Malpraktik medik
-
Upload
tika-hestiana -
Category
Documents
-
view
377 -
download
21
Transcript of Malpraktik medik
Konflik dokter – pasienadverse event – malpraktik medik
Dr. M Zaenuri S Hidayat, SpF, MSiMed
Acuan : Prof.dr. Budi Sampurna,SH,SpF(K)
Dr. Sofwan Dahlan, SpF(K)
KONFLIK
KONFLIK
• Ketidaksesuaian paham atas situasi tentang pokok-pokok pikiran tertentu. • Adanya antagonisme-antagonisme emosional.
(Winardi, 1994)
KONFLIK ANTARA PASIEN DAN RUMAHSAKIT BUKAN SESUATU HAL YANG LUAR BIASA
KONFLIK
DESTRUKTIF KONSTRUKTIF
MENINGKATKAN KREATIFITAS
(Winardi, 1994)Winardi, 1994)
MENINGKATKAN INOVASI
MENINGKATKAN INTENSITAS UPAYA
MENINGKATKAN KOHESI KELOMPOK
MENGURANGI KETEGANGAN
Adverse outcome (adanya ke- senjangan yang besar antara harapan penderita dengan kenyataan menyusul tindakan medik).
KONFLIK
• Perbedaan persepsi.• Komunikasi yang ambigius.• Gaya individual (dokter atau pasien).• Cost yang tinggi.
PREDISPOSING FACTOR
TRIGGER FACTORS
PERBEDAAN PERSEPSI
Pasien salah paham mengenai:1. Hakekat hubungan terapetik.2. Hakekat (fungsi) dari tindakan medik.3. Penyebab timbulnya adverse out come.
Kesalahfahaman sering dipicu oleh pernyataan sejawat.
KOMUNIKASI YANG AMBIGIUS
Informasi tidak jelas atau memiliki berbagai macam arti sehingga pasien keliru mengartikannya.
GAYA INDIVIDUAL
Dokter arogan, ketus atau malas memberikan informasi.Pasien tergolong temperamental (chronic complainer).
MENGAPA PASIEN PUNYA LOGIKA BAHWA DOKTER BERSALAH?
Pasien merasa tidak menerima informasi yang dapat dimengerti atau diterima.
Pasien yakin tindakan medik tidak sesuai standar (dengan atau tanpa fakta yang sebenarnya).
Pasien merasa tidak ditangani dengan konsiderasi, rasa simpati atau rasa hormat.
Pasien memperoleh informasi, tetapi merasa tidak lengkap atau tidak sebagaimana diharapkan.
Pasien merasa dipulangkan sebelum benar-benar sembuh tanpa penjelasan atau tanpa follow up.
Pasien tergolong sebagai chronic complainers.
(Dickens, 2000)
1
2
3
4
56
POSISI MASING-MASING PIHAK
POSISI pasien : 1. Offensive. 2. Punya alternatif, antara lain :
a. Mengadu ke rumah sakit atau dokter. b. Mengadu ke IDI / MKEK / PERSI.
c. Mengadu ke Otoritas kesehatan. d. Mengadu ke BPSK (belum dibentuk). e. Lapor polisi (kasus pidana). f. Menggugat ganti rugi (kasus perdata). g. Mengadu ke LSM.
POSISI dokter : 1. Defensive. 2. Tidak punya pilihan lain, kecuali menunggu dan akhirnya melayani pilihan pasien.
KONFLIK
LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT
? ? 1. Undang wartawan trial by the press.2. Mediator : - mengefektifkan komunikasi. - mengefektifkan negosiasi.
3. Menyerahkan kepada BPSK (Badan Pe- nyelesaian Sengketa Konsumen).4. Mengadu ke IDI / RS MKEK / PERSI.5. Menggunakan jalur hukum.
?
