Referat Tuba

11
ANATOMI TUBA EUSTACHIUS Tuba Eustachius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring dan menyeimbangkan tekanan pada kedua sisi dari membrane timpani. Tuba Eustachius terbuka di dinding anterior telinga tengah, dan dari sini akan berjalan ke depan, medial, dan kebawah untuk masuk ke nasofaring, posterior dari meatus inferior kavitas nasi. Tuba Eustachius terdiri dari pars osseus dan pars catilaginosa. Tulang rawan (fibrokartilaginosa) pada dua pertiga medial ke arah nasofaring dan sepertiga lateralnya terdiri atas tulang. Ujung dari pars osseus dapat terlihat pada permukaan inferior tengkorak pada hubungan dari pars squamosa dan petrosa tulang temporal, posterior ke arah foramen/fenestra ovale dan foramen spinosum. Osteum pharyngeum tuba auditiva (pharyngotympanica) Eustachii terletak di sisi lateral nasofaring setinggi meatus nasalis inferior. Ujung dinding tulang rawan saluran ini menonjol membentuk torus tubarius. Tuba berhubungan dengan nasofaring dengan berjalan melalui pinggir atas m. constrictor pharynges superior (Drake, 2005; Snell, 2006).

Transcript of Referat Tuba

Page 1: Referat Tuba

ANATOMI TUBA EUSTACHIUS

Tuba Eustachius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah

dengan nasofaring dan menyeimbangkan tekanan pada kedua sisi dari membrane

timpani. Tuba Eustachius terbuka di dinding anterior telinga tengah, dan dari sini

akan berjalan ke depan, medial, dan kebawah untuk masuk ke nasofaring,

posterior dari meatus inferior kavitas nasi. Tuba Eustachius terdiri dari pars osseus

dan pars catilaginosa. Tulang rawan (fibrokartilaginosa) pada dua pertiga medial

ke arah nasofaring dan sepertiga lateralnya terdiri atas tulang. Ujung dari pars

osseus dapat terlihat pada permukaan inferior tengkorak pada hubungan dari pars

squamosa dan petrosa tulang temporal, posterior ke arah foramen/fenestra ovale

dan foramen spinosum. Osteum pharyngeum tuba auditiva (pharyngotympanica)

Eustachii terletak di sisi lateral nasofaring setinggi meatus nasalis inferior. Ujung

dinding tulang rawan saluran ini menonjol membentuk torus tubarius. Tuba

berhubungan dengan nasofaring dengan berjalan melalui pinggir atas

m. constrictor pharynges superior (Drake, 2005; Snell, 2006).

Gambar 1. Tuba Auditiva Eustachii (Drake, 2005)

Page 2: Referat Tuba

Gambar 2. Osteum Pharyngeum Tubae Auditiva Eustachii (Drake, 2005)

Arteri yang memperdarahi tuba Auditiva Eustachius berasar dari beberapa

tempat. Cabangnya berasal dari arteri pharyngealis ascenden (cabang dari arteri

carotis eksterna) dan 2 cabang dari arteri maksilaris (arteri meningea media dan

arteri pada canalis pterygoideus). Drainase vena tuba Eustachius pada pleksus

pterygoideus pada fossa infratemporalis (Drake, 2005).

Gambar 3. Pembuluh Darah Tuba Auditiva Eustachii (Drake, 2005)

Persarafan dari Lapisan membran mukosa tuba Eustachius berawal dari

pleksus timpanikus karena ini berlanjut dengan membran mukosa yang melapisi

kavitas timpani, lapisan dalam membran timpani, dan antrum mastoid dan sel

Page 3: Referat Tuba

udara mastoid. Pleksus ini menerima kontribusi mayor dari nervus timpanikus,

cabang nervus glossopharyngeus (N-IX) (Drake, 2005).

