Refleksi 12 Tahun Pembangunan Kabupaten Kaur

7
REFLEKSI 12 TAHUN PEMBANGUNAN KAUR Dua belas tahun sudah perjalanan Pemerintahan Kabupaten Kaur semenjak dimekarkan menjadi daerah otonom baru berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2003 dan lebih dari satu dasawarsa itulah perjalanan Pemerintahan Kabupaten Kaur telah dilalui dengan berbagai capaian yang dihasilkan, yang tentunya melalui kerja keras dan kebersamaan seluruh elemen masyarakat Kabupaten Kaur. Berbagai masalah dan tantangan baik yang ringan maupun yang berat, baik yang bersumber dari sisi internal maupun eksternal telah dihadapi bersama-sama. Perpaduan antara masalah dan tantangan dengan upaya yang telah dilakukan menghasilkan berbagai capaian atas tujuan dan sasaran pembangunan yang telah direncanakan. Diawal pemekaran banyak hal yang menjadi kendala dan hambatan, bangunan-bangunan pemerintahan yang masih belum ada, insfrastruktur jalan yang jauh dari kata layak, fasilitas publik yang belum memadai, serta anggaran pendapatan dan belanja daerah yang nilainya masih rendah menjadi problematika yang kerap menjadi beban bagi terlaksananya pemerintahan. Dalam kurun 12 (dua belas) tahun pelaksanaan rencana pembangunan, dan bertitik tolak pada Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Kaur yang tertuang dalam RPJPD 2005-2025 yaitu “Kaur Mandiri dan Sejahtera Berbasis Agrobisnis Dan Agroindustri”. Untuk mewujudkan visi tersebut maka pembangunan Kaur diarahkan agar tetap fokus pada capaian pembangunan ekonomi yang kuat , berdaya saing melalui pengelolaan potensi unggulan daerah serta peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Pemerintah juga terus mendorong pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, peningkatan daya dukung infrastruktur wilayah, reformasi birokrasi dan pelayanan publik, tata kelola pemerintahan daerah yang stabil dan berkualitas, serta lingkungan masyarakat yang kondusif, inovatif maju dan unggul. Secara umum dapat dikatakan bahwa capaian pembangunan telah memenuhi harapan yang diinginkan dan telah berada dalam arah yang benar (On The Right Track). Langkah-langkah yang telah dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan telah membawa daerah ini kepada sebuah kemajuan yang cukup berarti walaupun tentunya masih terdapat kekurangan yang harus dibenahi. Tantangan kedepan bagi Kabupaten Kaur sejalan dengan statusnya sebagai daerah yang baru saja ditetapkan sebagai daerah yang terlepas dari status daerah tertinggal. Dengan status terlepas dari daerah tertinggal maka sejak tahun 2015 kucuran alokasi anggaran daerah tertinggal berakhir. Selanjutnya Kabupaten Kaur menjadi model success story pembangunan daerah tertinggal dan daerah binaan kementerian desa pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi. Namun upaya untuk mempertahankan status baru ini diperlukan kerja keras yang lebih dari semua komponen daerah untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Walaupun secara fisik dan visual masyarakat sudah dapat merasakan kemajuan pembangunan di Kabupaten Kaur, namun pada kesempatan ini disajikan gambarannya secara utuh sejauh mana capaian-capaian pembangunan tersebut telah diwujudkan. Keberhasilan pemerintah Kabupaten Kaur meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari 70,49 pada tahun 2012 menjadi 71,54 pada tahun 2013 tidak terlepas dari kebijakan pembangunan pendidikan, kesehatan dan peningkatan daya beli masyarakat. Pendidikan Pendidikan adalah sebuah modal utama bagi suatu daerah dalam mempersiapkan generasi yang akan datang agar memiliki kompetensi yang dapat digunakan di kemudian hari untuk menggali dan mengembangkan potensi

description

Perkembangan Pembangunan Kabupaten Kaur

Transcript of Refleksi 12 Tahun Pembangunan Kabupaten Kaur

  • REFLEKSI 12 TAHUN PEMBANGUNAN KAUR

    Dua belas tahun sudah perjalanan Pemerintahan Kabupaten Kaur semenjak dimekarkan menjadi daerah otonom baru

    berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2003 dan lebih dari satu dasawarsa itulah perjalanan Pemerintahan

    Kabupaten Kaur telah dilalui dengan berbagai capaian yang dihasilkan, yang tentunya melalui kerja keras dan

    kebersamaan seluruh elemen masyarakat Kabupaten Kaur.

