LAPORAN INDIKATOR MUTU PRIORITAS PELAYANAN PASIEN STROKE...
Transcript of LAPORAN INDIKATOR MUTU PRIORITAS PELAYANAN PASIEN STROKE...
LAPORAN INDIKATOR MUTU PRIORITAS
PELAYANAN PASIEN STROKE
TRIWULAN I
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
K.R.M.T. WONGSONEGORO
KOTA SEMARANG
2019
Dalam pembangunan sektor kesehatan, salah satu prakondisi yang harus
dipenuhi adalah meningkatkan mutu pelayanan, termasuk mutu pelayanan di
rumah sakit agar pengelolaan rumah sakit menjadi lebih efektif dan efisien.
Laporan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro Kota Semarang disusun berdasarkan program kerja yang telah
disepakati bersama oleh direktur dan seluruh stake holder yang terlibat dalam
upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan nantinya diharapkan
dapat dipergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan upaya peningkatan
mutu pelayanan rumah sakit yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang ada.
Semarang, April 2019
Mengetahui,
Direktur
RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
dr. SUSI HERAWATI, M.Kes
NIP. 19641006 199003 2 006
Ketua Komite Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien
RSUD K.R.MT Wongsonegoro
dr. EKO KRISNARTO, Sp.KK
NIP. 19701227 200604 1 002
Menyetujui,
Ketua Dewan Pengawas
RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
dr. BAMBANG WIBOWO, Sp.OG(K)
NIP. 196108201988121001
dr. BAMBANG WIBOWO, Sp.OG(K)
NIP. 196108201988121001
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan misi Rumah Sakit Umum Daerah K.R.M.T.
Wongsonegoro Kota Semarang yaitu memberikan pelayanan kesehatan
paripurna sesuai kebutuhan pasien dan keluarga secara professional yang
berorientasi pada keselamatan pasien, untuk itu Rumah Sakit Umum
Daerah K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang melakukan kegiatan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang sesuai dengan standar
akreditasi SNARS Edisi 1. Kegiatan ini dilakukan di setiap unit kerja atau
instalasi terkait untuk mengukur kinerja pelayanan RS dan sebagai
manajemen kontrol untuk mendukung pengambilan keputusan.
Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit
Umum Daerah K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang menetapkan
indikator rumah sakit yang sesuai dengan standar Quality Improvement
and Patient Safety (QPS) dari SNARS Edisi 1. Berdasarkan standar PMKP
5, indikator mutu area klinis (IAK) yaitu indikator mutu yang bersumber
dari area pelayanan, indikator mutu area manajemen (IAM) yaitu
indikator mutu yang bersumber dari area manajemen, dan indikator mutu
sasaran Keselamatan Pasien yaitu indikator mutu yang mengukur
kepatuhan staf dalam penerapan sasaran keselamatan pasien dan budaya
keselamatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui mutu pelayanan dan penerapan keselamatan
pasien di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Dievaluasinya peningkatan mutu RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro
Kota Semarang melalui pemantauan 11 (sebelas) indikator mutu
prioritas yang telah ditetapkan berdasarkan standar PMKP 5
triwulan IV tahun 2018 di tiap – tiap unit dan instalasi yang
terkait.
b. Dievaluasinya program keselamatan pasien dengan pemantauan
insiden keselamatan pasien rumah sakit (IKP – RS).
