Referat BCC

25
BAB I PENDAHULUAN Karsinoma sel basal ( BCC ) atau basalioma adalah neoplasma maligna yang berasal dari sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat timbul pada kulit yang berambut. BCC merupakan kanker kulit dengan insiden tertinggi dan diharapkan akan terus meningkat dengan semakin meningkatnya radiasi oleh UV di bumi. Biasanya terjadi pada daerah yang terekspos matahari meskipun daerah yang tertutup juga meningkat risikonya. Hampir sembilan puluh persen (90%) karsinoma sel basal terdapat pada bagian kepala dan leher dengan 10% di antaranya termasuk pada daerah kelopak mata. BCC tumbuh lambat meskipun pada keadaan lanjut dapat menginvasi jaringan sekitar, seperti kartilago, tulang, dan menyebabkan “kecacatan“. BCC jarang metastasis, dikatakan metastasis terjadi kurang dari 0,05 % kasus Meskipun karsinoma sel basal jarang bermetastasis, tumbuh secara lokal dengan invasi dan penghancuran jaringan lokal. Kanker dapat menimpa pada struktur vital seperti saraf dan mengakibatkan hilangnya sensasi atau hilangnya fungsi. Sebagian besar 1

description

asasasas

Transcript of Referat BCC

Page 1: Referat BCC

BAB I

PENDAHULUAN

Karsinoma sel basal ( BCC )  atau basalioma adalah neoplasma maligna

yang berasal dari sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat

timbul pada kulit yang berambut.  BCC merupakan kanker kulit dengan insiden

tertinggi dan diharapkan akan terus meningkat dengan semakin meningkatnya

radiasi oleh UV di bumi.  Biasanya terjadi pada daerah yang terekspos matahari

meskipun daerah yang tertutup juga meningkat risikonya. Hampir sembilan puluh

persen (90%) karsinoma sel basal terdapat pada bagian kepala dan leher dengan

10% di antaranya termasuk pada daerah kelopak mata.

BCC tumbuh lambat meskipun pada keadaan lanjut dapat menginvasi

jaringan sekitar, seperti kartilago, tulang, dan menyebabkan “kecacatan“. BCC

jarang metastasis, dikatakan metastasis terjadi kurang dari 0,05 % kasus

Meskipun karsinoma sel basal jarang bermetastasis, tumbuh secara lokal

dengan invasi dan penghancuran jaringan lokal.  Kanker dapat menimpa pada

struktur vital seperti saraf dan mengakibatkan hilangnya sensasi atau hilangnya

fungsi. Sebagian besar kasus dapat berhasil diobati sebelum terjadi komplikasi

serius.

1

Page 2: Referat BCC

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Palpebra 

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat

menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea

dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata;

palpebra inferior menyatu dengan pipi.1

Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam

terdapat lapisan kulit, lapisan otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar,

jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).1

Gambar 2.1. Anatomi Palpebra

 1. Kulit

2

Page 3: Referat BCC

Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis,

longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.

 2. Muskulus Orbikularis okuli

Fungsi muskulus orbikularis okuli adalah menutup palpebra. Serat-serat

ototnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit

melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang

terdapat di dalam palpebral dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas septum

orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita.

Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus facialis.

3. Jaringan Areolar

Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis

subaponeurotik dari kulit kepala.

4. Tarsus

Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat

yang disebuttarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong

kelopak mata dengan kelenjar Meibom.

5. Konjungtiva Palpebrae

Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva

palpebra, yangmelekat erat pada tarsus.

Panjang tepian bebas palpebra adalah 25-30mm dan lebar 2 mm. Ia

dipisahkan oleh gariskelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan

posterior. Tepian anterior terdiri dari bulumata, glandula Zeiss dan Moll.1

Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak teratur. Bulu mata

atas lebih panjang dan lebih banyak dari yang di bawah dan melengkung ke atas;

bulu mata bawah melengkung ke bawah. Glandula Zeiss adalah modifikasi

kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata.

Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu

baris dekat bulu mata.1

Tepian palpebra posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang

tepian ini terdapatmuara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah

dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal).

3

Page 4: Referat BCC

Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior

palpebra, berupa elevasi kecil dengan lubang kecil di pusat yang terlihat pada

palpebra superior dan inferior. Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke

bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis.1

Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka.

Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5

cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam.2

Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis

yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara

palpebra orbita. Septum orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator

palpebra superior dan tarsus superior; septum orbitale inferius menyatu dengan

tarsus inferior.1

Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior,

bagian otot rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks

orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan

bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus

Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retractor utama adalah muskulus

rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus meuskulus

obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan

orbicularis okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus simpatis.

Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.1

Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra.

Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V,

sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V. 1

2.2. Karsinoma Sel Basal

2.2.1. Definisi

Karsinoma sel basal (BCC) merupakan tumor ganas yang berasal dari

lapisan basal epidermis.2 Karsinoma sel basal umumnya tumbuh lambat dan tanpa

nyeri, berupa nodul yang bisa berulkus. Karsinoma ini menyusup ke jaringan

sekitar secara perlahan, tetapi tidak bermetastasis.1 Satu jenis yang jarang –

4

Page 5: Referat BCC

karsinoma sel basal morphea atau “bersklerosis” – cenderung meluas perlahan-

lahan sehingga menjadi lebih sulit untuk diekstirpasi seluruhnya.1 Tergantung dari

letaknya, karsinoma sel basal dapat menimbulkan ektropion, entropion, retraksi

atau lekukan pada palpebra, lekukan pada kulit di atasnya, atau tidak adanya bulu

mata.1

2.2.2. Epidemiologi

Karsinoma sel basal dan sel skuamosa palpebra adalah tumor ganas yang

paling umum. Tumor ini paling sering terdapat pada orang berkulit terang yang

terpajan sinar matahari secara kronik. Sembilan puluh lima persen karsinoma

palpebra adalah berjenis sel basal.1 Karsinoma sel basal merupakan keganasan

pada kulit tersering di Eropa, Amerika Serikat dan Australia, terutama pada ras

Caucasian berusia lebih dari 60 tahun.3 Pria lebih beresiko mengalami karsinoma

sel basal dibandingkan pada wanita.

2.2.3. Etiologi

Penyebab karsinoma sel basal mungkin termasuk disposisi genetik.

Peningkatan paparan radiasi ultraviolet matahari, zat karsinogenik (seperti

arsenik), dan kerusakan kulit kronis juga dapat menyebabkan peningkatan insiden.

Karsinoma sel basal muncul dari lapisan basal sel epidermis dan kelenjar sebasea

folikel rambut di mana pertumbuhanya merusak jaringan secara lokal.4

2.2.4. Manifestasi Klinis

Karakteristik umum termasuk batas tegas, peninggian batas, dengan central

crater dan vaskularisasi superfisial dengan kecenderungan peningkatan

perdarahan. 4

2.2.5. Klasifikasi

Secara klinis dan secara patologi, karsinoma sel basal di bagi menjadi empat tipe,

yaitu :