    Berbagai masalah dan tantangan baik yang ringan maupun yang berat, baik yang bersumber dari sisi internal maupun

    eksternal telah dihadapi bersama-sama. Perpaduan antara masalah dan tantangan dengan upaya yang telah dilakukan

    menghasilkan berbagai capaian atas tujuan dan sasaran pembangunan yang telah direncanakan.

    Diawal pemekaran banyak hal yang menjadi kendala dan hambatan, bangunan-bangunan pemerintahan yang masih

    belum ada, insfrastruktur jalan yang jauh dari kata layak, fasilitas publik yang belum memadai, serta anggaran

    pendapatan dan belanja daerah yang nilainya masih rendah menjadi problematika yang kerap menjadi beban bagi

    terlaksananya pemerintahan.

    Dalam kurun 12 (dua belas) tahun pelaksanaan rencana pembangunan, dan bertitik tolak pada Visi dan Misi

    Pembangunan Kabupaten Kaur yang tertuang dalam RPJPD 2005-2025 yaitu Kaur Mandiri dan Sejahtera Berbasis

    Agrobisnis Dan Agroindustri. Untuk mewujudkan visi tersebut maka pembangunan Kaur diarahkan agar tetap fokus

    pada capaian pembangunan ekonomi yang kuat , berdaya saing melalui pengelolaan potensi unggulan daerah serta

    peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Pemerintah juga terus mendorong pengelolaan sumber daya alam

    yang berkelanjutan, peningkatan daya dukung infrastruktur wilayah, reformasi birokrasi dan pelayanan publik, tata

    kelola pemerintahan daerah yang stabil dan berkualitas, serta lingkungan masyarakat yang kondusif, inovatif maju dan

    unggul. Secara umum dapat dikatakan bahwa capaian pembangunan telah memenuhi harapan yang diinginkan dan

    telah berada dalam arah yang benar (On The Right Track).

    Langkah-langkah yang telah dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan telah membawa daerah ini

    kepada sebuah kemajuan yang cukup berarti walaupun tentunya masih terdapat kekurangan yang harus dibenahi.

    Tantangan kedepan bagi Kabupaten Kaur sejalan dengan statusnya sebagai daerah yang baru saja ditetapkan sebagai

    daerah yang terlepas dari status daerah tertinggal. Dengan status terlepas dari daerah tertinggal maka sejak tahun

    2015 kucuran alokasi anggaran daerah tertinggal berakhir. Selanjutnya Kabupaten Kaur menjadi model success story

    pembangunan daerah tertinggal dan daerah binaan kementerian desa pembangunan daerah tertinggal dan

    transmigrasi. Namun upaya untuk mempertahankan status baru ini diperlukan kerja keras yang lebih dari semua

    komponen daerah untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

    Walaupun secara fisik dan visual masyarakat sudah dapat merasakan kemajuan pembangunan di Kabupaten Kaur,

    namun pada kesempatan ini disajikan gambarannya secara utuh sejauh mana capaian-capaian pembangunan tersebut

    telah diwujudkan.

    Keberhasilan pemerintah Kabupaten Kaur meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari 70,49 pada tahun

    2012 menjadi 71,54 pada tahun 2013 tidak terlepas dari kebijakan pembangunan pendidikan, kesehatan dan

    peningkatan daya beli masyarakat.