Gambar 4. Persarafan Tuba Auditiva Eustachii (Drake, 2005)

Origo otot tensor timpani teletak di sebelah atas bagian bertulang, sementara

kanalis karotikus terletak di bagian bawahnya. Bagian kartilaginosa berjalan

melintasi dasar tengkorak untuk masuk ke faring di atas otot konstriktor superior.

Bagian ini biasanya tertutup tapi dapat dibuka melalui kontraksi otot levator

palatinum dan tensor palatinum yang masing-masing disarafi pleksus faringealis

dan saraf mandibularis (Liston, 1997; Zainul, 2007).

Gambar 4. Otot Tuba Auditiva Eustachii

Page 4: Referat Tuba

Tuba Eustachius bayi berbeda dengan dewasa. Pada bayi dan anak, tuba lebih

pendek, lebih lebar, dan kedudukannya lebih horizontal dari tuba orang dewasa.

Panjang tuba orang dewasa 37,5 mm dan pada anak di bawah 9 bulan adalah 17,5

mm. Hal ini merupakan suatu alasan mengapa radang tuba Eustachius begitu

lazim pada bayi, terutama pada masa-masa minum dari botol. Dengan

perkembangan anak, tuba bertambah panjang, sempit, serta mengarah ke bawah di

sebelah medial (Paparella, 1997; Zainul, 2007).

Gambar 5. Perbedaan Tuba Auditiva Eustachii Dewasa dan Bayi

FISIOLOGI TUBA EUSTACHIUS

Tuba Eustachius berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara pada kedua

sisi membran timpani. Fungsi tuba ini adalah untuk ventilasi, drainase sekret, dan

proteksi telinga tengah dari kontaminasi sekret nasofaring (menghalangi

masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah). Ventilasi berguna untuk

menjaga agar tekanan udara dalam telinga tengah selalu sama dengan tekanan

udara luar. Adanya fungsi ventilasi tuba ini dapat dibuktikan dengan melakukan

perasat Valsalva dan perasat Toynbee (Liston, 1997; Paparella, 1997; Zainul,

2007).

Page 5: Referat Tuba

Perasat Valsalva dilakukan dengan cara meniupkan dengan dengan keras dari

hidung sambil hidung dipencet serta mulut ditutup. Bila tuba terbuka maka terasa

udara masuk ke dalam rongga telinga tengah yang menekan membrane timpani ke

arah lateral. Perasat ini tidak boleh dilakukan apabila ada infeksi pada saluran

pernapasan atas. Perasat Toynbee dilakukan dengan cara menelan ludah sambil

hidung dipencet serta mulut ditutup. Bila tuba terbuka maka akan terasa

membrane timpani tertarik ke medial. Perasat ini lebih fisiologis (Zainul, 2007).

Ventilasi tuba Eustachius juga dapat dinilai dengan melihat pergeseran ke lateral

dari membrane timpani memakai otoskop, atau bila ada perforasi, dengan

melakukan auskultasi tuba sementara pasien memijit hidungnya dan menelan

(maneuver Toynbee), atau pasien memijit hidung dan menghembus kuat lewat

lubang hidung yang tertutup dengan mulut tertutup hingga telinganya “meletup”

(maneuver Valsava). Telinga tengah dapat pula ditiup dengan cara politzerisasi di

mana udara dipaksa masuk lewat hidung sementara nasofaring tertutup saat pasien

menelan. Udara dimasukkan lewat hidung memakai balon Politzer berujung bulat

(Paparella, 1997).

Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila oksigen

diperlukan masuk ke telinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan, dan

menguap. Pembukaan tuba dibantu oleh kontraksi aktif dari otot tensor veli

palatini pada saat menelan, atau saat menguap, atau saat membuka rahang, atau

apabila perbedaan tekanan berbeda antara 20 – 40 mmHg (Paparella, 1997;

Zainul, 2007).

