Referensi Gigi Protrusi

8
Protrusi Protrusi adalah gigi yang posisinya maju ke depan. Protrusi dapat disebabkan oleh faktor keturunan, kebiasaan jelek seperti menghisap jari dan menghisap bibir bawah, mendorong lidah ke depan, kebiasaan menelan yang salah serta bernafas melalui mulut. DASAR PENETAPAN DIAGNOSIS : Dignosis ditetapkan berdasarkan atas pertimbangan data hasil pemeriksaan secara sistematis, Data diagnostik yang paling utama harus dipunyai untuk dapat menetapkan diagnosisis adalah data pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan subyektif dan obyektif serta data pemeriksaan dan pengukuran pada model studi, sedangkan Graber (1972) mengelompokkan menjadi : 1. Kriteria Diagnostik Esensial (Essential Diagnostic Criteria) a. Anamnesis dan Riwayat kasus (case history) b. Pemeriksaan / Analisis klinis : - Umum / general : Jasmani, Mental - Khusus / lokal : Intra oral, Extra oral c. Analisis model studi : Pemeriksaan dan pengukuran pada model studi: - Lebar mesiodistal gigi-gigi - Lebar lengkung gigi - Panjang / Tinggi lengkung gigi - Panjang perimeter lengkung gigi d. Analisis Fotometri (Photometric Analysis): Pemeriksaan dan pengukuran pada foto profil dan foto fasial pasien, meliputi : - Tipe profil - Bentuk muka - Bentuk kepala e. Analisis Foto Rontgen (Radiographic Analysis): - Foto periapikal - Panoramik - Bite wing - Dll.

Transcript of Referensi Gigi Protrusi

Page 1: Referensi Gigi Protrusi

Protrusi

Protrusi adalah gigi yang posisinya maju ke depan. Protrusi dapat disebabkan oleh faktor keturunan, kebiasaan jelek seperti menghisap jari dan menghisap bibir bawah, mendorong lidah ke depan, kebiasaan menelan yang salah serta bernafas melalui mulut.

DASAR PENETAPAN DIAGNOSIS :Dignosis ditetapkan berdasarkan atas pertimbangan data hasil pemeriksaan secarasistematis, Data diagnostik yang paling utama harus dipunyai untuk dapat menetapkandiagnosisis adalah data pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan subyektif dan obyektifserta data pemeriksaan dan pengukuran pada model studi, sedangkan Graber (1972)mengelompokkan menjadi :1. Kriteria Diagnostik Esensial (Essential Diagnostic Criteria)a. Anamnesis dan Riwayat kasus (case history)b. Pemeriksaan / Analisis klinis :- Umum / general : Jasmani, Mental- Khusus / lokal : Intra oral, Extra oralc. Analisis model studi : Pemeriksaan dan pengukuran pada model studi:- Lebar mesiodistal gigi-gigi- Lebar lengkung gigi- Panjang / Tinggi lengkung gigi- Panjang perimeter lengkung gigid. Analisis Fotometri (Photometric Analysis):Pemeriksaan dan pengukuran pada foto profil dan foto fasial pasien, meliputi :- Tipe profil- Bentuk muka- Bentuk kepalae. Analisis Foto Rontgen (Radiographic Analysis):- Foto periapikal- Panoramik- Bite wing- Dll.

Akibat dari Maloklusi Maloklusi dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pada pengunyahan, bicara serta estetik. Gangguan pengunyahan yang terjadi yaitu dapat berupa rasa tidak nyaman saat mengunyah,8

terjadinya rasa nyeri pada TMJ dan juga mengakibatkan nyeri kepala dan leher.16 Pada gigi yang berjejal dapat mengakibatkan kesulitan dalam pembersihan.17 Tanggalnya gigi-gigi akan mempengaruhi pola pengunyahan misalnya pengunyahan pada satu sisi, dan pengunyahan pada satu sisi ini juga dapat mengakibatkan rasa sakit pada TMJ.16,17

Maloklusi dapat mempengaruhi kejelasan bicara seseorang. Apabila ciri maloklusinya berupa disto oklusi akan terjadi hambatan mengucapkan huruf p dan b. Apabila ciri maloklusinya berupa mesio oklusi akan terjadi hambatan mengucapkan huruf s, z, t, dan n.6 Menurut Bruggeman anomali dental yang mengakibatkan gangguan bicara adalah18

1. Ruang antar gigi (spaces) yaitu terjadi kelainan bunyi saat mengucapkan

semua huruf terutama s, sh, z, zh kecuali huruf n dan y.

