tuba ovari abses.docx
-
Upload
herlinda-dwi-ningrum -
Category
Documents
-
view
591 -
download
126
Transcript of tuba ovari abses.docx
LAPORAN PENDAHULUAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Departemen Maternitasdi Ruang Ponek Rumah Sakit Ngudi Waluyo Blitar
Tuba Ovarii Abses (TOA)
OlehHerlinda Dwi Ningrum
1050704111004
Jurusan Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Brawijaya
2015
A. KONSEP DASAR ABSES TUBA OVARUM
1. Pengertian
a. Tuba adalah saluran (kamus kedokteran)
b. Tuba uterine/fallopi adalah saluran telur, berjalan di sebelah kiri dan sebelah
kanan sebuah dari sudut uterus ke samping, di tepi atas ligament lebar kea arah
sisi pelvis.
c. Ovarial adalah indung telur.
d. Ovarial/ovarium adalah alat kelamin wanita yang berbentuk biji kenali, terletak di
kanan dan kiri uterus di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh
ligamentum latum uteri.
e. Abses adalah rongga yang terjadi karena kerusakan jaringan/bengkak
Jadi Tuba ovarial abces adalah pembekakan pada tuba ovarium yang disebabkan oleh
infeksi (Anatomi Fisiologi,2002:264).
Abses Tuba Ovarial (ATO) adalah radang bernanah yang terjadi pada ovarium dan
atau tuba fallopi pada satu sisi atau kedua sisi adneksa.
2. Epidemiologi
ATO dilaporkan sebagai komplikasi PID pada lebih dari sepertiga pasien, walaupun
mungkin jarang. ATO umumnya terjadi pada wanita umur 20 hingga 40 tahun. lebih
tua dari puncak prevalensi PID. riwayat PID tampak lebih sering pada pasien dengan
TOA.
3. Etiologi dan Faktor Resiko
Abses tubo ovarian disebabkan oleh infeksi berbagai bakteri seperti spesies
Streptococcus, E.Coli, spesies Bacteroides, spesies Prevotella, spesies
Peptostreptococcuss (Mudgil, 2009).
Beberapa faktor resiko yang terkait adalah (Mudgil, 2009):
1) Pasangan seksual multipel
2) Riwayat penyakit peradangan panggul
3) Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
4) Status sosioekonomi bawah
5) Riwayat terkena penyakit menular seksual seperti gonorhea dan chlamidia
4. Gejala klinis
Gejala klinis bervariasi bisa tanpa keluhan bisa tampak sakit, dari ringan sampai berat
diantaranya yaitu:
Demam tinggi dengan menggigil.
Takikardi
Nyeri kiri dan kanan di perut bagian bawah terutama kalau ditekan
Mual dan muntah, jadi ada gejala abdomen akut karena terjadi perangsang
peritoneum
Kadang-kadang ada tanesmi adalah anum karena proses dekat rectum dan sigmoid
5. Patofisiologi
Dengan adanya penyebaran bakteri dari vagina ke uterus lalu tuba dan atau
parametrium, terjadilah salpingitis dengan atau tanpa ooforitis, keadaan ini bisa terjadi
pada pasca abortus, pasca persalinan atau setelah tindakan genekologik sebelumnya.
Mekanisme pembentukan ATO yang pasti sukar ditentukan, tergantung sampai di
mana keterlibatan tuba infeksinya sendiri. Pada permulaan proses penyakit, lumen
tuba masih terbuka mengeluarkan eksudat yang purulen dari febriae dan menyebabkan
peritonitis, ovarium sebagaimana struktur lain dalam pelvis mengalami keradangan,
tempat ovulasi dapat sebagai tempat masuk infeksi. Abses masih bisa terbatas
mengenai tempat masuk infeksi. Abses masih bisa terbatas mengenai tuba dan
ovarium saja, dapat pula melibatkan struktur pelvis yang lain seperti usus besar, buli-
buli atau adneksa yang lain.
Proses peradangan dapat mereda spontan atau sebagai respon pengobatan, keadaan ini
biasanya memberi perubahan anatomi disertai perlekatan fibrin terhadap organ
terdekatnya. Apabila prosesnya menghebat dapat terjadi pecahnya abses.
