Rencana Aksi HAM

92
PRESIDEN REPUE.JLlK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2011-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri setiap manusia, bersifat universal dan langgeng karena itu harus dihormati, dimajukan, dipenuhi, dilindungi, dan ditegakkan; b. bahwa dalam menjalankan hak dan kebebasan, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis; c. bahwa tugas penghormatan, pemajuan, pemenuhan, perlindungan, dan penegakan Hak Asasi Manusia merupakan kewajiban dan tanggungjawab Negara, terutama Pemerintah, dan diperlukan partisipasi masyarakat; d. bahwa Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia Tahun 2004-2009 telah berakhir dan akan ditindaklajuti dengan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia Tahun 2011-2014; e. bahwa ...

Transcript of Rencana Aksi HAM

PRESIDEN REPUE.JLlK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 23 TAHUN 2011

TENTANG

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA

TAHUN 2011-2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang secara

kodrati melekat pada diri setiap manusia, bersifat universal dan

langgeng karena itu harus dihormati, dimajukan, dipenuhi,

dilindungi, dan ditegakkan;

b. bahwa dalam menjalankan hak dan kebebasan, setiap orang wajib

tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang

dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta

penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk

memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,

nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu

masyarakat demokratis;

c. bahwa tugas penghormatan, pemajuan, pemenuhan,

perlindungan, dan penegakan Hak Asasi Manusia merupakan

kewajiban dan tanggungjawab Negara, terutama Pemerintah,

dan diperlukan partisipasi masyarakat;

d. bahwa Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia Tahun

2004-2009 telah berakhir dan akan ditindaklajuti dengan Rencana

Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia Tahun 2011-2014;

e. bahwa ...

Mengingat

PRE$IDEN REPUBUK INDONESIA

2

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d perlu membentuk Peraturan

Presiden tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia

Indonesia Tahun 2011-2014;

1. Pasal4 ayat (1), Pasal 28A, Pasal 28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal

28E, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal 281, dan Pasal 28J

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor

76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan

Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi

terhadap Wanita (Convention on the Elimination of All Forms of

Discrimination Against Women) (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3277);

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3614):

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 tentang Pengesahan

Convention Against Torture and Other Cruel, Inhuman or

Degrading Treatment or Punishment (Konvensi Menentang

Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman lain yang Kejam,

Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia) (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 164, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3783);

6. Undang-Undang ...

PRESIDEN REPUBL.U<: INDONESIA

3

6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan

Menyampaikan Pendapat di Muka Umum (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 181, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3789);

7. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1999 tentang Pengesahan ILO

Convention Nomor 111 Concerning Discrimination In Respect of

Employment and Occupation (Konvensi ILO Mengenai

Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan) (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 57, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3836);

8. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999 tentang Pengesahan

International Convention on The Elimination of All Forms of

Racial Discrimination 1965 (Konvensi Internasional tentang

Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial 1965) (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 83, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852);

9. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);

10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak

Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000

Nomor 208, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4026);

11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor

109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235);

12. Undang-Undang ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

4

12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4419);

13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah 2 (dua) kali terakhir dengan Undang­

Undang Nomor 12 Tahun 2008 ten tang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 ten tang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

14. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan

International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights

(Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan

Budaya) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4557);

15. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan

International Covenant on Civil and Political Rights (Kovenan

Internasional Hak-hak Sipil dan Politik) (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 119, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4558);

16. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 63,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4634);

17. Undang-Undang ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

5

17. U ndang-U ndang N omor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi

dan Korban (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006

Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4635);

18. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Perdagangan Orang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4720);

19. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4846);

20. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan

Diskriminasi Ras dan Etnis (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4919);

21. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pomografi

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 181,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4928);

MEMUTUSKAN:

MENETAPKAN: PERATURAN PRESIDEN TENTANG RENCANA AKSI

NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN

2011-2014.

Pasal 1

Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan :

1. Hak ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

6

1. Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disingkat HAM adalah

seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan

manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan

merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung

tinggi da:1 dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan

setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan

martabat :nanusia.

2. Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia yang selanjutnya

disingkar RANHAM adalah rencana aksi yang disusun sebagai

pedoman pelaksanaan penghormatan, pemajuan, pemenuhan,

perlbdungan, dan penegakan HAM di Indonesia.

3. Pelayanan Komunikasi Masyarakat yang selanjutnya disebut

Yankomas adalah pemberian layanan terhadap masyarakat

tentang adanya dugaan permasalahan HAM yang

dikomunikasikan maupun tidak dikomunikasikan oleh

seseorang atau kelompok orang.

4. Panitia RANHAM Nasional adalah panitia yang dibentuk oleh

Presiden untuk melaksanakan RAN HAM .

5. Panitia RANHAM Provinsi adalah panitia yang dibentuk oleh

Gubernur sebagai penanggungjawab pelaksanaan RANHAM di

provinsi yang bersangkutan.

6. Panitia RANHAM Kabupaten/Kota adalah panitia yang

dibentuk oleh BupatilWalikota sebagai penanggungjawab

pelaksanaan RANHAM di kabupaten/kota yang bersangkutan.

7. Kelompok ...

PRESIDEN HEPUBLIK INDONESIA

7

7. Kelompok Kerja yang selanjutnya disebut Pokja adalah

kelompok kerja internal kementerian/lembaga atau Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) maupun kelompok kerja

antar kementerianllembaga atau SKPD yang dibentuk

berdasarkan kondisi dan kebutuhan di tingkat nasional,

provinsi, dan kabupaten/kota.

8. Anggota Panitia RANHAM Nasional adalah kementerianl

lembaga yang tercantum di dalam Lampiran II Peraturan

Presiden inL

9. Anggota Panitia RANHAM Provinsi adalah unsur instansi

pemerintah, pakar/akademisi, dan masyarakat dengan

mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan provinsi yang

bersangkutan.

10. Anggota Panitia RANHAM Kabupaten/Kota adalah unsur

instansi pemerintah, pakar/akademisi, dan masyarakat dengan

mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan kabupaten/kota

yang bersangkutan.

Pasal2

(1) RANHAM bertujuan untuk meningkatkan penghormatan,

pemajuan, pemenuhan, perlindungan, dan penegakan HAM

di Indonesia dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama,

moral, adat istiadat, budaya, dan keamanan, serta ketertiban

bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang­

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

(2) Pelaksanaan ...

"

PRESIDEN HEPUBLIK INDONESIA

8

(2) Pelaksanaan RANHAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran I dan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dad Peraturan Presiden ini, dilaksanakan secara

bertahap dan berkesinambungan.

Pasal3

(1) Seluruh menteri/pimpinan lembaga pemerintah non

kementerian, wajib melaksanakan RANHAM sesuai dengan

tugas dan fungsi masing-masing.

(2) Seluruh Gubernur, Bupati/Walikota wajib melaksanakan

RANHAM sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing serta

memperhatikan kondisi dan permasalahan di daerah.

Pasal4

(1) Untuk melaksanakan RANHAM sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2, Presiden membentuk Panitia RANHAM

Nasional.

(2) Panitia RANHAM Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

(3) Panitia RANHAM Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) bertugas melakukan koordinasi pelaksanaan program utama

RANHAM meliputi:

a. pembentukan dan penguatan institusi pelaksana RANHAM;

b. persiapan pengesahan instrumen HAM internasional;

c. harmonisasi ...

PRESlDEN REPUBLH< !NDONESIA

9

c. harmonisasi rancangan dan evaluasi peraturan perundang­

undangan;

d. pendidikan HAM;

e. penerapan norma dan standar HAM;

f. pelayanan komunikasi masyarakat; dan

g. pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

(4) Program utama RANHAM sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) tercantum dalam Lampiran I Peraturan Presiden inL

(5) Panitia RANHAM Nasional melaksanakan rapat pengendalian

dan pelaksanaan program paling sedikit 6 (enam) bulan sekali.

(6) Panitia RANHAM Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) keanggotaannya terdiri dari unsur pemerintah dan lembaga

HAM nasional tercantum dalam Lampiran II Peraturan

Presiden inL

Pasal5

(1) Panitia RANHAM Nasional membentuk Pokja yang

keanggotaannya terdiri atas unsur kementerian/lembaga.

(2) Ketua Panitia RANHAM Nasional menetapkan susunan, tugas

dan fungsi, serta mekanisme dan tatalaksana Pokja.

(3) Anggota Panitia RANHAM Nasional membentuk Pokja di

lingkungan kementerian/lembaga yang keanggotaannya terdiri

dari unsur unit utama.

(4) Pimpinan ...

"

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

10

(4) Pimpinan kementerianllembaga menetapkan susunan, tugas

dan fungsi serta mekanisme dan tatalaksana Pokja di

lingkungan kementerian/lembaga yang bersangkutan.

(5) Untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan Panitia

RANHAM Nasional dibentuk Sekretariat Panitia RANHAM

Nasional yang berkedudukan di Kementerian Hukum dan Hak

Asasi :Manusia.

Pasa16

(1) Untuk melaksanakan RANHAM di provmsl, Gubernur

membentuk Panitia RANHAM Provinsi.

(2) Panitia RANHAM Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) bertanggungjawab kepada Gubernur.

(3) Gubernur bertanggung jawab atas pelaksanaan RANHAM di

provinsi kepada Presiden melalui Panitia RANHAM Nasional.

(4) Gubernur sebagai penanggungjawab pelaksanaan RANHAM di

provinsi mempunyai tugas:

a. memberikan dukungan terhadap pelaksanaan RANHAM di

provinsi, dan kabupaten/kota; dan

b. melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RANHAM

di provinsi dan kabupaten/kota.

(5) Wakil Gubernur dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia serta Sekretaris Daerah karena

jabatannya, masing-masing sebagai Ketua, Wakil Ketua, dan

Sekretaris Panitia RANHAM Provinsi.

(6) Panitia ...

PHESIDEN r:~EPU8Ln, !N[)()NI!~SIA

11

(6) Panitia RANHAM Provinsi dapat mengangkat Sekretaris II

yang berasal dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia.

(7) Keanggotaan Panitia RANHAM Provinsi terdiri atas unsur

instansi pemerintah, pakar/akademisi, dan unsur masyarakat

dengan mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan daerah yang

bersangkutan.

(8) Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Panitia RANHAM

Provinsi dibentuk Sekretariat Panitia RANHAM Provinsi yang

kedudukannya ditentukan oleh Panitia RANHAM Provinsi.

(9) Panitia RAN HAM Provinsi bertugas melaksanakan program

utama meliputi:

a. pembentukan dan penguatan institusi pelaksana RANHAM;

b. harmonisasi rancangan dan evaluasi Peraturan Daerah;

c. pendidikan HAM;

d. penerapan norma dan standar HAM;

e. pelayanan komunikasi masyarakat; dan

f. pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

(10) Program utama RANHAM Provinsi sebagaimana dimaksud

pada ayat (9) tercantum dalam Lampiran I Peraturan Presiden

inL

(11) Panitia RANHAM Provinsi melaksanakan rapat pengendalian

dan pelaksanaan program paling sedikit 6 (enam) bulan sekali.

Pasal ...

PRES!DEN I~ EPl! E3 Llh !"J [h:)NE::~I/'"

12

Pasal 7

(1) Panitia RANHAM Provinsi membentuk Pokja yang

keanggotaannya terdiri atas unsur Pemerintah dan unsur

masyarakat.

(2) Ketua Panitia RANHAM Provinsi menetapkan susunan, tugas

dan fungsi, serta mekanisme dan tatalaksana Pokja.

Pasal8

(1) Untuk melaksanakan RANHAM di kabupaten/kota, Bupatil

Walikota membentuk Panitia RANHAM Kabupaten/Kota.

(2) Panitia RANHAM Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota.

(3) Bupati/Walikota bertanggungjawab atas pelaksanaan RANHAM

di kabupaten/kota kepada Gubernur melalui Panitia RANHAM

Provinsi.

(4) Bupati/Walikota sebagai penanggungjawab pelaksanaan

RANHAM di Kabupaten/Kota mempunyai tugas:

a. memberikan dukungan terhadap pelaksanaan RANHAM di

kabupaten/kota; dan

b. melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RANHAM

di kabupaten/kota.

(5) Wakil Bupati/Wakil Walikota dan Sekretaris Daerah karena

jabatannya ditunjuk sebagai Ketua dan Sekretaris Panitia

RANHAM Kabupaten/Kota.

(6) Keanggotaan ...

PHE£:;lDEN nEPUBLlI< INDONESIA

13

(6) Keanggotaan Panitia RANHAM Kabupaten/Kota terdiri atas

unsur instansi pemerintah, pakar/akademisi, dan unsur

masyarakat dengan mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan

daerah yang bersangkutan.

(7) Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Panitia RANHAM

Kabupaten/Kota dibentuk Sekretariat Panitia RANHAM

Kabupaten/Kota yang kedudukannya ditentukan oleh Panitia

RANHAM Kabupaten/Kota.

(8) Panitia RANHAM Kabupaten/Kota bertugas melaksanakan

program utama meliputi:

a. pembentukan dan penguatan institusi pelaksana RANHAM;

b. harmonisasi rancangan dan evaluasi Peraturan Daerah;

c. pendidikan HAM;

d. penerapan norma dan standar HAM;

e. pelayanan komunikasi masyarakat; dan

f. pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

(9) Program utama RANHAM Kabupaten/Kota sebagaimana

dimaksud pada ayat (8) tercantum dalam Lampiran I Peraturan

Presiden ini.

(10) Panitia RANHAM Kabupaten/Kota melaksanakan rapat

pengendalian dan pelaksanaan program paling sedikit 6 (enam)

bulan sekali.

Pasal 9

(1) Panitia RANHAM Kabupaten/Kota membentuk Pokja yang

keanggotaannya terdiri atas unsur Pemerintah dan masyarakat.

(2) Ketua ...

..

PRESIDEN nEPUBUK !NDONESIA

14

(2) Ketua Panitia RANHAM Kabupaten/Kota rnenetapkan susunan,

tugas dan fungsi, serta rnekanisrne dan tatalaksana Pokja.

Pasal 10

Dalarn rnelaksanakan tugasnya Panitia RANHAM Provinsi

sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 6 ayat (9) dan Panitia

RANHAM Kabupaten/Kota sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 8

ayat (8) dapat rnelakukan kerja sarna dengan lernbaga pendidikan

dan organisasi kernasyarakatan.

Pasal 11

(1) Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan kegiatan

Sekretariat Panitia RANHAM Nasional dibebankan pada

anggaran pendapatan dan belanja negara yang diternpatkan pada

Kernenterian Hukurn dan Hak Asasi Manusia.

(2) Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan kegiatan

RANHAM Nasional di rnasing-rnasing kernenterian/lernbaga,

dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara pada

rnasing-rnasing kernenterian/lernbaga.

(3) Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan kegiatan

RANHAM Provinsi atau Kabupaten/Kota, dibebankan pada

anggaran pendapatan dan belanja daerah pada provinsi atau

kabupaten/kota.

Pasal ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

15

Pasal 12

(1) Panitia RANHAM Nasional wajib menyampaikan laporan

tahunan kepada Presiden paling lambat akhir bulan Maret tahun

berikutnya.

(2) Panitia RANHAM Provinsi wajib menyampaikan laporan

berkala setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Gubernur dan

Panitia RANHAM Nasional paling lambat akhir bulan Agustus

tahun berjalan dan akhir bulan Februari tahun berikutnya.

(3) Panitia RANHAM Kabupaten/Kota wajib menyampaikan

laporan berkala setiap 6 (enam) bulan sekali kepada

BupatilWalikota dan Panitia RANHAM Provinsi paling lambat

akhir bulan luli tahun berjalan dan akhir bulan lanuari tahun

berikutnya.

