Referat Isk

14
 Pendahuluan Infeksi saluran kemih (ISK) ialah istilah umum untuk menyatakan adanya pertumbuhan  bakteri di dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih. Pertumbuhan bakteri yang mencapai 1. unit k!l!ni per ml urin segar yang diambil pagi hari, digunakan sebagai batasan diagn!sis ISK. Infeksi salu ran kemih mer upa kan penyebab demam kedua ters erin g setelah inf eksi akut saluran nafas pada anak berusia kurang dari " tahun. Pada kel!mp!k ini angka kejadian ISK mencapai #$. %ngka kejadian ISK ber&ariasi, tergantung umur dan jenis kelamin. %ngka kejadian pada ne!natus kurang bulan adalah sebesar '$, sedangkan pada ne!natus cukup  bulan 1$. Pada anak dibaah 1 tahun ISK ditemukan pada ',#$ anak perempuan dan 1,1$ anak lakilaki. *i agn! si s yang akur at da n cepa t da pa t me nc egah pe nd er it a ISK da ri k! mp li ka si  pembentukan parut ginjal dengan segala k!nsekuensi jangka panjangnya seperti hipertensi dan gagal ginjal kr!nik. 1 +ani festasi kl inis ISK san ga t ber&ariasi da n terg antung pada umur , mu lai dengan asimt!matik hingga gejala yang berat, sehingga ISK sering tidak terdeteksi baik !leh tenaga medis maupun !leh !rangtua. Kesalahan dalam menegakkan diagn!sis (underdiagn!sis atau !&erdiagn!sis) akan sangat merugikan. nderdiagn!sis dapat berakibat penyakit berlanjut ke arah kerusakan ginjal karena tidak diterapi. Sebaliknya !&erdiagn!sis menyebabkan anak akan menjalani pemeriksaan dan peng!batan yang tidak perlu. -ila diagn!sis ISK sudah ditegakkan, perlu ditentukan l!kasi dan beratnya in&asi ke jaringan, karena akan menentukan tata laksana dan m!rbiditas peny akit. *iagn!sis dan tata laksana ISK yang adekuat bertujuan untu k menceg ah atau mengurang i risik! terjadiny a k!mplikasi jangka panjan g seperti parut ginjal, hipertensi, dan gagal ginjal kr!nik Epidemiologi Pre&alensi infeksi saluran kemih berubahubah sesuai dengan jenis kelamin dan umur. Infeksi saluran kemih simpt!matis terjadi pada kirakira 1./1. bayi baru lahir. Infeksi saluran kemih lebih umum terjadi pada lakilaki yang tidak di khitan. Sesudahnya, infeksi lebih banyak terjadi pada anita. Infeksi saluran kemih simpt!matis dan asimpt!matis terjadi  pada 1," 0 1,$ anak perempuan di usia sek!lah dan paling banyak terjadi pada g!l!ngan 0

description

infeksi saluran kemih

Transcript of Referat Isk

Infeksi Saluran Kemih

Pendahuluan

Infeksi saluran kemih (ISK) ialah istilah umum untuk menyatakan adanya pertumbuhan bakteri di dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih. Pertumbuhan bakteri yang mencapai 100.000 unit koloni per ml urin segar yang diambil pagi hari, digunakan sebagai batasan diagnosis ISK.Infeksi saluran kemih merupakan penyebab demam kedua tersering setelah infeksi akut saluran nafas pada anak berusia kurang dari 2 tahun. Pada kelompok ini angka kejadian ISK mencapai 5%. Angka kejadian ISK bervariasi, tergantung umur dan jenis kelamin. Angka kejadian pada neonatus kurang bulan adalah sebesar 3%, sedangkan pada neonatus cukup bulan 1%. Pada anak dibawah 10 tahun ISK ditemukan pada 3,5% anak perempuan dan 1,1% anak laki-laki.

