Referat Radio Akut Abdomen

91
Akut abdomen

description

akut abdomen

Transcript of Referat Radio Akut Abdomen

Page 1: Referat Radio Akut Abdomen

Akut abdomen

Page 2: Referat Radio Akut Abdomen

Definisi

• Akut abdomen merupakan suatu kegawatan abdomen yang dapat terjadi karena masalah bedah dan non bedah serta terjadi secara tiba-tiba.

• Secara definisi pasien dengan akut abdomen datang dengan keluhan nyeri abdomen yang secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 24 jam.

Page 3: Referat Radio Akut Abdomen

Epidemiologi

• Lebih dari tujuh juta pasien datang dengan akut abdomen ke Instalasi Gawat Darurat setiap tahunnya di seluruh dunia.

• Dimana, 25-41% merupakan kasus akut abdomen dengan penyebab yang tidak spesifik.

• Sebagian besar merupakan kasus ringan dengan prognosis yang baik namun demikian, beberapa kasus mengancam jiwa dapat berujung kepada kematian akibat misdiagnosis, termasuk diantaranya ruptur aorta, aneurisma, appendicitis, kehamilan ektopik, dan infark miokard (Medina,2011)

Page 4: Referat Radio Akut Abdomen

Anatomi abdomen

Page 5: Referat Radio Akut Abdomen

Anatomi abdomen

Page 6: Referat Radio Akut Abdomen

Berdasarkan 9 regio :

1.Regio hipokondriak kanan2.Regio epigastrik3.Regio hipokondriak kiri4.Regio lumbal kanan5.Regio umbilikus6.Regio lumbal kiri7.Regio iliaka kanan8.Regio hipogastrica9.Regio iliaka kiri

Berdasarkan 4 kuadran :

1.Kuadran kanan atas2.Kuadran kiri atas3.Kuadran kanan

bawah4.Kuadran kiri bawah

Page 7: Referat Radio Akut Abdomen

Etiologi

• Kegawatan non bedah antara lain– pankreatitis akut,– ileus paralitik,– kolik abdomen.

• Kegawatan yang disebabkan bedah antara lain– peritonitis umum

• Proses dari luar : trauma

• proses dari dalam : appendicitis perforasi

Page 8: Referat Radio Akut Abdomen

• Penyebab tersering akut abdomen antara lain :– appendicitis– kolik bilier– kolesistitis– divertikulitis– obstruksi usus– perforasi viskus– pankreatitis– peritonitis– salpingitis– adenitis mesenterika– kolik renal.

Page 9: Referat Radio Akut Abdomen

Teknik Pemeriksaan Radiologi

• Pemeriksaan 3 Posisi

• Barium Enema

• Barium Follow Through

• Pemeriksaan Colon In Loop

• CT Scan Abdomen

Page 10: Referat Radio Akut Abdomen

Teknik Pemeriksaan Radiologi

• Pemeriksaan 3 Posisi– Supine: proyeksi antero-

posterior (AP).– Duduk atau setengah duduk

atau berdiri (erect), sinar horizontal proyeksi AP

– Left lateral decubitus dengan arah horizontal, proyeksi AP.

Page 11: Referat Radio Akut Abdomen

Teknik Pemeriksaan Radiologi

Barium enema • Pemeriksaan radiologi dengan

menggunakan kontras positif barium sulfat (BaSO4).

• Suspensi tersebut diminum oleh pasien pada pemeriksaan esophagus, lambung dan usus halus atau dimasukkan lewat kliasma pada pemeriksaan kolon (lazim disebut enema).

• Setelah pasien meminum suspensi barium dan air, dengan fluroskopi diikuti kontrasnya sampai masuk ke dalam lambung, kemudian dibuat foto – foto dalam posisi yang di perlukan.

Page 12: Referat Radio Akut Abdomen

Teknik Pemeriksaan Radiologi

• Barium Follow ThroughProsedur Pemeriksaan,  Metode

Oral– Dibuat foto pendahuluan

Abdomen posisi AP.– Pasien minum BaSO₄ kira-kira

400 mL.– Pasien diposisikan supine, foto-

foto radiografi dibuat dengan interval waktu 15 menit dengan dikontrol fluoroscopy sebelum pembuatan foto.

