Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

24
LAB. KULTUR JARINGAN 2013 LABORATORIUM KULTUR JARINGAN : Pusat Edukasi Masyarakat KABUPATEN KAUR I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu sentral yang melatar-belakangi rencana Pembangunan Kabupaten Kaur yang tersusun dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kaur Tahun 2011-2016 adalah kualitas sumberdaya manusia yang rendah, kemiskinan, dan ketertinggalan. Isu sentral tersebut merupakan resultan dari berbagai akar permasalahan yang bermula dari rendahnya kualitas sumberdaya manusia. Juga, letak geografi yang kurang menguntungkan yang tidak didukung oleh sarana dan prasarana transportasi yang memadai serta sistem perekonomian yang tidak berpihak kepada rakyat kecil. Ragam pembatas pembangunan di atas mengakibatkan rendahnya produktivitas manusia pada wilayah ini. Diantar oleh latar belakang tersebut maka tersusunlah Visi Pembangunan Kabupaten Kaur Tahun 2011 – 2016 adalah sebagai berikut : “ KABUPATEN KAUR MAJU DAN SEJAHTERA BERBASISKAN KEUNGGULAN SUMBERDAYA MANUSIA DAN EKONOMI LOKAL ” 1 Pemerintah Kabupaten Kaur

description

Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

Transcript of Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

Page 1: Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

LAB. KULTUR JARINGAN 2013

LABORATORIUM KULTUR JARINGAN :Pusat Edukasi Masyarakat

KABUPATEN KAUR

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Isu sentral yang melatar-belakangi rencana Pembangunan Kabupaten Kaur yang

tersusun dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Kaur Tahun 2011-2016 adalah kualitas sumberdaya manusia yang

rendah, kemiskinan, dan ketertinggalan. Isu sentral tersebut merupakan resultan dari

berbagai akar permasalahan yang bermula dari rendahnya kualitas sumberdaya

manusia. Juga, letak geografi yang kurang menguntungkan yang tidak didukung oleh

sarana dan prasarana transportasi yang memadai serta sistem perekonomian yang tidak

berpihak kepada rakyat kecil. Ragam pembatas pembangunan di atas mengakibatkan

rendahnya produktivitas manusia pada wilayah ini.

Diantar oleh latar belakang tersebut maka tersusunlah Visi Pembangunan Kabupaten

Kaur Tahun 2011 – 2016 adalah sebagai berikut :

“ KABUPATEN KAUR MAJU DAN SEJAHTERA BERBASISKAN KEUNGGULAN

SUMBERDAYA MANUSIA DAN EKONOMI LOKAL ”

Kabupaten Kaur Maju ditunjukkan oleh kondisi masyarakat yang terpenuhi kebutuhan

prasarana dasar, seperti prasarana pendidikan, kesehatan, transportasi, ekonomi, energi

dan air bersih.

Kabupaten Kaur sejahtera, merupakan kondisi masyarakat yang makmur, aman dan

sentosa, serta terlepas dari segala macam kesukaran. Kondisi tersebut ditandai oleh

terpenuhinya kebutuhan masyarakat di bidang sandang, pangan, perumahan, dan

rekreasi.

Dalam konteks keterpaduan pembangunan provinsi dan nasional, visi pembangunan

Kabupaten Kaur Tahun 2011-2016 merupakan wujud komitmen seluruh masyarakat

1Pemerintah Kabupaten Kaur

Page 2: Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

LAB. KULTUR JARINGAN 2013

Kabupaten Kaur untuk mendukung pencapaian visi pembangunan Propinsi Bengkulu

dan visi pembangunan Nasional.

