Reporting Kasus 1 CNP III

35
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga, atau kelompok yang menyangkut permasalahan fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu: pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah. ( Mubarak, 2006) A. Pengumpulan Data Dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kesehatan pada masyaraat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut. ( 1) Data Inti a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan ( yang dijadikan praktek keperawatan komunitas), luas wilayah, tipe komunitas ( masyarakat rural atau urban), keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas. b. Data Demografi dan Vital Statistik Kajilah jumlah komunitas berdasarkan: usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama, dan komposisi keluarga. ( Mubarak, 2006) Laju pertumbuhan penduduk Pengukuran laju pertumbuhan penduduk yaitu : Rate of natural increase (pertumbuhan penduduk alami) Pt = Po + ( B - D) + (Mi – Mo)

description

cnp

Transcript of Reporting Kasus 1 CNP III

Page 1: Reporting Kasus 1 CNP III

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga, atau kelompok yang menyangkut permasalahan fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu: pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah. ( Mubarak, 2006)

A. Pengumpulan DataDilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kesehatan pada masyaraat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut.( 1) Data Inti

a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitasData dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan ( yang dijadikan praktek keperawatan komunitas), luas wilayah, tipe komunitas ( masyarakat rural atau urban), keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.

b. Data Demografi dan Vital StatistikKajilah jumlah komunitas berdasarkan: usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama, dan komposisi keluarga. ( Mubarak, 2006)

Laju pertumbuhan penduduk

Pengukuran laju pertumbuhan penduduk yaitu :Rate of natural increase (pertumbuhan penduduk alami)Pt = Po + ( B - D) + (Mi – Mo)

Pertumbuhan GeometriPt = Po. (1+r) {n}

Pertumbuhan EksponentialPt = Po. e {r. n}

Keterangan :

Pt : jumlah penduduk pada waktu sesudahnya (P=population) Po : jumlah penduduk pada waktu terdahulu (awal) B : kelahiran yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian

tersebut (B=Birth) D : Jumlah kematian yang terjadi pada jangka (Death=mati)

Page 2: Reporting Kasus 1 CNP III

Mi : migrasi masuk pada jangka waktu yang sama (M=migration) Mo :migrasi keluar pada jangka waktu yang sama r : angka pertumbuhan penduduk (r=rate) n : lamanya waktu antara Po dengan Pt (n=number) e : angka eksponential = 2,71828 (e=eksponential/pangkat) tanda { } berarti dipangkatkan

Pertumbuhan penduduk di suatu daerah/negara disebabkan oleh faktor-faktor demografi :

1. Angka kelahiran, fertilitas, natalitas/birth rate2. Angka kematian, mortalitas/death rate3. Migrasi masuk (imigrasi) yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah

tempat tujuan (area of destination)4. Migrasi keluar (emigrasi) yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu

daerah asal (area of origin)Ukuran-ukuran demografi

1. Fertilitas :Yaitu Kemampuan riil seseorang wanita untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan.Ukuran fertilitas yaitu :

a) Crude Birth Rate ( CBR)Angka kelahiran kasar

b) Age Spesific Fertility Rate ( ASFR)Angka fertilitas umur spesifik

c) General Fertility Rate ( GFR)Angka fertilitas umum. Penyebut: usia wanita 15 - 44 th

d) TFR (total Fertility rate)Penjumlahan dari masing-masing ASFR

e) GRR (Gross Reproduksi Rate)sama dengan GFR, bayi wanitanya saja

Jlh kelahiran hidup dl 1 th x k

Jlh populasi pada 1 Juli

Jlh kelahiran hidup dl 1 th x k

Jlh wanita usia subur

J lh kelahiran hidup dr wanita umur ttt. dl 1 th x k

Jlh wanita umur ttt pada 1 Juli

*dipakai kelompok umur 5 tahunan

Page 3: Reporting Kasus 1 CNP III

2. Mortalitas / angka kematian Dipengaruhi oleh faktor : struktur umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan,

status sosek, keadaan lingkungan . Ukuran: CDR, ASDR, IMR, NMR, PNMRSBR, PMR, MMR a) Crude Death Rate

Angka kematian kasar . Mengukur mortalitas secara kasar /umum

b) Age Spesific Death Rate (angka kematian usia tertentu)Angka kematian umur spesifik

c) IMR (Infant Mortality Rate)Angka kematian bayi . Bayi (umur < 1 th)

d) NMR (neonatal Mortality rate)Neonatus (< 28 hari)

e) PNM (Post Neonatal Mortality Rate)Post neonatal (> 28 hari). Penyebab kematian pengaruh lingkungan NMR + PNMR = IMR

f) SBR (Still Birth Rate)Lahir mati : keluarnya janin tanpa tanda kehidupan . Kehamilan > 20 minggu

