Refleksi Kasus Anastesi Pediatri
-
Upload
wila-fajariyantika -
Category
Documents
-
view
232 -
download
0
Transcript of Refleksi Kasus Anastesi Pediatri
-
8/18/2019 Refleksi Kasus Anastesi Pediatri
1/13
REFLEKSI KASUSAnastesi Pediatri
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Kepaniteraan
Klinik Ilmu Anastesi Rumah Sakit Umum Daerah Temanggung
Dokter Pembimbing :
dr. Uud Saputro, Sp.An
Disusun leh :
!ila "a#ari$antika
%&'((')('(&*+
KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGIRSUD TEMANGGUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
201
Anestesia pada ba$i dan anak berbeda dengan anestesia pada orang deasa, karena mereka
bukanlah orang deasa dalam bentuk mini. Seperti pada anestesia untuk orang $ang deasa, anestesia
anak dan ba$i khususn$a harus diketahui betul sebelum melakukan anestesia karena alas an itu
anestesia pediatri seharusn$a ditangani oleh dokter spesialis anestesiologi atau dokter $ang sudah
berpengalaman.
1
-
8/18/2019 Refleksi Kasus Anastesi Pediatri
2/13
Pembagian pediatri berdasarkan perkembangan biologis:(
(. neonatus usia dibaah &- hari
&. inant usia ( bulan / ( tahun
). 0hild usia ( tahun /(& tahun
Anestesi Pada Neonatus
1eonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia &- hari, dimana
ter#adi perubahan $ang sangat besar dari kehidupan didalam rahim men#adi diluar rahim. Pada masa
ini ter#adi pematangan organ hampir pada semua sistem.
1eonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim $ang serba tergantung
pada ibu men#adi kehidupan diluar rahim $ang serba mandiri. Masa perubahan $ang paling besar
ter#adi selama #am ke &2/3& pertama. Transisi ini hampir meliputi semua sistem organ tapi $ang
terpenting bagi anestesi adalah s$stem pernaasan sirkulasi, gin#al dan hepar. Maka dari itu sangatlah
diperlukan penataan dan persiapan $ang matang untuk melakukan suatu tindakan anestesi terhadap
neonatus.
Persia!an Anestesi
Sebelum anestesi dan pembedahan dilaksanakan, keadaan hidrasi, elektrolit, asam basa harus berada
dalam batas/batas normal atau mendekati normal. Sebagian pembedahan ba$i baru lahir merupakan
kasus gaat darurat. Proses transisi sirkulasi neonatus, penurunan P4R % Pulmonary Vascular
Resistance+ berpengaruh pada status asam/basan$a.
Transportasi neonatus dari ruang peraatan ke kamar bedah sedapat mungkin menggunakan in0ubator
$ang telah dihangatkan. Sebelum ba$i masuk kamar bedah hangatkan kamar dengan mematikan A5
misaln$a.
Peralatan anestesi neonatus bersiat khusus. Tahanan terhadap aliran gas harus rendah, anti obstruksi,
ringan dan mudah dipindahkan. Untuk anestesi $ang lama, kalau mungkin gas/gas anestetik
dihangatkan, dilembabkan dengan pelembab listrik. 6iasan$a digunakan s$stem anestesi semi-open
modiikasi s$stem pipa T dari A$re $aitu peralatan dari 7a0kson/Rees.
P"asa
Puasa $ang lama men$ebabkan dehidrasi dan hipoglikemia. 8ama puasa $ang dian#urkan adalah stop
susu 2 #am dan berilah air gula & #am sebelum anestesi.
In#"s
Dipasang untuk memenuhi kebutuhan 0airan karena puasa, mengganti 0airan $ang hilang akibat
trauma bedah, akibat perdarahan, dll. Untuk pemeliharaan digunakan preparat D9/(' dalam
0airan elektrolit.
2
-
8/18/2019 Refleksi Kasus Anastesi Pediatri
3/13
1eonatus terutama ba$i premature mudah sekali mengalami dehidrasi akibat puasa lama atu sulit
minum, kehilangan 0airan leat gastrointestinal, e;aporasi % Insensible water loss+, tranduksi atau
sekuestrasi 0airan ke dalam lumen usus atau kompartemen tubuh lainn$a. Dehidrasi
-
8/18/2019 Refleksi Kasus Anastesi Pediatri
4/13
Dian#urkan dengan intubasi dan pernaasan kendali. Pada umun$a menggunakan gas anestesi 1&
-
8/18/2019 Refleksi Kasus Anastesi Pediatri
5/13
Ria$at apnoe, obstruksi, merupakan kontraindikasi $ang absolute. Anak/anak $ang memiliki
kelainan seperti di baah ini harus diperlakukan se0ara berhati/hati dalam pemberian premedikasi:
1. Hipertropi Adenoid
Seorang anak dengan hipertropi adenoid memiliki resiko lebih besar untuk mengalami obstruksi #alan
naas dari tingkat sedang sampai parah. Komplikasi $ang sama #uga dapat dialami oleh anak/anak
$ang memiliki hipertropi tonsil.