Diagnosis yang akurat dan cepat dapat mencegah penderita ISK dari komplikasi pembentukan parut ginjal dengan segala konsekuensi jangka panjangnya seperti hipertensi dan gagal ginjal kronik.1Manifestasi klinis ISK sangat bervariasi dan tergantung pada umur, mulai dengan asimtomatik hingga gejala yang berat, sehingga ISK sering tidak terdeteksi baik oleh tenaga medis maupun oleh orangtua. Kesalahan dalam menegakkan diagnosis (underdiagnosis atau overdiagnosis) akan sangat merugikan. Underdiagnosis dapat berakibat penyakit berlanjut ke arah kerusakan ginjal karena tidak diterapi. Sebaliknya overdiagnosis menyebabkan anak akan menjalani pemeriksaan dan pengobatan yang tidak perlu. Bila diagnosis ISK sudah ditegakkan, perlu ditentukan lokasi dan beratnya invasi ke jaringan, karena akan menentukan tata laksana dan morbiditas penyakit. Diagnosis dan tata laksana ISK yang adekuat bertujuan untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadinya komplikasi jangka panjang seperti parut ginjal, hipertensi, dan gagal ginjal kronikEpidemiologiPrevalensi infeksi saluran kemih berubah-ubah sesuai dengan jenis kelamin dan umur. Infeksi saluran kemih simptomatis terjadi pada kira-kira 1.4/1.000 bayi baru lahir. Infeksi saluran kemih lebih umum terjadi pada laki-laki yang tidak di khitan. Sesudahnya, infeksi lebih banyak terjadi pada wanita. Infeksi saluran kemih simptomatis dan asimptomatis terjadi pada 1,2 1,9% anak perempuan di usia sekolah dan paling banyak terjadi pada golongan umur 7 sampai 10 tahun. Infeksi sangat jarang terjadi pada laki-laki dengan umur yang sama. Wanita yang sangat aktig secara seksual mempunyai resiko sistitis yang tinggi; baik wanita maupun laki-laki dewasa yang aktif secara seksual mengalami uretritis.2EtiologiEscherichia coli (E.coli) merupakan kuman penyebab tersering (60-80%) pada ISK serangan pertama. Kuman lai penyebab ISK antara lain adalah Proteus mirabilis, Klebsiella oksitoka, Proteus vulgaris, Pseudomonas aeruginosa, Enterobacte aerogenes, Morganela morganil, Staphylococcus, Enterococcus.1Infeksi saluran kemih terutama disebabkan oleh bakterii kolon.pada wanita, 75-90% dari semua infeksi disebabkan oleh Escherechia coli, diikuti oleh Klebsiella dan Proteus. Beberapa laporan menyatakan bahwa pada anak laki-laki yang berumur lebih dari 1 tahun, infeksi akibat Proteus sama banyaknya seperti E.coli, laporan lain menyatakan suatu organisme gram-positif dalam jumlah lebih besar pada laki-laki. Staphhylococcus saprophyticus terbukti merupakan patogen pada kedua jenis kelamin. Infeksi virus dapat pula terjadi.2Kuman penyebab infeksi saluran air kemih :

