Refreshing

35
LAPORAN Refreshing MATA PUTIH VISUS MENURUN MENDADAK Disusun oleh : Hanifah (2010730047) Pembimbing : dr. Ratna Mahyudin, Sp.M KEPANITERAAN KLINIK STASE MATA RSI PONDOK KOPI - JAKARTA TIMUR 1

description

stase mata

Transcript of Refreshing

LAPORAN

Refreshing

MATA PUTIH VISUS MENURUN MENDADAK

Disusun oleh :

Hanifah (2010730047)

Pembimbing :

dr. Ratna Mahyudin, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK STASE MATA

RSI PONDOK KOPI - JAKARTA TIMUR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2011

1

Mata tenang atau mata putih yaitu tidak adanya pelebaran pembuluh darah yang

dikarenakan radang atau infeksi pada ekstraokuler. Sedangkan penglihatan menurun

adalah berkurangnya penglihatan atau gangguan pada media penglihatan baik yang terjadi

secara mendadak atau perlahan.

Penglihatan turun mendadak tanpa tanda radang ekstraokular dapat disebabkan oleh

beberapa kelainan. Kelainan ini dapat terlihat pada neuritis optic, ablasio retina, obstruksi

vena retina sentral, oklusi arteri retina sentral, perdarahan badan kaca, amaurosis fugaks,

dan koroiditis.

Untuk mengetahui letak dan kelainan dari penyakit-penyakit tersebut kita harus

memahami anatomi dan fisiologi dari mata.

1.1 Anatomi dan Fisiologi mata

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata

yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah

terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian

visual. Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik

yang sangat penting bagi manusia. Struktur dan fungsi mata sangat rumit dan

mengagumkan. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk,

memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran

yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.

2

OTOT, SARAF & PEMBULUH DARAH

Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf

kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf

lainnya.

- Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak

- Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata

- Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot

pada tulang orbita.

Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,

sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis.

STRUKTUR PELINDUNG

Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke

segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur 3

dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka

sehingga cahaya masih bisa masuk.

- Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh

darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.

- Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara

refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya

yang sangat terang.

Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh

permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban

permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan

tidak tembus cahaya.

Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga

membungkus permukaan mata.

- Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi

membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang). Kelenjar

kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah penguapan

air mata.

- Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan

menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui

2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan

bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata,

juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air

mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.

4

Anatomi mata terdiri atas:

1. Kornea

Merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan difokuskan ke dalam

pupil . Bentuk kornea cembung dengan sifat yang transparan dimana kekuatan

pembiasan sinar yang masuk 80 % atau 40 dioptri ,dengan indeks bias 1,38.

Kornea memiliki ketebalan 0,5mm dan terdiri dari:

- Epitel, suatu lapisan squamosa anterior yang menebal di perifer pada limbus

dimana lapisan ini bersinambung dengan konjungtiva. Limbus mengandung sel

germinativum atau stem sel.

- Membran Bowman, terletak di bawah membran basal epitel kornea yang

merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari

bagian depan stroma. Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi.

5

- Stroma, dari serabut kolagen, substansi dasar dan fibroblas yang menjadi dasar

kornea. Bentuk serabut kolagen yang reguler dan diameternya yang kecil

menyebabkan transparansi kornea. Keratosi merupakan sel stroma kornea yang

merupakan fibroblas terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit

membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio sesudah

trauma.

- Membran Descement, merupakan membran aseluler dan merupakan batas

belakang stroma kornea yang dihasilkan sel endotel dna merupakan membran

basalnya. Bersifat sangat elastik dan berkembang terus seumur hidup ,

mempunyai tebal 40um.

- Endotel, berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-

40um. Endotel melekat pada membran descement melalui hemidesmosom dan

zonula okluden.

2. Iris

Iris merupakan bagian yang memberi warna pada mata, warna coklat pada iris yang akan

menghalangi sinar masuk kedalam mata, iris juga mengatur jumlah sinar yang masuk

kedalam pupil melalui besarnya pupil. Iris mempunyai kemampuan mengatur secara

otomatis masuknya sinar kedalam bola mata. Reaksi pupil ini merupakan juga indikator

untuk fungsi simpatis ( midriasis) dan parasimpatis (miosis) pupil. Badan siliar terdapat 3

otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar, dan sirkular.

3. Pupil

Pupil berwarna hitam pekat yang mengatur jumlah sinar masuk kedalam bola mata. Pada

pupil terdapat m.sfinger pupil yang bila berkontraksi akan mengakibatkan mengecilnya

pupil ( miosis ) dan m.dilatator pupil yang bila berkontriksi akan mengakibatkan

membesarnya pupil ( midriasis )

4. Corpus siliaris

Berperan untuk akomodasi dan menghasilkan humor aquaeus

5. Lensa

Lensa dapat membiaskan sinar 20 % atau 10 dioptri dan berperan pada saat

akomodasi. 65 % lensa mengandung air dan 35 % protein. Lensa berbentuk lempeng

6

cakram bikonveks dan terletak di dalalm bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh

sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat

dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Korteks yang terletak di sebelah depan

nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior sedangkan dibelakangnya disebut korteks

posterior. Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :

- Kenyal atau lentur karena memegang peranan penting dalam akomodasi untuk menjadi

cembung

- Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan

- Terletak ditempatnya.

