RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota...

28
RENCANA STRATEGIS KOTA MATARAM BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA MATARAM 2015-2019

Transcript of RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota...

Page 1: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

RENCANA STRATEGIS

KOTA MATARAM

BADAN NARKOTIKA NASIONAL

KOTA MATARAM

2015-2019

Page 2: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

KATA PENGANTAR

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2004 mengamanatkan adanya Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana Kerja Pemerintah

(RKP).

RPJMN yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden terpilih memuat

sasaran dan strategi pembangunan nasional selama 5 (lima) tahun masa pemerintahan.

Untuk menjabarkan serta mewujudkan amanat pembangunan jangka menengah, diperlukan

dokumen perencanaan pembangunan nasional yang dapat menjadi acuan bagi

Kementerian/Lembaga untuk mendukung pencapaian program prioritas Presiden tersebut.

Dokumen rencana tersebut adalah Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL)

yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan

Kementerian/Lembaga untuk melaksanakan tugas dan fungsinya serta berpedoman pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20152019.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika menetapkan

bahwa Badan Narkotika Nasional sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK)

yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden serta mempunyai

perwakilan di daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang merupakan instansi vertikal sebagai

pelaksana tugas, fungsi dan wewenang di daerah.

Peningkatan angka penyalahgunaan narkoba dari tahun ke tahun di Kota Mataram

disebabkan karena kecenderungan dari masyarakat untuk mencoba-coba dan belum tahu akan

dampak bahaya yang ditimbulkan.

Trend penyalahgunaan narkoba di wilayah Kota Mataram terjadi karena :

1. masih banyaknya problem masalah sosial,

2. masih rendahnya kemampuan ekonomi dari masyarakat masih rendah;

3. masih sulitnya membendung pengaruh-pengaruh yang timbul dari pergaulan di masyarakat terutama di usia remaja;

4. fasilitas belum memadai untuk rehabilitasi selama tiga tahun terakhir hanya mampu merehab tak kurang dari 100 orang;

5. belum adanya dukungan kelembagaan secara merata;

6. masih rendahnya penganggaran.

Rencana Strategis (RENSTRA) ini bersifat dokumen perencanaan jangka menengah dan

mempunyai peran yang sangat penting terutama dalam penyusunan Rencana Kerja (RENJA)

setiap tahunnya, sebagai dasar penilaian kinerja pimpinan beserta jajarannya dan menjadi

acuan dalam menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Page 3: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

Penyusunan dokumen ini tetap mengacu kepada Rencana Strategis Badan Narkotika Nasional

(BNN) Republik Indonesia yang memuat Visi, Misi Pemerintah. Sebagai dokumen yang

menjadi pedoman pelaksanaan Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran

Gelap Narkoba (P4GN) oleh Badan Narkotika Nasional Kota Mataram, maka Rencana

Strategis ini memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi serta Kebijakan yang selanjutnya

diuraikan di dalam program, kegiatan dan komponen kegiatan

Mataram, 20 November 2014

Kepala Badan Narkotika Nasional

Kota Mataram

Drs. H. NUR RACHMAT, APT

Page 4: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

DAFTAR ISI

Pengantar iii

Daftar Isi v

Bab I Pendahuluan 1

Bab II Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis-

Badan Narkotika Nasional 13

Bab III Arah Kebijakan dan Strategi Badan Narkotika Nasional 17

Bab IV Penutup 21

Lampiran-lampiran:

Lampiran I : Matrik Kinerja Badan Narkotika Nasional Kota Mataram

Page 5: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Kondisi Umum

1. Kondisi Internasional

a. Aspek Penyalahgunaan Narkoba

1) Laporan tahunan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) 2013

menyebutkan bahwa pada tahun 2011, diperkirakan antara 167 sampai dengan

315 juta orang (3,6 s/d 6,9% dari penduduk yang berumur 1564 tahun)

menggunakan narkoba minimal sekali dalam setahun.

2) Tindak pidana narkoba merupakan salah satu bentuk kejahatan luar biasa

(extraordinary crime), kejahatan lintas negara (transnational crime), kejahatan

terorganisir (organized crime), dan kejahatan serius (serious crime) yang telah

menjadi ancaman nyata dan membutuhkan penanganan secara serius dan

segera.

3) Menurut Single Convention 1961 yang telah diamandemen dengan Protokol

1971 menyatakan kecanduan narkotika merupakan kejahatan serius bagi

individu dan berbahaya bagi kehidupan sosial ekonomi umat manusia.

Sedangkan menurut Konvensi Wina 1988 bahwa bagi pengguna narkoba

diberikan alternatif penghukuman yaitu berupa hukuman rehabilitasi.

4) Permasalahan narkoba dan penyebaran HIV di dunia tahun 2011 dilaporkan

UNODC bahwa 14 juta orang usia antara 1564 tahun diestimasikan

menggunakan narkoba suntik, dimana 1,6 juta diantaranya telah terinfeksi virus

HIV. Dibandingkan dengan estimasi tahun 2008, hal ini berarti telah terjadi

penurunan 12% orang yang menggunakan narkoba suntik dan penurunan

sebesar 46% pengguna narkoba suntik yang terinfeksi virus HIV. Sementara,

angka kematian over dosis dunia tahun 2011 dilaporkan sebesar 211.000 orang.

Narkotika jenis opiate dilaporkan sebagai pemicu angka kematian akibat over

dosis narkoba.

5) Penyalahgunaan narkoba menempati ranking ke-20 dunia sebagai penyebab

terganggunya kesehatan, dan menempati rangking ke-10 di negara-negara

berkembang. Penyalah guna narkoba sangat rentan terkena HIV, Hepatitis, dan

TBC yang mudah menyebar ke seluruh lapisan masyarakat.

Page 6: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

6) Penyalahgunaan Amphetamine Type Stimulant (ATS) cenderung meningkat,

ditambah ditemukan New Psychoactive Substances (NPS) di beberapa belahan

dunia yang belum diatur di dalam peraturan perundang-undangan di masing -

masing negara.

7) UNODC memandang ketergantungan narkoba sebagai masalah kesehatan.

