Referat Acne

15
REFERAT ACNE VULGARIS DISUSUN OLEH : Rizki Rahayuningsih 110.2004.229 Pembimbing : Dr. Didi Supriadi, SpKK KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN 0

Transcript of Referat Acne

Page 1: Referat Acne

REFERATACNE VULGARIS

DISUSUN OLEH :

Rizki Rahayuningsih110.2004.229

Pembimbing :Dr. Didi Supriadi, SpKK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN

RSUD SUBANG

23 AGUSTUS – 25 SEPTEMBER 2010

0

Page 2: Referat Acne

ACNE VULGARIS

PENGERTIAN

Akne adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya

komedo,papul.pustul serta nodus pada tempat predileksinya

EPIDEMIOLOGI

Kligman mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang sama sekali tidak pernah menderita

penyakit ini. Penyakit ini jarang terjadi pada waktu lahir, namun ada kasus yang terjadi pada

masa bayi 1. 80% terjadi pada usia 11-30 tahun.Tetapi insiden yang paling sering terjadi adalah

di masa remaja (79-90%) 2 .Insiden terjadi pada sekitar umur 14-17 tahun pada wanita dan usia

16-19 tahun pada pria. Namun kadang- kadang pada wanita acne menetap sampai usai 30-an.

Pada pria lebih jarang terjadi,tetapi bila terjadi pada umumnya lebih berat.1

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS1,2

Etiologi yang pasti blum diketahui, namun beberapa factor yang berkaitan dengan pathogenesis

acne adalah :

1. Perubahan pola keratinisasi dalam folikel. Keratinisasi dalam folikel yang biasanya

berlangsung longgar berubah menjadi padat sehingga sukar lepas dari saluran folikel

tersebut.

2. Produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan peningkatan unsure komedogenik

dan inflamatogenik penyebab acne.

3. Terbentuknya fraksi asam lemak bbas penyebab terjadinya proses inflamasi folikel dalam

sebum dan kekentalan sebum yang penting pada pathogenesis penyakit

4. Peningkatan jumlah flora folikel ( Propionibacterium Acnes,Pytirosporum ovale, dan

staphylococcus epidermidis) yang berperan dalam proses kemotaktik inflamasi

5. Terjadinya respon hospes berupa pembentukan circulating antibodies yang memperberat

acne

6. Peningkatan kadar hormone androgen,anabolic, kortikosteroid, gonadotropin serta ACTH

yang mungkin menjadi factor penting pada kegiatan kelenjar sebasea. Hormon Androgen

1

Page 3: Referat Acne

menyebabkan peningkatan aktivitas kelenjar sebasea pada wajah,leher,dan tubuh. Kelenjar

sebasea berfungsi melembabkan folikel rambut dan kulit,tetapi pada orang-orang yang

memiliki acne,kelenjar ini terlalu hiper responsive terhadap hormone androgen

dibandingkan orang yang normal.

7. Terjadinya stres psikik yang dapat memicu kegiatan kelenjar sebasea, baik secara

langsung maupun melalui rangsangan terhadap kelenjar hipofisis.

8. Faktor lain : usia,ras,family,makanan, cuaca/musim yang secara tidak langsung dapat

memacu peningkatan proses pathogenesis tersebut.

9. Terjadinya proses inflamasi . Proses inflamasi yang dipicu oleh P. acnes disebabkan

beberapa mekanisme. P. acnes memproduksi enzim lipase yang menghidrolisis trigliserid

pada sebum untuk memproduksi asam lemak bebas yang bersifat iritatif dan

komedogenik. P.acnes juga mengeluarkan factor kemotaktik (IL-1, IL-8, TNF-α) yang

memicu leukosit. Adanya leukosit ini mengakibatkan dilepaskannya enzim hidrolitik yang

berperan dalam rupturnya dinding folikel, sehingga mengakibatkan inflamasi pada

jaringan sekitarnya.

GEJALA KLINIS

Tempat predileksi akne vulgaris adalah di muka,bahu,dada bagian atas, dan punggung

bagian atas. Lokasi kulit lain misalnya leher,lengan atas,dan glutea kadang-kadang terkena.

Erupsi kulit polimorf, dengan gejala predominan salah satunya, komedo,papul yang tidak

beradang, dan pustul, nodus dan kista yang beradang. Dapat disertai rasa gatal, namun umumnya

keluhan penderita adalah keluhan estetis.