(4) Laporan Panitia RANHAM Nasional, Provinsi, dan

Kabupaten/Kota dipublikasikan sebagai wujud as as

akuntabilitas publik.

Pasal 13

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, Keputusan Presiden

Nomor 40 Tahun 2004 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi

Manusia Indonesia Tahun 2004-2009 dicabut dan dinyatakan tidak

berlaku.

Pasal ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16

Pasal 14

Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 11 April 2011

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBA~G YUDHOYONO

Salinan sesuai dengan aslinya

SEKRETARIAT KABINET RI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN I

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 23 TAHUN 2011

TANGGAL

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA

TAHUN 2011-2014

1. Mukadimah

1. Tujuan utama RANHAM adalah mendorong terciptanya masyarakat adit ,

makmur, cerdas, sejahtera dan berbudaya HAM.

2. RANHAM ini merupakan suatu dokumen yang berkembang (living document)

yang di dalam pelaksanannya perlu disesuaikan dengan fokus, potensi, dan

permasalahan masing-masing. ,

3. RANHAM merupakan komitmen negara dan pemerintah Republik Indonesia

terhadap penghormatan, perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan

HAM baik di pusat maupun daerah di seluruh Indonesia dengan memperhatikan

aspek pluralisme dan multikulturalisme. Oleh karena itu mandat tersebut harus

dipahami, dijadikan acuan dan dilaksanakan oleh semua penyelenggara

kekuasaan negara secara akuntabel.

4. RANHAM merupakan politik HAM Negara untuk memberikan perlindungan

dan pemenuhan HAM bagi setiap orang yang ada di Indonesia oleh para

penyelenggara kekuasaan negara untuk menjalankan tugas mereka mengabdi

kepada masyarakat dengan berorientasi pada HAM, serta dengan membangun

kerja sarna yang sinergistik antar lembaga pemerintah dengan masyarakat

madani.

5. RANHAM ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2

5. RANHAM juga ditujukan untuk menumbuhkan semangat kerja sarna

internasional dengan mengacu pada prinsip-prinsip dan tujuan-tujuan Piagam

Perserikatan Bangsa-Bangsa khususnya pada Pasal 1 ayat (3), Pasal 55, dan

Pasal 56 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa serta Pasal 1, Pasal 4, dan Pasal

15 Deklarasi Wina. Kerja sarna internasional dibidang HAM ini berdasarkan

pada prinsip-prinsip saling menghormati, persamaan derajat, dan hubungan

baik antar bangsa, serta hukum internasional dengan memperhatikan

kepentingan nasional dan menghormati ketentuan-ketentuan nasional yang

berlaku.

6. Pelaksanaan RANHAM Tahun 2004-2009 disadari belum sepenuhnya tercapai

sesuai dengan rencana yang ditetapkan, meskipun telah terbentuk 456 (empat

ratus lima puluh enam) Panitia RANHAM di Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Keadaan tersebut karena pemahaman HAM anggota Panitia RANHAM masih

belum memadai, belum optimalnya koordinasi dan konsultasi baik antar

lembaga/unit yang diwakili dalam Panitia RANHAM maupun dengan lembaga

di luar Panitia RANHAM, keterbatasan anggaran dan adanya anggapan bahwa

RANHAM semata-mata menjadi tanggung jawab Kementerian Hukum dan

HAM. Tidak semua program utama RANHAM dilaksanakan sebagaimana

mestinya baik ditingkat pusat maupun daerah karena tidak adanya petunjuk

yang konkret sebagai panduan, sehingga berakibat kegiatan bertumpu pada

sosialisasi dan diseminasi.

7. Sejalan ...

PRESIDEN REPUBLIK lNDONESIA

3

7. Sejalan dengan hal-hal tersebut di atas, maka RANHAM Tahun 2011-2014,

memberikan penugasan yang lebih jelas kepada kementerian/lembaga,

Gubernur dan BupatilWalikota sebagai Penanggungjawab pelaksanaan

RANHAM, sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Panitia RANHAM

agar melaksanakan tugas di unit kerjanya masing-masing dengan mengacu pada

norma dan standar HAM, memastikan aparat pemerintah memahami dan

berorientasi pada HAM dalam pelaksanaan tugas, mendorong kearah

masyarakat dan aparat berbudaya HAM, serta memastikan agar peraturan

daerah selaras dengan hukum dan HAM.

Panitia RANHAM juga berperan dalam pengambilan kebijakan daerah

didasarkan pada penilaian kebutuhan (need assessment), pengarusutamaan

HAM (human rights mainstreaming) , penyelarasan aturan hukum dengan

standar dan norma HAM (legislation process), Standar Prosedur Operasional

(Standard Operating Procedure) bagi penerapan kebijakan dan peraturan,

pemantauan terhadap kinerja aparat dalam pelayanan publik, dan pemantauan

perbaikan kondisi masyarakat yang kurang beruntung termasuk kelompok

rentan (vulnerable groups).

II. Program Utama RANHAM Tahun 2011-2014

1. Program Utama

RANHAM Tahun 2011-2014 terdiri dari 7 (tujuh) program utama, yaitu :

1) Pembentukan dan penguatan institusi RANHAM;

2) Persiapan pengesahan instrumen HAM internasional;

3) Harmonisasi rancangan dan evaluasi peraturan perundang-undangan;

4) Pendidikan HAM;

5) Penerapan ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

4

5) Penerapan norma dan standar HAM;

6) Pelayanan Komunikasi Masyarakat; dan

7) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

2. Pembentukan dan Penguatan Institusi RANHAM

Dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden tentang RANHAM Indonesia

Tahun 2011-2014 1m, kepanitiaan RANHAM Tahun 2004-2009 periu

diperbaharui.

Untuk meningkatkan kelancaran dan koordinasi pelaksanaan RANHAM

Indonesia Tahun 2011-2014 di tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota,

dibentuk Pokja yang merupakan koordinator pelaksanaan RANHAM di instansi

masing-masing dan sekaligus sebagai penghubung dengan Sekretariat dan

Panitia RANHAM. Pokja RANHAM Provinsi dan Kabupaten/Kota dibentuk

berdasarkan kondisi dan kebutuhan daerah yang bersangkutan dalam rangka

penanganan masalah HAM, misalnya Pokja tentang pengentasan kemiskinan,

Pokja tentang harmonisasi Raperda dan evaluasi Perda, Pokja tentang

penanganan masalah anak dan lain-lain. Untuk itu, Panitia RANHAM

Nasional, Panitia RANHAM Provinsi dan Panitia RANHAM Kabupaten/Kota

dan Pokja periu dibekali pengetahuan HAM dan RANHAM.

3. Persiapan Pengesahan Instrumen HAM Internasional

Program pengesahan instrumen HAM internasional yang menjadi program

RANHAM Tahun 2011-2014 sebanyak 12 (dua belas) instrumen, meliputi 1)

Konvensi Penghentian Perdagangan Manusia; 2) Konvensi Perlindungan Hak­

hak Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya; 3) Protokol Opsional Konvensi

Hak ...

PRESIDEN REPU8LIK iNDONESIA

5

Hak Anak tentang Perdagangan Anak, Pornografi Anak dan Prostitusi Anak; 4)

Protokol Opsional Konvensi Penghapusan Diskriminasi terhadap Wanita; 5)

Protokol Opsional Konvensi Hak Anak tentang Keterlibatan Anak Dalam

Konflik Bersenjata; 6) Konvensi Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan

Genosida; 7) Protokol Opsional Konvensi Anti Penyiksaan; 8) Statuta Roma; 9)

Konvensi Status Pengungsi; 10) Protokol Opsional Tahun 1967 Konvensi Status

Pengungsi; 11) pengesahan Konvensi Hak Penyandang Cacat; dan 12)

Konvensi Perlindungan bagi Setiap Orang dari Penghilangan Paksa.

4. Harmonisasi Rancangan dan evaluasi Peraturan Perundang-undangan

Harmonisasi peraturan perundang-undangan (termasuk peraturan daerah) perlu

didahului dengan pembentukan pedoman parameter HAM sebagai perangkat

pengharmonisasian untuk memastikan bahwa suatu produk peraturan

perundang-undangan telah disusun berdasarkan nilai-nilai HAM. Diperlukan

pula kesepakatan mekanisme harmonisasi, serta peran plmpman

kementerian/lembaga, Kepala Daerah, baik di tingkat Provinsi, maupun

Kabupaten/Kota sebagai kornitrnen regulator. Selain itu rnasih terdapat

peraturan perundang-undangan yang turnpang tindih, dan belurn berperspektif

HAM sehingga perlu dilakukan evaluasi.

5. Pendidikan HAM

Usaha meningkatkan pengetahuan dan pembudayaan HAM, kepada aparatur

pemerintah, aparat penegak hukurn, pendidik dan tenaga kependidikan serta

tokoh-tokoh masyarakat/tokoh agarna akan terus dilakukan rnelalui pelatihan

dan ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

6

dan diseminasi. Pelatihan untuk pelatih (TOT) dilakukan secara berjenjang dan

berkesinambungan, untuk mempercepat peningkatan pemahaman dan

pengetahuan HAM, sedangkan diseminasi HAM bertujuan untuk

penyebarluasan nilai-nilai HAM.

6. Penerapan Norma dan Standar HAM

Kewajiban Pemerintah dalam upaya mewujudkan penghormatan, perlindungan,

penegakan, pemajuan dan pemenuhan HAM sebagaimana diatur dalam Undang

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang

Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, perlu dijabarkan secara

operasional ke dalam program dan kegiatan setiap kementerian/lembaga dan

Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Penjabaran tersebut didasarkan pada 10 (sepuluh) kelompok hak yaitu : (1) hak

untuk hidup; (2) hak berkeluarga dan melanjutkan ketumnan dengan

perkawinan yang sah; (3) hak mengembangkan diri; (4) hak memperoleh

keadilan; (5) hak atas kebebasan pribadi; (6) hak rasa aman; (7) hak atas

kesejahteraan; (8) hak tumt serta dalam pemerintahan; (9) hak perempuan; dan

(10) hak anak.

Untuk ke depan prioritas program dan kegiatan Kementerian/Lembaga dan

Pemerintah Daerah telah disusun dalam matriks Lampiran I Angka III

Peraturan Presiden ini. Pelaksanaan kegiatan oleh Pemerintah Daerah hams

memperhatikan fokus, potensi, dan permasalahan masing-masing.

7. Pelayanan ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

7

7. Pelayanan Komunikasi Masyarakat

Pelayanan Komunikasi Masyarakat adalah salah satu upaya pemerintah untuk

menyelesaikan dugaan pelanggaran/permasalahan HAM yang terjadi di

masyarakat baik yang dikomunikasikan maupun yang tidak/belum

dikomunikasikan oleh seseorang atau kelompok orang.

Langkah-Iangkah dalam Pelayanan Komunikasi Masyarakat dilaksanakan oleh

seluruh Panitia RANHAM Nasional, Panitia RANHAM Provinsi, dan Panitia

RANHAM Kabupaten/Kota dengan mengaeu kepada Standar Prosedur

Operational (SOP) yang meliputi analisis, koordinasi, sampai dengan

penyusunan rekomendasi dan pelaporan, terhadap adanya dugaan pelanggaraan

HAM yang dikomunikasikan oleh seseorang atau kelompok orang.

Khusus terhadap permasalahan HAM yang tidak/belum dikomunikasikan

dilakukan identifikasi masalah oleh seluruh Panitia RANHAM Nasional,

Panitia RANHAM Provinsi, dan Panitia RANHAM Kabupaten/Kota guna

diperoleh pemetaan potensi pelanggaran HAM yang terjadi dan mendapatkan

perhatian/komitmen dari pimpinan Kementerian/Lembaga, Gubernur, Bupatil

Walikota sebagai dorongan untuk mengurangi permasalahan HAM sesuai

dengan ruang lingkup kewenangan masing-masing.

8. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan

Pemantauan merupakan proses penilaian kemajuan suatu program atau kegiatan

dalam meneapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi, merupakan rangkaian

kegiatan membandingkan hasH atau pre stasi dengan standar, rene ana , dan

norma ...

r'lRESIDEI\J REPUEJLlK. INDONESIA

8

norma yang telah ditetapkan dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan at au kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan, sedangkan

pelaporan merupakan penyampaian informasi pelaksanaan program RANHAM

pada bentuk dan kurun waktu yang telah ditentukan.

Dalam upaya untuk melakukan ketiga hal tersebut di atas diperiukan pedoman

pemantauan, evaluasi dan pelaporan RAN HAM untuk memberikan panduan

dalam rangka pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan RANHAM di

seluruh Indonesia.

Kegiatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan merupakan kegiatan yang tidak

terpisahkan dari seluruh rangkaian program RANHAM yang mencakup: (1)