J um l a h kematian bayi (< 1 th) dl 1 tahun x k

Jumlah kelahiran hidup periode yg sama

Jumlah kematian dalam 1 tahun x k

Jumlah penduduk pada 1 Juli

J um l a h kematian kel umur ttt. dl 1 tahun x k

Jumlah penduduk umur ttt pada 1 Juli

J um l a h kematian umur < 28 hari dl 1 tahun x k

Jumlah kelahiran hidup periode yg sama

J um l a h k e m a t ia n by umur > 28 hari dl 1 tahun x k

Jumlah kelahiran hidup periode yg sama

Jlh bayi lahir mati dl 1 tahun x k

Jlh kelahiran hidup+mati periode yg sama

Jlh kelahiran hidup bayi wanita dl 1 th x k

Jlh wanita umur reproduksi pada 1 Juli

Page 4: Reporting Kasus 1 CNP III

g) MMR (maternal mortality Rate)Angka kematian ibu: kematian ibu saat hamil, bersalin, nifas

MigrasiMigrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari satu tempat ke tempat lain melampaui batas politik atau batas administratif dari suatu Negara. Bentuk perpindahan dapat berupa recurrent movement (pulang balik), perpindahan tinggal pekerja musiman, Non recurrent movement (menetap).Ukuran Migrasi

Angka mobilitas (rasio banyaknya penduduk yang pindah secara lokal dalam waktu ttt dengan jumlah penduduk

Angka Migrasi Masuk (banyaknya migran yang masuk per 1000 penduduk daerah tujuan dalam waktu satu tahun

Angka Migrasi keluar (banyaknya migran yang keluar per 1000 penduduk daerah asal dalam waktu satu tahun

Angka Migrasi Neto Selisih banyaknya migran masuk dan keluar dari suatu daerah per

1000 penduduk dalam waktu satu tahun. Merupakan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar, migrasi neto posistif jika migrasi masuk lebih besar dari pada migrasi keluar, sedangkan migrasi neto negatif adalah sebaliknya. Angka yang menunjukan selisih jumlah migran masuk dan migran keluar selama satu tahun di bagi penduduk pada pertengahan tahun

Jlh kmtn ibu saat hamil, bersalin, nifas dl 1 th x k

Jlh kelahiran hidup+mati periode yg sama

*Note k = 100.000

m = M x k

P

mi = I x k

P

mo = O x k

P

mn = I – O . k

P

Page 5: Reporting Kasus 1 CNP III

Angka Migrasi Bruto Banyaknya kejadian perpindahan (in migrasi dan out migrasi)

dibagi jumlah penduduk tempat asal dan tempat tujuan.

(Ali, 2001)c. Status kesehatan komunitas

Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari data bistatistik dan vital statistik, antara lain: dari angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas dikelompokkan berdasarkan kelompok umur: bayi, balita, usia sekolah, remaja, dan lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat: ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit kronis, penyakit menular. Pengkajian selanjutnya yaitu:

(1) Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas(2) Tanda- tanda vital: tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.(3) Kejadian penyakit ( dalam satu tahun terakhir): ISPA, penyakit asthma,

TBC paru, penyakit kulit, penyakit mata, rheumatik, penyakit jantung, kelumpuhan, dan penyakit menahun lainnya.

(4) Riwayat penyakit keluarga(5) Pola pemenuhan sehari- hari: nutrisi, cairan elektrolit, istirahat tidur,

eliminasi, aktifitas gerak, pemenuhan kebersihan diri.(6) Status psikososial: komunikasi dengan sumber- sumber kesehatan,

hubungan dengan orang lain, peran di masyarakat, kesedihan yang dirasakan, stabilitas emosi, penelantaran anak atau lansia

(7) Perlakuan yang salah dalam kelompok dalam hal ini perilaku tindakan keekerasan.

(8) Status pertumbuhan dan perkembangan(9) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan(10) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan(11) Pola perilaku tidak sehat: kebiasaan merokok, minum kopi yang

berlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin. ( Mubarak, 2006)

(2) Data Lingkungan Fisika. Pemukiman

1) Bangunan Fisik Rumah Bahan bangunan. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-zat

yang dapat membahayakan kesehatan. Bahan bangunan tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan

berkembangnya mikro organisme patogen.

mg = I + O . k

P1+P2

Page 6: Reporting Kasus 1 CNP III

Atap berfungsi untuk menahan panas, debu, dan air hujan. Penutup atap sebaiknya merupakan bidang datar dan sudut

Kemiringan atap tergantung dari jenis bahan penutup atap yang dipakai. Bumbungan rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal petir

Langit – langit berfungsi agar sinar matahari tidak dirasakan langsung. Tinggi langit langit sekurangnya 2,4 meter.

