Referat Urologi Inkontinensia-Urin

download Referat Urologi Inkontinensia-Urin

of 17

Transcript of Referat Urologi Inkontinensia-Urin

  • 8/11/2019 Referat Urologi Inkontinensia-Urin

    1/17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan seseorang untuk menahan keluarnya urin.

    Keadaan ini dapat menimbulkan berbagai masalah, antara lain masalah medik, sosial, dan

    ekonomi kerena morbitidas dan penurunan kualitas hidup yang diakibatkan (De Maagd et al,

    2012; Purnomo, 200!.

    Pre"alensi ke#adian ini $ukup tinggi yaitu mengenai lebih dari 200 #uta orang di

    seluruh dunia. Di Indonesia pre"alensinya sekitar 10%&0' pada anita dan &%)' diantaranya

    sudah dalam keadaan $ukup parah pada saat datang berobat. Pada pria, pre"alensinya lebih

    rendah yaitu kurang lebih separuhnya. Pada manula pre"alensinya lebih tinggi daripada usia

    reproduksi, yaitu sekitar )' pada anita dan 1*' pada pria. +ngka ini belum

    menggambarkan seluruh ke#adian inkontinensia urin karena keadaan ini masih dianggap

    sebagai bagian normal dari penuaan (Purnomo, 200; anagho, 200)!.

    Inkontinensia urin dikarakteristikkan oleh lower urinary tract symptoms (LUTS).

    Pemahaman mengenai anatomi dan -isiologi sistem urinaria bagian baah akan membantu

    dalam pemahaman keadaan ini. istem urianaria bagian baah terdiri dari buli%buli dan

    uretra. Keduanya harus beker#a se$ara sinergis untuk dapat men#alankan -ungsinya dalam

    menyimpan (storage! dan mengeluarkan (voiding! urin (De Maagd et al, 2012; Purnomo,

    200!.

    Kelainan pada unit "esiko%uretra dapat ter#adi pada -ase pengisian atau pada -ase

    miksi. Kegagalan pengisian dan penyimpanan urin, baik karena -aktor buli%buli maupun

    uretra menyebabkan inkontinensia urin. edangkan kelainan pada -ase pengeluaran urin

    menyebabkan retensi urin (Purnomo, 200!.

    1

  • 8/11/2019 Referat Urologi Inkontinensia-Urin

    2/17

  • 8/11/2019 Referat Urologi Inkontinensia-Urin

    3/17

    (evacuating!. Di sebelah distal uretra posterior terdapat s-ingter uretra eksterna yang terdiri

    atas otot lurik dari otot dasar panggul. Pada anitaa s-ingter ini terletak di sepertiga medial

    uretra. -ingter ini membuka saat miksi sesuai dengan perintah korteks serebri (Purnomo,

    200!.

    e$ara anatomis uretra dibagi men#adi uretra posterior dan uretra anterior. 4retra

    posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika dan uretra pars membranasea. 4retra

    anterior adalah bagian uretra yang dibungkus oleh korpus spongiosum peni, dan dibagi

    men#adi pars bulbosa, pars pendularis, pars na"ikularis, dan meatus uretra eksterna

    (Purnomo, 200!.

    5ambar 2. Potongan -rontal buli%buli dan uretra pria (a! dan anita (b!.

    3

  • 8/11/2019 Referat Urologi Inkontinensia-Urin

    4/17

    Pada -ase pengisian, ter#adi relaksasi otot detrusor dan pada -ase pengeluaran ter#adi

    kontraksi otot detrusor. elama pengisian urin, buli%buli mampu meningkatkan "olumenya

    untuk mempertahankan tekanan di baah 1 mm627. i-at ini disebut komplians buli%buli.

    8ika ter#adi kerusakan dinding buli%buli sehingga "iskoelastisitasnya terganggu, komplians

    buli%buli menurun, yang berarti baha pengisian urin pada "olume tertentu akan

    menyebabkan kenaikan tekanan intra"esika yang $ukup besar (Purnomo, 200!.

    2.2 N!uro%isioloi Buli&"uli dan Ur!tra

    aluran kemih bagian baah mendapat iner"asi dari serabut sara- a-eren yang berasal

    dari buli%buli dan uretra serta serabut sara- e-eren berupa sistem simpatis, parasimpatis, dan

    somatik. erabut a-eren dari buli%buli menerima impuls regangan dari dinding buli%buli yangdibaa ner"us pel"ikus ke korda spinalis 2%& dan diteruskan hingga ke otak melalui traktus

    spinotalamikus. 7tak menerima in-ormasi mengenai "olume urin di dalam buli%buli. 8alur

    a-eren dari s-ingter uretra eksterna dan uretra mengenal sensasi suhu, nyeri, dan adanya aliran

    urin di dalam uretra yang dibaa ner"us pudendus menu#u korda spinalis 2%& (Purnomo,

    200!.

    5ambar . truktur anatomi dan sistem sara- sistem urinaria bagian baah (De Maagd et al, 2012!

    erabut e-eren parasimpatik dari korda spinalis 2%& dibaa oleh ner"us pel"ikus dan

    menginer"asi otot detrusor. Peran sistem parasimpatis pada proses miksi berupa kontraksi

    otot detrusor dan terbukanya s-ingter uretra. erabut e-eren simpatis berasal dari korda

    spinalis 10%2 yang dibaa oleh ner"us hipogastrikus menu#u buli%buli dan uretra. erdapat

    4

  • 8/11/2019 Referat Urologi Inkontinensia-Urin

    5/17

    dua reseptor adrenergik di dalam buli%buli dan uretra yaitu reseptor yang banyak terdapat

    di leher buli%buli (s-ingter interna! dan uretra posterior, dan reseptro yang banyak terdapat

    pada -undus buli%buli. 9angsangan pada reseptor adrenergik menyebabkan kontraksi

    sedangkan pada menyebabkan relaksasi. 8adi, sistem simpatis berperan pada proses

    pengisian yaitu relaksasi otot detrusor karena stimulasi adrenergik dan kontraksi s-ingter

    interna serta uretra posterior karena stimulasi adrenergik(Purnomo, 200!.

    erabut sara- somatik berasal dari nukleus 7nu- di kornu anterior korda spinalis 2%&

    yang dibaa oleh ner"us pudendus dan menginer"asi otok s-ingter uretra eksterna dan otot%

    otot dasar panggul. Perintah dari korteks serebri menyebabkan terbukanya s-ingter eksterna

    pada saat miksi (Purnomo, 200!.

    2.' Pros!s (iksi

    Miksi adalah proses pengosongan buli%buli. aat buli%buli terisi urin, "olumenya

    bertambah dan mengalami peregangan. 9egangan menstimulasi reseptor regang sensorik

    pada dinding buli%buli yang dihantarkan ke segmen sakral medula spinalis melalui ner"us

    pel"ikus dan memberikan sinyal ke otak tentang #umlah urin yang mengisi buli%buli (5uyton

    dan 6all, 1**:; Purnomo, 200!.

    Pada saat buli%buli sedang terisi, ter#adi stimulasi sistem simpatik yangmengakibatkan kontraksi s-ingter uretra interna dan inhibisi sistem parasimpatis berupa

    relaksasi otot detrusor. Kemudian saat buli%buli terisi penuh timbul stimulasi sistem

    parasimpatis dan menyebabkan kontraksi otot detrusor, serta inhibisi sistem simpatis yang

    menyebabkan relaksasi s-ingter interna. Miksi kemudian ter#adi #ika s-ingter uretra eksterna

    berelaksasi yang diatur oleh pusat yang lebih tinggi (korteks serebri! dan tekanan intra"esikal

    melebihi tekanan uretra (5uyton dan 6all, 1**:; Purnomo, 200!.

    Kelainan pada unit "esiko%uretra dapat ter#adi pada -ase pengisian atau pada -ase

    miksi. Kegagalan pengisian dan penyimpanan urin, baik karena -aktor buli%buli, uretra,

    maupun sistem neuromuskular menyebabkan inkontinensia urin (Purnomo, 200!.

    Kontinensia #uga dipengaruhi oleh kemampuan kognisi indi"idu untuk menginterpretasikan

    dan merespon sensasi miksi, serta moti"asi kebutuhan untuk menghambat keluarnya urin

    hingga men$apai toilet (ap and an, 200:!.

    2.) Inkontin!nsia Urin

    2.).1 D!%inisi

    5

  • 8/11/2019 Referat Urologi Inkontinensia-Urin

    6/17

    Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan seseorang untuk menahan keluarnya urin

    (Purnomo, 200!. edangkan menurutInternational Incontinence Society (I

  • 8/11/2019 Referat Urologi Inkontinensia-Urin

    7/17

    detrusor seringkali disebabkan oleh obstruksi in-ra"esika, paska bedah intra"esika, batu buli%

    buli, tumor buli%buli, dan sistitis (Purnomo, 200!.

    Penurunan komplians buli%buli dapat disebabkan oleh kandungan kolagen pada

    matriks detrusor bertambah atau adanya kelainan neurologis. Penambahan kandungan

    kolagen terdapat pada sistitis tuberkulosa, sistitis paska radiasi, pemakaian kateter menetap

    dalam #angka aktu lama, atau obstruksi in-ra"esika karena hiperplasia prostat (Purnomo,

    200!.

    Inkontin!nsiaStress

    Inkontinensiastressadalah keluarnya urin dari uretra saat ter#adi peningkatan tekanan

    intraabdominal. 6al ini ter#adi karena s-ingter uretra tidak mampu mempertahankan tekanan

    intrauretra pada saat tekanan intra"esika meningkat. Peningkatan tekanan intraabdomendipa$u oleh batuk, bersin, tertaa, ber#alan, berdiri, atau mengangkat benda berat (Purnomo,

    200!. Inkontinensiastress#uga disebabkan oleh kelemahan otot panggul (anagho, 200)!.

    Inkontinensiastressbanyak di#umpai pada anita, merupakan #enis inkontinensia urin

    yang paling banyak pre"alensinya, yakni kurang lebih )%'.

    Penyebab inkontinensia urin pada pria yaitu kerusakan s-ingter uretra eksterna paska

    prostatektomi, sedangkan pada anita yaitu hipermobilitas uretra dan de-isiensi kolagen

    intrinsik uretra. 6ipermobilitas uretra disebabkan karena kelemahan otot%otot dasar panggul

    yang ber-ungsi sebagai penyangga uretra dan buli%buli. Kelemahan otot ini menyebabkan

    penurunan (herniasi! dan angulasi leher buli%buli ? uretra saat ter#adi peningkatan tekanan

    intraabdomen. 6erniasi dan angulasi tersebut terlihat sebagai terbukanya leher buli%buli ?

    uretra sehingga menyebabkan bo$ornya urin dari buli%buli meskipun tidak ada peningkatan

    tekanan intra"esika. Penyebab kelemahan otot ini adalah trauma persalinan, histerektomi,

    perubahan hormonal (menopause!, atau kelainan neurologi. +kibat de-isiensi estrogen, pada

    masa menopause, ter#adi atro-i #aringan genitourinaria (Purnomo, 200!.

    /lai"as dan 7lsson mengklasi-ikasikan inkontinensia stress berdasarkan penurunan

    letak leher buli%buli dan uretra setelah pasien diminta melakukan manu"er @alsa"a. Penilaian

    dilakukan berdasarkan pengamatan klinis keluarnya urin dan dengan "ideo%urodinamik.

    Klasi-ikasinya yaitu sebagai berikut=

    ipe 0= pasien mengeluh inkontinensia urin stress, tetapi tidak ditemukan kebo$oran

    urin pada pemeriksaan dan pada "ideo%urodinamik tampak leher buli%buli dan uretra

    terbuka setelah manu"er @alsa"a.

    ipe I= terdapat penurunan A2 $m dan kadang%kadang disertai sistokel yang masih

    ke$il.

    7

  • 8/11/2019 Referat Urologi Inkontinensia-Urin

    8/17

    ipe II= penurunan B2 $m dan seringkali disertai sistokel; sistokel mungkin berada di

    dalam "agina (tipe II+! atau di luar "agina (tipe II/!.

    ipe III= leher buli%buli dan uretra tetap terbuka meskipun tanpa adanya kontraksi otot

    detrusor maupun manu"er @alsa"a, sehingga urin selalu keluar karena -aktor gra"itasi

    atau penambahan tekanan intra"asika (gerakan! yang minimal. ipe ini disebabkan

    oleh de-isiensi s-ingter intrinsik.

    Inkontin!nsia Paradoksal

    Inkontinensia paradoksal (overflow! adalah keluarnya urin tanpa dapat dikontrol pada

    keadaan "olume urin di buli%buli melebihi kapasitasnya. Detrusor mengalami kelemahan

    sehingga ter#adi atonia atau are-leksia. Keadaan ini ditandai dengan o"erdistensi buli%buli

    (retensi urin!, tetapi karena buli%buli tidak mampu lagi mengosongkan isinya, tampak urin

    selalu menetes dari meatus uretra. Kelemahan otot detrusor ini dapat disebabkan karena

    obstruksi uretra, neuropati diabetikum, $edera spinal, de-isiensi "itamin /12, atau paska

    bedah pada daerah pel"ik (Purnomo, 200!.

    Inkontin!nsia Kontinua

    Inkontinensia urin kontinua adalah urin yang selalu keluar setiap saat dan dalam

    berbagai posisi. Keadaan ini paling sering disebabkan oleh -istula sistem urinaria yang

    menyebabkan urin tidak meleati s-ingter uretra. 3istula "esiko"agina seringkali disebabkanoleh operasi ginekologi, trauma obstetri, atau paska radiasi di daerah pel"ik. 3istula sistem

    urinaria yang lain adalah -istula uretero"agina. Keadaan ini disebabkan karena $edera ureter

    paska operasi daerah pel"ik. Penyebab lain inkontinesia kontinua adalah muara ureter

    ektopik. 4rin yang disalurkan melalui ureter ektopik langsung keluar tanpa melalui hambatan

    s-ingter uretra eksterna sehingga selalu bo$or, tetapi pasien masih bisa melakukan miksi

    seperti orang normal (Purnomo, 200!.

    Inkontin!nsia Funsionalebenarnya pasien ini kontinen, tetapi karena adanya hambatan tertentu, pasien tidak

    mampu men#angkau toilet pada saat keinginan miksi timbul sehingga ken$ingnya keluar

    tanpa dapat ditahan. 6ambatan itu dapat berupa gangguan -isis misalnya artritis, paraplegia

    in-erior, dan stroke; gangguan kogniti- seperti demensia; maupun pasien yang sedang

    mengkonsumsi obat%obatan seperti diuretik, antikolinergik, narkotik, dan antagonis adrenegik

    al-a (Purnomo, 200!.

    Pada pasien tua seringkali mengeluh inkontinensia urin sementara yang dipa$u

    beberapa keadaan yang disingkat dengan DI+PPC9, yakni Delirium, Infection (in-eksi

    8

  • 8/11/2019 Referat Urologi Inkontinensia-Urin

    9/17

    saluran kemih!, Atrophic vaginitisurethtritis, !harmaceutical, !sycological, "#cess urine

    output, $estricted mo%ility, dan Stool impaction(Purnomo, 200!&

    2.).) E+aluasi Pasi!n Inkontin!nsia Urin

    2.).).1 Anamn!sis

    /eberapa hal yang perlu ditanyakan kepada pasien inkontinensia urin antara lain=

    7nset keluhan dan progresi"itasnya.

    eberapa #auh inkontinensia ini mengganggu kehidupan pasien.

    8umlah urin yang dikeluarkan saat inkontinensia.

    Keluarnya tetesan%tetesan urin yang tidak mampu di$egah dapat di#umpai pada

    inkontinensia paradoksal atau inkompetensi uretra, sedangkan keluarnya urin dalam

    #umlah sedang di#umpai pada o"erakti"itas detrusor. 8umlah urin yang banyak

    di#umpai pada inkontinensia kontinua. +pakah pasien selalu memakai pempers dan seberapa sering ganti

    Pada malam hari seberapa sering miksi atau mengganti pempers

    +da atau tidak -aktor pen$etus seperti batuk, bersin, atau akti"itas lain yang

    mendahului inkontinensia, merupakan tanda dari inkontinensia stress. Kontraksi

    detrusor dini seperti pada inkontinensia urge kadang dapat di$etuskan oleh -aktor%

    -aktor tersebut.

    +danya keluhan urgensi dan -rekuensi, pertanda o"erreakti"itas detrusor.

    Diare, konstipasi, dan inkontinensia al"i mengarah pada kelainan neurologis.

    +da riayat penyakit yang lalu harus di$ari. 6al ini berkaitan dengan -aktor

    predisposisi ter#adinya inkontinesia seperti diabetes melitus, kelainan neurologi,

    in-eksi saluran kemih berulang, dan atro-i genitourinaria pada menopause serta

    riayat operasi maupun radiasi di daerah pel"is. 9iayat melahirkan #uga perlu

    diperhatikan yaitu apakah multipara, partus kasep, dan bayi besar yang kesemuanya

    dapat menyebabkan inkompetensi s-ingter dan kelemahan otot panggul. 9iayat obat%

    obatan yang dikonsumsi #uga dapat mempengaruhi seperti diuretik (anagho et al,

    2**); Purnomo, 200!.

    2.).).2 P!m!riksaan Fisik

    e$ara umum harus dilakukan pemeriksaan -isik menyeluruh. Pemeriksaan -isik

    khusus yang dilakukan meliputi pemeriksaan abdomen, urogenital, dan neurologis (Purnomo,

    200!.

    Pada pemeriksaan abdomen di$ari kemungkinan distensi buli%buli yang merupakan

    tanda inkontinensia paradoks; atau adanya massa di pinggang dari hidrone-rosis. 8aringan

    parut bekas operasi pel"is atau abdomen #uga di$ari. Pada pemeriksaan urogenital, perhatikan

    ori-isium uretra dan "agina. 8ika terdapat penon#olan ori-isium eksternum mungkin

    9

  • 8/11/2019 Referat Urologi Inkontinensia-Urin

    10/17

    merupakan suatu proses in-lamasi atau di"ertikulum. Minta pasien melakukan manu"er

    @alsa"a; #ika terdapat penurunan leher buli%buli ? uretra dan terdapat urin yang keluar,

    kemungkinan pasien menderita inkontinensia stress& Dengan menggunakan spekulum,

    perhatikan perubahan dan penebalan mukosa "agina yang merupakan tanda "aginitis

    atro-ikas akibat de-isiensi estrogen, yang dapat terlihat pada inkontinensia urge& Perhatikan

    adanya sistokel, enterokel, prolapsus uteri, atau rektokel yang menyertai inkontinensia stress&

    Palpasi bimanual untuk men$ari adanya massa pada uterus atau adneksa (Purnomo, 200!.

    Pemeriksaan status mental diperlukan untuk men$ari tanda demensia. Pemeriksaan

    neurologis dermatom dilakukan terhadap sara- yang menginer"asi "esikouretra, yaitu ner"us

    pudendus dan ner"us pel"ikus berasal dari korda spinalis 2%&, dapat diperiksa dengan $ara=

    ang'le er' refle's (1 dan 2!,fle'si toe dan arch the feet (2 dan !, dan tonus s-ingter aniatau re-leks bulboka"ernosa (2%&!. -ingter ani yang -laksid menun#ukkan adanya

    kelemahan otot detrusor (Purnomo, 200!.

    2.).).' P!m!riksaan P!nun,an

    Pemeriksaan laboratorium yakni urinalisis dan kultur urin digunakan untuk

    menyingkirkan kemungkinan adanya proses in-lamasi>in-eksi.

    Pemeriksaan urodinamik digunakan untuk membantu menentukan #enis dan dera#at

    inkontinensia, serta untuk e"aluasi sebelum dan sesudah terapi. ermasuk pemeriksaan

    urodinamik adalah pemeriksaan uro-lometri, pengukuran pro-il tekanan uretra, sistometri,

    valsava lea' point pressure, serta "ideo urodinamika (Purnomo, 200!.

    Pemeriksaan urodinamik yang paling sederhana adalah mengukur tekanan intra"esika

    dengan urodinamik eye%all& Dalam posisi dorsolitotomi pasien dipasang kateter. etelah sisa

    urin dikeluarkan, u#ung kateter dihubungkan dengan semprit 0 m tanpa pendorongnya, dan

    diletakkan setinggi buli%buli (sim-isis pubis!. Kateter diisi air steril dengan perlahan%lahan

    melalui semprit se$ara gra"itasi. alu minta pasien mengatakan #ika ada perasaan penuh di

    buli%buli.

  • 8/11/2019 Referat Urologi Inkontinensia-Urin

    11/17

  • 8/11/2019 Referat Urologi Inkontinensia-Urin

    12/17

    abel 1. Pilihan terapai pada inkontinensia urin

    J!nis

    inkontin!nsia

    Lati$an (!dikam!ntosa Tindakan in+asi%

    Urge ehavioraliofeed%ac'

    ladder drill

    ihat tabel 2. +ugmentasi buli%buliEeuromodulasi

    9hiFolisis

    Stress !elvic floor

    e#ercise

    +gonis adrenergik al-a

    +ntidepresan trisiklik

    6ormonal

    Kolposuspensi

    @

    In#eksi kolagen

    Paradoksal % Desobstruksi

    Total % -ingter arti-isial

    2.).-.1 Lati$anr!$a"ilitasi

    Prinsip terapi inkontinensia strees adalah memposisikan segmen "esikouretra di

    tempat yang tepat. +lasannya adalah karena s-ingter normal namun kurang e-isien karena

    hipermobilitas pada posisi yang abnormal (anagho et al, 200)!. !elvic floor e#ercise atau

    Kegel e#ercisebertu#uan untuk meningkatkan resistensi uretra dengan $ara memperkuat otot%

    otot dasar panggul dan otot periuretra. Pasien dilatih $ara melakukan atau mengenal kontraksi

    otot dasar panggul dengan $ara men$oba menghentikan aliran urin (mengkontraksikan otot%

    otot pel"is! kemudian mengeluarkan kembali urin melalui relaksasi otot s-ingter. alu pasien

    diinstruksikan untuk melakukan kontraksi otot dasar panggul (seolah%olah menahan urin!

    selama 10 detik sebanyak 10%20 kali kontraksi dan dilakukan dalam kali>hari. 4ntuk

    mendapatkan e-ek yang diharapkan latihan dilakukan selama :%) minggu. atihan ini

    menyebabkan hipertro-i otot dasar panggul. ehingga dapat meningkatkan tekanan mekanik

    pada uretra dan memperbaiki -ungsi s-ingter uretra. atihan ini dapat digunakan sebagai

    pre"ensi ter#adinya inkontinensia urin pada anita sebelum melahirkan (Purnomo, 200!.

    Pada terapi beha"ioral pasien diberi pengetahuan tentang -isiologi sistem urinaria

    sebelah baah dan mengikuti #adal miksi seperti yang telah ditentukan. Pasien dilatih untuk

    mengenal timbulnya sensasi urgensi, kemudian men$oba menghambatnya, dan selan#utnya

    menunda saat miksi. 8ika sudah terbiasa, inter"al antara miksi men#adi lebih lama dan "olume

    miksi lebih banyak (Purnomo, 200!.

    12

  • 8/11/2019 Referat Urologi Inkontinensia-Urin

    13/17

    2.).-.2 (!dikam!ntosa

    Inkontin!nsia urge

    u#uan terapi pada inkontinensia urge adalah meningkatkan kapasitas buli%buli,

    meningkatkan "olume urin yang pertama kali memberi sensasi miksi, dan menurunkan

    -rekuensi ken$ing. Dipilih obat%obatan yang menghambat kontraksi otot detrusor atau yang

    menghambat impuls a-eren dari buli%buli.

    abel 2. 7bat pilihan pada inkontinensia urge

    istemik opikal

    +ntikolinergik (oksibutinin,

    propantelin bromid, tolterodin tartrat!

    Pelemas otot polos (disiklomin,

    -la"oGat!

    +ntidepresan trisiklik (imipramin!

    +ntiprostaglandin

    Penghambat kanal kalsium

    Penghambat #alur e-eren=

    o 7ksibutinin

    o +tro-in

    Penghambat #alur a-eren=o +nestesi lokal

    o Kapsaisin

    o 9asini-eratoksin

    +ntikolonergik. Ikatan obat ini pada reseptor muskarinik lebih kuat daripada ikatan

    asetilkolin sehingga menghambat transmisi impuls yang men$etuskan kontraksi detrusor.

    7bat ini meningkatkan kapasitas buli%buli dan mengobati o"erreakti"itas buli%buli. C-ek

    samping yang dapat ter#adi yaitu mulut kering, konstipasi, pandangan kabur, takikardia,drosiness, dan meningkatkan tekanan intraokuli (Purnomo, 200!. Dikontraindikasikan

    pada pasien dengan retensi urin.

    Pelemas otot polos. 7bat ini berguna pada hiperre-leksia otot spasmodik.

    +ntidepresan trisiklik. 7bat ini dapat digunakan sebagai pelemas otot, memberikan anestesi

    lokal pada buli%buli, dan bere-ek antikolinergik. C-ek samping yang dapat ter#adi yaitu

    kelemahan, mudah lelah, hipotensi postural, pusing, dan sedasi. Pemakaian pada usia lan#ut

    sebaiknya dibatasi.

    Penghambat kanal kalsium. C-ek yang diharapkan yaitu menurunnya kontraksi otot detrusor

    pada instabilitas buli%buli. C-ek sampingnya yaitu -lushing, pusing, palpitasi, hipotensi, dan

    re-leks takikardi.

    Prostaglandin berperan pada eksitasi neurotransmisi pada saluran kemih bagian baah.

    Inkontin!nsia stress

    u#uan terapinya yaitu meningkatkan tonus s-ingter uretra dan resistensi bladder

    outlet.

    +gonis al-a adrenergik. 7bat ini menstimulasi reseptor al-a adrenergik yang menyebabkan

    kontraksi otot polos pada leher buli%buli dan uretra posterior. 8enis obatnya yaitu e-edrin,pseudoe-edrin, dan -enilpropanolamin. C-ekti- pada inkontinensia stress dera#at ringan dan

    13

  • 8/11/2019 Referat Urologi Inkontinensia-Urin

    14/17

    sedang. C-ek samping obat ini yaitu anoreksia, nausea, insomnia, kon-usi, peningkatan

    tekanan darah, dan ansietas.

    Cstrogen. Pemakaiannya pada inkontinensia stress masih diperdebatkan. Pemakaian

    kombinasi dengan adrenergik al-a mempunyai e-ek sinergis. Pemberian estrogen pada

    menopause dapat meningkatkan #umlah reseptor adrenergik al-a pada uretra.

    In#eksi agen %ul'ing& erapi ini merupakan terapi terbaru untuk inkontinensia stress, yaitu

    in#eksi lokal, dekat s-ingter uretra interna, agen %ul'ing seperti asam hialuronat dan kolagen.

    u#uannya adalah menebalkan dan menutup #aringan uretra"esikal.

    2.).-.' P!m"!da$an

    Inkontinensia yang disebabkan oleh -istula atau kelainan baaan ektopik ureter

    tindakan yang paling tepat adalah pembedahan, berupa penutupan -istula atau neoimplantasi

    ureter ke buli%buli. Pada inkontinensia urge dan stress pembedahan dilakukan #ika terapi

    konser"ati- tidak memberikan hasil maksimal. Pada inkontinensia urge untuk mengurangi

    e"ereakti"itas buli%buli dilakukan dengan rhiFolisis, sedangkan penurunan komplians buli%

    buli dilakukan dengan augmentasi buli%buli. 6ipermobilitas uretra dikoreksi dengan suspensi

    leher buli%buli dengan berbagai tekhnik antara lain Marshall%Mar$hetti%KranFt, /ur$h,

    tamey, tension*free vaginal tape(@!, atau tekhnik yang lain (purnomo, 200!. ekhnik

    Marshall%Mar$hetti%KranFt melengketkan #aringan periuretra ke bagian posterior sim-isis

    pubis. /ur$h memodi-ikasi tekhnik tersebut dimana dinding anterior "agina diikat dengan

    ligamen

  • 8/11/2019 Referat Urologi Inkontinensia-Urin

    15/17

    5ambar 2. ekhnik /ur$h (anagho et al, 200)!

    15

  • 8/11/2019 Referat Urologi Inkontinensia-Urin

    16/17

    BAB III

    KESI(PULAN

    Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan seseorang untuk menahan keluarnya urin.

    Pre"alensi ke#adian ini $ukup tinggi yaitu mengenai lebih dari 200 #uta orang di seluruh

    dunia. ebih sering ditemukan pada anita dan usia tua.

    Inkontinensia urin disebabkan oleh kegagalan pengisian dan penyimpanan urin, baik

    karena -aktor buli%buli maupun uretra. Inkontinensia urin dapat diklasi-ikasikan men#adi

    Inkontinensia true, inkontinensia urge, inkontinensia stress, inkontinensia overflow

    (paradoksal!, inkontinensia kontinua, inkontinensia kongenital, dan inkontinensia iatrogenik

    atau posttraumatik.

    Inkontinensia merupakan ge#ala bagian dari suatu kelainan. C"aluasi pasien dengan

    keluhan inkontinensia meliputi anamnesis, pemeriksaan -isik, pemeriksaan laboratorium,

    pemeriksaan urodinamik, pemeriksaan radiologi, serta pemeriksaan residu urin. erapi

    inkontinensia urin tergantung tipe dan dera#at keparahannya, terdiri dari rehabilitasi,

    medikamentosan, dan pembedahan

    16

  • 8/11/2019 Referat Urologi Inkontinensia-Urin

    17/17

    DAFTA/ PUSTAKA

    DeMaagd, 5.+., et al. 2012. +anagement of Urinary Incontinence& Pharma$y and

    erapeuti$s 8ournal "ol. no.: p &%:16. +$$essed -rom

    http=>>.n$bi.nlm.nih.go">pm$>arti$les>PMpd->pt#0:&.pd-

    5uyton +.< dan 6all, 8.C. 1**:.u'u Aar isiologi -edo'teran& C5kudiseases>pubs>uimen>uimenH0).pd-

    Moore, K. dan +gur, +.M.9. 200."ssential .linical Anatomy, /rd ed& ippin$ott illiams

    J ilkins= eGas.

    Purnomo, /./. 200.Dasar*dasar Urologi, edisi kedua. agung eto= 8akarta. hal 10%11*

    anagho, C.+., et al. 200). Urinary Incontinence. Dalam= miths 5eneral 4rology, 1th

    edition. M$5ra%6ill= Ee ork. p &%&)*

    17

    http://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/uimen/uimen_508.pdfhttp://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/uimen/uimen_508.pdf