1. Karsinoma sel basal tipe nodular merupakan manifestasi klinis terbanyak

dari karsinoma sel basal, keras, berbatas tegas, nodul seperti mutiara dan

5

Page 6: Referat BCC

disertai dengan telangiectasia and sentral ulkus. Secara histologi, tumor

ini terbentuk dari sekumpulan sel basal yang asalnya dari lapisan sel basal

epitelium dan terlihat seperti pagar di bagian pinggir.5

Pada tahap permulaan, sangat sulit ditentukan malah dapat berwarna

seperti kulit normal atau menyerupai kutil.Kumpulan sel atipik merusak

permukaan epitel, nekrosis di tengah karena lebih cekung dan timbul ulkus

bila sudah berdiameter ± 0,5 cm yang pada pinggir tumor awalnya

berbentuk papular, meninggi, anular. Bila telah berkembang lebih lanjut,

dapat melekat di dasarnya. Dengan trauma ringan atau bila krustanya

diangkat mudah terjadi perdarahan.6

2. Karsinoma sel basal tipe morphea merupakan jenis yang paling sedikit

ditemukan, tetapi tumor ini bersifat lebih agresif karena dapat berkembang

lebih cepat daripada karsinoma sel basal tipe nodular. Lesi tipe morphea

bersifat keras, lebih datar dengan pinggir yang secara klinis susah

ditentukan. Secara histologi, lesi tidak terlihat seperti pagar di pinggirnya

tetapi berbentuk seperti kawat tipis yang menyebar di daerah pinggir. Di

sekitar stroma terlihat proliferasi dari jaringan penyambung menjadi pola

fibrosis.5

Karsinoma sel basal mulai menstimulasi inflamasi kronis dari bagian

pinggir kelopak mata dan sering disertai dengan rontoknya bulu mata

(madarosis).5

Invasi dari karsinoma sel basal ke orbita bisa terjadi karena pengobatan

yang tidak adekuat, klinis yang terlambat ditemukan serta karsinoma sel

basal dengan tipe morphea.5

3. Karsinoma sel basal tipe ulserative

4. Karsinoma sel basal tipe multisentrik atau superfisial terjadi akibat

blefaritis kronis dan bisa menyebar ke bagian pinggir kelopak mata tanpa

di sadari.5

Ukurannya dapat berupa plakat dengan eritema, skuamasi halus dengan

pinggir yang agak keras seperti kawat dan agak meninggi. Warnanya dapat

hitam berbintik-bintik atau homogen.6

6

Page 7: Referat BCC

2.2.6. Patogenesis

Radiasi UV, terutama UVB dengan spektrum 290–320 nm diduga sebagai

faktor risiko utama KSB. Pada panjang gelombang tersebut dapat dipicu mutasi

pada tumor-suppressor gene yang merupakan tempat tersering terjadinya imbas

akibat kerusakan DNA. Fungsi normal tumor-suppressor adalah sebagai barier

fisiologis terhadap ekspansi klonal dan mutasi gen, selain itu dapat menghalangi

proliferasi sel yang berlebih maupun metastasis sel yang dikendalikan oleh

oncogenes. Hilangnya fungsi supresi ini dapat diakibatkan oleh mutasi karena

kerusakan genome, chromosomal rearrangement dan nondisjunction, konversi gen

atau rekombinasi mitosis. Aktivasi p53 terjadi sebagai respon dari berbagai stres

