago pedang dari sembilan propinsi. Ilmupedangnya sama tingkatannya dengan Tiang-kang-tay-hiap (pendekar agung disepanjang sungai Tiang-kang) yang bernama Oey Cu Sin. Oleh sebab itu, makatimbullah suatu peribahasa Lam Oey Pak Han atau Oey Cu Sin menjagoi di Selatandan Han Eng menjagoi di Utara. Nama mereka berdua sangat tersohor di kalanganKang-ouw, hingga tuan-tuan sekalianpun mungkin pernah mendengarnya".

Page 134: Golok Naga Kembar

"Oh, benar, benar!" sahut Phang Tek, "jika Wan Hian-tee tidak menyebut-nyebutnamanya, aku hampir lupa dengan Hui-san-houw yang tergolong sebagai seorang ahlipedang kelas satu ini. Tapi sayang, tempat kediamannya kurang jelas, juga belumdiketahui apakah ia sudi mendukung maksud kita untuk melakukan pembalasan atasdiri SunGiok Hong?. Hal ini perlu juga kita selidiki dahulu dengan sebaik-baiknya"."Persoalan ini tak usah dikhawatirkan lagi" kata Wan Gu. "Aku dan Han Engmempunyai hubungan sebagai sanak saudara. Isteri kemenakan pamanku yang jugaberdiam di desa Han-kee-chung, masih saudara sepupu dengan Hui-san-houw HanEng. Dengan bantuan isteri kemenakan pamanku itu, bukan saja kita akan dapatmencari tempat kediaman Han Eng, juga aku berani pastikan bahwa Han Eng takkanmenampik permintaan kita, asalkan kita sediakan uang yang cukup banyak untukdiberikan kepadanya sebagai tanda jasa".Phang Tek jadi girang sekali mendengar keterangan Wan Gu."Kalau begitu, aku ada suatu sumber untuk kita mencari uang dengan secaramudah" katanya. "Kota Thay-goan dalam propinsi Shoasay terdapat banyak sekaliGin-chung atau bank-bank partikelir kecil dan besar. Dari Shanghai hampir setiap hariada uang yang diangkut ke kota Thay-goan dengan melalui jalan gunung di daerahThay-heng-san. Kita sekalian boleh menantikan di sana sambil beristirahat. Jika adakereta-kereta yang mengangkut uang, kita serang dengan serentak dan rampoksemua urang dan apa yang ada".Semua orang menyatakan mupakat dengan usul Phang Tek itu.Dengan meninggalkan beberapa belas orang yang terluka dan perlu dirawatterlebih dahulu, Phang Tek telah mengajak duapuluh orang kawannya yang masihsegar untuk bersembunyi di suatu tempat yang terpisah 50 lie jauhnya di arah selatandari pegunungan Thay-heng-san. Di situ terdapat sebuah jalan raya penting yangmenghubungkan lalulintas antara propinsi-propinsi Shoasay dan Kangsouw. Tidakberapa jauh dari jalan itu ada sebuah anak bukit yang bernama Beng-houw-kong.Daerah di sekitar anak bukit itu ditumbuhi oleh pohon-pohon besar yang rindang danTiraikasih Website http://kangzusi.com/semak-semak yang lebat, hingga kawanan perampok dengan mudah mengintai keluardari dalam rimba, tapi sukar sekali untuk orang melihat mereka yang bersembunyi didalamnya.Dengan berpura-pura mengantuk sambil meletakkan golok Toa-ma-to dipangkuannya, Phang Tek duduk melenggut di bawah sebuah pohon yang berdaunrindang. Keduapuluh kawan-kawannya bersembunyi di dalam rimba di bawah anakbukit Beng-houw-kong sambil menantikan mangsanya.Tidak berapa lama, dari kejauhan Phang Tek tampak serombongan kereta-keretayang tediri dari sepuluh buah lebih banyaknya, tengah mendatangi ke arah bawahanak bukit itu. Dengan girang ia memberi isyarat kepada kawan-kawannya sambil

Page 135: Golok Naga Kembar

berkata, "Disana sudah tampak rombongan kereta-kereta yang sedang mendatangi!.Bersiap-siaplah untuk turun tangan begitu mendengar komandoku!".Rombongan kereta-kereta pio yang sedang mendatangi itu, ternyata mengibarkanpanji-panji yang bertuliskan lima huruf SHOA SAY ENG SIN TONG atau kantorangkutan Eng Sin Tong di Shoasay. Di muka kereta yang pertama tampak seorangpemuda yang menunggang seekor kuda besar dengan membahwa golok Tay-kam-todi tangannya.Mula-mula Phang Tek sudah hendak mencegatnya sambil memberi komando untukkawan-kawannya yang berjumlah banyak itu untuk keluar melakukan penyerbuankilat. Tapi ia jadi kaget waktu melihat di pinggang pio-su muda itu menyoren sepucuksenjata api yang masih baru, maka ia batalkan maksudnya dan tinggal berpura-puramelenggut untuk menantikan saat yang baik untuk merampas senjata api itu daritangan pemiliknya.Si pio-su muda yang terlebih dahulu telah mengetahui bahwa Phang Tek sedangberlagak mengantuk, segera menahan tali kekang kudanya sambil tersenyum danberkata, "Kawan, tak usah engkau berpura-pura mengantuk disini!. Enyahlah engkaudari situ, kalau tidak janganlah engkau mengatakan bahwa peluruku ini terlampauganas!".Phang Tek tetap tinggal bersandar pada pohon sambil menundukkan kepalanya.Walaupun dengan "meram-meram ayam" ia telah melihat jelas segala gerak-geriknyapio-su muda itu."Kurang ajar!" pikir si pio-su yang menganggap peringatannya dianggap "sepi" olehPhang Tek yang ia duga pasti bukan lain daripada seorang kepala berandal.Segera saja dicabutnya senjata apinya itu, yang larasnya ditujukan ke arah PhangTek dan menjalankan kudanya menghampiri ke jurusan Phang Tek yang sedangberpura-pura melenggut di bawah pohon.Ketika ia berada tidak berapa jauh lagi dari si berandal, tiba-tiba dari dalam rimbamelesat keluar puluhan anak panah yang ditembakkan dengan serentak ke diri pio-sumuda itu. Dengan mengeluarkan jeritan ngeri, ia jatuh dari kudanya dan putusnyawanya seketika itu juga.Sementara Phang Tek yang tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang terbaik itu,segera melompat bangun dan merampas senjata api pio-su muda itu dan mengancamsetiap orang yang berani coba membuat perlawanan. Kemudian ia memberi komandosupaya Wan Gu dan kawan-kawan yang lainnya merampas kereta-kereta pio itu,setelah terlebih dahulu mengusir tukang-tukang kereta yang bertugas mengangkutpeti-peti uang itu dengan diancam akan dibunuh jika mereka sekalian tidak lekaslekasmeninggalkan tempat itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Setelah masing-masing mengambil sebagian dari hasil rampokan itu, selebihnyayang berjumlah cukup besar akan mereka serahkan kepada Hui-san-houw Han Eng

Page 136: Golok Naga Kembar

sebagai "uang jago" untuk membunuh Sun Giok Hong."Dengan sejumlah emas dan perak yang kita peroleh dan sediakan untuk Hui-sanhouwini" kata Phang Tek, "niscaya akan tamatlah riwayat hidup si bocah she Sun itu.Tapi kita belum tahu emas dan perak ini harus kita angkut ke mana, agar supayamudah dipersembahkan kepada Hun-san-houw Han Eng?"."Emas dan perak ini baiknya kau simpan saja dahulu" kata Wan Gu. "Jika nanti akukembali dari Han-kee-chung dan telah mengetahui di mana ia berada, barulah kitaberamai-ramai mempersembahkan kepadanya".Orang banyak menyatakan mupakat dengan usul Wan Gu itu. "Kalau begitu, akuserahkan pekerjaan ini ke dalam tangan Wan Hian-tee saja" kata Phang Tek.Wan Gu berjanji akan melakukan tugas itu dengan sebaik-baiknya dan kembaliselekas mungkin. Kemudian ia berangkat ke desa Han-kee-chung hari itu juga.Berselang dua atau tiga hari kemudian, benar saja Wan Gu telah kembali sertamemberitahukan kepada Phang Tek dan kawan-kawannya. Hui-san-houw Han Engtelah menyatakan kesanggupannya untuk menumpas Sun Giok Hong di desa Sunkee-chung, hingga semua orang jadi girang dan berangkat ke Ngo-tay-san padakeesokan harinya.Oleh karena Wan Gu telah membuka hubungan antara mereka dan Hui-san-houwdengan menerangkan tentang "syarat-syaratnya" yang terpenting, maka sudahbarang tentu hubungan itu menjadi "sangat licin". Kedatangan mereka sekalian telahdisambut di muka pintu gerbang desa Han-kee-chung oleh Han Eng dengansenyuman paling lebar yang pernah ditunjukkan seumur hidupnya!.Hui-san-houw Han Eng mengajak para tamunya berkumpul di kelenteng leluhurdari keluarga Han, dimana diadakan perjamuan untuk mengundang mereka sekalianuntuk makan minum sepuas-puasnya.Hui-san-houw Han Eng yang berusia tigapuluh dan bertubuh katai, tegap, wajahnyakeren dan tenaganya kuat, sedang sinar matanya amat jeli dan tajam."Sambil menyampaikan kata-kata yang bukan-bukan, orang banyak sengajamemanaskan hati si Harimau Terbang, yang katanya dianggap "sepi" oleh Sun GiokHong, hingga Han Eng mendongkol bukan buatan."Kalau nanti aku berhadapan dengan bocah she Sun itu" kata Hui-san-houw,"niscaya akan kuputar lehernya sehingga tulang kepalanya copot dari tubuhnya!"."Ya benar. Memang demikianlah ia harus dikasih pelajaran" Phang Tek sengajamembesar-besarkan hatinya. "Orang she Sun itu sering membual, ia punya namajulukan Ngo-seng-to-ong atau ahli golok dari lima propinsi utara. Tapi dia lupa, bahwadisamping dia masih ada orang lain yang punya nama julukan jauh lebih tinggidaripada dirinya. Apakah dia mampu menandingi Han Lo-su, yang mempunyai namajulukan Kiu-seng-kiam-khek (ahli pedang dari sembilan propinsi)?. Lima mana bisamenang dengan sembilan?. Tapi toh dia masih berani mengejek dan mencela orang.Ilmu pedang Han Lo-su dikatakan boleh memungut dari keranjang sampah!. Apakahomongan itu bukan berarti menghina orang lebih dari aturan?"."Apa betul bocah she Sun itu pernah menghina aku begitu rupa?" tanya Han Engdengan hati mendongkol.

Page 137: Golok Naga Kembar

"Kata-kata ini bukan hanya aku seorang yang dapat mendengarnya" kata PhangTek pula, "tapi banyak diantara saudara-saudara yang berkumpul di sini ada jugayang pernah mendengar".Tiraikasih Website http://kangzusi.com/"Ya, ya, aku membenarkan apa kata Phang Toa-ko itu" kata beberapa orangdengan suara yang hampir berbarengan.Karuan saja Han Eng jadi amat gusar, lalu mengambil pedangnya dan memberihormat kepada sekalian tamunya sambil berkata, "Saudara-saudara, untukmenunjukkan sedikit ilmu pedangku yang rendah, dengan demikian engkau semuadapat melihat bahwa aku bukan memperoleh nama julukan Kiu-seng-kiam-khek yangkosong melompong. Kini perlu kiranya aku juga bermain-main untuk menyenangkanhati para saudara-saudara dengan pedangku ini".Sesudah berkata demikian, Han Eng lalu mempererat angkinnya, menyingsingkanlengan bajunya dan bersilat di tengah ruangan kelenteng Han-sie-tay-tiong-su yangluas itu dengan bergerak bagaikan merak yang membentangkan sayap. Kemudian,dengan gerak-gerik yang hampir tidak kelihatan, ia putar pedangnya bagaikan balingbalingditerjang angin topan, bersuara menderu-deru dengan sinar pedangnyamenyamber ke atas, ke bawah, ke kiri dan ke kanan. Begitu ia berseru, "Aku pergi!",dalam waktu sekejapan mata saja ia telah mencelat ke atas genteng. Kemudian darisana ia berlompat sambil menukik dan kembali ke ruangan sembahyang bagaikanburung walet yang pulang ke dalam sarangnya, hingga Phang Tek dan kawan-kawanjadi bertepuk tangan riuh sebagai tanda amat kagum akan kepandaian permainanpedang Han Eng yang sangat lihay itu."Orang she Sun itu kerap membual bahwa dia Thian-he-tee-it atau paling jago dikolong langit" kata Phang Tek, "itu mungkin hanya ditujukan terhadap orang-orangpenakut saja. Kali ini jika ia bertempur dengan Han Lo-su, niscaya ia akan 'kenabatunya'. Dia pasti akan mewek bertempur dengan Kiu-seng-kiam-khek!. Ha, ha,ha!".Han Eng jadi sangat bangga dan menganggap bahwa Phang Tek dan kawan-kawanbaru pernah menyaksikan permainan pedang sehebat apa yang barusandipertunjukkannya itu."Apakah kepandaianku ini kiranya cukup untuk meladeni bertanding bocah she Sunitu?" tanyanya bangga."Jangankan seluruh kepandaian Han Lo-su, jika ia mampu meladeni separuh sajadari itu. Aku boleh namakan dia pendekar agung It-ho-it atau nomor wahid dari yangnomor wahid!" ucap Wan Gu yang dalam keadaan separuh mabuk.Hingga hari larut malam, barulah perjamuan itu ditutup dan para tamudipersilahkan masuk beristirahat ke kamar masing-masing, yang memang telahdisediakan oleh Han Eng pada beberapa hari di muka sebelum kedatangan mereka.Begitulah, setelah menyimpan emas dan perak "hadiah" Phang Tek dan kawankawan,Han Eng segera bersiap-siap untuk berangkat ke desa Sun-kee-chung untuk"menjumpai" Sun Giok Hong di sana.Dari desa Han-kee-chung mereka mengajak Han Eng ke desa Phang-kee-chung,

Page 138: Golok Naga Kembar

dimana mereka beristirahat dua hari lamanya. Dengan membekal senjata, merekaberangkat ke Sun-kee-chung pada hari yang ketiga. Di perbatasan propinsi Ho-pak,karena hari sudah menjelang malam, maka terpaksa mereka menginap dalam sebuahrumah penginapan di desa Yo-bwee-kie, yang letaknya hanya terpisah 20 lie lebihjauhnya dari desa kelahiran Sun Giok Hong yang dituju itu.Pada petang hari, hawa udara justru agak panas. Sambil duduk makan dan minumdengan asiknya, Phang Tek dan kawan-kawannya melayani Hui-san-houw Han Engmengobrol dan terus memanaskan hatinya dengan cara yang licik, dengan harapannapsu amarahnya kepada Sun Giok Hong semakin menjadi-jadi.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Tidaklah heran jika Han Eng yang kurang berakal jadi sangat gusar danmenggebrak meja di hadapannya sehingga roboh dan sesumbar, "Jika aku kalahdengan bocah she Sun itu, aku rela membuang nama julukanku, meninggalkan rumahtanggaku sendiri dan mencukur rambutkan dan menjadi hweeshio!".Tapi apa mau dikata, suara Hui-san-houw yang begitu nyaring dan dapat didengardengan jelas oleh setiap orang, telah menarik perhatian orang-orang yang berkumpuldi luar kedai dalam rumah penginapan itu, tanpa mereka sekalian sadar. Banyak diantara orang-orang yang berada di situ adalah murid-murid Sun Giok Hong. Setelahmengetahui bahwa kawanan perampok itu hendak menyerbu ke tempat kediamanguru mereka, orang-orang itu segera melaporkan kejadian tersebut kepada Sun GiokHong selekas mungkin. Giok Hong segera bersiap-siap mengatur penjagaan dengandibantu oleh isterinya, Louw Tek Keng, Sun Giok Tien dan yang lain-lainnya."Dalam penyerangan yang pertama, kebanyakan dari mereka telah berhasilmeloloskan diri" kata Sun Giok Hong sambil tertawa, "tapi kali ini kita tak boleh lagimengampuni mereka, lagipula untuk menghindari bahaya yang mungkin merekatimbulkan dimasa-masa yang akan datang"."Di antara keduapuluh orang penyamun itu" kata Louw Tek Keng, "kabarnya adaseorang yang bersenjatakan sepucuk pistol model yang terbaru dan sangatberbahaya. Saudara Giok Hong harus lebih waspada dan berhati-hati menghadapiorang itu dalam pertempuran nanti"."Orang yang bersenjatakan pistol itu hanya Hui-san-houw seorang" kata Sun GiokHong, "maka disamping dia, tak usahlah kita merasa khawatir apa-apa. Aku akanturun tangan sendiri untuk meladeni dia".Selanjutnya, untuk mengetahui terlebih dahulu tentang kedatangan kawananperampok itu. Giok Hong telah memerintahkan orang melepaskan beberapa belasekor anjing galak di luar pagar tembok desa Sun-kee-chung. Kalau kemudianterdengar anjing-anjing itu menyalak, orang-orang seluruh desa dapat segerabersiap-siap untuk menyambut kedatangan musuh. Dengan demikian, mereka takusah bersusah payah keluar meronda sendiri di sekitar desa itu.Pada keesokan harinya di waktu tengah hari, beberapa keluarga Sun telahmelaporkan kepada Giok Hong, bahwa ada seorang laki-laki yang bertubuh gemukkatai datang menantang Sun Chit-ya berkelahi satu lawan satu di luar desa Sun-keechung.Orang itu mengaku bernama Hui-san-houw dari Ngo-tay-san.Tatkala Giok Hong menanyakan ada berapa orang yang turut dengannya, sanaksaudara Giok Hong menjawab, "Hanya Hui-san-houw seorang diri".

Page 139: Golok Naga Kembar

"Orang telah memberitahukan kepadaku" kata Sun Giok Hong, "bahwa Hui-sanhouwdatang kemari dengan mengajak 20 orang lebih kawan-kawannya. Maka kalauia datang hanya seorang diri saja, kawan-kawannya pasti bersembunyi di tempattempatyang berdekatan untuk membokong selagi kita berlaku lengah".Begitulah, setelah memerintah Giok Tien supaya memberi komando untuk seluruhpenduduk desa yang paham ilmu silat melakukan penjagaan di sekitar desa Sun-keechung,Giok Hong sendiri dengan diiring oleh isterinya, Louw Tek Keng dan beberapaorang sanak saudaranya keluar dari dalam desa untuk memenuhi tantangan Hui-sanhouwitu.Sun Giok Hong yang terlebih dahulu telah mendapat kabar bahwa Hui-san-houwHan Eng membawa juga senjata api modern, selalu berlaku waspada dan lebih banyakmenaruh perhatian terhadap senjata asing tersebut.Agar jangan dikatakan bahwa ia hendak mengeroyok musuh yang datangmenantangnya bertempur satu lawan satu, maka Giok Hong telah minta isterinya,Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Louw Tek Keng dan yang lain-lainnya untuk pergi bersembunyi dan memperhatikanpertempuran itu dari kejauhan saja, sedang ia sendiri menghampiri Han Eng.Setelah saling berhadapan, Hui-san-houw Han Eng telali mendahului menegurdengan suara bengis, "Apakah engkau yang bernama julukan Ngo-seng-to-ong SunGiok Hong?" katanya dengan matanya yang menyala-nyala."Aku yang rendah memang kebetulan bernama Sun Giok Hong" sahut Giok Hongtenang."Apakah benar engkau telah mengatakan bahwa ilmu silat yang kupunyai berasaldari tong sampah!" bentak Hui-san-houw dengan gusar."Sepanjang ingatanku, belum pernah aku membuat atau menghina siapapun juga"jawab Giok Hong. Lalu ia menambahkan dengan berkata, "Tapi, janganlah engkaumenganggap dengan jawaban ini aku hendak mengelakkan tantanganmu sehinggaengkau jadi tidak puas nanti!".Mata Han Eng jadi membelalak karena sangat gusar mendengar omongan GiokHong yang "manis-manis pahit" itu. Dengan suatu gerakan yang hampir tidakkelihatan, ia telah menyerang dengan pedangnya dalam siasat Pan-ken-ciok-kiat ataumencabut arah dan membacok cabang. Pedangnya ganas sekali menusuk ke arah uluhati si orang she Sun, yang jadi terperanjat sekali dengan serangan tiba-tiba itu. GiokHong pernah mendengar bahwa Hui-san-houw Han Eng yang bernama julukan Kiuseng-kiam-khek, pasti ilmu pedangnya tidak mengecewakan dan tak boleh dibuatgegabah. Sembari mencabut goloknya sendiri, ia telah menjejaknk kedua kakinyadengan siasat Tui-hong-hoa-tian atau mengejar angin memburu kilat. Tubuhnyasegera mencelat tinggi di udara lalu turun dengan gaya yang manis sekali sambilmencekal Golok Naga Kembar di tangannya."Ilmu meringankan tubuh yang bagus sekali!" Hui-san-houw tanpa dapat ditahantelah mengucapkan kata-kata pujian itu. Ia tak mundur ketika untuk lawannyamenyerang, segera ia menerjang lagi dengan siasat Hong-pai-yo-cit atau angin

Page 140: Golok Naga Kembar

meniup patah cabang pohon, pedangnya menyabet batang leher Giok Hong dahsyatsekali.Giok Hong lekas-lekas menangkis dengan belakang goloknya, lalu dengan siasatPa-ong-keng-ciu atau Raja Co Pa Ong menyuguhkan arak, ia menusuk tenggorokanHui-san-houw. Si berandal harus mundur menghindari serangan itu, lalu pertempuranhebat lantas terjadi antara kedua jago silat itu.Setelah pertempuran berlangsung selama sepuluh jurus lebih dan masih juga takada yang kalah, si berandal yang merasa khawatir tidak dapat mengalahkanmusuhnya, sekonyong-konyong memekik keras dan menyerang berturut-turut dengantiga tusukan maut. Ketiga tusukan itu mengarah ke bagian lawan yang terlemah, uluhati, tenggorokan dan perut, yang dilancarkan dengan nekad sekali, tapi serangannyaitu dapat dielakkan dengan baik sekali oleh Giok Hong.Pada suatu ketika Hui-san-houw menyerang dengan siasat Kong-ciok-kai-peng atauburung merak membentangkan kedua sayapnya, pedangnya disabetkan ke tubuhGiok Hong ganas bukan main. Bersamaan dengan itu, terdengarlah suaraberkontrangan dari kedua senjata yang saling beradu itu, lelalu api segera tampakmuncrat kian kemari. Tubuh kedua orang itu tampak tergetar seluruhnya karenadengan sekuat tenaga mereka tengah mempertahankan keseimbangan diri masingmasing."Ah!" seru Han Eng dengan hati terkesiap, ketika melihat pedang mustika miliknyaputus menjadi dua potong kena ditabas Golok Naga Kembar.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Giok Hong segera masukkan goloknya ke dalam serangka, lalu tangannya merogotiga batang piauw. Setelah itu ia bersiap sedia untuk menyerang Hui-san-houw,kalau-kalau dia ini menggunakan pistolnya.Tepat sebagaimana dugaan Giok Hong semula, Hui-san-houw sudah berniatmencabut senjata api itu dari pinggangnya. Tapi, cepat bagaikan menyambernya sinarkilat, Giok Hong telah berhasil dapat mendahului menyambit dengan piauwnya kearah tangan Hui-san-houw yang baru saja mencabut senjata api tersebut. Pistol itujatuh ke tanah dan tampak tangan yang semula menyekal pistol itu terluka danmengeluarkan banyak darah.Hui-san-houw tidak mau menyerah mentah-mentah, lekas-lekas ia berjongkokuntuk memaksakan diri memungut pistol itu. Tapi, piauw yang kedua telahmenyamber dan nancap pada lengannya, hingga lengannya kembali tampakberlumuran darah. Hui-san-houw lekas bangun berdiri tatkala melihat Giok Hong telahberada di hadapannya, tanpa ia sendiri mengetahui bagaimana caranya Giok Hongdapat bergerak sedemikian cepatnya.Dengan menggunakan salah satu serangan dari ilmu Eng-jiauw-kun, Giok Hongtelah menerjang musuhnya dari tiga jurusan, atas, tengah dan bawah sekaligus.Begitupun kedua kakinya tidak dilupakan untuk dipergunakan dengan sehebathebatnya,menendang, menyapu atau menggaet kaki musuh dengan gerakan secepatkilat.