c. Didapatkannya rekomendasi dan governing body (Dewan
Pengawas) mengenai program mutu pelayanan dan penerapan
keselamatan pasien di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota
Semarang
KEGIATAN PEMANTAUAN INDIKATOR PRIORITAS
JANUARI – MARET 2019
A. Kegiatan Pokok
Kegiatan pemantauan indikator mutu Triwulan I tahun 2019 di mulai
dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret. Adapun indikator mutu
yang dipantau adalah sebagai berikut :
INDIKATOR MUTU PRIORITAS
NO AREA JUDUL INDIKATOR
1 Area Klinis Kelengkapan pengisian assesmen awal medis
pada Pasien Stroke
2 Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium
pada Pasien Stroke
3 Waktu tunggu hasil pelayanan CT Scan
4 Tidak Adanya Kesalahan tindakan Rehabilitasi Medik
5 IDO Craniotomy
6 Waktu tanggap pelayanan dokter IGD pada Pasien Stroke
7 Ketepatan diet yang diberikan pada Pasien
Stroke
8 Area Manajemen
Pemenuhan permintaan obat sesuai kebutuhan pasien pada Pasien Stroke
9 Kepuasan pasien rawat inap
10 Area Sasaran Keselamatan
Pasien
Kejadian pasien jatuh pada Pasien Stroke
11 Pelaksanaan Site Marking pada Pasien Stroke yang dilakukan Craniotomy
B. Rincian Kegiatan
1. Menetapkan rencana kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang, sesuai
dengan Keputusan Direktur.
2. Melakukan sosialisasi Komite Mutu dan Keselamatan Pasien,
Kebijakan, Pedoman, Panduan, dan Program Kerja seluruh kegiatan
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di RSUD K.R.M.T.
Wongsonegoro Kota Semarang.
3. Melakukan pemantauan indikator mutu secara berkesinambungan.
4. Melakukan validasi data pemantauan indikator mutu area klinis, area
manajemen, serta area sasaran keselamatan pasien.
5. Melakukan tabulasi terhadap data hasil pemantauan indikator mutu.
6. Melakukan penyampaian hasil pemantauan indikator mutu oleh
masing-masing bagian/unit.
7. Melakukan pembandingan data dengan rumah sakit lainnya.
8. Menyusun laporan hasil pemantauan indikator mutu.
9. Menyusun laporan analisa terkait insiden keselamatan pasien.
C. Jadwal Kegiatan
1. Menetapkan Rencana Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien,
sesuai dengan Keputusan Direktur serta Dewan Pengawas RSUD
K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang, yang ditetapkan Bulan
Januari 2019.
2. Melakukan pelaporan hasil pemantauan indikator mutu oleh masing-
masing bagian/unit setiap bulan.
3. Menyusun program perbaikan mutu dengan teknik PDCA oleh
penanggung jawab pengumpul data indikator mutu rumah sakit dan
dilaporkan pada saat rapat tri wulan.
4. Melakukan pemantauan indikator mutu serta validasi data yang
dilaksanakan berkesinambungan.
5. Melakukan tabulasi terhadap data hasil pemantauan indikator mutu
(dilaksanakan setiap bulan).
6. Melakukan penyampaian hasil pemantauan indikator mutu dan
validasi data mutu setiap tiga bulan.
7. Menyusun laporan hasil pemantauan indikator mutu dan
keselamatan pasien rumah sakit setiap tiga bulan.
D. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan oleh petugas pengumpul data, kemudian
dilakukan rekapitulasi dan analisa oleh penanggung jawab pengumpul
data. Hasil analisis tersebut kemudian di laporkan ke tim PMKP untuk
disetujui. Data hasil pemantauan ditulis pada form pemantauan indikator
mutu dan dikumpulkan di unit penjamin mutu tiap ruangan melalui
aplikasi SIM RS setiap bulan paling lambat minggu pertama tanggal 5
bulan berikutnya.
Hasil pengolahan dan analisa data dituangkan dalam laporan tertulis
ytang telah dilengkapai dengan laporan Improvement Program dengan
teknik PDCA, kemudian akan dilaporkan kepada direktur setiap 3 bulan
sekali dalam rapat evaluasi triwulan. Disamping itu evaluasi tahunan juga
dilakukan guna merangkum hasil pencapaian semua instalasi dan unit
kerja selama setahun. Evaluasi tahunan menghasilkan laporan tahunan
yang dilaporkan kepada Direktur.
