Lapkas Pediatri Benny

51
BAB I PENDAHULUAN Status gizi merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas SDM. Upaya peningkatan SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda. 1 Anak membutuhkan lebih banyak makanan untuk tiap kilogram berat badannya, karena sebagian dari makanan tersebut harus disediakan untuk pertumbuhan dan pertukaran energi yang aktif. Anak yang sedang bertumbuh, memerlukan makanan tambahan untuk pertumbuhan, sehingga jika terjadi gangguan dalam asupan makanan maka akan mempengaruhi pertumbuhan anak dan untuk masa depan akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. 2 Gizi buruk merupakan faktor risiko penyebab kematian dan timbulnya berbagai penyakit. Lebih dari separuh kematian pada anak-anak di seluruh dunia berhubungan dengan gizi buruk. 3 1

Transcript of Lapkas Pediatri Benny

Page 1: Lapkas Pediatri Benny

BAB I

PENDAHULUAN

Status gizi merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada

kualitas SDM. Upaya peningkatan SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses

tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda.1 Anak

membutuhkan lebih banyak makanan untuk tiap kilogram berat badannya, karena

sebagian dari makanan tersebut harus disediakan untuk pertumbuhan dan pertukaran

energi yang aktif. Anak yang sedang bertumbuh, memerlukan makanan tambahan

untuk pertumbuhan, sehingga jika terjadi gangguan dalam asupan makanan maka

akan mempengaruhi pertumbuhan anak dan untuk masa depan akan mempengaruhi

kualitas sumber daya manusia.2

Gizi buruk merupakan faktor risiko penyebab kematian dan timbulnya

berbagai penyakit. Lebih dari separuh kematian pada anak-anak di seluruh dunia

berhubungan dengan gizi buruk.3

Di Indonesia, terdapat 4 masalah gizi utama yaitu :3

1. Kurang Energi Protein dan kegemukan

2. Defisiensi vit.A

3. Defisiensi Iodium

4. Anemia defisensi besi

Masalah gizi pada anak-anak telah menjadi masalah yang cukup lama telah

terjadi, dan Pemerintah pun telah berupaya untuk menanggulanginya.3 Data Susenas

1

Page 2: Lapkas Pediatri Benny

menunjukkan bahwa jumlah balita yang BB/ U <-3 SD Z-score WHO sejak tahun

1989 meningkat dari 6,3% menjadi 7,2% tahun 1992 dan mencapai puncaknya

11,6% pada tahun 1995. Upaya yang telah ditempuh pemerintah berupa pemberian

makanan tambahan dalam jaringan pengaman sosial dan peningkatan pelayanan gizi

melalui pelatihan-pelatihan tatalaksana gizi buruk kepada tenaga kesehatan, mampu

menurunkan angka gizi buruk menjadi 10,1% pada tahun 1998, 8,1 % tahun 1999,

dan 6,3% tahun 2001. Namun pada tahun 2002 meningkat lagi menjadi 8% dan tahun

2003 menjadi 8,15%. Kasus gizi buruk yang terjadi umumnya disertai penyakit

infeksi seperti diare, ISPA, TB, dan lain-lain.4

Gizi Buruk/ KEP berat adalah keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak

karena rendahnya konsentrasi energi dan protein dalam makanan sehari-hari secara

terus menerus.5 Atau keadaan kurang gizi yang disebabkan karena kurang asupan

energi dan protein juga mikronutrien dalam jangka waktu yang lama.6 Disebut gizi

buruk apabila berat badan dibanding umur tidak sesuai (selama tiga bulan berturut –

turut tidak naik). Gizi buruk merupakan ketidakseimbangan seluler antara pasokan

nutrisi dan energi dan kebutuhan tubuh bagi seseorang untuk menjamin

pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi spesifik.5

Penyebab terjadinya gizi buruk :3,9

1. Secara langsung :

1. Penyapihan yang terlalu dini

2. Kurangnya sumber energi dan protein dalam makanan

3. Anak yang asupan gizinya terganggu karena penyakit bawaan seperti

jantung dan atau metabolisme lainya.

2

Page 3: Lapkas Pediatri Benny

2. Penyebab tidak langsung :

1. Daya beli keluarga rendah

2. Lingkungan rumah yang kurang baik

3. Pengetahuan gizi kurang

4. Perilaku kesehatan dan gizi keluarga kurang

Klasifikasi KEP menurut Depkes RI.5,6

Derajat KEP Penilaian

Ringan BB/ U 70-80% baku median WHO-NCHS

BB/ TB 80-90% baku median WHO-NCHS

Sedang BB/ U 60-70% baku median WHO-NCHS

BB/ TB 70-80% baku median WHO-NCHS

Berat BB/ U <60% baku median WHO-NCHS

BB/ TB <70% baku median WHO-NCHS

Ada 3 tipe KEP Berat, yaitu ;5,7,8

1. Marasmus (Defisiensi Kalori)

Marasmus adalah defisiensi kalori akibat dari kekurangan kalori yang berat

dan kronis. Marasmus banyak terjadi pada anak usia 0 sampai 2 tahun. Penderita

dengan marasmus terlihat sangat kurus, terjadi atrofi otot, tidak terjadi edema.

Pertumbuhan jelas terhambat. Biasanya disertai dengan diare, turgor kulit kembali

3

Page 4: Lapkas Pediatri Benny

lambat. Pada kulit tampak kering, keriput, dan pada wajah di temukan adanya old

man face, sedangkan pada rambut sangat jarang ditemukan kelainan.5,7,8

2. Kwashiorkor (Defisiensi Protein)

Kwashiorkor adalah defisiensi protein karena asupan protein yang kurang.

