Refrat Drug Induce Hepatitis

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis drug induced adalah inflamasi atau peradangan pada hati yang di sebabkan oleh reaksi obat. Hepatitis drug induced sampai saat ini masih jarang terjadi di Indonesia, ini biasanya terjadi diakibatkan oleh konsumsi obat–obatan, biasanya efek akan terjadi setelah mengkonsumsi obat beberapa bulan atau dikarenakan dosis obat yang berlebihan. Tuberkulosis di Indonesia masih banyak dijumpai, pengobatan tuberkulosis memerlukan waktu yang lama, bila dosis obat berlebihan dalam waktu yang lama, hati penderita sudah tidak mampu memetabolisme obat–obatan yang dikonsumsinya, maka dapat memicu terjadinya hepatits drug induced. 6 Angka kejadian hepatitis drug induced di Indonesia belum ada yang pasti, namundengan masih banyaknya kasus Tuberkulosis di Indonesia, maka persentasinya akan 1

description

aan

Transcript of Refrat Drug Induce Hepatitis

BAB I

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangHepatitis drug inducedadalah inflamasi atau peradangan pada hati yang di sebabkan oleh reaksi obat. Hepatitis drug inducedsampai saat ini masih jarang terjadi di Indonesia, ini biasanya terjadi diakibatkan oleh konsumsi obatobatan, biasanya efek akan terjadi setelah mengkonsumsi obat beberapa bulan atau dikarenakan dosis obat yang berlebihan. Tuberkulosis di Indonesia masih banyak dijumpai, pengobatan tuberkulosis memerlukan waktu yang lama, bila dosis obat berlebihan dalam waktu yang lama, hatipenderita sudah tidak mampu memetabolisme obatobatan yang dikonsumsinya, maka dapat memicu terjadinya hepatits drug induced. 6Angka kejadian hepatitis drug induceddi Indonesia belum ada yang pasti, namundengan masih banyaknya kasus Tuberkulosis di Indonesia, maka persentasinya akan lebih tinggi dibandingkan dengan negaranegara yang sudah sedikit memiliki kasus Tuberkulosis. Hepatitis drug inducedterjadi pada delapan dalam setiap 10.000 orang, pada perempuan lebih cenderung dibandingkan laki-laki dan usia tua lebih rentan terhadap jenis hepatitis ini karena tubuh mereka tidak mampu memperbaiki dengan cepat sel-sel hepatosit yang rusak.5

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi HatiWaktu lahir berat hati sekitar 120160gram. Kemudian berat ini bertambah sesuai dengan pertumbuhan anak. Pada umur 2 tahun, berat hati bertambah 2 kali lipat, pada usia 3 tahun beratnya menjadi 3 kali lipat, sedangkan pada umur 9 tahun, dan masa pubertas mencapai masingmasing 6 dan 10 kali berat waktu lahir. Hati berada di bawah rongga dada dengan bagian atas memotong garis medioklavikula kanan pada sela iga 5-6, dan memotong garis aksila kanan pada sela iga 7. Batas bawah berada 1 cm di bawah garis lengkung iga kanan.4

