RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi...

42
RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SAMARINDA TAHUN 2015-2019 Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda 2017 REVISI 2

Transcript of RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi...

Page 1: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

RENCANA AKSI KEGIATAN

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SAMARINDA

TAHUN 2015-2019

Kementerian Kesehatan RI

Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit

Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda

2017

REVISI 2

Page 2: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa diucapkan ke hadirat Allah SWT, atas segala

rahmat dan lindungan-Nya dokumen rencana aksi kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan

Samarinda Tahun 2015-2019 dapat diselesaikan. Dokumen rencana aksi kegiatan ini

disusun berdasarkan hasil evaluasi kegiatan KKP kelas Samarinda tahun 2010-2014.

Tujuan dari penyusunan dokumen rencana aksi kegiatan ini adalah agar dapat

digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian upaya KKP

Samarinda dalam kurun waktu lima tahun sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur

dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja tahunan KKP Samarinda.

Ucapan terima kasih kepada seluruh pemegang program terkait dan pihak-pihak

yang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari

dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu

masukan saran dan kritik kami perlukan untuk tindak lanjut dan perbaikan pelaksanaan

kegiatan serta peningkatan kinerja dan penyusunan rencana aksi kegiatan yang akan

datang menjadi lebih baik lagi.

Samarinda, 11 Desember 2017

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas II Samarinda

H. Sabilal Rasyad, S.K.M., M.Kes. NIP. 96512101989031003

Page 3: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar Isi .................................................................................................................. iii

Daftar Tabel ............................................................................................................. iv

Daftar Grafik ............................................................................................................ v

Daftar Lampiran ....................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Dasar Hukum ................................................................................................ 4

C. Tujuan .......................................................................................................... 5

D. Kondisi Umum .............................................................................................. 6

E. Potensi dan Permasalahan ........................................................................... 13

F. Lingkungan Strategis .................................................................................... 16

BAB II VISI, MISI, NILAI-NILAI, MAKLUMAT, SASARAN STRATEGIS................... 19

A. Visi ............................................................................................................... 19

B. Misi ............................................................................................................... 19

C. Nilai-Nilai ...................................................................................................... 19

D. Maklumat ...................................................................................................... 20

E. Sasaran Strategis ......................................................................................... 20

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, INDIKATOR PENCAPAIAN

KEGIATAN ............................................................................................................... 23

A. Arah Kebijakan ............................................................................................. 22

B. Strategi ......................................................................................................... 23

C. Indikator Pencapaian Kegiatan ..................................................................... 27

BAB IV Penutup ...................................................................................................... 28

Page 4: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pemberian Vaksin Meningitis KKP Samarinda Tahun 2014 ................... 9 Tabel 2.2 Pemberian Vaksin Yellow Fever KKP Samarinda Tahun 2014 .............. 10 Tabel 2.3 Distribusi Hasil Pengamatan Survei Jentik Di Wilayah Perimeter KKP

Samarinda Tahun 2014 ......................................................................... 11 Tabel 2.4 Distribusi Hasil Pengamatan Survei Jentik Di Wilayah Buffer KKP

Samarinda Tahun 2014 ......................................................................... 12

Page 5: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Pengamatan Kapal di KKP Samarinda Tahun 2014 ........................................... 6

Grafik 2. Pengamatan Penumpang Pesawat Tahun 2014 ............................................ 7

Grafik 3. Kunjungan Poliklinik KKP Samarinda Tahun 2014 ......................................... 8

Grafik 4. Penyakit Di Poliklinik KKP Samarinda Tahun 2014 ......................................... 8

Page 6: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Aksi Kegiatan KKP Samarinda 2010-2015

Page 7: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional

yang secara berkelanjutan dilaksanakan menuju masyarakat yang sehat, mandiri dan

berkeadilan, mengingat pembangunan kesehatan pada dasarnya adalah investasi

perwujudan sumber daya manusia yang memiliki ketahanan jiwa dan raga yang optimal

sebagai modal dasar menuju masyarakat adil dan makmur sesuai dengan cita-cita

bangsa.

Sejalan dengan era dan pentahapan pembangunan serta dinamika situasi kondisi

lingkungan strategis, maka upaya dan program-program serta kegiatan pembangunan

bidang kesehatan senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan

kependudukan, epidemiologi, ilmu pengetahuan dan teknologi, gaya hidup serta kondisi

lingkungan hidupnya. Arah pembangunan kesehatan juga semakin didorong untuk

mampu mendukung upaya pernguatan ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan

bahkan kehidupan politik yang sangat dinamis, mengingat kesehatan merupakan salah

satu hak azasi manusia yang dijamin dalam peraturan perundangan maupun konvensi

internasional. Untuk itu berbagai program telah dikembangkan dalam rangka pencapaian

tujuan dan sasaran pembangunan secara bertahap, baik dalam jangka pendek,

menengah maupun jangka panjang.

Saat ini Pembangunan Kesehatan Nasional adalah suatu upaya peningkatan

derajat kesehatan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan sumber daya yang ada serta

dengan memperhatikan tantangan global maupun spesifik lokal. Untuk mendukung

terwujudnya upaya yang berkesinambungan tersebut harus mengacu pada Perencanaan

Pembangunan Nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 25

Tahun 2004.Perencanaan Pembangunan Nasional terdiri atas perencanaan

pembangunan yang disusun secara terpadu oleh Kementerian/Lembaga. Lebih lanjut

dijelaskan bahwa perencanaan pembangunan nasional menghasilkan RPJM dan

rencana pembangunan tahunan.

Upaya pembangunan kesehatan Tahun 2015-2019 diarahkan untuk meningkatkan

status kesehatan masyarakat dan meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan

perlindungan masyarakat terhadap risiko social dan finansial di bidang kesehatan.

Page 8: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

2

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional di bidang kesehatan

tersebut, Kementerian Kesehatan RI telah menyusun Renstra Kementerian Kesehatan

Tahun 2015-2019 berdasarkan arah kebijakan dan strategi nasional sebagaimana

tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019.

Renstra Kementerian Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat

indikatif yang memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan

dilaksanakan langsung oleh Kementerian Kesehatan maupun dengan mendorong peran

aktif masyarakat untuk kurun waktu 2015-2019, maka dalam pelaksanaannya perlu

dijabarkan lebih lanjut ke dalam suatu Rencana Aksi Program (RAP) pada unit organisasi

Eselon I dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) pada unit organisasi setingkat eselon II

sesuai dengan tugas Pokok dan fungsinya.

Sesuai Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang mengacu pada

perubahan struktur organisasi Kementerian Kesehatan yang memberikan penekanan

pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Kesehatan di Kabupaten/Kota, dan Millenium Development Goals (MDGs). Disamping

itu, didalam MDGs (Millenium Development Goals) bahwa meningkatnya pembangunan

kesehatan masyarakat merupakan tujuan utama global yang wajib diwujudkan setiap

anggota WHO. Pembangunan kesehatan di wilayah Pelabuhan merupakan bagian dari

pembangunan kesehatan nasional.

Sejalan dengan Revisi International Health Regulation (IHR) tahun 2005 yang telah

diratifikasi dan diberlakukan 15 Juni Tahun 2007 oleh Negara Kesatuan Republik

Indonesia dengan perhatian khusus terhadap Public Health Emergency Of International

Concern (PHIEC)atau masalah kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi

perhatian global memberikan perhatian khusus untuk wilayah pelabuhan dengan

menetapkan Persyaratan Kapasitas Inti Bagi Bandara, Pelabuhan Dan Perlintasan

Darat agar setiap saat:

1. Menyediakan akses pada :

a. Pelayanan kesehatan yang memadai termasuk fasilitas diagnostic dilokasi yang

dekat sehingga memungkinkan penilaian cepat dan perawatan bagi pelaku

perjalanan yang sakit dan

b. Staf, peralatan dan lingkungan kerja yang memadai.

2. Menyediakan akses terhadap peralatan dan personel untuk pengiriman pelaku

perjalanan yang sakit ke fasilitas kesehatan yang memadai.

3. Menyediakan personel yang terlatih untuk pemeriksaan alat angkut.

Page 9: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

3

4. Menjamin lingkungan yang aman bagi para pelaku perjalanan yang menggunakan

fasilitas yang ada di pintu masuk, termasuk pengadaan air minum, tempat makanan,

fasilitas catering pesawat udara, Toilet umum, fasilitas pembuangan sampah cair dan

padat yang memadai, dan area berpotensi risiko lainnya, dengan melaksanakan

pemeriksaan secara berkala dan

5. Sejauh dapat dilakukan menyediakan personil terlatih dan program pengendalian

vektor dan reservoir didalam dan di sekitar pintu masuk.

Selanjutnya IHR 2005 mempersyaratkan agar pelabuhan, bandara dan

perlintasan darat dapat merespons kejadian yang dapat menimbulkan PHEIC

dengan kapasitasnya:

1. Menyediakan respon emergensi kesehatan masyarakat yang memadai dengan

menetapkan dan memantapkan rencana kontingensi emergensi kesehatan

masyarakat, termasuk penunjukan koordinator dan contact-point yang berhubungan

dengan pintu masuk, layanan kesehatan masyarakat dan layanan agen lainnya;

2. Melakukan penilaian dan perawatan bagi pelaku perjalanan atau hewan yang

terjangkit oleh pengaturan yang tepat pada fasilitas medis dan kesehatan hewan

setempat dalam pengisolasian, pengobatan dan layanan pendukung lainnya yang

diperlukan;

3. Menyediakan ruangan yang memadai, dan dipisahkan dari pelaku perjalanan lain,

untuk mewawancarai orang yang terjangkit atau tersangka;

4. Menyediakan sarana diagnosis dan bila perlu, karantina terhadap pelaku perjalanan

yang diduga, lebih baik bila di sarana kesehatan yang jauh dari pintu masuk;

5. Menerapkan tindakan yang direkomendasikan bila perlu untuk hapus serangga,

hapus tikus, hapus hama, dekontaminasi atau penanganan bagasi, kargo, peti

kemas, alat angkut, barang dan paket pos, di lokasi khusus yang ditunjuk dan

dilengkapi untuk keperluan ini.

