Rendi Pancasila

27
C. BAB 1 Pendahuluan A) 1. LATAR BELAKANG Kabupaten Katingan adalah salah satu Kabupaten di provinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten yang beribu Kabupaten di Kasongan ini memiliki luas wilayah 17.800 km² dan berpenduduk sebanyak 146.439 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010). Semboyan Kabupaten ini adalah "Penyang Hinje Simpei" (bahasa Ngaju) yang artinya adalah Hidup Rukun dan Damai untuk Kesejahteraan Bersama. Kabupaten ini terdiri dari 13 kecamatan 94 Desa dan 17 Kelurahan. 2. ASPEK Kabupaten 1. Aspek Kesejarahan Pada abad ke-14 wilayah Katingan merupakan salah satu wilayah jajahan Majapahit seperti yang disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365. Nama sungai Katingan diambil dari nama daerah yang terdapat di hulu sungai tersebut, yaitu daerah Katingan (Kasongan). Belakangan muncul daerah baru di hilir, yaitu Mendawai. Menurut Hikayat Banjar, wilayah Kabupaten Katingan sudah termasuk ke dalam daerah kekuasaan kerajaan Banjar-Hindu (Negara Dipa) sejak pemerintahan Lambung Mangkurat dengan wilayah kekuasaannya perbatasan paling barat berada di Tanjung Puting. Wilayah ini ketika itu terdiri atas dua sakai (daerah), yaitu Mendawai dan Katingan yang masing-masing memiliki ketua daerah sendiri-sendiri yang disebut Menteri Sakai, kemudian pada abad ke-17 di masa kekuasaan Sultan Banjar IV, Marhum Panembahan (Raja Maruhum), wilayah Mendawai- Katingan merupakan salah satu daerah yang diberikan kepada puteranya Pangeran Dipati Anta-Kasuma yang kemudian menjadi adipati/raja Kotawaringin menggantikan mertuanya Dipati Ngganding yang wilayah kekuasaannya meliputi bagian barat Kalimantan Tengah saat ini. Menurut Hikayat Banjar, pada masa itu Pelabuhan Mendawai merupakan tempat transit para pedagang Banjarmasin jika hendak pergi berlayar menuju negara Kesultanan Mataram di pulau Jawa. Menurut laporan Radermacher, kepala daerah Mendawai/Katingan pada tahun 1780 adalah Kyai Ingabei Suradi Raja.[2] Kiai

description

tugas pancasila semester 5 dan pengaplikasiannya

Transcript of Rendi Pancasila

C. BAB 1 Pendahuluan

A) 1. LATAR BELAKANG

Kabupaten Katingan adalah salah satu Kabupaten di provinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten yang beribu Kabupaten di Kasongan ini memiliki luas wilayah 17.800 km² dan berpenduduk sebanyak 146.439 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010). Semboyan Kabupaten ini adalah "Penyang Hinje Simpei" (bahasa Ngaju) yang artinya adalah Hidup Rukun dan Damai untuk Kesejahteraan Bersama. Kabupaten ini terdiri dari 13 kecamatan 94 Desa dan 17

Kelurahan.

2. ASPEK Kabupaten1. Aspek Kesejarahan

Pada abad ke-14 wilayah Katingan merupakan salah satu wilayah jajahan Majapahit seperti yang disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365. Nama sungai Katingan diambil dari nama daerah yang terdapat di hulu sungai tersebut, yaitu daerah Katingan (Kasongan). Belakangan muncul daerah baru di hilir, yaitu Mendawai.

Menurut Hikayat Banjar, wilayah Kabupaten Katingan sudah termasuk ke dalam daerah kekuasaan kerajaan Banjar-Hindu (Negara Dipa) sejak pemerintahan Lambung Mangkurat dengan wilayah kekuasaannya perbatasan paling barat berada di Tanjung Puting. Wilayah ini ketika itu terdiri atas dua sakai (daerah), yaitu Mendawai dan Katingan yang masing-masing memiliki ketua daerah sendiri-sendiri yang disebut Menteri Sakai, kemudian pada abad ke-17 di masa kekuasaan Sultan Banjar IV, Marhum Panembahan (Raja Maruhum), wilayah Mendawai-Katingan merupakan salah satu daerah yang diberikan kepada puteranya Pangeran Dipati Anta-Kasuma yang kemudian menjadi adipati/raja Kotawaringin menggantikan mertuanya Dipati Ngganding yang wilayah kekuasaannya meliputi bagian barat Kalimantan Tengah saat ini. Menurut Hikayat Banjar, pada masa itu Pelabuhan Mendawai merupakan tempat transit para pedagang Banjarmasin jika hendak pergi berlayar menuju negara Kesultanan Mataram di pulau Jawa.