HASIL KEGIATAN PEMANTAUAN INDIKATOR PRIORITAS
JANUARI – MARET 2019
1. Kelengkapan Pengisian Assesmen Awal Medis Pada Pasien Stroke
Grafik 1. Grafik Angka Kelengkapan Pengisian Asesmen Awal Medis
Pasien Stroke
Sumber Laporan Bulanan Indikator Mutu Instalasi Rawat Inap
a. Perbandingan tren RS
Berdasarkan grafik 1, dapat dilihat bahwa pada bulan Januari
sampai dengan Maret kelengkapan assesmen awal medis pasien
stroke terjadi penurunan dengan rata- rata 87,04%.
b. Perbandingan dengan Standart
Berdasarkan data diatas bahwa angka kelengkapan asesmen awal
medispasien stroke terjadi penurunan dari target yang ditetapkan.
Target angka kelengkapan pengisian assesmen awal medis tidak
kurang dari 90% setiap bulannya. Perlu adanya supervisi oleh komite
PMKP dan sosialisasi yang dilakukan oleh komite medis diharapkan
dapat meningkatkan kepatuham DPJP dalam melakukan asesmen
awal medis.
c. Perbandingan dengan praktek yang baik
Dari indikator diatas bahwa praktek yang baik adalah assesmen
awal medis pasien stroke harus segera dilakukan dalam waktu 24
jam oleh DPJP, agar dapat segera melakukan perencananaan
tindakan medis yang akan dilakukan berikutnya. Data diatas
menunjukkan bahwa capaian indikator angka kelengkapan
assesmen awal medis pasien stroke belum mencapai target yang
86,52%87,44% 87,17%
84%85%86%87%88%89%90%91%
Jan Feb Mar
Kelengkapan Assesmen Awal Medis
Standar Hasil
telah ditetapkan. Hal ini menggambarkan kepatuhan DPJP dalam
melakukan pengisian awal medis masih kurang dari praktek yang
diharapkan, sehingga perlu adanya supervisi oleh komite PMKP
dan sosialisasi yang dilakukan oleh Komite Medis, agar kepatuhan
dapat meningkat pada bulan selanjutnya.
2. Waktu Tunggu Hasil Pemeriksaaan Laboratorium Pasien Stroke
Grafik 2. Waktu Tunggu Hasil Pemeriksaaan Laboratorium Pasien Stroke
Sumber Laporan Bulanan Indikator Mutu Instalasi Laboratorium
a. Perbandingan tren RS
Berdasarkan grafik 2, dapat dilihat bahwa pada bulan Januari
sampai dengan Maret,waktu tunggu hasil pemeriksaan
laboratoriumpasien stroke nilainya sangat fluktuatif namun sudah
diatas standar.
b. Perbandingan dengan Standar
Berdasarkan data diatas bahwa waktu tunggu hasil pemeriksaan
laboratoriumpasien stroke indikator tersebut meningkat.Target
indikator mutu waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium
pasien stroke sebesar 90%.Rekomendasi yang diusulkan antara
lain adalah unit mampu meningkatkan hasil pencapaian indikator
mutu dengan cara melakukan pemantauan setiap bulan dengan.
Kinerja staf lebih ditingkatkan kembali agar hasil semakin
meningkat
c. Perbandingan dengan praktek yang baik
Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium pasien stroke
dilaksanakan dengan tujuan tergambarnya ketepatan waktu
94,86%
96,97% 96,86%
86%
88%
90%
92%
94%
96%
98%
Jan Feb Mar
Waktu Tunggu Hasil Pemeriksaan IGD
Standar Hasil
pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap pasien
stroke.Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium pasien stroke
adalah waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil terhitung
mulai sampel diterima oleh laboratorium sampai cetak hasil yaitu
kurang dari 90 menit.