6. Menerapkan pengawasan masuk dan keluarnya pelaku perjalanan dan

7. Menyediakan akses berupa peralatan yang dirancang khusus dan personel terlatih

dengan alat pelindung diri yang memadai, dalam merujuk pelaku perjalanan yang

membawa atau terkontaminasi penyakit menular.

Kepmenkes Nomor 356 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan, menetapkan bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan yang

selanjutnya disebut KKP adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian

Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dengan tugas melaksanakan

pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans

Page 10: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

4

epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan

kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan

penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan

radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

Saat ini pelabuhan tidak hanya berfungsi sebagai pintu keluar masuknya barang,

jasa dan manusia, akan tetapi sudah berkembang lebih jauh menjadi sentra-sentra

industri yang menyerap banyak tenaga kerja, pusat perdagangan, tempat wisata yang

mampu mendatangkan turis baik domestik maupun luar negeri.

Pelabuhan Samarinda yang merupakan pelabuhan memilki aktivitas yang tinggi

akan pergerakkan alat angkut, muatan maupun orang. Tingginya mobilitas ini, dapat

menyebabkan kemungkinan penyebaran penyakit antar satu daerah ke daerah yang lain

juga semakin meningkat.

Penyusunan rencana dan kegiatan satuan kerja KKP Samarinda Tahun 2015

sebelumnya disusun berdasarkan Renstra 2010-2014 dan Permenkes Nomor 265

Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan maka

terdiri 3 (tiga) program yakni:

1. Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik,

2. Program Lingkungan Sehat dan

3. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.

Seiring ditetapkan dan diterbitkan Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019,

Permenkes Nomor 356 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan

Pelabuhan serta tetap sejalan dengan International Health Regulation (IHR) Tahun 2005,

maka dalam penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dan Rencana Aksi Program

(RAP) mulai Tahun 2011 mengacu pada satu program yakni program pengendalian

penyakit dan penyehatan lingkungan dengan salah satu indikator yakni terkendalinya

seluruh kondisi potensial untuk cegah tangkal penyakit di pelabuhan, Bandara udara dan

pos lintas batas.

Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) tahun 2015-2019 KKP Samarinda ini

diharapkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan upaya pelayanan kesehatan

yang berkesinambungan dalam hal pelaksanaan kegiatan pengendalian seluruh kondisi

potensial untuk cegah tangkal penyakit di wilayah kerja pelabuhan dan bandara di

Provinsi Kalimantan Timur. Disamping itu juga, diharapkan penyusunan dan pelaksanaan

kegiatan/ anggaran KKP Samarinda dapat dilaksanakan secara tertib, taat pada

peraturan perundangan, berdayaguna, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan

bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan.

Page 11: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

5

B. Dasar Hukum

1. UU 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut

2. UU 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular

3. UU 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

4. UU 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

5. PP 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular

6. Keputusan Presiden No 15 Tahun 1983 tentang Kebijakan Pengembangan

Kepariwisataan

7. Inpres No. 4 Tahun 1985 tentang Kebijaksanaan Kelancaran Arus Barang untuk

Menunjang Kegiatan Ekonomi

8. PP 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi

9. Kepmenkes 1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kesehatan

10. Kepmenkes 264 Tahun 2004 tentang Kriteria Klasifikasi Kantor Kesehatan

Pelabuhan

11. Kepmenkes 356 Tahun 2008 tentang Organisasi & Tata Kerja Kantor Kesehatan

Pelabuhan Jo Permenkes Nomor 2348 Tahun 2011tentang Organisasi & Tata Kerja

Kantor Kesehatan Pelabuhan

12. Kepmenkes 949 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem

Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa

13. Kepmenkes 1116 Tahun 2003 tentang Pedoman penyelenggaraan Sistem

Survailans Epidemiologi Kesehatan

14. Kepmenkes 1479 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem

Survailans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu

15. Permenkes 560 Tahun 1989 tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat

Menimbulkan Wabah

16. Kepmenkes 340 Tahun 1985 tentang Pembantuan Taktis Operasional Satuan

Organisasi Ditjen PPM & PLP Dalam Lingkungan Kerja Pelabuhan Laut Utama

Keppel ADPEL

17. Kep. Dirjen PPM & PLP 351 Tahun 1995 tentang Pencatatan dan Laporan Kantor

Kesehatan Pelabuhan

18. Kep. Dirjen PPM & PL No. 451 Tahun 1991 tentang Pedoman Penyelidikan

Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa

19. IHR Tahun 2005

Page 12: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

6

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit di pintu masuk Negara.

2. Tujuan Khusus

a. Peningkatan kinerja dan kemampuan Surveilans Epidemiologi, kekarantinaan

dan penanggulangan KLB.

b. Peningkatan kinerja dan kemampuan dalam upaya kesehatan pelabuhan

melalui penurunan angka kesakitan, kematian dan risiko kecacatan akibat

penyakit menular, tidak menular dan PHEIC.

c. Peningkatan kinerja dan kemampuan dalam Pengendalian Risiko Lingkungan

d. Peningkatan kinerja dan kemampuan dalam pelayanan dukungan manajeman,

administrasi, sarana dan prasarana.

D. Kondisi Umum

Gambaran kondisi umum pembangunan kesehatan di wilayah Pelabuhan dan

Bandara Provinsi Kalimantan Timurdidapatkan dari hasil evaluasi selama kurun waktu

2010-2014.KKP Samarinda pada akhir tahun 2005 mempunyai 5 wilayah kerja yang

tersebar di 3 Kab./Kota (Kab Kutai Timur: Wilker Sangkulirang, Wilker Sanggata ; Kota

Bontang: Wilker Lhok Tuan dan Wilker Tanjung Laut; Kota Samarinda: Wilker Bandara

Temindung) serta Pelabuhan Samarinda yang bergabung dengan Kantor Induk. Hal ini

terjadi karena ada beberapa perubahan sehubungan dengan adanya perubahan dari

KeMenKes 265/Men.Kes/SK/III/2004 Menjadi KepMenkes No.356/Men.Kes/SK/IIII/2008.

Dalam rangka melaksanakan salah satu fungsi pengendalian faktor risiko kesehatan

di wilayah kerja bandara maupun pelabuhan, maka KKP Samarinda melakukan

pemeriksaan terhadap alat angkut yang memasuki wilayah KKP Samarinda. Salah satu

dokumen alat angkut yang dilakukan pemeriksaan adalah kapal. Jumlah kapal yang

memasuki wilayah kerja KKP Samarinda selama tahun 2014 sebanyak 26.375 kapal.

Page 13: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

7

Grafik 1.1. Pengamatan Kapal di Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda berdasarkan Volume Tahun 2014

Sumber : Data Primer KKP Samarinda, 2014

Berdasarkan grafik tersebut di atas diketahui bahwa jumlah kapal yang diberikan

izin berlayar dari KKP Samarinda paling banyak kapal dengan GT >100 s.d 200 GT

sebanyak 5.477 kapal san kapal yang paling sedikit adalah kapal dengan volume > 10.000

GT s.d 15.000 GT sebanyak 66 kapal.

Bandara Temindung hanya melayani penerbangan perintis dari dan ke pedalaman

Kalimantan Timur, namun petugas Wilker Temindung tetap melaksanakan kegiatan

seperti halnya bandara besar, seperti pengamatan pesawat, penumpang, maupun barang

yang keluar masuk bandara. KKP Samarinda memiliki 3 wilayah bandara yang menjadi

titik pengamatan yaitu Bandara Temindung, Bandara khusus PT. Chevron Tanjung Santan

dan Bandara Khusus PT. KPC Sangatta. Jumlah penumpang yang diamati selama tahun

2014 dapat dilihat pada grafik berikut ini.

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

< 100 >100s/d 200

> 200s/d 350

> 350s/d

1000

> 1000s/d

2000

> 2000s/d

3500

> 3500s/d

7000

> 7000s/d

10.000

>10.000

s/d15.000

>15.000

s/d20.000

>20.000

2217

5477

3825

2063

3829

4797

1260

121 66 93

2627

JUMLAH KAPAL SELAMA TAHUN 2014 BERDASARKAN VOLUME

Page 14: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

8

Grafik 1.2. Pengamatan Penumpang Pesawat Tahun 2014

Sumber : Data Primer KKP Samarinda, 2014

Berdasarkan grafik tersebut di atas diketahui bahwa jumlah seluruh penumpang

yang diamati di Bandara Temindung sebanyak 110.073 penumpang yang terdiri dari

penumpang turun sebanyak 58115 orang, penumpang naik sebanyak 51.855 orang dan

penumpang sakit sebanyak 103 orang. Sedangkan di Bandara khusus Tj. Santan,

penumpang yang diamati sebanyak 945 penumpang dengan penumpang turun sebanyak

482 orang penumpang, naik sebanyak 461 orang dan sakit sebanyak 2 orang. Sedangkan

bandara Khusus PT.KPC dari seluruh penumpang yang dilakukan pengawasan, tidak ada

penumpang yang sakit.

