laporan praktikum Stek

27
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBIAKAN TANAMAN ACARA 1 PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN CARA PENYAMBUNGAN (CUTTAGE) MOH ALI WAFA 131510501230 GOLONGAN C / KELOMPOK 2

description

praktikum

Transcript of laporan praktikum Stek

Page 1: laporan praktikum Stek

LAPORAN PRAKTIKUMPEMBIAKAN TANAMAN

ACARA 1

PEMBIAKAN VEGETATIF DENGAN CARA PENYAMBUNGAN (CUTTAGE)

MOH ALI WAFA131510501230

GOLONGAN C / KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: laporan praktikum Stek

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam membudidayakan dan memperbanyak jenis tanaman banyak cara

yang bisa kita lakukan, salah satunya dengan cara persilangan. Suatu keturunan

dari sebuah hasil persilangan allogame akan mengalami segregasi. Salah satu

upaya untuk meningkatkan produktivitas kedelai adalah pemanfaatan varietas

unggul. Peningkatan luas lahan memerlukan ketersedian bibit yang terus menerus.

Selain itu, penggunaan satu varietas atau genotipe yang homogen dalam satu

luasan yang besar dan berdekatan akan menimbulkan masalah yang besar dan

dampak yang luas, seperti serangan hama dan penyakit.

Perbanyakan dengan stek mudah dilakukan dan tidak memerlukan

peralatan khusus dan teknis pelaksanaan yang rumit. Dimana, perbanyakan

tanaman dengan stek ini mempunyai berbagai keunggulan seperti dapat

menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan tanaman induknya

dan dengan dilakukan perbanyakan tanaman secara stek lebih cepat berbuah dan

berbunga, dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun

bahan tanaman yang tersedia terbatas atau sedikit.

Selain adanya keunggulan, perbanyakan tanaman secara stek terdapat juga

kelemahan baik secara fisiologis maupun morfologi dalam pertumbuhan tanaman

yaitu perbanyakan tanaman secara stek ini memiliki akar serabut yang dimana

akar serabut pertumbuhan tanamannya rentan yaitu sangant mudah roboh pada

keadaan ikim yang kurang mendukung seperti angin kencang, tanah selalu jenuh,

dsb sehingga perakarannya dangkal, membutuhkan tanaman induk yang lebih

besar dan lebih banyak sehingga membutuhkan biaya yang banyak dan dalam

perbanyakan tanaman secara stek tingkat keberhasilanya sangat rendah.

Masalah yang dihadapi oleh pemulia tanaman singkong terjadi setelah

varietas unggul yang baru dirakit melalui pemuliaan atau dari introduksi telah

dirilis pemerintah, tidak serta merta dapat diperoleh petani singkong dengan

mudah dan dalam jumlah banyak. Hal ini karena terbatasnya jumlah bibit yang

Page 3: laporan praktikum Stek

dapat disebar atau didistribusikan dalam waktu yang relatif singkat. Salah satu

faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan stek, yaitu zat

pengatur tumbuh auksin yang biasa digunakan untuk merangsang perakaran stek

batang. Auksin sintetis komersil yang sering digunakan untuk merangsang

pertumbuhan dan perakaran stek batang ialah asam indol butirat untuk terus

ditingkatkan. Hal ini tidak terlepas dari berbagai masalah dalam aspek budidaya

terutama dalam penyediaan bibit berkualitas.

Penggunaan stek mini pada perbanyakan tanaman telah dilakukan dengan

menggunakan stek dengan jumlah buku 5, 10 dan 15 per steknya Akan tetapi stek

yang dihasilkan per batang indukan singkong tanaman untuk kebutuhan

perbanyakan bibit, yang hanya menggunakan 1 sampai 3 buku per

steknya,dikombinasikan dengan aplikasi asam indol butirat untuk membantu

inisiasi akar.

1.2 Tujuan

1.Untuk mengetahui dan mempelajari cara – cara penyetekan

2.Untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam keberhasilan pembentukan

sistem perakaran pada stek batanag.

Page 4: laporan praktikum Stek

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kapasitas perakaran stek juga tergantung pada fitur biologis masing-

masing spesies, kondisi tanah dan intervensi khusus untuk merangsang stek.

