RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5...

63
RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 1

Transcript of RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5...

Page 1: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 1

Page 2: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 2

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan KaruniaNya sehingga buku Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota

(DKK) Semarang Tahun 2020 telah diselesaikan dan telah siap digunakan sebagai dasar

pengelolaan program pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Semarang secara

optimal, dan dapat menjadi acuan pencapaian target kinerja dan pertanggung jawaban

pelaksanaan program dan layanan kesehatan Tahun 2020.

Renja DKK Semarang Tahun 2020 disusun oleh Bagian Perencanaan dengan

sistematika penulisan pengeksplorasian kebijakan SDGs dan kebiajakan Pembangunan

Sektor Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, sesuai penjabaran tujuan SDGs dan

strategi pembangunan kesehatan, maka disusunlah langkah-langkah kegiatan kerja

pembangunan Sektor Kesehatan di Kota Semarang dengan mangacu pada Visi dan Misi

Walikota dan Wakil Walikota Semarang, langkah kerja ini beruapa penjabaran secara

detil Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Semarang kedalam langkah operasional

kegiatan program dan layanan kesehatan.

Buku Renja DKK Tahun 2020, dijabarkan dalam lima BAB Pembahasan, masing-

masing BAB I yang merupakan bagian pendahuluan yang berisi bahasan latar belakang

tentang pembangunan kesehatan di Indonesia dan khususnya di Kota Semarang

Provinsi Jawa Tengah, serta penjelasan dasar sebagai landasan hukum pelaksanaan

program layanan kesehatan, dan penjelasan akan maksud dan tujuan penyelenggaraan

program layanan kesehatan di Kota Semarang, pada BAB ini dijelaskan pula sistematika

penulisan buku Renja Tahun 2020.

BAB II buku ini memuat penjelasan hasil Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Tahun

2019, kemudian pada BAB III Menjabarkan tentang tujuan dan sasaran program dan

layanan kesehatan yang dilaksanakan di Kota Semarang, dan pada BAB IV membahas

tentang program dan layanan kesehatan yang dilaksanakan di Kota Semarang pada

Tahun 2020, dan hubungannya dengan program Kementerian Kesehatan dan Gubernur

Jawa Tengah.

Dermikianlah buku Renja DKK Tahun 2020 ini dibuat guna dapat digunakan

sebagai dokumen kegiatan program dan layanan Kesehatan di Kota Semarang dalam

kurun waktu tahun anggaran 2020. Dengan harapan semoga buku ini dapat bermanfaat

bagi semua unsur yang membutuhkan.

Page 3: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 3

SAMBUTANKEPALA DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG

Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kota (Renja DKK) Semarang,

merupakan dokumen Daerah Pemerintah Kota Semarang yang menjadi

bagaian dari rangkaian kegiatan pembangunan sektor kesehatan, yang berisi

hasil kegiatan tahun sebelumnya, rencana target yang harus dicapai dan

kegiatan yang akan dilaksanakan pada Tahun 2020.Renja DKK Tahun 2020 merupakan bagian penjabaran dari kebijakan global

Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, serta

bagian dari upaya tindak lanjut kebijakan pembangunan kesehatan di Indonesia yang

ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan R.I, untuk mencapai tujuan SDGs dengan

melaksanakan program kesehatan nasional yang menjadi kebijakan Kementerian

Kesehatan R.I maka kegiatan sebagaimana yang terdapat pada Renja DKK Semarang

Tahun 2020, dilaksanakan sesuai UU no 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7

Tahun 2014 Tentang Perencanaan Dan Penganggaran Bidang Kesehatan serta

Peraturan Walikota Semarang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2017 dan Instruksi Walikota

Semarang No 184.5/19/2003 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Sesuai dasar kebijakan tersebut maka kami menyusun kegiatan program

kesehatan yang menjadi rencana kerja DKK Semarang kedalam 19 Program Kegiatan,

dan untuk mencapai hasil kegiatan yang terukur maka setiap program telah ditetapkan

tujuan yang harus dicapai dan target kuantitas sasaran yang harus dipenuhi. Sebagai

dasar acuan tingkat keberhasilan yang harus dicapai maka pada Renja Tahun 2020 ini

disajikan data hasil kegiatan program kesehatan tahun sebelumnya. Demikian Renja

Tahun 2020 ini disusun guna dijadikan sebagai acuan peneyelenggaraan kegiatan

program dan layanan kesehatan Tahun 2020.

Page 4: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 4

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Sambutan Kepala Dinas Kota Semarang ii

Daftar isi iii

Daftar Tabel iv

Daftar Lampiran v

Bab I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1

B. Landasan Hukum 2

C. Maksud dan Tujuan 3

D. Sistematika Penulisan 3

Bab II Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2018 4

A. Evaluasi Pelaksanaan Renja Dinas Kesehatan KotaSemarang tahun 2018

4

B. Analisis Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan tahun2018

53

Bab III Tujuan, Sasaran Program & Kegiatan 58

A. Telaahan terhadap kebijakan Nasional dan Provinsi 58

B. Kebijakan Kegiatan Program Kesehatan Tahun 2020 64

Bab IV Program Dan Kegiatan 66

Bab V Penutup 69

Page 5: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 5

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPembangunan kesehatan di Indonesia ditujukan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat

mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi – tingginya sebagai perwujudan

kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan Undang – undang

Dasar 1945.

Berdasarkan UU no 32 tahun 2004 dan Peraturan Daerah Kota Semarang

Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah

Kota Semarang, salah satu diantaranya adalah pembentukan Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) Dinas Kesehatan Kota Semarang, yang menjelaskan

bahwa Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi

daerah di bidang pembangunan kesehatan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut

maka dicanangkan Visi Dinas Kesehatan “Terwujudnya Lima Besar TerbaikPelayanan Kesehatan se Indonesia Tahun 2021”. Pembangunan kesehatan

tersebut diawali dengan suatu proses perencanaan untuk menentukan tindakan

masa depan yang tepat melalui urutan dengan memperhitungkan sumber daya

yang tersedia.

Dinas Kesehatan sebagai Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Kota

Semarang wajib menyusun rencana kerja sebagai pelaksanaan dari UU no 17

tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pedoman Nomenklatur

Perangkat Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota Yang Melaksanakan

Fungsi Penunjang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan UU no 25 tahun

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 Tentang

Perencanaan Dan Penganggaran Bidang Kesehatan.

Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2020 adalah

dokumen perencanaan yang disusun berlandaskan pada Rencana Strategik

Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2016 – 2021. Rencana Kerja Dinas

Kesehatan Kota Semarang merupakan dokumen perencanaan yang memuat

program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung

oleh Dinas Kesehatan pada tahun 2020 dengan mendorong peran aktif

masyarakat.

Page 6: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 6

Rencana Kerja Dinas Kesehatan tahun 2020 ini selanjutnya dipergunakan

sebagai acuan dalam penyusunan rencana kerja operasional (plan of action)

pelaksanaan berbagai kegiatan.

B. LANDASAN HUKUMRencana Kerja Dinas Kesehatan 2020 disusun berdasar peraturan

perundang-undangan sebagai berikut :

1. UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 tentang hak untuk hidup sejahtera lahir dan

batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat

serta hak mendapatkan pelayanan kesehatan.

2. TAP MPR RI No XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang

bersih dan bebas KKN

3. UU No 23/1992 tentang Kesehatan

4. UU No 28/1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih, bebas KKN

5. UU No 17/2003 tentang Keuangan Negara

6. UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah

7. UU No 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 108/2000 tentang Tata Cara

Pertanggungjawaban Kepala Daerah

9. Instruksi Presiden Republik Indonesia No 7/1999 tentang Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah

10. Peraturan Presiden No 7/2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional 2004-2009.

11. Peraturan Pemerintah No 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan daerah

12. Peraturan Mendagri No 13/2006 tentang Pengelolaan Keuangan daerah.

13. Keputusan Menkes no 131/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional.

14. Keputusan Menkes No 43/2017 tentang Standar Pelayanan Minimal.

15. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No 050/2020/SJ/2005 tentang Petunjuk

Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah

16. Peraturan Walikota Semarang Nomor 62 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan

Kota Semarang.

17. Peraturan Walikota Semarang Nomor 16 Tahun 2017 tentang Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Semarang Tahun 2018

18. Instruksi Walikota Semarang No 184.5/19/2003 tentang Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah.

Page 7: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 7

C. MAKSUD DAN TUJUANRencana Kerja Dinas Kesehatan 2020 digunakan sebagai dasar, acuan

dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan dan tolok ukur penilaian kinerja

pembangunan kesehatan Kota Semarang selama tahun 2020.

D. SISTEMATIKA PENULISAN1. BAB I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

b. Landasan Hukum

c. Maksud dan Tujuan

d. Sistematika Penulisan

2. BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS KESEHATAN TAHUN2018a. Evaluasi Pelaksanaan Renja Dinas Kesehatan tahun 2018 dan capaian

Renstra Dinas Kesehatan

b. Permasalahan Yang Dihadapi

c. Analisis Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan tahun 2018

3. BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATANa. Telaahan terhadap kebijakan Nasional dan Provinsi

b. Tujuan dan Sasaran Renja Dinas Kesehatan

c. Program dan Kegiatan

4. BAB IV. PROGRAM DAN KEGIATAN5. BAB V. PENUTUP6. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 8: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 8

BAB IIEVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2018

A. Evaluasi Pelaksanaan Renja Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2018Penyelenggaraan kegiatan Program Pembangunan sektor kesehatan

dilaksanakan dengan mengacu pada indikator Standar Pelayanan Minimal

(SPM), dengan hasil program kegiatan sebagaimana tebel Rekapitulasi Capaian

Indikator SPM berikut;

Tabel. 2.1.

Rekapitulasi Capaian Indikator SPMProgram Pembangunan Sektor Kesehatan Kota Semarang Tahun 2018

No Indikator SPM Target 2018(%)

Realisasi 2018(%)

1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 100 1002 Pelayanan Kesehatan Ibu

Bersalin100 100

3 Pelayanan Kesehatan Bayi BaruLahir

100 99,996

4 Pelayanan Kesehatan Balita 100 100,035 Pelayanan Kesehatan Pada Usia

Pendidikan Dasar100 100

6 Pelayanan Kesehatan Pada UsiaProduktif

100 100,95

7 Pelayanan Kesehatan Pada UsiaLanjut

100 99,83

8 Pelayanan Kesehatan PenderitaHipertensi

100 95,41

9 Pelayanan Kesehatan PenderitaDiabetes Melitus (DM)

100 164,23

10 Pelayana Kesehatan OrangDengan Gangguan Jiwa (ODGJ)Berat

100 100,00

11 Pelayanan Kesehatan Orangdengan Tuberkulosis (TB)

100 104,52

12 Pelayanan Kesehatan Orangdengan Risiko Terinfeksi HIV

100 102,97

Program yang terkait dengan penerapan dan pencapaian Standar

Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan terdiri dari beberapa program

sebagaimana disajikan pada Tabel 2.2 berikut;

Page 9: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 9

Tabel. 2.2.

Program dan Kegiatan Yang Termasuk Dalam Standar Pelayanan MinimalSektor Pembangungan Bidang Kesehatan di Kota Semarang Tahun 2018

No KodeProgram/Kegiatan Nama Program/Kegiatan

1 1.1.02.01.29 Program Peningkatan Keselamatan IbuMelahirkan Dan Anak

2 1.1.02.01.26 Program Peningkatan Pelayanan KesehatanAnak Balita

3 1.1.02.01.33 Program Pencegahan Dan PenanggulanganPenyakit Menular / Tidak Menular

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2018

Dengan alokasi anggaran kegiatan SPM Tahun 2018, untuk keseluruhan

program sebagaimana disajikan pada tabel 2.3 berikut;

Tabel. 2.3

Anggaran APBD Program/Kegiatan Pembangunan KesehatanDinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2018

No Program/Kegiatan APBD Kota2018

1. Program Peningkatan Keselamatan Ibu MelahirkanDan Anak 10.916.707.000

2. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan AnakBalita 2.704.293.000

3. Program Pencegahan Dan PenanggulanganPenyakit Menular / Tidak Menular 77.980.663.000

Jumlah 91.601.663.000Sumber : Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2018

Capaian kinerja secara lebih lengkap urusan wajib kesehatan berpatokan

pada indikator kinerja umum bidang kesehatan yang secara umum bertujuan

untuk “Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat”, dengan indikator

utamanya adalah “Angka Harapan Hidup”, upaya pencapaian kinerja ini

dilakukan melalui pelaksanaan program sasaran strategis kegiatan pada tahun

2018 adalah sebagai berikut :

Page 10: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 10

1. Meningkatnya promosi kesehatan, kesehatan masyarakat dankesehatan lingkungan

Indikator program yang terkait sasaran strategis ini terdiri dari

beberapa indikator kinerja sebagaimana Tabel 2.4 berikut :

Tabel. 2.4.

Indikator Kinerja Pada Sasaran Strategis Meningkatnya PromosiKesehatan, Kesehatan Masyarakat Dan Kesehatan Lingkungan

Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2018

No INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET2018

REALISASI2018

1. Persentase promosikesehatan melalui media

% 100 100

2. Persentase rumah tanggaberprilaku hidup bersih dansehat (PHBS)

% 70 94,64

3. Jumlah penyuluhan melaluimedia elektronik

Kali 5 4

4. Jumlah penyuluhan melaluimedi cetak

Kali 5 5

5. Jumlah penyuluhan luargedung

Kali 6 6

6. Jumlah kegiatan dialoginteraktif bidang kesehatan

Kali 2 15

7. Angka bebas jentik (ABJ) % 87 91,668. Tercapainya swasti saba

wistara% 100 85,7

9. Rumah sehat % 87,5 8910. Tempat tempat umum

sehat% 85 98,2

11. Proporsi kelurahan siagaaktif mandiri

% 21,5 100

12. Persentase kelurahan yangmelaksanakan sanitasitotal berbasis masyarakat(STBM)

% 90 100

13. Cakupan air bersih % 94,4 94,214. Kualitas air minum

memenuhi syarat% 85 75

15. Kualitas air bersihmemenuhi syarat

% 80 75

16. Penduduk yangmemanfaatkan jamban

% 96,3 100

17. Rumah yang mempunyaisaluran pembuangan airlimbah

% 89,5 86

18. Tempat pembuangansampah yang memeuhisyarat kesehatan

% 92,9 88

Page 11: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 11

No INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET2018

REALISASI2018

19. Tempat pengelolaanpestisida sehat

% 98,6 100

20. Institusi yang dibina % 82,9 82,821. Industri rumah tangga

makanan minuman yangmemenuhi syaratkesehatan

% 81,9 81,9

22. Tempat pengelolaanmakanan sehat

% 82,9 85,86

23. Prevalensi gizi buruk % 0,36 0,2824. Persentase puskesmas

yang memiliki Gizi Centre% 80 27,03

25. Cakupan balita gizi burukmendapat perawatan

% 100 100

26. Prevalensi balita stunting % < 9,9 0,2827. Bayi dengan ASI Eksklusif % 65,6 68,2228. Balita (0 – 59 bln) yang

datang dan ditimbang(D/S)