Banyak terjadi pada bayi masa disapih dan pada anak pra-sekolah yang

merupakan golongan umur yang relatif memerlukkan lebih banyak protein untuk

tumbuh. Gejala kwashiorkor antara lain pertumbuhan yang terganggu, perubahan

mental, ditemukan edema, rambut seperti rambut jagung dan mudah dicabut, pada

kulit ditemukan crazy pavement dermatosis, sementara wajah penderita

menunjukkan penampakan moonface.5,8

3. Marasmic Kwashiorkor

Merupakan kondisi dimana terjadi defisiensi baik kalori maupun protein,

dengan penyusutan jaringan yang hebat, hilangnya lemak subkutan dan biasanya

disertai dehidrasi.7,8

Sepuluh langkah penanganan KEP berat :10

1. Atasi dan cegah hipoglikemia

2. Atasi dan cegah hipotermia

3. Atasi dan cegah dehidrasi

4. Koreksi gangguan elektrolit

5. Obati/ cegah infeksi

6. Mulai pemberian makanan

7. Peningkatan pemberian makanan untuk kejar pertumbuhan

4

Page 5: Lapkas Pediatri Benny

8. Koreksi defisiensi mikronutrien

9. Stimulasi sensorik

10.Tindak lanjur di rumah

Dampak gizi buruk pada anak terutama balita :9,11

1. Pertumbuhan badan dan perkembangan mental anak sampai dewasa

terhambat

2. Mudah terkena penyakit ISPA, diare, dan yang lebih sering terjadi

3. Bisa menyebabkan kematian bila tidak dirawat secara intensif

Berikut ini akan dibahas kasus gizi buruk dengan diare pada seorang anak.

5

Page 6: Lapkas Pediatri Benny

BAB II

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

Nama : Vanderclein Bawias

Jenis Kelamin : Laki-laki

Lahir pada tanggal/umur : 21 Juli 2009 / 11/12 tahun

Di : RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou

BBL : 2600 gram

Kebangsaan : Indonesia

Suku bangsa : Sangihe

Agama : Kristen Protestan

Identitas Orang Tua

Nama orang tua

Ayah : Jefry Bawias

Ibu : Grenike Potolondile

Umur orang tua

Ayah : 35 tahun

Ibu : 37 tahun

Status perkawinan

Ayah : Perkawinan I

Ibu : Perkawinan I

Pekerjaan

6

Page 7: Lapkas Pediatri Benny

Ayah : Tukang

Ibu : IRT

Pendidikan

Ayah : SMA

Ibu : SMA

ANAMNESIS

Anamnesis diberikan oleh Ibu Penderita (Alloanamnesis)

Keluhan utama : Demam 1 minggu sebelum masuk rumah sakit + BAB cair

Penderita mengalami demam sejak ± 1 minggu sebelum masuk Rumah Sakit.

Demam naik turun, tinggi pada perabaan terutama pada malam hari, pagi hari demam

turun dan naik kembali ketika menjelang malam. ± 2 hari sebelum masuk Rumah

Sakit penderita sudah tidak mengalami demam namun beberapa jam sebelum masuk

Rumah Sakit demam mulai dirasakan kembali. Riwayat perdarahan gusi, hidung

maupun telinga disangkal.

Penderita mengalami BAB cair sejak ± 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit,

frekuensi BAB lebih dari 10 kali, volume BAB ± ¼ - ½ gelas aqua, dengan

konsistensi cair, warna kehijauan, ada ampas, tidak ada lendir dan tidak ada darah.

Riwayat muntah ada ± 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit, hanya dialami 1

hari saja dengan frekuensi 3 kali, volume ± ½ gelas aqua, warna putih kekuningan

berisi cairan dan sisa makanan.

Batuk-batuk dialami penderita sejak ± 1 minggu sebelum masuk Rumah

Sakit. Riwayat kontak dengan penderita TB disangkal oleh ibu penderita.

7

Page 8: Lapkas Pediatri Benny

Nafsu makan penderita mulai menurun sejak ± 3 minggu sebelum masuk

Rumah Sakit. Sebelumnya nafsu makan penderita relatif baik. Penderita sudah

berobat ke dokter spesialis hingga kemudian dirujuk ke RSUP Prof. Dr. R. D.

Kandou. Penderita pernah dirawat saat berusia 1 bulan dengan diare + anemia.

BAK normal, terakhir ± 1½ jam sebelum masuk Rumah Sakit.

Pedigree

Anamnesis Antenatal Care

ANC teratur sebanyak 5x di Puskesmas Bahu, mendapatkan 2x suntikan TT, selama

hamil ibu sehat.

Penyakit yang sudah pernah dialami

- Morbili (-)

- Varicella (-)

- Pertusis (-)

- Diare (+)

8

Page 9: Lapkas Pediatri Benny

- Cacing (-)

- Batuk/ pilek (+)

- Lain-lain (-)

Kepandaian/ kemajuan Bayi

- Pertama kali membalik : 10 bulan

- Pertama kali tengkurap : 10 bulan

- Pertama kali duduk : 8 bulan

- Pertama kali merangkak : -

- Pertama kali berdiri : -

- Pertama kali berjalan : -

- Pertama kali tertawa : 5 bulan

- Pertama kali berceloteh : 7 bulan

- Pertama kali memanggil mama : 8 bulan

- Pertama kali memanggil papa : 8 bulan

Anamnesis makanan terperinci dari bayi sampai sekarang

- ASI : Lahir – 11 bulan

- PASI : Lahir – sekarang

- Bubur susu : 6 bulan – 8 bulan

- Bubur saring : 8 bulan – 10 bulan

- Bubur halus : 10 bulan – sekarang

- Nasi Lembek : -

9

Page 10: Lapkas Pediatri Benny

Imunisasi

D A S A R

I II III

BCG +

POLIO + + +

DPT + + +

CAMPAK +

HEPATITIS + + +

Riwayat Keluarga

Hanya penderita yang menderita sakit seperti ini sekarang.