Page 2: Referensi Gigi Protrusi

2. Lebar lengkung yaitu terjadi kelainan saat mengucapkan huruf s, z, th.

3. Open bite yaitu terjadi kelainan bunyi saat mengucapkan huruf s, sh, z, zh, th, dan kadang-kadang pada huruf t dan d.

4. Derajat protrusi yaitu terjadi kelainan bunyi saat mengucapkan huruf s, sh,z, zh.

5. Pada gigi yang rotasi kelainan bunyi yang terjadi sama dengan kelainan pada ruang antar gigi.

Maloklusi dapat mempengaruhi estetis dari penampilan seseorang. Penampilan wajah yang tidak menarik mempunyai dampak yang tidak menguntungkan pada perkembangan psikologis seseorang, apalagi pada saat usia masa remaja.17 Dibiase menyatakan beberapa kasus maloklusi pada anak remaja sangat berpengaruh terhadap psikologis dan perkembangan sosial yang disebabkan oleh penindasan yang berupa ejekan atau hinaan dari teman sekolahnya. Pengalaman psikis yang tidak menguntungkan dapat sangat menyakitkan hati sehingga remaja korban penindasan tersebut akan menjadi sangat depresi.7

PROGNOSIS : ⇒ Prognosis adalah perkiraan tentang kemungkinan keberhasilan perawatan yang akan dila-kukan : baik, buruk, atau meragukan. Beri alasan yang mendukung pernyataan tersebut. Alasan pendukung dapat dipertimbangkan dari :

1. Keadaan pasien : kasus, usia, kesehatan, kooperativitas dll.

2. Kemapuan operator

3. Kecanggihan alat yang dipakai

Maloklusi dalam Sistem Stomatognatik

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi efek dari maloklusi terhadap kinerja mastikasi. Pasien dewasa dengan maloklusi dental dan skeletal yang parah memiliki kemampuan mastikasi terbatas dibandingkan dengan individu yang oklusinya normal.

Beberapa penelitian juga telah mengevaluasi efek dari maloklusi terhadap kinerja mastikasi pada anak-anak. Manly and Hoffmeistr melaporkan bahwa anak-anak dengan maloklusi kelas I dan kelas II memiliki kemampuan mastikasi yang sama dengan anak-anak oklusi normal, dan tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kinerja mastikasinya, tetapi anak-anak dengan maloklusi kelas III tidak memiliki kemampuan mastikasi sebaik anak-anak dengan maloklusi kelas I dan II.

Sebenarnya maloklusi tidak mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menggigit dan memroses makanan. Tetapi jika dibandingkan dengan maloklusi kelas I, kelas II, dan kelas III, individu dengan oklusi normal dapat menghasilkan distribusi partikel yang lebih luas sehingga mengidikasikan adanya kemampuan mastikasi yang lebih baik.

Setiap penyimpangan dari oklusi statis serta fungsional yang ideal akan bisa menimbulkan kelainan pada komponen-komponen sistem pengungunyahan yang lain, khususnya sendi temporomandibula

Page 3: Referensi Gigi Protrusi

dan otot-otot pengunyahan. Anggapan ini tidak benar sejauh menyangkut oklusi alami. Banyak penelitian yang sudah dilakukan pada pasien dengan disfungsi sendi temporomandibular dan otot. Kebanyakan peneliti sependapat bahwa masalah ini mempunyai etiologi multifaktor, dengan maloklusi sebagai salah satu faktor di antaranya, tetapi tidak ada faktor tunggal yang bisa menimbulkan masalah ini. Sebaliknya, penelitian-penelitian mengenai maloklusi sebagian besar gagal untuk menemukan hubungan yang pasti antara tipe atau keparahan suatu maloklusi dengan disfungsi temporomandibular. Meskipun demikian, disfungsi oklusal bisa timbul akibat perawatan ortodonsi, bahkan dewasa ini makin tumbuh kesadaran bahwa di samping upaya untuk mendapatkan oklusi statis yang ideal, perawatan ortodonsi juga harus dilakukan dengan tujuan mendapatkan oklusi fungsional yang baik.

Etiologi

Etiologi darimaloklusi dapat terbagi 2, yaitu :

Primary etiologi site

Etiologi pendukung

Primary etiologi site terbagi menjadi :

1. System Neuromuskular

Beberapa pola kontraksi neuromuscular beradaptsi terhadap ketidakseimbangan skeletal / malposisi gigi. Pola- pola kontraksi yang tidak seimbang adalah bagian penting dari hamper semua maloklusi.

1. Tulang

Karena tulang muka, terutama maxilla dan mandibula berfungsi sebagai dasar untuk dental arch, kesalahan dalam marfologi / pertumbuhannya dapat merubah hubungan dan fungsi oklusi. Sebagian besar dari maloklusi ynag sangat serius adalah membantu dalam identifikasi dishamorni osseus.

1. Gigi

Gigi adalah tempat utama dalam etiologi dari kesalahan bentuk dentofacial dalam berbagai macam cara. Variasi dalam ukuran, bentuk, jumlah dan posisis gigi semua dapat menyebabkan maloklusi. Hal yang sering dilupakan adalah kemungkinan bahwa malposisisi dapat menyebabkan malfungsi, secara tidak langsung malfungsi merubah pertumbuhan tulang. Yang sering bermasalah adalah gigi yang terlalu besar.

