Referat Cardiac Arrest

36
BAB I PENDAHULUAN Setiap menit terdapat sekitar 4-6 orang meninggal didunia karena serangan jantung yang datang terjadi mendadak dan terlambat untuk ditangani. Di Amerika penyakit jantung merupakan pembunuh nomor satu. Setiap tahun hampir 330.000 warga Amerika meninggal karena penyakit jantung. Setengahnya meninggal secara mendadak, karena mengalami henti jantung atau cardiac arrest Henti jantung merupakan suatu keadaan dimana jantung berhenti bekerja sehingga mengakibatkan terjadinya kegagalan pompa jantung dan sikulasi darah ke seluruh tubuh. Henti jantung merupakan suatu kegawatdaruratan yang membutuhkan penanganan segera agar tidak berlanjut menjadi kematian biologis. Henti jantung dapat disebabkan oleh banyak hal diantara nya karena kelainan pada jantung itu sendiri seperti penyakit jantung koroner, ventrikel fibrilasi, kelainan vascular, trauma dada dan penyebab lainnya. Henti jantung biasanya terjadi beberapa menit setelah henti nafas, umumnya walaupun kegagalan pernapasan telah terjadi, denyut jantung dan pembuluh darah masih dapat berlangsung terus sampai 30 menit. Dari semua kejadian serangan jantung, 80% serangan jantung terjadi di rumah, sehingga setiap orang seharusnya dapat melakukan resusitasi jantung paru (RJP) atau 1

Transcript of Referat Cardiac Arrest

Page 1: Referat Cardiac Arrest

BAB I

PENDAHULUAN

Setiap menit terdapat sekitar 4-6 orang meninggal didunia karena serangan jantung yang

datang terjadi mendadak dan terlambat untuk ditangani. Di Amerika penyakit jantung merupakan

pembunuh nomor satu. Setiap tahun hampir 330.000 warga Amerika meninggal karena penyakit

jantung. Setengahnya meninggal secara mendadak, karena mengalami henti jantung atau

cardiac arrest

Henti jantung merupakan suatu keadaan dimana jantung berhenti bekerja sehingga

mengakibatkan terjadinya kegagalan pompa jantung dan sikulasi darah ke seluruh tubuh. Henti

jantung merupakan suatu kegawatdaruratan yang membutuhkan penanganan segera agar tidak

berlanjut menjadi kematian biologis.

Henti jantung dapat disebabkan oleh banyak hal diantara nya karena kelainan pada

jantung itu sendiri seperti penyakit jantung koroner, ventrikel fibrilasi, kelainan vascular, trauma

dada dan penyebab lainnya. Henti jantung biasanya terjadi beberapa menit setelah henti nafas,

umumnya walaupun kegagalan pernapasan telah terjadi, denyut jantung dan pembuluh darah

masih dapat berlangsung terus sampai 30 menit.

Dari semua kejadian serangan jantung, 80% serangan jantung terjadi di rumah,

sehingga setiap orang seharusnya dapat melakukan resusitasi jantung paru (RJP) atau

cardiopulmonary resuscitation untuk dapat memberikan pertolongan hidup dasar.

Menurut American Heart Association bahwa rantai kehidupan mempunyai hubungan

erat dengan tindakan resusitasi jantung paru, karena bagi penderita yang terkena serangan

jantung, dengan diberikan RJP segera maka akan mempunyai kesempatan yang amat

besar untuk dapat hidup kembali.2 Namun pada beberapa keadaan tindakan resusitasi tidak

efektif antara lain pada keadaan henti jantung yang telah berlangsung lebih dari 5 menit karena

telah terjadi kerusakan otak yang permanen.

Oleh karena itu penanganan awal yang cepat dan tepat akan memberikan pertolongan

yang berarti bagi pasien.

1

Page 2: Referat Cardiac Arrest

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Anatomi dan fisiologi jantung

Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh

organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan

kiri. Jantung memiliki bentuk jantung cenderung berkerucut tumpul. Ukuran jantung kira-kira

panjang 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200

sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan pemiliknya. Setiap harinya jantung

berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau

setara dengan 7.571 liter darah.1

Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu

pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus, terlindungi

oleh tulang rusuk. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III

dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars

cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum tepi kiri cranial jantung berada pada

tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada

ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis.1

2

Gambar 1. Anatomi rongga dada

Page 3: Referat Cardiac Arrest

Selaput yang membungkus jantung disebut pericardium dimana teridiri antara lapisan

fibrosa dan serosa, dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar

tidak ada gesekan antara pericardium dan epicardium. Epicardium adalah lapisan paling luar dari

jantung, lapisan berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan ini adalah lapisan yang

paling tebal. Miokardium merupakan lapisan otot jantung yang berperan penting dalam

memompa darah melalui pembuluh arteri. Lapisan terakhir adalah lapisan endocardium.1

Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan sisanya

adalah ventrikel. Pada orang awan atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel dikenal dengan

bilik. Keempat rongga tersebut terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian kanan dan kiri yang

dipisahkan oleh dinding otot yang dikenal dengan istilah septum. Sesuai dengan etimologis,

jantung pada dunia medis memiliki istilah cardio yang berasal dari bahasa latin cor. 1

Dimana cor dalam bahasa latin memiliki arti : sebuah rongga. Sebagaimana bentuk dari

jantung yang memiliki rongga berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah dalam

kontraksi berirama yang berulang dan berkonsistensi. Pun, dalam kedokteran istilah cardiac

memiliki makna segala sesuatu yang berhubungan dengan jantung. Dalam bahasa Yunani, cardia

sendiri digunakan untuk istilah jantung.1

3

Gambar 2. Anatomi jantung

Page 4: Referat Cardiac Arrest

2.1.1 Perikardium

Perikardium merupakan semancam kantung dengan 2 lapisan yang mengelilingi jantung.