Komedo adalah gejala patognomonik bagi acne berupa papul miliar yang di tengahnya

mengandung sumbatan sebum, bila berwarna hitam akibat mengandung unsur melanin disebut

komedo hitam atau komedo terbuka (black komedo, open comedo). Sedangkan bila berwarna

putih karena letaknya lebih dalam sehingga tidak mengandung unsure melanin disebut komedo

putih atau komedo tertutup ( white comedo, close comedo)

2

Page 4: Referat Acne

Gambar 2.1 Gambar 2.2

Komedo Hitam Komedo Putih

GRADASI

Menurut FKUI, gradasi akne vulgaris dibagi sbagai berikut :

1. Ringan,bila :

- beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi

- sedikit lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi

- sedikit lesi beradang pada 1 predileksi

2. Sedang,bila :

- banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi

- beberapa lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi

- beberapa lesi beradang pada 1 predileksi

- sedikit lesi beradang pada lebih dari 1 predileksi

3. Berat,bila :

- banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi

- banyak lesi beradang pada 1 atau lebih predileksi

Catatan: sedikit bila lesi <5, beberapa 5-10, banyak > 10 lesi

3

Page 5: Referat Acne

Tak beradang bila terdapat komedo putih, komedo hitam,papul

Beradang bila terdapat pustule,nodul,dan kista

DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskohleasi sebum,yaitu

pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok unna). Sebum yang

menyumbat folikel tampak sebagai massa padat seperti lilin atau massa lebih lunakbagai nasi

yang ujungnya kadang berwarna hitam.

Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupakan sebukan

sel radang kronis di sekitar folikel pilosebaseadengan massa sebum di dalam folikel. Pada kista,

radang sudah menghilang diganti dengan jaringan ikat pembatas massa cair sebum yang

bercampur dengan darah,jaringan mati dan keratin yang lepas.

Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada etiologi dapat

digunakan untuk penelitia,tetapi hasil sering tidak memuaskan.

Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit dapat pula kadar asam lemak bebas

DIAGNOSIS BANDING

1. Erupsi akneiformis yang disebabkan oleh induksi obat, misalnya kortikosteroid, INH,

barbiturate, bromide,yodida, difenil hidantoin, trimetadion,ACTH, dan lainnya. Klinis

berupa erupsi papulo pustule mendadak tanpa adanya komedo di hampir seluruh bagian

tubuh. Dapat disertai demam dan dapat terjadi di semua usia.

2. Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisis. Umumnya lesi monomorf, tidak

gatal,bisa berupa komedo atau papul,dengan tempat predileksi di tempat kontak zat kimia

atau rangsangan fisisnya.

3. Rosasea, merupakan penyakit peradangan kronik di daerah muka dengan gejala eritema,

pustule, teleangiektasi dan kadang-kadang disertai hipertrofi kelenjar sebasea. Tidak

terdapat komedo kecuali bila kombinasi dengan acne.

4. Dermatitis peri oral yang terjadi terutama pada wanita dengan gejala klinis polimorf

eritema, papul, pustule, di sekitar mulut yang terasa gatal.

4

Page 6: Referat Acne

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah terjadinya erupsi (preventif) dan

usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi (kuratif). Kedua usaha tersebut harus dilakukan

bersamaan mengingat bahwa kelainan ini terjadi akibat pengaruh berbagai factor (multifaktorial),

baik factor internal dari dalam tubuh sendiri (ras, familial, hormonal), maupun factor eksternal

(makanan, nusim, stress) yang kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh penderita.

PENCEGAHAN

1. Menghindari terjadinya peningkatan lipis sebum dan perubahan isi sebum dengan cara

diet rendah lemak dan karbohidrat, meskipun hal ini masih diperdebatkan efektivitasnya.

Kemudian melakukan perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit dari kotoran

dan jasad renik yang mempunyai peran pada etiopatogenesis akne vulgaris.

2. Menghindari terjadinya factor pemicu

3. Memberikan informasi yang cukup pada penderita mengenai penyebab penyakit

PENGOBATAN

Dapat dilakukan dengan 3 cara antaralain pemberian obat topical, pengobatan sistemik, dan

bedah kulit.