Menurut laporan Radermacher, kepala daerah Mendawai/Katingan pada tahun 1780 adalah Kyai Ingabei Suradi Raja.[2] Kiai Ingabehi Suradiraja adalah gelar yang diberikan kepada seseorang yang telah berhasil membunuh dua orang pengikut Gusti Kasim dari daerah Negara tahun 1780, kemudia ia dilantik sebagai pembantu utama syahbandar di pelabuhan Tatas (Banjarmasin).[3] Pada tanggal 13 Agustus 1787, wilayah Kabupaten Katingan sudah diserahkan Sultan Tahmidullah II kepada VOC Belanda, kemudian daerah ini berkembang menjadi sebuah Distrik. Pada 2 Mei 1826 Sultan Adam dari Banjarmasin menyerahkan landschap Mendawai (Katingan) kepada Hindia Belanda.[4] Penguasa Mendawai dan Katingan selanjutnya adalah Djoeragan Kassim (1846), Abdolgani (1848), Djoeragan Djenoe (1850), Jaksa kiai Pangoeloe Sitia Maharaja (1851), Kiai Toeainkoe Gembok (1859). Selanjutnya Demang Anoem Tjakra Dalam atau dikenal sebagai Demang Anggen, dilantik oleh Gubernur Hindia Belanda pada tanggal 10 Januari 1895 dan mengepalai wilayah Mandawai (Districtshoofd van Mandawai, afdeeling Sampit, residentje Zuider en Oosterafdeeling van Borneo). Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah ini termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8

2. Aspek Penduduk Perkembangan jumlah penduduk yang mendiami wilayah Kabupaten Katingan adalah sebagai berikut:Tahun 2000 sebanyak 121.047 jiwaTahun 2004 sebanyak 125.207 jiwaTahun 2010 sebanyak 141.205 jiwaKarakteristik daerah-daerah di Pulau Kalimantan pada umumnya adalah keberadaan sungai dan hutan yang terbesar di seuruh wilayah. Seperti itu juga yang tampak pada Kabupaten Katingan, Kabupaten yang pada tahun 2002 masih menjadi bagian dari Kabupaten Kotawaringin Timur. Namun salah satu yang menonjol dari wilayah yang dialiri Sungai Katingan, sungai terbesar kedua di Kalimantan Tengah adalah kekayaan hasil hutan ikutan berupa rotan. Katingan merupakan salah satu daerah penghasil rotan terbesar di Indonesia.

3. Aspek Ekonomi

4. Aspek Potensial

Hingga tahun 2003, pemanfaatan lahan utama di Kabupaten Katingan terdiri dari perkampungan, industri, sawah, tanah kering, kebun campuran, perkebunan, hutan, hutan kosong dan rusak, perairan dan lainnya.

Sekitar 60% wilayah Kabupaten Katingan masih berupa hutan belukar dan hutan lebat. Perkebunan menempati porsi terbesar nomor 2 (dua), yaitu sekitar 11% sehingga penggunaan lahan lainnya tidak sampai 10%.

Lokasi pengembangan tambak seluas 2.000 ha di Kabupaten Katingan, yaitu di Kecamatan Katingan Kuala, termasuk dalam wilayah lahan hutan belukar (mangrove).

Secara keseluruhan tata guna lahan di wilayah ini adalah sebagai berikut:

Kampung/permukiman: 19.285,60 ha

Industri: 3.156,50 ha

Sawah: 75.327,50 ha

Tanah kering: 109.847,40 ha

Kebun campuran: 0,00 ha

Perkebunan: 37.277,10 ha

Hutan: 253.816,50 ha

Semak, padang rumput: 0,00 ha

Hutan kosong, rusak: 854.403,80 haPerairan dan lainnya: 193.118,70 ha

5. Aspek Lingkungan

Meningkatkan dan atau mempertahankan kinerja organisasi menghadapi perkembangan perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis serta faktor-faktor berpengaruh yang berubah dengan cepat dan sering tidak terduga, maka dikembangkan model perencanaan strategis yang intinya mengacu pada visi, misi, dan program berbasis pada analisis lingkungan strategis dan isu - isu strategis.

6. Aspek ParadigmaMemfasilitasi komunikasi dan peran serta para pihak dalam arti dapat mengakomodasi

berbagai kepentingan yang berbeda, dan sekaligus dapat dijadikan sebagai pedoman dalam perencanaan,pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan pencapaian kinerja. Hal ini sejalan denganperubahan paradigma tata pemerintahan yang baik (good governance) yang menekankan antara lain pada unsur-unsur transparansi, konsistensi, akuntabilitas,partisipasi sehingga segala tindakan yang dilakukan selayaknya dapat dipertanggung-jawabkan, sesuai maksud Peraturan Pemerintah 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggung jawaban Kepala Daerah yang menekankan adanya pertanggung jawaban publik atas kegiatan-kegiatan strategis yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.

7. Aspek Kebijakan Merumuskan kebijakan dan program strategis yang menjamin pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Katingan yang efisien dan efektif berdasarkan pada prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.

8. Aspek GlobalisasiKatingan ke depan akan turut serta dalam proses globalisasi yang ditandai dengan

kompetisi yang semakin ketat. Karena itu implikasi-Implikasi dari globalisasi tersebut akan menjadi bagian dari perkembangan Katingan, karena itu isu strategis paling mendasar adalah berkaitan dengan peningkatan daya saing dan kompetensi dalam menghadapai perubahan global.

9.Aspek Otonomi DaerahKebijakan otonomi daerah akan menjadi bagian penting dalam penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.Dengan posisi Katingan, maka issu pokok yang berkaitan dengan otonomi daerah ini adalah menjadikan Katingan sebagai pusat pelayanan dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.