6. Pemeriksaan Dan Diagnosa
a. Berdasarkan gejala klinis dan anamnesis pernah infeksi darah panggul dengan
umur antara 30-40 tahun, dimana 25-50% nya adalah nulipara.
b. Pemeriksaan laboratorium, lekositosis (60-80% dari kasus), peningkatan Leukosit
c. Foto abdomen dilakukan bila ada tanda-tanda ileus, dan atau curiga adanya masa
di adneksa.
d. Ultrasonografi, bisa dipakai pada kecurigaan adanya ATO atau adanya masa di
adneksa melihat ada tidaknya pembentukan kantung-kantung pus, dapat untuk
evaluasi kemajuan terapi.
e. Toucher :
o Nyeri kalau portio digoyangkan
o Nyeri kiri dan kanan dari uterus
o Kadang-kadang ada penebalan dari tuba. Tuba yang sehat tak teraba.
o Nyeri pada ovarium karena meradang.
7. Diagnosis Banding
a) ATO utuh dan belum memberikan keluhan
Kistoma ovarii, tumor ovarii
Kehamilan ektopik yang utuh
Abses peri, apendikuler
Mioma uteri
Hidrosalping
b) ATO utuh dengan keluhan :
Perforasi apendik
Perforasi divertikel / abses divertikel
Perforasi ulkus peptikum
Kelainan sistematis yang memberi ditres akut abdominal
Kista ovarii terinfeksi atau terpuhtir
8. Penatalaksanaan
a. Curiga ATO utuh tanpa gejala
Antibotika dengan masih dipertimbangkan pemakaian golongan : doksiklin 2x
/ 100 mg / hari selama 1 minggu atau ampisilin 4 x 500 mg / hari, selama 1
minggu.
Pengawasan lanjut, bila masa tak mengecil dalam 14 hari atau mungkin
membesar adalah indikasi untuk penanganan lebih lanjut dengan
kemungkinan untuk laparatomi
b. ATO utuh dengan gejala :
Masuk rumah sakit, tirah baring posisi “semi fowler”, observasi ketat tanda
vital dan produksi urine, perksa lingkar abdmen, jika perlu pasang infuse P2
Antibiotika massif (bila mungkin gol beta lactar) minimal 48-72 jam
Gol ampisilin 4 x 1-2 gram selama / hari, IV 5-7 hari dan gentamisin 5 mg /
kg BB / hari, IV/im terbagi dalam 2x1 hari selama 5-7 hari dan metronida xole
1 gr reksup 2x / hari atau kloramfinekol 50 mg / kb BB / hari, IV selama 5
hari metronidzal atau sefaloosporin generasi III 2-3 x /1 gr / sehari dan
metronidazol 2 x1 gr selama 5-7 hari
Pengawasan ketat mengenai keberhasilan terapi
Jika perlu dilanjutkan laparatomi, SO unilateral, atau pengangkatan seluruh
organ genetalia interna
c. ATO yang pecah, merupakan kasus darurat : dilakukan laporatomi pasang drain
kultur nanah
Setelah dilakukan laparatomi, diberikan sefalosporin generasi III dan
metronidazol 2 x 1 gr selama 7 hari (1 minggu)
9. Komplikasi
a) ATO yang utuh :
Pecah sampai sepsis reinfeksi dikemudian hari, iteus, infertilitas kehamian ektopik
b) ATO yang pecah
Syok sepsis, abses intraabdominal, abses subkronik, abses paru / otak
10. Prognosis
a. ATO yang utuh
Pada umumnya prognosa baik, apabila dengan pengobatan medidinaslis tidak ada
perbaikan keluhan dan gejalanya maupun pengecilan tumornya lebih baik dikerjakan
laparatomi jangan ditunggu abses menjadi pecah yang mungkin perlu tindakan lebih
luas
Kemampuan fertilitas jelas menurun kemungkinan reinfeksi harus diperhitungan
apabila terapi pembedahan tak dikerjakan
b. ATO yang pecah
Kemungkinan septisemia besar oleh karenanya perlu penanganan dini dan tindakan
pembedahan untuk menurunkan angka mortalitasnya
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan, alamat dan nomor register.
2. Keluhan Utama
• Nyeri pada kanan dan kiri perut
• Demam
• mual dan muntah
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Mengeluhkan ada atau tidaknya gangguan atau ketidaknyamanan
b. Riwayat Penyakit dahulu
Pernah punya riwayat penyakit radang panggul,pernah menggunakan AKDR
c. Riwayat penyakit Keluarga
Ada atau tidak anggota keluarga yang pernah menderita infeksi pada organ
reproduksi
4. Riwayat obstetri
a. Menstruasi : menarche,lama,siklus,jumlah,warna dan bau
b. Riwayat perkawinan : berapa kali menikah,usia pernikahan
c. Riwayat persalinan : sesar atau normal, komplikasi intrapartum dan post
partum,infeksi post partum,penggunaan KB
Perubahan Pola Fungsi
Menurut Doenges,2000 adalah sebagai berikut:
1. aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan atau keletihan, adanya perubahan pola istirahat dan jam
kebiasaan tidur. Adanya factor-faktor yang memengaruhi tidur, missal:
ansietas, nyeri, keterbatasan, partisipasi dalam hobi dan latihan
2. Makanan/cairan
Gejala : Mual atau muntah, anoreksia, perubahan pada berat badan.