Page 141: Golok Naga Kembar

Hui-san-eng Han Eng terpaksa menangkis serangan-serangan Giok Hong dengantangan kirinya, berhubung tangan kanannya telah dua kali dilukai oleh piauw-piauw sipemuda she Sun sehingga tangan itu basah dengan darah yang mengucur tidak hentihentinya.Melihat demikian, Giok Hong terpaksa harus menyimpan sebuah piauwnyayang belum dipergunakan.Ketika pertempuran berlangsung beberapa jurus lamanya, Hui-san-houw yangmerasa tidak sanggup lagi melawan Giok Hong dengan hanya mempergunakansebelah tangannya saja. Lekas-lekas Han Eng lompat mundur sambil mengelakkanjotosan yang meluncur ke arah dadanya. Tapi Giok Hong mendesak terus denganamat dahsyatnya, sehingga akhirnya si Harimau Terbang kena juga ditendangpunggungnya sehingga jatuh meringkuk di atas tanah dan tidak ingat orang lagi.Tatkala Louw Tek Keng dan yang lainnya keluar dari tempat persembunyianmereka, Sun Giok Hong yang terlebih dahulu telah memungut senjata api yang jatuhdi tanah itu, lalu minta supaya Tek Keng mengambil air untuk menyiram Hui-sanhouwsehingga siuman. Dengan suara tenang ia berkata, "Hui-san-houw, mengingatbahwa kita tak pernah bermusuhan satu sama lain, maka aku tak mau menurunkantangan jahat untuk membinasakan jiwamu. Mengapakah tanpa angin atau hujanengkau telah memusuhi aku?".Hui-san-houw Han Eng tinggal membisu saja, tidak menyahut barang sepatahkatapun."Apakah barangkali engkau disuap oleh para berandal dari gunung Thay-heng-sanuntuk mencelakai diriku?. Segeralah engkau jawab, agar aku ketahui dudukpersoalannya".Tapi Han Eng masih saja tinggal membisu, hingga Sun Giok Hong jadi gusar danmembentak, "Hui-san-houw, ternyata engkau tidak mengindahkan persahabatan dikalangan Kang-ouw, sehingga tampaknya lebih kemaruk pada harta daripadapersaudaraan. Kalau dugaanku itu benar, niscaya pada suatu hari engkau akanmencelakai diriku dengan secara membokong. Karenanya, lebih baik aku mendahuluiturun tangan untuk mencelakai dirimu daripada membiarkan diriku dilukai olehmu dikemudian hari!".Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Sesudah berkata demikian, dengan tidak segan-segan lagi Sun Giok Hong segeraayun sebelah kakinya ke arah tubuh Hui-san-houw Han Eng dengan sehebathebatnya.Han Eng coba mengelakkan tendangan itu, tapi ternyata ia berlaku kurangsebat berhubung barusan ia telah tertendang punggungnya dan rasa sakitnya belumlagi lenyap.Maka dengan memperdengarkan satu jeritan ngeri, tubuh si Harimau Terbangmencelat sampai 20 kaki lebih tingginya sambil muntah-muntahkan darah dan patahdua tulang iganya, jatuh keluar pagar tembok bagaikan pohon yang tumbangditerjang angin topan. Han Eng meringkuk dalam keadaan pingsan untuk keduakalinya, hingga biarpun ia kelak dapat disembuhkan dari luka-lukanya, pasti ia akan

Page 142: Golok Naga Kembar

menjadi seorang cacad yang tak mungkin mampu menuntut balas atau bersilat puladengan sama lihaynya seperti pada sebelum ia menderita luka-luka itu.Sementara Phang Tek dan kawan-kawan yang semula menganggap si orang sheSun akan tamat riwayat hidupnya pada hari itu juga, diam-diam" jadi heran juga tidakmendengar suara ledakan pistol yang telah diserahkannya kepada Hui-san-houw itu.Setelah mereka baru hendak menyelidiki lebih jauh hal apa yang telah terjadi di mukadesa tempat kediaman Sun Giok Hong, tiba-tiba dari antara semak-semak merekamenyaksikan rubuh Hui-san-houw mencelat ke udara dan kemudian jatuh menukik disisi pagar tembok desa Sun-kee-chung. Phang Tek sekalian jadi terkejut danmengerti, bahwa Hui-san-houw telah kena dilukai oleh si orang she Sun, hinggamereka pikir lebih baik kabur daripada mereka dilabrak untuk kedua kalinya olehorang-orang dari desa Sun-kee-chung.Sebelum mereka keburu berbuat begitu, Sun Giok Hong dan kawan-kawan telahkeluar mengepung mereka dari segala jurusan hingga kawanan berandal itu jadi laripontang pancing bagaikan binatang-binatang buruan yang memberi jalan untuk kaburdari dalam hutan.Adik Sun Giok Hong yang bernama Sun Boan yang telah diberikan senjata apiuntuk menjaga diri, dengan segera mempergunakan senjata tersebut dan menembaktiga kali ke arah Phang Tek dan Wan Gu. Dua peluru telah berhasil melukai musuh,yakni Phang Tek telah kena tertembak pada bagian belakang otaknya, sedang WanGu terluka pada bagian punggungnya. Sedang peluru yang satunya lagi meleset entahke mana.Setelah itu, Sun Boan telah menembakkan pula pistol itu hingga tiga kali, denganmana ia telah dapat merobohkan pula tiga orang berandal yang hendak kabur itu.Dengan demikian, diantara 20 orang kawanan berandal itu, ada 9 orang yang telahdilukai dan ditawan oleh kawan-kawan Sun Giok Hong, yang kemudian menyerahkanmereka semua kepada pihak yang berwajib. Tapi Hui-san-houw, Phang Tek dan WanGu yang menderita luka-luka parah, telah menghembuskan napas yang penghabisansebelum sampai di kantor pembesar yang dituju.Demikianlah riwayat penyerbuan Phang Tek dan kawan-kawan yang telah gagal,sebelum berhasil dapat membalas dendam kepada Sun Giok Hong yang menjadimusuh besar mereka.Setelah berdiam kira-kira 3 bulan lamanya di desa Sun-kee-chung, barulah GiokHong mengajak isteri dan para pelayannya kembali ke Shanghai melalui propinsiShoatang, untuk melanjutkan tugasnya sebagai guru silat dalam gedung perkumpulanCeng Bu Hwee.Sesampainya di Shanghai, Giok Hong mendapat kabar bahwa Ho Su-ya Ho Goan Katengah menderita sakit, hingga tanpa beristirahat pula ia langsung datang menjengukke tempat kediaman pendiri rumah perguruan silat Ceng Bu Hwee itu untuk

Page 143: Golok Naga Kembar

menanyakan kesehatan dirinya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Ketika itu Ho Goan Ka tengah berbaring di atas ranjang sambil memejamkanmatanya, tatkala salah seorang pelayan melaporkan tentang kedatangan Sun GiokHong. Ho Goan Ka perlahan-lahan membuka matanya sambil berkata dengan suaraperlahan, "Silahkan Sun Chit-ya masuk".Tidak beberapa lama kemudian Sun Giok Hong masuk ke kamar Ho Goan Kadengan diantar oleh si pelayan tadi.Giok Hong mendapati wajah Ho Goan Ka sangat pucat dan napasnya pun terengahengah."Sun Hian-tee" kata Ho Su-ya, "engkau adalah salah seorang sahabatku yangcukup mengetahui segala riwayat hidupku, cara bagaimana aku telah berjuang untukkebaikan kita bangsa Tionghoa, yang diejek orang asing sebagai Orang-orang Sakitdari Timur. Maka untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kita bukan bangsa yangbegitu lemah sebagaimana mereka duga, aku segera berichtiar mendirikanperkumpulan Ceng Bu Hwee untuk memberikan kesampatan kepada bangsa kitamenghidupkan kembali ilmu silat yang menjadi warisan daripada leluhur kita,walaupun ilmu silat di negeri kita tidak bersumber dari satu cabang saja. Maksudkuyang pertama-tama, adalah hendak menggabungkan semua cabang perguruan silat diseluruh Tiongkok dalam perguruan silat Ceng Bu Hwee kita ini. Supaya semuakepandaian silat dari pelbagai golongan tidak musnah karena tidak ada penganutnyaatau kalaupun ada, hanya dianut oleh orang-orang dari golongan sendiri saja yangjumlahnya kian lama tentu akan menjadi kian berkurang hingga akhirnya ilmu silat itumusnah dengan sendirinya dari kalangan persilatan di kemudian hari".Giok Hong manggut-manggu sebagai tanda mupakat dengan omongan Ho Su-yaitu."Tapi bangsa asing yang melihat gerakan kita ini" Ho Goan Ka melanjutkanbicaranya, "tampaknya jadi jerih dan lalu timbul aksi untuk memusnahkan danmerongrong kita dengan segala daya keji dan busuk yang mereka dapat pikirkan.Sebagai contoh yang pernah aku alami selama perguruan Ceng Bu Hwee didirikan,ada saja orang luar yang iseng hendak menjajal kepandaianku, antara lain aku pern.ilimerobohkan orang kuat Rusia dan beberapa orang jago Judo Jepang Engkausendiripun tentu telah mengetahuinya"."Benar, benar" sahut Sun Giok Hong, "terutama jago Judo Ito dan kawankawannya"."Peristiwa tersebut telah lampau dan hampir tidak kuingat lagi dalam pikiranku"kata Ho Goan Ka pula, "ketika pada 10 hari yang lampau aku lewat di Un-co-pin diLam-sie, suatu pembokongan telah terjadi atas diriku. Tatkala itu, hari telahmenjelang senja dan justru hujan turun rintik-rintik hingga di jalan tidak tampakterlampau banyak orang yang lalu lintas. Tidak kunyana bahwa disaat itu adaserombongan orang yang turun dari kereta dan sekonyong-konyong mengeroyokdiriku dengan tidak banyak bicara pula. Hal mana, sudah barang tentu sangatmengejutkan sekali hatiku, lebih-lebih karena aku tidak membawa barang sepotongbesipun di dalam tanganku"."Aku dikeroyok pihak lawan yang terdiri dari beberapa belas orang banyaknya

Page 144: Golok Naga Kembar

dengan mempergunakan besi potongan dan pentungan, hingga aku sibuk jugameladeni mereka. Meski 8 atau 9 orang yang menyerbu pertama telah dapat kuusirdengan tinju, tendangan atau kubanting sehingga ada beberapa orang yang patahkaki dan tangan serta tewas seketika itu juga. Biarpun demikian, aku sendiri tidakluput dari luka-luka karena terpukul besi potongan dan pentungan.Kesudahannya, mereka kabur dengan membawa pergi beberapa orang mayat kawanmereka, sedang aku sendiri muntah-muntah darah akibat darpada pukulan-pukulanTiraikasih Website http://kangzusi.com/musuh itu. Aku telah berobat kepada dokter yang terkenal di kota Shanghai ini, tapihasilnya ternyata nihil belaka. Aku hanya merasa sangat menyesal, bahwa akumenderita kecelakaan ini karena serangan gelap yang telah dilakukan oleh pihakmusuh. Kalau tidak, aku takkan begitu penasaran seperti apa yang pernah kualamiseumur hidupku ini"."Apakah penyerang-penyerang itu adalah bangsa asing?" kata Sun Giok Hongdengan perasaan hati mengkelap."Benar" sahut Ho Goan Ka. "Karena biarpun hari sudah agak gelap, tapi aku masihdapat mengenali mereka semua. Mereka adalah bangsa Jepang dan beberapa orangbuaya darat Tionghoa dan Korea yang menjadi kaki tangan mereka. Mula-mula akutidak mengetahui, tapi setelah coba menyelidiki, barulah aku ketahui bahwa merekasemua kebanyakan mahir Judo dan Jiu Jit Su.........."."Apakah Ho Lo-su ketahui juga siapa nama mereka sekalian?" tanya Sun Giok Hongdengan sangat bernapsu."Waktu aku masih berdiam di Thian-cin" kata Ho Goan Ka, "aku pernahmerobohkan seorang ahli Judo Jepang yang bernama Kawai Saburo. Sikap bangsaJepang yang semula amat sombong dan tidak mengindahkan perikesopanan,semenjak itu telah kuncup dan tidak berani 'main kayu' atau menganggap orang 'sepi'lagi. Aku tidak tahu siapa nama-nama orang yang telah membokongku itu, tapi sudahpasti bahwa peristiwa ini ada sangkut pautnya dengan jago Judo Jepang Kawai Saburoyang telah kurobohkan itu. Namun yang aku ketahui, bahwa kawanan gelandanganJepang itu adalah orang-orang yang baru datang ke sini dari Mishima".Giok Hong gusar bukan buatan dan berjanji di hadapan Ho Goan Ka untukmenuntut balas kepada para penyerang gelap yang curang itu. Maka sekeluarnya darirumah Ho Goan Ka, Sun Giok Hong lalu pergi keluyuran keluar dengan berkuda.Ketika hampir sampai di Pek-touw-kio di konsesi Jepang, tiba-tiba dari tepi jalan adaseorang yang menghampiri dan menarik bajunya sambil bertanya, "Apakah Giok HongHeng hendak masuk ke konsesi Jepang?".Sesaat kemudian Giok Hong telah mengenali orang itu sebagai salah seorangsahabatnya Oey Hay Cee yang bertugas sebagai peronda yang berpakaian preman didalam International Settlement atau Konsesi Internasional. Ia ini selain kenal baikkeadaan di kota Shanghai, juga banyak kenalannya di antara para ahli silat yangberdiam di kota itu, antara mana Sun Giok Hong adalah salah seorang sahabatnya

Page 145: Golok Naga Kembar

yang paling akrab.Maka setelah mengenali siapa adanya orang itu. Giok Hong pun segera menahantali kekang kudanya sambil menjawab, "Aku ada suatu urusan yang perlu dibereskandi konsesi Jepang"."Kapan engkau pulang dari kampungmu?" tanya Oey Hay Cee."Baru kemarin" sahut Giok Hong. "Barusan aku habis berkunjung ke rumah HoGoan Ka Lo-su".Oey Hay Cee menatap wajah Giok Hong sambil mengerutkan kening, lalu tertawa."Pada wajahmu tampak jelas sekali keberingasan" katanya, "maka kepergianmu kekonsesi Jepang kali ini, niscaya di sana akan ada kejadian jiwa yang melayang!".Sun Giok Hong jadi terkejut dan balas bertanya, "Mengapa engkau bisamengetahuinya?".Oey Hay Cee kembali tertawa dan menjawah, "Aku yang bertugas sebagai polisisudah barang tentu dapat memperhatikan air muka orang. Aku percaya, bahwaTiraikasih Website http://kangzusi.com/dengan kepergianmu ke konsesi Jepang hari ini, niscaya maksudnya bukan laindaripada hendak membalaskan sakit hati Ho Goan Ka"."Apakah engkau mendapat dengar juga bahwa Ho Lo-su telah dikeroyok kaumgelandangan bangsa Jepang sehingga menderita luka-luka?"."Itu sudah pasti aku ketahui" sahut Oey Hay Cee. "Tapi aku nasehati agar GiokHong Heng jangan berlaku semberono dalam urusan ini karena ada kemungkinanengkau juga akan mengalami pembokongan dari mereka itu. Sekarang paling benarkita pergi ke kedai kopi untuk minum kopi sambil berembuk bagaimana baiknya untukmembereskan persoalan ini".Kemudian tanpa menantikan pula jawaban orang, ia telah menarik Sun Giok Hongturun dari kuda dan menuntun tangannya menuju ke sebuah kedai kopi yangterdekat.Di situ, sesudah menambatkan kudanya di luar kedai, Giok Hong lalu memesan duagelas kopi untuk Hay Cee dan dirinya. Sambil menghirup kopi yang harum, merekaberembuk secara diam-diam."Maksud Giok Hong Heng untuk membalaskan sakit hati Ho Lo-su" kata Oey HayCee, "memang suatu perbuatan yang harus dipuji. Amat disayangkan bahwa bangsaJepang sangat mengeloni bangsanya sendiri, tak perduli apakah bangsanya benaratau salah, mereka selalu mau menang sendiri. Kini pengaruh orang Jepang dikonsesinya sendiri ada begitu besar, sehingga mereka berani membawa senjata apibagaikan barang mainan, sedangkan jiwa orang lain yang bukan menjadi bangsamereka dianggap jiwa semut atau kecoa belaka. Jika mereka berkelahi dan taksanggup mengalahkan musuhnya satu lawan satu, mereka segera mengajak kawankawanuntuk mengeroyok atau membokong secara keji. Syukur juga di waktumengeroyok Ho Lo-su mereka tidak mempergunakan senjata api, jika tidak niscayajiwa Ho Lo-su sudah tewas. Janganlah Giok Hong Heng menuruti napsu hati pergimenyatroni mereka ke dalam konsesinya, karena mereka dapat bertindak denganseenaknya saja. Taruh kata^Giok Hong Heng berhasil membalaskan sakit hati Ho Losu,engkau pasti tak dapat menolong dirimu sendiri dari keroyokan dan mereka pastibelum mau berhenti jika belum mengeroyok Giok Hong Heng hingga binasa. Itulah

Page 146: Golok Naga Kembar

sebabnya mengapa aku melarang Giok Hong Heng berlaku semberono".Sementara Giok Hong yang mendengar demikian, barulah pikirannya menjaditerang dan mau mengakui bahwa apa kata sabahatnya itu memang sesungguhnyabenar sekali. Lalu ia menanyakan apakah Hay Cee ada akal apa untuk dapatmembantu membalaskan sakit hati Ho Goan Ka, yang baginya tidak berbeda daripadapelampiasan amarah bangsa Tionghoa selayaknya terhadap kesombongan dan sikapbangsa Jepang yang curang itu."Menurut pendapatku" kata Oey Hay Cee, "paling betul kita pancing bangsa Jepangmasuk ke Konsesi Internasional, dimana engkau dapat melawannya bertempur tanpakhawatir dipedayakan atau dikeroyok mereka dengan curang dan keji. Lagi pulamereka agak segan terhadap bangsa Inggris, hingga mereka tak berani membawasenjata api ke dalam konsesi dimana bangsanya tidak mempunyai hak luar biasa.Sedang polisi-polisi disitu adalah saudara-saudara kita sendiri yang pasti akanmemihak pada kita daripada bangsa Jepang yang busuk itu. Kami dari golongankepolisian akan bersiap sedia sebelum terjadinya perkelahian itu. Maka sesudahengkau berkelahi dan berhasil melukai mereka, Giok Hong Heng boleh berpura-purakabur dan kami sekalian akan mengejar. Di mata umum kita berlomba untukmenangkapmu, tapi maksud sebenarnya adalah untuk melindungi Giok Hong Hengagar dapat kabur dengan selamat. Selain pihak kami tidak dipersalahkan.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/pihak Jepang pun tak dapat mengadukan perkara kerusuhan ini kepada pemerintahTiongkok".Giok Hong jadi sangat girang mendengar petunjuk sahabatnya itu, hingga denganbernapsu ia bertanya, "Kapankah siasat ini dapat kita laksanakan?"."Orang yang mengatur penyerangan gelap terhadap Ho Lo-su itu, bukan laindaripada Yasan, jago Judo kawakan. Gurunya Kawai Saburo diberi orang namajulukan Jago Judo dari Timur Jauh" menerangkan Oey Hay Cee. "Karena Saburo telahdikalahkan oleh Ho Lo-su di Thian-cin, maka Yasan jadi sakit hati dan menuntut balasdengan jalan melakukan penyerangan gelap terhadap Ho Lo-su. Jika Ho Lo-su belumbinasa, ia bersumpah takkan menyudahi usahanya untuk menuntut balas karenagurunya sendiri telah meninggal dunia sesampainya di Jepang"."Hay Cee Heng rupanya telah mengetahui keadaan pihak lawan dengan sejelasjelasnya"kata Sun Giok Hong. "Disamping si Yasan, masih ada berapa orang pulaberkepandaian Judo yang boleh dikatakan cukup lihay?"."Mereka berjumlah 8 atau 9 orang" kata Oey Hay Cee, "yang kesemuanya adalahsaudara-saudara seperguruan Yasan sendiri. Mereka semua terkenal sebagai jagojagoJudo yang disegani orang di negeri mereka. Untuk memancing mereka masuk keKonsesi Internasional, bukan suatu perkara yang terlalu sukar"."Aku belum paham dengan petunjuk Hay Cee Heng itu" kata Sun Giok Hongdengan rupa yang lebih bernapsu. "Aku mohon supaya saudara sudi memberikanpetunjuk-petunjuk yang jelas kepadaku, agar siasat ini dapat segera dijalankan"."Esok hari Giok Hong Heng boleh mencari salah seorang wartawan untuk minta diamemuat berita di suratkabar" kata Oey Hay Cee, "bahwa ilmu Eng-jiauw-kun bukansaja tersohor di seluruh negeri tapi teristimewa dapat dipergunakan untuk

Page 147: Golok Naga Kembar

menaklukkan ilmu Judo Jepang. Biar jago Judo yang bagaimana lihaypun pasti akanroboh dalam beberapa gebrakan saja jika bertempur dengan seorang jago Eng-jiauwkun.Yasan dan kawan-kawan yang membaca berita tersebut akan berjingkrak danmarah besar. Ia pasti akan sesumbar dan menantang hingga mudah untuk kitapancing dia dan kawan-kawannya masuk ke Konsesi Internasional. Disana Giok HongHeng boleh hantam mereka habis-habisan agar mereka selanjutnya merasa kapokuntuk omong besar dan berlaku sombong lagi".Sun Giok Hong mupakat dengan saran sahabatnya itu. Kemudian ia membayarharga minuman dan berjanji kepada Oey Hay Cee untuk saling bertemu lagi jikaberita untuk memanaskan hati Yasan itu telah disiarkan di suratkabar yang palingpopuler dan banyak dibaca orang dari segala lapisan.Tidak berapa hari kemudian, dengan bantuan seorang wartawan yang menjadisahabatnya, Sun Giok Hong melihat dalam suratkabar telah dimuat berita tentangdirinya sendiri, yang antara lain tertulis sebagai berikut:"Guru silat Sun Giok Hong dari rumah perguruan silat Ceng Bu Hwee paham ilmusilat Eng-jiauw-kun, Thiat-see-ciang dan ilmu tendangan. Sedang permainan goloknyayang sangat lihay telah membuat ia memperoleh nama julukan Ngo-seng-to-ong atauahli golok dari lima propinsi. Ho Goan Ka sangat mengaguminya dan mengundangnyauntuk membantu sebagai salah seorang guru dalam rumah perguruan silatnya.Sebelum menjadi guru silat di gedung Ceng Bu Hwee, ia menjadi pemilik dari kantorangkutan Hin Liong Pio Kiok di Thian-cin. Tatkala ia masih bertugas sebagai Kiok-cu,Sun Giok Hong pernah bertempur dengan ahli-ahli Judo Jepang kenamaan, yangkesemuanya telah dirobohkan dengan tidak banyak susah payah. Oleh karena adanyapengalaman bertempur ini, maka ia berani memastikan, bahwa ilmu Eng-jiauw-kunitu adalah khusus untuk menaklukkan ilmu Judo. Hal mana telah diberitahukanTiraikasih Website http://kangzusi.com/kepada para murid-muridnya dan para sahabat karibnya untuk meyakinkan Engjiauw-kun guna melawan ilmu silat bangsa asing dari daerah Timur itu".Tatkala berita ini dapat dibaca oleh Yasan dan kawan-kawannya, sudah barangtentu mereka mendongkol bukan buatan hingga tak terasa pula Yasan telahmemindahkan kegusarannya kepada suratkabar yang dibacanya itu, yang seketika itujuga segera dirobek-robek sehingga menjadi beberapa keping."Sungguh takabur sekali mulut bocah she Sun itu!" Yasan menumbukkan tinjunyayang besar dan kuat pada sebuah meja besar sehingga meja itu terbelah menjadi duadan ambruk!. "Bocah ini kita harus bikin mampus, demi prestasi Judo kita yang telahdibuat guram oleh perbuatan si orang she Ho, yang telah membanting guru kitasehingga kemudian meninggal setibanya di Tokyo. Kepada Ho Goan Ka telah kitalancarkan pembalasan, sehingga dia kini menghadapi keadaan mati atau hidup.Sekarang kita harus salurkan pembalasan kita kepada si orang she Sun yang

Page 148: Golok Naga Kembar

sombong ini. Kita harus banting dia sehingga tulang belulangnya berantakan di mukabumi!".Yasan ucapkan kata-katanya yang terakhir itu dengan suara menggeledek dan lakuyang tak berbeda dengan seorang yang kemasukan setan. Suatu tanda bahwa diagemas bukan main kepada Sun Giok Hong yang diberitakan mampu mengalahkanilmu Judo dengan Eng-jiauw-kun yang disohorkan orang sangat lihay itu."Sekarang kita harus cari tahu tentang keadaan bocah sialan yang sombong itu!"kata Yasan dengan wajah gusar dan merah bagaikan kepiting rebus.Para kawan-kawannya menyatakan mupakat dan menunjukkan kesediaannyauntuk sama-sama mempertahankan ilmu Judo mereka, agar kekalahan guru merekadapat dipulihkan dan ilmu Judo dianggap orang sedunia tidak kalah dengan ilmu silatOrang-Orang Sakit dari Timur."Kita harus selidiki dahulu sebelum menghajar si bocah she Sun itu sehinggasetengah manusia!" kata Yasan pada kawan-kawannya."Untuk menghajarnya" kata salah seorang kawan Yasan yang bernama NomaMinoru, "boleh dikatakan sama mudahnya dengan membalikkan telapak tangan!"."Cobalah jelaskan" Yasan meminta dengan bernapsu."Aku nanti mengajak saudara-saudara sekalian untuk mencari bocah sombong itu"kata Noma Minoru. "Begitu bertempur, aku nanti bokong dia, biar dia terkuing-kuingbagaikan anjing kena pentungan. Jika ia masih sanggup melawanku, akan kukeroyokdia hingga dia modar sekalian.'. Coba saja engkau buktikan, bagaimana kami telahkeroyok Ho "Goan Ka yang terkenal sebagai salah seorang ahli silat paling jempolandalam kalangan persilatan di sini. Bukankah dia sekarang sudah tinggal beberapa harilagi saja bisa hidup di kolong langit ini?"."Aku tidak mupakat dengan usulmu itu" kata Yasan sambil menggeleng-gelengkankepalanya. "Sun Giok Hong boleh kita bikin mampus, tapi nama baik bangsa dan ilmuJudo kita jangan sampai jadi ternoda!. Aku pikir paling baik kita tantang diabertempur di suatu tempat yang tertentu, dimana kita boleh hantam dia sehinggatamat riwayat hidupnya di kolong langit ini. Dengan begitu, orang seluruh dunia akanmengakui ilmu Judo kita sebagai ilmu bela diri Jepang yang tiada bandingnya!".Noma Minoru dan kawan-kawannya menyatakan mupakat akan usul itu."Tapi tempat mana yang akan kita pilih?" bertanya seorang kawan Yasan yangbernama Naka Haruo. "Sun Giok Hong pasti takkan berani datang ke konsesi kita".Tiraikasih Website http://kangzusi.com/"Tempatnya akan kita pilih dan tentukan nanti" kata Noma Minoru, "tapi yangpertama-tama kita perlu cari ialah bocah itu sendiri untuk dicoba sampai dimanakemampuannya".Yasan mupakat dengan omongan kawannya itu.Kemudian Noma Minoru menyuruh Ho Lo Ke untuk memata matai kemana SunGiok Hong biasanya keluyuran pada waktu-waktu luangnya.Ho Lo Ke seorang buaya darat Tionghoa yang menjadi alat d.m kaki tangankawanan gelandangan bangsa Jepang itu.Dua hari kemudian Ho Lo Ke telah melaporkan bahwa Sun Giok Hong kerap terlihat

Page 149: Golok Naga Kembar

keluyuran ke Konsesi Internasional dan minum trli di kedai nasi Shanghai setiap lohor.Padahal pihak Jepang tidahmengetahui bahwa cara berkunjung Giok Hong ke Konsesi Internasional ini sudahterlebih dahulu mendapat petunjuk-petunjuk dari Oey Hay Cee, agar kalau nanti terbitkerusuhan, pihak Jepang takkan memprotes atau mengadukan kepada pemerintahTiongkok. Sedang Hay Cee sendiri telah bersepakat dengan kawan-kawan sejawatnyauntuk bertindak jika sampai Sun Giok Hong terlibat rusuh dengan kawanangelandangan asal Jepang tersebut."Dengan siapa ia biasa keluar berjalan-jalan?" Noma Minoru bertanya kepadabuaya darat Tionghoa itu."Ia biasa keluar berjalan-jalan hanya seorang diri saja" kata Ho LoKe.Noma Minoru jadi girang dan lalu menyoren sebilah pisau kecil di bawahpakaiannya dan mengajak Ho Lo Ke dan dua orang kawannya yang bernama Sano Rindan Yoshi Nakamura untuk menemaninya.Ketiga orang Jepang itu semua bertubuh katai dan tegap, mahir ilmu Judo danbertenaga sangat kuat.Begitulah, dari konsesi Jepang mereka berempat lewat di jembatan Pek-touw-kio,melintasi sungai Souw-ciu-ho dan tiba di Konsesi Internasional.Konsesi Internasional ini, atau apa yang umum dikenal dengan sebutanInternational Settlement, dikuasai oleh bangsa Inggris. Bangsa Jepang boleh tidakpandang mata pada pemerintah Tiongkok yang di masa itu sangat lemah dan lembek,tapi mereka agak segan terhadap bangsa Inggris yang berkuasa dalam KonsesiInternasional itu. Mereka tak berani melanggar tata tertib di situ, hingga mereka takberani bawa senjata api yang biasa disoren mereka di konsesi Jepang.Noma Minoru yang paham undang-undang bangsa Inggris di situ, jika mabuk arakkerap memukuli orang dengan seenaknya saja, dalam Konsesi Internasional itu diatak berani sembarangan bertindak, maka di waktu memasuki kedai nasi Shanghaipada lohor itu, terlebih dahulu ia telah berpesan kepada Sano Rin, Yos'hi Nakamuradan Ho Lo Ke, agar mereka sekalian berlaku sopan dan jangan berbuat sesuatu yangmelanggar peraturan.Ketiga orang itu berjanji mentaati segala petunjuk Minoru itu. Kemudian merekaberempat masuk ke kedai nasi Shanghai, dimana mereka memesan Cognag, yang lalumereka minum dengan amat asyiknya. Selagi duduk minum dan telah mulai sedikitmabuk, Ho Lo Ke yang tak sengaja menolah ke arah jendela di sisi kiri, tiba-tibatampak terkejut lalu berbisik ke telinga Minoru, "Tengok, tengoklah orang yang dudukminum teh di sana sambil membaca suratkabar!". Minoru dan kawan-kawannya jaditurut memandang pada seorang tamu yang usianya lebih kurang 30 tahun, bertubuhtegap dan mengenakan thung-sha atau pakaian panjang yang sederhana sekali. "DiaTiraikasih Website http://kangzusi.com/itulah Sun Giok Hong yang kita sedang cari!" Ho Lo Ke menambahkan. Hal mana,