% 81,5 83,77

29. Balita (0 – 59 bln) yangnaik berat badannya (N/S)

% 89,4 70,16

30. Balita bawah garis merah(BGM)

% 2,5 0,83

31. Prevalensi gizi kurangbalita

% 4,8 0,85

32. Ibu hamil mendapat 90tablet Fe

% 97,4 100

33. Balita (12 – 59 bln)mendapat dua kalipertahun vitamin A

% 100 98,85

34. Bayi (6 – 11 bln) mendapatsatu kali pertahun vitaminA

% 100 100

35. Ibu nifas dapat vitamin A % 94 10036. Prevalensi anemi ibu hamil % < 19,5 17,2437. Ibu hamil kurang enrgi

kronik (KEK)% 5,2 5,66

38. Pemberian makananpendamping ASI

% 100 110,31

39. Keluarga sadar gizi % 82 85,5240. Kelurahan dengan garam

beryodium% 98,2 92,83

41. Jumlah kematian bayi Kasus 189 19742. Angka kelangsungan hidup

bayi per/1000 kelahiranhidup

/1000 KH 92 93,62

43. Cakupan kunjungan bayi % 98,8 100,0944. Angka kematian balita

(Akaba)/1000 KH 8,31 7,46

45. Cakupan pelayanankesehatan balita

% 94,5 100,3

Page 12: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 12

No INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET2018

REALISASI2018

46. Cakupan kunjunganneonatal pertama (KN1)

% 97 100

47. Cakupan kunjunganneonatal lengkap (KNLengkap)

% 94,6 98,49

48. Cakupan neonatalkomplikasi yang ditangani

% 76,5 82,88

49. Cakupan BBLR % 0,5 2,9750. Angka kematian bayi /1000 KH 8 6,3851. SDIDTK APRAS % 89 101,3252. Cakupan penjaringan

kesehatan siswa SD% 100 100

53. Cakupan penjaringankesehatan siswa SMP

% 100 100

54. Cakupan puskesmas yangmenyelenggarakanpelayanan kesehatanremaja

% 100 100

55. Pencegahan danpenanganan kekerasanperempuan dan anak

% 100 95

56. Cakupan pelayanankesehatan pada usiapendidikan dasar

% 100 100

57. Kelompok usia lanjut aktif % 94 10058. Pelayanan kesehatan pada

usia lanjut% 80 99,83

59. Prosentase posyanduterpadu balita

% 85 100

60. Jumlah kematian ibumaternal

Kasus 29 19

61. Cakupan komplikasikebidanan yang ditangani

% 100 100

62. Cakupan pertolonganpersalinan oleh tenagakesehatan

% 98,4 100

63. Kunjungan ibu hamil K-4 % 97 10064. Cakupan pelayanan

kesehatan ibu hamil (K4)% 99 100

65. Persalinan oleh Nakes diFaskes

% 95 100

66. Kunjungan Nifas % 87 99,5467. Bumil komplikasi yang

ditangani% 100 100

68. Puskesmas PONED Unit 6 669. Cakupan pelayanan

kesehatan ibu bersalin% 99,5 100

70. Cakupan pelayanankesehatan bayi baru lahir

% 99 100

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2018

Page 13: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 13

Pada sasaran program yang pertama, cakupan kinerja dilaksanakan

kedalam program dengan hasil kegiatan yang terdiri dari;

a. Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat

1) Persentase promosi kesehatan melalui media

Hasil kegiatan promosi kesehatan yang dilaksanakan melalui

media terlaksana secara baik dan memenuhi semua tahap

kegiatan dan semua unsur kegiatan, sehingga kegiatan ini

mencapai hasil yang baik dengan cakupan sebesar 100%, yang

berarti semua kegiatan promosi kesehatan melalui media yang

direncanakan telah terlaksana seluruhnya.

2) Persentase rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS)

Hasil kegiatan tahun 2018 pendampingan dan pembinaan

kerumah tangga – rumah tangga dilingkungan masyarakat di Kota

Semarang agar dapat menerapkan kebiasaan hidup bersih dan

sehat, telah mencapai 94,64 %, dimana cakupan ini telah melebihi

target yang direncanakan pada tahun 2018 yaitu sebesar 70 %,

gambaran ini menunjukkan bahwa upaya utama yang dilakukan

adalah upaya pembinaan yang kontinu agar dapat

mempertahankan hasil ini agar tidak mengalami penurunan

cakupan.

3) Jumlah penyuluhan melalui media elektronik

Kegiatan penyuluhan melalui media elektronik pada tahun

2018 dilakukan melalui beberapa media elektronik yang terdapat

di Kota Semarang, dan telah dilakukan sebanyak empat kali

selama periode tahun 2018.

4) Jumlah penyuluhan melalui medi cetak

Kegiatan penyuluhan melalui media cetak pada tahun 2018

dilakukan melalui beberapa media cetak yang terdapat di Kota

Semarang, sebanyak lima kali selama periode tahun 2018, sesuai

dengan target yang direncanakan pada tahun tersebut.

5) Jumlah penyuluhan luar gedung

Kegiatan penyuluhan luar gedung pada tahun 2018

dilakukan sebanyak enam kali selama periode tahun 2018,

kegiatan penyuluhan luar gedung pada tahun ini telah

dilaksanakan sebanyak target yang direncanakan.

Page 14: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 14

6) Jumlah kegiatan dialog interaktif bidang kesehatan

Kegiatan dialog interaktif bidang kesehatan dilaksanakan

secara life melalui media elektronik di Kota Semarang selama

kurun waktu tahun 2018 dilaksanakan sebanyak 15 kali, kegiatan

pada tahun 2018 ini pelaksanaannya sudah melampaui target

yang direncanakan yaitu sebanyak dua kali saja.

7) Angka bebas jentik (ABJ)

ABJ Kota Semarang merupakan upaya sektor kesehatan

dalam memberantas penyakit Demam Berdarah (DBD), meskipun

Kota Semarang merupakan daerah yang sudah terbebas dari

masalah DBD ini, namun sebagai upaya pencegahan tetap

dilakukannya pemberantasan media tumbuh kembangnya nyamuk

penyebab DBD, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan

dilakukannya upaya pemberantasan jentik ditiap-tiap kelurahan,

dan pada tahun 2018 keberhasilan pemberantasan sarang

nyamuk dengan program kegiatan ABJ telah mencapai 91,66 %

sudah melebihi target yang direncanakan pada tahun 2018 yaitu

87 %.

8) Tercapainya swasti saba wistara

Untuk program ini di Kota Semarang telah ditetapkan empat

tatanan indikator kota sehat sebagai capaian yang prioritas, yaitu

permukiman dan sarana prasarana sehat, sehat mandiri,

pariwisata sehat, serta ketahanan pangan dan perbaikan gizi.

Untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah Kota Semarang

melakukan sejumlah upaya, diantaranya melalui perencanaan

yang mendukung Kota Sehat yaitu memiliki target Kota Sehat di

RPJMD, Program SICENTIK (Siswa Cari Jentik), Kampung

Tematik menuju Kota Sehat, serta Ambulans Hebat Si Cepat.

Cakupan program ini pada tahun 2018 sudah tercapai hingga 85,7

% dan masih dibawah target pencapaian yaitu hingga 100 % pada

tahun 2018.

b. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Program perbaikan gizi yang dilaksanakan pada tahun 2018 ini

terdiri dari;

1) Prevalensi gizi buruk

Page 15: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 15

Untuk menetapkan tingkat prevalensi gizi buruk,

sebelumnya dilakukan pengukuran status gizi masyarakat

ditingkat rumah tangga, dimana seluruh anak balita yang ada

diukur antropometri tubuhnya dalam kegiatan rutin yang dilakukan

sekali setahun yaitu dengan dilakukannya kegiatan pengukuran

status gizi (PSG), hasil PSG tahun 2018 di Kota Semarang

ditemukan sebanyak 0,28 % anak yang menderita gizi buruk, hal

ini sudah menunjukkan upaya perbaikan gizi yang baik dimana

jumlah anak yang menderita gizi buruk pada tahun 2018 ini sudah

berada dibawah jumlah standar yang ditetapkan pada tahun 2018

yaitu sebesar 0,36 %.

2) Persentase puskesmas yang memiliki Gizi Centre

Kegiatan gizi centre dilakukan ditingkat puskesmas dengan

tiga kegiatan utama yaitu (a) pelayanan gizi secara individu,

meliputi; (1) Screening gizi/pemantauan status gizi individu, (2)

Konseling gizi, (3) Intervensi perbaikan gizi individu, (4)

Pemberian makanan tambahan, (5) Monitoring dan evaluasi. (b)

Pelayanan gizi secara kelompok, meliputi; (1) Surveilans gizi, (2)

Pemantauan gizi masyarakat, (3) Intervensi perbaikan gizi

masyarakat, (4) Peningkatan KIE masyarakat/penyuluhan, (e)

monitoring dan evaluasi. (c) Pemberdayaan masyarakat dalam

peningkatan KIE Gizi Masyarakat, meliputi; (1) Sosialisasi tentang

gizi kepada kader posyandu/kader kesehatan/masyarakat, (2)

Pelatihan peningkatan kemampuan dan keterampilan kader

Posyandu/kader kesehatan, (3) Penggalangan kerjasama dan

partisipasi lintas program maupun lintas sektoral dan kegiatan

perbaikan gizi masyarakat, (4) Monitoring dan evaluasi. Cakupan

kegiatan ini pada tahun 2018 mencapai 27,03, masih dibawah

target tahun 2018 yaitu sebesar 80 %

3) Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

Kegiatan intervensi penanggulangan masalah gizi buruk

dilakukan di rumah gizi, dan telah menangani anak balita gizi

buruk sebanyak 35 anak, hasil kegiatan perawatan gizi buruk ini

mencapai cakupan tahun 2018 sampai dengan 100 %, dan

ditargetkan pelayanan yang diberikan pada tahun 2018

ditargetkan bisa mencapai hingga 100 %.

Page 16: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 16

4) Prevalensi balita stunting

Sesuai hasil pengukuran status gizi balita yang dilakukan di

Posyandu se Kota Semarang, maka ditemukan balita stunting

pada tahun 2018 sebanyak 0,28 %, hal ini sudah berada dibawah

standar yang ditargetkan pada tahun 2018 yaitu sebanyak-

banyaknya hanya berada dibawah angka 9,9 % (< 9,9 %).

5) Bayi dengan ASI Eksklusif

Kegiatan ini meruapakan bagian dari kegiatan KIE tentang

kesehatan anak menyusui, cakupan hasil kegiatan ini pada tahun

2018 mencapai 68,22 %, sudah berada diatas target yang harus

dicapai tahun 2018 yaitu 65,6 %.

6) Balita (0 – 59 bln) yang datang dan ditimbang (D/S)

D/S merupakan indikator tingkat partisipasi masyarakat

dalam program upaya perbaikan gizi masyarakat, dimana

semakin tinggi cakupan D/S maka semakin baik peran serta

masyarakat dalam upaya perbaikan gizi masyarakat, cakupan

indikator ini pada tahun 2018 adalah mencapai 83,77 %, dan

cakupan ini sudah cukup baik dan sudah berada diatas target

yang direncanakan pada tahun 2018 yaitu 81,5 %.

7) Balita (0 – 59 bln) yang naik berat badannya (N/S)

N/S adalah indikator keberhasilan program gizi di

masyarakat, dimana semakin tinggi cakupan N/S berarti semakin

banyak anak yang sehat dengan berat badan yang naik setiap

bulan, cakupan N/S di Kota Semarang pada tahun 2018 sudah

mencapai 70,16 %, namun ini masih memerlukan upaya yang

lebih baik untuk dapat memenuhi target keberhasilan pada tahun

2018 yaitu sebesar 89,4 %.

8) Balita bawah garis merah (BGM)

Indikator BGM dalam program gizi digunakan sebagai

indikator sehat tidaknya tumbuh kembang anak, dapat pula

digunakan sebagai peringatan dini, dimana semakin banyak anak

yang mengalami BGM maka semakin besar jumlah anak yang

rentan terhadap masalah gizi buruk, cakupan jumlah anak yang

mengalami BGM tahun 2018 mencapai 0,83 %, dan hal ini sudah

mengasilkan keadaan baik, dimana jumlah anak dengan BGM ini

masih berada dibawah standar jumlah anak dengan BGM pada

tahun tahun 2018 yaitu 2,5 %.

Page 17: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 17

9) Prevalensi gizi kurang balita

Indikator ini merupakan peringatan adanya masalah gizi

anak yang perlu segera diatasi sebelum masalahnya meningkat

menjadi masalah gizi berat, prevalensi masalah gizi kurang tahun

2018 ini adalah sebesar 0,85 %, kondisi ini cenderung sudah

cukup baik dimana masih berada dibawah tingkat prevalensi

maksimal pada tahun 2018 yaitu sebesar 4,8 %.

10) Ibu hamil mendapat 90 tablet Fe

Program pemberian tablet Fe diberikan kepada ibu hamil

dengan kehamilan trimester ke III, diberikan sebanyak 90 tablet,

agar selama kehamilan bulan akhir ibu hamil tidak mengalami

anemia gizi besi, dan mengurangi risiko bahaya akibat

pendarahan saat melahirkan, cakupan kegiatan ini tahun 2018

telah mencapai 100 %, sudah berada diatas target cakupan tahun

2018 yaitu 97,4 %.

11) Balita (12 – 59 bln) mendapat dua kali pertahun vitamin A

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mencegah terjadinya

masalah Kekurangan Vitamin A (KVA) pada anak balita, kegiatan

ini dilaksanakan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Februari

dan Agustus, kedua bulan ini biasa disebut dengan bulan Vitamin

A, cakupan kegiatan ini pada tahun 2018 adalah sebesar 98,85 %,

sedangkan target yang direncanakan pada tahun 2018 adalah

100 %.

12) Bayi (6 – 11 bln) mendapat satu kali pertahun vitamin A

Pemberian vitamin A dosis tinggi bagi anak bayi ini

diberikan sekali setahun dengan dosis pemberiaan hanya

100.000 IU, cakupan hasil kegiatan pemberian Vitamin A untuk

bayi ini pada tahun 2018 mencapai 100 %, sedang capaian target

yang direncanakan pada tahun 2018 adalah sebesar 100 %.

13) Ibu nifas dapat vitamin A

Pemberian vitamin A kepada ibu nifas diberikan dengan

dosis 200.000 IU (kapsul merah), pemberiannya dilakukan

sebanyak dua kali, yaitu segera setelah melahirkan sebanyak

satu kapsul 200.000 IU, dilanjutkan satu kapsul pada hari

berikutnya minimal 24 jam sesudah kapsul pertama, dan tidak

lebih dari 6 minggu kemudian, hal ini dilakukan karena saat

proses melahirkan ibu telah kehilangan sejumlah darah, sehingga

Page 18: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 18

akan mengalami pula kekurangan vitamin A dalam tubuhnya.

Selain dapat meningkatkan vitamin A dalam tubuh, vitamin A juga

berpengaruh pada ASI.

Pemberian vitamin A ini dapat membantu menurunkan

angka kematian pada ibu dan bayi, berkurangnya penyakit infeksi

paska persalinan, mencegah gangguan penglihatan seperti rabun

senja, mempercepat proses pemulihan dan mencegah anemia.

Cakupan program ini pada tahun 2018 mencapai 100%, dan

target yang dicapai ini sudah setara dengan target yang ingin

dicapai pada tahun 2018 yaitu 100%.

14) Prevalensi anemi ibu hamil

Masalah prevalensi anemi pada ibu hamil adalah termasuk

dalam empat maalah gizi utama di Indonesia yang perlu segera

diatasi, untuk itu perlu dilakukan upaya surveilans terhadap

maslah ini secara rutin dan berkala sekali setahun untuk

pengukuran tingkat kejadian masalah anemia ini, dari hasil

pantauan pada tahun 2018 ditemukan sebanyak 17,24 % ibu

hamil yang mengalami anemia, namun demikian permasalahan ini

sudah berada dibawah tingkat prevalensi maksimal pada tahun

2018 yaitu <19,5 %.

