Case Report BCC

17
Identitas Nama : Tn. U Umur : 62 tahun Agama : Islam Alamat : Cisirem, Desa Sirnagalih, Kecamatan Bayangbong Status pernikahan : Menikah Pekerjaan : Buruh Suku : Sunda Tanggal masuk : 30 Desember 2014 Tanggal keluar : 02 Januari 2015 No. CM : 72 41 85 Ruangan : Topaz Anamnesis Keluhan utama : Borok di belakang telinga kiri yang tidak kunjung sembuh sejak ± 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Keluhan tambahan : Nyeri pada borok. Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke IGD RSU dr. Slamet Garut dengan keluhan terdapat borok di belakang telinga kiri yang tidak kunjung sembuh sejak ± 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Menurut pengakuan pasien mula-mula borok hanya sebesar biji jagung dan tidak terasa sakit, namun diakui tidak kunjung sembuh, dan lama kelamaan membesar menjadi sebesar kelereng disertai dengan rasa sakit, 1

description

bedah

Transcript of Case Report BCC

IdentitasNama: Tn. UUmur : 62 tahunAgama: IslamAlamat : Cisirem, Desa Sirnagalih, Kecamatan BayangbongStatus pernikahan : MenikahPekerjaan : BuruhSuku : SundaTanggal masuk : 30 Desember 2014Tanggal keluar : 02 Januari 2015No. CM: 72 41 85Ruangan : Topaz

AnamnesisKeluhan utama : Borok di belakang telinga kiri yang tidak kunjung sembuh sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit.Keluhan tambahan : Nyeri pada borok.

Riwayat penyakit sekarang :Pasien datang ke IGD RSU dr. Slamet Garut dengan keluhan terdapat borok di belakang telinga kiri yang tidak kunjung sembuh sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Menurut pengakuan pasien mula-mula borok hanya sebesar biji jagung dan tidak terasa sakit, namun diakui tidak kunjung sembuh, dan lama kelamaan membesar menjadi sebesar kelereng disertai dengan rasa sakit, terutama saat tersentuh dan saat pasien berbaring miring kesisi kiri. Adanya penurunan berat badan yang drastis disangkal pasien.Adanya demam disangkal, sakit yang menjalar sampai ke telinga disangkal, ada benjolan lain di sekitar leher, ketiak, dan lipat paha disangkal pasien. Riwayat batuk lama dan pengobatan paru lama disangkal pasien, riwayat sakit jantung, diabetes, dan darah tinggi juga disangkal.Riwayat merokok dan riwayat terpapar sinar matahari diakui.

Riwayat penyakit dahulu :Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.

Riwayat penyakit keluarga :Keluarga pasien tidak ada yang pernah sakit seperti ini sebelumnya

Riwayat alergi :Pasien tidak memiliki alergi makanan, debu, obat, dll

Pemeriksaan fisik : Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran: Compos Mentis Tekanan darah: 120/80 MmHg Nadi: 84x/menit Pernafasan: 20x/menit Suhu: 36,5C

Organ tubuh : Kepala : Normochepal Rambut : Hitam, tindak mudah rontok Kulit : Warna sawo matang Telinga : Bentuk oval, tidak ada serumen yang keluar Mata : Conjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik, Pupil bulat isokor, Refleks cahaya +/+ Hidung : Pernafasan cuping hidung ( - ), Septum tidak deviasi Mulut : Sinosis per oral ( - ) Leher : KGB tidak ada pembesaran (Status Lokalis) Thorax Inspeksi: Hemithorax kanan dan kiri simetris dalam keadaan statis dan dinamis Palpasi: Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri Perkusi: Sonor pada kedua hemithorax Auskultasi Pulmo: VBS kanan = kiri normal, rhonki -/-, wheezing -/- Cor : Bunyi jantung I/II murni reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen Inspeksi : Datar lembut, umbilikus tidak menonjol Auskultasi : Bunyi usus ( + ) Normal 8x/menit Perkusi : Timpani pada ke-4 quadran Palpasi : Nyeri tekan ( -), Nyeri lepas (-)Ekstremitas Atas Tonus: normal Massa: -/- Gerakan : aktif/aktif Kekuatan: 5/5 Edema: -/- Bawah Tonus: normal Massa: -/- Gerakan: aktif/aktif Kekuatan: 5/5 Edema: -/-