    Pendidikan

    Pendidikan adalah sebuah modal utama bagi suatu daerah dalam mempersiapkan generasi yang akan datang agar

    memiliki kompetensi yang dapat digunakan di kemudian hari untuk menggali dan mengembangkan potensi

  • daerahnya. Pendidikan juga merupakan investasi yang sangat besar dalam membangun sebuah peradaban di masa

    yang akan datang. Seperti halnya di ungkapkan oleh pemimpin-pemimpin besar di dunia bahwa maju dan mundurnya

    pembangunan suatu bangsa atau wilayah adalah dipengaruhi oleh kualitas pendidikan di suatu bangsa atau wilayah

    itu sendiri.

    Di bidang pendidikan, dalam rangka mensukseskan Program Wajib Belajar 9 tahun, Pemerintah Kabupaten Kaur telah

    membangun di semua tingkatan pendidikan melalui strategi peningkatan aksesibitas pendidikan, peningkatan kualitas

    dan relevansi pendidikan sehingga dalam kondisi sesulit apapun anak-anak harus mendapatkan kesempatan belajar,

    dengan menerapkan program pendidikan dengan filosofi Menjangkau yang Tidak Terjangkau, pemerintah menjamin

    anak usia sekolah harus bisa bersekolah, bagi keluarga miskin yang benar-benar tidak mampu akan ditanggung oleh

    pemerintah daerah. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan terus dilakukan berupa pembangunan sekolah

    baru, ruang kelas baru, rehabilitasi sekolah, revitalisasi sekolah dan membangun laboratorium dan perpustakaan

    sekolah. Peningkatan secara signifikan terhadap jumlah sekolah telah dilakukan secara simultan. Menurut jenjang

    pendidikan, hingga saat ini telah berdiri PAUD sebanyak 125 sekolah, SD/MI sebanyak 133 sekolah, SLTP/ MTS

    sebanyak 45 sekolah, SMA/MA sebanyak 15 sekolah dan SMK sebanyak 9 sekolah.

    Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan telah meningkatkan kesempatan bersekolah, Kabupaten Kaur

    melaksanakan Program Guru Kunjung, Sekolah Kecil, Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PKLK), Sekolah Ber-asrama

    untuk menampung siswa pada daerah-daerah yang tidak terjangkau, fasilitasi sepeda motor dan hand out kit seluruh

    guru di daerah terpencil untuk menjangkau daerah terpencil, serta mengadakan 38 unit bis/mini bis sekolah untuk

    mengantar dan menjemput saat berangkat dan pulang sekolah.

    Sedangkan guna mengimplementasikan relevansi pendidikan dilakukan dengan peningkatan kemampuan

    keterampilan berbasis potensi lokal melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) seperti SMK Kelautan dan SMK

    Berasarama yang merupakan SMK rujukan bersifat regional dimana memberi ruang bagi peserta didik untuk

    mendapat kesempatan memperoleh life skill dan pendidikan entrepreneur serta menerapkan sistem link and match

    antara sekolah dan dunia usaha. Pembangunan SMK berasrama ini menjadikan Kaur sebagai pusat pendidikan

    kejuruan Provinsi Bengkulu.

    Peningkatan kualitas pendidikan pun dilakukan dengan memberikan beasiswa bagi siswa-siswi terbaik Kabupaten Kaur

    untuk kuliah pada universitas-universitas terbaik luar negeri dan dalam negeri, sehingga nantinya akan memacu anak-

    anak Kabupaten Kaur untuk berlomba meningkatkan dan meneruskan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi

    lagi.

    Kesemua usaha tersebut memberikan hasil yang signifikan sehingga data terakhir menunjukkan Angka Partisipasi

    Murni (APM) SD/MI sebesar 97,98 persen. Capaian ini lebih baik dari capaian Provinsi Bengkulu dan Nasional. APM

    SMP/MTS sebesar 86,87 persen, capaian ini juga melampaui capaian Provinsi Bengkulu dan Nasional bahkan tertinggi

    di Provinsi Bengkulu. kondisi ini juga berpengaruh positif terhadap kenaikan Angka Melek Huruf (AMH) yakni dari

    97,08 persen pada tahun 2012 menjadi 97,37 persen pada tahun 2013, capaian ini di atas rata-rata capaian Provinsi

    Bengkulu dan tertinggi kedua se-Provinsi Bengkulu.

