referensi 01

download referensi 01

of 72

Transcript of referensi 01

Kemu'jizatan Al Qur'an http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2009/10/kemujizatan-al-quran.html Di antara ciri agama yang layak dianut di abad modern adalah bahwa agama tersebut dibawa oleh manusia pilihan ( yaitu Nabi) yang dikuatkan dengan mukjizat. Sebagian mukjizat nabi tersebut masih bisa kita saksikan sekarang ini, sehingga kita bisa membuktikan apakah agama tersebut benar-benar asli dari Pencipta atau tidak, dengan cara menentang mukjizat tersebut. Kalau mukjizat itu bisa kita kalahkan berarti bukanlah mukjizat. Dalam pengetahuan agama, mukjizat bisa diartikan sebagai sesuatu yang luar biasa, muncul pada diri seorang yang mengaku menjadi Nabi, bersifat menantang dan tidak mungkin untuk ditandingi oleh siapapun. Kalau mukjizat bisa ditandingi oleh manusia tidak ada artinya mukjizat tersebut sebagai tanda kebenaran Rasulullah saw. Agama nantinya bisa dipalsukan oelh orang-orang yang mengaku menjadi nabi. Agama islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Beliau dikuatkan dengan berbagai mukjizat seperti membelah bulan, Al Quran dsb. Mukjizat Nabi Muhammad saw yang masih bisa disaksikan adalah Al Quran . Al quran adalah mukjizat Nabi muhammad yang abadi sampai hari Kiamat. Ciri-ciri kemukjizatan Alquran adalah : Dia merupakan kitab suci yang luar biasa hebatnya baik ditinjau dari segi keindahan susunan bahasa ataupun dari isinya. Dia diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad saw yang menantang semua orang kafir untuk menandinginya (lihat surat Al Baqarah 23-24 Yunus 37-39), tapi sampai sekarang tidak ada seorangpun yang mampu menandinginya. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah : Artinya : Bila Kamu sekalian ragu-ragu terhadap apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (berupa Alquran), buatlah satu surat saja yang sepadan (dengan salah satu surat Alquran) dan panggillah penolong-penolongmu selain Allah bila kamu sekalian benar. Bila kami tidak bisa melakukannya dan pasti tidak akan bisa melakukannya, takutlah kepada api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, yang disiapkan untuk orang-orang kafir. ( Albaqarah 23-24). Al Quran menantang orang-orang kafir yang ragu terhadap kebenaran Alquran untuk membuat suarat sepadan dengan Al Quran dari segi keindahan bahasa dan kebenaran isinya. Kemukjizatan Al Quran menurut sebagian ulama terletak pada keindahan susunan kalimatnya dalam hal balaghah, fashahah dan keindahan ungkapannya. Namun sebagian ulama berpendapat bahwa kemukjizatan Alquran terletak pada kesesuaian prinsip-prinsip al quran untuk seluruh umat manusia. Kalau seandainya prinsip-prinsip ajaran itu dari produk manusia atau produk masyarakat tertentu pasti tidak akan cocok untuk diterapkan sepanjang masa . Sebagian ulama berpendapat bahwa kemukjizatan Al Quran terletak pada pemberitannya tentang hal-hal ghaib. Misalnya, dalam surat Ali Imran disebutkan sbb.: Artinya : Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: Kamu pasti akan dikalahkan di dunia ini dan akan digiring ke dalam neraka jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur) Segolongan berperang di jalan Allah dan segolongan lain kafir yang dengan mata kepala seakan-akan orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka . Allah menguatkan dengan bantuanNya siapa yang dikehendakiNya, Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.( Ali Imran 12-13) Alquran telah memberitakan akhir dari masyarakat di jazirah Arabia dengan kemenangan umat islam atas orang-orang kafir. Padahal saat diturunkannya ayat tersebut orang kafir Quresy dalam kondisi kuat luar biasa baik dari segi kualitas dan kuantitas dan kaum mukminin berada dalam kelemahan . Dalam surat Ar Rum Allah menyatakan : Artinya :Alif laam miim, Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat (yaitu Syam) dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang. Dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allahlah urusan sebelum dan sesudah mereka menang.Dan di hari kemenangan Romawi itu bergembiralah orang-orang yang beriman.( Ar Ruum 1-4) Romawi dikalahkan oleh Persia dalam peperangan yang dimulai tahubn 603 M sampai setelah tahun 610 M pada masa Imperator romawi Heraklius yang memerintah dari tahun 610 M s/d 642 M. Pada perang tersebut Persia mengalahkan secara telah tentara Romawi. Aleppo, Damaskus dan sebagai besar kota-kota di Siria direbut oleh Persia. Yerussalem direbut tahun 614-615 yaitu tujuh tahun sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Yerussalem dibakar diblokade dan orang-orang Nasrani diusir, gereja-gereja dibakar dan peninggalan-peninggalan bersejarah dirampas khususnya tiang salib yang diyakini kaum nasrani sebagai tempat digantungnya Yesus. Para tokoh agama Persia berpesta pora karena mengalahkan pendata dan pastur Nasrani. Pada tahun 610 M Nabi Muhammad saw memulai dakwah kepada seluruh umat manusia. Dunia sedang disibukkan dengan berita kemenangan Persia atas Romawi. Akan tetapi Alquran menyebutkan bahwa kemenangan itu adalah kemenangan sementara yang akan disusul dengan kekalahan Persia setelah lewat beberapa tahun saja. Romawi akan mengalahkan Persia secara telak . Ramalan ini benar. Romawi mendapatkan kemenangan atas Persia pada masa pemerintahan Heraklius atau setelah terjadinya hijrah Nabi ke Madinah. yaitu pada tauh 622 M. Pada sat itu Heraklius merayakan kemenangannya di Konstantinopel tahun 628 . Pada saat kemenangan itu terdapat kabar gembira bagi umat mukminin . Karenan kemengnan itu akan disusul dengan kehancuran suatu umat. Kemengnan ada di fihak Romawi akan tetapi kemengan ini akan disusul dengan kehancuran imperium Romawi di Tmur dan juga di utara Afrika yang kemudian akan diwarisi oleh umat Islam. Perang antara Persia dan Romawi adalah pendahuluan untuk kemnangan umat Islam di Jazirah Arabia dan sekitarnya. Kemangan umat Islam ini adalah kemangan yang diraih oleh umat Islam sendiri bukan hasil peperangan kedua super power tsb Mulai dari kemenganan di Badar, kemudian terus ke luar jazirah Arabia ke Persia dan akhirnya sampai ke Romawi. Alquran memberitahukan dua hal yang terbukti setelah beberapa tahun kemudian: 1. Sebelum hijrah ke Madinah Al Quran memberitahukan kemenagan Romawi atas Persia . Kemenangan ini baru terwujud 6 tahun setelah hijrah ke Madinah. 2. Alquran memberitahukan bahwa Umat Islam akan bergembira dengan memengankan pertempuran atas orang-orang materialis di Mekkah , Persia dan Romawi. Pemberitaan Alquran tentang hal-hal ghaib ini merupakan bukti kebenaran Rasulullah saw. Rasulullah bukanlah seorang yang ahli di bidang ini. Al Quran bukanlah dari Rasul akan tetapi dari Allah SWT. Lain dari pada itu ada sebagian ulama yang menyatakan bahwa Kemukjizatan Al Quran terletak pada keindahan bahasanya yang amat mampengaruhi hati sanubari manusia. Banyak orang yang masuk masuk Islam karena mendengarkan bacaan Al Quran, seperti Umar Bin Khattab, Najasyi dsb. Kemukjizatan Alquran juga bisa dilihat dari segi kandungan keilmuan di dalamnya. Al Quran telah menyebutkan berbagai hakekat ilmiyah yang belum ditemukan para ilmuwan saat itu seperti bulatnya bumi, bergeraknya semua benda-benda angkasa dsb. Kemu'jizatan Ilmiyah Mukjizat yang diberikan Alah kepada setiap rasul disesuaikan dengan keistimewaan kaum di mana rasul itu diutus. Nabi Musa a.s. diberi mukjizat tongkat untuk mengungguli kehebatan sihir yang berkembang sat itu, Nabi Isa a.s diberi mukjizat bisa menghidupkan orng mati untuk menantang kemajuan ilmu kedokteran saat itu. Kalau kita amati semua mukjizat terdahulu bersifat indrawi yang bisa dirasakan atau dilihat. Yang sudah barang tentu pengaruhnya terbatas pada waktu tertentu dan terbatas pada risalah tertentujuga . Ketika risalah dipungkasi dengan Islam , Allah memberikan mukjizat yang abadi sampai akhir zaman demi memelihara agama Islam mendukung kenabian rasulullah SAW. Kemukjizatan yang paling cocok bagi risalah akhir zaman yang menjadi pemungkas risalah samawiyah dan paling cocok untuk menghadapi berbagai level masyarakat adalah kemukjizatan ilmiyah. Allah SWT berfirman dalam S. Al Anam ayat 19 yang artinya : Katakanlah : siapakah yang lebih kuat persaksiannya ?Katakanlah : Allah Dia menjadi saksi antara aku dan kamu dan AlQuran itu diwahyukan kepadaku suapaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepapda orang yang sampai AlQuran kepadanya. Di antara persaksian itu adalah dengan mukjizat ilmiah yang terkadndung dalam Al Quran. Allah berfirman dalam ssurat An Nisa ayat 166 yang artinya : Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu tetapi Allah engakui Alquran yang diturunkannya kepadamu Allah menurunkannya dengan ilmuNya. Dalam ayat yang diturunkan untuk membantah orang-orang kafir di atas terdapat penjelasan watak kemukjizatan ilmiyah Alquran yang tetap ada papda manusia dan akan terus muncul sesuai dengan perkembangan ilmu yang ditemukan manusia. Dengan demikian kemukjizatan ilmiah Alquran akan dikenali oleh manusia pda setiap zaman . Rasulullah SAW pernah menyatakan :dalam haditsnya yang artinya :Tiadalah seorang nabi yang diutus kecuali diberikan kepadanya ayat atau mukjizat yang mendorong manusia beriman kepadanya. Akan tetapi yang diberikan kepadaku adalah wahyu yaitu alQuran) yang diwahyukan Allah kepadaku , maka aku berharap pengiutku adalah yang terbanyak dia antara pengikut para nabi lainnya pada hari kiamat kelak. H. R al Bukhari dan Muslim .(lih Fathul Bari juz 9 hal 3 . dan Shohih Muslim Kitab al Iman) Allah menghendaki agar setiap berita dan kejadian terjajdi pada waktu tertentu. Bila sutau peristiwa terjadi di hadapan kita maka akan terbersitlah makna-makna yang menunjukan kemukjizatan ayat-ayat yang ada dalam alQuran. Kemukjizatan ilmiah ini akan muncul sepanjang masa . Hal ini telah disitir oleh Allah dalam firmanNya yang artinya :Untuk tiap-tiap berita yang dibawa oleh Rasul-rasul ada waktu terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui. ( al Anam 67) Berdasarkan hal di atas para mufassirin berpendapat bahwa berita-berita tentang bumi, langit dalam al Quran akat tersingkap pada abad penemuannya dan sesunggunya berita yang dikandung Al quran merupakan berita dari Ilahi yang |Maha Mengetahui rahasia segala sesuatu. Oleh sebab itu kita harus terus menggali kemukjizatan ilmiyah yang terkandung dalam Al Quran. Allah telah menyatakan dalam firmanNya yang artinya : Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami disegenap penjuru dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa AlQuran itu benar. (Fushshilat 53) Wallahu alamu bis showab. http://djeblog2010.blogspot.com/2010/05/kemujizatan-al-quran_29.html KEMUKJIZATAN ALQURAN (Oleh : Drs. Masran, M. Ag.) A. Pengertian Kemukjizatan Alquran ( ) Dalam Bahasa Indonesia, frase Kemukjizatan Alquran merupakan terjemahan dari susunan kata-kata I'jazul-Quran dalam Bahasa Arab. Kata I'jaz dalam susunan ini, secara etimologis berasal dari akar kata 'ajaza yang berarti lemah; kemudian mendapat imbuhan hamzah pada awalnya, menjadi a'jaza yang berarti melemahkan. Dengan demikian, susunan kata-kata I'jaz Alquran merupakan bentuk idhafah mashdar kepada fa'ilnya, yang jika diterjemahkan secara literlek berarti keberadaan Alquran yang dapat melemahkan. Sedangkan obyek yang dilemahkan dalam hal ini adalah manusia. Jadi, secara lughawy, susunan kata ini dapat diartikan sebagai klaim Alquran terhadap kelemahan manusia untuk menandinginya. Pengertian seperti ini sejalan dengan penerjemahan sarjana-sarjana Barat dengan ungkapan The inimmitability of the Quran [Hans Wehr, 1971: 592c]. Sedangkan menurut pengertian istilah (terminologi) yang dipakai di kalangan para ahli 'Ulumul Quran, Kemukjizatan Alquran (I'jazul Quran) ialah penetapan kelemahan manusia, baik secara perorangan maupun kelompok, untuk menghasilkan suatu karya yang sama nilainya dengan Alquran (Ash-Shabuni, 1958: 100). Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kelemahan manusia bukanlah berarti, bahwa manusia itu tidak memilikipotensi samasekali untuk menandingi Alquran; melainkan karena kehebatan dan ketinggian Alquran itu -- baik dari segi keindahan bahasa, maupun dari segi kandungan isinya -- berada jauh di atas kemampuan manusia biasa. Sehingga manusia tidak sanggup untuk menandinginya. Dengan demikian, sangatlah mustahil untuk mengatakan Alquran sebagai karya manusia. Hal ini berarti, bahwa ia (Alquran) betul-betul datang dari Allah (Az-Zarqany, 1988: 331). Jika statemen yang menyatakan, bahwa Alquran datang dari Allah dapat diterima dengan penuyh kesadaran; maka kenabian Muhammad sebagai pembawa Alquran, secara logika juga mesti diterima. Oleh sebab itu, masalah yang sangat mendasar dalam membahas kemukjizatan Alquran ini ialah bagaimana cara membuktikan keabsahan Alquran sebagai wahyu Allah. Untuk itulah, kajian ini membutuhkan tela'ah yang lebih mendalam terhadap aspek-aspek kemukjizatan Alquran. B. Macam-macam Mukjizat Nabi Muhammad Mukjizat yang diberikan Allah kepada para Rasul-Nya bertujuan untuk membuktikan keabsahannya sebagai rasul bagi umat yang dihadapinya. Karena itu, sifat mukjizat yang diberikan Allah kepada para nabi dan rasul-Nya disesuaikan dengan kondisi umat yang mereka hadapi. Nabi Musa a.s., umpamanya, karena beliau menghadapi umat yang sedang menggandrungi ilmu sihir, maka Allah berikan mukjizat yang dapat menaklukkan semua sihir yang ada. Demikian pula halnya dengan Nabi Isa a.s. yang menghadapi umat yang menggandrungi ilmu kedokteran, maka Allah berikan mukjizat berupa kemampuan menyembuhkan berbagai macam penyakit; bahkan dapat menghidupkan orang yang telah mati sekalipun. Demikian pula halnya dengan Nabi Muhammad. Beliau diangkat menjadi Rasul di tengah-tengah bangsa Arab yang sedang menggandrungi keindahan karya sastra. Karena itu Allah berikan mukjizat berupa Alquran yang memiliki nilai sastra yang sangat tinggi, sehingga tak seorang manusia pun di permukaan bumi ini yang sanggup membuat karangan seindah Alquran. Selain dari itu, keberadaan Nabi Muhammad sebagai rasul yang diutus kepada seluruh umat manusia dan untuk sepanjang zaman, maka sifat mukjizat yang diterimanya pun memungkinkan untuk menjadi bukti bagi masyarakat Arab yang sedang dihadapinya dan umat manusia lainnya yang hidup sampai akhir zaman. Oleh sebab itu, mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad terdiri dari dua macam: (1) Mukjizat yang bersifat fisik, indrawi, dan temporal; dan (2) Mukjizat yang bersifat akli, maknawi dan non-indrawi. 1. Mukjizat Indrawi. Masyarakat Arab yang berhadapan langsung dengan Nabi Muhammad, membutuhkan bukti nyata bahwa ia betul-betul utusan Allah. Untuk pembuktian ini, maka Allah berikan mukjizat yang dapat dilihat langsung oleh orang-orang Arab. Mukjizat-mukjizat tersebut antara lain berupa: a. Terbelahnya bulan Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, juga dalam kitab-kitab hadits lainnya, diriwayatkan bahwa sebelum Rasulullah Saw. hijrah, berkumpullah tokoh-tokoh kafir Quraiy, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah dan Al 'Ash bin Qail. Mereka meminta kepada nabi Muhammad Saw. untuk membelah bulan. Kata mereka, "Seandainya kamu benar-benar seorang nabi, maka belahlah bulan menjadi dua." Rasulullah (saw) berkata kepada mereka, "Apakah kalian akan masuk Islam jika aku sanggup melakukannya?" Mereka menjawab, "Ya." Lalu Rasulullah (saw) berdoa kepada Allah agar bulan terbelah menjadi dua. Rasulullah (saw) memberi isyarat dengan jarinya, maka bulanpun terbelah menjadi dua. Selanjutnya sambil menyebut nama setiap orang kafir yang hadir, Rasulullah (saw) berkata, "Hai Fulan, bersaksilah kamu. Hai Fulan, bersaksilah kamu." Demikian jauh jarak belahan bulan itu sehingga gunung Hira nampak berada diantara keduanya. Akan tetapi orang-orang kafir yang hadir berkata, "Ini sihir!" padahal semua orang yang hadir menyaksikan pembelahan bulan tersebut dengan seksama. Atas peristiwa ini, maka Allah menurunkan ayat Al Qur'an: Telah dekat saat itu (datangnya kiamat) dan bulan telah terbelah. Dan jika orang-orang (kafir) menyaksikan suatu tanda (mukjizat), mereka mengingkarinya dan mengatakan bahwa itu adalah sihir. [Q.S. Al Qomar/54: 1-2] b. Pohon kurma berbuah seketika Dari Jabir, ia berkata: Sewaktu Bapakku meninggal, ia masih mempunyai utang yang banyak. Kemudian, aku mendatangi Rasulullah saw untuk melaporkan kepada Beliau mengenai utang bapakku. Aku berkata kepada Rasulullah: Ya Rasulullah, bapakku telah meninggalkan banyak hutang. Aku sendiri sudah tidak mempunyai apa-apa lagi kecuali yang keluar dari pohon kurma. Akan tetapi pohon kurma itu sudah dua tahun tidak berbuah. Hal ini sengaja aku sampaikan kepada Rasulullah agar orang yang memiliki piutang tersebut tidak berbuat buruk kepadaku. Kemudian Rasulullah mengajakku pergi ke kebun kurma. Sesampainya disana beliau mengitari pohon kurmaku yang dilanjutkan dengan berdo'a. Setelah itu beliau duduk seraya berkata kepadaku, "Ambillah buahnya." Mendengar perintah Rasulullah saw tersebut, aku langsung memanjat pohon kurma untuk memetik buahnya yang tiba-tiba berbuah. Buah kurma itu kupetik sampai cukup jumlahnya untuk menutupi utang bapakku, bahkan sampai lebih. (Sahih Bukhari Juz 4; Hadits no. 780) c. Air memancar dari sela-sela jari Nabi Diriwayatkan oleh 'Abdullah: "Dalam pandangan kami mukjizat adalah anugerah Allah, tetapi dalam pandangan kalian mukjizat adalah peringatan. Suatu ketika kami menyertai Rasulullah saw dalam sebuah perjalanan dan kami nyaris kehabisan air. Nabi saw bersabda: "Bawalah kemari air yang tersisa!" orang-orang membawa kantung yang berisi sedikit air. Nabi saw memasukkan telapak tangannya kedalam kantung itu dan berkata, "Mendekatlah pada air yang diberkahi dan ini berkah dari Allah." Aku melihat air memancar dari sela-sela jemari tangan Rasulullah saw." (Sahih Bukhari, juz 5 no. 779). Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Anas, ia berkata: "Semangkuk air dibawa kehadapan Nabi saw di Al Zawra. Nabi saw memasukkan kedua telapak tangannya kedalam mangkok itu dan air memancar dari jari-jemarinya. Semua orang berwudhu dengan air itu. Qatadah berkata kepada Anas, "Berapa orang yang hadir pada waktu itu?" Anas menjawab, "Tiga ratus orang atau mendekati tiga ratus orang."(Sahih Bukhari, juz 4 no. 772); Lihat juga : Sahih Bukhari juz 4 no 777; dan Sahih Bukhari juz 1 no 340) d. Hujan Lebat dan Banjir Diriwayatkan oleh Anas: Pernah lama Madinah tidak turun hujan, sehingga terjadilah kekeringan yang bersangatan. Pada suatu hari Jum'at ketika Rasulullah saw sedang berkotbah Jum'at, lalu berdirilah seorang Badui dan berkata: "Ya Rasulullah, telah rusak harta benda dan lapar segenap keluarga, doakanlah kepada Allah agar diturunkan hujan atas kita. Berkata Anas : Mendengar permintaan badui tersebut, Rasulullah mengangkat kedua tangannya kelangit (berdo'a). Sedang langit ketika itu bersih, tidak ada awan sedikitpun. Tiba-tiba berdatanganlah awan tebal sebesar-besar gunung. Sebelum Rasulullah saw turun dari mimbarnya, hujan turun dengan selebat-lebatnya, sehingga Rasulullah saw sendiri kehujanan, air mengalir melalui jenggot Beliau. Hujan tidak berhenti sampai Jum'at yang berikutnya, sehingga kota Madinah mengalami banjir besar, rumah-rumah sama terbenam. Maka datang Orang Badui berkata kepada Rasulullah saw: Ya Rasulullah, sudah tenggelam rumah-rumah, karam segala harta benda. Berdo'alah kepada Allah agar hujan diberhentikan diatas kota Madinah ini, agar hujan dialihkan ketempat yang lain yang masih kering. Rasulullah saw kemudian menengadahkan kedua tangannya ke langit berdo'a: Allahuma Hawaaliinaa Wa laa Alainaa (Artinya: Ya Allah turunkanlah hujan ditempat-tempat yang ada disekitar kami, jangan atas kami). Berkata Anas: Diwaktu berdo'a itu Rasulullah saw menunjuk dengan telunjuk beliau kepada awan-awan yang dilangit itu, seakan-akan Beliau mengisyaratkan daerah-daerah mana yang harus didatangi. Baru saja Rasulullah menunjuk begitu berhentilah hujan diatas kota Madinah. (Sahih Bukhari, juz 8 no 115). e. Rasulullah menyembuhkan Ali dari sakit mata Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Kitab shahihnya, bahwa Rasulullah saw bersabda pada saat peristiwa penaklukkan Khaibar : "Esok hari aku (Nabi saw) akan memberikan bendera kepada seorang yang akan diberikan kemenangan oleh Allah swt melalui tangannya, sedang ia mencintai Allah dan Rasulnya, dan Allah dan Rasulnya mencintainya". Maka semua orangpun menghabiskan malam mereka seraya bertanya-tanya didalam hati, kepada siapa diantara mereka akan diberi bendera itu. Hingga memasuki pagi harinya masing-masing mereka masih mengharapkannya. Kemudian Rasulullah saw bertanya: "Kemana Ali?" lalu ada yang mengatakan kepada beliau bahwa Ali sedang sakit kedua matanya. Lantas Rasulullah saw meniup kedua mata Ali seraya berdoa untuk kesembuhannya. Sehingga sembuhlah kedua mata Ali seakan-akan tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Lalu Rasulullah saw memberikan bendera itu kepadanya. (Sahih Bukhari). f. Mimbar menangis Diriwayatkan oleh Ibn Umar: Rasulullah saw naik keatas mimbar dan berkotbah. Sedang Rasulullah saw berkotbah, Rasulullah saw mendengar mimbar itu menangis seperti tangisan anak kecil, sehingga seakan-akan mimbar itu mau pecah. Lalu Rasulullah saw turun dari mimbar dan merangkul mimbar itu sehingga tangisnya berkurang sampai mimbar itu diam sama sekali. Rasulullah saw berkata: "Mimbar itu menangis mendengar ayat-ayat Allah dibacakan diatasnya." (Sahih Bukhari juz 4 no. 783). g. Mayat seorang murtad tidak diterima oleh Bumi Diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a, ia berkata: Di antara kami ada seorang lelaki dari Bani Najjar, dia telah membaca surah al-Baqarah dan surah Ali Imran serta selalu menulis untuk Rasulullah s.a.w, lalu dia melarikan diri untuk bersama-sama Ahli Kitab. Anas berkata: Ahli Kitab menyanjungnya. Mereka berkata: Lelaki ini telah menulis untuk Muhammad menyebabkan mereka mengkaguminya. Setelah beberapa ketika bersama-sama Ahli Kitab, lelaki tersebut meninggal dunia. Ahli Kitab menggali kubur dan mengkebumikannya. Bumi memuntahkannya ke permukaan. Mereka menggali lagi dan mengkebumikannya semula. Namun bumi tetap memuntahkan lelaki tersebut ke permukaan. Mereka menggali dan mengkebumikannya lagi. Bumi tetap memuntahkannya semula ke permukaan. Akhirnya mereka membiarkannya di permukaan bumi (Sahih Bukhari juz 4 no 814). h. Berhala-berhala runtuh dengan hanya ditunjuk oleh Rasulullah saw Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud r.a, ia berkata: Ketika Nabi s.a.w memasuki Mekah terdapat sebanyak tiga ratus enam puluh buah berhala di persekitaran Kaabah. Lalu Nabi s.a.w meruntuhkannya dengan menggunakan tongkat yang berada di tangannya seraya bersabda: Bermaksud: Telah datang kebenaran dan musnahlah kebatilan karena sesungguhnya kebatilan itu, adalah sesuatu yang pasti musnah. Bermaksud: Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan bermula dan tidak akan berulang. Ibnu Abu Umar menambah: Peristiwa itu terjadi pada masa pembukaan Kota Mekah. (Sahih Bukhari, kitab Jihad). i. Makanan sedikit dimakan banyak orang: Dari Jabir bin Abdullah r.a, ia berkata: Semasa parit Khandak digali, aku melihat keadaan Rasulullah s.a.w dalam keadaan sangat lapar. Maka akupun segera kembali ke rumahku dan bertanya kepada isteriku, apakah engkau mempunyai sesuatu (makanan)? Kerana aku melihat Rasulullah s.a.w tersangat lapar. Isteriku mengeluarkan sebuah beg yang berisi satu cupak gandum, dan kami mempunyai seekor anak kambing dan beberapa ekor ayam. Aku lalu menyembelihnya, manakala isteriku menumbuk gandum. Kami sama-sama selesai, kemudian aku memotong-motong anak kambing itu dan memasukkannya ke dalam kuali. Apabila aku hendak pergi memberitahu Rasulullah s.a.w, isteriku berpesan: Jangan engkau memalukanku kepada Rasulullah s.a.w dan orang-orang yang bersamanya. Aku kemudiannya menghampiri Rasulullah s.a.w dan berbisik kepada Baginda: Wahai Rasulullah! Kami telah menyembelih anak kambing kami dan isteriku pula menumbuk satu cupak gandum yang ada pada kami. Karena itu, kami menjemput baginda dan beberapa orang bersamamu. Tiba-tiba Rasulullah s.a.w berseru: Wahai ahli Khandak! Jabir telah membuat makanan untuk kamu. Maka kamu semua dipersilakan ke rumahnya. Rasulullah s.a.w kemudian bersabda kepadaku: Jangan engkau turunkan kualimu dan jangan engkau buat roti adonanmu sebelum aku datang. Aku pun datang bersama Rasulullah s.a.w mendahului orang lain. Aku menemui isteriku. Dia mendapatiku lalu berkata: Ini semua adalah karena kamu, aku berkata bahawa aku telah lakukan semua pesananmu itu. Isteriku mengeluarkan adonan roti tersebut, Rasulullah s.a.w meludahinya dan mendoakan keberkatannya. Kemudian Baginda menuju ke kuali kami lalu meludahinya dan mendoakan keberkatannya. Setelah itu Baginda bersabda: Sekarang panggillah pembuat roti untuk membantumu dan cedoklah dari kualimu, tapi jangan engkau turunkannya. Ternyata kaum muslimin yang datang adalah sebanyak seribu orang. Aku bersumpah demi Allah, mereka semua dapat memakannya sehingga kenyang dan pulang semuanya. Sementara itu kuali kami masih mendidih seperti sediakala. Demikian juga dengan adonan roti masih tetap seperti asalnya. Sebagaimana kata Ad-Dahhak: Masih tetap seperti asalnya. (Sahih Bukhari, Muslim, kitab Minuman). j. Sepotong hati kambing cukup untuk 130 orang. Dari Abd. Rahman bin Abu Bakar r.a., ia berkata: Kami dengan sejumlah seratus tiga puluh orang sedang bersama Nabi s.a.w. Nabi s.a.w bertanya: Adakah salah seorang di antara kamu mempunyai makanan? Didapati ada seorang yang mempunyai kira-kira satu gantang gandum atau seumpamanya, lalu diadunkannya. Kemudian datang seorang lelaki tinggi dan kusut rambutnya membawa kambing-kambing untuk dijual. Nabi s.a.w bertanya: Adakah ianya untuk dijual atau dihadiahkan? Lelaki itu menjawab: Tidak! Bahkan ianya untuk dijual! Maka dibeli daripadanya seekor kambing. Setelah disembelih, Rasulullah s.a.w memerintahkan supaya diambil hatinya untuk dipanggang. Dia (Abdul Rahman bin Abu Bakar) berkata: Demi Allah! Setiap seratus tiga puluh orang itu, kesemuanya mendapat sepotong hati kambing daripada Rasulullah s.a.w. Jika orang itu ada bersama, maka Rasulullah s.a.w memberikannya. Jika sebaliknya, Rasulullah s.a.w menyimpan untuknya. Makanan itu dibagikan kepada dua talam. Kami makan dari kedua talam itu sehingga kenyang. Lebihan yang terdapat pada kedua talam tersebut dibawa ke atas unta atau mungkin juga riwayatnya begitu.