10.Aspek Kawasan KabupatenKatingan pada satu sisi diharapkan dapat berkembang secara pesat sebagai Kabupaten yang

berwawasan lingkungan dan bersahabat, sedang pada sisi lain Kabupaten ini dihadapkan pada berbagai masalah seperti ketimpangan antar kawasan,inkonsistensi pelaksanaan tata ruang, maraknya kawasan kumuh dan potensi kelautan yang belum dikembangkan secara optimal.

B) POKOK MASALAH

1. Bagaimana tentang ilmu kedokteran dan kesehatan yang dipahami dalam bentuk 5 sila

I. KETUHANAN YANG MAHA ESADokter tidak membeda-bedakan agama yang dianut oleh pasienPelayanan kesehatan yang dapat meningkatkan kesehatan jasmani maupun rohaniSemua masyrakat bisa datang berobat ke layanan kesehatan dengan agama apapun

II. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADABLayanan kesehatan di berikan kepada siapa saja yang membutuhkan selagi pertolongan masih dapat dilakukanMasih ada layanan kesehatan yang tidak menerima rakyat kecilMasyarakat akan lebih percaya dengan kesehatan yang ditangani oleh medis daripada spiritual

III. PERSATUAN INDONESIAAntar layanan kesehatan saling membantu satu sama lainPemerintah menyelenggarakan program – program tahunan yang baik bagi masyarakat seperti sunat’an massalKurangnya pengetahuan layanan kesehatan dan perhatian masyarakat, sehingga masyarakat masih banyak yang membutuhkan pengobatan

IV. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILANPemerintah yang memberikan layanan gratis kepeda masyarakat yang kurang mampuKurang dana untuk memberikan fasilitas kesehatan pada masyarakat kecilPersyaratan yang terlalu rumit terkadang membuat enggan masyarakat untuk menggunakan pelayanan ini

V. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIASeluruh masyarakat Makassar dibebaskan memilih layanan kesehatan sehingga hak otonominya terpenuhiKurang banyaknya wilayah yang layanan kesehatannya memadai sehingga masyarakat Makassar kesulitan mendapatkan layanan kesehatan yang memadai.

C) Tujuan pembelajaran ilmu pancasila Tujuan Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan

terwujud dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan

agama, kebudayaan, dan beraneka ragam kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran diarahkan pada perilaku yang mendukung upaya terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila adalah seperangkat tindakan intelektual, penuh tanggung jawab sebagai seorang warga negara dalam memecahkan berbagai masalah dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan menerapkan pemikiran yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila

1. Kepentingan MahasiswaPendidikan memegang peranan penting untuk mempertahankan Pancasila. Dalam setiap jenjang pendidikan perlu diajarkan Pancasila. Perlu diajarkan kepada anak didik pentingnya pancasila sebagai ideologi Negara dan dasar Negara. Dalam kehidupan di kampus misalnya, pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di kampus harus dilakukan dengan wujud perbuatan yang sesuai nilai-nilai pancasila dan tidak hanya hafalan pada materi pembelajaran pancasila. Materi pembelajaran Pancasila harus dapat berpengaruh pada sikap perbuatan nyata dari mahasiswa. Perbuatan mahasiswa antara lain, mampu menerima pendapat mahasiswa lain yang berbeda dengan dirinya, mahasiswa saling menghormati hak-hak mahasiswa lain sebagai anggota masyarakat kampus, mahasiswa harus selalu menghindarkan diri dari perkelahian dengan mahasiswa lain demi rasa persatuan bangsa.

2. Kepentingan fakultas Kedokteran (Visi dan Misi Kedokteran Yarsi)

VISI

1. Terwujudnya Fakultas Kedokteran Islam yang bermutu, terpandang, berwibawa dan mampu berkompetisi di forum nasional dan internasional

MISI

1. Terwujudnya pendidikan kedokteran yang bermutu yang diakreditasi baik secara nasional maupun internasional dan menghasilkan dokter muslim yang bermutu dan mengamalkan profesinya sesuai dengan Islam.

2. Mengembangkan pendidikan kedokteran lanjutan di bidang biomedik.

3. Mengembangkan pendidikan kedokteran terpadu yang menekankan pada belajar berdasarkan masalah (problem based learning).

4. Melaksanakan kajian dan penelitian yang bermutu, sehingga menghasilkan pengetahuan dan teknologi baru yang bermanfaat bagi kemanusiaan sesuai dengan Islam.

5. Melaksanakan berbagai bentuk pengabdian kepada masyarakat sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat sesuai dengan Islam.

3. Kepentingan bangsa Indonesia : bentuk secara umum

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat hendaknya senantiasa memperhatikan kehidupan beragama, memperhatikan hak-hak orang lain, mementingkan persatuan, menjunjung tinggi demokrasi, dan memperhatikan keadilan sosial bagi semua anggota masyarakat.