2. acroglossia !ungsional
6aik karena sindrom hipertropi lidah ataupun s$ndrome hipomandibularisme relati;e, obstruksi #alan
naas merupakan komplikasi potensial pada pasien/pasien ini.
". Pasien dengan #elainan $eurologi
Respon dari anak $ang mengalami kelainan neurolog$ berbeda/beda. Dapat ter#adi aspirasi,
diskoordinasi menelan, batuk, $ang membuat kelompok anak/anak $ang memiliki kelainan ini sulit
diramalkan seaktu diberikan sedasi, bahkan dengan dosis $ang telah dikurangi.
%. &istrofi muscular.
Pasien pada kelompok ini , bila mereka menggunakan kursi roda, dokter harus lebih berhati/hati ,
terutama terhadap eek depresi respiratorik.
'. (ayi dengan berat badan )urang dari 1* )g
6a$i dengan berat badan kurang dari (' kg tidak memerlukan sedasi pre operasi, karena mereka dapat
dipisahkan dengan mudah dari orang tuan$a dengan tingkat ke0emasan $ang rendah,. nset , durasi,
eek samping obat/obatan terhadap anak/anak ini tak dapat diramalkan.
.ara Pe$(erian O(at
6an$ak 0ara pemberian obat dalam premedikasi. ral dan re0tal merupakan 0ara $ang sering
dipilih. Meskipn begitu, bukan berarti kedua 0ara di atas merupakan 0ara $ang paling aman, dimana
tidak dapat diramalkan karena luktuasi dari bioa;alabilitas dan substansi irst past ee0tB.
a .ara Ora)
6iasan$a merupakan 0ara $ang paling dapat diterima. ?al/hal $ang perlu diperhatikan berupa #umlah
obat , onset, durasi, tingkah laku selama pen$embuhan, interaksi dengan obat lain, dan eek samping.
Kadang kala anak membuang kembali obat $ang telah ditelan. 6iasan$a ini ter#adi karena kurangkooperatin$a anak ataupun kurang lembutn$a sikap sang premedikator. bat/obat $ang sering
digunakan per/oral dapat dilihat pada table 9. 9
1ama bat Agen 5ara
Pemberian
Dosis nset %menit+ @ek
6enodiaepi
n
Midaolam
Diaepam
ral
1asal
',)/
',3mg
-
8/18/2019 Refleksi Kasus Anastesi Pediatri
6/13
eksitasi
Dissosiati Ketamin ral
IM
)/-mg
-
8/18/2019 Refleksi Kasus Anastesi Pediatri
7/13
bat makan $ang sering digunakan. Dosis $ang dian#urkan adalah ',9mg
-
8/18/2019 Refleksi Kasus Anastesi Pediatri
8/13
5ara ini tidak begitu dian#urkan mengingat anak/anak sangat takut denga #arum, dan bahkan dapat
membuat rasa ketakutan $ang berlebih pada tindakan tindakan selan#utn$a. Keuntungan 0ara ini
adalah tidak dibutuhkann$a sikap kooperati dari pasien , dan tanpa harus mengkhaatirkan pasien
tersebut memuntahkan kembali obat $ang telah diberi se0ara oral 9
e .ara S"()in+"a)
Meskipun 0ara ini memiliki keuntungan , $aitu onset $ang lebih 0epat, namun tidak begitu popular
karena sulit memberikann$a pada anak $ang tidak kooperati.
P"asa
Merupakan hal $ang tidak men$enangkan bagi pasien anak. Dulu pentingn$a puasa tidak begitu
diapresiasi dengan baik. 1amun setelah ada laporan baha regurgitasi dan reluks gaster $ang sering
ter#adi pada anak $ang tidak dipuasakan, akhin$a puasa men#adi suatu persiapan pre operasi $ang
mulai ban$ak digunakan 9
8aman$a puasa $ang dibutuhkan tergantung dari ban$ak a0tor, seperti #enis operasi, aktu makan
terakhir samapi ter#adin$a 0edera %pada operasi emergensi+, tipe makanan, dan pengobatan $ang
diberikan pada pasien sebelum operasi.
Tipe makanan Rekomendasi lama puasa
5airan
• Pasien sehat
• Pasien sakit
• perasi emergensi
Minimum & #am
Minimum 2 #am
Penganganan tersendiri %pasang 1GT, dll+
Susu
• ASI
• Susu non ASI
Minimum 2 #am
Minimum F #am
Padat
• perasi elekti
• perasi emergensi
( hari sebelum operasi
Penanganan tersendiri
Ta(e) 2 Re%/$endasi 6a%t" !"asa !ada ta*a! !ra-(eda* di%"ti! dari
Int"(asi
Anestesi sebelum intubasi tidak penting bagi anakanak dengan berat badan kurang dari 9 kg,
dan dapat berbaha$a.Risiko stridor meningkat karena pembengkakan mukosa pada saluran
pernapasan ke0il akibat ititasi laring oleh pipa, perala tan atau uap. Pipa tak bertutup $ang 0ukup
ke0il untuk pengeluaran gas dapat dipakai. Suatu bungkus tenggorokan akan menghentikan 0airan
melalui pipa $ang masuk ke paru/paru. 6a$i ke0il $ang berat badann$a kurang dari 9 kg tidak dapat
mempertahankan pemapasan spontan dengan pipa trakea $ang sempit, sehingga hams diberikan
;entilasi. 2
Para abli anestesi harus memutuskanantara penggunaan masker anestesi dan intubasi.