    Kesehatan

    Masyarakat yang sehat adalah anak tangga pertama bagi suatu daerah untuk dapat meraih kesuksesan dalam

    pemerintahannya. Tanpa terjaminnya fasilitas kesehatan bagi masyarakat, dapat dipastikan kemakmuran hanya akan

    menjadi mimpi disiang bolong. Sebagaimana pepatah Yunani yang berbunyi Men Sana in Corpore Sano (di dalam

    tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat) yang juga dapat diartikan bahwa suatu bangsa yang kuat adalah ditunjang

  • oleh kesehatan masyarakatnya. Untuk itulah sektor pelayanan kesehatan menjadi sektor yang paling mendapat

    perhatian.

    Kabupaten Kaur terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah dan membangun serta

    meningkatkan sarana dan prasarana lainnya sampai ke daerah terpencil. Hingga saat ini telah berdiri 1 Rumah Sakit

    Umum Daerah (RSUD) dengan status Tipe C, 16 Puskesmas, 29 Puskesmas Pembantu dan 37 Puskesdes. Anggaran juga

    telah dialokasikan untuk penanggulangan penyakit menular seperti malaria dan DBD, peningkatan sarana prasarana

    rumah sakit, penyediaan Dokter Umum dan Spesialis, serta peningkatan kesejahteraan bagi dokter dan tenaga

    kesehatan lainnya.

    Program strategis di bidang kesehatan lainnya adalah meningkatkan kualitas jangkauan dan pemerataan pelayanan

    kesehatan masyarakat Berbasis Sekolah Sehat dan Desa Sehat.

    Secara keseluruhan upaya pemerintah Kabupaten Kaur tersebut berpengaruh terhadap peningkatan Angka Harapan

    Hidup (AHH) Kabupaten Kaur pada tahun 2012 sebesar 67,85 tahun menjadi 67,93 tahun pada tahun 2013.

    Kesejahteraan Masyarakat

    Sulit rasanya jika suatu kabupaten dikatakan maju jika rakyatnya masih dalam kesulitan untuk membiayai hidupnya.

    Latar belakang ini yang mendorong pemerintah daerah pada sektor kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan

    pasar-pasar yang jumlahnya cukup banyak.

    Seperti yang umum diketahui bahwa pasar adalah urat nadi kehidupan perekonomian suatu daerah. Pasar yang layak

    tentu menjadi keinginan setiap warga masyarakat. Keinginan masyarakat inilah yang kemudian memacu daerah untuk

    membangun beberapa pasar. Data terakhir menunjukkan setidaknya kabupaten Kaur telah berhasil membangun dan

    berlangsung aktifitas perekonomian sebanyak 20 pasar.

    Indikator peningkatan daya beli masyarakat setiap tahun terus meningkat, peningkatan daya beli masyarakat

    Kabupaten Kaur dari tahun 2012 sebesar Rp 615.600 meningkat menjadi sebesar Rp 619.500 pada tahun 2013.

    kendatipun peningkatan tersebut belum optimal, hal ini tidak terlepas dari upaya pemerintah Kabupaten Kaur

    meningkatkan produksi bidang pertanian, perikanan dan perkebunan. Dengan melakukan berbagai langkah

    membantu para petani dan nelayan melalui pemberian sarana produksi dan alat sistem pertanian.

    68,6369,21

    69,9970,43

    71,1371,54

    67

    68

    69

    70

    71

    72

    2008 2009 2010 2011 2012 2013

    PERKEMBANGAN IPMKabupaten Kaur 2008-2013

    IPM

  • Usaha mikro di tingkat masyarakat juga menjadi perhatian bagi daerah. Usaha mikro masyarakat yang umumnya

    selalu menghadapi kendala modal dapat sedikit hilang bebannya setelah beberapa bank yang siap memberikan kredit

    bunga rendah bagi mereka yang kekurangan modal. Selain itu pengembangan koperasi dan lembaga keuangan mikro

    pun dilakukan guna mengatasi kendala permodalan yang dihadapi masyarakat Kabupaten Kaur.

    Peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat merupakan program yang perlu diprioritaskan, melalui penciptaan dan

    perluasan pasar bagi produk unggulan bagi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) untuk menekan angka

    pengangguran. Selain untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, penciptaan lapangan kerja, juga merupakan upaya

    pengurangan angka kemiskinan.

    Untuk itulah pemerintah daerah mengambil kebijakan yang dikenal sebagai Segitiga Kemandirian yang komplementer

    satu dengan yang lainnya terdiri dari Dangau Merdeka, Pondok Pusaka Technopark dan Taman Bineka. Ketiga

    subsistem tersebut saling terhubung dalam mengembangkan kemampuan ekonomi masyarakat mulai dari

    pengembangan kemandirian masyarakat desa dalam mengolah sarana dan hasil pertanian; pengembangan penerapan

    teknologi pengolahan hasil; dan pengembangan pemasaran hasil pertanian dan faktor pendukung pasar lainnya.

    Segitiga kemandirian ini dilakukan untuk mengubah paradigma pembangunan dari yang hanya mengandalkan

    kelimpahan sumber daya alam tanpa menggunakan keterampilan dalam mengolahnya menjadi mampu menggunakan

    ilmu pengetahuan atau terampil sebagai basis usaha yang dalam istilah ekonomi dari factor-driven ke capital-driven

    menuju innovation-driven.

    Secara makro ekonomi pembangunan ekonomi kabupaten Kaur dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi. Laju

    pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kaur dalam periode 2008-2013 mengalami fluktuasi. Selama 6 tahun terakhir,

    pertumbuhan rata-rata PDRB-ADHB setiap tahun mencapai 11,00%. Sementara itu pertumbuhan rata-rata PDRB-

    ADHK setiap tahun mencapai 5,14%. Perlambatan terjadi pada tahun 2009 dan 2010 dengan tingkat pertumbuhan

    masing-masing 4,27% dan 4,19%. Tahun 2011 hingga tahun 2013, produktifitas ekonomi Kabupaten Kaur kembali

    bergairah dimana pada tahun 2013 tingkat pertumbuhan mencapai 5,98%. Sementara pendapatan nominal perkapita

    (PDRB-ADHB perkapita) dan pendapatan riil perkapita (PDRB-ADHK perkapita) mengalami tren positif setiap tahun

    selama 2008-2013. Tahun 2013, pendapatan nominal perkapita dan pendapatan riil perkapita masing-masing

    mencapai 6,53 juta dan 2,56 juta per tahun.

    Keberhasilan peningkatan Indeks Pembanguan Manusia (IPM) dan Laju Pertumbuhan Ekonomi sayangnya belum

    berdampak secara langsung. Pertumbuhan Ekonomi di Kaur ternyata belum mampu diimbangi oleh penyerapan

    tenaga kerja, sehingga adanya penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) diikuti oleh peningkatan tingkat

    pengangguran. Dari seluruh penduduk usia kerja di Kabupaten Kaur. Tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami

    penurunan selama periode 2011-2013 dari 77,24 persen menjadi 67,32 persen. Secara kualitas tingkat pengangguran

    juga cenderung meningkat. Pada tahun 2013 tingkat pengangguran terbuka tercatat sebesar 7,79 persen. Angka

    tersebut meningkat jika dibandingkan tahun 2011 dengan tingkat pengganguran 2,43 persen.