Seperti, di proses pembentukan akar, beberapa hormon seperti auksin merangsang

pertumbuhan, yang dapat juga dicapai artifisial dengan memperlakukan stek

dengan zat perangsang, misalnya heteroauxin. Keberhasilan budaya stek

tergantung pada jumlah nutrisi zat yang mengandung dan kondisi kepada mereka

ketika menanam - baik disiapkan, dilonggarkan, subur, tanah baik aerasi dan

kelembaban yang cukup. Akar stek hasil dari dasar-dasar akar, yang merupakan

grup dari Sel-sel meristematik terlokalisasi di titik kontak dari sinar medula

dengan kambium. Dasar-dasar akar terbentuk lama sumbu menembak, dengan

kepadatan yang lebih tinggi di dasar tunas, dekat dengan tunas ketiak. (Nina. et

all. 2011 )

Yang memperoleh lebih besar jumlah akar di stek delima dalam hal stek

kayu keras dibandingkan dengan stek setengah keras kayu dalam perjanjian

dengan temuan terlihat dari hasil yang diberikan dalam tabel IBA yang jauh lebih

efektif untuk merangsang rooting dalam dua set stek di delima dibandingkan

dengan NAA. The keunggulan IBA dapat dijelaskan pada analogi Pearse. (Sharma

N et all. 2009)

Persentase perakaran terbesar, jumlah akar, panjang, dan bobot segar dan

kering dipamerkan dengan stek basal diobati dengan 24 mM IBA. Investigasi

hubungan antara pembentukan akar yang "Royalty" naik stek menunjukkan

bahwa, IBA pembentukan akar diinduksi dalam stek mawar berkorelasi dengan

dalam konsentrasi etilen berkerut. Konsentrasi etilen endogen berkorelasi secara

signifikan dengan jumlah akar terbentuk pada stek. Kompatibilitas tergantung

pada keberadaan faktor tertentu atau tidak adanya faktor di kedua batang bawah

dan keturunan. Kemungkinan beragam mekanisme kontrol genetik sederhana efek

threshold dinaikkan. Namun, perbedaan yang signifikan antara klon dalam status

kompatibilitas kelompok menyarankan bahwa faktor-faktor lain mungkin terlibat

Page 5: laporan praktikum Stek

Auxin bisa efektif untuk perakaran stek dalam konsentrasi tertentu, tergantung

pada tanaman dan kultivar (Izadi, Z dan Zarei, H. 2014 )

perbanyakan vegetatif melalui perakaran stek batang dianggap signifikansi

strategis Stek berakar tanaman fisiologis dewasa sudah berbuah pada fase dikenal

untuk pengobatan dini mereka dalam produksi. Stek Selanjutnya perakaran

menginduksi pertumbuhan pengerdilan kebiasaan di pohon dengan kanopi yang

lebih luas resultan yang meningkatkan pemangkasan dan panen, dua penting

perlengkapan agronomi dalam perbaikan pohon buah. Terakhir vegetatif

propagasi dengan memperbaiki genotipe. (Owuor. at all 2009.)

Masalah selanjutnya adalah setelah varietas unggul yang baru dirakit

melalui pemuliaan atau dari introduksi dapat dirilis pemerintah, tidak serta merta

dapat tanman dengan mudah dan dalam jumlah banyak. Hal ini disebabkan

terbatasnya jumlah bibit yang dapatdisebar atau didistribusikan dalam waktu

relatif singkat, karena dari satu tanaman singkong hanya diperoleh sekitar 10 stek

saja setelah tanaman berumur 10 bulan atau lebihDengan demikian diperlukan

suatu teknik perbanyakan vegetatif yang secara cepat dapat memenuhi kebutuhan

petani untuk skala yang luas dan dalam jumlah yang banyak yang pada akhirnya

keunggulan varietas baru tersebut dapat cepat budidayakan (Ardian, dkk. 2012).