- Kuman gram negatif : E.Coli (85%), Klebsiela, Entero-bakter, Proteus, dan Pseudomonas.- Stafilokokus Aureus, Streptokokus fecalis, kuman anaerob, TBC, jamur, virus dan bentuk L bakteri protoplas.\ PatogenesisInfeksi dapat terjadi melalui penyebaran hematogen (neonatus) atau secara asending (anak-anak). Faktor predisposisi infeksi adalah fimosis, alir-balik vesikoureter (refluks vesikoureter), uropati obstruktif, kelainan kongenital buli-buli atau ginjal, dan diaper rash. Patogenesis infeksi saluran kemih sangat kompleks, karena tergantung dari banyak faktor seperti faktor pejamu (host) dan faktor organismenya. Bakteri dalam urin dapat berasal dari ginjal, pielum, ureter, vesika urinaria atau dari uretra. Beberapa faktor predisposisi ISK adalah obstruksi urin, kelainan struktur, urolitiasis, benda asing, refluks atau konstipasi yang lama. Pada bayi dan anak anak biasanya bakteri berasal dari tinjanya sendiri yang menjalar secara asending. Bakteri uropatogenik yang melekat pada pada sel uroepitelial, dapat mempengaruhi kontraktilitas otot polos dinding ureter, dan menyebabkan gangguan peristaltik ureter. Melekatnya bakteri ke sel uroepitelial, dapat meningkatkan virulensi bakteri tersebut.Mukosa kandung kemih dilapisi oleh glycoprotein mucin layer yang berfungsi sebagai anti bakteri. Robeknya lapisan ini dapat menyebabkan bakteri dapat melekat, membentuk koloni pada permukaan mukosa, masuk menembus epitel dan selanjutnya terjadi peradangan. Bakteri dari kandung kemih dapat naik ke ureter dan sampai ke ginjal melalui lapisan tipis cairan (films of fluid), apalagi bila ada refluks vesikoureter maupun refluks intrarenal. Bila hanya buli buli yang terinfeksi, dapat mengakibatkan iritasi dan spasme otot polos vesika urinaria, akibatnya rasa ingin miksi terus menerus (urgency) atau miksi berulang kali (frequency), sakit waktu miksi (dysuri). Mukosa vesika urinaria menjadi edema, meradang dan perdarahan (hematuria). Infeksi ginjal dapat terjadi melalui collecting system. Pelvis dan medula ginjal dapat rusak, baik akibat infeksi maupun oleh tekanan urin akibat refluks berupa atrofi ginjal. Pada pielonefritis akut dapat ditemukan fokus infeksi dalam parenkim ginjal, ginjal dapat membengkak, infiltrasi lekosit polimorfonuklear dalam jaringan interstitial, akibatnya fungsi ginjal dapat terganggu. Pada pielonefritis kronik akibat infeksi, adanya produk bakteri atau zat mediator toksik yang dihasilkan oleh sel yang rusak, mengakibatkan parut ginjal (renal scarring).Manifestasi Klinis