Penyalah guna dan pecandu narkoba dapat dibantu, adiksi mereka dapat

dirawat, dan orang-orang ini dapat dipulihkan, dan dapat memberikan

kontribusi kepada masyarakat lingkungannya. Menjadikan penyalah guna dan

pecandu narkoba sebagai pelaku kejahatan dipandang sebagai cara yang tidak

efektif dalam mengatasi permasalahan narkoba.

8) UNODC mengajak penanganan penyalah guna dan pecandu narkoba secara

terintegrasi ke dalam sistem kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dan

menjamin program rehabilitasi dapat diakses oleh semua orang yang

membutuhkan.

b. Aspek Peredaran Gelap Narkoba

1) Opium/Heroin

UNODC melaporkan bahwa Afghanistan menempati rangking pertama Negara

yang memproduksi dan menanam opium dunia sebesar 74% tahun 2012.

Penanaman opium di Afghanistan meningkat 15% tahun 2012, namun

penanaman opium di Myanmar terjadi penurunan sebesar 30% atau turun 5.000

ton dibanding tahun 2012. Sementara, di Negara Mexico, kini dilaporkan

sebagai produsen terbesar di Benua Amerika.

Afghanistan dikenal sebagai sumber peredaran gelap opium, diperkirakan 93%

tanaman poppy dunia berada di Afghanistan. Kira-kira 80% opium dari

Afghanistan diselundupkan melalui Iran dan Pakistan serta Negara Asia

Tengah. Peredaran gelap melalui daerah-daerah tersebut mengancam keamanan

dan pembangunan masyarakat dunia dikarenakan semakin meningkatnya dan

kuatnya kelompok kejahatan terorganisir yang akan menciptakan

ketidakstabilan dan menyebabkan terjadinya tindak pidana korupsi.

Setiap tahun kira-kira ada 900 ton opium dan 375 ton heroin keluar dari

Afghanistan melewati Balkan dan Eurasian, termasuk China, India, dan Rusia.

Page 7: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

Nilai pemasaran narkoba dari Afghanistan setiap tahun sebesar US$ 65 milyar,

memasok + 15 juta penyalah guna narkoba dan menyebabkan 100.000 orang

meninggal setiap tahunnya. Selain itu berdampak terjadinya penyebaran HIV

yang tidak dapat diperkirakan jumlahnya dan sebagai sumber dana bagi

kelompok kejahatan, pelaku kerusuhan, dan teroris.

2) Kokain

Secara global, penanaman koka sebesar 155.600 hektar di tahun 2011 atau

hampir tidak berubah dari tahun sebelumnya. Diestimasikan jumlah kokain

yang diproduksi dengan kemurnian 100% sebesar 776 sampai dengan 1.501 ton

di tahun 2001. Penghasil kokain terbesar di dunia dilaporkan adalah Kolombia

(200 ton). Di negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara terjadi peningkatan

penyalahgunaan kokain, terbukti dari barang bukti kokain yang disita di

Hongkong sebesar 800 kg (tahun 2011) dan 600 kg (2010).

Kolombia dikenal sebagai produsen 50% kokain dunia, tanaman coca

mengalami penurunan 18% dan produksi kokain turun 28% dibanding tahun

2007. Selain Kolombia, negara lain yang dikenal sebagai sumber tanaman dan

produsen kokain adalah Bolivia dan Peru.

Pengguna kokain terbesar ada di Negara Amerika Utara dan sebagian Eropa

Barat.

3) Ganja

World Drugs Report (WDR) tahun 2013 menggambarkan bahwa ganja masih

menjadi narkotika yang paling disalahgunakan di dunia, meskipun peningkatan

penyalahgunaanya masih sedikit.

Ganja disalahgunakan 3,9% populasi dunia (180,6 juta orang) yang berusia

1564 tahun. Terjadi peningkatan eradikasi ganja di USA dan Amerika Selatan.

Di Amerika Latin, daun ganja yang berhasil disita tahun 2011 naik 64%.

Penyitaan besar-besaran daun ganja juga meningkat di Eropa ketika produksi

hashish menurun.

Produksi hashish di Afghanistan dan Maroko dilaporkan stabil. Banyak negara-

negara di Afrika juga melaporkan telah menyita besar-besaran daun ganja. Salah

satu negara yang paling besar menyita barang bukti daun ganja adalah Nigeria.

Page 8: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

Di Eropa, umumnya ganja ditanam di area terbuka (outdoor), namun beberapa

negara seperti Belgia dan Belanda, paling banyak ditemukan penanaman gelap

ganja di area tertutup (indoor). Di luar Eropa, juga ditemukan penanaman ganja

indoor yaitu di Amerika dan Australia. Penanaman indoor merupakan bisnis yang

menjanjikan dan secara signifikan meningkatkan keuntungan bagi organisasi

lokal.

Ada 172 negara dikenal sebagai produsen ganja. Negara pemasok ganja terbesar

ke daratan Eropa berasal dari Maroko, namun pada akhir-akhir ini produsen

ganja terbesar justru berasal dari Afghanistan, sehingga Afghanistan tidak

hanya dikenal sebagai produsen heroin terbesar tetapi juga produsen ganja.

4) Amphetamine Type Stimulant (ATS)

Pada tingkat global, barang bukti ATS yang disita pada tahun 2011 meningkat

66% (sebesar 123 ton) dibanding tahun 2010 (yang hanya 74 ton). Negara

Mexico dilaporkan sebagai penyita barang bukti terbesar di dunia, yaitu dari 13

ton (2010) menjadi 31 ton (2011).

Berbeda dengan Poppy, Coca, dan Ganja, sumber ATS sangat sulit dipetakan

karena diproduksi tidak lagi dengan menggunakan mega laboratory tetapi sudah

produksi rumahan atau lebih dikenal dengan sebutan kitchen laboratory.

5) New Psychoactive Substances (NPS)

NPS adalah senyawa atau zat yang disalahgunakan baik dalam bentuk murni

atau sediaan yang tidak dikontrol oleh 1961 Single Convention on Narcotics Drugs

atau 1971 Convention on Psychotropics Substances yang dapat menimbulkan

ancaman bagi kesehatan manusia. Di dunia saat ini terdapat 251 jenis NPS dan

dimasa mendatang akan semakin bertambah jumlahnya. Beberapa jenis NPS

diantaranya : methilon, krathom, dan LSD atau smile, phenethylamines, serta

golongan piperazine.