Lapisan serosa yang dalam (perikardium viseralis) menempel ke bagian luar dinding jantung

dipisahkan dari pericard parietalis oleh lapisan tipis cairan pericardium.1

2.1.2 Katup Jantung

Ada 4 tipe katup jantung yang mengatur aliran darah dalam jantung, yaitu:

Katup trikuspid: mengatur aliran darah antara atrium kanan dan ventrikel kanan

Katup pulmonalis mengontrol aliran darah dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, yang

membawa darah ke paru untuk mengambil oksigen

Katup mitral membiarkan darah kaya oksigen dari paru yang masuk ke atrium kiri untuk

menuju ventrikel kiri

Katup aorta memberikan jalan bagi darah yang kaya oksigen dari ventrikel kiri ke aorta,

arteri terbesar tubuh yang nantinya akan dikirim ke seluruh tubuh Katup trikuspid dan

katup mitral dihubungkan oleh chorda tendinae ke papillary muscle. Hal ini mencegah

regurgutasi saat ventikel kontraksi.1

2.1.3 Sistem Konduksi

Impuls elektris dari otot jantung (myocardium) menyebabkan jantung berkontraksi.

Sinyal elektrik ini dimulai di nodus SA, lokasinya pada puncak atrium kanan. Nodus SA sering

4

Gambar 3 Sistem konduksi jantung

Page 5: Referat Cardiac Arrest

disebut ‘pacu jantung alami’. Katika impuls elektris dilepaskan dari pacu jantung alami, antrium

berkontraksi. Sinyal kemudian diteruskan ke nodus AV. Nodus AV kemudian mengirimkan

sinyal ke serat-serat otot ventrikel, menyebabkan kontraksi ventrikel. Nodus SA mengirimkan

impuls elektrik dengan laju tertentu, tapi frekuensi detak jantung masih dapat berubah tergantung

pada kebutuhan fisik, stress atau faktor hormonal.1

2.2 Definisi

Henti Jantung adalah suatu keadaan dimana jantung berhenti sehingga tidak dapat

memompakan darah ke seluruh tubuh. Henti jantung primer ialah ketidaksanggupan curah

jantung untuk memberi kebutuhan oksigen ke otak dan organ vital lainnya secara mendadak dan

dapat balik normal, kalau dilakukan tindakan yang tepat atau akan menyebabkan kematian atau

kerusakan otak. Henti jantung terminal akibat usia lanjut atau penyakit kronis tentu tidak

termasuk henti jantung.2

2.3 Patofisiologi

Pemeliharaan metabolisme jaringan normal pada prinsipnya terutama bergantung pada

pengiriman oksigen yang adekuat sesuai dengan fungsi sirkulasi. Kegagalan pengiriman cepat

menghasilkan beberapa perubahan yaitu :

2.3.1 Hipoksia

Setelah periode singkat henti jantung, PaO2 turun secara dramatis akan tetapi oksigen

terus diperlukan untuk dikonsumsi. Selain itu, akumulasi progresif karbon dioksida menggeser

kurva disosiasi hemoglobin-oksigen ke kanan. Hal ini pada awalnya meningkatkan transfer

oksigen ke jaringan tapi tanpa terjadi proses pengiriman sehingga terjadi hipoksia jaringan yang

lebih lanjut. Di otak, PaO2 turun dari 13 kPa menjadi 2,5 kPa dalam waktu 15 detik dan

kesadaran hilang, setelah satu menit, PaO2 akan telah jatuh ke angka nol.2

2.3.2 Asidosis

Otak dan jantung memiliki tingkat yang relatif tinggi konsumsi oksigen (4mls/min dan

23mls/min masing-masing) dan pengiriman O2 kepada mereka akan jatuh di bawah tingkat kritis

selama serangan jantung/henti jantung. Dalam kasus fibrilasi ventrikel, metabolisme miokard

berlanjut pada tingkat normal namun metabolism oksigen menghasilkan zat lemas dan pasokan

energi fosfat yang tinggi. Asidosis kemudian muncul sebagai hasil dari metabolisme anaerob

meningkat dan akumulasi karbon dioksida di jaringan.2

5

Page 6: Referat Cardiac Arrest

Tingkat asidosis berkembang di otak, bahkan dengan dukungan bantuan dasar, akan

mengancam kelangsungan hidup jaringan dalam waktu 5 - 6 menit. Selain itu, di jantung, bahkan

setelah pemulihan irama perfusi, meminimalkan kontraktilitas asidosis, masih mempunyai resiko

yang tinggi untuk terjadinya aritmia.2

Setelah jantung mendapat respon yang berat, katekolamin dilepaskan dalam jumlah besar,

bersama-sama dengan kortikosteroid adrenal, hormon anti-diuretik dan tanggapan hormon

lainnya. Efek merugikan yang mungkin timbul dari perubahan ini termasuk hiperglikemia,

hipokalemia, tingkat laktat meningkat dan kecenderungan aritmia lebih lanjut.2

2.4 Penyebab henti jantung

Sebagian besar henti jantung disebabkan oleh fibrilasi ventrikel atau takikardi tanpa

denyut (80-90%), kemudian disusul oleh ventrikel asistol (+10%) dan terakhir oleh disosiasi

elektromekanik (+5%). Dua jenis henti jantung yang terakhir lebih sulit ditanggulangi karena

akibat gangguan pacemaker jantung.2

Fibirilasi ventrikel terjadi karena koordinasi aktivitas jantung menghilang. Henti jantung

ditandai oleh denyut nadi besar tak teraba (karotis femoralis, radialis) disertai kebiruan