Keadaan Sosial, Ekonomi, Kebiasaan dan Lingkungan

Rumah beratap seng, berdinding beton, berlantai semen.

Jumlah kamar 3 buah, dihuni oleh 14 orang yaitu 5 orang dewasa, dan 9 orang anak-

anak.

WC/ KM di luar rumah.

Sumber air minum : PAM

Sumber Penerangan : PLN

Penanganan Sampah : Dibakar

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak sakit

10

Page 11: Lapkas Pediatri Benny

Keadaan Mental : Compos Mentis

Gizi : Buruk

Sianosis : -

Ikterus : -

Kejang : -

VITAL SIGN

Nadi : 140 x/menit

Respirasi : 32 x/menit

Suhu : 38 ºC

KULIT :

- Warna : Sawo matang

- Efloresensi : -

- Pigmentasi : -

- Jaringan parut : -

- Lapisan lemak : Kurang

- Turgor : Kembali lambat

- Tonus : Normal

- Oedema : -

- Lain-lain : -

KEPALA

- Bentuk : Mesocephal, Old man face (+)

11

Page 12: Lapkas Pediatri Benny

- Ubun-ubun besar : Sudah menutup

- Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut

- Mata :

Exophthalmus/ enophthalmus: -/-

Tekanan bola mata : Normal pada perabaan

Conjungtiva : Anemis -/-

Sklera : Ikterus -/-

Cornea Refleks : Normal

Pupil : Bulat, isokor ϴ 3mm/ 3mm

Lensa : Jernih

Fundus : Tidak dievaluasi

Visus : Tidak dievaluasi

Gerakan : Normal

- Telinga : Sekret -/-

- Hidung : Sekret -/-

- Mulut

Bibir : Sianosis (-)

Selaput mulut : Basah

Lidah : Beslag (-)

Gigi : Caries (-)

Gusi : Perdarahan (-)

Bau Pernapasan : Normal

- Tenggorokan

Tonsil : T1 – T1 Hiperemis (-)

12

Page 13: Lapkas Pediatri Benny

Faring : Hiperemis (-)

- Leher

Trakea : Letak di tengah

Kelenjar : Pembesaran KGB (-)

Kaku kuduk : (-)

Lain-lain : (-)

THORAX

- Bentuk : Normal

- Rachitic Rosary : (-)

- Ruang intercostal : Normal

- Precordial bulging : (-)

- Xiphosternum : (-)

- Harrison’s groove : (-)

- Pernapasan paradoksal : (-)

- Retraksi : (-)

PARU – PARU

- Inspeksi : Simetris, retraksi (-)

- Palpasi : Stem fremitus kiri = kanan

- Perkusi : Sonor kiri = kanan

- Auskultasi : Sp. Bronkovesikuler , Rh -/-, Wh -/-

JANTUNG

13

Page 14: Lapkas Pediatri Benny

- Detak jantung : 140 x/ menit

- Iktus cordis : Tidak tampak

- Batas kiri : Linea midclavicularis sinistra

- Batas kanan : Linea parasternalis dextra

- Batas atas : ICS II – III

- Bunyi jantung apex : M1 > M2

- Bunyi jantung aorta : A1 > A2

- Bunyi jantung pulmo : P1 < P2

- Bising : (-)

ABDOMEN

- Bentuk : Datar, lemas, BU (+) meningkat

Turgor kulit kembali lambat

- Lien : Tidak teraba

- Hepar : Tidak teraba

GENITALIA : ♂, normal

KELENJAR : Pembesaran KGB (-)

ANGGOTA GERAK : Akral hangat, CRT < 2”

TULANG - BELULANG : Deformitas (-)

14

Page 15: Lapkas Pediatri Benny

OTOT - OTOT : Eutropi (+)

REFLEKS - REFLEKS : RF +/+, RP -/-

Resume Masuk

♂, 11/12 tahun, BB = 6,1 Kg, PB = 72 cm. MRS 29/ 06/ 2010 Jam 02.30 WITA

Kel : Demam 1 minggu sebelum masuk Rumah Sakit + BAB cair > 10 kali

KU : Tampak sakit Kes : CM

R : 140 x/m N : 32 x/m SB : 38 oC

Kep. : Conj. an -/-, scl. ict -/-, PCH (-), air mata +/+, mata cowong -/-, old man face

(+)

mukosa mulut basah

Tho. : Simetris, retraksi (-), Cor : Bising (-), Pulmo : Sp. Bronkovesikuler

Rh -/-, Wh -/-

Abd. : Datar, lemas, BU (+) ↑, turgor kulit kembali lambat

H/ L : ttb

Ekst. : akral hangat, CRT ≤ 2 “

BB/ U : 6,1/ 10 x 100% = 61% (BB kurang)

TB/ U : 72/ 76 x 100% = 94, 73% (TB normal)

BB/ TB : 6,1/ 8,6 x 100% = 68, 93 % (Gizi Buruk)

Z-Score : Weight for lenght→ <- 3SD (Gizi buruk)

15

Page 16: Lapkas Pediatri Benny

Skor McLaren :

Albumin 0 : (-) Skor 0

Edema : (-) Skor 0

Dermatosis : (-) Skor 0

Edema + dermatosis : (-) Skor 0

Hair change : (+) Skor 1

Hepatomegali : (-) Skor 0

Hasil : 1 = tipe marasmus

Tanda – tanda dehidrasi :

KU : Aktif

UUB : Datar / normal

Air mata : Ada

Mata : Cowong (-/-)