Pembentukan dan penguatan institusi RANHAM; (2) Persiapan pengesahan

instrumen HAM internasional; (3) Harmonisasi Rancangan dan evaluasi

peraturan perundang-undangan; (4) Pendidikan HAM; (5) Penerapan norma

dan standar HAM; dan (6) Pelayanan Komunikasi Masyarakat.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Salinan sesuai dengan aslinya

~~~ARIAT KABINET RI

;...-~~~iro Peraturan ;Ii

lm(~».-undangan II,

--- ---

....

PRESIDEN REPUBLlK INDONESIA

9

III. KEGIATAN RANHAM INDONESIA TAHUN 2011- 2014

A. PEMBENTUKAN DAN PENGUATAN INSTITUSI RANHAM

NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL Tl

WAKTU ----­ ,--­

T2 T3 T4

PENANGGUNG JAWAB (INSTANSII

LEMBAGA)

1 2 ---­

3 4 5 6 7 8 9 10____~___________ c__ 11

PEMBENTUKAN PANITIA RANHAM

1 ----­ ----,-------

Belum terbentuknya Pembentukan Panitia RANHAM Panitia 20] 1-20]4 RANHAM 2011­

2014

Membentuk dan mengukuhkan Panitia RANHAM Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota periode 2011-2014

Surat Keputusan tentang Pembentukan Panitia RANHAM Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota periode 2011-2014

Terbentuknya Panitia RANHAM Nasional, Provinsi dan KabupatenJKota periode 2011-2014

V Kemenkumham, Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

2 -----

Belum optimalnya pelaksanaan RANHAM 2004­2009

Peningkatan koordinasi Panitia RANHAM Nasional, Provinsi dan Kabupatenl

1. Melaksanakan Rapat Koordinasi Panitia RANHAM Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota paling

1. Terselenggaranya Rapat Koordinasi Panitia RANHAM

Terlaksananya Program RANHAM 2011-2014 secara optimal

V V V V Panitia RANHAM Nasional, Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

Kota sedikit 6 (enam) bulan sekali

2. Membentuk '"

...

PHESIDEN REPUBLIK INDONESIA

10

--------------- ­

NO PERMASALAHAN STRATEGI

1 2 3

PENGUATAN PANITIA RANHAM

1 Masih lemahnya Peningkatan pemahaman pemahaman Program RANHAM Program oleh Panitia RANHAM RANHAM

RENCANA AKSI KELUARAN

4 5 2. Membentuk Pokja di 2. Penetapan Pokja di

setiap Kementerianl setiap Kementerianl Lembaga, dan di setiap Lembaga, dan di Satuan Kerja Perangkat setiap Satuan Kerja Daerah (SKPD) di Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi dan (SKPD) di Pemerintah Pemerintah Provinsi Kabupaten/Kota dan Pemerintah

Kabupaten/Kota ~-------

1. Sosialisasil Diseminasi 1. Terselenggaranya Program RANHAM Sosialisasil bagi Panitia RAN HAM Diseminasi Program

RANHAM bagi Panitia RAN HAM

2. Pelatihan HAM bagi 2. Terselenggaranya Panitia RANHAM Pelatihan HAM bagi

Panitia RANHAM

----------- ­

WAKTU PENANGGUNG HASIL

~ ~ ~ ~ ~

JAWAB (INSTANSII Tl T2 T3 T4 LEMBAGA)

6 7 8 9 10 11 -------------

Meningkatnya V V V V Kemenkurnham, pemahaman Program Pemerintah Provinsi RANHAM oleh dan Kab/Kota Panitia RANHAM

I

B. PERSIAPAN ".

------------ ----------

..

PRESIDE!\! REPU8UK INDONESIA

11

B. PERSIAPAN PENGESAHAN INSTRUMEN INTERNASIONAL HAM

NO PERMASALAHAN STRATEGJ RENCANA AKSI KELUARAN HASIL WAKTU PENANGGUNG

JA W AB (INSTANSJI LEMBAGA)T1 T2 T3 T4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 ------------

Kemenlu, Kemenkurnham, Kemensos, Kemen PU

Kemenlu, Kemenkurnham, Kepolisian, Kejaksaan, Kemenhan

1

-~~~~

Belum efektifnya persiapan pengesahan instrumen internasional HAM karena faktor internal dan eksternal

---------

Peningkatan efektifitas persiapan pengesahan instrumen internasional HAM karena faktor internal dan eksternal

1. Membentuk mekanisme persiapan pengesahan instrumen internasional HAM

2. Membentuk Pokja Tetap persiapan pengesahan instrumen internasional HAM

1. Terbentuknya mekanisme persiapan pengesahan instrumen internasional HAM

2. Terbentuknya Pokja Tetap Persiapan Pengesahan Instrumen Internasional HAM

Tersusunnya naskah akademik dan RUU instrumen internasional HAM yang akan disahkan meliputi : 1. Konvensi

Penyandang Cacat

2. Protokol Opsional Konvensi Anti Penyiksaan

V

-

-

-

-

V

-

-

3. Menyusun ...

----

1

..

PRESIDEN REPUBLIK iNDONESIA

12

PENANGGUNG KELUARAN

WAKTU JAWAB (lNSTANSII HASILRENCANA AKSI STRATEGIPERMASALAHANNO

T4T1 T3T2 LEMBAGA)

9 10 117 864 532 - Kernenlu,

Akadernik dan RUU - V3. Statuta Rorna 3. Tersusunnya Naskah -3. Menyusun Naskah

Kernenkurnharn, oleh Pokja Persiapan

tentangAkadernik dan RUU Kepolisian,

Pengesahan Instrurnen Mahkarnah Pidana persiapan pengesahan

Kejaksaan, Internasional HAM

Internasionalinstrurnen HAM Kernenhan, Kernensos, MABES TNI

internasional

4. Tersosialisasinya4. Sosialisasi muatan 4. Konvensi - V Kernenlu,- -instrurnen HAM instrumen Penghentian Kernenkurnharn,internasional yang Internasional HAM Perdagangan Kepolisian,akan disahkan yang akan disahkan Manusia dan Kejaksaan,

Eksp]oitasi Kernennakertrans Prostitusi

- V Kernenlu,- -5. Konvensi Kernenkurnharn ,

perlindungan hak- Kernennakertrans, hak Pekerja Kernen PP & PA, Migran dan Kernensos, Kernen anggota-anggota dagd, BNP2TKI keJuarganya

--- '-----­

6. Protokol ...

--- ---

1

"

PRESIDEN REPUBLlK INDONESIA

13

NO PERMASALAHAN

2 ---

HASILKELUARANRENCANA AKSI STRATEGI T3

9

-

T4

10 L---_

-

- -

- -

6543

6. ProtokolOpsional Konvensi Hak Anak tentang Perdagangan Anak, Pornografi Anak dan Prostitusi Anak

7. Protokol Opsional Konvensi Penghapusan Diskrirninasi terhadap Perernpuan

8. Protokol Opsional Konvensi Hak Anak tentang Keterlibatan anak dalarn konflik bersenjata

Tl

7

V

-

V

WAKTU

T2

8

-

V

-

_L__ __

PENANGGUNG JAWAB (INSTANSII

LEMBAGA)

11

Kernenlu, Kernenkumham, Kernen PP & PA, Kerndiknas, Kernensos

Kernenlu, Kernenkumham, Kernen PP & PA

Kernenlu, Kernenkumharn, Kernenhan, Kepolisian, Kejaksaan, Kernen PP & PA, Kernensos

9. Konvensi ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

14

-

NO PERMASALAHAN STRATEGI

I 2 3

-

RENCANA AKSI

4

KELUARAN

5

-

HASIL

6 9. Konvensi Status

Pengungsi

10. ProtokolOpsional Tahun1967 Konvensi Status Pengungsi

11. Konvensi Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida

12. Konvensi Perlindungan Bagi Setiap Orang dad Penghilangan Paksa

-

WAKTU PENANGGUNG - JAWAB (INSTANSII

Tl T2 T3 T4 LEMBAGA)- ­7 __ 8 9 10 11

-- - V Kemenlu,

Kemenkumham, Kemennakertrans Kemensos

- - - V Kemenlu, Kemenkumham, Kemennakertrans Kemensos

- - - V Kemenlu, Kemenkumham, Kepolisian, Kejaksaan, Kemenhan

- - V Kemenlu, Kemenhan, Kemenkumham, MABES TNI,

.-~. Kepolisian

C. HARMONISASI ...

--

------

--

...

PRESIDEN REPUBLH< INDONESIA

15

C. HARMONISASI RANCANGAN DAN EVALUASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

WAKTU PENANGGUNG NO KELUARAN HASILRENCANA AKSI JA W AB (INST ANSI! STRATEGIPERMASALAHAN T3Tl T2 T4

LEMBAGA)._-­<)

'-

104 5 6 7 83 11 1

21 V V1. Menyiapkan parameter 1. Tersusunnya 1. Terlaksananya V V Kemenkumham,

peraturan perundang-HannonisasiMasih adanya

parameter HAM harmonisasi Kernendagri, undangan yang belum

rancangan dan HAM untuk hannonisasi rancangan untuk hannonisasi rancangan Kernenterian terkait,

berperspektif HAM evaluasi

dan evaluasi peraturan rancangan peraturan peraturan Pernerintah Provinsi perundang­peraturan

perundang-undangan perundang­perundang -undangan dan Kab!Kota undangan dan evaluasi undangan dan berperspektif evaluasi peraturan HAM

peraturan perundang-undangan perundang­

undangan berper­spektifHAM

2. Rekomendasi evaluasi peraturan

2. Membentuk Pokja 2. Terbentuknya Pokja evaluasi peraturan adanya peraturan

perundang-undangan perundang-undangan perundang­dan hannonisasi dan harmonisasi undangan yang rancangan peraturan belum perundang-undangan

rancangan peraturan perundang-undangan berperspektif yang efektif HAM

-

3. Melaksanakan ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16

! ­

PENANGGUNG~- " NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL JAWAB (INST ANSI!

TI T2 T4T3 LEMBAGA)

1 2 3 4 5 6 7 8 129 10,_­ -

3. Melaksanakan 3. Terlaksananya sosialisasi pedoman sosialisasi pedoman hannonisasi rancangan harmonisasi dan evaluasi peraturan rancangan peraturan perundang-undangan perundang-undangan

4. Melakukan harmonisasi 4. Rancangan rancangan peraturan peraturan perundang-undangan perundang-undangan

yang berperspektif HAM I

I 5. Meltlksanakan evaluasi 5. Tersusulluya

peraturan perundang- informasi peraturan Iundangan yang belum perundang-undangan berperspektif HAM yang belum

berperspektif HAM

I 2. Masih ...

~

PRESIDEN REPUBUK INDONESIA

17

1 L ___ WAKTU NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI I KELUARANI HASIL

Tl T2 T3 T4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2 Masih adanya I Penyelarasan ! I. Menginventarisasi 1. Terinventarisasinya Peraturan perundang- V V V I V I

peraturan perundang- I peraturan I peraturan perundang­ peraturan perundang­ undangan yang serasi undangan yang perundang­ undangan yang undangan yang dan selaras I turn pang tindih undangan turnpang tindih turnpang tindih

2. Melakukan pengkajian 12 Tersusunnya hasil dan penelitian terhadap kajian dan penelitian

II peraturan perundang­ terhadap peraturan

undangan yang turnpang perundang-undangan tindih yang turnpang lindih

3. Menyusun dan 3. Tersusunnya rnenyelaraskan peraturan peraturan perundang­perundang-undangan undangan yang serasi

dan selaras 4. Meningkatkan \4. Meningkatnya

koordinasi Pantia koordinasi Panitia I RAN HAM dengan Law RANHAM dengan I

Centre Kernenkumharn Law Centre I II

Kernenkurnharn I

I I j I

PENANGGUNG JAWAB (INSTANSII

LEMBAGA) 11

Kernenkumharn, Kernen LH, Kernen ESDM, Kernenhut, Kernendagri, Kernen KP, Kernentan, Kernen PU, Kernenbudpar, Pernerintah Provinsi dan Kab/Kota

I

I I

I D. PENDIDIKAN ...

E,·C:S· E>J R Er-'LJ 8 L. i ~-<, r"~ C-,()f'-,J ES~.i...

18

D. PENDIDIKAN HAK ASASI MANUSIA

--­ -- ­

NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL WAKTU

'-----­ --- ­ -- ­ , ­ ---- ­

T1 T2 T3

---- ­

T4

PENANGGUNG JAWAB (INSTANSII

LEMBAGA) 1 1

2 Belum maksimalnya

3 Peningkatan

4 --­

1. Menyusun modul dan 1. 5

Tersusunnya modul 6

Meningkatnya 7 V

8 V

9 ----­

V 10 11

---- ­ - ­ ,~

V Kemenkumham, pemahaman dan pemahaman dan bahan untuk diseminasi dan bahan untuk pemahaman dan Kemendiknas, kesadaran aparatur kesadaran HAM dan pelatihan HAM diseminasi dan kesadaran HAM bagi LAN, pemerintah dan bagi aparatur bagi aparatur pelatihan HAM aparatur pemerintah Kemenag, Kemen masyarakat tentang pemerintah dan pemerintah dan bagi aparatur dan masyarakat PP & PA, HAM masyarakat masyarakat pemerintah dan Kcmcnsos,

masyarakal Kemenkominfo, Kt:lllt:ll(.lagri,

2. Melaksanakan 2. Terlaksananya KOMNAS HAM, uiscminasi dan diseminasi dan Pemerintah Provinsi pelatihan HAM pelatihan HAM bagi dan Kab/Kota berkelanjutan bagi aparatur pemerintah aparatur pemerintah dan masyarakat dan masyarakat

~--- -- ­ --- '----- ­

3. Melaksanakan ...

,

~JP. c~s;, C-,E!'-J ';~EPi-lE 1 , ; [)Ot'JES:l~..

19

NO I PERMASALAHAN STRATEGI

1 I 2 3 -­

2 I Masih terbatasnya Pe bahan ajar dan ku penggunaan ku metodologi HAM di aj lingkungan pe pendidikan ra

pe m H lin pe

llingkatan llitas dan mtitas bahan r serta 19aneka­~aman

199unaan todologi \.M di gkungan Ididikan

RENCANA AKSI KELUARAN

4 5 3. Melaksanakan pelatihan 3. Terlaksananya

untuk pelatih dan pelatihan untuk fasilitatorl penyuluh pelatih dan pelatihan HAM bagi fasilitator/penyuluh aparatur pemerintah pelatihan HAM bagi dan masyarakat aparatur pemerintah

dan masyarakat

1. Meningkatkan kualitas 1. Meningkatnya dan kuantitas bahan kualitas dan ajar HAM dalam kuantitas bahan ajar lingkungan pendidikan HAM dalam

Iingkungan pendidikan

2. Menganekaragamkan 2. Meningkatnya metodologi HAM di penganekaragaman lingkungan pendidikan penggunaan

metodologi HAM di lingkungan pendidikan

WAKTU PENANGGUNG HASIL

T1 T2 T3 T4 JAWAB (INSTANSII

LEMBAGA)- ._­

6 7 8 9 10 12

--­ --­ -- ­ -Terpenuhinya bahan V V V V ajar dan penggunaan metodologi HAM di lingkungan pendidikan

3. Belum ...

--- --- ---------

"

j'~ ;::::PLJr"."",,", i DOi\lESi;:

20

--­

WAKTU PENANGGUNG NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL

T1 T2 T3 T4 JAWAB (INSTANSII

LEMBAGA) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

- ­ ---- ­ --­ ---- ­

3 Belum semua Penguatan 1. Melakukan koordinasi 1. Terlaksananya Semua kurikulum V V V V Kemendiknas, kurikulum pendidikan materi HAM dengan instansi terkait koordinasi dengan pendidikan LAN, kepemirnpinan, pada kurikulum untuk memasukan instansi terkait untuk kepemimpinan, teknis, Kemenkumham, teknis, dan fungsional pendidikan materi HAM dalam memasukan materi dan fungsional Kemenag, memuat materi HAM kepemimpinan kurikulum pendidikan HAM dalam memuat materi HAM Pemerintah Provinsi

teknis, dan kepemimpinan, teknis kurikulum dan Kab/Kota fungsional dan fungsional pendidikan

kepemimpinan, teknis dan fungsional

2. Melaksanakan 2. Terlaksananya pendidikan HAM bagi pendidikan HAM Widyaiswara bagi Wi(iyaiswara

--­

4 Belum optimalnya Peningkatan Melakukan pembudayaan Terlaksananya Meningkatnya peran V V V V Kemenkumham, peran media massa, peran lembaga/ HAM melalui peran pembudayaan HAM lembaga/instansi, Kemendiknas, seni dan budaya instansi _media lembaga/instansi, media melalui peran lembaga/ media massa, seni dan Kemenbudpar, dalam pembudayaan massa, seni dan cetak, elektronik dan seni instansi, media cetak, budaya dalam Kemenkominfo, nilai-nilai HAM budaya dalam tradisional elektronik dan seni pembudayaan nilai- Pemerintah Provinsi

pembudayaan tradisional nitai HAM dan Kab/Kota HAM

----­---- ­ ----- ­

E. PENERAPAN ...

---

"

p~ F~S! ~JEf'"~

r~f::p~} L i ! t~~ r)Ci 1": ESLA

21

E. PENERAPAN NORMA DAN STANDAR HAK ASASI MANUSIA

--------- ­

NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN

I 2 3 4 5

1. HAK UNTUK HIDUP -----­

1 Masih tingginya Peningkatan 1. Meningkatkan pemberian 1. Meningkatnya angka kematian ibu taraf hidup ibu gizi tambahan bagi ibu pemberian gizi dan bayi pada saat hamil hamil dad keluarga tambahan bagi ibu proses kelahiran, miskin hamil dari keluarga khususnya sebagai miskin akibat kemiskinan

12. Meningkatkan pelayanan 2. Meningkatnya kesehatan kepada ibu pelayanan kesehatan hamil, pada saat dan kcpada ibu hamil, setelah melahirkan di pada saat dan setelah Puskesmas, Puskesmas melahirkan di Pembantu, maupun Puskesmas, Rumah Sakit oleh tenaga- Puskesmas Pembantu, tenaga yang profesional maupun Rumah Sakit dan didukung sarana dan prasarana yang memadai

-----­

HASIL

6

Berkurangnya angka kematian ibu dan bayi dalam proses kelahiran

WAKTU ------------

Tl T2 T3 --~ -- ­

7 8 9

---- ­

V V V

T4 J

10

V 1< 1< 1< B P d

PENANGGUNG A W AB (INSTANSII --.!:EMBAGA)

11

emenkes, emensos, emen PP & PA, KKBN, cmcrintah Provinsi n Kab/Kota

--~--~

3. Meningkatkan ...

-------

-----

..

REFIL: ()(::-f'-,JE$~l·

22

WAKTU PENANGGUNG NO I PERMASALAHAN JA WAB (lNSTANSII HASILSTRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN

T4Tl T2 T3 LEMBAGA)

1 I 2 4 5 6 7 8 9 10 113 3. Meningkatnya

program vaksinasi tanpa 3· Meningkatkan target

program vaksinasi dipungut biaya bagi bayi gratis bagi bayi dari dan keluarga miskin keluarga miskin

4. Terlaksananya gizi bagi bayi dan

4· Memberikan bantuan bantuan gizi bagi bayi

keluarga miskin dan keluarga miskin

5. Meningkatnya perilaku hidup bersih

5 · Sosialisasi tentang perilaku hidup bersih

dan sehat dan sehat

6. Meningkatnya penanganan perinatal

6 · Sosialisasi tentang pengetahuan tentang penanganan perinatal

7. Meningkatnya kualitas pelayanan KB

7· Meningkatkan akses dan kesertaan KB bagi

yang berkualitas (sesuai keluarga miskin dengan SOP) I

~~ ~

2. Terbatasnya ...

-----

------------

PRESIDEI'\! REPUBLIK INDONESIA

23

----­

NO PERMASALAHAN

1 2

2 Terbatasnya layanan kesehatan, terutama bagi yang mengidap penyakit HIV/AIDS, Napza, TB dan Malaria mengakibat­kan terancamnya usia hidup termasuk narapidana dan tahanan.

STRATEGI

3 Perlindungan terhadap Hak Hidup termasuk narapidana dan tahanan

RENCANA AKSI

4 1. Meningkatkan

rehabilitasi dan perlindungan sosial korban Napza termasuk narapidana dan tahanan

2. Meningkatkan layanan kesehatan yang layak bagi penderita HIV / AIDS, Napza, TB dan Malaria termasuk narapidana dan tahanan

KELUARAN

5 1. Meningkatnya

rehabilitasi dan perlindungan sosial korban Napza termasuk narapidana dan tahanan

2. Meningkatnya layanan kesehatan yang layak bagi penderita HIV / AIDS, Napza, TB dan Malaria

HASIL

6 Meningkatnya kesehatan narapidana dan tahanan bagi penderita HIV/AIDS, Napza, TB dan Malaria

T1

7 V

WAKTU

T2

8 V

T3

9 V

T4

10 V

PENANGGUNG JAWAB (INSTANSI/

LEMBAGA) 11

Kemenkumham, Kemenkes, Kemensos, Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

termasuk narapidana dan tahanan

...~ .._--_.. '---_...

3. Menurunnya ...

----------- -----------

•JlMd~\""'-~?::'~"'--- ~,h .,., .~~ ""''''1.&~"9i~~"~itil; ~~'l

~"", 0\~~; ~.;j~'I~ AI.~"'t~~ ~hh ~ ""~~"'ViJy

"""Af';",~

PRESIDEI'J REPU8L1K INDONESIA

24

NO PERMASALAHAN STRATEGI

----­

1 2 3

3 Menurunnya kualitas Peningkatan lingkungan yang upaya mengancam perlindungan perikehidupan dan dan pengelolaan makhluk hidup lingkungan

hidup

-

RENCANA AKSI KELUARAN

4 5

1. Bakti so sial dan gerakan 1. Terlaksananya bakti masyarakat sadar so sial dan gerakan lingkungan masyarakatsadar

lingkungan

2. Pendidikan adiwiyata 2. Terlaksanannya dalam lingkungan pendidikan adiwiyata pendidikan formal dalam lingkungan

pendidikan formal

3. Menyusun panduan 3. Tersusunnya panduan pengelolaan lingkungan pengelolaan hidup (baku mutu, lingkungan hidup amdal) dan ijin (baku mutu, amdaJ) pengelolaan lingkungan dan ijin pengelolaan hidup lingkungan hidup

HASIL

6

Semakin me kualitas Iin~

hidup

mbaiknya kungan

WAKTU

Tl I T2 T3

7 8 9

V V V

PENANGGUNG

T4 JAWAB (INSTANSII

LEMBAGA) 10 11

V I Kemenhut Kernen LH, Kemendagri, Kernen ESDM, Kementan, Kernen BUMN, Kernen KP, Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

4. Melanjutkan ...

------

-----

------------- ------

--------- --- --

-----

1

PRESIDEN REPUBUK INDONESIA

25

KELUARAN

;

an 14. Terlaksan mya ru pemberia I

pengharg an Kalpataru dan Satya Lencana Pembang nan kepada Pemerintah Kab/Kota dan peme "hati lingkunga :1

ung 15. Meningkatnya tanggung iawab sosial pelaku us Iha dalam rangka pe :1gelolaan

n SDA dan ~elestarian lingkunga :1 dengan mengikut ertakan masyarak It setempat

RENCANA AKSISTRATEGIPERMASALAHANNO

432 4. Melanjutkan pembe

penghargaan Kalpat dan Satya Lencana Pembangunan kepac a Pemerintah Kab/Ko ta dan pemerhati lingkungan

5. Meningkatkan tangl jawab sosial pelaku usaha dalam rangka pengelolaan SDA d: n pelestarian lingkunl: dengan mengikutsertakan masyarakat setempa

HASIL T1

76

---~--

WAKTU

T2

8

--~---

T3

9

T4

10

PENANGGUNG JAWAB (INSTANSII

LEMBAGA) 11

4. Masih ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

26

NO PERMASALAHAN

1 2 -----­

4 Masih lemahnya pengawasan dan penegakan hukum di bidang lingkungan hidup dan sumber daya alam

-----­-----­ ---­

STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL

---­

3 4 5 6 ----

Peningkatan 1. Menginventarisasi dan 1. Terinventarisasinya Meningkatnya pengawasan dan mengkaji peraturan dan tersusunnya hasil Pengawasan dan penegakan perundang-undangan kajian peraturan penegakan hukum di hukum di di bidang lingkungan perundang-undangan bidang lingkungan bidang hidup dan sumber daya lingkungan hidup hidup dan sumber lingkungan aJam yang tum pang dan sumber daya daya alam sehingga hidup dan tindih alam yang tumpang masyarakat menikmati sumber daya tindih Jingkungan hidup yang alam baik dan sehat

2. Melaksanakan 2. Terlaksananya pengawasan dan pengawasan meningkatkan peran lingkungan hidup posko pengaduan dan sumber daya Jingkungan hidup dan alam sumber daya alam

-----­ --­ -----­

WAKTU PENANGGUNG -­

T1 T2 T3 T4 JAWAB (INSTANSII

LEMBAGA) 7 8 9 10 11 V V V V Kernen LH

Kemenkumham, Kepolisian, Kejaksaan, Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

-­ ---------'-----­ '-------­

3. Memberikan ...

f

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

27

NO

1

PERMASALAHAN

2

STRATEGI

----------­

3

----­

RENCANA AKSI

4

3. Memberikan advokasi kepada masyarakat untuk penyelesaian sengketa lingkungan hidup dan sumber daya alam

4. Melaksanakan tindakan tegas terhadap pelaku pelanggar lingkungan hidup dan sumber daya alam

KELUARAN

5

3. Terlaksananya advokasi kepada masyarakat dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup dan sumber daya alam

4. Terlaksananya tindakan yang tegas terhadap pelaku pelanggar lingkungan hidup dan sumber daya alam

HASIL

6

------­

WAKTU

T1 T2 T3

7 8 9

T4

10

PENANGGUNG JAWAB (INSTANSII

LEMBAGA) 11

-------­ -------­

5. Masih ...

c:

PRESIDEN REPU8L1K INDONESIA

28 -----­---­

NO PERMASALAHAN STRATEGI

1 2 3

5 Masih belum Peningkatan terpenuhinya fasilitas urnum lingkungan hidup yang menunjang yang baik dan sehat terciptanya bagi rnasyarakat lingkungan

hid up yang baik dan sehat

RENCANA AKSI

4

-----­

KELUARAN

5 Membangun fasilitas MCK Tersedianya fasilitas dan sanitasi di lingkungan MCK dan sanitasi di masyarakat dan tempat Iingkungan masyarakat urnurn dan tempat urnum

2. HAK BERKELUARGA DAN MELANJUTKAN KETURUNAN ~----~~ ~- ~----~~----­

1 Masih adanya Kernudahan 1. Melakukan pendataan 1. Adanya data kendala untuk rnelangsungkan gelandangan, pengemis gelandangan, rnelangsungkan perkawinan dan orang miskin pengemis, dan orang perkawinan yang sah yang sah, rniskin yang tidak bagi gelandangan, mernperoleh mernpunyai KTP pengernis dan orang surat nikah dan rniskin akta kelahiran 2. Memberikan KTP gratis 2. Gelandangan,

bagi gelandang­ pada gelandangan, pengernis, dan orang an, pengernis pengernis, dan orang miskin mendapatkan dan orang miskin kemudahan miskin secara rnemperoleh KTP gratis gratis

----­

WAKTU PENANGGUNG HASIL

Tl T2 T3 T4 JAW AB (INSTANSII

LEMBAGA) 6 7 8 9 10 11

---­ ---­ ~~~~~

Terpenuhinya V V V V KernenLH lingkungan hidup yang Kernen PU, baik dan sehat bagi Kemensos, masyarakat Kemenkes,

Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

