Referat Bantuan Hidup Dasar

31
BANTUAN HIDUP DASAR A. Pendahuluan Bantuan hidup dasar adalah usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa. Bila usaha bantuan hidup ini dilakukan tanpa memakai obat, cairan intravena ataupun kejutan listrik maka dikenal sebagai bantuan hidup dasar (Basic Life Support). Sebaliknya bila bantuan hidup dilakukan dengan menggunakan obat-obatan dikenal dengan bantuan hidup lanjut (Advanced life Support). Henti jantung mendadak (Sudden Cardiac Arrest/SCA adalah penyebab kematian tertinggi hamper di seluruh dunia. Banyak korban henti jantung berhasil selamat jika orang sekitarnya bertindak cepat saat jantung bergetar atau ventrikel fibrilasi (VF) masih ada, tetapi resusitasi 1

Transcript of Referat Bantuan Hidup Dasar

Page 1: Referat Bantuan Hidup Dasar

BANTUAN HIDUP DASAR

A. Pendahuluan

Bantuan hidup dasar adalah usaha yang dilakukan untuk

mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadaan yang

mengancam nyawa. Bila usaha bantuan hidup ini dilakukan tanpa

memakai obat, cairan intravena ataupun kejutan listrik maka dikenal

sebagai bantuan hidup dasar (Basic Life Support). Sebaliknya bila bantuan

hidup dilakukan dengan menggunakan obat-obatan dikenal dengan

bantuan hidup lanjut (Advanced life Support).

Henti jantung mendadak (Sudden Cardiac Arrest/SCA adalah penyebab

kematian tertinggi hamper di seluruh dunia. Banyak korban henti jantung

berhasil selamat jika orang sekitarnya bertindak cepat saat jantung bergetar

atau ventrikel fibrilasi (VF) masih ada, tetapi resusitasi kebanyakan gagal

apabila ritme jantung telah berubah menjadi tidak bergerak (asistole).

Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan salah satu usaha untuk

mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadaan yang

mengancam nyawa, sehingga harus secepatnya dilakukan.

Resusitasi jantung paru terdiri dari 2 tahap yaitu:

1. Survei primer

Yang dapat dilakukan oleh semua orang

2. Survei sekunder

Yang hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis dan paramedic

terlatih dan merupakan lanjutan dari survey primer.

1

Page 2: Referat Bantuan Hidup Dasar

B. Tujuan

1. Memberikan bantuan sirkulasi dan pernafasan yang adekuat sampai

keadaan henti jantung teratasi atau sampai penderita di nyatakan

meninggal.

2. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi

3. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari

korban yang mengalami henti jantung atau henti nafas melalui

resusitasi jantung paru (RJP).

C. Indikasi Bantuan Hidup Dasar

1. Henti nafas

2. Henti jantung

D. Henti nafas dan henti jantung

1. Henti nafas

a. Definisi

Adalah terhentimya pernafasan spontan disebabkan gangguan

jalan nafas, baik parsial ataupun total atau gangguan dipusat

pernafasan. Henti nafas merupakan kasus yang harus dilakukan

tindakan bantuan hidup dasar.

b. Penyebab henti nafas

1) Sumbatan jalan nafas

Jalan nafas dapat mengalami sumbatan total atau persial,

sumbatan jalan nafas total dapat menimbulkan henti jantung

mendadak karena berhentinya suplai oksigen baik ke otak maupun

2

Page 3: Referat Bantuan Hidup Dasar

ke miokard. Sumbatan jalan nafas parsial umumnya lebih lambat

menimbulkan keadaan henti jantung, namun usaha yang dilakukan

tubuh untuk bernafas dapat menyebabkan kelelahan.

Kondisi yang menyebabkan sumbatan jalan nafas:

a) Benda asing termasuk darah

b) Muntahan

c) Edema laring atau bronkus akibat trauma langsung pada wajah

atau tenggorokan.

d) Spasme laring atau bronkus akibat radang atau trauma

e) Tumor

2) Gangguan paru

Kondisi-kondisi paru yang menyebabkan ganguan

oksigenasi dan ventilasi antara lain.

a) Infeksi

b) Aspirasi

c) Edema paru

d) Kontusio paru

e) Keadaan tertentu yang menyebabkan rongga paru tertekan oleh

asing seperti pneumotorak, hemotoraks, efusi pleura.