Mulut/ Lidah : Basah

Nafas : Normal

Nadi : Normal

Turgor kulit : Kembali cepat

BAK : Biasa

Diagnosis sementara : Gizi Buruk Tipe Marasmus + Diare Akut + Demam Paratifoid

16

Page 17: Lapkas Pediatri Benny

Anjuran :

- Faeces lengkap

- Faeces parasit

- Elektrolit (Na, K, Cl)

- Blood smear

- Albumin

- Globulin

- Kolesterol total

Pemeriksaan : DL, DDR, Widal, LED

Hasil Lab :

Malaria : (-)

Hct : 30, 4 %

Hb : 10, 3

Leukosit : 15.700

Trombosit : 452.000

LED : 5

GDS : 128

Faeces : konsistensi lembek, warna kuning, leukosit 2 – 3, eritrosit 8 - 10

Perawatan/ pengobatan /makanan :

- IVFD R D5 % 8 gtt/ m (mikro)

- Injeksi Cefotaxim 3 x 200 mg IV (I)

17

Page 18: Lapkas Pediatri Benny

- Syrup 3 x ¾ cth

- Syrup 3 x ⅓ cth

- Syrup 3 x ⅓ cth

- Puyer 3 x 1 bks

- Puyer 3 x 1 bks

- Puyer 3 x 1 bks (k/ panas)

Terapi Gizi buruk :

- Berikan 50 ml glukosa

- 2 jam I, Resomal 30 cc setiap 30 menit, 10 jam berikut Resonal selang –

seling F 75 setiap 1 jam Resomal 30 – 60 cc, F75 setiap 2 jam 65 cc

- Vit. A 1x 100.000 IU

- Vit. C 1 x 35 mg

- Vit. B com 1 x 1 tab

- Zinkid 1 x 1 tab

- As. Folat hari I 1 x 5 mg, hari II dst 1 x 1 mg

FOLLOW UP

26 Juni 2010

Kel : Panas (-), BAB cair 10x, ampas (+), lendir (-), darah (-)

KU : Tampak Sakit Kes : CM

N : 130 x/m R: 40 x/m Sb: 36, 8 0C

Kep : Conj. An. -/-, scl. Ikt. -/-, PCH (-), old man face (+)

Thorax : Simetris, retraksi (-)

Cor : bising (-)

18

Page 19: Lapkas Pediatri Benny

Pulmo : Sp. Bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N

H/ L : ttb

Turgor kulit kembali cepat

Ekstremitas : Hangat, CRT < 2

Diagnosa : Gizi Buruk Tipe Marasmus Fase Stabilisasi (H1) Kondisi III + Diare

Akut + Demam Paratifoid

Terapi :

- IVFD R D5 % 8 gtt/ m (mikro)

- Injeksi Cefotaxim 3 x 200 mg IV (1)

- Syrup 3 x ¾ cth

- Syrup 3 x ⅓ cth

- Syrup 3 x ⅓ cth

- Puyer 3 x 1 bks

- Puyer 3 x 1 bks

- Puyer 3 x 1 bks (k/ panas)

- AL 110 selang – seling Resomal setiap 1 jam 30 – 60 ml (selama 10 jam),

selanjutnya AL 110 setiap 2 jam sebanyak 65 cc

- Vit. A 1 x 100.000 IU

- Vit. C 1 x 100 mg

- As. Folat hari I 1 x 5 mg, hari II 1 x 1 mg

- Vit. B com 1 x 1 tab

- Zinkid 1 x 1 tab

19

Page 20: Lapkas Pediatri Benny

Kebutuhan energi fase stabilisasi (BB : 6,1 kg)

E : 80 -100 kkal/ KgBB/ hari : 488 – 610 kkal/ hari

P : 1 – 1,5 gr/ KgBB/ hari : 6,1 – 9,15 gr/ hari

C : 130 ml/ KgBB/ hari: : 793 ml/ hari

Diberikan dalam bentuk :

- Susu F 75 12 x 65 cc ( 585 kkal, 7,02 gr protein, 793 cairan)

- Vit. C 1 x 100 mg

- As. Folat hari I 1 x 5 mg, selanjutnya 1 x 1 mg

- Vit. B com 1 x 1 tab

- Zinkid 1 x ½ tab

- Vit. A 1 x 100.000 IU (single dose)

- ASI/ PASI 2 x 50 cc

27 Juni 2010

Kel : Panas (-), BAB lembek 2x

KU : Tampak Sakit Kes : CM

N : 140 x/m R: 32 x/m Sb: 36, 2 0C

Kep : Conj. An. -/-, scl. Ikt. -/-, PCH (-), old man face (+)

Thorax : Simetris, retraksi (-)

Cor : bising (-)

Pulmo : Sp. Bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N

H/ L : ttb

Turgor kulit kembali cepat

20

Page 21: Lapkas Pediatri Benny

Ekstremitas : Hangat, CRT < 2

Diagnosa : Gizi Buruk Tipe Marasmus Fase Stabilisasi (H2) + Diare Akut + Demam

Paratifoid

Terapi :

- IVFD R D5 % 8 gtt/ m (mikro)

- Injeksi Cefotaxim 3 x 200 mg IV (2)

- Syrup 3 x ¾ cth

- Syrup 3 x ⅓ cth

- Syrup 3 x ⅓ cth

- Puyer 3 x 1 bks

- Puyer 3 x 1 bks

- Puyer 3 x 1 bks (k/ panas)

- Vit. B com 1 x 1 tab

- Vit. C 1 x 100 mg

- As. Folat 1 x 1 mg

- Zinkid 1 x ½ tab

- AL 110, 12 jam 65 cc

28 Juni 2010

Kel : Panas (-), BAB cair 2x, muntah (-)