Sekresi telinga tengah akan dialirkan ke nasofaring melalui tuba Eustachius

yang berfungsi normal. Jika tuba Eustachius tersumbat, maka akan tercipta

keadaan vakum dalam telinga tengah. Sumbatan yang lama dapat mengarah pada

peningkatan produksi cairan yang makin memperberat masalah. Bila tidak dapat

diatasi dengan pengobatan, maka keadaan vakum harus dihentikan dengan

miringotomi. Dengan demikian cairan dapat didrainase melalui tuba Eustachius.

Tuba Eustachius dapat melindungi telinga tengah dari kontaminasi sekresi telinga

tengah dan organisme patogenik karena tuba Eustachius selalu tertutup. Poteksi

Page 6: Referat Tuba

normal ini dapat terganggu akibat menghembus hidung yang terlalu kuat atau

terus-menerus mengendus-ngendus sehingga organism dapat masuk ke telinga

tengah. Gangguan fungsi tuba dapat terjadi oleh beberapa hal, seperti tuba terbuka

abnormal, myoklonus palatal, palatoskisis, dan obstruksi tuba (Paparella, 1997;

Zainul, 2007).

Page 7: Referat Tuba

DAFTAR PUSTAKA

Drake R. L., Wayne V., dan Adam W.M.M. 2005. Head and neck. GRAY’S Anatomy for Students. Philadelphia: Elsevier Inc. p. 861

Liston S.L. dan Arndt J.D. 1997. Embriologi, Anatomi, dan Fisiologi Telinga. In: Adams G. L., Lawrence R.B., Peter A.H. Editor Harjanto E. dan R.A. Kuswidayati S. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Ed. 6. Jakarta: EGC. p. 33

Paparella M.M., George L.A., dan Samuel C.L. 1997. Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid. In: Adams G. L., Lawrence R.B., Peter A.H. Editor Harjanto E. dan R.A. Kuswidayati S. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Ed. 6. Jakarta: EGC. p. 90

Snell, S. Richard. 2006. Kepala dan Leher. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran, Ed.6. Jakarta: EGC. p. 788

Zainul A. D., Helmi, dan Ratna D.R. 2007. Kelainan Telinga Tengah. Dalam: Efiaty A. S., Nurbaiti I., Jenny B., Ratna D. R. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung tenggorok Kepala & Leher. Ed. Ke-6. Jakarta: FKUI. p. 64

MedUniver Анатомия человека. http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://meduniver.com/Medical/Anatom/Img/657.jpg&imgrefurl=http://meduniver.com/Medical/Anatom/528.html&usg=__eigmH4bYz2BnRVlORQe2K_189mA=&h=369&w=550&sz=139&hl=en&start=4&zoom=1&itbs=1&tbnid=NnToZBKY92M66M:&tbnh=89&tbnw=133&prev=/images%3Fq%3Dtuba%2Bauditiva%2Beustachii%26hl%3Den%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26biw%3D1280%26bih%3D530%26gbv%3D2%26tbm%3Disch&ei=dVKcTZqyA4ywuAP1zt2zBw, 6 April 2011

Adam. http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com/_-M9Z4n8s5gQ/S0ps2Ht8b8I/AAAAAAAABuA/qwwNlZR6MDs/s400/tuba%2Bauditiva.png&imgrefurl=http://www.lookfordiagnosis.com/images.php%3Fterm%3DTuba%2BAuditiva%26lang%3D3%26from%3D8&usg=__jB6l0S0Aj9HtyBcqs4a32tF4B-8=&h=269&w=400&sz=123&hl=en&start=55&zoom=1&itbs=1&tbnid=N3F1H5K5T4aeUM:&tbnh=83&tbnw=124&prev=/images%3Fq%3Dtuba%2Bauditiva%2Beustachii%26start%3D40%26hl%3Den%26client%3Dfirefox-a%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26gbv%3D2%26ndsp%3D20%26biw%3D1280%26bih%3D530%26tbm%3Disch&ei=sFScTaD2HIuavAPL-LmfBw, 6 April 2011