pada sel, sehingga p53 dapat dikatakan sebagai penjaga genom serta dapat

menghambat ekspansi dan proliferasi berbagai sel yang rusak. Pentingnya peran

p53 sebagai supresi tumor dipertegas dengan fakta terjadinya gangguan fungsi

p53 akibat mutasi spontan, pengurangan jumlah gen serta peningkatan kerentanan

terhadap terjadinya tumor. Mutasi yang diinduksi oleh sinar UV berdampak pada

gen p53 (p53) sebagai salah satu tumor-suppressor gene yang terletak pada

kromosom lengan 17p13. diperkirakan berperan penting pada kasus KSB. Telah

diketahui terdapatnya perubahan p53 sebagai tumor-suppressor gene pada

berbagai keganasan pada manusia, dan telah pula dilakukan berbagai studi tentang

p53 pada KSB. Pada populasi kulit putih sekitar 50% KSB menunjukkan adanya

mutasi pada gen p53, sementara Ghaderi (2005) melakukan penelitian pada KSB

di Irak dengan hasil terdapat mutasi pada p53 sebesar 68,3%. Sebagian besar

mutasi pada p53 menunjukkan pola khas yang mencerminkan gambaran pengaruh

UV.7

2.2.7. Diagnosa

Diagnosis dapat sangat sering dibuat atas dasar bukti klinis. Biopsi

diindikasikan jika ada keraguan.4

1. Riwayat

7

Page 8: Referat BCC

Pada umunya karsinoma sel basal adalah lesi dengan pertumbuhan lambat

dari kulit dengan onset lebih dari 3 – 24 bulan meskipun riwayat lebih dari 24

bulan sangat jarang. Seringkali pasien akan melaporkan benjolan kecil atau

goresan yang belum sembuh. Pengerasan kulit berulang pada permukaan lesi serta

pendarahan mungkin didapatkan. Jarang terdapat rasa sakit yang signifikan namun

biasanya terdapat iritasi ringan ataupun rasa gatal. Jika lesi terdapat pada tepi

kelopak mata, perhatikan ada tidaknya madarosis (rontoknya bulu mata). Jika

ditelusuri lebih lagi, penglihatan ganda dan distorsi dari bentuk kelopak mata,

termasuk penyempitan dan pelebaran celah palpebra, dapat dilaporkan.8

2. Pemeriksaan

Umumnya karsinoma sel basal adalah nodul pada kulit dengan kerusakan

susunan pada lapisan dermal normal. Didapatkan pengangkatan pada bagian tepi

dan terdapat telangiectasia pembuluh darah. Pada bagian pusat sering tertekan dan

bahkan ulserasi. Secara klasik digambarkan dengan terdapatnya bentuk seperti

mutiara, dengan tampilan nodular. Nodul tidak terasa sakit dan berbatas tegas

ketika dipalpasi.8

Gambar2.2. Karsinoma sel basal

Tumor dapat menyebabkan malposisi kelopak mata, seperti ektropion,

retraksi atau ptosis. Perkembangan ulserasi dapat menyebabkan infeksi sekunder.

8

Page 9: Referat BCC

Pada akhirnya terjadi invasi orbita, menyebabkan motilitas mata, proptosis atau

enophthalmos.8

Ketika membuat rujukan ke layanan mata rumah sakit untuk dicurigai

periokular BCC, hal penting untuk dicatat meliputi penampilan klinis lesi,

termasuk ukuran, lokasi, penampilan mutiara, nekrosis sentral, telangiectasia

permukaan, dan rontoknya bulu mata. Informasi ini membantu untuk

mengidentifikasi lesi yang lebih mungkin untuk menjadi ganas, dan akan

memungkinkan triase lebih efektif dari arahan tersebut.8

2.2.8. Diagnosis Banding

Kista dari Zeiss dan Moll timbul dari modifikasi kelenjar sebaceous dan

keringat. Mereka ditemukan berdekatan dengan folikel bulu mata. Zeiss kista

mengandung bahan kuning krem (Gambar 2.3) dan Moll kista adalah kista berisi

cairan bening (Gambar 2.4). Secara khusus, kistik BCC mungkin muncul sangat

mirip dengan kista dari Moll.8

Gambar 2.3. Cyst of Zeis

9

Page 10: Referat BCC

Gambar 2.4. Cyst of Moll

Molluscum Contagiosum adalah virus yang menyebar melalui kontak

langsung. Lesi ini memiliki lubang halus, dengan peninggian tepi tanpa ulserasi

pada tengah lubang.8

Gambar 2.5. Molluscum Contagiosum

Karsinoma sel skuamosa (SCC) memiliki manifestasi klinis yang beragam

dan mungkin mulai sebagai lesi mirip karsinoma sel basal dengan ulserasi sentral.