Berdasarkan grafik 2, dapat terlihat bahwa indikator waktu tunggu
hasil pemeriksaan laboratorium pasien stroke meningkat secara
signifikan selama tiga bulan. Untuk selanjutnya, diperlukan
monitoring secara terus menerus dengan melakukan peningkatan
mutu
3. Waktu tunggu hasil pelayanan CT Scan
Grafik 3. Grafik Waktu Tunggu Hasil Pelayanan CT Scan
Sumber Laporan Bulanan Indikator Mutu Instalasi Radiologi Sentral
a. Perbandingan tren RS
Berdasarkan grafik 3, dapat dilihat bahwa angka waktu tunggu
pelayanan CT Scan sudah memenuhi target standar. Dari tren yang
terlihat terjadi penurunan pada bulan Januari.Hal ini
menggambarkan pelayanan yang ditetapkan sudah sesuai dengan
standarnya.Angka tersebut tentu harus selalu di pertahankan
dengan selalu meningkatkan pelayanan dan melakukan monitoring
serta evaluasi secara berkala.
b. Perbandingan dengan Standar
Berdasarkan data diatas angka waktu tunggu pelayanan CT Scan
sudah memenuhi target dimana waktu tunggu pelayanan CT scan
sampai dengan menerima hasil yang telah tereskpertisi dalam waktu
≤ 60 menit. Target waktu tunggu hasil pelayanan CT Scan tidak
94,55%
100,00% 100,00%
85%
90%
95%
100%
105%
Jan Feb Mar
Waktu Tunggu Hasil Pelayanan CT Scan
Standar Hasil
kurang dari 90% setiap bulannya. Rekomendasi yang diusulkan
antara lain adalah mempertahankan hasil yang telah dicapai dengan
cara melakukan pemantauan setiap bulan. Serta, unit dapat
melakukan redesain indikator mutu.
c. Perbandingan dengan praktek yang baik
Waktu tunggu pelayanan CT Scan pada jam pelayanan adalah
tenggang waktu mulai pasien dilakukan CT Scan sampai dengan
menerima hasil yang sudah diekpertisi dalam waktu ≤ 60 menit.
Tujuan dari indikator tersebut adalah Tergambarnya kecepatan
pelayanan radiologi.Dari hasil tersebut dapat digambarkan bahwa
praktek pelayanan di Instalasi radiologi sudah baik, namun demikian
perlunya optimalisasi pelayanan agar pelayanan dapat terus berjala
sesuai dengan target yang diharapkan.
4. Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Tindakan Rehabilitasi Medik
Grafik 4. Grafik Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Tindakan Rehabilitasi
Medik
Sumber Laporan Bulanan Indikator Mutu Instalasi Rehabilitasi Medik
a. Perbandingan tren RS
Berdasarkan grafik 4, dapat dilihat bahwa angka tidak adanya
kejadian kesalahan tindakan rehabiltasi medik sudah memenuhi
target standar. Dari tren yang terlihat angka stabil yaitu 100%, hal
ini menggambarkan pelayanan yang ditetapkan sudah sesuai dengan
standarnya.Angka tersebut tentu harus selalu di pertahankan
dengan selalu meningkatkan pelayanan dan melakukan monitoring
serta evaluasi secara berkala.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Jan Feb Mar
Tidak Adanya Kesalahan Tindakan Rehabilitasi Medik
Standar Hasil
b. Perbandingan dengan Standar
Berdasarkan data di atas dapat terlihat indikator tidak adanya
kesalahan tindakan rehabilitasi medik sudah sesuai dengan standar.
Target indikator tidak adanya kesalahan tindakan rehabilitasi medik
sebesar 100%.Rekomendasi yang diusulkan antara lain pertahankan
hasil yang telah dicapai, bila perlu unit dapat melakukan redesain
indikator mutu. Perlu juga dilakukan validasi untuk mengetahui
angka yang dilaporkan kepada Tim PMKP adalah valid.
c. Perbandingan dengan praktek yang baik
Kesalahan tindakan rehabilitasi medik adalah memberikan atau
tidak memberikantindakan rehabilitasi medik yang diperlukan yang
tidak sesuai dengan rencanaasuhan dan/atau tidak sesuai dengan
pedoman/standar pelayanan rehabilitasi medik.