Pada awal tahun 2009 klinik di wilker Sangkulirang aktif seiring dengan adanya

tenaga perawat dan dengan diterimanya dokter PTT di wilker Sangatta dan Tanjung Laut

pada tahun 2010 maka kunjungan pasien semakin meningkat. Jumlah kunjungan di

poliklinik KKP Samarinda baik di kantor induk maupun di kantor Wilker selama tahun 2014

sebanyak 12.766 pasien. 2 wilker yang belum melayani kunjungan poliklinik yaitu wilker

Sangkulirang dan wilker Tj. Santan. Berikut gambaran kunjungan poliklinik KKP

Samarinda.

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

Temindung Tj. Santan Sangatta

58115

482

11545

51855

461

12116

103 2 0

Turun

Naik

Sakit

Page 15: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

9

Grafik 1.3. Kunjungan Poliklinik Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda Tahun 2014

Sumber : Data Primer KKP Samarinda, 2014

Berdasarkan grafik tersebut di atas diketahui bahwa jumlah kunjungan poliklinik

paling banyak di kantor induk. Kunjungan poliklinik meliputi kunjungan pasien berobat,

kunjungan jamaah umroh, kunjungan pasien pembuatan Keur. Sedangkan jenis penyakit

yang diderita oleh pasien yang berobat ke poliklinik KKP Samarinda dapat dilihat secara

rinci pada grafik berikut ini.

Grafik 1.4. Penyakit Di Poliklinik Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda Tahun 2014

Sumber : Data Primer KKP Samarinda, 2014

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

Kantor Induk WilkerTemindung

Wilker Tj. Laut Wilker LhokTuan

WilkerSangatta

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

9 33 2812

39

195189

572414 6

82

20

95

636

51

4

43

5 11 5 6 424

5 1611 521 9 7 5 7 4 4

Page 16: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

10

Pada program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyakit infeksi

menular masih tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang menonjol terutama

HIV/AIDS dan DBD serta penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dalam hal ini

Difteri. Penanggulangan penyakit HIV/AIDS sudah mengalami peningkatan namun masih

perlu mendapat perhatian dalam peningkatan pengendaliannya untuk masa yang akan

datang. Penemuan kasus HIV/AIDS dilakukan dengan melakukan Voluntary and

Counsuling Test (VCT). Setiap 3 sampai 6 bulan sekali bekerjasama dengan tim VCT KPA

Propinsi, KPA Kota Samarinda kita menyeleksi wanita pekerja seks komersial yang

khususnya bekerja di laut/kapal-kapal asing. Dengan memberikan bekal kartu registrasi

KKP Samarinda mencoba melakukan surveilans sentinel pada PSK laut. 33 PSK

dilakukan VCT pada tahun 2014. Meningkatnya jumlah yang dilakukan VCT lebih

dikarenakan semakin terbukanya informasi pada masyarakat terhadap penyakit ini.

Kewaspadaan dini terhadap penyakit menular di pintu masuk Provinsi Kalimantan

Timur juga telah dilakukan dengan melakukan pengawasan terhadap jamaah haji dan

umroh dalam rangka antisipasi terhadap penyakit Mers-Cov dari Saudi Arabiah.

Tabel 1.1. Pemberian Vaksinasi Meningitis KKP Samarinda Tahun 2014

No Poliklinik

BULAN

TOTAL JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES

1 Induk 1306 1202 1260 925 678 355 46 199 561 811 1180 1294 9817

2 Tanjung Laut 0 45 72 63 79 51 13 14 63 115 141 69 725

3 Lhok Tuan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Sangatta 0 44 34 59 45 5 1 2 11 17 74 164 456

5 Temindung 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 24 25

6 Tanjung Santan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Sangkulirang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

TOTAL 1306 1291 1367 1047 802 411 60 215 635 943 1395 1551 11023

Sumber : Data Primer KKP Samarinda, 2014

Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa jumlah vaksinasi meningitis KKP

Kelas II Samarinda sebanyak 11.023. terbanyak di kantor induk (9.817) diikuti oleh wilayah

kerja Tanjung Laut (725), wilayah kerja Sangatta (456) dan wilayah kerja Bandar Udara

Temindung (25). Sedangkan pada wilayah kerja Lhok Tuan, Tanjung Santan dan

Sangkulirang tidak ada kegiatan vaksinasi meningitis.

Sejak bulan Februari vaksinasi meningitis mulai didistribusikan dan dilaksanakan di

wilayah kerja khususnya wilayah kerja Tanjung Laut (Bontang), Sangatta (Kutai Timur)

dan bandar udara Temindung (Samarinda).

Page 17: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

11

Tabel 1.2. Pemberian Vaksinasi Yellow Fever KKP Samarinda Tahun 2014

No Poliklinik

Bulan

Total Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 Induk 1 2 2 10 1 0 5 17 3 0 11 0 52

2 Tanjung Laut 5 0 0 0 1 0 0 0 0 0 6 0 12

3 Lhok Tuan 0 0 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 4

4 Sangatta 1 2 1 9 0 0 0 0 0 0 0 0 13

5 Temindung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Tanjung Santan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Sangkulirang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

TOTAL 7 4 4 22 2 0 5 17 3 0 17 0 81

Sumber : Data primer poliklinik KKP Samarinda dan Wilker

Dari data di atas terlihat bahwa vaksinasi yellow fever di KKP Samarinda sebanyak

81. Terbanyak dilakukan di Kantor Induk (52) diikuti oleh wilayah kerja Sangatta (13),

Tanjung Laut (12) dan Lhok tuan (4).

Untuk Program Penyehatan Lingkungan, jumlah seluruh Tempat Tempat Umum

(TTU) yang diperiksa sebanyak 327 TTU dengn hasil 100% memenuhi syarat sehat.

Sedangkan pengawasan terhadap Tempat Pengolahan Makanan (TPM) dilakukan pada

565 TPM baik di kantor induk maupun wilker yang berada di sekitar pelabuhan dan

bandara. Hasil dari pemeriksaan TPM, 100% TPM yang diperiksa memenuhi syarat

kesehatan.

Kota Samarinda merupakan salah satu daerah endemis DBD. Untuk itu perlu

perhatian pada upaya pencegahan yang dapat diupayakan sendiri oleh masyarakat

dengan penerapan 3M (menguras, menutup, mengubur) dan juga didorong oleh upaya

promotif. Untuk kewaspadaan dini terhadap timbulnya penyakit demam berdarah di

lingkungan bandara dan pelabuhan, Kantor Kesehatan Pelabuhan melakukan kegiatan

penemuan kasus secara aktif di masyarakat sekitar merupakan bagian dari kegiatan home

visit. Selain itu, perhatian juga perlu diberikan pada penyelenggaraan sistem surveilans

dan kewaspadaan dini yang membutuhkan kerjasama seluruh pihak, baik pada saat

pengumpulan, pengolahan maupun desiminasi informasi serta tindak lanjutnya. Selain itu,

KKP Samarinda juga melakukan pelatihan kader Jumantik. Berikut ini hasil pengamatan

survei jentik di wilayah KKP Samarinda.

Page 18: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

12

Tabel 1.3. Distribusi Hasil Pengamatan Survei Jentik Di Wilayah Perimeter Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda Tahun 2014

CI HI BI

1 Januari 8 1 19 1 5.26 12.5 12.5

2 Pebruari 8 1 19 1 5.2632 12.5 12.5

3 Maret 8 0 19 0 0 0 0

4 April 8 0 19 0 0 0 0

5 Mei 8 1 19 1 5.2632 12.5 12.5

6 Juni 8 0 19 0 0 0 0

7 Juli 8 2 17 2 11.765 25 25

8 Agustus 8 1 18 1 5.5556 12.5 12.5

9 September 8 0 19 0 0 0 0

10 Oktober 8 1 19 1 5.2632 12.5 12.5

11 Nopember 8 1 18 1 5.5556 12.5 12.5

12 Desember 8 0 19 0 0 0 0

Total 96 22 224 8

Indeks JentikNo Bulan

Rumah

Rumah

(+)

jentik

cont

Cont

positif

Sumber : Data Primer KKP Samarinda, 2014.

Berdasarkan tabel di atas diketahui jumlah rumah di daerah Perimeter sebanyak 8

bangunan yang terdiri perkantoran Syahbandar, KPLP, Komura, Terminal ASDP, Kantor

KP3, CV Teluk Sandaran, Terminal Penumpang Pelabuhan Samarinda dan Kantor

Karantina Pertanian dengan jumlah kontainer yang diperiksa selama tahun 2014

sebanyak 224 buah. Dari hasil kegiatan survei jentik Aedes aegypti pada tahun 2014 di

wilayah Buffer telah dilakukan sebanyak 12 (dua belas) kali kegiatan survei jentik dengan

hasil perhitungan indeks Aedes aegypti, HI tertinggi pada bulan Januari 19,6. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai HI (house index) di daerah Buffer masih belum memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan dimana daerah Buffer tidak boleh lebih dari 1%

sehingga bisa dikatakan bahwa daerah pelabuhan Samarinda masih berisiko untuk

penularan penyakit yang dapat ditularkan oleh vektor nyamuk. Masih tingginya angka

House index di daerah Buffer dikarenakan masih terdapatnya rumah-rumah penduduk

yang positif jentik, dimana dari hasil survei jentik yang dilakukan jentik nyamuk masih

banyak ditemukan di kontainer yang terletak di luar rumah yang merupakan tampungan

air hujan. Ini karenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam gerakan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) terutama dengan kegiatan 3M yakni menutup

tempat penampungan air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk selain dari

menguras dan mengubur. Hal ini ditindaklanjuti dengan abatisasi dan pelaksanaan

pemberantasan nyamuk dewasa dengan fogging pengasapan fokus.