KU : Tampak Sakit Kes : CM

T : 90/ 60 mmHg N : 120 x/m R: 32 x/m Sb: 36, 5 0C

Kep : Conj. An. -/-, scl. Ikt. -/-, PCH (-), old man face (+), rambut jarang (+)

Thorax : Simetris, retraksi (-)

21

Page 22: Lapkas Pediatri Benny

Cor : bising (-)

Pulmo : Sp. Bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N

H/ L : ttb

Turgor kulit kembali cepat

Ekstremitas : Hangat, CRT < 2

Diagnosa : Gizi Buruk Tipe Marasmus Fase Stabilisasi (H3) + Demam Paratifoid +

Hipokalsemia (8)

Terapi :

- IVFD R D5 % 8 gtt/ m (mikro)

- Injeksi Cefotaxim 3 x 200 mg IV (3)

- Syrup 3 x ¾ cth

- Syrup 3 x ⅓ cth

- Syrup 3 x ⅓ cth

- Puyer 3 x 1 bks

- Puyer 3 x 1 bks

- Puyer 3 x 1 bks (k/ panas)

- Susu LLM 8 x 100 ml

- As. Folat 1 x 1 mg

- Vit. B com 1 x 1 tab

- Vit. C 1 x 100 mg

- Zinkid 1 x ½ tab

29 Juni 2010

22

Page 23: Lapkas Pediatri Benny

Kel : Panas (-), BAB biasa 1x, batuk (+), intake sesuai jadwal

KU : Tampak Sakit Kes : CM

T : 90/ 60 mmHg N : 120 x/m R: 32 x/m Sb: 36, 2 0C

Kep : Conj. An. -/-, scl. Ikt. -/-, PCH (-), old man face (+), rambut jarang (+)

Thorax : Simetris, retraksi (-)

Cor : bising (-)

Pulmo : Sp. Bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N

H/ L : ttb

Turgor kulit kembali cepat

Ekstremitas : Hangat, CRT < 2, hipotrofi otot (+)

Diagnosa : Gizi Buruk Tipe Marasmus Fase Stabilisasi (H4) + Demam Paratifoid +

Hipokalsemia (8)

Terapi :

- IVFD R D5 % 8 gtt/ m (mikro)

- Injeksi Cefotaxim 3 x 200 mg IV (4)

- Syrup 3 x ¾ cth

- Syrup 3 x ⅓ cth

- Syrup 3 x ⅓ cth

- Puyer 3 x 1 bks

- Puyer 3 x 1 bks

- Puyer 3 x 1 bks (k/ panas)

- Susu LLM/ F 75 8 x 100 ml

- As. Folat 1 x 1 mg

23

Page 24: Lapkas Pediatri Benny

- Vit. B com 1 x 1 tab

- Vit. C 1 x 100 mg

- Zinkid 1 x ½ tab

30 Juni 2010 BB = 6,3 Kg

Kel : Panas (-), intake sesuai jadwal

KU : Tampak Sakit Kes : CM

T : 90/ 60 mmHg N : 120 x/m R: 32 x/m Sb: 36, 2 0C

Kep : Conj. An. -/-, scl. Ikt. -/-, PCH (-), old man face (+), rambut jarang (+)

Thorax : Simetris, retraksi (-)

Cor : bising (-)

Pulmo : Sp. Bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N

H/ L : ttb

Turgor kulit kembali cepat

Ekstremitas : Hangat, CRT < 2, hipotrofi otot (+)

Diagnosa : Gizi Buruk Tipe Marasmus Fase Transisi (H1) + Demam Paratifoid +

Hipokalsemia (8)

Kebutuhan kalori: (100 – 150) x 6,3 = 630 – 945 kkal

Kebutuhan protein: (2 – 3) x 6,3 = 12,6 – 18,9 gr/ hari

Kebutuhan cairan: 150 cc/ kgBB/ hari x 6,3 = 945 ml/ hari

Rencana:

- F 100 – 8 x 100 cc = 800 kkal = 23,2 gr protein

- Sari buah 1 x 100 cc = 45 kkal

24

Page 25: Lapkas Pediatri Benny

Total kalori : 845 kal

Cairan : 900 cc defisit 45 cc (air putih)

Protein : 23,2 gr/ hari (berlebih 4,3 gr)

Jadi :

Terapi :

- IVFD R D5 % 8 gtt/ m (mikro)

- Injeksi Cefotaxim 3 x 200 mg IV (5)

- Syrup 3 x ¾ cth

- Syrup 3 x ⅓ cth

- Syrup 3 x ⅓ cth

- Puyer 3 x 1 bks

- Puyer 3 x 1 bks

- Puyer 3 x 1 bks (k/ panas)

- As. Folat 1 x 1 mg

- Vit. B com 1 x 1 tab

- Vit. C 1 x 100 mg

- Zinkid 1 x ½ tab

- Susu F 100 8 x 100 cc

- Sari buah 1 x 100 cc

01 Juli 2010

Kel : Intake susu F 100 5 bungkus, muntah (-), BAB (-)

KU : Tampak Sakit Kes : CM

25

Page 26: Lapkas Pediatri Benny

N : 110 x/m R: 32 x/m Sb: 36, 2 0C

Kep : Conj. An. -/-, scl. Ikt. -/-, PCH (-), old man face (+), rambut jarang (+)

Thorax : Simetris, retraksi (-)

Cor : bising (-)

Pulmo : Sp. Bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N

H/ L : ttb

Turgor kulit kembali cepat

Ekstremitas : Hangat, CRT < 2, hipotrofi otot (+)

Diagnosa : Gizi Buruk Tipe Marasmus Fase Transisi (H2) + Demam Paratifoid +

Hipokalsemia (8)

Terapi :

- IVFD R D5 % 8 gtt/ m (mikro)

- Injeksi Cefotaxim 3 x 200 mg IV (5)