1. Pengobatan Topikal

Pengobatan topical dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan

peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi. Obat topical terdiri atas:

1. Bahan iritan yang dapat mengelupas kulit (peeling), misalnya sulfur ( 4-8% ), resorsinol (1-5%), asam salisilat (2-5%), peroksida benzoil (2,5-10%) Benzoyl peroxide – bacteriocidal against P. acnes with low potential for resistance, mild comedolytic action, decreases free fatty acids so mild anti-inflammatory effect.

available in 2.5%, 3%, 4%, 5%, 6%, 8%, and 10% concentrations comes in gels, lotions, creams, soaps, and washes (gels have better penetration) begin with qOd, advance slowly to BID; slowly advance concentration as tolerated side effects: peeling, irritation, contact dermatitis (1-2%), bleaches hair and fabric examples: Clearasil cream (10%), Neutrogena On-The-Spot lotion/patch (2.5%), Neutrogena acne

mask (5%), Oxy lotion (5%, 10%), Oxy 10 wash (10%). o Asam vitamin A (0,025-0,1%) Retinoid merupakan derivate dari vitamin A yang

telah digunakan selama lebih dari 25 tahun untuk pengobatan acne. Merupakan bahan yang bersifat komedolitik paling efektif untuk mengurangi hyperkeratosis dan perlengketan folikel sel-sel epitel, dan mengurangi efek anti inflamasi. Tretinoin (Retin-

5

Page 7: Referat Acne

A, Avita, generics): available in cream 0.025%, 0.05%, 0.1% or gel 0.01%, 0.025% or microsphere 0.04%, 0.1%. Cream is least irritating.

o s begin with lower concentrations of cream or micro gel every other night, apply small amount to

skin 20-30 minutes after washing face. Increase to nightly, increase concentration for effect (0.05% cream < 0.025% gel < 0.1% cream)

in 2-3 weeks, irritation is expected, in 3-4 weeks will have pustular eruption indicating dislodging of microcomedos

do not use in AM because irritation is compounded by sun exposure. Avoid use in dark-skinned patients as pigment changes can occur.

side effects: peeling, drying, irritation, pigment changes, sun sensitivity, ? teratogenicity2. dan asam azeleat (15-20%) . (Azelex 20% cream) – dicarboxylic acid first developed for benign

hyperpigmentation disorders; used for mild to moderate inflammatory acne, has bacteriostatic properties against P. acnes, normalizes keratinization.

apply BID to clean, dry skin similar to 5% BP or 0.05% tretinoin

- Efek samping : yang tidak umum- gatal, rasa terbakar,kemerahan, dan

hipopigmentasi. Akhir-akhir ini digunakan pula asam alfa hidroksi (AHA), misalnya

asam glikolat (3-8%). Efek samping obat iritan dapat dikurangi dengan cara

pemakaian berhati-hati dimulai dengan konsentrasi pemakaian yang rendah.

- Antibiotika topical yang dapat mengurangi jumlah mikroba dalam folikel yang

berperan dalam etiopatogenesis akbe vulgaris,misalnya oksi tetrasiklin (1%),

eritromisin (1%),dan klindamisin fosfat (1%).

- Anti peradangan topical,salep atau krim kortikosteroid kekuatan ringan atau sedang (

Hidrokortison 1-2,5%) atau suntikan intralesi kortikosteroid kuat

( Triamsinolonasetonid 10 mg/cc) pada lesi nodulo kistik.

- Lainnya, misalnya etil laktat 10% untuk menghambat pertumbuhan jasad renik.

2. Pengobatan Sistemik

Pengobatan sistemik terutama ditujukan untuk menekan aktivitas jasad renik di samping

dapat juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi sebum, dan mempengaruhi

keseimbangan hormonal. Golongan obat sistemik terdiri atas:

a. Anti bakteri sistemik : tetrasiklin (250 mg - 1 g/ hari), eritromisin (4x250 mg/hari),

Doksisiklin (50 mg/hari), trimetoprim (3x100 mg/hari)

- tidak digunakan untuk jerawat yang tidak meradang, dapat digunakan bersamaan

dengan terapi topical.

- Jangan digunakan dalam waktu lebih dari 8-12 mingguuntuk menghindari resistensi

6

Page 8: Referat Acne

b. Obat hormonal untuk menekan produksi androgen dan secara kompetitif menduduki

resptor organ target di kelenjar sebasea, misalnya estrogen (50 mg/hari selama 21

hari dalam sebulan) atau anti androgen Sipoteron asetat(2 mg/hari). Pengobatan ini

ditujukan untuk penderita wanita dewasa akne vulgaris beradang yang gagal dengan

terapi yang lain. Kortikosteroid sistemik diberikan untuk menekan peradangan dan

menekan sekresi kelenjar adrenal, misalnya prednisone (7,5 mg/hari) atau

deksametason (0,25-0,5 mg/hari)