Page 19: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

13

Kegiatan ini mampu menurunkan angka tersebut. sedangkan persyaratan untuk

daerah Perimeter seharusnya adalah HI= 0 (tidak boleh ada nyamuk baik stadium dewasa

ataupan larva di daerah Perimeter). Sedangkan hasil pemeriksaan jentik di Buffer area

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1.4. Distribusi Hasil Pengamatan Survei Jentik Di Wilayah Buffer Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II samarindaTahun 2014

CI HI BI

1 Januari 367 72 838 135 16.1 19.6 36.8

2 Pebruari 367 47 797 71 8.9 12.8 19.3

3 Maret 369 35 753 63 8.4 9.5 17.1

4 April 358 36 802 49 6.1 10.1 13.7

5 Mei 330 33 892 46 5.2 10.0 13.9

6 Juni 354 26 1,055 54 5.1 7.3 15.3

7 Juli 360 43 934 58 6.2 11.9 16.1

8 Agustus 333 41 1,013 62 6.1 12.3 18.6

9 September 332 42 984 52 5.3 12.7 15.7

10 Oktober 358 39 1,019 46 4.5 10.9 12.8

11 Nopember 359 45 1,021 57 5.6 12.5 15.9

12 Desember 358 39 1,019 46 4.5 10.9 12.8

Total 4245 498 11127 739

Indeks JentikNo Bulan

Rumah

Rumah

(+) jentik

cont

Cont

positif

Sumber : Data Primer KKP Samarinda, 2014.

Berdasarkan tabel di atas, hasil kegiatan survei jentik Aedes aegypti pada tahun

2014 di wilayah Buffer telah dilakukan sebanyak 12 (dua belas) kali kegiatan survei jentik

dengan hasil perhitungan indeks Aedes aegypti (HI) tertinggi pada bulan Januari 19,6.

Hal ini menunjukkan bahwa nilai HI (house index) di daerah Buffer masih belum memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan dimana daerah Buffer tidak boleh lebih dari 1%

sehingga bisa dikatakan bahwa daerah pelabuhan Samarinda masih berisiko untuk

penularan penyakit yang dapat ditularkan oleh vektor nyamuk. Masih tingginya angka

House index di daerah Buffer dikarenakan masih terdapatnya rumah-rumah penduduk

yang positif jentik, dimana dari hasil survei jentik yang dilakukan jentik nyamuk masih

banyak ditemukan di kontainer yang terletak di luar rumah yang merupakan tampungan

air hujan. Ini karenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam gerakan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) terutama dengan kegiatan 3M yakni menutup

tempat penampungan air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk selain dari

menguras dan mengubur. Hal ini ditindaklanjuti dengan abatisasi dan pelaksanaan

pemberantasan nyamuk dewasa dengan fogging pengasapan fokus. Kegiatan ini mampu

menurunkan angka tersebut.

Page 20: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

14

Pengamatan tanda-tanda kehidupan vektor dilakukan pada kapal baik dari dalam

maupun luar negeri, dengan sasaran pengawasan yaitu bagian/ ruangan yang ada di

dalam kapal yang memungkinkan untuk berkembang biaknya suatu vektor penyakit

seperti kecoa dan tikus. Untuk pengawasan tanda-tanda kehidupan vektor pada alat

angkut dilakukan pada setiap kapal yang datang dari luar negeri dan kapal yang akan

diterbitkan dokumen bebas tindakan penyehatan (SSCEC) atau akan dilakukan tindakan

penyehatan (SSCC) alat angkut.

Sistem informasi kesehatan relatif belum optimal, data dan informasi untuk

evidence planning tidak tersedia tepat waktu dan belum dimanfaatkan secara optimal

terutama untuk menyusun perencanaan. Untuk itu diharapkan pada masa yang akan

datang agar meningkatkan mutu dan validitas data agar dapat dimanfaatkan secara

optimal baik untuk perencanaan yang akan datang maupun untuk pengambilan

keputusan.

Sumber Daya Manusia Kesehatan di KKP Samarinda masih kurang. Target di setiap

wilayah kerja KKP Samarinda mempunyai tenaga Dokter, namun dari 5 wilker, 50% nya

belum mempunyai dokter. Di wilker KKP Samarinda tiap wilker memiliki tenaga

sanitarian/perawat dan SKM, serta dokter pada wilker Sanggata dan wilker Tanjung Laut

Bontang. Namun sesuai standar ketenagaan di wilker, KKP Samarinda masih masih

dibutuhkan tenaga dokter, perawat, kesling dan tenaga non kesehatan lainnya.

Program Kebijakan dan Manajemen perlu terus dikembangkan dan

lebihdifokuskan, utamanya untuk mencapai efektifitas dan efisiensipenyelenggaraan

pembangunan kesehatan melalui penguatan manajerialdan sinkronisasi perencanaan

kebijakan, program dan anggaran.

Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas serta

ProgramPenyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan perlu ditingkatkan

agar pengelolaan program Kementerian Kesehatan dapat terselenggara secara efektif,

efisien, dan akuntabel. Meneruskan hasil pengawasan yang tidak ditindaklanjuti sesuai

peraturan perundangundanganyang berlaku dan melakukan kerjasama dengan aparat

pengawasan intern pemerintah lainnya untuk pelaksanaan tindak lanjut hasil

pengawasan. Keberhasilan pengawasan penganggaran telah mencapai predikat Wajar

Dengan Pengecualian (WDP), diharapkan ke depan akan meningkat kualitasnya menjadi

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Keberhasilan melaksanakan pembangunan

kesehatan juga dapat digambarkan dengan capaian indikator program-program.

Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat ditunjukkan dengan tercapainya

indikator sasaran, namun saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk lebih

memberikan penajaman dan kesinambungan program-program yang dilaksanakan untuk

periode berikutnya.

Page 21: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

15

E. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Sumber Daya Manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu

organisasi dalam mencapai tujuannya, oleh karena itu dukungan SDM merupakan faktor

kekuatan bagi KKP. SDM yang diperlukan tidak hanya yang memiliki kemampuan

manajerial yang baik, namun penting juga didukung oleh sumber daya teknis yang handal

di dalam penyusunan program maupun dalam pelaksanaan tugas di lapangan.

Sumber Daya Manusia Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda terdiri dari dokter

umum, perawat, bidan, kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, dan lain-lain yang

terbagi dari beberapa fungsional diantaranya fungsional umum, fungsional epidemiologis,

fungsional sanitarian dan fungsional entomologi.

Di dalam melaksanakan analisis kebutuhan SDM diperlukan pertimbangan

background pendidikan yang diperlukan, kemudian didukung seleksi penerimaan SDM

dari pusat yang lebih selektif sesuai dengan analisis kebutuhan yang disusulkan KKP

Samarinda. Hal tersebut merupakan faktor pendukung terpenuhinya SDM yang cukup

memadai. Pengembangan selanjutnya diperlukan program peningkatan dan

pengembangan kapasitas SDM baik berupa pendidikan lanjutan formal, diklat-diklat teknis

program, dan lain-lain yang sangat diperlukan sesuai dengan perkembangan kebutuhan

yang diperlukan.

Sarana yang tersedia di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda sebagai

kekuatan dalam melaksanakan tugasnya, merupakan penunjang dalam melaksanakan

tugas dalam rangka mencapai visi dan misinya.

Gedung yang dipakai oleh kantor induk di Samarinda digunakan untuk

memudahkan dan mempercepat dalam melaksanakan pengawasan di Wilayah

Pelabuhan Samarinda. Kendaraan operasional roda dua maupun roda empat sebagai

sarana dalam memudahkan mobilitas. Sarana dan prasarana lain yang menunjang seperti

ambulance, instalasi laboratorium, poliklinik, dan lain-lain sebagai kekuatan yang

menunjang dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Yang masih dirasakan kurang

adalah sarana gedung kantor di wilayah kerja karena KKP Samarinda masih menyewa

atau meminjamdari pihak pelabuhan khusus.

KKP Samarinda adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian

Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, maka dalam melaksanakan tugas

dan fungsinya KKP mengacu pada pedoman-pedoman pelaksanaan yang telah

ditetapkan oleh Direktorat Jenderal PP dan PL.Adapun pedoman-pedoman yang telah

ada diantaranya adalah :

1. Pedoman Teknis Kantor Kesehatan Pelabuhan

2. Standar Sumber Daya Manusia Kantor Kesehatan Pelabuhan

Page 22: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

16

International Health Regulation (IHR) 2005 mengamanatkan deteksi Public Health

Emergency of International Concern (PHEIC) yang harus dilaksanakan lebih optimal akan

tetapi upaya yang dilakukan tidak menghambat arus lalu lintas barang / tidak menghambat

arus perekonomian atau perdagangan.

Perubahan iklim global yang secara langsung atau tidak akan berpengaruh

terhadap bermunculnya penyakit baru (emerging diseases) dan/atau penyakit yang

selama ini sudah bukan masalahkesehatan (re-emerging diseases), serta kondisi rawan

dalam negeri dan luar negeri yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.