(sianosis) atau pucat sekali, pernapasan berhenti atau satu-satu (gasping, apnu), dilatasi pupil

tak bereaksi terhadap rangsang cahaya dan pasien tidak sadar.2

Pengiriman O2 ke otak tergantung pada curah jantung, kadar hemoglobin (Hb),

saturasi Hb terhadap O2 dan fungsi pernapasan. Iskemi melebih 3-4 menit pada suhu normal

akan menyebabkan kortek serebri rusak menetap, walaupun setelah itu dapat membuat jantung

berdenyut kembali.3

Henti jantung kebanyakan dialami oleh orang yang telah mempunyai penyakit jantung

sebelumnya. Diantaranya pada kelainan:

2.4.1 Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada

dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti

6

Page 7: Referat Cardiac Arrest

oleh berbagai proses seperti penimbunan jarinrangan ikat, perkapuran, pembekuan darah,

dll.,yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini

akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan

dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari angina pectoris (nyeri dada)

sampai infark miokard, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat

menyebabkan kematian mendadak.2

2.4.2 Kelainan vaskular

Terjadi penyempitan pembuluh darah, jantung berusaha untuk memberikan suplai yang

cukup pada tubuh, sehingga bekerja lebih keras namun aliran balik yang dihasilkan hanya sedikit

sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada sel otot jantung. Kemudian pada serangan jantung

(MCI) pembuluh darah koroner jantung terhambat oleh penyumbatan, sehingga sangat mungkin

terjadinya fibrilasi ventrikel dan berujung pada henti jantung.3

2.4.3 Penyakit jantung non iskemik 3

2.4.3.1 Gagal Jantung Kongesti

Pada penyakit jantung kongesti permasalahannya terdapat pada katup jantung, seperti

aorta stenosis juga dapat meningkatkan resiko henti jantung tiba-tiba.

2.4.3.2 Kardiomiopati

Merupakan penyakit jantung dimana otot jantung tidak berkontraksi, paling sering

diakibatkan oleh iskemik, dimana bagian dari otot jantung tidak mendapatkan suplai darah yang

cukup untuk jangka waktu lama dan tidak lagi dapat memompa darah secara efisien. Orang-

orang yang ejeksi fraksi (jumlah darah yang dipompa keluar dari jantung dengan setiap denyut

jantung) kurang dari 30% berada pada risiko lebih besar untuk kematian mendadak (fraksi ejeksi

normal adalah di atas 50%). Pada beberapa orang, cardiomyopathy mungkin berkembang tanpa

adanya penyakit jantung iskemik.

2.4.3.3 Kelainan pada sistim konduksi jantung

Henti jantung kebanyakan merupakan kelanjutan dari sinus aritmia jantung .Aritmia

jantung merupakan suatau kerusakan pada system konduksi listrik akibat suatu penyakit atau

7

Page 8: Referat Cardiac Arrest

ganggguan tertentu sperti serangan jantung. Aritmia jantung yang cepat menyebabkan henti

jantung diantaranya ventikel takikardi, ventrikel fibrilasi, bradikardi, heart block selain itu long

QT syndrome juga dapat berakir dengan henti jantung.

2.4.3.4 Inflamasi Otot Jantung

Inflamasi pada otot jantung yang dikenal dengan miokarditis juga dapat mennyebabkan

kekacauan pada ritme jantung. Penyakit-penyakit seperti sarcoidosis, amiloidosis,dan infeksi

dapat menyebabkan inflamasi pada otot jantung.

2.4.4 Kelainan kongenital

Beberapa orang lahir dengan system konduksi listrik jantung yang lemah , dimana

memiliki resiko tinggi untuk mengalami kerusakan pada regularisasi listrik pada jantungnya.

Seperti pada Wolff-Parkinson-White syndrome dan ada juga yang mengalami gangguan pada

struktur nya seperti yang didapatkan pada Marfan syndrome.

2.4.5 Faktor lain

Banyak hal lain yang dapat menyebabkan henti jantung, seperti :

Pulmonary emboli, emboli yang berasal dari perifer dapat mengikuti sirkulasi sentral,

Faktor risiko pada kelainan pembekuan darah termasuk pembedahan

Imobilisasi yang lama (misalnya, rumah sakit, naik mobil panjang atau perjalanan

pesawat )

Trauma, atau penyakit tertentu seperti kanker

Trauma tumpul dada, seperti pada kecelakaan kendaraan bermotor, dapat mengakibatkan fibrilasi

ventrikel dan akhirnya menyebabkan henti jantung, cacat jantung bawaan, tenggelam, tersengat

listrik, henti napas, tersedak. Sedangkan resiko untuk terjadinya henti jantung yaitu pada orang-

orang dengan penyakit jantung koroner, cacat jantung bawaan, ketidakseimbangan elektrolit,

merokok, diabetes,penguna narkoba seperti kokain dan methamphetamine.

2.5 Diagnosa

8

Page 9: Referat Cardiac Arrest

Serangan jantung biasanya didiagnosa secara klinis dengan tidak adanya pulsasi terutama

pada arteri karotis . Dalam kebanyakan kasus pulsasi karotis adalah standar untuk mendiagnosis

serangan jantung, tetapi kurangnya pulsasi (khususnya di pulsasi perifer) mungkin diakibatkan

oleh kondisi lain (misalnya shock).3

2.6 Penatalaksanaan

Ketika mendekati seorang pasien yang tampaknya telah mengalami serangan jantung

penyelamat harus memeriksa bahwa tidak ada bahaya untuk dirinya sendiri sebelum melanjutkan

untuk merawat pasien. Meskipun hal ini jarang muncul di rumah sakit, pasien mungkin

menderita serangan jantung akibat guncangan listrik atau zat beracun. Dalam situasi penyelamat

mungkin dalam bahaya yang cukup besar, dan harus memastikan bahwa bahaya apapun diambil

rekening dan dieliminasi sebagai risiko.4

2.6.1 Resusitasi

Basic Life Support (BLS) membebaskan jalan napas, diikuti dengan ventilasi bantuan dan

ketersediaan dari sirkulasi. Semua tanpa bantuan peralatan khusus. Tujuan utama resusitasi

adalah untuk mengembalikan denyut jantung dan mengembalikan fungsi sirkulasi. Memberikan

bantuan dasar untuk mempertahankan hidup.Umumnya pasien yang memerlukan resusitasi

jantung paru ditemukan dalam tiga keaadaan yaitu :

