referat-erisipelas

7
ERISIPELAS I. Definisi Erisipelas adalah bentuk akut, inflamasi selulitis yang berbeda dari jenis lain selulitis dalam keterlibatan limfatik ("melesat") adalah menonjol. Daerah peradangan ternaik di atas kulit di sekitarnya, dan ada demarkasi yang jelas antara kulit yang terlibat dan normal. Bagian bawah kaki, wajah, dan telinga yang paling sering terlibat. Juga pernah dikenal sebagai api St Anthony dan ignis SACER,erisipelas adalah kelompok infeksi kulit beta-hemolitik akut A streptokokus yang melibatkan dermal dangkal limfatik. Sesekali kasus disebabkan oleh streptokokus grup C atau G dilaporkan pada orang dewasa Streptokokus grup B sering bertanggungjawab pada bayi baru lahir dan mungkin menjadi penyebab erisipelas perut atau perineum pada wanita postpartum., ditandai dengan kemerahan lokal, panas, bengkak. Onset sering didahului oleh gejala prodromal malaise selama beberapa jam, yang dapat disertai dengan parah Reaksi konstitusional dengan menggigil, demam tinggi, sakit kepala, muntah, dan nyeri sendi. II. Etiologi Erisipelas adalah infeksi primer pada dermis dengan penglibatan system limfatik yang signifikan serta mempunyai gejala klinis yang khas. Penyebab utama yang paling sering adalah β- hemolitik streptokokus grup A. Penyebab Erisipelas, pada dewasa S aureus, GAS. Pada anak- anak H.influenzae type B, GAS, S.Aureus. III. Pathogenesis

description

referat

Transcript of referat-erisipelas

ERISIPELAS

I. Definisi

Erisipelas adalah bentuk akut, inflamasi selulitis yang berbeda dari jenis lain selulitis dalam keterlibatan limfatik ("melesat") adalah menonjol. Daerah peradangan ternaik di atas kulit di sekitarnya, dan ada demarkasi yang jelas antara kulit yang terlibat dan normal. Bagian bawah kaki, wajah, dan telinga yang paling sering terlibat.

Juga pernah dikenal sebagai api St Anthony dan ignis SACER,erisipelas adalah kelompok infeksi kulit beta-hemolitik akut A streptokokus yang melibatkan dermal dangkal limfatik. Sesekali kasus disebabkan oleh streptokokus grup C atau G dilaporkan pada orang dewasa Streptokokus grup B sering bertanggungjawab pada bayi baru lahir dan mungkin menjadi penyebab erisipelas perut atau perineum pada wanita postpartum., ditandai dengan kemerahan lokal, panas, bengkak. Onset sering didahului oleh gejala prodromal malaise selama beberapa jam, yang dapat disertai dengan parah Reaksi konstitusional dengan menggigil, demam tinggi, sakit kepala, muntah, dan nyeri sendi.

II. Etiologi

Erisipelas adalah infeksi primer pada dermis dengan penglibatan system limfatik yang signifikan serta mempunyai gejala klinis yang khas. Penyebab utama yang paling sering adalah -hemolitik streptokokus grup A. Penyebab Erisipelas, pada dewasa S aureus, GAS. Pada anak- anak H.influenzae type B, GAS, S.Aureus.

III. Pathogenesis

Pada awalnya, erisepelas terjadi akibat inokulasi bakteri pada daerah trauma pada kulit. Selain itu, faktor lokal seperti insufisiensi vena, ulkus, peradangan pada kulit,infeksi dermatofita, gigitan serangga dan operasi bisa menjadi port of the entry penyakit ini. Bakteri streptokokus merupakan penyebab umum terjadinya erisipelas. Infeksi padawajah biasanya disebabkan oleh bakteri streptokokus grup A, sedangkan infeksi pada kaki disebabkan oleh bakteri streptokokus non-grup A. Bakteri ini menghasilkan toksin sehingga menimbulkan reaksi inflamasi pada kulit yang ditandai dengan bercak berwarnamerah cerah, plak edematous dan bulla. Erisipelas pada wajah berawal dari bercakmerah unilateral dan kemudian terus-menerus menyebar melewati hidung sampai ke sisi sebelahnya sehingga menjadi simetris. Nasofaring mungkin menjadi.port of the entry erisipelas pada wajah bila disertai dengan riwayat streptokokal faringitis. Pada erisipelas di daerah extremitas inferior, pasien mengeluh adanya pembesaran kelenjar limfatik femoral dan disertai demam.

IV. Gejala Klinis

Terdapat gejala-gejala konstitusi seperti: demam, malaise, flu, menggigil, nyeri kepala, muntah dan nyeri sendi.Kelainan kulit yang utama adalah eritema yang berwarna merah cerah, berbatas tegas dan pinggirnya meninggi dengan tanda radang akut. Dapat disertai edema, vesikel dan bulla dan terdapat leukositosis.

Lesi pada kulit bervariasi dari permukaan yang bersisik halus sampai ke inflamasi berat yang disertai vesikel dan bulla. Erupsi lesi berawal dari satu titik dan dapat menyebar ke area sekitarnya. Pada tahap awal, kulit tampak kemerahan, panas, terasasakit dan bengkak. Kemudian kemerahan berbatas tegas dengan bagian tepi meninggi yang dapat dirasakan saat di palpasi dengan jari. Pada beberapa kasus, vesikel dan bulla berisi cairan seropurulen. Pembengkakan nodus limfe di sekitar infeksi sering ditemukan.Bagian yang paling sering terkena adalah kaki dan wajah.. Pada kaki, sering ditemukanedema dan lesi bulla.