Deklarasi politik PBB menganjurkan penanganan permasalahan narkoba harus

dilaksanakan secara seimbang antara demand reduction dan supply reduction dengan

mengedepankan prinsip “common and share responsibility”, dimana pengguna narkoba

diberikan alternatif penghukuman selain pidana yaitu rehabilitasi.

Page 9: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

2. Permasalahan Narkoba di Tingkat Regional

a. Aspek Penyalahgunaan Narkoba

Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat termonitor

dengan pasti, namun secara umum dapat tergambar bahwa penyahgunaan narkoba

jenis ATS semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari hasil pengungkapan kasus

ATS dan dimungkinkan meningkatnya peredaran ATS sesuai dengan

meningkatnya permintaan pasar ATS.

Permasalahan narkoba di masing-masing negara di ASEAN bervariasi, namun

hampir memiliki permasalahan yang sama, yaitu semakin meningkatnya

penyalahgunaan narkotika jenis ATS dan mulai tersebarnya NPS.

Metode yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan narkoba juga berbeda

antara negara yang satu dengan lainnya, namun masih memiliki kesamaan dalam

menjaga keseimbangan antara demand reduction dan supply reduction dengan

mengedepankan prinsip “common and share responsibility”.

b. Aspek Peredaran Gelap Narkoba

Peredaran gelap narkoba di kawasan ASEAN dan sekitarnya menunjukkan

perkembangan yang signifikan. Hal ini ditandai dengan terungkapnya sejumlah

kasus narkoba di negara-negara ASEAN, diantaranya:

1) Berdasarkan Laporan UNODC Asia and the Pacific 2011 Regional ATS Report, di

tahun 2010 terdapat sekitar 136 juta metamfetamin tablet yang disita di wilayah

Asia Timur dan Asia Tenggara. Sebanyak 98% dari total yang disita terdapat di

tiga negara – Cina (58,4 juta), Thailand (50,4 juta), dan Lao PDR (24,5 juta).

Selain itu, terdapat sebanyak 6,9 ton metamfetamin kristal yang disita di wilayah

Asia Timur dan Asia Tenggara, dimana 61% dari total yang disita terdapat di

Cina (4,2 ton). Sedangkan untuk ekstasi, penyitaan di wilayah Asia Timur dan

Asia Tenggara terhitung lebih dari 1,7 juta tablet. Penyitaan terbesar (94%)

terdapat di wilayah Cina dan Indonesia.

2) Berdasarkan Laporan UNODC Asia Pasifik, Global Smart Update 2012, sepertiga

dari ATS global dan setengah dari metamfetamin global yang disita pada tahun

2010 berasal dari Asia Timur dan Asia Tenggara. Sejumlah besar ATS terus

Page 10: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

diproduksi di Cina, Myanmar, dan Filipina. Selain itu, produksi ATS gelap terus

berkembang di negara-negara yang sebelumnya menjadi negara transit untuk

ATS seperti Kamboja, Indonesia, dan Malaysia.

Diversi sediaan farmasi yang mengandung pseudoephedrine, yang akan

disalahgunakan untuk produksi metamfetamin secara ilegal, terus terjadi di

wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara. Kelompok kejahatan transnasional

terorganisir dari Afrika dan Iran terus terlibat dalam perdagangan metamfetamin

ke Asia Timur dan Asia Tenggara.

3) Sementara di wilayah Asia Selatan, tetap menjadi target kelompok kejahatan

terorganisir sebagai sumber ATS, terutama ephedrine dan pseudoephedrine.

Fasilitas produksi ATS ilegal diungkap secara teratur. Sejumlah besar ketamine,

suatu zat yang tidak termasuk dalam pengawasan internasional, dikirim dari

India ke Asia Timur dan Amerika Utara.

4) Maraknya produksi dan peredaran gelap ATS di Kawasan Asia Pasifik,

mengancam negara-negara di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia

sebagai jalur peredaran gelap dan pangsa pasar yang menjanjikan. Dengan nilai

jual narkotika yang tinggi dan jumlah permintaan yang terus tumbuh,

menyebabkan kawasan ASEAN menjadi sasaran penyelundupan narkotika dan

bahan-bahan prekursor dari berbagai jenis dan kemasan. Sebagaimana terjadi di

Malaysia, penyelundupan besar-besaran prekursor dari padat menjadi cair telah

menggunakan berbagai modus operandi.

5) Berdasarkan hasil pertemuan International Drugs Enforcement Conference Far East

Working Group di Da Nang, Vietnam (2012), diketahui bahwa sindikat narkoba di

kawasan Asia Timur Jauh terus tumbuh, antara lain: sindikat Iran-Nigeria

(heroin dan shabu), sindikat China dan Malaysia (ATS), sindikat Amerika Latin

(kokain), sindikat Australia dan sindikat dalam negeri (ganja). Meskipun

sindikat Nepal semakin berkurang, namun sindikat lain terus merekrut kurir

narkoba baik dari ras Asia maupun Eropa.

3. Permasalah Narkoba di Tingkat Nasional.

a. Aspek Penyalahgunaan Narkoba.

1) Kerugian yang ditimbulkan dari permasalahan narkoba sangat besar baik dari

segi kesehatan, sosial-ekonomi, dan keamanan nasional serta dapat

Page 11: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

mengakibatkan hilangnya suatu generasi bangsa (lost generation). Pada tahun

2012, BNN memperkirakan kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat

penyalahgunaan narkoba mencapai sekitar Rp 48,2 Triliun yang terdiri dari

komponen biaya privat dan biaya sosial.

2) Eskalasi permasalahan narkoba di tingkat global turut mempengaruhi

permasalahan narkoba di dalam negeri. Semakin besar jumlah peredaran gelap

narkoba di dunia, maka semakin besar pula jumlah narkoba gelap yang masuk

ke dalam negeri. Keberpengaruhan ini dapat dilihat dari peningkatan

pengungkapan kasus kejahatan narkoba dan peningkatan jumlah penyalah guna

narkoba di Indonesia.