Alternative Dispute Resolution
KONFLIK
PERLU DITELITI
HASIL PENELITIAN
tidak ada ALASAN terbukti ada ALASAN SUBSTANSIAL SUBSTANSIAL
(tidak seharusnya ter- (logis jika terjadi konflik)jadi konflik)
PENANGGULANGAN KONFLIK
UPAYA PREVENTIF• Persempit peluang terjadinya predisposing factors (adverse outcome) dengan cara:
1. hindari PHYSICAL HAZARD.2. hindari MORAL HAZARD.3. hindari LEGAL HAZARD.
• Lakukan upaya agar tidak muncul trigger factors, yaitu:a. hindari PERBEDAAN PERSEPSI.b. hindari KOMUNIKASI AMBIGIUS. c. hindari AROGANSI, KETUS dsbnya.
UPAYA REPRESIF• Lakukan SELF - ASSESSMENT untuk menentukan sikap dan langkah selanjutnya.
ALTERNATIF PENYELESAIANALTERNATIF PENYELESAIAN
1. 1. Lumping itLumping it: membiarkannya dan menganggap tak : membiarkannya dan menganggap tak perlu diperpanjang.perlu diperpanjang.
2. 2. AvoidanceAvoidance: memilih untuk tidak mau lagi berhubungan : memilih untuk tidak mau lagi berhubungan dengan pihak yang merugikan.dengan pihak yang merugikan.
3.3. CoercionCoercion: salah satu pihak memaksakan pemecahan kpd : salah satu pihak memaksakan pemecahan kpd pihak lain pihak lain ((mis: menggunakan debt collector atau premanmis: menggunakan debt collector atau preman))..
4. 4. NegotiationNegotiation: berunding, dimana kedua belah merupakan : berunding, dimana kedua belah merupakan pengambil keputusan.pengambil keputusan.
5.5. MediationMediation: berunding dengan menggunakan pihak ketiga : berunding dengan menggunakan pihak ketiga yang bertindak sebagai resource person, educator, catalyst yang bertindak sebagai resource person, educator, catalyst
maupun translater untuk menemukan kompromi.maupun translater untuk menemukan kompromi.
6.6. ArbitrationArbitration: kedua pihak menyerahkan penyelesaian kpd : kedua pihak menyerahkan penyelesaian kpd pihak ketiga pihak ketiga ((arbitratorarbitrator) ) dandan sepakat menerima keputusan.sepakat menerima keputusan.
7.7. AdjudicationAdjudication: ada pihak ketiga : ada pihak ketiga ((pengadilan yg mempunyai pengadilan yg mempunyai
kewenangan mencampuri masalah melalui vonis & eksekusi.kewenangan mencampuri masalah melalui vonis & eksekusi.
SELF - ASSESSMENT KONFLIK
Jika Tidak Ditemukan Alasan Subtansial :
• Lakukan upaya dengan memberikan penjelasan.• Jawab somasi yang diajukan oleh lawyer.• Hadapi dengan tegar jika pasien atau lawyernya menempuh jalur hukum.
Jika Ditemukan Alasan Substansial :
• Upayakan mencari penyelesaian alternatif, yaitu
dengan mediasi (Alternative Disputed Resolution).• Lakukan upaya defensive jika pasien atau lawyernya menempuh jalur hukum.
MEDICAL CARE -ADVERSE EVENT-MEDICAL ERROR
MEDICAL CARE
Tahapannya t.a :
1. Decision, yaitu : memutuskan kebijakan klinis.
2. Execution, yaitu : melaksanakan kebijakan klinis yang telah diputuskan.
ERROR
The failure of a planed action to be completedas intended (i.e., error of execution) or the use of a wrong plan to achieve an aim (i.e., error of planning). (Institute of Medicine)
MEDICAL ERROR
Kesalahan dalam menetapkan kebijakan medis (decision) atau kesalahan dalam menindaklanjuti kebijakan medis yang telah ditetapkan (execution)
MEDICAL ERRORSERING SULIT DIKENALI KARENA
1. Gejalanya kadang sulit dibedakan dengan
gejala penyakitnya sendiri.