Berdasarkan grafik 4, dapat dilihat pada triwulan IV bahwaindikator
tidak adanya kesalahan tindakan rehabilitasi mediksudah sesuai
dengan target. Untuk selanjutnya, indikator ini pertahankan hasil
yang telah dicapai, bila perlu unit dapat melakukan redesain
indikator mutu.
5. Kejadian IDO Craniotomy
Grafik 5. Kejadian IDO Craniotomy
Sumber Laporan Bulanan Indikator Mutu Komite PPI
a. Perbandingan tren RS
Berdasarkan grafik 5, dapat dilihat bahwa selama bulan Januari -
Maret tidak ditemukan kasus IDO pada pasien post craniotomy.Dari
tren yang terlihat angka stabil yaitu 0%, hal ini menggambarkan
1,5% 1,5% 1,5%
0,0%
0,5%
1,0%
1,5%
2,0%
Jan Feb Mar
Kejadian IDO Craniotomy
Standar Hasil
pelayanan yang diberikansudah sesuai dengan standarnya.Angka
tersebut tentu harus selalu di pertahankan dengan selalu
meningkatkan pelayanan dan melakukan monitoring serta evaluasi
secara berkala.
b. Perbandingan dengan Standar
Berdasarkan data diatas bahwa angka kejadian IDO post craniotomy
bulan Januari – Maret 2019 sudah sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Monitoring dan evaluasi oleh IPCN secara berkala dan
pemenuhan kebutuhan penunjang sesuai standar PPI diharapkan
Angka Infeksi pasca operasi craniotomy dapat dicegah sesuai standar
yang ditetapkan.
c. Perbandingan dengan praktek yang baik
Dari indikator diatas bahwa praktek yang baik adalah tidak
ditemukannya infeksi pasca operasi craniotomy. Berdasar data
diatas menunjukkan bahwa capaian indikator angka infeksi pasca
operasi craniotomy bulan Januari - Maret telah menggambarkan
pelaksanaan yangs esuai dengan praktik yang baik.
6. Waktu Tanggap Pelayanan Dokter IGD pada Pasien Stroke
Grafik 6. Grafik Waktu Tanggap Pelayanan Dokter IGD pada Pasien
Stroke
Sumber Laporan Bulanan Indikator Mutu Instalasi Gawat Darurat
a. Perbandingan tren RS
Berdasarkan grafik 6, dapat dilihat bahwa angka waktu tanggap
pelayanan dokter IGD pada pasien stroke sudah memenuhi target
0,0%
20,0%
40,0%
60,0%
80,0%
100,0%
120,0%
Jan Feb Mar
Waktu Tanggap Pelayanan Dokter IGD
Standar Hasil
standar. Dari tren yang terlihat angka stabil yaitu 100%, hal ini
menggambarkan pelayanan yang ditetapkan sudah sesuai dengan
standarnya.Angka tersebut tentu harus selalu di pertahankan
dengan selalu meningkatkan pelayanan dan melakukan monitoring
serta evaluasi secara berkala.
b. Perbandingan dengan Standart
Berdasarkan data di atas dapat terlihat indikator waktu tanggap
pelayanan dokter IGD pada pasien stroke sudah sesuai dengan
standar. Target indikator waktu tanggap pelayanan dokter
IGDsebesar 100%. Rekomendasi yang diusulkan antara lain
pertahankan hasil yang telah dicapai, bila perlu unit dapat
melakukan redesain indikator mutu. Perlu juga dilakukan validasi
untuk mengetahui angka yang dilaporkan kepada Tim PMKP adalah
valid.
c. Perbandingan dengan praktek yang baik
Emergency Response Time (Waktu tanggap) adalah waktu yang
dibutuhkan mulai pasien dilakukan Triage di IGD sampai mendapat
pelayanan dokter.Triage adalah usaha pemilahan pasien sebelum
ditangani berdasarkan tingkat kegawat daruratan/ trauma/ penyakit
dengan mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya
yang ada.