Gambar 1: Anatomi Hati

2.2 Fungsi HatiHati sangat penting dalam proses metabolisme antara lain:1. Hati berperan dalam mempertahankan gula darah dengan jalan membentuk dan menyimpan glikogen. Glikogen dibentuk dari glukosa, levulosa, galaktosa dan laktosa. Hati dapat juga merubah asam amino glikogenik dan gliserol menjadi dekstrosa, yang kemudian dirubah menjadi glikogen (glikogenesis). Sedangkan glikogen dapat dirubah oleh hati menjadi glukosa sesuai dengan kebutuhan (glikogenolisis).2. Tempat sintesis dan oksidasi lemak. Hampir semua lemak dimetabolisir di dalam hati. Zat lemak yang dipadukan dengan lesitin akan membentuk fosfolipid yang mudah diangkut dan dalam keadaan siap pakai. Kolesterol dibuat di hati dari asam asetat. Lipoproteinplasma yang mengangkut trigliserida juga dibuat di hati. Hati bersama-sama dengan ginjal memecahkan asam lemak berantai panjang menjadi benda-benda keton. Benda keton ini akan banyak dihasilkan oleh tubuh pada masa kelaparan. Benda keton akan dikeluarkan bersama air kemih.3. Ureum dibuat di hati dan merupakan deaminasi protein. Zat protein seperti fibrinogen, globulin dan protrombin dibuat di hati.4. Vitamin A, C, D disimpan di hati. Hati juga mengolah bahan baku vitamin A (provitamin A) menjadi vitamin A. Riboflavin, vitamin E dan K juga disimpan dihati.5. Hati berfungsi juga sebagai pembentuk darah terutama pada masa neonatus dan hatijuga merupakan cadangan penyimpanan zat besi.6. Hati memetabolisme dan mendetoksifikasi obat-obatan dan unsur-unsur yang berbahaya bagi tubuh. 72.3Metabolisme ObatHati memetabolisme hampir setiap obat atau racun yang masuk ke dalam tubuh. Sebagian besar obat bersifat lipofilik sehingga mampu menembus membran sel intestinal. Kemudian obat diubah menjadi hidrofilik melalui proses biokimiawi dalam hepatosit, sehingga lebih larut air dan diekskresi dalam urin atau empedu. Biotransformasi hepatic ini melibatkan jalur oksidatif terutama melalui system enzim sitokrom P-450, Enzim sitokrom P-450 adalah hemoprotein yang terdapat pada reticulim endoplasmic hati, setiap enzim p-450 dapat memetabolisme banyak obat-obatan.6 Gambar 2: Metabolisme Obat di Hati2.4Mekanisme HepatotoksisitasObat yang dapat menimbulkan kerusakan pada hati dibedakan atas dua golongan yaitu:

1. Predictable Drug Reactions (intrinsik): Merupakan obat yang dapat dipastikan selalu akan menimbulkan kerusakan sel hepar bila diberikan kepada setiap penderita dengan dosis yang cukup tinggi. Dari golongan ini ada obat yang langsung merusak sel hati, ada pula yang merusaksecara tidak langsung yaitu dengan mengacaukan metabolisme atau faal sel hati.Obat hepatotoksik predictable yang langsung merusak sel hati umumnya tidak digunakan lagi untuk pengobatan. Contohnya ialah karbon tetraklorid dan kloroform. Hepatotoksin yang predictable yang merusak secara tidak langsung masih banyak yang dipakai misalnyaparasetamol, tetrasiklin, metotreksat, etanol, steroid kontrasepsi dan rifampisin.Rifampisin dapat menimbulkan ikterus karena mempengaruhi konjugasi dan transpor bilirubin dalam hati. 52. Unpredictable Drug Reactions/Idiosyncratic drug reactions:Kerusakan hati yang timbul disini bukan disebabkan karena toksisitas intrinsik dari obat, tetapi karena adanya reaksi idiosinkrasi yang hanya terjadi pada orang-orang tertentu. Ciri dari kelainan yang bersifat idiosinkrasi ini ialah timbulnya tidak dapat diramalkan dan biasanya hanya terjadi pada sejumlah kecil orang yang rentan. Menurut sebab terjadinya, reaksi yang berdasarkan idiosinkrasi ini dapat dibedakan dalam dua golongan yaitu karena reaksi hipersensitivitas dan karena kelainan metabolisme. 52.5 Definisi HepatitisHepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati yang memberikan gejala klinis khas, yaitu badan lemas, kencing saperti air teh pekat, mata dan seluruhbadan menjadi kuning.Penyebab dari hepatitis dapat dibagi atas:1. Hepatitis oleh virus2. Hepatitis oleh bakteri3. Hepatitis oleh obat-obatanDisamping pembagian hepatitis berdasarkan penyebabnya, hepatitis juga dapat dibagi juga atasperjalanan penyakit, yaitu hepatitis akut dan hepatitis kronis.10 Gambar 3: Mata Ikterik2.6 Faktor ResikoBeberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya hepatitis karna obat yaitu:1. Ras: beberapa obat memiliki toksisitas yang berbeda tergantung ras. Misalnya, orang kulit hitam lebih rentan terhadap isoniazit (INH).2. Konsumsi alkohol: orang yang menkonsumsi alkohol lebih rentan terhadap hepatitis obat karena kerusakan hati mengubah metabolisme obat, alkohol menyebabkan penipisan glutathione (hepatoprotektif) yang membuat orang lebih rentan.3. Seseorang dengan AIDS, malnutrisi lebih rentan terhadap reaksi obat karena rendahnya simpanan glutation. 22.7 Manifestasi KlinisGejala klinisnya umumnya ringan dan tidak spesifik sehingga sulit dibedakan dengan hepatitis kronik atau akut.Biasanya gejala timbul 2-5 minggu setelah kontak dengan obat. Penderita akan mengeluh, demam, menggigil, keletihan, hilang selera makan, muntah-muntah, sclera ikterik, jaundice, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat, timbul kemerahan di muka, gatal dan atralgia dan adanya rasa nyeri di perut kanan atas. Pada Pemeriksaan laboratorium, bila terjadi kerusakan hepatosit, maka akan ditemui kenaikan aktivitas enzim aminotransferase, kenaikan bilirubin serta penurunan fungsi hati yaitu gangguan faktor pembekuan dan penurunan kadar albumin.32.8 Hepatotoksisitas Obat Anti Tuberkulosis (OAT)Sebagian besar penderita TB dapat menyelesaikan pengobatan tanpa efek samping.Namun sebagian kecil dapat mengalami efek samping. Oleh karena itu pemantauan kemungkinan terjadinya efek samping sangat penting dilakukan selama pengobatan.1Efek samping berat yaitu efek samping yang dapat menjadi sakit serius.Dalam kasus ini maka pemberian OAT harus dihentikan. Efek samping ringan dapat ditanggulangi dengan obat-obat simptomatik dan obat sederhana tetapi kadang-kadang menetap untuk beberapa waktu selama pengobatan, dalamhal ini pemberian OAT dapat diteruskan. 91. Isoniazid (INH)Efek samping berat berupa hepatitis yang dapat timbul pada kurang lebih0,5% penderita. Sekitar 10-20% dari pasien selama 4-6 bulan pertama terapi memiliki disfungsi hati ringan yang ditunjukkan oleh peningkatan ringan sementara serum AST,ALT dan konsentrasi bilirubin. Beberapa pasien, kerusakan hati yang terjadi dapat menjadi progresif dan hepatitis fatal. Asetil hidrazin, suatu metabolitdari INH bertanggung jawab atas kerusakan hati. INH harus dihentikan apabila AST meningkat menjadi lebih dari 5 kali nilai normal. 82. RifampisinRifampisin bila diberikan sesuai dengan dosis yang dilanjurkan, jarang menyebakan efek samping, terutama pada pemakaian yang terus menerus setiap hari. Salah satu efek samping berat dari rifampisin adalah hepatitis.Bila terjadi ikterik maka pengobatan perlu dihentikan. Bila hepatitisnya sudah hilang/sembuh pemberian Rifampisin dapat diulang lagi.8Rifampisin dapat mengakibatkan kelainan pada fungsi hati yang umum pada tahap awal terapi. Bahkan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan hepatotoksisitas berat, lebih lagi pada mereka dengan penyakit hati yang sudah ada sebelumnya, Rifampicin menyebabkan peningkatan transient dalam enzim hati biasanya dalam 8 minggu pertama terapi pada 10- 15% pasien, dengan kurang dari 1% daripasien menunjukkan rifampisin terbuka-induced hepatotoksisitas. Sebanyak 16 pada 500.000 pasien yang menerima rifampisin dilaporkan meninggal berkaitan dengan hepatotoksisitas Rifampicin..83. PirazinamidEfek samping utama dari penggunaan pirazinamid adalah hepatitis, Juga dapat terjadi nyeri sendi dan dapat menyebabkan serangan Arthritis Goutyang disebabkan berkurangnya ekskresi dan penimbunan asam urat. Kadang-kadang juga terjadi reaksi hipersensitas misalnya misalnya demam,mual, kemerahan, dan reaksi kulit lainnya.82.9 Penatalaksanaan Tuberkulosis pada Hepatitis Drug InducedPenatalaksanaan: Bila Klinis (+) (Ikterik, gejala mual, muntah), maka OAT distop Bila gejala (+) dan SGOT, SGPT > 3 kali, maka OAT distop Bila gejala klinis (-), laboratorium terdapat kelainan (Bilirubin>2), maka OAT distop SGOT dan SGPT >5 kali nilai normal, maka OAT distop SGOT dan SGPT>3 kali, maka teruskan pengobatan dengan pengawasan6Paduan obat yang dianjurkan Stop OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ) Bad restkan pasien selama dua minggu tanpa penggunaan OAT Setelah itu monitor klinis dan laboratorium, bila klinis dan laboratorium kembali normal (bilirubin, SGOT dan SGPT), maka tambahkkan Isoniazid (H) desensitisasi sampai dengan dosis penuh 300 mg. selama itu perhatikan klinis dan periksa laboratorium saat Isoniazid dosis penuh. Bila klinis dan laboratorium kembali normal, tambahkan Rifampicin, desensitisasi sampai dengan dosis penuh (sesuai berat badan). Etambutol tetap diberikan sesuai dengan dosis yang di butuhkan Injeksi streptomicin sesuai dengan dengan dosis yang di butuhkan Pirazinamid tidak boleh diberikan lagi Paduan obat menjadi RHES.6