3) Kecenderungan peningkatan penyalah guna narkoba terutama pada kalangan

penyalah guna narkoba coba pakai. Peningkatan penyalah guna narkoba

kategori coba pakai menunjukkan kerentanan “masyarakat yang imun” menjadi

penyalah guna narkoba coba pakai.

JENIS

PENYALAH

GUNA

2004 2008 2011

JMLH % JMLH % JMLH %

Coba Pakai 872.929 0,26 1.156.649 0,27

Teratur Pakai 894.490 0,27 1.910.295 0,45

Pecandu bukan Suntik

1.358.936 0,40 1.134.358 0,27

Pecandu Suntik 236.172 0,07 70.031 0,02

Total Penyalah

Guna 2.799.827 3.362.527 4.274.333 2,23

Jumlah

Penduduk Usia

1059 Tahun

159,990,114 169.251.600 191.686.025

% Terhadap

Populasi Berisiko 1,75 1,99 2,23

Sumber : Hasil Penelitian BNN bekerja sama dengan Puslitkes UI Tahun 2008 dan 2011

Page 12: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

4) Proyeksi jumlah penyalahgunaan narkoba pada tahun 2015 adalah 5,8 juta

orang (2,8%) sedangkan di tahun 2019 adalah 7,4 juta orang (4,9%).

Berdasarkan data dasar hasil penelitian di tahun 2011.

5) Ketersediaan fasilitas rehabilitasi penyalah guna narkoba di Indonesia hanya

mampu menampung atau melayani sebagian kecil jumlah penyalah guna

narkoba, dimana jumlah penyalah guna narkoba di tahun 2011 sebesar 4,7 juta

orang, sedangkan kapasitas yang tersedia sebanyak 14.357.

NO

JENIS

FASILITAS

T&R

FASILI

TAS

KAPASI

TAS PENGELOLA KET

1 OSC

58

16

56

2.241

7.812

1.972

RSJ/RSKO/Balai

Rehab. BNN

Lapas

Komponen

Masyarakat

11.725/Thn

2 ORC 66 212

Puskesmas

Komp Masyarakat

UPTD/RSUD

Tidak semua tempat

rehab memiliki

fasilitas rawat inap

3 CBU 22 20

Komponen

Masyarakat

(LSM,Ponpes,Tempat

Ibadah)

Tidak semua tempat

rehab memiliki

fasilitas rawat inap

4 AFTER

CARE 105 2.100

Komponen

masyarakat

@ 25 eks Pecandu/

Thn

JUMLAH 14.357

Sumber : Deputi Bidang Rehabilitasi

Page 13: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

b. Aspek Peredaran Gelap Narkoba.

1) Pada tahun 2013, jumlah penghuni Lapas di Indonesia mencapai 159.882 orang

sebagian besar adalah penyalah guna narkoba, bahkan jumlahnya diperkirakan

mencapai 62%.

2) Lapas dan Rutan dijadikan sebagai pusat kendali peredaran gelap narkoba oleh

para bandar narkoba yang berstatus tahanan, atau narapidana, atau sindikat

yang berasal dari luar Lapas dan Rutan.

3) Munculnya NPS baik di tingkat global maupun di dalam negeri menjadi modus

operandi baru dikarenakan jaringan sindikat narkoba berupaya menghindari

jeratan hukum dengan memanfaatkan kelemahan peraturan perundang-

undangan di semua negara. Sampai dengan akhir tahun 2013 ada 26 jenis.

4) Beberapa sindikat narkotika jaringan internasional beroperasi di Indonesia,

diantaranya berasal dari Jerman, Nigeria, Iran, Afganistan, China, dan Taiwan

yang pada umumnya bertempat tinggal tidak menetap dan menjalankan bisnis

yang ilegal. Para WNA tersebut bertempat tinggal di apartemen dan perumahan

mewah yang sulit dideteksi dan didatakan.

5) Keterlibatan oknum aparat baik sebagai pengedar, pemasok, maupun pelindung

(backing) peredaran gelap narkoba masih mewarnai permasalahan narkoba di

Indonesia.

B. Potensi dan Permasalahan (Isu Strategis)

1. Potensi

a. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika memberikan

kewenangan penyelidikan dan penyidikan kepada BNN.

b. BNN berkedudukan di bawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden.

c. BNN memiliki perwakilan di daerah provinsi dan kabupaten/kota sebagai instansi

vertikal, yakni BNN provinsi dan BNN kabupaten/kota sampai akhir tahun 2013

ada 33 BNN Provinsi dan 100 BNN Kabupaten/Kota.

d. Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba

menugaskan BNN untuk mengkoordinasikan komponen instansi pemerintah pusat

maupun daerah dalam pelaksanaan Pencegahan dan Pemberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

Page 14: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2013 tentang Fasilitasi

Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika yang memberikan tugas kepada pimpinan

pemerintah daerah berperan serta dalam P4GN.

2. Kelemahan

a. Penanganan permasalahan narkoba belum menjadi prioritas nasional tidak seperti

penanganan permasalahan korupsi dan terorisme.

b. Penanganan permasalahan pengguna narkoba masih dilakukan dengan pendekatan

hukum yaitu dihukum penjara bukan hukuman rehabilitasi.

c. Masih lemahnya proses sinkronisasi pelayanan rehabilitasi medis dan rehabilitasi

sosial.

d. Masih terbatasnya fasilitas rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial tidak sepadan

dengan jumlah penyalah guna atau pecandu narkoba.

e. Masih terbatasnya sumber daya yang dimiliki oleh BNN dalam menjalankan

program P4GN.

3. Peluang

a. Harapan masyarakat kepada BNN sangat tinggi sebagai ujung tombak dalam

menangani permasalahan narkoba.

b. Keinginan pimpinan pemerintah daerah dalam pembentukan perwakilan BNN di

daerah sangat tinggi.

c. Peran BNN di forum International Drug Enforcement Conference (IDEC) pada tahun

2012 dipercaya sebagai Presiden IDEC ke-29 di Bali.

d. Mulai tahun 2014, Indonesia telah menjadi anggota penuh pada Commission on

Narcotic Drugs (CND) sampai dengan tahun 2017.

e. Indonesia menjadi tuan rumah pada forum ASEAN Ministrial Meeting on Drug

Matters (AMMDM) tahun 2014.

f. Tahun 2014 telah dicanangkan sebagai tahun penyelamatan pengguna narkoba,

dengan tema “Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara.”

Page 15: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

4. Tantangan

a. Jumlah jaringan sindikat narkotika di Indonesia semakin berkembang sejalan

dengan peningkatan jumlah penyalahgunaan narkoba.

b. Semakin tersebarnya NPS di Indonesia sampai dengan akhir tahun 2013 terdapat 26

jenis NPS.

c. Masih adanya perbedaan penafsiran hukum dalam penanganan penyalah guna

narkoba, pecandu narkoba, dan korban penyalahgunaan narkoba yang terlibat

dalam permasalahan hukum.

d. Masih tingginya stigma terhadap pecandu narkoba dan mantan pecandu narkoba.

e. Masih takutnya pengguna narkoba melapor diri kepada IPWL karena secara

empiris pengguna narkoba apabila bermasalah dengan hukum masih bermuara

dipenjara.

Page 16: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

A. Visi

“Menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang profesional dan berintegritas

sebagai penggerak P4GN”

B. Misi

“Bersama instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat, bangsa, dan negara melaksanakan

pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi, dan pemberantasan di bidang

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba secara sinergis”

C. Tujuan

(1). Peningkatan imunitas masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkoba.

(2). Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program P4GN.

(3). Peningkatan pemulihan penyalah guna (pengguna ilegal), pecandu, dan korban

penyalahgunaan narkoba serta tidak kambuh kembali dalam masa 2 (dua) tahun.

(4). Peningkatan pengungkapan berbagai jaringan sindikat narkoba nasional dan

internasional beserta aset-aset yang berkaitan dengan tindak kejahatan narkoba.

(5). Peningkatan efektivitas kerjasama antara BNN, instansi pemerintah, dan komponen

masyarakat, baik dalam maupun luar negeri.

(6). Penguatan profesionalisme tata kelola pemerintahan di lingkungan BNN.

D. Sasaran Strategis

Tujuan 1:

Peningkatan imunitas masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap

narkoba memiliki sasaran strategis sebagai berikut:

1) Meningkatnya pelajar SD, SLTP, SLTA dan mahasiswa yang memiliki pengetahuan,

pemahaman dan kesadaran bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, serta

terbentuknya perilaku pelajar SD, SLTP, SLTA dan mahasiswa di lingkungan

pendidikan yang tegas menolak segala bentuk penyalahgunaan narkoba.

Page 17: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

2) Meningkatnya pegawai negeri dan swasta yang memiliki pengetahuan, pemahaman

dan kesadaran bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, serta

terbentuknya perilaku pegawai negeri dan swasta di lingkungan kerja yang tegas

menolak segala bentuk penyalahgunaan narkoba.

3) Meningkatnya Organisasi Kemasyarakatan yang memiliki pengetahuan, pemahaman,

dan kesadaran bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, serta

terbentuknya perilaku keluarga dan ibu hamil yang tegas menolak segala bentuk

penyalahgunaan narkoba.

4) Meningkatnya kesadaran masyarakat (pra remaja, remaja, dewasa, dan kelompok

marjinal) untuk berperilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan 2:

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan program P4GN. Dengan

sasaran strategis sebagai berikut:

1) Meningkatnya keberdayaan Lingkungan Sekolah (SD, SLTP dan SLTA) yang

menyelenggarakan Program Lingkungan Sekolah Bersih Narkoba, seperti pembentukan

satuan tugas anti narkoba lingkungan sekolah;

2) Meningkatnya keberdayaan Lingkungan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan

Program Lingkungan Perguruan Tinggi Bersih Narkoba, seperti pembentukan satuan

tugas anti narkoba;

3) Meningkatnya keberdayaan Lingkungan Kerja Instansi Pemerintah (PNS/TNI/Polri)

yang menyelenggarakan Program Lingkungan Kerja Instansi Pemerintah Bersih

Narkoba, seperti pembentukan satuan tugas anti narkoba;

4) Meningkatnya keberdayaan Lingkungan Kerja Swasta yang menyelenggarakan

Program Lingkungan Kerja Swasta Bersih Narkoba, seperti pembentukan satuan tugas

anti narkoba; dan

5) Meningkatnya keberdayaan Lingkungan Masyarakat (Tingkat kepala lingkungan) yang

menyelenggarakan Program Lingkungan Masyarakat Bersih Narkoba; seperti

pembentukan satuan tugas anti narkoba di perkotaan.

Tujuan 3:

Peningkatan kualitas dan kuantitas layanan rehabilitasi penyalah guna narkoba. Dengan

sasaran strategis sebagai berikut:

Page 18: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

1) Meningkatnya layanan wajib lapor penyalah guna narkoba di Lembaga Institusi

Penerima Wajib Lapor (IPWL).

2) Meningkatnya layanan rehabilitasi penyalah guna narkoba di Lembaga Rehabilitasi

Komponen Masyarakat.

3) Meningkatnya layanan rehabilitasi penyalah guna narkoba di Lembaga Rehabilitasi

Instansi Pemerintah.

4) Meningkatnya layanan pascarehabilitasi penyalah guna narkoba.

Tujuan 4:

Peningkatan pengungkapan berbagai jaringan sindikat narkoba nasional dan internasional

beserta aset-aset yang berkaitan dengan tindak kejahatan narkoba. Dengan sasaran strategis

sebagai berikut:

1) Meningkatnya pengungkapan jaringan sindikat kejahatan narkoba.

2) Meningkatnya pengungkapan aset jaringan sindikat kejahatan narkoba melalui

pengungkapan tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Tujuan 5:

Peningkatan penataan peraturan perundang-undangan sebagai payung hukum,

profesionalisme penegakan hukum di lingkungan BNN terkait tindak pidana Narkotika,

dan sinergitas antara BNN, Instansi Pemerintah, dan Komponen Masyarakat baik dalam

negeri maupun luar negeri dengan sasaran strategis sebagai berikut : Dengan

sasaran strategis sebagai berikut:

1) Meningkatnya penyusunan peraturan perundang-undangan sebagai pedoman dalam

pelaksanaan penegakan hukum.

2) Meningkatnya pembuatan peraturan perundang-undangan internal untuk dapat segera

dilakukan implementasi Undang-Undang yang berlaku.

3) Meningkatnya Sosialisasi tentang peraturan perundang-undangan secara sinergi kepada

aparat penegak hukum.

4) Meningkatnya bantuan hukum bagi lembaga BNN/penyidik BNN yang tersangkut

masalah hukum.

5) Meningkatnya aparat penegak hukum untuk menerapkan pasal-pasal terkait rehabilitasi

bagi pengguna narkoba sebagai tersangka tindak pidana Narkotika.

6) Meningkatnya pelaksanaan kerjasama antara BNN dengan Instansi Pemerintah dan

Komponen Masyarakat dalam neeri maupun luar negeri.

Page 19: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

7) Meningkatnya keterlibatan BNN dalam event-event internasional khususnya yang

berkaitan dalam bidang P4GN.

Tujuan 6:

Penguatan tata kelola pemerintahan di lingkungan BNN dengan sasaran strategis sebagai

berikut:

1) Terwujudnya proses perencanaan dan penganggaran yang terpadu, berbasis kinerja,

efektif, dan efisien di lingkungan BNN.

2) Terlaksananya layanan sistem komunikasi informasi kelembagaan, administrasi

kelembagaan, penyediaan sarana prasarana dan pengelolaan barang milik

negara/SIMAK BMN.

3) Terlaksanya tata kelola organisasi dan profesionalisme pegawai BNN.

4) Terlaksananya Sistem menejemen pengelolaan keuangan dan pelaporan keuangan

berbasis akrual yang efektif dan efisien serta tepat waktu.

5) Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian, data, dan informasi P4GN yang disajikan.

6) Menurunnya tingkat penyimpangan kinerja dan pengelolaan keuangan unit-unit kerja

di lingkungan BNN.

7) Terwujudnya pelayanan laboratorium pengujian narkoba yang sesuai standar

pelayanan publik (prima).

Page 20: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Berdasarkan hasil pelaksanaan penanganan permasalahan narkoba pada periode

sebelumnya menunjukan bahwa penanganan permasalahan narkoba telah mampu

meningkatkan kesadaran yang lebih baik kepada masyarakat akan bahaya Penyalah

Gunaan dan peredaran gelap narkoba. Untuk meningkatkan hasil yang lebih baik pada

periode 2015-2019, arah kebijakan penanganan permasalahan narkoba adalah dengan

meningkatkan peran serta atau partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan Pencegahan

Penyalah Gunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

Adapun strategi yang ditempuh adalah dengan mengintensifkan pemberdayaan masyarakat

pada bidang pencegahan, rehabilitasi, dan pengungkapan jaringan sindikat narkoba.

Melalui strategi intensifikasi pemberdayaan masyarakat diharapkan seluruh komponen

masyarakat dapat berpartisipasi aktif dan berkontribusi positif sesuai dengan beragam

peran, kewenangan dan fungsinya dalam rangka mendukung upaya pencegahan dan

pemberantasan Penyalah Gunaan dan peredaran gelap narkoba.

. ARAH KEBIJAKAN

Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran yang optimal, maka ditentukan arah kebijakan

dan strategi BNN KOTA MATARAM adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat luas dalam upaya

pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

2. Menciptakan lingkungan masyarakat luas yang imun terhadap penyalahgunaan narkoba.

3. Meningkatkan kerjasama antar instansi terkait dalam bidang pencegahan,

pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba sehingga terciptanya

situasi dan kondisi yang kondusif.

4. Melaksanakan kegiatan advokasi yang efektif dan tepat sasaran, sebagai upaya

peningkatan pengetahuan masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.

5. Mengupayakan semaksimal mungkin peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan,

pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba.

6. Meningkatkan pelayanan program terapi dan rehabilitasi penyalahguna atau pecandu

narkoba pada lembaga-lembaga rehabilitasi medis dan sosial yang dikelola instansi

pemerintah.

Page 21: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

7. Memfasilitasi peran serta lembaga-lembaga pasca rehabilitasi penyalahguna dan/atau

pecandu narkoba.

8. Meningkatkan profesionalisme penegakan hukum di bidang pengawasan dan

penindakan terhadap kasus-kasus penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

9. Pengembangan dan peningkatan pengetahuan Sumber Daya Manusia sebagai upaya

peningkatan capaian target dan sasaran yang tepat.

B. STRATEGI

Strategi yang ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut antara lain:

1. Melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi pencegahan penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkoba dengan cara membangun dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman,

dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap

narkoba.

2. Melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi pemberdayaan masyarakat dalam

pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dengan

cara mendorong peran serta masyarakat dalam menciptakan lingkungan bebas narkoba

3. Memfasilitasi penyediaan sarana terapi dan rehabilitasi bagi penyalahguna dan/atau

pecandu narkoba dengan cara meningkatkan kemampuan pelayanan terapi dan

rehabilitasi bagi penyalahguna dan/atau pecandu narkoba.

4. Memberantas sindikat jaringan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dengan

cara memetakan dan mengungkap sindikat jaringan penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkoba serta menyita aset pelaku tindak kejahatan narkoba

C. PROGRAM, KEGIATAN DAN KOMPONEN KEGIATAN

Program yang telah ditetapkan oleh Badan Narkotika Nasional yang akan dilaksanakan oleh

Badan Narkotika Nasional Kota Mataram yaitu “Program Pencegahan Pemberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba”. Berdasarkan program tersebut, ditetapkan

pula kegiatan yang menjadi prioritas pada Badan Narkotika Nasional Provinsi, yaitu

“Pelaksanaan dan Peningkatan Kapasitas Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan

dan Peredaran Gelap Narkoba di Daerah”.