    Hal ini terjadi disebabkan sektor pertanian sebagai penyumbang terbesar PDRB Kabupaten Kaur (43,94 %) dihadapkan

    pada permasalahan produktivitas yang rendah, dimana sebagian besar tenaga kerja terserap disektor pertanian (54,42

    % pada tahun 2013). Dimana meski banyak tenaga kerja disektor ini namun tidak meningkatkan produksi pertanian itu

    sendiri. Banyaknya penganguran tidak kentara atau pasif disektor ini disebabkan minimnya keterampilan yang dimiliki

    angkatan kerja sehingga tidak mampu bekerja pada sektor lain. Dan harus diakui bahwa dimana perubahan paradigma

    pembangunan dan sistem akan menimbulkan efek bagi masyarakat, disamping adanya faktor perekonomian secara

    global yang turut memicu keadaan tersebut,

  • Untuk itulah pemerintah Kabupaten Kaur berupaya mengubah paradigma pembangunan melalui kebijakan segitiga

    kemandirian sebagaimana dijelaskan diatas untuk meningkatkan keterampilan mulai di level desa yaitu keterampilan

    berusaha tani yang baik, dilanjutkan dengan peningkatan kemampuan tenaga kerja mengolah hasil pertanian menjadi

    produk yang mempunyai nilai jual dan berdaya saing, memiliki jiwa entrepreneurship hingga pada akhirnya

    meningkatkan kemampuan memasarkan produk yang mampu diolah dengan baik oleh meraka hingga menjadi suatu

    industri yang mampu menciptakan lapangan-lapangan kerja baru dan mampu menjadi masyarakat moderen yang

    berkepribadian khas sesuai dengan nilai-nilai budaya sendiri.

    Namun disadari tujuan dan cita-cita tersebut tidak akan mudah dicapai semudah membalik telapak tangan,

    dibutuhkan kerja keras dari semua pihak, karenanya dibutuhkan kerjasama dan perhatian semua unsur pemerintahan

    daerah baik pemerintah Kabupaten Kaur dan DPRD Kabupaten Kaur serta semua elemen masyarakat sehingga tujuan

    meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang akan tercapai.

    Tabel Pertumbuhan PDRB-ADHB dan PDRB-ADHK Kabupaten Kaur Tahun 2008-2013

    Tahun PDRB-ADHB

    (Rp Juta) Pertumbuhan

    PDRB-ADHB (%) PDRB-ADHK

    (Rp Juta) Pertumbuhan

    PDRB-ADHK (%)

    2008 447.204 13,28 225.805 5,42

    2009 483.455 8,11 235.447 4,27

    2010 528.128 9,24 245.315 4,19

    2011 579.364 9,70 257.187 5,40

    2012 650.390 12,26 271.423 5,55

    2013 737.491 13,39 289.244 5,98

    Sumber : BPS Kabupaten Kaur

  • Tabel LPE-ADHB dan LPE-ADHK Kabupaten Kaur 2008-2013

    Sumber : BPS Kabupaten Kaur

    Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kaur 2008-2013

    Tabel. Perkembangan PDRB Nominal Perkapita dan PDRB Riil Perkapita kabupaten Kaur,2008-2013

    Tahun PDRB Nominal perkapita (Rp) PDRB Riil Perkapita (Rp)

    2008 4.273.947,25 2.158.028,29

    2009 4.549.910,69 2.215.851,06

    2010 4.894.647,68 2.273.565,46

    2011 5.287.663,76 2.347.256,80

    2012 5.863.546,76 2.446.989,66

    2013 6.632.596,95 2.562.084,79

    Sumber : BPS Kabupaten Kaur

    Sarana dan Prasarana Pemerintahan

    Sebagai kabupaten pemekaran, kabupaten Kaur di awal masa berdirinya sebagai kabupaten yang mandiri belum

    memiliki gedung-gedung pemerintahan yang layak. Bangunan pemerintahan yang tersedia pada

    masa itu umumnya menyewa rumah-rumah penduduk. Dengan berjalannya waktu, berkat kerja

    keras dan komitmen kuat dari semua lapisan masyarakat, kantor-kantor pemerintahan telah dibangun sehingga

    pelayanan yang diberikan kepada masyarakat bisa lebih baik.