Biasanya inflamasi pada wajah bermula dari pipi dekat hidung ataudi depan cuping telinga dan kemudian menyebar ke kulit kepala. Infeksi biasanya terjadi bilateral dan ia jarang disebabkan oleh trauma.

V. Diagnosis

a. Anamnesis

Keluhanan utama : bercak kemerah-merahan pada kulit wajah dan/atau kaki disertai rasa nyeri.

Keluhan lain : bercak eritem pada daerah wajah, awalnya unilateral lama-kelamaan menjadi bilateral atau diawali dengan bercak eritem di tungkai bawah yang sebelumnya dirasakan nyeri di area lipatan paha. Disertai gejala-gejala konstritusi seperti demam, malaise, flu, menggigil, sakit kepala, muntah dan nyeri sendi.

Riwayat penyakit : Faringitis, ulkus kronis pada kaki, infeksi akibat penjepitan tali pusat yang tidak steril pada bayi Riwayat pengobatan : pernah dioperasi

Faktor resiko : vena statis, obesitas, limfaedema.

b. Pemeriksaan Fisis

Inspeksi: Merah, panas, edema dan plak mengkilap, dan daerah kulit yang sangat nyeri ukuran bervariasi, Kelenjar getah bening: dapat memerbesar dan nyeri, regional.

Efflurosensi:eritema yang berwarna merah cerah, berbatas tegas danp inggirnya meninggi. Sering disertai udem, vesikel dan bulla yang berisi cairan seropurulen..

c. Pemeriksaan penunjang

Direct Microscopy Smears

Pewarnaan Gram dari eksudat , pus, cairan bulla, atu apusan sentuh bisa menunjukkan bakteri. GAS: rantaian cocci gram positif, S aureus:kelompokan cocci gram positif, Clostridia:Rod gram negatif.

Hematologi

White blood count (WBC) biasanya ditemukan polimorfonuklear leukositosis sekitar 20,000/mm3 atau lebih6 dan laju endap darah (ESR) mungkin meningkat danjuga meningkatnya C-reaktif protein.

Dermatopatologi

Potongan lesi yang dibekukan bisa membantu dalam mengeliminasi diagnosis dermatoses peradangan non-infeksi6.

Uji Serologi

Ujian serologi mungkin dapat membantu untuk memberi bukti infeksi streptococcal (ASTO dan anti DNAase B).

VI. Diagnosa Banding

1. Sellulitis

Selulitis terjadi pada lapisan dermis dan subkutan. Etiologi paling seringdisebabkan oleh S. pyogens, S.aureus dan GAS. Selain itu, bakteri streptokokus grupB juga bisa menyerang bayi dan bakteri basil gram negatif bisa menyerang orangdengan tingkat imun yang rendah. Tinea pedis biasanya menjadi port of the entry infeksi penyakit ini. Selulitis mempunyai gejala yang sama dengan erisipelas yaitu eritema dan sakit, tetapi dapat dibedakan dengan batas lesi yang tidak tegas, terjadi dilapisan yang lebih dalam, permukaan lebih keras dan ada krepitasi saat dipalpasi.Selulitis dapat berkembang menjadi bulla dan nekrosis sehingga mengakibatkan penggelupasan dan erosi lapisan epidermal yang luas.

2. Dermatitis Kontak Allergik

Pada wajah, erisapelas bisa dikelirukan dengan Dermatitis kontak alergi merupakan presentasi dari respon hipersensitivitastype IV terhadap lebih 3700 jenis zat kimia eksogen. Gejala-gejala klinis akan muncul segera setelah terekspos oleh alergen. Fase akut ditandai dengan eritema,permukaan menonjol dan plak bersisik. Penderita dermatitis kontak alergi biasany adalam keadaan normal dan tidak ditemukan tanda-tanda patologis pada pemeriksaan lab.Dermatitis Kontak Allergik dibedakan dengan mudah dengan kekurangan gejala seperti demam, kesakitan, dan perih.

VII. Penatalaksanaan

Respon yang baik biasanya terlihat dengan rawatan dini, dan penisilin seharusnya diberikan, Streptococcus pyogenes biasanya sensitif. Pengobatan parenteral juga harus diberikan pada awalnya pada pasien dengan infeksi yang berat, biasanya dengan benzylpennicilin 2 hari atau lebih. Pennisilin oral V bisa bisa diberikan selama 7-14 hari. Pada kasus yang kurang berat, Pennicillin V adalah memadai. Pada kasus allergi p0ennisilin Eritromisin diberikan. Erisipelas yang berulang contohnya yang lebih dari 2 episode pada tempat yang sama memmerlukan profilaktik jangka panjang pennicilin V (250 mg 1 atau 2 kali sehari). Dengan hygin di port de entry diperhatikan.

Follow up diperlukan kerana resiko komplikasi renal dan kardio,pasien seharusnya dipantau selama 6 minggu. Jika tingkat ASL masih meninggi atau sedimen urin adalah abnormal, rawatan harus diteruskan sehingga nilai ASL normal.

VIII. Prognosis

Prognosis pasien erisipelas adalah bagus. Komplikasi dari infeksi tidakmenyebabkan kematian dan kebanyakan kasus infeksi dapat diatasi dengan terapi antibiotik. Bagaimanapun, infeksi ini masih sering kambuh pada pasien yang memilikifaktor predisposisi. Jika tidak diobati akan ia menjalar ke sekitarnya terutama keproksimal. Kalau sering residif di tempat yang sama, dapat terjadi elephantiasis.

.