Hasil pembiakan vegetatif seragam karena berasal dari satu individu yang

sama Perbanyakan vegetatif pada nenas dapat menggunakan tunas anakan, tunas

batang, slip, mahkota dan stek batang metode perbanyakan yang ada, perbanyakan

stek batang merupakan alternatif untuk mendapatkan bibit yang seragam. (Hadiati,

S. 2011).

Pertumbuhan panjang akar dapat dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor

genetik dan faktor jumlah daun. Faktor genetik berperan dalam mengkoordinasi

gen yang membangun sistem perakaran, sedangkan faktor jumlah daun

bertanggung jawab dalam meningkatkan perkembangan akar, karena daun

merupakan tempat sintesis makanan (fotosintesis), dan selanjutnya makanan akan

ditranslokasikan menuju akar untuk perkembangan akar. (Crowder. 2007

Salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

stek, yaitu zat pengatur tumbuh auksin yang biasa digunakan untuk merangsang

Page 6: laporan praktikum Stek

perakaran stek batang. Auksin sintetis komersil yang sering digunakan untuk

merangsang pertumbuhan dan perakaran stek batang ialah asam indol butirat.

Penggunaan auksin dengan konsentrasi tinggi dan metode celup cepat merupakan

metode yang paling populer, karena paling ekonomis. Dengan jumlah bahan yang

terbatas, dapat diterapkan secara langsung ke daerah basal stek yang merupakan

daerah inisiasi akar adventif.(Ardian, 2013).

Perbanyakan jarak dengan stek batang yang ditanam secara vertikal sudah

umum digunakan., dari stek tersebut hanya akan menghasilkan satu tanaman baru.

Dilihat dari keadaan diatas, maka untuk memperoleh bibit dalam jumlah besar

akan membutuhkan induk tanaman yang banyak pula. Hal ini sangat tidak efektif,

sehingga diperlukan suatu metode penanaman stek yang baru, yakni penanaman

secara horizonta.(Pamungkas. dkk. 2009 ). Salah satu cara untuk mengatasi

kendala produksi bibit singkong ditingkat pemulia dan produsen bibit yaitu

melalui pembiakan vegetatif konvensional, dengan cara memperpendek panjang

stek dan penggunaan zat pengatur tumbuh untuk merangsang perakaran stek.(

Mangoendidjojo. 2005).

Page 7: laporan praktikum Stek

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan praktikum pembiakan tanaman acara pembiakan vegetatif

dengan cara stek pada hari rabu 24 September 2014 mulai pukul 12.00 WIB

sampai selesai, bertempat di Lab Pembiakan Tanaman Jurusan Agronomi Fakultas

Pertanian Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Alat

1. Tanah

2. Gelas air mineral

3. Pisau tajam

4. Sprayer

5. Kantong kresek

3.2.2 Bahan

1. Tanaman yang akan di stek

2. Media pasir steril

3. Kompos

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Stek Batang

1. Menyiapkan bahan media tanam dan alat yang diperlukan.

2. Mencampur media tanam pasir : kompos : tanah perbandingan 1 : 1 : 1

3. Memasukkan media tanam ke dalam gelas mineral dengan volume 2/3 bagian

dari dasar gelas mineral.

4. Memilih bahan stek dengan perlakuan pemotongan bagian batang yang agak

muda dengan kemiringan 45º dan 180º ukurna ± 10cm

5. Menjaga kelembaban media dengan cara menyiram air menggunakan hand

sprayer.

Page 8: laporan praktikum Stek

3.3.2 Stek Daun

1. Menyiapkan bahan media tanam dan alat yang diperlukan.

2. Membuat perlakuan media tanam menjadi beberapa komposisi sebagai

berikut : a. Mencampur Pasir : Kompos : Tanah perbandingan 1 : 1 : 1

b. Mencampur Kompos : Tanah perbandingan 2 : 1

3. Memasukkan media tanam ke dalam gelas mineral dengan volume 2/3 bagian

dari dasar gelas mineral.

4. Memilih bahan stek dengan perlakuan pemotongan bagian daun dengan

kemiringan 180º.

5. Menjaga kelembaban media dengan cara menyiram air menggunakan hand

sprayer.