Page 13: Referat Radio Akut Abdomen

Teknik Pemeriksaan Radiologi

• Barium Follow Through

15 menit 30 menit 60 menit

Page 14: Referat Radio Akut Abdomen

Teknik Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan Colon In Loop• Pemeriksaan radiografi dari usus

besar dengan menggunakan media kontras yang dimasukkan per anal.

• Tujuan pemeriksaan adalah untuk menggambarkan usus besar yang berisi media kontras sehingga dapat memperlihatkan anatomi dan kelainan-kelainan yang terjadi baik pada mukosanya maupun yang tedapat pada lumen usus.

Page 15: Referat Radio Akut Abdomen

Teknik Pemeriksaan Radiologi

• CT Scan Abdomen– CT–Scan akan mempertunjukkan

secara lebih teliti adanya kelainan-kelainan dinding usus, mesenterikus, dan peritoneum.

– CT–Scan harus dilakukan dengan memasukkan zat kontras ke dalam pembuluh darah.

– Pada pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari obstruksi.

Page 16: Referat Radio Akut Abdomen

DD• kuadran kanan atas

– cholecystitis akut– pancreatitis akut– hepatitis akut– akut kongestif

hepatomegali– abses hepar

• kuadran kiri atas– ruptur lienalis– perforasi tukak lambung– infark miokard akut

• kuadran kanan bawah– appendicitis– batu ureter (kolik)

• kuadran kiri bawah– sigmoid diverculitis– perforasi colon descenden– batu ureter (kolik)

Page 17: Referat Radio Akut Abdomen

DD• Paraumbilical

– ileus obstruktif– appendicitis– pancreatitis akut– aneurisma aorta

Page 18: Referat Radio Akut Abdomen

Peritonitis

Page 19: Referat Radio Akut Abdomen

Definisi• Peradangan yg disebabkan oleh infeksi pada selaput

organ perut (peritoneum).• Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang

membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam.

• Peritoneum, yang merupakan lingkungan steril, bereaksi terhadap berbagai rangsangan patologis dengan respon inflamasi.

• Peritonitis merupakan suatu kegawatdaruratan yg biasanya disertai dengan bakteremia atau sepsis.

• Sepsis intra-abdominal adalah peradangan pada peritoneum disebabkan mikroorganisme patogenik.

Page 20: Referat Radio Akut Abdomen

Anatomi

Page 21: Referat Radio Akut Abdomen

• Rongga perut (cavitas abdominalis) dibatasi oleh membran serosa.

• Lapisan membran yang membatasi dinding abdomen dinamakan peritoneum parietal.

• Bagian yang meliputi organ dinamakan peritoneum viceral.

• Di sekitar dan sekeliling organ ada lapisan ganda peritoneum yg membatasi dan menyangga organ, menjaganya agar tetap berada di tempatnya, serta membawa pembuluh darah, limfe dan saraf.

• Peritoneum merupakan membran yg terdiri dari satu lapis sel mesothel yg dipisah dari jaringan ikat vaskuler dibawahnya oleh membran basalis

Page 22: Referat Radio Akut Abdomen

• Pada rongga peritoneum dewasa sehat terdapat ± 100cc yang mengandung protein 3g/dl. Sebagian besar berupa albumin.

• Dalam keadaan normal, 1/3 cairan dalam peritoneum di drainase melalui limfe diafragma sedang sisanya melalui peritoneum parietalis.

• Relaksasi diafragma menimbulkan tekanan negatif sehingga cairan dan partikel termasuk bakteri akan tersedot ke stomata yang berhubungan dengan lacuna limfe untuk bergerak ke limfe substernal.

• Kontraksi diafragma menutup stomata dan mendorong limfe ke mediastinum.

• Oleh karena itu, sangat penting menjamin berlangsungnya pernapasan spontan yg baik agar clearance bakteri peritoneum dapat berlangsung.