Komponen kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Narkotika Nasional Kota Mataram dalam

rangka mencapai tujuan dan sasaran program dan kegiatan tersebut antara lain :

Page 22: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

1. Komponen Kegiatan Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat

a. Workshop penyusunan kebijakan penanganan penyalahgunaan narkoba di

lingkungan pendidikan

b. Workshop penyusunan kebijakan penanganan penyalahgunaan narkoba di

lingkungan Instansi Pemerintah

c. Workshop penyusunan kebijakan penanganan penyalahgunaan narkoba di

kalangan Sektor Pariwisata

d. Workshop penyusunan kebijakan penanganan penyalahgunaan narkoba pada

organisasi kemasyarakatan/keagamaan/kepemudaan/profesi

e. Publikasi melalui media cetak lokal antara lain Koran Lokal

f. Cetak baliho

g. Cetak buletin/majalah

h. Cetak buku dengan tema ” Narkoba dan Permasalahannya ”

i. Pagelaran Seni Budaya

j. Pojok Konseling

k. Penyiaran Pariwara P4GN di Radio lokal

l. Penyiaran Pariwara P4GN di Televisi Lokal

m. Talkshow P4GN di Radio Lokal

n. Talkshow P4GN di Radio Lokal

o. Sosialisasi program penanganan masyarakat rentan masalah sosial /PMKS

2. Komponen Kegiatan Seksi Rehabilitasi

a. Pengembangan Kapasitas pada lembaga pendidikan dengan Pembentukan dan

pelatihan satuan tugas anti narkoba di lembaga pendidikan

b. Pengembangan Kapasitas pada lembaga kerja swasta dengan Pembentukan dan

pelatihan satuan tugas anti narkoba di lingkungan kerja Swasta

c. Pengembangan Kapasitas pada lembaga pemerintah dengan Pembentukan dan

pelatihan satuan tugas anti narkoba di lembaga pemerintah

d. Pengembangan kapasitas pada masyarakat desa dan kelurahan dengan

pembentuakan dan pelatihan Satgas Anti Narkoba di Lingkungan masyarakt

e. Layanan IPWL

f. Layanan TAT

g. Layanan refral ( pengantaran )

h. Layanan rehabilitasi rawat jalan bagi pecandu narkoba

i. Layanan Rehabilitasi Rawat Inap

Page 23: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

j. Pendampingan penyalahguna/ pecandu pasca rehabilitasi

k. Pelatihan ketrampilan eks pecandu narkoba

l. Pelatihan fasilitator anti narkoba yang melakukan guidance dan counseling

terhadap korban penyalahguna narkoba coba pakai

m. Pelayanan rehabilitasi penyalahguna narkoba pada lembaga rehabilitasi Instansi

Pemerintah ( pendampinganpenyalahguna ke tempat rehabilitasi )

3. Komponen Kegiatan Seksi Pemberantasan

a. Pelaksanaan pemetaan Jaringan Sindikat Kejahatan Narkoba

4. Komponen Kegiatan Bagian Umum

a. Penyusunan Laporan Capaian program P4GN

b. Penyusunan LAKIP

c. Rapat koordinasi

d. Layanan dukungan manajemen operasional perkantoran

e. Pengadaan kendaraan bermotor

f. Pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi

g. Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

Page 24: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

BAB IV

PENUTUP

Penyusunan Renstra BNN KOTA MATARAM Tahun 2015-2019 dimaksudkan untuk

mendukung upaya pencapaian sasaran pembangunan jangka menengah nasional yang

dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun

2015-2019, serta mendukung upaya pencapaian tujuan jangka panjang nasional yang telah

dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-

2025.

Renstra BNN KOTA MATARAM Tahun 2015-2019 ini bersifat indikatif yang memuat visi,

misi, tujuan dan sasaran strategis beserta indikator kinerja yang dioperasionalisasikan dalam

program dan kegiatan yang akan dilakukan BNN KOTA MATARAM pada lima tahun

mendatang. Program dan kegiatan tersebut dilengkapi dengan rencana pembiayaan yang

bersifat indikatif. Renstra BNN KOTA MATARAM Tahun 2015-2019 ini menjadi acuan

dalam penyusunan rencana kerja pada unit kerja dan kelembagaan BNN KOTA MATARAM

pada setiap tahunnya.

Mataram, 20 November 2014

Kepala Badan Narkotika Nasional

Kota Mataram

Drs. H. NUR RACHMAT, APT

Page 25: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

LAMPIRAN

Matriks Kinerja BNN KOTA MATARAM 2015-2019

Matriks Pendanaan BNN KOTA MATARAM 2015-2019

Page 26: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

MATRIK KINERJA TEKNIS

LAMPIRAN RENCANA STRATEGIS BNN KOTA MATARAM 20152019

NO KEGIATAN OUTPUT INDIKATOR OUTPUT

DATA

DASAR

2014

TARGET CAPAIAN / ANGGARAN

KET 2015 2016 2017 2018 2019

TAR

GET RP

TAR

GET RP

TARG

ET RP

TAR

GET RP

TAR

GET RP

A.18 Pelaksanaan dan

Peningkatan

Kapasitas P4GN di

Daerah

Terlaksananya

pelaksanaan program

pencegahan dan

pemberantasan

penyalahgunaan dan

peredaran gelap

narkoba (P4GN)

secara efektif di Kota

Mataram

Jumlah anggota keluarga, ibu hamil,

guru, dosen, pelajar dan mahasiswa

yang menerima informasi khusus

tentang pola hidup Sehat melalui

diskusi interaktif agar tidak

menyalahgunakan narkoba dan tidak

melakukan coba pakai narkoba

30 Ribu

Orang

850

0rang

49.800.0

00

950

0rang

56.025.00

0

1.050

0rang

62.250.00

0

1.100

0rang

68.475

.000

1.150

0rang

74.70

0.000

BNN KOTA

MATARAM

Jumlah masyarakat yang menerima

informasi umum tentang pola hidup

sehat agar tidak menyalahgunakan

narkoba dan tidak melakukan coba

pakai narkoba

24 Ribu

Orang

5.000

Orang

456.550.