Page 9: laporan praktikum Stek

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel Pembiakan Vegetatif dengan Cara Stek (Cuttage)

Bahan Tanam PerlakuanUlangan /

kelompok

Parameter Pengamatan

Jumlah akar Panjang akar (cm)

Batang

Dipotong

180°

1 0 0

2 0 0

3 0 0

4 0 0

5 7 1

6 0 0

Dipotong 45°

1 0 0

2 0 0

3 0 0

4 2 1

5 0 0

6 0 0

Daun

Media pasir :

kompos :

tanah (1:1:1)

1 33 3,1

2 23 2,6

3 24 2,5

4 11 3,6

5 15 2,5

6 37 4,2

Media

kompos :

tanah (2:1)

1 14 3

2 0 0

3 25 4,5

4 34 4,5

5 22 2

6 33 4,2

Page 10: laporan praktikum Stek

4.2 Pembahasan

Perbanyakan tanaman secara stek seperti stek daun, batang dan umbi

banyak dilakukan orang karena caranya sangat sederhana, tidak memerlukan

teknik yang rumit. Penyetekan adalah cara pembiakan tanaman dengan

menggunakan bagianbagian vegetatif yang dipisahkan dari induknya, dimana

apabila ditanam pada kondisi yang menguntungkan stek akan berkembang

menjadi suatu tanaman yang sempurna dengan sifat yang sama dengan pohon

induk dimana stek vegetatif diambil (Ardian, 2013). Stek dapat dibedakan

berdasarkan pada bagian dari tanaman yang dijadikan bahan stek, yaitu stek akar,

stek batang, stek pucuk, stek daun, stek umbi dan sebagainya. Stek yang

dilakukan pada bagian atas tanaman seperti stek pucuk, stek batang dan lain-lain,

bertujuan untuk mengoptimalkan pembentukan sistem perakaran baru. Sementara

stek yang dilakukan pada bagian bawah tanaman seperti stek akar bertujuan untuk

mengoptimalkan pembentukan sistem bagian atas tanaman. Sementara stek daun

bertujuan untuk pembentukan sistem perakaran dan batang tanaman.

(Mangoendidjojo, W. 2005)

akar adalah organ tumbuhan yang berfungsi untuk menyerap dan

menyalurkan air, nutrisi dan mineral untuk memperkokoh dan mendukung

tanaman serta tempat menyimpan makanan. Keragaman bentuk dan struktur akar

sering terkait dengan fungsinya. Berdasarkan fungsinya dikenal beberapa akar

antara lain akar penyimpanan, akar sukulen, akar udara (aerial), pneumetofor

(akar udara pada mangroove), akar panjat, akar pembelit, akar tunjang dan lain-

lain. Kondisi lingkungan sering mempengaruhi sistem akar. Terbentuknya akar

adventif adalah dasar dari perbanyakan secara vegetatif sebab akar adventif adalah

akar yang berkembang bukan dari hipokotil. Akar adventif dapat muncul pada

bagian tanaman selain batang seperti dari tangkai, potongan daun bahkan dari

potongan akar. menyatakan bahwa pembentukan akar adventif dapat terjadi dalam

dua tahap yaitu pertama adalah inisiasi yang dicirikan atas pembelahan sel dan

diferensiasi sel-sel tertentu kedalam bakal akar dan tahap kedua adalah

pertumbuhan bakal akar yang memanjang di pembelahan dan pemanjangan sel.

1.      Stek Daun

Page 11: laporan praktikum Stek

Ada beberapa tanaman yang dapat diperbanyak melalui daun misalnya tanaman

hias seperti : begonia, violess, cocor bebek maupun lidah mertua. Daun

yang cukup tua dipilih dan dipotong sebagai bahan stek. Stek daun inilah

yang akan disemaikan. Urutan kerjanya adalah sebagai berikut :

1)      Siapkan wadah atau media seperti yang dipergunakan pada persemaian biji.

2)      Daun tanaman yang akan distek dipotong kecil-kecil, atau pertulangan

daunnya dilukai seperti pada cocor bebek, begonia atau lidah mertua. Untuk

violces bagian yang diambil adalah helaian daun berserta tangkai.

