referat keracunan arsenik

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan bahan yang karena sifat atau konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemari atau merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. Menurut data dari Environmental Protection Agency (EPA) tahun 1997, yang menyusun ”top-20” B3 antara lain: Arsenic, Lead, Mercury, Vinyl chloride, Benzene, Polychlorinated Biphenyls (PCBs), Kadmium, Benzo(a)pyrene, Benzo(b)fluoranthene, Polycyclic Aromatic Hydrocarbons, Chloroform, Aroclor 1254, DDT, Aroclor 1260, Trichloroethylene, Chromium (hexa valent), Dibenz[a,h]anthracene, Dieldrin, Hexachlorobutadiene, Chlordane. Beberapa diantaranya merupakan logam berat, antara lain Arsenic (As), Lead (Pb), Mercury (Hg), Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr) (Sudarmaji, 2006). Logam-logam berat tersebut dalam konsentrasi tinggi akan berbahaya bagi kesehatan manusia bila ditemukan di dalam lingkungan, baik di dalam air, tanah maupun udara. Arsen (As) adalah salah satu logam toksik yang sering diklasifikasikan sebagai logam, Tetapi lebih bersifat nonlogam. Tidak seperti logam lain yang membentuk kation, Arsen (As) dialam berbentuk anion, seperti H2AsO4 (Ismunandar, 2004). Arsen (As) tidak rusak oleh lingkungan, hanya berpindah menuju air atau tanah yang dibawa oleh debu, hujan, atau awan. Beberapa senyawa Arsen (As) tidak bisa larut di perairan dan 1

Transcript of referat keracunan arsenik

Page 1: referat keracunan arsenik

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan bahan yang karena sifat atau

konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemari atau

merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.

Menurut data dari Environmental Protection Agency (EPA) tahun 1997, yang menyusun

”top-20” B3 antara lain: Arsenic, Lead, Mercury, Vinyl chloride, Benzene, Polychlorinated

Biphenyls (PCBs), Kadmium, Benzo(a)pyrene, Benzo(b)fluoranthene, Polycyclic Aromatic

Hydrocarbons, Chloroform, Aroclor 1254, DDT, Aroclor 1260, Trichloroethylene,

Chromium (hexa valent), Dibenz[a,h]anthracene, Dieldrin, Hexachlorobutadiene, Chlordane.

Beberapa diantaranya merupakan logam berat, antara lain Arsenic (As), Lead (Pb), Mercury

(Hg), Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr) (Sudarmaji, 2006). Logam-logam berat tersebut

dalam konsentrasi tinggi akan berbahaya bagi kesehatan manusia bila ditemukan di dalam

lingkungan, baik di dalam air, tanah maupun udara.

Arsen (As) adalah salah satu logam toksik yang sering diklasifikasikan sebagai logam,

Tetapi lebih bersifat nonlogam. Tidak seperti logam lain yang membentuk kation, Arsen (As)

dialam berbentuk anion, seperti H2AsO4 (Ismunandar, 2004). Arsen (As) tidak rusak oleh

lingkungan, hanya berpindah menuju air atau tanah yang dibawa oleh debu, hujan, atau awan.

Beberapa senyawa Arsen (As) tidak bisa larut di perairan dan akhirnya akan mengendap di

sedimen. Senyawa arsen pada awalnya digunakan sebagai pestisida dan hibrisida, sebelum

senyawa organic ditemukan, dan sebagai pengawet kayu (Copper Chromated Arsenic

(CCA)).

Arsen (As) dialam ditemukan berupa mineral, antara lain arsenopirit, nikolit,

orpiment, enargit, dan lain-lain. Demi keperluan industry mineral, Arsen (As) dipanaskan

terlebih dahulu sehingga As berkondensasi menjadi bentuk padat.

Arsen (As) berasal dari kerak bumi yang bila dilepaskan ke udara sebagai hasil

sampingan dari aktivitas peleburuan bijih baruan, Arsen (As) dalam tanah berupa bijih, yaitu

arsenopirit dan orpiment, yang pada akhirnya bisa mencemari air tanah. Arsen (As)

merupakan unsur kerak bumi yang berjumah besar, yaitu menempati urutan keduapuluh dari

unsure kerak bumi, sehingga sangat besar kemungkinannya mencemari air tanah dan air

minum. Jutaan manusia bisa terpapar Arsen (As), seperti yang pernah terjadi di Bangladesh,

India, Cina. Semua batuan mengandung Arsen (As) 1-5 ppm. Kosentrasi yang lebih tinggi

1

Page 2: referat keracunan arsenik

ditemukan pada batuan beku dan sedimen. Tanah hasil pelapukan batuan biasanya

mengandung Arsen (As) sebesar 0,1–40 ppm dengan rata-rata 5-6 ppm.

B. Tujuan :

- Mengetahui pengertian arsen.

- Mengetahui toksisitas arsen terhadap manusia dan lingkungan.

- Mengetahui cara pencegahan paparan arsen.

C. Ruang Lingkup :

Makalah arsen ini merupakan ruang lingkup toksikologi.