2. Praktisi medis tidak mengenali adanya masalah
(kejadian) akibat medical error.
3. Terjadi sesuatu masalah, tetapi tidak dilaporkan
dalam catatan medik sebagai medical error.
4. Beberapa masalah yang terjadi bersifat reversibel atau hilang dengan sendirinya setelah penghentian terapi.
TYPE of ERRORSTYPE of ERRORS
DIAGNOSTIC ERROR:DIAGNOSTIC ERROR:
Kesalahan atau keterlambatan membuat diagnosis.Kesalahan atau keterlambatan membuat diagnosis.
Tidak menggunakan tes yang diindikasikan.Tidak menggunakan tes yang diindikasikan. Menggunakan tes yang sudah ketinggalan zaman.Menggunakan tes yang sudah ketinggalan zaman. Tidak bertindak terhadap hasil atau monitoring tes.Tidak bertindak terhadap hasil atau monitoring tes.
TREATMENT ERROR:TREATMENT ERROR:
Kesalahan dalam proses kerja, prosedur atau tes.Kesalahan dalam proses kerja, prosedur atau tes.
Kesalahan memberikan terapi.Kesalahan memberikan terapi. Kesalahan dosis atau cara memberikan obat.Kesalahan dosis atau cara memberikan obat. Keterlambatan (yang dapat dicegah) utk memberikan Keterlambatan (yang dapat dicegah) utk memberikan terapi atau merespon hasil abnormal suatu tes.terapi atau merespon hasil abnormal suatu tes. Melakukan perawatan yang tak benar atau takMelakukan perawatan yang tak benar atau tak diindikasikan.diindikasikan.
PREVENTIVE ERROR:PREVENTIVE ERROR:
Tidak menyediakan prophylactic treatment.Tidak menyediakan prophylactic treatment.
Tidak cukup melakukan monitoring atau follow-up Tidak cukup melakukan monitoring atau follow-up
terhadap terapi / tindakan yang telah diberikan.terhadap terapi / tindakan yang telah diberikan.
OTHERS :OTHERS :
Kegagalan komunikasi.Kegagalan komunikasi.
Kegagalan peralatan (equipment failure).Kegagalan peralatan (equipment failure). Kegagalan dari sistem-sistem lainnya.Kegagalan dari sistem-sistem lainnya.
Leape et al, Quality Review Bulletin, 1993
ADVERSE EVENT /
KEJADIAN TDK DIHARAPKAN ( KTD )
Setiap kejadian yang lebih disebabkan oleh manajemen medik daripada akibat penyakitnya
Kejadian yang berlawanan dengan harapan Kejadian yang berlawanan dengan harapan pasien pasien ((tentunyatentunya juga harapan dokterjuga harapan dokter)), bersifat , bersifat injury dan kejadian tersebut lebih disebabkan oleh injury dan kejadian tersebut lebih disebabkan oleh intervensi medik daripada oleh penyakitnya sendiriintervensi medik daripada oleh penyakitnya sendiri ( institute of medicine )( institute of medicine )
ADVERSE EVENT:ADVERSE EVENT:
PREVENTABLE ADVERSE EVENT:PREVENTABLE ADVERSE EVENT:
Bagian dari Bagian dari adverse eventadverse event yang disebabkan oleh yang disebabkan oleh ERROR, yang sebetulnya dapat dicegah.ERROR, yang sebetulnya dapat dicegah.
NEGLIGENT ADVERSE EVENT:NEGLIGENT ADVERSE EVENT:
Bagian dari Bagian dari preventable adverse eventpreventable adverse event yang mungkin yang mungkin disebabkan negligence (malpraktek).disebabkan negligence (malpraktek).