3)      Helaian daun yang kecil cukup diletakkan diatas tanah sedangkan untuk daun

violces yang bertangkai atau daun lidah mertua ditanam dengan

menancapkannya.

4)      Khususnya daun bertangkai dapat ditanam di dalam air sebagai wadahnya

berupa botol atau gelas kaca/plastik, yang tembus pandang. Bila ingin lebih

praktis dapat memakai bekas botol atau gelas plastik kemasan air mineral.

Biasanya setelah 14 hari stek akan menumbuhkan akar, tanaman muda ini perlu

dirawat agar tumbuh cukup besar. Setelah perakaran dan pertumbuhan

batang maupun daunnya sudah cukup kuat tanaman dapat dipindahkan ke

wadah atau tempat pertumbuhan tanaman.

2.      Stek Batang

Jenis tanaman sayuran dan buah-buahan jarang diperbanyak dengan cara

stek batang.

Urutan kerja persemaian stek batang adalah :

-         Siapkan wadah dan media seperti yang digunakan untuk persemaian biji.

-         Untuk tanaman yang berbatang lunak seperti di effen bachia, panjang batang

yang diambil sekitar 10 cm potongan dilakukan dibawah mata tunas, bukui /

kuncup.

-Untuk stek tanaman berbatang keras seperti bougenvile, bunga sepatu atau

mawar diambil batang yang diameternya kira-kira 1 cm. Batang ini dipotong

sepanjang 20 cm atau minimal mempunyai 2 mata tunas. Pemotongannya

dibawah mata tunas lakukan pula pemotongan pucuk batang yang masih

muda.

Page 12: laporan praktikum Stek

Cara menyemai stek batang :

a.       Cabang pilihan dipotong sepanjang 10 – 15 cm.

b.      Beberapa daun disisakan untuk merangsang pertumbuhan akar kalau dapat 2

lembar daun secara utuh atau 4 lembar daun yang dipotong dan ditinggalkan

separuhnya.

c.       Pangkal batang stek dimasukkan kedalam bubuk / cairan perangsang tumbuh

akar.

d.      Batang-batang setelah disemaikan dalam pot/kantong plastik lalu selubungi

plastik bening atau dapat juga pot itu dimasukkkan kedalam kotak kayu

yang bertutup kaca bening.

Langkah pembiakan dengan stek pucuk :

a.       Pucuk tanaman sebagai bibit stek disisakan 2 lembar daunnya secara utuh

atau dapat juga 4 lembar daun tetapi dipotong.

b.      Sisa batang dibawah pangkal dan dipotong, kemudian batang stek diolesi

bubuk zat perangsang pertumbuhan akar.

c.       Batang stek ditancapkan ke dalam media, tetapi sebelumnya harus dibuatkan

lubang sebesar pensil lebih dulu.

d.      Agar stek mendapatkan kelembaban yang cukup, pot dikerudungi kantong

plastik bening.

- Jenis stek batang yang bergetah misal : Karet, bagian bekas potongan ditaburi

serbuk arang kayu, kemudian diketok-ketok agar serbuk tidak berlebihan,

maksudnya pemberian serbuk ini adalah agar getah yang keluar terhisap oleh

serbuk tersebut sehingga mengurangi resiko pembusukan batang.

- Supaya akar muncul lebih cepat, pangkal batang diolesi dengan ZPT (Zat

Perangsang Tumbuh) seperti Rotone F atau Atonik dengan dosis sesuai

dengan petunjuk kemasan.

- Stek batang ditabcapkan kedalam media semai, kemudian media disekitarnya

ditekan agar batang dapat tertancap kuat dalam waktu 2 – 4 minggu kemudian

umumnya tanaman telah berakar, hal ini ditandai dengan tumbuhnya tunas

baru atau bila tanaman dicabut media akan terikut.

Page 13: laporan praktikum Stek

Berhasilnya pembiakan vegetatif dengan stek ditandai dengan munculnya

akar pada stek (Djamhuri et al, 1986). Secara umum faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan stek dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu

faktor dalam dan faktor luar (lingkungan) tanaman (Hartmann dan Kester, 1983).