D. Manfaat :

            Makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang toksisitas arsen terhadap manusia

dan lingkungan.

2

Page 3: referat keracunan arsenik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.   Pengertian

Arsen merupakan  logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan  berwarna metal (steel-

grey). Senyawa arsen didalam alam  berada dalam 3 bentuk: Arsen trichlorida (AsCl3) berupa

cairan  berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa kristal putih dan berupa gas

arsine (AsH3). Lewisite, yang sering disebut sebagai gas perang, merupakan salah satu

turunan gas arsine. Pada umumnya arsen tidak berbau, tetapi beberapa senyawanya dapat

mengeluarkan bau bawang putih. Racun arsen pada umumnya mudah larut dalam air,

khususnya dalam air panas .

Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa  arsen

trioksida  misalnya pernah digunakan sebagai  tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-2 mg.

Dalam jangka panjang, penggunaan  tonikum ini ternyata telah menyebabkan  timbulnya

gejala intoksikasi arsen kronis. Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk berbagai

infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba, spirocheta dan tripanosoma, tetapi

kemudian tidak lagi digunakan karena ditemukannya obat lain yang lebih aman. Arsen dalam

dosis kecil sampai saat ini  juga masih digunakan sebagai obat pada  resep homeopathi .

Bermacam-macam bentuk senyawa kimia dari arsen ini yaitu sebagai berikut ;

1.      Arsen triokasida (As2O3), ialah bentuk garam inorganic dan bentuk trivial dari asam

arsenat (H4AsO4) berwarna putih dan padat seperti gula.

2.      Arsen pentaoksida (As2O5)

3.      Arsenat (misalnya : PbHAsO4), ialah bentuk garam dari asam arsenat, merupakan

senyawa arsen yang banyak dijumpai di alam dan bersifat kurang toksik.

4.      Arsen organic, arsen berikatan kovalen dengan rantai karbon alifatik atau struktur

cincin,dimana arsen terikat dalam bentuk trivalent ataupun pentavalen.Bentuk senyawa arsen

ini kurang toksin dibandingkan denagn bentuk senyawa arsen inorganic trivalent.

Bentuk senyawa arsen yang paling beracun ialah gas arsin (AsH3),yang terbentuk bila asam

bereaksi dengan arsenat yang mengandung logam lain.

Selain dapat ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat ditemukan di industri

seperti industri pestisida, proses pengecoran logam maupun pusat tenaga geotermal. Elemen

yang mengandung arsen dalam jumlah sedikit atau komponen arsen organik (biasanya

ditemukan pada produk laut seperti ikan laut) biasanya tidak beracun(tidak toksik). Arsen

3

Page 4: referat keracunan arsenik

dapat dalam bentuk in organik bervalensi tiga dan bervalensi lima. Bentuk in organik arsen

bervalensi tiga adalah arsenik trioksid, sodium arsenik, dan arsenik triklorida.,  sedangkan 

bentuk in organik arsen bervalensi lima adalah arsenik pentosida, asam arsenik, dan arsenat

(Pb arsenat, Ca arsenat). Arsen bervalensi tiga (trioksid) merupakan bahan kimia yang cukup

potensial untuk menimbulkan terjadinya  keracunan akut.

2.2. Karakteristik Arsen

Arsen berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di air di

temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain (Wijanto, 2005).

Arsen secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor, dan sering

dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun. Ketika

dipanaskan, arsen akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsen, yang berbau seperti bau

bawang putih. Arsen dan beberapa senyawa arsen juga dapat langsung tersublimasi, berubah

dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu. Zat dasar arsen ditemukan dalam

dua bentuk padat yang berwarna kuning dan metalik, dengan berat jenis 1,97 dan 5,73.

2.3.     Sifat Kimia Arsen

Arsen, Sb, dan Bi, terutama terdapat sebagai mineral sulfide seperti mispickel,FeAsS,

atau stibnite,Sb2S3.

Arsen, Sb, dan Bi, diperoleh sebagai logamnya.semuanya membentuk Kristal yang

strukturnya mirip dengan fosfor hitam. Namun ketiga unsure tersebut tampak mengkilat dan

seperti logam, serta mempunyai tahanan masing-masing 30, 40, dan 105µΩ cm, yang bias

dibandingkan dengan logam-logam seperti Ti dan Mn (berturut-turut 42 dan 185 µΩ cm).

melalui reduksi oksidasinya dengan karbon dan hydrogen. Logamnya terbakar pada

pemanasan dalam oksigen menghasilkan oksida.

Arsen trihalida mirip dengan trihalida fosfor. SbCl3 berbeda karena ia larut dalam

sejumlah air yang terbatas menghasilkan larutan jernih, yang dalam pengenceran

menghasilkan okso klorida yang tidak terlarut seperti SbOCl dan Sb4O5Cl2. Tidak ada ion

Sb3+ sederhana dalam larutan BiCl3, suatu padatan Kristal putih, terhidrolisis oleh air

menjadi BiOCl namun reaksi ini di bolak=balik : BiCl3 + H2O ↔ BiOCl + 2 HCl.