- Syrup 3 x ¾ cth

- Syrup 3 x ⅓ cth

- Syrup 3 x ⅓ cth

- Puyer 3 x 1 bks

- Puyer 3 x 1 bks

- Puyer 3 x 1 bks (k/ panas)

- As. Folat 1 x 1 mg

- Vit. B com 1 x 1 tab

- Vit. C 1 x 100 mg

- Zinkid 1 x ½ tab

26

Page 27: Lapkas Pediatri Benny

- Susu F 100 8 x 100 cc

- Sari buah 1 x 100 cc

02 Juli 2010

Kel : Intake susu F 100 8 bungkus, muntah (-), BAB (+) 1x

KU : Tampak Sakit Kes : CM

N : 106 x/m R: 32 x/m Sb: 36, 3 0C

Kep : Conj. An. -/-, scl. Ikt. -/-, PCH (-), old man face (+), rambut jarang (+)

Thorax : Simetris, retraksi (-)

Cor : bising (-)

Pulmo : Sp. Bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N

H/ L : ttb

Turgor kulit kembali cepat

Ekstremitas : Hangat, CRT < 2, hipotrofi otot (+)

Diagnosa : Gizi Buruk Tipe Marasmus Fase Transisi (H3) + Demam Paratifoid +

Hipokalsemia (8)

Terapi :

- IVFD R D5 % 8 gtt/ m (mikro)

- Injeksi Cefotaxim 3 x 200 mg IV (5)

- Syrup 3 x ¾ cth

- Syrup 3 x ⅓ cth

- Syrup 3 x ⅓ cth

- Puyer 3 x 1 bks

27

Page 28: Lapkas Pediatri Benny

- Puyer 3 x 1 bks

- Puyer 3 x 1 bks (k/ panas)

- As. Folat 1 x 1 mg

- Vit. B com 1 x 1 tab

- Vit. C 1 x 100 mg

- Zinkid 1 x ½ tab

- Susu F 100 8 x 100 cc

- Sari buah 1 x 100 cc

28

Page 29: Lapkas Pediatri Benny

BAB III

PEMBAHASAN

Diagnosis gizi buruk tipe marasmus pada pasien ini ditegakkan berdasarkan

anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.1

Pada penderita ini, dari anamnesis yang diberikan oleh ibu penderita,

penderita mulai kehilangan nafsu makan sejak ± 3 minggu sebelum masuk Rumah

Sakit, sebelumnya nafsu makan penderita relatif baik. Demam dialami penderita ± 1

minggu sebelum masuk Rumah Sakit, demam tinggi pada perabaan, pagi hari demam

turun dan naik kembali ketika menjelang malam. ± 2 hari sebelum masuk Rumah

Sakit penderita sudah tidak mengalami demam namun beberapa jam sebelum masuk

Rumah Sakit demam mulai dirasakan kembali. Riwayat perdarahan gusi, hidung

maupun telinga disangkal.

BAB cair ada sejak ± 1 hari sebelum masuk Rumah Rakit, frekuensi >10 x/

hari, volume ¼ - ½ gelas aqua tiap BAB, konsistensi cair, warna kehijauan, ampas

(+), lendir (-), darah (-).

Muntah ada ± 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit, hanya dialami 1 hari saja

dengan frekuensi 3x, volume ± ½ gelas aqua, warna putih kekuningan berisi cairan

dan sisa makanan.

Batuk-batuk dialami penderita sejak ± 1 minggu sebelum masuk Rumah

Sakit. Riwayat kontak dengan penderita TB disangkal oleh ibu penderita.

29

Page 30: Lapkas Pediatri Benny

Berdasarkan pemeriksaan fisik status antropometri CDC BB/ U : 61% yang

menunjukkan berat badan kurang, TB/ U : 94, 73% yang menunjukkan tinggi badan

normal, BB/ TB : 68, 93% yang menunjukkan gizi buruk. Berdasarkan Weight for

length boys birth to 2 years (Z score) < -3 SD yang menunjukkan gizi buruk.

Pemeriksaan fisik yang lain yaitu anak tampak sangat kurus, wajah seperti orang tua,

kulit keriput, jaringan lemak subkutis sedikit sehingga turgor kulit kembali lambat,

abdomen datar.

Pada penderita dengan marasmus terdapat gejala klinis seperti sangat kurus,

terjadi atrofi otot, tidak terjadi edema, pertumbuhan jelas terhambat, biasanya disertai

dengan diare, turgor kulit kembali lambat, pada kulit tampak kering, keriput dan pada

wajah ditemukan adanya old man face, sedangkan pada rambut sangat jarang

ditemukan kelainan.

Pada Tatalaksana gizi buruk : 1,3,10

1. Atasi dan cegah hipoglikemia

Hipoglikemia merupakan keadaan dimana kadar glukosa darah yang sangat

rendah, kadar glukosa darah < 3 mmol/ liter atau < 54 mg/ dl. Tanda lain yaitu

letargis, nadi lemah dan kehilangan kesadaran.1

Cara mengatasi hipoglikemia 3

- Bila penderita sadar berikan larutan glukosa 10 % atau larutan gula pasir 10

% secara oral atau NGT (bolus) sebanyak 50 mL.

- Bila tidak sadar: berikan larutan glukosa 10 % secara intravena bolus

sebanyak 5 mL/kgBB selanjutnya berikan larutan glukosa 10 % atau gula

pasir 10% secara oral atau NGT bolus sebanyak 50 mL.

30

Page 31: Lapkas Pediatri Benny

- Bila ada renjatan (syok) berikan cairan IV berupa RL atau dekstrose/ glukosa

10% dengan perbandingan 1:1 (= RL D 5%) sebanyak 15 mL/ kgBB selama

1 jam pertama atau 5 tetes/ menit/ kgBB, selanjutnya larutan glukosa 10 %

secara IV bolus sebanyak 5 mL/ kgBB.