Dalam mewujudkan Visi pembangunan Kabupaten Kaur tersebut, maka disusun Misi

Pertama Pembangunan sebagai berikut :

‘Mewujudkan Pemerataan, Kualitas dan Relevansi Pelayanan Pendidikan’

Dan, untuk mencapai Misi Pertama Pembangunan Kabupaten Kaur, juga disusun

Sasaran Pembangunan Kabupaten Kaur sebagai berikut :

Meningkatnya Akses dan Mutu Pelayanan Pendidikan Bagi Masyarakat

Berkembangnya Pendidikan Yang Membentuk SDM Handal dan Berdaya

Saing

Namun, memperhatikan Gambaran Umum Kondisi Daerah, untuk menjalankan visi, misi,

tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam Pembangunan Kabupaten Kaur,

dihadapkan pada permasalahan-permasalahan pendidikan, antara lain :

Kurangnya fasilitas prasarana pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kondisi

dan potensi daerah;

Rendahnya kualitas rill pendidikan daerah;

Materi dan metode pembelajaran yang kurang aplikatif dalam rangka membentuk

kecakapan ketrampilan (skill).

Untuk menghapus ketertinggalan di bidang pendidikan tersebut diperlukan percepatan

pembangunan pada semua sektor. Percepatan pembangunan ini hanya mungkin

dilakukan apabila diadakan perubahan-perubahan menuju pemerintahan yang baik dan

bersih (good and clean government) di pihak pemerintah daerah, perbaikan kualitas

sumber daya manusia (SDM) secara menyeluruh, dan penyediaan fasilitas sarana dan

prasarana pendidikan dan pengajaran yang disesuaikan dengan kondisi dan potensi

daerah serta keterbelakangan pembangunan wilayah Kabupaten Kaur.

Untuk itu diperlukan pembangunan LABORATORIUM KULTUR JARINGAN DAN

AKLIMATISASI TANAMAN untuk merevolusi kualitas sumberdaya manusia secara

menyeluruh melalui penyediaan fasilitas penunjang dan prasarana pendidikan dan

pengajaran yang disesuaikan dengan potensi daerah sehingga dapat menghapus

kemiskinan dan keterbelakangan pembangunan tanpa menguras sumber daya lahan dan

hutan Kabupaten Kaur.

2Pemerintah Kabupaten Kaur

Page 3: Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

LAB. KULTUR JARINGAN 2013

B. Tujuan

Pembangunan Laboratorium Kultur Jaringan dan Aklimatisasi Tanaman Dinas Pertanian

Kabupaten Kaur merupakan kekuatan agresif bagi kepentingan pembangunan secara

menyeluruh di Kabupaten Kaur.

Laboratorium Kultur Jaringan yang akan dibangun di Kabupaten Kaur bertujuan untuk :

- Membentuk generasi inovatif,

- Meretas mutu sumberdaya manusia yang rendah,

- Meretas disparitas pendidikan antar wilayah,

- Meningkatkan produktivitas dan potensi sumberdaya alam lokal; lahan kehutanan,

lahan pertanian, biodiversitas lokal

- Menuntaskan belenggu kemiskinan karena pengelolaan potensi sumberdaya

manusia dan sumberdaya alam yang tidak bijak.

- Melestarian sumberdaya hutan sesuai dengan peruntukannya.

C. Sasaran

Laboratorium Kultur Jaringan Dinas Pertanian Kabupaten Kaur ini merupakan pusat

belajar dan pengembangan pembibitan tanaman untuk masyarakat sasaran, yaitu:

- Siswa-siswi pada Sekolah Layanan Khusus

- Siswa-siswi pada Sekolah Berasrama.

- Siswa-siswi pada Madrasah Aliyah Negeri Kejuruan (dalam perencanaan)

- Mahasiswa pada Akademi Komunitas Negeri PUSAKA KAUR

- Pemuda-pemudi yang dibina pada Youth Center

- Kelompok Tani Binaan Badan Penyuluhan Pertanian

- Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (HKm) binaan Dinas Kehutanan, dan

- Masyarakat umum lainnya.

D.

