Askep CA Ovari

39
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kanker ovarium adalah penyakit yang membuat frustasi bagi pasien dan pemberi perawatan kesehatan karena awitannya yang tersembunyi. Dan tidak ada gejala peringatan adalah penyebab mengapa penyakit ini telah mencapai tahap lanjut ketika didiagnosa. Kondisi ini merupakan penyebab kematian utama diantara malignansi ginekologis. Penyakit ini mempunyai angka kejadian sekitar 13,8 wanita per 100.000. Sayang sekali, sekitar 75% dari kasus dideteksi pada tahap lanjut. Amatlah sulit untuk mendiagnosa dan adalah unik sehingga kemungkinan kondisi ini merupakan awal dari banyak kanker primer dan mungkin menjadi tempat metastasis dari kanker lainnya. Kondisi ini membawa angka kematian 14.500 setiap tahunnya dan merupakan penyebab prevalen keenam dari kematian akibat kanker pada wanita (Wingo et al., 1995). Sebagian kasus mengenai wanita antara usia 50 sampai 59 tahun. Insiden tertingginya adalah di negara-negara industri, kecuali Jepang, yang insidennya rendah. Hereditas dapat berperan dalam menimbulkan penyakit ini, dan banyak dokter menyarankan pemeriksaan pelvis bimanual bagi wanita yang mempunyai satu atau dua orang saudara dengan kanker ovarium. Meskipun dengan pemeriksaan yang cermat, tumor ovarium biasanya terdapat jauh di dalam dan sulit untuk dideteksi. Belum ada 1

Transcript of Askep CA Ovari

Page 1: Askep CA Ovari

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Kanker ovarium adalah penyakit yang membuat frustasi bagi pasien dan

pemberi perawatan kesehatan karena awitannya yang tersembunyi. Dan tidak ada

gejala peringatan adalah penyebab mengapa penyakit ini telah mencapai tahap lanjut

ketika didiagnosa. Kondisi ini merupakan penyebab kematian utama diantara

malignansi ginekologis. Penyakit ini mempunyai angka kejadian sekitar 13,8 wanita

per 100.000. Sayang sekali, sekitar 75% dari kasus dideteksi pada tahap lanjut.

Amatlah sulit untuk mendiagnosa dan adalah unik sehingga kemungkinan kondisi ini

merupakan awal dari banyak kanker primer dan mungkin menjadi tempat metastasis

dari kanker lainnya. Kondisi ini membawa angka kematian 14.500 setiap tahunnya

dan merupakan penyebab prevalen keenam dari kematian akibat kanker pada wanita

(Wingo et al., 1995). Sebagian kasus mengenai wanita antara usia 50 sampai 59

tahun. Insiden tertingginya adalah di negara-negara industri, kecuali Jepang, yang

insidennya rendah.

Hereditas dapat berperan dalam menimbulkan penyakit ini, dan banyak

dokter menyarankan pemeriksaan pelvis bimanual bagi wanita yang mempunyai satu

atau dua orang saudara dengan kanker ovarium. Meskipun dengan pemeriksaan yang

cermat, tumor ovarium biasanya terdapat jauh di dalam dan sulit untuk dideteksi.

Belum ada skrining dini yang tersedia saat ini meskipun penanda tumor sedang

dalam penelitian.

1.2. Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran tentang asuhan keperawatan klien dengan

kanker ovarium.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Dapat melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan kanker

ovarium.

1

Page 2: Askep CA Ovari

2. Dapat menegakkan diagnosa keperawatan klien dengan kanker ovarium.

3. Dapat menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker

ovarium.

4. Dapat melakukan implementasi kepada berupa pemenuhan kebutuhan

dasar klien dengan kanker ovarium.

1.3. Manfaat

1. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang asuhan keperawatan

klien dengan kanker ovarium.

2. Untuk memberikan masukan kepada tenaga kesehatan, khususnya perawat

ruangan dalam memberikan asuhan keperawatan klien dengan kanker

ovarium.

2

Page 3: Askep CA Ovari

BAB II

Tinjauan Teoritis

2.1. Defenisi

Kanker ovarium adalah kumpulan tumor dengan histogenesis yang beraneka

ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (endoderma, mesoderma, ektoderma)

dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam. Kanker ovarium

adalah penyakit yang membuat frustasi bagi pasien dan pemberi perawatan kesehatan

karena awitannya yang tersembunyi dan tidak ada gejala. Kanker ovarium ini dapat

berupa kistik, padat, kecil, besar dan bisa pula jinak atau ganas. (Sinopsis obstetri,

2001).

2.2. Etiologi dan Faktor Resiko

Etiologi pasti dari kanker ovarium belum ditemukan, namun beberapa faktor

resiko diduga dapat menginduksi terjadinya penyakit ini pada wanita.

Wanita dengan kanker ovarium mempunyai faktor resiko mengidap kanker

payudara 3 sampai 4 kali lipat pada wanita dan wanita dengan kanker payudara

mempunyai resiko yang meningkat terhadap kanker ovarium. Tak ada faktor

penyebab defenitif yang telah ditetapkan, tetapi kontrasepsi oral tampak memberikan

efek protektif. Hereditas dapat berperan dalam menimbulkan penyakit ini.