((Institute of MedicineInstitute of Medicine))
MANIFESTASI ADVERSE EVENTMANIFESTASI ADVERSE EVENT
3,7 % mengalami perpanjangan hospitalisasi, 3,7 % mengalami perpanjangan hospitalisasi, kelainan ketika keluar rumah sakit ataukelainan ketika keluar rumah sakit atau kedua-duanya.kedua-duanya.
2,6 % mengalami kelainan permanen 2,6 % mengalami kelainan permanen ((permanently permanently disabling injuriesdisabling injuries))..
13, 6 % menyebabkan kematian.13, 6 % menyebabkan kematian.
19 % mengalami komplikasi obat.19 % mengalami komplikasi obat.
14 % mengalami infeksi luka.14 % mengalami infeksi luka.
(Institute of Medicine)(Institute of Medicine)
PREVENTABLE PREVENTABLE ADVERSE EVENT (KARENA ERROR)ADVERSE EVENT (KARENA ERROR)
44 % 44 % -------------- -------------- technical error. technical error.
17 % 17 % -------------- -------------- diagnostic error. diagnostic error.
12 % 12 % -------------- -------------- failure to prevent injury. failure to prevent injury.
10 % 10 % ---------------------------- error in the use of a drug. error in the use of a drug.
(Leape et al, 2001)(Leape et al, 2001)
SEBERAPA SERING
ADVERSE EVENT
TERJADI DI RUMAH SAKIT
DI AMERIKA
?
SEBERAPA SERING
ADVERSE EVENT
TERJADI DI RUMAH SAKIT
DI AMERIKA ?
Study di Amerika menunjukkan per tahun:Study di Amerika menunjukkan per tahun:
43.458 orang mati karena KecelakaanLalu Lintas.43.458 orang mati karena KecelakaanLalu Lintas.
42.397 orang mati karena Cancer payudara.42.397 orang mati karena Cancer payudara.
16.516 orang mati karena AIDS.16.516 orang mati karena AIDS.
44.000 - 98.000 orang mati karena medical error 44.000 - 98.000 orang mati karena medical error ((preventable errorpreventable error).).
((Institute of MedicineInstitute of Medicine))
2700 orang mati dalam tragedi WTC2700 orang mati dalam tragedi WTC
Adverse events
New York 1984 30.195 3.8 %
Utah-Colorado 1992 14.565 3.2 %
Australia (QAHCS) 1992 14.179 16.6 %
UK 1999 1.014 11.7 %
Denmark 1998 1.097 9.0 %
New Zealand 1998 6.579 12.9 %
Canada 2001 3.720 7.5 %
Indonesia ??? ???
Iwan Dwiprahasto, 2005
CEDERA DAN MATI
• Rata-rata 8,9% pasien yg dirawat inap memperoleh cedera/mati akibat KTD
• Dari seluruh pasien cedera akibat KTD, sebanyak 13,6% meninggal. (Ekstrapolasi: kematian mendekati 100.000 pasien/ tahun di USA)
• Hanya 9 dari 1000 dokter yg lalai dituntut, tetapi 13 dari 10.000 dokter yg tidak lalai juga dituntut
• Hanya 20% kasus tuntutan kelalaian dapat dibuktikan oleh penuntut
MEDICAL CARE
STANDARD of CARETERPENUHI
STANDARD of CARE TIDAK TERPENUHI
RISIKOMEDIK
UNFORESEEN-ABLE RISK
FORESEENABLERISK
MALPRAKTIKDilakukanANTISIPASI
TanpaANTISIPASI
MALPRAKTIK MEDIS
MEDICAL MALPRACTICE
• Medical malpractice involves the physician’s failure to conform to the standard of care for treatment of the patient’s condition, or lack of skill, or negligence in providing care to the patient, which is the direct cause of an injury to the patient.
World Medical Association, 1992
MALPRAKTIK di INDONESIA
• KATA MALPRAKTIK TIDAK ADA DALAM PERATURAN PER-UU-AN DI INDONESIA
• Pasal 55 ayat (1) UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan : “setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan”.