3. Neurosensori
Gejala : Pusing, sinkope
4. Nyeri/kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri/derajat bervariasi, misalnya : ketidaknyamanan ringan
sampai berat ( dihubungkan dengan proses penyakit )
5. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi, missal: darah pada feses, nyeri pada
defekasi. Perubahan eliminasi urinarius misalnya : nyeri atau rasa
terbakar pada saat berkemih, hematuria.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
6. Pernapasan
Gejala : Merokok ( tembakau, hidup dengan seorang yang merokok), pemajanan
abses
7. Integritas ego
Gejala : factor stress dan cara mengatasi stress, masalah tentang perubahan dalam
penampilan insisi pembedahan, perasaan tidak berdaya, putus asa,
depresi, menarik diri.
8. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri dada, perubahan pada tekanan darah
9. Keamanan
Gejala : pemajanan pada kimia toksik, karsinogen pemajanan matahri lama,
berlebihan, demam, ruam kulit/ulserasi
10. Seksualitas
Gejala : perubahan pada tingkat kepuasan
11. Interaksi sosial
Gejala : ketidakadekuatan/kelemahan sistim pendukung, riwayat perkawinan,
masalah tentang fungsi
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan melaporkan
nyeri secara verbal
2. Hipertermi berhubungan dengan penyakit ditandai dengan peningkatan suhu
tubuh di atas kisaran normal
3. Nausea berhubungan dengan tumor intaabdomen ditandai dengan melaporkan
mual
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan
gelisah dan gangguan tidur
5. PK : infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,Marilyn. 2002. Rencana Keperawatan. Jakarta : EGC
Bobak,2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
C.Pearce, Evelyn.2009. Anatomi Fisiologi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Effendi hasjim Dr,dkk. 1981. Fisiologa Dan Patofisiologi Ginjal. Bandung : alumni
Price. Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Psroses Penyakit Edisi 6
Volume 2. Jakarta : EGC
Rabbins, Stanley C. Buku Ajar Patologi II . Jakarta :EGC
Rn. Sweringen. 2000. Keperawatan Medical Bedah, Edisi 2. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne c. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2. Jakarta :EGC
T. Heather Herdman. 2013. NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2012-2014, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Dochterman, Joanne M. & Bulecheck, Gloria N. 2004. Nursing Interventions
Classification : Fourth Edition. United States of America : Mosby.
Moorhead, Sue et al. 2008. Nursing Outcomes Classification : Fourth Edition. United States of America : Mosby
1.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSATUJUAN & KRITERIA
HASILINTERVENSI RASIONAL
1 Nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera fisik
ditandai dengan melaporkan
nyeri secara verbal
Setelah diberikan asuhan
keperawatan …x 24 jam
diharapkan klien melaporkan
nyeri berkurang/dapat terkontrol
dengan criteria hasil :
NOC Label: Pain Level
- TTV dalam batas normal/ not
compromised (skala 5).
- Klien melaporkan nyerinya
berkurang terutama saat
berkemih mencapai skala 5
(none)
- Ekspresi muka terhadap nyeri
mencapai skala 5 (none).
- Pasien tampak tenang
NIC : Pain management
- Kaji TTV klien, catat jika ada
perubahan.
- Lakukan penilaian yang
komprehensif pada nyeri yang
mencakup lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri.
- Observasi isyarat non verbal dari
kenyamanan terutama pada klien
dengan ketidakmampuan untuk
berkomunikasi secara efektif.
- Berikan waktu istirahat yang
cukup dan tingkat aktivitas yang
dapat di toleran
- Pastikan klien menerima
- untuk mengetahui tanda
vital klien
- untuk mengetahui sejauh
mana nyeri yang dirasakan
klien
- untuk mengetahui respon
nonverbal klien
- untuk mengurangi nyeri
klien
- untuk mengurangi nyeri
NOC Label: Pain Control
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama......x24
jam pasien dapat mengontrol
nyeri dengan indikator:
- Mengenali faktor
penyebab
- Mengenali onset
(lamanya sakit)
- Menggunakan metode
pencegahan
- Menggunakan
metode
nonanalgetik untuk
mengurangi nyeri
- Menggunakan
analgetik sesuai
kebutuhan
- Mencari bantuan tenaga
kesehatan
- Melaporkan gejala
perawatan analgesic.
