PSA Financial Reporting and Performance Measurement
-
Upload
maya-amrullah -
Category
Documents
-
view
231 -
download
0
description
Transcript of PSA Financial Reporting and Performance Measurement
FINANCIAL REPORTING AND PERFORMANCE MEASUREMENT
Azka Azifa
Benedict Irawan Mulyono
Karunia Damayanti
ANNUAL REPORT
Diharuskan oleh hukum perusahaan (akun laba
rugi, neraca) dan standar akuntansi (laporan
aliran kas)
Juga berisi laporan dan disclosure dari dewan
direksi perusahaan
ACCOUNTING UNIFORMITY
Flexible accounting fokus kepada akuntansi
berdasarkan fakta
Uniform accounting fokus kepada akuntansi
berdasarkan peraturan
Saling berkontradiksi karena tujuan dari peraturan
adalah menciptakan solusi tunggal dari masalah
akuntansi sementara dalam kenyataan tujuan akutansi
terlalu kompleks untuk solusi unik
UNIFORMITY IN PUBLIC SECTOR
Institute of Municipal Treasurers and
Accountants menciptakan The Form of Published
Accounts of Local Authorities (1955) yang terus
diperbaharui
Pemerintah Inggris melihat kebutuhan dari
standarisasi pendapatan dari kos pemerintah
lokal
KLASIFIKASI STANDAR SAAT INI
1. Jasa edukasi, kesehatan, jalan layang
2. Divisi dari jasa contoh: edukasi dipisah menjadi SD,
SMP, SMA, Lanjutan
3. Subdivisi dari jasa pemecahan lebih lanjut dari divisi
4. Pengelompokan standar area utama dari belanja dan
pendapatan dari tiap divisi jasa
5. Sub-kelompok subdivisi diatas pengelompokan standar
6. Detail heads analisis detil mengenai sub-kelompok
PERFORMANCE MEASUREMENT
Laporan keuangan memberikan gambaran dari
sumber daya yang dipercayakan, bagaimana
sumber daya tersebut digunakan , dan dalam
bentuk apa sumber daya tersebut disimpan saat
ini
Untuk memprediksi masa depan membutuhkan
sekumpulan data yang harus dianalisis trennya
PEFORMANCE MEASUREMENT
Penggunaan akuntansi penganggaran
memberikan pengguna tolak ukur untuk kinerja
Masalah dasar untuk pemerintah: tidak ada
ukuran untuk output dari stewardship account
UNIT COST STATISTICS
Bagaimana kita bisa membandingkan input dan output untuk menghasilkan ukuran efisiensi ketika output nort otomatis dihargai oleh harga pasar?
STATISTIK UNIT BIAYA
Tapi, statistik biaya unit hanya memiliki nilai bagi mereka yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukan penyelidikan lebih rinci.
Pihak berwenang menghasilkan jumlah minimum statistik biaya unit tertentu yang memberikan kita dasar untuk mengajukan pertanyaan dan sedikit petunjuk tentang kinerja. Hal ini ditunjukkan figur 1.1
CONTOH
Figur 1.1
CONTOH
Karena perbedaan kinerja tersebut tidak
menggambarkan alasan dan penyebab
perbedaannya, langkah selanjutnya yang
diperlukan dalam menilai kinerja atas dasar
statistik unit cost adalah meminta keterangan dari
organisasi yang relevan "mengapa perbedaan
tersebut terjadi".
WIDER ACCOUNTABILITY ISSUES
Keputusan untuk menerbitkan laporan keuangan
ada di tangan manajemen.
Fakta: manajemen adalah pihak yang harus
melakukan pertanggungjelasan dan memproduksi
informasi
Masalah: laporan yang dikeluarkan sifatnya
terlalu subjektif, manajemen hanya menunjukkan
laporan keuangan yang menyoroti baiknya kinerja
organisasi
Hambatan:
1. Tidak ada sistem yang memproduksi data yang dapat
diverifikasi
2. Tidak ada petunjuk profesional
3. Rendahnya reliabilitas angka pada laporan karena tidak
ada proses audit.
Harus dilakukan:
Mengurangi subjektivitas laporan
PENGUKURAN KINERJA DI INDONESIA
UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
Perpres No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara
Permen No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah
UU NO. 1 TAHUN 2004 TENTANG
PERBENDAHARAAN NEGARA
Latar belakang
Penyelenggaraan pemerintah negara untuk mewujudkan tujuan
bernegara menimbulkan hak dan kewajiban yang perlu
dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan negara.
Perbedanharaan Negara
Adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
negara termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan yang
ditetapkan dalam APBN dan APBD.
ISTILAH PENTING
1. Kas Negara / Daerah
2. Rekening Kas Umum Negara /
Daerah
3. Piutang – Utang Negara /
Daerah
4. Barang Milik Negara / Daerah
5. Pengguna Anggaran
6. Pengguna Barang
7. Bendahara Umum Negara /
Daerah
8. Bendahara Penerimaan /
Pengeluaran
9. Menteri / Pimpinan Lembaga
10. Kerugian Negara / Daerah
11. Badan Layanan Umum
Instansi yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan
kepada amsyarakat berupa
penyediaan barang/jasa yang
dijual tanpa mengutamakan
mencara keuntungan. Prinsip
efisiensi dan produktivitas.
12. Bank Sentral
CATATAN
Menteri dan Kepala Daerah adalah Pengguna Anggaran
Menteri Keuangan adalah BUN
Kepala SKPD adalah BUD
Tahun anggaran meliputi satu tahun (1 Januari – 31 Desember)
APBN meliputi:• Hak pemerintah pusat yang diakui sbg penambah nilai kekayaan
bersih• Kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih• Penerimaan yang perlu dibayar kembali/ pengeluaran yang akan
diterima kembali
U U N O. 8 TA H U N 2 0 0 6 T E N TA N G P E L A P O R A N K E UA N G A N D A N K I N E R J A I N S TA N S I P E M E R I N TA H
Latar belakang
Laporan keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan negara/daerah selama suatu periode.