6. Retina

Retina merupakan suatu struktur sangat kompleks yang terbagi menjadi 10

bagian, terdiri dari fotoreseptor ( sel batang dan kerucut) dan neuron, beberapa

diantaranya (sel ganglion) bersatu membentuk serabut saraf optik. Bertanggung jawab

untukmengubah cahaya menjadi sinyal listrik. Retina akan meneruskan rangsangan yang

diterimanya berupa bayangan benda sebagai rangsangan elektrik ke otak sebagai

bayangan yang dikenal. Pada Retina terdapat sel batang sebagai sel pengenal sinar dan sel

kerucut yang mengenal fekuensi sinar. Sel kerucut bertanggung jawab untuk

penglihatan siang hari.

Subgrup dari sel kerucut responsif terhadap panjang gelombang pendek,

menengah, dan panjang ( biru, hijau, merah). Sel-sel ini terkonsentrasi di fovea yang

menjadi pusat penglihatan. Sel batang untuk penglihatan malam. Sel-sel ini sensitif

terhadap cahaya dan tidak memberikan sinyal informasi panjang gelombang (warna). Sel

batang menyusun sebagian besar fotoreseptor di retina bagian lainnya.

7. Nervus Optikus

Saraf penglihatan yang meneruskan rangsangan listrik dari mata ke korteks visual untuk

dikenali bayangannya. Kelainan refraksi dapat terjadi karena adanya kelainan pada

kelengkungan kornea dan lensa, Indeks bias yang berkurang dan adanya kelainan pada

sumbu mata

7

2.1 Penyakit-penyakit mata putih dengan visus menurun mendadak

Neuritis optic

Definisi

Neuritis optik adalah gangguan penglihatan yang disebabkan karena peradangan

pada saraf optik. Neuritis optik merupakan radang saraf optik dengan gejala penglihatan

turun mendadak. Perjalanan penyakit biasanya menjadi normal setelah beberapa minggu

dengan penglihatan merasa sedikit redup dan papil akan terlihat pucat. Pada neuritis optik

akan terdapat kehilangan penglihatan dalam beberapa jam sampai hari yang mengenai

satu atau kedua mata, dengan usia 18-45 tahun, sakit pada rongga orbita terutama pada

pergerakan mata, penglihatan warna terganggu, tanda uhthoff (penglihatan turun setelah

olah raga atau suhu tubuh naik.

Neuritis optik terjadi akibat saraf optik yang merupakan jaras yang membawa impuls

penglihatan ke otak mengalami peradangan serta sarung mielin yang membungkus saraf

tersebut mengalami kerusakkan (proses ini disebut juga demielinisasi). Terjadinya sangat

khas pada salah satu mata (70%) yang menyebabkan gangguan penglihatan yang cepat

dan progresif tetapi bersifat sementara. Sekitar 30% penderita terjadi pada kedua mata.

Neuritis optik cenderung menyerang dewasa muda dengan usia rata-rata 30-an. Tujuh

puluh lima persen penderita`merupakan`wanita.

Kerusakkan saraf terjadi pada bagian saraf optik yang letaknya di belakang bola mata

dan disebut juga neuritis retrobulbar serta sering dikaitkan dengan penyakit sklerosis

multipel. Peradangan saraf optik dan edema (pembengkakan) terjadi akibat tekanan

intrakranial pada tempat dimana saraf masuk ke dalam bola mata. Peradangan di tempat

tersebut`disebut`papilitis.

• Neuritis intraokuler / papilitis

Papilitis merupakan radang pada serabut retina saraf optik yang masuk pada papil

saraf optik yang berada dalam bola mata. Penglihatan pada papilitis akan terganggu

8

dengan lapang pandang menciut, bintik buta melebar, skomata sentral, sekosentral,

dan altitudinal.

Pada papil terlihat perdarahan, eksudat, dengan perubahan pada pembuluh darah

retina dan arteri menciut dengan vena yang melebar. Kadang-kadang terlihat edema

papil yang berat yang menyebar ke daerah retina sekitarnya. Edema papil tidak

melebihi 2-3 dioptri.

Terlihat sel radang di dalam kaca, di depan papil saraf optik. Penyulitnya yaitu

ikut meradangnya retina atau terjadi neuroretinitis.

• Neuritis retrobulbar

Neuritis retrobulbar adalah radang saraf optic dibelakang bola mata. Biasanya

berjalan akut dan mengenai satu mata atau kedua mata. Neuritis retrobulbar dapat

disebabkan sclerosis multipel, penyakit myelin saraf, anemia pernisiosa, diabetes

mellitus, dan intoksikasi.