~~~~ ~~~~~ -~~

-------

Tepenuhinya hak bagi V V V V Kemendagri, gelandangan, Kemenag, pengernis, dan orang Kemensos, rniskin memperoleh Kemenkumharn, surat/akta nikah dan Pemerintah Provinsi akta kelahiran dan Kab/Kota

~-~-'---~

3. Melaksanakan ...

,

PRES!DEN REPUBLIK INDONESIA

29

NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL WAKTU PENANGGUNG

JAWAB (INSTANSII LEMBAGA)

Tl T2 T3 T4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 3. Melaksanakan

perkawinan yang sah bagi gelandangan, pengemis, dan orang miskin secara gratis

4. Pemberian suratlakta nikah gratis bagi gelandangan, pengemis, dan orang miskin

5. Pemberian akta kelahiran gratis bagi gelandangan, pengemis, dan orang miskin

3. Gelandangan, pengemis, dan orang miskin mendapatkan kemudahan memperoleh perkawinan yang sah secara gratis

4. Gelandangan, pengemis, dan orang miskin mendapatkan kemudahan memperoleh surat nikah gratis

5. Gelandangan, pengemis, dan orang miskin mendapatkan kemudahan memperoleh akta kelahiran gratis

2. Masih ...

----------

----------

--------------

----------

,,1."4::;"'" '-ll ~~;. r.?""-<-:,,~~

~t"'.,.. ""t.Il~~17~.~""*"'.'~I\....'~ 4.~\:~ \t,,­~\~.j AI:i# <:";':~~. ,~f,y

:;'''~.v,J -<i?".c.~d::~'::'" '.,.. ,,",­

EStL)t~ c.,) I··~ ;\-J

30

• ..

PENANGGUNG NO

WAKTU JAWAB (INSTANSJI KELUARAN HASILPERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI

T4T2 T3Tl LEMBAGA) ~-

8 ..

1 1197 104 5 62 3 Kemenag,

perkawinan yang V V VV2 1. Sosialisasi tentang 1. Meningkatnya TerpenuhinyaMasih banyaknya 1. Peningkatan

Kemendagri belum dicatatkan

pemahaman tentang pencatatan perkawinan pemahaman perkawinan berdasarkan Kernenkumharn,

I pada kantor Peraturan Perundang­ perkawinan pada kantor pencatatan tentang syarat

Kernen PP & PA, pencatatan

pcrkawinanundangan berdasarkanperkawinan Kernen PAN & RB,

perkawinan yang Peraturan Perundang­dan penting-

Pernerintah Provinsi rnengakibatkan isteri

undangannya pencatat­dan Kab/Kota

dan anaknya tidak an perkawinan

2. Pelaksanaan pencatatan 2. Terlaksananya rnendapatkan

2. Peningkatan perlindungan perkawinan bagi yang pencatatan setiap

perlindungan hukurn perkawinannya belum perkawinan isteri dan anak hukum bagi

dicatatkan

3. Tersusunnya Undang-Undang Nornor

3. Perubahan terhadap Rancangan U ndang­

1 Tahun 1974 tentang undang tentang Perkawinan perubahan atas

U ndang -undang Nornor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

I

3. HAK ...

---------------

__

1

1

'\ .,,4p/! ---'"",'"...;,.. "\t, IIt..~!:.y "J.?;-;:_~._), r ~

'" ""~ ~'.tfJ •i.yAy """.' ,. ·It..~,,~~'-*~-~. ~."'-'A

f!<~ ~,~~~ ~ ~ ~..)'

't~\: "iff .,,~:~~..:~~! ",,:c

NO PERMASALAHAN STRATEGI

2 3

3. HAK MENGEMBANGKAN DIRI

Masih banyaknya warga masyarakat termasuk anak usia sekolah yang belum memperoleh pendidikan dasar

Peningkatan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dasar

31

RENCANA AKSI KELUARAN

4 5

1. Melak'Ukan pendataan 1 Tersedianya data terhadap warga warga rnasyarakat masyarakat termasuk terrnasuk anak usia anak usia sekolah yang sekolah yang belurn belum memperoleh memperoleh pendidikan dasar pendidikan dasar