Arsen membentuk As4S3, As4S4, As2S3, dan As2S5 dengan interaksi langsung. Dua

yang terakhir juga dapat mengendap dari larutan asam hidroklorida   dan   

dengan  S. As2S3 tidak larut dalam air dan asam, namun larut sebagai asam dalam

larutan alkalin sulfide menghasilkan anionlhio. As 2S5 berperilaku sama. As4S4 yang

terdapat sebagai mineral realgar, mempunyai struktur dengan tetrahedron As4.

4

Page 5: referat keracunan arsenik

2.4.    Sumber Pencemaran Oleh Arsen

Keberadaan arsen di alam (meliputi keberadaan di batuan (tanah) dan sedimen, udara,

air dan biota), produksi arsen di dalam industri, penggunaan dan sumber pencemaran arsen di

lingkungan.

A. Keberadaan Arsen di Alam

a.Batuan (Tanah) dan Sedimen

Di batuan atau tanah, arsen (As) terdistribusi sebagai mineral. Kadar As

tertinggi dalam bentuk arsenida dari amalgam tembaga, timah hitam, perak dan

bentuk sulfida dari emas. Mineral lain yang mengandung arsen adalah arsenopyrite

(FeAsS), realgar (As4S4) dan orpiment (As2S3). Secara kasar kandungan arsen di

bumi antara 1,5-2 mglkg (NAS, 1977). Bentuk oksida arsen banyak ditemukan pada

deposit/sedimen dan akan stabil bila berada di lingkungan.

Tanah yang tidak terkontaminasi arsen ditemukan mengandung kadar As

antara 0,240 mg/kg, sedang yang terkontaminasi mengandung kadar As rata-rata lebih

dari 550 mg/kg (Walsh & Keeney, 1975).

Secara alami kandungan arsen dalam sedimen biasanya di bawah 10 mg/kg

berat kering. Sedimen bagian bawah dapat terjadi karena kontaminasi yang berasal

dari sumber buatan kering ditemukan pada sedimen bagian bawah yang dekat dengan

buangan pelelehan tembaga.

b.Udara

Zat padat di udara (total suspended particulate = TSP) mengandung senyawa

arsen dalam bentuk anorganik dan organik (Johnson & Braman, 1975). Crecelius

(1974) menunjukkan bahwa hanya 35% arsen anorganik terlarut dalam air hujan. Di

lokasi tercemar, kadar As di udara ambien kurang dari satu gram per meter kubik

(Peirson, et al 1974; Johnson & Braman, 1975).

c.Air

Beberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukup tinggi sehingga dapat

merembes ke air tanah. Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen tertinggi adalah

daerah aluvial yang merupakan endapan lumpur sungai dan tanah dengan kaya bahan

organik. Arsenik dalam air tanah bersifat alami dan dilepaskan dari sedimen ke dalam

air tanah karena tidak adanya oksigen pada lapisan di bawah permukaan tanah

(www.wikipedia.org, 2009).

Arsen terlarut dalam air dalam bentuk organik dan anorganik (Braman, 1973;

Crecelius, 1974). Jenis arsen bentuk organik adalah methylarsenic acid dan

5

Page 6: referat keracunan arsenik

methylarsenic acid, sedang anorganik dalam bentuk arsenit dan arsenat. Arsen dapat

ditemukan pada air permukaan, air sungai, air danau, air sumur dalam, air mengalir,

serta pada air di lokasi di mana terdapat aktivitas panas bumi (geothermal).

d. Biota

Penyerapan ion arsenat dalam tanah oleh komponen besi dan aluminium,

sebagian besar merupakan kebalikan dari penyerapan arsen pada tanaman (WaIlsh,

1977). Kandungan arsen dalam tanaman yang tumbuh pada tanah yang tidak

tercemari pestisida bervariasi antara 0,01-5 mg/kg berat kering (NAS, 1977).

Tanaman yang tumbuh pada tanah yang terkontaminasi arsen selayaknya

mengandung kadar arsen tinggi, khususnya di bagian akar (Walsh & Keene, 1975;

Grant & Dobbs, 1977). Beberapa rerumputan yang mengandung kadar arsen tinggi

merupakan petunjuk/indikator kandungan arsen dalam tanah (Porter & Peterson,

1975). Selain itu, ganggang laut dan rumput laut juga umumnya mengandung

sejumlah kecil arsen.

B. Produksi dalam Industri

Berdasarkan data yang digunakan dari Biro Pertambangan Amerika Serikat

(Nelson, 1977), dapat diperkirakan bahwa total produksi senyawa arsen di dunia

mulai tahun 1975 sekitar 600.000 ton. Negara-negara produser utama adalah: China,

Peru, Swedia, USA dan USSR. Negara-negara tersebut mampu mencukupi sampai

90% produk dunia. Arsen trivalen adalah basis utama industri kimia arsen dan

merupakan produk samping dalam pelelehan bijih tembaga dan timah hitam.

C. Penggunaan Senyawa Arsen

Arsen banyak digunakan dalam berbagai bidang, yaitu salah satunya dalam

bidang pertanian. Di dalam pertanian, senyawa timah arsenat, tembaga acetoarsenit,

natrium arsenit, kalsium arsenat dan senyawa arsen organik digunakan sebagai

pestisida.