1. Tanpa denyutan nadi tapi masih ada pernapasan

2. Adanya denyut nadi tapi tanpa pernapasan

3. Tanpa denyut nadi dan pernapasan

Cardiopulmonary resuscitation (CPR) / Resusitasi Jantung Paru adalah prosedur darurat

yang dilakukan dalam upaya untuk mengmembalikan hidup seseorang dalam serangan jantung.

Hal ini ditujukan pada orang-orang yang responsif tanpa bernapas atau terengah-engah saja.

Ini dapat dicoba baik di dalam maupun di luar rumah sakit. CPR melibatkan penekanan dada

pada tingkat minimal 100 per menit dalam upaya untuk menciptakan sirkulasi buatan secara

manual memompa darah melalui jantung. Selain itu penyelamat bisa memberikan napas oleh

9

Page 10: Referat Cardiac Arrest

salah satu dengan menghembuskan napas ke dalam mulut mereka atau menggunakan perangkat

yang mendorong udara ke dalam paru-paru. Proses menyediakan ventilasi eksternal disebut

pernafasan buatan.Rekomendasi saat ini menekankan pada penekanan dada kualitas tinggi di atas

pernafasan buatan dan metode yang melibatkan penekanan dada hanya direkomendasikan untuk

penyelamat terlatih.4

CPR sendiri tidak mungkin untuk me-restart jantung. Tujuan utamanya adalah untuk

memulihkan aliran darah parsial oksigen ke otak dan jantung. Ini dapat menunda kematian

jaringan dan memperluas jendela singkat kesempatan untuk resusitasi sukses tanpa kerusakan

otak permanen. Suatu administrasi dari sengatan listrik ke jantung, disebut defibrilasi, biasanya

diperlukan untuk mengembalikan "perfusi" layak atau irama jantung. Defibrilasi hanya efektif

untuk irama jantung tertentu, yaitu fibrilasi ventrikel atau takikardi ventrikel pulseless, daripada

aktivitas listrik asystolic atau pulseless. Namun CPR dapat menyebabkan kejutan irama. CPR

umumnya terus dilakukan sampai orang tersebut mendapatkan kembali kembalinya sirkulasi

spontan (return of spontaneous circulation (ROSC)) atau dinyatakan mati4.

Fase Resusitasi Jantung Paru Otak (RJPO)

Resusitasi jantung paru otak dibagi menjadi 3 fase diantaranya4 :

Fase 1

Pertolongan hidup dasar (Basic Life Support) yaitu prosedur pertolongan darurat mengatasi

obstruksi jalan nafas, henti nafas dan henti jantung,dan bagaimana melakukan RJP secara

benar. Terdiri dari :

A (airway) : menjaga jalan nafas tetap terbuka

B (breathing) : ventilasi paru dan oksigenisasi yang adekuat.

C (circulation) : mengadakan sirkulasi buatan dengan kompresi jantung paru.

Fase 2

10

Page 11: Referat Cardiac Arrest

Pertolongan hidup lanjutan (Advance Life Support); yaitu tunjangan hidup dasar ditambah

dengan :

D (drugs) pemberian obat-obatan termasuk cairan.

E (EKG) diagnosis elektrokardiografis secepat mungkin setelah dimulai KJL, untuk

mengetahui apakah ada fibrilasi ventrikel, asistole atau agonal ventricular complex.

F (fibrillation treatment) : tindakan untuk mengatasi fibrilasi ventrikel.

Fase 3

Tunjangan hidup terus-menerus (Prolonged Life Support).

G (Gauge) Pengukuran dan pemeriksaan untuk monitoring penderita secara terus

menerus, dinilai, dicari penyebabnya dan kemudian mengobatinya.

H (Head) tindakan resusitasi untuk menyelamatkan otak dan sistim saraf dari kerusakan

lebih lanjut akibat terjadinya henti jantung, sehingga dapat dicegah terjadinya

kelainan neurologic yang permanen.

H (Hipotermi) Segera dilakukan bila tidak ada perbaikan fungsi susunan saraf pusat yaitu

pada suhu antara 30° — 32°C.

H (Humanization) Harus diingat bahwa korban yang ditolong adalah manusia yang

mempunyai perasaan, karena itu semua tindakan hendaknya berdasarkan

perikemanusiaan.

I (Intensive care) : perawatan intensif di ICU, yaitu : tunjangan ventilasi :

trakheostomi, pernafasan dikontrol terus menerus, sonde lambung, pengukuran pH,

pCO2 bila diperlukan, dan tunjangan sirkulasi, mengendalikan kejang4.