Page 23: Referat Radio Akut Abdomen

Etiologi

1.Peritonitis primer (spontaneous)– Disebabkan oleh invasi hematogen dari organ

peritoneal yg langsung dari rongga peritoneum.– Penyebab paling sering adalah spontaneous bacterial

peritonitis (SBP) akibat penyakit hepar kronis.– Kira2 10-30% pasien dengan sirosis hepatis dengan

ascites akan berkembang menjadi peritonitis bakterial.

2.Peritonitis sekunder– Penyebab paling sering adalah perforasi

appendicitis, perforasi gaster, dan penyakit ulkus duodenum, perforasi kolon akibat diverkulitis, kanker, serta strangulasi usus halus.

Page 24: Referat Radio Akut Abdomen

3.Peritonitis tertier– Peritonitis yang mendapat terapi tidak

adekuat, superinfeksi kuman, dan akibat tindakan operasi sebelumnya.

• Sedangkan infeksi intraabdomen biasanya dibagi menjadi :– 1.Generalized (peritonitis)– 2.Localized (abses intra abdomen)

Page 25: Referat Radio Akut Abdomen

Patfis• invasi bakteri → eksudat fibrosa → terbentuk abses →

peradangan → kebocoran kapiler → terjadi akumulasi cairan → hipovolemia

• organ2 cavum peritoneum oedem →akumulasi cairan → hipovolemia

• hipovolemia → dehidrasi, syok, gangguan sirkulasi, oliguria bahkan kematian

Page 26: Referat Radio Akut Abdomen

Patofisiologi

• Reaksi peritoneum terhadap invasi bakteri adalah keluarnya eksudat fibrosa.

• Kantong-kantong nanah (abses) terbentuk di antara perlekatan fibrosa, yang menempel dengan permukaan sekitarnya sehingga membatasi infeksi.

• Perlekatan biasanya menghilang bila infeksi menghilang, tetapi dapat menetap sebagai pita-pita fibrosa yg tidak mengakibatkan obstruksi usus.

• Peradangan menimbulkan akumulasi cairan karena kapiler dan membran mengalami kebocoran.

• Tubuh mencoba kompensasi dengan cara retensi cairan dan elektrolit oleh ginjal.

• Takikardi awalnya meningkatkan curah jantung, tapi ini segera gagal bergitu terjadi hipovolemia.

Page 27: Referat Radio Akut Abdomen

• Kenaikan suhu, masukan tidak ada dan terjadi muntah memperparah hipovolemia

• hipovolemia → dehidrasi, syok, gangguan sirkulasi dan oligouria.

• Permeabilitas PD kapiler pada organ dalam cavum peritoneum meninggi sehingga menyebabkan oedem → terkumpulnya cairan dalam cavum peritoneum dan lumen usus → meningkatnya tekanan intra abdominal → usaha napas sulit dan penurunan perfusi

• infeksi luas pada peritoneum → peritonitis umum → peristaltik menurun sampai ileus paralitik → usus atoni dan meregang

Page 28: Referat Radio Akut Abdomen

Gejala• Nyeri abdomen

– Selalu ada. Biasanya onset tiba2, hebat dan pada penderita dengan perforasi, nyerinya didapatkan pada seluruh abdomen.

– Nyeri biasanya lebih dirasakan pada daerah dimana terjadi peradangan peritoneum.

– Ketika intensitas bertambah meningkat disertai dengan perluasan daerah nyeri, menandakan penyebaran peritonitis.

• Anoreksia, mual, muntah dan demam– Meningkatnya suhu tubuh biasanya sekitar 38-40 °C.

• Syok– Terjadi pada beberapa kasus berat. Terjadi karena 2 faktor :

• Akibat perpindahan cairan intravaskular ke cavum peritoneum atau ke lumen dari intestinal.

• Terjadinya sepsis generalisata

Page 29: Referat Radio Akut Abdomen

Tanda• Tanda vital

– Berguna untuk melihat derajat keparahan atau komplikasi yang timbul pada peritonitis. Takikardi dan hipotensi dapat menandakan adanya syok hipovolemik.

• Inspeksi– Tanda paling penting adalah distensi dari abdomen.

Akan tetapi, tanpa adanya distensi abdomen tidak menyingkirkan diagnosis peritonitis.

• Auskultasi– Suara usus dapat bervariasi dari yang bernada

tinggi pada seperti obstruksi intestinal sampai hampir tidak terdengar suara bising usus pada peritonitis berat.