Langit – langit berfungsi untuk menyerap panas. Langit &ndash; langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.

Dinding berfungsi untuk menahan angin dan debu, serta dibuat tidak tembus pandang. Bahan dinding dapat berupa batu bata, batako, bambu, papan kayu. Dinding dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara.

Dinding kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan.

Jendela dan pintu berfungsi sebagai lubang angin, jalan udara segar dan sinar matahari serta sirkulasi. Letak lubang angin yang baik adalah searah dengan tiupan angin.

·Lantai harus dalam keadaan kering, tidak lembab. Bahan lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan. Bahan penutup lantai dapat berupa floor, ubin, batu bata, teraso, porselen, keramik. Tinggi lantai untuk rumah bukan panggung sekurang- kurangnya 10 cm dari pekarangan dan 25 cm dari badan jalan. Bahan lantai sebaiknya kedap air ntuk menghindari naiknya air tanah.

Fundasi berfungsi meneruskan beban bangunan termasuk berat sendiri ke tanah, memberi kestabilan dan bangunan hingga tidak runtuh, konstruksi penghubung dari bangunan atas dengan tanah. Bahan fundasi dapat berupa : batu kali, batu bata, beton. Bahan fundasi harus kedap air untuk menghindari rembesan air tanah ke atas.

Sarana air bersih, tersedia sarana air bersih dengan kapasitas 120 liter/hari/orang. Kualitas air bersih harus memenuhi persyaratan kesehatan. Sekeliling sumur dangkal (gali) diberikan pengerasan dan selokan air agar tempat sekitarnya tidak tergenang air (becek). Jarak sumur terhadap resapan / septik tank harus mencukupi syarat kesehatan.

Limbah dan selokan air, air kotor atau air buangan dari kamar mandi, cuci dan dapur disalurkan melalui selokan terbuka atau tertutup di dalam pekarangan rumah ke selokan air di pinggir jalan terbuka atau tertutup di dalam pekarangan rumah ke selokan air di pinggir jalan

Limbah cair yang berasal dari rumah Tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan tidak

mencemari permukaan tanah. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, pencemaran terhadap permukaan tanah serta air tanah.

Tempat pembuangan sampah disediakan berupa tong atau bak sampah diberi penutup agar lalat dan binatang tidak dapat masuk.

Page 7: Reporting Kasus 1 CNP III

Fasilitas penerangan ruangan. Letak rumah yang baik adalah sesuai arah matahari agar sinar matahari dapat dimanfaatkan untuk penerangan alami

2) Penataan Bangunan Rumah Perancangan ruang, ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi

sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang Makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi/cuci/WC, ruang bermain

anak yang letaknya terpisah satu sama lain. Luas ruang sekurang- kurangnya 9 m2 per orang ; bukaan ventilasi 1/9 luas lantai atau minimal 1 m2 ; atau lebih dari 11% luas ruang.

3) Kepadatan Hunian

Satu keluarga yang terdiri dari 5 orang, minimum luas rumah adalah 50 m2. Untuk kamar tidur diperlukan luas lantai minimum 3 m2 / orang dan untuk mencegah penularan penyakit (misalnya penyakit pernapasan)

Jarak antara tepi tempat tidur yang satu dengan yang lain minimum 90 cm. Apabila ada anggota yang menderita penyakit pernapasan sebaiknya tidak tidur sekamar dengan anggota yang lain

4) Pencahayaan

Untuk memperoleh cahaya yang cukup pada siang hari, diperlukan luas jendela kaca minimum 20 % luas lantai. Kamar tidur sebaiknya diletakkan di sebelah timur untuk memberi kesempatan masuknya sinar ultraviolet yang ada dalam sinar matahari pagi. Jika perletakan jendela kurang leluasa, dapat dipasang genteng kaca karena semua jenis cahaya dapat mematikan kuman, hanya berbeda satu sama lain dari segi lamanya proses mematikan kuman. Agar cahaya matahari tidak terhalang masuk ke dalam rumah, maka jarak rumah yang satu dengan yang lain paling sedikit sama dengan tinggi rumahnya.

5) Penghawaan Untuk Memungkinkan Pergantian Udara Secara Lancar Diperlukan

Minimum Luas Lubang Ventilasi Tetap 5% Luas Lantai, Dan Jika Ditambah Dengan Luas Lubang Yang Dapat Memasukkan Udara Lainnya ( Celah, Pintu, jendela, Lubang Anyaman Bambu Dan Sebagainya) Menjadi Berjumlah 10% Luas Lantai.

Udara Yang Masuk Sebaiknya Udara Yang Bersih Dan Bukan Udara Yang Mengandung Debu Atau Bau.