3Pemerintah Kabupaten Kaur

Page 4: Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

LAB. KULTUR JARINGAN 2013

II. DESKRIPSI SINGKAT

KEADAAN UMUM DAERAH

A. Kondisi Geografis dan Demografis

Kabupaten Kaur dengan ibukota Bintuhan terletak antara 103°4’8,76” - 103°46’50,12”

Bujur Timur dan 04°15’8,21” - 04°55’27,77” Lintang Selatan. Kabupaten ini merupakan

wilayah paling selatan Propinsi Bengkulu dan berbatas langsung dengan Propinsi

Lampung dan Propinsi Sumatera Selatan.

Berdasarkan Undang-undang No 3 Tahun 2003, secara administrasi Kabupaten Kaur

berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kecamatan Kedurang, Kabupaten Bengkulu Selatan,

dan Kabupaten Lahat Propinsi Sumatera Selatan

Sebelah Selatan: Kabupaten Lampung Barat,Propinsi Lampung

Sebelah Barat : Samudera Hindia

Sebelah Timur : Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan,

Propinsi Sumatera Selatan

Orientasi dari Kabupaten Kaur terhadap pulau sumatera dan Provinsi Bengkulu dapat

dilihat dalam gambar 2.1.

Berdasarkan Undang-undang No 3 Tahun 2003 dan Surat Mendagri No. 136/205/PUM

Tanggal 12 September 2005 luas wilayah Kabupaten Kaur adalah 255.600 Ha yang

terdiri dari 143.568,2 Ha kawasan Non Budidaya dan 112.031,8 Ha kawasan Budidaya.

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 64 – 69 tahun 2005 wilayah administrasi Kabupaten

Kaur terdiri dari 15 kecamatan, 152 desa dan 3 kelurahan.

Luas Kabupaten Kaur sebesar 2.556 km2 yang dihuni oleh penduduk sebesar 107.627

jiwa, sehingga kepadatan penduduk Kabupaten Kaur hanya 42 jiwa/km2. Luas wilayah,

jumlah penduduk dan kepadatan penduduk tersaji pada Tabel 2.2. Dengan luas dan

jumlah penduduk seperti itu, maka daya dukung wilayah untuk pengembangan

perekonomian berbasis sumberdaya lahan masih sangat potensial.

4Pemerintah Kabupaten Kaur

Page 5: Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

LAB. KULTUR JARINGAN 2013

Gambar 2.1. Orientasi Kabupaten Kaur di Provinsi Bengkulu dan Pulau Sumatera

Tabel 2.1

Kepadatan Penduduk Kabupaten Kaur menurut Kecamatan

KecamatanLuas (km2)

Penduduk (jiwa)

Kepadatan (jiwa/km2)

Kaur Selatan 98,64 13.972 142Kaur Utara 61,15 6.414 105Kinal 192,22 4.271 23Luas 128,49 4.821 38Maje 382,01 11.775 31Muara Sahung 292,17 5.556 20Tetap 98,97 5.851 60Nasal 599,37 15.179 26Padang Guci Hilir 131,92 3.581 28Padang Guci Hulu 350,97 6.628 19Kaur Tengah 25,80 4.368 170Kelam Tengah 40,64 6.071 150Lungkang Kule 28,85 3.225 112Semidang Gumay 45,06 5.400 120Tanjung Kemuning 79,75 10.509 132

Kabupaten Kaur 2.556 107.627 42Sumber: Hasil Sementara SP 2010 BPS Kabupaten Kaur

B. Gambaran Perkonomian Daerah

Berdasarkan Struktur perekonomian Kabupaten Kaur Sektor pertanian mempunyai

peranan yang sangat dominan dalam perekonomian Kabupaten Kaur hingga tahun 2009.

5Pemerintah Kabupaten Kaur

Page 6: Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

LAB. KULTUR JARINGAN 2013

Sektor ini memberikan sumbangan sebesar 47% dari PDRB atas harga berlaku tahun

2009, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restaurant (18,8%), sektor lainnya

(10,14%), sektor pengangkutan dan komunikasi (9,70%).

Gambar 2.2. Distribusi PDRB Kabupaten Kaur menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 (KKDA, 2010)

PDRB atas dasar harga konstan 2000 Kabupaten Kaur pada tahun 2009 mencapai 235,6

milyar rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga harga berlaku telah mencapai 482,3

milyar rupiah.