2. Meningkatkan 2. Meningkatnya pemahaman masyarakat pemahaman tentang pentingnya masyarakat tentang pendidikan pentingnya

pendidikan

3. Mendorong Pemda untu k 13. Tersusun dan membuat dan terlaksananya melaksanakan kebijakan kebijakan Pemda pendidikan dasar tanpa tentang pendidikan dipungut biaya dasar tanpa dipungut

biaya

- ~~~------ ------------- ­

HASIL I W AKTU

I T2 I T3

PENANGGUNGI~~ JAWAB (INSTANSII Tl LEMBAGA)

6 1718191101 11

Terpenuhinya pendidikan dasar bawarga masyarakat tennasuk anak usia sekolah tanpa diDUngut biaya

gi v v v

.....L --'___-'-___J

v 1 Kemendiknas, Kemendagri, Kemenag, Kemenpora, Kemensos, Kernen PDT, Kemenkominfo, Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

2. Masih ..

~~,;"~4...!:\'"~ ~~"" !'~~'" .-:'"'~" h

t,A", ,<-.A ~~~ ~

t"*'''''..,,\,~~....."'~

"(\~ ",MI~~II IHJ ",.~'~.. . '.~;':1' '<." "" M' :?"~'9"~} .v. ~lt't ,..:.:r

<~;w~,,~ j!~:><

D E::S\ &": j,.<,.. ~ J

32

~

"

NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI

----­

KELUARAN HASIL ~--

T1

. WAKTU

,..----- ­ "C----­ _.._-­

T2 T3 T4 _... ­ ~--,.-.-

PENANGGUNG JAWAB (INST ANSI!

LEMBAGA) 1 2

2 Masih banyaknya

3 Mernbuka akses

4 1. Mernbangun prasarana

5 I, Terbukanya akses

6 Terpenuhinya hak atas

7 V­

8 --­

V 9 V

10 V

11 Kernendiknas,

warga rnasyarakat transportasi, dan rnenyediakan sarana pendidikan bagi pendidikan terutarna Kernen PDT, tidak rnendapatkan kornunikasi, dan transportasi di wilayah­ warga rnasyarakat bagi rnasyarakat yang Kernen PU, akses pendidikan inforrnasi bagi wilayah yang sulit terutarna karena belurn rnendapatkan Kernenhub, terutarna karena warga terjangkau faktor geografis, pendidikan karena Kernensos, faktor geografis rnasyarakat bencana alarnlsosial faktor geografis, Kernen KP, (pesisir dan pulau­ yang belurn dan kornunitas adat bencana alarnlsosial Kernenkorninfo, pulau kecil dan/atau rnendapatkan terpencil dan kornunitas adat Pernerintah Provinsi terluar), danlatau pendidikan 2. Mernbangun jaringan 2. Terbukanya akses terpenciI dan Kab/Kota rnengalarni bencana terutarna karena inforrnasi dan jaringan inforrnasi alarnlsosial, dan faktor geografis, kornunikasi rnenyiapkan dan kornunikasi kornunitas adat rnengalami tenaga pendidik yang rnenyiapkan tenaga terpencil bencana berkualitas pendidik yang

alarnlsosial dan berkualitas komunitas adat 3. Menyiapkan sarana dan 3. Tersedianya sarana terpencil prasarana pendidikan dan prasarana

yang rnemadai pendidikan yang memadai

<------ '--------- ­ _._-­ . ­

3. Masih ...

, 'd"".\.~,f:'A~~~-';;"~·t

1ft ?~... ~",,:\.. ~

.'''7 ""'M~""'ji-'"~·\l~,Ii: ~~ .~'J\:f '''.0 '6~'A" ',"'f7

~~". 'A~if"'~ 'l~ ~~. , '"t'...".~ -V. ,1 ':;~

"I!::.c.,..-.....;'fI~"o-~

~") P. E,~;' ~_)~: r~EP~jBLU~___ f' ,\

33

NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL WAKTU PENANGGUNG

JAWAB (INSTANSII LEMBAGA)Tl T2 T3 T4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

3 Masih banyaknya warga masyarakat yang belum sadar akan pentingnya pendidikan

Penyadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan

1. Sosialisasi pentingnya pendidikan

2. Mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

1. Terlaksananya sosialisasi tentang pentingnya pendidikan

2. Berfungsinya secara optimal Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan

V V V V Kemendiknas, Kemenag, Kemenkumham, Kemennakertrans Kemensos, Kemenkominfo, Kernen PP & PA, Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

4. HAK MEMPEROLEH KEADILAN

1 Terbatasnya Bantuan Hukum secara cuma­cuma bagi masyarakat miskin

1, Penyusunan Undang-Undang tentang Bantuan Hukum

1. Mempercepat Rancangan U ndang-U ndang Bantuan Hukum menjadi U ndang -U ndang

1. Tersedianya Undang-U ndang tentang Bantuan Hukum.

Pemberian bantuan hukum secara cuma­cuma bagi masyara­kat miskin

V V V V Setjen MA, Kepolisian, Kejaksaan, Kemenkumham, Pemerintah provinsi dan Kab/Kota

2. Pemberian ...

----------

----------

--

'"

L y. :!'..;

34

PENANGGUNG JAWAB (lNSTANSII

WAKTU RENCANA AKSI KELUA RAN HASILSTRATEGIN~ PERMASALAHAN T4T3T1 T2

..... LE:MBAGA) 1 2 117 106 8 943 5

2. Pemberian bantuan hukum cuma­cuma bagi masyarakat miskin

2 Masih adanya Pelaksanaan penerapan hukum hukum pidana pidana yang k"Urang sesuai dengan mencerminkan keadilan keadilan

2. Meningkatkan pelaksanaan program Bantuan HUk"Um secara cuma-cuma bagi masyarakat miskin

1 . Mendorong pendekatan penyeJesaian perkara di luar pengadilan (restorative justice) dalam penanganan kasus pidana yang tidak serius

2. Menerapkan hukum pidana (criminal justice system) yang mencerminkan keadilan

s ,""''t,~

A.·~;4"'~"'····'I'

~.~*~~-'" ""~1~t;1", -~>c'" f;1I; ~4"~:?; ~-tJ ~dt!f\~/~A'V~"'~\~ v·l"'"'lII;:.·~~.:'~i <>s~

,. "

~-'~~~E,S~L'~~~- i­

12. Meningkatn va pelaksanaan program Bantuan Hu mm secara cuma -cuma bagi masyar. akat miskin

Kemenkumham,VV V V1. Terlaksana la Penerapan hukum Kepolisian,

sistem pera ilan Restorative ustice pidana yan~

Kejaksaan, Setjen pidana

mencerminkan MA,ORI, Pemerintah Provinsi dan Kab/kota

keadilan.

2. Terlaksana (a hukum pida La (criminal jus tice system) yan mencermink ill keadilan

3. Masih ...

I

-----------

----- --------- ---------

4

~Aft~~d~~~",~, """~.lI."""" ~.....~~ t~~."'~7.~~,I~~~:: \~~ ~.~ "It 11 .....;.~~ ~\1j ~.~~ ~A!~t/·

"<:.."""'~·'V·I·· -"" ~"".; ..~-~~

Di'-~·'·• ,,< .... ~"","

flEPU8UI'

NO I PERMASALAHAN

2 Masih adanya aparat penegak hukum yang kurang memahami HAM

I Masih adanya penanganan perkara pidana yang belum mencerminkan prinsip sederhana, cepat dan biaya ringan

STRATEGI

3 Peningkatan pemahaman HAM bagi aparat penegak hukum

Penanganan perkara pidana lebih cepat, sederhana dan biaya ringan

35

KELUARANRENCANA AKSI

4 5 1. Penyusunan buku saku 1. Tersusunnya buku

HAM bagi aparat saku HAM bagi penegak hukum aparat penegak

hukum 2. Terlaksananya

kepada aparat penegak 2. Sosialisasi HAM

sosialisasi HAM hukum kepada aparat

penegak hukum · Menyusun SOP L Tersedianya SOP

penanganan perkara penanganan perkara pidana secara terpadu pidana secara

terpadu 2· Mensosialisasikan SOP 2. Terlaksananya SOP

penanganan perkara penanganan perkara pidana secara terpadu pidana secara

terpadu 3· Melaksanakan 3. Terlaksananya

penanganan perkara penanganan perkara pidana secara terpadu pidana yang cepat,

sederhana dan biaya ringan

PENANGGUNGWAKTU ....

JAWAB (iNSTANSIIBASIL T3 T4T2T1 LEMBAGA) _ ...........

1197 8 106 ~..............

Kemenkumham, hukum memahami

V V VVSemua aparat penegak Kepolisian,

HAM Kejaksaan, Setjen MA, Pemerintah Provinsi dan Kab/kota

Kemenkumham, penanganan perkara

V V VVTerwujudnya Kepolisian,

pidana yang Kejaksaan, menerapkan prinsip Setjen MA, ORI, sederhana, cepat dan Pemerintah Provinsi biaya ring an serta dan Kab/kota terpadu

.•••~L••••.._'-.

4. Meniogkatkan ...

1

.!M,.~\\'-,~,~t".?... ""'__""","~~...""ji"'-'\'A,;'."" ..... ~t.~~'J!'" ~4:1f

~~~ ~41~~II AAif ~~~,.. ~.4'~-","t.~\""IU~...c..-N.;• ....,,~

PRESiDCi, i~EDU8Ur<'. i:~ E~d/\

RENCANA AKSI NO I PERMASALAHAN STRATEGI

3

5. HAK ATAS KEBEBASAN PRIBADI

Masih kurangnya pemahaman dan toleransi rnasyarakat tentang kebebasan beragarna, dan beribadat rnenurut agarna dan kepercayaannya

Peningkatan pernaharnan dan toleransi rnasyarakat tentang kebebasan beragama, dan beribadat rnenurut agarna dan kepercaya­annya

4 . koordinasi

daerah

4 Meningkatkan

Mahkurnjakpol di tingkat pusat dan Dilkurnjakpol di tingkat

I. Melaksanakan sosialisasi tentang kebebasan beragarna, dan beribadat rnenurut agama dan kepercayaannya.

36

KELUARAN

5 4. Meningkatnya

koordinasi Mahkurnjakpol di tingkat pusat dan Dilkurnjakpol di tingkat daerah

1. Terlaksananya sosialisasi dan meningkatnya pernaharnan tentang kebebasan beragama, beribadat, dan toleransi antar urnat beragamal kepercayaan lain

BASIL

6

TI

7

WAKTU

T2 T3

8 9

T4

10

1. Meningkatnya pernaharnan rnasyarakat tentang kebebasan beragarna, dan toleransi antar urnat beragarnal kepercayaan lain

V V V V

PENANGGUNG JAWAB (INSTANSII

LEMBAGA) 11

Kernenkumllam, Kernenag, Kernenbudpar, Kepolisian, Kejaksaan, Kernendagri, Pemerintah Provinsi dan Kab/kota

2. Melaksanakan ...

---------------

NO PERMASALAHAN STRATEGI

----------- ­

2 3

~~'''~'''''''''~\''''.',.,~~~'" "".....-,""~~.."*:",-.....1:<.~"M ""i~ t~; '.~ ~~~ ~;f~\'.I\A,:J'~t-'~~ '1i.,1~ '?' 't~ ~v~!';;ijl'..;":6',...... ,',.,

PRESIC I1EPU6UK if',! 1:;:51

RENCANA AKSI

4 2. Melaksanakan pelatihan

resolusi kontlik kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, aparat penegak hukum, dan instansi terkait di daerah konflik.

3. Meningkatkan Peran Forum Kebebasan Umat Beragama (FKUB) melalui pertemuan antara FKUB dan instansi terkait serta focus group discussion (FGD)

37

KELUARAN

5 2. Terlaksananya

pelatihan resolusi konflik kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, aparat penegak hukum, dan instansi terkait di daerah konflik

3. Meningkatnya peran Forum Kebebasan Umat Beragama (FKUB) melalui pertemuan antara FKUB dan instansi terkait serta focus group discussion (FGD)

HASIL

6 2. Berkurangnya

konflik yang dilatar belakangi oleh isu agama/ kepercayaan

T1

7

WAKTU

T2

8

T3

9

T4

10

w

PENANGGUNG JAWAB (INSTAN SI/

LEMBAGA) 112

6. HAK ...

------------

----------------

------------

-----------

----------------

----------

1

'" 4AA~d,~\,,,,,

~~"!'ji:::""''''';0<....~~'htA.~;t- ~;4~ ~~~ ~~l ,'t... ~'.~ ~dl! ~~)"""~~. ~/:t"'''''~ 'IC;~;.~,l-'~~.t'~~;" .... ......~

pr~ES!~)t::!C_.;

q EPU BLi f~ ''''J !.)C)r'~ESliJ..

38

WAKTU PENANGGUNG NO I PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN BASIL JA W AB (INSTANSII

Tl T2 T3 T4 LEMBAGA)

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

6. HAK ATAS RASA AMAN

1 Masih adanya Pe tlghapusan 1. Sosialisasi UU No,51 L Terlaksananya Berkurangnya tindak V V V V Kemenkumham, tindakan kekerasan tindakan 1998 tentang sosialisasi UU No.51 penyiksaan yang Kepolisian, dalam proses ke cerasan dalam Ratifikasi Konvensi 1998 ten tang dialami masyarakat Kejaksaan, Komnas penegakan HUl'cU1U pr )ses Menentang Penyiksaan Ratifikasi Konvensi HAM,

pe legakan dan Perlakuan atau Menentang Pemerintah Provinsi hu rum Penghukuman lain Penyiksaan dan dan Kab/Kota

yang kejam, tidak Perlakuan atau manusiawi, atau Penghukuman lain merendahkan martabat yang kejam, tidak manusia manusiawi, atau

merendahkan martabat manusia

2. Mendorong ...

~

#4'~""''''~A';",?..,::-~~~~~I~*~~~~4\',,;:- "'~\

~II" ~A~ "~.~~ ~V ~ ~~ A~f/,\, ~~, ~~'-"" ",c"'~';Y"~~>~--G-u;~:~ =.

r-:--; L~ E~~"3 i ~) t::- r-~<

~ Er)L; }:~ ()~,"ESiA

39

NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL WAKTU PENANGGUNG

JAWAB (lNST ANSI! LEMBAGA)T1 T2 T3 T4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2. Mendorong penghapusan kekerasan dalam proses penegakan hukum

3. Meningkatkan pengawasan dalam rangka penghapusan kekerasan dalam proses penegakan hukum

2. Menurunnya tingkat kekerasan dalam proses penegakan hukum

3. Meningkatnya pengawasan dalam rangka penghapusan kekerasan dalam proses penegakan hukum

2. Masih ...

• .~~;,.•tlM:::::~"";:?"""-,~ 'h ~',*"f'~""'. ~'$ • ~..~A'i ~~~ ~'I\:; ~ft~

t II ~ \1-+,1~'~,1 6i;(,t-.~ ,1 Y.

o:.":'~.. . It'""~"'\(' ' "'-:I.,,~~.\j,

Ii E.P ,-, fe,' L! ,. hiE.SIA

40

NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL WAKTU

-------------­

PENANGGUNG JAWAB (INSTANSI!

LEMBAGA)Tl T2 T3 T4

I 2 3 4 5 6 ----------

Berkurangnya demonstrasi anarkis, perkelahian massall konflik antar pelajar, mahasiswa maupun kelompok masyarakat

7 8 9 V

10 11 2 Masih terjadinya

demonstrasi anarkis, perkelahian massall konflik antar pelajar, mahasiswa maupun kelompok masyara­kat yang menyebab­kan terganggunya rasa aman

Penghapusan demonstrasi anarkis, perkelahian massall konflik antar pelajar, mahasiswa maupun kelompok masyarakat

1. Meningkatkan pendidikan!sosialisasi hukum dan HAM bagi pelajar, mahasiswa maupun kelompok masyarakat

2. Peningkatan peran Perpolisian Masyarakat (Polmas)

3. Sosialisasi Program Gerakan Pembangunan karakter bangsa bagi pelajar dan mahasiswa

1. Terlaksananya pendidikan!sosialisasi Hukum dan HAM bagi pelajar, mahasiswa maupun kelompok masyarakat

2. Meningkatnya peran Perpolisian Masyarakat (Polmas)

3. Terciptanya/terbangun­nya rasa kebangsaan dan rasa patriotisme dikalangan pelajar dan mahasiswa

V V V Kemenkumham, Kemendiknas, Kemenpora, Kemenag, Kemenkominfo, Kepolisian, Kejaksaan, Komnas HAM, Kemendagri, Kemenbudpar, Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

I

4. Mendorong ...

, ,1JF.jld ::~~~."