    Infrastruktur

    Untuk menunjang keberlangsungan pembangunan di suatu daerah, infrastruktur penghubung antar daerah adalah hal

    yang mutlak untuk diprioritaskan. Perbedaan sumberdaya yang ada di suatu daerah dengan daerah lain mendorong

    masyarakat untuk melakukan mobilitas sehingga dapat memenuhi kebutuhannya. Proses mobilitas ini tidak hanya

    sebatas oleh manusia saja, tetapi juga barang dan jasa. Dengan demikian nantinya interaksi antar daerah akan lebih

    Tahun LPE-ADHB

    (%) LPE-ADHK

    (%)

    2008 13,28 5,42

    2009 8,11 4,27

    2010 9,24 4,19

    2011 9,70 5,40

    2012 12,26 5,55

    2013 13,39 5,98

  • mudah dan dapat mengurangi tingkat kesenjangan antar daerah. Jalan dan jembatan memegang peranan penting bagi

    pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, dan komunikasi. Pembangunan infrastruktur yang dapat dikatakan cukup

    optimal telah dilakukan. Jembatan-jembatan telah didirikan disertai pengaspalan jalan-jalan penghubung antar

    daerah. Meski belum 100% terlaksana, pembangunan infrastruktur sudah mampu memberikan kemudahan

    transportasi bagi masyarakat, baik antar desa maupun jalan jembatan menuju sentra-sentra pertanian.

    Untuk mencapai kedaulatan pangan di Kabupaten Kaur telah dibangun infrastruktur pertanian Bendungan Cawang

    Kidau yang dapat mengairi sawah sekitar 2.000 ha di kecamatan Padang Guci Hulu. Mulai tahun 2015 ini, sawah

    berpengairan teknis sudah dapat ditanami padi dengan produktivitas tinggi termasuk penanaman umbi-umbian. Pada

    sungai yang sama sedang dibangun pula Pusat Listrik Tenaga Hidro Mikro (PLTMH) dan air bersih.

    Dalam konteks menjawab tuntutan pertumbuhan investasi, Pemerintah Kabupaten Kaur terus melakukan upaya--

    upaya penyediaan dan pengembangan infrastruktur disegala bidang. Infrastruktur juga berperan sebagai pendukung

    kelancaran kegiatan sektor pembangunan lainnya antara lain sektor pertanian, industri, kelautan dan perikanan.

    Perwujudan pembangunan infrastruktur tersebut terlihat melalui pembangunan / rehabilitasi jalan dan jembatan,

    dimana sampai pada tahun 2013 telah terbangun sepanjang 663,66 km jalan baik yang bertipe aspal hotmik, lapen,

    semen maupun timbunan tanah dengan kondisi 515,66 Km (baik), 103 km (sedang) dan 45km (rusak). Di sektor

    perhubungan untuk membuka dan memperlancar akses transportasi Pemerintah Kabupaten Kaur sejak awal telah

    melakukan kebijakan pembangunan pelabuhan Linau, pelabuhan ini untuk membuka akses wilayah Kabupaten Kaur ke

    daerah luar.

    Selanjutnya untuk meningkatkan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat Pemerintah Kabupaten Kaur juga terus

    berupaya menyediakan fasilitasfasilitas umum yang layak. Selain kemajuan-kemajuan pembangunan sebagaimana

    yang telah dikemukakan tadi, Kabupaten Kaur juga telah menerima beberapa penghargaan dari pemerintah pusat

    yang berkaitan dengan kinerja pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan.

    Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, perlu disikapi terhadap hasil-hasil pembangunan ini secara wajar dan

    proporsional. Masih banyak tantangan dan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Kesemua keberhasilan tersebut

    tidak semata-mata hasil kinerja dari aparatur pemerintah saja, keberhasilan tersebut merupakan hasil upaya kita

    bersama-sama, antara pemerintah daerah, DPRD, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah dan seluruh stakeholder lapisan

    masyarakat Kabupaten Kaur. Dan untuk mencapai cita-cita Kabupaten Kaur Kaur Mandiri dan Sejahtera masih

    dibutuhkan kerja keras dari seluruh elemen baik pemerintah dan masyarakat.