11

Page 12: Referat Cardiac Arrest

Gambar 4. Posisi kompresi jantung

2.6.2 Resusitasi Jantung Paru Tahun 2005

Sebuah rasio kompresi-ventilasi universal 30:2 dilakukan oleh seorang penyelamat untuk

korban dari segala usia adalah salah satu yang paling topik kontroversial yang dibahas selama

International Consensus Conference tahun 2005, dan itu merupakan perubahan besar dalam 2005

AHA Guidelines for CPR and ECC. Pada tahun 2005 tingkat kelangsungan sehingga

dipulangkan daru rumah sakit akibat ditemukan mengalami cardiac arrest akibat fibrilasi

ventrikel (VF) adalah rendah, rata-rata 6% di seluruh dunia dengan sedikit perbaikan di tahun-

tahun sebelum konferensi pada tahun 2005. Dua penelitian yang diterbitkan sebelum

International Consensus Conference tahun 2005 mendokumentasikan buruknya kualitas CPR

dilakukan baik di resusitasi di luar maupun di dalam rumah sakit. Perubahan rasio kompresi-

ventilasi dan urutan defibrilasi (dari 3 kejutan besar berurutan untuk 1 kejutan diikuti dengan

CPR segera) dianjurkan untuk meminimalkan interupsi pada kompresi dada

12

Page 13: Referat Cardiac Arrest

The American Heart Association menggunakan 4 link dalam rantai( “Chain of Survival” /

"Rantai Survival") untuk menggambarkan pentingnya tindakan time sensitive untuk korban VF

SCA (Gambar 2). Tiga dan mungkin semua 4 dari link ini juga relevan untuk korban serangan

asfiksia.

Pengenalan Awal darurat dan aktivasi layanan medis darurat (EMS) atau sistem

respon darurat lokal: "telepon 911."

Pelaku CPR Awal: CPR segera dapat meningkatkan kesempatan korban dua atau

tiga kali lipat untuk bertahan hidup dari VF SCA

Awal pemberian kejutan dengan defibrillator: CPR plus defibrilasi dalam waktu 3

sampai 5 menit pasien kolaps dapat menghasilkan tingkat kelangsungan hidup

setinggi 49% sampai 75%

Awal advanced life support diikuti oleh tindakan postresuscitation disampaikan

oleh penyedia perawatan kesehatan.

Gamba 5. Adult Chain of Survival

Untuk mendukung BLS dan CPR, pedoman terus menekankan pendekatan "ABCD"

untuk serangan cardiopulmonary akut yakni Airway, Breathing, Circulation, Defibrilation.

Karena CPR harus dimulai sesegera mungkin untuk menjadi efektif, dan karena itu sering

dilakukan buruk oleh para penyelamat awam dan profesional kesehatan, rekomendasi untuk anak

dan dewasa CPR telah dikonsolidasi dan disederhanakan.

Untuk mempermudah klasifikasi usia, rekomendasi baru untuk penyelamat awam

mengklasifikasikan orang sebagai anak-anak (usia 1-8 tahun) atau orang dewasa (berusia lebih

dari delapan tahun), sedangkan rekomendasi untuk profesional perawatan kesehatan

mengklasifikasikan orang sebagai pre-adolescents (usia satu hingga 14 tahun atau sampai adanya

13

Page 14: Referat Cardiac Arrest

karakteristik seks sekunder) dan dewasa. Untuk mempermudah pengajaran dan memastikan

waktu yang lebih lama dari penekanan dada terganggu, rasio kompresi-ventilasi universal 30:2

(yaitu, 30 kompresi diikuti oleh dua napas) direkomendasikan di hampir semua situasi kecuali

resusitasi bayi dan CPR anak dengan dua penyelamat.

Telah diamati bahwa penyelamat awam seringkali tidak dapat secara akurat menentukan

apakah sirkulasi ada, sehingga tidak dapat memberikan penekanan dada ketika mereka

dibutuhkan. Untuk alasan ini, penyelamat awam tidak diminta untuk menilai tanda-tanda

sirkulasi sebelum memulai penekanan dada, tidak pula mereka diharapkan dapat memberikan

bantuan pernapasan tanpa kompresi dada. Penekanan utama panduan ini adalah "tekan keras,

tekan cepat, biarkan recoil dada penuh, dan meminimalkan gangguan pada penekanan dada. "(

“push hard, push fast, allow full chest recoil, and minimize interruptions in chest

compressions”).

Algoritma tahun 2005 untuk BLS dasar merekomendasikan urutan berikut ketika

penyelamat menemukan korban yang merespons:

1. Meminta bantuan dan AED (jika tersedia)

2. Membuka jalan napas orang dewasa, memeriksa nafasnya, dan memberikan dua

napas jika ia tidak bernafas

3. Memulai siklus 30 penekanan dan dua napas (100 kompresi per menit)

4. Pada kedatangan seorang defibrilator atau AED, periksa irama shockable (fibrilasi

ventrikel atau tachycardia)

5. Memberikan satu shock (jika diindikasikan), kemudian melanjutkan CPR selama

lima siklus, atau jika tidak ada shock ditunjukkan, terus lima siklus CPR sebelum

memeriksa kembali irama.

Perawatan kesehatan profesional untuk memeriksa pulsa setelah napas awal (langkah 2)

dan lanjutkan dengan satu nafas buatan setiap detik lima atau enam jika ada denyut nadi, tetapi

langkah ini tidak dianjurkan untuk penyelamat awam.

14

Page 15: Referat Cardiac Arrest

Gambar 6. Algoritma Penyedia Perawatan Kesehatan BLS Dewasa tahun 2005. Kotak

dibatasi dengan titik garis mengindikasikan tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan oleh

penyedia pelayanan kesehatan tetapi tidak penyelamat awam.

2.6.3

Resusitasi Jantung Paru Tahun 2010

The 2010 AHA Guidelines for CPR and ECC berdasarkan kajian literatur resusitasi terbaru

dan komprehensif yang pernah diterbitkan, 2010 ILCOR International Consensus on CPR and

ECC Science With Treatment Recommendations. proses evaluasi bukti tahun 2010 meliputi 356

ahli resusitasi dari 29 negara yang mengkaji, menganalisis, mengevaluasi, memperdebatkan, dan

mendiskusikan penelitian dan hipotesis melalui rapat orang -dalam, telekonferensi, dan sesi

online ("webinar") selama periode 36 bulan sebelum 2010 Consensus Conference.5

15

Page 16: Referat Cardiac Arrest

Para ahli yang megnhasilkan 411 tinjauan bukti ilmiah pada 277 topik dalam resusitasi dan

perawatan darurat kardiovaskular. Proses ini meliputi evaluasi bukti terstruktur, analisis, dan

katalogisasi dari literatur. Ini juga termasuk pengungkapan yang teliti dan pengelolaan potensi

konflik terhadap kepentingan, yang diuraikan pada Bagian 2: “Evidence Evaluation and

Management of Potential and Perceived Conflicts of Interest.”