Berdasarkan grafik indikator waktu tanggap pelayanan dokter IGD
pada pasien stroke sudah sesuai dengan target. Untuk selanjutnya,
indikator ini pertahankan hasil yang telah dicapai, bila perlu unit
dapat melakukan redesain indikator mutu.
7. Pemenuhan Permintaan Obat dan BHP sesuai Kebutuhan Pasien
Stroke
Grafik 7. Grafik Pemenuhan Permintaan Obat dan BHP sesuai
Kebutuhan Pasien Stroke
Sumber Laporan Bulanan Indikator Mutu Instalasi Farmasi
a. Perbandingan tren RS
Berdasarkan grafik 7, dapat dilihat bahwa grafik pemenuhan
permintaan obat dan BHP sesuai kebutuhanpasien stroke sudah
melebihi target yang ditetapkan, Hal tersebut tentu sangat baik
mengingat pemakaian obat –obatan di RSWN sangat tergantung
sediaan yang ada di Farmasi.
b. Perbandingan dengan Standart
Bila dibandingkan dengan standar, Grafik Pemenuhan Permintaan
Obat dan BHP sesuaiKebutuhanpasien stroke sudah melebihi
standar yang ditetapkan yaitu dengan angka berkisar 99%.Target
pemenuhan permintaan obat dan BHP sesuai kebutuhan pasien
stroke sebesar 90%, Hal tersebut tentu menggambarkan pemenuhan
permintaan obat sudah sesuai dengan aturan dan regulasi yang ada
c. Perbandingan dengan praktek yang baik
Pemenuhan permintaan obat dan BHP sesuai kebutuhan selama
bulan Januari sampai dengan Maretsudah mencapai target. Untuk
selanjutnya, indikator ini harus terus dipantau secara rutin tiap
bulan oleh instalasi farmasi. Penilaian data dilakukan setiap hari di
instalasi farmasi.Periode pengumpulan data dilakukan setiap bulan
99,53% 99,53% 99,69%
85,0%
90,0%
95,0%
100,0%
105,0%
Jan Feb Mar
Pemenuhan Permintaan Obat dan BHP sesuai Kebutuhan Pasien
Standar Hasil
yang kemudian di analisa setiap 3 bulan.Instalasi Farmasi juga
melakukan pemantauan terkait pemenuhan permintaan obat dan
BHP sesuai kebutuhan pasien stroke.Rekomendasi yang diusulkan
adalah mempertahankan hasil yang telah dicapai dengan terus
melakukan pemantauan secara berkala.
8. Kejadian Pasien Jatuh Pasien Stroke
Grafik 8. Grafik Kejadian Pasien Jatuh Pasien Stroke
Sumber Laporan Bulanan Indikator Mutu Instalasi Rawat Inap
a. Perbandingan tren RS
Pada bulan Agustus – Desember tren kejadian pasien jatuh stabil
(0%) artinya tidak ditemukan adanya kejadian pasien jatuh.
b. Perbandingan dengan Standart
Berdasarkan data diatas bahwa Kejadian Pasien Jatuh di RSUD
KRMT Wongsonegorotidak ada kejadian pasien jatuh. Target
indikator kejadian pasien jatuh tidak lebih dari 0%.Penilaian data
dilakukan setiap hari di setiap ruang perawatan.Periode
pengumpulan data dilakukan setiap bulan yang kemudian di
analisa setiap 3 bulan.