15) Ibu hamil kurang energi kronik (KEK)

Masalah gizi KEK pada ibu hamil merupakan masalah yang

banyak menyebabkan ibu meninggal saat melahirkan, ataupun

ibu melahirkan anak dengan BBLR, sehingga perlu diatasi, untuk

itu diukur tingkat permasalahannya secara rutin dan berkala,

jumlah ibu yang menderita KEK pada tahun 2018 adalah

sebanyak 5,66 %, masih lebih tinggi dari pada tingkat prevalensi

maksimal yang direncanakan pada tahun 2018 yaitu sebesar 5,2

%.

16) Pemberian makanan pendamping ASI

Balita yang telah mencapai usia 6 bulan keatas, sudah

mulai dilakukan pengenalan makanan, sehingga mereka sudah

mendapatkan makanan tambahan selain ASI, sehingga

kebutuhan gizi bisa mencukupi secara adekuwat. Cakupan

kegiatan ini pada tahun 2018 telah mencapai 110,31 %,

sementara target yang rencana dicapai tahun 2018 adalah

sebesar 100 %.

Page 19: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 19

17) Keluarga sadar gizi (KADARZI)

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 747/Menkes/SK/VI/2007

Tentang Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi Di Desa

Siaga, bahwa Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) adalah suatu

keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi

masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut

KADARZI apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan

minimal dengan : (1) Menimbang berat badan anak secara teratur,

(2) Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir

sampai umur 6 bulan (ASI eksklusif), (3) Makan beraneka ragam,

(4) Menggunakan garam beryodium, (5) Minum suplemen gizi

(Tablet Tambah Darah (TTD), Kapsul Vitamin A (KVA) dosis tinggi)

sesuai anjuran. Cakupan program ini pada tahun 2018 telah

mencapai 85,52 %, dengan target yang direncanakan pada tahun

2018 adalah sebesar 82 %.

18) Kelurahan dengan garam beryodium

Kelurahan dengan garam beryodium adalah merupakan

hasil pemantauan konsumsi garam beryodium di masyarakat

disetiap kelurahan yang ada di Kota Semarang. Cakupan hasil

pemantauan garam beryodium di Kota Semarang pada tahun

2018 adalah sebesar 98,2 %, dengan target yang ingin dicapai

pada tahun 2018 adalah sebesar 92,83 %.

c. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

1) Rumah sehat

Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan

beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang

menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial,

sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif.

Oleh karena itu keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi,

teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat

terpenuhi dengan baik dengan sanitasi perumahan yang dapat

menciptakan keadaan lingkungan perumahan yang baik atau

bersih untuk kesehatan. Di Kota Semarang cakupan program

rumah sehat telah mencapai 89 % pada tahun 2018, dengan

Page 20: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 20

target yang direncanakan pada tahun 2018 adalah sebesar 87,5

%.

2) Tempat tempat umum sehat

Tempat tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan

oleh pemerintah maupun swasta, atau perorangan yang

digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana

pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan,

sarana olahraga, sarana rekreasi dan sarana sosial lainnya. Ada

beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai

sehat tidaknya tempat tempat umum yaitu; (1) Menggunakan air

bersih, (2) Menggunakan jamban, (3) Membuang sampah pada

tempatnya, (4) Tidak merokok di tempat umum, (4) Tidak meludah

sembarangan dan (5) Memberantas jentik nyamuk. Hasil cakupan

program ini pada tahun 2018 adalah sebesar 98,2 % dengan

target yang akan dicapai pada tahun 2018 adalah sebesar 85 %.

3) Proporsi kelurahan siaga aktif mandiri

Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki

kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk

mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana

dan kegawat daruratan kesehatan, secara mandiri.

Desa yang dimaksud disini dapat berarti Kelurahan atau

negeri atau istilah-istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,

berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan

dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar,

mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai

ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi,

penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB,

kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain, dengan

memanfaatkan potensi setempat, secara gotong-royong. Cakupan

program desa siaga di Kota Semarang tahun 2018 telah

mencapai hingga 100 %, dengan target yang direncanakan pada

tahun 2018 adalah sebesar 21,5 %

Page 21: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 21

4) Persentase kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis

masyarakat (STBM)

STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene

dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode

pemicuan. Melalui sanitasi total yang mencakup; (1) Tidak buang

air besar (BAB) sembarangan, (2) Mencuci tangan pakai sabun,

(3) Mengelola air minum dan makanan yang aman, (4) Mengelola

sampah dengan benar, dan (5) Mengelola limbah cair rumah

tangga dengan aman.

Cakupan keberhasilan program ini pada tahun 2018 adalah

sebesar 100 % dengan target pada tahun 2018 direncanakan

sebesar 90 %.

5) Cakupan air bersih

Penyediaan air bersih merupakan program sanitasi dasar

yang harus selalu dilaksanakan secara kontinyu, oleh penyediaan

air bersih merupakan pemenuhan hak hidup orang banyak yang

wajib disediakan oleh pemerintah. Cakupan program air bersih

Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2018 adalah sebesar

94,2 % dengan target yang akan dicapai pada tahun 2018 adalah

sebesar 94,4 %.

6) Kualitas air minum memenuhi syarat

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI no

97/Menkes/SK/VII/2002, yang dimaksud dengan air minum adalah

air yang melalui proses pengolahan yang memenuhi syarat dan

langsung diminum.

Kualitas air minum harus memenuhi syarat mikrobiologi,

klinis, dan syarat fisik. Syarat fisik bisa dilihat dari penampilannya,

sedangkan syarat mikrobiologi terkait adanya bakteri merugikan

seperti E.coli, dan syarat kimia terkait zat yang ada dalam air.

Program penyehatan air minum di Kota Semarang pada

tahun 2018 telah baru mencapai 75 %, sementara target yang

direncanakan adalah sebesar 85 %.

7) Kualitas air bersih memenuhi syarat

Kualitas air bersih secara umum menunjukkan mutu atau

kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan

tertentu, dengan demikian kualitas air akan berbeda dari suatu

kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh kualitas air untuk

Page 22: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 22

keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air

minum, begitu pula dengan air bersih, air minum dan air hujan,

tentunya memiliki kesamaan, namun sangat jauh berbeda

diantara ketiganya. Mulai dari kandungan yang terdapat dalam air

tersebut hingga sumber dari air itu sendiri.

Penggunaan dari ketiganya juga berbeda dalam kehidupan

sehari-hari. Berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990,

yang membedakan antara kualitas air bersih dan air minum

adalah standar kualitas setiap parameter fisik, kimia, biologis dan

radiologis maksimum yang diperbolehkan. Cakupan kualitas air

bersih di Kota Semarang tahun 2018 sudah mencapai 75 %,

dengan target yang rencana akan dicapai pada tahun 2018

adalah sebesar 80 %.

8) Penduduk yang memanfaatkan jamban

Pemanfaatan jamban merupakan bagian dari prilaku

masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan

tempat tinggalnya, jika masih ditemukan adanya masyarakat yang

membuang tinja disembarang tempat, hal ini akan menyebabkan

mudahnya penularan penyakit yang bersumber dari kotoran

manusia yang dibuang sembarangan. Hingga tahun 2018 di Kota

Semarang penduduk yang sudah memanfaatkan jamban secara

baik, benar dan sehat sudah mencapai 100 %, dan dengan target

yang rencanakan pada tahun 2018 mencapai 96,3 %

9) Rumah yang mempunyai saluran pembuangan air limbah

Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) adalah bangunan

yang digunakan untuk mengumpulkan air buangan sisa

pemakaian dari kran/hidran umum, sarana cuci tangan, kamar

mandi, dapur, dan lain-lain, sehingga air limbah tersebut dapat

tersimpan atau meresap ke dalam tanah dan tidak menyebabkan

penyebaran penyakit serta tidak mengotori lingkungan sekitarnya.

Cakupan program ini di Kota Semarang tahun 2018 telah

mencapai 86 %, masih dibawah dengan target cakupan pada

tahun 2018 adalah sebesar 89,5%.

10) Tempat pembuangan sampah yang memeuhi syarat kesehatan

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia, yang

keberadaannya banyak menimbulkan masalah apabila tidak

dikelola dengan baik. Apabila dibuang dengan cara ditumpuk saja

Page 23: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 23

maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi

kesehatan manusia. Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara. Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir.

Dengan demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat

menjadi sumber pencemar pada tanah, badan air dan udara.

Untuk itu pengelolaan sampah diawasi dan dibina oleh

pemerintah agar memenuhi standar kesehatan lingkungan. Di

Kota Semarang tempat pembuangan sampah yang sudah

memenuhi syarat pada tahun 2018 sudah mencapai 88 %, masih

dibawah target pencapaiannya pada tahun 2018 sebesar 92,9 %.

11) Tempat pengelolaan pestisida sehat

Persyaratan pengelolaan pestisida yang sehat telah diataur

melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :

258/Menkes/Per/Lll/1 992 tentang persyaratan Kesehatan

Pengelolaan Pestisida, cakupan persyaratan tempat pengelolaan

pestisida yang sehat di Kota Semarang pada tahun 2018 telah

mencapai 100%, dengan target yang direncanakan pada tahun

2018 adalah sebesar 98,6%

12) Institusi yang dibina

Kegiatan ini ditujukan untuk mendukung terciptanya

lingkungan institusi seperti Sekolah, Rumah Sakit, dan

Perkantoran yang sehat, tidak bermasalah terhadap masalah

kesehatan lingkungan, kegiatan ini dilakukan dalam bentuk

pelaksanaan inspeksi sanitasi, seluruh aspek yang berisiko

menimbulkan terjadinya masalah kesehatan lingkungan. Cakupan

program kegiatan ini pada tahun 2018 telah mencapai 82,8 % dan

target yang direncanakan akan dicapai pada tahun 2018 adalah

sebesar 82,9 %.

13) Industri rumah tangga makanan minuman yang memenuhi syarat

kesehatan

Pelaku industri rumah tangga makanan dan minuman

dipersyaratkan harus memiliki izin produksi yang dikeluarkan oleh

Dinas Kesehatan Kota Semarang, untuk mendapatkan izin ini

maka pelaku harus mampu mengolah makanan dan minuman

produknya dengan proses yang memuhi syarat kesehatan, syarat

ini mencakup; sanitasi lingkungan pengolahan dan higiene

Page 24: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 24

sanitasi penjamah. Cakupan program ini di Kota Semarang Tahun

2018 adalah sebesar 81,9 % dengan target yang akan dicapai

pada tahun 2018 adalah sebesar 81,9 %.

14) Tempat pengelolaan makanan sehat

Tempat pengolahan makanan sehat merupakan upaya

pembinaan Dinas Kesehatan Kota Semarang kepada masyarakat

yang menyediakan jajanan makanan kepada masyarakat, agar

senantiasa menjaga kebersihan proses pengolahannya dan

pengolah itu sendiri agar tidak menimbulkan adanya kontaminasi

mikro organisme atau adanya penggunaan bahan-bahan yang

berbahaya bagi kesehatan manusia, cakupan program ini pada

tahun 2018 adalah sebesar 85,86 % dengan target cakupan yang

direncanakan pada tahun 2018 adalah sebesar 82,9 %.

d. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

1) Pelatihan Dan Pendidikan Perawatan Anak Balita

2) Pelatihan Petugas Pelayanan Remaja Di Puskesmas

3) Pelatihan Konselor Sebaya Pada Siswa Sekolah

4) Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja

5) Usaha Kesehatan Institusi

e. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Dan Anak

1) Jumlah kematian bayi

Kematian bayi merupakan indikator pembangunan yang

digunakan untuk mengetahui status kesehatan anak dan kondisi

ekonomi penduduk suatu wilayah dan untuk melihat target

penurunan angka kematian bayi, di kota Semarang jumlah

kematian bayi pada tahun 2018 sebesar 6,38 % / 1000 KH

(perseribu kelahiran hidup) dan diperkirakan pada tahun 2018

tidak lebih dari 8 % / 1000 KH.

2) Angka kelangsungan hidup bayi per/1000 kelahiran hidup

Angka kelangsungan hidup bayi dapat direfleksikan oleh

angka kematian bayi dipengaruhi oleh berbagai factor kesehatan

maupun non kesehatan, seperti jumlah dokter umum, jumlah

persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan, jumlah posyandu,

budaya, dan faktor sosial lainnya, di Kota Semarang angka

kelangsungan hidup bayi per 1000 kelahiran hidup pada tahun

Page 25: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 25

2018 telah mencapai 93,62 / 1000 KH dengan target capaian yang

direncanakan pada tahun 2018 adalah sebesar 92 / 1000 KH

3) Cakupan kunjungan bayi

Cakupan kunjungan bayi merupakan indikator derajat

kesehatan masyarakat yang menggambarkan luasnya layanan

kesehatan masyarakat khususnya pada bayi, semakin tinggi

kunjungan bayi maka semakin banyak pula bayi yang dilayani oleh

tenaga kesehatan. Di Kota Semarang cakupan kunjungan bayi

pada tahun 2018 sudah mencapai 100,09 % dengan target yang

direncanakan pada tahun 2018 adalah sebesar 98,8 %.

4) Angka kematian balita (Akaba)

Angka kematian balita (Akaba) memiliki arti bahwa suatu

kejadian atau kematian anak yang berusia antara 0 - < 5 tahun

dengan faktor penyebab dapat karena; (1) kurangnya gizi, (2)

sanitasi yang tidak sehat, (3) penyakit menular dan atau dapat

pula karena (2) kecelakaan. Akaba ini pula merupakan indikator

keberhasilan pembangunan. Di Kota Semarang pada tahun 2018

Akaba ini mencapai keadaan sampai sebesar 7,46 / 1000 KH

(Perseribu Kelahiran Hidup) dengan keadaan maksimal pada

tahun 2018 diharapkan tidak lebih dari 8,06 / 1000 KH.

5) Cakupan pelayanan kesehatan balita

Cakupan pelayanan anak balita (usia 12- 59 bulan) yang

memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan

pertumbuhan minimal delapan kali setahun, pemantauan

perkembangan minimal dua kali dalam setahun, pemberian

vitamin A sebanyak dua kali, dan pemberian imunisasi dasar

lengkap di Kota Semarang cakupan pelayanan kesehatan balita

pada tahun 2018 telah mencapai 100,3 % dengan target yang

direncanakan pada tahun 2018 adalah sebesar 94,5 %

6) Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1)

Cakupan pemeriksaan neonatal dengan indikator kunjungan

neonatus pertama (KN1) sasarannya adalah bayi dengan umur 0 -

7 hari, bagi bayi pada usia ini adalah merupakan bulan pertama

kehidupan yang harus dipantau perkembangannya, di Kota

Semarang cakupan KN 1 ini pada tahun 2018 telah mencapai

cakupan sebesar 100% dengan target yang direncanakan pada

tahun 2018 adalah sebesar 97%.

Page 26: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 26

7) Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN Lengkap)

Kunjungan neonatal yang telah lengkap, menandakan

bahwa bayi hingga umur 28 hari telah dilakukan perawatan

dengan baik oleh tenaga kesehatan, terkait dengan pemeriksaan

fisik, menjaga kebersihan bayi, memberitahu ibu tentang tanda-

tanda bahaya bayi baru lahir, memberikan ASI dan bayi harus

disusukan minimal 10 - 15 kali dalam 24 jam dalam 2 minggu

pasca persalinan, menjaga keamanan bayi, menjaga suhu tubuh

bayi, dilakukan konseling terhadap ibu dan keluarga untuk

memberikan ASI eksklusif, pencegahan hipotermi dan

melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah dengan

menggunakan Buku KIA, memberitahu ibu tentang Imunisasi BCG,

serta dilakukannya penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.