Pada tahun 2005 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kaur mencapai 5,71 persen,

tahun 2006 tumbuh sebesar 4,69 persen dan pada tahun 2007 laju pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Kaur sebesar 4,65 persen. Sedangkan untuk tahun 2008, laju

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kaur meningkat menjadi 5,45 persen. Laju

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kaur tahun 2009 sebesar 4,30 persen, menurun bila

dibandingkan tahun sebelumnya, dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan mencapai

235,6 milyar rupiah

6Pemerintah Kabupaten Kaur

Page 7: Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

LAB. KULTUR JARINGAN 2013

Tabel. 2.2

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kaur Atas Dasar Harga Konstan 2000Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2009 (Juta Rupiah)

Sumber : KKDA, 2010

Pada tahun 2009 nilai nominal pendapatan regional perkapita (pendapatan perkapita)

pertahun penduduk Kabupaten Kaur diperkirakan sebesar Rp. 3.800.661,00 atau

meningkat sebesar 5,88 persen jika dibandingkan dengan tahun 2008 yang hanya

sebesar Rp. 3.589.690,00. Sedangkan nilai riil pendapatan perkapita pertahun penduduk

Kabupaten Kaur pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 1.848.338,00 atau meningkat

sebesar 2,03 persen jika dibandingkan dengan tahun 2008 yang hanya sebesar Rp.

1.811.545,00. Hal tersebut dapat ditunjukan pada gambar berikut:

Gambar 2.3 Pendapatan Perkapita Kabupaten Kaur 2005 – 2009

(PDRB Kab. Kaur 2009, 2010)

7Pemerintah Kabupaten Kaur

Page 8: Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

LAB. KULTUR JARINGAN 2013

C. Lahan Repung Kabupaten Kaur

Dalam rangka mengantisipasi rawan pangan di Indonesia, BAPPENAS telah menyusun

Rencana Pembangunan Nasional yang terkait dengan ketahanan pangan. Salah satu

yang menjadi kekhawatiran penyebab terjadinya kerawanan pangan adalah perubahan

iklim global yang bisa melanda Indonesia. Rencana pengembangan tanaman pangan

nasional dikelompokkan berdasarkan lokasi, yakni:

1. Model pertanian organik, dimana Provinsi Bengkulu termasuk Kabupaten Kaur

diarahkan untuk pengembangan tanaman umbi-umbian (root crops), bersama-

sama dengan Provinsi Jawa Tengah, DIY, NTT dan Kalimantan Selatan.

2. Daerah-daerah tetangga Provinsi Bengkulu seperti Lampung, Sumatera Selatan

dan Sumatera Barat diarahkan untuk pengembangan tanaman penghasil

karbohidrat selain umbi-umbian sehingga Kabupaten Kaur dapat berperan

sebagai pendukung bagi daerah-daerah tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka Kabupaten Kaur dapat mengembangkan semua jenis

tanaman pangan penghasil karbohidrat, baik dalam kapasitasnya sebagai daerah sentra

(seperti umbi-umbian) maupun sebagai pendukung daerah sentra untuk tanaman non-

umbi-umbian. Pengembangan umbi-umbian di Kabupaten Kaur ini juga tetap mengacu

pada roadmap pengembangan umbi-umbian Kementerian Pertanian RI seperti yang

tersaji pada Gambar 2.4.

Antisipasi kerawanan pangan di kawasan Sumatera Bagian Selatan harus dilakukan

karena beberapa hal berikut:

1. Perubahan iklim secara global dapat menyebabkan gagal panen di daerah-

daerah tertentu sehingga dibutuhkan sumber pangan alternatif (non-beras) yang

dapat bertahan tumbuh pada kondisi iklim yang kurang baik.

2. Dari aspek pertahanan dan keamanan, kondisi darurat membutuhkan logistik

yang memadai bagi prajurit dalam mempertahankan wilayah negara Republik

Indonesia, terutama di kawasan regional Sumatera Bagian Selatan.