Laporan kinerja
Adalah laporan yang berisi ikhtisar yang menjelaskan secara
ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun
berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka
pelaksanaan APBN/APBD.
ISTILAH PENTING
1. Tujuh Laporan Keuangan LRA, LO, dll
2. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
3. Sistem Pengendalian Intern
4. Entitas Pelaporan Terdiri dr satu atau lebih entitas akuntansi
5. Entitas Akuntansi Pengguna anggaran
6. Badan Layanan Umum (BLU)
7. Dana Tugas Pembantuan Dana yang disediakan untuk
penugasnan tertentu
8. Dana Dekonsentrasi Anggaran yang disediakan sehubungan
dengan pelimpahan wewenang
CATATAN
Setiap entitas pelaporan wajib menyusun Laporan Keuangan dan
Laporan Kinerja.
Entitas Pelaporan adalah• Pemerintah Pusat• Pemerintah Daerah• K/L• Bendahara Umum Negara
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat/Daerah setidaknya:LRA, Neraca, LAK, CALK
Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga/SKPD setidaknya:LRA, Neraca, CALK
Laporan Keuangan BUN / BUD setidaknya:LRA, Neraca, LAK, CALK
P E R P R E S N O. 2 4 TA H U N 2 0 1 0 T E N TA N G K E D U D U K A N, T U G A S , D A N F U N G S I
K E M E N T E R I A N N E G A R A S E R TA S U S U N A N O R G A N I S A S I , T U G A S , D A N F U N G S I E S E L O N I
K E M E N T E R I A N N E G A R A
Latar belakangMenjamin terselenggaranya tugas pemerintahan
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK , HUKUM, DAN
KEAMANAN
a. Kementerian Dalam
Negeri;
b. Kementerian Luar
Negeri;
c. Kementerian Pertahanan;
d. Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia;
e. Kementerian Komunikasi
dan Informatika;
f. Kementerian
Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi
Birokrasi;
g. Kejaksaan Agung;
h. Badan Intelijen Negara;
i. Tentara Nasional
Indonesia;
j. Kepolisian Negara
Republik Indonesia; dan
k. Instansi lain yang
dianggap perlu.
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
a. Kementerian Keuangan;
b. Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral;
c. Kementerian Perindustrian;
d. Kementerian Perdagangan;
e. Kementerian Pertanian;
f. Kementerian Kehutanan;
g. Kementerian Perhubungan;
h. Kementerian Kelautan dan
Perikanan;
i. Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi;
j. Kementerian Pekerjaan Umum;
k. Kementerian Riset dan Teknologi;
l. Kementerian Koperasi dan UKM
m. Kementerian Pembangunan
Daerah Tertinggal;
n. Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan
o. Perencanaan Pembangunan
Nasional;
p. Kementerian Badan Usaha Milik
Negara; dan
q. Instansi lain yang dianggap perlu.
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN
RAKYAT
a. Kementerian Kesehatan;
b. Kementerian Pendidikan Nasional;
c. Kementerian Sosial;
d. Kementerian Agama;
e. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata;
f. Kementerian Lingkungan Hidup;
g. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
h. Kementerian Perumahan Rakyat;
i. Kementerian Pemuda dan Olah Raga; dan
j. Instansi lain yang dianggap perlu.
P E R M E N N O. 5 3 TA H U N 2 0 1 4 T E N TA N G P E T U N J U K T E K N I S P E R J A N J I A N K I N E R J A ,
P E L A P O R A N K I N E R J A I N S TA N S I P E M E R I N TA H
Latar belakang
Pelaksanaan Sistem Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah
Perjanjian Kinerja
Adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan
instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yan lebih rendah
untuk meaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan
indikator kinerja. Komitmen penerima amanah dan kesepakatan
antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur terntentu
Tujuan• Wujud nyata komitmen penerima dan pemberi
amanah• Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar
evaluasi kinerja aparatur• Dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi• Dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai
PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA
Pihak yang menyusun:• K/L• Pemerinah Provinsi/Kabupaten/Kota• Selain yang diatur diatas (Menteri, Pimpinan Lembaga,
Gubernur, Bupati, Walikota)Waktu penyusunan
• Disusun setelah suatu instansi pemerintah telah menerima dokumen pelaksanaan anggaran paling lambat satu bulan setelah dokumen anggaran disahkan.
Penggunaan Sasaran dan Indikator• Indikator Kinerja Utama yang menggambarkan hasil-hasil
yang utama dan kondisi yang seharusnya tanpa mengesampingkan indikator yang relevan.
FORMAT Pernyataan Perjanjian Kinerja
• Pernyataan untuk mewujudkan suatu kinerja pada satu tahun tertentu.
• Tanda tangan pihak yang berjanji/bersepakat
Lampiran
Bagi K/L yang berkewajiban menyalurkan dana dekonsentrasi dan dana
dalam rangka tugas pembantuan, maka disusun secara tersendiri
perjanjian kinerja antara pimpinan unit organisasi yang bertanggungjawab
atas pencapaian kinerjanya dan pimpinan satuan kerja pemerintah daerah
yang melaksanakan tugas tersebut.
Bagi Satuan Kerja Pemerintah Daerah yang dalam mencapai kinerjanya
didukung oleh dana dekonsentrasi dan dana dalam rangka tugas
pembantuan, harus memberikan keterangan (penjelasan) yang cukup
mengenaik proporsi alokasi dana-dana tersebut.