Sebagian tembakau yang tumbuh di Amerika Serikat, perlu diberi pestisida

yang mengandung arsen untuk mengendalikan serangga yang menjadi hama tanaman

tersebut selama masa pertumbuhannya. Tembakau ini akan digunakan sebagai bahan

baku pembuatan rokok.

2.5.     Toksisitas

Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk organik tampaknya

memiliki toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk arsenik anorganik.. Penelitian telah

menunjukkan bahwa arsenites (trivalen bentuk) memiliki toksisitas akut yang lebih tinggi

6

Page 7: referat keracunan arsenik

daripada arsenates (pentavalent bentuk). Minimal dosis akut arsenik yang mematikan pada

orang dewasa diperkirakan 70-200 mg atau 1 mg/kg/hari. Sebagian besar melaporkan

keracunan arsenik tidak disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh salah satu senyawa arsen,

terutama arsenik trioksida, yang sekitar 500 kali lebih beracun daripada arsenikum murni.

Gejalanya antara lain: sakit di daerah perut, produksi air liur berlebihan, muntah, rasa haus

dan kekakuan di tenggorokan, suara serak dan kesulitan berbicara, masalah muntah

(kehijauan atau kekuningan, kadang-kadang bernoda darah), diare, tenesmus, sakit pada

organ kemih, kejang-kejang dan kram, keringat basah, lividity dari ekstremitas, wajah pucat,

mata merah dan berair (www.wikipedia.org, 2009).

Gejala keracunan arsenik ringan mulai dengan sakit kepala dan dapat berkembang menjadi

ringan dan biasanya, jika tidak diobati, akan mengakibatkan kematian (www.wikipedia.org,

2009).

2.6.     Mekanisme Terjadinya Toksisitas

Mekanisme Masuknya Arsen dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari

makanan/minuman. Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus

kemudian masuk ke peredaran darah (Wijanto, 2005).

Arsen adalah racun yang bekerja dalam sel secara umum.Hal tersebut terjadi apabila arsen

terikat dengan gugus sulfhidril (-SH), terutama yang berada dalam enzim.Salah satu system

enzim tersebut ialah kompleks.piruvat dehidrogenase yang berfungsi untuk oksidasi

dekarboksilasi piruvat menjadi Co-A dan CO2 sebelummasuk dalam siklus TOA

(tricarbocyclic acid). Dimana enzim tersebut terdiri dari beberapa enzim dan kofaktor.Reaksi

tersebut melibatkan transasetilasi yang mengikat koenzim A(CoA-SH) untuk membentuk

asetil CoA dan dihidrolipoil-enzim, yang mengandung dua gugus sulfhidril.Kelompok

sulfhidril sangat berperan mengikat arsen trivial yang membentuk kelat.kelat dari dihidrofil-

arsenat dapat menghambat reoksidasi dari kelompok akibatnya bila arsen terikat dengan

system enzim, akan terjadi akumulasi asam piruvat dalam darah.

     Arsenat juga memisahkan oksigen dan fosfolirasi pada fase kedua dari glikolosis dengan

jalan berkompetisi dengan fosfat dalama reaksi gliseraldehid dehidrogenase.Dengan adanya

pengikatan arsenat reaksi gliseraldehid-3-fosfat, akibatnya tidak terjadi proses enzimatik

hidrolisis menjadi 3-fosfogliserat dan tidak memproduksi ATP.Selama Arsen bergabung

dengan gugus –SH,maupun gugus –SH yang terdapat dalam enzim,maka akan banyak ikatan

As dalam hati yang terikat sebagai enzim metabolic.Karena adanya protein yang juga

mengandung gugus –SH terikat dengan As, maka hal inilah yang meneyebbkan As juga

7

Page 8: referat keracunan arsenik

ditemukan dalam rambut, kuku dan tulang.Karena eratnya As bergabung dengan gugus –SH,

maka arsen masih dapat terdeteksi dalam rambut dan tulang bebrapa tahun kemudian.

2.7.   Gejala Toksisitas Arsen

A. Toksisitas Akut

Toksisitas akut arsen biasanya memperlihatkan gejala sakit perut, gejala tersebut

disebabkan oleh adanya vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) yang akan mengakibatkan

terbentuknya vesikel (lepuh) pada lapisan submukose lambung dan usus. Gangguan tersebut

mengakibatkan rasa mual, muntah, diare (kadang bercampur darah) dan sakit perut yang

sangat. Bau napas seperti bawang putih, diare profus menyebabkan banyak cairan tubuh

keluar sehingga menyebabkan gejala hipontesi. Terjadinya diare profus menyebabakan

banyak larutan protein terbuang keluar tubuh,sehingga mengakibatkan usus ridak berfungsi

normal (enteropati). Arsen juga dapat menyebabkan peningkatan aktivitas mitotik pada sel

hati. Gas arsenik dapat mengakibatkan hemolisis dalam waktu 3-4 jam dan mengakibatkan

nekrosis tubulus ginjal akut sehingga terjadi kegagalan ginjal.