6) Kebiasaan dan Perilaku Penghuni Membersihkan rumah. Penderita penyakit tidak boleh meludah, bersin atau batuk

sembarangan. Meludah harus pada tempatnya, bersin dan batuk harus ditutup.

Harus rajin menjemur bantal, guling dan kasur. Tidak tidur bersama- sama penderita.

Page 8: Reporting Kasus 1 CNP III

Kesehatan perseorangan harus dijaga. Jika pagi hari bukalah jendela agar sinar matahari dapat masuk

terutama ke kamar tidur. Sedapat mungkin tidak memakai tempat tidur bertingkat

7) Prasarana dan Sarana Lingkungan Permukiman Memiliki taman bemain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan

konstruksi yang aman dari kecelakaan. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan

vektor penyakit dan memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Memilik sarana jalan lingkungan dengan ketentuan sebagai berikut : Konstruksi jalan tidak membahayakan kesehatan ; Konstruksi trotoar jalan tidak membahayakan pejalan kaki dan

penyandang cacat ; Bila ada jembatan harus diberi pagar pengaman ; Lampu penerangan jalan tidak menyilaukan .

Tersedianya sumber air bersih yang menghasilkan air secara cukup sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan.;

Pengelolaan pembuangan kotoran manusia dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan ;

Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan ;

Memiliki akses terhadap sarana pelayanan umum dan sosial seperti keamanan, kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya ;

Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan sesuai dengan peraturan perundang &ndash; undangan yang berlaku ;

Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadinya kontaminasi yang dapat menimbulkan keracunan, sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku.

b. Sanitasi Lingkungan1) Penyediaan Air Bersih

Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :o Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna

o Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l,

Kesadahan (maks 500 mg/l)o Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100

ml air)

Page 9: Reporting Kasus 1 CNP III

Sumber Air Bersih Yang Dapat Dimanfaatkan Air Permukaan, adalah sumber air baku yang berasal dari : sungai,

saluran irigasi, danau, dan waduk. Tiga sisitem pengolahan air permukaan :o Pengelolaan air permukaan gravitasi sederhana

o Pengelolaan air permukaan gravitasi saringan pasir lambat (SPL)

o Pengelolaan air permukaan non gravitasi

Mata Air, adalah sumber air yang berasal dari permunculan air ke permukaan tanah sebagai akibat dari adanya tekanan hidrolis disebut Aliran Artetis dan terhalangnya aliran air oleh lapisan tanah kedap air disebut Aliran Gravitasi Kontak

2) Penyediaan Air MinumStandar Mutu Air Minum

Standar Fisik : Suhu, warna, bau, rasa, kekeruhan air Standar Biologik : Bebas kuman parasitik & patogen ; bakteri

golongan E. Coli Standar Kimiawi : pH, jumlah zat padat (Total Dissolved Solids),

bahan-bahan kimia Standar Radioaktifitas : benda-benda radioaktif yang mungkin

terkandung dalam air3) Pengelolaan Jamban

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :

Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur Tidak boleh terkontaminasi air permukaan Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-

benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal.4) Pengolahan Limbah Pengeceran (dilution)

Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi, dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak, dan diperluka air pengenceran terlalu banyak pula, maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya : bahaya kontaminasi terhadap badan-badan

Page 10: Reporting Kasus 1 CNP III

air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnnya dapat menimbulkan banjir.

Kolam Oksidasi (Oxidation ponds)Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar

matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan kedalam kolam berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman, dan didaerah yang terbuka, sehingga memungkinkan memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.

Irigasi Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali, dan air

akan merembes masuk kedalam tanah melalui dasar dan dindindg parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, damn lain-lainya dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.

5) Pengelolaan SampahPengelolaan sampah yang baik bukan saja untuk kepentingan

kesehatan tetapi juga untuk keindahan lingkungan. Yang dimaksud pengelolaan sampah disini adalah meliputi pengumpulan, pengangkutan sampai dengan pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Cara-cara pengelolaan sampah antara lain sebagai berikut :

Pengumpulan dan Pengangkutan SampahPengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing

rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu, mereka ini harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke tempat penampungan sementara (TPS) sampah, selanjutnya ke tempat penampungan akhir (TPA).

Mekanisme, sistem, atau cara pengangkutannya untuk daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPS maupun TPA. Sampah rumah tangga daerah pedesaan umumnya didaur ulang menjadi pupuk.