- Ajarkan klien atau keluarga
menggunakan teknik
nonfarmakologi (relaxation,
guided imagery, music therapy,
distraction, ect).
- Kendalikan factor-faktor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
kenyamanan klien
NIC : A n a l g e t i c A d m i n i s t r a t i on
- tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
- cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis dan frekuensi
- cek riwayat alergi
klien
- memberitahu klien
tekhnik lain yang dapat
digunakan untuk
mengurangi nyeri
- untuk meningkatkan
kenyamanan klien
- untuk mengetahui sejauh
mana nyeri yang dirasakan
klien
- untuk memastikan obat
yang akan diberikan pada
pasien
- untuk memastikan bahwa
klien tidak mempunyai
riwayat alergi
pada tenaga
kesehatan
- Mengenali gejala-gejala
nyeri
- Mencatat
pengalaman
nyeri sebelumnya
- Melaporkan nyeri sudah
terkontrol
- pilih analgetik yang diperlukan
atau kombinasi dari analgetik
ketika pemberian lebih dari satu
- tentukan pilihan analgetik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
- tentukan analgetik pilihan, rute
pemberian dan dosis optimal
- pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
- monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgetik pertama kali
- berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
- evaluasi efektifitas analgetik,
tanda dan gejala (efek samping)
- untuk memberikan
analgetik yang tepat untuk
pasien
- untuk pengobatan nyeri
secara teratur
- mengetahui tanda vital
klien sebelum pemberian
obat
- untuk mengetahui respon
klien setelah obat
diberikan
2 Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan NIC LABEL: Infection Control
dengan penyakit ditandai
dengan peningkatan suhu
tubuh di atas kisaran normal
keperawatan selama ...x24 jam,
diharapkan suhu tubuh pasien
menurun, dengan kriteria hasil:
NOC LABEL: vital signs
- Suhu tubuh klien berada
pada rentang normal (36-
370 C)
- Respiratori rate klien
berada pada rentang
normal(dewasa: 16-20
kali/menit)
- Tekanan darah klien
berada pada rentang
normal
NOC LABEL: thermoregulation
- Tidak terjadi perubahan
warna kulit
- Tidak terjadi peningkatan
suhu kulit
- Tidak terjadi iritabilitas
- anjurkan pasien cara pencegahan
infeksi
- kolaborasi pemberian terapi
antibiotik yang sesuai
- mempromosikan asupan gizi
yang tepat
NIC : Vital Signs Monitoring
- Observasi suhu, nadi, tekanan
darah, pernafasan.
- Beri kompres dengan air hangat
(air biasa) pada daerah axila,
lipat paha, temporal bila terjadi
panas.
- Anjurkan keluarga untuk
memakaikan pakaian yang dapat
menyerap keringat seperti katun.
- Memberikan edukasi agar
tak terjadi infeksi pd klien
- Untuk mencegah
terjadinya infeksi yang
lebih berat pd klien
- Untuk mempertahankan
intake nutrisi yang
adekuat
- Mengetahui tanda vital
klien
- Untuk mempertahankan
suhu tubuh klien di
daerah yang mempunyai
pembuluh darah besar
- Untuk meningkatkan
penguapan
- Monitor hidrasi seperti turgor
kulit, kelembaban membran
mukosa)
- Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat anti piretik.
NOC :Temperatur Regulation
- Anjurkan penggunaan selimut
hangat untuk menyesuaikan
perubahan suhu tubuh
- Bantu pasien untuk
mendapatkan intake nutrisi dan
cairan yang adekuat
- Untuk mengetahui
kondisi kulit, agar tak
terjadi kekeringan
- Untuk mencegah
terjadinya peningkatan
suhu
- Meningkatkan penguapan
- Mempertahankan asupan
adekuat
3 Nausea berhubungan
dengan tumor intaabdomen
ditandai dengan melaporkan
mual
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ...x24 jam,
diharapkan mual pasien
berkurang dengan kriteria hasil:
NOC:
Comfort level
NIC : Fluid Management
- Monitor status nutrisi
- Monitor status hidrasi
(Kelembaban membran mukosa,
- mual membuat penurunan
nafsu makan yang
berpengaruh terhadap
status nutrisi
- mencegah terjadinya
Hidrasi
Nutritional Status
1. Melaporkan bebas dari mual
2. Mengidentifikasi hal-hal
yang mengurangi mual
3. Nutrisi adekuat
4. Status hidrasi: hidrasi kulit
membran mukosa baik, tidak
ada rasa haus yang abnormal,
panas, urin output normal,
TD, HCT normal
vital sign adekuat)
- Anjurkan untuk makan pelan-
pelan
- Jelaskan untuk menggunakan
napas dalam untuk menekan
reflek mual
- Instruksikan untuk menghindari
bau makanan yang menyengat
- Berikan terapi IV kalau perlu
- Kolaborasi pemberian anti
emetik..