Disamping hal tersebut muncul pula tuntutan dari pengguna jasa akan percepatan dan

mutu pelayanan yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan tidak optimalnya proses

pengawasan, yang dikhawatirkan akan menyebabkan tidak terditeksinya penyakit

karantina dan penyakit menular berpotensi wabah lainnya.

Penularan infeksi penyakit menular utamanya AIDS/HIV dan DBD masih

merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menonjol di lingkungan bandara dan

pelabuhan sehinggaperlu upaya keras untuk dapat memberantasnya. Selain itu ada

beberapa penyakit menular seperti H5N1, H1N1, Difteri, DBD maupun malaria dan

penyakit Pes masih terdapat di berbagai daerah sehingga perlu kita waspadai secara dini.

Kejadian KLB / Bencana penyakit menular seperti KLB Influensa A H1N1, Flu Burung,

Sars, Ebola, Cholera di Afrika, dan lain-lain di negara / daerah lain merupakan ancaman

di setiap pintu masuk negara.

Sistem surveilans terpadu diantaranya masih terkendala diantaranya pada sistem

surveilans terpadu seperti belum terbentuk sistem surveilans epidemiologi yang optimal

antar KKP, antara KKP dengan sarana pelayanan kesehatan, antara KKP dengan Dinas

Kesehatan, serta antar KKP dengan instansi lainnya di wilayah pelabuhan dan sekitarnya.

Selain itu, masih kurangnya dukungan dana, sarana prasarana, serta dukungan dalam

pelaksanaan kegiatan di pintu masuk. Kendala lain yang dihadapi adalah SDM di KKP

belum terlatih untuk menghadapi kejadian-kejadian penangangan dan penanggulangan

PHEIC. Hal-hal tersebut seringkali menyebabkan belum optimalnya pelaksanaan

koordinasi dilapangan antara instansi terkait di wilayah pelabuhan. Diantaranya

kurangnya koordinasi antara KKP dengan Bea cukai terkait dengan pengawasan lalu

lintas komoditi OMKABA di pelabuhan.

Kemajuan teknologi informasi dan tranportasi berpengaruh pada status kesehatan

masyarakat. Meningkatnya teknologi transportasi mengakibatkan makin cepatnya arus

perjalanan orang, barang, dan alat angkut, sehingga penjalaran dan penularan penyakit

antar negara semakin cepat, terutama masalah yang berkaitan dengan kesehatan

manusia, seperti New Emerging Desease seperti Avian Influenza, SARS, Legionnaires

Disease, Nipah Virus, Paragoniasis Pulmonallis, HFMD, Ebola, Hanta Fewer, Emerging

Page 23: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

17

disease antara lain HIV/AIDS, dan penyakit menular lainnya Dengue Haemoragig Fefer,

Japanese B, Encephalitis, Chikungunya, Cholera, Salmonellosis dan Filariasis. Emerging

Disease yang berpotensi masuk ke Indonesia antara lain HIV/AIDS, Penyakit menular

seksual lainnya, Dengue Haemoragic Fever, Japanese B. Encephalitis, Chikungunya,

Cholera, Salmonellosis, dan Filariasis. Sedangkan Re-emerging desease antara lain: Pes,

TBC, Scrub thypus, Malaria, Anthrax, dan Rabies.

Pemanasan global dapat menyebabkan kenaikan permukaan air laut akibat

pencairan di kutub, perubahan pola angin, perubahan pola hujan dan siklus hidrologi.

Disamping itu pemanasan global dapat menyababkan musim menjadi tidak stabil.

Ketidakstabilan musim ini berdampak kepada meningkatnya populasi dan jenis

organisme penyebab penyakit yang berdampak pada kesehatan manusia. Ancaman

global kian mengancam.

Pemberantasan penyakit menular menjadi lebih sulit akibat perubahan iklim ini

karena transmisi beberapa penaykit menular sangat dipengaruhi oleh faktor iklim

khusunya suhu dan kelembapan udara. Penyakit-penyakit tropis yang ditularkan melalui

vektor seperti Malaria, Demam berdarah. Fillariasis akan makin meningkat bukan hanya

di negara yang beriklim tropis tetapi juga di negara-negara sub tropis, bahkan di negara

yang bermusim dingin. Di Indonesia penyakit-penyakit tersebut semula terjadi di dataran

rendah, tetapi akibat perubahan iklim, terjadi perluasan daerah penyebaran kedaerah

pegunungan yang berhawa dingin.

Paradigma pembangunan yang masih mengacu pada paradigma lama dimana

masyarakat ditempatkan sebagai obyek dalam pembangunankesehatan bukan sebagai

subyek terutama dalam promosi kesehatan berdampak pada belum banyaknya

perubahan perilaku masyarakat menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Upayakesehatan juga belum sepenuhnya mendorong peningkatan atauperubahan pada

perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini merupakan salah satu yang berkontribusi

padatingginya angka kesakitan yang diderita oleh masyarakat di sekitar pelabuhan dan

bandara.

F. LINGKUNGAN STRATEGIS

Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil

kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi pula oleh hasil kerja serta

kontribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya. Untuk optimalisasi hasil kerja

serta kontribusi positif tersebut, “wawasan kesehatan” perlu dijadikan sebagai asas pokok

program pembangunan nasional, dalam pelaksanaannya seluruh unsur atau subsistem

dari SKN berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan

Page 24: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

18

kesehatan yang diejawantahkan dalam bentuk program-program dalam RPJMN dan

Renstra Kementerian Kesehatan.

Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang tidak hanya

menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, melainkan juga tanggung jawab dari berbagai

sektor terkait lainnya; disamping tanggung jawab individu dan keluarga. Dalam

penyelenggaraan pembangunan nasional, SKN dapat bersinergi secara dinamis dengan

berbagai sistem nasional lainnya seperti: Sistem Pendidikan Nasional, Sistem

Perekonomian Nasional, Sistem Ketahanan Pangan Nasional, Sistem Pertahanan dan

Keamanan Nasional, Sistem Ketenaga-kerjaan dan Transmigrasi, serta sistem-sistem

Nasional lainnya.

Untuk mengurangi kesenjangan yang terjadi dalam pembangunan kesehatan,

diperlukan pemikiran tidak konvensional mengenai kebijakan program kesehatan

masyarakat dan sektor kesehatan pada umumnyauntuk mencakup determinan kesehatan

lainnya, terutama yang berada diluar domain sektor kesehatan. Reformasi kesehatan

masyarakat yang meliputi reformasi kebijakan SDM kesehatan, reformasi kebijakan

pembiayaan kesehatan, reformasi kebijakan pelayanan kesehatan, dan reformasi untuk

kebijakan yang terkait dengan terselenggaranya Good Governance sudah harus

dilakukan.

Dibutuhkan pula perhatian pada akar masalah yang ada, diantaranya faktor sosial

ekonomi yang menentukan situasi dimana masyarakat tumbuh, belajar, hidup, bekerja dan

terpapar, serta rentan terhadap penyakit dan komplikasinya dalam rangka meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat dan mencapai target Nasional (RPJPN, RPJMN,dan

RPJPK), target regional, dan target global (MDGs). Hubungan antara status sosial

ekonomi dan kesehatan berlaku secara universal. Tingkat kematian dan tingkat kesakitan

secara konsisten didapatkan lebih tinggi pada kelompok dengan sosial ekonomi rendah.

Perlu upaya sungguh-sungguh dalam rangka mengurangi disparitas masyarakat terhadap

akses pendidikan, pekerjaan, partisipasi sosial, dan pelayanan publik.

Pemberdayaan masyarakat diarahkan agar masyarakat berdaya untuk ikut aktif

memelihara kesehatannya sendiri, melakukan upaya pro-aktif tidak menunggu sampai

jatuh sakit, karena ketika sakit sebenarnya telah kehilangan nilai produktif. Upaya promotif

dan preventif perlu ditingkatkan untuk mengendalikan angka kesakitan yang muncul dan

mencegah hilangnya produktivitas serta menjadikan sehat sebagai fungsi produksi yang

dapat memberi nilai tambah.

Perlu juga diperhatikan adanya perkembangan lingkungan strategis (linstra), baik

dalam lingkup internasional, nasional, dan lokal yang akan mempengaruhi

penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Page 25: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

19

Isu Strategis Internasional antara lain globalisasi seperti implementasi WTO,

APEC, dan AFTA dengan segala risiko deregulasi dan perijinan yang harus diantisipasi,

pemanasan global, biosecurity, bioterrorism,penggunaan teknologi high cost, Global

Epidemic Diseases, GlobalStrategy on Diet, Physical Activity and Health, Millenium

Development Goals (MDGs), krisis ekonomi global, krisis bahan bakar dan pangan.

Komitmen ASEAN dan internasional lainnya, Komitmen Bilateral dengannegara

perbatasan, terbukanya peluang lapangan kerja kesehatan secara global, serta masuknya

investasi dan tenaga kerja/profesi kesehatan dari negara lain. Harmonisasi regulasi dan

implementasi AFTA dan kesepakatan global, termasuk tenaga kesehatan. Isu Strategis

Nasional antara lain desentralisasi (penyerahan kewenangan pemerintahan dari

pemerintah pusat ke pemerintah daerah), penyakit new emerging disease, reformasi dan

demokratisasi, dinamika politik nasional, krisis ekonomi dan keterbatasan dana

Pemerintah, pengurangan anggaran pusat, peningkatan anggaran daerah, deregulasi

diberbagai perijinan dan bidang pembangunan, pengurangan peran Pemerintah,

privatisasi dan outsourcing, pemberdayaan masyarakat, IPM dan kualitas SDM rendah,

kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup, serta kemiskinan dan pengangguran.