3. Kerawanan pangan dapat pula terjadi akibat bencana yang menimpa masyarakat

seperti banjir, gempa dan tsunami. Dalam hal ini, lokasi pembangunan LAREKA,

LARECA, LARESA sebagai lumbung pangan dan logistik on-farm dapat

dimanfaatkan sebagai lokasi evakuasi yang memiliki suplai bahan pangan yang

cukup sehingga tidak harus bergantung pada bantuan dari luar.

8Pemerintah Kabupaten Kaur

Page 9: Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

2007-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2025

Kemandirian Lokal

Pasar

Produk

Aneka Produk Pangan Berbasis Ubi-ubian

Produk Aneka Ubi-ubian

Intensifikasi

Ekstensifikasi

Reklamasi/Optimalisasi Lahan Marjinal

Pemetaan Potensi / Kesesuaian Lahan Marjinal

R & D

Kelembagaan (Petani, Teknologi, Agribisnis, Modal)Support

Teknologi Produksi Ubi-ubian

Infrastruktur Pendukung

Teknologi

Gambar 2.4. Roadmap Pengembangan Ubi-ubian

Regional/ Nasional

Nasional/Ekspor

Industri / Biofuel

Pakan Ternak

Teknologi Pascapanen Ubi-ubian

Pencapaian

Identifikasi/Domestikasi/Introduksi Potensi Ubi-ubian

LAB. KULTUR JARINGAN 2013

9Pemerintah Kabupaten Kaur

Page 10: Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

LAB. KULTUR JARINGAN 2013

Masyarakat Kabupaten Kaur sudah memiliki budaya penyediaan pangan umbi-umbian

dan buah-buahan di tanah marga, yang disebut “REPUNG”. Sekarang REPUNG di

Kabupaten Kaur sudah hilang karena sudah beralihfungsi menjadi lahan perkebunan.

Dengan kondisi di Kabupaten Kaur dan sekitarnya yang rawan terhadap kelangkaan

pangan seperti diuraikan di atas maka budaya REPUNG yang ada di Kabupaten Kaur

perlu dikembangkan kembali. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Kaur merancang

program LAHAN REPUNG (repung=cadangan) sebagai berikut :

Tingkat Kabupaten : LAREKA = Lahan Repung Kabupaten seluas 20 Ha,

Tingkat Kecamatan : LARECA = Lahan Repung Kecamatan seluas 5 Ha di

15 kecamatan

Tingkat Desa : LARESA = Lahan Repung Desa di 196 Desa/Kelurahan

Tingkat Keluarga : LAREGA = Lahan Repung Keluarga.

Pengembangan LAHAN REPUNG sebagai lumbung pangan dan logistik on-farm, adalah

kegiatan pencadangan pangan dan logistik di daerah yang berpotensi mengalami rawan

pangan dengan mengembangkan cadangan pangan dalam bentuk tanaman budidaya di

lapangan (on-farm), untuk antisipasi masa rawan pangan, secara terus menerus.

Apabila tidak terjadi kerawanan pangandalam kurun waktu tertentu, atau ketika produk

segar yang dihasilkan melebihi kebutuhan suplai pangan ke konsumen, maka produk

segar tersebut dapat dipasarkan untuk keperluan bahan baku industri pengolahan.

Tujuan dari program LAHAN REPUNG sebagai lumbung pangan On-Farm Kabupaten

Kaur adalah:

mencadangkan pangan hidup on-farm untuk mengantisipasi kekurangan pangan

(paceklik) pada skala regionalSumatera Bagian Selatan,

menyediakan kawasan evakuasi bencana yang mandiri pangan,

menyediakan pusat logistik on-farm daerah untuk menunjang kebutuhan

pertahanan dan keamanan, dan

menyediakan bahan baku untuk industri pangan olahan.

