referensi karbohidrat

22
http://kim-azil.blogspot.com/2011/11/laporan- praktikum-uji-karbohidrat.html Laporan Praktikum Uji Karbohidrat BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organik biomakromolekul alam yang banyak ditemukan dalam makhluk hidup terutama tanaman. Pada tanaman yang berklorofil,karbohidrat dibentuk melalui reaksi antara karbondioksida dan molekul air dengan bantuan sinar matahari, disebut fotosientesis (Tim Dosen, 2010). nCO 2 + nH 2 O (CH 2 O)n + nO 2 Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi umat manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O 2 ) yang lepas di udara (Almatsier, 2010). Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan dan tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011). Berdasarkan pernyataan di atas bahwa sebagian besar karbohidrat diperoleh dari makanan akan tetapi terkadang kita tidak mengetahui bahwa karbohidrat jenis apa yang kita makan dan bagaimana sifat-sifat serta fungsi dari karbohidrat tersebut. Oleh karena itu dilakukanlah percobaan mengenai karbohidrat ini. I.2 TUJUAN PERCOBAAN I.2.1 TUJUAN UMUM 1.Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan. 2.Mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi

Transcript of referensi karbohidrat

Page 1: referensi karbohidrat

http://kim-azil.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-uji-karbohidrat.html

Laporan Praktikum Uji Karbohidrat

BAB I

PENDAHULUAN

I.1  LATAR BELAKANG

             Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organik biomakromolekul alam

            yang banyak ditemukan dalam makhluk hidup terutama tanaman. Pada tanaman   

yang berklorofil,karbohidrat dibentuk melalui reaksi antara karbondioksida dan

molekul air dengan bantuan sinar matahari, disebut fotosientesis (Tim Dosen, 2010).

nCO2+ nH2O                                   (CH2O)n + nO2  

             Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan

sumber energi utama bagi umat manusia dan hewan yang harganya relatif murah.

Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu

dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara (Almatsier, 2010).

                      Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan

dan tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan

merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Karbohidrat

yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan

dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh

manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan

sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

(Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).

              Berdasarkan pernyataan di atas bahwa sebagian besar karbohidrat diperoleh

dari makanan akan tetapi terkadang kita tidak mengetahui bahwa karbohidrat jenis

apa yang kita makan dan bagaimana sifat-sifat serta fungsi dari karbohidrat

tersebut. Oleh karena itu dilakukanlah percobaan mengenai karbohidrat ini.

I.2 TUJUAN PERCOBAAN

      I.2.1 TUJUAN UMUM

              1.Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan.

              2.Mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi      

                                  karbohidrat.

             3. Mengetahui beberapa sifat kimia karbohidrat.

             4. Mengetahui kadar gula pereduksi dalam suatu bahan.

I.2.2 TUJUAN KHUSUS

1.   Uji Molisch

Page 2: referensi karbohidrat

              Untuk membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif.

2.   Uji Iodium

              Untuk menentukan polisakarida.

3.   Uji Benedict

              Membuktikan adanya gula reduksi.

4.   Uji Barfoed

              Membedakan antara monosakarida dan disakarida.

5.   Uji Seliwanoff

             Membuktikan adanya kentosa.

6.   Uji Osazon

              Membedakan bermacam-macam karbohidrat dari gambar kristalnya.

7.   Uji Asam Musat

             Membedakan antara glukosa dan galaktosa.

8.   Hidrolisis Pati

                        Mengidentifikasi hasil hidrolisis Amilum (pati).

9. Hidrolisis Sukrosa

                        Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa.

I.3 PRINSIP PERCOBAAN

      1. Uji Molisch

      Dilakukan untuk menentukan karbohidrat secara kualitatif. Larutan uji dicampur

dengan pereaksi Molisch kemudian dialirkan H2SO4 dengan hati-hati  melalui dinding

tabung agar tidak bercampur. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya cincin

berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan.

     2. Uji Iodium

     Dilakukan untuk menentukan polisakarida. Larutan uji dicampurkan dengan

larutan iodium. Hasil positif ditandai dengan amilum dengan iodium berwarna biru,

dan dekstrin dengan iodium berwarna merah anggur.

     3. Uji Benedict

Dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji dicampurkan

dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif  ditunjukkan dengan

terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan, merah, atau  kuning tergantung

kadar gula pereduksi yang ada.

     4. Uji Barfoed

Dilakukan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida. Larutan uji

dicampurkan dengan pereaksi Barfoed kemudian dipanaskan. Hasil positif

ditunjukkan dengan monosakarida menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah

bata.

     5. Uji Seliwanoff

Dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa). Larutan uji

dicampurkan dengan pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil positif

ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna merah orange.

    6. Uji Osazon

Page 3: referensi karbohidrat

     Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aladehida atau keton bebas

membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih.

Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Osazon

dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan.

Namun, sukros tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton yang

terikat pada monomernya sudah tidak bebas.  Sebaliknya, osazon monosakarida

tidak larut dalam air mendidih.

7.   Uji Asam Musat

       Dilakukan untuk membedakan antara glukosa dan galaktosa. Larutan uji

dicampurkan dengan HNO3 pekat kemudian dipanaskan. Karbohidrat dengan asam

nitrat pekat akan menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan

galaktosa menghasilkan asam musat yang dapat larut.