Page 150: Golok Naga Kembar

sudah barang tentu telah membuat Minoru dan kawan-kawan jadi agak terkejut."Sun Giok Hongkah dia itu?" kata si jago Judo yang seolah-olah tidak mempercayaipendengarannya.Ho Lo Ke manggut-manggut sambil mengedipkan matanya.Noma Minoru turut mengangguk-anggukkan kepalanya, tatkala ia menoleh kepadaSano Rin dan Yoshi Nakamura.Segera mereka bangkit dari tempat duduk masing-masing. Minoru membayarharga minuman, sedang yang lain-lainnya berpura-pura berjalan keluar dan berdiri disana sambil melihat-lihat pada etalase yang memamerkan pelbagai macam barangbarangmakanan dalam kaleng buatan luar negeri.Dalam pada itu, Minoru menantikan Sun Giok Hong di muka kedai nasi itu untukmencari masalah lalu berkelahi dengan si orang she Sun itu.Sementara Sun Giok Hong yang memang kerap berkunjung ke kedai nasi itudengan maksud tertentu, telah lebih dulu memperhatikan gerak gerik Minoru dankawan-kawan, meski di luarnya ia tampak tenang-tenang saja. Minoru dan kawankawannyaboleh berpakaian cara barat tapi pakaian tersebut tidak dapatmenyembunyikan diri mereka, apalagi raut muka macam Jepang mereka yang dapatdilihat dengan jelas sekali. Giok Hong segera dapat mengenali dan jadi curiga, kalaukalaumereka ini adalah komplotan bajingan Jepang yang pada beberapa waktu yanglampau pernah mengeroyok Ho Goan Ka secara keji sekali. Maka ia merasa perlusekali berlaku waspada terhadap ketiga orang Jepang dan seorang bajingan Tionghoaini."Ternyata dugaan Oey Hay Cee tepat juga" pikirnya. "Karena dengan siasat yangtelah diberitahukannya itu kepadaku, benar saja komplotan bajingan Jepang itu telahkena juga terpancing datang ke sini. Sesudah dapat menerka maksud kedatanganmereka yang tidak baik itu, paling benar aku segera beritahukan hal ini kepada OeyHay Cee yang duduk makan minum memisahkan diri di lain kamar".Kemudian, sambil berpura-pura menjenguk ke kamar yang terletak di sebelahnya,Giok Hong memberi isyarat dengan kedipan mata kepada Oey Hay Cee, yang segeramengerti apa maksudnya dan lalu keluar ke jalan raya untuk berembuk denganrekan-rekannya di sana dengan secara diam-diam.Kepada rekan-rekan itu, Oey Hay Cee telah berpesan bahwa jika nanti ada orangTionghoa dan orang Jepang yang berkelahi, mereka sekalian harus perhatikan. Jikadalam perkelahian itu pihak orang Tionghoa yang memperoleh kemenangan, merekaboleh tak usah ambil pusing. Tapi jika pihak Jepang yang menang, rekan-rekan ituboleh segera turun tangan untuk menangkap orang-orang Jepang itu.Polisi-polisi dalam Konsesi Internasional yang kebanyakan terdiri dari orang-orangTionghoa, sudah barang tentu lebih memihak kepada Sun Giok Hong, hinggamerekapun diam-diam bersiap sedia untuk mengatur siasat seperti apa yang telahdituturkan oleh Oey Hay Cee tadi.Setelah itu, barulah Giok Hong bangun dari tempat duduknya, membayar harga

Page 151: Golok Naga Kembar

makanan dan minuman yang telah dimakannya tadi. Kemudian ia meninggalkan kedaiitu dengan laku yang tenang dan tiada seorangpun yang dapat menyangka bahwa diainilah bukan lain daripada jago silat yang bernama julukan Ngo-seng-to-ong, yangnamanya telah sekian lama harum di kalangan persilatan Tiongkok Utara!.0oo0Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

IXKETIKA hendak melangkahkan kakinya keluar kedai itu, Sun Giok Hong telahmelihat sikap Noma Minoru yang seolah-olah hendak mencari gara-gara dengandirinya. Maka biarpun tampaknya ia berjalan dengan tenang-tenang saja, sebenarnyaia telah berlaku waspada sekali.Denyutan jantung Noma Minoru jadi memukul keras sekali waktu Giok Hong lewattepat di belakangnya. Dengan cepat ia memutar tubuhnya untuk mengikuti, tatkala siorang she Sun itu telah terpisah beberapa puluh tindak jauhnya.Giok Hong sengaja berjalan lebih cepat, untuk menuju ke suatu tempat yang agakluas karena ia merasa tidak bijaksana untuk menghadapi musuh-musuhnya di tempatyang sempit.Noma Minoru yang keliru menyangka bahwa musuhnya itu berlaku lengah, makasecepat kilat ia menyerang dengan Shime-wasa, atau ilmu cekikan Judo yang tediridari tujuh jurus. Yang hendak digunakannya ialah jurus ke empat yang bernamaUshiro-jime atau mencekik dengan lengan. Tangannya diulurkan melalui kepala GiokHong, untuk kemudian menyeret lawannya itu ke bawah sambil kemudian merangkuldan menekankan lengannya pada tenggorokan lawannya itu.Giok Hong yang mengetahui musuhnya sedang menguntit di belakangnya,senantiasa bersiap sedia. Waktu melihat tangan Noma Minoru berkelebat di ataskepalanya, ia segera menjambret tangan itu dengan tangan kirinya sembarimembungkukkan tubuhnya sedikit, bersamaan dengan itu sikutnya menyerang kebelakang dan ............"Aaaaaa.......V'. Noma Minoru terdengari menjerit ngeri, tampak tubuhnyaterdorong ke belakang sambil memegang dadanya dan batuk-batuk. Kemudian iamenjadi kaget sekali waktu meludah, karena yang ia keluarkan bukan air liurmelainkan darah!.Minoru memaki Giok Hong dengan menggunakan bahasanya sendiri, tapi yangdimaki sambil tersenyum-senyum lari menuju ke suatu tempat. Melihat demikian,Minoru segera mengejar dan menyerang lagi dengan satu tebasan tangan ke arahbatang leher lawannya. Giok Hong kagum sekali dengan gerakkan lawan itu yangdemikian gesit, karena dalam beberapa detik saja lawannya itu telah dapatmenyusulnya dan menyerangnya pula. Dengan terpaksa Giok Hong segeramembalikkan badannya dan melancarkan serangan dengan siasat Peng-hong-tiang-hoatau membekukan arus sungai yang deras, siasat ini dilancarkan dengan tenagadalam yang amat hebat. Bukan saja dapat menahan tabasan, bahkan berhasil

Page 152: Golok Naga Kembar

menghajar tulang pundak Minoru hingga seketika itu juga terdengar jeritan kesakitan,sedang tangannya tampak terkulai karena tulang pundaknya itu telah patah!. Tapisebagai seorang yang mempunyai ambisi yang besar, dengan wajah yangmenunjukkan rasa sakit yang hebat, ia segera mencabut pisau dengan tangan kirinya,yang kemudian dengan sebat ditusukkan ke arah perut Giok Hong.Tusukkan itu dilakukan Minoru dari arah bawah ke atas, maka Giok Hong terpaksamundur setindak untuk membiarkan tangan si ahli Judo meluncur ke atas. Kemudiania segera mempergunakan jurus Kim-na-ciu dari ilmu Eng-jiauw-kun untukmenyergap pergelangan tangan lawannya sambil berseru dengan suara nyaring,"Pergi!". Berbarengan dengan bentakan itu, tampaklah tubuh Noma Minoru terlemparke udara lalu jatuh menukik ke tengah jalan raya sehingga mengakibatkan hidungnyaberdarah-darah, bahkan beberapa giginya pun telah rontok.Meski Minoru kerap dibanting atau dilemparkan ke udara oleh kawannya waktuberlatih Judo, tapi kali ini tak dapat menguasai lagi jatuhnya itu, karena tulangTiraikasih Website http://kangzusi.com/pundaknya dirasakan sakit sekali. Waktu dilemparkan, Minoru dapat dikatakan sudahberada dalam keadaan setengah pingsan.Melihat kejadian itu, Sano Rin dan Yoshi Nakamura yang berada sedikit jauh darikalangan pertempuran itu, segera maju dengan serentak dari kiri dan kanan untukmenyerang serta mengepung si orang she Sun itu.Ternyata Sano Rin mahir ilmu Karate, maka dengan satu pekikan yang menakutkania telah menyerang kepala Giok Hong dengan telapak tangannya. Kalau saja telapaktangan itu mengenai sasarannya, niscaya batok kepala Giok Hong akan remuk karenatelapak tangan itu telah terlatih dan dapat meremukkan dua batu-bata yang tersusunsekaligus!.Giok Hong lekas-lekas miringkan sedikit kepalanya untuk mengelakkan pukulan itu,tapi Sano Rin tidak demikian mudah menyudahi serangan-serangannya. Segera iatarik pulang -tangannya, untuk langsung disodokkan ke arah mata Giok Hong yangsegera lompat dengan siasat Yan-cu-coan-liam atau burung walet menerobos tirai,tubuhnya mencelat melalui kepala Sano Rin. Baru saja kaki si pemuda menyentuhtanah, terdengar satu pekikan panjang dan tampak di udara satu bayanganmenerjang Giok Hong dengan sikap yang garang sekali. Ternyata Yoshi Nakamuratelah melancarkan satu tendangan terbang, kedua tangannya diangkat untukmelindungi dada, kedua kakinya ditekuk sedikit, yang kanan lebih ke dalam, siapuntuk ditendangkan. Tapi, dengan satu enjotan tubuh yang bertenaga, Giok Hongtelah mundur beberapa langkah.Sano Rin segera memberi isyarat kepada Yoshi Nakamura agar jangan menyerangtapi membantunya apabila dirasakan perlu. Dia sendiri maju ke dalam kalanganpertempuran dengan sikap yang dapat dikatakan hampir sama dengan salah satujurus silat, yakni jurus Kim-kee-tok-lip atau ayam jago berdiri satu kaki. Bedanya

Page 153: Golok Naga Kembar

Sano Rin tidak berdiri dengan satu kaki tapi mempergunakan kedua kakinya, yang kirilebih ke depan dari yang kanan. Ia tidak bertindak waktu maju, hanya menggeserkedua telapak kakinya, dengan jalan diputar-putar ke kanan dan ke kiri. Seluruhtubuhnya tampak bergetar, karena bersamaan dengan itu ia sebenarnya sedangmenyalurkan tenaga dalamnya ke tangan dan kakinya.Giok Hong terperanjat juga melihat sikap Sano Rin ini, karena ia belum pernahbertemu dengan orang yang mahir ilmu Karate. Sebelum ia dapat mendugaduga..............."Ciaaaaaaaaaaaattttt..........!!" Sano Rin telah melancarkan serangan yangdahsyat sekali, tinju dan tumitnya menerjang ulu hatinya dengan berbarengan.Giok Hong tidak jadi gugup, dengan sebat ia mengegos dan menangkis dengansiasat Siang-liong-cui-hai atau sepasang naga keluar dari lautan, kedua lengannyadengan keras menghalau tinju dan kaki Sano Rin, sehingga kuda-kudanyatergoncang. Hampir-hampir Sano Rin yang menyerang dengan nekad sekali jatuhtersungkur terkena tangkisan itu.Serangan-serangan Sano Rin yang demikian ganas dan mematikan itu telahmembuat Giok Hong jadi gusar bukan main. Maka setelah Sano Rin memperbaikikuda-kudanya, ia segera menyerang dengan siasat Cit-yan-hui-siang atau burungwalet terbang melayang, sambil lompat di udara dengan kedua tinju menumbukkepala si ahli Karate. Untuk menghindari tumbukan ini, Sano Rin lekas-lekas lompatmundur dan setelah itu terjadilah pertarungan yang amat seru dan menarik sekaliuntuk ditonton.Pada suatu ketika, Rino San telah menyerang dengan siasat Tai-oto-shi ataumembanting dengan tangan. Tangan kanannya menyambar ke leher baju Giok Hong,sedang tangan kiri ke lengan dan memalangkan kaki kanannya di sisi kaki kananTiraikasih Website http://kangzusi.com/lawannya, untuk kemudian sambil memutar tubuh dan menghentakkan tubuhlawannya itu.Baru saja leher bajunya kena dipegang, Giok Hong telah bergerak dengan siasatChut-liu-hui-hong atau daun pohon liu terhembus angin, tangan kanannya setelahmenangkis lalu menangkap dan memijak pergelangan tangan Sano Rin. Lalu sambilmemutar tangan lawannya yang sedang menahan sakit karena dipijak itu, kakinyamenyapu betis lawan. Maka tumbanglah tubuh yang katai dan tegap itu menghantambumi!.Nakamura yang maju menerjang dari arah kanan, hampir saja kena disergap olehsi orang she Sun itu, kalau saja ia tidak membatalkan maksudnya untuk menyerangdan lekas melompat mundur ke dalam rombongan orang banyak yang sedangmenonton pertarungan itu. Perbuatan Nakamura juga diikuti oleh Ho Lo Ke yangpandai melihat gelagat.Tatkala polisi dari Konsesi Internasional datang campur tangan, Nakamura yangkhawatir kehilangan muka setelah dihajar oleh seorang Tionghoa yang umumnyamereka anggap sebagai Orang Sakit dari Timur, dengan cengar cengir lalumenerangkan di hadapan polisi bahwa semua itu hanya merupakan suatu insiden kecilyang tidak perlu diperpanjang lagi persoalannya. Maka, para polisi pun segerameninggalkan mereka dengan tidak banyak bicara pula.Sementara Sun Giok Hong yang seolah-olah telah diberi kesempatan untuk

Page 154: Golok Naga Kembar

menyingkir oleh rekan-rekan Oey Hay Cee, segera mengikuti orang banyak keluardari Konsesi Internasional untuk pulang ke tempat kediamannya yang terletak dalambatas kekuasaan pemerintah Tiongkok.Maka Yoshi Nakamura dengan bantuan Ho Lo Ke segera memanggil tandu untukmengangkut Noma Minoru dan Sano Rin yang luka-luka pulang ke konsesi Jepang.Sesampainya di kantor dinas istimewa di dalam konsesi Jepang, Yasan jadi terkejutsekali melihat para anak buahnya telah jadi babak belur, lebih-lebih ketika melihatnapas Noma Minoru yang sudah senin kamis. Dengan amat gusar, ia menanyakankepada Yoshi Nakamura yang beruntung tidak terluka, bagaimana Noma Minoru danSano Rin dapat dilukai begitu hebat oleh si bocah she Sun itu.Setelah mendapat keterangan yang jelas, Yasan jadi sangat penasaran dan tidakmengerti, mengapa ketiga adik seperguruannya itu begitu tidak berguna dan takmampu mengalahkan satu Sun Giok Hong, meski mereka itu telah berlatih Judo, JiuJit-su dan Karate sehingga bertahun-tahun lamanya.Sano Rin dan Yoshi Nakamura yang didamprat Yasan, tinggal membisu danmenundukkan kepala bagaikan ayam-ayam sabungan yang patah lehernya.Setelah itu Noma Minoru yang masih pingsan itu diangkut ke dalam untukkemudian diobati dan dirawat luka-lukanya, barulah pada keesokan harinya iatersadar dari pingsannya.Karena ilmu kepandaian Minoru lebih tinggi daripada kawan-kawan yang lainnya,maka begitu ia tersadar dari pingsannya. Yasan yang belum puas dengan keteranganNakamura, segera minta keterangan lagi daripadanya, bagaimana cara merekabertiga telah dapat dikalahkan oleh musuhnya itu dengan cara yang begitumudahnya."Menurut pendapatku" kata Noma Minoru sambil merintih, "ilmu silat bocah sheSun ini ada beberapa bagian yang menyerupai ilmu Judo Dai Nippon kita, hanyagerakannya begitu cepat sehingga aku hampir tak dapat melihat dengan gerakanbagaimana ia dapat menyergap serta membanting diriku. Selain itu, cekalannya punsangat kuat dan lihay, sehingga tenagaku seolah-olah lenyap dan tak berdaya begituTiraikasih Website http://kangzusi.com/pergelangan tanganku kena dicekal olehnya. Aku tidak menyerah kalah mentahmentahbegitu saja kepadanya, tapi jika kecepatan kita masih kalah, rasanya sangatsukar untuk kita dapat mengalahkannya!"."Ngaco!" Yasan membentak dengan gusar."Ini menandakan bahwa engkau bukan ahli Judo Dai Nippon yang harus dihormatiorang, tapi hanya jago makan yang tak punya guna sama sekali!" kata jago Judoyang gemuk katai itu. "Bukannya engkau menjunjung tinggi ilmu Judo sendiri, tapisebaliknya memuji-muji ilmu bela diri bangsa lain. Apakah engkau sebagai putera DaiNippon mau terima saja dihinakan dan dicaci maki orang?. Hm, semakin aku pikirkanpersoalan ini, semakin mendidih saja darah yang mengalir di tubuhku ini!".Noma Minoru tinggal membisu saja karena ia memang sangat takut padasuhengnya yang sudah sangat terkenal sekali dikalangannya sebagai seorang yang

Page 155: Golok Naga Kembar

galak dan pemarah."Dasar ilmu Judo, Karate atau Jiu Jit-su kita" kata Yasan pula, "adalah siasat-siasatyang cerdik dan memang memerlukan kecepatan atau kegesitan yang luar biasa.Ketiga ilmu-ilmu kita ini telah memenuhi semua siasat-siasat untuk menandingi ilmusilat apapun!. Maka aku tak percaya bahwa ilmu silat Tiongkok dapat bergerak jauhlebih cepat lagi daripada ilmu silat Dai "Nippon kita. Kecuali setan atau malaikat, takpernah ada manusia lain yang dapat bergerak melebihi gerakan Judo cepatnya dikolong langit ini!. Apakah engkau belum ketahui hal ini?".Noma Minoru dengan mendongkol sekali tetap tinggal membisu, kemudian ia cobamemejamkan matanya sejenak karena pundaknya dirasakan amat sakit.Yasan jadi semakin marah dan membentak, "Ah!. Nyatanya engkau hanya tidursaja dan tidak mau mendengarkan bicaraku!"."Aku -tidak tidur!. Aku tidak tidur!" kata Minoru dengan memaksakan dirinya untukberbicara. "Aku tetap memasang kuping mendengar segala nasihat-nasihatmu!"."Sungguh kalian sekalian telah melenyapkan segala pengharapan dan rasabanggaku!" kata Yasan pula sambil menghela napas. Kemudian ia berkata padadirinya sendiri, "Jika aku tidak turun tangan sendiri, niscaya orang-orang Tionghoa ituakan mengejek dan mentertawai karena ternyata kami belum sanggup mengalahkanilmu silat mereka. Orang-orang asing lain yang sampai sebegitu jauh masihmenghormati dan mengindahkan kami para putera Dai Nippon, ada mungkin padasuatu ketika merekapun akan turut juga mencemoohkan kami. Dengan demikan,runtuhlah pengaruh bangsa Jepang di Timur Jauh dan negeri-negeri yangberkedudukan di arah Barat!. Disamping itu semua, nama harum bangsa Jepang yangterkenal sebagai negeri leluhur ahli-ahli Judo, Karate dan Jiu Jit-su akan hancur leburoleh perbuatan bocah she Sun ini!. Hmm!".Sambil menghela napas dan mengertak gigi, Yasan berpikir sejenak sambilmengerutkan dahinya.Tidak lama kemudian, ia memanggil secara tiba-tiba, "Ho Lo Ke!. Ho Lo Ke, dimanakamu!".Begundal Tionghoa itu jadi terkejut, lalu dengan gugup menjawab, "Saya, tuanbesar!""Muatlah iklanku di pelbagai suratkabar yang terbit di kota Shanghai ini" kata jagoJudo yang bertubuh gemuk katai itu, "tidak perduli berapa harga iklan itu. Semuaakan kubayar secara tunai!. Lekas lakukan perintahku ini sekarang juga!".Tiraikasih Website http://kangzusi.com/"Tapi tuan besar" kata Ho Lo Ke dengan suara merendah, "bagaimana bunyi iklanyang hendak dimuat itu?. Dan dalam suratkabar mana iklan itu hendak tuankusiarkan?".Yasan baru ingat bahwa dia telah berbuat suatu kekhilafan. Karena belum lagimenyediakan teks-teks iklan yang hendak dimuat, ia telah berlaku terburu napsumemerintahkan begundal Tionghoanya untuk menyiarkan iklannya itu. Tawanyaterasa terkurung di dalam perutnya yang gendut itu dan telah siap akan meledakkeluar, tapi ia memaksakan dirinya untuk tetap memasang wajah yang bengis untuk

Page 156: Golok Naga Kembar

membuat dirinya lebih berwibawa dalam pandangan para begundalnya itu dan kawankawannya.Namun dia tak mau mengakui kekhilafannya itu dan berkata, "Iklanku ituboleh saja engkau muat di seluruh suratkabar yang berbahasa Tionghoa, Jepang,Inggris atau yang lain-lainnya pula".Kemudian ia memerintahkan salah seorang jurutulisnya untuk menuliskan bunyiiklan itu dan Yasan membubuhi tandatangannya di bawah iklan tersebut menurut shedan namanya yang lengkap, yaitu Yasan Sheicike. Setelah selesai ditulis, lalu tak lupaditelitinya pula isi naskah iklan tersebut, ketika Naka Harao yang duduk disampingnya menyelak dengan mengatakan, "Hong Kouw Park itu terletak dalamkonsesi Jepang. Apakah ada kemungkinan Sun Giok Hong berani datang ke sana?".Yasan berdiam sejenak. Sesudah memutar otak sebentar, barulah ia berkata,"Mula-mula aku memang berniat untuk menantang si orang she Sun di KonsesiInternasional atau di konsesi Perancis. Karena khawatir melanggar undang-undang disana, maka terpaksa aku membatalkan maksudku untuk mempergunakan wilayahnegeri lain itu. Tapi jika aku bertempur dengan Sun Giok Hong dalam daerahkekuasaan pemerintah Tiongkok, niscaya kita bisa dikeroyok oleh orang-orangTionghoa di sana, hingga menang atau kalah kita tetap saja akan mengalami akibatyang tidak baik. Engkau pikir bagaimana baiknya?"."Untuk membunuh si bocah she Sun, kenapa harus kita bersusah payah sampaibegitu?" kata Naka Harao pula. "Apakah siasat serbuan kilat yang telah kitapergunakan terhadap Ho Goan Ka masih kurang efektif untuk diulangi terhadap dirimonyet she Sun ini?. Kita serang saja dirinya dengan serentak, yah syukur-syukurkalau kita dapat membunuhnya sekalian, agar kelak dikemudian hari dapat membuatkapok para jago-jago silat Tionghoa yang lain untuk berhadapan dengan kita sebagaijago-jago Dai Nippon!".Tapi Yasan tidak mupakat dengan usul rekannya itu. "Aku yakin" katanya, "bahwaaku akan dapat mengalahkan jago silat Tionghoa itu!. Aku hendak menaklukkan siorang she Sun secara laki-laki dan bertarung dengannya dengan disaksikan olehorang banyak, hingga kelihayan ilmu Judo kita dapat dikagumi semua orang, bahkanoleh orang di seluruh dunia!"."Jika demikan halnya" kata Ho Lo Ke, "dimanakah kiranya kita harus mengubahtempat pertemuan itu?". Lagi-lagi Yasan berpikir sebentar kemudian ia gerakkantelunjuknya sambil berkata, "Nama Hong Kouw Park yang sudah dituliskan tadi,bolehlah engkau ubah menjadi suatu tempat atau lapangan yang terletak di luar kotaLiong-hoa!"Tapi tiba-tiba wajah Naka Harao berubah karena mengingat pada beberapa waktuyang-lalu Yasan pernah mengatakan bahwa dia ingin pulang ke Tokyo untukmenjenguk keluarga gurunya yang baru saja meninggal dunia. Maka lekas-lekaslahNaka Harao bertanya, "Saudara Yasan, apakah engkau tidak jadi pulang ke Tokyountuk menjenguk keluarga gurumu yang baru meninggal itu?".Yasan jadi merandek mendengar pertanyaan itu. Memang tidaklah mungkin untukpergi dan pulang ke tanah airnya dalam waktu hanya beberapa hari saja. Yasan

Page 157: Golok Naga Kembar

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/adalah seorang yang tidak suka menerima kesalahannya sendiri, maka setelahberpikir sejenak, ia lalu berkata, "Ah, itu soal mudah!" katanya sombong, "ubah sajanaskah yang terakhir jadi tanggal 15, 2 bulan yang akan datang, tepat jam 12 tengahhari".Pada keesokan harinya ketika iklan itu dimuat dalam pelbagai harian yangberbahasa Tionghoa, Inggris, Jepang, dan lainnya dan dibaca oleh khalayak ramai darisegala lapisan. Iklan tersebut antara lain berbunyi sebagai berikut:"Nama Sun Giok Hong telah lama terkenal dalam Rimba Persilatan di Tiongkoksebagai seorang tokoh yang jarang dapat lawan yang setimpal dalam kalanganpersilatan di negerinya. Hal itu, cukup diketahui oleh orang banyak di dalam dan diluar daerah Tiongkok. Aku sebagai salah seorang putera Dai Nippon yang sangatgemar pada ilmu silat di negeri sendiri dan di Tiongkok, tidak jarang memintapelajaran dari para ahli untuk saling berkenalan atau bertukar pendapat.Aku Yasan Sheicike secara pribadi sangat mengagumi Sun Giok Hong, makadengan jalan memasang iklan ini aku telah menyampaikan undangan untuk salingbertemu di luar kota Liong-hoa pada tanggal 15, 2 bulan yang akan datang jam 12tepat".Sudah barang tentu masyarakat jadi sangat tertarik sekali dan dalam sekejap sajatelah menjadi buah bibir di kedai-kedai kopi dan di mana-mana, bahwa 2 bulan yangakan datang mereka akan menyaksikan pertandingan yang pasti menarik hati sekali.Meskipun dalam iklan itu Yasan tidak menyebutkan bahwa dalam pertemuannya nantidengan Sun Giok Hong itu akan dilanjutkan dalam suatu pertempuran atau hanyasekedar berbincang-bincang biasa saja. Tapi masyarakat sudah terlanjur menganggapkata-kata orang Jepang itu sebagai suatu tantangan terbuka dari pihak jago JudoJepang.Sementara Giok Hong yang melihat siasatnya telah berhasil membuat pihaklawannya memilih tempat untuk bertempur di tempat yang agak jauh dari daerahkonsesi Jepang. Diam-diam Giok Hong jadi merasa girang sekali akan reaksi pihakJepang itu, walaupun dia sendiri masih tetap curiga kalau-kalau ia nanti akandikeroyok oleh kawan-kawan dari si jago Judo itu.Sambil menanti kedatangan Yasan Sheicike dari Tokyo, marilah kita tengok HoGoan Ka yang menderita luka-luka berat akibat pengeroyokan murid-murid KawaiSaburo.Luka-luka Ho Goan Ka meski telah diobati dengan cara pengobatan Timur maupunBarat, tapi penyakitnya kian hari kian bertambah buruk saja, hingga akhirnya lukalukabekas pengeroyokan bajingan-bajingan Jepang itu telah membawanya ke liangkubur juga. Hal mana, bukan saja telah membuat sanak saudara dan para handaitaulannya dari kalangan persilatan turut berkabung, tapi juga telah membuat SunGiok Hong menjadi sangat gusar. Saking tidak kuatnya menahan amarahnya yangbergolak-golak, ia jadi menangis tersedu-sedu sambil berjanji untuk menuntut balas.Sedari meninggalnya Ho Goan Ka, maka para Kauw-thauw atau guru silat di

