Refleksi 12 Tahun Pembangunan Kabupaten Kaur
description
Transcript of Refleksi 12 Tahun Pembangunan Kabupaten Kaur
-
REFLEKSI 12 TAHUN PEMBANGUNAN KAUR
Dua belas tahun sudah perjalanan Pemerintahan Kabupaten Kaur semenjak dimekarkan menjadi daerah otonom baru
berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2003 dan lebih dari satu dasawarsa itulah perjalanan Pemerintahan
Kabupaten Kaur telah dilalui dengan berbagai capaian yang dihasilkan, yang tentunya melalui kerja keras dan
kebersamaan seluruh elemen masyarakat Kabupaten Kaur.
Berbagai masalah dan tantangan baik yang ringan maupun yang berat, baik yang bersumber dari sisi internal maupun
eksternal telah dihadapi bersama-sama. Perpaduan antara masalah dan tantangan dengan upaya yang telah dilakukan
menghasilkan berbagai capaian atas tujuan dan sasaran pembangunan yang telah direncanakan.
Diawal pemekaran banyak hal yang menjadi kendala dan hambatan, bangunan-bangunan pemerintahan yang masih
belum ada, insfrastruktur jalan yang jauh dari kata layak, fasilitas publik yang belum memadai, serta anggaran
pendapatan dan belanja daerah yang nilainya masih rendah menjadi problematika yang kerap menjadi beban bagi
terlaksananya pemerintahan.
Dalam kurun 12 (dua belas) tahun pelaksanaan rencana pembangunan, dan bertitik tolak pada Visi dan Misi
Pembangunan Kabupaten Kaur yang tertuang dalam RPJPD 2005-2025 yaitu Kaur Mandiri dan Sejahtera Berbasis
Agrobisnis Dan Agroindustri. Untuk mewujudkan visi tersebut maka pembangunan Kaur diarahkan agar tetap fokus
pada capaian pembangunan ekonomi yang kuat , berdaya saing melalui pengelolaan potensi unggulan daerah serta
peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Pemerintah juga terus mendorong pengelolaan sumber daya alam
yang berkelanjutan, peningkatan daya dukung infrastruktur wilayah, reformasi birokrasi dan pelayanan publik, tata
kelola pemerintahan daerah yang stabil dan berkualitas, serta lingkungan masyarakat yang kondusif, inovatif maju dan
unggul. Secara umum dapat dikatakan bahwa capaian pembangunan telah memenuhi harapan yang diinginkan dan
telah berada dalam arah yang benar (On The Right Track).
Langkah-langkah yang telah dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan telah membawa daerah ini
kepada sebuah kemajuan yang cukup berarti walaupun tentunya masih terdapat kekurangan yang harus dibenahi.
Tantangan kedepan bagi Kabupaten Kaur sejalan dengan statusnya sebagai daerah yang baru saja ditetapkan sebagai
daerah yang terlepas dari status daerah tertinggal. Dengan status terlepas dari daerah tertinggal maka sejak tahun
2015 kucuran alokasi anggaran daerah tertinggal berakhir. Selanjutnya Kabupaten Kaur menjadi model success story
pembangunan daerah tertinggal dan daerah binaan kementerian desa pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi. Namun upaya untuk mempertahankan status baru ini diperlukan kerja keras yang lebih dari semua
komponen daerah untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Walaupun secara fisik dan visual masyarakat sudah dapat merasakan kemajuan pembangunan di Kabupaten Kaur,
namun pada kesempatan ini disajikan gambarannya secara utuh sejauh mana capaian-capaian pembangunan tersebut
telah diwujudkan.
Keberhasilan pemerintah Kabupaten Kaur meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari 70,49 pada tahun
2012 menjadi 71,54 pada tahun 2013 tidak terlepas dari kebijakan pembangunan pendidikan, kesehatan dan
peningkatan daya beli masyarakat.
Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah modal utama bagi suatu daerah dalam mempersiapkan generasi yang akan datang agar
memiliki kompetensi yang dapat digunakan di kemudian hari untuk menggali dan mengembangkan potensi
-
daerahnya. Pendidikan juga merupakan investasi yang sangat besar dalam membangun sebuah peradaban di masa
yang akan datang. Seperti halnya di ungkapkan oleh pemimpin-pemimpin besar di dunia bahwa maju dan mundurnya
pembangunan suatu bangsa atau wilayah adalah dipengaruhi oleh kualitas pendidikan di suatu bangsa atau wilayah
itu sendiri.
Di bidang pendidikan, dalam rangka mensukseskan Program Wajib Belajar 9 tahun, Pemerintah Kabupaten Kaur telah
membangun di semua tingkatan pendidikan melalui strategi peningkatan aksesibitas pendidikan, peningkatan kualitas
dan relevansi pendidikan sehingga dalam kondisi sesulit apapun anak-anak harus mendapatkan kesempatan belajar,
dengan menerapkan program pendidikan dengan filosofi Menjangkau yang Tidak Terjangkau, pemerintah menjamin
anak usia sekolah harus bisa bersekolah, bagi keluarga miskin yang benar-benar tidak mampu akan ditanggung oleh
pemerintah daerah. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan terus dilakukan berupa pembangunan sekolah
baru, ruang kelas baru, rehabilitasi sekolah, revitalisasi sekolah dan membangun laboratorium dan perpustakaan
sekolah. Peningkatan secara signifikan terhadap jumlah sekolah telah dilakukan secara simultan. Menurut jenjang
pendidikan, hingga saat ini telah berdiri PAUD sebanyak 125 sekolah, SD/MI sebanyak 133 sekolah, SLTP/ MTS
sebanyak 45 sekolah, SMA/MA sebanyak 15 sekolah dan SMK sebanyak 9 sekolah.
Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan telah meningkatkan kesempatan bersekolah, Kabupaten Kaur
melaksanakan Program Guru Kunjung, Sekolah Kecil, Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PKLK), Sekolah Ber-asrama
untuk menampung siswa pada daerah-daerah yang tidak terjangkau, fasilitasi sepeda motor dan hand out kit seluruh
guru di daerah terpencil untuk menjangkau daerah terpencil, serta mengadakan 38 unit bis/mini bis sekolah untuk
mengantar dan menjemput saat berangkat dan pulang sekolah.
Sedangkan guna mengimplementasikan relevansi pendidikan dilakukan dengan peningkatan kemampuan
keterampilan berbasis potensi lokal melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) seperti SMK Kelautan dan SMK
Berasarama yang merupakan SMK rujukan bersifat regional dimana memberi ruang bagi peserta didik untuk
mendapat kesempatan memperoleh life skill dan pendidikan entrepreneur serta menerapkan sistem link and match
antara sekolah dan dunia usaha. Pembangunan SMK berasrama ini menjadikan Kaur sebagai pusat pendidikan
kejuruan Provinsi Bengkulu.
Peningkatan kualitas pendidikan pun dilakukan dengan memberikan beasiswa bagi siswa-siswi terbaik Kabupaten Kaur
untuk kuliah pada universitas-universitas terbaik luar negeri dan dalam negeri, sehingga nantinya akan memacu anak-
anak Kabupaten Kaur untuk berlomba meningkatkan dan meneruskan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi
lagi.
Kesemua usaha tersebut memberikan hasil yang signifikan sehingga data terakhir menunjukkan Angka Partisipasi
Murni (APM) SD/MI sebesar 97,98 persen. Capaian ini lebih baik dari capaian Provinsi Bengkulu dan Nasional. APM
SMP/MTS sebesar 86,87 persen, capaian ini juga melampaui capaian Provinsi Bengkulu dan Nasional bahkan tertinggi
di Provinsi Bengkulu. kondisi ini juga berpengaruh positif terhadap kenaikan Angka Melek Huruf (AMH) yakni dari
97,08 persen pada tahun 2012 menjadi 97,37 persen pada tahun 2013, capaian ini di atas rata-rata capaian Provinsi
Bengkulu dan tertinggi kedua se-Provinsi Bengkulu.