3) Gangguan neuromuscular

Kondisi-kondisi yang menyebabkan penurunan kemampuan

otot-otot utama pernafasan ( otot dinding dada, diafragma dan otot

interkostal ) untuk mengembangkan paru antara lain:

3

Page 4: Referat Bantuan Hidup Dasar

a) Miastenia gravis

b) Sindrom guillian barre

c) Skelrosis multiple

d) Poliomyelitis

e) Distofi muscular

2. Henti jantung

a. Definisi

Henti jantung adalah berhentinya sirkulasi peredaran darah

Karena kegagalan jantung untuk melakukan kontraksi secara

efektif.

b. Penyebab henti jantung:

1) Gagal jantung

2) Temponade jantung

3) Miokarditis

4) Kardiomiopati hipertropi

5) Fibrilasi ventrikel yang mungkin disebabkan oleh iskemia

miokard, infark miokard, tersengat listrik, ganguan elektrolit

atau konsumsi obat obatan.

E. Penatalaksanaan bantuan hidup dasar

Urutan pelaksanaan bantuan hidup dasar yang benar akan

memperbaiki tingkat keberhasilan. Berdasarkan panduan bantuan hidup

dasar yang dikeluarkan oleh American Heart and European Society of

resuscitation, pelaksanaan bantuan hidup dasar dimulai dari penilaian

4

Page 5: Referat Bantuan Hidup Dasar

kesadaran penderita, aktivitasa layanan gawat darurat dan dilanjutkan

dengan tindakan pertolongan yang diawali dengan CABD (circulation-

Airway-Breathing-Defibrilator).

Gambar.1

Rantai keselamatan:

Rantai ini berlaku terhadap penderita baik karena gangguan irama jantung

VF atau jantung bergetar maupun gangguan suplai oksigen.

Rantai tersebut adalah:

Akses dini : kenali keadaan darurat lalu panggil bantuan medis atau

aktifkan emergensi yang berlaku.

Bantuan Hidup Dasar (BHD)/ survey primer : RJP segera

Kejut jantung dini : RJP disertai kejut jantung dalam 3-5 menit

menghasilkan kemungkinan selamat sebesar 49-75%

5

Page 6: Referat Bantuan Hidup Dasar

Bantuan Hidup Lanjut dini / primer secondary dan penanganan

paska resusitasi yang dilakukan petugas medis akan mempengaruhi

hasil akhir

1. Akses Dini

a. Penilaian respon

Penilaian respon dilakukan setelah penolong yakin bahwa

dirinya sudah aman untuk melakukan pertolongan. Penilaian repon

dilakukan denagn cara menepuk-nepuk dan menggoyangkan

penderita sambil berteriak memanggil penderita.

Hal yang perlu diperhatikan setelah melakukan penilaian respon

penderita:

1) Bila penderita menjawab atau bergerak terhadap respons yang

diberikan, maka usahakan tetap mempertahankan posisi seperti

pada saat ditemukan atau diposisikan kedalam posisi mantap,

sambil terus melakukan pemantauan tanda-tanda vital sampai

bantuan datang.

6

Page 7: Referat Bantuan Hidup Dasar

2) Bila penderita tidak memberikan respon serta tidak bernafas

atau bernafas tidak normal(gasping) maka penderita dianggap

mengalami kejadian henti jantung. Langkah selanjutnya yang

perlu dilakukan adalah melakukan aktivasi system layanan

gawat darurat.

b. Pengaktifan system layanan gawat darurat

Setelah melakukan pemeriksaan kesadaran penderita dan

tidak didapatkan respon dari penderita, hendaknya penolong

meminta bantuan orang terdekat untuk menelepon system layanan

gawat darurat (atau system kode biru bila dirumah sakit). Bila tidak

ada orang lain didekat penolong untuk membantu, maka sebaiknya

penolong menelepon system layanan gawat darurat. Saat

melaksanakan percakapan dengan petugas layanan gawat darurat,

hendaknya dijelaskan lokasi penderita, kondisi penderita, serta

bantuan yang sudah diberikan kjepada penderita.

2. Survei Primer

Survey primer difokuskan pada bantuan sirkulasi , bantuan

nafas dan defibrilasi. diawali dengan CABD (circulation-Airway-

Breathing-Defibrilator).