Karsinoma sel skuamosa juga dapat berupa papilomatous, kistik, ataupun

penampakan lapisan tanduk pada kulit. Tumor mungkin gatal atau berdarah.8

10

Page 11: Referat BCC

Gambar 2.6. Squamous cell carcinoma

2.2.9. Tatalaksana

Biopsi diperlukan untuk mengkonfirmasi kecurigaan secara klinis dari

karsinoma sel basal. Diagnosis yang sangat akurat bisa dijamin jika pada setiap

biopsi insisional jaringan yang akan diperiksa: 

1. Mewakili keadaan lesi secara klinis

2. Ukuran yang tepat untuk pemeriksaan secara histopatologi

3. Tidak menambah trauma atau kerusakan

4. Mengikutsertakan jaringan normal di bagian pinggir sekitar daerah yang

dicurigai

Biopsi insisi merupakan salah satu prosedur yang bisa digunakan untuk

menkonfirmasi kecurigaan terhadap tumor ganas. Area dari biopsi insisi

seharusnya di potret atau di gambar dengan pengukuran sehingga daerah asal

tumor menjadi tidak sulit untuk ditemukan pada saat prose pengangkatan tumor

berikutnya.5

Biopsi eksisi bisa menjadi pertimbangan ketika lesi di kelopak mata kecil

dan tidak terlibatnya daerah di pinggir kelopak mata atau saat lesi di pinggir

kelopak mata yang berlokasi di sentral jauh dari kantus lateral atau pungtum

lakrimal. Biopsi eksisi harus diarahkan secara vertikal sehingga tidak terjadi traksi

pada kelopak mata. Jika pinggir dari daerah kelopak mata yang di eksisi positif

11

Page 12: Referat BCC

terdapat sel tumor, maka area yang terlibat harus di reeksisi secara pembedahan

dengan teknik Mohs micrographic untuk mengetahui batas bawah atau

teknik frozen-section untuk mengetahui batas samping.5

Untuk menatalaksana karsinoma sel basal dapat ada beberapa pilihan terapi,

diantaranya :

1. Bedah dilakukan dengan mengeksisi tumor sampai dengan benar-benar

meninggalkan sisa. Pilihan terapi bedah :

Eksisi dengan potong beku (frozen section)