Bola mata akan terasa berat di bagian belakang bola mata. Rasa sakit akan

bertambah bila bola mata ditekan yang disertai dengan sakit kepala.

Neuritis retrobulbar mempunyai gejala seperti neuritis akan tetapi gambaran

fundus yang sama sekali normal. Pada keadaan lanjut didapatkan reaksi pupil lambat.

Gambaran fundus pasien normal dan diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan

lapangan pandang dan turunnya tajam penglihatan yang berat. Walupun pada

permulaan tidak terlihat kelainan fundus, lama kelamaan akan terlihat kekaburan

batas papil saraf optic dan degenerasi saraf optic akibat degenerasi serabut saraf,

disertai atrofi desenden akan terlihat papil pucat dengan batas yang tegas.

• Iskemik optic neuropati akut

Diduga disebabkan oleh trombus, emboli, atau radang pembuluh darah yang

menyumbat pembuluh darah saraf optic. Kelainan dapat terjadi pada satu mata atau

pada kedua mata sekaligus, yang biasanya terjadi pada pasien berusia lebih dari 40

tahun.

Gejala yang ditemukan berupa tajam penglihatan yang turun mendadak disertai

dengan skotoma atau defek lapangan pandang sesuai dengan gambaran serat saraf

9

retina, atau kadang-kadang altitudinal. Tidak terdapat rasa nyeri, tidak progresif,

disertai sakit kepala, sakit saat mengunyah, polimialgia, dan kadang-kadang demam.

Pada keadaan yang akut akan terlihat papil saraf optic yang sembab pada seluruh

tepinya. Kadang-kadang terlihat perdarahan peripapil tanpa adanya eksudat pada

retina. Pada keadaan lanjut papil menjadi pucat dan edema berkurang.

Pengobatan ditujukan pada penyebabnya seperti hipertensi dan diabetes mellitus.

Bila disebabkan oleh alergi, maka pengobatan yang diberikan adalah steroid.

Perbaikan terjadi sesuai dengan berkurangnya edema papil.

Penyebab dan Gejala-Gejala

Gejala-gejala neuritis optik adalah jika ditemukan satu atau lebih gejala berikut ini:

- penglihatan kabur

- bintik/bercak buta, terutama pertengahan lapang pandang

- nyeri saat pergerakkan bola mata

- sakit kepala

- buta warna mendadak

- gangguan penglihatan pada malam hari

- gangguan ketajaman penglihatan

Neuritis optik sering diakibatkan oleh penyakit sklerosis multipel. Penyebab lainnya

adalah infeksi virus, jamur, ensefalomielitis, penyakit-penyakit otoimun atau tumor yang

menekan saraf penglihatan atau penyakit-penyakit pembuluh darah (misalnya radang

arteri temporal). Beberapa bahan kimia beracun seperti metanol dan timah hitam dapat

menyebabkan kerusakkan saraf optik. Kerusakkan saraf optik dapat juga dikarenakan

penyalahgunaan alkohol dan rokok. Neuritis optik dapat juga disebabkan karena

gangguan sistem kekebalan tubuh.

Diagnosis

10

Dokter mata akan memeriksa mata penderita dan menentukan diagnosis neuritis

optik. Pemeriksaan mata lengkap termasuk pemeriksaan ketajaman penglihatan,

pemeriksaan buta warna serta pemeriksaan retina dan diskus optik dengan menggunakan

oftalmoskop. Tanda-tanda klinis seperti gangguan reaksi pupil jelas terlihat selama

pemeriksaan mata tetapi pada beberapa keadaan mata terlihat normal. Riwayat medis

penderita dapat digunakan untuk mengetahui apakah pernah terpapar kontak dengan

bahan-bahan beracun seperti timah hitam yang dapat menyebabkan neuritis optik.

Pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan MRI (magnetic resonance imaging)

diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Dengan MRI dapat dibuktikan tanda-tanda

sklerosis multipel.

Terapi

Pengobatan neuritis optik tergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Gangguan penglihatan yang disebabkan infeksi virus akan membaik sendiri setelah

diberikan pengobatan terhadap virus. Neuritis optik yang disebabkan bahan-bahan

beracun dapat diatasi bila sumber-sumber/kontak dengan racun dihindari.

Pemberian kortikosteroid suntikan yang dilanjutkan dengan pemberian oral pada

penderita neuritis optik akibat sklerosis multipel sangat cepat memperbaiki penglihatan

penderita, tetapi masih diperdebatkan penggunaanya untuk mencegah kekambuhan.

Terapi Percobaan Neuritis Optik menunjukkan bahwa steroid yang diberikan dengan

suntikkan intravena efektif untuk mengurangi serangan neuritis optik akibat penyakit

sklerosis multipel hingga 2 tahun, tetapi perlu penelitian lebih lanjut. Prednison yang

diberikan secara oral tampaknya dapat meningkatkan serangan berulang neuritis optik

sehingga terapi ini tidak dianjurkan.