Page 158: Golok Naga Kembar

gedung Ceng Bu Hwee di Shanghai, selain Sun Giok Hong sendiri, boleh disebutkanjuga nama-nama Tan Cu Ceng, Lo Kong Giok, Sun Lok Tong, Lie Hway Teng, Tio LianHo, Pouw Cin Siong dan lainnya, yang semua tergolong sebagai ahli-ahli silat kelassatu.Sun Giok Hong yang telah belasan tahun lamanya menjadi guru silat di gedungCeng Bu Hwee, bukan saja kenal baik dengan mereka semua, tapi juga karenakepandaian silat dan pengetahuan ilmu suratnya cukup dalam. Tidak heran jika iadihormati oleh rekan-rekannya sekalian, yang telah menganggap dirinya sebagaiTiraikasih Website http://kangzusi.com/ketua diantara mereka, walaupun Giok Hong sendiri tidak menjadi bangga atau besarkepala karena penghormatan yang dirasanya begitu dibesar-besarkan itu.Pada suatu ketika, perkumpulan Ceng Bu Hwee telah kedatangan seorang guruyang silat baru asal dari propinsi Ouw-lam, she Co bernama Hian Pang, seorang ahlisilat dari cabang Bu-tong-pay. Karena ilmu silatnya yang lihay, maka pengurus dariCeng Bu Hwee telah mengundangnya untuk membantu mengajar dalam gedungperkumpulan tersebut.Usia Co Hian Pang baru mencapai 32 tahun, berbadan tegap dan gerak geriknyagesit sekali. Tapi sayang, ia berperangai sangat buruk karena suka memandangrendah ahli-ahli silat lainnya. Dengan demikian mudah timbullah dalam pikirannyabahwa dialah yang berkepandaian paling tinggi dan ahli-ahli lainnya tidak mampuatau belum cukup baik untuk disamakan kedudukannya dengan diriny.i sendiri. Makatimbullah rasa iri dalam hatinya atas penghormatan yang telah diberikan orang-orangkepada Giok Hong.Dari perasaan iri, ia jadi penasaran dan mempunyai maksud yang tidak baik. Makabiarpun ia dan Giok Hong bekerja di suatu perkumpulan yang sama, tapi lambat-launmereka jadi saling berselisih, sehingga di waktu saling bertemu muka, mereka tidaklagi saling hormat menghormati satu sama lain.Pada suatu hari, Giok Hong yang memperoleh murid-murid baru, lalu mulaimemberikan pelajaran ilmu Eng-jiauw-kun tingkat pertama. Ia menjelaskan jurusjurusyang harus mereka lakukan itu dengan secara teliti dan sabar. Ia sendirimemberi contoh dalam tiap-tiap gerakan yang perlu diperhatikan.Sementara dilain pihak, Co Hian Pang yang justru telah terlebih dahulumenyelesaikan tugas mengajar para muridnya, lalu duduk-duduk di bawah mimbarsambil menonton Giok Hong yang sedang mengajar murid-muridnya dari kejauhan.Justru di bawah mimbar itupun masih berkumpul beberapa orang guru silat CengBu Hwee rekan-rekan Giok Hong yang duduk mengobrol sambil turut menonton.Co Hian Pang yang umumnya memandang rendah kepada Sun Giok Hong, di dalamhatinya pun menganggap remeh ilmu Eng-jiauw-kun yang diajarkan Giok Hongkepada para muridnya itu. Selama ia turut menonton di situ, tidak henti-hentinya iamentertawai Giok Hong dengan cara yang begitu menghina sehingga menerbitkanrasa tidak enak bagi guru-guru lain yang berada di situ. Giok Hong sendiri merasatersinggung dan merasa telah dihinakan oleh rekan barunya yang usianya lebih mudaitu.Maka kumatlah sifat-sifat pemarah Giok Hong yang lama, yang meski sudah

Page 159: Golok Naga Kembar

diperingati supaya berlaku sabar dan tak mudah naik darah oleh para gurunya, urungdia tidak dapat lagi menahan kegusarannya itu. Karena kesabaran pastilah adabatasnya, semutpun menggigit tatkala terinjak, hingga sambil mendekati sisi mimbaria menuding rekannya yang sombong itu sambil berseru, "Hai, Lauw Co, apakahengkau sudah tidak mengenal aturan lagi?. Tampaknya engkau terlampaumenganggap rendah kepada diriku!. Kita sama-sama bekerja di sini sebagai gurusilat, tapi bagaimana caranya engkau yang berkedudukan sebagai salah seorang gurudi sini, masih juga berani menunjukkan sikap yang begitu tidak sopan di hadapanpara murid-murid sekalian?".Co Hian Pang yang sombong tentu saja tidak bersedia menunjukkan kelemahandirinya sendiri, bukan saja ia tak mau terima teguran itu, malah sebaliknya segerabangkit dari kursinya sambil balas mendamprat, "Sun Giok Hong, engkau jugasebenarnya bukan seorang goblok!. Jika ilmu silatmu baik dan sesungguhnya lihay,masakah ada orang yang akan mencela dan mentertawai dirimu?. Cobalah berpikirsedikit, jika ilmu silat yang seburuk ini diturunkan kepada para murid yang belumTiraikasih Website http://kangzusi.com/mengerti apa-apa, bukankah kelak akan membuat kapiran serta sesalan merekakepada dirimu sendiri?. Suatu peribahasa pernah mengatakan 'Keledai yang takutcambuk takkan dapat berlari cepat'. Jika dia takut dikritik, bagaimana caranya diabisa memperoleh kemajuan?".Bagaikan api disirami minyak, amarah Giok Hong jadi semakin berkobarmendengar sindiran kasar yang dilancarkan si orang she Co itu. Dengan suara keras,ia membentak, "Bocah she Co!. Alangkah baiknya jika engkau "dapat segera naik kemari, untuk membuktikan bahwa Eng-jiauw-kun mampu merobek bacotmu yangbesar itu!".Co Hian Pang gusar bukan kepalang mendengar dirinya ditantang, seketika itu jugaia merasa sudah dihinakan oleh kata-kata Giok Hong itu. Dengan satu enjotan,tubuhnya telah mencelat ke atas mimbar dengan sikap yang garang sekali, sambilberkata, "Memang sudah sejak lama aku berniat mencoba ilmu Eng-jiauw-kun yangjelek itu!".Maka tanpa banyak bicara pula Hian Pang telah maju menerjang Giok Hong denganganas sekali, Giok Hong-pun segera meladeninya dengan mempergunakan jurus Engjiauw-kun yang oleh pihak lawannya selama ini dianggap buruk itu.Begitulah kedua orang itu telah terlibat pertempur dengan posisi yang sama lihaydan dahsyatnya, kedua-duanya tak mau mundur sebelum ada salah seorang darimereka yang roboh dalam keadaan mati atau menderita luka parah.Syukur juga sebelum ada salah seorangpun dari mereka berdua yang celaka, pararekan guru Ceng Bu Hwee segera melaporkan peristiwa tersebut kepada parapengurus gedung perkumpulan itu, yang segera datang ke situ untuk memisahkankedua orang guru silat yang sedang berkelahi itu. Maka terhindarlah sebuah kejadianyang lebih mengerikan terjadi."Memandang muka para pengurus perkumpulan kita ini" kata Sun Giok Hong,"maka mau juga aku mengampuni jiwamu. Kalau tidak, entahlah apa yang akanterjadi pada dirimu selanjutnya".

Page 160: Golok Naga Kembar

"Hm, pandai sekali engkau memutar lidah!" Co Hian Pang mengeluarkan suaradengusan dari lobang hidungnya. "Apakah sangkamu aku takut?. Jangakan di waktusiang hari, tapi di waktu malam hari sekalipun, jika perlu engkau boleh bangunkanaku untuk bertempur di mana saja kau kehendaki!".Giok Hong jadi sengit lalu berniat kembali menghajar si orang she Co seketika itujuga. Para pengurus segera membujuk dan mengajaknya pergi ke sebuah ciu-lauwatau kedai minuman untuk menanyakan bagaimana duduk persoalan sebenarnyasehingga Giok Hong jadi berkelahi dengan guru silat she Co yang baru diundang olehpara pengurus Ceng Bu Hwee itu.Giok Hong lalu menuturkan di hadapan mereka, bagaimana caranya ia telah dihinaoleh Co Hian Pang di hadapan para anggota-anggota baru yang sekaligus menjadimuridnya juga. Ia merasa sangat dihina dan selanjutnya dengan terpaksa menantangberkelahi untuk menentukan siapa diantara mereka berdua yang lebih lihay ilmusilatnya."Karena untuk berurusan dengan orang serupa bocah she Co itu" Sun Giok Hongmelanjutkan, "hanya ada suatu jalan saja yang harus ditempuh, yakni dengankepalan!"."Sun Lo-su" kata para pengurus itu, "kami harap supaya sudilah kiranya Lo-sumenimbang-nimbang dengan seadil-adilnya, untuk memaafkan Lauw Co sekali ini.Karena disamping memandang bahwa kita sebagai sesama kaum dan rekan dari suatugedung perkumpulan yang sama, Lo-su pun harus jangan lupa memikirkan juga namaTiraikasih Website http://kangzusi.com/baik perkumpulan Ceng Bu Hwee kita ini, yang tentunya nanti akan bisa memberikesan yang tidak baik bagi pandangan orang di luar jika permusuhan Lo-su dan LauwCo sampai berlarut-larut tanpa para pengurusnya bertindak sebagaimana layaknyauntuk memperbaiki hubungan Lo-su dengan Lauw Co yang telah retak itu. Ataskebijaksanaan Lo-su ini yang telah sudi menjelaskannya, bukan saja kami sangatberterima kasih dan mengerti duduk persoalannya, tapi kami juga jadi mempunyaibahan yang cukup jelas untuk minta Lauw Co meminta maaf kepadamu dalam suatuperjamuan yang akan kami adakan nanti".Barulah amarah Giok Hong mulai sedikit mereda dan berjanji bahwa diapunbersedia untuk menyudahi perselisihan itu serta memaafkan Co Hian Pang kalau sajaguru silat dari Ouw-lam itu suka mengakui kesalahannya serta berjanji juga bahwaselanjutnya takkan terjadi lagi peristiwa serupa ini.Sayangnya, ketika jamuan sebagai tanda perdamaian kedua belah pihak diadakandi sebuah rumah makan internasional kelas satu di kota Shanghai oleh para pengurusCeng Bu Hwee, ternyata Co Hian Pang tidak muncul. Perjamuan itu terpaksadilangsungkan dengan tidak dihadiri oleh pihak orang yang harusnya meminta maafkepada Sun Giok Hong. Para pengurus telah mengajukan alasan kepada Sun GiokHong bahwa ada kemungkinan Co Hian Pang merasa malu atas perbuatannya yangtidak baik itu, sehingga dia tidak berani datang untuk menjumpai Giok Hong dan para

Page 161: Golok Naga Kembar

pengurus yang mengundangnya untuk maksud tersebut.Sungguh diluar dugaan orang, bahwa seteleh berselang tiga hari semenjakdiadakannya jamuan perdamaian itu, tiba-tiba Giok Hong menerima sepucuk suratdari Co Hian Pang, yang bunyinya antara lain sebagai berikut:"Sun Giok Hong, pada beberapa hari yang lampau, karena memandang muka parapengurus, maka aku mengampuni jiwamu untuk beberapa waktu lamanya!. Tapi siapakira engkau telah menjadi semakin besar kepala dengan mengajukan permintaansupaya aku meminta maaf kepadamu. Sudah jelaslah bahwa engkau tak dapatmelihat gelagat atau menimbang tentang kemampuanmu sendiri yang masih begituterbatas!.Maka kalau engkau sesungguhnya berhati mantap dan menginginkan juga akumeminta maaf kepadamu, kini aku membuka suatu kesempatan untuk kita bertandingsatu lawan satu di bawah gunung Houw-kiu-san dalam kabupaten Souw-ciu, pada tigahari setelah engkau menerima surat ini. Aku tunggu kedatanganmu di sana padawaktu tengah hari.Jika engkau tak berani datang, itulah tandanya bahwa engkau takut, hingga selainengkau harus meminta maaf kepadaku, engkaupun harus mengumumkan kepadaorang banyak bahwa ilmu kepandaianmu masih kalah jauh denganku, seorang ahlisilat dari cabang Bu-tong-pay.Sekianlah apa yang hendak kukatakan kepadamu. Tertunda,CO HIAN PANGTidak usah dikatakan lagi betapa gusarnya Sun Giok Hong setelah selesai membacabunyi surat tantangan tersebut. Tanpa terasa lagi ia telah menumbukkan tinjunya keatas meja sambil berseru, "Kurang aja sekali si orang she Co itu!. Apakah diamenyangka aku gentar dengan semua gertakannya ini?. Hm!".Mula-mula ia berniat mengadukan persoalan ini kepada para pengurusperkumpulan Ceng Bu Hwee. Tapi setelah berpikir sejenak dan menganggap bahwadengan berbuat demikian ia bisa dituduh berlaku pengecut oleh pihak lawannya,maka ia sengaja mendiamkan saja surat itu tanpa diserahkannya kepada parapengurus. Diam-diam ia memberitahukan ini kepada isterinya dan dua orang muridkesayangannya Lauw Toan In dan Lo Hok Yauw, untuk membantu melindungi dirinyaTiraikasih Website http://kangzusi.com/dengan secara sembunyi-sembunyi karena Co Hian Pang yang sifatnya licik tidakmungkin berani menghadapinya dengan hanya seorang diri saja.Begitulah, dengan menumpang kereta api Nanking-Shanghai, mereka telahberangkat ke Souw-ciu dan menumpang tinggal dalam kelenteng Han-san-ie di luarkota tersebut, setelah terlebih dahulu Giok Hong menderma sejumlah 50 dollar untukdana pembangunan kelenteng di situ.Kelenteng ini terletak di tepi sungai di luar kota Souw-ciu yang berpemandanganalam sangat indah, dimana perahu-perahu setiap saat tampak hilir mudikmengangkut para pelancong yang sedang pesiar dan menikmati keindahan kotaSouw-ciu dan daerah sekitarnya. Ciok Hong teringat akan sebuah sajak karya Thio Kiedari jaman dinasti Tong yang berjudul "Pesiar di sungai di malam hari", yang sangat

Page 162: Golok Naga Kembar

ia gemari.Pada petang hari itu setelah habis makan dan minum, ia mengajak isteri besertapara muridnya untuk menikmati keindahan-keindahan alam di tepi sungai seperti apayang pernah dilukiskan dalam sajak Thio Kie itu. Ternyata ia menjadi kecewa,berhubung di sana hanya tampak kegelapan, tak tampak perahu-perahu yang hilirmudik atau suara nyanyian dari orang-orang yang sedang pesiar dengan berperahu diwaktu malam hari. Karenanya, Giok Hong segera mengajak Cay In dan dua orangmuridnya kembali ke kelenteng Han-san-sie dengan perasaan menyesal.Pada keesokan harinya, sesudah menyelesaikan sarapannya, mereka berempat lalumenyewa perahu menuju ke gunung Houw-kiu-san. Dari kejauhan telah tampak limaorang laki-laki yang telah sampai ke sana terlebih dahulu dan kini tengah berdirimenantikan Sun Giok Hong dan kawan-kawan di bawah sebuah pagoda yangmenjulang tinggi ke angkasa raya. Salah seorang diantara kelima orang itu, ternyatabukan lain daripada Co Hian Pang adanya.Begitu melihat kedatangan Sun Giok Hong dan kawan-kawannya, orang she Co itusegera menuding sambil membentak, "Bocah she Sun, tempo hari jika aku tidakmemandang muka para pengurus, niscaya engkau sudah kuhantam sampai mampussaat itu juga. Hari ini engkau telah menerima baik tantanganku, itulah sesungguhnyasuatu perbuatan yang terlampau gegabah dan tidak mengimbangi kemampuan dirimusendiri.'. Akan kulihat bagaimana caranya engkau akan menghadapiku.Tanpa menantikan dahulu jawaban orang, Co Hian Pang sudah lantas majumenerjang, untuk menghantamkan pukulannya sebelum Sun Giok Hong bersiap sedia.Giok Hong yang terlebih dahulu telah berjaga-jaga, dengan sebat telahmemiringkan tubuhnya untuk mengelakkan pukulan tersebut, kemudian dengan jurusEng-jiauw-kun ia hendak menyekal pergelangan tangan si orang she Co. Ketikamelihat gelagat tidak baik, Co Hian Pang lekas-lekas lompat mundur untukmenghindarkan dirinya dari cekalan itu. Dengan berdasarkan penglihatannya selagiGiok Hong mengajar para muridnya, kini ia baru mengetahui bahwa apa yangdisaksikannya waktu itu hanyalah bagian-bagian yang terlampau rendah dari ilmuEng-jiauw-kun tersebut, sedangkan "isinya" yang ia saksikan sekarang ternyata jauhlebih hebat dan lihay daripada apa yang semula dipikirkannya. Maka diapun dengandiam-diam tak berani lagi memandang rendah Giok Hong yang semula sangatdihinakannya itu.Maka pada waktu Giok Hong balas menyerang, iapun segera mengeluarkan seluruhkepandaiannya untuk mempertahankan dirinya agar jangan sampai kena dikalahkanoleh musuhnya itu.Demikianlah pertempuran itu telah berlangsung dengan amat hebatnya hingga 30atau 40 jurus dalam keadaan seri. Orang-orang dari kedua pihak menyaksikan daripinggiran dengan perasaan hati yang berdebar-debar.

Page 163: Golok Naga Kembar

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Orang-orang Co Hian Pang yang diperintah untuk segera mengeroyok jika ternyataSun Giok Hong lebih unggul dalam pertempuran itu, kini terpaksa berlaku pasif dantinggal menonton guru mereka yang sedang bertempur itu dengan perasaan khawatir.KarenaSun Giok Hong ternyata tidak datang ke Houw-kiu-san hanya seorang diri saja,maka jika mereka maju mengeroyok lawan guru mereka itu, apakah orang-orang SunGiok Hong akan tinggal diam saja?.Gunung Houw-kiu-san yang menjadi salah suatu daerah pariwisata yang terkenaldalam kota Souw-ciu, banyak sekali dikunjungi oleh para pelancong yang datang daripelbagai propinsi di daerah Tiongkok. Tidaklah heran jika para pelancong jadiberkerumun menonton kedua orang yang sedang pie-bu itu, yang semula hanyaditonton oleh beberapa orang saja. Begitu orang banyak mengetahui tentang adanyapertandingan yang ramai sekali di daerah itu, dengan segera jumlah penontonmenjadi berlipat ganda, kemudian semakin bertambah sehingga berjumlah beberaparatus orang banyaknya. Dalam waktu sekejapan saja, di bawah gunung itu telahmenjadi ramai oleh para penonton yang sengaja datang ke situ untuk menyaksikanorang pie-bu.Semakin banyak orang-orang yang datang menonton, semakin khwatir pula hati CoHian Pang. Ia semula tidak pernah menyangka bahwa di situ akan datang begitubanyak orang hingga kalau nanti ia kalah dalam pertempuran itu, berita tentangkekalahannya pasti akan segera tersiar kemana-mana.Untuk mencegah kejadian tidak enak ini, ia perlu mengeluarkan seluruh kepandaiandan tenaga sekuat-kuatnya agar dapat segera merobohkan Sun Giok Hong pada saatitu juga. Kalau tidak, maka sudah dapat dipastikan bahwa dia sendirilah yang pastiakan merasa lebih kecewa.Sementara Giok Hong yang sedari tadi memperhatikan perlawanan si orang she Co,begitu mengetahui dimana letak kelemahan musuhnya itu, segera maju mendesakdengan cepat dan dahsyat, sedangkan tendangan-tendangannya yang lihay segeradilancarkannya dengan bertubi-tubi.Hal ini telah memaksa Co Hian Pang mundur dan mempergunakan keduatangannya untuk menyampok atau membabat kaki Sun Giok Hong, namun dia takberdaya mengubah terjangan terjangan lawannya menjadi lebih lunak. Tatkala diapunmencoba melancarkan tendangan Houw-hwee-kiak yang terkenal lihay dan sukardijaga musuh, tiba-tiba Giok Hong berkelit dan dengan gerak yang hampir tidakkelihatan ia telah menggerakkan tangan kirinya mempergunakan jurus Eng-jiauwkim-na-ciu sambil membentak, "Hai orang she Co!. Inilah apa yang dinamakan ilmuEng-jiauw-kun!". Tanpa disadari oleh orang yang bersangkutan, tahu-tahu Co HianPeng telah terlempar sehingga duapuluh kaki jauhnya dan jatuh meloso di bawahsebuah pohon besar yang tumbuh di tepi jalan.Syukur juga si orang she Co jatuh di atas rumput. Kalau tidak, niscaya tulangpunggungnya akan patah terbentur batang pohon.

Page 164: Golok Naga Kembar

Para murid Co Hian Pang yang menyaksikan guru mereka telah dipecundangi orangsegera mencabut thie-cio untuk melindungi Co Hian Pang yang sudah roboh di tanah,khawatir nanti dibinasakan oleh Sun Giok Hong.Giok Hong yang tidak bermaksud untuk mencelakai lawannya, dengan segera iaberseru dengan suara keras, "Tidak usah kalian khawatir aku si orang she Sun tidakakan sembarangan mencelakai orang!. Co Hian Pang bukanlah musuh besarku hinggakita harus bertempur sampai ada yang mati!. Aku hanya mengajar adat sombongguru kalian itu, yang telah menghinakan orang sehingga melampaui batas!".Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Setelah itu ia menoleh kepada si orang she Co sambil berkata, "Co Hian Pang,apakah engkau sekarang sudah puas?".Hian Pang jadi merah mukanya karena jengah."Kini aku harus akui" katanya, "bahwa ilmu kepandaianmu lebih unggul daripadaku.Selamat tinggal, sampai kita jumpa pula nanti!".Setelah berkata demikian, dengan menahan rasa sakit ia segera bangkit dan lekaslekasberlalu dari situ dengan diiringi oleh kelima orang muridnya.Para pelancong yang justeru berkunjung ke gunung Houw-kiu-san hanyamengetahui bahwa di situ telah terjadi pie-bu yang ramai sekali antara kedua jagosilat itu, tapi tidak tahu menahu siapa dan dari mana asal usul mereka berdua.Sun Giok Hong dan isteri serta dua orang muridnya, baru pulang ke Shanghaisetelah terlebih dahulu pesiar dua hari lamanya di kota Souw-ciu. Karena dia takpernah membicarakan tentang pertempurannya dengan orang she Co dari Ouw-lamitu, maka tidak heran jika tiada seorang pun yang mengetahui peristiwa yang terjadidi bawah kaki gunung Houw-kiu-san pada beberapa hari yang lampau.Sementara Co Hian Pang bersama para muridnya, setelah berdiam beberapa harilamanya di dalam sebuah rumah penginapan di Souw-ciu sambil mengobati lukalukanyayang telah dideritanya dari pertempuran dengan Sun Giok Hong itu, hatinyamenjadi jengkel bukan kepalang lalu timbul pikiran untuk menuntut balas.Ia pikir, syukur juga dirinya tidak dikenali oleh para pelancong yang justru datangke situ dan menyaksikan pertempurannya dengan si orang she Sun. Kalau tidak,niscaya kekalahannya itu akan segera tersiar ke mana-mana, sehingga membuatguram nama baiknya yang sudah sekian lama dikenal oleh para penduduk di tanahkelahirannya sebagai salah seorang tokoh dari cabang Bu-tong-pay.Maka untuk menutup rasa malu terhadap para muridnya, Hian Pang segeramengatakan bahwa tingkat kepandaiannya dengan Sun Giok Hong sebenarnya sama,tapi karena dia agak terburu napsu dan terlampau memandang ringan kepada lawanitu, maka kesudahannya dia telah menderita kekalahan. Dengan kata lain, dia seolaholahhendak mengatakan bahwa dia belum tentu kalah jika pertempuran itu sampaidiulang kembali. Sedang di dalam hatinya ia bersumpah jika Sun Giok Hong belum iabinasakan, belumlah puas perasaan hatinya.Setelah berpikir demikian, ia segera memerintahkan seorang muridnya