Status Lokalis:Leher : Tidak ada pembesaran KGB, Trachea tidak deviasi.Retroauricular Sinistra : Terdapat Massa ukuran 4x2x1 cm, berwarna hitam kecoklatan, konsistensi keras, rapuh, permukaan tidak rata, batas tegas, irregular.

Daftar Masalah : Suspek Basal Cell Carcinoma

Terapi : IVFD RL 20 gtt/m Inj Cefotaxime 2x1gr Inj Ranitidin 2x50mg Inj Ketorolac 2x30mg

Perencanaan diagnostik : Cek lab darah rutin Ro thorax AP Spirometri EKG Biopsi Eksisi

Prognosis :Quo ad Vitam : Dubia ad bonamQuo ad Functionam : Dubia ad bonam

Hasil Pemeriksaan Laboraturium Hematologi, darah rutin Hemoglobin : 15,2 g/dL Hematokrit : 43% Leukosit : 9.650/mm3 Trombosit : 209.000/mm3 Eritrosit : 4,82 juta/mm3 Laju Endap Darah : 10/18 mm/jam Hitung Jenis Leukosit Basofil : 0% Eosinofil : 6% Batang : 0% Netrofil : 70% Limfosit : 21% Monosit : 3% Kimia klinik SGOT : 45 U/L SGPT : 36 U/L Ureum : 32 mg/dL Kreatinin : 1,0 mg/dL GDS : 106 mg/dL

Follow upTanggal /jam Catatan Instruksi

30/12/2014

02/01/2015KU : CMKel : Nyeri pada borokT : 120/80N: 80R: 20S: AFStatus lokalisNT (+)Dx / Susp BCC

KU : CMKel : Tidak ada keluhanT : 110/70N: 84R: 20S: AF

Co IPD Ro Thorax PA Terapi :IVFD RL 20 gtt/mInj Cefotaxime 2x1grInj Ranitidin 2x50mgInj Ketorolac 2x30mg

BLPL Terapi:Cefixime tab 2x1Ranitidin tab 2x1As. Mefenamat tab 3x1 Kontrol poli bedah

Karsinoma Sel Basal

DefinisiKarsinoma Sel Basal (Basal Cell Carcinoma/BCC) adalah suatu tumor kulit yang bersifat ganas, berasal dari sel-sel basal epidermis dan apendiknya. Tumor ini berkembang lambat dan tidak atau jarang bermetastase. Keganasan pada karsinoma ini ialah keganasan lokal (localized malignant) yaitu invasi ke tumor ke jaringan dibawah kulit (sub kulit), fasia, otot dan tulang, umumnya tidak menyebabkan kematian.Nama lain dari Karsinoma Sel Basal ini adalah : Basalioma, Basal Sel Epitelioma, Ulkus Rodens, Ulkus Jacob, Tumor Komprecher.

EpidemiologiKarsinoma sel basal pertama kali dilaporkan oleh Jacob pada tahun 1872. Karsinoma sel basal lebih sering dijumpai pada orang kulit putih daripada orang yang kulit berwarna, dan paparan sinar matahari yang lama dan kuat berperan dalam perkembangannya. Lebih sering dijumpai pada pria daripada wanita dan biasanya timbul setelah usia lebih dari 40 tahun. Karsinoma sel basal dapat juga dijumpai pada anak-anak dan remaja walaupun jarang.