Prognosis

Gangguan penglihatan yang disebabkan karena neuritis optik biasanya bersifat

sementara. Remisi (penyembuhan) spontan terjadi dalam dua hingga lima minggu. Saat

masa pemulihan, 65% - 80% ketajaman penglihatan penderita menjadi lebih baik.

Prognosis jangka panjang tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika serangan

11

ini ditimbulkan oleh infeksi virus maka akan mengalami penyembuhan sendiri tanpa

meninggalkan efek samping. Jika neuritis optik dipicu oleh sklerosis multipel, maka

serangan berikutnya harus dihindari. Tigapuluh tiga persen penderita neuritis optik akan

kambuh dalam lima tahun. Tiap kekambuhan menyebabkan pemulihannya tidak

sempurna bahkan memperburuk penglihatan seseorang. Ada hubungan yang kuat antara

neuritis optik dengan sklerosis multipel. Pada orang yang tidak mengalami sklerosis

multipel maka separuh dari mereka yang mengalami gangguan penglihatan akibat neuritis

optik akan menderita penyakit ini dalam 15 tahun.

Pencegahan

Pemeriksaan mata secara teratur untuk menjaga kesehatan mata. Pengobatan dini

terhadap masalah penglihatan dapat mencegah kerusakkan permanen pada saraf mata.

Ablasio retina

Definisi

Ablasio retina adalah suatu keadaan dimana terjadi pelepasan sensoris retina (sel

batang dan kerucut) dari lapisan pigmen retina / RPE.

Penyebab

Penyebab penyakit ini antara lain karena faktor usia (insidennya meningkat pada usia

pertengahan atau lebih tua), akibat terdapatnya benda padat keras yang masuk ke dalam

mata atau bersifat herediter (biasanya terjadi pada individu yang memiliki riwayat

penyakit ini dalam keluarga). Penyebab lain seperti akibat komplikasi diabetes mellitus

serta penyakit inflamasi, tumor dan trauma. Walaupun agak jarang, kondisi ini dapat

merupakan penyakit keturunan yang bahkan dapat terjadi pada bayi dan anak-

anak.Ablasio retina merupakan kelainan yang bersifat darurat dan perlu mendapat

tindakan segera. Karena bila tidak ditangani sedini mungkin dapat menyebabkan

gangguan penglihatan atau kebutaan.

Sebagian besar ablasio retina terjadi karena adanya satu atau lebih robekan kecil

atau lubang pada retina, kadang proses penuaan yang normalpun dapat menyebabkan

12

retina menjadi tipis dan kurang sehat, sehingga cairan yang terletak antara lapisan epitel

pigmen dan lapisan sel batang dan kerucut lambat laun meluas ke bawah dan selalu

mencari tempat terendah. Makin lama cairan yang masuk makin banyak, ablasi semakin

tinggi, retina akan menjadi berlipat-lipat dan akhirnya seluruh retina terlepas, kecuali

pada ora serrata dan papil saraf optik.

Bila disebabkan karena penipisan retina atau penyusutan vitreus yang biasanya

terjadi seiring dengan bertambahnya usia atau akibat pertumbuhan mata abnormal

(penglihatan dekat), trauma dan inflamasi maka vitreus akan terlepas dari retina dan

meninggalkan satu atau lebih lubang di retina.

Klasifikasi

Dikenal 3 macam bentuk ablasio retina :

1. Ablasio retina regmatogenosa

2. Ablasio retina serosa atau eksudatif

3. Ablasio retina akibat traksi

1. Ablasio Retina Regmatogenosa

Ablasio retina dimana terjadi pemutusan total (suatu “regma”) di retina sensorik.

Ablasi terjadi akibat adanya robekan pada retina sehingga cairan masuk ke belakang

antara sel pigmen epitel dan retina. Terjadi pendorongan retina oleh badan kaca cair

(fluid vitreus) yang masuk melalui robekan atau lubang pada retina ke rongga

subretina sehingga mengapungkan retina dan terlepas dari lapis epitel pigmen koroid.

Gejala yang biasanya terjadi berupa fotopsia (melihat pijaran api), melihat benda

bergerak, kehilangan lapang pandan g perifer, penglihatan sentral yang tidak jelas

serta metamorfopsia.

Pada funduskopi didapatkan kelainan berupa

13

- Pigmen pada badan kaca (tanda Shaffer)

- Retina terangkat berwarna pucat dengan

pembuluh darah diatasnya

- Robekan retina berwarna merah

- Retina tampak berwarna susu, berkilauan,

dengan lipatan undulasi retina

2. Ablasio Retina Serosa atau Eksudatif

Ablasio retina yang terjadi akibat terdapatnya timbunan cairan serosa atau eksudat

di bawah retina dan mengangkat retina. Penimbunan cairan subretina sebagai akibat

keluarnya cairan dari pembuluh darah retina dan koroid (ekstravasasi). Cairan dapat

mengikuti hukum gravitasi yaitu selalu mengikuti tempat terbawah dari mata.

Keluhan seperti berkurangnya lapang pandang dan metamorfopsia dapat terjadi.

