Rehabilitasi Klien Stroke

25

Click here to load reader

Transcript of Rehabilitasi Klien Stroke

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit yang memberikan akibat gangguan nerologis yang paling banyak dan serius. Di Amerika Serikat setengah dari seluruh pasien yang dirawat di bangsal nerologi adalah penderita stroke. Kejadian stroke bertambah dengan bertambahnya usia. Di indonesia kejadian ini tidak jauh berbeda. Dengan bertambahnya umur harapan hidup diperkirakan angka kejadian stroke akan meningkat karena umur merupakan faktor risiko yang utama. Penderita stroke akan mengalami impermen (gangguan tahap organ, misalnya kelumpuan, gangguan menelan, mati rasa, dll), disabilitas (gangguan tahap diri sendiri, misalnya ketidak mampuan mengurus diri) dan hendikep (gangguan tahap masyarakt atau sosial, termasuk pekerjaan, sekolah dan aktivitas lain yang berinteraksi dengan orang lain). Impermen, disabilitas dan hendikep merupakan terminologi yang banyak digunakan dibidang rehabilitasi medik, ketiga keadaan ini dapat

mempengaruhi kualitas hidup pasiennya. Rehabilitasi medik diharapkan dapat berperan dalam pengembalian penderita semaksimal mungkin pada penderita stroke dari sisa fungsi yang masih ada, sehingga kualitas hidup penderita meningkat. Pencapaian pengembalian fungsi sangat tergantung dari berbagai faktor, termasuk bagaimana pola hidup penderita dan kemandirian penderita sebelum sakit. Dalam penanganan rehabilitasi medik dibuat goal untuk pencapaian perbaikan fungsi. Goal-goal ini harus dibicarakan bersama antara pasien, keluarga / caregiver dan tim rehabilitasi medik yang menangani penderita stroke ini, sehingga usaha yang dilakukan adalah usaha bersama yang telah disetujui bersama dan peran aktif dari orang-orang yang terkait dalam penenganan pasien ini.

REHABILITASI PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE

1

B. Rumusan Masalah. 1. Apa yang dimaksud dengan rehabilitasi? 2. Apa yang dimaksud dengan stroke? 3. Apa tujuan rehabilitasi medic pada pasien stroke ? 4. Bagaimana proses rehabilitasi medic pada pasien stroke ? 5. Bagaimana Peran Perawat dalam Rehabilitasi pada Pasien dengan Stroke?

C. Tujuan Penulisan. 1. Untuk mengetahui konsep rehabilitasi. 2. Untuk Mengetahui konsep stroke. 3. Untuk mengetahui tujuan dilakukan rehabilitasi pada pasien stroke 4. Untuk mengetahui proses rehabilitasi pada pasien stroke. 5. Untuk mengetahui Peran Perawat dalam Rehabilitasi pada Pasien dengan Stroke.

REHABILITASI PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Rehabilitasi 1. Pengertian Rehabilitasi adalah suatu program yang disusun untuk memberi kemampuan kepada penderita yang mengalami disabilitas fisik dan atau penyakit kronis, agar mereka dapat hidup atau bekerja sepenuhnya sesuai dengan kapasitasnya (Harsono, 1996). Program rehabilitasi menurut Ibrahim (2001) tidak hanya terbatas pada pemulihan kondisi semata, tetapi juga mencakup rehabilitasi yang bersifat psikososial, penuh dengan kasih sayang serta empati yang luas, guna membangkitkan penderita. Rehabilitasi medik meliputi tiga hal, yaitu rehabilitasi medikal, sosial, dan vokasional. Rehabilitasi medik merupakan upaya mengembalikan kemampuan klien secara fisik pada keadaan semula sebelum sakit dalam waktu sesingkat mungkin. Rehabilitasi sosial merupakan upaya bimbingan sosial berupa bantuan sosial guna memperoleh lapangan kerja Rehabilitasi vokasional merupakan upaya pembinaan yang bertujuan agar penderita cacat menjadi tenaga produktif serta dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan kemampuannya. Rehabilitasi medik dalam ilmu kedokteran adalah suatu disiplin ilmu yang berperan dalam pemulihan gangguan fungsi baik secara fisik, psikologi, edukasi dan sosial. Pemulihan fungsi itu tentu bukan berarti semua pasien yang fungsinya terganggu dengan rehabilitasi medik akan menjadi normal seperti semula, karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemulihan fungsi ini. Faktor tersebut adalah seberapa berat penyebab gangguan fungsi ini, apakah permanen atau sementara, apakah progresif, seberapa besar sisa fungsi yang masih ada.. Adakah gangguan lain yang memperberat atau menghambat proses pengembalian fungasi misalnya depresi, gangguan kognisi termasuk gangguan komunikasi. Faktor dari luar penderita sendiri misalnya penerimaam dan dukungan dari keluarga / masyarakat sekelilingnya,REHABILITASI PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE

3

apakah ada sarana bagi orang disabel dalam hal ini modifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun di luar rumah, hal ini sangat membantu pemulihan gangguan fungsi bagi penderita. Sejauh mana dapat dicapai pemulihan fungsi, hasilnya sangat individual.

2. Prinsip-Prinsip Rehabilitasi Prinsip-prinsip rehabilitasi menurut Harsono (1996) adalah: a. Rehabilitasi dimulai sedini mungkin, bahkan dapat dikatakan bahwa rehabilitasi segera dimulai sejak dokter melihat penderita untuk pertama kalinya. b. Tidak ada seorang penderitapun yang boleh berbaring satu hari lebih lama dari waktu yang diperlukan, karena akan mengakibatkan komplikasi. c. Rehabilitasi merupakan terapi multidisipliner terhadap seorang penderita dan rehabilitasi merupakan terapi terhadap seorang penderita seutuhnya. d. Faktor yang paling penting dalam rehabilitasi adalah kontinuitas perawatan. e. Perhatian untuk rehabilitasi lebih dikaitkan dengan sisa kemampuan fungsi neuromuskuler yang masih ada, atau dengan sisa kemampuan yang masih dapat diperbaiki dengan latihan. f. Dalam pelaksanaan rehabilitasi termasuk pula upaya pencegahan serangan berulang.

3. Tahap Rehabilitasi a. Rehabilitasi stadium akut Sejak awal tim rehabilitasi medik sudah diikutkan, terutama untuk mobilisasi. Programnya dijalankan oleh tim, biasanya latihan aktif dimulai sesudah prosesnya stabil, 24-72 jam sesudah serangan, kecuali perdarahan. Sejak awal Speech terapi diikutsertakan untuk melatih otot-otot menelan yang biasanya terganggu pada stadium akut. Psikolog dan Pekerja Sosial Medik untuk mengevaluasi status psikis dan membantu kesulitan keluarga.REHABILITASI PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE

4

b. Rehabilitasi stadium subakut Pada stadium ini kesadaran membaik, penderita mulai menunjukan tanda-tanda depresi, fungsi bahasa mulai dapat terperinci. Pada post GPDO pola kelemahan ototnya menimbulkan hemiplegic posture. Kita berusaha mencegahnya dengan cara pengaturan posisi, stimulasi sesuai kondisi klien. c. Rehabilitasi stadium kronik Pada saat ini terapi kelompok telah ditekankan, dimana terapi ini biasanya sudah dapat dimulai pada akhir stadium subakut. Keluarga penderita lebih banyak dilibatkan, pekerja medik sosial, dan psikolog harus lebih aktif.