8.   Hidrolisis Pati

                Untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum digunakan larutan amilum 1%,

larutan iodium, pereaksi Benedict, larutan HCl 2 N, Larutan NaOH 2%. Amilum

ditambahkan dengan HCl lalu dipanaskan. Dilakukan uji iodium setiap 3 menit

hingga warnanya berubah jadi kuning pucat. Kemudian larutan dihidrolisis lagi

selama 5 menit lalu didinginkan dan dinetralkan dengan NaOH 2%,. Lalu diuji

dengan pereaksi Benedict.

9.   Hidrolisis Sukrosa

                Untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa digunakan larutan sukrosa 1%, pereaksi Benedict, pereaksi Seliwanoff, pereaksi Barfoed, larutan HCl pekat, larutan NaOH 2% sebagai bahannya. larutan sukrosa ditambahkan dengan HCl pekat lalu dipanaskan selama 45 menit. Setelah didinginkan dinetralkan dengan NaOH 2%. Lalu diuji dengan pereaksi Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed. 

I.4 MANFAAT PERCOBAAN1.      Kita bisa membedakan jenis-jenis karbohidrat dengan sifat-sifatnya.

2. Dengan melakukan praktikum ini, diharapkan kita dapat mengetahui tentang

karbohidrat, manfaatnya bagi mahluk hidup, dan sumber-sumber pangan yang

mengandung karbohidrat.

3. Melalui praktikum ini kita mengetahui adanya gula reduksi yamg terkandung dalam

suatu bahan.

4. Melalui praktikum ini kita mengetahui sifat-sifat karbohidrat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

       Karbohidrat merupakan persenyawaan antara karbon, hidrogen, dan oksigen

yang terdapat di alam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris

tersebut, maka senyawa ini pernah diduga sebagai ”hidrat dari karbon”, sehingga

disebut sebagai karbohidrat. Sejak tahun 1880 telah disadari bahwa gagasan ”hidrat

dari karbon” merupakan gagasan yang tidak benar. Hal ini karena ada beberapa

Page 4: referensi karbohidrat

senyawa yang mempunyai rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan

karbohidrat (Tim Dosen, 2010).

       Asam asetat misalnya dapat ditulis (C2(H2O)2 dan formaldehid dengan rumus

CH2O atau HCHO. Dengan demikian suatu senyawa termasuk karbohidrat tidak

hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang paling penting ialah rumus

strukturnya (Tim Dosen, 2010).

       Dari rumus struktur akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat

pada molekul karbohidrat yaitu gugus fungsi karbonil(aldehid dan keton). Gugus-

gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut. Berdasarkan gugus

yang ada pada molekul karbohidrat dapat didefinisikan

sebagai polihidroksialdehida danpolihidroksiketon atau senyawa yang

menghasilkannya pada proses hidrolisis (Tim Dosen, 2010).

       Di negara-negara sedang berkembang kurang lebih 80% energi makanan

berasal dari karbohidrat. Menurut Neraca Bahan Makanan 1990 yang dikeluarkan

oleh Biro Pusat Statistik, di Indonesia energi berasal dari karbohidrat merupakan

72% jumlah energi rata-rata sehari yang dikonsumsi oleh penduduk. Di negara-

negara maju seperti AmerikaSerikat dan Eropa Barat, angka ini lebih rendah, yaitu

rata-rata 50%. Nilai energi karbohidrat adalah 4 kkal per gram (Almatsier, 2010).

       Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu

karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis

karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana; karbohidrat

kompleks mempunyai lebih dari dua unit gula sederhana dalam satu molekul

(Almatsier, 2010).

       Karbohidrat sederhana terdiri atas (Almatsier, 2010) :

1. Monosakarida yang terdiri atas jumlah atom C yang sama dengan molekul air, yaitu

[C6(H2O)6] dan [C5(H2O)5];

2. Disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida di mana untuk tiap 12 atom C

ada 11 molekul air [C12(H2O)11];

3. Gula alkohol merupakan bentuk alkohol dari monosakarida

4. Oligosakarida adalah gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa, dan

fruktosa.

       Monosakrida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi

karbohidrat yang lebih sederhana. Monosakarida ini dapat diklasifikasikan sebagai

triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, atau heptosa, bergantung pada jumlah atom

karbon; dan sebagai aldosa atau ketosa bergantung pada gugus aldehida atau keton

yang dimilki senyawa tersebut (Murray dkk, 2009).

       Gliseraldehid adalah aldosa yang paling sederhana, dan dihidroksiasetan adalah

ketosa yang paling sederhana pula. Aldosa atau ketosa lainnya dapat diturunkan

dari gliseraldehida atau dihidroksiaseton dengan cara menambahkan atom karbon,

masing-masing membawa gugus hidroksil (Tim Dosen, 2010).

       Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-

rantai atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau

cincin ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa

yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam

Page 5: referensi karbohidrat

monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom

karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada

cara penyusunan atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon.

Perbedaan dalam susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat

kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga monosakarida tersebut (Almatsier,

2010).

       Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida. Ada empat jenis

disakarida yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa. Trehalosa

tidak begitu penting dalam ilmu gizi. Kedua monosakarida yang saling mengikat

berupa ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen. Ikatan glikosidik ini biasanya

terjadi antara atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa,

dengan melepaskan satu molekul. Hanya karbohidrat yang unit monosakaridanya

terikat dalam bentuk alfa dapat dicernakan. Disakarida dapat dipecah kembali

menjadi dua molekul monosakarida melalui hidrolisis. Glukosa terdapat pada empat

jenis disakarida; monosakarida lainnya adalah fruktosa dan galaktosa (Almatsier,

2010).

       Gula alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuat secara sintetis. Ada

empat jenis gula alkohol, yaitu sorbitol, manitol, dulsitol, dan inositol. Sorbitol

terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari glukosa.

Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien diabetes,

seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Manitol dan dulsitol adalah alkohol yang

dibuat dari monosakarida manosa dan galaktosa. Secara komersial, manitol

diekstraksi dari sejenis rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan dalam

industri pangan. Sedangkan inositol merupakan alkohol siklis yang menyerupai

glukosa. Inositol terdapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam

serealia. Bentuk esternya dengan asam fitat menghambat absorpsi kalsium dan zat

besi dalam usus halus (Almatsier, 2010).

       Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida.

Sebagian besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia (Murray

dkk, 2009).

       Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas unit-

unit glukosa, fruktosa dan galaktosa. Ketiga jenis oligosakarida ini terdapat di dalam

biji tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan.seperti halnya polisakarida nonpati,

oligosakarida ini di dalam usus besar mengalami fermentasi (Almatsier, 2010).

      

       Untuk karbohidrat kompleks terdiri atas (Almatsier, 2010):

1. Polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida.

2. Serat yang dinamakan juga polisakarida nonpati.

       Polisakarida tersusun dari banyak unit monosakarida yang terikat antara satu

dengan yang lain melalui ikatan glikosida. Hidrolisis total dari polisakarida

menghasilkan monosakarida (Tim Dosen, 2010).

       Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya

spesifik. Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat

Page 6: referensi karbohidrat

digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida (Sirajuddin dan

Najamuddin, 2011).

       Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula

sederhana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercaban. Gula

sederhana ini terutama adalah glukosa. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu

gizi adalah pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida nonpati (Almatsier, 2010).

       Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan

karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat

dalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian. Jumlah unit glukosa dan

susunannya dalam satu jenis pati berbeda satu sama lain bergantung jenis tanaman

asalnya. Rantai glukosa terikat satu sama lain melalui ikatan alfa yang dapat

dipecah dalam proses pencernaan (Almatsier, 2010).

       Dekstrin merupakan produk antara pada pencernaan pati atau dibentuk melalui

hidrolisis parsial pati. Dekstrin merupakan sumber utama karbohidrat dalam

makanan. Cairan glukosa dalam hal ini merupakan campuran dekstrin, maltosa,

glukosa, dan air. Dekstrin maltosa, suatu produk hasil hidrolisis parsial pati,

digunakan sebagai makanan bayi karena tidak mudah mengalami fermentasi dan

mudah dicernakan (Almatsier, 2010).

       Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan

karbohidrat di dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama terdapat di dalam

hati dan otot. Glikogen terdiri atas unit-unit glukosa dalam bentuk rantai lebih

bercabang. Struktur yang lebih bercabang ini membuat glikogen lebih mudah

dipecah. Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di

dalam otot tersebut, sedangkan glikogen dalam hati dapat digunakan sebagai

sumber energi untuk keperluan semua sel tubuh. Kelebihan glukosa melampaui

kemampuan menyimpannya dalam bentuk glikogen akan diubah menjadi lemak dan

disimpan dalam jaringan lemak. Glikogen tidak merupakan sumber karbohidrat yang

penting dalam bahan makanan, karena hanya terdapat di dalam makanan berasal

dari hewani dalam jumlah terbatas (Almatsier, 2010).

       Glikogen mempunyai struktur empiris yang serupa dengan amilum pada

tumbuhan. Pada proses hidrolisis, glikogen menghasilkan pula glukosa karena baik

amilum maupun glikogen, tersusun dari sejumlah satuan glukosa. Glikogen dalam air

akan membentuk koloid dan memberikan warna merah dangan larutan iodium.

Pembentukan glikogen dari glukosa dalam sel tubuh diatur oleh hormon insulin dan

prosesnya disebut glycogenesis. Sebaliknya, proses hidrolisis glikogen menjadi

glukosa disebut glycogenolisis (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011)

       Mengenai penjelasan tentang serat, akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian

karena peranannya dalam mencegah berbagai penyakit. Definisi terakhir yang

diberikan untuk serat makanan adalah polisakarida nonpati yang menyatakan

polisakarida dinding sel. Ada dua golongan serat, yaitu yang tidak dapat larut dan

yang dapat larut dalam air. Serat yang tidak dapat larut dalam air adalah selulosa,

hemiselulosa, dan lignin. Serat yang larut dalam air adalah pektin, gum, mukilase,

glukan dan algal (Almatsier, 2010).