   Tanda-tanda toksisitas As yang akut juga terlihat jelas ialah dengan ditemukannya

gejala rambut rontok kebotakan (alopesia) , tidak berfungsinya saraf tepi yang ditandai

dengan kelumpukan anggota gerak bagian bawah,kaki lemas,persendian tangan lumpuh, dan

daya reflex menurun.

B.  Toksisitas kronis

Terjadinya toksisitas kronis biasanya melibatkan sejumlah populasi penduduk yang 

tinggal dalam suatu kawasan  pencemarn lingkungan oleh arsen dari limbah industri

pestisida, pabrik kertas, bubur pulp dan sebagainya. Epidemiologi penyakit toksisitas arsen

kronis terjadi pada sebuah populasi penduduk di Bangladesh yang mengonsumsi air tanah

yang mengandung arsen.

Konsentrasi arsen dalam air tanah pada daerah tersebut dapat mencapai 10 sampai

1820 mg/l. Gejala akan timbul dalm waktu 2 sampai 8 minggu sejak penderita mulai

mengonsumsi air yang terkontaminasi tersebut. Gejala yang jelas terlihat adalah adanya

kelainan pada kulit dan kuku, terciri dengan adanya hyperkeratosis, hiperpigmentasi,

dermatitis dengan terkelupasnya kulit  dan adanya warna putih pada persambungan kulit dan

kuku.

Toksisitas As kronik juga dapat meningkatkan penyebab risiko terjadinya kanker pada

kulit, paru-paru, hati (liver-angiosarkoma), kantung kencing, ginjal, dan kolon. Beberapa

kelompok peneliti menyatakan bahwa keracunan kronis A dapat menyebabkan hepatotoksik

hidroarsenicisme (karena mengonsumsi air minum yang terkontaminasi As), hal tersebut

8

Page 9: referat keracunan arsenik

terjadi setelah 1-15 tahun sejak mengonsumsi air tersebut. Hepatomegali (pembesaran hati)

terjadi pada 76,7% dari 248 pasien yang dirawat karena kasus toksisitas kronis As ini.

Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gejala kerusakan hati ditandai dengan kolestasis,

hiperbilirubinemia dan peningkatan aktivitas enzim alkaline fosfatase yang disertai dengan

tingginya konsentrasi arsenik dalam urine.

  Gangguan saraf perifer akan mulai terlihat pada fase lanjut.Saraf kaki akanlebih parah

dari pada saraf tangan , menyebabkan kulumpuhan pada saraf motorik dan sensorik.Terlihat

kecenderungan terjadinya ulcer (borok) dalam saluran pencernaan, hepatitis kronis, dan

sirosis.

   Pada pemeriksaan darah tepi terlihat adanya pansitopeni (sel darah

berkurang),terutama neutropeni (sel darah putih menurun).produksi sel darah merah berhenti

dan adanya gambaran basophilic stippling.Anemia yang ada hubungannya dengan defisiensi

asam folat juga terlihat.

   Pada penelitian epidemiologi, nyata hubungan antara toksisitas kronis dari arsen

trivial dan arsen pentavalen dengan ditemukannya kasus kanker paru,kanker limfa, dan

kanker kulit.

2.8.   Dampak Toksisitas Arsen

Sekitar 90% arsen yang diabsorbsi dalam tubuh manusia tersimpan dalam

hati,ginjal,dinding saluaran pencernaan,limfa, dan paru. Juga tersimpan dalam jumlah sedikit

dalam rambut dan kuku serta dapat terdeteksi dalam waktu lama, yaitu beberapa tahun setelah

keracunan kronis.Di dalam darah yang normal ditemukan arsen 0,2µg/100ml. sedangkan

pada kondisi keracunan ditemukan 10µg/100ml dan pada oarng yang mati keracunan arsen

ditemukan 60-90µg/100ml.

2.9. Pencegahan Terjadinya  Paparan Arsen

Usaha pencegahan terjadinya paparan arsen secara umum  adalah pemakaian alat

proteksi diri bagi semua individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen. Alat proteksi

diri tersebut misalnya :

- Masker yang memadai

- Sarung tangan yang memadai

- Tutup kepala

- Kacamata khusus

Usaha pencegahan lain adalah melakukan surveilance medis, yaitu pemeriksaan

kesehatan dan laboratorium yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Jika keadaan dianggap

luar biasa, dapat dilakukan biomonitoring arsen di dalam urine.

9

Page 10: referat keracunan arsenik

Usaha pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar arsen yang berlebihan adalah

perlu dilakukan pemeriksaan kualitas udara (indoor), terutama kadar arsen dalam patikel

debu. Pemeriksaan kualitas udara tersebut setidaknya dilakukan setiap tiga bulan. Ventilasi

tempat kerja harus baik, agar sirkulasi udara dapat lancar.