Isu lokal diantaranya disparitas status kesehatan dan Pemilihan Kepala Daerah

(Pilkada). Beberapa Kementerian dan Lembaga memberikan perhatian khusus kepada

daerah tertentu yang tertinggal dibandingkan daerah lainnya, dengan program dan strategi

khusus agar daerah-daerah tersebut mampu mengejar ketinggalannya dan sejajar

dengan daerah lainnya; mensinergikan pembangunan kesehatan dalam upaya-upaya itu

dinilai lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Page 26: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

20

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

A. Visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda

“MASYARAKAT SEHAT DI LINGKUNGAN PELABUHAN DAN BANDARA YANG

MANDIRI DAN BERKEADILAN”

B. Misi Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda

Untuk mencapai masyarakat sehat di lingkungan Wilayah Kerja Pelabuhan dan

Bandara yang mandiri dan berkeadilan ditempuh melalui misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Wilayah Kerja Pelabuhan dan Bandara,

melalui pemberdayaan masyarakat Pelabuhan dan Bandara, termasuk swasta dan

masyarakat madani.

2. Melindungi kesehatan masyarakat Pelabuhan dan Bandara dengan melakukan

cegah tangkal PHEIC sesuai dengan tupoksi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Samarinda.

3. Melindungi kesehatan masyarakat Pelabuhan dan Bandara dengan

menjamintersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan

berkeadilan.

C. Nilai-Nilai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda

Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan, Kantor

Kesehatan Pelabuhan Samarinda menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai yaitu:

1. Pro Rakyat

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan terutama di wilayah Pelabuhan

dan Bandara, Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda selalu mendahulukan

kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.

Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagisetiap orang adalah salah

satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial

ekonomi.

2. Inklusif

Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena

pembangunan kesehatan di wilayah Pelabuhan dan Bandara tidak mungkin hanya

dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda saja. Dengan demikian,

seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor,

organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan

masyarakat akar rumput.

Page 27: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

21

3. Responsif

Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat

Pelabuhan dan Bandara, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di wilayah

Pelabuhan dan Bandara, situasi kondisi setempat dan sosial budaya. Faktor-faktor ini

menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda antar

wilayah kerja dan Bandara, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.

4. Efektif

Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah

ditetapkan, dan bersifat efisien.

5. Bersih

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas darikorupsi, kolusi dan

nepotisme (KKN), transparan, danakuntabel.

D. MAKLUMAT

1. Melaksanakan TUPOKSI dengan penuh tanggung jawab,

2. Melaksanakan tugas dengan cepat & tepat,

3. Melaksanakan tugas dengan saling keterbukaan, kepercayaan, & berkoordinasi.

4. Mematuhi peraturan Tata Tertib (meningkatkan disiplin),

5. Memberikan pelayanan prima.

6. Tidak merokok di ruangan kantor kesehatan pelabuhan kelas II Samarinda.

E. SASARAN STRATEGIS KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SAMARINDA

Sasaran strategisKKP Samarinda tidak terlepas dari sasaran strategis Program

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Sasaran strategis pengendalian

penyakit dan penyehatan lingkungan tahun 2015-2019 adalah meningkatnya

pengendalian penyakit pada akhir tahun 2019 yang ditandai dengan :

1. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada

bayi sebesar 95 %.

2. Jumlah kab/kota dg eliminasi malaria sebanyak 300 kab/kota

3. Jumlah kab/kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka mikrofilaria <1 persen

sebanyak 75 kab/kota.

4. Jumlah Provinsi dengan eliminasi kusta sebanyak 34 provinsi

5. Menurunnya Prevalensi TB menjadi 245 per 100.000 penduduk

6. Menurunnya Prevalensi HIV menjadi <0,5 %

Page 28: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

22

7. Meningkatnya Persentase kab/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan

sebesar 40%.

8. Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu

sebesar 40%.

9. Meningkatnya jumlah Kab/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

sebesar 100%.

10. Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 18 tahun sebesar 5,4%.

11. Meningkatnya Surveilans berbasis laboratorium sebesar 50 %

12. Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melaksanakan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

sebesar 100%.

Beberapa sasaran strategis program pengendalian penyakit dan penyehatan

lingkungan yang dapat diaplikasikan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda yaitu :

1. Menurunnya Prevalensi TB menjadi 245 per 100.000 penduduk

2. Menurunnya Prevalensi HIV menjadi <0,5 %

3. Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melaksanakan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

sebesar 100%.

Mengacu pada sasaran stratgeis program pengendalian penyakit dan penyehatan

lingkungan maka sasaran strategis Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda dalam

pembangunan kesehatan di Wilayah Pelabuhan Bandara tahun 2015-2019 adalah

“Terkendalinya faktor risiko kesehatan guna cegah tangkal penyakit di wilayah kerja

bandara, pelabuhan”.

Sasaran strategis di atas diperkuat dengan sasaran strategis kegiatan sebagai

berikut :

1. Alat angkut yang diperiksa sesuai dengan standart kekarantinaan.

2. Prosentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon.

3. Terdeteksinya penyakit menular langsung di Pelabuhan/bandara/PLBD.

4. Terdeteksinya penyakit tidak menular di Pelabuhan/bandara/PLBD melalui kegiatan

skrining.

5. Terkendalinya vektor di lingkungan pelabuhan dan bandara.

6. Tercapainya Satker dengan penilaian SAKIP dengan hasil AA.

7. Terpenuhinya sarana/prasarana kantor KKP Samarinda sesuai dengan standar.

Page 29: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

23

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, INDIKATOR PENCAPAIAN KEGIATAN

PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

A. Arah Kebijakan

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas, maka ditetapkan

kebijaksanaan dan program sebagai berikut :

1. Pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme

sumberdaya manusia di bidang kesehatan lingkungan yang secara fungsional

merupakan sumberdaya inti dalam pengelolaan dan penyelenggaraan program

lingkungan sehat.

2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk memantapkan jejaring

lintas program, lintas sektor, serta kemitraan dengan masyarakat termasuk swasta

untuk percepatan program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular melalui

pertukaran informasi, pelatihan, pemanfaatan teknologi tepat guna, dan pemanfaatan

sumberdaya lainnya.

3. Penyusunan rencana strategis Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda

periode lima tahunan. Perencanaan dibuat berdasar pola (bottom up) disesuaikan

dengan sumber daya yang ada, situasi dan kondisi. Sedangkan bahan perencanaan

didasarkan pada eviden basedepidemiologydan masukan dari wilayah kerja KKP dan

sumber informasi di wilayah Kab/Kota.

4. Penyusunan perencanaan pengembangan program kegiatan Kantor Kesehatan

Pelabuhan yang sistematis, terukur, dan realistis serta dapat dilaksanakan sesuai

skala waktu yang ditetapkan (Sistematic Measure Assesment Reliable Time -

SMART). Upaya ini dilakukan dengan membuat perencanaan bulanan dan

perencanaan tahunan untuk setiap bidang dan setiap seksi.

5. Penyempurnaan dan penyusunan draf Standar Operasional Prosedur (SOP) setiap

program kegiatan, agar dalam melaksanakan tugas di lapangan terjadi keseragaman.

6. Penggunaan anggaran mengacu pada prinsip efisiensi dan efektifitas serta anggaran

berbasis kinerja

7. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kantor Kesehatan Pelabuhan

diarahkan pada tersedianya sumber daya manusia sesuai kebutuhan baik kuantitas

dan kualitasnya. Upaya pemberdayaan ini dilakukan dengan cara penempatan

pegawai sesuai latar belakang pendidikan dan tingkat kompetensinya/keahliannya

serta kebutuhan organisasi/kantor, pemberian penghargaan bagi pegawai yang

berprestasi dan sanksi bagi yang melanggar aturan.

Page 30: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

24

Sanksi mulai dari sanksi ringan sampai dengan sanksi terberat. Menyeleksi

pemberian izin belajar, penegakan disiplin pegawai, pembinaan rutin, kaderisasi,

pengembangan potensi pegawai, Pemberdayaan ini dimaksudkan agar setiap

pegawai mempunyai tingkat kompetensi memadai, dedikasi, loyalitas dan integritas

yang tinggi bagi organisasi.

8. Pembuatan aturan tata tertib pegawai mengenai absensi kehadiran; pakaian

seragam; pelayanan kepada masyarakat; serta pemakaian dan pemanfaatan sarana

dan prasarana cantor; untuk menjamin kelancaran tugas operasional di lapangan.

serta untuk menjaga sarana dan prasarana agar tidak cepat rusak. maka dilakukan

perawatan secara periodik sesuai tingkat kebutuhan.

9. Peningkatkan mutu pelayanan dilakukan dengan pembuatan standar pelayanan,

menyiapkan petugas yang mempunyai kompetensi sesuai tingkat kebutuhan,

menyediakan sarana dan prasarana dengan didukung teknologi yang memadai serta

pelayanan dilaksanakan sesuai prosedur pelayanan yang standard dan tidak

bertentangan dengan kode etik.

10. Menumbuh kembangkan upaya kemitraan dengan instansi terkait melalui

hubungan yang saling menguntungkan. Kemitraan ini diharapkan dapat memberikan

dukungan dan kesepahaman terhadap Kantor Kesehatan Pelabuhan akan perlunya

kerjasama dalam melaksanakan pembangunan kesehatan. Upaya ini dilakukan

dengan mengadakan advokasi program kesehatan, sosialisasi perundang-undangan,

serta berperan serta aktif dalam mensukseskan program pembangunan secara

keseluruhan di wilayah Pelabuhan

11. Peningkatan jejaring kerja lintas program dan lintas sektoral guna menangani masalah

kesehatan yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan.