EtiologiSampai saat ini masih belum diketahui pasti penyebabnya. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa faktor predisposisi yang memegang peranan penting perkembangan karsinoma sel basal. Faktor predisposisi yang diduga sebagai penyebab yaitu: Faktor internal : Umur, ras, genetik dan jenis kelamin. Faktor eksternal : radiasi ultraviolet (UV B 290-320 nm), radiasi ionisasi, bahan-bahan karsinogenik (mis: arsen, inorganik, zat-zat kimia, hidrokarbon polisiklik) dan trauma mekanis kulit (mis: bekas vaksin, bekas luka bakar, iritasi kronis, dll).

PatogenesisKarsinoma sel basal dari epidermis dan adneksa struktur (folikel rambut, kelenjar ekstrin). Terjadinya didahului dengan regenerasi dari kolagen yang sering dijumpai pada orang yang sedikit pigmentnya dan sering mendapat paparan sinar matahari, sehingga nutrisi pada epidermis terganggu dan merupakan prediksi terjadinya suatu kelainan kulit. Melanin berfungsi sebagai energy yang dapat menyerap energy yang berbeda jenisnya dan menghilang dalam bentuk panas. Jika energy masih terlalu besar dapat merusak sel dan mematikan sel atau mengalami mutasi untuk selanjutnya menjadi sel kanker.Beberapa peneliti mengatakan terjadinya karsinoma sel basal merupakan gabungan pengaruh sinar matahari, tipe kulit, warna kulit, dan faktor predisposisi lainnya. Peningkatan radiasi ultraviolet dapat menginduksi terjadinya keganasan kulit pada manusia melalui efek imunologi dan efek karsinogenik. Transformasi sel menjadi ganas akibat radiasi ultraviolet diperkirakan berhubungan dengan terjadinya perubahan pada DNA yaitu terbentuknya photo product yang disebut dimer primidin yang diduga berperan pada pembentukan tumor. Reaksi sinar ultraviolet menyebabkan efek terhadap proses karsinogenik pada kulit antara lain: Induksi timbulnya menjadi sel kanker, menghambat immunosurveillance dengan menginduksi limfosit T yang spesifik untuk tumor tertentu.

Gambaran KlinisKarsinoma sel basal umumnya mudah didiagnosis secara klinis. Ruam dari karsinoma sel basal terdiri dari satu atau beberapa nodul kecil seperti lilin (waxy), semitranslusen berbentuk bundar dengan bagian tengah lesi cekung (central depression) dan bisa mengalami ulserasi dan perdarahan, sedangkan bagian tepi meninggi seperti mutiara yang merupakan tanda khas yang pada pinggiran tumor ini.Pada kulit sering dijumpai tanda-tanda kerusakan seperti telangiectasia dan atropi. Lesi tumor ini tidak menimbulkan rasa sakit. Adanya ulkus menandakan suatu proses kronis yang berlangsung berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan ulkus ini secara perlahan-lahan bertambah besar. Gambaran klinik karsinoma sel basal bervariasi. Terdapat 5 tipe dan 3 sindroma klinik yaitu:1. Tipe Nodula-ulseratif (Ulkus Rodens)Jenis ini dimulai dengan nodus kecil 2-4 mm, translusen, warna pucat seperti lilin (waxy-nodulo). Dengan inspeksi yang teliti, dapat dilihat perubahan pembuluh darah superfisial melebar (telangiectasia).Permukaan nodus mula-mula rata tetapi kalau lesi membesar, terjadi cekungan ditengahnya dan pinggir lesi menyerupai bintil-bintil seperti mutiara (pearly border). Nodus mudah berdarah pada trauma ringan dan mengadakan erosi spontan yang kemudian menjadi ulkus yang terlihat di bagian sentral lesi.Kalau telah terjadi ulkus, bentuk ulkus seperti kawah, berbatas tegas, dasar irregular dan ditutupi oleh krusta. Pada palpasi teraba adanya indurasi disekitar lesi terutama pada lesi yang mencapai ukuran lebih dari 1 cm, biasanya berbatas tergas, tidak sakit atau gatal. Dengan trauma ringan atau bila krusta diatasnya diangkat, mudah berdarah.2. Tipe PigmentedGambaran klinisnya sama dengan nodula-ulseratif, berwarna coklat atau berbintik-bintik atau homogen (hitam merata), kadang-kadang menyerupai Melanoma. Banyak dijumpai pada orang kulit gelap yang tinggal pada daerah tropis.3. Tipe Morphea-like atau fibrosingMerupakan jenis yang agak jarang ditemukan. Lesinya berbentuk plakat yang berwarna kekuningan dengan tepi yang tidak jelas, kadang-kadang tepinya meninggi. Pada permukaannya tampak beberapa folikel rambut yang mencekung sehingga memberikan gambaran seperti sikatriks.Kadang-kadang tertutup krusta yang melekat erat. Jarang mengalami ulserasi. Tepi ini cenderung invasive kearah dalam. Tepi ini menyerupai penyakit morphea atau scleroderma.4. Tipe SuperfisialBerupa bercak kemerahan dengan skuama halus dan tepi yang meninggi. Lesi dapat meluas secara lambat, tanpa mengalami ulserasi. Umumnya multipel, terutama dijumpai pada badan, kadang-kadang pada leher dan kepala.5. Tipe FirbroepitelialBerupa satu atau beberapa nodul yang keras dan sering bertangkai pendek, permukaannya halus dan sedikit kemerahan. Terutama dijumpai dipunggung. Tipe ini sangat jarang ditemukan.

DiagnosisDitegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik (gejala klinis), dan pemeriksaan histopatologis. Dari anamnesis terdapat kelainan kulit terutama dimuka yang sudah berlangsung lama berupa benjolan kecil, tahi lalat, luka yang sukar sembuh, lambat menjadi besar dan mudah berdarah. Tidak ada rasa gatal atau sakit. Pada pemeriksaan fisik terlihat papul atau ulkus dapat berwarna seperti warna kulit atau hiperpigmentasi. Pada palpasi teraba indurasi. Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional. Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan histopatologi yaitu dengan dilakukan biopsi. Pada setiap kelainan kulit yang tersangka KSB harus dilakukan biopsi.

Diagnosis Banding1. Karsinoma sel skuamosa2. Melanocytyc naevi (Nevus Pigmentosus)3. Melanoma malignan4. Trichoepitelioma5. Hiperplasia sebaceous6. Keratosis seboroik (keratosis senelis)

PenatalaksanaanTujuannya yaitu kesembuhan dengan hasil kosmetik yang baik karena umumnya karsinoma sel basal terdapat pada wajah. Terapi dapat bersifat preventif dan kuratif. Banyak metode pengobatan karsinoma sel basal yaitu: Preventif :Oleh karena sinar matahari predisposisi utama untuk terjadi kanker kulit maka perlu diketahui perlindungan kulit terhadap sinar matahari, terutama bagi orang-orang yang sering melakukan aktifitas diluar rumah dengan cara memakai sunscreens (tabir surya) selama terpajan sinar matahari. Penggunaan tabir surya untuk kegiatan diluar rumah diperlukan tabir surya dengan SPM yang lebih tinggi (>15-30).Adanya hubungan antara terbentuknya berbagai radikal bebas antara lain akibat sinar UV pada beberapa jenis kanker kulit, telah banyak dilaporkan. Pemakaian antioksidan dapat berfungsi untuk menetralkan kerusakan atau mempertahankan fungsi dari serangan radikal bebas. Telah banyak bukti bahwa terpaparnya jaringan dengan radikal bebas dapat mengakibatkan berbagai gejala klinik atau penyakit yang cukup serius.Akibat reaksi oksidatif radikal bebas di DNA menimbulkan mutasi yang akhirnya menyebabkan kanker. Diantaranya antioksidan tersebut adalah : betakaroten, vitamin E, dan vitamin C. Kuratif :1) Bedah EksisiBedah eksisi atau bedah scalpel pada KSB dini memberikan tingkat kesembuhan yang tinggi.2) Radioterapi (pria diasiio nisasi)Penyinaran local diberikan lapangan radiasi meliputi tumor dengan 1-2 cm jaringan sehat disekelilingnya. Penyinaran dilakukan dengan dosis 200 cGy per fraksi, 5 fraksi dalam 1 minggu dengan total dosis 4.000 cGy.3) Kuretasi dan elektrodesikasiDilakukan pada tingkat yang dini, cara yang terbaik dengan cara cutting dan koagulasi dibantu dengan curettage. Jika hendak mengambil specimen