2.10 Cara Menanggulangi Toksisitas Arsen

Pada pengobatan kasus keracunan As

Pada kasus keracunan akut, perlu segera diberi obat suportif dan simptomatik untuk

mencegah terjadinya gejala neuropati. Pengobatan dengan pemberian khelasi spesifik yaitu

BAL. Standar pemberian BAL ialah 3-5 mg/kg yang diberikan setiap 4 jam selama 2 hari

diikuti dengan pemberian 2,5 mg/kg setiap 6 jam selama 2 hari. Kemudian diberikan 2,5

mg/kg setiap 12 jam selama 1 minggu. Pada periode pemberian pengobatan tersebut, sampel

urine diperiksa setiap 24 jam dan pengobatan segera dihentikan jika konsentrasi As dalam

urine kurang dari 50 mg. pengobatan BAL sering diikuti dengan pemberian penisilamin yang

diberikan setiap 6 jam selama 5 hari.

Pada kasus keracunan kronis, tindakan pertama yang dilakukan ialah menghilangkan

sumber kontaminasi dari penderita. Pengobatan sistem kelasi tidak dianjurkan, karena As

mempunyai waktu paruh biologik hanya sekitar 3-4 hari.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

10

Page 11: referat keracunan arsenik

1.   Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan  berwarna metal (steel-grey).

2.   Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk organik tampaknya memiliki

toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk arsenik anorganik.

3.   Cara pencegahan paparan arsen dengan menggunakan alat proteksi diri dan melakukkan

surveilance medis.

B.     Saran

Untuk menghindari terjadinya keracunan akibat paparan arsen melalui udara, air,

tanah,biota dan kegiatan industry maka yang harus dilakukan adalah menggunakkan alat

proteksi diri , seperti memakai masker, sarung tangan, kacamata dll saat berada di lingkungan

kerja yang berhubungan dengan pertambangan. Selain itu melakukkan surveilance medis

setiap tahun secara rutin. Ini ditujukan agar tidak terjadinya keracunan akibat paparan Arsen.

DAFTAR PUSTAKA

1. Cotton dan Wilkinson . 2009 . Kimia Anorganik Dasar . Jakarta : UI-Press

11

Page 12: referat keracunan arsenik

2. Darmono . 2006 . Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya Dengan Toksikologi

Seyawa Logam . Jakarta . UI-Press

3. Adnan Agnesa. 2010. Makalah Toksikologi Industri ARSEN. http://kesmas-

unsoed.blogspot.com/2010/10/makalah-toksikologi-industri-arsen.html.30 Maret 2012

4. Fhazira. 2010. Logam Berat Arsen. http://chitralestari.blogspot.com/2010/09/logam-

berat-arsen.html. 30 Maret 2012

5. Darmono . 2009 . Farmasi Forensik dan Toksikologi . Jakarta : UI-Press

6. http://id.wikipedia.org/wiki/Arsen

Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan

memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu. Arsenik dan senyawa arsenik

digunakan sebagai pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam berbagai aloy.

12

Page 13: referat keracunan arsenik

Sifat-sifat Arsenik

Arsenik secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan Fosfor, dan sering dapat

digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga beracun. Ketika

dipanaskan, arsenik akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsenik, yang berbau seperti bau

bawang putih. Arsenik dan beberapa senyawa arsenik juga dapat langsung tersublimasi,

berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu. Zat dasar arsenik

ditemukan dalam dua bentuk padat yang berwarna kuning dan metalik, dengan berat

jenis 1,97 dan 5,73.

Arsen dalam peradaban

Kata arsenik dipinjam dari bahasa Persia زرنيخ Zarnik yang berarti "orpimen

kuning".Zarnik dipinjam dalam bahasa Yunani sebagai arsenikon. Arsenik dikenal dan

digunakan di Persia dan di banyak tempat lainnya sejak zaman dahulu. Bahan ini sering

digunakan untuk membunuh, dan gejala keracunan arsenik sulit dijelaskan, sampai

ditemukannyates Marsh, tes kimia sensitif untuk mengetes keberadaan arsenik. Karena sering

digunakan oleh para penguasa untuk menyingkirkan lawan-lawannya dan karena daya

bunuhnya yang luar biasa serta sulit dideteksi, arsenik disebut Racun para raja, dan Raja dari

semua racun.

Dalam zaman Perunggu, arsenik sering digunakan di perunggu, yang membuat campuran

tersebut lebih keras.

Warangan, yang sering digunakan sebagai bahan pelapis permukaan keris, mengandung

bahan utama arsen. Arsen membangkitkan penampilan pamor keris dengan mempertegas

kontras pada pamor. Selain itu, arsen juga meningkatkan daya bunuh senjata tikam itu.

Albertus Magnus dipercaya sebagai orang pertama yang menemukan bagaimana mengisolasi

elemen ini di tahun 1250. Pada tahun 1649 Johan Schroeder mempublikasi 2 cara

menyiapkan arsenik.

Lambang alkimia untuk arsenik tampak di sebelah.

Pada zaman Ratu Victoria di Britania Raya, arsenik dicampurkan dengan cuka dankapur dan

dimakan oleh kaum perempuan untuk meningkatkan penampilan wajah mereka, membuat

kulit mereka lebih putih untuk menunjukkan bahwa mereka tidak bekerja di ladang. Arsenik

juga digosokkan di muka dan di lengan kaum perempuan untuk memutihkan kulit mereka.