Faktor Dalam.

a. Jenis Tanaman

Beberapa jenis pohon kehutanan dapat dibiakkan dengan metode stek,

baik itu dengan stek akar, stek batang, stek pucuk ataupun stek daun, tetapi

beberapa pohon justru tidak bisa dibiakkan dengan metode stek.

b. Bahan Stek

Bahan stek meliputi nutrisi yang terkandung dalam bahan stek,

ketersediaan air, kandungan hormon endogen dalam jaringan stek, tipe bahan stek,

kehadiran hama dan penyakit serta umur pohon induk dan umur bahan stek itu

sendiri

Faktor Luar (lingkungan).

a. Suhu

Kisaran suhu yang baik untuk pembentukan perakaran adalah 21-270 C.

Setiap jenis akan mempunyai suhu yang berbeda-beda dalam kisaran 21-270 C

untuk merangsang pembentukan primordia masing-masing jenis.

b. Media Perakaran

Jenis media yang digunakan untuk media perakaran akan sangat

mempengaruhi kemampuan stek untuk membentuk akar. Media perakaran

memiliki fungsi yaitu untuk menahan bahan stek agar tetap berada dalam

tempatnya, menyediakan dan menjaga kelembababan yang dibutuhkan oleh stek

dan untuk membiarkan penetrasi udara ke bagian dasar dari stek.

c. Kelembapan

tempat untuk penyetekan lembab maka mempengaruhi pertumbuhan pada

stek yang terjadi.

Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh ini efektif pada jumlah tertentu,

konsentrasi yang terlalu tinggi dapat merusak dasar stek, dimana pembelahan sel

dan kalus akan berlebihan dan mencegah tumbuhnya tunas dan akar, sedangkan

Page 14: laporan praktikum Stek

pada konsentrasi dibawah optimum tidak efektif. Selain faktor dalam dan faktor

lingkungan, faktor yang mempengaruhi keberhasilan.

Untuk merangsang perakaran memakai Zat pengatur tumbuh yang

dipakai dalam penelitian ini adalah Rootone-F dengan bahan aktif auksin berupa

IBA,ABA dan IAA dengan konsentrasi yang berbeda-beda sehingga kita

mendapatkan konsentrasi yang tepat untuk induksi akar bibit. penyetekan cabang

atau batang utama dan pucuk dengan menggunakan Rootone-F untuk

menginduksi akar stek perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap

pertumbuhan bibit gmelina. Untuk mewujudkan hal tersebut, dilaksanakan

penelitian mengenai Pengaruh Cara Pemberian Rootone-F dan Jenis Stek

Terhadap Induksi Akar Stek. Rootone-F merupakan hormon pemacu pertumbuhan

akar yang sudah umum digunakan. Rootone-F terdiri atas senyawa-senyawa yang

menjadi bahan aktifnya yaitu 1-naphtalene-acetamide (NAD) 0,067%, 2-methyl-

1-naphtaleneacetic acid (MNAA) 0,333%, 3-methyl-1-naphtalene-acetamide

(MNAD) 0,013%, indole-3-butiric acid (IBA) 0,051% serta tetramethyl-thiuram

disulfide (Thiram) 4%. Dengan memperhatikan komposisi bahan aktif yang ada

dalam Rootone-F tersebut maka Rootone-F tidak digolongkan dalam hormon

tetapi lebih tepat sebagai zat pengatur tumbuh karena kandungan Thiram yang

relatif tinggi dibandingkan bahan aktif lainnya.(Nura. 2005).

Dari hasil praktikum Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya tanda-tanda