Sebelum melakukan tahapan C (circulation), harus terlebih dahulu

dilakukan prosedur awal pada penderita. Sebelum melakukan kompresi

dada pada penderita, penolong harus melakukan pemeriksaan awal

7

Page 8: Referat Bantuan Hidup Dasar

untuk memastikan bahwa penderita dalam keadaan tanpa nadi saat

akan dilakukan pertolongan. Pemeriksaan dilakukan dengan

melakukan perabaan denyut nadi bukan hal yang mudah dilakukan,

bahkan tenaga kesehatan yang menolong mungkin memerlukan waktu

yang agak panjang untuk memeriksa denyut nadi sehingga:

a. Tindakan pemeriksaan denyut nadi bisa tidak dilakukan oleh

penolong awam dan langsung mengasumsikan terjadi henti jantung

jika seorang dewasa mendadak tidak sadarkan diri atau penderita

tanpa respon yang bernafas tidak normal.

b. Pemeriksaan arteri karotis dilakukan dengan memegang leher

penderita dan mencari trakea dengan 2-3 jari selama 10 detik.

Selanjutnya dilakukan perabaan bergeser ke lateral sempai

menemukan batas trakea dengan otot samping leher (tempat lokasi

arteri karotis berada).

Jika teraba denyutan nadi, penolong harus kembali

memeriksa pernafasan penderita dengan melakukan manuver

tengadah kepala topang dagu umtuk menilai pernafasan penderita.

Jika tidak bernafas lakukan bantuan pernafasan dan jika bernafas

pertahankan jalan nafas.

8

Page 9: Referat Bantuan Hidup Dasar

Gambar.2

c. Kompresi Jantung C

Jika telah dipastikan tidak ada denyut jantung, selanjutnya

dapat diberikan bantuan sirkulasi atau yang disebut dengan

kompresi dada atau kompresi jantung luar, dilakukan dengan

teknik sebagai berikut:

1) Dengan jari telunjuk dan jari tengah penolong menelusuri

tulang iga kanan atau kiri sehingga bertemu dengan tulang dada

sternum.

2) Dari pertemuan tulang iga (tulang sternum) diukur kurang lebih

2-3 jari ke atas. Daerah tersebut merupakan tangan penolong

dalam memberikan bantuan sirkulasi.

3) Letakan kedua tangan pada posisi tadi dengan cara menumpuk

satu telapak tangan diatas telapak tangan yang lainya, hindari

jari-jari tangan menyentuh dinding dada penderita, jari-jari

tangan dapat diluruskan atau menyilang.

9

Page 10: Referat Bantuan Hidup Dasar

4) Dengan posisi badan tegak luru, penolong menekan dinding

dada korban dengan tenaga dari berat badannya secara teratur

sebanyak 30 kali dengan kedalaman penekanan 5cm (2inci)

5) Tekanan pada dada harus dilepaskan keseluruhannya dan dada

dibiarkan mengembang kembali ke posisi semuala setiap kali

melakukam kompresi dada. Selang waktu yang dipergunakan

untuk melepaskan kompresi harus sama dengan pada saat

melakukan kompresi.(50% duty cycle).

6) Tangan tidak boleh lepas dari permukaan dada dan atau

merubah posisi tangan pada saat melepaskan kompresi.

7) Rasio bantuan sirkulasi dan pemberian nafas adalah 30:2

dilakukan baik oleh 1 atau 2 penolong jika penderita tidak

terintubasi dan kecepatan kompresi adalah 100 x permenit

(dilakukan 4 siklus permenit). Untuk kemudian dinilai apakah

perlu dilakukan siklus berikutnya atau tidak.

Gambar.3

10

Page 11: Referat Bantuan Hidup Dasar

8) Selang waktu mulai dari menemukan pasien dan dilakukan

prosedur dasar sampai dilakukannya tindakan bantuan sirkulasi

(kompresi dada) tidak boleh melebih 30 detik.

Gambar.4

Hal yang harus di perhatikan saat melakukan RJP:

- Pastikan lokasi aman buat anda , korban dan orang lain.

- Gunakan alat pelindung diri sarung tangan bila ada

- Periksa kesadaran

- Gunakan alat pelindung diri sebelum RJP (saat embrian

napas/pocket mask)

- Posisi kompresi disamping kanan atau kiri sejajar dengan bahu

korban buat dewasa

- Bantuan nafas dengan pocket mask / bag valve mask

-

11

Page 12: Referat Bantuan Hidup Dasar

3. Jalan nafas (Airway)

Perubahan yang terjadi pada alur bantuan hidup dasar ini sesuai

american heart assosiation mengenai bantuan hidup dasar, bahwa

penderita yang mengalami henti jantung umumnya memiliki penyebab

primer gangguan jantung, sehingga kompresi secepatnya harus

dilakukan darinpada menghabiskan waktu mencari sumbatan benda

asing pada jalan nafas.