Namun ini sangat tidak dianjurkan sekarang.

13

Page 14: referat keracunan arsenik

Arsen dan lingkungan

Beberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukup tinggi sehingga dapat merembes

ke air tanah. WHO menetapkan ambang aman tertinggi arsen di air tanah sebesar

50 ppb (bagian per milyar). Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen tertinggi adalah

daerah aluvial yang merupakan endapan lumpur sungai dan tanah dengan kaya bahan

organik. Diperkirakan sekitar 57 juta orang meminum air tanah yang terkontaminasi arsen

berlebih, sehingga berpotensi meracun. Arsenik dalam air tanah bersifat alami, dan

dilepaskan dari sedimen ke dalam air tanah karena tidak adanya oksigen pada lapisan di

bawah permukaan tanah. Air tanah ini mulai dipergunakan setelah sejumlah LSM dari barat

meneliti program air sumur besar-besaran pada akhir abad ke-20, namun gagal menemukan

keberadaan arsenik dalam air tanah. Diperkirakan sebagai keracunan masal terburuk dalam

sejarah dan mungkin musibah lingkungan terparah dalam sejarah. Di Banglades terjadi

epidemik keracunan masal disebabkan oleh arsenik.

Banyak negara lain di Asia, seperti Vietnam, Kamboja, Indonesia, dan Tibet [4] , diduga

memiliki lingkungan geologi yang serupa dan kondusif untuk menghasilkan air tanah yang

mengandung arsenik dalam kadar yang tinggi.

Manfaat

Timbal biarsenat telah digunakan di abad ke-20 sebagai insektisida untuk buah namun

mengakibatkan kerusakan otak para pekerja yang menyemprotnya. Selama abad ke-19,

senyawa arsen telah digunakan dalam bidang obat-obatan tetapi kebanyakan sekarang telah

digantikan dengan obat-obatan modern.

Kegunaan lain:

Berbagai macam insektisida dan racun

Galium arsenida adalah material semikonduktor penting dalam sirkuit terpadu. Sirkuit dibuat

menggunakan komponen ini lebih cepat tapi juga lebih mahal daripada terbuat dari silikon.

Berbagai macam senyawa

Asam arsenat (H3AsO4)

Asam arsenit (H3AsO3)

Arsen trioksida (As2O3)

Arsin (Arsen Trihidrida AsH3)

Kadmium arsenida (Cd3As2)

Galium arsenida (GaAs)

Timbal biarsenat (PbHAsO4)

14

Page 15: referat keracunan arsenik

15

Page 16: referat keracunan arsenik

KERACUNAN ARSEN

As2O3 atau arsen trioksida atau disebut juga acidum arsenicosum merupakan senyawa yang

sering dan penting artinya dalam hubungannya dengan keracunan. As2O3 ini berupa serbuk

putih atau kadang kristal halus dengan sedikit rasa (lemah) bahkan dapat dikatakan tidak

berasa sama sekali dan tidak berbau. Mudah larut dalam asam lambung, dalam bentuk gas

biasanya berbau bawang putih. Senyawa arsenik ini banyak ditemukan dalam bidang

pertanian (rodenticide), industri (sebagai pengotoran dari zat warna, mordant) maupun dalam

bidang pengobatan (sedian-sedian yang mengandung arsenikum baik sebagai senyawa

anorganik maupun organik). Bentuk lain dari arsenikum ini adalah Arsine dan Ethylarsine

dimana berada dalam bentuk gas.

Arsen dalam bentuk metal tidak beracun, yang beracun adalah dalam bentuk garam. Arsen

mengiritasi jaringan, menekan sisem saraf dan menghalangi respirasi. Arsen tidak berwarna,

tadak berbau (As2O3) dan tidak berasa. Bentuknya seperti bubuk giling, tidak larut dalam air.

Jumlah yang sangat sedikit sudah dapat membunuh seseorang (30-300 mg). Cara kerja

keracunan akut berupa gangguan metabolisme seluler dengan menghambat sistem enzim

sulfhidril, selain itu arsen dianggap merupakan racun kapiler dan menyebabkan dilatasi

kapiler. Timbulnya gejala biasanya dalam waktu 2 jam setelah masuknya racun. Arsen

menyebabkan :

rasa terbakar pada tenggorokan, retrosternum dan epigastrium; rasa sangat haus disertai mual,

muntah dan diare

nyeri akut pada abdomen, mungkin karena perforasi lambung

tenesmus yang disertai tinja berwarna hitam karena banyak mengandung darah dan banyak

mengandung cairan seperti diare pada kolera

berkurangnya produksi urin, terdapatnya sel darah merah pada urin dan selanjutnya dapat

mengalami gagal ginjal

gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit mengakibatkan dehidrasi dan kejang otot.