munculnya akar, pada stek sehingga kebanyakan jumlah akar hanya 0. Stek batang

juga mengalami keberhasilan dengan jumlah akar mencapai 7 dengan panjang

akar hanya 1 cm, hal ini menimbulkan jika pada stek batang sangat tergantung

pada pemberian rooton f dan perawatan yang sangat baik. . Stek daun

menggunakan dua media yang berbeda, yaitu media pasir, kompos, tanah dengan

perbandingan 1:1:1 dan media kompos + tanah dengan perbandingan 2:1. Hasil

terbaik pada stek daun yaitu jumlah akar mencapai 33 dengan panjang akar

mencapai 4,2 cm. Keberhasilan stek daun sangat tinggi, karena hampir semua

kelompok menghasilkan kondisi akar yang baik, tetapi hal itu tidak berlaku pada

kelompok 2 yang menggunakan media tanah dan kompos. Stek daun yang

dilakukan pada kelompok 2 mengalami kegagalan dan besar kemungkinan karena

Page 15: laporan praktikum Stek

media dalam stek daun tidak terisi oksigen dan air yang cukup atau seimbang. Di

sebabkan oleh pada stek melati itu batang dari melati terlalu muda jadi tidak

cukup seleksi berhubung tidak ada lagi untuk pembuatan media maka terpaksa

meskipun muda di buat sebagai medi ternyata hasilnya gagal untuk menumbuh

kan akar pada batang, meskipun di berilarutan untuk merangsang pertumbuhan

akar tidak mempan akibat batang yang terlalu muda dan tidak siap di stek.

Page 16: laporan praktikum Stek

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Penyetekan dapat didefinisikan sebagai suatu perlakuan

pemisahan,pemotongan beberapa bagian tanaman seperti :akar, batang, daun

dan tunas dengan maksud agar bagian-bagian tersebut membentuk akar.

2. Manfaat penyetekan yaitu untuk memperoleh tanaman yang sama atau lebih

unggul dari induknya dan waktu yang dibutuhkan untuk perbanyakan relatif

singkat.

3. Tanaman melati dan lidah mertua mati karena terlalu berongga sehingga

keadaan ini menyebabkan di dalam rongga tersebut terlalu banyak terisi udara

sehingga zat-zat hara dan mineral tidak dapat terserap optimal karena terlalu

banyak terisi udara di dalam rongganya.

5.2 Saran

1. Perawatan secara maksimal pada masa petumbuhan tanaman perlu diperlukan

secara intensif agar diperoleh hasil yang maksimal.

2. Untuk menghasilkan tanaman dengan perbanyakan stek yang baik sebaiknya

dilakukan dengan tahap per tahap dengan baik

Page 17: laporan praktikum Stek

DAFTAR PUSTAKA

Ardian, 2013. Perbanyakan Tanaman Melalui Stek batang Mini Tanaman Singkong, Untuk Pemuliaan Tanaman dan Produsen Benih, Penelitian Pertanian Terapan, 13 (1) : 24 – 32.

Ardian, Dkk. 2012. Pengaruh berbagai Konsentrasi Benzil adenin Dan Asam Naftalen Asetat Pada Kultur In Vitro Singkong Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 12 (1) : 43-49.

Crowder. 2007. Genetika Tumbuhan, yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Hadiati, S. 2011. Pengaruh Konsentrasi Bap Terhadap Pertumbuhan Stek Batang Nanas Agrin, 15 (2) : 127 -132.

Izadi, Z and Zarei, H. 2014. Evaluation Of Progation Of Chinese Hibiscus Trhorgh Stenting Method In Response To Different IBA Concentrations And Rootstocks, Amirican of Plant Sciences, 5 : 1836 – 1841.

Mangoendidjojo, W. 2005. Dasar – Dasar Pemuliaan Tanaman, Bandung: Rajawali Pers.

Nina, C. Onica, E. Rosca, I. Dumitras, A. Clapa, D. dan Fira, A. 2011. The Biologi Of The Propagagation Of Species, Plant Devolop, 18 : 17 – 26.

Owuor, B. Musimi. Ocaidi. dan Asimwe. 2009.Vegetative Propagation of The Large Sour Plum By Rooting f Plagiotropic, Arpn of Agrikultur and Biological Science, 4 (1) :19 – 25.

Pamungkas, F, T. Dkk. 2009.Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Dalam Supernataan Kultur Terhadap Pertumbuhan Stek Horisontal Batang Pagar, Jurnal Sains, 17 (3): 131-140.

Sharm, N. Rpshan. A dan Dharminder, K. 2009. Standardization of Pomegranate Propagation Through Cuttings Biological From An International Jurnal, 1 (1) : 75 – 80.