c. Perbandingan dengan praktek yang baik
Angka kejadian pasien jatuh di ruang rawat inap
dilaksanakan dengan tujuan tergambarnya pelayanan
keperawatan yang aman bagi apsien di ruang rawat inap yang
bebas dari insiden pasien jatuh.Pasien jatuh adalah pasien yang
mengalami insiden secara cepat dan tiba – tiba berpindah posisi
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Jan Feb Maret
Kejadian Pasien Jatuh Pasien Stroke
Standar Hasil
dari tempat tidur ke lantai sampai setengah atau lebih bagian
tubuh berada di lantai, sehingga memungkinkan pasien
mengalami cedera ringan sampai berat atau tidak menimbulkan
cedera.Perawat bertanggung jawab dalam mengidentifiaksi pasien
yang berisiko jatuh dan membuat suatu rencana keperawatan
untuk meminimalkan risiko.
Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa tidak ada kejadian
pasien jatuh bulan Agustus sampai dengan Desember.Walaupun
telah mencapai target, indikator ini direkomendasikan untuk
terus dilakukan pemantauan secara rutin setiap bulan dengan
terus melaksanakan peningkatan. Rekomendasi yang diusulkan
antara lain adalah pemberian tanda (stiker warna kuning pada
gelang identitas pasien dan pemasangan tanda risiko jatuh pada
bed pasien dengan cara digantungkan) untuk semua pasien risiko
pasien jatuh. Serta, melakukan edukasi kepada keluarga
mengenai risiko jatuh.
9. Ketepatan Diet yang Diberikan pada Pasien Stroke
Grafik 9. Grafik Ketepatan Diet yang Diberikan pada Pasien Stroke
Sumber Laporan Bulanan Indikator Mutu Instalasi Gizi
a. Perbandingan tren RS
Berdasarkan grafik 9, dapat dilihat bahwa angka ketepatan diet yang
diberikan sesuai dengan target. Dari tren yang terlihat, hal ini
menggambarkan ketepatan diet yang diberikan sudah tepat.
0,0%
20,0%
40,0%
60,0%
80,0%
100,0%
120,0%
Jan Feb Mar
Ketepatan Diet yang Diberikan
Standar Hasil
b. Perbandingan dengan Standart
Berdasarkan data diatas bahwa angka ketepatan pemberian diet
sudah sesuai standar. Monitoring dan evaluasi oleh kepala ruang
Gizi harus tetap dilakukan secara berkala dan diharapkan ketepatan
diet sesuai standar yang ditetapkan.
c. Perbandingan dengan praktek yang baik
Ketepatan diet yang diberikan adalah Presentaseketepatan diet yang
disajikan sesuai dengan diet order dan rencana asuhan dengan
tujuan tergambarnya kesalahan dan efisiensi pelayanan instalasi gizi
sebagai upaya perbaikan kualitas mutu pelayanan gizi.
10. Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap
Grafik 10. Grafik Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap
Sumber Laporan Bulanan Indikator Mutu Instalasi Rawat Inap
a. Perbandingan tren RS
Berdasarkan grafik 10, dapat dilihat bahwa grafik kepuasan pasien
rawat inap diRSUD KRMT Wongsonegoro sudah melebihi standar.
Hal tersebut terlihat dari tren grafik menunjukkan nilai yang
memuaskan.Namun perlu dilihat juga bahwa masih ada pasien yang
mengalami ketidakpuasan, sehingga perlu dilihat alasan pasien tidak
puas dalam pelayanan di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro.