Bedah mikrografi Mohs

Bedah dengan laser CO2

Eksisi tanpa potong beku

Bedah merupakan pilihan terapi dari karsinoma sel basal di kelopak

mata. Bedah eksisi memberikan keuntungan dari diangkatnya tumor secara

keseluruhan dengan batas areanya dikontrol secara histologi. Tingkat

kekambuhan tumor pada terapi bedah lebih sedikit dan lebih jarang jika

dibandingkan jika diterapi dengan modalitas terapi lain.5

Ketika karsinoma sel basal bertempat di daerah kantus medial, sistem

aliran air mata juga bisa terangkat jika dilakukan eradikasi tumor secara

komplet. Jika sistem drainase air mata telah terangkat setelah proses eradikasi

tumor, rekonstruksi sistem aliran keluar air mata tidak bisa dilakukan sampai

pasien benar-benar bebas dari tumor. Beberapa tumor bisa menyebar ke

daerah subkutan dan tidak dapat diketahui sebelum operasi 5

Kambuhnya tumor yang sudah diangkat secara total, infiltrasi yang

lebih dalam, atau tumor tipe morphea dan tumor yang berada di kantus medial

dikelola dengan cara bedah mikrografi Mohs. Jaringan diangkat secara lapis

demi lapis dan dibuat tipis yang dilengkapi dengan gambar 3 dimensi untuk

mengangkat tumor. Reseksi tumor secara mikrografik Mohs paling sering

digunakan untuk mengeksisi karsinoma sel basal dan karsinoma sel

skuamosa.5

Mikrografi eksisi bisa menjamin secara maksimal jumlah jaringan yang

sehat untuk tidak terlibat sehingga hanya area tumor yang terangkat secara

12

Page 13: Referat BCC

komplet. Kekurangan dari bedah mikrografi Mohs ini adalah dalam

mengidentifikasi batas tumor ketika tumor sudah menginvasi daerah orbita.5

Setelah dilakukan reseksi tumor, kelopak mata seharusnya

direkonstruksi dengan prosedur okuloplastik yang terstandar. Rekonstruksi ini

penting walaupun bukan merupakan hal yang mendesak, pembedahan awal

bertujuan untuk melindungi secara maksimal bola mata lalu diikuti dengan

memperbaiki sisa kelopak mata yang masih baik. Jika rekonstruksi tidak bisa

dilakukan segera, kornea harus dilindungi dengan cara menempelkan atau

sementara dengan cara menutup kelopak mata. Jika defeknya kecil, maka

granulasi jaringan secara spontan bisa menjadi alternatif terapi.5

Untuk lesi yang nodular, angka kekambuhan jika diterapi

dengan cryotherapylebih besar daripada setelah diterapi secara pembedahan.

Saat cryotherapydigunakan untuk menangani diffuse sclerosing lesion, angka

kekambuhan tinggi. Selain itu, secara histologi pinggir area tidak bisa

dievaluasi dengancryotherapy. Akibatnya, modalitas terapi ini dihindari untuk

lesi yang kambuh, lesi dengan diameter lebih dari 1 cm, dan lesi tipe

morphea. Lagipula,cryotherapy menimbulkan depigmentasi dan atropi pada

jaringan. Maka dari itu, cryotherapy untuk karsinoma sel basal pada kelopak

mata dijadikan cadangan terapi untuk pasien yang intoleran terhadap

pembedahan seperti pasien yang sangat tua yang aktifitasnya terbatas di

tempat tidur, atau pasien dengan kondisi medis yang serius yang

kontraindikasi untuk dilakukan intervensi bedah.5

Jika tumor terbatas pada adneksa dilakukan eksisi 3-5 mm dari batas

makroskopis. Sedangkan jika tumor sudah menginvasi orbita, maka ada dua

pilihan terapi secara eksentrasi yaitu dengan mengangkat seluruh bola mata

disertai dengan adneksa mata dengan meninggalkan bagian tulang saja, selain

itu juga bisa dilakukan radioterapi. Jika sudah menginvasi intrakranial harus

dikonsultasikan ke bagian bedah saraf.

2. Non bedah dilakukan jika lokasi cukup sulit untuk dilakukan pembedahan,

respon dari terapi non bedah cukup bagus tetapi memiliki efek samping yang

cukup banyak. Pilihan terapi non bedah yaitu :

13

Page 14: Referat BCC

Radioterapi

Radioterapi merupakan pilihan bagi pasien yang mungkin tidak cocok untuk

eksisi bedah. Tingkat kekambuhan telah dilaporkan lebih tinggi daripada yang

dicapai dengan operasi, sampai dengan 31% pada 5 tahun (Nordman dan

Nordman 1978). Tumor dari kelopak mata bagian atas tidak cocok untuk

radioterapi karena keratinisasi dari konjungtiva dan kerusakan pada lempeng

tarsal. Selanjutnya, keluaran kosmetik dengan radioterapi telah dilaporkan lebih

buruk dari yang dicapai dengan eksisi bedah, dengan komplikasi termasuk

hilangnya bulu mata, atrofi kulit dan nekrosis, mata kering dan ulkus kornea

Kemoterapi

Agen kemoterapi bertindak dengan baik mengurangi perbanyakan sel atau

merangsang perusak sel tumor oleh sistem kekebalan tubuh inang. Imiquimod

menstimulasi imunitas diperantarai sel dan menginduksi kematian sel BCC

dengan cara apoptosis. Tingkat kesembuhan secara histologis sebesar 79-82%

telah dijelaskan (Geisse et al. 2004). Agen kemoterapi seperti 5-fluorouracil 5%

krim telah digunakan dengan beberapa keberhasilan di anggota badan, dengan

tingkat kesembuhan 90% telah dilaporkan, keluaran kosmetik yang dapat

diterima dan efek samping minim (Gross et al. 2007), dan laporan penggunaan di

wajah juga telah digambarkan sebagai tambahan untuk perawatan bedah (Jadotte

et al. 2010).