Page 165: Golok Naga Kembar

menumpang kereta api Nanking-Shanghai untuk mengundang kedua orang Su-teenyaYo Ah Po dan Tio Kee Cun di Nanking, yang tatkala itu membuka Bu-koan atau rumahperguruan silat di muka kelenteng Hu-cu-bio di sana.Empat hari kemudian, kedua orang Su-tee itu telah datang ke rumah penginapanCo Hian Pang dengan diantar oleh muridnya yang telah diperintahkan untukmengundang mereka itu.Yo Ah Po dan Tio Kee Cun kedua-duanya baru berusia kurang lebih 30 tahun,tubuhnya tinggi besar dan tenaganya pun sangat kuat. Yo Ah Po biasa menggunakansebilah pedang Liong-coan-kiam, sedang Tio Kee Cun mahir menggunakan Ngo-ciatkong-pian atau cambuk baja yang berbuku lima.Kepada kedua orang Su-teenya ini Co Hian Pang telah menuturkan cara bagaimanaia telah bertempur dengan Sun Giok Hong, yang dikatakannya "terlampau menghina"terhadap ilmu silat mereka dan cabang Bu-tong-pay. Ia telah sengaja mengundangkedua orang itu untuk sama-sama menumpas si orang she Sun yang sombong itu,agar kewibawaan partai Bu-tong jangan sampai dicemoohkan orang lain lagi di luaran.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Ketika kedua orang itu mendengar hasutan si orang she Co, dengan segera merekajadi gusar dan berkata dengan suara yang hampir berbareng, "Perlu apakah kita mestiberkelahi dengan cara keroyokan, sedangkan lawan kita hanya seorang she Sunsaja?. Pendeknya kami tidak mupakat dengan siasat Su-heng dalam menghadapimusuh itu. Meski akhirnya kita memperoleh kemenangan juga, itupun tak dapatdibilang sebagai perbuatan orang-orang gagah. Malah kita akan dicela serta disindirsebagai orang-orang pengecut oleh para rekan kita dalam Dunia Persilatan!".Tapi Co Hian Pang menggelengkan kepalanya dan berkata, "Jie-wie Su-tee, janganmenganggap 'sepi' si orang she Sun itu. Aku ada suatu siasat untuk kamu berduaagar dapat mengalahkan Sun Giok Hong tanpa harus dicap sebagai kawanan pengecutoleh rekan-rekan kita dalam Dunia Persilatan".Yo Ah Po dan Tio Kee Cun lalu hendak coba memotong pembicaraan Su-hengnya,ketika si orang she Co mendahului berkata, "Engkau berdua dengarkan dahulu siasatyang hendak kuajukan ini, yakni harus mencari gara-gara diwaktu berpapasan denganSun Giok Hong. Setelah kalian berhasil membuatnya menderita luka-luka, kalianharus segera kabur. Dengan demikian, khalayak ramaipun pasti takkan menyangka,bahwa semua ini adalah suatu siasat yang memang telah diatur. Lagipula, orang takkenal she dan namamu berdua, hingga orang takkan menduga sama sekali bahwapenyerangan gelap atas diri Sun Giok Hong mempunyai hubungan yang erat denganpersoalanku pribadi!".Mendengar demikian, terpaksa Yo Ah Po dan Tio Kee Cun menyanggupi juga,

Page 166: Golok Naga Kembar

hingga Co Hian Pang jadi sangat girang lalu mengatar siasat untuk selanjutnya keduaSu-tee i-tu laksanakan.Sekarang kita menilik kepada Sun Giok Hong. Sekembalinya dari gunung Houw-kiusanke Shanghai, ia telah meiakukan pula tugasnya sebagai guru silat dari Ceng BuHwee, tapi tak pernah menyebut-nyebut perihal pertempurannya dengan Co HianPang di luar kota Souw-ciu. Tiada seorang rekan-rekannya yang mengetahui tentangperistiwa perkelahiannya dengan guru silat dari Ouw-lam itu.Setiap hari setelah selesai mengajar silat, Giok Hong kerap mengajak muridnyaLauw Toan in pergi makan minum di kedai minuman Pak Lay Sun di Ka-pak. Padasuatu hari menjelang senja ketika Giok Hong dan muridnya keluar dari gedungperkumpulan Ceng Bu Hwee untuk pergi ke Ka-pak, tanpa sadar bahwa dua bayangantengah menguntitnya dari kejauhan.Sesampainya di muka kedai minuman Pak Lay Sun, lalu lintas justru macet. SelagiGiok Hong hendak mampir ke kedai minuman tersebut, tiba-tiba ia telah diterkamoleh seorang laki-laki tinggi besar yang beroman bengis dan berusia kira-kira 30tahun. Syukur juga Giok Hong bermata jeli dan segera melompat mundur sehinggadua tindak jauhnya, dengan mana ia telah berhasil dapat mengelakkan bertubrukandengan orang itu. Seorang laki-laki yang lainnya segera menyerang dari arahbelakang dengan menggunakan sebatang Ngo-ciat-kong-pian, hingga Giok Hongterpaksa membuang diri untuk dapat menghindarkan serangan gelap itu.Ketika baru saja ia terhindar daripada bahaya itu, tiba-tiba orang yang pertamahendak menerkamnya telah menjotos lagi dengan hebatnya. Giok Hong lekas berkelitsambil menyambar untuk menyekal pergelangan tangan musuh itu. Dengan cepatorang itu juga melihat gelagat, kalau tidak niscaya tulang pergelangan tangannyaakan dicengkeram oleh salah satu jurus Eng-jiauw-kim-na-ciu Sun Giok Hong.Sementara Giok Hong yang sama sekali tidak membawa senjata, justeru itumelihat seorang yang berjualan buah Lay berjalan lewat di tepi jalan raya. Dengantidak membuang waktu lagi, ia segera hentikan pedagang buah itu, yang pikulannyaTiraikasih Website http://kangzusi.com/lalu diambilnya dan dipergunakannya sebagai gegaman untuk melawan kedua oranglaki-laki yang telah menyerangnya secara tiba-tiba itu.Mereka ini bukan lain daripada kedua orang Su-tee Co Hian Pang yang bernama YoAh Po dan Tio Kee Cun adanya. Mereka sama sekali tidak pernah menyangka bahwapembokongan mereka itu akan mendapat sambutan yang sedemikian hangat danhebatnya dari pihak si orang she Sun.Maka Yo Ah Po yang bersenjatakan sepasang thie-cio sebagai pengganti pedangnyayang berbentuk panjang dan mudah menarik perhatian orang, segera menyerang.Kedua thie-cionya berbareng menerjang, yang kiri menusuk tenggorokan, sedangyang kanan disabetkan ke arah tulang rusuk.Dengan gerakan yang dahsyat sekali Giok Hong telah menyapu dan sekaligusmenabas pinggang Ah Po dengan pikulannya, sehingga Ah Po lekas-lekas lompatmundur ke belakang. Giok Hong hendak mengejar, tapi ia batalkan maksudnyatatkala Kee Cun menyerangnya dari sebelah kanan.

Page 167: Golok Naga Kembar

Tio Kee Cun yang bersenjata sebatang Ngo-ciat-kong-pian, berniat membetotpikulan yang dipakai sebagai senjata oleh Giok Hong. Cambuk bajanya berhasilmelibat pikulan, tapi sebelum ia keburu membetot, ujung pikulan itu telah lebihdahulu menerjang dadanya!. Kee Cun terkejut sekali, lekas-lekas ia lepaskan cambukbajanya sambil lompat. Tak urung pundaknya kena juga tersodok sedikit, makajatuhlah ia terpelanting ke tanah. Ia segera bangkit lagi, lalu lari menghampiriseorang pedagang sayuran untuk ia rampas pikulannya.Sedang Lauw Toan In yang tidak mau membiarkan orang mengepung gurunyadengan seenaknya saja, begitu melihat ada kesempatan iapun segera turut merampaspikulan seorang pedagang yang lainnya. Dengan pikulan itu ia telah melakukanserangan kilat kepada Tio Kee Cun, yang sama sekali tidak menyangka bahwa diaakan menjadi tandingan murid lawannya yang telah menghalangi pikulannya yangdihantamkan ke arah batok kepala Giok Hong dengan sekuat-kuat tenaganya.Seketika itu juga terdengar suara beradunya dua pikulan yang telah membuat orangorangyang hilir mudik di jalan jadi berteriak, "Aduh!". Kemudian mereka cepatberlarian menyingkir untuk menghindarkan salah paham kedua pihak yang sedangbertempur.Tenaga Tio Kee Cun dan Lauw Toan In ternyata sama kuat dan dahsyatnya karenabegitu pikulan yang mereka pergunakan saling beradu, segera terdengar suara "DAK!"yang keras sekali. Bersamaan dengan itu, kedua pikulan yang saling beradu itu telahpatah menjadi empat potong!. Kedua orang itu yang tak mau saling mengalahmentah-mentah, bukan saja tidak mau mundur malah sebaliknya lantasmempergunakan pikulan yang patah itu untuk memukul musuh sebagai gantisenjatanya.Tanpa banyak bicara pula, kedua orang itu segera saling serang menyerang denganditonton oleh orang banyak yang berjalan hilir mudik di kedua tepi jalan Ka-pak yangramai itu.Dengan demikian, pertempuran telah terpecah menjadi dua rombongan, yakni SunGiok Hong lawan Yo Ah Po dan Lauw Toan In lawan Tio Kee Cun. Semakin hebatpertempuran-pertempuran itu berlangsung, semakin banyak pula orang-orang di jalanraya yang berkerumun menonton keramaian tersebut.Menggunakan pikulan sebagai senjatanya, Giok Hong telah melabrak Yo Ah Posehingga sibuk bukan main untuk melindungi diri dengan thie-cio yangdipergunakannya sebagai senjata itu. Selanjutnya, ia hanya mampu menjaga diridaripada serangan-serangan Sun Giok Hong, tapi sama sekali tak mampu balasmenyerang musuh kakak sepergurannya itu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Sementara Lauw Toan In yang masih muda dan bertenaga sangat kuat, telahmelancarkan serangan-serangannya dengan tidak kepalang tanggung. Tio Kee Cunagak terkejut juga melihat kegagahan dan keberanian pihak lawannya yang meskiusianya masih muda belia tapi ternyata tak boleh dipandang ringan ataudipersamakan dengan pemuda-pemuda lain.Karena terjadinya pertempuran itu dan banyak orang yang sedang hilir mudik di

Page 168: Golok Naga Kembar

jalan raya jadi berkerumun di sana untuk menonton dua rombongan orang-orangyang sedang berkelahi itu. Tidaklah heran jika lalu lintas di jalan raya menjadi macet,hingga menarik perhatian pihak kepolisian yang segera mengirim serombongan polisiuntuk menangkap orang-orang yang sedang membikin kerusuhan itu guna menjagakeamanan dan ketentraman di dalam kota.Dalam keadaan begitu, Yo Ah Po dan Tio Kee Cun menjadi sangat bingung dansesaat lamanya tidak mengetahui dengan jalan bagaimana mereka harus meloloskandiri. Jika mereka kabur dengan tergesa-gesa, pihak musuh-musuh mereka akanmenjadi lebih leluasa untuk melukai mereka berdua, jika tidak lekas-lekas kabur,niscaya mereka akan ditangkap oleh polisi.Sebagai orang-orang yang telah memulai mencari gara-gara dan membawa thie-ciodan cambuk baja untuk mencelakai orang, maka sudah barang tentu jelas sekalikesalahan mereka, bahwa perbuatan mereka itu telah direncanakan terlebih dahulu.Untuk ini, mereka tentu sangat sukar untuk mungkir dalam segala alasan. Oleh sebabitu, apa akal mereka sekarang untuk dapat menyelamatkan diri dengan berbarenganmeloloskan diri dari tangan undang-undang negeri?."Celaka!", berbareng dengan suara teriakan tanpa terasa yang keluar dari mulut YoAh Po dan Tio Kee Cun. Di sebelah sana rombongan polisi telah melepaskan tembakandua kali untuk memberi peringatan supaya kedua belah pihak menghentikanpertempuran itu dengan segara.Begitu pertempuran berhenti, polisi segera menggiring Sun Giok Hong, Lauw ToanIn, Yo Ah Po dan Tio Kee Cun berempat ke kantor polisi untuk ditanyakan siapa yangsemula telah membuat kerusuhan dan sebab musabab daripada kerusuhan tersebut.Sun Giok Hong sebagai orang yang pertama-tama hendak diserang dengan caradibokong, lalu menuturkan segala kejadian yang telah ia alami tadi, denganmenerangkan bahwa dia tak kenal atau mengetahui apa sebab musabab orang itumencari gara-gara terhadap dirinya. Tapi sebagai seorang yang diserang dengan caratiba-tiba, sudah barang tentu dia berhak untuk melindungi dirinya dengan segalacara. Lebih-lebih ia menerangkan bahwa dia tak membawa senjata apapun di waktupenyerangan gelap itu terjadi.Sebagai pencuri yang tidak mengakui bahwa dia mencuri, Yo Ah Po telah cobamembersihkan dirinya di hadapan polisi dengan mengatakan bahwa dia telahdihinakan oleh Sun Giok Hong, sehingga dia naik darah dan terjadi perkelahiantersebut sama sekali bukan sengaja merencanakan pembokongan itu dari awal.Kesaksian dari para pedagang yang telah dirampas pikulan mereka oleh orangorangyang berkelahi itu telah menjelaskan, bahwa semua itu telah terjadi karenaperbuatan sengaja dari Yo Ah Po, yang telah sengaja mengatur siasat dengankawannya yang bersenjatakan cambuk baja itu untuk mencelakai diri Sun Giok Hong.Berdasarkan kesaksian para pedagang itu, Sun Giok Hong dan Lauw Toan In telahdibebaskan dari tuntutan. Yo Ah Po dan Tio Kee Cun telah disita senjata-senjatanya

Page 169: Golok Naga Kembar

yang berupa thie-cio dan cambuk baja sebagai bukti-bukti kejahatan mereka danmereka ditahan, kemudian dijatuhi hukuman sebulan penjara dan diwajibkanmembayar semua ongkos perkara.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Bersamaan dengan itu, merekapun harus berterima kasih kepada pihak kepolisianyang telah keburu datang menangkap mereka. Jika penggerebekan itu tidak dilakukancukup cepat, niscaya mereka sudah menderita luka-luka karena dihajar oleh Sun GiokHong dan muridnya. Sebagai ganti dari bencana besar itu, mereka hanya dijatuhihukuman kurungan yang begitu murah dan selamat, yakni hukuman kurungan untuksebulan saja lamanya.Hingga Giok Hong kembali ke gedung perkumpulan Ceng Bu Hwee, dia masih takmenyangka bahwa penyerangan gelap itu mempunyai sangkut paut yang erat sekalidengan sengketa yang telah terjadi atas dirinya dan Co Hian Pang beberapa waktuyang lalu.Setelah membayangkan sejenak dalam pikirannya, cara-cara kedua orang musuhgelap itu telah menyerangnya, sedikit banyak ia segera mengetahui bahwa jurusjurusmereka itu banyak benar kesamaannya dengan jurus-jurus yang pernahdiperhatikannya dari pelbagai gerak gerik serta serangan-serangan yang dilakukanterhadap dirinya oleh Co Hian Pang. Maka timbullah rasa curiga di dalam hatinya,bahwa setelah Co Hian Pang dikalahkannya di bawah kaki gunung Houw-kiu-san diluar kota Souw-ciu, ia telah menghasut saudara-saudara seperguruannya untukmelakukan pembokongan kilat atas dirinya dengan mempergunakan pelbagaimuslihat buruk yang dapat dilakukannya selagi ia sendiri berlaku lengah. Ia merasasangat mendongkol dan berjanji pada diri sendiri, di suatu waktu akan menegurperbuatan si orang she Co dan lalu mengganyangnya jika dirasakan perlu.Co Hian Pang yang juga menyadari akan aksi pihak Sun Giok Hong selanjutnya,diam-diam menjauhkan diri untuk jangan sampai berpapasan atau bertemu mukadengan pihak lawannya. Sun Giok Hong sendiri merasa tidak enak untuk sengajamencari gara-gara dan membereskan segala "perhitungannya" ini."Aku sepertinya perlu bicara dengan si bocah she Co itu empat mata" kata GiokHong pada dirinya sendiri.Sun Giok Hong dan Co Hian Pang, tetap tinggal dan menjabat tugas sebagai gurugurusilat dari Ceng Bu Hwee. Kedua pihakpun tidak pernah membicarakan persoalanpie-bu di gunung Houw-kiu-san kepada para rekan mereka.Pada beberapa saat kemudian setelah selesai mengajar silat, tiba-tiba Sun GiokHong telah berpapasan dengan Co Hian Pang yang hendak membeli arak di kedaiminuman. Para pengurus dan rekan mereka di Ceng Bu Hwee justru telah pergi keluaruntuk berjalan-jalan, hingga kesempatan yang sebaik itu tidak mau lagi dilewatkanoleh si orang she Sun yang lalu maju menghampiri Co Hian Pang sambil berkata,"Lauw Co, sungguh tidak kunyana bahwa engkau bisa bertindak dengan cara yangbegitu licik dan rendah!".Co Hian Pang yang menganggap bahwa Sun Giok Hong tidak mengenal Yo Ah Po

Page 170: Golok Naga Kembar

dan Tio Kee Cun yang telah mengeroyoknya sebagai kedua Su-teenya, dengan lantasia berpura-pura menjawab,"Dari mana datangnya engkau menuduh aku berlaku licik dan rendah terhadapdirimu?".Giok Hong lalu mengeluarkan suara dengusan dari lobang hidungnya sambilberkata, "Hm!. Engkau telah mengatur siasat pembokongan selagi aku berlaku lengahdengan meminjam tangan kedua orang Su-teemu Yo Ah Po dan Tio Kee Cun!. Apakahcara ku bukan suatu perbuatan yang licik dan rendah?".Co Hian Pang yang kini sudah tak bisa mungkir lagi atas perbuatannya yang tidakbaik itu, tiba-tiba timbul pikiran untuk membunuh Giok Hong dengan tinju mautnya.Tanpa banyak bicara pula, segera ia membentak sambil memukul muka Giok HongTiraikasih Website http://kangzusi.com/dengan siasat Siang-hong-koan-jie atau dua hembusan angin mendampar kuping,tinjunya yang besar dan keras menyerang belakang kuping Giok Hong.Giok Hong yang terlebih dahulu telah membayangkan dalam otaknya, sikap apayang akan dilakukan oleh pihak lawan itu, dengan sebat ia telah miringkan kepalanyasehingga tinju Co Hian Pang menyamber tempat kosong dengan mengeluarkan suaraangin yang tajam dan pasti akan membuat berdiri bulu roma orang yangmendengarnya.Begitulah pertempuran yang dahsyat itu tak dapat dicegah lagi, berhubung di situtak ada orang ketiga yang turut menyaksikan atau datang memisahkan kedua gurusilat yang bermusuhan itu.Co Hian Pang yang berasal dari cabang Bu-tong, sudah tentu telah mengeluarkanseluruh kepandaiannya untuk mempertahankan nama baik perguruan silat partainya.Sedangkan Sun Giok Hong yang sangat mahir dalam ilmu Eng-jiauw-kun, ingin jugamembela nama baik peguruan Siauw-lim yang menjadi anutannya. Karena keduabelah pihak sama-sama lihay dan uletnya, maka pertempuran itu belum dapat segeraditetapkan pihak mana yang unggul sebelum berlangsung sehingga beberapa puluhjurus lamanya.Serangan-serangan atau kelitan-kelitan kedua belah pihak menakjubkan sekali,egosan dan tangkisan yang diteruskan dengan sodokan-sodokan maut yang dilakukanHian Pang adalah jurus-jurus terhebat yang jarang dimiliki oleh sembarang orang.Kalau Giok Hong dapat melayaninya, itu disebabkan ia sendiri memiliki ilmu silat yangtinggi disamping pengalaman bertempurnya yang banyak.Selagi pertempuran berlangsung terus, Giok Hong yang nampaknya terdesak,mendadak membalas menyerang tiga kali dengan cara saling menyusul. Karena ini,dadanya menjadi terbuka dengan sendirinya. Hian Pang melihat tempat lowong itu,iapun berkata dalam hatinya, "Sungguh lucu engkau yang dinamakan ahli golok limapropinsi, tidak mengerti bahaya. Di hadapan musuh, kau membuka dirimu secarabegini, itu tandanya kau mencari mampus sendiri!". Segera tangannya bergerak,

Page 171: Golok Naga Kembar

tangan kirinya menahan tangan Giok Hong, sedang tangan kanannya membabatlengan lawannya.Kelihatan lengan Giok Hong itu bakal terhajar hingga patah, sedang dadanya punseperti terjambret tangan kiri lawannya, yang sudah bergerak lebih jauh menyusultangan kanannya itu.Tapi, tiba-tiba terdengar jeritan Hian Pang dan tampak ia menarik pulang keduatangannya, tubuhnya mundur tiga tindak. Setiap langkahnnya menjadi berat, dan iamundur sambil berusaha mempertahankan dirinya agar tidak roboh!.Apakah yang sebenarnya telah terjadi?.Giok Hong tidak ingin pertempurannya itu diketahui orang banyak, karena iamerasa malu kepada pengurus perkumpulan Ceng Bu Hwee yang pernahmendamaikan urusan perkelahiannya dengan Hian Pang dahulu. Ia ingin lekas-lekasmenyelesaikan pertempuran kali ini selekas mungkin, tapi ternyata Hian Pang dapatbertahan sampai sekian lamanya. Ia melihat kesulitan untuk bertempur tanpa tipudaya, maka sesudah melayani sekian lama ia lantas menggunakan akal. Dengansengaja ia membuat tempat yang lowong pada dirinya sendiri, sambil memasangumpan ia mengumpulkan tenaganya di dada untuk melindungi diri dan senantiasaberlaku waspada untuk melindungi juga bagian-bagian tubuh lain yang lemah. Tepatdugaannya, tangan kiri Hian Pang menyambar ke tempat yang berbahaya di dada,tapi segera Hian Pang menjadi kaget dengan sendirinya. Dada itu telah melejit, bukandia yang dapat menjambak justeru jari-jari tangannya telah terpelintir, telapaktangannya dirasakan sakit hingga tubuhnya terhuyung. Ia menyambar tangan GiokTiraikasih Website http://kangzusi.com/Hong untuk mempertahankan diri tapi Giok Hong meronta melepaskan tangannya itu,sedang tangan kirinya dipakai untuk menyambar ke tenggorokan lawan, jari-jaritangannya mengancam ke bagian leher yang berbahaya!.Hian Pang kaget bukan main melihat ancaman itu, sebab ia telah mengenal denganbaik hebatnya Eng-jiauw-kim-na-ciu dari lawannya itu, dengan terpaksa ia menarikpulang kedua tangannya untuk mengundurkan diri. Karena ia kesusul, ia bertindakcepat tetapi berat dan wajahnya merah karena jengah. Setelah dapat memperbaikiposisinya, ia telah menyerang lagi dengan siasat Pai-san-in-ciang atau dengan keduatinju mendorong lautan, kedua tinjunya berbarengan menerjang dada musuh denganamat ganasnya.Melihat serangan yang demikian mematikan, Giok Hong segera menangkis dengansiasat Hun-ceng-tan atau membuyarkan abu menjernihkan suasana. Tapi sebelummenangkis, ia terlebih dahulu menggeser kedua kaki karena tak berani memandangringan tenaga lawannya itu, lalu dengan cepat tangannya menyapu bersih kedua tinjumaut itu dan segera membarengi dengan serangan Tui-ciong-bong-goat atau menolakjendela untuk menjenguk rembulan, untuk menjegal Hian Pang.Sungguh gesit sekali Hian Pang ini, sembari menangkis iapun telah membarengidengan satu serangan yang bernama Hoay-sim-tui, satu ilmu tendangan Bu-tong-payyang terdahsyat, yang tidak sembarangan diturunkan kepada murid kecuali yang

Page 172: Golok Naga Kembar

betul-betul telah mahir ilmu silatnya. Sifat tendangan ini sangatlah kejam danmematikan, jika tidak mau dikatakan keji!. Dan jika sampai Hian Pangmempergunakannya juga tendangan maut ini, karena ia sendiri sudah merasa sangatterdesak dan kewalahan menghadapi Giok Hong.Saking terkejutnya menyaksikan serangan itu, Giok Hong dengan satu gerak reflektelah mencelat dengan siasat Koay-bong-hoan-sin atau ular naga siluman jumpalitan,ia lompat berputar sedemikian rupa, hingga dapat ia menghindari tendangan itudengan manisnya.Selagi masih di udara, ia telah melepaskan satu tumbukan ke kepala Hian Pang,yang walaupun terkesiap telah menendang angin, tapi masih dapat melepaskan satuterjangan tinju ke atas dan............."Buk!!!". Satu suara yang keras terdengar karena beradunya dua tinju raksasa itudan tampak Hian Pang seolah-olah terbenam ke dalam tanah, sedangkan Giok Hongmental ke atas!.Hian Pang sesungguhnya telah berlaku terlampau nekad, tidaklah seharusnyaserangan Giok Hong itu ia balas dengan kekerasan pula, karena ia sendiri yang akanmenderita kerugian besar!. Sedangkan Giok Hong, meski merasa sakit juga pada tinjudan sambungan tulang pundaknya, ia dapat turun dari udara tanpa kesukaran. Tidakdemikian halnya dengan Hian Pang, yang jadi terjongkok untuk sekian lamanyakarena merasakan matanya kabur dan pinggangnya sakit sekali!.Baru saja Hian Pang dapat berdiri, ia telah dikejutkan oleh satu bentakan bengis,"Orang she Co!. Jagalah baik-baik jurusku ini!". Tampak Giok Hong telah menyerangdengan siasat Houw-yauw-kiu-san atau harimau melompati sembilan gunung.Hian Pang meski kaget sekali, ia berusaha mengelakkan serangan ini dengan siasatTui-po-lian-hoan atau mundur berantai, tubuhnya mencelat di udara sambilmenangkis. Karena pinggangnya masih dirasakan sakit, tidak heran siasatnya itu takdapat ia laksanakan dengan sempurna. Maka Giok Hong berhasil menyergapnya, laludengan siasat Kim-lie-hoan-sin atau ikan mas membalikkan diri, membanting tubuhHian Pang sekuat tenaganya. Tak terasa lagi HianPang menjerit, "Celaka...........!" dan bersamaan dengan terdengarnya suara jeritanitu, tampak tubuh Hian Pang terapung lalu jatuh terguling di suatu tempat yangTiraikasih Website http://kangzusi.com/terpisah kurang lebih lima belas kaki jauhnya dengan tulang kaki patah dan merintihrintihkesakitan.Tapi amarah Giok Hong telah meluap-luap, segera ia lompat mengejar dan hendakmelancarkan tendangan mautnya agar lawannya itu mati seketika itu juga.Syukur ketika baru saja Giok Hong mengayunkan kaki kanannya, tiba-tiba adaorang yang menarik lengannya ke belakang sambil berseru, "Giok Hong Heng, sabardulu!".Oleh karena hentakan yang sekonyong-konyong itu, tendangan Giok Hong jadi

Page 173: Golok Naga Kembar

ngawur dan tidak mengenai sasarannya. Giok Hong jengkel bukan buatan dan lantashendak membentak, tapi ia segera mengenali siapa adanya orang-orang itu. Makaterpaksa ia menahan amarahnya dan bertanya, "Kenapa saudara-saudara merintangiperbuatanku?".Orang-orang itu ternyata bukan lain daripada rekan-rekannya sendiri yakni Lo KongGiok dan Tan Cu Ceng."Giok Hong Heng" kata Lo Kong Giok pula, "duduk persoalanmu dengan Co HianPang telah kami ketahui dengan jelas. Kini dia telah kau robohkan, ini kiranya sudahcukup untuk menentukan siapa yang lebih unggul kepandaiannya"."Jika setelah ia roboh engkau menendangnya pula, niscaya Lauw Co akan tewasjiwanya dan urusan pasti akan jadi semakin sulit. Demi kebaikan nama perkumpulankita, sudilah kiranya saudara memaafkannya serta menyudahi permusuhan ini sampaidisini saja. Janganlah saudara lupakan, bahwa Lauw Co telah diundang oleh parapengurus Ceng Bu Hwe untuk membantu mengajar ilmu silat di dalam gedungperkumpulan kita ini. Untuk menjaga muka para pengurus tersebut, kami sangatharap supaya saudara sudi juga mengampuni kesalahan-kesalahan Lauw Co yangtelah lampau itu".Sementara Giok Hong yang mendengar permintaan rekan-rekannya itu danmengingat bahwa urusan jiwa tidak dapat dibuat permainan, diapun akan berurusanjuga dengan polisi jika sampai kejadian Co Hian Pang tewas di dalam tangannya.Maka apa boleh buat ia mau juga untuk menyudahi semua perselisihan itu.Selanjutnya, untuk membujuk serta meredakan hati Giok Hong yang masih panas,Lo Kong Giok dan Tan Cu Ceng segera mengajak Giok Hong ke sebuah kedaiminuman untuk makan minum. Mereka mengundang juga para pengurusperkumpulan Ceng Bu Hwee untuk diberitahukan tentang duduk perselisihan yangsebenarnya antara Giok Hong dan Co Hian Pang tersebut dan agar Hian Pang segeradiberi tegoran keras atas segala perbuatannya yang tidak baik itu.Setelah itu, barulah Giok Hong merasa lega di dalam hati dan suka menyudahiperselisihan itu serta memaafkan Hian Pang atas kesombongannya itu. Tapi Hian Pangyang diundang untuk datang juga ke perjamuan perdamaian itu, ternyata tidakkelihatan batang hidungnya dan ada kemungkinan ia malu atau penasaran sekali ataskekalahannya itu. Tetapi hal ini sama sekali tidak mengurangi kegembiraan orangbanyak yang berkumpul dalam perjamuan itu.0oo0