Pemusnahan dan Pengolahan Sampah

Page 11: Reporting Kasus 1 CNP III

Pemusnahan dan/atau pengolahan sampah padat ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain sebagai berikut :a. Ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang ditanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.b. Dibakar (inceneration) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar didalam tungku pembakaran (incenerator).c. Dijadikan pupuk (composting) yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk (kompos), khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk. Di daerah pedesaan hal ini sudah biasa sedangkan di daerah perkotaan hal ini perlu dibudayakan. Apabila setiap rumah tangga dibiasakan untuk memisahkan sampah organik dengan anorganik kemudian sampah organik diolah menjadi pupuk tanaman, dapat dijual atau dipakai sendiri. Sedangkan sampah anorganik dibuang dan akan segera dipungut oleh para pemulung. Dengan demikian masalah sampah akan berkurang.d. Pangan dan Makanan Ternak

Sampah yang berupa buah-buahan dan sayur-sayuran yang belum sepenuhnya rusak dapat dijadikan makanan ternak atau binatang lain yang dikebang biakkan. Biasanya sampah sayur dan buah banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional berserakan di mana-mana.

e. Sanitary Landfill

Mirip dengan metode ladfill namun sampah tersebut ditutup dan diuruk tanah. Cara ini biasanya menggunakan alat-alat berat yang berharga mahal.

f. Pulverisation

Pulverisation adalah metode pembuangan sampah langsung ke laut lepas setelah dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil.

6) Polusi udara, air, tanah, atau suara/ kebisingan7) Sumber polusi: pabrik, rumah tangga, industri, dan lain-lain.

( Budiman Chandra, 2006)

c. Fasilitas

1) Peternakan, pertanian, perikanan, dan lain- lain2) Pekarangan3) Sarana olahraga4) Taman, lapangan5) Ruang pertemuan6) Sarana hiburan

Page 12: Reporting Kasus 1 CNP III

7) Sarana ibadah

d. Batas- batas wilayah

Sebelah utara, barat, timur, dan selatan

e. Kondisi geografis

(3) Pelayanan Kesehatan dan Sosial

a. Pelayanan kesehatan

1. Lokasi sarana kesehatan

Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas)

Puskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan. (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008)

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditentukan oleh bupati atau walikota, dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata- rata 30.000 penduduk setiap puskesmas. ( Ferry Efendi, 2009)

Fungsi puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat, memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.

Fasilitas penunjang puskesmas:

Bidan Desa

Page 13: Reporting Kasus 1 CNP III

Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya, ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan desa adalah satu desa dengan jumlah penduduk rata- rata 3000 jiwa. Tugas utama bidan desa adalah membina peran masyarakat melalui pembinaan posyandu dan pembinaan kelompok Damawisma, di samping memberikan pelayanan langsung di posyandu dan pertolongan persalinan di rumah penduduk. Selain itu, juga menerima rujukan masalah kesehatan anggota keluarga Damawisma untuk diberi pelayanan seperlunya atau dirujuk lebih lanjut ke puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu terjangkau secara rasional.

Puskesmas Pembantu ( Pustu atau Pusban)

Merupakan unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan- kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.

Puskesmas Keliling

Merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda empat atau perahu bermotor dan peralatan, peralatan komunikasi, serta sejumlah tenaga dari puskesmas. Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan- kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.

Posyandu

Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan sebutan posyandu, yaitu merupakan wahana kegiatan keterpaduan KB-kesehatan ditingkat kelurahan atau desa, yang melakukan kegiatan lima program prioritas yaitu: KB, Gizi, KIA, Imunisasi dan penanggulangan diare. Menurut Depkes tujuan diselenggarakan Posyandu adalah untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka Kelahiran, mempercepat penerimaan NKKBS, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatankegiatan kesehatan dan lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan. Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos imunisasi, pos KB desa, pos kesehatan ataupun pembentukan yang baru. Satu posyandu sebaiknya melayani seratus (100) balita/700 penduduk atau disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat, geografis, jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam

Page 14: Reporting Kasus 1 CNP III

kelompok dan sebagainya. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan sendiri. Dengan demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan dipos pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RK/RT atau ditempat khusus dibangun masyarakat.

Posbindu Penyakit Tidak MenularPos Pembinaan Terpadu atau disingkat POSBINDU adalah suatu