Pada kasus pasien di atas, diberikan Glukosa D 10% 5cc secara oral.

Pemberian ini untuk mencegah pasien mengalami hipoglikemia.

2. Atasi dan cegah hipotermia

Hipotermia adalah suatu keadaan tubuh dimana suhu aksiler < 36,5%, dimana

harus dilakukan tindakan menghangati untuk mengembalikan kembali suhu tubuh

anak, pemanasan suhu tubuh anak yang hipotermia adalah cara kangguru yaitu

dengan mengadakan kontak langsung kulit ibu dan kulit anak untuk memindahkan

panas tubuh ibu kepada tubuh anak dan anak digendong serta diselimuti, dapat juga

dengan menggunakan lampu.2

Pada kasus pasien di atas, tatalaksana ini tidak dilakukan karena pada

pemeriksaan tanda vital suhu aksiler penderita 38 0C.

3. Atasi dan cegah dehidrasi

Tanda-tanda dehidrasi : 1

- kehilangan turgor kulit

- Denyut nadi melemah

- Takikardi

- Mata cekung

- Ubun-ubun besar cekung

- suara parau

- kulit dingin

31

Page 32: Lapkas Pediatri Benny

- sianosi (jari-jari)

- Selaput lender kering

- Anuria-uremia

Untuk mengatasi/ mencegah dehidrasi diberikan Resomal secara oral/ NGT

setiap 30 menit, dosis 5 ml/ KgBB setiap pemberian selama 2 jam I. Kemudian

diteruskan pemberian Resomal 5-10 ml/ KgBB/ setiap pemberian selama 10 jam

berikutnya diselingi F75.3

Pada kasus pasien di atas, diberikan 2 jam 1 Resomal 30 mg/ 30 menit, 10 jam

berikutnya Resomal berselang – seling dengan F75 setiap 1 jam, dengan dosis

Resomal 30 – 60 ml sedangkan F75 65 cc setiap 2 jam.

4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit 3

Pada semua KEP berat/ gizi buruk terjadi gangguan keseimbangan elektrolit

diantaranya: 

- Kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma rendah

- Defisiensi kalium (K)  dan magnesium (Mg)

- Ketidakseimbangan elektrolit ini memicu terjadinya edema dan untuk

pemulihan keseimbangan elektrolit diperlukan waktu paling sedikit 2 minggu.

 Berikan :

 - Makanan tanpa diberi garam/ rendah garam

- Untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang diencerkan 2 X (dengan

penambahan 1 liter air)  ditambah 4 gr KCL dan 50 gr gula atau bila balita KEP bisa

32

Page 33: Lapkas Pediatri Benny

makan berikan bahan makanan yang banyak mengandung mineral (Zn, Cuprum,

Mangan, Magnesium, Kalium) dalam bentuk makanan lumat/ lunak.

 Contoh bahan makanan sumber mineral

Sumber Zink : daging sapi, hati, makanan laut, kacang tanah, telur  ayam

Sumber Cuprum : daging, hati

Sumber Mangan : beras, kacang tanah, kedelai

Sumber Magnesium : kacang-kacangan, bayam.

Sumber Kalium : jus tomat, pisang, kacang - kacangan, apel, alpukat,  bayam, 

daging tanpa lemak.

Pada kasus pasien di atas, setelah dilakukan pemeriksaan elektrolit didapatkan Na

138, K 3,8 dan Ca 8.

5. Obati/ cegah infeksi 1,3,10

Buruknya faktor gizi terkait dengan daya tahan tubuh yang menurun sehingga

lebih mudah terkena infeksi. Pada kasus ini, untuk mencegah infeksi penderita di

berikan injeksi Cefotaxim 3 x 200 mg IV.

6. Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro

Berikan setiap hari :

- Multivitamin

- Asam folat 1 mg/ hari (5 mg hari pertama)

- zat besi dalam bentuk tablet besi fosfat 20 mg/ hari

33

Page 34: Lapkas Pediatri Benny

Pada kasus ini, diberikan Vitamin A 1 x 100.000 IU, Asam folat 1 x 1 mg (hari

pertama 5 mg), zinkid 1 x 20 mg, Vit B Com 1 tab + Vit C 40 mg 1 x 1 tab.

7. Memberikan makanan untuk stabilisasi dan transisi

a) Fase Stabilisasi  

Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena

keadaan faali anak sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang. Pemberian

makanan harus dimulai segera setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian rupa

sehingga energi dan protein cukup untuk memenuhi metabolisma basal saja.Formula

khusus seperti Formula WHO 75/ modifikasi/ Modisco yang dianjurkan dan jadwal

pemberian makanan harus disusun sedemikian rupa agar dapat mencapai prinsip

tersebut diatas dengan persyaratan diet sebagai berikut :

- Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa

- Energi : 100 kkal/ kg/ hari

- Protein : 1-1.5 gr/ kgBB/ hari

- Cairan : 130 ml/ kgBB/ hari (jika ada edema berat 100 ml/ KgBB/ hari)

Bila anak mendapat ASI teruskan, dianjurkan memberi Formula WHO 75/

pengganti/ Modisco dengan menggunakan cangkir/ gelas, bila anak terlalu lemah

berikan dengan sendok/ pipet.