Cakupan KN Lengkap di Kota Semarang tahun 2018 adalah

sebesar 98,49 % dan target yang direncanakan pada tahun 2018

adalah sebesar 94,6 %.

8) Cakupan neonatal komplikasi yang ditangani

Cakupan ini merupakan gambaran upaya tenaga kesehatan

mencegah terjadinya kematian bayi baru lahir dan ibu melahirkan,

cakupan kegiatan layanan ini di Kota Semarang pada tahun 2018

adalah sebesar 82,88 % dengan target yang direncanakan pada

tahun 2018 adalah sebesar 76,5 %

9) Cakupan BBLR

Angka sejumlah anak baru lahir dengan berat badan rendah

atau dengan bobot tubuh saat dilahirkan < 2,5 kg, indikator ini

menunjukkan rendahnya kesehatan ibu selama masa kehamilan,

di Kota Semarang pada tahun 2018 ditemukan bayi dengan status

BBLR adalah sebanyak 2,97 %, dengan ditargetkan jumlah bayi

BBLR pada tahun 2018 turun menjadi 0,5 %.

10) Angka kematian bayi

Angka kematian bayi merupakan indikator derajat kesehatan

masyarakat, dan merupakan gambaran hasil pelayanan kesehatan

ibu dan anak, terutama perlayanan terhadap ibu hamil, di Kota

Semarang angka kematian bayi pada tahun 2018 sebanyak 6,38 /

1000 KH, dan ditargetkan pada tahun 2018 maksimal sebanyak 8 /

1000 KH.

Page 27: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 27

11) SDIDTK APRAS

Kegiatan SDIDTK APRAS (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini

Tumbuh Kembang – Anak Pra Sekolah), adalah serangkaian

kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pertumbuhan anak

dengan ukuran bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta

jaringan, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh

sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan

panjang dan berat.

Mengukur perkembangan anak dengan ukuran

bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks

dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa

serta sosialisasi dan kemandirian.

Serta mengukur stimulasi melalui kegiatan merangsang

kemampuan dasar anak umur 0 – 6 tahun agar anak tumbuh dan

berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi

rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan.

Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan oleh ibu, ayah,

pengganti orang tua/pengasuh anak, anggota keluarga lain atau

kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing

dan dalam kehidupan sehari-hari. Cakupan hasil kegiatan ini di

Kota Semarang tahun 2018 adalah sebanyak 101,32 % dengan

target yang direncanakan pada tahun 2018 adalah sebesar 89 %.

12) Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD

Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari

pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa

yang memiliki masalah kesehatan agar segera mendapatkan

penanganan sedini mungkin, penjaringan untuk siswa anak SD

dilakukan kepada anak kelas 1, cakupan kegiatan penjaringan ini

di Kota Semarang tahun 2018 telah mencapai 100 % sesuai

dengan yang ditargetkan pada tahun 2018 dapat mencapai 100 %.

13) Cakupan penjaringan kesehatan siswa SMP

Selain terhadap anak SD penjaringan kesehatan dilakukan

pula terhadap anak SMP, dengan tujuan adanya deteksi dini

terhadap kesehatan anak yang beranjak remaja, penjaringan pada

anak SMP ini dilakukan kepada anak kelas 7, cakupan yang

dihasilkan pada tahun 2018 adalah sebesar 100 % dengan target

pada tahun 2018 adalah sebesar 100 %.

Page 28: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 28

14) Cakupan puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan remaja

Pelayanan kesehatan remaja oleh puskesmas dilakukan

sebagai upaya mewujudkan derajat kesehatan, pertumbuhan dan

perkembangan yang optimal bagi remaja sesuai dengan potensi

yang dimiliki, kelompok usia remaja yang mendapatkan pelayanan

pada kegiatan ini adalah pada kelompok usia 10 – 19 tahun tanpa

menyandang status telah menikah. Cakupan kegiatan ini pada

tahun 2018 adalah telah mencapai 100 %, sesuai dengan target

yang direncanakan tahun 2018 adalah sebesar 100 %.

15) Pencegahan dan penanganan kekerasan perempuan dan anak

Sesuai Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan

Perempuandan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 02

tahun 2010, kegiatan pencegahan dan penanganan kekerasan

terhadap anak bertujuan untuk; (1) menjamin peningkatan,

pemajuan, penegakan, pemenuhan, dan perlindungan hak-hak

anak untuk dapat terbebas dari segala bentuk kekerasan; (2)

mewujudkan kegiatan baik yang bersifat preventif, promotif, kuratif

dan rehabilitatif terhadap anak dari kekerasan; dan (3)

meningkatkan efektivitas pelaksanaan pencegahan dan

penanganan kekerasan terhadap anak yang menjadi kewajiban

kementerian/lembaga dan masyarakat. Cakupan kegiatan ini pada

tahun 2018 telah mencapai 95 %. Cakupan tersebut masih

dibawah target tahun 2018 yaitu sebesar 100 %.

16) Cakupan pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar

Setiap anak pada usia pendidikan dasar harus mendapatkan

skrining kesehatan sesuai standar, melalui kegiatan penjaringan

kesehatan kepada anak usia pendidikan dasar. Penjaringan

kesehatan ini dilakukan minimal satu kali pada kelas 1 dan kelas 7

yang dilakukan oleh Puskesmas.

Tujuan skrining kesehatan adalah : (1) terdeteksinya secara

dini masalah kesehatan peserta didik, sehingga bila terdapat

masalah dapat segera ditindaklanjuti; (2) tersedianya data atau

informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik,

maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program

pembinaan kesehatan sekolah; (3) termanfaatkannya data untuk

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program

Page 29: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 29

pembinaan peserta didik. Cakupan kegiatan ini pada tahun 2018

telah mencapai 100 % sesuai dengan yang ditargetkan tahun 2018

adalah sebesar 100 %.

17) Jumlah kematian ibu maternal

Kematian ibu maternal merupakan salah satu indikator

kesehatan masyarakat yang memberikan layanan tenaga

kesehatan terhadap ibu hamil, jumlah kasus kematian ibu maternal

di Kota Semarang pada tahun 2018 ditemukan sebanyak 19 kasus,

masih lebih rendah dari cut of point yang direncanakan pada tahun

2018 yaitu sebanyak 27 kasus.

18) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

Indikator ini merupakan gambaran upaya layanan kesehatan

ibu dalam rangka penurunan kasus-kasus kematian akibat

gangguan kehamilan, cakupan kegiatan ini pada tahun 2018 telah

mencapai 100 % dengan target yang rencanakan pada tahun 2018

sebesar 100 %.

19) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Indikator ini menunjukkan upaya penurunan angka kematian

ibu bersalin di Kota Semarang semakin ditingkatkan secara terus

menerus, dimana pada tahun 2018 ini kegiatan ini telah mencapai

cakupan sebesar 100 %, sudah melebihi dengan target tahun

2018 sebesar 98,7 %.

20) Kunjungan ibu hamil K-4

Kunjungan lengkap (K4) ibu hamil merupakan gambaran

tingkat partisipasi masyarakat dalam layanan kesehatan bagi ibu

hamil, dimana kunjungan ini dapat memberikan gambaran

kesadaran masyarakat khususnya ibu hamil memelihara

kesehatan kehamilannya, cakupan kunjungan K-4 tahun 2018

sudah mencapai 100 % dengan target pada tahun 2018 sebesar

97 %.

21) Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil (K4)

Indikator ini menunjukan sejumlah ibu hamil yang sudah

mendapatkan pelayanan kesehatan kehamilannya di tempat

pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan, cakupan kegiatan ini

pada tahun 2018 telah mencapai 100 % dengan target yang

direncanakan pada tahun 2018 adalah sebesar 99%.

Page 30: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 30

22) Persalinan oleh Nakes di Faskes

Indikator ini memberikan gambaran sejumlah pertolongan

persalinan yang sudah dilakukan di fasilitas kesehatan, seperti

rumah sakit bersalin, puskesmas rawat inap dan balai pelayanan

kesehatan ibu, yang pertolongan dilakukan oleh tenaga dengan

kwalifikasi yang dapat dipertanggung jawabkan yaitu tenaga

profesional yang terdidik, cakupan kegiatan ini pada tahun 2018

telah tercapai 100 %, dengan target tahun 2018 sebesar 95 %.

23) Kunjungan Nifas

Kunjungan nifas menggambarkan pelayanan kesehatan bagi

ibu pada masa nifas, indikator ini merupakan indikator kesehatan

masyarakat yang menunjukkan bahwa segala permasalahan

pasca melahirkan telah tertangani secara dini, di Kota Semarang

kunjungan nifas pada tahun 2018 telah mencapai 88,54 % dan

target yang direncanakan pada tahun 2018 adalah sebesar 87 %.

24) Bumil komplikasi yang ditangani

Ibu hamil dengan keadaan komplikasi kehamilan harus

segera dilayani secara intensive, untuk menghindarkan ibu dari

gangguan kehamilan yang lebih serius yang dapat

membahayakan keselamatan ibu dan anak, di Kota Semarang

tahun 2018 jumlah ibu hamil dengan keadaan komplikasi

kehamilan telah ditangani sampai dengan 100 %, sesuai dengan

yang ditargetkan pada tahun 2018 dapat mencapai 100 %.

25) Puskesmas PONED

Salah satu cara yang dilakukan untuk membantu

menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI dan AKB) adalah

dengan menggalakkan Puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri

dan Neonatal Emergensi Dasar).

Puskesmas PONED adalah puskemas yang memiliki fasilitas

atau kemampuan untuk melakukan penanganan

kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar serta termasuk

dalam Puskemas yang harus siap 24 jam.

Di Kota Semarang jumlah Puskesmas PONED pada tahun

2018 adalah sebanyak 6 Unit Puskesmas, dan belum

direncanakan ada peningkatan jumlah Puskesmas PONED.

Page 31: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 31

26) Cakupan pelayanan kesehatan ibu bersalin

Pelayanan kesehatan ibu bersalin adalah merupakan upaya

penyelamatan ibu dan anak serta pemeliharaan status kesehatan

anak dan ibu, pelayanan kesehatan ini dilakukan diseluruh tempat

pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional, di Kota Semarang

pelayanan ibu bersalin ini pada tahun 2018 telah mencapai 100 %

dan diharapkan pada tahun 2018 bisa mencapai sedikitnya 99,5 %.

27) Cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir

Pelayanan kesehatan bayi baru lahir perlu menjadi perhatian

khusus, untuk menjaga kesehatan bayi agar dapat tumbuh dan

berkembang secara normal, dan mengurangi angka kesakitan dan

angka kematian bayi, di Kota Semarang pelayanan kesehatan bayi

baru lahir tahun 2018 telah mencapai 100 %, melebihi dari yang

diharapkan. Karena target pada tahun 2018 adalah paling

sedikitnya sebanyak 99 %.

2. Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menulardan Tidak Menular

Tabel. 2.5.

Indikator Kinerja Pada Sasaran Strategis Meningkatnya Pencegahan danPenanggulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular

Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2018

No INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET2018

REALISASI2018

1. Incident Rate (IR) DemamBerdarah Dengue (DBD)

/100.00Pdnduduk 23 18,10

2.Penemuan danpenanganan penderitaDBD

% 100 100

3.Kasus Demam Berdarahyang dilakukan PE < 48jam

% 66 92,01

4.Kasus Demam Berdarahdifogging sesuai standart< 5 hari

% 82 100

5. Case Fatality Rate (CFR)Demam Berdarah % < 1,5 0,97

6. Penderita DemamBerdarah yang ditangani % 100 100

7. Angka keberhasilanpengobatan TB % 88 83,50

8.Penemuan danpenangnan penyakit TBCBTA

% 79 107,3

Page 32: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 32

No INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET2018

REALISASI2018

9.Cakupan pelayanankesehatan orang denganTB

% 100 104,5

10. Persentase ODHA yangaktif minum ARV % 55 52,80

11.Penemuan penderitapneumonia balita(cakupan)

% 93 106

12. Angka kematian diare / 1000Penduduk < 1 0,35

13.Proporsi kasus TB yangberhasil diobati denganDOTS (Sukses Rate)

% 90 83,7

14.Cakupan pelayanankesehatan orang denganrisiko terinfeksi HIV

% 100 103

15. Cakupan ibu hamil yangdites sifilis % 60 67,6

16. Prosentase kasus IMSyang dites HIV % 87 93,45

17. Penderita yang selesaipengobatan Kusta (RFT) % 80 92,9

18.Cakupan kelurahan UCI(Universal ChildImunizatiton)

% 100 100

19. AFP rate per 100.000penduduk usia < 15 tahun

/100.000Penduduk 2 2,9

20.

Kelurahan mengalami KLBPD3I & keracunanmakanan yang ditangani <24 jam

% 100 100

21. Ketepatan laporanpenyakit tidak menular % 80 85

22. Kelengkapan laporanpenyakit tidak menular % 90 100

23. Cakupan BIAS % 98 98,624. Cakupan imusasi CJH % 100 10025. Cakupan pelacakan K3JH % 100 100

26.Cakupan pelayanankesehatan pada penderitahipertensi

% 100 95,41

27.Cakupan pelayanankesehatan pada penderitadiabetes melitus (DM)

% 100 164,23

28.Pelayanan kesehatanpada orang gangguan jiwaberat (ODGJ)

% 100 100

29.Cakupan pelayanankesehatan pada usiaproduktif

% 100 100,95

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2018

Page 33: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 33

Pada sasaran program yang kedua, cakupan kinerja dilaksanakan

kedalam program dengan hasil kegiatan yang terdiri dari;

1) Incident Rate (IR) Demam Berdarah Dengue (DBD)

IR DBD adalah perbandingan antara suatu kejadian dengan

jumlah penduduk yang mempunyai risiko kejadian DBD, menyangkut

interval waktu tertentu. Rate ini digunakan untuk menyatakan dinamika

dan kecepatan kejadian dalam suatu populasi masyarakat tertentu. Jadi

secara umum IR DBD ini adalah merupakan frekuensi penyakit atau

kasus baru yang berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat atau

wilayah atau negara pada waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut.

Nilai IR DBD di Kota Semarang tahun 2018 adalah sebanyak

18,10 per 1000 penduduk (18,10/1000 pddk), dengan angka cut of poin

pada tahun 2018 adalah sebesar 23/1000 pddk.

2) Penemuan dan penanganan penderita DBD

Upaya yang dilakukan untuk penemuan kasus DBD ini adalah

dengan upaya deteksi dini diagnostik, yang merupakan sistem deeteksi

yang bersifat rapid dapat diketahui hasilnya dalam hitungan menit atau

biada disebut dengan early diasnogtic dan akan lebih efektif apabila

diikuti dengan pengobatan (prompt treatment), sebagai penanganan

penderita DBD, upaya ini telah dilakukan dan menghasilkan cakupan

pada tahun 2018 hingga 100 %, sesuai target yang direncanakan pada

tahun 2018 adalah sebesar 100 %.

3) Kasus Demam Berdarah yang dilakukan PE < 48 jam

Setiap terjadi kasus DBD di Kota Semarang telah dilakukan upaya

penyeledikan epidemiologi dalam waktu tidak lebih dari 48 jam setelah

kasus dilaporkan, upaya ini telah dilakukan dan dengan cakupan pada

tahun 2018 telah mencapai 92,01 %, dan ditargetkan pada tahun 2018

dapat mencakup tidak kurang dari 66 %.