Penglihatan dapat berkurang dari ringan sampai berat. Pada fundus okuli didapatkan

kelainan seperti gambaran retina yang halus, tembus cahaya dan menonjol seperti

kubah, biasanya tidak terdapat perdarahan kecuali bila terjadi vaskulopati retinal.

Ablasi ini dapat hilang atau menetap bertahun-tahun setelah penyebabnya berkurang

atau hilang.

3. Ablasio Retina Akibat Traksi

Terjadi akibat kontraksi pada korpus vitreus sehingga menarik jaringan

fibrovaskuler proliferatif (jaringan parut) dan retina dibawahnya kearah anterior

menuju dasar korpus vitreus. Penyakit ini terjadi perlahan-lahan dan progresivitasnya

ditentukan oleh proliferasi fibrovaskuler.

Gejala yang terjadi berupa berkurangnya penglihatan sentral dan dapat

menyebabkan kehilangan penglihatan bila tidak diobati.Pada funduskopi diperoleh

gambaran permukaan yang lebih konkaf, halus dan gambaran pita memancar keluar

dari korpus vitreus.

14

Diagnosis

Subjektif antara lain penderita mengeluh kilatan-kilatan cahaya beberapa hari atau

minggu sebelumnya (fotopsia), melihat tirai yang bergerak ke satu arah, lambat laun tirai

semakin turun dan menutup mata (terjadi ablasi total, persepsi cahaya menjadi 0). pada

beberapa kasus mungkin terjadi tanpa kilatan-kilatan yang nyata tapi penglihatan seolah

bergelombang atau berair atau pada penglihatan pinggir terdapat bayangan hitam.

Objektif dengan oftalmoskop, didapatkan fundus okuli :

- Retina berwarna kehijauan dengan lipatan berwarna putih, tidak bergelombang,

retina yang lepas sedikit berubah warna menjadi abu-abu seperti awan

- Gambaran koroid kadang masih terlihat (refleks merah)

- Pembuluh darah berwarna lebih gelap, lebih berkelok-kelok, refleks cahaya (-)

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan ablasio retina regmatogenosa dibedakan berdasarkan akut dan

kronik. Pada yang akut harus ditangani dalam waktu 24-48 jam dan yang kronik dalam

waktu 1 minggu setelah ditegakkan diagnosis.

Terapi yang dapat diberikan seperti fotokoagulasi laser bila ditemukan robekan-

robekan kecil dengan sedikit atau tanpa lepasnya retina dan cryopexy yaitu membekukan

dinding bagian belakang mata yang terletak di belakang robekan retina, dapat

merangsang pembentukan jaringan parut dan merekatkan pinggir robekan retina dengan

dinding belakang bola mata. Pilihan lain untuk terapi ablasi retina regmatogenosa seperti

prosedur buckling sclera, retinopexy pneumatic dan tamponade minyak silicon

intraocular.

15

Ablasio retina akibat traksi dapat diterapi dengan metode tamponade minyak

silicon dan pembedahan vitrektomi persplana. Sedangkan ablasio retina serosa atau

eksudatif penanganannya lebih sederhana dan biasanya membaik spontan dengan

penanganan yang sesuai pada kondisi tertentu.

Oklusi vena retina sentral

Definisi

Penyumbatan vena retina yang mengakibatkan gangguan perdarahan di dalam

bola mata.

Biasanya penyumbatan terletak di mana saja pada retina, akan tetapi lebih sering

terletak di depan lamina kribosa. Penyumbatan vena retina dapat terjadi pada suatu

cabang kecil ataupun pembuluh vena utama (vena retina sentral), sehingga daerah yang

terlibat member gejala sesuai dengan daerah yang dipengaruhi. Suatu penyumbatan

cabang vena retina lebih sering terdapat di daerah temporal atas atau temporal bawah.

Penyumbatan vena retina sentral mudah terjadi pada pasien dengan glaucoma,

biabetes mellitus, hipertensi, kelainan darah, arteriosklerosis, papil edema, retinopati

radiasi, dan penyakit pembuluh darah. Trombosit dapat terjadi akibat endoflebitis.

Sebab-sebab terjadinya penyumbatan vena retina sentral ialah :

1. Akibat kompresi dari luar terhadap vena tersebut seperti yang terdapat pada prose

arteriosklerosis atau jaringan pada lamina kribosa.

2. Akibat penyakit pada pembuluh darah vena sendiri seperti fibrosklerosis atau

endoflebitis.

3. Akibat hambatan aliran darah dalam pembuluh vena tersebut seperti yang terdapat

pada kelainan viskositas darah diksrasia darah atau spasme arteria retina yang

berhubungan.

Gejala dan gambaran klinis

Tajam penglihatan sentral terganggu bila perdarahan mengenai daerah macula

lutea. Penderita biasanya mengeluh adanya oenurunan tajam penglihatan sentral ataupun

16

perifer mendadak yang dapat memburuk sampai hanya tinggal persepsi cahaya. Tidak

terdapat rasa sakit dan mengenai satu mata.