Pemberan Formula WHO 75/ pengganti/ Modisco atau pengganti dan

jadwal pemberian makanan harus disusun sesuai dengan kebutuhan anak. Pada anak

dengan selera makan baik dan tidak edema, maka tahapan pemberian formula bisa

lebih cepat dalam waktu 2 – 3 hari (setiap 2 jam). Bila pasien tidak dapat

menghabiskan Formula WHO/ pengganti/ Modisco dalam sehari, maka berikan sisa

34

Page 35: Lapkas Pediatri Benny

formula tersebut melalui pipa nasogastrik (dibutuhkan  ketrampilan  petugas). Pada

fase ini jangan beri makanan lebih dari 100 Kkal/ KgBB/ hari. Pada hari 3 s/d 4

frekwensi pemberian formula diturunkan menjadi setiap jam dan pada hari ke 5 s/d 7

diturunkan lagi menjadi setiap 4 jam. Lanjutkan pemberian makan sampai hari ke 7

(akhir minggu 1).

b) Fase Transisi (minggu ke 2)

 Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara perlahan – lahan

untuk menghindari risiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak mengkonsumsi

makanan dalam jumlah banyak secara mendadak.

Ganti formula khusus awal (energi 75 kkal dan protein 0.9 – 1.0 g per 100

ml) dengan formula khusus lanjutan (energi 100 kkal dan protein 2.9 gram per 100

ml) dalam jangka waktu 48 jam. Modifikasi bubur/ makanan keluarga dapat

digunakan asalkan dengan kandungan energi dan protein yang sama.

Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai hanya sedikit formula

tersisa, biasanya pada saat tercapai jumlah 30 ml/ kgBB/ kali pemberian (200 ml/

kgBB/ hari).

8. Memberikan makanan untuk tumbuh kejar

Fase rehabilitasi minggu 2 – 6 : susu F135 / modifikasi/ modisco III

ditambah makanan lumat/ lembek

9. Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang

35

Page 36: Lapkas Pediatri Benny

Pada KEP berat/ gizi buruk terjadi keterlambatan perkembangan mental dan

perilaku, karenanya berikan :

- Kasih sayang

- Ciptakan lingkungan yang menyenangkan

- Lakukan terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/ hari

- Rencanakan aktifitas fisik segera setelah sembuh

- Tingkatkan keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain, dsb)

10. Mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah

- Rumah tangga : berikan makanan beraneka ragam dalam porsi kecil dengan

frekuensi sering, suapi anak dengan sabar dan tekun

- Posyandu : Pemberian makanan tambahan pemulihan dengan komposisi

energi : 350 kkal, protein 15 gram.

Pemeriksaan Penunjang :11

Darah : Hb (diperiksa untuk mengetahui adanya anemia) pada penderita ini Hb

10.3 jadi penderita ini tidak mengalami anemia, jumlah leukosit meningkat berarti

adanya sekunder infeksi (untuk mengetahui adanya infeksi sekunder), hematokrit

normal, hapusan darah tepi normal (untuk mengetahui adanya anemia), differensial

count (menunjukkan adanya gambaran shift to the right yang artinya pada pasien ini

telah terjadi infeksi yang kronik), albumin & protein total normal (untuk menentukan

tipe gizi buruk), ureum dan kreatinin untuk mengetahui ada atau tidaknya gangguan

fungsi ginjal, kolesterol normal, trigliserida normal, glukosa normal ( diperiksa untuk

36

Page 37: Lapkas Pediatri Benny

mengetahui ada atau tidaknya hipoglikemia), SGOT & SGPT meningkat (untuk

mengetahui fungsi hati sebelum dan setelah pemberian obat – obatan).

Penatalaksanaan gizi buruk pada pasien ini sudah dilakukan berdasarkan

jadwal pengobatan dan perawatan gizi buruk dimulai dari fase stabilisasi sampai fase

rehabilitasi.

Saran yang bisa diberikan pada orang tua untuk tindaklanjut di rumah :

1. Memberikan makanan yang baik, dengan porsi kecil dan sering, sesuai

dengan umur anak.

2. Membawa anaknya untuk kontrol secara teratur

a. Bulan I : 1 x/ minggu

b. Bulan II : 1x/ 2 minggu

c. Bulan III – VI : 1x/ bulan

3. Pemberian suntikan /imunisasi dasar dan ulangan

4. Pemberian vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan sekali ( dosis sesuai umur).

37

Page 38: Lapkas Pediatri Benny

DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. Kapita Selekta

Kedokteran. Jakarta. Penerbit Media Aeskulapius Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

2. Admin S. Marasmus. Available at:

http://www.dokterfoto.com/2008/04/06/marasmus/.

3. Direktorat Bina Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Petunjuk Teknis Tatalaksana

anak Gizi Buruk cetakan keempat edisi revisi. 2007.

4. WHO. Malnutrition – The Global Picture. World Health

Organization. Available at http://www.who.int/home-page/.

5. Novelia Marizza. Faktor fator yang mempengaruhi terjadinya KEP. 2007. Di

unduh dari : www.Ojs .lib.unair.ac.id .

6. Hidajad Burhan dkk . Kurang Energi Protein. 16 mei 2010. Di unduh dari :

www.pediatrik.comisi03.phppage=html.

7. Admin S. Marasmus. Available at :

http://www.dokterfoto.com/2008/04/06/marasmus/

8. Marasmus. 2010. Available at : www.id.wikipedia.org/wiki/ Marasmus .

38

Page 39: Lapkas Pediatri Benny

9. Taslim Nurpudji . Kontroversi gizi buruk.2010. Di unduh dari :

http://www.gizi.net.

10. Untoro, R. Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Jakarta. Penerbit

Departement Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina

Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat. 2005.

11. Garna H, Nataprawira H, Rahayuningsih S. Pedoman Diagnosis dan Terapi

edisi ke-3. Bandung. Diterbitkan oleh Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas

Kedokteran Universitas Padjajaran RS Dr. Hasan Sadikin Bandung. 2005.

12. Penanggulangan Gizi Buruk. 2010.Di unduh dari : www.Irc-kmpk.ugm.ac.id.

39