Inkontinensia Urin 2012

24
1 Farmakoterapi Inkontinensia Urin Wening Sari,dr.,MKes.

description

sdgbdf

Transcript of Inkontinensia Urin 2012

  • FarmakoterapiInkontinensia Urin Wening Sari,dr.,MKes.

  • PendahuluanInkontinensia Urin Pengeluaran urin yang involunter :Keluhan: urgensi, frekuensi berkemih >>, nokturia > 1/3 usia > 65 tahun Pasien: depresi, harga diri, kebebasan
  • Anatomi Vesica Urinaria (VU)

  • Fisiologi berkemih (1)2 fase Pengisian & pengosongan Siklus berkemih membutuhkan kerjasama antara otot detrusor VU & otot sphincter uretra sebagai unit yg terkordinasi pd proses pengisian dan pengosongan Pengisian (penyimpanan)VU wadah dgn tekanan rendah (relaksasi)Sphincter uretra menutup dgn tahanan tinggi utk cegah urin keluarPengosongan (pengeluaran)VU berkontraksi mengeluarkan urinSphincter uretra membuka urin mengalir keluar

  • Fisiologi berkemih (2)Fase pengisian VU Mengembang untuk menampung urin tekanan intra VU
  • Fisiologi berkemih (3)Fase pengosongan Involuntary (reflex) atau voluntary (disadari)Bayi reflex involunter saat volume urin melampaui ambang berkemihReseptor regangan pd dinding VU sacral cord pudendal nerve :otot levator ani relaksasi relaksasi otot dasar pelvisSphincter eksternal terbukaTekanan VU > tekanan uretra urin mengalir keluar

    Orang dewasa sehat dapat mengontrol berkemih memulai / menahan berkemih Fungsi pengosongan on-off switch yg diaktifkan oleh reseptor regangan pd dinding VU dan diatur oleh pengaruh hambatan & rangsangan saraf dari otakSaat menahan berkemih Otak mengirim sinyal hambatan cegah kontraksi otot detrusorIndividu: scr aktif mengkontraksi otot levator sphincter eksternal menutup

  • Jenis InkontinensiaStress urinary Incontinence Sfingter uretra tdk mampu menahan aliran urinBatuk, bersin, tertawa tekanan intraabdomen Urge urinary incontinenceOtot detrusor VU overaktif & kontraksi tidak bersesuaianPasien mendadak ingin segera berkemihOverflow incontinence Overdistensi VU obstruksi, DM, cedera spinal, obat Otot detrusor VU kehilangan kontrol utk kontraksiPasien bisa merasakan urin sering menetes, overaktif VU, stres inkontinensiaMixed incontinence

  • Obat yang Mempengaruhi VU

  • Pilihan Terapi InkontinensiaBehaviour therapy 1st line therapy:Overaktif VU : Kegel excersiceStress inkontinence : Bladder training, Kegel excersice

  • OksibutininAntagonis non selektif asetilkolin reseptor muskarinik pada otot polos Tidak mempunyai efek terhadap resptor nikotinik pada sambungan saraf-otot dan ganglion otonomMerelaksasikan otot polos VU pd pasien yang mengalami kontraksi VU yg involunterPenelitian cystometric :meningkatkan kapasitas VUMengurangi frekuensi kontraksi otot detrusor Menunda keinginan untuk berkemihMengurangi urgensi Mengurangi frekuensi inkontinensia dan berkemih volunter

  • Oksibutinin (Farmakokinetika)Kadar plasma tercapai dlm 4-6 jam, kadar mantap tercapai 3 hari pemberian dosis berulangMetabolisme enzim P450 CYP3A4 pd hepar & dinding usus Produk metabolit : Phenylcyclohexylglycolic acid tidak aktifDesethyloxybutynin (DEO) aktif scr farmakologiEkskresi melalui urin: < 0.1% dr dosis dikeluarkan dlm bentuk utuh < 0.1% dr dosis dikeluarkan dlm bentuk metabolit DEO