Faktor resiko : - Diet tinggi lemak. - Penggunaan bedak talk perineal

- Merokok - Infertilitas

- Alkohol

- Nullipara

2.3. Klasifikasi Tumor

Klasifikasi tumor berdasarkan sistem TNM

T = Tumor primer

Tx = Tumor primer tidak dapat ditaksir.

Ta = Tidak terdapat bukti adanya tumor primer

Tis = Carsinoma in situ

T1, T2, T3 = Dari T1 sampai T3 tumor primer makin besar dan makin jauh

infiltrasi di jaringan dan alat berdampingan.

3

- Riwayat kanker payudara, kolon endometrium

Page 4: Askep CA Ovari

Nodus = N1 = Kelenjar limfe regional

Nx = Kelenjar limfe tidak dapat ditaksir/diperiksa.

No = Tidak adanya bukti penyebaran ke kelenjar

limfe regional

N1, N2, N3, N4 = Menunjukkan banyaknya kelenjar regional

yang dihinggapi dan ada tidaknya infiltrasi di

alat dan struktur berdampingan.

Metastasis = M = Anak sebar jauh (distant metastasis)

Mx = Tidak dapat diperkirakan adanya anak sebar

Mo = Tidak ada buktinya metastasis jauh.

M1 = Ada metastasis jauh.

2.4. Manifestasi Klinis

Tanda-tanda dan gejala termasuk haid tidak teratur, ketegangan menstrual

yang terus meningkat, darah menstruasi yang banyak (menorhagi) dengan nyeri

tekan pada payudara, menopause dini, rasa tidak nyaman pada abdomen, dispepsia,

tekanan pelvis dan sering berkemih.

Gejala-gejala ini biasanya samar, tetapi setiap wanita dengan gejala-gejala

gastroistestinal dan tanpa diagnosis yang diketahui harus dievaluasi dengan menduga

kanker ovarium. Flatulens, rasa begah setelah makan makanan kecil, dan lingkar

abdomen yang terus meningkat merupakan gejala-gejala signifikan.

Tahap-tahap kanker ovarium :

1. Pertumbuhan terbatas pada ovarium.

2. Pertumbuhan mencakup satu atau dua ovarium dengan perluasan pelvis.

3. Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan metastatis di

luar pelvis atau nodul inguinal atau retroperitoneal positif.

4. Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan metastatis jauh.

Pengaruh kanker ovarium terhadap kehamilan dan persalinan:

Kanker yang besar dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga

menyebabkan abortus, partus prematurus.

4

Page 5: Askep CA Ovari

Kanker yang bertangkaian, karena pembesaran atau pengecilan uterus

setelah partus, terjadi torsi dan menyebabkan rasa nyeri, nekrosis dan

infeksi yang disebut abdomen akut.

Dapat menyebabkan kelainan-kelainan letak janin.

Kanker kistik dapat pecah karena trauma luar atau trauma persalinan.

Kanker besar berlokasi di bawah, dapat menghalangi persalinan.

Kanker ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar pada aorta,

mediastinal dan supra klavikular, dan seterusnya menyebar ke alat-alat yang

jauh terutama paru, hati dan otak. Obstruksi usus dan ureter merupakan

masalah yang sering menyertai penderita kanker ovarium.

2.5. Diagnosis

Setiap pembesaran ovarium harus diselidiki. Pemeriksaan pelvis tidak akan

mendeteksi diri karena ovarium dan teknik pencitraan pelvis tidak selalu definitif.

Sekitar 75% dari kanker ovarium telah bermetastasis ketika didiagnosis; sekitar 60%

telah menyebar keluar pelvis.

Dari banyak tipe sel kanker ovarium yang berbeda, tumor epitel menempati 90% dari

semua jenis. Tumor sel germinal dan tumor stromal menempati 10% dari kondisi ini.

2.6. Komplikasi

Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus

tindakan lanjut yang dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali atau beberapa

kali untuk membuat by pass bila kondisi penderita mengizinkan (Brunner dan

Suddart, 2001).

Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke struktur yang

berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui penyebaran benih tumor melalui

cairan peritoneal ke rongga abdomen dan rongga panggul. Asites dapat terjadi dan

cairan yang mengundang sel-sel panas melalui saluran tipe limfe menuju pleura dan

akhirnya menyebabkan efusi pleura.

5

Page 6: Askep CA Ovari

2.7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan berdasarkan hal-hal berikut:

- Kemungkinan adanya keganasan.

- Kemungkinan torsi dan abdomen akut.

- Kemungkinan menimbulkan komplikasi obstetrik, maka:

Kanker ovarium dalam kehamilan yang lebih besar dari telur angsa

harus dikeluarkan.

Waktu yang tepat untuk operasi adalah antara kehamilan 16-20

minggu.

Operasi yang dilakukan di bawah umur kehamilan 20 minggu harus

diberikan substitusi progresteron beberapa hari sebelum operasi dan

beberapa hari setelah operasi (sebab ditakutkan korpus luteum

terangkat bersama kanker yang bisa menyebabkan abortus).

Operasi darurat apabila terjadi torsi dan abdomen akut.

Bila kanker agak besar dan lokasinya di bagian bawah akan

menghalangi persalinan dapat ditempuh: reposisi, bila tidak bisa

persalinan diselesaikan dengan seksio cesaria dan jangan lupa

sekaligus kanker diangkat.

Pengangkatan melalui tindakan bedah adalah pengobatan pilihan dengan

pemeriksaan praoperatif termasuk barium enema, pemeriksaan GIT atas, rontgen

dada dan urografi intravena (IVU). Histerektomi abdomen total dengan

pengangkatan tuba fallopi dan ovarium serta omentum (salphingoovarektomi

bilateral dan omentektomi) adalah prosedur standar untuk penyakit tahap dini.

Kemudian terhadap radiasi dan implementasi fosfor (32p) intraperitoneal,

isotopradioaktif dapat dilakukan setelah pembedahan. Kemoterapi dengan preparat

tunggal atau multipel biasanya termasuk sisplantin, siklofosfamid atau karboplatin

juga digunakan.

Terapi Tumor Ganas Ovarium

Pada tingkat awal prosedur adalah TAH + BSO + OM + APP. Luas

pembedahan ditentukan oleh insidensi metastase dan invasi terhadap korpus uteri.

Biopsi seperti omentum, kelenjar limfe penting. Pembedahan juga penting sebagai

tindakan primer dengan mengangkat sebagian besar jaringan tumor, meskipun tidak

6

Page 7: Askep CA Ovari

semua dapat diangkat, hal ini memungkinkan tindakan Kemoterapi dan Radioterapi

lebih efektif.

Tindakan konservatif (hanya mengangkat tumor ovarium saja: oophorektomi

atau oophorokistektomi) masih dapat dibenarkan jika tingkat klinik terbatas pada

satu ovarium tanpa asites, wanita masih muda, belum punya anak, derajat keganasan

tumor rendah.

Radioterapi

Umumnya digunakan pada tingkat klinik kanker yang terbatas pada ovarium

atau yang sudah mengalami perluasan sampai panggul. Pemberiannya bisa ke

panggul saja atau seluruh rongga perut. Akhir-akhir ini radiotherapi diberikan

bersamaan dengan kemotherapi. Namun, radiasi hanya efektif pada jenis tumor yang

peka terhadap sinar (radiosensitif).

Kemoterapi

Beberapa jenis obat sitostatuka yang digunakan adalah agen alkylating

(seperti cyclophosphamide, chlorambusil), antimetabolik {seperti mtx (metothexata)

dan S.flourouracil}, antibiotik (seperti andriamicin). Berbagai kombinasi dari agen di

atas menunjukkan efek yang cukup berarti dalam penanganan kanker ovarium.

Asites terjadi pada kanker ini dapat dikendalikan dengan kemoterapi

intraperitoneal sekarang sedang dikembangkan teknik shunting cairan asites kedalam

vena jugularis melalui plastik tube yang berkatup searah. Sedangkan penanganan

paliatif kanker ovarium digunakan preparat hormon progestativa.

7

Page 8: Askep CA Ovari

BAB III

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Kanker Ovarium

3.1. Pengkajian

Aktivitas/Istirahat

Gejala : Kelemahan dan keletihan

Perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya

faktor yang mempengaruhi tidur, misalnya: nyeri, ansietas, berkeringat

malam.

Keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan.

Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat

stres tinggi.

Sirkulasi

Gejala : palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja

Tanda : Perubahan pada tekanan darah.

Integritas Ego

Gejala : Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi

stress (misal merokok, alkohol, religius)

Masalah tentang perubahan dalam penampilan, misal: alopesia, lesi, cacat,

pembedahan. Menyangkal diagnosa, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak

mampu, tidak bermakna rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.

Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah.

Eliminasi

Gejala : Perubahan pada pola defekasi, misalnya: darah pada feses, nyeri pada

defekasi.

Perubahan elominasi urin, misalnya: nyeri atau rasa terbakar pada saat

berkemih, hematuri sering berkemih.

Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.

Makanan/Cairan

Gejala : Kebiasaan diet buruk (misalnya rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan

pengawet)

Anoreksia, mual/muntah.

8

Page 9: Askep CA Ovari

Intoleransi makanan.

Perubahan pada berat badan, penurunan berat badan hebat, kakeksia.

Berkurangnya massa otot.

Tanda : Perubahan pada kelembaban, atau turgor kulit, udem.

Neurosensori

Gejala : Pusing, sinkope

Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Tak ada nyeri, atau derajat bervariasi, misalnya: ketidaknyamanan ringan

sampai berat.

Pernafasan

Gejala : merokok (tembakau, hidup dengan orang yang merokok)

Pemajanan asbes.

Keamanan

Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen.

Tanda : Demam

Seksualitas

Gejala : masalah seksual, misalnya: dampak pada hubungan perubahan pada tingkat

kepuasan

Nulligravida lebih besar dari usia 30 tahun

Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini, herpes genital.

Interaksi Sosial

Gejala : Ketidakadekuatan atau kelemahan sistem pendukung.

Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau

bantuan)

Masalah tentang fungsi atau tanggung jawab peran.

9

Page 10: Askep CA Ovari

Pemeriksaan Diagnostik.

- Tes seleksi tergantung riwayat dan indeks kecurigaan untuk kanker tertentu.

- Scan (mis: MRI, CT, Gallium) dan ultrasound: dilakukan untuk tujuan

diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi respon pada pengobatan

- Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum, melubangi): dilakukan untuk diagnostik bidang-

bidang menggambarnya pengobatan dan dapat dilakukan melalui sumsum tulang,

kulit, organ dan sebagainya.

- Penanda tumor (zat yang dihasilkan sel tumor dan terdapat diserum seperti :

CEA, antigen spesifik prostat, HCG, alfafetoprotein, CA 15-3, CA 19-9, CA 125

dsbnya ) terutama untuk prognostik atau monitor perapeutik.

- Tes kimia skrining : misal, elektrolit ( Na,K,Ca) ,tes ginjal, (BUN, kreatinin) , tes

hepar (GilimuGin, SGPT, SGOT, alkali fosfat, LDH) tes tulang

- JDL dengan diferensial dan trombosit : dapat menunjukkan anemia, perubahan

pada sel darah merah, sel darah putih, Trombosit berkurang atau meningkat.

- Sinar x dada: menyelidiki penyakit paru metastasis atau primer.

3.2 Diagnosa Keperawatan

- Ketakutan b.d krisis situasi (kanker), ancaman/perubahan pada status kesehatan

atau sosioekonomi, fungsi peran, pola interaksi, ancaman kematian, perpisahan

dari keluarga.

- Berduka b.d perubahan fungsi tubuh.

- Gangguan harga diri rendah b.d biofisikal; kecacatan bedah, efek samping

kemoterapi, atau radioterapi seperti allopesia, mual muntah, penurunan berat

badan, anoreksia, psikososial, ancaman kematian, perasaan kurang kontrol dan

ragu dari penerimaan dari orang lain dan takut serta ansietas.

- Nyeri akut, b.d kompresi jaringan syaraf, infiltrasi saraf, inflamasi, efek samping

berbagai agen terapi.

- Gangguan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh b.d status hipermetabolik,

konsekuensi kemoterapi, radiasi pembedahan, misalnya: anoreksia, iritasi

lambung, penyimpangan rasa, mual: distres emosional, kelebihan.

- Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui rute

normal dan abnormal, status hipermetabolik, kerusakan masukan cairan.

- Keletihan b.d penurunan produksi energi metabolik; kelebihan psikologis

berlebihan.

10

Page 11: Askep CA Ovari

- Resiko tinggi infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan sekunder, malnutrisi,

prosedur invasif.

- Kurang pengetahuan b.d kurang pemajanan atau mengingat, kesalahan

interpretasi atau informasi, mitos, keterbatasan kognitif.

11

Page 12: Askep CA Ovari

BAB IV

Tinjauan Kasus

4.1. Pengkajian

Tanggal Pengkajian: 3 Mei 2005

A. Identitas Diri KlienNama : Ny. F No. MR : 453556TTL : 28 Oktober 1962 Tanggal Masuk : 21 April 2005Umur : 43 TahunPekerjaan : IRTAlamat : Jl. Ampang Pulai Pulau Karam, Tarusan, Pessel.

B. Data Umum Kesehatan1. Riwayat Kesehatan Sekarang

a. Keluhan UtamaKlien mengeluh mual muntah, hilang nafsu makan dan bengkak pada perut.

b. Faktor PencetusTidak diketahui (klien mengatakan ia tidak mengetahui kenapa ada bengkak diperutnya).

c. Lamanya KeluhanKlien telah mengalami bengkak pada perut sejak 3 bulan yang lalu.

2. Riwayat Kesehatan DahuluKlien pernah operasi kistektomi ovarium pada tanggal 26-9-2002 dan menjalani kemotherapi sebanyak 2 x.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga.Tidak ada anggota keluarga yang menderita gagal ginjal, hipertensi, DM dan tumor.

4. Riwayat MenstruasiKlien menarche umur 15 th, teratur 1x28 hari, lama 5-7 hari. Ganti duk tiap 2-3x/hari, nyeri haid tidak ada.

5. Riwayat MenstruasiKlien menikah, usia pernikahannya sudah 20 tahun.

6. Riwayat Keluarga BerencanaSemenjak menikah klien tidak menggunakan alat KB.

C. Pola NutrisiBB 40 Kg TB 150 cmFrekuensi makan 3x/hariNafsu makan berkurang, klien hanya dapat menghabiskan ½ porsi diet.Perubahan BB dalam 3 bulan terakhir 10 kg; Ny. F merasa semakin kurus.

12

Page 13: Askep CA Ovari

D. Pola Eliminasi1. Buang Air besar Waktu Pagi Frekuensi 2 hari sekali (1x / 2hari) Konsistensi Keras Warna Kuning Penggunaan pencahar Tidak ada2. Buang Air Kecil

Frekuensi 6x/hari Warna kekuninganBau khas urine/Pesing

E. Pola Tidur dan IstirahatWaktu tidur 22.00 – 5.30 (jam)Lama tidur/hari 7 jam/hariPerubahan yang dirasakan setelah sakit Sering terbangun tengah malam, tidur

tidak nyenyak.

F. Pola Aktivitas dan LatihanKlien hanya terbaring di tempat tidur, kalau ingin BAB/BAK.Klien dipapah suaminya ke kamar mandi.

G. Pola BekerjaJenis Pekerjaan Ibu Rumah TanggaLama Bekerja -

H. Riwayat Keluarga (Genogram)

I. Riwayat LingkunganKebersihan Lingkungan bersih.Bahaya Tidak adaPolusi Tidak ada polusi

J. Aspek Psikososial1. Persepsi Diri

a. Hal yang amat dipikirkan saat iniKlien memikirkan bagaimana penyakitnya, bagaimana pengobatan dan prognosis penyakitnya.

13

Ny. F43 th

Bpk. R45 Th

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Laki-laki meninggal

= Perempuan Meninggal

= Klien

= Tinggal serumah

Page 14: Askep CA Ovari

b. Harapan setelah menjalani perawatanKlien berharap setelah dirawat, penyakitnya sembuh dan tidak kambuh lagi.

2. Pertahanan KopingDalam pengambilan keputusan, klien dibantu suami dan anggota keluarga yang lain. Jika dalam kondisi stress, klien berusaha segera memecahkan permasalahannya.

3. Sistem Nilai dan KepercayaanKlien percaya bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan.Selama di RS, klien tidak melaksanakan shalat tapi klien sering berdzikir.

K. Pemeriksaan FisikTTV : TD Suhu Pernafasan Nadi

110/8 mmHg 36.3oC 22x/11 92x/menit

Kepala : Kepala: Simetris, Rambut:lurus, tipis, hitam dan rontok.

Mata : Konjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil 3mm/3mm

Isokor reflek cahaya +/+.

Hidung sinus : Tidak ada:Sinusilitis, sekret, polip

Mulut : Lidah pecah-pecah, ada bercak putih, tidak ada bengkak, mukosa pink gigi tanggal 2 bh.

Pernafasan : Teratur, vesikuler bilateral, tidak ada wheezing, tidak sesak nafas.

Sirkulasi : Kapilari refilling (3dt, nadi perifer kuat teratur, tidak ada

edema dan gaal).

Abdomen : Ada bengkak diatas sympisis pugis, teraba massa keras dan ada bekas operasi (sikatrik) di perut bagian kanan.

Reproduksi : Klien tidak pernah hamil/tidak punya anak.

Neurologi : CMC, orientasi ruang, tempat, waktu baik, memori dan koordinasi baik tidak ada riwayat epilepsi, pengerakan ekstremitas baik tapi lambat reflek; fis (+), patologis (-).

Muskuloskeletal : Tidak ada nyeri tidak ada kekakuan, klien lebih banyak berbaring ditempat tidur.

14

Page 15: Askep CA Ovari

Data laboratoriumHb : 11.4 GD puasa : 86 bilirugin total : 0.81 Urin :

Rutin:Ht : 35% Ureum darah : 35 SGOT : 26 - Kimia

protein : (-) Bilirugin (-)Leukosit : 8800 Kreatinin darah : 1.0 SGPT : 12 - Kimia

protein : (-) Urogilin (+)Trombosit: 449.000 Alkali fosfatase: 221 Sedimen :

Badan keton (-) Tekosit (+)

Bakteri (+)

Hasil PemeriksaanUSG : Tampak massa padat dan tegas ukuran 87x75x98 mm Uterus dan ovarium tidak dapat didefenisikan Ascites (-)

Dx : Tumor padat suspedif ca. ovarium

DX : Ca. Ovarium Residif Std. IIA

4.2. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan

No Analisa Data Masalah Dx1.

2.

DS :- Klien mengatakan sering terbangun

tengah malam dan tidur tidak nyenyak.

- Klien mengeluhkan badannya terasa lemah dan tidak bertenaga.

DO :- Klien terlihat hanya berbaring

ditempat tidur- Klien dapat menggerakkan

ekstremitasnya tapi lambat.- HB 11,4 mg%- Berat badan klien berkurang 10 kg

(20% dari 50 kg/bb sebelum sakit).

DS :- Klien mengatakan ia cemas tentang

penyakitnya.- Klien mengatakan ia takut kalau

penyakitnya tidak sembuh dan harus terus menerus berobat/dirawat di RS.

Keletihan

Ansietas

Keletihan b.d proses penyakit.

Ansietas b.d diagnosis kanker

15

Page 16: Askep CA Ovari

3.

DO :- Klien terlihat gelisah.- Nadi 92x/menit

DS : - Klien mengatakan ia tidak

mengetahui ada bengkak di perutnya.

- Klien telah mengalami bengkak tersebut selama 3 bulan sebelum dibawa ke RS

DO :- Klien menanyakan bagaimana

penyakit yang dideritanya, pengobatan dari prognosis dari penyakitnya.

Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan.

Kurang pengetahuan mengenai penyakit prognosis dan kebithan pengobatan b.d tidak mengenal informasi.

16

Page 17: Askep CA Ovari

BAB V

Penutup

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

Usaha penatalaksanaan yang tepat pada klien dengan kanker ovarium sangat

diperlukan untuk mengurangi angka kesakitan dan komplikasi yang

ditimbulkannya

17

Page 18: Askep CA Ovari

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC

Hanifa Winkjosastro. (1999). Ilmu Kebidanan. Edisi 3 Cetakan ke 5. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Harahap, Rustam E. (1984). Kanker Ginekologik. Jakarta, Media

Doenges Et.al. (2000). Rencana Asuhan Perawatan. Edisi 2 Cetakan ke 1. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Llewellyn D, Jone. (2000). Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6. Jakarta, Hippolerates.

18

Page 19: Askep CA Ovari

TUGASKEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN KANKER OVARIUM

Disusun Oleh:Kelompok II

Yulia Yasman 02 121 008Zulamniar Gusti 02 121 009Rika Fitriani 02 121 010Lidya Devega 02 121 011Evawani Elisa 02 121 012Dwi Febrina 02 121 013Ina Mutia Farina 02 121 014Ira Mulya Sari 02 121 015

Dosen Pembimbing:Nelwati, S.KpWedya Wahyu, S.Kp

Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Andalas

Padang2005

19

Page 20: Askep CA Ovari

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas

berkah & rahmatNya jugalah penulis dapat menyelesaikan makalah keperawatan

maternitas dengan judul Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Kanker

Ovarium

Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Nelwati, S.Kp dan Ibu Wedya Wahyu, S.Kp sebagai dosen

pembimbing yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam

pembuatan makalah ini

2. Perpustakaan FK UNAND yang telah membantu penulis dalam

menyediakan buku – buku yang penulis perlukan

3. Serta kepada semua pihak yang membantu penulis dapat menyelesaikan

makalah ini

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu bahan

pembelajaran dalam mata ajar keperawatan maternitas.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk

itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan

makalah ini. Terima kasih.

Padang, Juli 2005

20

Page 21: Askep CA Ovari

Penulis

21

i

Page 22: Askep CA Ovari

DAFTAR ISI

HalamanKATA PENGANTAR........................................................................................................ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang..................................................................... 1

1.2. Tujuan.................................................................................. 1

1.2.1 Tujuan umum .................................................................1

1.2.2 Tujuan khusus .................................................................2

1.3. Manfaat................................................................................. 2

BAB II Tinjauan Teoritis

2.1. Defenisi....................................................................................... 3

2.2. Etiologi dan Faktor Resiko......................................................... 3

2.3. Klasifikasi Tumor....................................................................... 3

2.4. Manifestasi Klinis....................................................................... 4

2.5. Diagnosis.................................................................................... 5

2.6. Komplikasi................................................................................. 6

2.7. Penatalaksanaan.......................................................................... 6

2.8. WOC........................................................................................... 9

BAB III Asuhan Keperawatan pada klien dengan kanker ovarium

3.1. Pengkajian..................................................................................

3.2. Diagnosa Keperawatan...............................................................

BAB IV Tinjauan Kasus

BAB V Penutup

4.1. Kesimpulan................................................................................

4.2. Saran ....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

22

Page 23: Askep CA Ovari

No Hari/Tanggal Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Senin/16-5-2005 Keletihan b.d proses penyakit Tujuan :Keletihan dapat diatasi

Kriteria hasil :- Klien melaporkan

perbaikan rasa berenergi.

- Klien dapat melakukan AKS dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan pada tingkat kemampuan

Mandiri :- Rencanakan perawatan untuk meningkatkan

periode istirahat. Jadwalkan aktivitas perodik bila pasien mempunyai energi paling banyak. Libatkan pasien/orang terdekat dalam jadwal perencanaan.

- Buat tujuan aktivitas realistis dengan pasien

- Dorong pasien untuk melakukan apa saja bila mungkin; misalnya mandi duduk, bangun dari kursi, berjalan. Tingkatkan Tingkat aktifitas sesuai kemampuan.

- Pantau respon fisiologis terhadap aktivitas misalnya, perubahan pada tekanan darah atau frekuensi jantung/pernafasan.

- Dorong masukan nutrisi (rujuk pada DK : nutrisi, Perubahan : kurang dari kebutuhan tubuh).

Kolaborasi:- Berikan )2 suplemen sesuai indikasi.

- Rujuk pada terapi fisik/okupasi.

- Periode istirahat sering diperlukan untuk memperbaiki / menghemat energi. Perencanaan akan memungkinkan pasien menjadi aktif selama waktu dimana tingkat energi lebih tinggi, yang dapat memperbaiki perasaan sejahtera dan rasa kontrol.

- Memberikan rasa kontrol dan perasaan mampu menyelesaikan.

- Meningkatkan kekuatan/stamina dan memampukan pasien menjadi lebih aktif tanpa kelelahan yang berarti.

- Toleransi sangat bervariasi tergantung pada tahap proses penyakit, status nutrisi, keseimbangan cairan dan reaksi terhadap aturan terapeutik.

- Masukan/penggunaan nutrisi adekuat perlu untuk memenuhi kebutuhan energi untuk beraktivitas.

- Adanya anemia/hipoksemia menurunkan ketersediaan O2 untuk ambilan selulan dan memperberat keletihan.

- Latihan yang terprogram setiap hari dan aktivitas membantu pasien mempertahankan / meningkatkan kekuatan dan tonus otot, meningkatkan rasa sejahtera. Penggunaan alat adaptasi dapat membantu menghemat energi.

23

Page 24: Askep CA Ovari

3.3 RENCANA KEPERAWATAN Ca. OVARIUM

No Dx Kep Tujuan Keperawatan Intervensi Rasional1

2.

Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d status hipermetabolik berkenaan dengan kanker, konsekuensi kemotherapi, radiasi pembedahan, anoreksia, mual/muntah, distres emosional, keletihan.

Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan

Tujuan: setelah dilakukan askep diharapkan perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh dapat diatasi.

Kriteria hasil:- Klien mendemonstrasikan

berat badan stabil atau perubahan BB progresif kearah tujuan.

- Nilai laboratorium dalam batas n

- Bebas dari tanda malnutrisi- Pengungkapan pemahaman

pengaruh individual pada masukan adekuat.

- Berpartisipasi dalam spesifik untuk merangsang nafsu makan/penaikan masukan diet.

Mandiri:1. Pantau masukan makanan setiap hari.2. Ukur tinggi, BB dan ketebalan lipatan kulit trisep

(alat pengukuran antropometrik lain sesuai indikasi). Pastikan jumlah penurunan BB saat ini. Timbang BB tiap hari/sesuai inidikasi.

3. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makanan sedikit tapi sering.

4. Nilai diet sebelumnya dan segera setelah pengobatan. Misalnya makan bening, cairan dgn, saring, roti, berukan cairan 1 jam sebelum dan sesudan makan.

5. Kontrol lingkungan, misalnya: bau tak sedap, bising. Hindari makanan terlalu manis, pedas, berlemak.

6. Ciptakan suasan amakan malam yang menyenangkan, dorong klien untuk berbagi makanan dengan keluarga/teman.

7. Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisai, bimbingan imajinasi, latihan sedang sebelum makan.

8. Identifikasi klien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi.

9. Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia.

10. Berikan antiemetik sebelum, selama, setelah pemberian agen anti neoplastik dengan sesuai.

11. Evaluasi keefektifan antemetik.

Kolaborasi12. Tinjau ulang pemeriksaan lab. Sesuai

indikasi, misalnya jumlah limfosit total, transferin serum dan albumin.

13. Berikan obat-obatan sesuai indikasi- Vitamin. Tu ADE, B6

Mengidentifikasi kekuatan / defenisi nutrisi

Mengidentifikasi malnutrisi protein kalin; khususnya bila BB dan antropometrik kurang dari n.

Kebutuhan jar metabolik dinaikkan begitu juga cairan (untuk menghilangkan produk sisa)

Keefektifan penilaian diet individual dalam menghilangkan mual pasca terapi.

Dapat mentriger respon mual dan muntah

Membuat waktu makan lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan masukan.

Dapat mencegah awitan/mual, penurunan anoreksia, menaikkan masukan.

Mual, muntah psikogenik terjadi sebelum kemotherapi mulai dan secara umum tidak berespon terhadap obat anti emetik.

Sebagai sumber distress, jika pasien menolak makan, orang terdekat frustasi.

Menurunkan eek mual muntah akibat kemotherapi.

Individu berespon secara berbeda terhadap obat.

24

Page 25: Askep CA Ovari

melalui rute n dan ab n, status hipermetabolik perusakan masukan cairan. Tujuan: setelah dilakukan

intervensi kep. Kelebihan volume cairan tidak menjadi aktual.

- Antasid

14. Rujuk pada tim/ahli diet.

Mandiri :1. Pantau masuikan dan haluaran dan BJ urin

2. Timbang BB sesuai indikasi

3. Pantau TTV, nadi perifer, pengisien kapiler.

Mengindentifikasi ketidakseimbangan derajat biokimia dan mempengaruhi pemilihan diet.

Mencegah kekurangan karena penurunan atas lemak sebagai pelarut vitamin ADEK.

Mengurangi iritasi lambung dan risiko ulserasi mukosa.

Memberikan rencana dier khusus.

Mengidentifikasi dehidrasi dan perlunya peningkatan pergantian cairan.

Pengukuran sensitif terhadap fluktuasi keseimbangan cairan

Menunjukkan keadekuatan volume sirkulasi.

25

Page 26: Askep CA Ovari

No Dx Kep Tujuan Keperawatan Intervensi Rasional

3. Ketakutan b.d lensis situasi, ancaman/perubahan status kesti/sosek, ts peran pola interaksi, ancaman kematian, perpisahan dari keluarga.

Tujuan: setelah dilakukan intervensi kep masalah ketakutan dapat dikontrol berkurang dan hilang.

Kriteria hasil:- Menunjukkan rentang yang

tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut.

- Tampak rileks dan melaporkan ketakutan menurun pada tingkat yang dapat diatasi.

- Mendemostrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi aktif dalam aturan pengobatan.

4. Kaji tugas kulit, kelembaban sub Mukosa, rasa haus

5. Dorong peningkatan cairan sp 3000 ml/hari sesuai toleransi individu.

6. Observasi kecenderungan pendarahan

7. Minimalkan fungsi vena.8. Hindari trauma dan pemberiak tek. Pada sisi

fungsi.

Kolaborasi:9. Berikan cairan IV sesuai indikasi

10. Berikan antiemetik11. Pantau pem. Lab mis LDL, elektrolit, albumin.12. Berikan tranfusi sesuai indikasi mis: SDM,

trombosit.

13. Hindari penggunaan aspirin, iritant lambung.

Mandiri1. Tinjau pemahaman klien/orang terdekat

sebelumnya dengan kanker.2. Dorong klien mengungkapkan pikiran-pikiran

dan perasaan.3. Berikan lingkungan terbuka, nyaman dan

kontak mata dengan klien.4. Sadari efek isolasi terhadap klien batasi

penggunaan masker isolasi.5. Bantu klien/orang terdekat memahami dan

mengklarifikasi rasa takut untuk memulai dan menumbuhkan strategi koping.

6. Berikan informasi akurat dan konsistensi mengenai prognosis.

7. izinkan ekspresi marah, kecewa tanpa konfrontasi berikan informasi dimana perasaan adalah n.

8. Jelaskan pengobatan yang dianjurkan, tujuannya dan efek samping.

Indikator status hidrasi. Membantu memelihara kebutuhan

cairan.

Identifikasi masalah akibat kanker dan therapi, agar segera diintervensi.

Menurun potensial hemoragi Menurun potensial pembentukan

hematom/pendarahan.

Diberikan untuk hidrasi umum serta pengecoran obat.

Menurunkan mual muntah, masukan adekuat

Menginformasikan tingkat hidrasi Mungkin perlu untuk memperbaiki

jumlah darah Resiko pendarahan

Mengidentifikasi rasa takut dan kesalahan konsep mengenai kanker.

Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa terhadap realistis.

Membantu klien merasa diterima dan memberi kepercayaan.

Dapat memperberat ketakutan.

Ketrampilan kopong sering rusak setelah dx 2 selama pengobatan

Menurunkan ketakutan dan memungkinkan klien membuat

26

Page 27: Askep CA Ovari

9. Jelaskan prosedur Berikan kesempatan untuk bertanya

10. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang.

11. Identifikasi terhadap berduka klien

12. Perhatikan koping tidak efektif.

13. Waspadai tanda penyangkal/depresif

14. Dorong dan kembangkan interaksi klien dengan sistem pendukung.

kepurusan realistis. Penerimaan perasaan memungkinkan

klien mulai menghadapi situasi Tujuannya adalah menghancurkan sel-

sel maligna sebelum meminimalisasi kerusakan pada sel yang n.

Informasi akurat memungkinkan klien menurunkan ketakutan.

Memudahkan istirahat, menghemat energi dan menambah kemampuan koping.

Pilihan intervensi ditentukan oleh tahap berduka dan prilaku koping.

Mengidentifikasi masalah pada individu dan pemberian dukungan.

Klien dapat menyangkal dimana dx dan prognotis tidak akurat..

Mengurangi perasaan isolasi, bila keluarga tak ada sumber luar mungkin diperlukan segera.

27

Page 28: Askep CA Ovari

WOC Ca Ovarium

Pecah saat persalinan

- Hambat pertumbuhan janin- Kelainan letak janin

Klasik

Tumor besar BumilTitik dibawahAbortus/partus prematurus

Hambat persalinan

Mk:Resti cidera pada ibu dan janin Tumor tangkai

torsi

infark

nekrosis

Abd akut

Op. emergensi

Mk: - Resti infeksi- Resti cidera pada

ibu dan janin- kecemasan

Stasis vena

Asites

Lingkar abd naik

Penekanan pada paru

Transudasi

Limfogen kel melibatkan para aorta mediastinal, supraklavikular atau hematogen

Std IV: pertumbuhan melibatkan ½ ovarium metostasis jauh ke parenkim hati, otak dan paru

Pleura Otak Hepar

Pelbrn sal limfe transdiafragma

Hidrothorak

Mk: - Pola nafas tak efektif- kekurangan volume cairan

Gangguan mielinisasi

Pertumbuhan jar Ca di otak

Mk:Gangguan Proses berpikir

hepatomegali

Mk:Nyeri

Diet tinggi lemak, merokok, alkohol, bedak talk peritoneal, riwayat Ca mamme/ovarium, nullipara dan

infertilitas

Perubahan sel-sel ovarium dengan histogenesis abn

Std. I : Pertumbuhan tumor terbatas terbatas pada ovarium

Std II : Pertumbuhan ½ ovarium dengan perluasan kerongga panggul

Std III : Metastasis intraperitoneal keluar pinggul kelj retroperitoneal & perluasan ke u.halus & omentum

Hiperplasia endometrium

Estrogen naikKadar endrogen meningkat

Efek maskulinisasi

Mk: gangguan citra tubuh

Pendarahan haid abn

Mk: kecemasan Resti kurang vol cairan

Stimulasi jar duct mamme

Pem>> mamme

Nyeri tekan

Mk: Gangguan rasa nyaman nyeri

Penekanan GIT

dispepsia

Obstra usus

Op. Reseksi usus/ by pass

Mk: Resti infeksi kecemasan

Penekanan VU

Frek BAK meningkat

Nafsu makan menurun

kakeksia

Mk: Ketidaknyamanan perubahan nutrisi

Penekanan rektum

obstruksi

Mk : - Perubahan eliminasi Urin dan bowel - nyeri

Penekanan ureter

obstruksi

Radiasi/kemotherapi

alopesia Mual muntah

Mk: gangguan

HDR

Mk:- Resti krg vol

cairan- Kekurangan

nutrisi

- Operasi - Historektomi

total- Salphinga ova

rektomi bilateral

28