4) Kasus Demam Berdarah difogging sesuai standart < 5 hari

Fogging di Kota Semarang diperlukan ketika ditemukan kasus

transmisi lokal atau penularan DBD setempat. Kegiatan ini diperlukan

untuk membasmi nyamuk dewasa. Fogging dilakukan bukan dengan

keputusan masyarakat, namun jika terjadi kasus penyebaran DBD dan

telah dilaporkan ke petugas kesehatan, maka dilakukan fogging

sebelum sampai atau lebih dari lima hari setelah kejadian. Kegiatan

fogging pada tahun 2018 di daerah yang terjadi penyebaran kasus DBD

Page 34: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 34

ini dilakukan hingga 100 %, dan ditargetkan pada tahun 2018 sebesar

82 %.

5) Case Fatality Rate (CFR) Demam Berdarah

Angka kematian akibat infeksi demam berdarah (CFR) di Kota

Semarang jika sudah mencapai satu persen (1 %) maka sudah

dikatakan tinggi, dan sudah menjadi masalah yang serius harus segera

tertangani, pada tahun 2018 CFR di Kota Semarang telah mencapai

0,97 %, dengan target pada tahun 2018 adalah < 1,5 %.

6) Penderita Demam Berdarah yang ditangani

Penderita DBD di Kota Semarang setiap ada kejadian harus

segera ditangani oleh pertugas kesehatan di fasilitas pelayanan

kesehatan, cakupan kasus DBD yang sudah ditangani oleh tenaga

kesehatan pada tahun 2018 di Kota Semarang ini telah mencapai 100

% dan dengan target pada tahun 2018 adalah sebesar 100 %.

7) Angka keberhasilan pengobatan TB

Angka keberhasilan pengobatan TB adalah merupakan angka

kesembuhan yang menunjukkan prosentase pasien baru TB paru BTA

positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan, diantara pasien

baru TB paru BTA positif yang tercatat.

Angka kesembuhan dihitung juga untuk pasien BTA positif

pengobatan ulang dengan tujuan; (1) untuk mengetahui seberapa besar

kemungkinan kekebalan terhadap obat terjadi di komunitas, hal ini

harus dipastikan dengan surveilans kekebalan obat, (2) untuk

mengambil keputusan program pada pengobatan menggunakan obat

baris kedua (second-line drugs), (3) menunjukan prevalensi HIV, karena

biasanya kasus pengobatan ulang terjadi pada pasien dengan HIV.

Angka keberhasilan pengobatan TB di Kota Semarang tahun

2018 telah mencapai cakupan sebesar 83,50 %, masih belum sesuai

dengan yang ditargetkan pada tahun 2018 adalah sebesar 88 %.

8) Penemuan dan penanganan penyakit TBC BTA

Upaya penemuan dan penyembuhan pasien dan prioritas

diberikan kepada pasien TBC tipe menular. Strategi ini akan

memutuskan penularan TBC, dengan demikian menurunkan insiden

TBC di masyarakat. Menemukan dan menyembuhkan pasien

merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TBC.

Kasus yang banyak terjadi di kota Semarang adalah masyarakat masih

belum aware dengan gejala TBC dan enggan untuk memeriksakan diri

Page 35: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 35

jika terjadi batuk berkepanjangan. Selain itu, beberapa pasien yang

positif TBC juga banyak yang menghentikan pengobatannya. Kegiatan

monitoring dan evaluasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan

kooordinasi antara kader kesehatan, puskesmas dan dokter prakter

mandiri dalam penanganan pasien TBC dan menuntaskan

pengobatannya.

Cakupan kegiatan penemuan dan penanganan penyakit TBC BTA

di Kota Semarang pada tahun 2018 telah mencapai 107,3 % dan

ditargetkan pada tahun 2018 sedikitnya dapat mencapai 79 %.

9) Cakupan pelayanan kesehatan orang dengan TB

Cakupan pelayanan kesehatan bagi penderita TB di Kota

Semarang tidak terlepas dari metode pengobatan dengan strategi

strategi DOTS (Directly Observe Treatment Shortcourse) strategi ini

dapat mengurangi kemungkinan timbulnya kekebalan kuman TB atau

multi drug resistance (MDR) terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

secara meluas.

Oleh karena penderita TB dapat sembuh bila melakukan

pengobatan dengan OAT secara lengkap dan teratur selama 6 - 8 bulan.

Di Kota Semarang, Program Pengendalian TB disesuaikan engan

Strategi Stop TB Global. Cakupan pelayanan kesehatan bagi penderita

TB di Kota Semarang tahun 2018 telah mencapai cakupan sebesar

104,5 % dengan target pada tahun 2018 adalah sebesar 100 %.

10) Persentase ODHA yang aktif minum ARV

Antiretroviral (ARV) adalah jenis obat yang dapat memperlambat

perkembangan virus HIV, obat ini bekerja dengan menghilangkan unsur

yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri, dan mencegah

virus HIV menghancurkan sel CD4.

Bagi penderita HIV di Kota Semarang yang sudah tercatat

sebagai ODHA telah diberikan ARV dari beberapa jenis obat ARV,

antara lain: Efavirenz, Etravirine, Nevirapine, Lamivudin dan atau

Zidovudin. Selama mengonsumsi obat antiretroviral, dokter akan

memonitor jumlah virus dan sel CD4 untuk menilai respons pasien

terhadap pengobatan. Hitung sel CD4 akan dilakukan tiap 3 - 6 bulan.

Sedangkan pemeriksaan HIV RNA dilakukan sejak awal pengobatan,

dilanjutkan tiap 3 - 4 bulan selama masa pengobatan.

Kegiatan intervensian pemberian ARV secara aktif terhadap

ODHA di Kota Semarang tahun 2018 ini telah mencapai cakupan

Page 36: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 36

sebesar 52,80 % dengan target yang direncanakan pada tahun 2018

adalah sebesar 55 %.

11) Penemuan penderita pneumonia balita (cakupan)

Penemuan penderita pneumonia balita perlu dilakukan secara dini

dan pendekatan yang lebih sistematik, oleh karena sampai saat ini

penumonia balita masih merupakan pembunuh utama balita, untuk itu

cakupan angka penemuan kasus peneumonia ini harus mendapat

perhatian khusus, di Kota Semarang pada tahun 2018 cakupan

penemuan penuomonia telah mencapai 106 % dengan target yang

direncakan pada tahun 2018 adalah sebesar 93 %.

12) Angka kematian diare

Kematian akibat diare dapat terjadi apabila diare berlangsung

terlalu lama tanpa ditangani, diare dapat menjadi pertanda gangguan

serius dan bisa membahayakan nyawa, pasalnya diare parah dapat

menyebabkan dehidrasi serius, yang merupakan suatu keadaan di

mana tubuh penderitanya kekurangan cairan, akibatnya kadar air dalam

tubuh berkurang, hingga menyebabkan keseimbangan mineral-mineral

dalam tubuh juga terganggu sehingga mengakibatkan fungsi organ dan

jaringan tubuh tidak bisa bekerja optimal, hingga akhirnya

menyebabkan kematian.

Oleh karena keadaan yang serius ini maka di Kota Semarang

telah dilakukan berbagai upaya untuk menekan angka kematian akibat

diare ini, pada tahun 2018 kejadian kematian akibat diare di Kota

Semarag hanya mencapai 0,35 / 1000 penduduk, dengan target

kejadian pada tahun 2018 hanya sampai < 1 per 1000 penduduk.

13) Proporsi kasus TB yang berhasil diobati dengan DOTS (Sukses Rate)

Sukses rate pengobatan TB sangat tergantung dengan jumlah

penemuan kasus baru dan keberhasilan pengobatan, di kota semarang

keberhasilan pengobatan pada tahun 2018 sudah mencapai 83,7 %

dan target yang direncanakan pada tahun 2018 adalah sebanyak 90 %

14) Cakupan pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV

Setiap orang yang di diagnosa memililiki risiko terinfeksi HIV

maka segera dilakukan tindakan layanan kesehatan yang intensif oleh

tenaga kesehatan, cakupan kegiatan layanan kesehatan bagi orang

dengan risiko terinfeksi HIV di Kota Semarang tahun 2018 telah

mencapai 103 % dengan target tahun 2018 adalah sebesar 100 %.

15) Cakupan ibu hamil yang dites sifilis

Page 37: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 37

Ibu hamil yang memiliki riwayat dengan perilaku seks berisiko

atau memiliki tanda gejala penyakit menular seksual disarankan untuk

melakukan tes sifilis, oleh karena sifilis yang tidak ditangani dapat

menyebabkan cacat berat pada bayi, bahkan pada kasus yang lebih

fatal, bayi bisa lahir dalam keadaan meninggal. Bila ibu hamil

didiagnosis memiliki sifilis, dokter akan memberikan antibiotik penisilin

untuk mengobati penyakit tersebut dan mencegah penularan sifilis pada

janin.

Sejumlah ibu hamil di Kota Semarang yang diperiksan telah

dilakukan ters sifilis ini dengan cakupan hasil jumlah yang dites pada

tahun 2018 adalah sebanyak 67,6 % dengan rencana target pada tahun

2018 adalah sebesar 60 %.

16) Prosentase kasus IMS yang dites HIV

Setiap kasus IMS yang ditemukan ditempat-tempat pelayanan

kesehatan di Kota Semarang, senantiasa dilakukan test HIV untuk

memastikan potensi terinfeksinya terhadap HIV, dan pada tahun 2018

telah dilakukan test HIV pada penderita IMS dengan cakupan sebesar

93,45 % dan direncanakan target cakupannya pada tahun 2018

sebesar 87 %.

17) Penderita yang selesai pengobatan Kusta (RFT)

Setiap penderita kusta dilakukan perawatan dan pengobatan

dengan menggunakan RFT (release from treatment), dengan intervensi

obat MDT sampai dinyatakan betul-betul sembuh, dan dinyatakan telah

selesai pengobatan RTF nya. Cakupan kegiatan ini pada tahun 2018

adalah sebesar 92,9 % dan rencana target pada tahun 2018 adalah

sebesar 80 %.

18) Cakupan kelurahan UCI (Universal Child Imunizatiton)

UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari

jumlah bayi (0-12 bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah

mendapat imunisasi dasar lengkap. Cakupan kelurahan UCI di Kota

Semarang tahun 2018 sudah mencapai 100 % dan ditargetkan

cakupannya pada tahun 2018 sebesar 100 %.

19) AFP rate per 100.000 penduduk usia < 15 tahun

Surveilans AFP di Kota Semarang dilakukan dengan bertujuan

untuk memantau adanya transmisi virus-polio liar yang ada

dimasyarakat, sehingga dapat dilakukan upaya-upaya pemberantasan

yang lebih terfokus dan efisien. Data surveilans kasus AFP yang

Page 38: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 38

dilaporkan adalah semua anak berusia kurang dari 15 tahun dengan

kelumpuhan yang sifatnya flaccid (layuh), terjadi secara akut

(mendadak), bukan disebabkan oleh ruda paksa.

Tujuan Surveilans AFP di Kota Semarang adalah dilakukan untuk

mengidentifikasi daerah risiko tinggi dan memantau kemajuan program

eradikasi polio dan membuktikan Kota Semarang bebas polio.

Hasil surveilans AFP di Kota Semarang tahun 2018 adalah

ditemukannya 2,9 anak per 100.000 penduduk, dan ditargetkan pada

tahun 2018 hanya terdapat 2 per 100.000 penduduk.

20) Kelurahan mengalami KLB PD3I dan keracunan makanan yang

ditangani < 24 jam

Setiap terjadi KLB akibat PD3I dan keracunan makanan di Kota

Semarang segera dilakukan tindakan pelayanan kesehatan dalam

kurang dari 24 jam (< 24 jam), sehingga secara dini dapat ditangani dan

dilakukan upayanan penanganan medis yang kompeten, upaya ini telah

dilakukan pada tahun 2018 dan mencapai cakupan sebesar 100 % dan

direncanakan cakupan tahun 2018 dapat pula tercapai hingga 100 %.

21) Ketepatan laporan penyakit tidak menular

Sistem pelaporan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan terkait

data penyakit tidak menular telah ditetapkan waktunya, setiap bulan

berjalan, demikian pula laporan Dinas Kesehatan ke Dinas Kesehatan

Provinsi, maupun ke institusi lain yang berkewenangan disampaikannya

laporan penyakit tidak menular ini, cakupan ketepatan laporan pada

tahun 2018 telah mencapai 85 %, dengan rencana target pencapaian

tahun 2018 adalah sebesar 80 %.

22) Kelengkapan laporan penyakit tidak menular

Kelengkapan laporan merupakan variabel penting dalam didtem

pelaporan program pemberantasan dan penanggulangan penyakit tidak

menular, dengan lengkapnya data variabel laporan maka dapat

menghasilkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan lebih tepat,

pada tahun 2018 kelengkapan laporan cakupannya sudah dapat

mencapai 100 % dan dengan target tahun 2018 direncanakan sebesar

90 %.

23) Cakupan BIAS

BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) dilaksanakan setiap bulan

November yang melibatkan sektor-sektor terkait seperti; Dinas

Pendidikan, Tim Penggerak PKK, IBI Kota Semarang dan Aisyiyah kota

Page 39: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 39

Semarang. BIAS adalah salah satu upaya untuk eliminasi Tetanus

Neonaturum, pengendalian penyakit Difteri dan penyakit Campak dalam

jangka panjang melalui imunisasi Dt (diphteria tetanus), Td (Tetanus

Diphteria) dan TT. Imunisasi yang diberikan pada BIAS dilakukan dalam

dua jenis kegiatan yaitu: Vaksin Dt pada anak kelas I dan vaksin Td

untuk kelas II dan III. Sasaran kegiatan BIAS adalah seluruh anak

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri dan swasta,

Institusi pendidikan setara SD lainnya baik laki-laki ataupun perempuan.

Capaian BIAS pada tahun 2018 mencapai target hingga 98,6 %, dan

target untuk tahun 2018 adalah sebesar 98 %.

24) Cakupan imusasi CJH

Persiapan kesehatan calon jamaah haji perlu diperhatikan,

terutama terkait risiko penularan penyakit lebih besar mengingat faktor

cuaca dan jemaah haji berjumlah jutaan. Salah satu cara

pencegahannya adalah dengan vaksinasi. Vaksin yang wajib diberikan

bagi calon jemaah haji adalah vaksin Meningitis.

Cakupan hasil vaksinasi bagi calon jamaah haji di Kota Semarang

tahun 2018 telah mencapai 100 %, demikian pula direncanakan

cakupan tahun 2018 adalah sebesar 100 %.

25) Cakupan pelacakan K3JH

Pelacakan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH)

adalah merupakan upaya identifikasi status kesehatan sebagai

landasan, karakterisasi, prediksi dan penentuan cara eliminasi faktor

risiko kesehatan yang terbawa oleh jamaah haji tidak menyebar dan

menjadi penyakit yang mungkin akan menimbulkan KLB daerah tempat

jamaah haji kembali.

Cakupan hasil pelacakan K3JH di Kota Semarang tahun 2018

telah mencapai 100 %, demikian pula terget yang direncanakan pada

tahun 2018 adalah sebesar 100 %.