bentuk pelayanan yang melibatkan peran serta masyarakat melalui upaya promotif dan preventif untuk mendeteksi dan mengendalikan secara dini keberadaan faktor risiko penyakit tidak menular (PTM). Kegiatan yang dilakukan oleh dan untuk masyarakat ini dengan pembiayaan berdasar kesepakatan warga melalui musyawarah, dipertanggung jawabkan oleh masyarakat serta jadwal dan jenis kegiatannya yang juga ditetapkan oleh masyarakat. Manfaat dan tujuan posbindu, yaitu mawas diri, membudayakan gaya hidup sehat, mudah dijangkau, murah dilaksanakan, metodelogis dan bermakna secara klinis. Kegiatan posbindu diintegrasikan dengan desa siaga yang bermitra dengan FKD, LPPMD, PKK, Posyandu Lansia, Takmir Masjid / keagamaan, Koperasi, Klinik Swasta, maupun berbagai kegiatan sosial di masyarakat, yang difasilitasi oleh desa/kelurahan setempat dan di dukung penuh oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Kegiatan Posbindu ditujukan untuk orang dewasa mulai umur 25 tahun, baik yang memiliki faktor risiko PTM (merokok, pola makan tidak seimbang, kegemukan, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, kurang aktifitas fisik, riwayat keluarga dengan penyakit tidak menular, dll) maupun orang dewasa yang tidak memiliki faktior risiko PTM. Bentuk pelayanan kegiatan di Posbindu dilakukan menggunakan pelayanan 5 meja antara lain pendaftaran, wawancara, pengukuran fisik dan pemeriksaan biokimia, konseling dan rujukan, dan pencatatan dan pelaporan.

Posbindu LansiaPos Pembinaan Terpadu lansia (Posbindu lansia) merupakan bagian dari program kegiatan dari Pusat Kegiatan Masyarakat (Puskesmas). Sasaran Pembinaan dan Pelayanan Kesehatan Posbindu adalah Pra Usia Lanjut berumur 45- 59 tahun, usia Lanjut berumur 60- 69 tahun, Usia Lanjut resiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan mempunyai permasalahan kesehatan. Kegiatan / Pelayanan Kesehatan di Posbindu:

1. Kegiatan Promotif (Pembinaan Kesehatan) adalah kegiatan pembinaan kesehatan, antara lain memberikan penyuluhan tentang perilaku hidup sehat, gizi, penyakit degeneratif, bimbingan, anjuran / memotivasi untuk hidup sehat. Melalui kegiatan ini

Page 15: Reporting Kasus 1 CNP III

diharapkan peserta Posbindu dapat memahami dan mempunyai motivasi untuk memelihara kesehatan

2. Kegiatan Preventif (Pencegahan Penyakit) adalah kegiatan untuk mendeteksi sedini mungkin dari kemungkinan timbulnya suatu penyakit, Kegiatannya antara lain adalah Pembinaan kebugaran, ketrampilan, kemandirian melalui kegiatan senam, pelatihan maupun rekreasi sehat, deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan dasar (pemeriksaan gula darah, pemeriksaan tekanan darah, kolesterol dan sebagainya). Kegiatan pencatatan data, monitoring dan evaluasi. Melalui kegiatan ini diharapkan, peserta dapat mengetahui sedini mungkin akan adanya gejala timbulnya suatu penyakit khususnya penyakit degeneratif dan menjaga tubuh agar tetap bugar dn sehat.

3. Kegiatan Kuratif (Penyembuhan) adalah kegiatan pengobatan ringan bagi usia lanjut yang sakit dengan memberikan nasehat / anjuran terhadap penderita usia lanjut termasuk dalam hal ini memberikan rujukan ke Puskesmas / Rumah Sakit.

4. Kegiatan Rehabilitatif (Pemulihan kondisi) merupakan upaya untuk mengembalikan semaksimal mungkin kemampuan fungsional serta kemandirian usia lanjut melalui pelatihan, nasehat maupun rujukan. ( Ferry Efendi, 2009)

2. Sumber daya yang dimiliki ( tenaga kesehatan dan kader)

Kader kesehatan adalah tenga sukarela yang dipilih oleh dan dari masyarakat yang bertugas mengembangkan masyarakat. ( L.A Gunawan, 1980). Kegiatan kader yaitu:

Kegiatan di posyandu yaitu melakukan pendaftaran, menimbang bayi dan balita serta mencatat hasil penimbangan, memberikan penyuluhan, memberi dan membantu pelayanan, serta merujuk.

Kegiatan di luar posyandu yaitu kegiatan yang bersifat menunjang pelayanan KB, KIA, imunisasi gizi, dan penanganan diare. Mengajak ibu- ibu datang ke posyandu, dan kegiatan lain yang menunjang upaya kesehatan seperti mengajak warga menjaga kebersihan lingkungan. Melakukan pembinaan mengenai lima program keterpaduan KB- kesehatan dan upaya kesehatan lainnya.

Kegiatan di luar kegiatan posyandu KB- Kesehatan yaitu merencanakan kegiatan survei mawas diri. Melakukan komunikasi, informasi, dan motivasi tatap muka dengan alat peraga dan percontohan. Menggerakkan masyarakat, antara lain mendukung masyarakat untuk

Page 16: Reporting Kasus 1 CNP III

bergotong royong, memberikan informasi, dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain- lain.