Page 7: referensi karbohidrat

       Selulosa, hemiselulosa, dan lignin merupakan kerangka struktural semua

tumbuh-tumbuhan. Selulosa merupakan bagian utama dinding sel tumbuh-

tumbuhan yang terdiri atas polimer linier panjang hingga 10.000 unit glukosa terikat

dalam bentuk ikatan beta. Polimer karbohidrat dalam bentuk ikatan beta tidak dapat

dicernakan oleh enzim pencernaan manusia (Almatsier, 2010).

       Pektin, gum, dan mukilase terdapat di sekeliling dan di dalam sel tumbuh-

tumbuhan. Ikatan-ikatan ini larut atau mengembang di dalam air sehingga

membentuk gel. Oleh karena itu, di dalam industri pangan digunakan sebagai bahan

pengental, emulsifer,dan stabilizer (Almatsier, 2010).

       Pada umumnya, karbohidrat berupa serbuk putih yang mempunyai sifat sukar

larut dalam pelarut nonpolar, tetapi mudah larut dalam air. Kecuali polisakarida

bersifat tidak larut dalam air. Amilum dengan air dingin akan membentuk suspensi

dan bila dipanaskan akan terbentuk pembesaran berupa pasta dan bila didinginkan

akan membentuk koloid yang kental semacam gel (Sirajuddin dan Najamuddin,

2011).

       Adapun fungsi dari karbohidrat diantaranya (Almatsier, 2010):

1. Sumber energi : fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh.

Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia,

karena banyak didapat alam dan harganya relatif murah. Karbohidrat di dalam tubuh

berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi

segera;sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan

sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi

di dalam jaringan lemak.

2. Pemberi rasa manis pada makanan : karbohidrat memberi rasa manis pada

makanan, khususnya mono dan disakarida. Sejak lahir manusia menyukai rasa

manis. Alat kecapan pada ujung lidah merasakan rasa manis tersebut. Gula tidak

mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula paling manis.

3. Penghemat protein : bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan

digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi

utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan

mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.

4. Pengatur metabolisme lemak : karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak

yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam

asetoasetat,aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat.

5. Membantu pengeluaran feses : karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan

cara peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan

mengatur peristaltik usus,sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap

banyak air dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang

akan dikeluarkan.

       Bila tidak ada karbohidrat, asam amino dan gliserol yang berasal dari lemak

dapat diubah menjadi glukosa untuk keperluan energi otak dan sistem saraf pusat.

Oleh sebab itu, tidak ada ketentuan tentang kebutuhan karbohidrat sehari untuk

manusia. Untuk memelihara kesehatan, WHO (1990) menganjurkan agar 50-65%

Page 8: referensi karbohidrat

konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan paling banyak hanya

10% berasal dari gula sederhana (Almatsier, 2010).

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

III. 1  ALAT DAN BAHAN

1.   Uji Molisch

              Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak        tabung,

dan pipet tetes.

                    Bahan yang digunakan adalah amilum, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa,

galaktosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%,

pereaksi Molisch, dan H2SO4 pekat.

2.   Uji Iodium

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak   tabung, dan

pipet tetes.

Bahan yang digunakan adalah amilum,dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa,

galaktosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%,  dan

larutan iodium.

3.   Uji Benedict

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, alat

pemanas atau penangas air,  penjepit tabung, rak tabung, dan pengatur waktu.      

Bahan yang digunakan adalah amilum, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa,

galaktosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%, dan

pereaksi Benedict.

4.   Uji Barfoed

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, alat

pemanas atau penangas air, pengatur waktu, rak tabung, dan penjepit tabung.

Bahan yang digunakan adalah sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa,

               fruktosa, glukosa dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%, dan pereaksi

Barfoed.

5.   Uji Seliwanoff

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, alat

pemanas atau penangas air, pengatur waktu, rak tabung, penjepit tabung.  

                       Bahan yang digunakan adalah sukrosa, galatosa, fruktosa, glukosa,

dan

               arabinosa dalam larutan 1%, serta pereaksi Seliwanoff.

6.   Uji Osazon

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah mikroskop, alat    pemanas,

tabung reaksi, dan pipet ukur,spatula baja.

Bahan yang digunakan adalah sukrosa, maltosa, galaktosa, glukosa,

fenilhidrazin-hidroklorida dan natrium asetat.

7.   Uji Asam Musat

Page 9: referensi karbohidrat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, alat

pemanas atau penangas air, mikroskop, pengatur waktu, dan penjepit tabung.

Bahan yang digunakan adalah sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, glukosa,

dan HNO3 pekat.

8.   Hidrolisis Pati

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet  tetes,

pemanas air, penjepit tabung, pengatur waktu, dan rak tabung.

Bahan yang digunakan adalah larutan amilum 1%, larutan iodium, pereaksi

Benedict, larutan HCl 2 N, larutan NaOH 2%, dan kertas lakmus.

9.   Hidrolisis Sukrosa

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes, alat

pemanas air, penjepit tabung, pengatur waktu, dan rak tabung.   

Bahan yang digunakan adalah larutan sukrosa 1%, pereaksi Benedict, pereaksi

Seliwanoff, pereaksi Barfoed, larutan HCl pekat, larutan NaOH 2%, dan kertas

lakmus.