Kesehatan
Masyarakat yang sehat adalah anak tangga pertama bagi suatu daerah untuk dapat meraih kesuksesan dalam
pemerintahannya. Tanpa terjaminnya fasilitas kesehatan bagi masyarakat, dapat dipastikan kemakmuran hanya akan
menjadi mimpi disiang bolong. Sebagaimana pepatah Yunani yang berbunyi Men Sana in Corpore Sano (di dalam
tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat) yang juga dapat diartikan bahwa suatu bangsa yang kuat adalah ditunjang
-
oleh kesehatan masyarakatnya. Untuk itulah sektor pelayanan kesehatan menjadi sektor yang paling mendapat
perhatian.
Kabupaten Kaur terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah dan membangun serta
meningkatkan sarana dan prasarana lainnya sampai ke daerah terpencil. Hingga saat ini telah berdiri 1 Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) dengan status Tipe C, 16 Puskesmas, 29 Puskesmas Pembantu dan 37 Puskesdes. Anggaran juga
telah dialokasikan untuk penanggulangan penyakit menular seperti malaria dan DBD, peningkatan sarana prasarana
rumah sakit, penyediaan Dokter Umum dan Spesialis, serta peningkatan kesejahteraan bagi dokter dan tenaga
kesehatan lainnya.
Program strategis di bidang kesehatan lainnya adalah meningkatkan kualitas jangkauan dan pemerataan pelayanan
kesehatan masyarakat Berbasis Sekolah Sehat dan Desa Sehat.
Secara keseluruhan upaya pemerintah Kabupaten Kaur tersebut berpengaruh terhadap peningkatan Angka Harapan
Hidup (AHH) Kabupaten Kaur pada tahun 2012 sebesar 67,85 tahun menjadi 67,93 tahun pada tahun 2013.
Kesejahteraan Masyarakat
Sulit rasanya jika suatu kabupaten dikatakan maju jika rakyatnya masih dalam kesulitan untuk membiayai hidupnya.
Latar belakang ini yang mendorong pemerintah daerah pada sektor kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan
pasar-pasar yang jumlahnya cukup banyak.
Seperti yang umum diketahui bahwa pasar adalah urat nadi kehidupan perekonomian suatu daerah. Pasar yang layak
tentu menjadi keinginan setiap warga masyarakat. Keinginan masyarakat inilah yang kemudian memacu daerah untuk
membangun beberapa pasar. Data terakhir menunjukkan setidaknya kabupaten Kaur telah berhasil membangun dan
berlangsung aktifitas perekonomian sebanyak 20 pasar.
Indikator peningkatan daya beli masyarakat setiap tahun terus meningkat, peningkatan daya beli masyarakat
Kabupaten Kaur dari tahun 2012 sebesar Rp 615.600 meningkat menjadi sebesar Rp 619.500 pada tahun 2013.
kendatipun peningkatan tersebut belum optimal, hal ini tidak terlepas dari upaya pemerintah Kabupaten Kaur
meningkatkan produksi bidang pertanian, perikanan dan perkebunan. Dengan melakukan berbagai langkah
membantu para petani dan nelayan melalui pemberian sarana produksi dan alat sistem pertanian.
68,6369,21
69,9970,43
71,1371,54
67
68
69
70
71
72
2008 2009 2010 2011 2012 2013
PERKEMBANGAN IPMKabupaten Kaur 2008-2013
IPM
-
Usaha mikro di tingkat masyarakat juga menjadi perhatian bagi daerah. Usaha mikro masyarakat yang umumnya
selalu menghadapi kendala modal dapat sedikit hilang bebannya setelah beberapa bank yang siap memberikan kredit
bunga rendah bagi mereka yang kekurangan modal. Selain itu pengembangan koperasi dan lembaga keuangan mikro
pun dilakukan guna mengatasi kendala permodalan yang dihadapi masyarakat Kabupaten Kaur.
Peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat merupakan program yang perlu diprioritaskan, melalui penciptaan dan
perluasan pasar bagi produk unggulan bagi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) untuk menekan angka
pengangguran. Selain untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, penciptaan lapangan kerja, juga merupakan upaya
pengurangan angka kemiskinan.
Untuk itulah pemerintah daerah mengambil kebijakan yang dikenal sebagai Segitiga Kemandirian yang komplementer
satu dengan yang lainnya terdiri dari Dangau Merdeka, Pondok Pusaka Technopark dan Taman Bineka. Ketiga
subsistem tersebut saling terhubung dalam mengembangkan kemampuan ekonomi masyarakat mulai dari
pengembangan kemandirian masyarakat desa dalam mengolah sarana dan hasil pertanian; pengembangan penerapan
teknologi pengolahan hasil; dan pengembangan pemasaran hasil pertanian dan faktor pendukung pasar lainnya.
Segitiga kemandirian ini dilakukan untuk mengubah paradigma pembangunan dari yang hanya mengandalkan
kelimpahan sumber daya alam tanpa menggunakan keterampilan dalam mengolahnya menjadi mampu menggunakan
ilmu pengetahuan atau terampil sebagai basis usaha yang dalam istilah ekonomi dari factor-driven ke capital-driven
menuju innovation-driven.
Secara makro ekonomi pembangunan ekonomi kabupaten Kaur dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi. Laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kaur dalam periode 2008-2013 mengalami fluktuasi. Selama 6 tahun terakhir,
pertumbuhan rata-rata PDRB-ADHB setiap tahun mencapai 11,00%. Sementara itu pertumbuhan rata-rata PDRB-
ADHK setiap tahun mencapai 5,14%. Perlambatan terjadi pada tahun 2009 dan 2010 dengan tingkat pertumbuhan
masing-masing 4,27% dan 4,19%. Tahun 2011 hingga tahun 2013, produktifitas ekonomi Kabupaten Kaur kembali
bergairah dimana pada tahun 2013 tingkat pertumbuhan mencapai 5,98%. Sementara pendapatan nominal perkapita
(PDRB-ADHB perkapita) dan pendapatan riil perkapita (PDRB-ADHK perkapita) mengalami tren positif setiap tahun
selama 2008-2013. Tahun 2013, pendapatan nominal perkapita dan pendapatan riil perkapita masing-masing
mencapai 6,53 juta dan 2,56 juta per tahun.
Keberhasilan peningkatan Indeks Pembanguan Manusia (IPM) dan Laju Pertumbuhan Ekonomi sayangnya belum
berdampak secara langsung. Pertumbuhan Ekonomi di Kaur ternyata belum mampu diimbangi oleh penyerapan
tenaga kerja, sehingga adanya penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) diikuti oleh peningkatan tingkat
pengangguran. Dari seluruh penduduk usia kerja di Kabupaten Kaur. Tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami
penurunan selama periode 2011-2013 dari 77,24 persen menjadi 67,32 persen. Secara kualitas tingkat pengangguran
juga cenderung meningkat. Pada tahun 2013 tingkat pengangguran terbuka tercatat sebesar 7,79 persen. Angka
tersebut meningkat jika dibandingkan tahun 2011 dengan tingkat pengganguran 2,43 persen.