Pada pemeriksaan funduskopi pasien dengan oklusi vena sentral akan terlihat

vena yang berkelok-kelok, udem makula dan retina, perdarahan berupa titik terutama bila

terdapat penyumbatan vena yang tidak sempurna.

Pada retina terdapat udem retina dan macula dan bercak-bercak (eksudat) wol

katun yang terdapat diantara bercak-bercak perdarahan. Papil edem dan pulsasi vena

menghilang karena penyumbatan biasanya terletak pada lamina kribosa. Terdapat papil

merah dan menonjol (papil edema) disertai pulsasi vena yang menghilang. Kadang-

kadang dijumpai edema papil tanpa disertai perdarahan di tempat yang jauh (perifer) dan

ini merupakan gejala awal penyumbatan di tempat yang sentral. Penciutan lapangan

pandang atau suatu skotoma sentral dan defek irregular. Dengan angiografi fluoresen

dapat ditentukan beberpa hal seperti letak penyumbatan, penyumbatan total atau sebagian

dan ada atau tidaknya neovaskularisasi.

Pengobatan

Terutama ditujukan kepada mencari penyebab dan mengobatinya, antikoagulasia,

dan fotokoagulasi daerah retina yang menghalangi hipoksia. Steroid diberi bila

penyumbatan disebabkan oleh flebitis.

Akibat penyumbatan ini akan terjadi ganggu fungsi penglihatan sehingga tajam

penglihatan menjadi berkurang. Pada keadaan ini dapat dipertimbangkan untuk

melakukan fotokoagulasi. Pengobatan dengan menurunkan tekanan bola mata dan

mengatasi penyebabnya.

Edema dan perdarahan retina akan diserap kembali dan hal ini dapat memberikan

perbaikan visus.

Penyulit oklusi vena retina sentral berupa perdarahan massif ke dalam retina

sentral berupa perdarahan massif ke dalam retina terutama pada lapis serabut saraf retina

dan tanda iskemia retina. Pada penyumbatan vena retina sentral perdarahan juga dapat

terjadi di depan papilla dan ini dapat memasuki badan kaca menjadi perdarahan badan

kaca. Oklusi vena retina sentral dapat menimbulkan terjadinya pembuluh darah baru yang

17

dapat ditemukan di sekitar papil, iris dan di retina (rubeosis iridis). Rubeosis iridis dapat

mengakibatkan terjadinya glaucoma sekunder, dan hal ini dapat terjadi dalam waktu 1-3

bulan. Penyulit yang dapat adalah glaucoma hemoragik atau neovaskuler.

Oklusi Arteri Retina Sentral

Definisi

Penyumbatan arteri retina sentral dapat disebabkan oleh radang arteri, thrombus dan

embolus pada arteri, spasme pembuluh darah, akibat terlambatnya pengaliran darah, giant

cell arthritis, penyakit kolagen, kelainan hiperkoagulasi, sifilis dan trauma. Tempat

tersumbatnya arteri retina sentral biasanya di daerah lamina kribrosa. Emboli merupakan

penyebab penyumbatan arteri retina sentral yang paling sering. Emboli dapat berasal dari

perkapuran yang berasdal dari penyakit emboli jantung. Nodus-nodus reuma, carotid

plaque, atau emboli endokarditis.

Penyebab :

Spasme pembuluh lainnya antara lain pada migren, keracunan alcohol, tembakau,

kina atau timah hitam. Perlambatan aliran pembuluh darah retina terjadi pada peninggian

tekanan intraocular, stenosis aorta atau arteri carotis. Kelainan ini biasanya terjadi

mengenai satu mata, dan terutama mengenai arteri pada daerah masuknya di lamin

kribrosa.

Gejala dan gambaran klinis

Pada oklusi retina sentral dimulai dengan penglihatan kabur yang hilang timbul

(amaurosis fugaks) dengan tidak disertai rasa sakit dan kemudian gelap menetap.

Penurunan visus yang mendadak biasanya disebabkan oleh penyakit-penyakit emboli.

Penurunan visus yang merupakan serangan-serangan yang berulang dapat disebabka oleh

penyakit-penyakit spasme pembuluh atau emboli yang berjalan. Penyumbatan arteri

retina sentral akan menyebabkan keluhan penglihatan tiba-tiba gelap tanpa terlihatnya

kelainan pada mata luar. Pasien akan mengeluh penglihatannya menurun yang kemudian

menetap tanpa adanya rasa sakit. Reaksi pupil menjadi lemah dengan pupil anisokoria.

Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat seluruh retina berwarna pucat akibat edema

18

dan gangguan nutrisi pada retina. Terdapat bentuk gambaran sosis pada arteri retina

akibat pengisian arteri yang tidak merata. Sesudah beberapa jam retina akan tampak

pucat, keruh keabu-abuan yang disebabkan edema lapisan dalam retina dan lapisan sel

ganglion. Pada keadaan ini akan erlihat gambaran merah ceri atau cherry red spod pada

macula lutea. Hal ini disebabkan karena tidak adanya lapisan ganglion di macula,

sehingga macula mempertahankan warna aslinya. Lama-kelamaan papil menjadi pucat

dan batasnya kabur.