III. 2 PROSEDUR PERCOBAAN

1.  Uji Molisch1.   Dua tetes larutan uji, dimasukkan ke dalam tabung reaksi.2.   Kemudian ditambahkan 3 tetes pereaksi molisch. Dan dicampur dengan baik.3.   Tabung reaksi dimiringkan, kemudian dialirkan dengan hati-hati 1 ml H2SO4 pekat  melalui

dinding tabung agar tidak bercampur.2.  Uji Iodium1.   2 ml larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau porselin tetes.2.   Kemudian ditambahkan dua tetes larutan iodium.3.   Kemudian warna spesifik yang tebentuk diamati.3.  Uji Benedict1.   5 tetes larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 15 tetes

pereaksi benedict. Campurlah dengan baik. 2.   Didihkan di atas api kecil selama dua menit atau dimasukkan ke dalam pengagas air

mendidih selama 5 menit.3.   Didinginkan perlahan-lahan.4.   Diperhatikan warna atau endapan yang terbentuk.         4.  Uji Barfoed1.   10 tetes larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan  10 tetes

pereaksi berford. Campurkan dengan baik.2.   Kemudian dipanaskan di atas api kecil sampai mendidih selama satu menit atau dimasukkan

ke dalam penangas air mendidih selama 5 menit.3.   Diperhatikan warna atau endapan yang terbentuk.                                                                                   

5.  Uji Seliwanoff1.   5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi seliwanoff dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Page 10: referensi karbohidrat

2.   Kemudian dididihkan di atas api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air mendidih selama 1 menit.

3.   Hasil positif ditandai terbentuknya larutan berwarna merah orange.6.  Uji Osazon1.   2 ml larutan uji dimasukkan kedalam tabung reaksi.2.   Kemudian ditambahkan seujung spatel fenihidrasin-hidroklorida dan kristal natrium asetat.3.   Lalu dipanaskan  dalam penangas air mendidih selama 20 menit.4.   Kemudian didinginkan perlahan-lahan di bawah air kran.5.   Diperhatikan kristal yang dibentuk kemudian diidentifikasi di bawah

mikroskop.                                                                                                                     7.  Uji Asam Musat1.   10 tetes larutan uji dan 2 tetes HNO3 pekat dimasukkan di dalam tabung reaksi.2.   Selanjutnya dipanaskan  dalam penangas air mendidih sampai volumenya kira-kira tinggal 2-

3 tetes.3.   Lalu didinginkan perlahan-lahan, dan perhatikan terbentuknya kristal-kristal keras seperti

pasir.4.   Selanjutnya diamati di bawah mikroskop.8.  Uji Hidrolisis Pati1.   Amilum dengan volume 5 ml 1% dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan 2,5 ml HCL 2 N.2.   Kemudian dicampurkan dengan baik, lalu dimasukkan ke dalam penangas air mendidih.3.   Setelah 3 menit, diuji dengan iodium dengan mengambil 2 tetes larutan dalam porselin tetes.

Kemudian dicatat perubahan warna yang terjadi.4.   Selanjutnya, dilakukan uji iodium setiap 3menit sampai hasilnya berwarna kuning pucat.5.   Lalu dilanjutkan hidrolisis selama 5 menit lagi.6.   Setelah didinginkan, diambil 2 ml larutan hidrolisis, dan dinetralkan dengan NaOH 2%. Diuji

dengan kertas lakmus.7.   Selanjutnya, diuji dengan benedict (15 tetes benedict dan 5 tetes larutan).8.   Terakhir, hasil eksperimen hidrolisis pati disimpulkan.9.  Uji Hidrolisis Sukrosa1.   Sukrosa dengan volume 5 ml sukrosa 1 % kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 tetes

HCl pekat.2.   Dicampur dengan baik, lalu dipanaskan dengan penangas air mendidih selama 30 menit.3.   Setelah didinginkan, dinetralkan dengan NaOH 2 % dan diuji dengan kertas lakmus.4.   Selanjutnya, diuji dengan benedict, seliwanoff, dan berfoed.5.   Terakhir, disimpulkan hasil dari eksperimen hidrolisis sukrosa.

 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 HASIL PENGAMATAN

IV.1.1 TABEL

1.      Uji Molisch

Page 11: referensi karbohidrat

NO. ZAT UJI HASIL UJI MOLISCHKARBOHIDRAT

(+/-)

1. Amilum 1% Terbentuk cincin ungu +

2. Dekstrin 1% Terbentuk cincin ungu +

3. Sukrosa 1% Terbentuk cincin ungu +

4. Maltosa 1% Terbentuk cincin ungu +

5. Galaktosa 1% Terbentuk cincin ungu +

6. Fruktosa 1% Terbentuk cincin ungu +

7. Glukosa 1% Terbentuk cincin ungu +

8. Arabinosa 1% Terbentuk cincin ungu +

           

2.      Uji Iodium

NO. ZAT UJI HASIL UJI IODIUMPOLISAKARIDA

(+/-)

1. Amilum 1% Biru +

2. Dekstrin 1% Merah anggur +

3. Sukrosa 1% Kuning -

4. Maltosa 1% Kuning -

5. Galaktosa 1% Kuning -

6. Fruktosa 1% Kuning -

7. Glukosa 1% Kuning -

8. Arabinosa 1% Kuning -

3.      Uji Benedict

NO ZAT UJI HASIL UJI BENEDICTGULA REDUKSI

(+/-)

1. Amilum 1% Biru -

2. Dekstrin 1% Hijau -

3. Sukrosa 1% Endapan Merah Bata +

4. Maltosa 1% Endapan Merah Bata +

5. Galaktosa 1% Endapan Merah Bata +

6. Fruktosa 1% Endapan Merah Bata +

7. Glukosa 1% Endapan Merah Bata +

8. Arabinosa 1% Endapan Merah Bata +

4.      Uji Barfoed

NO.