BAB IIIKESIMPULAN

Hepatitis drug inducedadalah inflamasi atau peradangan pada hati yang di sebabkan oleh reaksi obat, biasanya efek akan terjadi setelah mengkonsumsi obat beberapa bulan atau di karenakan dosis obat yang berlebihan, bila dosis obat berlebihan dalam waktu yang lama, hatipenderita sudah tidak mampu memetabolisme obatobatan yang dikonsumsinya, makadapat memicu terjadinya hepatitsdrug induced.Gejala klinis Biasanya timbul 2-5 minggu setelah kontak dengan obat. Penderita akan mengeluh, demam, menggigil, keletihan, hilang selera makan, muntah-muntah, sclera ikterik, jaundice, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat, timbul kemerahan di muka, gatal dan atralgia dan adanya rasa nyeri di perut kanan atas. Pada Pemeriksaan laboratorium, bila terjadi kerusakan hepatosit, maka akan ditemui kenaikan aktivitas enzimaminotransferase (2 atau 3x nilai normal), kenaikan bilirubin serta penurunanfungsi hati yaitu gangguan faktor pembekuan dan penurunan kadar albumin. Jika tanda-tanda hepatitis drug induce ditemukan maka obat harus segera di hentikan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Amin, Zulkifli. Pengobatan Tubekulosis Mutakhir. Buku AjarIlmu Penyakit DalamUniversitas Indonesia Jilid II. Balai Penerbit FK-UI. Jakarta. 2006.2. Aditama, Yoga dkk. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberkulosisdi Indonesia. Jakarta. 2006.3. Bayapurna, Putut Hepatotoksisitas Imbas Obat. Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia Jilid I. Balai Penerbit FK-UI. Jakarta. 2006. 4. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi I1. Jakarta : EGC.5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Edisi 9. Jakarta. 2005.6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan tubekulosis di indonesia.2006.7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Bakti husada. Jakarta 2007.8. Janet Stringer L. Konsep Dasar Farmakologi. Jakarta : EGC9. Rahardja Kirana. Tjay Hoan Tan. Obat obat penting, edeisi ke 6, Jakarta.10. Soemoharjo soewignjo. Hepatitis Virus B, edisi ke 2 EGC.

12