jaringan untuk pemeriksaan histopatologi, dilakukan dengan electrosection (pure cutting). Terlebih dahulu diberi marker 3-5 mm di luar tumor.4) Bedah beku (cryosurgery)Bedak beku adalah suatu metode pengobatan dengan menggunakan bahan yang dapat menurunkan suhu jaringan tubuh dari puluhan sampai ratusan derajat Celcius dibawah nol (subzero). Efek yang ingin dicapai:a) Perubahan sel epidermal dan epidermolisis dengan pembekuan ringan dimana terjadi vesikulasi (tampak vesikel atau bula), kemudian diikuti krustasi dan proses wound healing tanpa jaringan parut dan kemungkinan hipopigmentasi.b) Cryonecrosis, destruksi serta nekrosis sel dalam jaringan dermis dan jaringan dibawahnya dengan cara pembentukan Kristal es intra dan ekstra sel, akibatnya terjadi kerusakan membrane sel dan perubahan konsentrasi elektrolit, iskemik, respon immunologic selama masa pencarian Kristal es (thaw period).5) Bedah kimia6) Teraplia serPengamatan lebih lanjut setelah pengobatan perlu dilakukan, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kekambuhan dan kemungkinan adanya tumor baru yang mungkin timbul. Kemungkinan kambuh berulang dilaporkan 11%-49%.

RekurensiKarsinoma sel basal mempunyai rekurensi tinggi, terutama bila pengobatan tidak adekuat. Biasanya rekurensi terjadi 4 bulan pertama sampai 12 bulan setelah pengobatan.

PrognosisPrognosis umumnya baik dengan five year survival rate mencapai 99%.

DAFTAR PUSTAKA

1. Buditjahjono S. Tumor-Tumor Kulit. Dalam: Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit, Hipokrates, 20002. Fitzpatrick TB. Dermatology in General Medicine 5th ed. Vol I, Mc-Graw Hill, 1992 3. Habif TP, MD. Basal Cell Carcinoma. Dalam: Premalignat and Malignan Non Melanoma skin Tumor Clinical Dermatology, A color guide to diagnosis and Theraphy, 3th Ed, St. Louis Baltimore, Mosby, 19964. Hamzah M, Kanker Kulit : Aspek Deteksi Dini, Diagnosis Penentuan Tingkat Penyakit dan Pencegahannya. Dalam Kumpulan Makalah Lengkap PIT V, PERDOSKI, Semarang, 2000. 5. Handayani I, Kuswadji. Penatalaksanaan Karsinoma Sel Basal. Dalam: MDVI Vol I, No 26, 1999 6. http://www.webmd.com/melanoma-skin-cancer/squamous-and-basal-cell-carcinoma7. Lever WF. Histopathology of the Skin 6 edition, JB Lippincot Company, 19838. Ranhdle W H, Basal cell Carcinoma. In: Dermatology Surg. Vol 22, 1999: 255-261 9. Rata I.G.K. Tumor Kulit. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Editor Djuanda A. Dkk ed 3 FK-UI, 1999: 207-22 10. Tambunan G.W. Karsinoma Kulit dalam Sepuluh Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia. EGC, 1995 : 52-6611. Tjarta A. Spektrum Kanker Kulit di Indonesia MDVI, Vol 3.No 22, 199513