ZAT UJI HASIL UJI BARFOEDMONOSAKARIDA

(+/-)

1. Sukrosa 1% Biru +

Page 12: referensi karbohidrat

2. Maltosa 1% Biru -

3. Galaktosa 1% Merah Bata +

4. Fruktosa 1%Orange (endapan merah

bata)+

5. Glukosa 1% Merah Bata +

6. Arabinosa 1% Merah Bata +

5.      Uji Seliwanoff

NO. ZAT UJIHASIL UJI

SELIWANOFFKETOSA (+/-)

1. Sukrosa 1% Kuning keorengan -

2. Galaktosa 1% Kuning Bening -

3. Fruktosa 1% Merah Orange +

4. Glukosa 1% Bening -

5. Arabinosa 1% Kuning -

6.      Uji Osazon

NO ZAT UJI HASIL UJI OSAZON GAMBAR

1. Sukrosa Tidak terdapat kristal

2. Maltosa Ada kristal, namun jarang

3. Galaktosa Terdapat kristal, namun sedikit

4. Glukosa Terdapat kristal

7.      Uji Asam Musat

NO ZAT UJI HASIL UJI ASAM MUSAT GAMBAR

Page 13: referensi karbohidrat

1. Amilum Tidak terdapat kristal

2. Glikogen Tidak terdapat kristal

3. Galaktosa Terdapat kristal, namun sedikit

4. Fruktosa Tidak terdapat kristal

8.      Hidrolisis Pati

NOHIDROLISIS

(MENIT)HASIL UJI IODIUM HASIL

1. 3 Biru kehitaman Amilosa

2. 6 Ungu Amilopektin

3. 9 Kuning coklat Akrodekstrin

4. 12 Kuning pucat Glukosa

Hasil akhir dengan uji Benedict : Terbentuk endapan merah bata

9.      Hidrolisis Sukrosa

PERLAKUAN UJI HASIL UJI

5 tetes larutanBenedict

(dipanaskan)Sebelum dipanaskan : biru mudaSetelah dipanaskan : merah bata

5 tetes larutan Seliwanoff Oranye

5 tetes larutanBarfoed

(dipanaskan)Sebelum dipanaskan : biru mudaSetelah dipanaskan : biru muda

IV.1.2 PEMBAHASAN1.      Uji Molisch

             Berdasarkan percobaan ini diperoleh data bahwa semua larutan uji ketika direaksikan dengan pereaksi Molisch, dapat membentuk kompleks cincin berwarna ungu. Dengan bahan yang diujikan adalah amilum, dekstrin, sukrosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan

Page 14: referensi karbohidrat

arabinosa semuanya menunjukkan hasil yang positif.Hal ini membuktikan adanya suatu karbohidrat dalam larutan tersebut. Larutan uji yang telah dicampurkan dengan pereaksi Molisch, dialirkan dengan larutan H2SO4 pekat dengan cara memiringkan tabung reaksi. Hal ini dilakukan agar larutan H2SO4 tidak bercampur dengan larutan yang ada dalam tabung, sehingga pada akhir reaksi diperoleh suatu pembentukan cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan larutan dalam tabung. Terbentuknya kompleks berwarna ungu ini karena pengaruh hasil dehidrasi monosakarida (furfural) dengan α-naftol dari pereaksi Molisch.    Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :

                                                 H                                 O

                                                 │                                 ║ CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O +H2SO4 →     ─C—H +                                                                                                        │                                                                                                      OH                 Pentosa                                                                    Furfural         α-naftol

                                                                H                                                                                                                            │                                                           CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4 

Heksosa                              

                                      O

                                 ║→ H2C─       ─C—H       +       │                                         │                  OH                                       OH5-hidroksimetil furfural                α-naftol

 Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah  sebagai berikut:                                  O                                ║

 

 

                                          ║                     __SO3H

H2C─       ─────C─────         ─OH

Cincin ungu senyawa kompleks

2.      Uji Iodium

         Pada percobaan ini, suatu polisakarida dapat dibuktikan dengan

   terbentuknya kompleks adsorpsi yang spesifik pada setiap jenis polisakarida ini. Di

mana amilum dengan iodium menghasilkan larutan berwarna biru pekat dan

Page 15: referensi karbohidrat

dekstrin yang menghasilkan warna larutan merah anggur yang menandakan hasil

positif terhadap kandungan polisakarida tetapi untuk larutan uji monosakarida dan

disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik, oleh karena itu hasil

yang ditunjukkan negatif. Terbentuknya warna biru dan warna merah anggur ini

disebabkan molekul amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu molekul

dengan molekul dari larutan iodium. Oleh karena itu, monosakarida dan disakarida

tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik karena tidak mengandung amilosa

dan amilopektin.