1. Jaringan Lunak (tidak termasuk otot)

Peran dari jaringan lunak, selain neuromuskulat dalam etiologi maloklusi, dapat dilihat dengan jelas seperti tempat- tempat yang didiskusi sebelumnya. Tetapi, maloklusi dapat disebabkan oleh penyakit periodontal / kehilangan perlekatan dan berbagai macam lesi jaringan lunak termasuk struktur TMJ.

Page 4: Referensi Gigi Protrusi

Etiologi Pendukung antara lain :

1. Herediter

Herediter telah lama dikenal sebagai penyebab maloklusi. Kesalahan asal genetic dapat menyebabkan penampilan gigi sebelum lahir / mereka tidak dapat dilihat sampai 6 tahun setelah kelahiran (contoh : pola erupsi gigi). Peran herediter dalam pertumbuhan craniofacial dan etiologi kesalahan bentuk dentalfacial telah menjadii banyak subjek penelitian. Genetic gigi adalah kesamaan dalam bentuk keluaraga sangat sering terjadi tetapi jenis transmisi / tempat aksi genetiknya tidak diketahui kecuali pada beberapa kasus ( contoh : absennya gigi / penampilan beberapa syndrome craniofacial).

1. Perkembangan abnormal yang tidak diketahui penyebabnya

Misalnya : deferensiasi yang penting pada perkembangan embrio. Contoh : facial cleft.

1. Trauma

Baik trauma prenatal atau setelah kelahiran dapat menyebabkan kerusakan atau kesalahan bentuk dentofacial.

1. Prenatal trauma / injuri semasa kelahiran

Hipoplasia dari mandibula

Disebabkan karena tekanan intrauterine (kandungan) atau trauma selama proses kelahiran.

Asymetri

Disebabkan karena lutut atau kaki menekan muka sehingga menyebabkan ketidaksimetrian pertumbuhan muka.

1. Prostnatal trauma

Retak tulang rahang dan gigi

Kebiasaan dapat menyebabkan mikrotrauma dalam masa yang lama.

1. Agen Fisik

1. Ekstraksi yang terlalu awal dari gigi sulung.

2. Makanan

Makanan yang dapat menyebabkan stimulasi otot yang bekerja lebih dan peningkatan fungsi gigi. Jenis makanan seperti ini menimbulkan karies yang lebih sedikit.

1. Habits

Mengisap jempol / jari

Page 5: Referensi Gigi Protrusi

Biasanya pada usia 3 tahun – 4 tahun anak-anak mulai mengisap jempol jika M1 nya susah saat erupsi. Arah aplikasi tekanan terhadap gigi selama mengisap jempol dapat menyebabkan Insisivus maksila terdorong ke labial, sementara otot bukal mendesak tekanan lingual terhadap gigi pada segmen leteral dari lengkung dental.

Desakan lidah

Ada 2 tipe, yaitu :

Simple tounge, desakan lidah yang berhubungan dengan gigi, sekalian menelan.

Kompleks tounge, normalnya anak-anak menelan dengan gigi dalam oklusi bibir sedikit tertutup dan lidah berada pada palatal di belakang gigi anterior. Simple tounge dihubungkan dengan digital sucking walaupun kebiasaannya tidak lagi dilakukan karena perlunya lidah untuk mendesak ke depan kea rah open bite untuk menjaga anterior seal dengan bibir selama penelanan. Kompleks tounge dihubungkan dengan stress nasorespiratoty, bernapas dengan mulut.

Lip sucking and lip biting

Menyebabkan open bite, labioversion maksila / mandibula ( terkadang).

Menggigit kuku

Dan lain- lain

1. Penyakit

Penyakit sistemik

Mengakibatkan pengaruh pada kualitas gigi daripada kuantitas pertumbuhan gigi.

Gangguan endokrin

Disfungsi endokrin saat prenatal bias berwujud dalam hipoplasia, gangguan endokrin saat postnatal bias mengganggu tapi biasanya tidak merusak / merubah bentuk arah pertumbuhan muka. Ini dapat mempengaruhi erupsi gigi dan resorpsi gigi sulung.

Penyakit local

Penyakit gingival periodontal dapat menyebabkan efek langsusng seperti hilangnya gigi, perubahan pola penutupan mandibula untuk mencegah trauma, ancylosis gigi.

Trauma

Karies

1. Malnutrisi

Berdasarkan pada hubungan antara 2 garis ini, maka terdapat 3 profil wajah :

Page 6: Referensi Gigi Protrusi

1. Straight profile (lurus)

Yaitu 2 garis membentuk suatu garis lurus.

1. Convex profile (cembung)

Yaitu 2 garis membentuk suatu sudut dengan kecekungan jaringan lunak. Jenis profil ini terjadi sebagai akibat dari suatu maksila yang prognatik atau mandibula retrognatik seperti terlihat pada maloklusi kelas II divisi I.

1. Concave profile (cekung)

Yaitu 2 garis referensi membentuk suatu sudut dengan kecembungan terhadap jaringan. Tipe profil ini dihubungkan dengan mandibula prognatik atau maksila retrognatik seperti maloklusi kelas III.3