Luaran program LAHAN REPUNG adalah:

terbangunnya lumbung pangan hidup (on-farm),

terbangunnya tempat evakuasi bencana yang mandiri pangan,

terbangunnya pusat logistik daerah untuk keperluan pertahanan dan keamanan,

tersedianya bahan baku untuk industri olahan pangan.

10Pemerintah Kabupaten Kaur

Page 11: Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

LAB. KULTUR JARINGAN 2013

Produk-produk pangan yang akan dihasilkan melalui program Lumbung Pangan dan

Logistik On-Farm di Kabupaten Kaur terdiri dari tiga kelompok pangan, sebagaimana

diilustrasikan pada Gambar 3:

1. Kelompok produk pangan on-farm

2. Kelompok produk pangan segar

3. Kelompok produk pangan olahan

Diversifikasi komoditi dan sistem penyediaan pangan sebagaimana diilustrasikan pada

Gambar 2 dimaksudkan agar LAHAN REPUNG Lumbung Pangan dan Logistik yang

dibangun mampu menyediakan bahan pangan dalam berbagai kondisi.

Pangan on-farm Pangan segar Pangan olahan Registrasi kebun Sertifikasi lahan

Konsumsi langsung Bahan baku industri

Makanan pokok Makanan ringan

Gambar 2.5. Model pengembangan lumbung pangan dan logistik on-farm di Kabupaten Kaur (atas: gadung; bawah: uwi; bawah: sukun)

11Pemerintah Kabupaten Kaur

Page 12: Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

LAB. KULTUR JARINGAN 2013

D. Potensi Hortikultura di Kabupaten Kaur

Subsektor pertanian tanaman

pangan dan subsektor perkebunan

adalah penyumbang terbesar dari

sektor pertanian terhadap laju roda

perekonomian Kabupaten Kaur. Dari

subsektor pertanian tanaman

pangan, sub-subsektor tanaman

hortikultura belum banyak

mendapat perhatian

pengembangannya walaupun cukup memberikan kontribusi terhadap ekonomi

masyarakat Kaur. Secara geografis dan agroekologi, Kabupaten Kaur

mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif untuk pengembangan

agrokultur dan agribisnis tanaman hortikultura. Terletak di wilayah mulai

dataran pantai sampai dataran tinggi, pemilihan komoditas untuk

pengembangan tanaman hortikultura dapat sangat beragaram mulai tanaman

hortikultura yang dapat beradaptasi di dataran rendah sampai komoditas

hortikultura spesifik dataran tinggi.

Potensi agroekologi Kabupaten Kaur yang sangat tinggi untuk pengembangan tanaman

hortikultura ditunjukkan dengan keragaman yang tinggi dari komoditi sayur-sayuran,

buah-buahan, dan bahkan berpotensi juga untuk pengembangan hortikultura biofarmaka.

Keragaman yang tinggi jenis hortikultura ini memberikan peluang yang besar bagi

pengembangan ekonomi masyarakat karena dengan keragaman komoditi ini akan

memberikan daya lenting yang tinggi terhadap perekonomian masyarakat tani

hortikultura di Kabupaten Kaur. Pengembangan investasi hortikultura harus didasarkan

pada potensi agroekologi dan

penerimaan petani terhadap suatu

komoditas.

Potensi luas tanam dan produksi

tanaman hortikultura sayur-sayuran,

buah-buahan dan biofarmaka rimpang

di Kabupaten Kaur seperti berikut ini.

12Pemerintah Kabupaten Kaur

Page 13: Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

LAB. KULTUR JARINGAN 2013

1. Hortikultura Sayur-Sayuran

Tanaman hortikultura sayuran dataran sedang yang

dikembangkan di Kabupaten Kaur adalah ketimun,

tomat, kacang panjang, kacang merah, sawi/petsai.

Sayuran dataran rendah adalah cabe. Sementara,

sayuran dataran rendah yang cukup tinggi produksinya

adalah kangkung dan bayam.

Catatan inovasi budidaya cabedi Provinsi Bengkulu

sebagai referensi antara lain :

Pengguna Benih unggul : 30% petani.

Jenis benih unggul : Lado, Taro, Rodeo, Balado.