3.      Uji Benedict

                                  Dalam uji ini, suatu gula reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya

endapan yang berwarna merah bata. Akan tetapi tidak selamanya warna larutan

atau endapan yang terbentuk berwarna merah bata, hal ini bergantung pada

konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh tiap-tiap larutan uji .

Dekstrin, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa menunjukkan hasil

yang positif. Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion

Cu2+ menjadi ion Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung

dalam gula reduksi yang berlangsung dalam suasana alkalis (basa). Sifat basa yang

dimilki oleh pereaksi Benedict ini dikarenakan adanya senyawa natrium karbonat.

Selain itu, amilum dan sukrosa tidak membentuk endapan merah bata dan warna

larutan setelah dipanaskan menjadi biru. Hal ini membuktikan amilum dan sukrosa

tidak mengandung gula pereduksi, oleh karena itu amilum dan sukrosa

memperlihatkan hasil yang negatif.

   Berikut reaksi yang berlangsung:       O                                          O       ║                                          ║R—C—H  + Cu2+ 2OH- →  R—C—OH + Cu2O(s)  + H2OGula Pereduksi                  Endapan Merah Bata  

4.      Uji Barfoed

                        Pada percobaan ini, diperoleh data bahwa suatu monosakarida dapat dibedakan

dengan disakarida yang dapat diamati dari terbentuknya endapan merah bata pada

senyawa glukosa, galaktosa, fruktosa dan arabinosa, sedangkan pada zat uji lainnya

tidak terbentuk endapan merah bata, sehingga dianggap sebagai disakarida. Sama

halnya dengan pereaksi Benedict, pereaksi Barfoed ini juga mereduksi ion

Cu2+ menjadi ion Cu+ . Pada dasarnya, monosakarida dapat mereduksi lebih cepat

dibandingkan dengan disakarida. Disakarida dengan konsentrasi rendah tidak

memberikan hasil positif oleh karena itu, larutan uji disakarida tidak membentuk

warna merah orange pada percobaan ini.

       O                                      O       ║            Cu2+ asetat         ║R—C—H  + ─────→  R—C—OH + Cu2O(s)  + CH3COOHn-glukosa          Kalor          E.merahmonosakarida                     bata

Page 16: referensi karbohidrat

5.      Uji Seliwanoff

                        Pada uji ini diperoleh data bahwa hanya fruktosa yang menghasilkan warna

larutan yang spesifik yakni warna merah orange yang mengidentifikasikan adanya

kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis monosakarida itu. HCl yang terkandung

dalam pereaksi Seliwanoff ini mendehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksifurfural

sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk

larutan yang berwarna merah orange. Hal ini tidak dialami oleh zat uji yang lain di

mana sukrosa, galaktosa, glukosa, dan arabinosa menunjukkan hasil negatif

terhadap adanya ketosa. Akan tetapi sukrosa apabila dipanaskan terlalu lama dapat

menunjukkan hasil yang positif terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal ini terjadi karena

adanya pemanasan berlebih menyebabkan sukrosa terhidrolisis menghasilkan

fruktosa dan glukosa sehingga fruktosa inilah yang nantinya akan bereaksi dengan

pereaksi Seliwanoff menghasilkan larutan berwarna merah orange.

    Berikut reaksinya :

CH2OH             OH                                                                                                                             O               OH   OH

                    +HCl                             ║              │     │        H               CH2OH     ───→    H2C—       —C—H  +              →  kompleks                                      │                                                   berwarna           OH   H                                     OH                                             merah jingga                          5-hidroksimetil furfural         resorsinol

6.      Uji Osazon

       Pada percobaan ini diperoleh data bahwa karbohidrat dapat dibedakan dari

bermacam-macam gambar kristalnya. Hal ini dikarenakan semua karbohidrat yang

mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau

oaszon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Maltosa, fruktosa, dan

glukosa pada reaksinya terbentuk kristal. Berbeda dengan sukrosa, ketika

direaksikan tidak terbentuk kristal. Hal ini dikarenakan gugus aldehida atau keton

yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas.

7.      Uji Asam Musat

                        Pada percobaan ini diperoleh data bahwa glukosa dan galaktosa dapat

dibedakan berdasarkan bentuk kristalnya. Sukrosa memiliki kristal yang jarang-

jarang, laktosa yang bertebaran seperti pasir, galaktosa memiliki kristal terpisah-

pisah, dan glukosa yang sangat jarang. Galaktosa yang dioksidasi oleh asam nitrat

pekat ( HNO3 ) menghasilkan asam musat yang kurang larut dalam air dibandingkan

dengan glukosa dapat larut baik dengan air. Setelah larutan diamati dibawah

mikroskop dan dengan penambahan Mertion Oil yang berfungsi memperjelas

gambar kristal di bawah mikroskop, maka diperoleh bentuk kristal glukosa sangat

jarang dan sedikit sekali jika dibanding gambar kristal galaktosa yang cukup jarang

Page 17: referensi karbohidrat

namun tidak lebih sedikit jika dibanding dengan glukosa. Akibat dari kristal inilah

sehingga asam musat glukosa lebih larut dalam air dibanding galaktosa.