• Pasal 50 UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran : “dokter dan dokter gigi berhak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional”.
JADI, ……
MALPRAKTIK BILA :
1. “KESALAHAN” ??,
2. “KELALAIAN”??,
3. “TAK SESUAI STANDAR PROFESI”??,
4. “TAK SESUAI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL” ??
MEDICAL CARE
STANDARD of CARETERPENUHI
STANDARD of CARE TIDAK TERPENUHI
RISIKOMEDIK
UNFORESEEN-ABLE RISK
FORESEENABLERISK
MALPRAKTIK
DilakukanANTISIPASI
TanpaANTISIPASI
MALPRAKTIK
• “INTENTIONAL” (secara sadar)– PROFESSIONAL
MISCONDUCTS
• NEGLIGENCE ( Lalai )• LACK OF SKILL
– DI BAWAH STANDAR KOMPETENSI
– DI LUAR KOMPETENSI
PROFESSIONAL MISCONDUCT• PELANGGARAN DISIPLIN PROFESI
– PELANGGARAN STANDAR SECARA SENGAJA (DELIBERATE VIOLATION)
– PELANGGARAN PERILAKU PROFESI• PIDANA UMUM:
– PEMBOHONGAN (FRAUD / MISREPRESENTASI)
– KETERANGAN PALSU– PENAHANAN PASIEN– BUKA RAHASIA KEDOKTERAN TANPA
HAK– ABORSI ILEGAL – EUTHANASIA– PENYERANGAN SEKSUAL
LACK OF SKILL
• KOMPETENSI KURANG ATAU DI LUAR KOMPETENSI / KEWENANGAN– SERING MENJADI PENYEBAB ERROR
ATAU KELALAIAN– SERING DIKAITKAN DENGAN
KOMPETENSI INSTITUSI – KADANG DAPAT DIBENARKAN PADA
SITUASI-KONDISI LOKAL TERTENTU (LOCALITY RULE, LIMITED RESOURCES)
MEDICAL CARE
STANDARD of CARETERPENUHI
STANDARD of CARE TIDAK TERPENUHI
RISIKOMEDIK
UNFORESEEN-ABLE RISK
FORESEENABLERISK
MALPRAKTIK
DilakukanANTISIPASI
TanpaANTISIPASI
Lack Of Skill
KELALAIAN MEDIKNegligence
• JENIS MALPRAKTIK TERSERING• BUKAN KESENGAJAAN
ALASAN SUBSTANSIAL
1. Negative act : Tidak melakukan apa yang mestinya dilakukan.
2. Positive act : a. Melakukan yang seharusnya dilakukan, tetapi tidak tepat waktu. b. Melakukan apa yang seharusnya dilakukan, tetapi tidak sesuai dengan standard. c. Melakukan sesuatu yang mestinya tidak boleh dilakukan. d. Melakukan tindakan tanpa informed consent. e. Melakukan tindakan yang tidak lege artis. f. Melakukan tindakan di luar kemampuan atau kewenangan. ( Lack of skill )
SYARAT KELALAIAN (4D)
• DUTY (Duty of care)– KEWAJIBAN PROFESI
– KEWAJIBAN AKIBAT KONTRAK DG PASIEN
• DERELICTION / BREACH OF DUTY– PELANGGARAN KEWAJIBAN TSB
• DAMAGES– CEDERA, MATI ATAU KERUGIAN
• DIRECT CAUSALSHIP– HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT
JADI, MALPRAKTIK:
• DINILAI BUKAN DARI “HASIL” PERBUATANNYA, MELAINKAN DARI “PROSES” PERBUATANNYA.