Rekomendasi di Pedoman 2010 mengkonfirmasi keamanan dan efektivitas dari banyak

pendekatan, mengakui ketidakefektifan yang lainnya, dan memperkenalkan perawatan baru

berbasis evaluasi bukti intensif dan konsensus para ahli. Rekomendasi baru ini tidak berarti

bahwa pelayanan yang menggunakan pedoman yang lalu menjadi tidak aman atau tidak efektif.

Selain itu, penting untuk dicatat bahwa mereka tidak akan berlaku untuk semua penyelamat dan

semua korban di semua situasi. Pemimpin suatu upaya resusitasi mungkin perlu untuk

menyesuaikan penerapan rekomendasi ini dengan keadaan yang unik.5

Ada banyak perkembangan dalam resusitasi ilmu pengetahuan sejak tahun 2005, dan

beberapa yang penting di bawah ini.

2.7 Sistem Pelayanan Medis Emergensi dan Kualitas CPR

Pelayanan medis darurat (Emergency Medical Services (EMS)) dan penyedia pelayanan

kesehatan harus mengidentifikasi dan memperkuat "bagian lemah" dalam Chain of Survival. Ada

bukti dari variasi regional yang cukup besar dalam insiden yang dilaporkan dan hasil dari

cardiac arrest di Amerikka Serikat.5

Bukti ini mendukung pentingnya mengidentifikasi secara peluang akurat setiap kejadian

serangan jantung yang ditangani dan hasil pengukuran dan menunjukkan tambahan untuk

meningkatkan tingkat keselamatan di banyak komunitas. Penelitian terbaru telah menunjukkan

perbaikan hasil dari cardiac arrest di luar rumah sakit, khususnya dari gangguan irama jantung,

dan telah menegaskan kembali pentingnya penekanan yang lebih kuat pada tingkat yang

memadai dan kedalaman dari kompresi, yang memungkinkan rekoil komplit dada pada setiap

kompresi, meminimalkan interupsi dalam penekanan dan menghindari ventilasi berlebihan.5

Perubahan Dari "A C-B-" menjadi "C B-A-"

16

Page 17: Referat Cardiac Arrest

Gambar 7 Perubahan basic life support guidelines

Perkembangan terbaru 2010 AHA Guidelines for CPR and ECC adalah perubahan Basic

Life Support (BLS) dalam urutan langkah dari "ABC" (Airway, Breathing, Dada kompresi)

menjadi "CAB" (Chest compression, Airway, Breathing) untuk orang dewasa dan pasien

pediatrik (anak-anak dan bayi, termasuk yang baru lahir). Meskipun para ahli setuju bahwa

penting untuk mengurangi waktu untuk kompresi dada pertama, mereka sadar bahwa perubahan

dalam sesuatu yang didirikan sebagai urutan ABC akan memerlukan pendidikan ulang pada

setiap orang yang pernah belajar CPR. The 2010 AHA Guidelines for CPR and ECC

merekomendasikan iperubahan ini untuk alasan berikut:6

Sebagian besar serangan jantung terjadi pada orang dewasa, dan tingkat kelangsungan

hidup tertinggi dari serangan jantung dilaporkan antara pasien dari segala usia dengan

serangan yang diketahui dan gangguan irama VF atau tachycardia ventrikular

pulseless (VT). Dalam pasien ini elemen awal kritis CPR adalah penekanan dada dan

defibrillation awal.

17

Page 18: Referat Cardiac Arrest

Dalam urutan ABC kompresi dada sering tertunda sementara responden membuka

jalan napas untuk memberikan nafas mulut ke mulut atau menyingkirkan perangkat

penghalang atau alat ventilasi lainnya. Dengan mengubah urutan ke CAB, penekanan

dada akan dimulai lebih cepat dan ventilasi hanya sedikit ditunda sampai penyelesaian

pertama siklus penekanan dada (30 kompresi harus dicapai dalam sekitar 18 detik).

Kurang dari 50% dari orang dengan serangan jantung merupakan pengamat CPR.

Mungkin ada banyak alasan untuk ini, tapi satu halangan mungkin urutan ABC, yang

dimulai dengan prosedur yang bagi penyelamat merupakan yang paling sulit:

pembukaan jalan napas dan memberikan napas penyelamatan. Dimulai dengan dada

penekanan mungkin memastikan bahwa lebih banyak korban menerima CPR dan

bahwa penyelamat yang tidak mampu atau tidak mau memberikan ventilasi setidaknya

akan melakukan penekanan dada.

Hal yang wajar bagi penyedia layanan kesehatan untuk menyesuaikan urutan tindakan

penyelamatan untuk penyebab paling mungkin dalam serangan jantung. Misalnya, jika

penyedia layanan kesehatan tunggal melihat korban tiba-tiba runtuh, penyedia dapat

berasumsi bahwa korban telah terkena serangan jantung mendadak VF; setelah

penyedia telah memverifikasi bahwa korban tidak responsif dan tidak bernapas atau

hanya terengah-engah, penyedia harus segera mengaktifkan sistem tanggap darurat,

mendapatkan dan menggunakan AED, dan memberikan CPR. Tetapi bagi korban

diduga tenggelam atau serangan yang kemungkinan asfiksia, prioritas seharusnya

dengan memberikan sekitar 5 siklus (sekitar 2 menit) konvensional CPR (termasuk

bantuan pernapasan) sebelum mengaktifkan sistem tanggap darurat. Selain itu, pada

baru bayi lahir, serangan lebih mungkin merupakan searngan dengan etiologi

pernafasan, dan resusitasi harus dicoba dengan urutan ABC kecuali ada etiologi

jantung yang diketahui.

