Refleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrah

8
Refleksi dan Introspeksi Memaknai Peristiwa Hijrah Dudy Effendi

Transcript of Refleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrah

Page 1: Refleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrah

Refleksi dan Introspeksi Memaknai

Peristiwa Hijrah

Dudy Effendi

Page 2: Refleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrah

Berpindah dari satu medan juang yang sempit ke gelanggang yang lebih luas yang memberikan harapan masa depan yang lebih baik sebagai bagian dari strategi perjuangan.

Meninggalkan suatu tempat ke tempat lain untuk mencari kebebasan dalam menjalankan aturan Allah.

Meninggalkan sesuatu yang buruk menuju kepada kehidupan yang lebih baik.

Pindah dari sesuatu yang tidak islami kepada sesuatu yang Islami.

Makna Hijrah

Page 3: Refleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrah

Merupakan simbol iman sejati, bahwa seorang yang berhijrah berarti telah mengikrarkan diri dengan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, sedangkan aplikasi dari keimanan tersebut adalah siap dan rela meninggalkan segala sesuatu yang akan terjadi demi mempertahankan akidah yang diyakini. Al-Baqarah: 218 Al-Anfal:72,74 Al-Ahzab: 6

Hijrah merupakan ujian dan cobaan, karena setiap orang yang hidup pasti akan mendapatkan suatu cobaan, terutama bagi orang yang beriman, sebesar apa keimanan seseorang maka sebesar itu pula cobaan, ujian dan fitnah yang akan dihadapi. Meninggalkan harta, keluarga, sanak famili dan tanah air merupakan cobaan yang sangat berat, apalagi tempat yang dituju masih mengambang, sangat tidak bisa dibayangkan akan kerasnya ujian dan cobaan yang dihadapi saat manusia sudah mengikrarkan diri sebagai hamba Allah. (16:110)

Hijrah sama derajatnya dengan jihad, karena hijrah merupakan salah satu cara mempertahankan akidah dan kehormatan diri maka Allah SWT mensejajarkannya dengan jihad dijalan-Nya yang tentunya ganjarannya pun akan sama dengan jihad. (Al-Baqarah: 218), (Al-Anfal: 72,74

Kedudukan Hijrah

Page 4: Refleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrah

Langkah strategis membangun basis kekuatan fisik dan psikologis.

Menciptakan Furqanisasi antara Mukmin dan Kafir.

Menandai tumbuhnya negara berdaulat yang mampu melindungi Islam dari kaum Kafir untuk beribadah dengan lebih bebas.

Menunjukkan kemampuan Islam untuk menyatukan semua umat walaupun berbeda keturunan dan agama sekalipun. "Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah untuk membela Islam dan orang-orang yang Ansar yang memberi tempat kediaman dan pertolongan kepada orang-orang Islam yang berhijrah itu, merekalah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka beroleh keampunan dan limpah kurnia yang mulia," (al-Anfal: 74).

Pentingnya Peristiwa Hijrah Rasulullah saw

Page 5: Refleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrah

Melakukan Perjanjian Aqobah dengan penduduk Madinah, untuk meyakini adanya kelompok dan tempat hijrah yang akan mendukung perjuangan dan menjadi pengikut setia Rasulullah.

Para Sahabat pergi dahulu berhijrah, rasulullah saw yang terakhir: Musuh-musuh memusatkan perhatian kepada Rasulullah sehingga

sahabat yang hijrah tidak terlalu diperhatikan. Menunjukkan kualitas Kepemimpinan Rasulullah SAW.

Pengaturan Route Hijrah untuk mengecoh orang Kafir:Rasulullah mengambil route ke arah selatan Mekah bukannya ke Utara sebagaimana biasa, sehingga menimbulkan perpecahan di kalangan musuh terkait arah yang diambil oleh nabi.

Pengaturan Sumber daya Pendukung. Diatur Siapa yang tidur di tempat tidur nabi (Ali Bin Abi Thalib), siapa

yang menjadi pemandu (Abdullah Uraikit), siapa akan membawakan logistik (Asma’), siapa yang menjadi intel (Abbas)

Peranan remaja (Ali bin Abu Talib dan Asma’ binti Abu Bakar) membuktikan bahwa remaja adalah aset yang mampu menyumbang kebangkitan Islam.

Peranan non muslim Abdullah bin Uraiqit sebagai pemandu jalan membuktikan Islam tidaklah memusuhi semua orang-orang bukan Islam.

Strategi Hijrah Rasulullah

Page 6: Refleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrah

Iman dan Keyakinan terhadap perintah Allah.

Pengorbanan & Keikhlasan meninggalkan sanak keluarga dan harta

Ketahanan terhadap penderitaan selama dalam perjalanan dan menghadapi siksaan kaum kafir.

Keberanian menghadapi situasi tidak jelas di tempat yang baru.

Kebijaksanaan, perencanaan dan strategi. Kekentalan ukhuwah antara Muhajirin dan

Anshar Usaha, doa dan tawakal.

Nilai-Nilai yang Terdapat dalam Hijrah

Page 7: Refleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrah

Rezki yang berlimpah di dunia (An-Nisa: 100) (Al-Anfal:79)

Kesalahan dihapus dan dosa diampuni (Ali Imran: 195)

Derajatnya ditinggikan oleh Allah (At-Taubah: 20) Kemenangan yang besar (At-Taubah: 20, 100) Tempat kembalinya adalah surga (At-Taubah: 20-

22) Mendapatkan ridha dari Allah (At-Taubah: 100) Yang lebih utama adalah : mendapatkan ridha dari

Allah, sehingga dengan ridha Allah dimana dan ke manapun orang yang diridhai itu berada dan pergi maka Allah akan selalu berada di sisinya, kehidupannya akan terjamin, dan yang lebih utama mendapat kenikmatan yang besar yaitu dapat melihat Allah di akhirat kelak.

Ganjaran

Page 8: Refleksi dan introspeksi dalam perspektif hijrah

Melakukan Refleksi & Introspeksi terhadap langkah yang telah dilakukan.

Pasang semangat baru untuk memulai tahun baru Hijrah dengan nilai keimanan terhadap kebenaran yang dibawa Rasulullah SAW.

Perbaharui azam untuk mengikuti jejak perjuangan dan pengorbanan Rasulullah beserta sahabatnya yang tidak mendahulukan dunia, melainkan mengorbankan dunia untuk kepentingan akhirat.

Bawa spirit hijrah ke segala lapangan kehidupan dan kemasyarakatan, dengan meninggalkan masa lalu yang kurang baik menuju hari esok yang penuh ketaatan kepada Allah.

• Agar berhasil dalam melangkah di kehidupan maka Lakukan perencanaan yang baik , pelaksanaan yang baik serta dukungan dari semua pihak, lengkapi dengan menggantungkan harapan kepada Allah SWT. Jangan mengekalkan budaya kerja yang tidak teratur dan

tanpa perencanaan sehingga pelaksanaannya pun main ‘cincai’ dan tidak memikirkan aspek jangka panjang.

Jangan menyandarkan semua usaha di atas kepandaian diri dengan melupakan kuasa Allah SWT penentu segala.

Hikmah