• Dugaan adanya malpraktik kedokteran harus ditelusuri dan dianalisis terlebih dahulu untuk dapat dipastikan ada atau tidaknya malpraktik, kecuali apabila faktanya sudah membuktikan bahwa telah terdapat kelalaian – yaitu pada res ipsa loquitur (the thing speaks for itself)
PEMBUKTIAN MALPRAKTIK MEDIS
HARUS MENGGUNAKAN ALAT BUKTI YG SAH
PEMBUKTIAN PERILAKU SALAH
• MEMBUKTIKAN PERILAKU SALAH YG MELANGGAR HUKUM– PIDANA ATAUPUN PERDATA– MIS. MEMBOHONG, MENGGELAPKAN,
KETERANGAN PALSU, PELECEHAN, DOUBLE BILLING, PENCEMARAN NAMA BAIK, DLL
– TIDAK SELALU MUDAH, TERUTAMA APABILA DI BIDANG “KLINIS”
PEMBUKTIAN Perbuatan Melawan Hukum
• CUKUP MEMBUKTIKAN ADANYA P.M.H., TANPA HARUS ADA MEMBUKTIKAN KE-4 UNSUR KELALAIAN (KERUGIAN DLL)– MELAKUKAN TINDAKAN TANPA
INFORMED CONSENT– SALAH ORANG / SALAH KANAN-KIRI /
SALAH ORGAN– PRODUCT LIABILITY
PEMBUKTIAN PELANGGARAN JANJI
• BUKTIKAN BAHWA BENAR TELAH TERJADI PERJANJIAN YANG DILANGGAR ATAU TIDAK TERPENUHI
• DAPAT BERUPA “JANJI UPAYA TERTENTU” ATAUPUN “JANJI HASIL”
• PERJANJIAN MUDAH DIBUKTIKAN APABILA TERTULIS
• IKLAN BUKAN TERMASUK PERJANJIAN, TETAPI BILA TELAH MENGAKIBATKAN KEPUTUSAN YG “SALAH” DAPAT DITUNTUTKAN
PEMBUKTIAN KELALAIAN
• UMUMNYA SUKAR• BUKTIKAN ADANYA KE-4 CIRI
KELALAIAN (Duty, Dereliction of duty, Damages, Direct causation)
• BUKTIKAN ADANYA “RES IPSA LOQUITUR” : FAKTA SUDAH MEMBUKTIKAN ADANYA KELALAIAN– MISALNYA : TERTINGGALNYA GUNTING
ATAU KASA DI DALAM LUKA OPERASI
CARA PEMBUKTIAN
• MEMBANDINGKAN ANTARA “APA YG DIKERJAKAN” (DAS SEIN) DENGAN “APA YG SEHARUSNYA DIKERJAKAN” (DAS SOLLEN).
• MEMBANDINGKAN ANTARA REKAM MEDIS, DOKUMEN/CATATAN, KESAKSIAN, PETUNJUK (BARANG BUKTI) DENGAN STANDAR / KESAKSIAN AHLI / PEDOMAN
ADANYA KEWAJIBAN (DUTY)
• ADANYA KEWAJIBAN PROFESI– KODE ETIK, DISIPLIN PROFESI, BYLAWS
DAN ATURAN SARYANKES LAIN• ADANYA KEWAJIBAN HUKUM
– ADMINISTRATIF, PIDANA DAN PERDATA
• ADANYA KEWAJIBAN AKIBAT PERJANJIAN / KONTRAK TERAPEUTIK– ISU: KAPAN MULAI TERJADINYA?