Gejala klinik ISK pada anak sangat bervariasi, ditentukan oleh intensitas reaksi peradangan, letak infeksi (ISK atas dan ISK bawah), dan umur pasien. Sebagian ISK pada anak merupakan ISK asimtomatik, umumnya ditemukan pada anak umur sekolah, terutama anak perempuan dan biasanya ditemukan pada uji tapis (screening programs). ISK asimtomatik umumnya tidak berlanjut menjadi pielonefritis dan prognosis jangka panjang baik. Pada masa neonatus, gejala klinik tidak spesifik dapat berupa apati, anoreksia, ikterus atau kolestatis, muntah, diare, demam, hipotermia, mau minum, oliguria, iritabel, atau distensi abdomen. Peningkatan suhu tidak begitu tinggi dan sering tidak terdeteksi. Kadang-kadang gejala klinik hanya berupa apati dan warna kulit keabu-abuan (grayish colour). Pada bayi sampai satu tahun, gejala klinik dapat berupa demam, penurunan berat badan, gagal tumbuh, nafsu makan berkurang, cengeng, kolik, muntah, diare, ikterus, dan distensi abdomen. Pada palpasi ginjal anak merasa kesakitan. Demam yang tinggi dapat disertai kejang. Pada umur lebih tinggi yaitu sampai 4 tahun, dapat terjadi demam yang tinggi hingga menyebabkan kejang, muntah dan diare bahkan dapat timbul dehidrasi. Pada anak besar gejala klinik umum biasanya berkurang dan lebih ringan, mulai tampak gejala klinik lokal saluran kemih berupa polakisuria, disuria, urgency, frequency, ngompol, sedangkan keluhan sakit perut, sakit pinggang, atau pireksia lebih jarang ditemukan. Pada pielonefritis dapat dijumpai demam tinggi disertai menggigil, gejala saluran cerna seperti mual, muntah, diare. Tekanan darah pada umumnya masih normal, dapat ditemukan nyeri pinggang. Gejala neurologis dapat berupa iritabel dan kejang. Nefritis bakterial fokal akut adalah salah satu bentuk pielonefritis, yang merupakan nefritis bakterial interstitial yang dulu dikenal sebagai nefropenia lobar. Pada sistitis, demam jarang melebihi 380 C, biasanya ditandai dengan nyeri pada perut bagian bawah, serta gangguan berkemih berupa frequensi, nyeri waktu berkemih, rasa diskomfort suprapubik, urgensi, kesulitan berkemih, retensio urin, dan enuresis.Bakteriuria asimptomatik sering terjadi; pada kebanyakan kasus, bila sudah terdapat gejala yang memberi kesan adanya infeksi saluran kemih atau di duga akan ada gejala-gejala tersebut. Manifestasi klinis seringkali gagal menunjukkan secara jelas apakah infeksi terbatas pada kandung kemih atau telah melibatkan ginjal. Pada bayi, biasanya terjadi demam, berat badan menurun, tidak dapat tumbuh dengan baik, nausea, muntah, diare dan ikterus. Pada anak dengan demam tanpa diketahui sebabnya, biakan urine harus di ambil untuk mengesampingkan infeksi saluran kemih. Dalam suatu penelitian pada bayi-bayi di ruang gawat darurat dengan suhu >38oC, tetapi tanpa suatu penyebab demam yang jelas. 75% menderita infeksi saluran kemmih. Proporsi ini lebih tinggi pada pasien wanita berkulit putih, dan naik sampai 17% pada wnita berkulit putih dengan suhu >39oC. Biakann urin harus diambil pada bayi yang demam. Kelak pada masa kanak-kanak, sering berkemih, sakit selama berkemih, inkontinensia urin yang berkaitan dengan urgensi, mengompol pada anak yang semula tidak lagi, sakit perut, dan urin berbau busuk mrupakan gejala yang sering terjadi. Sistitis kronis atau yang sering kambuh seringkali menjadi penyebab inkontinensia urin pada siang hari dan manifestasi ketidakstabilan kandug kemih lainnya yang mungkin menetap meskipun urin sudah menjadi steril.Kadang-kadang tampak hematuria sebagai tanda sistitis hemoragikka yang disebabkan oleh E.coli. pada pielonefritis akut, biasanya terjadi demam, mengigil dan sakit panggul atau perut serta nyeri tekan. Ginjal dapat membesar. Anak-anak dengan