4. Kepentingan Kabupaten KatinganBanyaknya pelanggaran hukum seperti maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) sebenarnya merupakan pelanggaran terhadap Pancasila. Hidup dengan korupsi pada saat ini merupakan contoh orang yang tidak mengamalkan Pancasila.Yang akan menyebabkan rapuhnya rasa solidaritas sosial, patriotisme, tipisnya toleranisme,anarki . Agar tercapai kemajuan Kabupaten Makassar yang bebas KKN

D) Kontribusi1. Pancasila (secara umum)

Pancasila memiliki lima buah sila yang memiliki arti khusus dan mendalam sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

a. Sila pertama yang berbunyi, “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Ketuhanan yang berasal dari kata Tuhan pencipta seluruh alam.Yang Maha Esa,berarti Yang Maha Tunggal,tiada sekutu dalam zat-Nya.Ketuhanan Yang Maha Esa itu bukanlah suatu dogma atau kepercayaan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya melalui akal pikiran,melainkan suatu kepercayaan yang berakar pada pengetahuan yang benar dan dapat diuji atau dibuktikan melalui kaidah – kaidah logika.Atas keyakinan yang demikianlah,maka Negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,dan Negara member jaminan sesuai dengan keyakinannya dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.Sebagai sila pertama,Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sumber pokok nilai – nilai kehidupan bangsa Indonesia,menjiwai dan mencari serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab,penggalangan persatuan Indonesia yang telah membentuk Negara kesatuan Indonesia yang berdaulat penuh,yang bersifat kerakyatan dan dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan guna mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai dengan pasal 29 UUD 1945 dan pembukaan UUD 1945

b. Sila kedua Pancasila yang berbunyi, “Kemanusiaan yang adil dan beradab”Kemanusiaan berasal dari kata manusia,yaitu makhluk yang berbudaya dengan memiliki potensi mikir,raa,karsa,dan cipta.Karena potensi yang dimilikinya itu,maka manusia tinggi martabatnya.Kemanusiaan terutama berarti hakikat dan sifat – sifat khas manusia sesuai dengan martabatnya.Adab terutama nengandung pengertian tata kesopanan,kesusilaan,atau moral.Dengan demikian,beradab berarti berdasarkan nilai – nilai kesusilaan.Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah sikap dan perbuatan manusia yang sesuai kodrat hakikat manusia yang sopan dan susila nilai.Kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa Indonesia bersumber dari ajaran Tuhan Yang Maha Esa.

c. Sila ketiga Pancasila yang berbunyi, “Persatuan Indonesia” Persatuan berasal dari kata satu,yang artinya utuh tidak terpecah – pecah.Persatuan mengandung arti bersatunya bermacam – macam corak dari beraneka ragam menjadi satu kebulatan.Persatuan Indonesia ini mencakup dalam arti ideologis,politik,ekonomi,social budaya,dan keamanan.Persatuan Indonesia

merupakan faktor yang dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia,bertujuan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.Persatuan Indonesia merupakan perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa serta Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

d. Sila keempat Pancasila yang berbunyi, “Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Kerakyatan berasal dari kata rakyat yaitu sekelompok manusia yang berdiam dalam satu wilayah Negara tertentu.Rakyat meliputi seluruh Indnesia itu tidak dibedakan fungsi dan profesinya.Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan berarti bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.Sila keempat 4 ini merupakan sendi asas kekeluargaan masyarakat,sekaligus sebagai asas atau prinsip tata pemerintahan Indonesia

e. Sila kelima Pancasila yang berbunyi, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Keadilan sosial berarti kadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang kehidupan,baik materiil maupun spiritual.Keadilan sosial dimaksud tidak sama dengan pengertian sosialisasi atau komunitas,karena ynag dimaksud dengan keadilan sosial dalam sila kelima ini bertolak dari pengertian bahwa antara pribadi dan masyarakat satu sama lain tidak dapat dipisahkan.Keadilan sosial ini mengandung arti tercapainya keseimbangan antara kehidupan pribadi dan kehidupan masyarakat.

Kabupaten KatinganKabupaten Katingan secara geografis terletak pada 1014'4,9" - 3011'14,72" Lintang Selatan dan 11203'9,59" - 112041'47" Bujur Timur, dengan batas wilayahnya :

" Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kotawaringin Timur" Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas, Kota Palangkaraya serta Kabupaten Pulang Pisau" Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Malawi Provinsi Kalimantan Barat" Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa

Kabupaten Katingan yang beribukota di Kasongan memiliki luas 17.800 Km2 yang terbagi dalam 161 Kelurahan dan 13 Kecamatan, diantaranya Kecamatan Katingan kuala, Kecamatan Mendawai, Kecamatan Kamipang, Kecamatan Tasik Payawan, Kecamatan Katingan hilir, Kecamatan Twg Sangalang Garing, Kecamatan Pulau Malan, Kecamatan Katingan Tengah, Kecamatan Senaman Mantikei, Kecamatan Petak malay, Kecamatan Marikit, Kecamatan Katingan Hulu dan Kecamatan Bukit Raya.

Komoditi unggulan Kabupaten Katingan yaitu sector perkebunan, pertanian dan jasa. Sektor Perkebunan komoditi unggulannya adalah Kelapa Sawit, Kakao, Karet, Kopi, dan Kelapa. Sub sektor Pertanian komoditi yang diunggulkan berupa Jagung dan Ubi kayu. sub sektor jasa Pariwisatanya yaitu wisata alam dan budaya.

Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di wilayah ini tersedia 1 bandar udara, yaitu Bandara Tumbang Samba

Lambang Kabupaten Katingan :

Arti makna Lambang Kabupaten Katingan :

1. Warna Hijau mempunyai makna dan melambangkan kesuburan dan ketentraman.

2. Warna Merah mempunyai makna dan melambangkan keberanian dan kesatriaan.

3. Warna Putih mempunyai makna dan melambangkan kejujuran dan keyakinan.

4. Warna Biru mempunyai makna dan melambangkan keteduhan hati dan kesejukan jiwa.

5. Warna Kuning mempunyai makna dan melambangkan sumber daya alam dan kemakmuran.

6.Warna Hitam mempunyai makna dan melambangkan keteguhan dan karakter yang kuat.

Peta Wilayah Kabupaten Katingan

Kabupaten Katingan dengan ibu kota Kasongan memiliki luas areal 17.500 km², berasal dari sebagian

wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur yang terdiri dari 13 kecamatan. Letak geografis Kabupaten

Katingan adalah antara 1°14'4,9"-3°11'14,72" LS dan 112°39'59"-112°41'47" BT.

Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Sintang

Selatan Laut Jawa

Barat Kabupaten Kotawaringin Timur

Timur Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau dan Kota Palangkaraya

E) Metode Analisa a. UUD 1945 Pasal 28 F Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan infomasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

b. Penulusuran media lainKomunikasi merupakan suatu proses atau sarana penting bagi setiap manusia untuk

bersosialisasi dan sosialisasi merupakan salah satu bentuk kehidupan manusia. Dalam proses komunikasi, setiap orang tentunya akan saling bertukar informasi yang ia miliki, entah itu dalam bentuk pendapat, nasehat, atau apapun. Jadi dapat dibayangkan betapa pentingnya informasi bagi kehidupan manusia di dunia ini. Negara Indonesi apun menyadari arti sosialisasi bagi warganya, oleh karena itu dibuatlah undang-undang pasal 28F ini. Hal ini memang termasuk dalam hak asasi manusia dan Negarapun telah melindunginya seperti yang tercantum dalam pasal ini.Ada aturan – aturan dalam masyarakat mengenai nilai – nilai

kesopanan dan juga etika yang mungkin akan membatasi kita dalam berkomunikasi dan sebaiknaya kita betul-betul mencermati hal tersebut.

D. Bab 2 Landasan Pusaka

Pancasila Sebagai Etika Politik

A. RINGKASAN PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

I.Bidang Etika Politik1.Pengertian Etika Politik

Etika berkaitan dengan norma moral,yaitu norma untuk mengukur betul salahnya tindakan manusia sebagai manusia.Dengan demikian,etika polotik mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia sebagai manusia dan bukan hanya sebagai warga negara terhadap negara,hukum yang berlaku dan lain sebagainya.

Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoretis untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab.Tugas etika politik membantu agar pembahasan masalah – masalah ideologis dapat dijalankan secara objektif

Prinsip – prinsip etika politik yang menjadi titik acuan orientasi moral bagi suatu negara adalah adanya cita – cita the rule of law,partisipasi demokratis masyarakat,jaminan hak – hak asasi manusia menurut kekhasan paham kemanusiaan dan struktur sosial budaya masyarakat masing – masing dan keadilan social.(Dikutip dari hal.28 – 29)

2. Legitimasi Kekuasaan

Dalam etika politik,kekuatan batin penguasa berpancaran sebagai wibawa ke dalam masyarakat,sehingga rakyat dapat merasakannya.Penguasa dianggap memiliki kekuatan – kekuatan tertentu.Wibawa penguasa itu bukan suatu sekedar psikis atau mistik,melainkan ditunjang oleh kemampuannya untuk menggerakkan kekuatan fisik

Legitimasi kekuasaan dibagi menjadi 2 meliputi :

a. Legitimasi etis,yaitu pembenaran atau pengabsahan wewenang negara (kekuasaan negara) berdasarkan prinsip – prinsip normal

b. Legitmimasi legalitas,yaitu keabsahan kekuasaan itu berkaitan dengan fungsi – fungsi kekuasaan Negara dan menuntut agar fungsi – fungsi itu diperoleh dan dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku

Lagalitas semata – mata tidak dapat menjamin legitimasi etis,karena legalitas menggunakan hukum yang berlaku (hukum positif).Oleh sebab itu,hukum dalam kerangka etika politik adalah hukum yang berkeadilan dengan fungsinya untuk memanusiakan penggunaan kekuasaan (Dikutip dari hal.29 – 30)

3. Legitimasi Moral dalam Kekuasaan

Pada zaman sekarang (modern),tuntutan legitimasi moral merupakan salah satu unsur pokok dalam kesadaran masyarakat.Moralitas kekuasaan lebih banyak ditentukan oleh nilai – nilai yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat.Oleh sebab itu,alat pengukur etika politik yang dilaksanakan oleh penguasa ditentukan oleh nilai,moral,dan norma yang berkembang dalam masyarakat.Pada hakikatnya kekuasaan memiliki hati nurani,yaitu keadilan dan kemakmuran rakyat.Apabila hati nurani kekuasaan melekat pada nurani seorang penguasa,maka kekuasaan adalah amanat rakyat sehingga akan melahirkan martabat,harga diri,dan rezeki (Dikutip dari hal.31)