B. Stroke Stroke terjadi saat aliran darah tidak dapat mencapai bagian dari otak dan menyebabkan sel-sel pada bagian jaringan otak tersebut mati. Otak sendiri berfungsi mengatur pergerakan, rasa, berpikir, dan bertingkah laku. Stroke dapat menyebabkan kerusakan pada fungsi-fungsi tersebut. Stroke dapat terjadi pada umur berapa saja, musim apa saja, kapan saja, semua suku bangsa, baik wanita maupun pria. Penyakit yang mendasari terjadinya stroke disebut faktor resiko. Faktor resiko penyakit stroke menurut Mansjoer, dkk (2000) adalah sebagai berikut: 1. Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin pria, ras, riwayat keluarga, riwayat TIA atau stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium. 2. Yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus, merokok,

penyalahgunaan alcohol atau obat, kontrasepsi oral, hamatrokit meningkat. Berikut adalah gangguan atau efek tersering yang disebabkan stroke: Kelemahan atau kelumpuhan satu sisi tubuh Gangguan berbicara dan bahasa Gangguan keseimbangan dan pergerakan yang kurang terkoordinasi Rasa kesemutan atau baal pada satu sisi tubuh Gangguan menelan Gangguan pengaturan fungsi berkemih dan buang air besar Gangguan daya ingat, berpikir, dan kemampuan memecahkan masalah5

REHABILITASI PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE

Ketidakmampuan untuk bergerak dan mengurus diri sendiri

C. Tujuan Rehabilitasi Medik Pada Pasien Stroke Tujuan utama dari rehabilitasi stroke adalah mengembalikan status fungsional pasien, agar bisa mandiri sesuai kemampuan yang masih ada. Pasien diharapkan mampu melakukan kembali aktivitas sehari-hari seperti perawatan diri sendiri, kegiatan rumah tangga dan aktivitas sosialnya secara mandiri atau dengan bantuan minimal dengan menggunakan kemampuan diri yang masih ada dan juga kembalinya penderita stroke kemasyarakat, bersosialisasi , karena manusia pada hakekatnya adalah mahluk sosial. Untuk tujuan ini perlu peran serta dari semua fihak, penderita, keluarga, masyarakat disekelilingnya dan mediator yang akan mempersiapkan sebelum penderita terjun kemasyarakat. Penanganan rehabilitasi medik yang

berkesinambungan mulai di rumah sakit sampai penderita pulang kembali ke rumah dan kembali kemasyarakat yang sangat diperlukan oleh penderita stroke. Tujuan rehabilitasi ini dicapai melalui pendekatan pasien secara holistik oleh Tim Rehabilitasi. Tim rehabilitasi ini terdiri dari : Dokter Spesialis Kedokteran Fisik & Rehabilitasi (SpKFR , dahulu disebut Dokter Rehabilitasi Medik). Terapi fisik (fisioterapi) Terapi okupasi Terapi wicara Konseling psikologi Petugas sosial medis

D. Proses Rehabilitasi Medik Pada Pasien Stroke Pada saat penderita stroke datang ke rumah sakit , dilakukan pemeriksaan dan penanganan yang intensif oleh dokter ahli syaraf yang dapat bekerja sama dengan dokter ahli penyakit dalam, dokter ahli bedah syaraf, psikiater atau dokter spesialis lain yang terkait. Tujuan utamanya adalah life saving dan meminimalkan gangguan yang ada. Rehabilitasi medik padaREHABILITASI PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE

6

penderita stroke dimulai dari saat pasien dirawat dan keadaan kritis sudah dilalui sampai penderita pulang dan pemulihan fungsi yang diharapkan sudah maksimum. Pelaksanaan program rehabilitasi medik merupakan proses belajar mengajar. Partisipasi aktif dari pasien, keluarga / caregiver sangat diperlukan. Pasien harus dapat mengerti apa yang akan diberikan, dapat mengikuti latihan yang diberikan dan mengingat kembali latihan itu untuk dapat dilakukan berulang-ulang. Pengulangan latihan sangat dibutuhkan untuk kemajuan pengembalian fungsi yang terganggu, sehingga perlu motivasi dan ketekunan yang tinggi dari penderita stroke dan keluarganya. Aktivitas atau gerakangerakan yang biasanya dilakukan secara otomatis tanpa harus difikirkan, bila terganggu karena menderita stroke, harus dipelajari lagi langkah demi langkah dan gerakan ini mejadi sulit dengan adanya gangguan dari tonus otot , kekuatan otot dan koordinasi gerakan. Adapun fase rehabilitasi pada pasien stroke : 1. Fase Awal Tujuannya adalah mencegah komplikasi sekunder dan melindungi fungsi yang tersisa. Program ini dimulai sedini mungkin setelah keadaaan umum memungkinkan dimulainya rehabilitasi. Hal-hal yang dapat dikerjakan adalah proper bed positioning, latihan luas gerak sendi (LGS), stimulasi elektrikal dan setelah penderita sadar dimulai penanganan emosional. Pada fase ini keadaan pasien mungkin masih lemah. Dengan kesadaran yang rendah dan belum dapat berpartispasi secara aktif selama pengobatan. Pada fase ini yang utama adalah mencegah akibat yang timbul dari tirah baring yang lama dengan cara merubah posisi pasien setiap 2 jam disiang hari dan setiap 4 jam di malam hari. Ada 3 posisi yang dianjurkan : Posisi dimana pasien berbaring terlentang pada bagian yang lumpuh disangga dengan bantal. Posisi dimana pasien berbaring pada posisi yang lumpuh dengan posisi lengan yang lumpuh membentuk sudut 90o dari badan. LenganREHABILITASI PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE

7

yang sehat diletakkan diatas badan/bantal, tungkai dan kaki yang sehat dalam posisi melangkah, diganjal bantal, pergelangan paha dan lutut agak ditekuk. Posisi dimana pasien berbaring pada sisi yang sehat dengan posisi lengan dan tangan yang lumpuh diatas bantal dan membentuk sudut rentang sekitar 100o dari badan, tungkai yang lumpuh pergelangan paha dan lutut agak ditekuk. Tungkai dan kaki diganjal dengan bantal. Selain itu, pada fase ini pasien juga dilatih gerak pasif untuk mencegah konraktur dan kekakuan. Pada fase ini juga dilakukan pencegahan timbulnya infeksi saluran kemih. Pada pasien dengan inkontinensia urine dan kelemahan otot sfingter sebaiknya dipasang kondom kateter pada laki laki dan pada pada pasien wanita digunakan indwelling catheter. Kondom kateter ini diganti setiap hari , sedangkan indwelling kateter diganti setiap minggu. Jika terjadi retensio urine, maka dilakukan metode intermitten kateter sebanyak 4 kali dalam sehari. Jika pasien dirawat, maka dilakukan kultur urine setiap minggunya. Pada kasus konstipasi, maka pasien dianjurkan untuk mengkonsumsi diet tinggi serat dan makanan lunak. Jika tidak berhasil, maka baru gunakan obat pencahar. Pada fase ini juga diperhatikan kelabilan emosi pasien, sehingga hal tersebut tidak mengganggu proses rehabilitasi. Penggunaan elastic stocking juga dianjurkan untuk mencega terjadinya trombosiss vena vena profunda dan ekstremitas inferior selama aktivitas ambulasi. Pada fase ini juga dilakukan evaluasi terhadap gangguan komunikasi dan yang tidak kalah pentingnya adalah speech therapy pada pasien pasien dengan afasia atau disartria seperti pada kasus ini.

2. Fase Lanjutan Tujuannya untuk mencapai kemandirian fungsional dalam mobilisasi dan aktivitas sehari-hari (AKS). Fase ini dimulai pada waktu penderita secara medik telah stabil. Biasanya penderita dengan stroke trombotik atau embolik mobilisasi dimulai pada 2-3 hari setelah stroke. Penderita dengan