Page 30: Referat Radio Akut Abdomen

• Perkusi– Hilangnya pekak hepar merupakan tanda dari adanya perforasi

intestinal, menandakan adanya udara bebas dalam cavum peritoneum. Biasanya ini merupakan tanda awal dari peritonitis.

– Jika terjadi pneumoperitoneum, udara akan menumpuk di bagian kanan abdomen di bawah diafragma, sehingga ditemukan pekak hepar yang menghilang.

• Palpasi– Adanya nyeri tekan yang menetap lebih dari satu titik. Pada stadium

lanjut nyeri tekan akan menjadi lebih luas dan biasanya didapatkan spasme otot abdomen secara involunter.

– Nyeri lepas timbul akibat iritasi dari peritoneum oleh suatu proses inflamasi. Proses ini dapat terlokalisir pada apendisitis dengan perforasi lokal, atau dapat menjadi menyebar seperti pada pancreatitis berat.

– Pada peradangan di peritoneum parietalis, otot dinding perut melakukan spasme secara involunter sebagai mekanisme pertahanan. Pada peritonitis, reflek spasme otot menjadi sangat berat seperti papan.

Page 31: Referat Radio Akut Abdomen

Radiologi

1.FOTO POLOS

• Foto polos abdomen 2/3 posisi (supine, upright, dan LLD) biasanya dilakukan pertama pada pasien peritonitis.

• Terlihat adanya free air. Free air tidak selalu menunjukan adanya perforasi viseral dan free air yg sedikit mudah sekali terlewatkan.

Page 32: Referat Radio Akut Abdomen
Page 33: Referat Radio Akut Abdomen
Page 34: Referat Radio Akut Abdomen

USG• Bermanfaat untuk mengevaluasi patologi pada

kuadran kanan atas (kolesistitis, pancreatitis), kuadran kanan bawah, dan pelvis (appendicitis).

• USG dapat mendeteksi adanya peningkatan cairan peritoneal (ascites).

• Keuntungan USG adalah murah, ketersediaannya, dan

• Kelemahannya adalah dibutuhkan dokter atau operator yg berpengalaman, dan adanya penurunan visual bila ada udara dalam usus

Page 35: Referat Radio Akut Abdomen

Tatalaksana• Penanganan preoperatif

– Resusitasi cairan– Antibiotik– Oksigen, ventilator– Intubasi, Pemasangan Kateter Urin dan

Monitoring Hemodinamik• Penanganan operatif

– Peritoneal Lavage– Peritoneal Drainage

• Penanganan post operatif– monitor secara intensif

Page 36: Referat Radio Akut Abdomen

Cholelithiasis

Page 37: Referat Radio Akut Abdomen

Definisi

• Atau batu empedu merupakan gabungan dari beberapa unsur yang membentuk suatu material mirip batu yg dapat ditemukan dalam kandung empedu (cholelithiasis) atau didalam saluran empedu (choledocholithiasis) atau pada kedua-duanya.

Page 38: Referat Radio Akut Abdomen
Page 39: Referat Radio Akut Abdomen
Page 40: Referat Radio Akut Abdomen
Page 41: Referat Radio Akut Abdomen

Anatomi

Page 42: Referat Radio Akut Abdomen
Page 43: Referat Radio Akut Abdomen

• Kandung empedu merupakan kantong berbentuk alpukat yg terletak tepat dibawah lobus kanan hati.

• Kandung empedu mempunyai fundus, corpus, infudibulum dan collum.

• Empedu disekresi secara terus menerus oleh hati masuk ke saluran empedu yang kecil dalam hati.

• Saluran empedu yg kecil bersatu membentuk dua saluran yg lebih besar yg keluar dari permukaan hati sebagai ductus hepaticus communis.

• Ductus hepaticus bergabung dengan ductus cysticus membentuk ductus choledocus.