Hal ini terjadi disebabkan sektor pertanian sebagai penyumbang terbesar PDRB Kabupaten Kaur (43,94 %) dihadapkan
pada permasalahan produktivitas yang rendah, dimana sebagian besar tenaga kerja terserap disektor pertanian (54,42
% pada tahun 2013). Dimana meski banyak tenaga kerja disektor ini namun tidak meningkatkan produksi pertanian itu
sendiri. Banyaknya penganguran tidak kentara atau pasif disektor ini disebabkan minimnya keterampilan yang dimiliki
angkatan kerja sehingga tidak mampu bekerja pada sektor lain. Dan harus diakui bahwa dimana perubahan paradigma
pembangunan dan sistem akan menimbulkan efek bagi masyarakat, disamping adanya faktor perekonomian secara
global yang turut memicu keadaan tersebut,
-
Untuk itulah pemerintah Kabupaten Kaur berupaya mengubah paradigma pembangunan melalui kebijakan segitiga
kemandirian sebagaimana dijelaskan diatas untuk meningkatkan keterampilan mulai di level desa yaitu keterampilan
berusaha tani yang baik, dilanjutkan dengan peningkatan kemampuan tenaga kerja mengolah hasil pertanian menjadi
produk yang mempunyai nilai jual dan berdaya saing, memiliki jiwa entrepreneurship hingga pada akhirnya
meningkatkan kemampuan memasarkan produk yang mampu diolah dengan baik oleh meraka hingga menjadi suatu
industri yang mampu menciptakan lapangan-lapangan kerja baru dan mampu menjadi masyarakat moderen yang
berkepribadian khas sesuai dengan nilai-nilai budaya sendiri.
Namun disadari tujuan dan cita-cita tersebut tidak akan mudah dicapai semudah membalik telapak tangan,
dibutuhkan kerja keras dari semua pihak, karenanya dibutuhkan kerjasama dan perhatian semua unsur pemerintahan
daerah baik pemerintah Kabupaten Kaur dan DPRD Kabupaten Kaur serta semua elemen masyarakat sehingga tujuan
meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang akan tercapai.
Tabel Pertumbuhan PDRB-ADHB dan PDRB-ADHK Kabupaten Kaur Tahun 2008-2013
Tahun PDRB-ADHB
(Rp Juta) Pertumbuhan
PDRB-ADHB (%) PDRB-ADHK
(Rp Juta) Pertumbuhan
PDRB-ADHK (%)
2008 447.204 13,28 225.805 5,42
2009 483.455 8,11 235.447 4,27
2010 528.128 9,24 245.315 4,19
2011 579.364 9,70 257.187 5,40
2012 650.390 12,26 271.423 5,55
2013 737.491 13,39 289.244 5,98
Sumber : BPS Kabupaten Kaur
-
Tabel LPE-ADHB dan LPE-ADHK Kabupaten Kaur 2008-2013
Sumber : BPS Kabupaten Kaur
Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kaur 2008-2013
Tabel. Perkembangan PDRB Nominal Perkapita dan PDRB Riil Perkapita kabupaten Kaur,2008-2013
Tahun PDRB Nominal perkapita (Rp) PDRB Riil Perkapita (Rp)
2008 4.273.947,25 2.158.028,29
2009 4.549.910,69 2.215.851,06
2010 4.894.647,68 2.273.565,46
2011 5.287.663,76 2.347.256,80
2012 5.863.546,76 2.446.989,66
2013 6.632.596,95 2.562.084,79
Sumber : BPS Kabupaten Kaur
Sarana dan Prasarana Pemerintahan
Sebagai kabupaten pemekaran, kabupaten Kaur di awal masa berdirinya sebagai kabupaten yang mandiri belum
memiliki gedung-gedung pemerintahan yang layak. Bangunan pemerintahan yang tersedia pada
masa itu umumnya menyewa rumah-rumah penduduk. Dengan berjalannya waktu, berkat kerja
keras dan komitmen kuat dari semua lapisan masyarakat, kantor-kantor pemerintahan telah dibangun sehingga
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat bisa lebih baik.