Pada umumnya dokter sulit membela diri dengan cara memungkiri adanya kewajiban
ADANYA PELANGGARAN KEWAJIBAN( Dereliction Of Duty )
• MEMBUKTIKAN ADANYA PELANGGARAN ATAS KEWAJIBAN-KEWAJIBAN TSB
• ISU:– SERING TERDAPAT SITUASI YG AKIBATKAN
PELANGGARAN YG TERPAKSA • DAPAT DIBENARKAN• DAPAT DIMAAFKAN
ADANYA CEDERA / KERUGIAN( Damage )
• SERINGKALI SULIT MEMBUKTIKAN ADANYA HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT ANTARA PELANGGARAN KEWAJIBAN DENGAN KERUGIAN / CEDERA / MATI.– TIDAK DILAKUKAN AUTOPSI ATAU
PEMERIKSAAN KHUSUS UNTUK ITU– KAUSA UMUMNYA MULTI-FAKTORIAL– ADA PEMBELAAN: REMOTENESS OF
DAMAGES
k o n d i s i - s a k i t
resultante positif (akan sembuh)
resultante negatif (akan mati)
tindakan medik
daya tahan kualitas obat
respon individual terhadap obat
stadiumpenyakit
virulensi ataukeganasan
kepatuhan pasien
Medicine is a science of uncertainty, an art of probabilities.
KERUGIAN
• Kerugian immateriil (general damages, non pecuniary
losses)• Sakit dan penderitaan
• Kehilangan kesenangan/kenikmatan (amenities)• Kecederaan fisik dan / atau psikiatris
• Kerugian materiel (special damages, pecuniary losses) – Kerugian akibat kehilangan kesempatan
– Kerugian nyata :
• Biaya yang telah dikeluarkan hingga saat penggugatan
• Biaya yang akan dikeluarkan sesudah saat penggugatan
ADANYA HUBUNGAN KAUSAL( Direct Causation )
• BISA GUNAKAN TEORI RELEVAN UNTUK MENEMUKAN KAUSA YG PROXIMATE (tidak perlu sebab pasti) Perlu SAKSI AHLI– DIRECTNESS VS REMOTENESS– FORESEEABLE VS UNFORESEEABLE
KELALAIAN MEDIS = PIDANA ?Pasal 359-360 KUHP
• HANYA YG CULPA LATA:– KELALAIAN:
• Harus ada KEWAJIBAN YG DILANGGAR• Harus ada DAMAGE (cedera / kerugian) yang
DISEBABKAN oleh pelanggaran tsb
– DAMAGE tersebut FORESEEABLE– AKIBAT KETIDAKHATIHATIAN YG
NYATA (Tidak terdapat faktor pemaaf atau faktor pembenar) VAN HAMEL
Di banyak negara terdapat kewajiban direview Medical Panel dulu
PEMBELAAN
• BUKTIKAN SALAH SATU UNSUR KELALAIAN TIDAK ADA
• CARI PEMBENAR:– MEDICAL RISKS:
• ACCEPTABILITY, UNFORESEEABILITY, ADVERSE EVENTS
– PERJALANAN PENYAKIT / KOMPLIKASI
• CARI PEMAAF:– TEKANAN SITUASI-KONDISI– LIMITED RESOURCES– KONTRIBUSI PASIEN
CEDERA, MATI DAN TUNTUTAN
• Rata-rata 8,9% pasien yg dirawat inap (3,2-16,6%) memperoleh cedera/mati akibat KTD, yang 38,2% nya akibat medical error.
• Dari seluruh pasien cedera akibat KTD, sebanyak 13,6% meninggal. (Ekstrapolasi 1984: kematian mendekati 100.000 pasien/ tahun di USA)
• Hanya 9 dari 1000 dokter yg lalai dituntut, tetapi 13 dari 10.000 dokter yg tidak lalai juga dituntut
• Hanya 20% tuntutan yang terbukti
Statistik USA
KESIMPULAN
• PENGADILAN ADALAH SALAH SATU PILIHAN BAGI ORANG YANG INGIN MENUNTUT DOKTER
• PENGADILAN MEMBERIKAN PELUANG “PENYELESAIAN SENGKETA”, YANG TIDAK TERSEDIA DI MAJELIS ETIK DAN DISIPLIN PROFESI
• PEMBUKTIAN MALPRAKTIK MASIH SULIT DILAKUKAN OLEH NON-DOKTER
CONTOH KASUSSEBAGAI BAHAN PEMAHAMAN
Sumber : Materi kuliah Prof.dr. Budi Sampurna,SH, SpF(K)
Kelalaian sistem
• Seorang anak perempuan menunggu untuk di CT-Scan karena kecelakaan. Dia dipanggil masuk ke OK dan kemudian di operasi pengangkatan usus buntu. Ternyata keliru, seharusnya anak laki-laki lain yang akan dioperasi.