Terapi radiasi juga bisa dipertimbangkan sebagai terapi paliatif tetapi

untuk lesi periorbita sebaiknya dihindari. Seperti cryotherapy, terapi radiasi

juga tidak bisa digunakan untuk memantau area pinggir tumor secara

histologi. Angka kekambuhan jika diterapi dengan radiasi juga lebih tinggi

jika dibandingkan dengan terapi pembedahan. Ditambah lagi, kekambuhan

setelah radiasi sulit untuk dideteksi. Kekambuhan ini timbulnya lebih lama

setelah terapi awal dan lebih sulit untuk menangani secara pembedahan

karena telah terjadi perubahan dari struktur jaringan yang telah diradiasi

sebelumnya.5

Komplikasi yang terjadi akibat terapi radiasi diantanya adalah

timbulnya sikatrik pada kelopak mata, pembentukan scar pada drainase air

mata disertai dengan obstruksi, keratitis sica. Radiasi juga merangsang

14

Page 15: Referat BCC

timbulnya keganasan baru atau cedera pada bola mata yang timbul jika bola

mata tidak dilindungi selama terapi.5

2.2.10. Prognosis

Perubahan pengobatan sukses dengan eksisi bedah sangat baik. Pemeriksaan

tindak lanjut yang sering ditunjukkan.4

15

Page 16: Referat BCC

BAB III

KESIMPULAN

Karsinoma sel basal adalah tumor ganas yang berasal dari lapisan basal

epidermis, bertumbuh lambat, tanpa nyeri, kadang dapat menjadi ulkus dan

jarang bermetastatis.

Pasien dengan karsinoma sel basal datang dengan keluhan benjolan kecil

yang tidak sembuh-sembuh, kadang adanya iritasi dan gatal.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan gambaran karsinoma sel basal dengan

peninggian pada batas tepi, telangiectasia, depresi pada bagian tengah, tidak

terasa sakit dan berbatas tegas serta madarosis.

Diagnosis dapat sangat sering dibuat atas dasar bukti klinis. Biopsi

diindikasikan jika ada keraguan.

Terapi pada karsinoma sel basal adalah dengan tindakan bedah atau

nonbedah.

16

Page 17: Referat BCC

DAFTAR PUSTAKA

1. Paul Riordan-Eva, John P.Witcher. Vaughan & Asbury: General

Opthalmology 17th Ed. 2009. Jakarta : EGC

2. N.R. Tefler, G.B. Colver, P.W. Bower. Guideline for the management of

basal cell carcinoma. British Journal of Dermatology. 1999; 141: 415 – 423.

3. Nakayama M, Tabuchi K, Nakamura Y, Hara A. Basal cell carcinoma of the

head and neck. J Skin Cancer. 2011; 2011: 496910.

4. Gerhard KL. Opthalmology Short Text Book. 2010. New York : Georg

Thieme Verlag.

5. American Academy of Ophtalmology. Orbit, Eyelids, and Lacrimal

System.Basic and Clinical Science Course, Section 7. The Foundation of

AAO. San Fransisco: American Academy of Ophtalmology : 2011-2012;

168-172.

6. Djuanda, Adhi, dkk. Ilmu Penykit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. FKUI.

Jakarta : 2007 ; 235-236.   

7. Cita Rosita Sigit Prakoeswa. Peran p53 pada Patogenesis Karsinoma Sel

Basal. 2008. Surabaya : FK Unair

8. Natasha Spimetri and Austin McCormick. Periocular Basal Cell Carcinoma.

Department of Ophthalmology, Aintree University Hospitals NHS

Foundation Trust, Liverpool, UK. 2013.

17