26) Cakupan pelayanan kesehatan pada penderita hipertensi

Pelayanan penyakit degeneratif perlu menjadi bagian perhatian

masalah kesehatan masyarakat, termasuk bagi penderita hipertensi

mengingat cukup banyaknya kasus ini, cakupan hasil pelayanan

masalah penyakit hipertensi ini pada tahun 2018 telah mencapai 95,41

% dengan target yang direncanakan pada tahun 2018 adalah sebesar

100 %.

Page 40: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 40

27) Cakupan pelayanan kesehatan pada penderita diabetes melitus (DM)

Berdasarkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) diperoleh

bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45 -

54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking kedua yaitu 14,7 %.

Dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking keenam yaitu 5,8%.

Diabetes Melitus terdiri dari dua tipe yaitu tipe pertama DM yang

disebabkan keturunan dan tipe kedua disebabkan life style atau gaya

hidup. Secara umum, hampir 80 % prevalensi diabetes melitus adalah

DM tipe 2. Ini berarti gaya hidup/life style yang tidak sehat menjadi

pemicu utama meningkatnya prevalensi DM. Bila dicermati, penduduk

dengan obes mempunyai risiko terkena DM lebih besar dari penduduk

yang tidak obes.

WHO merekomendasikan bahwa strategi yang efektif perlu

dilakukan secara terintegrasi, berbasis masyarakat melalui kerjasama

lintas program dan lintas sektor termasuk swasta. Dengan demikian

pengembangan kemitraan dengan berbagai unsur di masyarakat dan

lintas sektor yang terkait dengan DM di setiap wilayah merupakan

kegiatan yang penting dilakukan. Oleh karena itu, pemahaman faktor

risiko DM sangat penting diketahui, dimengerti dan dapat dikendalikan

oleh para pemegang program, pendidik, edukator maupun kader

kesehatan di masyarakat sekitarnya.

Tujuan program pengendalian DM di Indonesia adalah

terselenggaranya pengendalian faktor risiko untuk menurunkan angka

kesakitan, kecacatan dan kematian yang disebabkan DM.

Diabetes Melitus merupakan ancaman global dan serius sebagai

salah satu penyakit tidak menular yang menitik-beratkan pada

pencegahan dan pelayanan diabetes di seluruh dunia. Sidang ini juga

menetapkan tanggal 14 Nopember sebagai Hari Diabetes Se-Dunia

(World Diabetes Day) yang dimulai tahun 2007.

Oleh karena itu, program Pengendalian Diabetes Melitus

dilaksanakan dengan prioritas upaya preventif dan promotif, dengan

tidak mengabaikan upaya kuratif. Serta dilaksanakan secara

terintegrasi dan menyeluruh antara Pemerintah, Masyarakat dan

Swasta. Cakupan penanganan masalah penyakit DM ini di Kota

Semarang tahun 2018 telah mencapai 164,23 %, dan pada tahun 2018

target direncanakan sebesar 100 %.

28) Pelayanan kesehatan pada orang gangguan jiwa berat (ODGJ)

Page 41: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 41

Pelayanan ODGJ diamanhkan melalui Undang-undang Nomor 18

tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, yang ditujukan untuk menjamin

setiap orang agar dapat mencapai kualitas hidup yang baik, serta

memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif,

dan berkesinambungan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif.

Secara garis besar, Undang-undang tersebut mengamanatkan

tentang: (1) Perlunya peran serta masyarakat dalam melindungi dan

memberdayakan ODGJ dalam bentuk bantuan berupa: tenaga, dana,

fasilitas, pengobatan bagi ODGJ; (2) Perlindungan terhadap tindakan

kekerasan, menciptakan lingkungan yang kondusif, memberikan

pelatihan keterampilan; dan (3) Mengawasi penyelenggaran pelayanan

di fasilitas yang melayani ODGJ.

Cakupan pelayanan ODGJ di Kota Semarang tahun 2018 telah

mencapai 100 %, dengan target yang direncanakan pada tahun 2018

adalah sebesar 100 %.

29) Cakupan pelayanan kesehatan pada usia produktif

Setiap warga negara Indonesia usia 15 – 59 tahun

mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar. Pemerintah Kota

Semarangmemberikan skrining kesehatan sesuai standar padawarga negara usia

15 – 59 tahun di wilayahnya dalam kurun waktu satu tahun, dengan hasil cakupan

kegiatan tahun 2018 adalah sebesar 100,95 % dengan target tahun 2018 adalah

sebesar100%.

3. Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Primer, Rujukan dan JaminanKesehatan

Tabel. 2.6.

Indikator Kinerja Pada Sasaran Strategis Meningkatnya PelayananKesehatan Primer, Rujukan dan Jaminan Kesehatan

Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2018

No INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET2018

REALISASI2018

1.

Persentase ResponseTime unit reaksi cepatlayanan kesehatan(Ambulan Hebat/si Cepat)sesuai SOP

% 60 100

Page 42: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 42

2. Persentase puskesmasbranding % 60 40

3. Persentase puskesmasyang telah terakreditasi % 60 100

4. Pendampingan pascaakreditasi % 90 100

5.Persentase puskesmassesuai standar PermenkesNo 75 Th 2014

Unit 20 32

6. Persentase puskesmasperspektif gender % 50 51,00

7.Pengembanganpuskesmas persfektifgender

Unit 20 54,05

8.Rasio puskesmas,poliklinik, pustu persatuanpenduduk x 1000

Rasio 0,28 0,201

9. Rasio fasilitas kesehatandasar /100.000 penduduk Rasio 28 20,08

10. Rasio dokter persatuanpenduduk Rasio 1,99 1,653

11.Rasio tenaga medispersatuan penduduk x1000

Rasio 2,35 2,594

12. Cakupan puskesmas % 243,8 231,25

13. Cakupan pembantupuskesmas % 22,6 20,9

14.Proporsi puskesmas yangtelah melakukan kegiatankesehatan tradisional

% 20 94,59

15. Persentase nilai kinerjaBLUD Puskesmas % 81 81,15

16.Persentase FKTP yangdibina dan memenuhistandar

% 93 100

17. Persentase penerapanpenggunaan obat rasional % 84,50 85

18.Proporsi pelayanankefarmasian di puskesmassesuai standar

% 86 86

19.Perentase industri rumahtangga pangan yang telahmenerapkan CPP BIRT

% 88 86

20.Persentase kelulusanpeserta penyuluhankeamanan pangan

% 91 100

21.Ketersediaan obat &pembekalan kesehatansesuai kebutuhan

% 100 100

22.Penerapan pelayananinformasi obat dipuskesmas

% 92 90

Page 43: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 43

23.Persentase pelayanankefarmasian di apotik yangsesuai standar

% 76 72

24.Cakupan masyarakatmiskin yang terlayanijaminan kesehatan

% 100 100

25.Cakupan masyarakatmiskin yang terdaftardalam JKN KIS

% 100 100

26.Persentase pemanfaatanlayanan sistem jaminankesehatan

% 100 95,47

27. Jumlah pembangunanRSUD Kelas D Unit 1 1

28.Rasio rumah sakitpersatuan penduduk x1000

Rasio 0,02 0,02

29.Rasio jumlah tempat tidurrumah sakit /1000penduduk

Rasio 2,24 3,10

30.

Prosentase rumah sakityang memenuhi standarPermenkes No 56 Tahun2014

% 62,07 92,6

31. Presentase klinik utamayang memenuhi standar % 83 86,04

32.Persentase laboratoriumklinik swasta yangmemenuhi standar

% 83 85,71

33.Jumlah UPT Public SafetyCentre 119 (AmbulanHebat)

Unit 1 1

34.

Pendataan pendudukdalam program Indonesiasehat dengan pendekatankeluarga

% 90 72

35.

Pelatihan programIndonesia sehat denganpendekatan keluarga padastakeholder maupunpuskesmas

Unit 24 31

36.Monitoring dan evaluasipendataan progranIndonesia sehat

Kali/thn 1 1

37. Pemetaan (mapping) hasilpendataan Kali/thn 1 1

38. Intervensi sesuai hasilpendataan Kali/thn 1 1

39.Monitoring dan evaluasiterhadap intervensi yangtelah dilakukan

Kali/thn 1 1

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2018

Page 44: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 44

Pada sasaran program yang ketiga, cakupan kinerja dilaksanakan

kedalam program dengan hasil kegiatan yang terdiri dari;

1) Persentase Response Time unit reaksi cepat layanan kesehatan

(Ambulan Hebat/si Cepat) sesuai SOP

Pelayanan Ambulance Hebat dengan response time yang cepat

merupakan hal harus terpenuhi, sebagai tindakan penyelamatan yang

lebih baik, sehingga tidak terjadi korban akibat terlambatnya pelayanan

pada kasus-kasus darurat, cakupan rensponse time yang cepat dan

telah sesuai kebutuhan kedaruratan pada tahun 2018 telah mencapai

100 %, dengan target cakupan pada tahun 2018 sebesar 60 %.

2) Persentase puskesmas branding

Puskesmas dengan konsep branding dapat meningkatkan minat

masyarakat untuk berkunjung ke Puskesmas, karena berkunjung ke

Puskesmas branding masyarakat dapat merasakan tidak saja dengan

tujuan berobat, namun dapat merasakan tujuan lain seperti berwisata,

cakupan puskesmas branding di Kota Semarang tahun 2018 adalah

sebesar 40 %, masih kurang dari yang direncanakan mencapai target

sebesar 60 % pada tahun 2018.

3) Persentase puskesmas yang telah terakreditasi

Agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal

diperlukan adanya pengelolaan organisasi puskesmas secara baik

yang meliputi kinerja pelayanan, proses pelayanan, serta sumber daya

yang digunakan. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka upaya

peningkatan mutu, manajemen risiko dan keselamatan pasien di

puskesmas serta menjawab kebutuhan masyarakat akan pelayanan

kesehatan yang aman dan bermutu. Agar Puskesmas dapat

menjalankan fungsinya secara optimal diperlukan adanya pengelolaan

organisasi puskesmas secara baik yang meliputi kinerja pelayanan,

proses pelayanan, serta sumber daya yang digunakan. Hal ini perlu

dilakukan dalam rangka upaya peningkatan mutu, manajemen risiko

dan keselamatan pasien di puskesmas serta menjawab kebutuhan

masyarakat akan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu.

4) Pendampingan pasca akreditasi

Puskesmas yang telah diakreditasi perlu dilakukan pendampingan

untuk menjaga kwalitas manajemen dan layanan puskesmas, sehingga

bisa terjaga kontinyuitasnya tidak mengalami menurunan kualitas dan

kemunduran layanan, sejumlah puskesmas yang telah diakreditasi dan

Page 45: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 45

dilakukan pendampingan tahun 2018 telah mencapai 100 %, diatas dari

yang direncanakan pada tahun 2018 bisa mencapai 90 %.

5) Persentase puskesmas sesuai standar Permenkes No 75 Th 2014

Sesuai standar Permenkes No 75 Th 2014, Puskesmas harus

didirikan pada setiap kecamatan, dengan pertimbangan kebutuhan

pelayanan, jumlah penduduk dan aksesibilitas, maka puskesmas dapat

didirikan lebih dari satu disetiap kecamatan serta pendirian puskesmas

harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan

kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium.

Puskesmas juga harus memperhatikan ketentuan teknis

pembangunan bangunan gedung negara. Bangunan Puskesmas harus

memenuhi persyaratan yang meliputi:

(1) Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan

kerja, serta persyaratan teknis bangunan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan

(2) Bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain

(3) Menyediakan fungsi keamanan, kenyamanan, perlindungan

keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi

pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus,

anak-anak dan lanjut usia.

Prasarana yang perlu ada dalam mendirikan puskesmas

sedikitnya harus memliki sistem penghawaan (ventilasi), sistem

pencahayaan, sistem sanitasi, sistem kelistrikan, sistem komunikasi,

sistem gas medic, sistem proteksi petir, sistem proteksi kebakaran,

sistem pengendalian kebisingan, sistem transportasi vertikal untuk

bangunan lebih dari 1 (satu) Lantai, kendaraan Puskesmas keliling dan

kendaraan ambulans.

Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan

dan tenaga non kesehatan diantaranya dokter atau dokter layanan

primer; dokter gigi; perawat; bidan; tenaga kesehatan masyarakat;

tenaga kesehatan lingkungan; ahli teknologi laboratorium medik; tenaga

gizi; dan tenaga kefarmasian. Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus

bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar

prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta

mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan

memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja

Page 46: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 46

Kota Semarang memili 37 unit puskesmas, dan yang telah

memenuhi syarat dan ketentuan sesuai Permenkes No 75 Th 2014

pada tahun 2018 ada sebanyak 32 unit, yang rencana pada tahun 2018

ditarget sebanyak 20 unit.

6) Persentase puskesmas perspektif gender

Pengarus Utamaan Gender (PUG) perlu terintegrasi pada setiap

program yang terpilah antara kepentingan dan kebutuhan berdasarkan

jenis kelamin guna dapat meningkatkan kedudukan, peran, dan kualitas

perempuan, serta upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender

dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, dipandang sesuai Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000

tentang Pengarus Utamaan Gender dalam pembangunan Nasional. Di

Kota Semarang Puskesmas yang dalam kegiatan layanannnya sudah

melakukan dengan mengintegrasikan dengan PUG tahun 2018 ada

sebanyak 51,00 %, dari yang ditargetkan pada tahun 2018 sebesar

50,00 %.

7) Pengembangan puskesmas perspektif gender

Demikian halnya dengan pengembangan puskesmas sudah

harus terintegrasi dengan pengarus utamaan gender, mengikuti

instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000, pengembangan Puskesmas yang

sudah dilakukan dengan mengintegrasikan kepentingan PUG ini pada

tahun 2018 telah mencapai 54,05 % dari yang direncanakan tahun

2018 bertambah sebanyak 20 %.

4. Meningkatnya Sumber Daya dan Informasi Kesehatan

Tabel. 2.7.

Indikator Kinerja Pada Sasaran StrategisMeningkatnya Sumber Daya dan Informasi Kesehatan

Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2018

No INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET2018

REALISASI2018

1. Jumlah rumah sakitterkoneksi Unit 10 10

2. Database pelayanankesehatan terpadu Data 5 5

3.

Persentase ketersediaandata/informasi bidangkesehatan akurat dan tepatwaktu (profil)

% 85 85

Page 47: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 47

No INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET2018

REALISASI2018

4.

Persentase puskesmasyang mengisi data/informasiyang lengkap dan validbank data kesehatan

% 100 100

5. Pengembangan sisteminformasi kesehatan Buah 4 4

6.Persentase permasalahansistem informasi kesehatanyang selesai ditangani

% 90 90

7. Jumlah masyarakat yangmendapatkan informasi pengunjung 4000 167.626

8. Persentase tenagakesehatan yang memiliki ijin % 96

9.Rehabilitasi puskesmas /laboratorium kesehatan daninstalasi farmasi

Paket 17 17

10. Rehabilitasi puskesmas /Pustu Unit 3 3

11. Pengadaan sranaprasarana puskesmas Paket 3

12. Pembangunan gedung DKK Unit 013. Diklat tehnis fungsional Orang 80

14. Ketersediaan tenaga medis/ tenaga kesehatan Orang 934

15. Pelayanan ijin belajarpendidikan formal Orang 30

16. Persentase tenaga medisspesialitik yang memiliki ijin % 93

17. Cakupan pelayananadministrasi perkantoran % 100

18. Cakupan pelayanan saranadan prasarana aparatur % 100

19.Cakupan peningkatankapasitas sumber dayaaparatur

% 100

20. Tertib pelaporan capaiankinerja dan keuangan % 100

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2018

B. Analisis Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan tahun 2018

Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Kesehatan berupaya untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyrakat sesuai dengan tujuan pembangunan

yaitu meningkatkan produktifitas dan dalam mencapai kesejahteraan

masyarakat. Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, pemerintah

melakukan berbagai program baik yang bersifat promotif,preventif maupun

kuratif antara lain melalui pendidikan kesehatan,imunisasi,pemberantasan

penyakit menular, penyediaan air bersih dan sanitasi,dan pelayanan kesehatan.