pielonefritis kronis seringkali tidak bergejala. Hipertensi arterial biasanya berkaitan dengan jaringan parut ginjal. Refluk nefropati yang biasanya dihubungkan dengan kombinasi refluk vesikoureter dan infeksi, menjadi penyebab sampai 15% kasus gagal ginjal stadium akhir pada anak di Amerika. Sepsis biasanya terjadi pada bayi dan anak yang lebih tua dengan infeksi dan obstruksi saluran kemih. Hiperamonemia dengan manifestasi sistem saraf pusat merupakan komplikasi yang jarang pada infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh Proteus dan terkait dengan statis atau obstruksi saluran kemih.Gejala klinis infeksi saluran air kemih bagian bawah secara klasik yaitu nyeri bila buang air kecil (dysuria), sering buang air kecil (frequency), dan ngompol. Gejala infeksi saluran kemih bagian bawah biasanya panas tinggi, gejala gejala sistemik, nyeri di daerah pinggang belakang. Namun demikian sulit membedakan infeksi saluran kemih bagian atas dan bagian bawah berdasarkan gejala klinis saja.2Gejala infeksi saluran kemih berdasarkan umur penderita adalah sebagai berikut :0-1 Bulan : Gangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah dan diare, kejang, koma, panas/hipotermia tanpa diketahui sebabnya, ikterus (sepsis).1 bln-2 thn : Panas/hipotermia tanpa diketahui sebabnya, gangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah, diare, kejang, koma, kolik (anak menjerit keras), air kemih berbau/berubah warna, kadang-kadang disertai nyeri perut/pinggang.2-6 thn : Panas/hipotermia tanpa diketahui sebabnya, tidak dapat menahan kencing, polakisuria, disuria, enuresis, air kemih berbau dan berubah warna, diare, muntah, gangguan pertumbuhan serta anoreksia.6-18 thn : Nyeri perut/pinggang, panas tanpa diketahui sebabnya, tak dapat menahan kencing, polakisuria, disuria, enuresis, air kemih berbau dan berubah warna.1DiagnosisDiagnosis ISK ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium yang dipastikan dengan biakan urin.ISK serangan pertama umumnya menunjukkan gejala klinik yang lebih jelas dibandingkan dengan infeksi berikutnya. Gangguan kemampuan mengontrol kandung kemih, pola berkemih, dan aliran urin dapat sebagai petunjuk untuk menentukan diagnosis. Demam merupakan gejala dan tanda klinik yang sering dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala ISK pada anak. Pemeriksaan tanda vital termasuk tekanan darah, pengukuran antropometrik, pemeriksaan massa dalam abdomen, kandung kemih, muara uretra, pemeriksaan neurologik ekstremitas bawah, tulang belakang untuk melihat ada tidaknya spina bifida, perlu dilakukan pada pasien ISK. Genitalia eksterna diperiksa untuk melihat kelainan fimosis, hipospadia, epispadia pada laki-laki atau sinekie vagina pada perempuan. Pemeriksaan urinalisis dan biakan urin adalah prosedur yang terpenting. Oleh sebab itu kualitas pemeriksaan urin memegang peran utama untuk menegakkan diagnosis. American Academy of Pediatrics (AAP) membuat rekomendasi bahwa pada bayi umur di bawah 2 bulan, setiap demam harus dipikirkan kemungkinan ISK dan perlu dilakukan biakan urin. Pada anak umur 2 bulan sampai 2 tahun dengan demam yang tidak diketahui penyebabnya, kemungkinan ISK harus dipikirkan dan perlu dilakukan biakan urin, dan anak ditata laksana sebagai pielonefritis. Untuk anak perempuan umur 2 bulan sampai 2 tahun, AAP membuat patokan sederhana berdasarkan 5 gejala klinik yaitu:1. suhu tubuh 390 C atau lebih, 2. demam berlangsung dua hari atau lebih, 3. ras kulit putih, 4. umur di bawah satu tahun, 5. tidak ditemukan kemungkinan penyebab demam lainnya. Bila ditemukan 2 atau lebih faktor risiko tersebut maka sensitivitas untuk kemungkinan ISK mencapai 95% dengan spesifisitas 31%.Anamnesis