dehidrasi
- makan pelan- pelan dapat
menekan mual pasien
- nafas dalam membuat
relaksasi yang juga dapat
menurunkan mual
- bau yang menyengat akan
membuat reflek muntah
pada pasien yang
mengalami mual
- terapi iv untuk
mengkoreksi kekurangan
cairan
- terapi farmakologis di
berikan bisa mual tidak
bisa di tangani dengan
terapi nonfarmakologis
4 Kecemasan berhubungan
dengan perubahan status
kesehatan ditandai dengan
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama … x 24 jam
diharapkan keluarga klien dapat
NIC : Anxiety Reduction
- Gunakan pendekatan yang - Dengan menggunakan
pendekatan yang
gelisah dan gangguan tidur mengontrol cemasnya dengan
kriteria hasil :
NOC :
Anxiety Control
Coping
Impulse Control
1. Keluarga klien mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala cemas
2. Keluarga klien mampu
mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas
3. Vital sign dalam batas
normal :
1) Suhu tubuh 36,5-37,5 0C
(skala 5)
2) Respiratory rate 16-20
x/menit (skala 5)
3) Tekanan sistolik klien
menenangkan.
- Jelaskan semua prosedur
kepada keluarga klien.
- Berikan informasi factual
mengenai diagnosis, tindakan
dan prognosis.
- Dengarkan dengan penuh
perhatian.
menenangkan, kita akan
dapat membuat klien
percaya kepada kita
sehingga informasi lebih
mudah untuk kita
dapatkan.
- Keluarga klien berhak
mengetahui prosedur
yang akan dilakukan
terhadap klien, sehingga
diharapkan dapat
menurunkan tingkat
kecemasan dari keluarga.
- Keluarga klien harus
mengetahui kondisi
kesehatan klien.
- Keluarga klien
membutuhkan tempat
untuk menceritakan
segala sesuatu mengenai
deviasi ringan (skala 4)
4) Tekanan diastolik klien
deviasi ringan (skala 4)
5) Denyut nadi radial 60-100
x/menit (skala 5)
4. Postur tubuh, ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
- Identifikasi tingkat kecemasan
- Bantu klien mengenai situasi
yang menimbulkan kecemasan.
- Dorong klien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
- Instruksikan klien
menggunakan teknik relaksasi
kecemasannya.
- Kita perlu mengetahui
tingkat kecemasan klien
agar dapat menentukan
intervensi yang tepat bagi
klien.
- Klien memerlukan
bantuan dalam mengenal
situasi yang dapat
menimbulkan kecemasan.
- Dengan diungkapkannya
perasaan yang dialami
oleh klien kita dapat
menentukan tindakan
yang harus dilakukan.
- Teknik relaksasi
diharapkan akan dapat
menurunkan tingkat
kecemasan klien.
5 PK : infeksi Tujuan : Setelah diberikan - Ukur tanda-tanda vital - Untuk mengetahui tanda
asuhan keperawatan selama … x
24jam diharapkan perawat dapat
meminimalkan
komplikasi yang terjadi
dengan kriteria hasil:
- Tanda-tanda vital berada
dalam
batas normal :
TD: 100 – 120 mm
Hg
Nadi: 60-100
RR : 14 – 20 x/mnt
Suhu : 36 – 37 0C
±
- Nutrisi adekuat
- Tidak ada tanda-tanda
infeksi
kalor,tumor,rubor,dolor
- Hasil lab
Eritrosit ,sedimen dan
leukosit tidak ada dalam
- Berikan terapi antibiotic sesuai
resep dokter
- Ajarkan pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala
infeksi
- Tingkatkan intake nutrisi
- Pantau hasil lab b/d infeksi
- Kaji tanda-tanda infeksi; suhu
tubuh, nyeri, perdarahan, dan
pemeriksaan
labolatorium ,radiologi
vital klien
- Untuk mencegah tejadinya
infeksi yg lebih parah
- Agar klien dan keluarga
tahu tanda-tanda infeksi
dan dapat mencegahnya
- Untuk mengetahui infeksi
dari hasil lab
- Untuk mengetahui tanda
infeksi pd klien
urin