99,32% 99,73% 99,76%
84,0%
86,0%
88,0%
90,0%
92,0%
94,0%
96,0%
98,0%
100,0%
102,0%
Jan Feb Mar
Tingkat Kepuasan Rawat Inap
Standar Hasil
b. Perbandingan dengan Standart
Berdasarkan grafik 10, dapat dilihat bahwa tingkat kepuasan pasien
rawat inap menunjukan grafik yang sangat fluktuatif meskipun
demikian sudah mencapai target yakin 90%. Target indikatortingkat
kepuasan pasien rawat inap tidak kurang dari 90%.Berdasarkan
hasil capaian kepuasan pasien rawat inap, masih ditemukan
ketidakpuasan pasien yang berkaitan denganketersediaan sarana
dan prasarana yang kurang, kemudahan mendapatkan informasi
dan kebersihan lingkunganpasien.
c. Perbandingan dengan praktek yang baik
Tingkat kepuasan pasien terhadap RSUD K.R.M.T
WongsonegoroKota Semarang dilaksanakan dengan tujuan
tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan
berdasarkan elemen - elemen tingkat kepuasan yang ditetapkan.
Kepuasan pasien adalah pernyataan puas pasien atas elemen -
elemen tingkat kepuasan yang telah ditetapkan
sebelumnya.Kepuasan pasien menggambarkan kualitas pelayanan
yang diberikan.Kualitas pelayanan yang baik bukanlah berdasarkan
persepsi rumah sakit melainkan berdasarkan persepsi pasien.
Rekomendasi yang diusulkan antara lain mempertahankan
sikap dan perilaku yang sudah baik dan memperbaiki hal – hal yang
masih kurang dalam proses pelayanan yang diberikan untuk
mencapai kenyamanan dan kepuasan pasien.
11. Pelaksanaan Site Marking pada Pasien Stroke yang dilakukan
Craniotomy
Grafik 11. Grafik Pelaksanaan Site Marking pada Pasien Stroke yang
dilakukan Craniotomy
Sumber Laporan Bulanan Indikator Mutu Instalasi Bedah Sentral
a. Perbandingan tren RS
Berdasarkan data diatas bahwa Pelaksanaan Site Marking pada
Pasien Stroke yang dilakukan Craniotomy sudah sesuai dengan
standar.
b. Perbandingan dengan Standart
Berdasarkan data diatas bahwa Pelaksanaan Site Marking pada
pasien stroke yang dilakukan Craniotomy sudah sesuai dengan
standar. Target indikator pelaksanaan site marking untuk pasien
stroke adalah 90%.Penilaian data dilakukan setiap hari di ruang
rawat inap, dan dicek ulang saat pasien berada di kamar operasi.
Periode pengumpulan data dilakukan setiap bulan yang kemudian di
analisa setiap 3 bulan.Melakukan pemantauan terkait pelaksanaan
site marking di ruang rawat inap.
c. Perbandingan dengan praktek yang baik
Pelaksanaan site marking bertujuan untuk memberikan
gambaran kepatuhan dokter pada semua pasien yang akan
dilakukan pembedahan elektif. Site marking yang dimaksud
adalah tindakan pemberian tanda identifikasi khusus pada area
yang memiliki dua sisi untuk penandaan sisi kanan atau kiri pada
100,00% 100,00% 100,00%
0,0%
20,0%
40,0%
60,0%
80,0%
100,0%
120,0%
Jan Feb Mar
Pelaksanaan Site Marking pada Pasien Stroke yang dilakukan Craniotomy
Series1 Series2
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dengan prosedur
yang tepat dan benar.
Pelaksanaan site marking yang tepat dan benar akan
meminimalkan risiko insiden salah tempat operasi, prosedur yang
salah dan menginformasikan serta membimbing ahli bedah untuk
melaksanakan operasi dengan tepat dan benar sesuai
rencana.Rekomendasi yang diusulkan antara lain diperlukan
adanya koordinasi antara instalasi rawat inap dengan instalasi
bedah sentral untuk menyamakan pemahaman mengenai
pelaksanaan site marking karena merupakan salah satu
komponen penting dalam sasaran keselamatan pasien. selain itu,
diperlukan sosialisasi yang berkesinambungan kepada petugas
yang terlibat dalam prosedur pembedahan di kamar operasi.