Gambaran klinis ISK sangat bervariasi dan sering tidak khas, dari asimptomatik sampai gejala sepsis berat. Pada neonatus sampai usia 2 bulan gejalanya menyerupai gejala sepsis, berupa demam, apatis, berat badan tidak naik, muntah, mencret, anoreksia, ikterus, problem minum dan sianosis. Sedangkan pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik, atau anoreksia. Pada anak besar biasanya gejalanya lebih khas, seperti sakit perut, sakit waktu miksi, frekuensi miksi meningkat, mengompol, polakisuria atau urin berbau menyengat.

Pemeriksaan Fisik

Gejala dan tanda ISK yang dapat ditemukan berupa demam, nyeri ketok sudut kosto-vertebral, nyeri tekan supra simfisis, kelainan pada genitalia eksterna, seperti fimosis, sinekia vulva, hipospadia, epispadia dan kelainan tulang belakang seperti spina bifida.Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis infeksi saluran kemih tergantung pada biakan bakteri yang berasal dari urin. Penemuan bakteri dari urin yang berasal dari kandung kemih ata pelvis ginjal menunjukan adanya infeksi. Diagnosis yang tepat mungkin sulit ditetapkan karena seringkali kontaminasi specimen yang dikeluarkan atau pengobatan penderita sebelumnya dengan antibiotika.Pada ana yang terlatih menggunakan toilet, biakan urin diperoleh dari aliran mid stream. Diperoleh setelah membersihkan meatus uretra. Pada wanita biasanya dibuka bagian labia secara manual untuk menghindarkan kontaminasi atau kontak urin dengan kulit. Pada laki laki yang tidak di khitan, preputium harus ditarik kebelakang, bila preputium tidak dapat diretraksi, cara penampungan urin ini tidak dapat dipercaya. Untuk specimen mid stream, hitungan koloni sering kali dipergunakan untuk membedakan specimen terinfeksi dan yang terkontaminasi. Biakan yang menunjukan lebih dari 105 koloni/mL organisme tunggal spesifikasinya lebih dari 90% untuk ISK. Namun demikian, harus diketahui, harus diketahui, bahwa hitungan koloni yang lebih rendah pada penderita terinfeksi mungkin karena kekeringan belebihan, pengosingan kandung kemih yang terlalu dini, atau karena pengobatan dengan antibiotika. Hitungan demikian tidak mengesampingkan infeksi.

Biakan air kemih :Dikatakan infeksi positif apabila :

- Air kemih pancar tengah : biakan kuman positif dengan jumlah kuman 105/ml, 2 kali berturut-turut.

- Air kemih tampung dengan pungsi buli-buli suprapubik : setiap kuman patogen yang tumbuh pasti infeksi. Pembiakan urin melalui pungsi suprapubik digunakan sebagai gold standar.Dugaan infeksi :

- Pemeriksaan air kemih : ada kuman, piuria, torak leukosit

- Uji kimia : TTC, katalase, glukosuria, lekosit esterase test, nitrit test.Mencari faktor resiko infeksi saluran kemih :- Pemeriksaan ultrasonografi ginjal untuk mengetahui kelainan struktur ginjal dan kandung kemih.- Pemeriksaan Miksio Sisto Uretrografi/MSU untuk mengetahui adanya refluks.- Pemeriksaan pielografi intra vena (PIV) untuk mencari latar belakang infeksi saluran kemih dan mengetahui struktur ginjal serta saluran kemih.Cara PenampunganJumlah koloniKemungkinan Infeksi

Pungsi supra pubikBakteri gram-negatif : asal ada kuman bakteri

gram-positif : beberapa ribu> 99%

Kateterisasi kandung kemih> 105

104 105

103 104

< 10395%

Diperkirakan ISK

Diragukan, Ulangi

Tidak ada ISK (kontaminasi)