Page 44: Referat Radio Akut Abdomen

Fisiologi• Salah satu fungsi hati adalah mengeluarkan empedu,

normalnya 600-1200 ml/hari.• Kandung empedu mampu menyimpan sekitar 45 ml

empedu.• Di luar waktu makan, empedu disimpan sementara waktu

di dalam KE, disini mengalami pemekatan 50%.• Fungsi primer KE adalah memekatkan empedu dengan

absorpsi air dan natrium.• Empedu mempunyai 2 fungsi penting :

– Peran penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak, karena asam empedu yg melakukan :

• Membantu mengemulsikan partikel2 lemak yg besar menjadi partikel lebih kecil dengan bantuan lipase dari getah pankreas.

• Empedu sebagai alat untuk mengeluarkan bilirubin, produk akhir dari penghancuran hemoglobin dan kelebihan kolestrol yg dibentuk oleh sel2 hati.

Page 45: Referat Radio Akut Abdomen

• Pengosongan kandung empedu dipengaruhi oleh hormon cholecystokinin, terjadi ketika makanan berlemak masuk ke duodenum.

• Selain cholecystokinin, kandung empedu juga dirangsang kuat oleh serat-serat saraf yang mensekresi asetilkolin dari sistem saraf vagus dan enterik.

• Kandung empedu mengosongkan simpanan empedu pekatnya ke dalam duodenum terutama sebagai respon terhadap perangsangan cholecystokinin.

• Saat lemak tidak terdapat dalam makanan, pengosongan kandung empedu berlangsung buruk, tetapi bila terdapat jumlah lemak yang adekuat dalam makanan, normalnya kandung empedu kosong secara menyeluruh dalam waktu sekitar 1 jam.

Page 46: Referat Radio Akut Abdomen

• komponen dalam cairan empedu :– garam empedu– lecitin– kolesterol

Sisanya adalah :– bilirubin– asam lemak, dan – garam anorganik.

Page 47: Referat Radio Akut Abdomen

Etiologi

1. Batu kolesterol• Faktor resiko : obesitas, kehamilan, stasis kandung

empedu, obat2am, dan keturunan. • Kejadian utama dalam pembentukan batu kolesterol

adalah supersaturasi dari empedu dengan kolesterol.

2. Batu pigmen• Mengandung kurang dari 20% kolesterol dan berwarna

gelap karena mengandung kalsium bilirubinat.• Sering terbentuk pada kelainan hemolitik seperti penyakit

sickle cell, dan pada mereka yg mengalami sirosis.

Page 48: Referat Radio Akut Abdomen

Faktor Resiko

• Genetik

• umur

• jenis kelamin

• faktor lain :– obesitas– makanan,– riwayat keluarga,– aktifitas fisik.

Page 49: Referat Radio Akut Abdomen

Patofisiologi

Page 50: Referat Radio Akut Abdomen

• Sekresi kolesterol berhubungan dengan pembentukan batu empedu.

• Pada kondisi yang abnormal, kolesterol dapat mengendap, menyebabkan pembentukan batu empedu.

• Kondisi yang dapat menyebabkan pengendapan kolesterol adalah :– terlalu banyak absorbsi air dari empedu,– terlalu banyak absorbsi garam-garam empedu dan lesitin dari

empedu,– terlalu banyak sekresi kolesterol dalam empedu,

• Jumlah kolesterol dalam empedu sebagian ditentukan oleh jumlah lemak yang dimakan karena sel-sel hepatik mensintesis kolesterol sebagai salah satu produk metabolisme lemak dalam tubuh.

• Untuk itulah orang yg diet tinggi lemak dalam waktu beberapa tahun, akan mudah mengalami perkembangan batu empedu.

Page 51: Referat Radio Akut Abdomen

Tanda dan gejala

• Keluhan utamanya berupa nyeri di daerah epigastrium, kuadran kanan atas.

• Rasa nyeri lainnya adalah kolik bilier yang berlangsung lebih dari 15 menit, dan kadang baru menghilang beberapa jam kemudian.

• Kolik biliaris, nyeri kuadran kanan atas, biasanya dipresipitasi oleh makanan berlemak, terjadi 30-60 menit setelah makan, berakhir setelah beberapa jam dan kemudian pulih, disebabkan oleh batu empedu, dirujuk sebagai kolik biliaris.

• Mual dan muntah sering kali berkaitan dengan serangan kolik biliaris.