Jumlah kebutuhan benih : 50 g Ha-1

Pengguna Benih lokal/turunan : 70% petani

Jumlah kebutuhan benih : 79 g Ha-1

Jarak tanam : 40 x 60 cm sampai 50 x 90 cm.

Pupuk : Urea 190 kg Ha-1, 200 kg Ha-1 setara SP-36,

156 kg KCl Ha-1, 124 kg NPK Ha-1,

675 kg pupuk kandang.

Produksi rata-rata : 7.5 ton Ha-1 (1.9 – 21.4 ton Ha-1).

Petani yang menggunakan bibit unggul hanya sekitar 30%, sehingga

keragaman penerapan GAP ini akan mempengaruhi produksi. Juga, besarnya

kisaran produksi per satuan hektar pada penanaman cabe di Bengkulu

menunjukkan bahwa petani secara merata petani belum menerapkan usaha

budidaya cabe sesuai dengan Good Agricultural Practices (GAP) dan Standar

Operational Procedure (SOP). Baik penggunaan bibit unggul, standar

pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman.

2. Hortikultura Buah-Buahan

Produksi buah-buahan dari Propinsi Bengkulu selama ini masih berasal dari tanaman

buah-buahan yang ditanam di pekarangan dan di kebun rakyat. Relatif masih sedikit

pengembangan tanaman hortikultura buah-buahan yang dilakukan secara intensif,

13Pemerintah Kabupaten Kaur

Page 14: Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

LAB. KULTUR JARINGAN 2013

walaupun potensi untuk mengembangkan buah-buahan eksotis Kabupaten Kaur sangat

potensial.

Beberapa jenis buah-buahan eksotis Kabupaten Kaur yang layak untuk dikembangkan

karena produk unggulan buah-buahan lokal yaitu durian, sawo, dan mangga Bengkulu,

Buah-buahan eksotis yang cukup tinggi populasinya di Kabupaten Kaur yaitu sawo.

Pohon sawo umumnya diusahakan masyarakat hanya sebagai tanaman pekarangan,

sementara buah-buahan introdusir dari daerah lain yang telah dikembangkan dan

diusahakan relatif intensif yaitu salak. Karena pengusahaan tanaman buah-buahan

belum dilakukan secara intesif, produksi buah-buahan dari daerah ini sangat berfluktuasi

dari musim panen ke musim panen buah berikutnya.

Pisang juga adalah buah-buahan yang sangat layak untuk dikembangkan di

Kabupaten Kaur. Beragam jenis pisang dapat dikembangkan, baik pisang

untuk dikonsumsi segar maupun pisang untuk industri olahan. Produksi pisang

dari Kabupaten Kaur selama ini tidak hanya untuk konsumsi lokal, tetapi juga

dipasarkan di wilayah lain. Produksi pisang dari Kabupaten Kaur dipasarkan

ke arah Lampung.

3. Hortikultura Biofarmaka

Kabupaten Kaur juga terkenal sebagai

wilayah penghasil tanaman hortikultura

biofarmaka seperti jahe, temulawak, laos,

kencur. Wilayah penghasil jahe gajah di

Kabupaten Kaur yang terkenal yaitu

daerah Kecamatan Muara Sahung. Pada

tahun 2000 dikarenakan serangan epidemi

layu bakteri oleh Pseudomonas

solanacearum, sehingga melemahkan kemauan petani untuk mengembangkan jahe.

Jahe yang diproduksi oleh petani Kaur dijual dalam bentuk segar. Industri

rumah tangga yang telah mengembangkan produk jahe olahan dalam bentuk

jahe instan dan bubuk kopi-jahe sudah dimulai walaupun kontinuitas

produksinya masih sangat terbatas karena terbatasnya informasi dan akses

pasar.