II.Pengertian Nilai,Moral,dan Norma

Nilai,moral,dan norma merupakan konsep yang saling berkaitan,di mana ketiga konsep itu terkait dalam memahami Pancasila sebagai etika politik

1.Nilai

Kehidupan manusia dalam masyarakat,baik sebagai pribadi maupun sebagai kolektivitas,cita – cita,gagasan,konsep,ide tentang sesuatu yang senantiasa berhubungan dengan nilai – nilai,norma,dan moral yang wujud kebudayaannya sebagai sistem nilai.Manusia dalam memilih nilai – nilai menempuh berbagai cara yang dapat dibedakan menurut tujuannya,pertimbangannya,penalarannya,dan kenyataannyaNilai dibagi menjadi 3 kategori:1. Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsure manusia2. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk melakukan

aktivitas3. Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia

Dalam pelaksanaannya,nilai – nilai dijabarkan dalam wujud norma,ukuran,dan criteria sehingga merupakan suatu kaharusan anjuran atau larangan,tidak dikehendaki,atau tercela (Dikutip dari hal.31 – 33)

2. Moral

Moral berasal dari kata mos (mores) yang artinya kesusilaan,tabiat,kelakuan.Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk,yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.Moral dalam perwujudannya dapat

berupa peraturan,prinsip – prinsip yang benar,baik,terpuji,dan mulia.Moral dapat berupa kesetiaan dan kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan masyarakat,Negara,dan bangsa.Moral pun dapat dibedakan seperti moral ketuhanan atau agama,moral filsafat,moral etika,moral hukum,moral ilmu,dan sebagainya (Dikutip dari hal.33 – 34)

3.Norma

Norma sesungguhnya perwujudan martabat manusia sebagai makhluk budaya,social,moral,dan religi.Norma merupakan suatukesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi.Oleh sebab itu,norma dalam perwujudannya dapat berupa norma agama,norma filsafat,norma kesusilaan,norma hukum,dan norma social. (Dikutip dari hal.34)

III.Nilai Dasar,Nilai Instrumental,dan Nilai Praksis

Dalam kaitannya dengan penjabarannya,nilai dapat dikelompokkan kepada tiga macam,yaitu nilai dasar,nilai instrumental,dan nilai praksis

1.Nilai Dasar

Nilai dasar itu bersifat universal karena menyangkut kenyataan obyektif dari segala sesuatu.Contohnya,hakikat tuhan,manusia,atau makhluk lainnya.Nilai dasar yang menjadi sumber etika bagi bangsa Indonesia adalah nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila.(Dikutip dari hal 34 – 35)

2.Nilai Instrumental

Nilai instrumental ialah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar.Dalam kehidupan ketatanegaraan kita,nilai instrumental itu dapat kita temukan dalam pasal – pasal Undang – Undang Dasar 1945,yang merupakan penjabaran dari nilai – nilai yang terkandung dalam sila – sila Pancasila.Tanpa ketentuan dalam pasal-pasal UUD 1945,maka nilai – nilai dasar yang termuat dalam Pancasila belum memberikan makna yang konkret dalam prektek ketatanegaraan kita (Dikutip dari hal 35)

3.Nilai Praksis

Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan yang lebih nyata.Dengan demikian nilai praksis merupakan pelaksanaan secara nyata dari nilai – nilai dasar dan nilai instrumental.Nilai praksis dalam

ketatanegaraan dapat ditemukan dalam ketetapan MPR No.III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tta Urutan Peraturan Perundang – undangan yang merupakan pedoman dalam pembuatan aturan hukum di bawahnya,yaitu sebagai berikut :

Undang – Undang Dasar 1945 Ketetapan MPR – RI Undang – Undang Peraturan pemerintah pengganti undang – undang (Perpu) Peraturan pemerintah Keputusan presiden Peraturan daerah

Nilai praksis dapat ditemukan dalam peraturan perundang – undangan berikutnya yaitu dalam undang – undang sampai kepada peraturan di bawahnya.(Dikutip dari hal 35 – 36)

IV.Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Bangsa dan Negara RI

Nilai – nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan napas humanism,karenanya Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja.Dalam arti bahwa Pancasila adalah milik khas bangsa Indonesia dan sekaligus menjadi identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsa Indonesia.Pancasila sebagai nilai dasar fundamental adalah seperangkat nilai yang terpadu berkenaan dengan hidup bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara.

Apabila kita memahami pokok – pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945,pada hakikatnya adalah nilai – nilai Pancasila. Nilai dasar yang fundamental suatu Negara adalah hukum mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah,dalam arti dengan jalan hukum apapun tidak mungkin lagi diubah.(Dikutip dari hal.36 – 37)

V.Makna Nilai – Nilai Setiap PancasilaPancasila sebagai dasar falsfah bangsa dan Negara merupakan satu kesatuan

nilai yang tidak dapat dipisah – dipisahkan dengan masing – masing silanya.Namun,makna pancasila terletak pada nilai – nilai dari masing – masing sila sebagai satu kesatuan yang tidak dapat ditukarbalikan letak dan sususnannya (Dikutip dari hal.38)

1. Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketuhanan yang berasal dari kata Tuhan pencipta seluruh alam.Yang Maha Esa,berarti Yang Maha Tunggal,tiada sekutu dalam zat-Nya.Ketuhanan Yang Maha Esa itu bukanlah suatu dogma atau kepercayaan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya melalui akal pikiran,melainkan suatu kepercayaan yang berakar pada pengetahuan yang benar dan dapat diuji atau dibuktikan melalui kaidah – kaidah logika.Atas keyakinan yang demikianlah,maka Negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,dan Negara member jaminan sesuai

dengan keyakinannya dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.Sebagai sila pertama,Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sumber pokok nilai – nilai kehidupan bangsa Indonesia,menjiwai dan mencari serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab,penggalangan persatuan Indonesia yang telah membentuk Negara kesatuan Indonesia yang berdaulat penuh,yang bersifat kerakyatan dan dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan guna mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai dengan pasal 29 UUD 1945 dan pembukaan UUD 1945 (Dikutip dari hal.38 – 39)

2. Kemanusiaan yang adil dan beradabKemanusiaan berasal dari kata manusia,yaitu makhluk yang berbudaya dengan memiliki potensi mikir,raa,karsa,dan cipta.Karena potensi yang dimilikinya itu,maka manusia tinggi martabatnya.Kemanusiaan terutama berarti hakikat dan sifat – sifat khas manusia sesuai dengan martabatnya.Adab terutama nengandung pengertian tata kesopanan,kesusilaan,atau moral.Dengan demikian,beradab berarti berdasarkan nilai – nilai kesusilaan.Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah sikap dan perbuatan manusia yang sesuai kodrat hakikat manusia yang sopan dan susila nilai.Kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa Indonesia bersumber dari ajaran Tuhan Yang Maha Esa.(Dikutip dari hal.39 – 40)

3. Persatuan Indonesia Persatuan berasal dari kata satu,yang artinya utuh tidak terpecah – pecah.Persatuan mengandung arti bersatunya bermacam – macam corak dari beraneka ragam menjadi satu kebulatan.Persatuan Indonesia ini mencakup dalam arti ideologis,politik,ekonomi,social budaya,dan keamanan.Persatuan Indonesia merupakan faktor yang dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia,bertujuan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.Persatuan Indonesia merupakan perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa serta Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (Dikutip dari hal.40 – 41)

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Kerakyatan berasal dari kata rakyat yaitu sekelompok manusia yang berdiam dalam satu wilayah Negara tertentu.Rakyat meliputi seluruh Indnesia itu tidak dibedakan fungsi dan profesinya.Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan berarti bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.Sila keempat 4 ini merupakan sendi asas kekeluargaan masyarakat,sekaligus sebagai asas atau prinsip tata pemerintahan Indonesia (Dikutip dari hal.41)

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial berarti kadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang kehidupan,baik materiil maupun spiritual.Keadilan sosial dimaksud tidak sama dengan pengertian sosialisasi atau komunitas,karena ynag dimaksud dengan keadilan sosial dalam sila kelima ini bertolak dari pengertian bahwa antara pribadi dan masyarakat satu sama lain tidak dapat dipisahkan.Keadilan sosial ini mengandung arti tercapainya keseimbangan antara kehidupan pribadi dan kehidupan masyarakat.(Dikutip dari hal.42)

Kelima Sila Pancasila Merupakan Satu KesatuanPancasila susunannya adalah majemuk tunggal (merupakan satu kesatuan yang

bersifat organis),yaitu sebagai berikut.1. Terdiri atas bagian – bagian yang tidak terpisahkan2. Masing – masing bagian mempunyai fungsi dan kedudukan tersendiri3. Meskipun berbeda tidak saling bertentangan,tetapi saling melengkapi4. Bersatu untuk mewujudkannya secara keseluruhan5. Kesuluruhan membina bagian – bagian6. Tidak boleh satu sila pun ditiadakan,melainkan merupakan satu kesatuan

Bentuk susunannya adalah hierarkis piramidal (kesatuan bertingkat di mana tiap sila di muka merupakan basis sila lainnya.Bentuk susunan Pancasila yang hierarkis – piramidal adalah sebagai berikutSila pertama : meliputi dan menjiwai sila kedua.ketiga,keempat,dan kelimaSila kedua : diliputi dan dijiwai sila pertama,meliputi dan menjiwai sila

ketiga,keempat,dan kelimaSila ketiga : diliputi dan dijiwai sila pertama dan sila kedua,meliputi dan menjiwai

sila keempat dan sila kelimaSila keempat : diliputi dan dijiwai sila pertama,kedua,dan ketiga meliputi dan menjiwai

sila kelimaSila kelima : diliputi dan dijiwai oleh seluruh sila – sila (Dikutip dari hal.42 – 43)

Konsep Negara PancasilaMenurut Pembukaan UUD 1945,Konsep Negara Pancasila adalah paham Negara

persatuan yang meliputi kehidupan masyarakat1. Sifat sosialisasi – religious2. Semangat kekeluargaan dan kebersamaan3. Semangat persatuan4. Musyawarah5. Menghendaki keadilan social (Dikutip dari hal.43)

Ide Pokok Bangsa dan Kebangsaan IndonesiaIde pokok bangsa dan kebangsaan Indonesia dapat dilihat dari sifat keseimbangan