Page 48: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 48

Pemerintah memprioritaskan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh

masyarakat umum, dengan perhatian khusus kepada warga miskin.

Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat. Berdasarkan visi, misi,

tujuan dan sasaran maka disusunlah program dan kegiatan Dinas Kesehatan

Kota Semarang untuk kurun waktu 2018, yaitu sebagai berikut;

1. Obat dan Perbekalan Kesehatan

a. Pengadaan Obat & Perbekalan Kesehatan

b. Peningkatan Mutu Pelayanan Farmasi Komunitas & RS

c. Peningkatan Mutu Penggunaan Obat & Perbekalan Kesehatan

d. Monitoring, Evaluasi & Pelaporan

e. Pengadaan Alat Laboratorium/Kesehatan

f. Pengawasan terhadap Penggunaan Obat & Bahan Berbahaya

g. Pengelolaan & Distribusi Obat

2. Upaya Kesehatan Masyarakat

a. Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin di Puskesmas & Jaringannya

b. Pemeliharaan & Pemulihan Kesehatan

c. Revitalisasi Sistem Kesehatan

d. Peningkatan Pelayanan & Penanggulangan Masalah Kesehatan

e. Desiminasi Informasi & Sosialisasi Kesehatan

f. Penyediaan Dana untuk Kegiatan Puskesmas

g. Penyediaan Dana untuk Kegiatan Laboratorium Kesehatan

3. Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat

a. Pengembangan Media Promosi & Informasi Sadar Hidup Sehat

b. Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat

c. Peningkatan Pendidikan Tenaga Penyuluh Kesehatan

d. Monitoring, Evaluasi & Pelaporan

e. Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Posyandu

4. Perbaikan Gizi Masyarakat

a. Penyusunan Peta Informasi Masyarakat Kurang Gizi

b. Pemberian Tambahan Makanan & Vitamin

c. Penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemi, Gangguan Akibat

Kurang Iodium

d. Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencapaian Keluarga Sadar Gizi

e. Monitoring, Evaluasi & Pelaporan

5. Pengembangan Lingkungan Sehat

a. Penyuluhan Menciptakan Lingkungan Sehat

b. Sosialisasi Kebijakan Lingkungan Sehat

Page 49: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 49

c. Pengendalian Vektor Lalat

d. Pengawasan Kualitas Air

6. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

a. Penyemprotan/fogging Sarang Nyamuk

b. Pelayanan Vaksinasi bagi Balita & Anak Sekolah

c. Pelayanan Pencegahan & Penanggulangan Penyakit Menular

d. Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/epidemic

e. Peningkatan Imunisasi

f. Peningkatan Surveilans Epid & Penanggulangan Wabah

g. Peningkatan Komunikasi, Informasi, Edukasi Pencegahan

Pemberantasan Penyakit

h. Monitoring, Evaluasi & Pelaporan

7. Standarisasi Pelayanan Kesehatan

a. Penyusunan Standar Kesehatan

b. Evaluasi Pengembangan Standar Pelayanan Kesehatan

c. Pembangunan & Pemutakhiran Data Dasar Standar Pelayanan

Kesehatan

d. Penyusunan Naskah Akademis Standar Pelayanan Kesehatan

e. Penyusunan Standar Analisis Belanja Pelayanan Kesehatan

f. Monitoring, Evaluasi & Pelaporan

8. Peningkatan Perbaikan Sarana Prasarana Puskesmas

a. Pembangunan puskesmas pembantu

b. Pengadaan sarana prasarana puskesmas

c. Peningkatan puskesmas menjadi rawat inap

d. Rehab Sedang/Berat Puskesmas pembantu

e. Rehab Sedang/berat Puskesmas

9. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

a. Pelatihan Pendidikan Perawatan Anak Balita

b. Monitoring, Evaluasi & Pelaporan

c. Pelatihan Konselor Sebaya Siswa Sekolah

d. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja

10. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia

a. Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan

b. Pendidikan Pelatihan Perawatan Kesehatan

c. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan

11. Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan

a. Stimulan Papsmear

Page 50: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 50

b. Pembentukan Puskesmas Pelayanaan Kesehatan Reproduksi Esensial

c. Pertemuan Konsultasi Ahli

12. Informasi Kesehatan

a. Manajemen informasi kesehatan.

13. Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan

a. Pengawasan dan Pengendalian keamanan dan kesehatan makanan

hasil produksi rumah tangga.

Disamping dirumuskan berbagai program utama seperti diatas, terdapat

pula program penunjang yang membantu pencapaian berbagai sasaran

pembangunan. Program penunjang ini sebelum diberlakukannya Permendagri

59/2007 banyak dikenal sebagai kegiatan rutin bagi operasionalisasi sehari-hari

organisasi. Adapun program penunjang adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan Administrasi Perkantoran

a. Penyediaan jasa surat menyurat

b. Penyediaan jasa komunikasi sumber daya air, listrik

c. Penyediaan jasa peralatan perlengkapan

d. Penyediaan jasa administrasi keuangan

e. Penyediaan jasa kebersihan kantor

f. Penyediaan alat tulis kantor

g. Penyediaan barang cetakan penggandan

h. Penyediaan komponen listrik

i. Penyediaan bhn bacaan & peraturan

j. Penyediaan makanan minuman

k. Rakor & konsultasi luar daerah

l. Rakor & konsultasi dalam daerah

m. Penyelesaian pengelolaan administrasi

2. Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur

a. Pengadaan perlengkapan gedung

b. Pengadaan peralatan gedung

c. Pengadaan mebelair

d. Pemelihraan rutin/berkala gedung

e. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas

f. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung

g. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung

h. Pemeliharaan rutin/berkala mebelair

3. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Page 51: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

RENJA Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 51

a. Pendidikan pelatihan formal

b. Sosialisasi peraturan

c. Kegiatan rapat, koord bintek & penyuluhan

4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan

a. Penyusunan laporan capaian realisasi kinerja SKPD

b. Penyusunn laporan keuangan semester

c. Penyusunan laporan prognosis realisasi anggaran

Page 52: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

Renja Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 58

BAB IIITUJUAN, SASARAN PROGRAM & KEGIATAN

A. Telaahan terhadap kebijakan Nasional dan ProvinsiDengan adanya kesepakatan pembangunan global tentang Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Tahun 2015 – 2030 menggantikan Tujuan

Pembangunan Millennium (MDGs) 2000 – 2015, maka disepakati Tujuan SDGs berisi

17 tujuan dan 169 sasaran pembangunan yang diharapkan dapat menjawab

ketertinggalan pembangunan negara-negara di seluruh dunia, baik di negara maju

dan negara berkembang, dan dari 17 tujuan ini terdapat empat tujuan, 19 target dan

31 Indikator untuk sektor kesehatan, dan dari keempat tujuan masing-masing terdapat

pada program gizi masyarakat, program sistem kesehatan nasional, program akses

kesehatan reproduksi dan keluarga berencana dan program sanitasi dan air bersih.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Tahun 2015 – 2030 sektor

kesehatan di Kota Semarang ditetapkan sebanyak 30 indikator SDGs, sebagaimana

disajikan pada tabel 3.1. berikut;

Tabel 3.1.

Indikator SDGs Sektor Kesehatan Di Kota SemarangTahun 2015 – 2030

No Indikator SDGs Tujuan CapaianCapaianIndikator

Tahun 20191. Jumlah Kasus Filariasis Agar dapat

mempertahankan statusKota Semarang sebagaibukan daerah endemisfilariasis

tad

2. Angka keberhasilanpengobatan TB+

Dapat mencapaikeberhasilan pengobatansebesar 90%

99 %

3. Cakupan pelayanan kesehatanorang dengan TB

Meningkatkan pelayanan TBmenjadi 70% dari estimasi

101,74 %

4. Prevalensi Tuberculosis (TB)per 100.000 penduduk

Menurunkan hingga menjadi317 per 100.000 penduduk

338/100.00pddk

5. Kelurahan UCI (IKD) Meningkatkan cakupan UCImenjadi 95%

100 %

6. Persentase keluarga yangmemiliki anggota merokok didalam rumah

Dapat mengurangi keluargayang memiliki anggoatakeluarga merokok didalamrumah

Tad

7. Cakupan Pelayanan kesehatanpada penderita hipertensi

Dapat menurunkanpenderita hipertensi menjadi24,3%

97,51 %

8. Prevalensi/ Prosentaseobesitas pada penduduk usia18+ tahun (persen)

Menurunkan prevalensiobesitas penduduk usia 18+tahun

Tad

Page 53: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

Renja Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 59

No Indikator SDGs Tujuan CapaianCapaianIndikator

Tahun 20199. Cakupan Pelayanan kesehatan

orang dengan gangguan jiwaberat

Meningkatkan cakupanpelayanan kesehatangangguan jiwa menjadi 280

100 %

10. Proporsi kematian akibatkeracunan

Menurunkan kejadiankematian akibat keracunan

0%

11. Persentase persalinan difasilitas pelayanan kesehatan(PF)

Meningkatkan persalinan difasilitas pelayanankesehatan menjadi 85 %

100%

12. Pertolongan persalinan olehtenaga kesehatan (IKD)

Meningkatkan pertolonganpersalinan oleh tenagakesehatan menjadi 95%

100%

13. Jumlah Kasus kematian ibu per100.000 kelahiran hidup

Menurun kasus kematian ibumenjadi 306 per 100.000kelahiran hidup

18/100.00lahir hidup

14. Angka kematian ibu per100.000 kelahiran hidup

Menurunkan angkakematian ibu menjadi 306dari 100.000 kelahiran hidup

88,28/100.000lahir hidup

15. Persentase persalinan difasilitas pelayanan kesehatan(PF)

Meningkatkan jumlahpersalinan di fasilitaspelayanan kesehatanmenjadi 85 %

100%

16. Angka Kematian Balita (AKBa)per 1000 kelahiran hidup.

Menurunkan angkakematian balita menjadi 8per 1000 kelahiran hidup

7,29/1000lahir hidup

17. Cakupan Pelayanankesehatan bayi baru lahir (IKD)

Meningkatkan cakupanpelayanan kesehatan bayibaru lahir

99,98 %

18. Angka Kematian Neonatal(AKN) per 1000 kelahiranhidup

Menurunkan angkakematian neonatal

5,76%

19. Angka Kematian Bayi (AKB)per 1000 kelahiran hidup.

Menurunkan angkakematian bayi menjadi 24per 1000 kelahiran hidup

7,56%

20. Cakupan penduduk yangmemiliki jaminan pemeliharaankesehatan

Mencapai cakupanpenduduk yang memilikijaminan pemeliharaankesehatan menjadi minimal95%

100 %

21. Proporsi Pelayanankefarmasian di puskesmassesuai Standar

Mencapai pelayanankefarmasian sesuai standardiseluruh Puskesmas

89,19 %

22. Persentase penggunaan obatrasional di Puskesmas

Meningkatkan penggunaanobat rasional diseluruhPuskesmas

87 %

23. Persentase rumah tanggabersanitasi

Meningkatkan rumah tanggabersanitasi menjadi 100%

100%

24. Persentase Kelurahan yangmelaksanakan Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat (STBM)

Meningkatkan jumlahkelurahan yang telahmelaksanakan Sanitasi TotalBerbasis Masyarakat(STBM)

100 %

25. Persentase desa/kelurahanyang Open Defecation Free(ODF)/ Stop Buang Air Besar

Meningkatkan jumlah kelurahanODF/SBS (Stop Buang AirBesar Sembarangan)

95%

Page 54: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

Renja Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 60

Sembarangan (SBS)26. Persentase puskesmas yang

memiliki tenaga kesehatansesuai permenkes 75/ 2014

Meningkatkan jumlahpuskesmas yang memilikitenaga kesehatan sesuaipermenkes 75/ 2014

100%

27. Prevalensi balita gizi buruk(BB/U )

Menurunkan prevalensibalita gizi buruk (BB/U)menjadi 17%

0,33 %

28. % kasus stunting anak umurdibawah dua tahun (Baduta)

Menurunkan prosentasekasus stunting anak umurdibawah dua tahun(Baduta)menjadi 28%

2, 57 %

29. Pavelensi Ibu hamil anemia Menurunkan prevalensi Ibuhamil anemia menjadi 28%

15, 05 %

30. Bayi usia kurang dari 6 bulanyang medapatkan ASI eksklusif

Meningkatkan bayi usiakurang dari 6 bulan yangmedapatkan ASI eksklusifmenjadi 50%

69, 39 %

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2019

Untuk menjamin tercapainya tujuan kesepakatan global pada SDgs ini maka

Kementerian Kesehatan telah menetapkan sasaran kegiatan secara Nasional yang

dapat mencakup seluruh kegiatan layanan dan program kesehatan yang dapat

menuju ke pencapaian sasaran SDGs, untuk itu telah ditetapkan Perjanjian Kinerja

Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia seperti pada Tabel 3.2. berikut;

Tabel 3.2

Perjanjian Kinerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2019

No Sasaran Strategis Satuan Indikator Kinerja Target

1. MeningkatnyaKesehatanMasyarakat

% 1. Persentase persalinan difasilitas kesehatan

77

% 2. Persentase ibu hamilkurang energi kronik

22,7

% 3. PersentaseKabpaten/Kota yangmemiliki KebijakanPrilaku Hidup Sehat danBersih

50

% 4. PersentaseKabupaten/Kota yangmemenuhi kualitaskesehatan lingkungan

25

2. MeningkatnyaPengendalianPenyakit

% 1. Persentase penurunananKasus Penyakit yangdapat dicegah denganimunisasi (PD3I) tertentu

10

% 2. PersentaseKabupaten/Kota yangmempunyai kebijakankesiapsiagaan dalampenanggulangan

46

Page 55: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

Renja Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 61

No Sasaran Strategis Satuan Indikator Kinerja Target

kedaruratan kesehatanmasyarakat yangberpoetnsi wabah

% 3. Persentase penurunanprevalensi merokok padausia < 18 Tahun

6,4

3. Meningkatnyaakases dan mutufasilitas pelayanankesehatan

Puskemas 1. Jumlah kecamatanmemiliki minimal satuPuskesmas yangterakreditasi

700

RS 2. Jumlah Kabupaten/Kotayang memiliki minimalsatu RSUD yangterakreditasi

190

4. Meningkatnya akseskemandirian , danmutu sediaanfarmasi dan alatkesehatan

% 1. Persentase ketersediaanobat dan vaksin diPuskesmas

80

Jenis 2. Jumlah bahan baku obatdan obat tradisional sertaalat kesehatan yangdiproduksi di dalamnegeri

14

% 3. Persentase produk alatkesehatan dan PKRT diperedaran yangmemenuhi syarat

77

5. Meningkatnyajumlah, Jenis,Kualitas danPemerataan TenagaKesehatan

Puskesmas 1. Jumlah Puskesmas yangminimal memiliki limajenis tenaga kesehatan

2000

% 2. Persentase RSKabupaten/Kota Kelas Cyang memiliki empatdokter spesialis dasar dantiga dokter spesialispenunjang

35

Orang 3. Jumlah SDM Kesehatanyang ditingkatkankompetensinya(Kumulatif)