Page 52: Referat Radio Akut Abdomen

Komplikasi

• Cholecystitis akut– nyeri perut kanan atas yang tajam dan

konstan– dapat disertai mual, muntah dan penurunan

nafsu makan, yang dapat berlangsung berhari-hari.

Page 53: Referat Radio Akut Abdomen

Radiologi

• USG– Keuntungan : pemeriksaan yang sensitif, nonivasif dan murah

untuk mendeteksi adanya batu empedu. Mudah, cepat, dan aman bagi ibu hamil.

– Sangat sensitif dan spesifik untuk batu empedu >2 mm– USG berperan dalam melihat adanya penebalan dinding KE,

cairan pericholecystic, dan distensi KE.– Choledocolithiasis sering terlewat pada USG oleh karena

adanya udara pada duodenum, dan posisi duktus.– Dilain pihak, dilatasi duktus choledocus dapat terlihat jelas

pada USG. Sebagai indikator tidak langsung adanya batu pada ductus choledocus.

Page 54: Referat Radio Akut Abdomen
Page 55: Referat Radio Akut Abdomen

Cholecystitis with small stones in the gallbladder neck. Classic acoustic shadowing is seen beneath the gallstones.

The gallbladder wall is greater than 4 mm.

Page 56: Referat Radio Akut Abdomen

An ultrasound study showing a distended gallbladder containing a single large stone (arrow) which casts an

acoustic shadow.

Page 57: Referat Radio Akut Abdomen

Endoscopic retrograde cholangiopancreatogram (ERCP) showing normal biliary tract anatomy. In addition to the endoscope and large vertical gallbladder filled with contrast dye, the common hepatic duct (chd), common bile duct (cbd), and

pancreatic duct (pd) are shown. The arrow points to the ampulla of Vater

Page 58: Referat Radio Akut Abdomen

Endoscopic retrograde cholangiogram (ERC) showing choledocholithiasis. The biliary tract is dilatated and contains multiple

radiolucent calculi.

Page 59: Referat Radio Akut Abdomen

Tatalaksana

• Open cholecystectomi

• Cholecystectomy laparoscopy

Page 60: Referat Radio Akut Abdomen
Page 61: Referat Radio Akut Abdomen

ILEUS

• Suatu kondisi dimana terdapat gangguan pasase (jalannya makanan) di usus yang memerlukan pertolongan atau tindakan segera.

Page 62: Referat Radio Akut Abdomen

BERDASARKAN PENYEBABNYA :

• ILEUS OBSTRUKTIF

• ILEUS PARALITIK

Page 63: Referat Radio Akut Abdomen

ILEUS OBSTRUKTIF

Page 64: Referat Radio Akut Abdomen

DEFINISI

• Merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan atau penyumbatan lumen usus.

sumbatan

Peristaltik usus meningkatSebagai usaha untuk mengatasi hambatan

Page 65: Referat Radio Akut Abdomen

KLASIFIKASIBerdasarkan lokasi obstruksinya :Letak tinggi: duodenum sampai jejunumLetak rendah: kolon – sigmoid – rectum

Berdasarkan stadiumnya:Parsial : menyumbat sebagian lumen Simple/komplit : menyumbat seluruh lumenStrangulasi : simple dengan jepitan vasa

Dibatasi oleh

iliocecal junction

Page 66: Referat Radio Akut Abdomen

ETIOLOGI

• Adhesi• Hernia • Askariasis• Invaginasi• Volvulus• Kelainan kongenital• Radang kronik• Tumor• Tumpukan sisa makanan

Page 67: Referat Radio Akut Abdomen

ILEUS PARALITIK

Page 68: Referat Radio Akut Abdomen

ILEUS PARALITIK

• Keadaan dimana usus tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isi nya

• Ileus paralitik disebut juga ileus adinamik atau non mekanik.

• Bukan merupakan suatu penyakit primer usus, melainkan akibat dari berbagai penyakit primer, tindakan (operasi) yang berhubungan dengan rongga perut, toksin, obat-obatan yang dapat mempengaruhi kontraksi otot polos usus, dan ileus obstruktif yang lama.