  • Oksibutinin (Sediaan) 1Tersedia: immediate (IR) & extended-release (ER), transdermal (TD)Oxybutinin IR 5mg, 3x/hr IU 50%Penggunaan IR dibatasi krn Efek samping yg disebabkan metabolit oxybutinin DEO mulut kering,konstipasi, gangguan visual, bingung. oxybutinin ER & TD DEO
  • Oksibutinin (Sediaan) 2Oxybutinin ER 5-30mg 1x/hr sama efektif dg oxybutinin IR dgn ES
  • Oksibutinin (Indikasi, Kontraindikasi, Efek Samping)Indikasi : urge incontinence overaktif VU dgn gejala urgensi dan frekuensi Kontraindikasi: retensi urin, retensi gastrointestinal, Glaukoma sudut sempit yg tidak terkontrolEfek samping:Efek antikolinergik: mulut kering >>, konstipasi, gangguan visual, Saluran cerna: mual, diare, dispepsiaTraktus urinarius: retensi urinSSP: mengantuk, bingung, fungsi kognitif menurun hati-hati pasien demensiaLain: nyeri kepala, reaksi kulit Transdermal

  • Tolterodine Antagonis kompetitif reseptor muskarinik afinitasnya lebih kuat pd reseptor kolinergik di VU drpd kelenjar saliva / organ lainEfektifitas hampir sama dg oxybutinin ER dan lebih unggul dibandingkan oksibutinin IR dengan ES lebih minimalEfek terhadap parameter urodinamik :Peningkatan residu urinPenurunan tekanan otot detrusor pressure

  • Tolterodine (Farmakokinetika)Absorbsi oral : 77% diabsorbsi dgn baik , kadar maksimal tolterodin ER dalam darah 2-6 jamMetabolisme di hepar metabolit 5-hydroxymethyl punya efek farmakologi utama sama seperti tolterodine spesifikasi tinggi dlm menghambat reseptor muscarinikDistribusi: obat terikat kuat pd plasma proteinEkskresi: 77% melalui urin, 17 feses dlm 7 hari

  • Tolterodine (Indikasi, Kontraindikasi, Efek Samping)Indikasi: urge incontinence overaktif VU dgn gejala urgency dan frekuensiKontraindikasi : retensi urin, retensi saluran cerna, glaukoma sudut tertutup yg tidak terkontrolEfek samping: mulut kering, dispepsia, nyeri kepala, konstipasi & mata kering ES
  • Trospium ChlorideAntimuskarinik pd VU & GITAbsorbsi
  • Solifenacin Antagonis reseptor M1, M2 & M3 muskarinikEfikasi oxybutinin & tolteridonAborbsi baik, tidak dipengaruhi makanan, T 50-60 jam, eliminasi melalui renalDosis 5-10 mg 1 x sehariES oxybutinin & tolteridon

  • Estrogen TopikalTelah digunakan scr luas utk stress incontinenceEstrogen meningkatkan vaskularisasi dan ketebalan mukosa uretra serta sensitifitas reseptor alfa adrenergik pd leher VU memperbaiki penutupan uretraFDA belum menyetujui 23 penelitian: tidak perbaikan yg objektif pd stress incontinence, jg terkait ES estrogen >>Pemakaian utk stress incontinence efektif bila tdpt uretritis vaginitis karena defisiensi estrogen (postmenopause). Sebaiknya topikal

  • Agonis Alfa AdrenergikAgonis -adrenergik merangsang penutupan uretra efikasi sedang utk stress incontinence ringan-sedang.Efedrin, pseudo-efedrin, fenilpropanolamin , namun belum disetujui FDAEfedrin : 25-50mg 4 x sehari, Pseudoefedrin: 60mg 3 x sehari. rekomendasi: PseudoefedrinES: hipertensi, nyeri kepala, nausea, insomnia, sulit beristirahatKI: hipertensi, aritmia, penyakit jantung koroner, infark miokard, hipertiroidism, gagal ginjal, glaukoma sudut sempit

  • DuloxetineDuloxetine menghambat serotonin & norepinefrin uptake kadar serotonin & NE pd sacral spinal cord meningkat aktivitas saraf pudendus >> kontraksi uretra saat fase pengisian terapi stress incontinenceTelah digunakan sebagai antidepresan, namun belum disetujui oleh FDA sbg terapi stress incontinence belum bisa direkomendasikanPada pasien yg kadang-kadang mengalami stress incontinence dan tidak ada kontraindikasi terhadap estrogen / pseudoefedrin pilihannya kombinasi estrogen & pseudoefedrin

  • Kepustakaan Inkontinensia UrinCulligan PJ., Heit M. Urinary Incontinence in Women: evaluation and management. Am Fam Physician 2000;62:2433-44 Rovner ES., Wyman J., Lackner, Guay. Urinary incontinence in Pharmacotherapy a pathophysiologic approach. 2005Weiss B. Selecting medications for the treatment of urinary incontinence. Am Fam Physician 2005;71:315-22 www.fda.gov

  • Terima Kasih