B. Strategi

Strategi Untuk mencapai sasaran serta tujuan yang telah ditetapkan

dilaksanakan sesuai skala prioritas. Strategi yang akan dilakukandalam rangka

mewujudkan sasaran tersebut di atas dilakukan melalui beberapa indikator kinerja

yaitu:

1. Alat angkut yang diperiksa sesuai dengan standar kekarantinaan.

Upaya kekarantinaan KKP dilaksanakan dengan meningkatkan pengawasan

terhadap alat angkut, orang dan barang di pelabuhan. Upaya kekarantinaan

lainnya dilakukan melalui pengetatan prosedur kekarantinaan dan prosedur

penerbitan dukumen kesehatan dengan tidak mengurangi aspek kelancaran arus

orang dan barang.

Page 31: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

25

Disamping itu juga dilakukan dengan meningkatkan kemampuan tenaga

pemeriksa di lapangan serta penegakkan hukum terhadap pelanggaran UU

Karantina.

Agar upaya penanggulangan penyakit dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien

dan dampaknya tidak sampai menimbulkan masalah kesehatan masyarakat yang

luas maka deteksi dini terhadap potensi penyebaran penyakit menular potensi

wabah perlu ditingkatkan. Upaya ini dilaksanakan dengan meningkatkan

kemampuan petugas dalam melaksanakan surveilans epidemiologi dan

penanggulangan KLB/wabah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis dan

desiminasi informasi.Langkah yang akan dilakukan adalah :

a. Pemeriksaan kapal dalam karantina (certifikat of Pratique)

b. Pengawasan dan pemeriksaan kapal dalam penerbitan dokumen kesehatan

kapal SSCEC

c. Pengawasan dan pemeriksaan kapal dalam penerbitan dokumen kesehatan

kapal SSCC

d. Penerbitan buku kesehatan

e. Melakukan pengawasan obat P3K kapal

f. Pengawasan sanitasi kapal dalam rangka penerbitan dokumen COP, SSCC,

SSCEC dan PHC

2. Prosentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon.

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan perlu dilakukan guna menjaga

eksistensi KKP dimasa yang akan datang, agar image masyarakat tetap positi f

terhadap keberadaan KKP. Langkah yang akan dilakukan adalah :

a. Terlaksanakannya kegiatan surveilans epidemiologi penyakit dan faktor risiko.

b. Terlaksanakannya kegiatan Surveilans Epidemiologi situasi matra (SE arus mudik

lebaran, SE situasi natal dan tahun baru serta SE pada musim haji.

c. Terlaksanakannya penerbitan dokumen ICV.

d. Melakukan evakuasi dan penerbitan dokumen ijin angkut orang sakit/surat

keterangan layak terbang (berlayar) dan ijin angkut jenazah.

e. Melakukan vaksinasi meningitis dan yellow fever.

f. Melaksanakan pemantauan dan pelayanan kesehatan matra (posko kesehatan)

g. Melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan, koordinasi dan konsultasi Haji

melalui kegiatan legalisasi ICV dan pendampingan.

Page 32: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

26

3. Terdeteksinya penyakit menular langsung di Pelabuhan/bandara/PLBD

Upaya melaksanakan kegiatan pelabuhan/bandara/PLBD yang melaksanakan

kegiatan deteksi dini penyakit menular langsungmeliputi :

a. Pelayanan poliklinik dan kier kesehatan

b. Melakukan kegiatan VCT HIV/AIDS

c. Melaksanakan pemeriksaan/ pengawasan kesehatan kerja di Pelabuhan

4. Terdeteksinya penyakit tidak menular di Pelabuhan/bandara/PLBD melalui

kegiatan skrining

Upaya melaksanakan kegiatan pelabuhan/bandara/PLBD yang melaksanakan

kegiatan skrining penyakit tidak menular yaitu dengan Melaksanakan skrining

faktor risiko penyakit tidak menular di wilayah kerja

5. Terkendalinya vektor di lingkungan pelabuhan dan bandara

Upaya melaksanakan kegiatan pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan

pengendalian vektor terpadu meliputi :

a. Luas wilayah bebas vektor di lingkungan pelabuhan, bandara dan pos lintas

batas darat baik di lingkungan kantor induk maupun wilayah kerja

Pengendalian vektor dilakukan melalui kegiatan pengamatan vektor dan

pengendalian vektor yang dilakukan meliputi tikus dan pinjal, larva dan nyamuk

dewasa, kepadatan lalat, kepadatan kecoa dan pembentukan kader jumantik.

6. Tercapainya Satker dengan penilaian SAKIP dengan hasil AA.

Dukungan satker yang memperoleh penilaian SAKIP dengan hasil minimal AA

dilaksanakan dengan :

a. Melaksanakan pembayaran gaji, tunjangan dan penyelenggaraan operasional

dan pemeliharaan kantor.

b. Menyediakan dokumen perencanaan dan anggaran.

Upaya untuk mempercepat pencapaian program akan dilaksanakan dengan

mengadakan koordinasi lintas program dan lintas sektor. Koordinasi lintas

program dilaksanakan setiap satu bulan sekali sedangkan lintas sektor

dilaksanakan kemitraan dan jejaring kerja antar instansi yang ada di

pelabuhan, bandara, PLBD, guna menyamakan persepsi dalam menyikapi

suatu permasalahan yang sedang berkembang.

c. Menyediakan laporan keuangan

d. Melaksanakan target dan PAGU PNBP

e. Menyediakan laporan aset negara

Page 33: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

27

f. Melaksanakan layanan administrasi kepegawaian.

g. Peningkatan mutu SDM

Upaya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) akan terus dilakukan

guna meningkatkan profesionalitas pegawai agar mampu menjawab

tantangan dan permasalahan yang dihadapi dengan cepat dan tepat.

Langkah yang akan dilakukan adalah mengadakan analisis kebutuhan tenaga

secara komprehensif, mengefektifkan pembinaan ke wilayah kerja,

memberikan kesempatan bagi pegawai yang memenuhi syarat untuk

mengikuti pendidikan formal dan informal, serta pendidikan penjejangan

sesuai kebutuhan organisasi.

7. Terpenuhinya sarana/prasarana kantor KKP Samarinda sesuai dengan

standar

Guna menjamin keberhasilan dan kelancaran dalam operasional kegiatan,

langkah yang akan dilaksanakan oleh KKP antara lain melengkapi sarana untuk

keperluan rutin, keperluan teknis dan sarana penunjang berupa komputer, radio

komunikasi (marine radio), menambah kendaraan operasional baik roda dua

(motor) maupun roda empat (mobil) dan mengoptimalkan anggaran sesuai

dengan usulan kegiatan serta peralatan lain pendukung kegiatan.

Untuk mendukung tugas pokok, KKP akan memperkuat instalasi yang sudah ada

yaitu instalasi PPIDdan instalasi laboratorium. Langkah yang dilakukan dalam

memperkuat instalasi PPID adalah dengan mengusulkan petugas yang memiliki

kemampuan mengelola data dan informasi untuk ditetapkan melalui SK Direktur

Jendral PP&PL. Upaya ini dimaksudkan untuk memberikan informasi yang

cepat dan tepat waktu serta sasaran, sehingga masyarakat dapat setiap saat

mendapatkan informasi yang update/aktual. Sedangkan untuk Instalasi

laboratorium dilakukan dengan menambah peralatan dan bahan laboratorium,

sehingga cakupan jenis pelayanan dapat diperluas. Upaya yang dilakukan dalam

rangka meningkatkan sarana/prasarana untuk memenuhi standar melalui

kegiatan :

a. Melaksanakan pengadaan perangkat pengolahan data dan komunikasi

b. Melaksanakan pengadaan kendaraan khusus (roda dua dan roda empat)

c. Melaksanakan pengadaan peralatan fasilitas perkantoran

d. Melaksanakan pengadaan gedung/bangunan kantor

Page 34: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

C. Indikator Pencapaian Kegiatan

Berikut ini merupakan indikator pencapaian kegiatan yang ditargetkan KKP Samarinda selama tahun 2015-2019.