Page 69: Referat Radio Akut Abdomen

ILEUS PARALITIK

Dilatasi usus keseluran

Page 70: Referat Radio Akut Abdomen

ETIOLOGI

• Trauma abdomen • Pembedahan perut (laparatomy)• Serum elektrolit abnormalitas • Hipermagensemia • Infeksi, inflamasi atau iritasi• Iskemia usus• Cedera tulang• Pengobatan

Page 71: Referat Radio Akut Abdomen

Patogenesis

• Proses terjadinya ileus mekanik maupun non mekanik memiliki kemiripan setelah terjadinya obstruksi

• Bila ileus tersebut disebabkan oleh penyebab non mekanik maka peristaltik usus dihambat dari permulaan

• Sedangkan pada ileus karena penyebab mekanik maka peristaltik mula-mula kuat kemudian bertambah pelan sampai akhirnya hilang.

• Usus yang tersumbat awalnya berperistaltik lebih keras sebagai usaha alamiah dan akhirnya pasase usus jadi melemah dan hilang.

• Usus yang berdilatasi menampung cairan dan gas yang merupakan hasil akumulasi cairan dan gas yang menyebabkan distensi usus

Page 72: Referat Radio Akut Abdomen

• Distensi yang menyeluruh menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah berkurang (iskemik) dan dapat terjadi perforasi.

• Usaha usus untuk berperistaltik disaat adanya sumbatan menghasilkan nyeri kolik abdomen dan penumpukan kuman dalam usus merangsang muntah.

• Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi berlebihan atau ruptur sedangkan dinding usus besar tipis, sehingga mudah distensi.

Page 73: Referat Radio Akut Abdomen

PATOFISIOLOGI

Page 74: Referat Radio Akut Abdomen

Tanda dan Gejala

Ileus paralitik Ileus obstruktif

Nyeri kontinu KolikDarm contour + +

Darm steifung - +

Bunyi bising usus

menghilang Meningkat

Rectal toucher terowongan Kolaps

Page 75: Referat Radio Akut Abdomen

DIAGNOSIS

• Anamnesis• Pemeriksaan fisik• Pemeriksaan radiologi • Pemeriksaan laboratorium

Page 76: Referat Radio Akut Abdomen

Pemeriksaan fisik

• Inspeksi– tanda-tanda generalisata dehidrasi– Distensi, parut abdomen, hernia dan massa

abdomen. – Gerakan peristaltik usus yang bisa bekorelasi

dengan mulainya nyeri kolik yang disertai mual dan muntah.

– Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu serangan kolik

Page 77: Referat Radio Akut Abdomen

Pemeriksaan fisik

• Palpasi – Tanda iritasi peritoneum apapun atau nyeri

tekan, yang mencakup ‘defance musculair’ involunter atau rebound dan pembengkakan atau massa yang abnormal.

• Auskultasi– Rush– Peristaltik (sehingga juga bising usus) bisa

tidak ada atau menurun parah.

Page 78: Referat Radio Akut Abdomen

Pemeriksaan fisik

Rectal Toucher– Isi rektum menyemprot: Hirschprung

disease – Adanya darah dapat menyokong adanya

strangulasi, neoplasma – Feses negatif: obstruksi usus letak tinggi – Ampula rekti kolaps: curiga obstruksi – Nyeri tekan: lokal atau general

peritonitis

Page 79: Referat Radio Akut Abdomen

Pemeriksaan laboratoriumPada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium

yang normal. Selanjutnya ditemukan adanya

hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal.

Peningkatan serum amilase sering didapatkan. Leukositosis menunjukkan adanya iskemik

atau strangulasi, Analisa gas darah mungkin terganggu, dengan

alkalosis metabolik bila muntah berat, dan metabolik asidosis bila ada tanda – tanda shock, dehidrasi dan ketosis.

Page 80: Referat Radio Akut Abdomen

Pemeriksaan RadiologiUntuk radiologi ileus perlu diperhatikan beberapa

hal :1.Posisi terlentang (supine). Gambaran yang

diperoleh yaitu– pelebaran usus di proksimal daerah obstruksi,– penebalan dinding usus,– gambaran seperti duri ikan (Herring Bone Appearance).– Gambaran ini didapat dari pengumpulan gas dalam lumen

usus yang melebar.