~~- "';;:-~:.. ",.~ .. •1'<'1 7 "'~~,~'I!: "II"~ A", j"",,,~. l"~ ''''-'*"" ~d,,~ " ~~~ ,,-t- .:~~\ .,,1 ;:::t

'\;,:E:~~:!)f1'~

ESIAI~

41

- ,--"'--"

PENANGGUNGWAKTU ,-­c---­JA W AB (lNSTANSIINO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL

Tl LEMBAGA) 1 1172 43 5 6 _T~==;J ~;

,-, ,­r" ~ r" 4. Mendorong Penye­ 4. Meningkatnya

lesaian sengketa melalui Penyelesaian sengketa mekanisme aIternatif melalui mekanisme berbasis masyarakat alternatif berbasis

masyarakat

-,~"'--

Kemendagri, BPN, sengketa tanah

3 Tingginya kasus V VPembenahan V V1. Legalisasi asset tanah 1. Meningkatnya tertib Berkurangnya kasus Kemenhut,

termasuk di kawasan sistem termasuk di kawasan administrasi pertanahan sengketa tanah

Kepolisian, hutan yang

administrasi hutan secara menyeluruh termasuk di kawasan termasuk di kawasan Kejaksaan, Setjen

mengakibatkan pertanahan dan akurat hutan hutan

MA, Pemerintah termasuk di 2. Meningkatkan koordinasi 2. Meningkatnya

Provinsi dan konflik kawasan hutan antar instansi terkait koordinasi antar

Kab/Kotadalam proses legalisasi instansi terkait untuk asset tanah termasuk di memastikan hak atas kawasan hutan tanah termasuk di

kawasan hutan

3. Meningkatkan 3. Meningkatnya pelaksanaan penegakan pelaksanaan penegakan hukum yang berkeadilan hukum yang

berkeadilan

7. HAK ...

--------

... ~~~1:">~~\'+,

••!,~~~'" "'......~'" to

f.'A'ji~"~A~')f7 .""~'4 ~~; \}~:f_ ,,~... :!i 1'f ~.":" ~\"J ""~~~ .~~-tI' ~"""~ ,''« I>q ~-' ~~;.~,~;p

;"ESII\

42

PENANGGUNGWAKTU -,---- --- --­

NO PERMASALAHAN JAWAB (INSTANSII STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL Tl T2 T3 T4

_ LEMBAQ~)

2 113 4 5 6 7 8 9 10 -~-

7. HAK ATAS KESEJAHTERAAN --- --- --- --~-------

1 Masih belum VPeningkatan Membangun sarana dan Tersedianya sarana dan V Kemen PU, terpenuhinya hak

Terpenuhinya hak V V Pemerintah Provinsi

atas air bersih pemenuhan prasarana air bersih prasarana air bersih atas air bersih

dan Kab/Kota khususnya bagi

penyediaan air khususnya bagi bersih masyarakat miskin

masyarakat miskin khususnya bagi masyarakat miskin

2 Masih terbatasnya V V V Kemenpera, akses masyarakat

Pemenuhan hak Memberikan kemudahan Tersedianya akses Tersedianya akses V Pemerintah Provinsi

miskin atas atas peru mahan (kredit mudah, murah, dan masyarakat miskin atas perumahan yang

dan Kab/Kota perumahan yang

bagi masyarakat tanpa agunan) bagi perumahan yang layak layak dan sehat bagi miskin masyarakat miskin untuk dan sehat masyarakat miskin

layak dan sehat memperoleh perumahan yang layak dan sehat

----_..... _._-­

3. Masih ...

---

-----

-----

-----

---

~~M~';;;\'\"~~"? ~.;.>''"'':......~~ ••lj("'/. "";."-,,,Q4~.,of" "'.!I~~J1:1' "~Ii~~f ~.,\~J~~.., . t,l?'"'t~~\ . ,!I~)""~~ "'V;.J .5;.~>-

<~;.;~~".,"< ~

, ", ; f:) '" j:{EPUiC)L ;"-.; r::~; !

43

asih rendahnya masyarakat

leal untuk !ngelola sumber ya alam sebagai

hidupannya

asih rendahnya ses nelayan dan :lsyarakat 1ainnya ltuk rnemanfaatkan mber daya ikan

NO I P ERMASALAHAN

1

3 1M a 10 m d su

ses

k

4 1M a

O

rn u su

mber

PENANGGUNGWAKTU JAWAB (lNSTANSIIKELUARAN HASII~STRATEGI RENCANA AKSI

T4T3Tl T2 LEMBAGA) 119 104 7 82 3 5 6

Peningkatan akses rnasyarakat Iokal untuk rnengelola surnber daya alam sebagai surnber kehidupannya

Peningkatan akses nelayan dan rnasyarakat dalam mernanfaatkan surnber daya ikan secara optimal

Meningkatkan pernberian ijin pengelolaan hutan kemasyarakatan, hutan desa dan hutan tanarnan rakyat kepada masyarakat lokal

10 Mernbangun fasilitas pernanfaatan surnber daya ikan bagi ne1ayan dan rnasyarakat lainnya

Meningkatnya jurnlah rnasyarakat lokal yang mernperoleh konsesi pengelolaan hutan kernasyarakatan, hutan des a dan hutan tanaman rakyat

1. Tersedianya fasilitas pernanfaatan surnber daya ikan bagi ne1ayan dan masyarakat lainnya

V VVVMeningkatnya kesejahteraan masyarakat lokal dan kelestarian lingkungan hutan desa dan hutan tanarnan rakyat

Terpenuhinya akses ne1ayan dan masyarakat lainnya untuk rnernanfaatkan surnber daya ikan

V V V V

-- ­ ---~---

Kemenhut, ---

Kernen LH, Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

Kernen KP, Kemendag, Kernenkop & UKM, Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

2. Meningkatkan ...

, 4tfPd ~\-~~\~1,;7::;'?-~ ~h• ..;.,*~~~~~\>."hi.~;'f7 ~t.~

~'J!.? ~,,~~:E ~~J\..~~~ .~/~"'\'~. Ar' ,";1'"""t". "'l>. __ l'" _"

~"_~i. ~ if; ~ ~4"';§"",~_

::~~S i L' E: :-,; REPU PL."', ':"',('':''SI

44

NO

1

PERMASALAHAN

2

STRATEGI

3

-----------­

RENCANA AKSI

4 2. Meningkatkan langkah

preventif dan represif terhadap penangkapan ikan secara illegal

KELUARAN

5 2. Meningkatnya langkah

preventif dan represif terhadap penangkapan ikan secara illegal

HASIL

6

T1

7

WAKTU

T2 T3

8 9

-------­

T4

10

PENANGGUNG JA W AB (INSTANSII

LEMBAGA) 11

3. Meningkatkan tanggung jawab sosial pelaku usaha sumber daya ikan kepada nelayan dan masyarakat setempat

3. Meningkatnya tanggung jawab sosial pelaku usaha sumber daya ikan kepada nelayan dan masyarakat setempat

5 Belum maksimalnya rehabilitasi dan perlindungan so sial bagipenyandang cacat

Peningkatan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi penyandang cacat

1. Melakukan pendataan atas jumlah dan jenis penyandang cacat

1. Tersedianya data jumlah dan jenis penyandang cacat

Terpenuhinya kebutuhan dasar bagi penyandang cacat

V V V V Kemensos, Kernen PU, Kemennakertrans, Kemenkes, Kemendiknas, Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

Meningkatkan ...

"'M~~~,~~~~~?,:'!?..,.....~"".~ t~A.7 "'t.'1~l"'*~~"""'~'4j~M 'II~~; ~"j'

""., IT't~~~~,/y~.;S'.-Y,,~

-<~...;¥, ~".

~~}~ F:~,i L)[: 1'...1 R E~f:)~.J r.~ L t : f~J L)() f·J ESI p'.

45

NO

1 i

PERMASALAHAN

2 ---------­ -­

STRATEGI

3

RENCANA AKSI

4 2. Meningkatkan

kesempatan kcrja dan keterampilan kerja serta pemberdayaan penyandang cacat

2.

--------------­

KELUARAN

5 Meningkatnya kesempatan kerja dan keterampilan kerja serta pemberdayaan penyandang cacat

HASIL

6 -----------

Tl

7

WAKTU

T2 T3

8 9

T4

10

PENANGGUNG JAWAB (INSTANSII

LEMBAGA) 11

3. Meningkatkan bantuan jaminan so sial kebutuhan dasar bagi penyandang cacat

3. Meningkatnya bantuan jaminan sosial kebutuhan dasar bagi penyandang cacat

4. Meningkatkan akscsibilitas penyandang cacat pada sarana dan prasarana publik

4. Meningkatnya aksesibilitas penyandang cacat pad a saran a dan prasarana publik

---------------­

5. Sosialisasi tentang kepedulian terhadap penyandang cacat (disabilitas)

5. Meningkatnya kepedulian masyarakatterhadap penyandang cacat (disabilitas) c____

6. Masih ...

-----------

--------

NO PERMASALAHAN STRATEGI

1 2 3 6 Masih tingginya Penempatan,

angka pengangguran perluasan, dan pemanfaatan peluang kerja baik di dalam maupun di luar negeri

,,{,<ill'/ ~ "t:- I \-;., - "'~'I:"'"~~?'Z":;.. ~ r~!:.~ 4:-'11I'~;/*~~l~ ~~~ ~1J\.~~\ A~~ ~,: ~'~" i!'1_ ""

~:~;;.1~~ ~

t:,~? r"', f"-i'. f.~ ~) C) ;-'J f:-S~

46

" ­PENANGGUNGWAKTU

JA W AB (INST ANSI! RENCANA AKSI T2 G;I T4Tl LEMBAGA)

117 104 1. Mewujudkan Japangan

kerja dan usaha-usaha mandiri

2. Menyempurnakan Peraturan Daerah bidang ketenakerjaan dan sinkronisasi kebijakan ketenaga­kerjaan pusat dan daerah

3. Meningkatkan keterampiJan melalui pelatihan berbasis kompetensi bagi caJon tenaga kerja

KELUARAN HASIL

65 1. Terwujudnya lapangan

kerja dan usaha-usaha mandiri

2. Tersusunnya rancangan Peraturan Daerah bidang ketenakerjaan dan sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan pusat dan daerah

3. Tersedianya calon tenaga kerja yang terampil

Menurunnya angka pengangguraI

V V Kemennakertrans, Kemendagri, Kemenkumham, Kemenkop & UKM, BNP2TKI, Kemenperin, Kemen PP & PA, Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

4. Membuka ...

------

------

----------

------

-----

--------------

---------

--------------

--------

f:

\f',;Ci()i"JESi

47

NO I PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI

1 2 3 4 4 · Membuka kesempatan

dan Japangan kerja di daerah-daerah baik di sektor formal maupun infomIaI

7 Belum optimalnya Peningkatan · Meningkatkan fasilitasi perlindungan Tenaga perlindungan dan perlindungan TKI Kerja Indonesia Tenaga Kerja sejak perekrutan sampai (TKI) Indonesia (TKI) dengan kepulangannya

2· Meningkatkan kualitas keterampilan dan kemampuan berbahasa asing (negara tujuan) cal on TKI

KELUARAN

5 4. Tersedianya Japangan

kerja di daerah

1. Meningkatnya perlindungan TKI sejak perekrutan sampai dengan kepulangannya

2. Meningkatnya kualitas keterampilan dan kemampuan berbahasa asing (negara tujuan) calon TKI

HASIL

6

Terpenuhinya perlindungan bagi Tenaga Kerja Indonesia

WAKTU

Tl T2

87

VV

T3

9

V

T4

10

V

PENANGGUNG JAWAB (INST ANS II

LEMBAGA) ~~

11

Kemennakertrans, Kemenkumham, Kemenlu, Kemendagri, BNP2TKI, Kepolisian, Pemerintah Provins dan Kab/Kota

3. Meningkatkan ...

----------

----------

NO I PERMASALAHAN STRA

2 3

RENCANA AKSI rEGI

4 3. Meningkatkan kualitas

pelayanan penempatan dan perlindungan TKI

4. Meningkatkan pengawasan kepada Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS)

5. Melakukan kerjasama Bilateral dengan negara penerima

6. Meningkatkan layanan bantu an hukum kepada TKI yang menghadapi permasalahan hukum

f.-:-~Sj Et--,,! NDOf"..}EE~tjA

48

KELUARAN

5 3. Meningkatnya kualitas

pelayanan penempatan dan perlindungan TKI

4. Meningkatnya pengawasan kepada Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS)

5. Terwujudnya kerjasama Bilateral dengan negara penerima

6. Meningkatnya layanan bantuan hukum kepada TKI yang menghadapi permasalahan hukum

BASIL T1

--------- ­ ... _.....

6 7

WAKTU

T2 r---:

8

T3

9

T4

10

PENANGGUNG JAWAB (INSTANSII

LEMBAGA) 11

7. Meningkatkan ...

------------- ----

------ -------1

• ,

IDE.N r..:'"ONES!

49

PENANGGUNGWAKTU ~-- ~~ ~~--~r----~~

JA W AB (INSTANSII NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL T3 T4Tl T2

LEM"I3A9A) 112 7 9 103 4 5 6 8

-------- ~-

7. Meningkatkan 7. Meningkatnya Sosialisasi tentang pemaharnan prosedur bekerja keluar rnasyarakat/calon TKI negeri rnaupun tentang prosedur pernaharnan ten tang hak bekerja keluar negeri dan kewajiban TKI rnaupun pernaharnan

akan hak dan kewajibannya

8. Meningkatkan 8. Meningkatnya Penegakan hukurn Penegakan hukurn terhadap pelaku terhadap pelaku pelanggaran terkait pelanggaran terkait dengan perekrutan, dengan perekrutan, penernpatan, dan penernpatan, dan perlindungan TKI perlindungan TKI

8. Belurn ...

-------------- -- ------

--------

--------

--------

------- ­

NO PERMASALAHAN STRATEGI

1 8

2 Belum optimalnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

3 Peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

9 Masih belum meratanya kecukupan pangan bagi masyarakat miskin

Peningkatan akses pangan yang layak bagi masyarakat miskin

RENCANA AKSI

4 1. Melakukan pendataan

masyarakat miskin

2. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin melalui program Jamkesmas

1. Menyusun mekanisme pemberian bantuan pangan bagi masyarakat miskin

2. Pemerataan pemberian bantuan pangan bagi masyarakat miskin

s,/rP :;~\:>-"." i'" .",. """~~'~k ,.~ :;;~~... --~""'~"A{".;.*...,..~'~

fM '"",~i\; :tA~ t f,;' n"ff~'I\ .At..