Tabel 3.1. Indikator Pencapaian Kegiatan

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Anggaran

2015 2016

s.d. 2019 2015 2016 s.d. 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Terlaksananya kegiatan pengendalian faktor risiko kesehatan dan cegah tangkal penyakit di wilayah kerja Bandara, Pelabuhan

Terkendalinya faktor risiko kesehatan guna cegah tangkal penyakit di wilayah kerja bandara, pelabuhan

Prosentase alat angkut yang sesuai dengan standar karantina kesehatan

Prosentase alat angkut yang sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

100% 100% 100% 100% 100%

Prosentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon

Prosentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon

100% 100% 100% 100% 100%

Prosentase pelabuhan / bandara / PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung

Terdeteksinya penyakit menular langsung di pelabuhan / Bandara / PLBD

97% 97% 99% 100% 100%

Prosentase pelabuhan / bandara / PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak menular

Terdeteksinya penyakit tidak menular di pelabuhan / bandara / PLBD melalui kegiatan skrining

87% 87% 95% 98% 100%

Prosentase pelabuhan / bandara / PLBD yang melakukan pengendalian vektor terpadu

Terkendalinya vektor di lingkungan pelabuhan dan bandara

87% 100% 100% 100% 100%

Prosentase Tempat-tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan

- 100% - - - -

Prosentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan

- 100% - - - -

Page 35: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

Prosentase pelabuhan / bandara / PLBD sehat

- 100% - - - -

Prosentase satker yang memperoleh penilaian SAKIP dengan hasil minimal AA

Tercapainya satker dengan penilaian SAKIP dengan hasil AA

100% 100% 100% 100% 100%

Prosentase satker pusat dan daerah yang ditingkatkan sarana / prasarananya untuk memenuhi standar

Terpenuhinya sarana / prasarana kantor KKP Samarinda sesuai dengan standar

100% 100% 100% 100% 100%

Page 36: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

RENCANA ANGGARAN BERDASARKAN SASARAN STRATEGIS DAN KEGIATAN

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II SAMARINDA TAHUN 2015 – 2019

No

Sasaran Strategis

Kegiatan Alokasi Anggaran Kegiatan (Rp)

2015 2016 2017 2018 2019

1 Terkendalinya faktor risiko kesehatan guna cegah tangkal penyakit di wilayah kerja bandara, pelabuhan.

Meningkatkan kinerja surveilans dan karantina kesehatan

1.246.894.000 2.654.405.000 2.087.814.000 2.538.769.000 3.556.566.000

Meningkatkan kinerja pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

242.683.000 535.062.000 639.450.000 930.205.500 1.233.953.000

Meningkatkan kinerja pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung

116.280.000 336.640.000 417.613.000 698.593.000 235.105.000

Meningkatkan kinerja pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular

99.170.000 162.464.000 205.509.000 249.883.300 238.500.000

Meningkatkan kinerja penyehatan lingkungan 221.238.000 - - - -

Meningkatkan dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis lainnya 8.492.035.000 12.691.131.000 20.281.134.000 18.064.785.000 17.226.310.000

TOTAL 10.418.300.000 16.379.702.000 23.631.520.000 22.482.235.800 22.490.433.000

Page 37: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

RENCANA ANGGARAN BERDASARKAN INDIKATOR KINERJA

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II SAMARINDA

TAHUN 2015 – 2019

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Anggaran

2015 2016

s.d. 2019 2015 2016 s.d. 2019

2015 2016 2017 2018 2019

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Terlaksananya kegiatan pengendalian faktor risiko kesehatan dan cegah tangkal penyakit di wilayah kerja Bandara, Pelabuhan

Terkendalinya faktor risiko kesehatan guna cegah tangkal penyakit di wilayah kerja bandara, pelabuhan

Prosentase alat angkut yang sesuai dengan standar karantina kesehatan

Prosentase alat angkut yang sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

808,314,000 951,661,000 1.023.589.000 1.777.138.000 1.905.089.200

Prosentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon

Prosentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon

751,603,000 1,425,051,000 912.701.000 761.630.000 816.466.800

Prosentase pelabuhan / bandara / PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung

Terdeteksinya penyakit menular langsung di pelabuhan / Bandara / PLBD

47,820,000 456,493,000 417.613.000 698.593.000 235.105.000

Prosentase pelabuhan / bandara / PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak menular

Terdeteksinya penyakit tidak menular di pelabuhan / bandara / PLBD melalui kegiatan skrining

21,280,000 162,464,000 205.509.000 249.883.000 238.508.500

Prosentase pelabuhan / bandara / PLBD yang melakukan pengendalian vektor terpadu

Terkendalinya vektor di lingkungan pelabuhan dan bandara

242,683,000 500,422,000 516.125.000 930.205.000 1.233.953.300

Prosentase Tempat-tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan

- 31,080,000 - - - -

Prosentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan

- 60,124,000 - - - -

Page 38: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

Prosentase pelabuhan / bandara / PLBD sehat

- 65,750,000 - - - -

Prosentase satker yang memperoleh penilaian SAKIP dengan hasil minimal AA

Tercapainya satker dengan penilaian SAKIP dengan hasil AA

6,271,839,000 7,125,628,000 9.112.820.000 10.711.173.000 13.224.260.500

Prosentase satker pusat dan daerah yang ditingkatkan sarana / prasarananya untuk memenuhi standar

Terpenuhinya sarana / prasarana kantor KKP Samarinda sesuai dengan standar

2,220,196,000 5,757,983,000 11.443.163.000 7.353.612.000 5.776.641.000

TOTAL 10.418.300.000 16.379.702.000 23.631.520.000 22.482.235.000 22.490.433.000

Page 39: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

RENCANA ANGGARAN BERDASARKAN SASARAN STRATEGIS DAN KEGIATAN

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II SAMARINDA TAHUN 2015 – 2019

1. Revisi II

No

Sasaran Strategis

Kegiatan Alokasi Anggaran Kegiatan (Rp)

2015 2016 2017 2018 2019

1 Terkendalinya faktor risiko kesehatan guna cegah tangkal penyakit di wilayah kerja bandara, pelabuhan.

Meningkatkan kinerja surveilans dan karantina kesehatan

1.246.894.000 2.654.405.000 1.748.605.000 2.538.769.000 3.556.566.000

Meningkatkan kinerja pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

242.683.000 535.062.000 551.557.000 930.205.500 1.233.953.000

Meningkatkan kinerja pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung

116.280.000 336.640.000 273.978.000 698.593.000 235.105.000

Meningkatkan kinerja pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular

99.170.000 162.464.000 149.666.000 249.883.300 238.500.000

Meningkatkan kinerja penyehatan lingkungan 221.238.000 - - - -

Meningkatkan dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis lainnya 8.492.035.000 12.691.131.000 19.967.908.000 18.064.785.000 17.226.310.000

TOTAL 10.418.300.000 16.379.702.000 22.691.714.000 22.482.235.000 22.490.433.000

Page 40: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

RENCANA ANGGARAN BERDASARKAN INDIKATOR KINERJA

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II SAMARINDA

TAHUN 2015 – 2019

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Anggaran

2015 2016

s.d. 2019 2015 2016 s.d. 2019

2015 2016 2017 2018 2019

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Terlaksananya kegiatan pengendalian faktor risiko kesehatan dan cegah tangkal penyakit di wilayah kerja Bandara, Pelabuhan

Terkendalinya faktor risiko kesehatan guna cegah tangkal penyakit di wilayah kerja bandara, pelabuhan

Prosentase alat angkut yang sesuai dengan standar karantina kesehatan

Prosentase alat angkut yang sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

808,314,000 951,661,000 905.228.000 1.777.138.000 1.905.089.200

Prosentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon

Prosentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon

751,603,000 1,425,051,000 759.853.000 761.630.000 816.466.800

Prosentase pelabuhan / bandara / PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung

Terdeteksinya penyakit menular langsung di pelabuhan / Bandara / PLBD

47,820,000 456,493,000 273.978.000 698.593.000 235.105.000

Prosentase pelabuhan / bandara / PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak menular

Terdeteksinya penyakit tidak menular di pelabuhan / bandara / PLBD melalui kegiatan skrining

21,280,000 162,464,000 149.666.000 249.883.000 238.508.500

Prosentase pelabuhan / bandara / PLBD yang melakukan pengendalian vektor terpadu

Terkendalinya vektor di lingkungan pelabuhan dan bandara

242,683,000 500,422,000 411.921.000 930.205.000 1.233.953.300

Prosentase Tempat-tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan

- 31,080,000 - - - -

Prosentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan

- 60,124,000 - - - -

Page 41: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

Prosentase pelabuhan / bandara / PLBD sehat

- 65,750,000 - - - -

Prosentase satker yang memperoleh penilaian SAKIP dengan hasil minimal AA

Tercapainya satker dengan penilaian SAKIP dengan hasil AA

6,271,839,000 7,125,628,000 8.807.974.000 10.711.173.000 13.224.260.500

Prosentase satker pusat dan daerah yang ditingkatkan sarana / prasarananya untuk memenuhi standar

Terpenuhinya sarana / prasarana kantor KKP Samarinda sesuai dengan standar

2,220,196,000 5,757,983,000 11.383.104.000 7.353.612.000 5.776.641.000

TOTAL 10.418.300.000 16.379.702.000 22.691.724.000 22.482.235.000 22.490.433.000

Page 42: RENCANA AKSI KEGIATAN KANTOR KESEHATAN … fileyang telah terlibat dalam penyusunan rencana aksi kegiatan ini. Penyusun menyadari dokumen rencana aksi kegiatan ini masih terdapat banyak

BAB IV

PENUTUP

Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda tahun 2015 -2019

ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian upaya Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda dalam kurun waktu lima tahun

sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan

laporan kinerja tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda.

Semoga upaya Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda sampai dengan tahun

2019dapat lebih terarah dan terukur. Dalam kaitannya dengan pengukurankinerja dan

sebagai masukan bagi perencanaan selanjutnya, Renstra Kantor Kesehatan Pelabuhan

Samarinda 2015-2019 ini akan dievaluasi pada pertengahan tahun berikutnya dan akhir

periode 5 tahun (2019) sesuai ketentuan yang berlaku.

Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda 2015-

2019 melibatkan seluruh pemegang programterkait. Kepada semua pihak yang terlibat dalam

penyusunan Rencana Aksi ini diucapkan terima kasih. Tentunya Rencana Aksi Kantor

Kesehatan Pelabuhan Samarindatahun 2015-2019 ini dapatdilaksanakan dan mencapai

tujuannya, bila dilakukan dengan dedikasi yang tinggi dan kerja keras dari segenap aparatur

kesehatan dilingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda.

Samarinda, 11 Desember 2017

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas II Samarinda

H. Sabilal Rasyad, S.K.M., M.Kes. NIP. 96512101989031003