8.      Hidrolisis Pati

            Berdasarkan percobaan hidrolisis pati ini, diperoleh data bahwa hasil hidrolisis

pati dengan penambahan iodium tiap 3 menit menghasilkan warna larutan yang

berbeda dari warna biru hingga larutan berwarna kuning pucat. Akan tetapi, hasil

percobaan yang diperolah berbeda dengan dasar teori yang digunakan sebagai

acuan. Di mana, setelah menit ke enam ternyata larutan yang diberi iodium tidak

berubah menjadi berwarna ungu seperti yang ditunjukkan pada data acuan.

Demikian pula pada menit-menit berikutnya hingga warna memperlihatkan kuning

pucat. Hal ini mungkin disebabkan karena alat yang digunakan kurang steril dan

masih terkontaminasi dengan senyawa lain, ketidaktelitian praktikan dalam

mereaksikan sejumlah bahan yang seharusnya sesuai dengan prosedur kerja, dan

pemanasan yang berlebihan sehingga mempengaruhi hasil reaksi. Adapun hasil

hidrolisis setelah dinetralkan dengan NaOH, lalu diuji dengan pereaksi Benedict akan

menghasilkan larutan yang memberntuk endapan merah bata.

9.      Hidrolisis Sukrosa

            Berdasarkan hasil percobaan hidrolisis sukrosa diperoleh data bahwa sukrosa

yang ditambahkan HCl pekat dan dipanaskan serta dinetralkan dengan NaOH bila

diambil beberapa tetes dan diuji dengan Benedict, sebelum dipanaskan berwarna

biru ternyata setelah dipanaskan menghasilkan suatu endapan berwarna merah

bata. Dengan uji Seliwanoff yang ditambah HCl pekat, sebelum dipanaskan berwarna

kekuningan dan setelah dipanaskan berwarna orange. Uji seliwanoff  ini

menunjukkan hasil yang positif. Hal ini membuktikan bahwa pada sukrosa

terkandung fruktosa setelah dihidrolisis. Sedangkan pada uji Barfoed yang sebelum

dipanaskan berwarna biru bening namun setelah dipanaskan tetap berwarna biru

bening. Ada beberapa faktor yang menyebabkan sukrosa tidak mengalami

perubahan. Hal ini dikarenakan pada waktu percobaan, sukrosa belum terhidrolisis

sempurna. Ketidaktelitian praktikan memicu tejadinya kesalahan pengamatan.

Berdasarkan teori, sukrosa bereaksi postif terhadap pereaksi barfoed. Jika telah

terhidrolisis sempurna menandakan bahwa sukrosa bila dipanaskan akan

terhidrolisis menjadi dua senyawa monosakarida. Senyawa fruktosa dan glukosa.

Monosakarida itulah yang menunjukkan reaksi dengan pereaksi tersebut.

SUKROSA       + HCl                              GLUKOSA     +      FRUKTOSA

(disakarida)                                      (monosakarida)     

(monosakarida)

BAB VPENUTUP

Page 18: referensi karbohidrat

     V.1 KESIMPULAN

1. Suatu karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya cincin berwarna     ungu  pada amilum, dekstrin, sukrosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa.

2. Polisakarida dibuktikan dengan terbentuknya kompleks berwarna spesifik,       

amilum berwarna biru dan dekstrin berwarna merah anggur sehingga menandakan

polisakarida.

3. Gula reduksi pada suatu karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan

berwarna merah bata pada  maltosa, galatosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa,

hijau kekuningan pada dekstrin, dan jingga pada maltosa.

4. Monosakarida dan disakarida dapat dibedakan dengan terbentuknya endapan merah

bata pada monosakarida sedangkan pada disakarida tidak terbentuk endapan merah

bata.

5. Pada pengujian ketosa dibuktikan dengan terbentuknya senyawa kompleks

berwarna merah orange pada fruktosa sehingga mengandung ketosa.

6. Karbohidrat tersebut dibedakan dari gambar kristalnya. Karbohidrat yang

mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau

osazon. Sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton yang

terikat pada monomernya sudah tidak bebas.

7. Glukosa dan galaktosa dibedakan berdasarkan bentuk kristalnya, kristal    glukosa

bertebaran dan sangat jarang, sedangkan kristal galaktosa tepisah-pisah dan

berjauhan.

8. Hasil hidrolisis amilum diidentifikasi dengan terbentuknya endapan merah bata dan

warna larutan bening kebiruan.

9. Hasil hidrolisis sukrosa dengan pengujian Benedict menghasilkan endapan  

merah bata, dengan Seliwanoff berwarna orange, dan dengan Barfoed tidak berubah

warna.

V.2 SARAN

       Laboratorium harus melengkapi sarana dan prasarana untuk kebutuhan

praktikum karena ketidaklengkapan sarana dan prasarana dalam laboratorium akan

menghambat berlangsungnya kegiatan praktikum.

Page 19: referensi karbohidrat

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka UtamaMurray, R. K. dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran    

       EGC Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : 

       Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar. Makassar : UPT MKU

Tim Dosen Kimia. 2010. Kimia Dasar 2. Makassar : UPT MKU