REHABILITASI PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE

8

perdarahan subarachnoid mobilisasi dimulai 10-15 hari setelah stroke. Program pada fase ini meliputi: a. Fisioterapia. Stimulasi elektrikal untuk otot-otot dengan kekuatan otot (kekuatan 2 kebawah). Diberikan terapi panas superfisial (infra red ) untuk melemaskan otot. Latihan gerak sendi bisa pasif, aktif dibantu atau aktif tergantung dari kekuatan otot. Latihan untuk meningkatkan kekuatan otot Latihan fasilitasi atau redukasi otot Latihan mobilisasi. Mobilisasi segera ditunda bila terjadi : Keadaan dan atau Stroke berat Gejala / tanda neurologist yang memburuk Perdarahan sub-Arachnoid atau intra serebral Hipotensi orthostatic Miocardial infark akut Deep vein Thrombosis akut,sampai dapat teratasi

b. Okupasi Terapi Sebagian besar penderita stroke mencapai kemandirian dalam AKS, meskipun pemulihan fungsi neurologis pada ektremitas yang terkena belum tentu baik. Dengan alat bantu yang disesuaikan, AKS dengan menggunakan satu tangan secara mandiri dapat dikerjakan, kemandirian dapat dipermudah dengan pemakaian alat-alat yang disesuaikan. c. Terapi Bicara Penderita stroke sering menagalami gangguan bicara dan komunikasi. Ini dapat ditangani oleh speech therapist dengan cara: Latihan pernapasan (pre speech training) berupa latihan napas, menelan, meniup, latihan gerak bibir, lidah dan tenggorokan. Latihan di depan cermin untuk melatih gerakan lidah, bibir dan mengucapkan kata-kata.

REHABILITASI PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE

9

-

Latihan pada penderita disartria lebih ditekankan ke artikulasi mengucapkan kata-kata.

-

Pelaksana terapi adalah tim medik dan keluarga.

d. Ortotik Prostetik Pada penderita stroke dapat digunakan alat bantu atau alat ganti dalam membantu transfer dan ambulasi penderita. Alat-alat yang sering digunakan antara lain: arm sling, hand sling, walker, wheel chair, knee back slap, short leg brace, cock-up, ankle foot orthotic (AFO), knee ankle foot ortotic (KAFO). e. Psikologi Semua penderita dengan gangguan fungsional yang akut akan melampaui serial fase psikologis, yaitu: fase syok, fase penolakan, fase penyesuaian dan fase penerimaan. Sebagian penderita mengalami fase-fase tersebut secara cepat, sedangkan sebagian lain mengalami secara lambat, berhenti pada satu fase, bahkan kembali ke fase yang telah lewat. Penderita harus berada pada fase psikologis yang sesuai untuk dapat menerima rehabilitasi. f. Sosial Medik Pekerjaan sosial medik dapat memulai pekerjaan dengan wawancara keluarga, keterangan tentang pekerjaan, kegemaran, sosial, ekonomi dan lingkungan hidup serta keadaan rumah penderita Bila ada stroke unit lengkap dengan rehabilitasi medik, penderita dipulangkan setelah penyembuhan sistim syaraf ( neurological recovery ) selesai, berlangsung kurang lebih tiga bulan. Tapi bila ditempat perawatan tidak terdapat stroke unit maka pemulangan penderita stroke lebih bervariasi tergantung dari banyak hal, antara lain kondisi penderita stroke, kondisi keluarga termasuk finansial, dll.

REHABILITASI PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE

10

E. Peran Perawat Dalam Rehabilitasi Dengan Pasien Stroke Adapun peran perawat dalam proses rehabilitasi pada pasien stroke adalah: 1. Motivator Memberi motivasi, kepercayaan pada pasien agar tetap selalu tekun dalam melakukan proses rehabilitasinya walaupun hasil yang didapatkan tidak bisa secara spontan. 2. Edukator Memberi info2 yang berguna bagi pasien dan keluarga selama menjalani perawatan dan proses rehabilitasi. 3. Kolaborasi Berkolaborasi bersama tim medis seperti dokter saraf, dokter rehab dalam melakukan kegiatan rehabilitasi lainnya selama proses rehabilitasi 4. Koordinator Merencanakan jadwal rehabilitasi pasien, agar pasien tetap

mendapatkan istirahat yang cukup. 5. Konsultan Pasien bisa berkonsultasi pada perawat tentang rencana tindakan dengan tidak memaksa kehendak karena keputusan tetap ada pada pasien untuk menerima atau menolak.