Urin pancar tengah

Laki-laki dan perempuan> 104

3x biakan > 105

2x biakan > 105

1x biakan > 105

5 x 104 105

104 5 x 104

Klinis simptomatik

Klinis asimptomatik

< 104Diperkirakan ISK

95%

90%

80%

Diragukan, ulangi

Diperkirakan ISK, ulangi

Tidak ada ISK

Tidak ada ISK

Klasifikasi

ISK pada anak dapat dibedakan berdasarkan gejala klinis, lokasi infeksi, dan kelainan saluran kemih. Berdasarkan gejala, ISK dibedakan menjadi ISK asimtomatik dan simtomatik. Berdasarkan lokasi infeksi, ISK dibedakan menjadi ISK atas dan ISK bawah, dan berdasarkan kelainan saluran kemih, ISK dibedakan menjadi ISK simpleks dan ISK kompleks. ISK asimtomatik ialah bakteriuria bermakna tanpa gejala. ISK simtomatik yaitu terdapatnya bakteriuria bermakna disertai gejala dan tanda klinik. Sekitar 10-20% ISK yang sulit digolongkan ke dalam pielonefritis atau sistitis baik berdasarkan gejala klinik maupun pemeriksaan penunjang disebut dengan ISK non spesifik.Membedakan ISK atas atau pielonefritis dengan ISK bawah (sistitis dan urethritis) sangat perlu karena risiko terjadinya parut ginjal sangat bermakna pada pielonefritis dan tidak pada sistitis, sehingga tata laksananya (pemeriksaan, pemberian antibiotik, dan lama terapi) berbeda.6,10,11 Untuk kepentingan klinik dan tata laksana, ISK dapat dibagi menjadi ISK simpleks (uncomplicated UTI) dan ISK kompleks (complicated UTI). ISK kompleks adalah ISK yang disertai kelainan anatomik dan atau fungsional saluran kemih yang menyebabkan stasis ataupun aliran balik (refluks) urin. Kelainan saluran kemih dapat berupa RVU, batu saluran kemih, obstruksi, anomali saluran kemih, buli-buli neurogenik, benda asing, dan sebagainya. . ISK simpleks ialah ISK tanpa kelainan struktural maupun fungsional saluran kemih. National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE) membedakan ISK menjadi ISK atipikal dan ISK berulang. Kriteria ISK atipikal adalah; keadaan pasien yang sakit berat, diuresis sedikit, terdapat massa abdomen atau kandung kemih, peningkatan kreatinin darah, septikemia, tidak memberikan respon terhadap antibiotik dalam 48 jam, serta disebabkan oleh kuman non E. coli. ISK berulang berarti terdapat dua kali atau lebih episode pielonefritis akut atau ISK atas, atau satu episode pielonefritis akut atau ISK atas disertai satu atau lebih episode sistitis atau ISK bawah, atau tiga atau lebih episode sistitis atau ISK bawah.5Diagnosis Banding

Radang genitalia eksterna, vulvitis dan vaginitis yang disebabkan oleh ragi (yeast), cacing kremi dan agen lain dapat disertai gejala mirip sistitis. Sistitis virus dan kimiawi harus dibedakan dari sistitis bakterial berdasarkan atas riwayat penyakit dan hasil biakan urin. Secara radiografi, ginjal hipoplastik dan displastik, atau ginjal kecil akibat gangguan vaskuler dapat tempak sama dengan pielonefritis kronis. Namun pada terakhir ini, biasanya terdapar refluks vesikoureter. Sistitis hemoragik akut sering disebabkan E.coli; telah dihubungkan juga dengan adenovirus tipe 11 dan 21. Sistitis adenovirus lebih sering terdapat pada anak laki-laki; sembuh dengan sendirinya, dengan hematuria yang berlangsung kira-kira selama 4 hari. Sistitis eosinofilik adalah bentuk jarang sistitis yang asalnya tidak jelas dan kadang-kadang ditemukan pada anak. Gejala umum adalah sistitis dengan hematuria, dilatasi ureter dan gagalnya pengisian kandung kemih yang disebabkan oleh massa yang secara histologis terdiri atas infiltrat radang dengan eosinofil.

Yang penting adalah membedakan antara pielonefritis dan sistitis. Ingat akan pielonefritis apabila didapatkan infeksi dengan hipertensi, disertai gejala-gejala umum, adanya faktor predisposisi, fungsi konsentrasi ginjal menurun, respons terhadap antibiotik kurang baik.2,3TerapiSistitis akut sebaiknya segera diobati untuk mencegah kemungkinan berkembang menjadi pielonefritis. Jika gejala-gejalanya berat, spesimen dari kandung kemih harus diambil untuk biakan dan mulai untuk pengobatan. Bila gejalanya ringan atau diagnosis meragukan, pengobatan dapat ditunda sampai biakan diketahui.2Penyebab terseringg ISK adalah E.coli . sebelum ada hasil biakan urin dan uji kepekaan, antibiotik diberikan secara empirik selama 7 10 hari untuk eradikasi infeksi akut.