Pasien menjadi gelisah

tanda syok akan menonjol pada tahap menjelang kematian

koma, kejang dan meinggal

16

Page 17: referat keracunan arsenik

Ada 4 tipe gejala keracunan:

Acute Paralytic

Timbul mendadak setelah korban keracunan dengan dosis besar serta absorbsinya berjalan

sangat cepat. Gejala yang menonjol adalah akibat depresi susunan saraf pusat yang hebat

khususnya pusat-pusat vital dimedulla, antara lain:

Circulatory collapse dengan tekanan darah turun/rendah

Denyut nadi cepat dan lemah

Pernafasan sukar dan dalam

Stupor atau semicomatous

Kadang-kadang kejang dan adakalanya tampak/ tidak tampak gejala iritasi gastrointestinal

Kematian terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam.

Gastrointestinal Type

Merupakan gejala yang paling utama dijumpai dan khas, akibat lesi-lesi pada lambung, usus

maupun organ-organ parenchym segera setelah keracunan, timbul muntah dan diikuti

diarrhea setelah 1-2 jam kemudian.

Rasa sakit dan cramp pada perut

Rasa haus yang hebat, sakit tenggorokan

Mulut terasa kering

Muntah berkepanjangan, kadang-kadang bercampur darah

Profuse diarrhea dengan faeces bercampur darah.

Gejala klinis diatas sangat inddividual, dimana satu penderita condong menunjukkan gejala

profuse diarrhea sebagai gejala utama, yang lain lebih condong menunjukkan gejala muntah

atau kombinasi dari gejala-gejala tersebut pada penderita lainnya.

Bila kasus keracunan lebih hebat maka timbul gejala seperti muka kebiruan dan cemas, kulit

pucat dan dingin, cramp pada kaki bagian atas, delirium, albuminuria, retensi urin, serta

dehidrasi akibat hilangnya cairan tubuh.

Kematian terjadi dalam beberapa jam sampai beberapa hari dan apabila penderita dapat

melewati serangan pertama, masih ada kemungkinan untuk bertahan hidup.

Subacute Type

Timbul apabila senyawa arsenikum diberikan dalam dosis kecil berulang kali dalam interval

waktu tertentu, atau akibat pemberian dalam dosis besar tetapi tidak segera menimbulkan

kematian dan menimbulkan efek keracunan selama dieksresikan (slow excretion).

17

Page 18: referat keracunan arsenik

Gejalanya:

Degenerasi toksik pada hepar yang kemudian berkembang menjadi acute/subacuteyellow

atrophy disertai toxic jaundice hebat.

Perdarahan multiple pada lapisan sub serosa jaringan

Traktus Gastrointestinal mengalami inflamasi dan kronis serta diarhea berkepanjangan

Cramp dan dehidrasi

Ginjal mengalami nephrosis dengan albuminuria dan hematuria

Skin eruption, bengkak seluruh tubuh, beberapa kasus tampak penderita mengalami keratosis

kulit, berat badan menurun serta keadaan umum korban makin buruk.

Kematian dapat terjadi beberapa hari kemudian.

Chronic Type

Type ini dapat berkembang/ terjadi setelah gejala akut mereda. Tampak gejala-gejala:

Paralyse dan atrofi otot-otot tangan dan kaki sebagai akibat neuritis kronis disertai dengan

degenerasi saraf yang dimulai dari bagian perifer dan berjalan ke arah sentral.

Anaesthesia

Rambut dan kuku rontok

Kadang tampak gastroentritis kronis disertai anoreksia, nausea, dan diare

Kulit mengalami hiperkeratosis dan hiperpigmentasi

Mata mengalami hiperkeratosis, kelopak mata bengkak

Garis melintang pada kuku berwarna putih.

Hiperkeratosis terutama tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki

Pada kasus racun arsen dalam bentuk serbuk arsen, pasien akan batuk darah dengan dahak

yang berbusa, gangguan pernapasan dan sianosis. Selanjutnya mungkin mengalami edema

paru akut. Kematian mendadak akibat syok mungkin terjadi karena arsen dalam dosis tinggi.

Tetapi pada beberapa kasus, arsen dalam jumlah besar akan menyebabkan muntah sehingga

mengeluarkan sebagian besar racun tersebut dan pasiennya selamat. Pada beberapa kasus,

gejala-gejala pada sistem pencernaan sangat minimal, bahkan tidak sama sekali. Pasien

merasa pusing, nyeri prekordium, delirium, kehilangan kesadaran dan meninggal. Paralisis

seluruh anggota badan mungkin terjadi sebelum kematian.

Pada kasus kematian akibat keracunan arsen, pemeriksaan luar didapatkan tanda-tanda

dehidrasi, seperti mata cekung dan penonjolan tulang-tulang wajah. Pada pemeriksaan dalam,

mukosa mulut biasanya normal tetapi bisa tampak tanda-tanda inflamasi. Mukosa sistem

18

Page 19: referat keracunan arsenik

pencernaan mengalami inflamasi, berwarna merah disertai perdarahan submukosa. Membran

mukosa mempunyai rugae dan di antara rugae bisa ditemukan lendir yang kental dan

mengikat partikel racun. Isi lambung berwarna gelap.

Untuk mendiagnosis keracunan akibat arsen dilakukan pemeriksaan toksikologi pada isi

lambung. Pada kasus keracunan kronis, pemeriksaan terhadap rambut, kuku, dan tulang akan

memberikan hasil positif.

19