000

6.000

Orang

502.205.0

00

7.000

Orang

547.860.0

00

8.000

Orang

593.51

5.000

9.000

Orang

639.1

70.00

0

Jumlah pekerja, anggota kelompok

masyarakat, kelompok marjinal dan

anak jalanan yang menerima

informasi khusus tentang pola hidup

Sehat melalui diskusi interaktif agar

tidak menyalahgunakan narkoba dan

tidak melakukan coba pakai narkoba

10 Ribu

Orang

150

Orang

12.350.0

00

175

Orang

15.438.00

0

200

Orang

18.525.00

0

225

Orang

21.613

.000

250

Orang

24.70

0.000

Jumlah instansi pemerintah yang

memanfaatkan dan

mengintegrasikan informasi P4GN

bidang Pencegahan

6.100 orang

PNS

(50 Instansi)

50

orang

(4

Instan

si)

12.350.0

00

75

orang

(6

Instan

si)

18.525.00

0

100

orang

(8

Instansi

)

24.700.00

0

125

orang

(10

Instans

i)

30.875

.000

150

orang

(12

Instan

si)

37.05

0.000

Jumlah institusi swasta yang

memanfaatkan dan

mengintegrasikan informasi P4GN

bidang Pencegahan

10 Ribu

orang

200

(instansi)

50

orang

4

(insta

nsi)

24.700.0

00

75

orang

6

(insta

nsi)

37.850.00

0

100

orang

8

(instans

i)

49.400.00

0

125

orang

10

(instan

si)

61.750

.000

150

orang

12

(insta

nsi)

74.10

0.000

Jumlah orang yang digerakkan oleh

fasilitator dalam kelompok

masyarakat aktif dalam mewujudkan

pola hidup sehat bagi keluarga agar

terhindar dari resiko terlibat

permasalahan Narkoba

3.000 Orang 150

Orang

12.350.0

00

200

Orang

15.438.00

0

250

Orang

18.525.00

0

300

Orang

21.613

.000

350

Orang

24.70

0.000

Jumlah orang yang digerakkan oleh

satgas di lingkungan Pendidikan

3000 Orang 300 218.700. 350 291.600.0 400 364.500.0 450 437.40 500 510.3

00.00

Page 27: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

NO KEGIATAN OUTPUT INDIKATOR OUTPUT

DATA

DASAR

2014

TARGET CAPAIAN / ANGGARAN

KET 2015 2016 2017 2018 2019

TAR

GET RP

TAR

GET RP

TARG

ET RP

TAR

GET RP

TAR

GET RP

dalam mewujudkan Lingkungan

Bebas Narkoba

Orang 000 Orang 00 Orang 00 Orang 0.000 Orang 0

Jumlah orang yang digerakkan oleh

satgas di Lingkungan Kerja dalam

mewujudkan lingkungan bebas

Narkoba

2500 Orang

150

Orang

70.350.0

00 200

Orang

93.

800.000 250

Orang

117.250.0

00 300

Orang

140.70

0.000 350

Orang

164.1

50.00

0

Jumlah penyalahguna Narkoba yang

coba pakai dan teratur pakai

Narkoba yang mendapatkan

guidance and concelling

400 Orang

50

Rang

90.800.0

00 60

Orang

108.960.0

00 70

Orang

127.120.0

00 80

Orang

145.28

0.000 90

Orang

163.4

40.00

0

Jumlah orang yang beralih profesi

dari penyalahguna Narkoba ke

profesi legal lainnya dalam

lingkungan masyarakat kawasan

rawan penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkoba

40 Orang

5

Orang

46.140.0

00

5

Orang

46.140.00

0

5 Orang

46.140.00

0

5

Orang

46.140

.000

5

Orang

46.15

0.000

Jumlah pecandu dan korban

penyalahgunaan narkoba yang

menerima pelayanan wajib lapor

40 Orang 6

Orang

46.290.0

00 7

Orang

54.005.00

0 8 Orang

61.720.00

0 9 Oran

69.435

.000 10

Orang

77.15

0.000

Jumlah pecandu dan korban

penyalahgunaan narkoba sukarela

yang selesai menjalani program

rehabilitasi rawat jalan

40 Orang

10

Orang

20.600.0

00 12

Orang

24.720.00

0 14

Orang

28.840.00

0 16

Orang

32.960

.000 20

Orang

41.20

0.000

Jumlah mantan pecandu dan korban

penyalahgunaan narkoba yang

mengikuti program pasca rehabilitasi

di Rumah Dampingan BNN

- - - - - - - - - - -

Jumlah mantan pecandu dan korban

penyalahgunaan narkoba yang

mengikuti program pendampingan di drop-in center

- - - - - - - - - - -

Jumlah lembaga rehabilitasi instansi

pemerintah daerah yang memperoleh

penguatan, dorongan, atau fasilitasi

di bidang rehabilitasi narkoba

- - - - - - - - - - -

Jumlah lembaga rehabilitasi

komponen masyarakat yang

memperoleh penguatan, dorongan,

atau fasilitasi di bidang rehabilitasi

- - - - - - - - - - -

Page 28: RENCANA STRATEGIS - Beranda – PPID Kota Mataramsip-ppid.mataramkota.go.id/file/renstra-bnnk-mtr-2015... · 2018-07-05 · Data penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN kurang dapat

NO KEGIATAN OUTPUT INDIKATOR OUTPUT

DATA

DASAR

2014

TARGET CAPAIAN / ANGGARAN

KET 2015 2016 2017 2018 2019

TAR

GET RP

TAR

GET RP

TARG

ET RP

TAR

GET RP

TAR

GET RP

narkoba

Jumlah lembaga rehabilitasi instansi

pemerintah dan komponen

masyarakat yang memperoleh

penguatan, dorongan, atau fasilitasi

di bidang pasca rehabilitasi narkoba

- - - - - - - - - - -

Jumlah berkas perkara kasus

kejahatan narkoba dan jumlah berkas

penyidikan aset tersangka tindak

kejahatan narkoba yang diselesaikan

(P.21)

- - - - - - - - - - -

Jumlah laporan pemetaan jaringan di

wilayah kabupaten/kota

1 Dok 1 Dok 10.850.0

00

1 Dok 10.850.00

0

1 Dok 10.850.00

0

1 Dok 10.850

.000

1 Dok 10.85

0.000

Jumlah dokumen akuntabilitas

kinerja unit kerja 9 Dok

9 Dok 82.500.0

00

9 Dok 82.500.00

0

9 Dok 82.500.00

0

9 Dok 82.500

.000

9 Dok 82.50

0.000

Jumlah bulan layanan dukungan

manajemen dan operasional unit

kerja

12 Bulan 12

Bulan

515.646.

000

12

Bulan

515.646.0

00

12

Bulan

515.646.0

00

12

Bulan

515.64

6.000

12

Bulan

575.4

46.00

0