Setelah melakukan tindakan kompresi sebanyak 30 x maka

dilanjutkan dengan pemberian bantuan nafas sebanyak 2x yang diawali

dengan membuka jalan nafas posisi penderita saat diberikan bantuan

nafas tetap terlentang. Jika mungkin dengan dasar yang keras dan datar

dengan posisi penolong tetap berada disamping penderita.

Buka jalan nafas :

Pada penderita yang tidak sadarkan diri maka tonus otot-otot tubuh

akan melemah termasuk otot rahang dan leher. Keadaan tersebut dapat

mengakibatkan lidah dan epiglotis terjatuh ke belakang dan

menyumbat jalan nafas. Jalan nafas dapat dibuka oleh penolong

dengan metode:

a. Head tilt chin lift maneuver (dorong kepala ke belakang sambil

mengangkat dagu).

Tidakan ini aman dilakukan bila penderita tidak dicurigai

mengalami gangguan/trauma tulang leher.

12

Page 13: Referat Bantuan Hidup Dasar

Gambar.5

b. Jaw Thrust

Bila penderita dicurigai mengalami gangguan/trauma leher

maka tindakan untuk membuka jalan nafas dilakukan dengan

menekan rahang bwah ke arah belakang.

Gambar.6

13

Page 14: Referat Bantuan Hidup Dasar

Setelah dilakukan tindakan membuka jalan nafas langkah

selanjutnya adalah dengan pemberian nafas bantuan. Tindakan

pembersihan jalan nafas, serta maneufer look, listen, and feel tidak

dikerjakan lagi, kecuali jika tindakan pemberian nafas bantuan

tidak menyebabkan paru terkembang secara baik.

4. Ventilasi (breathing)

Tindakan pemberian nafas bantuan dilakukan kepada penderita

henti jantung setelah satu siklus kompresi selesai dilakukan 30 x

kompresi. Hal yang diperhatikan dalam ventilasi:

a. Nafas bantuan 2x dalam waktu 1 detik setiap hembusan

b. Berikan bantuan nafas sesuai dengan kapasitas volume tidal yang

cukup untuk memperlihatkan pengangkatan dinding dada.

c. Berikan bantuan nafas bersesuaian dengan kompresi dengan

perbandingan 2x bantuan nafas setelah 30 x kompresi.

Pemberian nafas bisa dilakukan dengan metode:

1) Mulut ke mulut

Gambar.7

14

Page 15: Referat Bantuan Hidup Dasar

Metode ini merupakan metode yang paling mudah dan

cepat. Oksigen yang dipakai berasal dari udara yang

dikeluarkan oleh penolong. Cara melakukan pertolongan

adalah:

a) Mempertahankan posisi head tilt chin lift, yang dilanjutkan

dengan menjepit hidung menggunakan ibu jari dan telunjuk

tangan.

b) Buka sedikit mulut penderita tarik nafas panjang dan

tempelkan rapat bibir penolong melingkari mulut penderita

kemudian hembuskan lambat setiap tiupan selama 1 detik

dan pastikan sampai terangkat.

c) Tetap pertahankan head tilt chin lift, lepaskan mulut

penolong dari mulut penderita, lihatlah apakah dada

penderita turun waktu ekshalasi.

2) Mulut ke hidung

Gambar.8

15

Page 16: Referat Bantuan Hidup Dasar

Nafas bantuan ini dilakukan bila pernafasan mulut ke

mulut sulit dilakukan, misalnya karena trismus. Caranya adalah

katupkan mulut penderita disertai chin lift, kemudian

hembuskan udara seperti pernafasan mulut ke mulut. Buka

mulut penderita waktu ekshalasi.

3) Mulut ke sungkup

Gambar.9

Penolong menghembuskan udara melalui sungkup yang

diletakkan di atas dan melingkupi mulut dan hidung penderita.

Sungkup ini terbuat dari plastic transparan, sehingga muntahan

dan warna bibir penderita dapat terlihat.

Cara melakukan pemberian nafas mulut ke sungkup:

- Letakkan sungkup pada muka penderita dan dipegang dengan

kedua ibu jari

- Lakukan head tilt chin lift/ jawa thrust, tekan sungkup muka

penderita dengan rapat kemudian hembuskan udara melalui

lubang sungkup sampai dada terangkat.

16

Page 17: Referat Bantuan Hidup Dasar

- Hentikan hembusan dan amati turun nya pergerakan dinding

dada.