XSEWAKTU kejadian di atas terjadi, sebuah kapal besar tengah berlayar denganmegahnya dari Tokyo menuju ke daratan Tiongkok dengan membawa seorangpenumpang berkebangsaan Jepang, itulah Yasan Shiecike!.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Sementara Naka Haruo, Sano Rin, Noma Minoru, Yoshi Nakamura dan yang lainlainnyalagi, tampak sibuk untuk menyelenggarakan sambutan yang sehangathangatnya

Page 174: Golok Naga Kembar

dan kelihatan mereka mondar mandir di pelabuhan dengan rupa tidaksabaran menunggu kapal besar itu melemparkan sauhnya.Tepat jam 5 sore baru kapal itu dapat menrunkan penumpang-penumpangnya kedarat dan tampak Yasan menuruni tangga kapal untuk kemudian dirangkul dan dieluselusoleh kawan-kawannya itu. Mereka langsung menuju ke konsesi yang khususdisediakan untuk bangsa mereka, dimana Yasan tanpa istirahat lagi lalu mengajakkawan-kawannya berlatih Judo dan Karate, bersiap-siap menghadapi Giok Hong!.Dilain pihak. Giok Hong yang khawatir dikeroyok oleh kawan-kawan Yasan, telahterlebih dahulu berpesan kepada para murid-muridnya, yakni Lauw Toan In, Lo HokYauw, dan lain-lain, untuk membekal tan-pian atau cambuk yang dapat dilibatkan dipinggang masing-masing. Kemudian mereka disuruh menyamar dan pura-purasebagai orang luar yang sengaja datang ke luar kota Liong-hoa untuk turutmenyaksikan pertandingan yang ia dan Yasan akan lakukan nanti. Hal mana telahditurut oleh Lauw Cay In, yang dengan diam-diam akan membaur di antara parapenonton untuk melindungi diri suaminya pada tanggal 15 atau 2 hari yang akandatang.Dan tanggal 15 yang dinanti-nantikan itupun akhirnya datang.Pada hari itu, sesudah sarapan dan minum dua cawan arak, Sun Giok Hong lalumenukar pakaiannya dengan pakaian yang lebih ringkas. Disebelah luarnya iamengenakan baju panjang, hingga romannya tidak mirip dengan seorang yang pahamilmu silat.Dari tempat kediamannya ia berangkat keluar kota Liong-hoa dengan kereta apidan sampai di sana di antara orang-orang yang telah berkerumun di sebuah lapanganyang luas, mereka telah menyambut kedatangannya dengan bersorak sorai riuhsekali. Tapi Yasan dan kawan-kawannya belum tampak batang hidungnya.Giok Hong berjalan di antara orang banyak sambil memperhatikan keadaan disekitar lapangan itu, dimana ia melihat para murid dan isterinya sudah sampai pula disitu terlebih dahulu. Masing-masing telah mengambil posisi yang tepat sekali untukmenjaga dirinya dari musuh-musuh yang ingin berbuat curang dengan caramembokongnya.Tatkala jam yang ditentukan telah tiba, sekonyong-konyong terdengar orangbanyak yang berkata, "Kawan-kawan Jepang itu baru saja tiba!".Dari dua buah mobil yang dilarikan dengan cepat dan berhenti di sisi lapangan itu,tampak turun Yasan diiringi oleh 6 atau 7 orang kawannya yang bertubuh kasar danberoman bengis.Sun Giok Hong dan para murid yang melihat seorang Jepang yang berperawakantegap, berkumis dan berjenggot pendek tengah memasuki lapangan itu denganlangkah yang garang. Segera ia ketahui bahwa orang itu tentulah bukan lain daripadaYasan Shiecike yang menjadi penantangnya itu. Maka dengan kedipan mata ia telahmemberi isyarat kepada isteri dan murid-muridnya yang sudah bercampur baur diantara para penonton itu agar mereka berlaku waspada dan selalu siap sedia untukmenghadapi segala kemungkinan.Sementara Yasan yang melihat seorang tengah berdiri dengan tenang di tengahlapangan itu, segera dapat menduga bahwa orang itu tentu bukan lain daripada Sun

Page 175: Golok Naga Kembar

Giok Hong adanya. Dengan suara bengis ia segera membentak, "Apakah engkau iniadalah Sun Giok Hong?".Tiraikasih Website http://kangzusi.com/"Sungguh baik sekali daya indra matamu!" kata Giok Hong. "Aku inilah Sun GiokHong yang telah menghajar banyak ahli-ahli silat Jepang, sehingga mereka terkuingkuing!".Lalu sambil menudingkan jari telunjuk dan tengahnya, ia melanjutkan,"Engkau ini tentu orang yang telah memasang iklan di banyak suratkabar beberapawaktu yang lalu, yang bernama Yasan Shiecike, bukan?".Yasan gusar sekali mendengar kata-kata yang menghina itu, sehingga kumis danjenggotnya seolah-olah berdiri. Tidak urung ia berkata juga, "Aku Yasan Shiecike,murid kesayangan guru Judo terkenal Kawai Saburo, yang dijuluki orang Jago Judodari Timur Jauh!. Aku dengar kabar bahwa engkau telah mengakui dirimu sendirisebagai Ngo-seng-to-ong, seorang ahli silat yang sangat tinggi kepandaiannya".Katanya lagi dengan suara geledek, "Tapi engkau lupa, bahwa ilmu silat Dai Nipponbukan saja takkan kalah dengan ilmu silat dari negeri manapun, malah kini tengahmenjagoi di kolong langit. Aku sendiri memang gemar dengan ilmu silat, maka kiniaku telah sengaja mengundangmu untuk sama-sama berlatih sambil saling menukarpendapat dalam kalangan persilatan. Keluarkanlah seluruh kemampuanmu untuk cobamelawan ilmu Judo kami, agar supaya dapat dibandingkan mana yang lebih unggulantara ilmu silat Tiongkok dan ilmu silat Negeri Matahari Terbit!".Sun Giok Hong selalu mengganda tertawa saja dan berkata, "Aku bersediameluluskan segala kehendakmu dengan senang hati!"."Apakah engkau mengetahui" membual Yasan, "bahwa Ho Goan Ka pernahdikalahkan oleh ilmu Judo kami?".Bagaikan harimau yang dibangunkan dari tidurnya, tiba-tiba wajah Sun Giok Hongjadi berubah dan teringat akan kecurangan bangsa Jepang yang telah mengeroyokjago silat she Ho itu. Dengan perasaan amat gusar ia segera bertanya, "Apakahengkau inilah orangnya yang telah merobohkan Ho Goan Ka Lo-su?".Yasan menengadah sambil mengeluarkan tawa yang sangat tidak enak bagipendengaran kuping. Dengan roman sangat bangga ia menyahut, "Tidak salah!.Akulah Yasan Sheicike, yang telah menghajar orang she Ho itu sehingga ia jadimampus!"."Mengeroyok orang secara curang dan keji memang menjadi kemampuanmu yangterlihay!" bentak Giok Hong dengan wajah merah padam. "Justeru engkau inilah yanghendak kuhajar untuk membalas sakit hati Ho Lo-su!".Dengan amarah yang berkobar-kobar, Giok Hong segera mendahului menerjangdengan gerakan secepat kilat, hingga Yasan yang juga selalu berlaku waspada lekaslekaslompat mundur dengan secara gesit sekali.Ahli Judo Jepang itu cukup cerdik untuk tidak menghambur-hamburkan tenaganya.Ia yakin pertarungan ini akan memakan waktu yang cukup lama sebelum ia dapatmerobohkan lawannya yang hebat ini.Matanya yang sipit dan bersinar tajam ditatapkan ke wajah Giok Hong untukmemperhatikan serangan-serangan selanjutnya. Giok Hong sendiri yang pernahberkali-kali berkenalan dengan orang-orang yang mahir Judo, terlebih dahulu telahmengetahui bahwa sungguh berbahaya jika sampai lawannya itu dapat menyekal

Page 176: Golok Naga Kembar

bajunya. Bukan saja Yasan mahir sekali ilmu Judonya, tapi iapun ternyata mahir ilmuKarate dan ilmu silat Tiongkok, yang dipelajarinya dari beberapa guru silat Tionghoayang telah menjadi warganegara Jepang.Giok Hong berlaku cerdik, ia sengaja berkelahi dalam jarak yang agak jauh.Pukulan-pukulan dengan telapak tangan atau tinju hanya dipergunakan sebagaisusulan saja jika tendangan-tendangan telah diluncurkannya untuk mendesak Yasan,yang selalu dapat mengelakkannya dengan bagus sekali.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Para penonton bersorak sorai karena asyiknya menonton pertempuran yang barupernah mereka saksikan seumur hidup itu, yakni ahli silat Tionghoa melawan jagoJudo Jepang.Pada suatu ketika, setelah dapat mengelakkan tabasan-tabasan telapak tanganmaut Yasan, Giok Hong telah melontarkan jotosan yang tidak kalah hebat dandahsyatnya daripada tabasan-tabasan lawannya itu. Tapi dengan indahnya Yasandapat menangkis serangan itu, malah dengan kecepatan yang hampir sukar dilihatorang, ia telah berhasil mencekal baju Giok Hong dan..........."Ciiaaaaaaattt..............."Celaka!". Kata-kata itu tiba-tiba tercetus dari mulut setiap penonton, sedang LauwCay In dan para murid Giok Hong jadi mencelot hati mereka waktu menyaksikanperistiwa yang sangat mengejutkan itu. Berbarengan dengan kata "celaka" itu,tampak tubuh Giok Hong terlempar di udara bagaikan sebuah roket yangditembakkan dari sebuah meriam. Bersamaan dengan itu, terdengar suara yangsangat riuh di sebelah sana, karena tubuh yang terlempar itu menuju langsung kearah penonton di sebelah depan, yang jadi terkejut dan tak keburu menyingkirkandiri. Mereka terpaksa harus mengangkat tangan-tangan mereka untuk menyongsongtubuh yang dilemparkan oleh Yasan itu!.Sesaat lamanya keadaan tempat pertarungan menjadi sunyi sekali, semua mataditujukan ke arah penonton di seberang sana, untuk mengetahui perkembangannyalebih lanjut. Hanya sebentar saja kesunyian telah tersobek oleh sorak sorai penontonyang berteriak-teriak, "Belum kalah, belum kalah!. Masih ada pertandingan!. Sambilbersorak-sorai dan kelihatan Giok Hong berjalan keluar dari antara orang banyak itu,sambil tak henti-hentinya berkata, "Terima kasih, terima kasih!".Dalam hal ini Yasan telah membuat kekeliruan besar. Bantingan yang telah ialakukan itu, tidak seharusnya dilakukan dengan tergesa-gesa sehingga Giok Hong jaditerlempar ke antara penonton. Dengan demikian lawannya bukan saja jadi tidakterluka malah kesempatan yang terbaik telah terbuang begitu saja.Lauw Cay In dan para murid Giok Hong menjadi lega sekali setelah mendapatikenyataan Giok Hong selamat dan tidak kurang suatu apapun. Tapi Naka Haruo dankawan-kawannya yang menyaksikan Yasan gagal membanting mampus lawannya itu,hampir semua jadi membanting-banting kaki karena amat kecewa dan berseru,"Sungguh sayang sekali!. Sungguh amat sayang sekali!". Sedangkan Yasan sendirijadi mengomel di dalam hatinya, "Benar-benar sialan monyet she Sun itu!!!!".Ini bukan berarti bahwa dia telah putus asa untuk dapat merobohkan lawannya itu.Jika maksudnya gagal untuk dapat menumpas si orang she Sun, maka pihak dialah

Page 177: Golok Naga Kembar

yang akan mendapat malu dari banyak orang. Lebih-lebih karena dialah yang telahmulai menantang Sun Giok Hong dengan jalan memuat iklan di suratkabar di seluruhkota Shanghai 2 bulan yang lampau.Mengingat ini semua, dalam pertempuran kali ini dia harus keluar sebagaipemenang, kalau tidak maka hancurlah namanya yang sedang tenar sebagai jagoJudo Jepang satu-satunya dan terakhir yang dapat mempertahankan nama baik duniaJudo, semenjak Jepang memperoleh hak-hak istimewa dan konsesi di daratanTiongkok!.Sedang Giok Hong sendiri yang mengandung maksud untuk membalaskan sakithati Ho Goan Ka yang pernah dibokong manusia-manusia keji itu, sudah barang tentutak mau mengalah atau mundur setapakpun jika maksud hatinya belum tercapai.Begitulah kedua pihak segera mulai berhadap-hadapan lagi dengan mata hampirtak berkesip saling menatap wajah masing-masing. Setelah berdiam sejenak, hatipara penonton tak henti-hentinya berdebar-debar. Tiba-tiba tampak Yasan telahmemasang kuda-kudanya, kedua tinjunya dikepal keras dan perlahan-lahan tanganTiraikasih Website http://kangzusi.com/kirinya diajukan ke depan, tangan kanannya diangkat keatasan kepalanya. Seluruhtubuhnya tergetar keras, itulah Karate atau ilmu pukulan tangan kosong yangdahsyat!."Ciaaaaaaaatttt.....!". SRET!. BET!. Yasan telah melontarkan dua serangan susulmenyusul, tinju kirinya menerjang dada dan tinju kanannya meyerangan pilingan GiokHong dengan amat dahsyatnya.Giok Hong lekas mengegos sambil bergerak dengan separuh membengkokkansebelah lututnya, sedangkan dengan gerak menjatuhkan diri ia telah meyabetkankakinya ke arah kaki musuh dalam siasat Chiu-hong-sauw-yap atau angin musimkemarau menyapu daun.Cepat dan dahsyat samberannya kaki Giok Hong itu, tapi Yasan yang juga bermatasangat jeli, dengan sekali berlompat saja telah berhasil dapat menhindarkan diridaripada kaki pihak lawannya itu. Kemudian ia maju mendesak serta memukuldengan mempergunakan siasat cara Tiongkok yang hampir menyerupai pukulan Tokpek-hoa-san atau dengan sebelah tangan membelah gunung Hoa-san, yaitu memukulbatok kepala orang dengan mempergunakan telapak tangan kanannya.Hampir saja kepala Giok Hong terpapas oleh serangan yang dilancarkan dengansangat tiba-tiba itu, kalau saja ia tidak lekas-lekas mengelak dan mundur beberapalangkah. Setelah itu tinjunya menerjang bertubi-tubi ke arah dada Yasan, yangdengan tabah sekali telah menangkis sembari menyabetkan tangannya ke arahbatang leher lawan.Tatkala serangan Giok Hong yang kedua datang menyerang, Yasan telahpergunakan tangan kirinya untuk mengorek tangan lawannya sambil menyergap,sedang tangan kanannya sendiri meluncur ke arah dada. Lalu sambil lompat kedepan, ia tekuk kaki kanannya dan dalam keadaan berlutut satu kaki, ia bermaksudmembanting dengan siasat Ukioshi atau melempar lawan melalui pundak.Giok Hong yang telah kena tercekal lengan kanan dan baju di dadanya, dengansatu putaran tangan kanan ia telah berhasil menyergap tangan kiri Yasan, lalu tangan

Page 178: Golok Naga Kembar

kirinya disodokkan ke lambung Yasan, yang seketika itu juga segera lompat mundurgesit sekali.Kemudian dengan kecepatan kilat telah menerjang pula dengan siasat Uchimataatau dengan kaki membanting lawan, kaki kanannya hendak menerobos ke tengahtengahkedua kaki orang, tangan kirinya menyergap lengan baju, tangan kanannyatetap menerjang baju di dada, lalu sambil berputar badan dan mengangkat kakikanannya, ia membuang lawan.Tapi Giok Hong gesit sekali, dengan menggunakan siasat Cit-yan-hui-siang atauburung walet terbang melayang, tubuhnya mencelat di udara dengan kedua tinjumenumbuk kepala Yasan, yang dengan cepat pula telah menekuk sebelah lututnyasembari menengadah dengan lirikan penuh kekaguman menyaksikan gerak lawannyayang demikian indah itu!.Para penonton yang menyaksikan pertarungan hebat itu detik demi detik, jantungmereka jadi bertambah keras debarannya. Pertarungan ini memang satu pertarunganyang amat dahsyat, tapi sangat mengasyikkan untuk dapat disaksikan. Meski harusmembeli karcis masukpun, niscaya mereka akan membayarnya!.Di suatu pinggiran lapangan, kelihatan enam pasang mata yang bersinar tajam,senantiasa ditujukan ke suatu arah tertentu. Itulah sinar-sinar mata Lauw Cay In,Lauw Toan In dan Lo Hok Yauw, yang selalu bersiap sedia untuk membantu kalaukalaukawanan Jepang itu berniat untuk mengeroyok.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Pada suatu ketika, selagi Giok Hong melancarkan serangan ke arah lambunglawannya, kelihatan Yasan dengan lincah sekali telah melejit. Tatkala jotosan kananGiok Hong menerjang, Yasan menangkis lalu cepat sekali tangan kiranya menyambarbelakang baju, tangan kanannya ditekankan di perut lawannya. Dengan tiba-tiba diamemutar tubuhnya, dan.............."Ciiaaaatttttttt..........!!!.Itulah salah satu siasat bantingan Judo yang lihay, yang disebut Urangge ataumembanting lawan melalui kepala. Seketika itu juga tampak sesosok tubuh terlempardi udara, berputar dua kali, tapi akhirnya dengan satu gerak yang indah jatuh turunke muka bumi dengan kedua kakinya mendarat terlebih dahulu. Itulah siasat Yen-lokpeng-sa atau burung belibis terbang turun."Bangsat .........!" Yasan memaki kalang kabut saking kecewanya. "Hai monyet!.Ilmu siluman dari mana yang telah engkau pergunakan barusan!" katanya dengangemas."Itulah ilmu sakti Orang Sakit dari Timur!" sahut Giok Hong mengejek.Wajah Yasan yang memang sudah merah karena minum sake (arak Jepang) jaditambah merah, karena saking gusarnya tampak dari kedua lobang hidungnya seolahmendesis keluar hawa gas!. Tiba-tiba ia mengirim jotosan kanan, siasat serangannyaitu di kalangan Kang-ouw lazim disebut Thian-goa-lai-in atau awan menghembus dari

Page 179: Golok Naga Kembar

balik angkasa.Giok Hong telah siap, ia sambut tinju lawannya itu dengan satu dongkrakan ke atasdengan lengan kirinya. Tapi, lagi-lagi Yasan dengan amat gesitnya telah menyerang,kali ini dengan telapak tangannya. Giok Hong tidak mengegos, dengan cepat sekalikedua tangannya menjaga batok kepalanya, lalu tangan kirinya menangkis tabasanitu. Karena menyerang dengan amat hebatnya dan Giok Hong menangkis dengansekuat tenaganya, maka tidaklah heran akibat daripada tabasan dan tangkisan itutelah menghembuskan angin santar.Pertempuran makin lama makin hebat, Yasan telah menggunakan semua tenagadan kepandaian untuk menjatuhkan lawannya selekas mungkin. Terlihat iamenyerang lawannya dengan kedua tinjunya bertubi-tubi dan tiap-tiap jotosan ataupukulan telapak tangannya, seolah-olah seperti martil besi saja hebatnya.Giok Hong tampaknya hanya dapat menangkis atau berkelit, tapi sebenarnya iasedang menggunakan siasat meletihkan lawan sambil menanti suatu kesempatanuntuk mengirim pukulan mautnya atau lemparan Eng-jiauw-kim-na-ciu yang dahsyatitu.Setelah pertempuran berjalan lebih kurang 40 jurus, Yasan Sheicike kelihatan mulailetih dan tanpa ragu Giok Hong telah sengaja berlaku kendur. Yasan dengan bernapsusekali telah menyerang dengan kedua telapak tangannya, yang disodokkan dengankeras ke ulu hati Giok Hong.Menghadapi serangan ini, Giok Hong tidak menjadi gugup, segera ia merangkapkedua telapak tangannya dalam siasat Tong-cu-pay-hud atau anak dewatamenyembah Buddha. Begitu telapak tangan Yasan yang disodokkan hampir tiba padasasarannya, sekonyong-konyong Giok Hong menjepit telapak tangan musuhnyasambil membentak, "Inilah jurus Orang Sakit dari Timur membuang kotoran kerbau!".Bersamaan dengan itu, para penonton hanya melihat Yasan terlempar ke udara,tapi mata mereka tidak cukup gesit untuk menyaksikan cara Giok Hong melemparkanjago Judo itu.Yasan melepaskan satu pekikan nyaring dan ia dapat dengan baik menguasaijatuhnya itu. Ia memang kerap dilempar atau dibanting di kala berlatih Judo dan kiniTiraikasih Website http://kangzusi.com/meski bantingan Giok Hong agak berlainan tapi dengan satu gerak yang lincah sekaliia masih dapat menghindarkan diri dari bantingan itu.Tiada seorangpun di antara para penonton yang berkumpul di situ bisa mendugabahwa pertempuran itu belum habis sampai disitu saja. Waktu Yasan melayang turun,tiba-tiba Giok Hong tampak turut melayang mengejarnya serta menyergap dengansiasat Tay-peng-pok-yang atau burung garuda menerkam kambing.Tapi Yasan keburu turun dan waktu melihat Giok I long menerkam, dengan gesit ialompat mundur untuk kemudian membarengi menyergap lawannya dan menyerangdengan siasat yang pernah dipergunakan oleh Kimura Shiro dahulu, yakni Tomoi-nageatau melempar lawan sambil menjatuhkan diri.

Page 180: Golok Naga Kembar

Giok Hong yang pernah merasai lemparan tersebut, kali ini tak mau dikelabui lagi.Selagi kaki Yasan hendak menunjang ke perutnya, ia telah menangkis dengan satukorekan tangan kiri, lalu dengan cepat luar biasa tinju mautnya tangan kanannyatelah menerjang ke arah dada lawannya dan........."Aaaaaaahhhhhhh........!!!!!!".Berbarengan dengan jeritan Yasan itu, terpecah kesunyian di sekitar lapangan dansuara yang menunjukkan rasa terkejut dari para penonton. Tampak tubuh Yasanterpental mundur, sambil batuk-batuk keras, mukanya pucat. Dilain saat tampak iamemuntahkan darah segar dari mulutnya dan akhirnya jatuh terlentang di mukabumi!.Sementara Naka Harao dan kawan-kawannya yang melihat pemimpin merekadirobohkan musuh, sudah barang tentu jadi sangat gusar bercampur penasaran. Pistolyang ia soren secara rahasia lalu dicabut dan langsung dibidikkan ke arah Giok Hong!.Satu bayangan berkelebat menerjang tangan yang sedang membidik itu dan NakaHarao yang tak menduga bakal dapat rintangan jadi terpental. Dengan sekuattenaganya, ia mempertahankan genggaman pada pistol itu dan sembari jatuh ia telahberhasil melepaskan satu tembakan yang tepat mengenai sasarannya sehinggabayangan yang tadi menerjangnya jatuh tersungkur seketika itu juga. Lekas-lekas iabangkit dan segera membidik lagi untuk melaksanakan maksudnya yang keji itu. Tapitiba-tiba ia melepaskan pistolnya, lalu roboh!.Ternyata sebuah badik telah nancap di pundak kanannya. Itulah hasil sambitanbadik Sun Giok Hong yang tatkala mendengar suara tembakan telah menoleh danmelihat Toan In roboh tersungkur. Ia jadi terkejut sekali, lalu tanpa banyak pikir lagidicabutnya badik di pinggangnya dan segera menyerang si pemegang senjata api.Sedangkan kawan-kawan Naka Harao yang terdiri dari 6 atau 7 orang, seorang demiseorang telah dipersen bogem mentah oleh Lauw Cay In dan Lo Hok Yauw.Para penonton yang berhati kecil segera pada kabur pontang-panting, tapipenonton-penonton yang benci pada bangsa Jepang segera bantu mengeroyok sisakambrat-kambratnya Yasan hingga tiada seorangpun diantara mereka yang bertubuhutuh.Giok Hong tidak berniat membunuh orang untuk menerbitkan keonaran yang lebihbesar, lekas-lekas ia cegah para penonton untuk mengeroyok lebih jauh. Kemudianmengangkut Yasan dan Harao yang terluka parah dan kambrat-kambratnya ke atasmobil-mobil mereka dan membawanya ke rumah sakit di konsesi Jepang untukdirawat dan diobati sebagaimana mestinya.Tatkala keadaan telah menjadi tenang kembali, Giok Hong segera memeriksa LauwToan In, si bayangan yang menerjang Harao waktu dia ingin menembak Giok Hong.Ternyata Toan In tidak luka sedikitpun dan kalau sampai ia jatuh tersungkur waktuHarao melepaskan tembakan, itu disebabkan ia hendak mengelakkan peluru, tapikakinya tersangkut batu saking tergesa-gesanya dan tersungkur.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Giok Hong tertawa terbahak-bahak mendengar cerita muridnya itu.Demikianlah pertandingan antara Orang Sakit dari Timur melawan Anak DewaMatahari, dan yang disebut terdahulu telah menutup layar pertandingan dengankemenangan yang mutlak.