2.Posisi setengah duduk atau berdiri. Gambaran radiologis didapatkan– adanya air fluid level dan– step ladder appearance.

Page 81: Referat Radio Akut Abdomen

3.Posisi LLD, untuk melihat– air fluid level dan– kemungkinan perforasi usus.

• Bila air fluid level pendek berarti ada ileus letak tinggi, sedangkan jika panjang-panjang kemungkinan gangguan di kolon.

• Gambaran yang diperoleh adalah adanya udara bebas infra diafragma dan air fluid level.

Page 82: Referat Radio Akut Abdomen

Gambaran Radiologis Ileus Obstruktif

• ILEUS LETAK TINGGI

Page 83: Referat Radio Akut Abdomen

Gambaran Radiologis Ileus Obstruktif

• ILEUS LETAK RENDAH

Page 84: Referat Radio Akut Abdomen

• Pada foto abdomen 3 posisi ileus obstruktif tampak– dilatasi usus di proksimal sumbatan

(sumbatan paling distal di iliocecal junction) dan

– kolaps usus dibagian distal sumbatan.– Penebalan dinding usus halus yang terdilatasi

memberikan gambaran herring bone appearance.

– Tampak gambaran air fluid level yang pendek-pendek yang berbentuk seperti tangga disebut juga step ladder appearance karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang mengalami distensi.

Page 85: Referat Radio Akut Abdomen
Page 86: Referat Radio Akut Abdomen
Page 87: Referat Radio Akut Abdomen
Page 88: Referat Radio Akut Abdomen

Gambaran Radiologi Ileus paralitik

Page 89: Referat Radio Akut Abdomen

• Gambaran radiologi menunjukkan dilatasi usus-usus terutama usus besar disertai penebalan dinding usus.

• Dapat dilihat fluid level yang umumnya letaknya sejajar.

• Dengan USG dengan mudah dapat ditentukan adanya ileus paralitik ini dengan tidak adanya peristaltik usus.

Page 90: Referat Radio Akut Abdomen

TatalaksanaIleus obstruksiPengelolaan ileus obstruktif adalah sebagai berikut:• Pemasangan sonde lambung• Penderita dipuasakan• Perbaikan kadar elektrolit• Tindakan bedah diperlukan bila terjadi:

– Strangulasi– Obstruksi totalis– Hernia inkarserata– Tidak ada perbaikan pada pengobatan konservatif

Ileus paralitik• Pengelolaan ileus paralitik adalah dengan konservatif. Tindakannya berupa

– dekompresi dengan pipa nasogastrik, – menjaga cairan dan elektrolit, – mengobati kausa atau penyakit primer dan – pemberian nutrisi yang adekuat.

Page 91: Referat Radio Akut Abdomen

DAFTAR PUSTAKA1.Sjahriar Rasad. Radiologi diagnostik. Edisi kedua. Jakarta : FK UI. 20052.David A lisle. Imagining for student : Gastrointestinal System. 2nd edition, New York : Oxford

University press inc. 2005.3.Davin Sutton. A textbook of Radiology & Imagng. Fifth edition. Volume 2. Churcill Livingston 1992.4.Djumhana, Ali. Buku Ajaran Penyakit Dalam, jilid II. Edisi III. Depaertemen Ilmu Penyakit Dalam FK

UKI. Jakarta 20015.Fred. Amttler Jr. Essential of Radology: gastrointestinal system. 2nd. Edition. Departermen of

Radiology, New Mexic Federal Regional center. 2005.6.Meschan, M.D Isodare, synopsis of Analystis of roetgan sign in general radiology, international

Eddition: sign in general radiologi: International Eddition7.Samsuhidajat R. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. Jakarta: EGC. 20048.http://medscape.com9.Fauci et al, 2008, Harrison’s Principal Of Internal 17th edition.10.Lesmana L. Batu Empedu dalam Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid 1. Edisi 3. Jakarta:Balai Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2000.380-4.11.Guyton AC, Hall JE. Sistem Saluran Empedu dalam: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9.

Jakarta: EGC, 1997. 1028-1029.