1. Vitamin A dan retinoid oral. Vitamin A digunakan sebagai anti keratinisasi (50.000 ui-150.000 ui/hari) sudah jarang digunakan karena efek sampingnya. Isotretinoin (0,5-1 mg/kgBB /hari) merupakan derivate retinoid yang menghambat produksi sebum sebagai pilihan pada akne nodulokistik atau konglobata yang tidak sembuh dengan pengobatan lain 13-cis-retinoic acid, vitamin A derivative; acts by suppressing sebum production and diminishing growth of P. acnes

length of therapy is 15-24 weeks, less likely to relapse if total cumulative dose is 120mg/kg lab monitoring: baseline - CBC, LFTs, cholesterol, TG, UA, HCG (week before and day of

initiation); 2 weeks into treatment – cholesterol, TG; monthly and at end of therapy repeat baseline tests

side effects: cheilitis (90%), xerosis (78%), dry mouth (70%), epistaxis (46%), conjunctivitis (40%), desquamation, hair loss, arthralgias/myalgias, decreased night vision, HA, depression (may be at higher risk of depression and suicide with personal or FH of depression), photosensitivity, elevated LFTs, proteinuria, hematuria, elevated ESR (40%), leukopenia, high platelets, staph infections, pseudotumor cerebri.

3.

4. Obat lainnya, misalnya anti inflamasi non steroid ibuprofen (600 mg/hari),dapson (2x100

mg/hari), seng sulfat (2x200 mg/hari).

3. Bedah Kulit

Tindakan bedah kulit kadang-kadang diperlukan terutama untuk memperbaiki jaringan

parut akibat akne vulgaris meradang yang berat yang sering menimbulkan jaringan

parut,baik yang hipertropik maupun hipotropik. Jenis bedah kulit yang dipilih disesuaikan

dengan macam dan kondisi jaringan parut yang terjadi.Tindakan dilakukan setelah akne

vulgarisnya sembuh.

5. Bedah scalpel dilakukan untuk meratakan sisi jaringan parut yang menonjol atau

melakukan eksisi elips pada jaringan parut hipotropik yang dalam.

6. Bedah listrik dilakukan pada komedo tertutup untuk mempermudah pengeluaran sebum

atau pada nodulo=kistik untuk drainase cairan isi yang dapat mempercepat penyembuhan.

7. Bedah kimia dengan asam triklor asetat atau fenol untuk meratakan jaringan parut yang

berbenjol.

7

Page 9: Referat Acne

8. Bedah beku dengan bubur CO2 beku atau N2 cair untuk mempercepat penyembuhan

radang.

9. Dermabrasi untuk meratakan jaringan parut hipo dan hipertropi pasca acne yang luas.

ALGORITHM FOR ACNE TREATMENT

Lesion Type Initial Treatment If Inadequate Response

MILD

┌--Comedonal ---------│ ├--Inflammatory/ -----│Mixed └--

Benzoyl peroxide (BP) OR

Add topical retinoid or topical abx or substitute BP/topical abx combo

BP/topical abx combo OR

Add topical retinoid

Topical retinoid Add BP or BP/topical abx combo

MODERATE

Comedonal -------------

┌---Inflammatory/-----│Mixed │ └---

Topical retinoid ± BP or BP/topical abx combo

Increase strength or change type of topical retinoid; add BP or BP/topical abx combo

BP or BP/topical abx combo ± topical retinoid ± oral abx OR

Add topical retinoid or oral abx. Consider OCP for female patients. Consider referral to derm.

Oral abx andtopical retinoid

Increase strength or change type of topical retinoid. Consider adding OCPs. Add BP or BP/topical abx combo. Consider referral to derm.

SEVERE

┌ --- │ Comedonal --------│---Inflammatory/-----│---Mixed │ └ ---

Consider referralOral abx and topical Retinoid

Refer to dermatologist± BP or BP/topical abx Combo± OCP

s

PROGNOSIS

Umumnya prognosis penyakit baik. Acne vulgaris pada umumnya sembuh sebelum mencapai

usia 30-40 an . Jarang terjadi acne vulgaris yang menetap sampai tua atau mencapai gradasi

sangat berat sampai perludirawat inap di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ke-5. Jakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 2007 ; 122-125

8

Page 10: Referat Acne

2. Siregar. Atlas Berwarna SARIPATI PENYAKIT KULIT Ed.2. Jakarta : EGC .2004 ;

164-167

Adhi Djuanda, Prof,Dr,dr. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin ed kelima. Balai Penerbit

FKUI : Jakarta

Rachel Courtney . 2004. Acne Vulgaris. Neinstein LS, Pakula AS. Adolescent Health Care: A Practical Guide. 4th edition, 2002Leyden JJ. Therapy for Acne Vulgaris. NEJM; 1997.

Guy F Webster . Acne Vulgaris. BMJ Journal vol 325,aug 31,2002

9