Pengobatan

Pengobatan dini dapat dengan menurunkan tekanan bola mata dengan mengurut

bola mata, dan azetazolamid atau parasentesis bilik mata depan. Vasodilator pemberian

bersama antikoagulan dan diberikan steroid bila diduga terdapatnya peradangan maka

akan diberikan steroid. Pasien dengan oklusi arteri retina sentral harus secepatnya

diberikan O2.

Penyulit

Penyulit yang dapat timbul adalah glaucoma neovaskuler tergantung pada letak

dan lamanya terjadinya oklusi maka kadang-kadang visus dapat kembali normal tapi

lapang pandangan menjadi kecil.

Kekeruhan dan perdarahan corpus vitreus

Definisi

Kekeruhan badan kaca kadang-kadang terjadi akibat penuaan disertai degenerasi

berupa terjadinya koagulasi protein badan kaca. Hal ini biasanya disertai dengan

pencairan badan kaca bagian belakang. Akibat bagian depan masih melekat erat maka

akan terjadi gerakan-gerakan bergelombang seperti hujan. Keadaan ini tidak banyak

menggangu penglihatan.

Perdarahan pada badan kaca adalah suatu keadaan yang cukup gawat karena dapat

memberikan penyulit yang mengakibatkan kebutaan pada mata.

19

Perdarahan pada badan kaca dapat terjadi spontan pada diabetes mellitus, rupture

retina, ablasi badan kaca. Kelainan darah dan perdarahan juga dapat memberikan

perdarahan dalam badan kaca. Diabetes mellitus, hipertensi dan trauma merupakan

penyebab utama perdarahan badan kaca. Perdarahan badan kaca yang disebabkan trauma

dapat akibat trauma tumpul atau kontusi jaringan dan suatu trauma tembus.

Perdarahan badan kaca akan menyebabkan turunnya penglihatan mendadak lapang

pandangan ditutup oleh sesuatu sehingga mengganggu penglihatan tanpa rasa sakit.

Perdarahan dalam badan kaca biasanya cepat sekali menggumpal. Keadaan ini

disebabkan susunan badan kaca disertai terdapatnya bahan seperti tromboplastin di dalam

badan kaca.

Pada pemeriksaan fundus tidak terlihat adanya reflex fundus yang berwarna merah dan

sering memberikan bayangan hitam yang menutup retina. Perdarahan dalam badan kaca

akan menyebar sesudah beberapa minggu, dimana kemudian sel darah merah dimakan

oleh sel lekosit dan sel plasma.

Perdarahan badan kaca pada diabetes mellitus dapat timbul tiba-tiba, yang biasanya

akan jernih dan diabsorpsi setelah beberapa minggu atau bulan, walaupun demikian

keadaan ini merupakan ancaman untuk terjadinya perdarahan berulang.

Pengobatan berupa istirahat dengan kepala sakit lebih tinggi paling sedikit selama 3

hari. Bila sedang minum obat maka hentikan obat seperti aspirin, anti radang nonsteroid,

kecuali bila sangat dibutuhkan. Darah dikeluarkan dari badan kaca bila terdapat bersama

ablasi retina atau perdarahan yang lebih lama dari 6 bulan, dan bila terjadi glaucoma

hemolitik.

Penyulit dapat terjadi bila terjadi reaksi proliferasi jaringan (retinitis proliferans) yang

akan mengancam penglihatan. Bila terbentuk jaringan parut akan terjadi perubahan

bentuk badan kaca yang dapat mengakibatkan terjadinya ablasi retinitis. Retinitis

proliferans bersifat ireversibel walaupun perkembangan pembuluh darah telah berhenti.

20

Retinopati serosa sentral

Retinopati serosa sentral adalah suatu keadaan lepasnya retina dari lapis pigmen epitel

di daerah macula akibat masuknya cairan melalui membrane bruch dan pigmen epitel

yang inkompeten.

Retinopati serosa sentral dapat bersifat residif. Biasanya dijumpai pada penderita laki-

laki berusia antara 20 sampai 50 tahun. Didapatkan pada perempuan hamil dan pada usia

di atas 60 tahun.

Akibat tertimbunnya cairan di bawah macula akan terdapat gangguan fungsi macula

sehingga visus menurun disertai metamorfopsia, hipermetropia dengan skotoma relative

dan positif (kelainan pada uji Amster kisi-kisi). Penglihatan biasanya diantara 20/20

sampai 20/80. Dengan uji Amster terdapat penyimpangan garis lurus disertai dengan

skotoma. Berkurangnya fungsi macula terlihat dengan penurunan kemampuan melihat

warna.

Pada funduskopi akan terlihat terangkatnya retina dapat sangat kecil dan dapat seluas

diameter papil. Lepasnya retina dari epitel pigmen akibat masuknya cairan dari subretinal

ini dapat dilihat dengan pemeriksaan angiografi fluoresen.