(Sahih Bukhari, Muslim, kitab Minuman). k. Susu dan kencing unta menyembuhkan penyakit. Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, ia berkata: Sesungguhnya beberapa orang dari daerah Urainah datang ke Madinah untuk menemui Rasulullah s.a.w mereka telah mengidap sakit perut yang agak serius. Lalu Rasulullah s.a.w bersabda kepada mereka: Sekiranya kamu mau, keluarlah dan carilah unta sedekah, maka kamu minumlah susu dan air kencingnya. Lalu mereka meminumnya, dan ternyata mereka menjadi sehat. Kemudian mereka pergi kepada sekumpulan pengembala lalu mereka membunuh pengembala yang tidak berdosa itu dan mereka telah menjadi murtad (keluar dari Islam.) Mereka juga telah melarikan unta milik Rasulullah s.a.w, kemudian peristiwa itu diceritakan kepada Rasulullah s.a.w. Lalu baginda memerintahkan kepada para Sahabat agar menangkap mereka. Setelah ditangkap lalu mereka dihadapkan kepada baginda s.a.w. Maka Rasulullah s.a.w pun memotong tangan dan kaki serta mencungkil mata mereka. Kemudian baginda membiarkan mereka berada di al-Harrah (sebuah daerah di Madinah yang terkenal penuh dengan batu hitam) sehingga mereka meninggal dunia.(Sahih Bukhari, Muslim, kitab qishas dan diyat). l. Roti sedikit cukup untuk orang banyak. Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, ia berkata: Abu Talhah telah berkata kepada Ummu Sulaim: Aku mendengar suara Rasulullah s.a.w begitu lemah. Tahulah aku baginda dalam keadaan lapar. Apakah engkau mempunyai sesuatu? Ummu Sulaim menjawab: Ya! Kemudiannya dia menghasilkan beberapa buku roti dari gandum dan setelah itu, mengambil kain tudungnya dan membungkus roti itu dengan separuh kain tudung, lalu disisipkan di bawah bajuku, sedangkan yang separuh lagi diselendangkan kepadaku. Selepas itu pula dia menyuruhku pergi ke tempat Rasulullah s.a.w. Akupun berangkat membawa roti yang dibungkus kain tudung itu. Aku mendapatkan Rasulullah s.a.w yang sedang duduk di dalam masjid bersama orang-ramai dan berada di sisi mereka. Rasulullah s.a.w bertanya: Abu Talhah yang mengutusmu? Aku menjawab: Ya, benar! Rasulullah s.a.w bertanya lagi: Untuk makanan? Aku menjawab: Ya! Rasulullah s.a.w bersabda kepada orang-ramai yang bersama baginda: Bangunlah kamu sekalian! Rasulullah s.a.w lalu berangkat diiringi para sahabat dan aku berjalan di antara mereka untuk segera memberitahu Abu Talhah. Maka Abu Talhah berkata: Wahai Ummu Sulaim! Rasulullah s.a.w telah datang bersama orang yang ramai, padahal kita tidak mempunyai makanan yang mencukupi untuk mereka. Dia menjawab: Allah dan RasulNya lebih tahu. Lalu Abu Talhah menjemput Rasulullah s.a.w dan Rasulullah s.a.w pun masuk bersamanya. Rasulullah s.a.w bersabda: Bawakan ke sini apa yang ada di sisimu wahai Ummu Sulaim! Ummu Sulaim terus membawa roti tersebut kepada baginda kemudian memerah bekas lemaknya untuk dijadikan lauk dimakan dengan roti. Kemudian Rasulullah s.a.w mendoakan makanan itu. Setelah itu baginda bersabda: Izinkan sepuluh orang masuk! Abu Talhah memanggil sepuluh orang Sahabat. Mereka makan sehingga kenyang kemudian keluar. Rasulullah s.a.w menyambung: Biarkan sepuluh orang lagi masuk. Sepuluh orang berikutnya pun masuk dan makan sehingga kenyang lalu keluar. Rasulullah s.a.w kemudian bersabda lagi: Suruhlah sepuluh orang lagi masuk. Demikian berlaku terus-menerus sehingga semua orang dapat makan hingga kenyang, padahal jumlah mereka adalah lebih kurang tujuh puluh atau delapan puluh orang.(Sahih Bukhari, Muslim, kitab Minuman). m. Doa untuk Anas bin Malik. Diriwayatkan dari Anas r.a., darip Ummu Sulaim, ia berkata: Wahai Rasulullah! Aku menjadikan Anas sebagai khadammu, tolonglah berdoa untuknya. Rasulullah s.a.w pun berdoa: Ya Allah, banyakkanlah harta dan anaknya dan berkatilah apa yang diberikan kepadanya. Berkata Anas: "Demi Allah, harta bendaku memang banyak dan anak begitu juga anak dari anakku memang banyak sekali dan sekarang sudah berjumlah lebih dari 100 orang.(Sahih Bukhari, Muslim, kitab kelebihan para sahabat). n. Makanan yang dimakan tidak berkurang justru bertambah tiga kali lipat Diriwayatkan dari Abdul Rahman bin Abu Bakar r.a., ia berkata: Mereka yang disebut Ashaab As-Suffah adalah orang-orang miskin. Rasulullah s.a.w pernah bersabda suatu ketika: Siapa mempunyai makanan untuk dua orang, dia hendaklah mengajak orang yang ketiga dan sesiapa mempunyai makanan untuk empat orang, dia hendaklah mengajak orang kelima, keenam atau seperti diriwayatkan dalam Hadis lain. Abu Bakar r.a datang dengan tiga orang. Nabi pula pergi dengan sepuluh orang dan Abu Bakar dengan tiga orang yaitu aku, ibu dan bapaku. Tetapi aku tidak pasti adakah dia berkata: Isteriku dan khadamku berada di antara rumah kami dan rumah Abu Bakar. Abdul Rahman berkata lagi: Abu Bakar makan malam bersama Nabi s.a.w dan terus berada di sana sehinggalah waktu Isyak. Selesai sembahyang, dia kembali ke tempat Nabi s.a.w lagi, sehinggalah Rasulullah s.a.w kelihatan mengantuk. Sesudah lewat malam, barulah dia pulang. Isterinya menyusulinya dengan pertanyaan: Apa yang menghalang dirimu untuk pulang menemui tetamumu? Abu Bakar berkata: Bukankah engkau telah menjamu mereka makan malam? Isterinya menjawab: Mereka tidak mau makan sebelum engkau pulang, padahal anak-anak sudah mempersilakan tetapi mereka tetap enggan. Akupun berundur untuk bersembunyi. Lalu terdengar Abu Bakar memanggil: Hai dungu! Diikuti dengan sumpah-serapah. Kemudian dia berkata kepada para tetamunya: Silakan makan! Barangkali makanan ini sudah tidak enak lagi. Kemudian dia bersumpah: Demi Allah, aku tidak akan makan makanan ini selamanya! Abdul Rahman meneruskan ceritanya: Demi Allah, kami tidak mengambil satupun kecuali sisanya bertambah lebih banyak lagi, sehinggalah apabila kami sudah merasa kenyang, makanan itu menjadi bertambah banyak daripada yang sedia ada. Abu Bakar memandangnya ternyata makanan itu tetap seperti sedia atau bahkan lebih banyak lagi. Dia berkata kepada isterinya: Wahai saudara perempuanku! Bani Firas apakah ini? Isterinya menjawab: Tidak! Demi cahaya mataku, sekarang ini makanan tersebut bertambah tiga kali ganda lebih banyak daripada sediakala. Lalu Abu Bakar makan dan berkata: Sumpahku tadi adalah dari syaitan. Dia makan satu suap, kemudian membawa makanan tersebut kepada Rasulullah s.a.w dan membiarkannya di sana hingga pagi hari. Pada waktu itu di antara kami (kaum muslimin) dengan suatu kaum akan dilangsungkan satu perjanjian. Apabila tiba waktunya, kamipun menjadikan dua belas orang sebagai ketua saksi, masing-masing mengepalai beberapa orang. Hanya Allah yang tahu berapa orangkah sebenarnya yang diutuskan bersama mereka. Cuma yang pastinya Rasulullah s.a.w memerintah agar dipanggilkan mereka kesemuanya. Lalu kesemuanya makan dari makanan yang dibawa oleh Abu Bakar atau sebagaimana yang diriwayatkan dalam riwayat yang lain.(Sahih Bukhari, Muslim, Kitab Minuman). o. Ingatan Abu Hurairah Abu Hurairah mengeluh kepada Rasulullah saw bahwa dia terlalu pelupa. Lalu Rasulullah saw membentangkan kainnya diatas tanah, lalu memegang-megang kainnya dengan tangan beliau. Abu Hurairah disuruh Rasulullah memeluk kain itu. Sejak itu Abu hurairah tidak pernah lupa-lupa lagi. Dan beliau terkenal paling banyak menghafal hadis. (Sahih Bukhari muslim). C. Aspek-aspek Kemukjizatan Alquran Dalam sejarah kemunculan dan berkembangnya pembiranaan tentang Kemukjizatan Alquran , terlihat bahwa para ahli berbeda pendapat dalam melihat aspek-aspek kemukjizatan Alquran yang dipandang penting. Namun dari berbagai perbedaan itu , secara global tidak terlepas dari tiga aspek yang meliputi: (1) as-Sharfah, (2) Keindahan bahasa, dan (3) Kandungan isinya. Untuk lebih jelasnya, ketiga aspek ini dapat diuraikan sebagai berikut:1. Aspek Ash-SharfahDari kalangan mutakallimin, Abu Ishak Ibrahim An-Nazzam, berpendapat, bahwa kemukjizatan Alquran terjadi dengan cara Ash-Sharfah (pemalingan). Arti Ash-Sharfah menurut An-Nazzam ialah, bahwa Allah memalingkan perhatian orang-orang Arab dari menandingi Al;-Quran. Padahal, mereka sebenarnya mampu untuk menandinginya. Di sinilah letak kemukjizatan Al-Qurean menurut An-Nazzam.Tokoh lain dari pendukung konsep Ash-Sharfah ialah Al-Murtadha (dari aliran Syi'ah). Hanya saja Al-Murtadha mengartikan Ash-Sharfah berbeda dengan pengertian yang dibuat An-Nazzam. Menurut Al-Murtadha, Ash-Sharfah berati pencabutan. Dalam hal ini, Allah mencabut ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk menandingi Alquran dari orang-orang Arab pada masa itu. Sehingga mereka tidak mampu membuat karya yang menandingi Alquran (Manna' Khalil Al-Qaththan, 1992: 372 - 373).Selain dari An-Nazzam (dari aliran Mu'tazilah) dan Al-Murtadha (dari airan Syi'ah), Abu Ishak Al-Isfarayaini (dari aliran Asy'ariah) juga termasuk salah seorang pendukung konsep Al-I'jaz Bish-Sharfah ini. Hanya saja nama An-Nazzam jauh lebih populer daripada yang lainnya dalam hal ini. Namun, sangat disayangkan, bahwa hingga saat ini kita belum menemukan data-data authentik tentang pemikiran An-Nazzam. Di samping para pendukung, pengecamnya pun tak kalah hebatnya terhadap konsep Ash-Sharfah ini. Baik dari kalangan Mu'tazilah, maupun Asya'irah. Abu Bakar Al-Baqillani, umpamanya, merupakan salah seorang tokoh Asya'irah yang menolak konsep ini. Alasan yang dikemukakan beliau dalam hal ini ialah, "seandainya benar bahwa orang-orang Arab pada masa Nabi dipalingkan Allah perhatiannya dari menandingi Alquran, tentunya orang-orang Arab Pra-Islam yang hidup pada masa jahiliah memiliki karya-karya yang dapat menyaingi kehebatan Alquran. Karena mereka tidak ditantang untuk menandingi Alquran dan tidak pula dihalangi kemauan dan kemampuannya. Dengan demikian, jika kita tidak menemukan karya-karya pujangga Arab Pra-Islam yang serupa dengan Alquran, maka konsep Ash-Sharfah mesti batal (absurd) (Al-Baqillani, I'jaz Alquran, tt.: 30). Alasan lain yang dikemukakan Al-Baqillani tentang absurditas konsep Ash-Sharfah ini ialah, seandainya pertandingan melawan Alquran itu memungkinkan tidak mungkin, karena adanya Ash-Sharfah maka kemukjizatannya tidak inheren pada Alquran itu sendiri, melainkan halangan itulah yang menjadi mukjizat, sedangkan Alquran tidak memilki keistimewaan ... tidak ada perbedaan antara Kalamullah dengan Kalamul Basyar (Ibid.: 30 - 31).Selain Al-Baqillani, sebenarnya masih banyak lagi tokoh-tokoh Ilmu Kalam yang juga menentang konsep Ash-Sharfah ini. Baik dari kalangan Mu'tazilah sendiri, maupun dari kalangan Asya'irah. Seperti Al-Qadhi Abdul Jabbar (tokoh Mu'tazilah) termasuk kelompok penentang konsep ini. Dari penjelasan ini terlihat, bahwa sungguhpun lahirnya konsep Ash-Sharfah hampir selalu dinisbahkan kepada nama An-Nazzam, tokoh Mu'tazilah, namun dalam kenyataannya tidak semua pengikut Mu'tazilah mengakui Ash-Sharfah sebagai salah satu aspek kemukjizatan Alquran. Dalam hal ini, kelihatannya konsep Ash-Sharfah bukan monopoli sesuatu aliran pemikiran tertentu, melainkan banyak tergantung pada kecendrungan tokoh-tokohnya sebagai individu. Sehingga, tidaklah beralasan untuk mengatakan Ash-Sharfah sebagai pandangan Mu'tazilah. 2. Keindahan Bahasa (Fashahah dan Balaghah) Aspek kedua dari kemukjizatan Alquran yang menjadi pokok bahasan para ulama Kalam ialah dari segi keindahan bahasanya. Dalam hal ini, Bahasa Arab yang digunakan Alquran dipandang sebagai bahasa yang istimewa, baik dari segi gaya bahasanya, susunan kata-katanya, maupun ketelitian redaksi yang digunakannya. Walaupun di kalangan ulama terjadi perbedaan pendapat mengenai segi-segi keindahan bahasa Alquran, namun pada umumnya mereka sepakat, mengakui keindahan bahasa Alquran. Keindahannya, jauh melebihi keindahan bahasa yang disusun oleh para sastrawan Arab. Bahkan, kekaguman terhadap keindahan bahasa Alquran ini bukan saja berasal dari kalangan orang-orang yang beriman saja, melainkan orang-orang kafir Qureisy pun pada saat turunnya Alquran mengakui hal ini. Hanya saja mereka tidak mau mengakuinya sebagai wahyu dari Allah. Mengenai keluar-biasaan keindahan bahasa Alquran mereka sangat terkesima, sehingga menuduh, bahwa hal itu dibuat oleh Muhammad dengan menggunakan sihir yang dipelajarinya dari orang-orang Yahudi. Sebagaimana terlihat dari firman Allah, ketika mensitir perkataan orang yang membangkang dari kebenaran, "Lalu dia berkata: (Alquran) ini tak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang Yahudi)" (Al-Muddatstsir/74: 24). Kemukjizatan Alquran dari aspek keindahan bahasanya dalam kajian para mutakallimin tidak sekedar menyangkut essensinya yang juga menajdi obyek kajian ahli balaghah, tapi, lebih dari itu, kajian ahli Kalam juga menyangkut eksistensi fashahah dan balaghah tersebut dalam I'jazul Quran. Dalam kajian ini, para mutakallimin tentunya tidak hanya menggunakan pendekatan "subyektif", yang mengandalkan ketajaman intuisi dan perasaan, melainkan juga dengan pendekatan kognitif yang menjadi ciri khas ke-mutakallim-annya. Bahkan menurut Dr. Munir Sulthan, para mutakallimin masa awal sebenarnya memiliki andil yang sangat besar dalam bidang kesusastraan Arab, suatu peran yang tak dapat dilakukan oleh kalangan sastrawan sendiri. Karena sumbangsih mereka dalam hal ini disertai dengan analisa logis dan filosofis. Hanya saja, setelah Az-Zamakhsyari peran ini menjadi hilang, karena mereka meninggalkan model-model pendekatannya yang semula. Yaitu, di samping pendekatan logika dan filsafat, mereka juga menghiasi ilmunya dengan filsafat dan sastra [Munir Sulthan, 1986: 256]. Pada bagian lain dari hasil penelitiannya, Munir Sulthan juga menyebutkan nama-nama mutakallimin yang mengkaji secara mendalam aspek kebahasaan I'jazul-Quran. Dari kalangan Mu'tazilah, nama-nama tersebut ialah: Al-Jahizh, Ar-Rummani dan Az-Zamakhsyari. Sedangkan dari aliran Asya'irah disebutkan antara lain: Abu Bakar Al-Baqillani dan Abdul Qahir Al-Jurjani [Ibid.: 255].Sedangkan dari kalangan sastrawan, walaupun namanya tidak dikenal di kalangan mutakallimin, ialah Abu Sulaiman Hamd bin Muhammad bin Ibrahim Al-Khaththaby (319-388 H). Beliau menulis sebuah buku yang berjudul, Kitab Bayan I'jaz Alquran [Muhammad Khalfullah Ahmad dan Muhammad Zaghlul Salam, tt.: 123]. Sedangkan Ahli Kalam lainnya, seperti Al-Qadhi Abdul Jabbar, walaupun tidak membahas aspek kebahasaan ini secara luas, namun beliau tetap mengakui keindahan bahasa Alquran sebagai aspek kemukjizatannya. Dalam hal ini, Abdul Jabbar lebih menekankan pada analisa logika (manthiqiyyah) tentang keberadaan aspek Fashahah dalam kajian I'jazul Quran. Yakni, bagaimana jalan pikiran kita bisa menerima kenabian Muhammad melalui analisa situasional dalam kaitannya dengan keindahan bahasa Alquran. Seperti masalah ada atau tidaknya perlawanan dari para pujangga Arab untuk menandingi Alquran; bagaimana semestinya tingkat kemampuan bahasa mereka, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah tantangan dan perlawanan (At-Tahaddi Wa Al-Mu'aradhah) [Al-Qadhi Abdul Jabbar Al-Hamadzani, 1960: 236 - 316]. Walaupun hal ini sebenarnya lebih relevan dengan masalah Ash-Sharfah. 3. Ketelitian Redaksinya Ketelitian redaksi bergantung pada hal berikut : 1) Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dan antonimnya, beberapa contoh diantaranya:a. Al-Hayah (hidup) dan Al-Maut (mati), masing-masing serbanyak 145 kali b. An-Naf (manfaat) dan Al-Madharah (mudarat), masing-masing sebanyak 50 kali c. Al-Har (panas) dan Al-Bard (dingin) sebanyak 4 kali d. As-Shalihat (kebajikan) danAs-Syyiat (keburukan) sebanyak masing-masing 167 kali e. Ath-thumaninah (kelapangan/ketenangan) dan Adh-dhiq (kesempitan/kekesalan) sebanyak masing-msing 13 kali 2) Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya atau makna yang dikandungnya a. Al-harts dan Az-ziraah (membajak/bertani) masing-masing 14 kali b. Al-ushb dan Adh-dhurur (membanggakan diri/angkuh) masing-masing 27 kali c. Adh-dhaulun dan Al-mawta (orang sesat/mati jiwanya) masing-masing 17 kali 3) Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjukan akibatnya a. Al-infaq (infaq) dengan Ar-ridha (kerelaan) masing-masing 73 kali b. Al-bukhl (kekikiran) dengan Al-hasarah (penyesalan) masing-masing 12 kalic. Al-kafirun(orang- orang kafir) dengan An-nar/Al-ihraq (neraka/pembakaran) masing-masing 154 kali 4) Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya a. Al-israf (pemborosan dengan As-surah (ketergesaan) masing-masing 23 kali b. Al-mawizhah (nasihat/petuah) dengan Al-lisan (lidah) masing-masing 25 kali c. Al-asra (tawanan) dengan Al-harb (perang) masing-masing 6 kali 5) Di samping keseimbangan-keseimbangan tersebut, di temukan juga keseimbangan khusus a. Kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari dalam setahun, sedangkan kata hari dalam bentuk plural (ayyam) atau dua (yawmayni), berjumlah tiga puluh, sama dengan jumlah hari dalam sebulan. Disisi lain, kata yang berarti bulan (syahr) hanya terdapat dua belas kali sama dengan jumlah bulan dalam setahun. b. Al-Quran menjelaskan bahwa langit itu ada tujuh. Penjelasan ini diulangi sebanyak tujuh kali pula, yakni dalam surat Al-Baqarah ayat 29, surat Al-Isra ayat 44, surat Al-Muminun ayat 86, surat Fushilat ayat 12, surat Ath-thalaq 12, surat Al- Mulk ayat 3, surat Nuh ayat 15, selain itu, penjelasan tentang terciptanta langit dan bumi dalam enam hari dinyatakan pula dalam tujuh ayat. c. Kata-kata yang menunjukkan kepada utusan Tuhan, baik rasul atau nabi atau basyir (pembawa berita gembira) atau (nadzir pemberi peringatan), kesemuanya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama nabi, rasul dan pembawa berita tersebut yakni 518. 4. Kandungan Isinya Pembahasan menmgenai aspek kemukjizatan Alquran dari segi kandungan isinya, sungguh akan menyita banyak halaman (tempat) dalam makalah ini. Untuk itulah, maka pembahasan dari aspek ini akan dipaparkan secara global. Isi dan kandungan Alquran banyak memberikan informasi mengenai hal-hal yang tak mungkin dikuasai (diketahui) oleh ilmuwan manapun yang hidup pada abad VI M (empat belas abad yang lalu). Bahkan, hingga saat sekarang pun banyak di antara informasi-informasi itu yang hanya bisa diperoleh dari Alquran. Informasi-informasi (berita-berita) seperti inilah yang merupakan salah satu aspek kemukjizatan Alquran. Di antara isi dan kandungan Alquran yang menunjukkan kemukjizatannya, secara garis besar dapat diklassifikasikan kepada tiga jenis sebagai berikut: a. Berita tentang Hal-hal yang Ghaib Beritan-berita ghaib yang terdapat dalam Alquran dapat dikelompokkan kepada: 1) Berita-berita ghaib yang terjadi sebelumnya; yaitu berita-berita tentang orang-orang terdahulu. Seperti berita tentang Nabi Musa a.s. (Alquran, 28: 44 -46); berita tentang Maryam, ketika melahirkan Isa a.s. (Q. S. 19: 15- 34 dan 4: 44); pertualangan Nabi Ibrahimdalammencarti Tuhan (Q. S. 6: 74 - 81). Kesemua berita ini disampaikan kepada Nabi Muhammad untuk memperteguh hatinya dan sebagai peringatan bagi orang-orang Mukmin (Q. S. 11:120). Sebelum mendapat wahyu ini, Nabi Muhammad sendiri tidak tahu tentang berita-berita tersebut (Q.S. 11: 49). 2) Berita-berita ghaib yang sedang terjadi di tempat lain. Seperti mengenai maksud jahat orang-orang munafik dengan membangun masjid Dhirar (Q. S. 9: 107); aatau berita ghaib yang terjadi di tempat yang sama. Seperti sikap orang-oraorang munafik yang bermanis muka di hadapan Nabi, padahal hatinya buruk dan sangat memusuhi Nabi (Q. S. 2: 204 - 206). 3) Berita-berita ghaib yang akan terjadi (sesudah turunnya wahyu). Seperti kemenangan yang akan diperoleh tentara Romawi dalam menghadapin bangsa Persia (Q. S. 30: 1 - 6); Nabi dan para sahabatnya akan memasuki kota Mekkah dalam keadaan aman (Q. S. 48: 27); Allah akan mengabadikan jenazah Fir'aun sebagai bukti historis (Q. S. 10: 92); Kemurnian Alquran tetap akan terpelihara (Q.S. 15: 9); dan berbagai masalah ghaib lainnya yang ditunjukkan oleh Alquran, baik secara eksplisit maupun implisit. b. Isyarat-isyarat Ilmiah Isi dan kandungan Alquran banyak menginformasi-kan masalah-masalah ilmiah yang hanya mungkin diketa-hui oleh ilmuwan abad modern ini. Sungguhpun dalam hal ini Alquran tidak mengupas secara tuntas masalah-masalah keilmuan modern -- karena hal ini bukan tujuan utama diturunkannya Alquran -- namun, paling tidak Alquran telah memberikan isyarat-isyarat yang mungkin dapat dikem-bangkan oleh manusia. Isyarat-isyarat ilmiah semacam ini merupakan suatu hal yang sangat mustahil dapat diketahui oleh manusia abad VI M. Ayat-ayat yang mengandung isyarat ilmiah semacam ini, semakin lama semakin banyak ditemukan dalam Alquran, sejalan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan. Di antara ayat-ayat tersebut yang sudah dibuktikan kebenarannya melalui penemuan di bidang ilmu pengetahuan Alam antara lain: 1) Hukum Toricelly yang ditemukan pada abad XVII M, menyatakan bahwa semakin tinggi suatu tempat, maka semakin rendah tekanan udara yang ada di tempat itu. Hukum ini diisyaratkan Alquran dalam Surat Al-An'am/6: 125 yang mengisyaratkan bahwa seseorang yang naik ke langit (ke tempat yang lebih tinggi), maka akan mengalami sesak napas, karena dadanya terasa sempit. Hal ini (rasa sempit di dada), menurut Hukum Torecelly akan terjadi ketika seseorang berada pada ketinggian 12000 feet dari permukaan laut [Muhammad Ismail Ibrahim, t.t.: 89]. 2) Atom bukanlah partikel terkecil yang tak dapat dibagi-bagi lagi (Q.S. 10: 61), melainkan masih dapat dipecah lagi menjadi unsur-unsur: Proton, Netron dan Elektron [Muhammad Ali Ash-Shabuni, op. cit.: 131]. tidak ada yang luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). 3) Mata hari adalah planet yang mengeluarkan energi dan cahaya. Hal ini diisyaratkan pada (Q. S. 10: 5); Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak[. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui. sedangkan bulan dan matahari beredar pada sumbunya masing-masing, sehingga terjadi kesinambungan yang sangat harmonis (tak mungkin terjadi tabrakan). Hal ini diisyaratkan pada Surat Yasin/36: 40. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya. 4) Siang dan malam tidak selalu sama lama (tempo)nya. Kadangkala malam lebih panjang daripada siang, dan kadangkala juga terjadi sebaliknya. Hal ini mengundang tanda tanya untuk dipikirkan jawabannya, seperti tersirat pada Surat Yunus/10: 6. Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa. 5) Dari hasil pemantauan satelit diperoleh bukti, bahwa Jazirah Arab beserta gung-gunungnya bergerak mendekati Iran dengan pergerakan yang sangat lamban, hanya beberapa sentimeter setiap tahunnya. Isyarat ini terlihat dari Alquran, surat An-Naml/28: 88. Dan kau lihat gunung-gunung, kamu kira ia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagaimana berjalannya awan. Demikian perbuatan Allah, Yang membuat kokoh setiap sesuatu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Selain dari ayat-ayat tersebut di atas, sebenarnya masih banyak lagi penemuan-penemuan ilmiah modern yang keberadaannya diisyaratkan oleh Alquran sejak empat belas abad yang lalu. Dalam kaitan ini, peran serta ilmuwan muslim dituntut untuk lebih banyak terlibat dalam penemuan-penemuan ilmiah secara obyektif, sehingga akan lebih banyak lagi menyingkap rahasia-ahasia kemukjizatan Alquran dari aspek ini. c) Kesempurnaan Syari'atnya Kandungan Alquran yang menjadi tujuan utama diturunkannya, yakni berupa syari'at Islam menunjukkan bentuk yang paling sempurna jika dibandingkan dengan bentuk perundang-undangan manapun yang pernah ada di dunia ini. Hal ini terbukti dengan semakin luasnya tersebar ajaran Islam ke seluruh penjuru dunia dan diterima oleh semua lapisan masyarakat, dari kurun-kr kurun hingga abad modern sekarang ini. Indikasi semacam ini, menurut William Montgomery Watt, seorang orientalis dari Skotlandia, merupakan suatu pertanda keabsahan Muhammad sebagai Nabi yang membawa ajaran ini [William Montgomery Watt, 1984: 246]. Keistimewaan lain yang dimiliki oleh Alquran ialah tekunnya para ulama, khususnya para fuqaha dan juga mutakallimin, mempelajari kandungan Alquran yang tak henti-hentinya sejak empat belas abad yang lalu; sehingga melahirkan warisan pemikiran yang patut dibanggakan hingga saat ini [Muhammad Ismail Ibrahim, 1978: 21]. Selain itu, syari'at Islam juga diakui sebagai syari'at yang sesuai dengan kebutuhan manusia, karena ia berasal dari pencipta manusia itu sendiri, yang tujuan utamanya untuk membebaskan manusia dari alam gelap gulita enuju dunia pencerahan yang terang-benderang (Q. S. Al-Baqarah/2: 257). Dalam hal ini banyak indikasi yang menunjukkan, bahwa orang-orang non-muslim pun pada akhirnya berupaya untuk kembali mengadopsi ajaran syari'at Alquran, yang semula mereka acuhkan -- baik disadari atau tidak. Seperti contoh-contoh yang dipaparkan oleh Az-Zarqani [Az-Zarqani, op. cit.: 352 - 353]. Dari ketiga klassifikasi kemukjizatan Alquran berdasarkan kandungan isinya, sebagaimana tersebut di atas, yang banyak mendapat perhatian kalangan mutakallimin sebagai obyek kajiannya, hanyalah klassifikasi yang pertama, yaitu berita-berita ghaib yang dikandung Alquran (Al-Akhbar 'An Al-Ghuyub). http://affanjentrek.blogspot.com/2011/02/afffannur-jentrek-rojoimo-sesungguhnya.html 1.Pengertian Mukjizat Kata Mukjizat menurut Quraish Shihab berasal dari bahasa Arab yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu, sedangkan ta marbutah pada kata menunjukkan makna mubalaghoh (superlative)1. Menurut kamus besar Purwo Darminto adalah kejadian ajaib/luar bisaa yang sukar dijangkau oleh kemampuan manusia2. Sedangkan menurut pakar agama Islam adalah suatu hal atau peristiwa luar bisaa yang terjadi melalui seorang yang disebut Nabi, sebagai bukti kenabiannya yang di tantangkan pada yang meragukan, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan tersebut.3 Manna Khalil Al-Qattan menjelaskan bahwa pengertian Kelemahan secara umum ialah ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, sehingga nampaklah kemampuan dari mujis(sesuatu yang melemahkan). Dan kata Ijas dalam konteks ini adalah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul dengan menampakkan kelemahan orang Arab beserta generasi-generasi setelahnya untuk menghadapi mujizatnya yang abadi( Al-Qur`an).4 Dalam pengertian lain bahwa pengetahuan manusia tentang hukum sebab-akibat yang terdapat di alam hanyalah sebagian kecil dari hukum-hukum sebab akibat yang ada dalam pengetahuan Tuhan. Sebagai contoh adalah untuk mendapatkan hasil angka 7 bisa melalui 4+3 = 7 (hukum alam yang dapat diketahui manusia), sedangkang masih banyak sebab-akibat dari hasil angka 7 yang tidak dapat diketahui manusia karena keterbatasan pengindraan. Misalnya 3+3+1=7, (22)+3=7, 10-3=7, 100-99+(22)+2=7 dst, yang semua sebab-akibat tersebut ditunjukkan oleh Tuhan maka manusia akan mampu memahaminya. Oleh karena itu termasuk kata sukar di atas kurang tepat. Karena yakin bahwa manusia dibatasi oleh hukum-hukum alam yang melekat pada dirinya. Tetapi seandainya Allah memberikan penjelasan maka akal akan mampu menerima kebenaran tersebut, namun kenyataannya Allah tak memberikan penjelasan karena ada tujuan-tujuan tertentu yang tak mudah kita pahami.kedua; melemahkan. Istilah ini juga menggoda pada kita untuk mengkaji ulang. Diantara pendapat datang kaum Sirfah. Abu Ishaq Ibrahim An-Nizam dan pengikutnya dari kaum syiah seperti al-Murtadha mengatakan bahwa kemukjizatan Al-Qur`an adalah dengan cara shirfah (pemalingan). Artinya bahwa Allah memalingkan orang-orang Arab untuk menantang Quran, padahal sebenarnya mereka mampu, maka pemalingan inilah yang luar bisaa yang selanjutnya pendapat ini di habisi oleh Qadi Abu bakar al-Baqalani ia berkata: kalau yang luar bisaa itu adalah shirfah maka kalam Allah bukan mukjizat melainkan Shirfah itu sendiri yang mukjizat dengan berlandasan pada QS. Al-Isra:88. 7 Berbeda dengan pendapat kaum sirfah, penulis lebih memandang melalui kaca mata dilalah siyaqiyah, bahwa makna melemahkan-dilemahkan cenderung mengarah pada konteks menang dan kalah. Hal inilah yang menurut penulis kurang etis. Dan ternyata kata melemahkan ) ( tidak terdapat dalam Al-Qur`an. kalimat yang digunakan adalah (tanda-tanda) dan (penjelasan) yang dari kedua kata tersebut menurut Prof. DR. H. Said Aqil Munawar, MA. mempunyai dua pengertian pertama; pengkabaran Ilahi (QS.3:118, 252/QS.6:4/ QS10:7dan QS.2:159/ QS 3:86/ QS 10:150). Kedua; tanda-bukti yang termasuk digolongkan mukjizat (QS.3:49/ QS.7:126/ QS.40:78/ QS.27:13 dan QS.7:105/ QS.16:44/ QS.20:72)8. yang menurut penulis sebenarnya jauh dari makna melemahkan atau bahkan mengalahkan.ketiga; dibawa oleh seorang nabi. Seandainya peristiwa luar bisaa tersebut terjadi bukan pada nabi meskipun secara fungsi ada kesamaan dengan mukjizat, bisakah disebut mukjizat?. Dalam buku yang sama Quraish Shihab menjelaskan, selain yang membawa nabi kejadian luar bisaa tersebut bukan dinamakan mukjizat. Beliau menambahkan kalau terjadi pada seseorang yang kelak akan menjadi nabi maka disebut Irhash, adakalanya terjadi pada hamba Allah yang taat yang disebut karomah, dan apabila terjadi pada hamba yang durhaka disebut Istidroj (rangsangan untuk lebih durhaka) atau Ihanah (penghinaan)9. Semua peristiwa tersebut adalah merupakan tanda-tanda dan bukti atas kebesaran Allah agar siapapun yang menyaksikannya baik melalui akal maupun hatinya dapat beriman kepada Allah.keempat; sebagai bukti kerasulan. Kata bukti menyangkut percaya dan tidak percaya, seandainya seseorang telah percaya pada rasul bahwa Ia adalah utusan Allah, adakah masih disebut mukjizat?. Dari definisi mukkjizat, makna bukti atau tanda inilah yang paling utama bukan lemah dan melemahkan karena tujuan risalah (kerasulan) adalah agar seseorang mampu memahami dan meyakini bahwa risalah tersebut benar-benar dari Zat yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT. Adapaun bagi mereka yang sudah percaya terhadap kerasulan Nabi beserta apa yang disampaikannya yang berupa wahyu dari Tuhan maka peristiwa luar bisaa tersebut tetap disebut mukjizat. Sebab dimensi lain makna mukjizat(ketidak mampuan akal) tetap berlaku pada orang yang sudah percaya tersebut. Oleh karena itu fungsinya disamping sebagai bukti juga merupakan penjelasan dan pemantapan terhadap keyakinan seseorang.kelima; mengandung tantangan. Memang kebanyakan ulama diantara misalnya Syahrur juga melihat QS. Al-Isra: 88 mengandung tantangan dan tantangan tersebut berakhir pada kelemahan mujas10, namun hemat penulis bahwa sebenarnya Allah tidak hendak menantang orang-orang kafir. Bagaimana bisa Tuhan menantang mahluknya jelas inpossible, karena maksud dan tujuannya bukan untuk menantang. Dalam ilmu dilaliyah, conten analisis perlu meneropong gaya penuturan Autor, misalnya kalimat ayo kalau berani ! ( kondisi marah) mempunyai makna tantangan, sedangkan ayo kalau berani (kodisi tersenyum) bermakana menguji. 2. Makna Kemujizatan Al-Qur`an Berdsarkan sifatnya, mukjizat (Al-Qur`an) yang diberikan kepada nabi Muhammad SAW. sangatlah berbeda dengan mukjizat-mukjizat yang diberikan kepada nabi-nabi terdahulu. Jika para nabi sebelumnya bersifat Hissiy-Matrial sedangkan Al-Qur`an bersifat maknawy / immateri. Perbedaan tersebut bertolak pada dua hal mendasar yaitu pertama, para nabi sebelum Muhammad SAW. ditugaskan pada masyarakat dan masa tertentu. Oleh karenanya mukjizat tersebut hanya sementara. Sedangkan Al-Qur`an tidak terbatas pada masyrakat dan masa tertentu sehingga berlaku sepanjang masa. Kedua, secara historis-sosiologis dalam pemikirannya manusia mengalami perkembangan. Auguste Comte(1798-1857) sebagaimana dikutip oleh Quraish Shihab- ia berpendapat bahwa pikiran manusia dalam perkembangannya mengalami tiga fase. Pertama Fase keagamaan, dikarenakan keterbatasan pengetahuan manusia ia mengembalikan penafsiran semua gejala yang terjadi pada kekuatan Tuhan atau dewa yang diciptakan dari benaknya. Kedua fase metafisika, yaitu manusia berusaha menafsirkan gejala yang ada dengan mengembalikan pada sumber dasar atau awal kejadiannya. Ketiga fase ilmiah, dimana manusia dalam menafsirkan gejala atau fenomena berdasarkan pengamatan secara teliti dan eksperimen sehingga didapatkan hukum-hukum yang mengatur fenomena tersebut11. Posisi Al-Qur`an sebagai mukjizat adalah pada fase ketiga dimana ditengarahi bahwa potensi pikir-rasa manusia sudah luar biasa sehingga bersifat universal dan eternal. Umumnya mukjizat para rasul berkaitan dengan hal yang dianggap bernilai tinggi dan sebagai keunggulan oleh masing-masing umatnya pada masa itu. Misalnya pada zaman nabi Musa lagi ngeternnya tukang sihir, maka mukjizatnya sebagaimana tertera dalam QS. Al-araf: 103-126, As-Suara: 30-51, dan Thoha: 57-73. pada nabi Isa adalah zaman perdukunan / tabib maka mukjizatnya adalah seperti pada QS. Ali Imran: 49 dan Al-Maidah: 110. Dan pada zaman Muhammad lagi marak-maraknya sastra sehingga mukjizat yang mach adalah Al-Qur`an12. Dari sinilah sebagian ulama berpendapat bahwa kemukjizatan Al-Qur`an yang utama saat itu adalah kebahasaan dan kesastraannya di samping isi yang terkandung di dalamnya. 2.Kemukjizatan Al-Qur`an dari aspek Isyarat Ilmiyah Selain keistimewaan pada kebahasaan, Al-Qur`an juga mempunyai isyarat-isyarat ilmiyah yang sebagian ulama menganggap sebagai bentuk kemukjizatan Al-Qur`an. Diantara isyarat-isyarat itu adalah bagaimana Al-Qur`an berbicara tentang reproduksi manusia. Setidaknya ada beberapa ayat yang menjelaskan proses kejadian manusia yang berasal dari Nutfah (air mani), yaitu surat Al-Qiyamah (75:36 -39): 36. Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? 37.Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), 38.Kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, 39.Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan. Surat An-. Najm (53: 45-46): 45. Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita. 46.Dari air mani, apabila dipancarkan Surat Al-Waqiah (56: 58-59) 58.Maka Terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. 59.Kamukah yang menciptakannya, atau kamikah yang menciptakannya? Ayat-ayat di atas pada zaman modern sesuai dengan penemuan para ahli genetika bahwa air mani yang menyembur dari laki-laki mengandung 200.000.000 lebih sel sperma yang salah satu darinya akan menembus rahim dan membuahi ovum. Dalam konsep tersebut bahwa sel sperma mempunyai kromosum yang dilambangkan hurup XY, sedangkan perempuan XX. Apabila sel sperma yang berkromosum X lebih dominan maka akan lahir perempuan sedang apabila yang lebih dominan Y maka akan lahir laki-laki. Barang kali inilah penjelasan sementara tentang informasi ayat ke 39 surat Al-Qiyamah. Kemudian setelah ovum terbuahi akan menjadi zigot atau yang dalam ayat ke 38 disebut Alaqoh.23 Selain itu, Al-Qur`an juga mengisyaratkan tentang kejadian alam semesta, bahwa langit dan bumi tadinya merupakan satu gumpalan seperti digambarkan dalam QS. Al-Anbiya`21: 30. 1.Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? Pada tahun 1929 Edwin P. Hubbel (1889-1953) mengadakan observasi yang menunujukkan adanya pemuaian alam semesta. Hal ini sesuai dengan QS. Azdariyat ayat 57 bahwa alam semesta berekspansi bukan statis sebagaimana diduga Enstin. Ekspansi itu melahirkan sekitar seratur milyar galaksi yang masing-masing mempunyai 100 milyar bintang. Pada awalnya semua benda-benda langit tersebut merupakan gumpalan gas padat terdiri dari proton dan neutron yang mempunyai kisaran secara teratur, dan pada derajat temperature tertentu gumpalan tersebut meledak yang proses ini lazimnya disebut Big Bang.24 Diantara isyarat ilmiyah lain adalah gunung. Secara eksplisit kata gunung dalam Al-Qur`an disebutkan sebanyak 39 kali dan secara implisit terdapat 10 kali. Dari 49 ayat tersebut 22 diantaranya menggambarkan gunung sebagai pasak atau pancang bumi. Misalnya dalam surat An Naba` 78:7 1.Dan gunung-gunung sebagai pasak. Begitu juga dalam QS. 13:3, 15:19, 16:15, 21:31, 27:61, 31:10, 50:7, 77:27 dan 79:32. Fakta-fakta mengenai gunung, baru tersingkap oleh para pakar pada akhir tahun 1960-an, bahwa gunung mempunyai akar, dan peranannya dalam menghentikan gerakan menyentak horizontal lithosfer, baru dapat difahami dalam kerja teori lempengan tektonik(plate tetonics). Hal ini dapat dimengerti karena akar gunung mencapai 15 kali ketinggian di permukaan bumi sehingga mampu menjadi stabilisator terhadap goncangan dan getaran.25Lebih lanjut Airy(1855) mengatakan bahwa lapisan di bawah gunung bukanlah lapisan yang kaku melainkan gunung itu mengapung pada lautan bebatuan yang lebih rapat. Namun demikian massa gunung yang besar tersebut diimbangi defisiensi massa dalam bebatuan sekelilingnya di bawah gunung dalam bentuk akar. Akar gunung memberikan topangan buoyancy serupa dengan semua benda yang mengapung. Ia menggambarkan kerak bumi yang berada di atas lava dapat dibandingkan dengan kenyataan sehari-hari yaitu seperti rakit kayu yang mengapung di atas air, dimana permukaan rakit yang mengapung lebih tinggi dari permukaan lainnya juga mempunyai permukaan yang lebih dalam. Dengan demikian permukaan bumi tetap dalam Equilibrium Isostasis, artinya bawa permukaan bumi berada dalam titik keseimbangan akibat perbedaan antara Volume dan daya grafitasi.26Masih banyak lagi isyarat-isyarat ilmiyah yang disinggung Al-Qur`an misalnya tentang kejadian awan, sistem kehidupan lebah, tumbuhan-tumbuhan yang berklorofil dan seterusnya, yang semua itu merangsang terhadap adanya pembuktian-pembuktian secara empiris dan rasionalis. Dan semakin bukti-bukti itu terkuak semakin nyatalah kebenaran Al-Qur`an bahwa ia bukan buatan Muhammad. Bagaimana mungkin seorang Muhammad yang 14 abad silam tak mengenal pendidikan tidak bisa baca-tulis mampu menjelaskan hal itu semua.Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana posisi kebenaran ilmiyah terhadap isyarat-isyarat ilmiyah Al-Qur`an?. Satu hal yang harus dipahami adalah bahwa Al-Qur`an bukanlah buku kumpulan teori ilmiyah, ia lebih merupakan suatu petunjuk untuk menuju pada tujuan yang benar. Apabila kita menganalisa sedikit ayat-ayat diatas bahwa Al-Qur`an tidak hanya berhenti pada isyarat ilmiyah tetapi lebih pada bagaimana setelah manusia itu memahami dan mengerti terhadap isyarat-isyarat ilmiyah tersebut. Adapun ke-ilmiyah-an Al-Qur`an hanya sebatas juklak agar tujuan-tujuan Tuhan lebih komunikatif dan efektif. Sehingga ada perbedaan mendasar atas ke-ilmiyah-an Al-Qur`an dan ke-ilmiyah-an dalam pengetahuan manusia. Sehingga dapat di analogkan ke-ilmiyah-an Al-Qur`an adalah peta dan ke-ilmiyah-an manusia adalah proses penelusuran jejak-jejak tersebut, oleh karenanya hanya bersifat justifikasi andaikata benar. Sebab sevalid apapun ke-ilmiyah-an manusia ia tetap tunduk pada hukum-hukum dan teori-teori ke-probabilitas-an manusia yang notabene bersifat serba terbatas.Kemukjizatan Al-Qur`an dari aspek kisah-kisah purba Diantara hal yang menarik dari Al-Qur`an adalah bahwa Al-Qur`an memuat beberapa cerita kaum-kaum terdahulu, hingga jauh ke hulu sejarah peradaban umat manusia yang tak mungkin buku sejarah manapun mampu mengcover secara akurat. Memang Al-Qur`an tidak memaparkan secara kronologis-histories, karena memang Al-Qur`an bukanlah buku sejarah. Al-Qur`an menggunakan sejarah purba tersebut hanya sebagai icon terhadap sebuah fenomena tertentu dengan maksud dan tujuan tertentu. Sehingga starting pointnya dalam memahami kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Qur`an bukan dari dimensi histories ansih, melainkan dari dimensi agama kisah merupaka metode Tuhan dalam rangka menyampaikan ajaran yang terkandung di dalamnya.Bahkan Al-Qur`an juga memberi informasi terhadap kejadian-kejadian yang bakal terjadi, misalnya kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia pada masa sekitar sembilan tahun sebelum peristiwa tersebut terjadi. Juga cerita tentang datangnya seekor binatang yang dapat bercakap-cakap menjelang hari kiyamat, yang terdapat dalam surat An-Naml 27: 82.27 82. Dan apabila perkataan Telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami. MannaKholil Khattan menyebutkan macam-macam kisah yang terdapat di Al-Qur`an. Pertama, kisah-kisah para Nabi dan segala hal yang menyangkut perjuangannya. Seperti Nabi Nuh AS, Ibrahim AS, Musa AS, Isa AS, Muhammad SAW. dan seterusnya. Kedua, kisah-kisah yang berhubungan dengan masa lulu dan orang-orang yang belum bias dipastikan kenabiaanya. Misalnya kisah beribu-ribu orang yang pergi dari kampungnya karena takut mati, kisah Talut dan Jalut, dua orang putra Adam, Ashaabul kahfi, Zulkarnain, ashaabul Sabt, Karun dan lain-lainnya. Ketiga, kisah yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi pada Nabi Muhammad SAW. seperti perang badar, prang uhud, perang Hunain, perang Ahzab, tentang Isra` dan Miraj dan lain-lain.28 Sementra diantara kritikus baik dari orientalis maupun oksidentalis ada yang meragukan. Salah satunya seperti yang dikutip MannaKholil Khattan, bahwa salah satu kandidat doctor di Mesir mengajukan judul Al Fannul Qasasiy fil Qur`an, yang intinya dalam disertasi tersebut menyatakan bahwa kisah-kisah dalam Al-Qur`an merupakan karya seni yang tunduk kepada daya cipta dan kreatifitas kaidah-kaidah seni, tanpa harus memegangi sisi kebenaran sejarah. Dari pernyataan ini jelas sekali bahwa ia meragukan kebenaran terhadap kisah-kisah dalam Al-Qur`an.29 Dalam Al-Qur`an surat Al-Hadid(57):26 disebutkan: 1.Dan Sesungguhnya kami Telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan kami jadikan kepada keturunan keduanya kenabian dan Al kitab, Maka di antara mereka ada yang menerima petunjuk dan banyak di antara mereka fasik. Barang kali kita merasa tertohok jika ada orang bertanya kapan dan dimana Nabi Nuh itu hidup adakah bukti-bukti secara empiris terhadap hal itu?. Untuk menelusuri pertanyaan ini kita dapat murujuk pada tradisi Islam yaitu Al-Qur`an-hadis dan sebagainya, tradisi Semitis yang meliputi injil, data arkeologis dan antropologis.Al-Qur`an surat 11:44, mengisahkan bahwa perahu Nabi Nuh terdampar di gunung Judy. Maulana Yusuf menafsirkan, gunung Judy terletak di daerah yang meliputi distrik Bohran di Turki; yaitu dekat perbatasan Turki sekarang dan Irak dan Syiria. Yakni pegunungan besar Plateau Ararat yang mendomonasi distrik ini.Dalam teradisi Islam dari Imam Abu al-Fida Al-Tadmuri (Mattewhs 1949) dapat disimpulkan bahwa sejarah Nabi Nuh AS mulai sekitar 6000 tahun yang lalu atau 4000 SM. Sementara daerah sekitar seperti ayat di atas di huni oleh penduduk lembah Trigis Hulu atau keturunan mereka. Di samping itu pertemuan tadisi Islam dan Injil menguatkan hal tersebut. Menurut Al-Tadmuri nabi Nuh mempunyai tiga putra yaitu Sam, Ham dan Yafat. Menurut tradisi Injil dan Yahudi putra Nabi Nuh adalah Shem, Ham dan Japhet. Sementara Kanaan masih polemic ada yang mengatakan termasuk putranya atau cucunya dari Ham, yang jelas masih keluarga Nabi Nuh.30 Para sarjan Yahudi percaya bahwa Sam adalah cikal-bakal kelompok ras yang umumnya sekarang disebut Timur Tengah. Ham dianggap sebagai nenek moyang oaring yang tinggal di Afrika Utara sedangkan kanaan sebagai asal-usul Canaanites yaitu Hittites, Amorites, Jebusites, Hivites, Girghasites dan Perrizites. Dan Yafat dianggap sebagai bapak dari bangsa yang mendiami daerah utara dan barat Palestina.Keterangan yang mirip di tuturkan oleh Al-Tadmuri dalam bukunya Muthir Al-Gharam Fi Fadl Zuyarat Al-Khalili dengan mengutip riwayat At-Thalabi bahwa Sam adalah bapak dari orang Arab, Parsi dan Yunani, Ham adalah bapaknya orang Negro dan Yafat adalah bapaknya orang Turki, Barbar dan Yajuj dan Majuj.31Dari perkawinan tradisi di atas nampak formasi kehidupan Nabi Nuh sekaligus mempertegas terhadap kisah yang ada dalam Al-Qur`an bukanlah mengada-ada. Meskipun dari sudut latar, setting, plot dan alur tidak jelas. Karena Al-Qur`an tidak hendak me-narasi-kan suatu peristiwa dengan pendekatan sastra. Dan menurut penulis eksistensinya Al-Qur`an sebagai satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan -terkait dengan masalah kisah-kisah ini- maka bila satu kisah sudah dapat dibuktikan secara empiris maka ini sekaligus membuktikan bahwa seluruh kisah dalam Al-Qur`an adalah benar dan non fiktif adanya. 3.Kemukjizatan Al-Qur`an dari aspek Tasyri (hukum) Tak kalah menakjubkan lagi ketika Al-Qur`an berbicara tentang hukum(tasyri) baik yang bersifat individu, sosial(pidana, perdata, ekonomi serta politik) dan ibadah. Sepanjang sejarah peradaban umat, manusia selalu berusaha membuat hukum-hukum yang mengatur sekaligus sebagai landasan hidup mereka dalam kehidupan mereka. Namun demikian hukum-hukum tersebut selalu direkonstruksi diamandement bahkan dihapuskan sesuai dengan tingkat kemajuan intelekstualitas dan kebutuhan dalam kehidupan sosial yang semakin kompleks. Perkara ini tak berlaku pada Al-Qur`an. Hukum-hukum Al-Qur`an selalu kontekstual berlaku sepanjang hayat, dimanapun dan kapanpun karena Al-Qur`an datang dari Zat yang Maha Adil lagi Bijaksana.Dalam menetapkan hukum Al-Qur`an menggunakan cara-cara sebgai berikut; pertama, secara mujmal. Cara ini digunakan dalam banyak urusan ibadah yaitu dengan menerangkan pokok-pokok hukum saja. Demikian pula tentang muamalat badaniyah Al-Qur`an hanya mengungkapkan kaidah-kaidah secara kuliyah.sedangkang perinciannya diserahkan pada As-Sunah dan ijtihad para mujtahid. Kedua, hukum yang agak jelas dan terperinci. Misalnya hukum jihad, undang-undang peranghubungan umat Islam dengan umat lain, hukum tawanan dan rampasan perang. Seperti QS. At-Taubah 9:41. Ketiga, jelas dan terpeinci. Diantara hukum-hukum ini adalah masalah hutang-piutang QS. Al-Baqarah,2:282. Tentang makanan yang halal dan haram, QS. An-Nis` 4:29. Tentang sumpah, QS. An-Nahl 16:94. Tentang perintah memelihara kehormatan wanita, diantara QS. Al-Ahzab 33:59. dan perkawinan QS. An-Nisa` 4:22.32 Yang menarik diantara hukum-hukum tersebut adalah bagaimana Tuhan memformat setiap hukum atas dasar keadilan dan keseimbangan baik untuk jasmani dan rohani, individu maupun sosial sekaligus ketuhanan. Misalnya shalat yang hukumnya wajib bagi setiap muslim yang sudah aqil-balig dan tidak boleh ditinggalkan atau diganti dengan apapun. Dari segi gerakan banyak penelitian yang ternyata gerakan shalat sangat mempengaruhi saraf manusia, yang intinya kalau shalat dilakukan dengan benar dan khusuk (konsentrasi) maka dapat menetralisir dari segala penyakit yang terkait dengan saraf, kelumpuhan misalnya. Juga shalat yang kusuk merupakan bentuk meditasi yang luar biasa, sehingga apabila seseorang melakukan dengan baik maka jiwanya akan selamat dari goncangan-goncangan yang mengakibatbatkan sters hingga gila.Dalam konteks sosial shalat mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar seperti dalam QS. Al-Ankabut 29: 45,45. Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. yang kedua perbuatan tersebut merupakan biang kerok penyakit sosial. Semua bentuk kejahatan sosial seperti politik kotor, korupsi, kriminalitas pelecehan seksual yang semua itu disebabkan oleh nafsu (potensi) syaitoniyah dan shalat adalah obat mujarab untuk itu.Contoh lain misalnya Al-Qur`an ali imran2;159 yang menanamkan sistem hukum sosial dengan berdasar pada azaz musyawarah. 1.Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[33]. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Ayat diatas menganjurkan untuk menyelesaikan semua problem sosial dengan azaz musyawarah agar dapat memenuhi keadilan bersama dan tidak ada yang dirugikan. Nilai yang dapat diambil adalah bagaimana manusia harus mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompoknya, karena hasil keputusan dengan musyawarah adalah keputusan bersama. Dengan demikian keutuhan masyarakat tetap terjaga. Ayat selanjutnya apabila sudah sepakat dan saling bertanggung jawab maka bertawakkal kepada Allah. Hal ini mengindikasikan harus adanya kekuasaan mutlak yang menjadi sentral semua hukum dan sistem tata nilai manusia.Demikianlah karakteristik sekaligus rahasia hukum-hukum Tuhan yang selalu menjaga keadilan dan keseimbangan baik individu, sosial dan ketuhanan yang tak mungkin manusia mampu menciptakan hukum secara kooperatif dan holistic. Oleh karena itu tak salah bila seorang Rasyid Rida -sebagaimana dikutip oleh Quraish Shihab- mengatakan dalam Al-Manarnya bahwa petunujuk Al-Qur`an dalam bidang akidah, metafisika, ahlak, dan hukum-hukum yang berkaitan dengan agama, sosial, politik dan ekonomi merupakan pengetahuan yang sangat tinggi nilainya. Dan jarang sekali yang dapat mencapai puncak dalam bidang-bidang tersebut kecuali mereka yang memusatkan diri secara penuh danmempelajarinya bertahun-tahun. Padahal sebagaimana maklum Muhammd sang pembawa hukum tersebut adalah seorang Ummy dan hidup pada kondisi dimana ilmu pengetahuan pada masa kegelapan. 1.Kesimpulan Menanggapi masalah definisi mukjizat yang telah dihadirkan para ulama, penulis lebih cenderung pada makna bukti, hal ini didasarkan pada bahwa kata mukjizat tidak ditemukan dalam al-quran melainkan kata ayat. Bukti-bukti inilah yang luar biasa sehingga manusia khusunya masyarakat Arab ketika itu bertekuk lutut atau paling tidak sebenarnya mereka mengakuinya. Diantara bukti-bukti yang luar biasa tersebut adalah pada aspek kebahasaannya, isyarat-isyarat ilmiyah dan muatan hukum yang terkandung didalamnya. Ditilik dari kebahasaan, Al-Qur`an mempunyai kandungan makna luar biasa baik yang dihasilkan dari pemilihan kata, kalimat dan hubungan antar keduanya, efek fonologi terhadap nada dan irama yang sangat berpengaruh terhadap jiwa penikmatanya atau efek fonologi terhadap makna yang ditimbulkan serta deviasi kalimat yang sarat makna. Ditambah lagi adanya keseimbangan redaksinya serta keseimbangan antara jumlah bilangan katanya. Sehingga tak heran bila Al-Qur`an menempatkan dirinya sebagai seambrek simbul yang sangat kominikatif lagi fenomenal.Tak kalah serunya Al-Qur`an dilihat dari demensi ilmiyah. Bagaimana Al-Qur`an mendiskripsikan tentang reproduksi manusia, hal ihwal proses penciptaan alam beserta frora dan faunanya tentang awan peredaran matahari dan seterusnya yang semua itu dapat dibuktikan keabsahannya melalui kacamata ilmiyah, sehingga menujukkan bahwa Al-Qur`an sejalan dengan rasio dan akal manusia.Adanya kisah-kisah misterius dalam Al-Qur`an, menempatkannya sebagai ajaran kehidupan yang mencakup total tata nilai mulai hulu peradaban umat manusia hingga hilirnya. Bahwa peristiwa-peristiwa tersebut sengaja dihadirkan oleh Tuhan agar manusia mampu menjadikannya sebagai ibrah kehidupan. Ia merupakan sebuah metode yang dipilih Tuhan untuk menuangkan nilai yang terkandung didalamnya.Keistimewaan Al-Qur`an yang paling esensi adalah petunjuk hukum secara kooperatif, komprehensif dan holistik baik yang berkenaan masalah akidah, agama, sosial, pilitik dan ekonomi yang secara umum bertolak pada azaz keadilan dan keseimbangan, baik secara jasmani dan rohani, dunia dan akhirat atau manusia sebagai indifidu, social masyarakat atau dengan Tuhannya. Demikianlah yang dapat penulis paparkan dan akhirnya wallahu alam bish-shawab. *** Tujuan dan fungsi Mukjizat

Mukjizat berfungsi sebagai bukti kebenaran para nabi. Mukjizat ditampilkan oleh Tuhan melalui hamba-hambaNya yang terpilihuntuk membuktikan kebenaran ajaranIlahi yang dibawa oleh masing-masing Nabi. Jika demikian halnya hal mengandung dua konsekwensi Pertama : Bagi yang telah percaya kepada nabi, maka ia tidak membutuhkan mukjizat. Ia tidak lagi ditantang untuk melakukan hal yang sama. Mukjizat yang dilihat dan dialaminya hanya berfungsi memperkuat keimanan , serta menambah keyakinannya akan kekuasaan Allah SWT

Kedua , para nabi sejak Adam a.s. hingga Isa a.s.diutus untuk suatu kurun tertentu serta masyarakat tertentu. Tantangan yang mereka kemukakan sebagai mukjizat pasti tidak dapat dilakukukan oleh umatnya.Videuraian berikutnya.

Macam-Macam Mukjizat

Secarta garis besarnya mukjizat dibagi dua bagian pokok Pertama : Mukjizat yang bersifat material indrawi dan tidak kekal Mukjizat nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW adalah contoh dari mukjizat yang demikian. Mukjizat mereka bersifat material dan indrawi artinya keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan oleh kaum dimasa dan tempat nabi tersebut menyampaikan risalahnya. Contohnya Perahu Nabi Nuh a.s. yang dibuat atas petunjuk Allah SWT, sehingga mampu bertahan dalam situasi ombak dan gelombang dahsyat Tidak terbakarnya Nabi Ibrahima.s dalam kobaran api yang sangat besar Tongkat Nabi Musa a.s. yang beralih wujud menjadi ular besar mengalahkan ular-ular para penyihir Penyembuhan yang dilakukan oleh Nabi Isa a.s atas izin Allah SWT Dll

Kedua : Mukjizat yang bersifat Imaterial, logis , lagi dapat dibuktikan sepanjang masa. Inilah mukjizat Nabi Muhammad SAW .yang sifatnya bukan indrawiatau material, namun dapat dipahami oleh akal.Karena sifatnya yang demikian, maka ia tidak dibatasi oleh suatu tempat atau masa tertentu. Mukjizat Al Quran dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan akalnyadimanapun dan kapanpun.