( a 1'::" An 7'

~~~~~;."t~~~~,-fy

f:~S'

50

KELUARAN

5 I. Tersedianya data

masyarakat miskin

2. Terjangkaunya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin melalui program Jamkesmas

I. Tersusunnya mekanisme pemberian bantuan pangan bagi masyarakat miskin

2. Meningkatnya pemberian bantuan pangan bagi masyarakat miskin

WAKTU PENANGGUNG HASIL JAWAB (lNSTANSII

T1 T2 T3 T4 LEMBAGA)

6 7 8 9 10 11

Terpenuhinya hak V V V V Kemenkes, BKKBN atas kesehatan bagi Kemensos, BPS, masyarakat miskin Kemendagri,

Pemerintah Provins dan Kab/Kota

Terpenuhinya hak V V V V Kementan, Kernen atas pangan yang BUMN, Bappenas, meliputi kecukupan Kemendag, gizi dan kalori bagi Kemenkop & UKM masyarakat miskin Pemerintah Provins

dan Kab/Kota

"

3. Pengembangan ...

"

PRES!DEN REPLJBLt}~::' ;f',~t_>ONESil-.\

51

--------­

NO PERMASALAHAN

1 2

STRATEGI

3

RENCANA AKSI

4 3. Pengembangan sistem

distribusi dan harga pangan

4. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), dan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

KELUARAN

5 3. Tersusunnya sistem

distribusi dan harga pangan

4. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara mandiri

HASIL

6

T1

7

WAKTU

T2 T3

8 9

-------­

PENANGGUNG

T4 JAW AB (INSTANSII

LEMBAGA) 10 11

10 -----------------

Masih tingginya jumlah pertambahan penduduk yang mengakibatkan rendahnya kesejahteraan masyarakat

Pengendalian pertambahan penduduk

1. Sosialisasi ten tang Kependudukan dan Keluarga Berencana

1. Meningkatnya pemahaman tentang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Terwujudnya penduduk tumbuh seimbang dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat

V V V V Kemenkes, Kemendagri, Kemenkominfo, Kemenkumham, BKKBN, Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

2. Meningkatkan ...

------ -----

-----

---- --------

"H'tf/i~,:~:'"\"",.1~~-7?.... ""~'"":~~

'I' A,. ", .'"~'.I\" ~r'~'~~"*'" 'l;Aff~A1 "'...c,"'h ~. ~" l\',~.4~,~ ',' ,~I.: ~~ , , A~t/"t, I. A,' .'

""" \\"', ''''''. 4"'''. .y~~'~'¥Jf' ~.>-<:P4?;'~,>

HEPUBU E81

52

PENANGGUNG NO

WAKTU JA W AB (INSTANSI!STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASILPERMASALAHAN

T4T3T1 T2 LEMBAGA) 1 112 4 6 103 5 7 8 9

._.

2. Meningkatkan 2. Meningkatnya persediaan alat ketersediaan alat kontrasepsi bagi kontrasepsi rnasyarakat

3. Advokasi Kornunikasi, 3. Menurunnya Inforrnasi, dan Edukasi perkawinan usia dini (KIE) tentang penyiapan kehidupan berkeluarga bagi rernaja

V -_.

Kernen ESDM, rnasyarakat yang

1. Tersusunnya pernetaan Terpenuhinya akses V V V11 Masih banyak Peningkatan 1. Melakukan pernetaan Kernen BUMN,

belurn rnernperoleh daerah yang belurn listrik bagi akses listrik daerah yang belurn

Pernerintah Provinsi akses listrik

rnasyarakatbagi masyarakat rnendapatkan akses rnendapatkan pasokan dan Kab/Kota listrik yang cukup listrik

... ..-.-~

2. Meningkatkan ...

, Iljf!1tf~d".~'~''I"

~~i.~*7..~'"~"~:';'~l':' ""'""';.c:,<:'r,~,,,.,. .~.'A ~'\"'_ ~n'~ ~fo,;;"/If,4 ~~'1. ~\"l-," ~.!h.' .!t~,1.:t

"'- "'3;; ~j~ ,"'"vt~~-:'J1...~

,r' ,-'

Pr.:tES![:'Ei', REPUB !hj'(')hIES1<\

53 --­ -- ­

NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI

1 2 3 4 2, Meningkatkan

pembangunan jaringan dan pembangkit tenaga listrik

3, Pemberian subsidi

KELUARAN

5 2. Terpasangnya jaringan

listrik dan meningkatnya daya listrik

3. Tersedianya subsidi pemasangan instalasi dan pemasangan instalasi pembayaran listrik bagi dan pembayaran listrik masyarakat miskin bagi masyarakat miskin

8. HAK TURUT SERTA DALAM PEMERINTAHAN -------

Masih terdapat data Penyempurnaan 1, Melaksanakan tertib 1. Terlaksanannya tertib kependudukan yang sistem data administrasi administrasi tidak akurat dalam kependudukan kependudukan kependudukan pemenuhan hak yang akurat dan 2. Memberikan Kartu 2. Penduduk memperoleh untuk dipilih dan terkini Tanda Penduduk gratis KTP gratis memilih dalam kepada penduduk pemilihan umum

--­------ ­---- ­

WAKTU PENANGGUNG HASIL

~-- ----,-------- ­ ---- ­

JAWAB (INSTANSII T1 T2 T3 T4 LEMBAGA)

6 7 8 9 10 11 ---- ­------ ­

----- ­

------ ­ --------------

Terwujudnya data V V V V Kemendagri, BPS, kependudukan yang Pemerintah Provinsi akurat dan terkini dan Kab/Kota dalam rangka pemenuhan hak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum

9. HAK ...

" .~M::;-\"'I\.~':-"'?""" '" ~~ ~~;;.:,~~ ~~"'~

~'A'" ~~1flL"'j("'-'.~\,~,,; ~..j \' ~ 1 ,n'~1,.~6". .N,

" t'~l~.", *~q .;?

~~\;;-:f'F'*.... '"

PRES;OEN REPU8',-' ;)ONESIA

54

NO PERMASALAHAN STRATEGI

1 2 3

9. HAK PEREMPUAN

1 Belum dicapainya 1. Peningkatan keadilan dan pemahaman kesetaraan gender tentang

keadilan dan kesetaraan gender

2. Peningkatan kapasitas aparat penegak hukurn agar lebih responsif gender

------------­ -­

RENCANA AKSI KELUARAN

--------­

4 5 -------­ -­

1.Penyusunan Rancangan 1. Tersusunnya UU Keadilan dan Rancangan UU Kesetaraan Gender Keadilan dan (KKG) Kesetaraan Gender

(KKG)

2 Melakukan sosialisasi 2. Meningkatnya keadilan dan kesetaraan pemaharnan rnasyarakat gender bagi masyarakat dan penyelenggara dan penyelenggara negara tentang keadilan negara dan kesetaraan gender

3. Meningkatkan kesetaraan 3. Meningkatkan dan keadilan gender perencanaan dan melalui perencanaan dan penganggaran yang penganggaran yang responsif gender baik responsif gender di tingkat pusat

maupun daerah

WAKTU PENANGGUNG HASIL JAWAB (lNSTANSII

T1 T2 T3 T4 LEMBAGA) 6 7 8 9 10 11

---------------

Tercapainya keadilan V V V V Kernen PP & PA, dan kesetaraan Kemenkumham, gender Kernendagri,

Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

----'--------­

4. Melaksanakan ...

----- ------ ----- -----

------

------

ILlEN f'{EF1,~: i f)ONESlt"

55

'"~~~ ~~

WAKTU NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL

T1 T2 T3 T4

I 2 3 4 5 ~-~

6 ---­

7 8 9 10 ~-~ ~-~

4. Melaksanakan pelatihan dan sosialisasi mengenai kesetaraan dan keadilan gender bagi aparat penegak hukum

4. Meningkatnya pemahaman aparat penegak hukum terhadap kesetaraan dan keadilan gender

5. Mengkaji peraturan perundang-undangan yang bias gender

5. Adanya rekomendasi mencabut/merevisi peraturan perundang­undangan yang masih bias gender

PENANGGUNG JAWAB (INSTANSI I

LEMBAGA) 11

2. Masih ...

p;::: DONES!A

56

NO

-~ ~-

I 2

PERMASALAHAN

2 Masih terbatasnya keterwakilan perernpuan dalarn jabatan publik

----­

STRATEGI

3 Peningkatan keterwakilan perernpuan dalarn jabatan publik

RENCANA AKSI

4 1. Meningkatkan kapasitas

perernpuan rnelalui peningkatan akses terhadap pendidikan

2. Meningkatkan pelaksanaan pengarusutarnaan gender dalarn jabatan publik

_r~"

KELUARAN

5 1. Meningkatnya

kapasitas perernpuan rnelalui peningkatan akses terhadap pendidikan

2. Meningkatnya pelaksanaan pengarusutarnaan gender dalarn jabatan publik

I-~~-~

HASIL

6 Meningkatnya keterwakilan perernpuan dalarn jabatan publik

Tl

7 V

WAKTU

T2 T3 T4

8 9 10 I--­ ~-~

V V V

PENANGGUNG JAWAB (INSTANSII

LEMBAGA) - --­

11 Kernenkurnharn, Kernen PP & PA, Kernen PAN & RB, Kernendagri, Pernerintah Provinsi dan Kab/Kota

3. Optirnalisasi kebijakan yang rnernberikan kesernpatan bagi perernpuan dalarn jabatan publik

3. Terpenuhinya kesernpatan bagi perernpuan untuk rnenduduki jabatan publik

-~~

3. Masih ...

!::~ t',j

f",: i-"'.1Er:~!

57

I

I

c--~~

WAKTU PENANGGUNG NO

-~~ ~~-~

PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI

~- ----­

KELUARAN HASIL Tl T2 T3 T4

JAWAB (INSTANSII LEMBAGA)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 ~-~

3 Masih belurn Peningkatan 1. Meningkatkan pelayanan 1. Meningkatnya Terpenuhinya akses V V V V Kernenkes, optirnalnya akses akses kesehatan reproduksi pelayanan kesehatan perernpuan pada Kernen PP & PA, perernpuan pada perernpuan pada perernpuan dan reproduksi perernpuan pelayanan kesehatan Kernenag, pelayanan kesehatan pelayanan pelayanan KB dan pelayanan KB reproduksi dan Kernenkumharn, reproduksi dan kesehatan pelayanan KB BKKBN, pelayanan KB reproduksi dan Kernendagri,

pelayanan KB Kernenkorninfo, 2. Sosialisasi tentang hak 2. Meningkatnya Pernerintah Provinsi

perernpuan atas pemaharnan dan Kab/Kota

I pelayanan kesehatan reproduksi dan

rnasyarakat tentang hak perernpuan atas

pelayanan KB pelayanan kesehatan reproduksi dan pelayanan KB

- ~~~~~ L~~~ ~~~

4. Masih ...

~-~ r\ ,::.5 i f) [" ~~-1 8 L 'k \'\,j ~)C-, :"~.: C~~; "\

58

WAKTU PENANGGUNG NO PERMASALAHAN STRATEGJ RENCANA AKSI KELUARAN HASIL

Tl T2 T3 T4 JAWAB (lNSTANSll

LEMBAGA) 1 2 3 4

------------­

5 6 7 8 9 -10 11 -----------­

4 Masih banyaknya Peningkatan 1. Sosialisasi tentang 1. Meningkatnya Berkurangnya V V V V Kernenkumham, korban kekerasan upaya Penghapusan KDRT pernaharnan aparatur korbankekerasan Kernen PP & PA dalam rumah tangga pencegahan kepada aparatur dan dan rnasyarakat dalarn rurnah tangga Kepolisian, terutarna perernpuan KDRT dan masyarakat tentang Penghapusan terutarna perernpuan Kejaksaan, dan anak pelayanan serta KDRT dan anak Sekretariat Kornnas

perlindungan Anti Kekerasan korban terutarna 2. Peningkatan pe]ayanan 2. Meningkatnya terhadap Perernpuan, terhadap terpadu dan advokasi pelayanan terpadu dan Pernerintah Provinsi perernpuan dan bagi korban kekerasan advokasi bagi korban dan Kab/Kota anak dalarn rurnah tangga kekerasan dalarn

rurnah tangga

5 Masih tingginya Peningkatan 1. Sosialisasi Peraturan 1. Terlaksananya Berkurangnya V V V V Kernen PP & PA eksploitasi dan Pencegahan Perundang-undangan sosialisasi Peraturan ekspioitasi dan Kepolisian, perdagangan orang, Tindak Pidana yang terkait dengan Perundang-undangan perdagangan orang, Kejaksaan, terutarna perernpuan Perdagangan TPPO yang terkait dengan terutarna perernpuan Setjen MA dan anak Orang (TPPO) TPPO dan anak. Kernenlu,

Kernensos, Kernenkumharn,

..........

2. Pernerintah .-­

------

----

----

1

,

..

E.:3 f C) E !"\! ~: L! :'<, i I"J [)()f< ES ~ 1\

59

-~

PENANGGUNG NO

WAKTU ~-~

JAWAB (INSTANSII PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI HASILKELUARAN T4Tl T2 T3 LEMBAGA)

2 11103 4 5 6 7 8 9 ~-~

Kemendagri, pemerintah daerah

2. Pemerintah dan 2. Tersusunnya kebijakan Komnas Anti

membuat kebijakan, pemerintah dan

Kekerasan terhadap program, kegiatan, dan

pemerintah daerah Perempuan,

mengalokasikan mengenai program,

Pemerintah Provinsi anggaran untuk

kegiatan, serta dan Kab/Kota

melaksanakan teralokasikannya anggaran untuk

pencegahan dan melaksanakan penanganan pencegahan dan perdagangan orang penanganan

perdagangan orang

3. Pemerintah daerah 3. Terbentuknya gugus membentuk gugus tugas tugas pencegahan dan pencegahan dan penanganan TPPO di penanganan TPPO di daerah daerah

~--- ~~- ---~

4. Me1aksanakan ...

---

--1

~:~!~; .,:'.

60

WAKTU NO HASILKELUARANPERMASALAHAN RENCANA AKSI STRATEGI T3 T4TI T2

106 7 8 952 43 4. Terlaksananya aksi

nasional pencegahan 4. Melaksanakan aksi

nasional pencegahan eksploitasi serta eksploitasi serta perdagangan perempuan perdagangan dan anak perempuan dan anak

5. Meningkatnya penindakan terhadap

5. Meningkatkan penindakan terhadap

pelaku TPPO pelaku TPPO

6. Terbentuknya Pusat pembentukan Pusat

6. Mendorong Pelayanan Terpadu

Pelayanan Terpadu (PPT) untuk untuk perlindungan saksi perlindungan saksi danlatau korban TPPO danlatau korban

TPPO

~------------

PENANGGUNG JAWAB (INSTAN SII

LEMBAGA) 11

10. HAK ...

-- -

----

---

d~~~" t,~tfl1·"fi.>~ ~ ~~t,

~ ':::'~~ ":;,,, -.~. J,f';;7 , .., '!,~,f;',A'" ~ ~.ll,'1*"""",tiA'" " \~~~.' Ii ~ ';lIfl'1 ',", ,l,~ n~ . ,.n.,;?,":.!;.'~;.,

- .. 'I:!,,~"'Clf-<-,a.;,. :." ~~

DHESiD PEPUP "';,.:ES't';

61

• ..