Persyaratan menjadi kader adalah sanggup bekerja secara sukarela, mendapat kepercayaan dari masyarakat serta mempunyai kredibilitas yang baik dimana perilakunya menjadi panutan masyarakat, memiliki jiwa pengabdian tinggi, mempunyai penghasilan tetap, pandai membaca dan menulis, serta sanggup membina masyarakat sekitarnya.

( Ferry Efendi, 2009)

3. Jumlah kunjungan4. Sistem rujukan

Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu system jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tenggungjawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertical maupun secara horizontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau dan rasional. Jenis rujukan ada rujukan medis dan rujukan kesehatan.

Alur sistem rujukan upaya kesehatan:

1). Internal antar petugas puskesmas

2). Antara puskesmas pembantu dengan puskesmas

3). Antara masyarakat dengan puskesmas

4). Antara puskesmas yang satu dengan puskesmas yang lain

5). Antara puskesmas dengan rumah sakit, laboratorium, atau fasilitas kesehatan lainnya. ( Ferry Efendi, 2009)

b. Fasilitas Sosial ( Pasar, toko, swalayan)

Kaji lokasi, kepemilikan, dan kecukupan fasilitas sosial yang ada di komunitas tersebut.

(4) Ekonomi

Kaji jenis pekerjaan, jumlah penghasilan rata- rata tiap bulan, jumlah pengeluaran rata- rata tiap bulan, jumlah pekerja di bawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut usia.

Asuransi kesehatan

Page 17: Reporting Kasus 1 CNP III

Asuransi kesehatan adalah suatu mekanisme pengalihan risiko ( sakit) dari risiko perorangan menjadi risiko kelompok. Dengan cara mengalihkan risiko individu menjadi risiko kelompok, beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing- masing peserta asuransi akan lebih ringan api mengandung kepastian karena memperoleh jaminan.

Jenis asuransi kesehatan yang berkembang di Indonesia:

Asuransi kesehatan sosial: PT. Askes untuk PNS dan penerima pensiun, PT. Jamsostek untuk tenaga kerja swasta

Asuransi kesehatan perorangan: Lippo life, BNI life, Tugu mandiri, dan lainnya

Asuransi kesehatan komersial kelompok: produk asuransi kesehatan sukarela oleh PT. Askes. ( Ferry Efendi, 2009)

Jaminan Kesehatan Masyarakat

Jamkesmas adalah bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang iurannya dibayar oleh Pemerintah, diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan sejak tahun 2008 dan merupakan perubahan dari Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin/JPKMM atau lebih dikenal dengan program Askeskin yang diselenggarakan pada tahun 2005 s.d. 2007. Penyelenggaraan Program Jamkesmas dibedakan dalam dua kelompok berdasarkan tingkat pelayanannya yaitu:

a. Jamkesmas untuk pelayanan dasar di puskesmas termasuk jaringannya.

b. Jamkesmas untuk pelayanan kesehatan lanjutan di rumah sakit dan balai kesehatan.

Program Jamkesmas 2011 dikembangkan dengan memberikan Jaminan Persalinan bagi semua kehamilan/persalinan (yg belum memiliki Jaminan Persalinan), Jaminan Persalinan yang memberikan pelayanan kepada seluruh ibu hamil yang melahirkan di mana persalinannya ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta. Selain Jaminan Persalinan diselenggarakan pula Jaminan Pelayanan Pengobatan pada penderita Thalassaemia Mayor. Pemberian pelayanan bagi penderita Thalassaemia Mayor diberikan kepada pasien yang telah ditegakkan diagnosis secara pasti sebagai penderita Thalassaemia Mayor. (Permenkes, 2011)

(5) Keamanan dan transportasi

a. Keamanan : sistem keamanan lingkungan, penanggulangan kebakaran, penanggulangan bencana, penanggulangan polusi udara, air, dan tanah

Page 18: Reporting Kasus 1 CNP III

b. Transportasi : kondisi jalan, jenis transportasi yang dimiliki, sarana tramsportasi yang ada.

(6) Politik dan pemerintahan

a. Sistem pengorganisasianb. Struktur organisasic. Kelompok organisasi dalam komunitasd. Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

(7) Sistem Komunikasi

a. Sarana umum komunikasib. Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam kesehatanc. Cara penyebaran informasi

(8) Pendidikan

a. Tingkat pendidikan komunitasb. Fasilitas pendidikan yang tersedia ( formal atau non formal), jenis pendidikan

yang diadakan di komunitas, sumber daya manusia ( tenaga pengajar) yang tersedia

c. Jenis bahasa yang digunakan

(9) Rekreasi

a. Kebiasaan rekreasib. Fasilitas tempat rekreasi ( Mubarak, 2006)

B. Pengolahan Data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara:

1. Klasifikasi data tau kategorisasi data, dengan cara mengkategorikan data karakteristik demografi, karakteristik geografi, karakteristik sosial ekonomi, sumber pelayanan kesehatan

2. Perhitungan presentase cakupan dengan menentukan telly3. Tabulasi data4. Interpretasi data

C. Analisis Data

Page 19: Reporting Kasus 1 CNP III

Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui masalah yang dihadapi masyarakat.

D. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

Berdasarkan hasil analisa data dapat diketahui masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat. Namun, masalah yang dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah.

E. Prioritas Masalah

Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai factor sebagai criteria:

1.      Perhatian masyarakat 2.      Prevalensi kejadian3.      Berat ringannya masalah4.      Kemungkinan masalah untuk diatasi5.      Tersedianya sumber daya masyarakat6.      Aspek politis.

Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut Abraham H. Mashlow yaitu:

1.      Keadaan yan mengancam kehidupan2.      Keadaan yang mengancam kesehatan3.      Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan ( Mubarak, 2006)

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Data Umum

1. Geografis

Peta RW …….. Kelurahan ……….. dengan batas-batas sebagai berikut

Utara :

Selatan :

Timur :

Barat :

Page 20: Reporting Kasus 1 CNP III

2. Demografi

a. Jumlah Penduduk

RT I : KK

RT II : KK

RT III : KK

RT IV : KK

b. Fasilitas Kesehatan

Posyandu :

Poliklinik :

Puskesmas :

RS :

c. Karateristik Penduduk

Penduduk menetap :

Penduduk tidak menetap :

B. Data Khusus

Nama Kepala Keluarga :

Alamat :

Nomor Telepon :

I. Data Anggota Keluarga

No Nama Status L/P Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Ket.

Page 21: Reporting Kasus 1 CNP III

II. Data Kesehatan Lingkungan1. Perumahan

Rumah Sendiri □

Menumpang □

Kontrak □

2. Type RumahPermanen □

Semi Permanen □

Tidak Permanen □

3. Sumber Air BersihSumur □

PAM □

PAM dan Sumur □

4. Pengelolaan Air MinumDimasak

Mentah

Air Mineral/Aqua □

5. Tempat Pembuangan Air BesarLeher Angsa □

Kakus Duduk □

Cubluk □

Sungai □

6. Kebiasaan Membuang SampahDibakar

Page 22: Reporting Kasus 1 CNP III

Diambil Petugas □

Dibuang kesungai □

Lain-lain □

7. Keadaan Lantai RuamahTegel/Keramik

Plester □

Tanah

8. Tempat Penampungan Air BersihTertutup □

Terbuka □

Kran

III. Data Kesehatan Keluarga9. Proporsi Kejadian penyakit 3 bulan terakhir didalam keluarga

Batuk □

Pilek □

Panas □

Lain-lain (sebutkan ) : …………………………………………………

10. Imunisasi Balita BCG □

DPT □

Polio □

Hepatitis □

Campak

Tidak di imunisasi □

11. Pemanfaatan Fasilitas KesehatanKebiasaan berobat :

Ke Rumah Sakit

Ke Puskesmas □

Ke Balai Pengobatan □

12. Anggota Keluarga yang mengikuti KB.

Page 23: Reporting Kasus 1 CNP III

Kontrasepsi yang dipergunakan :

Pil

Kondom □

IUD/Spiral □

Susuk □

Kalender □

Berkala

MOW/MOP □

Tidak ikut KB

Adakah anggota keluarga yang hamil

Ya TidakUsia Kehamilan : …………..

Kehamilan keberapa : ………….

Periksa kehamilan

Ya Tidak

13. Adakah ≥ 2 Balita dalam satu keluargaYa Tidak

14. Adakah angota keluarga yang mengalami program pengobatan TBCYa Tidak

15. Adakah angota keluarga yang mengalami program pengobatan jiwaYa Tidak

16. Adakah anggota keluarga yang lanjut usiaYa Tidak

17. Masalah kesehatan yang diderita saat ini (dalam keluarga) : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 24: Reporting Kasus 1 CNP III
Page 25: Reporting Kasus 1 CNP III

DAFTAR PUSTAKA

Ali. 2001. Pengantar Metode Satatistik untuk Keperawatan. Depok : Yayasan Bunga

Raflesia.

Ali. 2001. Dasar-dasar Demografi. Depok : Raflesia Press.

Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.

Efendi, Feri, Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik

dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar- dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Mubarak, Iqbal, Wahid. 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2: Teori &

Aplikasi Dalam Praktik Dengan Pendekatan Asuhan Keerawatan Komunitas,

Gerontik dan Keluarga. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Notoatmodjo, Soekijo. 2003. Prinsip- Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: Rineka Cipta.

Page 26: Reporting Kasus 1 CNP III