Jenis Antibiotik oralDosis perhari

Amoksisilin20-40 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis

Sulfonamida Kombinasi Trimetoprim (TMP) Sulfametoksazol (SMX) Sulfisoksazol 6-12 mg TMP dan 30-60 mg SMX/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis 120-150 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis

Sefalosporln- Sefiksim- Sefpodiksim- Sefprozil Sefaleksin Nitrofurantoin Trimetoprim 8 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis 30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis 50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis 6-7 mg/kg/hari dibagi dalam 4 dosis 6-12 mg/kg/hari dibagi dalam 4 dosis

Table antimikroba parenteral pada ISK.6Jenis antbiotik Dosis per hari

Seftriakson75 mg/kgbb/hari

Sefotaksim150 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam

Seftazidim150 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam

Sefazolin50 mg/kgbb/hari dibagi setiap 8 jam

Gentamisin7,5 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam

Amikasin15 mg/kgbb/hari dibagi setiap 12 jam

Tobramisin5 mg/kgbb/hari dibagi setiap 8 jam

Tikarsilin300 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam

Ampisilin100 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam

MonitoringDalam 2 x 24 jam setelah pengobatan fase akut dimulai gejala ISK umumnya menghilang. Bila gejala belum menghilang, dipikirkan untuk mengganti antibiotik yang lain sesuai dengan uji kepekaan antibiotik. Dilakukan pemeriksaan kultur dan uji resistensi urin ulang 3 hari setelah pengobatan fase akut dihentikan, dan bila memungkinkan setelah 1 bulan dan setiap 3 bulan. Jika ada ISK berikan antibiotik sesuai hasil uji kepekaan.Bila ditemukan ada kelainan anatomik maupun fungsional yang menyebabkan obstruksi, maka setelah pengobatan fase akut selesai dilanjutkan dengan antibiotik profilaksis (lihat lampiran). Antibiotik profilaksis juga diberikan pada ISK berulang, ISK pada neonatus, dan pielonefritis akut.PrognosisPrognosis jangka panjang infeksi saluran kemih biasanya baik, bila segera diobati dengan adekuat setelah diagnosis ditegakkan. Pengobatan segera pielonefritis bakteri akut pada hewan dapat mencegah timbulnya jaringan parut ginjal. Tidak tahan dengan cara yang biasanya memberikan hasil jangka panjang yang menguntungkan ini, anak-anak dengan infeksi saluran kemih yang berulang-ulang kambuh seringkali menimbulkan masalah yang sulit dan mengecewakan dalam pengobatan dan profilaksisnya. Konsekuensi utama kerusakan ginjal kronis yang disebabkan oleh pielonefritis adalah hipertensi arterial dan insufiensi ginjal; bila hal ini terjadi maka harus diobati dengan tepat. Beberapa anak dengan infeksi saluran kemih tidak sering berkemih dan banyak juga yang mengalami konstipasi berat. Penyuluhan kepada orang tua untuk mencoba menentukan pola berkemih dan defekasi yang lebih normal mungkin bermanfaat dalam mengembalikan kekambuhan.2DAFTAR PUSTAKA

1. Pudjiadi, Antonius H. Dkk. Pedoman pelayanan medis ikatan dokter anak indonesia. Jakarta. IDAI: 20102. Behrman, Richard E. 2002. Ilmu kesehatan anak Nelson vol.1. jakarta. EGC:20003. Behrman, Richard E. 2002. Ilmu kesehatan anak Nelson vol.3. jakarta. EGC: 20004. WHO. Pelayanan Kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta. WHO:20055. Pecile P, Miorin E, Romanello C, Vidal E, Contrado M, Valent F. dkk. Age-related renal parenchymal lesions in children with first febrile urinary tract infections. Pediatrics 2009;124:23-96. Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayanti EL. Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak. Jakarta: IDAI; 2011.7. Hanson S, Jodal U. urinary tract infection. Pediatric nephrology, ed 5. New York: Oxford; 2003.

8. WHO. Department of child and adolescent health and development.WHO; 2005.

9. Webb N. Clinical pediatric nephrology. Boston: Little brown and compny; 2008.

10. MacGregor J. Introduction to the anatomy and physiology of children.Oxon:Routledge;2008.13