Memulai penekanan dada sebelum memberikan napas penyelamatan (C-A-B daripada A-

B-C). penekanan dada dapat dimulai segera, sedangkan posisi kepala, mencapai segel untuk

mulut ke mulut bantuan pernapasan, atau memperoleh atau merakit perangkat masker tas untuk

18

Page 19: Referat Cardiac Arrest

napas bantuan, semua membutuhkan waktu. Dimulai dengan CPR dengan 30 kompresi dengan 2

ventilasi yang menyebabkan penundaan yang lebih pendek untuk kompresi pertama.6

2.8 DEFIBRILASI

Mayoritas henti jantung melibatkan fibrilasi ventrikel yang dapat dikembalikan dengan

defibrilasi listrik. Kemungkinan berhasil defibrilasi menurun seiring dengan durasi henti jantung

( kira-kira 2-7 % per menit dari henti jantung), Meskipun dengan tindakan BLS dapat

meperlambat kerusakan tersebut.6

Defibrilasi memberikan arus listrik melalui jantung secara simultan dan bersamaan

dengan terjadinya depolarisasipda miokardium yang tengah kritis dan memulai kembali

koordinasi pada masa refrakter absolute. Ini menghasilkan suatu periode dimana potensial aksi

lain tidak dapat dipicu, jika berhasil akan menghentikan aktifitas listrik yang kacau saat fibrilasi

ventrikel berlangsung. Sel pacu jantung (SA node) mempunyai kesempatan untuk membangun

kembali sinus ritme untuk menciptakan depolarisasi spontan.6

Semua defibrillators terdiri dari sumber listrik, selektor energi, AC / DC converter,

sebuah kapasitor dan satu set pedal elektroda (Gambar 5). mesin modern memungkinkan

pemantauan EKG yang melekat pada mesin. Output daya dinyatakan dalam energi yang

disampaikan (dalam Joule), energi disampaikan ke dinding dada.6

Gambar 8. Defibrilator

Hanya relatif kecil proporsi energi dikirimkan ke jantung dan variasi impedansi

transthoracic (perlawanan terhadap aliran arus yang disebabkan oleh jaringan dada) akan

terjadi. Kebutuhan energi untuk defibrilasi (ambang defibrilasi) akan cenderung meningkat

dengan durasi penangkapan. tingkat energi empiris dari 200 Joule (J) untuk guncangan pertama

dua dan selanjutnya 360J telah diputuskan untuk resusitasi dewasa. guncangan DC harus

19

Page 20: Referat Cardiac Arrest

disampaikan dengan posisi yang benar dan kontak yang baik dengan menggunakan bantalan

konduktif atau media penghubung.

Meskipun polaritasnya tidak begitu penting namun penempatan DC shock harus benar

diletakkan yaitu pada sternum dan apex. DCshock yang diletakkan pada sterna pada sebelah

kanan dinding anterior dibawah clavikula dan yang yang satunya lagi persis terletak pada posisi

apex jantung. (lihat gambar 6 ) hati-hati pada wanita, karena mempunyai jaringan payudara.

Dalam beberapa tahun terakhir, semi dan sepenuhnya defibrillator otomatis telah

dikembangkan. Bila tersambung ke pasien ini mampu menafsirkan irama jantung dan

memberikan kejutan bila diperlukan. Beberapa juga mampu mengukur impedansi transthoracic

pasien dan berusaha untuk menyesuaikan pengiriman energi untuk aliran arus yang dibutuhkan.

Generasi terbaru sangat mesin menggunakan tri-phasic energi gelombang bentuk-dan bi untuk

mencapai defibrilasi sukses pada tingkat energi yang lebih rendah.6

Terlepas dari jenis defibrillator yang tersedia, adalah penting bahwa staf

menggunakannya akrab dengan operasinya, dan dilatih secara teratur dalam penggunaannya.

20

Page 21: Referat Cardiac Arrest

Gambar 9. Algoritme penatalaksanaan cardiac arrest

21

Page 22: Referat Cardiac Arrest

2.9 TERAPI OBAT

Meskipun defibrilator tetap merupakan tindakan utama, sejumlah obat antiarrhythmic

mungkindapat memberikan hasil yang berguna. Obat-obat tersebut dapat digunakan untuk

mengobati aritmia, aritmia yang mengancam jiwa, untuk menurunkan ambang batas untuk

defibrilasi sukses atau sebagai profilaksis terhadap gangguan ritme yang lebih lanjut.7

Setiap agen memiliki indikasi khusus, namun kebanyakan berupa inotropic negatif - jelas

tidak diinginkan dalam tindakan resusitasi. Lignocaine, bretylium, amiodarone dan magnesium

adalah agen yang paling sering digunakan. Terdapat kurangnya bukti berbasis manusia mengenai

efektivitas obat-obat tersebut, mencerminkan kesulitan dalam melakukan studi klinis yang berarti

dalam tindakan resusitasi.7

Lignocaine / Lidocain

Lidocaine memiliki sifat antiarrhythmic berasal dari blokade sodium channel, sehingga

terjadi stabilisasi membran. Pacemaker jantung dari SA node ditekan dan konduksi dalam otot

ventrikel dihambat. Ada sedikit efek pada node (AV) atrio-ventrikular dan depresi miokard dan

efek pro-arrhythmic sangat minim.7

Lignocaine berkhasiat untuk pengobatan ventrikel takikardia. Kemampuan lignocaine

untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan defibrilasi VF persisten masi belum diketahui,

Lignocaine juga digunakan untuk mengobati haemodynamically VT yang stabil.