Pancasila,yaitu sebagai berikut.1. Keseimbangan antara golongan agama (islam) dan golongan nasionalis (Negara

theis demokrasi)2. Keseimbangan antara sifat individu dan sifat social (aliran monodualisme3. Keseimbangan antara ide – ide asli Indonesia (paham dialektis).(Dikutip dari

hal.43)

Paham IntegralistikPaham integralistik (paham Negara kesatuan) tercermin dalam nilai – nilai dasar

paham kekeluargaan,yaitu sebagai berikut.1. Persatuan dan kesatuan serta saling ketergantungan satu sama lain dalam

masyarakat

2. Bertekad dan berkehendak sama untuk kehidupan kebangsaan yang bebas,merdeka,dan bersatu

3. Cinta tanah air dan bangsa serta kebersamaan4. Kedaulatan rakyat dengan sikap demokratis dan toleran5. Kesetiakawanan social,nondiskriminatif6. Berkeadilan social dan kemakmuran masyarakat7. Menyadari bahwa bangsa Indonesia berada dalam tata pergaulan dunia dan

universal8. Menghargai harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang

Maha Esa (Dikutip dari hal.43 – 44)

VI.Etika Politik Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Sesuai dengan Tap.MPR No.VI/MPR/2001 dinyatakan pengertian dari etika kehidupan berbangsa adalah rumusan yang bersumber dari ajaran agama yang bersifat universal dan nilai – nilai budaya bangsa yang terjamin dalam Pancasila sebagai acuan dalam berpikir,bersikap,dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa.

Pembinaan etika politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangatlah urgent.Langkah permulaan dimulai dengan membangun kontruksi berpikir dalam rangka menata kembali kultur politik bangsa Indonesia.Etika politik lebih banyak bergerak dalam wilayah,di mana seseorang secara ikhlas dan jujur melaksanakan hukum yang berlaku tanpa adanya rasa takut kepada sanksi daripada hukum yang berlaku

Pada hakikatnya etika politik tidak diatur dalam hukum tertulis secara lengkap,tetapi melalui moralitas yang bersumber dari hati nurani,rasa malu kepada masyarakat,dan rasa takut kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (Dikutip dari hal.44 – 45)

E. Bab 3

1. Uraian pendapat tentang PancasilaI. Ketuhanan yang Maha EsaBangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karenanya manuasia percaya dan taqwa terhadap Tuhan YME, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

II. Kemanusian Yang Adil dan BeradabSila ini memperlihatkan secara mendasar dari Negara atas martabat manusia dan sekaligus komitmen untuk melindunginya,mempunyai hak dan kewajiban untuk mengembangkan kesempatan untuk meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai

manusia.Dengan demikian,manusia mempunyai kewajiban untuk mengembangkan dirinya yang bernilai

III. Persatuan IndonesiaDengan sila persatuan Indonesia, secara khusus meminta perhatian setiap warga Negara akan hak dan kewajiban dan tanggung jawabnya pada Negara khususnya dalam menjaga eksistensi Negara dan bangsa

IV. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan PerwakilanDemokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan,memperlihatkan pengakuan Negara serta perlindungannya terhadap kedaulatan rakyat yang dilaksanakan dalam iklim musyawarah dan mufakat.Untuk saling mendengarkan,mempertimbangkan satu sama lain, dan juga sikap belajar serta saling menerima dan member.Hal ini berarti bahwa setiap orang diakui dan dilindungi haknya untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik

V. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, secara istimewa menekankan keseimbangan antara hak dan kewajiban.Setiap warga negara harus bisa menikmati keadilan secara nyata,tetapi keadilan yang merata hanya bisa dicapai apabila struktur sosial masyarakat sendiri secara adil

2. Pola Pikir

F. Bab 4 Hasil Analisa

b. Dalam Aspek Paradigma diperlukannya upaya pertama, lebih memfokuskanpada identifikasi dan penanganan isu-isu strategis dengan sasaran yang dinamis;kedua, mengikuti kecenderungan baru; ketiga, lebih berorientasi pada tindakanantisipatif. c.Kurangnya sosialisasi terhadap kegiatan kesehatan membuat sebagian masyarakat tidak mengetahui program tersebut.Maka dari itu perlunya sosialisasi pelayanan kesehatan agar masyarakat mengetahui betapa kesehatan itu sangat penting dan mengetahui tujuan dari kegiatan pelayanan tersebut agar tidak terjadinya kesalahan dalam pelayanan kesahatan tersebut.

G. Bab 5Penutup

1. KESIMPULAN

a. kesejahteraan dan maju nya suatu daerah dipengaruhi oleh perilaku masyarakat

b. menjunjung tinggi pancasila haruslah menjadi landasan utama

c. adanya penggabungan antara intelektual,emosi dan spiritual menjadikan suatu wilayah

menjadi makmur

2. SARAN

a. adanya penyuluhan di masyarakat tentang pentingnya bersikap berdasarkan prinsip pancasila

b. dibukanya lapangan-lapangan pekerjaan untuk meningkatkan kemakmuran

c. pembagian sumber daya alam dan subsidi harusnya merata pada selurug masyarakat