Page 181: Golok Naga Kembar

0oo0

XIPADA suatu hari, beberapa utusan dari cabang perkumpulan Ceng Bu Hwee di Kwitangtelah tiba ke pusat perkumpulan di Shanghai. Maksud kedatangan mereka ialahagar dari pusat dapat dikirim ke selatan, seorang guru silat untuk memimpin kursussilat dalam gedung perkumpulan di sana.Kesempatan yang baik ini telah dipergunakan oleh para pengurus Ceng Bu Hweeuntuk mencegah sengketa selanjutnya antara Giok Hong dan Hian Pang, denganmengutus Giok Hong mengepalai perguruan silat di gedung perkumpulan Ceng BuHwee di Kwi-tang dan Giok Hong menyatakan kesediaannya untuk memenuhi tugasitu.Sebelum berangkat ke Kwi-tang, Giok Hong telah mengadakan perjamuanperpisahan dengan para sahabat dan murid-muridnya. Kemudian ia menghadiahkanbadik beracun miliknya kepada murid kesayangannya, Lauw Toan In.Dengan demikian, pada waktu berangkat ke selatan Giok Hong hanya membawasebilah golok pusaka untuk melindungi dirinya, yakni golok Siang-liong-touw-cu-toatau Golok Naga Kembar yang terkenal itu.Maka setelah berkemas-kemas dan memilih hari baik, Giok Hong segera berangkatke Kwi-tang dengan disertai oleh puteranya Sun Bun Yong dan menantuperempuannya. Sedang isterinya sendiri pulang ke kampung halamannya untukmengurus sawah-sawah mereka dan tidak pergi ke selatan.Pada masa Sun Giok Hong memimpin pelajaran ilmu silat di gedung perkumpulanCeng Bu Hwee di Kwi-tang, kala itu di kota Kong-ciu ada sebuah perkumpulanolahraga rakyat yang bernama Kok Bin Tee Yok Hwee yang dipimpin oleh Oey SiauwHiap.Oey Siauw Hiap ini ada seorang yang sangat gemar ilmu silat dan pernah belajarilmu silat dari cabang perguruan silat Coa Lie Hut. Setelah ia tamat belajar, lalumendirikan perkumpulan olahraga Kok Bin Tee Yok Hwee dengan meminjam tempatdi kelenteng Tay-hut-sie, dimana para anggotanya khusus diberi pelajaran ilmu silatdari cabang perguruan silat Coa Lie Hut dan disamping itu mereka diajarkan pulapelbagai jenis olahraga yang lain untuk membuat tubuh menjadi kuat dan sehat.Selain kaya raya dan gemar ilmu silat, Siauw Hiap juga terkenal sebagai seorangdermawan yang suka bergaul. Maka ia mempunyai hubungan luas dengan orangorangyang paham ilmu silat. Meski kepandaian silatnya sudah cukup tinggi, SiauwHiap selalu masih merasa kurang puas dan ingin mencari guru silat lain untukdiangkat menjadi gurunya. Selain mencari sahabat-sahabat baru, diapun mengharapakan memperoleh juga kemajuan dalam ilmu silat.Waktu mendengar bahwa di jalan Thay-peng-lam-louw telah didirikan cabangperkumpulan Ceng Bu Hwee dengan Sun Giok Hong dari utara sebagai pemimpinperguruan silat tersebut, Oey Siauw Hiap jadi sangat gembira hatinya dan denganperantaraan para sahabat dan handai taulannya ia meminta untuk diperkenalkankepada Sun Giok Hong, yang sangat Siauw Hiap, tentu saja dengan harapan agar SunGiok Hong sudi menerimanya sebagai muridTiraikasih Website http://kangzusi.com/Sebelum kenal secara pribadi dengan Giok Hong, Siauw Hiap telah lama mendengarnama si orang she Sun yang di tanah utara begitu disohorkan orang dengan nama

Page 182: Golok Naga Kembar

julukan Ngo-seng-to-ong atau raja golok dari lima propinsi. Kabarnya Giok Hongmemiliki sebilah golok pusaka yang bernama Golok Naga Kembar yang amat diseganioleh cabang-cabang atas dari kalangan Liok-lim di masa Giok Hong masih menjadiseorang pio-su.Karena Siauw Hiap sendiri merupakan salah seorang kenamaan di kota Kong-ciu,maka tidak heran jika akhirnya dapat juga ia berkenalan dengan Sun Giok Hong yangtelah menerimanya sebagai murid diluar tugasnya sebagai guru dari perkumpulanCeng Bu Hwee.Demikianlah perkenalan Giok Hong dengan Oey Siauw Hiap, yang kelak menjadisalah seorang murid Giok Hong yang tidak mengecewakan.Meski dirinya sendiri telah menjadi guru, Giok Hong tidak pernah lupa untukberlatih silat setiap hari dengan giatnya. Meski usianya telah mencapai 50 tahun,keadaan tubuh dan kesehatannya tidak berbeda dengan keadaan di waktu ia masihberusia tigapuluhan.Disamping itu, iapun melatih anaknya Bun Yong dengan tidak kurang hebatnya.Hingga tidak jarang Bun Yong mengeluh di dalam hati dan berpura-pura lelah denganjalan membasahi dahinya dengan air, seakan-akan peluh telah mengucur karenasaking dahsyatnya ia berlatih ilmu silat.Setiap kali diadakan perlombaan olahraga di kota Kong-ciu, Bun Yong hampir selalumenjadi juara, terutama dalam hal memainkan pedang yang menjadi kegemarannya.Giok Hong menurunkan semua kepandaiannya kepada puteranya itu, ilmu pukulanEng-jiauw-kun, Thiat-see-ciang, ilmu pedang, ilmu golok, dan lainnya. Pendeknya takada sedikitpun pelajaranpun yang tidak ia turunkannya kepada puteranya itu.Berkat kedatangan Sun Giok Hong ke selatan, maka di kemudian hari di Kwi-tangtelah banyak orang yang juga mempelajari ilmu silat Eng-jiauw-kun. Nama-nama ahliilmu silat golongan Eng-jiauw-kun yang boleh disebutkan antara lain, Ma Kiam Hong,Lim Siauw Lip, dan lain sebagainya. Bahkan dalam membantu memajukanperkumpulan olahraga Kok Bin Tee Yok Hwee yang dipimpin oleh Oey Siauw Hiap itu,jasa Giok Hong boleh dikatakan tidak kecil adanya.Jenderal Tan Cee Tong yang pegang komando atas pasukan ke 8 di Kwi-tang,sangat gemar pula dengan ilmu silat dan setiap tahun kerap mengadakanpertandingan silat berhadiah dengan mengundang para ahli silat dari segala cabangperguruan silat. Diantaranya yang diundang adalah Sun Giok Hong, golongan Tonglong-pay, Lo Kong Giok, Tan Cu Ceng, silat Thay-kek golongan keluarga Yo yangbernama Tan Eng Kiat, ahli silat Thay-kek golongan keluarga Gouw Kong Gie, paraahli silat dari golongan Siauw-lim, Kouw Lu Ciang, Pouw Cin Siong, Yap Ie Teng, SunLok Tong, dan nama-nama terkenal lainnya. Tempat pie-bu yang dipilih adalah ditaman umum Ceng Hui Park, sedang ketua pertandingan telah diangkat Lim In Kay,pembesar dari propinsi Kwi-tang.Dalam pertandingan yang diadakan pada waktu itu, ahli silat Sun Po Kong telah

Page 183: Golok Naga Kembar

mengalami kecelakaan terkena bacokkan pada lengannya, sehingga darah keluar dariluka itu tidak henti-hentinya. Segala daya upaya telah diambil untuk menghentikanmengucurnya darah itu, tapi ternyata sia-sia belaka. Syukur saja Sun Giok Hong yangmengetahui peristiwa ini telah keburu datang dan segera menggunakan mantra untukmenghentikan darah Sun Po Kong. Kalau tidak, niscaya jiwa Sun Po Kong akan tewaskarena sudah mengeluarkan terlampau banyak darah.Hal mana, sudah barang tentu sangat menakjubkan hati orang banyak. Lebih-lebihmenurut pertimbangan Oey Siauw Hiap yang menjadi muridnya sendiri, hingga iaTiraikasih Website http://kangzusi.com/berharap di suatu waktu dapat menanyakan kepada gurunya bagaimana caranya lukayang mengeluarkan begitu banyak darah dapat segera dihentikan dengan mantratanpa diobati.Begitu pertandingan silat ditutup, Siauw Hiap telah mengundang Giok Hong makanminum di atas perahu. Ia mendapat kesempatan untuk bertanya kepada sang guru,bagaimana beliau telah dapat menghentikan pendarahan yang dialami oleh si ahli silatSun Po Kong.Giok Hong yang sudah minum banyak arak dan tampaknya agak mabuk, lalutertawa dan berkata, "Soal ini adalah merupakan peristiwa lampau. Hingga kini telah20 tahun lamanya sejak aku terakhir bekerja sebagai seorang pio-su dari Hin LiongPio Kiok di kota Thian Cin. Semenjak pamanku meninggal dunia, pengurusan pio-kioktersebut telah dipimpin olehku sendiri. Pada suatu hari aku telah menerima duapuluhkereta barang-barang seharga ratusan ribu tael emas yang dititipkan orang kepadakantor angkutan kami untuk dikirim ke propinsi Ouw-pak. Mengingat akan jumlah danharga barang-barang yang sedemikian besarnya, aku pikir patut juga jika aku keluarsendiri mengantarkan barang-barang itu ke tempat yang dituju.Begitulah, dari kota Thian-cin aku segera mengiringi keduapuluh kereta itu menujuke propinsi Shoatang, keluar ke proponsi Kangsouw utara dan memasuki kota Lamkhia.Dari sana aku melanjutkan perjalanan ke Han-kouw dengan mengambil jalanair. Perjalanan dari Thian-cin sampai ke Lam-khia, boleh dikatakan aku sudah hapalbetul, hingga dalam perjalanan itu aku tidak mengalami suatu rintanganpun daripihak kawan-kawan kalangan Rimba Hijau. Dari Lam-khia aku mengambil jalan airdan setelah berlayar tiga atau empat hari lamanya menyusuri sepanjang sungaiTiang-kang, pada suatu hari tibalah rombongan kami di kota An-Keng, dari sanakemudian kami telah sampai di bawah sebuah gunung di waktu hari menjelang senja.Karena turun hujan lebat dan terbit angin ribut, maka terpaksa aku memerintahkananak buahku untuk segera berlabuh di pantai timur.

Page 184: Golok Naga Kembar

Hujan dan angin baru mulai reda tatkala hari telah jauh malam lalu kami bersiapsiapmelanjutkan perjalanan pada waktu hari menjelang pagi. Tiba-tiba di tepi sungaiterdengar suara ribut-ribut, dibarengi dengan derap kaki kuda yang gegap gempita.Mendengar suara-suara yang sudah biasa kudengar selama bertugas sebagai piosu,aku segera mengetahui bahwa di arah tepi sungai ada kawanan perampok yanghendak mencegat rombonganku. Jumlah mereka pasti tidak kurang dari sepuluhorang lebih, hal mana telah kuperhatikan dari banyaknya suara kaki kuda yangterdengar disaat itu.Lalu aku memerintahkan keempat orang pio-suku untuk melakukan penjagaandengan cara berpencar. Dua orang diantara mereka Lauw Couw dan Lim Lu namanya,menjaga di arah kiri sedang dua orang lainnya, Lie Han dan Kwan Houw menjaga diarah kanan. Aku sendiri berdiri di tengah-tengah dengan Golok Naga Kembar yangsudah terhunus di tanganku.Tidak begitu lama, betul saja ada duabelas orang perampok muncul denganberkuda dan bersenjatakan tombak dan golok besar. Mereka semua bermuka bengisdan bertubuh tinggi besar. Tiba-tiba terdengar komando yang diserukan dengan suaranyaring, 'Serbu!'. Tanpa diperintah sampai dua kali, orang-orang itu segera turun darikuda dan maju menerjang ke atas perahu kami dengan tidak banyak cakap lagi.Kedatangan mereka telah kami sambut dengan tidak kurang hebatnya. Setiap piosukumendapat seorang lawan, tapi aku sendiri telah dikeroyok oleh delapan orangdari segala jurusan. Tombak dan golok musuh telah kubabat sehingga menjadibeberapa potong, tapi kesudahannya tak sanggup juga aku meladeni musuh-musuhyang berjumlah banyak dan berilmu kepandaian cukup tinggi itu, hingga terpaksa akuTiraikasih Website http://kangzusi.com/melarikan diri dengan cara menceburkan diri ke dalam sungai. Dari tepi sungai akumendarat dan masuk ke kota An-keng, dimana aku mendapat keterangan daripenduduk, bahwa kawanan perampok itu bukan lain daripada anak buah seorangcabang atas yang biasa merajalela di suatu tempat yang terpisah 50 lie jauhnya darigunung Oey-san.Kepala rampok itu bernama Oey Tay Tok, usianya baru 40 tahun, ia sangat mahirmempergunakan tombak Hong-eng-chio dan pedang. Oey Tay Tok ini merupakan rajatak bermahkota di perbatasan dua propinsi Ciat-kang dan An-hwie, tabiatnya sangatganas dan dapat membunuh orang dengan mata tidak berkedip. Di kalangan Kangouwia umum dikenal nama julukan si Racun Besar atau Tay Tok yang olehnyasengaja dicantumkan sebagai namanya sendiri. Ia mengacau di sepanjang sungaiTiang-kang dan pihak pemerintah disitu tak berdaya untuk menindasnya"."Terhadap Oey Tay Tok yang demikian Iihay dan ganas itu" selak Oey Siauw Hiap,"selanjutnya Su-hu bertindak bagaimana?"."Aku tak dapat berbuat lain daripada mempertaruhkan jiwa ragaku untuk

Page 185: Golok Naga Kembar

mempertahankan nama baikku sebagai seorang pemimpin kantor pengangkutan HinLiong Pio Kiok yang pantang mundur terhadap segala rintangan" sahut Sun Giok Hongsambil meminum kering arak yang diisi berulang-ulang oleh sang murid. "Karena jikaaku tak mampu mengambil pulang barang-barang angkutan yang dirampok oleh anakbuah Oey Tay Tok itu, bagaimana aku ada muka bercokol di kota Thian-cin lagi,dimana telah sekian tahun lamanya aku dikenal orang sebagai Ngo-seng-to-ong?.Keempat orang pio-suku telah menghilang entah kemana, hingga tidak jelas apakahmereka masih hidup atau telah mati. Syukur juga di dalam sakuku masih adabeberapa tael urang perak, maka aku dapat mendarat d.in masuk kt- d.il.im kotasetelah membeli dua stel pakaian dan barang-barang keporlu.in yang lainnya,kemudian balik ke tepi sungai.Tapi di situ tak kudapatkan perahu-perahu yang mengangkut barang-barangangkutanku, kecuali air sungai yang luas dan gunung biru yang tampak tidak berapajauh dari tepi sungai Tiang-kang itu. Lalu aku coba mencari kemana jejak keempatorang pio-suku itu, tapi ternyata sia-sia saja.Letaknya gunung Oey-san adalah di arah selatan sungai Tiang-kang. Adakemungkinan mata-mata gerombolan Oey Tay Tok telah mendengar kabar bahwa kaliini kami tengah mengangkut barang-barang yang berharga ratusan ribu tael emasuntuk dibawa lewat di situ, maka mereka segera lakukan serangan kilat sebelum akukeburu mengatur penjagaan. Setelah aku mendapat keterangan dimana letakny.isarang perampok itu, segera aku menyewa sebuah perahu untuk melintasi sungaiTiang-kang sambil bertanya di sepanjang jalan kepada tukang-tukang perahu yangjustru berpapasan di tengah sungai, kemana diangkutnya perahu-perahu yangmemuat barang-barang berharga itu. Salah seorang tukang perahu telahmenerangkan kepadaku, bahwa barang-barang itu didapatkan di tepi sungai bagiantimur, tapi entah kemana selanjutnya diangkut oleh mereka.Maka berdasarkan keterangan yang telah kuperoleh ini, lekas-lekas aku menyuruhtukang perahu membawa aku ke tepi sungai di timur itu, mendarat di luar kota Kiebun,sebuah kota yang terletak tidak berapa jauh dari kaki gunung Oey-san di arahselatan. Di sini karena hari sudah malam, apa boleh buat aku mencari rumahpenginapan untuk bermalam dan beristirahat.Pada keesokan harinya, pagi-pagi aku segera masuk ke sebuah dusun yangbernama Gie-liong-lie, dimana aku mendapat kebar ada sebuah rumah pelacur yangmenjadi tempat istirahat dari si kepala perampok Oey Tay. Tapi untuk tidakmengusik-usik harimau tidur, aku terpaksa mesti mencari pondok dan melakukanpenyelidikan ke rumah pelacuran itu pada malam harinya.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Kira-kira pada kentongan kedua, aku tiba di muka rumah pelacuran itu, dimana akumelihat ada dua orang laki-laki tinggi besar berjalan keluar sambil membawa pociarak. Maka dengan tidak membuang-buang waktu pula, aku segera hampiri merekadan segera mengenali, bahwa mereka ini adalah dua orang diantara para perampokyang telah merampok barang-barang angkutanku. Tanpa banyak bicara lagi aku

Page 186: Golok Naga Kembar

segera pergunakan tinjuku menghantam orang yang berjalan duluan sehingga denganmenjerit kesakitan ia jatuh meloso di tanah. Yang seorang lagi menjotos ke arahmukaku, dengan sebat aku pergunakan jurus Eng-jiauw-kim-na-ciu atau tangkisanmenurut ilmu cakar garuda dan membantingnya sehingga jatuh terguling menimpakawannya. Kemudian dengan menyekal batang leher yang seorang dan menginjakdada orang yang lainnya yang terlentang di tanah, aku menanyakan di mana tempatsembunyinyaOey Tay Tok.Tatkala mereka menerangkan dengan separuh meratap agar diri mereka tidakdianiaya lagi, aku segera lepaskan mereka dan menuju ke desa Kiu-lie-kie (desasembilan lie) yang ditunjuk oleh mereka sebagai sarang Oey Tay Tok. Di sana akudicegat oleh empat orang laki-laki bertubuh tinggi besar yang menjaga di mukasebuah gedung besar, salah seorang diantaranya segera membentak dan mintasupaya golokku diserahkan kepadanya.'Tanpa banyak bicara lagi aku segera hantam orang itu sehingga terhuyung-huyungdan akhirnya jatuh meloso di tanah.'Engkau berani melawan?' kata tiga orang yang lain sambil menghunus golok, lalumengepungku dari segala jurusan.Amarahku jadi semakin meluap dan segera menempur mereka semua dengan carayang tidak kepalang tanggung. Dua bilah golok mereka dengan sekejap saja telahkubuat putus. Salah seorang diantaranya yang telah kulukai, lekas-lekas lari masukke dalam gedung itu, rupanya hendak melaporkan tentang kedatanganku ke situkepada induk semangnya. Perbuatan mana juga diturut oleh orang pertama yangtelah kuberi hadiah bogem mentah.Tapi kedua orang lawan yang masih mengepung diriku dari kiri kanan, ternyatailmu kepandaiannya cukup tinggi dan hatinya gagah berani. Selain tidakmeninggalkan aku mentah-mentah, merekapun lekas mempergunakan jwan-pian ataucambuk lemas sebagai ganti golok yang telah kubabat tadi.Selagi pertempuran berlangsung, tiba-tiba dari dalam gedung itu muncul seoranglaki-laki berjenggot, berusia kira-kira 40 tahun, romannya bengis, tubuhnya tinggibesar. Sambil menjinjing golok Toa-ma-to di tangannya, ia maju ke medanpertempuran dan menuding kepadaku sambil membentak, 'Hai, engkau ini kerbauhutan dari mana yang bernyali besar berani membikin rusuh di dalam daerahkekuasaanku?'. Sesudah itu ia menyerukan anak buahnya yang turut juga keluarmengiringinya sambil memerintahkan, 'Saudara-saudara, segeralah bekuk binatangliar ini!'.Mendengar diriku dimaki 'kerbau hutan' dan 'binatang liar', sudah barang tentu akumenjadi sangat mendongkol hingga dengan sengit aku telah menerjangnya sambilbalas memaki, 'Setan gunung, aku justeru sengaja datang kesini untuk menjajalsampai berapa tinggi ilmu kepandaianmu!'.Setelah itu aku desak kedua orang lawanku yang masih menghadang di hadapankusehingga kedua-duanya jatuh terpelanting, kemudian aku ladeni si kepala rampokyang baru datang itu. Ternyata tepat sekali dengan dugaan hatiku, yakni bahwa diaitu bukan lain daripada Oey Tay Tok adanya.Kepala berandal itu membacok ke arah batok kepalaku dengan sekuat tenaganya.Syukur juga aku tidak menjadi gugup, hingga aku dapat mengelakkan bacakannya ituTiraikasih Website http://kangzusi.com/

Page 187: Golok Naga Kembar

dengan siasat Tay-peng-ciong-thian atau burung garuda menoblosi langit, denganmana aku mengegos sambil mencelat ke atas. Kemudian dari arah atas aku balasmenyerang Oey Tay Tok dengan siasat Tiang-coa-cu-tong atau ular keluar darilobang. Tatkala Oey Tay Tok melintangi goloknya untuk menahan golokku segeraterdengar suara dua senjata yang beradu, dibarengi oleh meletiknya percikanpercikanapi yang berhamburan kian kemari, hingga kepala berandal itu jadi terkejutdan lekas mundur untuk memeriksa mulut goloknya dan ternyata telah terkupassebagian oleh golokku.Oey Tay Tok tampak sangat terkejut, tapi ia maju menerjang lagi dengan cara yanglebih hati-hati. Setiap seranganku ia kelit atau hindarkan dengan jalan mengegos, tapisama sekali tak mau lagi mengadu senjatanya dengan golok pusakaku.Pada suatu waktu ketika ia menabas pinggangku dengan siasat Hie-ong-sat-bongatau tukang ikan menebarkan jalan, segera juga aku mundur sambil berjongkok.Bersamaan dengan itu, aku sapukan kakiku dengan kecepatan yang tak terduga,hingga seketika itu juga ia jadi menjerit karena amat kagetnya dan sebelum ia keburulompat, kakinya telah kena kusengkat hingga ia jatuh terguling di tanah. Kemudianaku lompat mengejar menginjak pinggangnya sambil menekankan golokku ke batanglehernya.'Ayoh, jika engkau tak mau membayar pulang semua barang-barang angkutankutanpa kurang sepotongpun' ancamku, 'golokku ini pasti akan bikin jiwamu melayangseketika ini juga!".Karena masih sayang akan jiwanya, maka ia berjanji akan segera mengembalikanbarang-barang angkutanku yang telah dirampok oleh anak buahnya.Dengan menuruti segala petunjukku, barang-barang itu lalu dikumpulkan dankuperiksa dengan teliti dan ternyata semua itu tiada sepotongpun yang hilang.Barulah aku menanyakan kepada kepala rampok itu di mana adanya keempat orangpio-suku. Tapi Tay Tok mengatakan bahwa dia tak tahu menahu ke mana perginyapara pio-suku itu, yang diduganya telah kabur dikala aku sendiri terjun ke dalamsungai.Aku terpaksa menyewa para kuli untuk mengangkut semua barang-barang itu keatas perahu untuk kemudian menyewa kereta dan melangsungkan pengangkutan ituke propinsi Ouw-pak.Sekembalinya dari mengantarkan barang-barang itu ke propinsi Ouw-pak, akutelah kembali dicegat oleh Tay Tok dan anak buahnya yang telah menghujani anakpanah ke arah perahu yang kutumpangi. Disaat itu pinggangku terkena anak panahdan mengucurkan darah tidak henti-hentinya, hingga aku jatuh di geladak perahudalam keadaan tidak ingat orang. Syukur saja tukang perahu itu telah membacakanmantra penghenti darah, kalau tidak niscaya aku tidak tl.ip.it bercinta sepertisekarang ini.Aku jadi sangat berterima kasih akan pcrtolong.in luk.ing perahu itu, hinggakemudian aku mengangkatnya sebagai guru dan mempelajari mantra penghenti darah

Page 188: Golok Naga Kembar

yang telah kupergunakan atas diri Sun Po Kong yang terluka oleh golok lawannya itu.Demikianlah riwayat kepandaian aneh yang telah kuperoleh dari guruku yangbernama Thio Pauw Peng".Siauw Hiap jadi sangat tertarik dan minta juga Giok Hong mengajarinya ilmutersebut. Giok Hong berjanji kelak akan mengajarinya meski ia sendiri tidak beranimemastikan apakah Siauw Hiap akan berhasil menerima warisan ilmu yang agak anehitu.Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Tapi, hingga Siauw Hiap menjadi salah seorang ahli Eng-jiauw kun yang tersohor,ternyata dia tak berhasil mempelajari mantra penghenti darah itu. Ilmu itu lenyapsetelah kemudian Giok Hong menutup mata, bahkan anaknya sendiri Bun Yong puntidak berhasil mempelajarinya.Tatkala Giok Hong mencapai usia 60 tahun, ternyata tabiatnya yang keras danpemarah tidak menjadi berkurang. Pada waktu itu di antara golongan persilatan diselatan hidup seorang ahli silat yang bernama Lim Yauw Kwie. Ia paham ilmu Liongheng-kun atau ilmu silat naga di daerah Tong-kang, maka dia telah diberikan orangnama julukan Tong-kang-lo-houw atau harimau Tong-kang. Usianya baru 40 tahun,tapi tidak kurang dari seratus lebih ahli-ahli silat telah ia robohkan hingga selanjutnyatak pernah ada lagi orang yang berani datang "meminta pelajaran" kepadanya.Lim Yauw Kwie meski sudah menjadi seorang ahli silat dari golongan selatan, tapidalam hatinya masih selalu belum puas dan ingin mencari kepandaian yang lebihtinggi lagi.Ilmu silat Liong-heng-kun yang dipelajari Lim Yauw Kwie itu, merupakan salah satucabang dari lima pokok ilmu silat dari golongan perguruan silat kaum Siauw-lim.Sedang cabang perguruan ilmu silat kaum Siauw-lim pun terbagi menjadi limagolongan, yaitu cabang Siauw-lim dari Go-bie-pay dipimpin oleh Pek Bie Too-jin di Sucoan,cabang Siauw-lim dari Siong-san-pay dipimpin oleh Tong Sian Siang-jin, cabangSiauw-lim dari Hok-kian dipimpin oleh Cie Sian Sian-su, cabang Siauw-lim dari Butong-pay dipimpin oleh Pang Too Tek dan cabang Siauw-lim dari Kwi-tang dipimpinoleh Ang Hie Koan, Phui Sie Giok, Sam Tek Hwee-shio, Ouw Hui Kian, dan lainnya.Cabang Siauw-lim dari Kwi-tang ini juga dinamakan cabang Siauw-lim golonganselatan. Dengan demikian, ilmu Liong-heng-kun yang dipelajari Lim Yauw Kwiedengan sendirinya tergolong pada ilmu silat Siauw-lim dari Kwi-tang. Sedang ilmuEng-jiauw-kun Sun Giok Hong tergolong pada ilmu pelajaran Siauw Lim cabang Siongsan.Sebab itu, Sun Giok Hong dan Lim Yauw Kwie boleh dikatakan sebagai saudaradari satu golongan perguruan silat juga, hanya yang seorang berasal dari utara,sedangkan yang lainnya berasal dari selatan.Pada waktu Lim Yauw Kwie mendengar tentang kedatangan seorang ahli silatkenamaan dari utara ke selatan, di dalam hatinya segera timbul pikiran untuk datangke tempat kediaman Sun Giok Hong untuk berkenalan dan berbarengan dengan itu ia

Page 189: Golok Naga Kembar

juga ingin mencoba mengajukan permintaan untuk bertanding secara persahabatan.Ketika mengingat bahwa cara ini dapat menyinggung perasaan orang dan adakemungkinan menerbitkan juga salah paham dalam diri Sun Giok Hong. Terlebihdahulu ia minta perantaraan Oey Siauw Hiap yang menjadi murid kesayangan GiokHong untuk menyampaikan maksudnya itu, sambil tidak lupa menambahkan bahwamaksud daripada pertandingan itu bukanlah semata-mata untuk mencari ketenaransaja.Setelah Siauw Hiap menyampaikan pesan itu kepada gurunya, Sun Giok Hong laluberkata, "Dia dan aku sama-sama keluar dari cabang perguruan ilmu silat Siauw-limjuga dan perbedaannya adalah dia keluar dari perguruan selatan, sedangkan akusendiri keluar dari perguruan utara. Benar, dia dan aku tidak mengutamakan menangatau kalah dalam pertandingan itu, tapi jika khalayak ramai mengetahui ini, apakahnama baik masing-masing tidak menjadi terpengaruh oleh karenanya. Aku khawatirhal ini akan mengakibatkan sesuatu yang kurang baik bagi pihak yang kalah. Tapi jikaLim Su-hu tidak menaruh keberatan, aku mengusulkan supaya pertandingan itudilakukan dengan pintu tertutup, hingga orang luar atau siapapun dilarang kerasuntuk menyaksikan pertandingan itu!. Maka kalau nanti sampai ada yang kalah,kedua pihak janganlah banyak mulut dan menyiarkan kabar tersebut di luaran. MakaTiraikasih Website http://kangzusi.com/kalau Lim Su-hu sudi menerima syaratku ini, aku pasti bersedia mengabulkanpermintaannya".Tatkala Oey Siauw Hiap menyampaikan pesan gurunya kepada Liu Yauw Kwie, ahlisilat Liong-heng-kun itu jadi girang dan lalu berkata, "Syarat Sun Lo-su itu memangcocok sekali dengan pendapatku. Aku bukan berniat menjagoi, juga bukan bermaksudmerobohkan nama baik Sun Lo-su. Jika sampai aku berniat mengadu juga kepandaiandengan beliau, adalah hanya sekadar untuk menambah pengetahuanku dalam ilmusilat. Harap Siauw Hiap Hian-tee sudi menyampaikan maksudku ini kepada Sun Losu".Sementara Sun Giok Hong yang diberitahukan demikian oleh muridnya, merasagembira dan menganggap bahwa Lim Yauw Kwie itu sesungguhnya seorang yangbersifat sportif. Kemudian kedua pihak saling berembuk, agar pertandingan itudilaksanakan di gedung perkumpulan Kok Bin Tee Yok Hwee di kelenteng Tay-hut-siepada tanggal 13 dalam bulan itu juga.Ketika tiba waktu yang telah ditetapkan itu, Oey Siauw Hiap lalu mengadakan suatuperjamuan untuk memperkenalkan kedua ahli silat yang hendak bertanding itu,dengan mengundang juga Tan Cu Ceng, Lo Kong Giok, Kouw Lu Ciang, dan lainnyauntuk turut hadir.Lim Yauw Kwie datang ke perjamuan itu dengan mengenakan baju panjang dansama sekali tidak mirip dengan orang yang hendak pergi pie-bu. Giok Hong tampakgirang sekali dapat berkenalan dengan ahli silat Liong-heng-kun yang sopan santunlagi ramah tamah itu. Sesudah itu, iapun diperkenalkan juga kepada Tan Cu Ceng, LoKong Giok, Kouw Lu Ciang, dan lainnya.