B. Mukjizat Al Quran Jika kita berkata Mukjizat Al Quran, maka ini berarti mukjizat ( bukti kebenaran ) tersebut adalah mukjizat yang dimiliki atau yang terdapat didalam Al Quran , bukannya bukti kebenaranyang dating dari luar Al Quran atau factor luar. Dalamkonteks uraiankemukjizatan Al Quran , maka yang dimaksud dengan Al-Quran adalah minimal satu surat walaupun pendek, atau tiga ayat atau satu ayat yang panjangseperti ayat Al-Kursi (QS.002:255 ). Pembatasan minimal itu dipahami dari tahapan-tahapan tantanganAllah kepada setiap orang yang meragukan kebenaran Al Quran sebagai firman Allah SWT. (Baca topic Tantangan Al Quran ybs )

Apakah kemukjizatan Al Quran perlu dibuktikan ?. Tidak dapat disangkal lagi oleh siapapun yang memiliki obyektivitas bahwa Kitab SuciAl Quran memiliki keistimewaan-keistimewaan. Keistimewaan tersebut diakui oleh kawan maupun lawan, sejak dahulu hingga kini. 1.1.Keagungan serta kesempurnaan Al Quran bukan hanya diketahui atau dirasakan oleh mereka yang mempercayaidan mengharapkan petunjuk petunjuk nya. Tetapi juga oleh semua orang yang mengenal secara dekat Al Quran . Karena tiada suatu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lk 5000 tahun yl, yang keadaannya sama dengan Al Quran , bacaan yang amat sempurna lagi mulia itu.

1.2.Tiada suatu bacaan pun yang dibaca oleh ratusan juta orang baik mereka yang mengerti artinya maupun yang tidak mengerti- bahkan dihafal redaksinyahuruf demi huruf seperti halnya Al Quran, lalu anehnyapara juara membaca Al Quran Tingkat Internasional, seroing kali adalah orang-orang yang bahasa ibunya bukan bahasa Al Quran. (bahasa Ajam ).

1.3.Tiada satu bacaan pun yang mendapat perhatian sedemikian serius melebihi Al Quran , perhatian yang tidak hanya tertuju kepada sejarahnya secara umum, tetapi sejarahnya ayat per ayat, baik dari masa, musim dan waktu turunnya sampai kepada sebab-sebab turunnya atau kali-kali turunnya.

1.4.Tiada satu bacaan pun seperti Al Quran yang dipelajariredaksinya, bukan hanya dari segipenempatan kata demi kata, serta pemilihankata tersebut, tetapi juga arti kandungannya yang tersurat, tersirat bahkan sampai kepada kesan-kesan yang ditimbulkan oleh jiwa pembacanya, dan yang dikenal dalam Ilmu Al Quran sebagai tafsir-isyari. Dan yang kemudian dari Al-Quran ditulis ratusan ribu jilid tafsirnya generasi demi generasi hingga saat ini.

1.5.Tiada satu bacaan pun seperti Al Quran yang dipelajari , dibaca , dan dipelihara aneka macam riwayat cara membacanya- yang jumlahnya lebih dari sepuluh- serta disampaikan oleh sedemikian banyak orang yang menurutadat, mustahil mereka sepakat berbohong.

1.6.Tidak satu bacaanpunseperti halnya Al-Quran yang diatur tata cara membacanya , mana yang harus dipanjangkan, dipendekkan, dipertebal atau diperhalus ucapannya.Dimana tempat yang terlarang , bolehatau harus bermula dan berhenti, bahkan diatur lagu dan irama yang diperkenankan atau tidak, sampai kepada etika membacanya.

1.7.Tidak satu bacaanpun yang dihitung jumlahnya , bukan hanya bagian yang terbesarnya ( surasurahnya ) tetapi sampai ke ayat, kalimat, kata dan hurufnya sekalipun, dan kemudian ditemukan rahasia-rahasia yang sangat mengagumkandan perimbangan jumlah bilangan kata-katanya.

1.8.Tidak satu bacaanpun yang diatur dan dipelajari tatacara penulisannya baik dari segi persesuaian dan perbedaannya dengan penulisan masa kini, sampai kepada mencari rahasia mengapa ada kata yang sama tetapi ditulis berbeda, seperti contoh kata bismi pada QS.096:1 yang ditulis dengan menggunakan huruf alif AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI Ilmu janin menurut Al Quran oTahap dalam pembentukan janin: 16:4, 22:5, 23:13, 23:14,35:11, 36:77, 39:6, 40:67, 71:14, 75:37, 75:38, 76:2,77:20, 80:19, 86:6, 86:7, 96:2 oPemeliharaan janin dalam rahim: 23:13, 39:6, 77:21 oPenentuan kelamin bayi: 3:6, 13:8 oPerkembangan indra bayi: 16:78, 23:78, 32:9, 67:23, 76:2 oMasa kandungan: 46:15 ooIlmu tumbuh-tumbuhan dalam Al Quran Penyebutan tumbuh-tumbuhan: 2:61, 2:261, 6:99,10:24, 15:19, 16:11, 18:45, 20:53, 22:5, 23:19,23:20, 26:7, 27:60, 31:10, 36:34, 36:36, 37:146,50:7, 50:9, 78:15, 80:27 Kebutuhan tumbuhan akan air: 2:164, 6:99, 7:57,10:24, 13:4, 13:17, 14:32, 15:22, 16:10, 16:11,16:65, 18:45, 20:53, 22:5, 22:63, 23:19, 25:49,27:60, 30:24, 30:50, 31:10, 32:27, 35:9, 35:27,39:21, 41:39, 43:11, 45:5, 50:9, 50:11, 78:15,80:25 Pengaruh angin dalam pembuahan tumbuh-tumbuhan:15:22 Pentingnya akar pada tumbuhan: 14:24, 14:26 Pengaruh tanah pada tumbuhan: 2:265, 7:58, 13:4,16:65 Pengaruh gerak bumi tumbuhan: 22:5, 41:39 Zat klorofil (hijau daun) pada tumbuhan: 6:99, 12:43,12:46, 22:63, 36:80 Aneka ragam tumbuhan: 2:22, 2:61, 6:99, 6:141,7:57, 13:4, 15:19, 16:10, 16:11, 16:13, 16:67,35:27, 55:11, 55:12, 78:15, 80:28, 80:29, 80:30,80:31, 87:4 Berkembang biak dengan penyemaian: 2:261, 6:99,31:16, 80:27 Cara terbaik menyimpan biji-bijian: 12:47 Ilmu hewan dalam Al Quran Bahasa hewan: 6:38, 27:16, 27:18, 34:10 Penyebutan hewan dalam Al Quran: 2:65,2:67, 2:68, 2:69, 2:71, 2:164, 2:173, 2:259,3:14, 4:119, 4:153, 5:1, 5:3, 5:4, 5:60, 6:38,6:136, 6:138, 6:139, 6:142, 6:143, 6:144,6:145, 6:146, 7:40, 7:73, 7:77, 7:166, 7:176,7:179, 8:60, 10:24, 11:64, 11:69, 12:13,12:14, 12:17, 12:43, 12:46, 12:94, 16:5,16:8, 16:66, 16:80, 16:115, 17:59, 18:18,18:22, 20:18, 20:54, 21:78, 22:18, 22:28,22:30, 22:34, 23:21, 24:45, 25:44, 25:49,26:133, 26:155, 31:19, 34:10, 35:28, 36:71,37:142, 38:19, 38:23, 38:24, 38:31, 39:6,40:79, 42:11, 42:29, 43:12, 45:4, 47:12,51:26, 54:27, 59:6, 62:5, 67:19, 74:50,74:51, 79:33, 80:32, 105:1 Burung dalam Al Quran Teori terbang dalam Al Quran: 67:19 Burung-burungan yang disebut dalam Al Quran:2:57, 5:4, 5:31, 7:160, 12:41, 20:80, 27:20 Hewan melata dalam Al Quran: 7:107, 20:20, 24:45,26:32 Binatang air dalam Al Quran: 5:96, 7:133, 7:163,16:14, 18:61, 18:63, 35:12, 37:142, 68:48 Serangga dalam Al Quran Sarang laba-laba: 29:41 Kerajaan lebah: 16:68, 16:69 Kerajaan semut: 27:18 Penyebutan lalat: 22:73 Penyebutan nyamuk: 2:26 Penyebutan kutu: 7:133 Penyebutan belalang: 7:133, 54:7 Kepekaan kulit: 4:56 Pohon hijau sumber energi: 24:35, 36:80, 56:72 Pembentukan air susu: 16:66, 23:21 Setiap makhluk berpasangan: 4:1, 6:143, 13:3,16:72, 20:53, 22:5, 26:7, 26:166, 30:21, 31:10,35:11, 36:36, 39:6, 42:11, 42:50, 43:12, 50:7,51:49, 53:45, 55:52, 75:39, 78:8, 92:3 Keistimewaan sidik jari manusia: 75:4 Faedah kurma bagi wanita bersalin: 19:23, 19:25,19:26 Pentingnya keseimbagan gizi: 6:141, 7:31 Energi angin: 10:22, 17:69, 21:81, 25:48, 30:46,35:9, 42:33, 77:3 Air sebagai sumber kehidupan: 2:164, 2:265, 6:99,10:24, 14:32, 16:10, 16:11, 16:65, 20:53, 21:30,22:5, 22:63, 23:19, 24:45, 25:49, 25:54, 27:60,29:63, 30:24, 30:50, 31:10, 32:27, 35:9, 35:27,39:21, 41:39, 43:11, 45:5, 50:9, 50:11, 78:14,80:25 Bahaya alkohol bagi manusia: 2:219 Bahaya senggama ketika haid: 2:222 1.sy-Syifa / Obat, Penawar

Firman Allah SWT rqssqr ymyoYom _ $ RuqRr m % |$ rgJ & u) qRs$s)s rqssnMnos_mY tymyyt uqR ) @ gJ -u qR @ t1 tuqr 3 r@m % qqmd 9#%us u) qu#tBuqR dmW rR$tqr ) 9#%$uqr 9cquBsu uRgNrsuuqR r r%qr qqmdqr Ogr not utJ 4 9 ryssr & 9cr$q#u ` B3b%sBB 7 tm / 44.Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya? apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka[1334]. mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh. [1334]yang dimaksud Suatu kegelapan bagi mereka ialah tidak memberi petunjuk bagi mereka. ( A.44 QS.041 Fushshilat )

Al Quran disebut asy-Syifa karena ia adalah suatu obat bagi apa yang ada dalam dada (hati nurani, hati sanubari ) Dalam arti yang lebih luas lagi adalah akal, budi, ilmu pengetahuan , perasaan, termasuk didalamnya naluri, kekuatan yang mempengaruhi hidup kita, syahwat, hawa nafsu, marah , hiba dll. Al Quran mengandung suatu obat bagi hati dari penyakit-penyakit hati seperti : kufur; nifak; fasik; bidah; musyrik; riya; dengki; ujub; sombong; bakhil; ghurur; amarah yg zalim; cinta keduniawian; mengikuti hawa nafsu; cinta kedudukan dst. Dalam dunia kedokteran banyak dikenal berbagai sakit jiwa seperti: stress; gila; larut dalam kesedihan; angan-angan dll, yang salah satu terapinya adalah doa, pembinaan mental, rehabilitasi medis dll. Banyak juga orang-orang yang mengalami problem jiwa lalu berobat kepada kyai; Ulama untuk mendapat petunjuk mengatasi problem dengan dasar petunjuk Al Quran dan Al Hadits.

Imam al baihaqi menceriterakan dalam kitabnya Syabul Imam suatu hadits dari Wailah bin al Asqa, bahwa seseorang mengadukan kepada Rasulullah s.a.w. bahwa kerongkongannya sakit, lalu Nabi s.a.w. bersabda Hendaklah engkau baca al Quran dan minum madu, sebab al-Quran adalah obat dari apayang ada dalam dada (hati) dan madu obat dari tiap-tiap penyakit Sedang penjelasanal Hasan al-Bishri yang dirawikan Abusy Syaikh, bahwa Nabi s.a.w. bersabda Tuhan Allah telah menjadikan al Quran itu jadi obat bagi apa yang ada didalam dada kamu, bukan obat dari penyakit kamu

Keterangan-keterangan diatas menambah jelas bahwa yang diobati dengan al Qura