Biasanya retinopati serosa sentral akan menyembuh setelah kira-kira 8 minggu dengan

tidak terdapatnya lagi kebocoran. Pada keadaan ini cairan subretina akan diserap kembali

dan retina akan melekat kembali pada epitel pigmen tanpa gejala sisa subjektif yang

menyolok. Pada macula masih dapat terlihat gambaran perubahan pada epitel pigmen.

Pengobatan retinopati serosa sentral adalah dengan melihat letak kebocoran yang

kadang-kadang tidak perlu dilakukan segera fotokoagulasi. Bila terjadi penurunan visus

akibat gangguan metabolism macula maka dapat dipertimbangkan fotokoagulasi.

Umumnya kelainan ini menghilang dengan sendirinya setelah 6 sampai 8 minggu,

biasanya akan hilang total setelah 4 sampai 6 bulan.

Amaurosis fugaks

Atau buta sekejap satu mata yang berulang. Gelap sementara selama 2 sampai 5 detik

yang biasanya mengenai satu mata pada saat serangan dan normal kembali sesudah

beberapa menit dan jam, disertai dengan gangguan kampus segmental tanpa rasa sakit

21

dan terdapatnya gejala-gejala sisa. Monocular amaurosis fugaks dapat terjadi akibat

hipotensi ortostatik, spasme pembuluh darah, aritmia, migren retina, anemia arthritis dan

koagulopati.

Hilangnya penglihatan ini jarang total dan dapat merupakan gejala dini obstruksi arteri

retina sentral. Amaurosis fugaks merupakan tanda yang paling sering pada insufisiensi

arteri carotis atau terdpatnya emboli pada arteri oftalmik retina.

Pada amaurosis fugaks biasanya tidak ditemukan kelainan fundus karena pendeknya

serangan. Pada fundus tidak terdapat kelainan dan kadang-kadang terlihat adanya plak

putih atau cerah atau suatu embolus di dalam arteriol. Beda dengan dengan TIA (trancient

iskemik attack) adalah pada TIA dapat mengenai kedua mata. Diagnosis banding adalah

dengan migren, papiledema, myopia, anemia, polisitemia, hipotensi, dan kelainan darah.

Pengobatan penyakit karotis dengan aspirin 325 mg dan berhenti merokok. Control

diabetes atau hipertensi sebagai penyebab. Pada penyakit jantung aspirin 325 mg 4x

sehari dengan pertimbangan bedah jantung dan control semua resiko yang berhubungan

dengan arteriosklerosis. Biasanya diberi salisilat dan obat untuk mobilisasi sel darah.

Uveitis posterior/koroiditis

Definisi :

Peradangan lapis koroid bola mata yang dapat dalam bentuk :

- Koroiditis anterior, radang koroid perifer

- Koroid areolar, koroiditis bermula di daerah macula lutea dan menyebar ke perifer

- Koroiditis difusa atau diseminata, bercak peradangan koroid tersebar di seluruh

fundus okuli.

- Koroiditis eksudatif, koroiditis disertai bercak-bercak eksudatif

- Koroiditis juksta papil

Gejala dan gambaran klinis

- Penglihatan kabur terutama bila mengenai daerah sentral macula, bintik terbang

(floater), mata jarang menjadi merah,

- Pada mata akan ditemukan kekeruhan di dalam badan kaca, infiltrate dalam retina

22

Amblioplia Toksik

Pada keracunan beberapa obat dapat terjadi kebutaan mendadak Neuritis optic toksik

dapat terjadi pada keracunan alcohol atau tembakau, timah dan bahan toksis lainnya.

Biasanya terdapat tanda-tanda lapang pandangan yang berubah-ubah.

Pada uremia dapat terjadi ambliopia uremik dimana penglihatan akan berkurang.

Berkurangnya penglihatan akibat keracunan alcohol mengakibatkan ambliopia alcohol.

Hilangnya penglihatan sentral bilateral, akibat keracunan metal alcohol dan juga akibat

gizi buruk.

Okulopati Iskemik

Okulopati iskemik merupakan suatu sindrom yang terjadi akut akibat oklusi arteri

karotis yang mengakibatkan iskemia seluruh bola mata.

Pada mata menyebabkan keluhan sangat sakit, edema kornea, suar pada cairan

mata, pupil dilatasi dan atrofi, rubeorisis, katarak, hipotoni, mikroneurisma, dan

neovaskularisasi.

Emboli merupakan penyebab penyumbatan arteri retina sentral yang paling

sering. Emboli dapat berasal dari perkapuran yang berasal dari penyakit emboli jantung.

Nodus-nodus reuma, carotid plaque atau emboli endocarditis.

23

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas,Sidharta. Ilmu Penyakit Mata ed 5. Jakarta: balai penerbitan FKUI. 2014.

James, Bruce. Et al. Lectures Notes Oftalmology, edisi 9. Erlangga Medical Series, 2005, Jakarta.

Vaughan, Daniel; Asbury, Taylor; Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta:

KDT. 2007.

24