5. Defibrilation / Kejut Jantung Dini

Defibrillation atau defibrilasi adalah suatu terapi dengan

memberikan energy listrik yang kuat dengan metode asinkron ke

jantung pasien melalui elektroda yang di tempatkan pada permukaan

dada pasien. AED adalah defibrillation yang menggunakan system

computer yang dapat menganalisa irama jantung, mengisi tingkat

energy yang sesuai dan mampu memberikan petunjuk bagi penolong

dengan memberikan petunjuk secara visual untuk peletakan elktroda.

Tujuannya adalah untuk koordinasi aktivitas listrik jantung

dan mekanisme pemompaan, ditunjukan dengan membaiknya

cardiac output, perfusi jaringan dan oksigenasi.

17

Page 18: Referat Bantuan Hidup Dasar

American Heart association (AHA) merekomendasikan

agar defibrilasi diberikan secepat mungkin saat pasien

mengalamigambaran VT non pulse atau VF, yaitu 3 menit atau

kurang untuk setting rumah sakit dan dalam 5 menit atau kurang

dalam setting luar rumah sakit. Defibrilasi dapat dilakukan diluar

rumah sakit karena sudah tersedia alat Automatic External

Defibrilation (AED).

3. Bantuan Hidup Lanjut

Bantuan hidup lanjut berhubungan dengan teknik yang ditunjuk

untuk memperbaiki ventilasi dan oksigenasi korban pada diagnosis

serta terapi gangguan irama utama selama henti jantung. Bantuan

hidup dasar memerlukan peralatan khusus dan pengguna obat. Harus

segera dimulai bila diagnosis henti jantung atau henti nafas dibuat dan

harus diteruskan sampai bantuan hidup lanjut diberikan. Setelah

dilakukan ABC/CAB RJP dan belum timbul denyut jantung spontan,

maka resusitasi diteruskan dengan langkah DEF.

a. Drug and Fluid (Obat dan Cairan)

Tanpa menunggu hasil EKG dapat diberikan:

Adrenalin : 0,5-1,0 mg

Natrium bicarbonate 1-2 meq/kgbb

Lidokain 1-2 mg/kgbb

Sulfas atropine 0,005-0,1 mg/kgbb

Dopamine

18

Page 19: Referat Bantuan Hidup Dasar

b. Monitor KG

Monitor EKG dipasang pada semua penderita fibrilasi

ventrikel, assistor ventrikuler, disosiasi elektro mekanis.

c. Fibrillation treatment

Elektroda dipasang disebelah kiri putting susu kiri

disebelah kanan sternum atas, defibrilasi luar arus searah:

200-360 juole pada dewasa

100-200 joule pada anak

50-100 joule pada bayi

4. Keputusan untuk mengakhiri upaya resusitasi

Semua tenaga kesehatan dituntut untuk memulai RJP segera

setelah diagnosis henti nafas atau henti jantungdibuat, tidak sadar ada

pernafasan spontan dan reflex muntah dan dilatasi pupil yang menetap

selama 15 menit – 30 menit atau lebih merupakan petunjuk kematian

19

Page 20: Referat Bantuan Hidup Dasar

otak. Tidak ada aktifitas listrik jantung selam 30 menit walaupun

sudah dilakukan RJP dan terapi obat yang optimal mendandakan mati

jantung.

Dalam resusitasi darurat, seseorang dinyatakan mati, jika:

a. Terdapat tanda-tanda mati jantung

b. Sesudah dimulai resusitasi pasien tetap tidak sadar, tidak timbul

ventilasi spontan dan reflex muntah serta pupil tetap dilatasi

selama 15-30 menit atau lebih .

Dalam resusitas darurat dapat diakhiri bila ada salah satu dari berikut:

a. Telah timbul kembali sirkulasi dan ventilasi spontan yang efektif

b. Upaya resusitasi telah diambil alih oleh orang lain yang lebih

bertanggung jawab meneruskan resusitasi.

c. Seorang dokter mengambil alih tanggung jawab

d. Penolong terlalu capek sehingga tak sanggup melanjutkan

resusitasi.

e. Pasien dinyatakan mati

20

Page 21: Referat Bantuan Hidup Dasar

Daftar Pustaka

Subagjo Agus, 2013. Bantuan Hidup Jantung Dasar. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.

Buku Pedoman Pelatihan BTCLS. 2012. Yayasan Nakespro Global. Jakarta

American College Of Surgeon Committee On Trauma. 2004. Advanced Trauma Life Support ATLS. Edisi 7. Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI)

21