-NO RENCANA AKSI KELUARAN HASILPERMASALAHAN STRATEGI

~, •.1 4 52 3 6

10. HAKANAK

1. Tersusunnya Undang­ 1. Terlindunginya yang berhadapan

I Penanganan anak Peningkatan 1. Revisi Undang-undang -­

undang ten tang ABH dalarn dengan hukurn

perlindungan, tentang Pengadilan Anak yang berperspektif Pengadilan Anak yang proses peradilan

(ABH) belurn dan pernenuhan

pidana berorientasi pada

hak ABH HAM dengan berbasis HAM dengan rnengutarnakan

kepentingan terbaik pendekatan restorative

kepentingan terbaik bagianak

justice bagianak

2. Penanganan ABH aparat penegak hukurn

2. Meningkatnya2. Peningkatan kapasitas pernaharnan, dengan

yang be:;perspektif kepekaan, dan pendekatan HAM anak untuk kernarnpuan aparat restorative justice rnenangani ABH penegak hukurn dalarn

penanganan ABH

--~- ..-.-~- ....-.-~- ..-.-~-~ -~- --' ­

PENANGGUNG JAWAB (INSTANSII

W A.KTU

T3 T4 T.F.MRA(-l",_)_~.·[T~ 119 10

VIV V V Kernenkumharn, Kernen PP&PA, Kernensos, Kepolisian, Kejaksaan, Setjen MA, KPAI, Pernerintah Provinsi dan Kab/Kota

3. Partisipasi ...

- --

--

4

.,

OR

62

I

--- --_.­

WAKTU1----- -~-- -- ­

KELUARAN HASILPERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI NO T4T1 T2 T3

5 6 7 9 104 8I 2 3 3. Meningkatnya

dalam menangani ABH 3. Partisipasi masyarakat

partisipasi masyarakat melalui pendekatan dalam menangani ABH restorative justice yang melalui pendekatan berbasis masyarakat restorative justice yang

berbasis masyarakat

'-- ­

V VV V1. Tersedianya data anak Anak miskin dan 2 Belum optimalnya Peningkatan 1. Melakukan pendataan miskin dan anak cacat anak cacat mendapat

bagi anak miskin dan pelayanan kesehatan pelayanan terhadap anak miskin

pelayanan kesehatan anak cacat

kesehatan bagi dan anak cacat yang optimal

anak cacat anak miskin dan

2. Meningkatnya jumlah kesehatan dasar bagi

2. Program pelayanan anak miskin dan anak

anak miskin dan anak cacat yang memperoleh cacat (JAMKESMAS) pelayanan kesehatan

dasar (JAMKESMAS)

3. Meningkatnya kualitas anak miskin dan anak

3. Peningkatan kualitas gizi gizi anak miskin dan

cacat anak cacat

--- '---- - ­

----~~~,

PENANGGUNG WAll (INSTANSII

LEMBAGA) 11

menkes, mensos, AI, Kernen PP & , Pemerintah

ovinsi dan b/Kota

4. Peningkatan ...

-----

----

-----

-----

~~~tf,~"" .~'" 11"_~.

~t,,"(II ~ h I"~f;,,

\t~t>'<:.~,"'W

.o.-M~~'it

..

PRES! (-:.PU8L1h, , t:Si/..t,

63

...­

PENANGGUNGWAKTU .- ....­

JAWAB (INSTANSII NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL T2 T3 T4T1 LEMBAGA)

1 11 4, Peningkatan pemberian

2 104 7 8 93 5 6 4. Meningkatnya

imunisasi dasar bagi imunisasi dasar balita balita

Kemensos, penanganan anak

V V3 Belum optimalnya 1. Tersedianya data Meningkatnya V VPeningkatan 1. Melakukan pendataan Kemenkes,

terlantar, anak penanganan terhadap jumlah dan jumlah dan kebutuhan pemenuhan hak -hak

Kemendiknas, jalanan dan anak

anak terlantar, kebutuhan anak anak terlantar, anak anak terlantar, anak Kernen PP & PA,

yang termarjinalkan anak jalanan terlantar, anak jalanan jalanan dan anak yang jalanan dan anak

KPAI, termarjinalkan dan anak yang dan anak yang termarj inalkan yang termarj inalkan

Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

termarj inalkan

2. Meningkatkan 2. Meningkatnya layanan Pelayanan Kesehatan kesehatan bagi anak kepada anak terlantar, terlantar, anak jalanan anak jalanan dan anak dan anak yang yang termarjinalkan termarjinalkan

..__..

3. Melakukan .,.

pp E~~3 E·.>J ::(t::_ BL )() ~~:.::S!

64

----­

WAKTU PENANGGUNG NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL

f-----­ --- ­JAWAB (INSTANSII

T1 T2 T3 T4 LEMBAGA) ------­

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 3. Melakukan 3. Meningkatnya

M eningkatkan keterampilan bakat keterampilan bakat dan dan rninat anak minat anak terlantar, terlantar, anak jalanan anak jalanan dan anak dan anak yang yang termarjinalkan termarjinalkan

4 Belum memadainya Peningkatan 1. Melakukan pendataan 1. Tersedianya data anak Anak korban V V V V Kernenkurnharn, perlindungan khusus koordinasi K/L anak korban NAPZA korban NAPZA NAPZA Kernensos, bagi anak yang dalarn rnendapatkan Kernenkes menjadi korban penanganan 2. Sosialisasi kepada 2. Meningkatnya penanganan secara Kemenag, penyalahgunaan NAPZA masyarakat akan pemahaman terpadu Kemenpora, narkotika, alkohol, bahaya NAPZA masyarakat akan Kernen PP & PA, psikotropika dan zat bahaya N APZA Kepolisian, adiktif lainnya BNN, KPAI, (NAPZA) 3. Penyusunan program 3. Tersedianya program Pernerintah Provinsi

rehabilitasi anak korban rehabilitasi dalarn dan Kab/Kota NAPZA penanganan anak

korban NAPZA

--­------ ­--- ­

5. Perlindungan ...

f:..

CJ;1

r~ E-~~) LJ 8 ~...

65

WAKTU PENANGGUNGl ~~..

NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL T1 T2 T3 T4

----­ f--­

JAWAB (INSTANSII LElv1BAGA) I

1 5

2 Perlindungan anak

3 Penanganan 1.

4 Penyusunan kebijakan

5 1. Tersusunnya kebijakan

6 Terpenuhinya hak

7 . _.

V 8, .

V 9 V

10 V

11 Kernensos,

dalarn situasi darurat perlindungan teknis secara terpadu teknis secara terpadu anak dalarn situasi Kernendiknas, (pengungsi, korban anak situasi penanganan anak dalarn dalarn penanganan darurat secara Kernen PP & PA, kerusuhan, bencana darurat yang situasi darurat anak situasi darurat terpadu Kernenpora, alam, situasi konflik rnernadai Kepolisian, bersenjata) bel urn 2. Sosialisasi peraturan 2. Terlaksananya Badan Nasional rnemadai perundang-undangan sosialisasi peraturan Penanggulangan

perlindungan anak dan perundang-undangan Bencana, KPAI, kebijakan yang perlindungan anak dan Pernerintah Provinsi berkaitan dengan kebijakan yang dan Kab/Kota penanganan berkaitan dengan perlindungan anak penanganan situasi darurat perlindungan anak

situasi darurat

3. Melakukan pendataan 3. Tersedianya data anak anak situasi darurat situasi darurat

._... '--.-. ...._...~~.

4. Meningkatkan ...

~

f"

REPUBL iE~SIA

66

NO

1

PERMASALAHAN

2

STRATEGI

3

RENCANA AKSI

4

KELUARAN

5 -----­

HASIL

6

----­

T1

7

WAKTU

T3T2

8 9

T4

10

-------- ­

PENANGGUNG JA WAB (INSTANSII

LEMBAGA) 11

4. Meningkatkan koordinasi dan mekanisme penanganan anak dalam situasi darurat

4. Terlaksananya koordinasi dan mekanisme penanganan anak dalam situasi darurat

5. Memberikan perawatan dan pemenuhan kebutuhan dasar anak dalam situasi darurat

5. Tersedianya perawatan dan pemenuhan kebutuhan dasar anak dalam situasi daruat

6. Melaksanakan perlindungan anak dalam situasi darurat

6. Terlaksananya perlindungan anak dalam situasi darurat

--------­

F. PELAYANAN ...

nEP1JE~L!'~ t\~

67

F. PELAYANAN KOMUNlKASI MASYARAKAT

NO

1

PERMASALAHAN

2 Belum optimalnya penanganan komunikasi masyarakat dalam permasalahan HAM

STRATEGI

3 Peningkatan penanganan komunikasi masyarakat dalam permasalahan HAM

RENCANA AKSI

4 1. Menyusun Standard

Operating Prosedur (SOP) untuk penanganan komunikasi masyarakat dalam permasalahan HAM

KELUARAN

5 1. Tersusunnya Standard

Operating Prosedur (SOP) untuk penanganan komunikasi masyarakat dalam permasalahan HAM

HASIL

6 Meningkatnya penanganan Komunikasi Masyarakat

WAKTU '------­ --­

T1 T2 T3 ~-

7 8 9 V V V

T4

10 V

PENANGGUNG JAWAB (INSTANSII

LEMJ:JAGA) 11

---

Kemenkumham, Kemendagri, ORI, Komnas HAM, Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

2. Melakukan pemetaan potensi pelanggaran HAM yang beluml tidak diadukan

2. Tersedianya peta potensi pelanggaran HAM yang beluml tidak diadukan

3. Mengkoordinasikan ...

----------- -----------

F"K~.S rlEP

68

PENANGGUNG NO

WAKTU I PERMASALAHAN JA WAB (INSTANSII STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL

T4Tl T2 T3 TPMRA

116 7 108 91 I 2 3 I 4 ........--l 5 ~ 3. Mengkoordinasikan · Terlaksananya

penanganan koordinasi Komunikasi penanganan Masyarakat Komunikasi

Masyarakat

4. Melakukan Pelayanan I 4 · Terlaksananya Komunikasi Pelayanan Masyarakat Komunikasi

Masyarakat

5. Melakukan I 5 · Terlaksananya pemantauan, evaluasi pemantauan, evaluasi dan pelaporan dan pelaporan Pelayanan Komunikasi Pelayanan Masyarakat Komunikasi

Masyarakat

G. PEMANTAUAN...

I'

r->~lES!t) ~'J

J-~EPUB DONES!A

69

G. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

NO

1

---­

PERMASALAHAN

2

--­

STRATEGI

3

RENCANA AKSI

4

KELUARAN

5

HASIL

---­

6

WAKTU

Tl T2 T3 --f-----­

7 8 9

T4

10

PENANGGUNG JAWAB (lNSTANSII

LEMBAGA) ---­ -----'­

11

Belum tersedianya data komprehensif tentang implementasi RANHAM yang akurat dan terkini

Peningkatan koordinasi dalam rangka pengumpulan data implementasi RANHAM

L Persiapan penyusunan pedoman: a. Penyusunan

indikator implementasi RANHAMdan HAM

b. Penyusunan konsep dan definisi data dan implementasi RANHAMdan HAM

1. Terbentuknya: a. Indikator

implementasi RANHAMdan HAM

b. Konsep dan definisi data dan inplementasi RANHAMdan HAM

Tersedianya data yang komprehensif tentang implementasi RANHAMyang akurat dan terkini serta mudah diakses

V V V V Kemenkumham, Kemendagri, Kemenkominfo, BPS, Kementerianl Lembaga Negara, Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota

2. Menyusun ...

'f

.,

p :",jESL~

70

-­ --­ ---­ ---­ ----­

WAKTU ---­

I ENANGGUNG NO

I

PERMASALAHAN

2

STRATEGY

3

RENCANA AKSI

4

KELUARAN

5

HASIL

6

Tl --.

>,

T2

~

T3

~

T4

10

JAWAB (INSTANSII T.RMRArTA)

11 ------­

2. Menyusun pedoman 2. Tersedianya pedoman pengumpulan data, pengumpulan data, evaluasi dan pelaporan evaluasi dan yang komprehensif pelaporan yang tentang implementasi komprehensif tentang RAN HAM implementasi

RANHAM

3. Melaksanakan 3> Dipahaminya sosialisasi pedoman pedoman pengumpulan data, pengumpulan data, evaluasi dan pelaporan evaluasi, dan yang komprehesif pelaporan yang tentang implementasi komprehensif tentang HAM dan RANHAM impiementasi HAM

danRANHAM

------­ ------­ '-----­ -­ ---­

4. Melakukan ...

---- ------ ----

~

R

71

WAKTU r---~~ ~~~ -~~

NO PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN HASIL Tl T2

1 2 3 4 5 6 7 8 ~-~

4. Melakukan 4. Tersedianya Data ---­

pengumpulan data hasil pengumpulan administratif (data data administrasi sekunder) dan/atau dan/atau pengumpulan pengumpulan data data melalui kegiatan melalui kegiatan survei survei

5. Membangun Sistem 5. Terwujudnya Sistem Informasi Manajemen Informasi Manajemen (SIM) HAM (SIM) HAM

6. Menyiapkan Informasi 6. Tersedianya Informasi HAM berbasis peta HAM berbasis peta Indonesia Indonesia

~ ~ ~~-

T3

9

T4

10

PENANGGUNG JAWAB (INSTAN SIt

LEMBAGA) 11

7. Melakukan ...

----

---

------

---

-----

----

-- -----

1

• ..

P~~ES:DE~~

..... ~ r. f"-1I.... , c.;. ~'!';

72

PENANGGUNG NO

WAKTU JAWAB (INST ANSI! PERMASALAHAN STRATEGI RENCANA AKSI KELUARAN BASIL

T4T3Tl T2 LEMBAGA) 2 114 7 103 5 6 8 9

7. Melakukan evaluasi 7. Terlaksananya dan pelaporan yang evaluasi dan komprehensif tentang pelaporan yang implementasi komprehensif ten tang RANHAM implementasi

RANHAM

8. Menyampaikan laporan 8. Tersedianya laporan implementasi implementasi RANHAM kepada RANHAM Panitia RANHAM

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

-- Bistok Simbolon

..

PRESIDEN REPUBLIK iNDONESIA

LAMPIRAN II

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 23 TAHUN 2011

TANGGAL

SUSUNAN KEANGGOT AAN P ANITIA NASIONAL

RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA

TAHUN 2011-2014

Penasehat 1. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan

Keamanan

2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

3. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan

Rakyat

Ketua Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Wakil Ketua I Menteri Dalam Negeri

Wakil Ketua II Menteri Luar Negeri

Wakil Ketua III Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi

Sekretaris/merangkap Direktur lenderal Hak Asasi Manusia, Kementerian

anggota Hukum dan Hak Asasi Manusia

Anggota: ...

· . ....

Anggota

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2

1. Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi

Manusia, Kementerian Koordinator Bidang

Politik, Hukum dan Keamanan;

2. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian;

3. Sekretaris Kementerian Kooordinator Bidang

Kesejahteraan Rakyat;

4. Sekretaris Mahkamah Agung;

5. Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia-

Markas Besar Tentara Nasional Indonesia;

6. Wakil Kepala Kepolisian Negara RI;

7. Wakil laksa Agung;

8. Sekretaris lenderal Kementerian Dalam Negeri;

9. Direktur lenderal Multilateral, Kementerian Luar

Negeri;

10. Sekretaris lenderal Kementerian Pertahanan;

11. Sekretaris 1 enderal Kementerian H ukum dan Hak

Asasi Manusia;

12. Sekretaris lenderal Kementerian Keuangan;

13. Sekretaris lenderal Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral;

14. Sekretaris 1 enderal Kementerian Perindustrian;

15. Sekretaris lenderal Kementerian Perdagangan;

16. Sekretaris lenderal Kementerian Pertanian;

17. Sekretaris lenderal Kementerian Kehutanan;

18. Sekretaris lenderal Kementerian Perhubungan;

19. Sekretaris lenderal ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

3

19. Sekretaris lenderal Kementerian Kelautan dan

Perikanan;

20. Sekretaris lenderal Kementerian Tenaga Kerja

dan Transmigrasi;

21. Sekretaris lenderal Kementerian Pekerjaan

Umum;

22. Sekretaris lenderal Kementerian Kesehatan;

23. Sekretaris 1enderal Kementerian Pendidikan

Nasional:

24. Sekretaris lenderal Kementerian Sosial;

25. Sekretaris lenderal Kementerian Agama;

26. Sekretaris 1 enderal Kementerian Kebudayaan dan

Pariwisata;

27. Sekretaris lenderal Kementerian Komunikasi dan

Informasi;

28. Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM;

29. Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup;

30. Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak;

31. Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi;

32. Sekretaris Kementerian Pembangunan Daerah

Tertinggal;

33. Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangu­

nan Nasional;

34. Sekretaris Kementerian BUMN;

35. Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat;

36. Sekretaris ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

4

36. Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga;

37. Sekretaris Utama Badan Pertanahan Nasional;

38. Sekretaris Utama Badan Koordinasi Keluarga

Berencana N asional;

39. Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik;

40. Sekretaris Utama Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi;

41. Sekretaris U tam a Badan Koordinasi Penanaman

Modal;

42. Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan

Bencana;

43. Sekretaris Utama Badan Nasional Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;

44. Sekretaris Utama Lembaga Administrasi Negara;

45. Ombudsman Republik Indonesia;

46. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia;

47. Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap

Perempuan;

48. Komisi Perlindungan Anak Indonesia.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H SUSILO BAMBANG YUDHOYONO