REHABILITASI PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE

11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Rehabilitasi adalah suatu program yang disusun untuk memberi kemampuan kepada penderita yang mengalami disabilitas fisik dan atau penyakit kronis, agar mereka dapat hidup atau bekerja sepenuhnya sesuai dengan kapasitasnya (Harsono, 1996). Tujuan utama dari rehabilitasi stroke adalah mengembalikan status fungsional pasien, agar bisa mandiri sesuai kemampuan yang masih ada. Pasien diharapkan mampu melakukan kembali aktivitas sehari-hari seperti perawatan diri sendiri, kegiatan rumah tangga dan aktivitas sosialnya secara mandiri atau dengan bantuan minimal dengan menggunakan kemampuan diri yang masih ada.

B. Saran Rehabilitasi pasien pasca stroke secara teoritis perlu sekali untuk dilakukan. Beberapa metode rehabilitasi dapat dilakukan oleh keluarga pasien maupun pasien di Rumah dan di instansi pelayanan kesehatan Mengingat pentingnya rehabilitasi pada klien post stroke, maka perlu ditingkatkan motivasi klien untuk mencegah komplikasi dengan cara menekankan manfaat latihan, serta menjelaskan bahwa pemulihan terjadi secara berangsur-angsur sehingga perlu ketekunan dalam latihan dan perlunya meningkatkan partisipasi keluarga yang menunggu dalam membantu pelaksanaan mobilisasi dini.

REHABILITASI PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE

12

DAFTAR PUSTAKA

Carter, M. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Prose-Proses Penyakit. Edisi 4 Harsono. (1996). Buku Ajar Neurologi Klinis. Penerbit Gadjah Mada Press. Mardjono, M, dkk. 1994. Neurologi Klinis Dasar. Edisi IV Nuhonni, Dr. 2000. Simposium Penatalaksanaan Stroke Masa Kini Mansjoer, A, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Perdossi. Konsensus Nasional Pengelolaan Stroke di Indonesia WHO. (2003) Fakta-fakta tentang Penyakit Jantung dan Stroke.

www.yayasanpedulijantungdanstroke..com. 17 April 2007.Yastroki, 2007, Angka kejadian stroke meningkat tajam, http://www.yastroki.or.id/read.php?id=317. 22 April 2007 Berita http://www.yastroki.or.id/printarticle.php?id=28roke http://www.strokecentre.org http://www.yastroki.or.id/printarticle.php?id=28roke http://www.strokecentre.org

REHABILITASI PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE

13

TUGAS REHABILITASI MEDIK

PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE

Disusun Oleh: Kelompok II / B2

Rini Parlina Vini Noveriana Pahlawati Asadullah Maria Stevani Yayang Arifin

(4121303034) (4121303037) (4121303040) (4121303043) (4121303045)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012

REHABILITASI PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE

14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karuniaNya yang telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Peran Perawat dalam Rehabilitasi pada Pasien dengan Stroke. Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Rehabilitasi Medik. Dalam penulisan makalah ini kami mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak serta sumber-sumber yang telah kami dapatkan dari buku maupun jurnal, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Kami selaku penulis makalah ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami sangat menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada pembaca, agar laporan ini dapat lebih baik kedepannya. Akhir kata kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pembaca, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Palembang,

Oktober 2012

Penulis

REHABILITASI PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE

15

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii DAFTAR ISI..................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1 A. Latar Belakang..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3 A. Konsep Rehabilitasi...............................................................................3 B. Konsep Stroke ............................................................................. 5 C. Tujuan rehabilitasi Medik pada psien Stroke6 D. Proses Rehabilitasi Medik Pada Pasien Stroke.6 E. Peran Perawat Rehabilitasi Pada Pasien Stroke.................................. 11 BAB III PENUTUP......................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

REHABILITASI PERAN PERAWAT DALAM REHABILITASI PADA PASIEN DENGAN STROKE

16