21.510

6. Meningkatnyasinergitas antarKementerian/Lembaga

% 1. Jumlah Kementerian lainyang mendukungpembangunan kesehatan

40

% 2. PersentaseKabupaten/Kota yangmendapat predikat baikdalam pelaksanaan SPM

45

7. Meningkatnya dayaguna kemitraandalam dan luarnegeri

Perusahaan 1. Jumlah dunia usaha yangmemanfaatkan CSRuntuk program kesehatan

8

Ormas 2. Jumlah organisasikemasyarakatan yangmemanfaatkan sumberdaya-nya untukmendukung kesehatan

6

Page 56: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

Renja Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 62

No Sasaran Strategis Satuan Indikator Kinerja Target

MoU 3. Jumlah kesepatankerjasama luar negeridibidang kesehatan yangdiimplementasikan

9

8. Meningkatnyaintegrasiperencanaan.bimbingan tehnisdan pemantauanevaluasi

Provinsi 1. Jumlah provinsi yangmemiliki rencana limatahun dan anggarankesehatan terintegrasi dariberbagai sumber

16

Rekomendasi

2. Jumlah rekomendasievaluasi terpadu

34

9. Meningkatnyaefektivitas penelitiandan pengembangankesehatan

Judul 1. Jumlah hasil penelitianyang didaftarkan HKI

8

Rekomendasi

2. Jumlah rekomendasi dankebijakan berbasispenelitian danpengembangankesehatan yangdiadvokasikan kepengelola programkesehatan dan ataupemangku kepentingan

24

Laporan 3. Jumlah laporan RisetKesehatan Nasional(Riskesnas) dibidangkesehatan dan gizimasyarakat

3

10. Meningkatnya tatakelolakepemerintahanyang baik dan bersih

% Persentase satuan kerja yangdilakukan audit memilikitemuan kerugian Negara < 1%

91

11. Meningkatnyakompetensi dankinerja aparaturKementerianKesehatan

% 1. Persentase Pejabatstructural di lingkunganKementerian Kesehatanyang kompetensinyasesuai persyaratanjabatan

70

% 2. Persentase pegawaiKementerian Kesehatandengan nilai kinerjaminimal Baik

85

12. Meningkatnyasistem informasikesehatan integrase

% 1. PersentaseKabupaten/Kota yangmelaporkan datakesehatan prioritassecara lengkap dan tepatwaktu

40

% 2. Persentase tersedianyajaringan komunikasi datayang diperlukan untukakses pelayanan e-health

20

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2019

Page 57: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

Renja Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 63

Demikian pula kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, untuk

menindaklanjuti tujuan SDGs dan Kebijakan Kementerian Kesehatan dan

berpedoman pada Visi dan Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, maka

ditetapkan program kegiatan Pembangunan Bidang Kesehatan yang mengacu pada

Visi dan Misi Dinas Kesehatan, maka Tahun 2019 ini ditetapkan program kegiatan

sebagai strategi pembangunan sektor kesehatan seperti berikut;

1. Upaya peningkatan kesehatan ibu, bayi dan anak, melalui upaya;

a. Penyelenggaraan pelayanan KIA

b. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA

c. Peningkatan upaya pebaikan gizi keluarga

2. Pengendalian penyakit menular dan tidak menular, melalui upaya;

a. Manajemen P2 berbasis wilayah

b. Optimalisasi penemuan kasus

c. Penguatan tatalaksana kasus

d. Peningkatatan kualitas SDM

e. Penguatan sistem informasi dan recording & reporting (R/R)

f. Pengendalian logistik dan perbekalan kesehatan

g. Pengendalian faktor risioko Penyakit Tidak Menular (PTM)

h. Pelaksanaan penanggulangan KLB dan bencana atau krisi kesehatan

i. Pelaksanaan program imunisasi

3. Peningkatan koordinasi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang memenuhi

standar, melalui upaya;

a. Fasilitasi puskesmas PONED;

b. Fasilitasi pembinaan akreditasi puskesmas (Program dasar dan

pengembangan);

c. Pendampingan TPKJM;

d. Peningkatan pelayanan kesehatan wanita pekerja (WUS dan Bumil) bagi

perusahaan/tempat kerja;

e. Penerapan standar pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes)

rujukan;

f. Standarisasi PONEK Rumah Sakit;

g. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan;

h. Pengembangan sistem informasi dalam pelaporan RS;

i. Pelayanan kesehatan komunitas.

4. Peningkatan kuantitas dan kualitas pemukiman, tempat-tempat umum dan tempat

pengolahan makanan melalui upaya;

a. Pengawasan kualitas air dan sanitasi dasar

b. Pengawasan Hygiene Sanitasi (HS), TTU dan TPM

Page 58: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

Renja Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 64

5. Peningkatan mutu sediaan farmasi, makanan minuman, alat kesehatan dan

Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT);

6. Mewujudkan SDM Kesehatan yang berdaya saing

7. Mewujudkan peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan dalam

pembangunan kesehatan

8. Melaksanakan pelayanan publik yang bermutu

B. Kebijakan Kegiatan Program Kesehatan Tahun 2020Dengan mempertimbangkan kebijakan global, nasional dan provinsi, maka

sesuai dengan visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Semarang, Dinas Kesehatan

Kota Semarang menyelenggarakan kegiatan program pembangunan sektor

kesehatan yang mengacu pada stratgei pembangunan kesehatan, maka berdasarkan

visi dan misi Dinas Kesehatan Kota Semarang menyelenggarakan kegiatan program

kesehatan Tahun 2019, sebagaimana disajikan pada Tabel 3.3. berikut;

Tabel 3.3.

Tujuan,Sasaran Program Dan KegiatanProgram Pembangunan Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020

No Program Kegiatan Tujuan Sasaran

1. Program pelayananadministrasiperkantoran

Memenuhi kebutuhanPelayanan AdministrasiPerkantoran

CakupanPelayananAdministrasiPerkantoran

2. Program peningkatansarana dan prasaranaaparatur

Memenuhi kebutuhanpelayanan sarana danprasarana aparatur

CakupanPelayanan Saranadan PrasaranaAparatur

3. Program peningkatankapasitas sumber dayaaparatur

Mendukung terjadinyapeningkatan kapasitas sumberdaya aparatur

Cakupanpeningkatankapasitas sumberdaya aparatur

4. Program peningkatanpengembangan sistempelaporan capaiankinerja dan keuangan

Mewujudkan tertibnyapelaporan capaian kinerja dankeuangan

Tertib pelaporancapaian kinerja dankeuangan

5. Program obat danperbekalan kesehatan

Mendukung terjadinyapeningkatan penerapanpenggunaan obat rasional

Presentasepenerapanpenggunaan obatrasional

6. Program upayakesehatan masyarakat

Mendukung kelancaranoperasional Ambulan Hebat/Si Cepat sesuai SOP

PersentaseResponse TimeUnit Reaksi CepatLayananKesehatan(Ambulan Hebat/ SiCepat) sesuai SOP

7. Program promosikesehatan dan

Mendunkung upayapeningkatan promosi

Prosentasepromosi kesehatan

Page 59: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

Renja Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 65

No Program Kegiatan Tujuan Sasaran

pemberdayaanmasyarakat

kesehatan melalui media melalui media

8. Program perbaikan gizimasyarakat

Mendukung upayapencegahan terjadinyamasalah gizi kurang padabalita

Prosentaseprevalensi balitagizi kurang

9. Programpengembanganlingkungan sehat

Mendukung upaya pencapaianangka bebas jentik (ABJ)dilingkungan hidupmasyarakat

Angka bebas jentik(ABJ)

10. Program standarisasipelayanan kesehatan

Mendukung upayapeningkatan jumlahPuskesmas yang telahterakreditasi

PersentasePuskesmas yangtelah terakreditasi

11. Program pelayanankesehatan pendudukmiskin

Mengupayakan tercakupnyaseluruh masyarakat miskinyang terlayani jaminankesehatan

Cakupanmasyarakat miskinyang terlayanijaminan kesehatan

12. Program pengadaan,peningkatan danperbaikan sarana danprasarana puskesmas /puskesmas pembantudan jaringannya

Meningkatkan jumlahpuskesmas dengan prespektifgender

Persentasepuskesmasprespektif Gender

13. Program peningkatanpelayanan kesehatananak balita

Mendukung upaya penurunanangka kematian balita (Akaba)

Angka kematianbalita (akaba)

14. Program peningkatanpelayanan kesehatanlansia

Mendukung terlaksananyapelayanan kesehatan padakelompok usia lanjut aktif

Kelompok usialanjut aktif

15. Program pengawasandan pengendaliankesehatan makanan

Meningkatkan jumlah IndustriRumah Tangga pangan yangmenerapkan CPP BIRT

Persentase IndustriRumah Tanggapangan yangmenerapkan CPPBIRT

16. Program peningkatankeselamatan ibumelahirkan dan anak

Mendukung upaya penekananangka kematian ibu maternal

Jumlah kematianibu maternal

17. Program informasikesehatan

Meningkatkan jumlah RumahSakit yang terkoneksi

Jumlah RumahSakit yangterkoneksi

18. Program peningkatanpelayanan BLU

Meningkatkan kinerja layanankesehatan melalaui sistemBLUD puskesmas

Persentase nilaikinerja bludpuskesmas

19. Program pencegahandan penanggulanganpenyakit menular / tidakmenular

Mendukung upayapeningkatan keberhasilanpengobatan TB+

Angka keberhasilanpengobatan TB+

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2019

Page 60: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

Renja Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 58

BAB IVPROGRAM DAN KEGIATAN

Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No 32 Tahun 2017 Tentang

Penyusunan Rencana Kerja Daerah Tahun 2017, maka disusunlah Program dan Kegiatan

Utama Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 yang menjadi acuan Pencapaian

Sasaran Pembangunan Bidang Kesehatan di Kota Semarang, dengan program kegiatan

terdiri dari;

1. Program pelayanan administrasi perkantoran

a. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrikb. Penyediaan jasa kebersihan kantorc. Penyediaan alat tulis kantord. Penyediaan barang cetakan dan penggandaane. Penyediaan komponen instalasi listrik / penerangan bangunan kantorf. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

g. Penyediaan makanan dan minumanh. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerahi. Penyelesaian pengelolaan administrasi kepegawaian

j. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah

k. Belanja Jasa Penunjang Administrasi Perkantoran2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

a. Pengadaan perlengkapan gedung kantorb. Pengadaan peralatan gedung kantorc. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantord. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas / operasionale. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantorf. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor

g. Sewa Gedung/Kantor3. Program peningkatan disiplin aparatur

4. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

a. Pendidikan dan pelatihan formalb. Penilaian Tenaga Kesehatan Teladan

5. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan

keuangan

a. Penunjang kinerja pa, ppk, bendahara dan pembantub. Penyusunan LKPJ SKPDc. Penyusunan LAKIP

Page 61: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

Renja Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 59

d. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahune. Penyusunan pelaporan keuangan semesteranf. Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran

g. Penyusunan renja SKPDh. Penyusunan renstra SKPDi. Penyusunan RKA Perubahan & DPA Perubahan

j. Penyusunan RKA SKPD dan DPA SKPD

6. Program obat dan perbekalan kesehatan

a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatanb. Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakitc. Pengadaan alat alat kesehatan

7. Program upaya kesehatan masyarakat

a. Revitalisasi sistem kesehatan

b. Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan

c. Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan

d. Penyediaan dana kegiatan Puskesmas Poncol

e. Penyediaan dana kegiatan Puskesmas Miroto

f. Penyediaan dana kegiatan Puskesmas Bululor

g. Penyediaan dana kegiatan Puskesmas Halmahera

h. Penyediaan dana kegiatan Puskesmas Bugangan

i. Penyediaan dana kegiatan Puskesmas Karangdoro

j. Penyediaan dana kegiatan Puskesmas Pandanaran

k. Penyediaan dana kegiatan Puskesmas Lamper Tengah

l. Penyediaan dana kegiatan Puskesmas Karang Ayu

m. Penyediaan dana kegiatan Puskesmas Lebdosari

8. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

a. Pengadaan perlengkapan gedung kantor

b. Pengadaan peralatan gedung kantor

c. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

d. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas / operasional

e. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor

f. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor

g. Pemeliharaan rutin/berkala mebeluer

h. Sewa gedung/kantor

9. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur | program peningkatan sarana

dan prasarana aparatur

10. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Tujuan :

Page 62: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

Renja Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 60

­ menjamin ketersediaan dan keterjangkauan obat sesuai dengan kebutuhan medis

­ meningkatkan keamanan dan kemanfaatan penggunaan obat

­ mengamankan masyarakat dari penyalahgunaan obat dan NAPZA

Kegiatan dari program ini meliputi :

1. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan

2. Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit

3. Pengadaan alat-alat kesehatan

11. Program Informasi Kesehatan

Tujuan : mengembangkan sistem informasi kesehatan guna mewujudkan suatu

sistem informasi kesehatan yang komprehensif berhasil guna dan berdaya guna

dalam mendukung pembangunan kesehatan. Dengan kegiatan dari program ini

meliputi; Manajemen informasi Kesehatan

Page 63: RENJADinasKesehatanKotaSemarangTahun2020 · % 89,4 70,16 30. Balita bawah garis merah (BGM) % 2,5 0,83 31. Prevalensi gizi kurang balita % 4,8 0,85 32. Ibu hamil mendapat 90 tabletFe

Renja Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2020 58

BAB VPENUTUP

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka rencana kerja Dinas Kesehatan

Kota Semarang tahun 2020 dapat disusun.

Rencana kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang ini diharapkan dapat dipakai

sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian upaya pembangunan

kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang dalam tahun 2020. Rencana kerja ini

selanjutnya dipergunakan dalam acuan penyusunan rencana kerja operasional (POA)

berbagai kegiatan dan rencana anggaran Dinas Kesehatan Kota Semarang. Hasil

pencapaian berbagai indikator sasaran di dalam rencana kerja ini dapat diukur dan

dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja akhir tahun .

Untuk mencapai berbagai indikator sasaran pembangunan kesehatan yang telah

termuat di dalam renja ini dibutuhkan kontribusi, dukungan, kerjasama serta komitmen

yang kuat dari para pelaku pemangku kepentingan pembangunan kesehatan lainnya

(stake holder). Oleh karenanya renja ini perlu disosialisasikan kepada stake holder agar

dapat diwujudkan keserasian, sinkronisasi dan sinergisme pelaksanaan renja ini.

Meskipun dalam renja ini telah memperhatikan semua segi dan faktor yang terkait,

namun tidak tertutup kemungkinan masih ada kekurangannya mengingat perubahan

lingkungan baik eksternal maupun internal yang sangat cepat, kompleks dan tidak

menentu. Oleh karena itu selama kurun waktu berlakunya renja ini dapat dilakukan

berbagai upaya kajian dan bila perlu dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan

seperlunya.

Keberhasilan pelaksanaan renja dapat dicapai melalui semangat, pengabdian dan

kerja keras dari kita semua. Tanpa itu semua masyarakat Kota Semarang yang sehat

yang kita cita-citakan bersama hanya akan menjadi impian semata. Dengan semangat

pengabdian yang tinggi dan kerja keras dari kita semua, Insya Allah masyarakat yang

sehat secara fisik, mental maupun sosial dapat kita capai bersama.

Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan renja Dinas Kesehatan ini

diucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya dan Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa

senantiasa memberikan petunjukNya dan memberikan kekuatan kepada kita semua

dalam melaksanakan tugas pembangunan kesehatan ini.

semarang, 2019Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang,

dr. MOCHAMAD ABDUL HAKAM, Sp, PD