Infrastruktur
Untuk menunjang keberlangsungan pembangunan di suatu daerah, infrastruktur penghubung antar daerah adalah hal
yang mutlak untuk diprioritaskan. Perbedaan sumberdaya yang ada di suatu daerah dengan daerah lain mendorong
masyarakat untuk melakukan mobilitas sehingga dapat memenuhi kebutuhannya. Proses mobilitas ini tidak hanya
sebatas oleh manusia saja, tetapi juga barang dan jasa. Dengan demikian nantinya interaksi antar daerah akan lebih
Tahun LPE-ADHB
(%) LPE-ADHK
(%)
2008 13,28 5,42
2009 8,11 4,27
2010 9,24 4,19
2011 9,70 5,40
2012 12,26 5,55
2013 13,39 5,98
-
mudah dan dapat mengurangi tingkat kesenjangan antar daerah. Jalan dan jembatan memegang peranan penting bagi
pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, dan komunikasi. Pembangunan infrastruktur yang dapat dikatakan cukup
optimal telah dilakukan. Jembatan-jembatan telah didirikan disertai pengaspalan jalan-jalan penghubung antar
daerah. Meski belum 100% terlaksana, pembangunan infrastruktur sudah mampu memberikan kemudahan
transportasi bagi masyarakat, baik antar desa maupun jalan jembatan menuju sentra-sentra pertanian.
Untuk mencapai kedaulatan pangan di Kabupaten Kaur telah dibangun infrastruktur pertanian Bendungan Cawang
Kidau yang dapat mengairi sawah sekitar 2.000 ha di kecamatan Padang Guci Hulu. Mulai tahun 2015 ini, sawah
berpengairan teknis sudah dapat ditanami padi dengan produktivitas tinggi termasuk penanaman umbi-umbian. Pada
sungai yang sama sedang dibangun pula Pusat Listrik Tenaga Hidro Mikro (PLTMH) dan air bersih.
Dalam konteks menjawab tuntutan pertumbuhan investasi, Pemerintah Kabupaten Kaur terus melakukan upaya--
upaya penyediaan dan pengembangan infrastruktur disegala bidang. Infrastruktur juga berperan sebagai pendukung
kelancaran kegiatan sektor pembangunan lainnya antara lain sektor pertanian, industri, kelautan dan perikanan.
Perwujudan pembangunan infrastruktur tersebut terlihat melalui pembangunan / rehabilitasi jalan dan jembatan,
dimana sampai pada tahun 2013 telah terbangun sepanjang 663,66 km jalan baik yang bertipe aspal hotmik, lapen,
semen maupun timbunan tanah dengan kondisi 515,66 Km (baik), 103 km (sedang) dan 45km (rusak). Di sektor
perhubungan untuk membuka dan memperlancar akses transportasi Pemerintah Kabupaten Kaur sejak awal telah
melakukan kebijakan pembangunan pelabuhan Linau, pelabuhan ini untuk membuka akses wilayah Kabupaten Kaur ke
daerah luar.
Selanjutnya untuk meningkatkan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat Pemerintah Kabupaten Kaur juga terus
berupaya menyediakan fasilitasfasilitas umum yang layak. Selain kemajuan-kemajuan pembangunan sebagaimana
yang telah dikemukakan tadi, Kabupaten Kaur juga telah menerima beberapa penghargaan dari pemerintah pusat
yang berkaitan dengan kinerja pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, perlu disikapi terhadap hasil-hasil pembangunan ini secara wajar dan
proporsional. Masih banyak tantangan dan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Kesemua keberhasilan tersebut
tidak semata-mata hasil kinerja dari aparatur pemerintah saja, keberhasilan tersebut merupakan hasil upaya kita
bersama-sama, antara pemerintah daerah, DPRD, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah dan seluruh stakeholder lapisan
masyarakat Kabupaten Kaur. Dan untuk mencapai cita-cita Kabupaten Kaur Kaur Mandiri dan Sejahtera masih
dibutuhkan kerja keras dari seluruh elemen baik pemerintah dan masyarakat.