Page 190: Golok Naga Kembar

Karena Lim Yauw Kwie dan mereka adalah orang-orang dari kaum Siauw-lim juga,maka dengan cepat mereka dapat bergaul dengan akrabnya dan tidak sungkansungkanlagi membicarakan ilmu kepandaian masing-masing secara terbuka.Setelah itu Siauw Hiap mengusulkan, agar supaya pie-bu itu dilakukan sebelumperjamuan itu dibuka. Karena setelah orang minum banyak arak, dikhawatirkan piebuitu akan mengakibatkan peristiwa-peristiwa tidak baik.Giok Hong dan Yauw Kwie menyatakan mupakat. Maka sesudah berada di ruanganbelakang kelenteng Tay-hut-sie, kedua orang yang hendak pie-bu itu segera menutuppintu dari sebelah dalam. Siauw Hiap dan yang lain-lainnya hanya bisa pasang kupingmendengarkan jalannya pertempuran dari sebelah luar, tapi sama sekali tidakdiijinkan untuk turut menyaksikan pertandingan itu.Mula-mula kedua orang yang hendak pie-bu itu saling mengucapkan kata-katayang merendah dan saling mengalah, kemudian terdengar suara orang saling serangmenyerang, dimulai dari perlahan-lahan, tapi kian lama kian bertambah seru,sehingga jubin dan dinding tembok agak tergetar karena gerakan kaki tangan orangorangyang sedang bertempur itu.Hal mana, telah membuat hati Oey Siauw Hiap jadi berdebar-debar dan berniatuntuk mengetok pintu dan menghentikan pie-bu itu. Setelah mengingat akan janjipada gurunya, bahwa tiada seorangpun yang boleh merintangi pie-bu itu jika belumsampai diakhirnya.Apa boleh buat, Oey Siauw Hiap mencoba untuk berlaku sabar. Walaupun merasatidak enak dan selalu berdoa di dalam hati, agar kedua belah pihak akan keluar dariruangan tertutup itu dalam keadaan sehat walafiat tanpa ada seorangpun yangmenderita luka-luka atau kurang suatu apapun juga!.Begitulah Siauw Hiap dan para ahli silat Ceng Bu Hwee mendengarkan jalannyapertempuran itu dengan perasaan tegang. Akhirnya suara orang pukul memukul danTiraikasih Website http://kangzusi.com/tendang menendang itu tiba-tiba terhenti, dibarengi oleh suara Sun Giok Hong yangtertawa mengakak dan memuji, "Sungguh tidak kecewa Lim Su-hu diberi orang namajulukan Harimau Tong-kang, ahli silat kenamaan dari golongan Siauw-lim selatan!".Sementara Lim Yauw Kwie kedengaran balas memuji, "Sun Lo-su sendiri tak bedadengan seekor naga agung yang melintasi sungai, hingga selain mempunyai namajulukan Ngo-seng-to-ong, juga tidak salahnya jika engkau diberi nama julukan Kunongatau Raja Tinju dengan serentak!".Sudah itu mereka berdua melangkah ke muka pintu dengan bergandengan tangan.Siauw Hiap dan para rekan Sun Giok Hong yang menyaksikan demikian, semua jadilega hatinya dan segera berlomba mengucapkan selamat kepada kedua orang yangbaru saja menyelesaikan pie-bu itu, meski tidak mengetahui pihak mana yang kalahdan menang.Tatkala mereka menanyakan bagaimana kesudahannya pertempuran itu, dengantersenyum Giok Hong lalu menjawab, "Kita telah berjanji dari awal bahwa hasil

Page 191: Golok Naga Kembar

pertempuran ini takkan diberitahukan kepada siapapun juga. Maka aku mohondengan sangat supaya kalian sudi memaafkan sikapku yang merahasiakannya padakalian semua".Kemudian Siauw Hiap menyilahkan gurunya dan Yauw Kwie serta para rekan SunGiok Hong untuk duduk makan minum dan ia sendiri menuangkan arak kepada semuaorang dengan wajah sangat gembira.Semenjak dilakukan pie-bu itu, Lim Yauw Kwie jadi bersahabat akrab sekali denganSun Giok Hong, walaupun orang terus bertanya-tanya di dalam hati, "Siapakah yangilmu kepandaiannya lebih lihay dan unggul diantara mereka berdua?".Tapi sifat manusia memang aneh dan terdiri dari pelbagai ragam dan corak. Adayang sportif, ada juga yang curang dan licik. Ada yang berilmu kepandaian tinggi, tapisikapnya selalu merendah dan sopan santun. Ada juga orang yang berilmukepandaian masih sangat rendah, tapi kepingin dianggap orang sebagai cabang ataslalu berlaku sombong terhadap orang lain yang dianggapnya gentar kepada dirinya.Diantara orang-orang tingkat rendah atau jago-jago kepalang tanggung serupa itu,terhitung juga seorang yang bernama Oey Som, yang tinggal di kota Kong-ciu.Karena bentuk rubuhnya tinggi besar, maka para buaya darat telah memberikannyanama julukan Kho-tay Som atau si Som yang bertubuh tinggi besar. Usia si jangkungini baru 36 tahun. Meski kepandaian silatnya belum seberapa tinggi, tapi tenaganyasesungguh amat kuat. Disamping tenaga tangan kanannya dapat mengangkat barangseberat 400 atau 500 kati, tangan kirinya pun mampu mengangkat barang yangberatnya mencapai tidak kurang dari 400 kati.Di Tong-kwan, Kho-tay Som membuka rumah perguruan ilmu silat dan menerimamurid-murid yang kebanyakan terdiri dari kaliber orang-orang serupa dirinya sendiri.Setelah mendengar kabar tentang pie-bu yang dilakukan oleh Sun Giok Hong danLim Yauw Kwie dengan pintu tertutup, si guru silat she Oey itu telah tertawamengakak dan berkata, "Hm, itu tandanya mereka hanya punya nama julukan kosongbelaka, bukan sesungguhnya mempunyai kepandaian yang cukup untuk diseganiorang. Jika nanti aku bisa bertemu dan bertanding dengan mereka, sudah pasti akankuhantam mereka sehingga nyebur ke dasar danau Pek-go-tam!".Tapi seorang muridnya yang bernama Seng Kun Peng lalu memotong bicaranyadengan suara separuh mengejek, "Guru mengatakan bahwa mereka tidak mempunyaiilmu kepandaian yang cukup untuk disegani orang, tapi buktinya nama merekadikenal oleh lapisan rakyat dan para ahli Rimba Persilatan di Utara dan Selatan,apakah itu tidak cukup untuk menjamin kelihayan mereka berdua?. Sedangkan namaTiraikasih Website http://kangzusi.com/guru hanya terbatas di daerah Tong-kwan ini saja, bukankah berarti guru hanyapandai mencela orang saja?".Kho-tay Som jadi mendongkol sekali dengan omongan muridnya itu, tapi ia takberani marah karena omongan itu memang cukup beralasan.

Page 192: Golok Naga Kembar

"Aku akan tantang mereka bertanding secara terbuka!" katanya uring-uringan tidakberketentuan kemana juntrungannya. "Cobalah engkau selidiki, kemana orang sheSun itu biasa berkunjung?".Seng Kun Peng menyanggupi dan segera berlalu. Pada keesokan harinya ia datangmelaporkan kepada Kho-tay Som, bahwa Sun Giok Hong kerap berkunjung danminum arak dengan Oey Siauw Hiap di gedung perkumpulan Kok Ben Tee Yok Hweedi kelenteng Ty-hut-sie."Jika guru datang ke sana di waktu petang pada waktu kentongan pertama" kata simurid itu pula, "niscaya guru akan dapat bertemu dengan Sun Giok Hong yangmembantu Oey Siauw Hiap mengajar ilmu silat. Berhubung di sana banyak berkumpulpara murid yang belajar silat, maka ada baiknya juga jika suhu dapat merobohkanSun Giok Hong dan Oey Siauw Hiap di hadapan para murid mereka. Belum tahubagaimana pendapat guruku?".Kho-tay Som menganggap usul itu memang baik juga, maka ia berjanji akan pergimenyatroni kedua orang ahli silat itu di gedung perkumpulan Kok Bin Tee Yok Hweepada keesokan malamnya sesudah bersantap.Selanjutnya untuk tambah memperkuat rombongannya, Kho-tay Som lalumengajak Seng Kun Peng pergi ke Toa-see-thauw untuk mengundang seorangsahabat karibnya Ho Hok untuk sama-sama pergi ke gedung perkumpulan Kok BinTee Yok Hwee dan menyaksikan pertandingan itu.Ho Hok ini adalah seorang laki-laki usia 37 tdahun yang bertubuh gemuk pendek,romannya tidak beda dengan boneka Touw Tee Kong atau malaikat tanah, hinggaorang telah memberikan dia nama julukan Touw-tee Hok atau Hok si Malaikat Tanah.Sedari kecil Touw-tee Hok tidak menaruh banyak perhatian terhadap ilmu surat, tapisangat gemar berkeliaran di luar sambil mempelajari ilmu silat pasaran dari kawankawannyayang lebih besar dan mengerti juga sedikit ilmu silat. Karena hatinya cukupmantap, maka di kemudian hari ia telah berani membuka Bu-koan dan menerimaorang untuk menjadi muridnya, walaupun banyak antara murid-muridnya itu terdiridari kaum buaya darat dan para pegawai kecil dan tukang angkut barang-barang distasiun kereta api.Dari Toa-see-thauw ini, orang bisa naik kereta untuk pergi ke Kowloon, maka jalankereta api di stasiun itu dinamakan jalan kereta api Kwitang - Kowloon.Para kuli di situ semula berguru pada seorang say-hu kun-thauw she Lie, tapikarena guru silat itu telah dirobohkan oleh Touw-tee Hok, maka selanjutnya telahpindah berguru dalam Bu-koan si orang Ho tersebut. Sedang guru silat she Lie ituakhirnya mati mereras karena kekalahannya itu dan dengan demikian Touw-tee Hok -telah dapat menerima 50 atau 60 murid dengan sekaligus!.Dalam daerah Toa-see-thauw banyak terdapat rumah-rumah pelacuran yangdilindungi oleh para buaya darat yang menjadi murid-muridnya, tiada seorangpunyang bagaimana besar pengaruhnya sekalipun berani mencampuri segala urusan yangdiperbuat oleh manusia-manusia jalang itu.Kho-tay Som memang pernah berkenalan dengannya dan saling harga menghargaisebagai dua orang sahabat karib. Waktu mendapat kunjungan si jangkung, sudahbarang tentu Touw-tee Hok segera keluar menyambut dan menanyakan maksud

Page 193: Golok Naga Kembar

kedatangan tamunya itu. Tatkala Kho-tay Som memberitahukan bahwa dia akanTiraikasih Website http://kangzusi.com/menantang Sun Giok Hong di gedung perkumpulan Kok Bin Tee Yok Hwee, Touw-teeeHok lalu menyelak sambil bertanya, "Macam apakah orang she Sun itu yang mengakuidirinya sebagai Ngo-seng-to-ong dan datang mengendon di tanah kita?. Apakahbarang kali dia hendak menjagoi di daerah sini dan berniat juga 'membalikkan bakulnasi' kita?. Orang macam ini memang tak boleh dibiarkan berkeliaran di negeri orang.Kita harus hajar sehingga dia kapokkan 'pulang kandang'!".Kemudian ia mengundang Kho-tay Som dan muridnya minum arak sambilmengobrol dan membual untuk menghajar Sun Giok Hong sehingga terpelanting 30kaki jauhnya.Begitulah, setelah tiba saatnya yang ditunggu-tunggu, Kho-tay Som dengan diamdiamtelah membawa Sam-ciat-pian atau cambuk berbuku tiga yang diselipkan dipinggangnya yang ditutupi dengan baju panjang yang dikenakannya. Sedangmuridnya Seng Kun Peng, Touwtee Hok dan 5 atau 6 orang kawannya mengikuti dibelakang untuk membantunya apabila dirasa perlu.Sesampainya di gedung Kok Bin Tee Yok Hwee, Kho-tay Sam melihat lampu-lampudi dalam gedung perkumpulan itu dipasang dengan amat terangnya, sehingga setiaporang yang berlatih ilmu silat di situ dapat dikenali satu persatu. Tapi aneh. GiokHong tidak tampak ada di situ. Si jangkung lalu menanyakan pada salah seorang yangsedang berlatih, "Apakah boleh aku bertemu dengan Sun Giok Hong?".Ia mendapat keterangan bahwa Sun Giok Hong hanya mengajar silat di situ setiaphari Senin, Rabu dan Jumat, sedang pada hari-hari Selasa, Kamis dan Sabtu iamengajar di gedung Ceng Bu Hwee di jalan Thay-peng-lam-louw. Kho-tay Som segeramengubah haluannya dan menuju ke jalan Thay-peng-lam-louw dengan perasaanyang mendongkol.Perkumpulan Ceng Bu Hwee dibuka di atas loteng gedung Ko-lam-tong. WaktuKho-tay naik ke atas, benar saja di sana ia telah bertemu dengan Sun Giok Hong yangsedang mengajar ilmu Eng-jiauw-kun. Sebelumnya, Kho-tay Som sama sekali takpernah menyangka bahwa Sun Giok Hong itupun seorang yang bertubuh tinggi besarseperti juga dirinya sendiri. Dengan berpura-pura tidak tahu, ia menganggukkankepalanya memberi hormat pada salah seorang pengurus di situ sambil bertanya,"Tuan, aku mohon tanya, apakah Sun Giok Hong Su-hu ada di rumah?"."Sun Su-hu justeru sedang mengajar ilmu silat" sahut pengurus itu, "apakahmaksud kedatangan saudara?"."Maksud kedatanganku ini tak lain daripada hendak minta bertemu dengan beliausaja" jawab Kho-tay Som."Harap saudara sudi menunggu di kamar tamu, sampai nanti Sun Su-hu selesaimengajar" kata pengurus itu yang khawatir Sun Giok Hong akan merasa tergangguoleh kedatangan orang yang tidak dikenalnya itu.Sun Giok Hong yang terlebih dahulu telah melihat kedatangan Kho-tay Som dan

Page 194: Golok Naga Kembar

mendengar juga maksud kedatangannya, jadi merasa tidak enak membuat orangmenunggu. Maka lekas-lekaslah ia maju menghampiri sambil bertanya, "Tuan ini darimana?. Siapakah she dan nama tuan yang terhormat?"."Apakah kamu ini yang bernama Sun Giok Hong?" Kho-tay Som balik bertanyasambil menatap wajah orang dengan sorot mata yang hampir tak berkesip. "Aku inibukan lain daripada Kho-tay Som dari Tong-kwan-hwan. Aku mendengar cerita bahwaLim Yauw Kwie telah pernah pie-bu denganmu dengan pintu tertutup serta tak maudisaksikan orang. Sekarang aku hendak menanyakan, ada hal apa sih yang tidakboleh disaksikan orang?".Tiraikasih Website http://kangzusi.com/Giok Hong jadi terbengong sejenak mendengar pertanyaan orang yang tidak sopanitu."Itu urusanku sendiri" sahurnya kurang senang, "dan tiada sangkut pautnyadengan diri siapapun. Sekarang aku numpang bertanya kepada Lauw-hia, untukmaksud apakah engkau bertanya demikian?"."Maksudku bukan lain daripada begitu" kata Kho-tay Som sambil menatap wajahSun Giok Hong. "Lim Yauw Kwie bernama julukan Tong-kang-ko-houw (harimauTong-kang). Aku sendiri dikenal orang dengan nama julukan Kwi-tang Thiat-kun-ongatau Raja Tinju dari Kwi-tang. Maka jelaslah sudah bahwa maksud kedatanganku iniadalah untuk sengaja membuat kau dapat merasakan tinjuku ini!", sambilmengacungkan tinjunya yang besar dan berbulu lebat.Giok Hong jadi sengit, lalu iapun membentak, "Kho-tay Som, engkau sengajadatang ke sini untuk menantangku!"."Ya, ya, memang demikian maksudku!" potong si jangkung sambil menyengir. "Kitaakan bertanding di sini untuk mencoba sampai dimana kelihayan kita. Apakah engkauNgo-seng-to-ong yang rendah ilmu silatnya atau aku Kwi-tang Thiat-kun-ong yanglebih tinggi kepandaiannya!".Giok Hong gusar bukan kepalang mendengan omongan si jangkung yangmenganggap dirinya "sepi" itu. Ia terpaksa menahan sabar tatkala mengingat akantugasnya dan di mana ia sekarang berada."Tugasku di sini belum selesai" katanya, "maka akan kuladeni tantanganmu itupada esok hari jam duabelas tengah hari di muka kuburan 72 pendekar di Oey-hoakong.Di sana akan kita tentukan siapa diantara kita berdua yang ilmu kepandaiannyalebih unggul!"."Akur!" menyetujui Kho-tay Som. "Petang ini aku suka mengampuni jiwamu, tapipada esok hari akan kucabut jiwamu tanpa ampun lagi!".Setelah berada di luar gedung perkumpulan itu, Kho-tay Som memberitahukankepada kawan-kawannya tentang pertemuannya tadi dengan Sun Giok Hong. TouwteeHok segera mengusulkan supaya petang itu juga mereka mencegat danmengeroyok si orang she Sun diwaktu ia pulang ke rumahnya. Usul mana telahditerima baik oleh si jangkung.Sesudah menunggu agak lama juga di tempat gelap, tiba-tiba mereka melihat SunGiok Hong berjalan mendatangi sendirian, hingga Kho-tay Som jadi sangat girang danberkata, "Dasar dia mesti mampus dalam tanganku petang ini juga!".

Page 195: Golok Naga Kembar

Sambil berkata demikian, si jangkung mencabut Sam-ciat-pian dari pinggangnyadan bersembunyi di belakang sebuah pohon besar di tepi jalan. Sedang Seng KunPeng, Touw-tee Hok dan para muridnya bersiap-siap untuk menerjang denganserentak begitu melihat si jangkung keteter melawan Sun Giok Hong.Tapi lamunan itu ternyata terlampau muluk daripada kenyataan yang dialami olehmereka sekalian. Begitu Sun Giok Hong berjalan melalui pohon di mana Kho-tay Sombersembunyi, tiba-tiba ia melihat sesuatu yang agak mencurigakan di kiri kanan jalanitu, hingga ia merandek dan menghentikan langkahnya sejenak.Sementara Kho-tay Som yang sudah tak sabar menantikan sehingga Giok Hongdatang terlebih dekat, segera lompat keluar dari balik pohon sambil membentak, "SunGiok Hong, kini telah tiba saat kematianmu!. Nih, kau coba rasakan cambukku!".Tapi Giok Hong yang bermata jeli itu, segera mencelat mundur sambil tertawamenyindir, "Terlebih dahulu aku telah mengetahui bahwa engkau ini adalah kaumTiraikasih Website http://kangzusi.com/buaya darat yang tak dapat dipercaya mulutnya!. Mana lagi kambrat-kambratmu?.Ayoh, kalian maju serentak, agar aku dapat memberi pengajaran kepada kalian!".Setelah itu, dengan gerak Kong-siu-jip-pek-jim atau dengan tangan kosongmelawan musuh yang bersenjata, Giok Hong balas menyerang Kho-tay Som dengansiasat Tay-peng-pok-touw atau burung garuda menerjang kelinci. Tangan kirinyamenangkis tangan si jangkung yang menyabetkan Sam-ciat-pian, sedang dengantelapak tangan kanannya memukul muka orang sambil membentak, "Tuh, kaurasakan telapak tanganku!".PLOK!!!. "Aduh!". Begitu cepat dan dahsyat pukulan telapak tangan Sun Giok Hongitu, sehingga disaat itu juga Kho-tay Som jatuh meloso sambil menjerit kesakitan,Sam-ciat-piannya turut jatuh juga ke muka bumi. Tatkala Giok Hong hendakmengirim satu tendangan, tiba-tiba Touw-tee Hok dan kawan-kawannya telahmelompat keluar dari tempat persembunyian mereka dan menghadang si orang sheSun dengan satu bentakan keras, "Jangan lukai saudaraku".Karena mereka bersenjata thie-cio dan ruyung, maka Giok Hong lekas-lekasmengambil Sam-ciat-pian si jangkung yang menggeletak di tanah dan dengancambuk itu ia meladeni semua musuh-musuhnya.Pertempuran berlangsung dengan amat dahsyatnya, tapi sayang mereka semuabukanlah lawan Sun Giok Hong yang setimpal. Setelah pertempuran berlangsungbeberapa belas jurus lamanya, Kho-tay Som telah kena ditendang dadanya sehinggamuntah-muntah darah. Touw-tee Hok patah tangan kirinya karena terpukul oleh Samciat-pian kawannya yang dipergunakan Giok Hong sebagai senjata. Hingga merekasemua terpaksa lari pontang-panting bagaikan daun-daun kering tertiup angin.Kemudian Giok Hong yang selamat, lalu membawa Sam-ciat-pian Kho-tay Som, thieciodan ruyung komplotan buaya darat yang hendak membokongnya itu untukdiserahkan kepada Oey Siauw Hiap dan disimpan untuk sementara sebelum diambilpulang oleh para pemiliknya.0oo0

P E N U T U PKarena biang keladi para buaya darat klio uy Som dan kambrat-kambratnya telah

Page 196: Golok Naga Kembar

"dihancurkan" dalam piMli'iiipni.tn yang berlangsung hanya beberapa belas jurus saja,maka para calung .il.r. d.iri kelompok lain yang berniat mengganggu danmenjatuhkan n.im.i Sun Giok Hong jadi jerih dan bungkam seribu bahasa untuksesumbar seperti apa yang pernah dilakukan oleh Kho-tay Som dan kawan-kawannyaitu.Berselang beberapa minggu lamanya setelah kejadian di atas, ada pula seorangsay-hu kun-thauw she Coa yang coba-coba mendesak minta bertanding dengan GiokHong di atas panggung lui-tay. Untuk mempertahankan nama baiknya sebagai gurusilat dari kedua perkumpulan Ceng Bu Hwee dan Kok Bin Tee Yok Hwee, terpaksalahi.i turun tangan juga. Walaupun ia sendiri sudah bosan untuk meladeni tantanganorang-orang yang merasa iri hati dengan kedudukannya yang begitu baik dandisegani oleh sebagai besar ahli-ahli silat di daerah Tiongkok Selatan.Seperti juga dalam pertempuran yang telah lampau, kali inipun Giok Hong telahberhasil mengirim pulang sayhu kun-thauw itu ke Ku koannya dalam keadaan pingsandan menderita luka di dada karena tendangannya yang lihay yang ia pelajari dari ItKak Sian-su dari kelenteng Kee-beng-sie di kota Kim Leng.Sejak waktu itu dan selanjutnya, Giok Hong dan puteranya Bun Yong mengajarilmu silat di kota Kong-ciu dan mempunyai beberapa orang murid yang namanyaTiraikasih Website http://kangzusi.com/terkenal, antara lain dapat disebut, Oey Siauw Hiap, Ma Kiam Hong, Lim Siauw Lip,dan lain-lainnya.Golok Sun Giok Hong yang terkenal, yang bernama Siang-liong-touw-to atau Goiok"Naga Kembar, di kemudian hari telah dihadiahkan kepada murid kesayangannya OeySiauw Hiap.Pada masa pasukan Jepang menyerang ke selatan, Sun Bun Yong dan adiknya BunEng termasuk dalam sukarelawan yang dikirim untuk melawan musuh yang hendakmenjajah Tiongkok. Tapi sungguh amat disayangkan bahwa Bun Eng telah gugursebagai seorang prajurit bunga bangsa. Dan ketika kota Kong-ciu diduduki Jepang,Sun Giok Hong beserta segenap keluarganya telah mengungsi ke Kiok-kang, kotadimana kemudian Sun Giok Hong meninggal dalam usia 74 tahun.Para murid Sun Giok Hong yang taat kepada pesannya, segera menyebarkan ilmusilat warisan cabang Siauw-lim. Oey Siauw Hiap sendiri menetap di kota Kong-ciu, LimSiauw Lip di Tay-wan, sedang Ma Kiam Hong membuka sekolah olahraga di Kowloondengan memakai merek Kiam Hong Kian Sin Hak Ie.Dengan demikan, maka cerita inipun telah berakhir sampai disini.

TAMAT