Penggunaan intubasi dapat di0apai dengan atau tanpa bantuan relaksan otot. Pada anak $ang ke0il,
atau #ika terdapat kelainan sa luran pemapasan, paling aman untuk memperdalam anestesi sampai
8
-
8/18/2019 Refleksi Kasus Anastesi Pediatri
9/13
pipa dapat disisipkan sementara pernapasan spontan berlangsung. 7ika terdapat keraguan tentang
kemampuan saluran pernapasan untuk dilalui pipa, seorang ahli anestesi barus memperlibatkan
baba ia dapat memberikan ;entilasi pada paru menggunakan kantong, dan masker sebelum
membuat penderita men#adi lumpuh dengan relaksan otot
8aringoskopi pada ba$i dan anak tidak membutuhkan bantal kepala. Kepala ba$i terutama
neonatus oksiputn$a menon#ol. Dengan adan$a perbedaan anatomis pada#alan naas bagian atas,
lebih mudah menggunakan laringoskop dengan bilah lurus pada ba$i.
(lade laringkoskop $ang lebib ke0ilHdigunakan untuk anak, #enisn$a tergantung pada piliban
ahli anestesi dan adan$a gangguan saluran pernapasan. Pipa trakea dipilih berdasarkan prinsip baba
pipa $ang dapat dibeng)o))an tidak digunakan di baab nomor 3, dan dua nomor lebih rendah harus
disiapkan bila diperlukan. Daerah aliran udara paling sempit pada anak ke0il adalah di baah pita
suara
Intubasi dalam keadaan sadar diker#akan pada keadaan gaat atau diperkirakan akan
men#umpai kesulitan. 6eberapa penulis mengan#urkan intubasi sadar pada neonatus usia kurang dari
('/(2 hari . ?ati/hati terhadap hipertensi dan meninggin$a tekanan intrakranial $ang mungkin dapat
men$ebabkan perdarahan dalam otak akibat laringoskopi dan intubasi.
8ebih digemari intubasi sesudah tidur dengan atau tanpa pelumpuh otot. Kalau tidak
menggunakan pelumpuh otot, ba$i atau anak ditidurkan sampai dalam lalu diberikan analgesia
topikal barn diker#akan intubasi. Dengan pelumpuh otot digunakan suksinil/kolin dosis & mg
-
8/18/2019 Refleksi Kasus Anastesi Pediatri
10/13
Ta*a! Intra ,eda*
Pe$e)i*araan anestesia
Anestesia neonatus sangat dian#urkan dengan intubasi dan naas kendali. Penggunaan
sungkup muka dengan naas spontan pa0ta ba$i han$a untuk tindakan ringan $ang tidak lama.
Gas anestetika $ang umum digunakan adalah 1&' di0ampur dengan '& perbandingan %'/
F9+ dan %)9/(''+. !alapun 1&' mempun$ai siat analgesia kuat, tetapi siat anestetikan$a
sangat lemah. Karena itu sering di0ampur dengan halotan, enluran atau isoluran.
1arkotika han$a diberikan untuk usia diatas ( tahun atau pa0ta berat diatas (' kg .Morin dengan
dosis ',( mg
-
8/18/2019 Refleksi Kasus Anastesi Pediatri
11/13
Pen+a%*iran anestesia
Setelah pembedahan selesai, obat anestetika dihentikan pemberiann$a. 6erikan at asam murni
9/(9 menit. 6ersihkan rongga hidung dan mulut dari lendir kalau perlu.
Kalau menggunakan pelumpuh otot, netralkan dengan prostigmin %','2 mg
-
8/18/2019 Refleksi Kasus Anastesi Pediatri
12/13
K/$!)i%asi
Semua pasien, terutama $ang diintubasi, lebih memiliki resiko untuk mengalami komplikasi
pada anestesi pediatri0. 6iasan$a hal ini dapat ditanggulangi dengan a0etaminophen
Mual dan munatah adalah hal $ang paling sering ter#adi, terutama pada pasien berumur &
tahun ke atas. Ter#adi karena pipa @TT dipasang terlalu erat, sehingga mukosa tra0hea men#adi
bengkak
8aringospasme adalah salah satu komplikasi $ang mungkin ter#adi. 6iasan$a ter#adi pada
anestesi stadium II. 7ika ter#adi, suksinilkolin dapat digunakan, bersama dengan atropine untuk
men0egah brakikardi.
12
-
8/18/2019 Refleksi Kasus Anastesi Pediatri
13/13
DAFTAR PUSTAKA
(. Said A 8, Suntoro A. Anestesi Pediatrik. Anestesiologi. 6agian Anestesiologi dan Terapi
Intensi "KUI.
&. Pediatri0 Anesthesiolg$:The 6asi0s. http: