Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

33
Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013) BAB I PENDAHULUAN Insidens Tuberkulosis (TBC) dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan urutan atas atau angka kematian (mortalitas) tinggi. Perkiraan angka kematian akibat TBC di negara industri yaitu berkisar 2 juta orang tiap tahunnya. Menurut WHO, saat ini sekitar sepertiga dari jumlah populasi dunia telah menderita mycobacterium tuberculosa dan terus bertambah 8-10 juta kasus TB baru tiap tahunnya. 1,2,3 Gambar 1. Daerah yang terdapat infeksi Tuberkulosis pada tahun 2007 Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan dengan urutan teratas setelah ISPA. Indonesia menduduki urutan ketiga setelah India dan China dalam jumlah penderita TBC di dunia. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. 2 Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Sumber Waras Periode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 1

Transcript of Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Page 1: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

BAB IPENDAHULUAN

Insidens Tuberkulosis (TBC) dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade

terakhir ini di seluruh dunia. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada negara berkembang

atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Tuberkulosis (TBC)

merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan urutan atas atau angka kematian

(mortalitas) tinggi. Perkiraan angka kematian akibat TBC di negara industri yaitu berkisar 2

juta orang tiap tahunnya. Menurut WHO, saat ini sekitar sepertiga dari jumlah populasi dunia

telah menderita mycobacterium tuberculosa dan terus bertambah 8-10 juta kasus TB baru tiap

tahunnya.1,2,3

Gambar 1. Daerah yang terdapat infeksi Tuberkulosis pada tahun 2007

Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan dengan

urutan teratas setelah ISPA. Indonesia menduduki urutan ketiga setelah India dan China

dalam jumlah penderita TBC di dunia. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang

meninggal akibat TBC di Indonesia. 2

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 1

Page 2: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Mycobacterium tuberculosis. TBC dapat mengenai semua organ terutama menyerang organ

pernapasan (TB paru) sebagai tempat infeksi primer dan organ luar paru (TB ekstra paru)

seperti kulit, kelenjar limfe, tulang, ginjal dan selaput. TBC menular melalui droplet infeksius

yang terinhalasi oleh orang sehat. Pada sedikit kasus, TBC juga ditularkan melalui susu. Pada

keadaan yang terakhir ini, bakteri yang berperan adalah Mycobacterium bovis. 2,3

Indonesia termasuk memiliki prevalensi yang tinggi infeksi tuberkulosis. Infeksi

tuberkulosis saluran kemih mencapai 20 – 40% dari infeksi tuberkulosis keseluruhan di

negara-negara berkembang. Selain itu infeksi tuberkulosis saat ini mulai meningkat dengan

adanya infeksi HIV. Penampakan TB ekstra paru ini biasanya tidak khas, muncul perlahan

dan diagnosis terkadang tidak terpikirkan dan cenderung terlambat. Menurut Pedoman

Nasional Program Penanggulangan Tuberkulosis Departemen Kesehatan RI, infeksi

tuberkulosis saluran kemih termasuk kategori tuberkulosis ekstra paru berat. 4

Tuberkulosis pada sistem urogenital akibat penyebaran hematogen dari paru atau dari

organ urogenital lain. Sumber primernya (misalnya paru) mungkin memperlihatkan infeksi

aktif atau tidak memberikan keluhan maupun gejala termasuk kelainan radiologis. Hal ini

merupakan salah satu bentuk manifestasi klinis tuberkolosis desiminata, jarang dilaporkan

mungkin prevalensinya sedikit atau lolos dari pendekatan diagnosis. Pendekatan diagnosis

TB saluran kemih dan ginjal harus terarah karena tergantung dari gambaran klinis. Gambaran

klinis bervariasi : mungkin dengan keluhan ISK bawah (rekuren), hematuria tanpa sakit,

hipertensi resisten atau dengan sindrom gagal ginjal kronis (GGK). 1,5 .

Salah satu mekanisme timbulnya TB ekstra paru ini adalah reaktifasi fokus TB lama.

Reaktifasi ini meningkat sejalan peningkatan kasus, seperti manula (usia lanjut), pemakaian

obat imunosupresif atau steroid, malnutrisi, plavelensi AIDS dan adanya penyakit penyerta

seperti liver dan ginjal.4,7 .

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 2

Page 3: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

BAB IIPEMBAHASAN

II.1. Definisi

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium

tuberkulosis yang bersifat sistemik, yang dapat bermanifestasi pada hampir semua organ

tubuh dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer.8

II.2. Lokasi

Lokasi lesi TB paru dan ekstra paru pada saat infeksi

primer dipengaruhi oleh derasnya aliran darah dan tingginya

tekanan oksigen seperti di apeks paru, korteks ginjal dan

daerah pertumbuhan pada tulang panjang. 9

Gambar 2. Lokasi Organ yang dapat terkena Tuberkulosa

Organ yang biasa terkena TB ekstra paru secara sistematis adalah: 8,9

1. Tuberkulosis Meningitis

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 3

Page 4: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

2. Tuberkulosis Mata : Uveitis, Choroiditis, Ciliar, Retinitis, Panophthalmitis, Orbita

3. Tuberkulosis Mulut

4. Tuberkulosis Saluran Nafas Atas, Nasal, Epiglotis, Laring, Faring

5. Tuberkulosis Kelenjar Limfe, Mediastinum, Axilla, Inguinal dan para Aorta

6. Tuberkulosis Kardio vascular

7. Tuberkulosis Pleural

8. Tuberkulosis Miliar

9. Tuberkulosis Ginjal dan Saluran Kencing

10. Tuberkulosis Tulang Sendi dan otot, arthritis

11. Tuberkulosis Genitalia wanita

12. Tuberkulosis Genital pro

13. Tuberkulosis Gastrointestinal

14. Tuberkulosis Adrenal

15. Tuberkulosis Abses Kulit

II.3. Etiologi

Mycobacterium tuberculosis merupakan mikrobakteri yang bersifat kompleks,

memiliki famili lain yaitu M.bovis (tuberkulosis pada sapi, yang dapat ditularkan melalui

susu sapi, dan dapat diperkirakan sebagai penyebab TB gastrointestinal), M.africanum

(terdapat pada kasus di daerah Afrika), M.microti (kemampuan lebih rendah dibandingkan

keluarga famili lainnya), dan M.caneti (sangat jarang). 9,10,11 .

M. tuberkulosis merupakan bakteri yang tahan asam, sehingga memerlukan

pewarnaan khusus. Perbedaan dengan bakteri lain adalah dinding sel yang memiliki

permeabilitas yang sangat rendah, sehingga tidak mudah di tembus oleh antibiotik. Selain itu

dinding sel mikrobakterium ini memiliki zat lipoarabinomannan yang merupakan protein

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 4

Page 5: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

yang menyebabkan tidak efektifnya sistem pertahanan tubuh kita dalam menghancurkan

mikrobakterium ini. Kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat

bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman

ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.9,10,11

Gambar 3. Mycobacterium tuberculosis pada scanning electron

Gambar 4. Mycobacterium tuberculosis pada histopatologi

II.4. Patogenesis

TBC saluran kemih dapat mengenai satu atau lebih organ pada traktus urinarius dan

menyebabkan infeksi granulomatosis kronis yang menunjukkan karakteristik yang sama

dengan TBC di organ lain. Organ yang dapat terkena antara lain ginjal dan ureter, buli-buli,

prostat dan vesikula seminalis, serta epididimis dan testis. Bakteri ini mencapai organ

urogenital melalui jalur hematogen dari paru. 1,9,10,13

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 5

Page 6: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Tempat infeksi primer kadang tidak jelas atau asimtomatik Ginjal dan prostat dapat

menjadi tempat infeksi TBC primer dan dapat terinfeksi dengan jalan asenden atau desenden.

Penyebaran infeksi tuberkulosis ke saluran kemih dan genitalia pria dengan cara hematogenik

pada organ ginjal, prostat dan epididimis. Sedangkan organ lainnya penyebaran melalui urin

atau perkontinuitatum dari organ yang disebutkan sebelumnya. Setiap organ akan

memberikan gejala dan perjalanan penyakit sendiri-sendiri. 1,9,10,12,13

Tuberkulosis ginjal awalnya merupakan penyebaran milier kiri dan kanan di korteks.

Sarang milier ini berkembang menjadi radang granulasi yang mengalami nekrosis secara

perkejuan yang mungkin membenyuk kaverna atau sembuh lokal dengan fibrosis,

pengerutan, retraksi dan kalsifikasi. Perforasi nekrosis kalix di pielum menyebabkan

penyebaran desendens.14

Gambar 5. Patogenesis TBC pada traktus urinarius

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 6

Page 7: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Gambar 6. TBC pada ginjal

II.5. Cara Penularan

TB ekstra paru dapat menular, tapi penularannya tidak seperti TB paru yang melalui

kontak langsung lewat udara yang tercemar bakteri tuberkulosis. TB ekstra paru menular

melalui darah dan cairan tubuh yang terinfeksi bakteri tuberkulosis. Biasanya penularan

terjadi melalui transfusi darah.14

M. Tuberkulosis merupakan saprofit bebas dan dapat ditemukan dalam air. TB

Saluran kemih dapat terjadi karena M. Tuberkulosis yang terdapat dalam air

mengkontaminasi urethra bagian distal dan genitalia eksterna.15

Tuberkulosis saluran kemih dapat timbul pada segala usia dengan keadaan umum

kurang baik. Basil tuberkulosis mencapai ginjal atau epididimis secara hematogen.

Penyebaran tuberkulosis ke saluran kemih dapat terjadi puluhan tahun setelah kompleks

primer karena berada dalam bentuk tidak aktif (dormant) di dalam makrofag. Sekitar 80%

infeksi tuberkulosis terjadi akibat pengaktifan kembali bakteri dormant yang terjadi jika

sistem kekebalan penderita menurun (misalnya karena AIDS, pemakaian kortokosteroid atau

lanjut usia).1,15,17

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 7

Page 8: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

II.6. Predileksi Sex dan Umur

TB saluran kemih lebih sering terjadi pada pria dengan rasio pria : wanita = 2 : 1

terutama pada usia 20 – 40 tahun. Tb saluran kemih jarang terjadi pada anak-anak karena

gejala TB saluran kemih baru timbul setelah 3 – 10 tahun bahkan lebih sejak infeksi

primer.1,11,15,17

II.7. Gejala Klinis

Gejala Umum :

Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih.

Gejala Lain Yang Sering Dijumpai :

- Dahak bercampur darah, batuk darah.

- Sesak napas merupakan petanda adanya udara (pneumotoraks) atau cairan (efusi)

di dalam rongga pleura

- Badan lemah, nafsu makan & berat badan turun, rasa kurang enak badan

(malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang > dari

sebulan.

• Nyeri dada, ronkhi di puncak paru, wheezing lokal, lemah dan anoreksia.1,11,15,17

Gejala klinis yang mencurigakan ke arah TB Ekstraparu antara lain : 1,3,11,15,16,17

• Nyeri pleura dengan sesak nafas

• Limfadenopati Servikalis berbentuk paket dengan/tanpa fistel TB kelenjar

• Gejala obstruksi usus subakut yang berulang kali TB rongga perut

• Infeksi saluran kemih berulang dan makin berat hingga dapat disertai kerusakan

ginjal, hipertensi atau gagal ginjal TB saluran kemih

• Abses paravertebral, hiposkoliosis, coxitis TB Tulang

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 8

Page 9: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

• Perikarditis dengan tamponade jantung TB perikardial

• Tanda-tanda perangsangan meningen dengan penurunan kesadaran TB meningen

Gambaran klinis yang dapat dicurigai adanya TB saluran kemih yaitu instabilitas buli-

buli. Disamping itu dapat pula memberikan beberapa gejala seperti hematuria mikroskopik

atau gross, sistitis kronis yang tidak segera sembuh walaupun telah diberi terapi yang adekuat,

ditemukannya pus (steril pyuria) tanpa atau disertai fistel, serta epididimitis kronik dimana

epididimis yang membesar tanpa rasa nyeri dengan vas deferens yang tebal atau kaku.

Dikatakan bahwa 30-50% penderita TBC saluran kemih akan menderita hematuria. Gejala

infeksi saluran kemih yang tidak bisa hilang dengan pengobatan biasa, klasifikasi parenkim

ginjal, dan adanya fokus infeksi tuberkulosis di tempat lain tetapi dapat juga tidak

menimbulkan keluhan sama sekali. Gangguan yang dapat ditimbulkan berupa infeksi saluran

kemih akibat adanya infeksi bakteri lain, kerusakan, penyempitan dari saluran kemih,

sehingga terjadi gangguan pengeluaran air seni baik dari ginjal maupun dari kandung kemih.

Apabila mengenai indung telur, rahim pada wanita atau saluran sperma pada pria dapat

menimbulkan kemandulan.1,10,15,16,17

Tabel II.7.1. Manifestasi Klinis

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 9

Page 10: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Tabel II.7.2. Gejala atau komplikasi bagian lain yang terinfeksi M. Tuberkulosis

II.8. Diagnosis

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 10

Organ yang Terinfeksi Gejala atau komplikasi

Rongga perut - Lelah - Nyeri tekan ringan - Nyeri seperti apendisitis

Kandung kemih - Nyeri ketika berkemih

Otak - Demam - Sakit kepala - Mual - Penurunan kesadaran - Kerusakan otak yang menyebabkan terjadinya koma

Pericardium - Demam - Pelebaran vena leher - Sesak nafas

Persendian - Gejala yang menyerupai artritis

Ginjal - Kerusakan ginjal - Infeksi di sekitar ginjal

Organ reproduksi pria - Benjolan di dalam kantung zakar

Organ reproduksi wanita - Kemandulan

Tulang belakang - Nyeri - Kollaps tulang belakang - Kelumpuhan tungkai

Page 11: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Penegakan diagnosis tuberkulosis saluran kemih cukup sulit karena gejalanya tidak

spesifik. Langkah yang penting untuk mendiagnosis infeksi ini adalah riwayat perkembangan

penyakit.16

Anamnesis

• Riwayat pernah mengalami infeksi tuberkulosis sebelumnya (terutama pada paru)

merupakan petunjuk yang penting.

• Riwayat gangguan miksi dan urgency yang kronik yang tidak respon terhadap

pemberian antibiotika sering menunjukkan infeksi tuberkulosis.

• Perlu diperhatikan pasien dengan memiliki rasa lemas disertai keluhan gangguan

saluran kemih yang lama tanpa disertai penyebab yang jelas.

• Gejala yang dapat terjadi, nyeri pada punggung, pinggang dan suprapubik, hematuria,

frequency dan nokturia. Gejala tambahan lain demam, penurunan berat badan dan

keringat malam. 16

Pemeriksaan fisik

Pemeriksan fisik umum :

indeks masa tubuh yang rendah

infeksi tuberkulosis di luar traktus urogenital (paru, tulang, limpa, tonsil dan usus). 16

Pemeriksaan urologis :

Ginjal : nyeri tekan, massa pada ginjal, abses

Suprapubik : adanya nyeri tekan

Genitalia eksterna :penebalan, pengerasan atau perlunakan pada epididimis,

ditemukannya sinus kronik

Prostat : adanya indurasi atau nodul.16

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 11

Page 12: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Pemeriksaan penunjang

Diagnosa pasti berupa pemeriksaan dari bagian yang diperkirakan merupakan

benjolan akibat TB dengan cara biopsi terbuka, atau biopsi jarum.

Pemeriksaan dengan kontras dapat menunjukkan adanya gangguan dari saluran kemih. 10

Petunjuk awal tuberkulosis adalah foto Rontgen dada. TB akan terlihat sebagai daerah putih

yang berbentuk tidak teratur dengan latar belakang hitam. Rontgen juga bisa menunjukkan

Efusi Pleura atau pembesaran jantung. 1,16,17,18

II.8.1. Tes Tuberkulin

Dilakukan penyuntikan protein tuberkulin dari bakteri tuberkulosis secara intra

dermal reaksi inflamasi (pembengkakan dan kemerahan) pada lokasi penyuntikan akan

mencapai ukuran maksimalnya setelah 48 – 72 jam setelah penyuntikan. Respon tubuh dapat

berkurang pada keadaan kurang gizi, dalam terapi steroid. 1,11,16,17,18

Hasil tes tuberkulin yang positif menunjang diagnosis tuberkulosis dimana

menandakan bahwa orang tersebut telah terinfeksi TB, tetapi hasil negatif tidak berarti

menyingkirkan kemungkinan adanya manifestasi ekstra pulmonal.1,15

Namun reaksi tersebut dapat menurun pada penderita keganasan, kurang gizi,

penggunaan kortikosteroid dan dalam terapi radiasi, pasien dengan AIDS atau kanker.1,15,16

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 12

Page 13: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Gambar 7. Hasil Uji Kulit Tuberkulin ( Mantoux)

Gambar 8. Tes Tuberkulin hasil positif undurasi atau penebalan positif, > 15 mm

(sudah BCG), > 10 mm (belum BCG)

II.8.2. Pemeriksaan Urin

Pemeriksaan urin ini ditujukan untuk memeriksa eritrosit, leukosit dan pH dalam urin.

Urin juga dikultur untuk memeriksa adanya E.coli karena infeksi sekunder dapat terjadi pada

20% kasus. Namun ciri khas TB yaitu terdapat “Sterille Pyuria” pada pemeriksaan urin.

Sekitar 50% pasien juga mengalami mikrohematuria. Namun kultur urin ini memerlukan

waktu 6 – 8 minggu.17

Penegakkan diagnosis berdasarkan hasil kultur dengan media yang khusus (media

Lowenstein Jensen dan media telur pyruvic). Pengambilan urin dilakukan pada pagi hari

selama 3 hari berturut – turut (atau dapat mencapai 5 hari. 1,11,17

Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) pada urin memiliki sensitifitas dan

spesifisitas mencapai 80 % untuk mendiagnosis kuman M. Tuberculosis. 1,11,17

II.8.3. Foto Rontgen (BNO)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menunjukkan adanya kalsifikasi ginjal dan ureter,

Kalsifikasi ureter akibat TB jarang terjadi kecuali jika terdapat kalsifikasi pada ginjal.

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 13

Page 14: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Kalsifikasi tersebut terjadi intraluminal dan tampak dinding ureter menjadi tebal bukan

dilatasi.3

Gambar 9. Kalsifikasi Tuberkulosis (Kalsifikasi extensif pada ginjal & ureter)

Gambar 10. Nodul Tuberkulosis pada dinding Ureter, dengan Hidronefrosis dini

II.8.4. Intravenous Urography ( IVU/IVP )

Intravenous Urography (IVU) merupakan cara diagnosa terbaik untuk TB saluran

kemih. Namun saat ini telah banyak digantikan dengan Computed Tomography (CT). IVU

dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan peristaltik ureter, fibrosis yang mungkin

terjadi dan panjang striktur.1,19

Manifestasi lain TB saluran kemih yang dapat dilihat dengan IVU adalah distorsi

deformitas kaliks multipel dan destruksi atau kerusakan parenkim kaliks. Dapat dilihat juga

dilatasi ureter di atas striktur ureterovesikal junction. Fase cystographic pada IVU dapat

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 14

Page 15: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

memberikan informasi keadaan kandung kemih yang kemungkinan kecil berkontraksi atau

iregular. 1,19

Gambar 11. Prosedur Penggunaan IVU

(Kontras disuntikkan IV, lalu diambil foto X-ray secara Interval)

Gambar 12. Fase ekskresi normal pada IVU

Film ini diambil kira-kira 10 menit setelah pemberian suntikan kontras Iodin. Ginjal

mengekresi kontras melalui kaliks yang tidak dilatasi (tanda panah), pelvis ginjal (P),

Ureter (*) dan buli-buli (B)

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 15

Page 16: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Gambar 13. Tuberculosis Pada Urogenital. Terdapat kelainan pada kontur buli-buli

(tanda panah) serta terdapat distorsi & iregularitas pada calix renal (tanda panah)

II.8.5. Computed Tomography (CT)

CT telah menjadi pilihan lebih baik menggantikan IVU dalam menegakkan diagnosa

dan evaluasi TB genital dan saluran kemih. CT terbaru memberikan gambaran 3 dimensi.

Alat ini setidaknya dapat memberikan gambaran mengenai abnormalitas kaliks,

hidronefrosis, hidroureter, autonerektomi, kalsifikasi traktus urinarius dan kavitas parenkim

ginjal. 1,19

Gambar 14. Unilateral Tuberkulosis ginjal dengan penurunan fungsi ginjal & dilatasi

sistem ekskresi dari 2 pasien yang berbeda

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 16

Page 17: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Gambar 15. Tampak Massa kistik yang besar dan tebal di retroperitoneum dekat

dengan anterior pankreas, posterior hepar & IVC medial

II.8.6 Ultrasonography (USG)

Ultrasonography memberi penilaian terbatas. Alat ini dapat digunakan untuk melihat

ukuran lesi ginjal sebelum kemoterapi atau memonitor volume kontraksi kandung kemih

sebelum pengobatan. Hal ini diperlukan untuk menentukan intervensi atau langkah

selanjutnya. 1,19

Gambar 16. Tampak lesi kistik pada ginjal kanan

II.8.7. Sistoskopi dan Biopsi

Sistoskopi jarang digunakan untuk menegakkan diagnosa TB urogenital. Sistoskopi

selalu digunakan pada pasien yang telah dianestesi umum dengan muscle relaxant untuk

mengurangi resiko perdarahan. 1,19

Biopsi biasanya hanya diperlukan untuk menentukan suatu keganasan dan tidak

disarankan sebelum pemberian terapi obat-obatan. Biopsi buli dikontraindikasi bila terdapat

tuberkulosis sistitis akut berupa gejala seperti sistitis akut dan pada sistoskopi didapatkan

dinding buli yang hiperemis dan edema. 1,19

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 17

Page 18: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Gambar 17. Ureterocystoscopy

II.8.8. Retrograde Pyelography (RPG)

Saat ini jarang digunakan, tetapi ada 2 indikasi penggunaan alat ini. Pertama, pada

kasus striktur ureter, untuk menilai panjang dan menghitung banyaknya sumbatan dan dilatasi

striktur. Kedua, pada kateterisasi urethra. 1,19

Gambar 18. Retrograde pyelography was performed since no contrast medium was

excreted during intravenous urography. Typical changes with medullary-papillary

cavitation, moth-eaten calyces and pipe stem ureter

II.8.9. Percutaneus Antegrade Pyelography

Percutaneus Antegrade Pyelography merupakan alternatif RPG untuk mengambil

ginjal yang tidak berfungsi atau untuk memeriksa keadaan ginjal yang tidak dapat diperiksa

dengan retrograde biasa. 1,19

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 18

Page 19: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Gambar 19. Dilatasi upper Tractus Urinarius

II.8.10. Arteriography, Radioisotope investigations dan Magnetic Resonance Imaging

(MRI)

Alat ini jarang digunakan karena tidak memberikan informasi tambahan mengenai

gambaran TB genital dan saluran kemih. 1,19

II.9. Penatalaksanaan

Penanganan Tuberkulosis ekstra paru pada umumnya sama dengan penanganan TB

paru. Namun pada beberapa keadaan perlu modifikasi, yaitu apabila TB menginfeksi organ

vital seperti pada efusi pleura, perkardial, TB spinal, TB genito urinaria, dan Meningitis

tuberkulosis. Selain itu, pengobatan pada TB ekstra paru biasanya lebih lama dibandingkan

dengan TB pada paru biasa. Sebagian besar sekitar 9 hingga 12 bulan. 1,11,12,15,16,17

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 19

Page 20: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

.

Gambar 20. First-Line Treatment of Tuberculosis (TB)

for Drug-Sensitive TB

II.9.1. Obat Antituberkulostatik ( OAT)

Tabel II.9.1.1. Antituberkulostik diberikan dalam kemasan kombinasi

II.9.1.a. Isoniazid (INH)

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 20

Page 21: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Isoniazid mempunyai keaktifan tinggi terhadap M. Tuberkulosis dan bersifat

bakterisidal pada dosis tinggi. INH menghambat sintesis asam mikolat pada M. Tuberkulosis

dengan mempengaruhi enzim Mycolase synthetase. INH mempunyai efek toksik terhadap

hepar pada 10 – 20% pasien.1,16

II.9.1.b. Rifampisin

Rifampisin merupakan salah satu kelompok antibiotik yang mengisolasi Streptomyces

mediterranei. Cara kerja Rifampisin dengan menghambat bakteri pembentuk RNA.

Rifampisin larut dalam lemak, memasuki makrofag, dan diekskresi lewat urin. 1,16

Hepatotoksik merupakan reaksi utama Rifampisin. Disamping itu Rifampisin dapat

berinteraksi dengan beberapa obat termasuk Kontrasepsi oral, Kortikosteroid, dan beberapa

obat Anti Retro Virus. 1,16

II.9.1..c. Streptomisin

Streptomisin mengisolasi Streptomyces griseus. Obat ini merupakan golongan

Aminoglikosid dan harus diberikan Intramuskuler. Streptomisin tidak aktif terhadap

mikrobakteria intraselluler. Konsentrasi tinggi bisa didapat di urin. Streptomisin bersifat

ototoksik, tetapi sifatnya reversibel jika penggunaan obat dihentikan setelah gejala muncul.

1,16

II.9.1.d. Pyrazinamide

Pyrazinamide merupakan turunan Nicotinamide. Mekanisme kerja dengan

menghambat sintesis asam lemak I pada M. Tuberkulosis. Obat ini dapat bersifat

hepatotoksik pada pemberian dosis tinggi. Nausea dan vomitus juga sering ditemukan pada

pasien yang mendapatkan terapi ini. 1,16

II.9.1.e. Ethambutol

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 21

Page 22: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Obat ini aktif terhadap M. Tuberkulosis yang resisten INH dan obat-obatan

Tuberkulostatik lain. Ethambutol diabsorpsi baik melalui pemberian per oral. Sekitar 80%

diekskresi lewat urin dalam bentuk inaktif, dosis harus disesuaikan pada keadaan gagal ginjal.

Ethambutol jarang menyebabkan Neuritis Retrobulbar dan penggunaannya jangan diteruskan

apabila ditemui gejala tersebut. 1,16

Tabel II.9.1.2. Panduan Pemberian Obat Antituberkulosis

(Kategori 1 menurut Departemen Kesehatan RI)

Tahap

Pengobatan

Lamanya pengobatan

Dosis per hari / kali Jumlah hari / kali menelan

obat

Tablet Isoniazid

@ 300 mg

Tablet Rifampisin @ 450 mg

Tablet Pirazinamid @ 500 mg

Tablet Ethambutol @ 250 mg

Tahap Intensif (dosis harian)

2 bulan 1 1 3 3 60

Tahap lanjutan

(dosis 3 x seminggu)

4 bulan 2 1 --- --- 54

*untuk berat badan 33 – 50 kg

Tabel II.9.1.3. Dosis dan Efek Samping Obat Antituberkulosis

Pada kasus multi drug resistence diberikan terapi yang terdiri dari 4 jenis obat yang

dipilih berdasarkan tes resistensi obat seperti ethionamide, prothionamide, quinolones,

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 22

Page 23: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

clarithromycin, cycloserin, kanamycin, viomycin, caproemycin, thiaacetazone dan pa-amino-

salicide acid. 1,16,17

II.9.2. Pembedahan

Pembedahan pada penderita Tuberkulosis dapat dipertimbangkan bila terapi medis

gagal, seperti penyaliran atau pengeluaran sarang atau sisa sarang tuberkulosis, organ rusak

yang mengganggu, dan untuk memperbaiki perubahan atau penyulit sekunder seperti Stenosis

Saluran Kemih atau kerusakan / pengecilan kandung kemih atau leher kandung kemih.

Tindakan pembedahan pada penderita yang pernah mengidap Tuberkulosis harus dilakukan

dengan perlindungan Anti Tuberkulostatik sebagai tindak profilaktik mencegah kambuhnya

Tuberkulosis minimal 4 minggu. Terapi pembedahan rekonstruksi dilakukan untuk

mengkoreksi komplikasi yang ditimbulkan akibat infeksi. 16,17

II.9.2.a. Eksisi Jaringan Rusak

Nefrektomi

Nefrektomi dilakukan apabila ginjal sudah tidak berfungsi baik dengan atau

tanpa kalsifikasi, kedua ginjal telah rusak ditambah dengan hipertensi dan obstruksi

UPJ, dan apabila diduga terdapat keganasan.1,16

Parsial Nefrektomi

Parsial nefrektomi sudah jarang dilakukan karena adanya kemoterapi yang

memberikan respon lebih efektif dan cepat. Parsial nefrektomi dilakukan hanya jika

luka atau daerah yang mengalami kalsifikasi gagal merespon kemoterapi setelah 6

minggu dan apabila daerah mengalami kalsifikasi membesar dan mengancam kedua

ginjal.1,16

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 23

Page 24: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Pengeluaran Abses (Drainage Abcess)

Mengeluarkan abses dengan cara terbuka sudah tidak dilakukan pada TB

saluran kemih karena dengan teknik radiografik modern abses dapat diaspirasikan

hanya dengan invasif minimal. Metode ini sangat memuaskan dan memberikan hasil

yang baik.1,16

Epididimektomi

Epididimektomi dilakukan pada kasus abses yang tidak respon terhadap terapi

atau pembengkakan yang tidak berkurang atau bertambah besar pada saat terapi

antituberkulosis. Indikasi lain yaitu jika terdapat luka yang tidak sembuh atau bahkan

membesar setelah pemberian antibiotik dan antituberkulosis kemoterapi. Namun

tindakan ini dapat menyebabkan atrofil testis. 1,16

II.9.2.b. Pembedahan Rekonstruktif

Striktur Urethra

Tempat paling sering terjadi striktur tuberkulosis adalah di Uretero Vesical

Junction ( UVJ ), juga bisa mengenai Uretero Pelvic Junction ( UPJ ), dan kadang-

kadang pada 1/3 distal ureter. Penyakit ini juga melibatkan seluruh bagian ureter dan

merupakan penyebab stenosis komplit, fibrosis, dan bahkan kalsifikasi.1,16

Pada fase akut, pemasangan Double J Sent atau Percutaneus Nephrostomy

dapat bermanfaat untuk pengaliran yang lebih adekuat dari ginjal.1,16

Striktur pada distal ureter dapat terjadi pada sekitar 9% pasien. Jumlah ini

didapat dari adanya edema dan respon terhadap kemoterapi. Setelah pemberian

kemoterapi, striktur harus tetap dimonitor dengan IVU atau CT.1,16

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 24

Page 25: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Metode khusus perbaikan pembedahan untuk striktur urethra tergantung lokasi

striktur dan derajat stenosis. Endoscopic dilatation dan endopielotomi misalnya, telah

digunakan pada beberapa kasus. Metode-metode ini cukup invasif tetapi hanya

digunakan pada kasus striktur pendek dan mempunyai tingkat keberhasilan yang

relatif rendah dibandingkan dengan teknik terbuka.1,16

Ketika pembedahan diindikasikan untuk striktur UVJ, seluruh striktur harus

dipotong dan striktur yang sehat diimplantasikan kembali pada kandung kemih.1,16

Penting untuk diingat bahwa kekambuhan striktur bisa terjadi sebagai

komplikasi, oleh karena itu semua pasien perlu dipantau secara rutin.1,16

Augmentation Cystoplasty

Indikasi utama dilakukannya Augmentation Cystoplasty yaitu pada keadaan

intoleransi frekuensi berkemih, baik siang maupun malam, bersamaan dengan adanya

disuri, kencing yang tidak tertahan, dan hematuria. Dengan penyakit berat lain

kandung kemih akan kehilangan elastisitasnya, dengan kapasitas kurang dari 100 ml.

Tujuan augmentasi ini adalah untuk meningkatkan kapasitas kandung kemih sebanyak

mungkin yang sanggup ditampung.1,16

Inflamasi ( radang ) kandung kemih dan gagal ginjal bukan merupakan

kontraindikasi pembedahan.1,16

Infeksi saluran kemih bawah dapat merupakan komplikasi post operasi diversi

urinarius atau bladder augmentation. Ini sering tanpa gejala dan sulit untuk dideteksi,

sehingga pemberian antibiotik dosis rendah secara kontinu selama 6 bulan atau lebih

perlu dipertimbangkan.1,16

Urinary Conduit Diversion

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 25

Page 26: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Ada 3 indikasi dilakukannya diversi urinarius permanen, antara lain : (1)

Riwayat gangguan kejiwaan atau tingkat intelegensi subnormal, (2) Enuresis yang

tidak berhubungan dengan kapasitas kandung kemih yang kecil, (3) Intoleransi gejala

diurnal dengan inkontinensia yang tidak memberikan respon terhadap kemoterapi atau

dilatasi kandung kemih.1

Orthotopic Neobladder

Orthotopic Neobladder dilakukan dengan meningkatkan frekuensi

rekonstruksi urinarius setelah cystectomy pada penyakit keganasaan, juga pada pasien

TB.1

II.10. Pencegahan

Terdapat beberapa cara untuk mencegah tuberkulosis yaitu :

II.10.1. Vaksin

Badan penelitian luar negeri telah mengembangkan vaksin TB terbaru yang aman dan

efektif. Penelitian ini menggunakan genom lengkap M. Tuberculosis. Bacillus Calmate

Guerin ( BCG ) masih digunakan di negara-negara berkembang. Telah diketahui cara kerja

BCG yaitu dengan membatasi multiplikasi dan penyebaran M. Tuberculosis, bukan

mencegah infeksinya. Bagaimanapun juga penggunaan BCG masih tetap kontroversial.1

II.10.2. Intravesikal BCG

Intravesikal BCG pertama kali diperkenalkan (1976) untuk terapi kanker kandung

kemih superfisial. Pencegahan cara ini memberikan toleransi baik dan hasil memuaskan

untuk jangka waktu panjang, hal ini pula yang menyebabkan intravesikal jenis ini paling

banyak digunakan.1

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 26

Page 27: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Untuk menghindari penyerapan sistemik dan mengurangi resiko yang merugikan,

pemberian BCG harus ditunggu 1 sampai 3 minggu setelah reseksi transurethral. Sama

halnya pada pasien dengan daya tahan tubuh menurun, kateterisasi traumatik, atau hematuria

tidak diberikan BCG.1

Reaksi utama BCG termasuk infeksi sistemik dan bahkan sepsis. Infeksi ini memang

jarang ditemukan, tetapi perlu mendapat perhatian serius dan penanganan yang baik. BCG

sepsis merupakan komplikasi paling serius terapi intravesikal, dan meskipun jarang, ini dapat

berakibat fatal. Gejala seperti demam tinggi, rigor, dan hipotensi. Penangannya dengan

kemoterapi antituberkulosis.1,18

BAB IIIKESIMPULAN

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan urutan atas

atau angka kematian (mortalitas) tinggi. TB merupakan penyakit sistemik yang dapat

mengenai seluruh organ tubuh, hingga penegakkan diagnosa dan terapi TB harus ditujukan

sekaligus terhadap kemungkinan adanya manifestasi TB paru dan TB Ekstraparu.

Penyakit TB dapat dibagi menjadi dua bagian besar. Pertama yaitu TB paru dimana

penyakit TB ini yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura (selaput paru). Kedua

yaitu TB ekstra paru dimana TB ini adalah TB yang menyerang organ tubuh selain jaringan

paru, misalnya pleura (selaput paru), selaput otak, selaput jantung, kelenjar limfe, tulang,

persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain.

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 27

Page 28: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Salah satu mekanisme timbulnya TB ekstra paru ini adalah reaktifasi fokus TB lama.

Reaktifasi ini meningkat sejalan peningkatan kasus, seperti manula (usia lanjut),

pemakaian obat imunosupresif atau steroid, malnutrisi, prevelensi AIDS dan adanya

penyakit penyerta seperti liver dan ginjal. Lokasi lesi TB paru dan ekstra paru pada saat

infeksi primer dipengaruhi oleh derasnya aliran darah dan tingginya tekanan oksigen seperti

di apeks paru, korteks ginjal dan daerah pertumbuhan pada tulang panjang.

TB ekstra paru dapat menular, tapi penularannya tidak seperti TB paru yang melalui

kontak langsung lewat udara yang tercemar bakteri tuberkulosis. TB ekstra paru menular

melalui darah dan cairan tubuh yang terinfeksi bakteri tuberkulosis. Biasanya penularan

terjadi melalui transfusi darah.

Penampakan TB ekstra paru ini biasanya tidak khas, muncul perlahan dan diagnosis

terkadang tidak terpikirkan dan cenderung terlambat. Ini suatu fenomena yang penting,

karena akibat lambatnya diagnosis akan berakibat lambatnya pengobatan sehingga terjadi

cacat atau keadaan mengancam nyawa.

TB Ekstraparu yang sering terjadi adalah TB saluran kemih (Genitourinary

Tuberculosis). Patogenesis TB saluran kemih tidak diketahui hingga pada tahun 1926, Medlar

melakukan penelitian terhadap pasiennya yang meninggal akibat TB paru dan tidak memiliki

kelainan urogenital. Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan bahwa pada penderita TB

paru juga ditemukan TB saluran kemih sehingga dikatakan TB saluran kemih merupakan

metastase TB paru. TB saluran kemih dapat timbul pada segala usia dari usia muda sampai

orang tua, terutama usia 20-40 tahun.

Adapun masalah utama kegagalan pengobatan disebabkan putusnya pengobatan

akibat kurangnya pengawasan dan kerjasama penderita, yang menimbulkan gagalnya

pengobatan dan terjadinya resisten ganda terhadap O.A.T (Obat Anti Tuberkulosis). Keadaan

seperti ini harus diatasi sebaik-baiknya.

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 28

Page 29: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

Berdasarkan pedoman W.H.O dan Depkes telah diajukan kategori pemakaian O.A.T

dalam upaya masa kini untuk memberantas penyakit Tuberkulosis. Mengingat TB dapat

mengenai multiorgan yang menyangkut berbagai disiplin ilmu Kedokteran, diperlukan usaha

gigih dan kerjasama yang baik dari berbagai disiplin ilmu Kedokteran dalam upaya

pemberantasan TB Paru khususnya penatalaksanaan TB Ekstraparu.

Prognosis TB saluran kemih awalnya buruk, hingga ditemukan obat Antituberkulosis

yang diawali dengan ditemukannya Streptomisin (1944), Isoniazid (1952) dan Rifampisin

(1966).

Tindakan pembedahan baru dikerjakan setelah memberikan obat Tuberkulostatik.

Tindakan pembedahan pada penderita yang pernah mengidap Tuberkulosis harus dilakukan

dengan perlindungan Tuberkulostatik sebagai tindak profilaktik mencegah kambuhnya

Tuberkulosis.

DAFTAR PUSTAKA

1. McAleer SJ, Johnson WD, Johnson CW. Tuberculosis and Parasitic and Fungal

Infections of the Genitourinary System. In : Walsh PC. Campbell`s Urology Vol 1. 9th

edition. Ch 14. Philadelphia : WB Saunders Elsevier. 2007: 436-447.

2. NN. Tuberkulosis paru. Accessed on : April, 09th 2011. Last update : March, 16th

2009. Available at : http://rajawana.com/artikel/kesehatan/264-tuberculosis-paru-tb-

paru.html

3. University Of Cambridge. Tuberculosis. Accessed on : April, 09th 2011. Last update :

2009. Available at : http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://tb.med.cam.ac.

uk/wp-content/uploads/2009/12/TB-Patient.jpg&imgrefurl=http://tb.med.cam.ac.uk/

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 29

Page 30: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

tuberculosis/&usg=__fZ_4yZfBiRtgyNiNZ9BMPyWTkd0=&h=175&w=165&sz=13

&hl=en&start=33&zoom=1&itbs=1&tbnid=ETMv5I-fvFsMEM:&tbnh=100&tbnw=

94&prev=/images%3Fq%3Dtuberkulosis%2Bginjal%26start%3D20%26hl%3Den

%26sa%3DN%26gbv%3D2%26ndsp%3D20%26biw%3D1003%26bih

%3D432%26tbm%3Disch&ei=mhyoTcXNKY6KvgOy0sSACQ

4. NN. Liarnya tuberkulosis di luar paru-paru. Accessed on : April, 09th 2011. Last

update : March, 24th 2010. Available at : http://health.detik.com/read2010/

03/24/174504/1324661/763/liarnya-tbc-di-luar-paru-paru

5. NN. Infeksi Bakteri dan TBC. Accessed on : April, 09th 2011. Last update : March,

19th 2011. Available at : http://ersty.blogspot.com/2011/03/infeksi-bakteri-dan-

tbc.html

6. NN. Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan. Accessed on : April, 10th 2011. Last

update : Januari 28 th, 2009. Available at : http://totonrofiunsri.wordpress.com/2009 /

01/28/anatomi-dan-fisiologi-sistem-perkemihan/

7. NN. Anatomi Fisiologi Kandung Kemih/Sistem Perkemihan. Accessed on : April, 10th

2011. Last update : October 3 rd, 2010. Available at :

http://www.google.co.id/imgres ?imgurl=http://arispurnomo.com/wp-

content/uploads/2010/10/urinary-copy.jpg&imgr

efurl=http://arispurnomo.com/anatomi-fisiologi-kandung-kemih-sistem-perkemihan&

usg=__uYb_U5nSCNVRYPg5PgJBFqZhUko=&h=252&w=300&sz=18&hl=en&star

t=18&zoom=1&itbs=1&tbnid=x9TiNY3zcSrYOM:&tbnh=97&tbnw=116&prev=/im

ages%3Fq%3Dfisiologi%2Bsaluran%2Bkemih%26hl%3Den%26biw

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 30

Page 31: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

%3D1024%26bih%3D420%26gbv%3D2%26tbm

%3Disch&ei=V2CpTbTuMZDMuAPyiOGFCQ

8. NN. Tuberkulosis. Accessed on : April, 10th 2011. Available at :

http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/tuberkulosis.pdf

9. Tampubolon G,dkk. . Evaluasi Pemeriksaan Batang Tahan Asam Urin pada penderita

Gross Hematuri. Accessed on : April, 09th 2011. Last update : 2002. Available at :

http://www.urologi.or.id/pdf/Nas%20Dr.%20Gideon%20Tampubolon%20(Jkt.pdf

10.Dinkes Pemerintah Kota Tasikmalaya. Tuberkulosis. Accessed on : April, 09th 2011.

Available at : http://dinkes.tasikmalayakota.go.id/index. php/informasi-penyakit/203

-tuberkulosis.html

11.RS Penyakit Infeksi Prof DR Sulianti Saroso. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

Tuberkulosis. Accessed on : April, 09th 2011. Last update : Febuary, 3rd 2007.

Available at : http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=57

12.Tanagho E, Kane C. Spesific Infections of the Genitourinary Tract. In : Smith General

Urology. Ch 14. Page : 219-225.

13.Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberkulosis. Accessed on : April, 09th 2011.

Last update : 2002. Available at : http://www.pdfwindows.com/goto?=http://www.

klikpdpi.com/konsensus/tb/tb.pdf

14.NN. Diseases of the Ureter. Accessed on : April, 09th 2011. Available at :

http://www.google.co.id/imgres?

imgurl=http://chestofbooks.com/health/disease/Pathology/images/Tuberculous-

Nodule-in-the-Wall-of-the-Ureter-with-Beginning.jpg&

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 31

Page 32: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

imgrefurl=http://chestofbooks.com/health/disease/Pathology/Diseases-Of-The-

Ureter

.html&usg=__Jzn3GYoX17J61gCJnBC4qPxgdNo=&h=441&w=436&sz=15&hl=en

&start=38&zoom=1&itbs=1&tbnid=NU5nX7NtC5rr5M:&tbnh=127&tbnw=126&pre

v=/images%3Fq%3Dtuberkulosis%2Bginjal%26start%3D20%26hl%3Den%26sa

%3DN%26gbv%3D2%26ndsp%3D20%26biw%3D1003%26bih%3D432%26tbm

%3Disch&ei=mhyoTcXNKY6KvgOy0sSACQ

15.Eastwood JB, Corbishley CM, Grange JM. Tuberculosis and the kidney. In : Ritz

Eberhard. Disease of the Month, Journal of the American Society of Nephrology.

2001 : 1307-1314. . Accessed on : April, 15th 2011. Last update : 2001. Available at :

http://jasn.asnjournals.org/content/12/6/1307.full

16.MS Anurag Rai. Management of Genitourinary Tuberculosis. Accessed on : April,

15th 2011. Last update : April, 15th 2011. Available at :

http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://wwwispub.com/ispub/ijs/volume_23_

number_1/management-of-genito-urinary-tuberculosis/genito-tbl3.jpg&imgrefurl=

http://www.ispub.com/journal/the_internet_journal_of_surgery/volume_23_number_

1/article/management-of-genito-urinary-tuberculosis.html&usg=__bhxJt1Oxp5Ybj_j

8dWeoL8Kz2zA=&h=303&w=908&sz=63&hl=en&start=15&zoom=1&itbs=1&tbni

d=eTVrMhYZ97LyrM:&tbnh=49&tbnw=147&prev=/images%3Fq%3Dpercutaneous

%2Bantegrade%2Bpyelography%2Bon%2Btuberculosis%26hl%3Den%26biw

%3D1020%26bih%3D432%26gbv%3D2%26tbm

%3Disch&ei=Gy6oTeTVI4WevQOLhbH3CA

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 32

Page 33: Referat Tbc-Pada-Urogenital.pdf

Tuberkulosis Pada Urogenital Ni Luh Oka Puriayuni (406071013)

17.Jong WD, Sjamsuhidayat R. 2003. Tuberkulosis Saluran Kemih. Dalam : Jong WD,

Sjamsuhidayat R. Saluran Kemih dan Alat kelamin lelaki, Buku Ajar Ilmu Bedah.

Edisi kedua. Jakarta : EGC. 2003 : hal 754-755.

18. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Penanggulangan

Tubekulosis. 2002.

19.Cek M, Lenk S, Naber KG, Bishop MC, Johansen TEB, Botto H, et al. EAU

Guidelines for the Management of Genitourinary Tuberculosis. Eur Urol 2005, 48;

253-62.

Kepaniteraan Klinik Ilmu BedahRumah Sakit Sumber WarasPeriode 21 Maret 2011 – 29 Mei 2011 33