• Seorang pasien akan dioperasi telinga kiri, disiapkan oleh perawat kepercayaan, dokter tinggal operasi. Ternyata yg dioperasi telinga kanan
wrong person and wrong site surgery
Kelalaian manajemen
• Dua orang pasien meninggal ketika dioperasi di RS pada dua hari yang berbeda, menggunakan mesin anestesi yg berbeda.
• Ternyata gas N2O tertukar dengan gas CO2
• RS tidak pernah menggunakan gas CO2
Dokter bukan yg bertanggungjawab atas pengadaan gas medik, melainkan manajemen rumah sakit
Malpraktik tenaga medis
• Seorang perempuan menjalani operasi pengangkatan tumor rongga hidung-mulut yg sangat invasif.
• Jaringan diperiksa histopatologi, dinyatakan tidak ganas.
• Ternyata beberapa bulan kemudian terbukti ganas
• Preparat histopatologi dibaca ahli-ahli lain di kota lain: terdapat tanda ganas
Kelalaian ataukah Ketidak-kompetensian ?
Risiko Tindakan / Penyakit
• Seorang ibu menderita Ca mamma dioperasi pengangkatan jaringan tumor untuk “de-bulking”, dan radioterapi.
• Kemudian terjadi pembengkakan lengan
Pembengkakan akibat sumbatan saluran getah bening di ketiak: apakah oleh massa kanker,
operasi ataukah radioterapi ?
Risiko yg unforeseeable
• Seorang perempuan disiapkan untuk di SC atas indikasi KPD.
• Saat operator sedang cuci tangan, SpAn memberikan anestesi (umum), terjadi apnoe dan bradikardi. Upaya resusitasi dilakukan tetapi tidak berhasil.
• D: anafilaktik thd obat anestesi
Unforeseeable risk ???
Fraud
• Seorang laki-laki datang dengan keluhan pilek dan sengau. Foto rontgen menunjukkan “perselubungan”
• Direncanakan besok pagi CT-Scan dan siangnya dioperasi sinusnya.
• Hasil CT-Scan tidak ada kelainan, tetapi operasi tetap berjalan
Professional misconduct
Tak menolong keadaan gawat
• Seorang ibu datang dengan perdarahan per-vaginam post-partum (HPP), ditangani dokter UGD.
• Dikonsulkan ke SpOG yg sedang melakukan kuretase, tetapi ia tidak mau dengan alasan “akan ke RS lain karena sudah waktunya dan sudah ditelpon”
Professional misconduct
CONTOH KELALAIAN LAINBERMASALAH BILA TERJADI CEDERA
• KETERLAMBATAN HADIR PADA SAAT DIBUTUHKAN PD KEDARURATAN
• KEGAGALAN MEMONITOR KONDISI PASIEN ATAU FOLLOW-UP HASIL PEMERIKSAAN
• KETERLAMBATAN DIAGNOSIS / TERAPI• KEGAGALAN MENGINGATKAN /
MENGANJURKAN• KEGAGALAN MEMENUHI PROSEDUR (error
of planning dan error of execution)
CONTOH KETIDAK-KOMPETENSIANDAPAT DIANGGAP PMH ATAUPUN KELALAIAN
• Tidak memiliki sertifikat kompetensi
• Berpraktik bukan pada bidang kompetensinya
• Melakukan tindakan yg bukan kompetensinya
• Mendelegasikan tindakan kepada orang yang tidak kompeten
Tanpa alasan pembenar atau alasan pemaaf