Dosis lignocaine untuk fibrilasi ventrikel adalah 100mg iv dan untuk takikardia

ventrikular haemodynamical yang stabil adalah 1 mg / kg iv - diulang sekali jika perlu - dan

diikuti oleh infus intravena 4mg/min selama 30 menit, 2 mg / menit selama 2 jam dan kemudian

1mg/minute.

22

Page 23: Referat Cardiac Arrest

Amiodarone

Menghasilkan blokade saluran kalium dengan beberapa hambatan Depolarisasi saluran

natrium termediasi, terjadi perpanjangan potensial aksi miokard dan tingka blokadet ß. Ini

menghasilkan antifibrillatory dan menurunkan ambang defibrilasi dengan efek minimal pada

kontraktilitas miokard.

Penggunaan rutin dasarnya selama henti jantung belum dibuktikan dan umumnya

dicadangkan untuk pengobatan lini kedua dari peri-arrest tachyarrhythmias. Amiodarone

sebaiknya dikelola secara terpusat dan perlahan-lahan. Biasanya dosis muatan 300mg diberikan

lebih dari satu jam diikuti dengan infus 900mg dalam 1000ml glukosa 5% selama 24 jam berikut.

Dalam situasi mendesak, dosis 300mg pertama dapat diberikan selama 5-15 menit secara perifer

dan diikuti dengan 300mg lebih dari satu jam.7

Atropin

Suntikan atropin digunakan dalam pengobatan bradycardia (tingkat rendah hati yang

sangat), ada detak jantung dan aktivitas listrik pulseless (PEA) dalam serangan jantung . Ini

bekerja karena aksi utama dari saraf vagus sistem parasimpatis pada jantung adalah dengan

menurunkan detak jantung. Namun, dalam panduan terbaru yang dirilis oleh asosiasi American

Heart, atropin tidak lagi secara rutin diindikasikan sebagai modalitas pengobatan primer di ada

detak jantung dan PEA. Atropin blok tindakan dan, karenanya, dapat mempercepat denyut

jantung. Dosis yang biasa atropin dalam penangkapan bradyasystolic adalah 0,5 hingga 1 mg IV

push setiap tiga sampai lima menit, sampai dosis maksimum 0,04 mg / kg. Untuk bradikardi

gejala, dosis biasa adalah 0,5-1,0 mg IV push, dapat mengulang setiap 3 sampai 5 menit sampai

dosis maksimum 3,0 mg.7

Epinefrin

Adrenalin digunakan sebagai obat untuk mengobati serangan jantung dan disritmia

jantung mengakibatkan berkurang atau tidak ada curah jantung tindakan adalah untuk

meningkatkan daya tahan perifer melalui α- reseptor tergantung vasokonstriksi dan

meningkatkan cardiac output melalui mengikat untuk β- reseptor.

23

Page 24: Referat Cardiac Arrest

BAB III

KESIMPULAN

Henti Jantung adalah suatu keadaan dimana jantung berhenti sehingga tidak dapat

memompakan darah ke seluruh tubuh. Henti jantung primer ialah ketidaksanggupan curah

jantung untuk memberi kebutuhan oksigen ke otak dan organ vital lainnya

Sebagian besar henti jantung disebabkan oleh fibrilasi ventrikel atau takikardi tanpa

denyut (80-90%), kemudian disusul oleh ventrikel asistol (+10%) dan terakhir oleh disosiasi

elektromekanik (+5%)

Pengiriman O2 ke otak tergantung pada curah jantung, kadar hemoglobin (Hb),

saturasi Hb terhadap O2 dan fungsi pernapasan. Iskemi melebih 3-4 menit pada suhu normal

akan menyebabkan kortek serebri rusak menetap, walaupun setelah itu dapat membuat jantung

berdenyut kembali.

Penatalaksanaan dari henti jantung (cardiac arrest) ini adalah resusitasi jantung paru

dimana tujuan utama resusitasi adalah untuk mengembalikan denyut jantung dan mengembalikan

fungsi sirkulasi serta memberikan bantuan dasar untuk mempertahankan hidup pasien dan

mencegah kerusakan lebih lanjut.

Tindakan resusitasi ini meliputi pertolongan hidup dasar menurut AHA 2010 Guidelines

yang terdiri dari tiga komponen yakni Chest compression, Airway and Breathing.

24

Page 25: Referat Cardiac Arrest

DAFTAR PUSTAKA

1. Snell, Anatomi jantung dalam Buku ajar anatomi klinik. 2006. Jakarta : EGC

2. Advanced Trauma life support (ATLS)

3. Birt D, Thomas BG, Wilson L Resuscitation for cardiac arrest. Diambil dari URL :

http://www.nda.ox.ac.uk/wfsa/html/u10/u1006_01.htm

4. Cayley, JR., M.D.,M.DIV,William E. Practice Guidelines :2005 AHA guidelines for CPR

and emergency cardiac care diambil dari

http://www.aafp.org/afp/2006/0501/p1644.html

5. American Heart association, Guidelines for CPR and ECC Comparison Chart of Key

Changes. 2010 Diambil dari URL: http://www.scribd.com/doc/39645526/AHA-

Guidelines-for-CPR-and-ECC-Comparison-Chart-of-Key-Changes-2010

6. Morisson, Cardiac arrest survival act. 2000 : The Senate and House of Representative of

United States of America in Congres Assembled. Narva Enterprises.

7. Isselbacher JK, dkk. Harisson, Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. EGC. Jakarta. 1999.

25