Jahe, temulawak, kencur dan kunyit mempunyai potensi yang sangat besar

untuk digunakan dalam hampir semua produk obat tradisional/jamu karena

14Pemerintah Kabupaten Kaur

Page 15: Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

LAB. KULTUR JARINGAN 2013

paling banyak diklaim sebagai penyembuh berbagai penyakit yang menjadi

trend di dalam masyarakat modern (degeneratif, penurunan immunitas,

penurunan vitalitas). Trend masyarakat konsumen dunia yang menuntut

pangan dan produk kesehatan yang aman dengan slogan ”back to nature”,

biofarmaka rimpang-rimpangan (Zingiberaceae) memiliki prospek yang besar

ke masa depan karena klaim khasiat yang dimiliki, jumlah serapan oleh

industri obat tradisional dan jumlah serta tenaga yang terlibat pada agribisnis

biofarmaka ini.

15Pemerintah Kabupaten Kaur

Page 16: Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

LAB. KULTUR JARINGAN 2013

III. RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

NO DISKRIPSI PEKERJAAN JUMLAH BIAYA

I PEKERJAAN KONSTRUKSI Rp 1,096,725,719.93

  1 Persiapan     Rp 55,525,000.00

  2 Rooting Green House 13m x 20m dan 13m x 5m Rp 267,237,406.73

  3 Shaded Area, 30m x 20m, 2 unit   Rp 240,183,360.52

  4 Open Area Ukuran 36 x 30 m, 3 unit   Rp 189,101,210.67

    Open Area Ukuran 12 x 30 m, 1 unit    

  5 Control Panel Room 4 X 4 m   Rp 33,670,214.76

  6 Bangunan Laboratorium dan Pendukung 10mx12m Rp 205,283,735.98

  7 Reservoar, 6m x 5m x 2m   Rp 22,668,934.66

  8 Jalan Lingkungan, Parkir, Parit, dan pagar kawat Rp 83,055,856.60

II PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA    Rp 384,210,802.32

IIIPEKERJAAN PENGADAAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

  Rp 472,925,000.00

  JUMLAH BIAYA I + II + III Rp 1,953,861,522.25

  TOTAL Rp 1,953,861,522.25

   DIBULATKAN Rp 1,953,861,500.00

 Terbilang : Satu Milyar Sembilan Ratus Lima Puluh Tiga Juta Delapan Ratus Enam Puluh Satu Ribu Lima Ratus Rupiah

 

16Pemerintah Kabupaten Kaur

Page 17: Proposal Lab Kultur Jaringan Kabupaten Kaur

LAB. KULTUR JARINGAN 2013

IV. PENUTUP

Pendapatan per kapita masyarakat Kabupaten Kaur yang tercermin pada PDRB Kabupaten

Kaur belum mencapai Rp. 4 juta merupakan potret keterbelakangan dan kemiskinan akibat dari

pembangunan nasional yang tidak berkeadilan selama ini. Besaran Nilai PDRB ini tergambar

hanya setengah (1/2) dari pendapatan perkapita Provinsi Bengkulu, Rp.8 juta, dan hanya

seperempat (1/3) dari pendapatan perkapita nasional, Rp. 12 juta.

Rendahnya pendapatan masyarakat tersebut bersumbu pada rendahnya sumberdaya manusia

dan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan dan fasilitas pendidikan dan pengajaran slama

inil

Pembangunan Sarana dan prasarana pendidikan, khususnya pembangunan Laboratorium Kultur

Jaringan dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia ini merupakan stimulant untuk

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia untuk mengembangkan sumberdaya alam local

yang sangat melimpah. Fasilitasi pendidikan Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman,

pengembangan pengetahuan dengan pendampingan, dan akselerasi informasi melalui edukasi

dan jaringan teknologi informasi akan segera membuka ruang bagi pengembangan sumberdaya

manusia dan perekonomian masyarakat Kabupaten Kaur. Intensifikasi pendampingan akan

memberikan loncatan pengembangan sumberdaya local untuk bermain di kanca nasional

maupun global. Untuk itu, dukungan dan fasilitasi dan semua pihak sangat diharapkan.

Bintuhan, September 2013

17Pemerintah Kabupaten Kaur