Refarat Besar Pedikulosis
-
Upload
mylda-pratiwi -
Category
Documents
-
view
54 -
download
0
description
Transcript of Refarat Besar Pedikulosis
PEDIKULOSIS CAPITIS & PEDIKULOSIS PUBIS
Abrizzan Hasan, Fawza Nabila, Mylda Pratiwi
I. PENDAHULUAN
Kutu adalah anggota ordo Phthiraptera. Mereka merupakan ektoparasit
obligat burung dan mamalia. Para Phthiraptera hanya dapat tinggal di host
tertentu dan menghabiskan seluruh hidup mereka pada host tersebut. Anggota
sub-ordo yaitu Anoplura adalah ektoparasit penghisap darah khusus pada
mamalia. Pedikulosis adalah infeksi kulit/rambut pada manusia yang
disebabkan oleh Pediculus (termasuk golongan famili Pediculidae). Pada
infeksi kutu (pedikulosis), selain menyerang manusia, penyakit ini juga
menyerang binatang, oleh karena itu dibedakan Pediculus humanus dengan
Pediculis animalis. Pediculus ini merupakan parasit obligat artinya harus
menghisap darah manusia untuk dapat mempertahankan hidup. 1,2
Adapun klasifikasi pedikulus, yaitu pediculus humanus var. capitis yang
menyebabkan pedikulosis kapitis, pediculus humanus var. corporis yang
menyebabkan pedikulosis korporis, dan Phthirus pubis (nama dahulu:
Pediculus pubis) yang menyebabkan pedikulosis pubis.1
Namun pada saat ini hanya akan membahas tentang pedikulosis kapitis
dan pedikulosis pubis.
II. DEFINISI
a. Pedikulosis KapitisPedikulosis kapitis adalah infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh Pediculus humanus var. capitis. Di Amerika Serikat, secara umum pedikulosis menyerang antara anak-anak umur 3 sampai 12 tahun. Sebelum perkembangan insektisida modern, berbagai perawatan botani, racun anorganik, dan produk minyak bumi adalah pengobatan yang digunakan untuk mengobati infeksi kutu. Mencukur habis rambut di kepala juga cukup efektif. Perkembangan dichlorodi-phenyltrichloroethane (DDT) setelah Perang Dunia II memberikan kemajuan signifikan dalam pengobatan dan terus digunakan di beberapa Negara berkembang. Karena masalah lingkungan mengenai DDT, pengobatan pedikulosida lainnya termasuk lindane, piretrin, permethrin, dan malathion, dikembangkan
1
untuk menggantikan DDT. Resistensi terhadap masing-masing pedikulosida ini telah berkembang. Pengobatan yang tidak memadai kadang-kadang memicu terjadinya resistensi obat. 1,6
b. Pedikulosis PubisPedikulosis pubis ialah infeksi rambut di daerah pubis dan disekitarnya oleh Phthirus pubis. Di Amerika Serikat, pedikulosis pubis bahkan dianggap sebagai penyakit menular seksual. Cara hidup Pedikulus pubis (parasit yang menyebabkan pedikulosis pubis) beradaptasi dengan lingkungan di rambut kemaluan, dan kadang-kadang pada bulu mata dan rambut tubuh. Mereka biasanya ditularkan selama hubungan seksual, dan telah dikaitkan dengan penyakit menular seksual lainnya. Semua infestasi kutu didiagnosis dengan cara meng-identifikasi hidup kutu dewasa, dan telur yang terdapat pada poros rambut di daerah tubuh tertentu. 6
III. GEJALA KLINIS
a. Pedikulosis Kapitis
Gejala mula yang dominan hanya rasa gatal terutama pada daerah
oksiput dan temporal serta dapat meluas ke seluruh kepala. Kemudian
karena garukan, terjadi erosi, ekskoriasi, dan infeksi sekunder (pus,
krusta). Bila infeksi sekunder berat, rambut akan bergumpal
disebabkan oleh banyaknya pus dan krusta (plikapelonika) dan
disertai pembesaran kelenjar getah bening regional (oksiput dan
retroaurikular). Pada keadaan tersebut kepala memberikan bau yang
busuk. 1
b. Pedikulosis Pubis
Gejala yang terutama adalah gatal di daerah pubis dan di sekitarnya.
Gatal ini dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada, di situ
dijumpai bercak-bercak yang berwarna abu-abu atau kebiruan yang
disebut sebagai makula serulae. Kutu ini dapat dilihat dengan mata
2
biasa dan susah untuk dilepaskan karena kepalanya dimasukkan ke
dalam muara folikel rambut.
Gejala patognomik lainnya adalah black dot, yaitu adanya bercak-
bercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam berwarna putih
yang dilihat oleh penderita pada waktu bangun tidur. Bercak hitam ini
merupakan krusta berasal dari darah yang sering diinterpretasikan
salah sebagai hematuria. Kadang-kadang terjadi infeksi sekunder
dengan pembesaran kelenjar getah bening regional. 1,2
PENATALAKSANAAN
- Pedikulosis Kapitis
Pengobatan bertujuan memusnahkan semua kutu dan telur serta mengobati
infeksi sekunder. Jenis-jenis pengobatan yang digunakan dalam
pengobatan pedikulosis kapitis adalah: 6
Pedikulosida: Permethrin 1%, Pyretrin Plus Piperonyl Butoxide,
Malathion 0.5%, Benzyl Alcohol 5% dan Lindane 1%.
Skabisida: Permetrin 5%, Crotamiton 10%
Oral sistemik: Ivermectin, Sulfamethozaxole-Trimethorprim
Menurut kepustakaan pengobatan yang dianggap terbaik ialah secara
topikal dengan malathion 0.5% atau 1% dalam bentuk losio atau spray.
Caranya : malam sebelum tidur rambut dicuci dengan sabun kemudian
dipakai losio malathion, lalu kepala ditutup dengan kain. Keesokan
harinya rambut dicuci lagi dengan sisir yang halus dan rapat (serit).
Pengobatan ini dapat diulang lagi seminggu kemudian, jika masih terdapat
kutu atau telur. Obat tersebut sukar didapat. Di Indonesia, obat yang
mudah didapat dan cukup efektif adalah krim gama benzen heksaklorida
(gameksan = gamexane) 1%. Cara pemakaiannya: setelah dioleskan lalu
didiamkan 12 jam, kemudian dicuci dan disisir dengan serit agar semua
kutu dan telur terlepas. Jika masih terdapat telur, seminggu kemudian
3
diulangi dengan cara yang sama. Obat lain adalah emulsi benzil benzoat
25%, dipakai dengan cara yang sama.
Pada keadaan infeksi sekunder yang berat sebaiknya rambut dicukur,
infeksi sekunder diobati dulu dengan antibiotik sistemik dan topikal, lalu
disusul dengan obat di atas dalam bentuk samp. Higiene merupakan syarat
supaya tidak terjadi residif.
Jika ada pengobatan yang tidak berhasil, maka dapat dipertimbangkan
kemungkinan resisten akan pengobatan tersebut, dan diganti dengan
pengobatan jenis lain. 1,6
- Pedikulosis Pubis
Pengobatannya sama dengan pengobatan pedikulosis korporis, yakni
dengan krim gameksan 1% atau emulsi benzil benzoat 25% yang
dioleskan dan didiamkan selama 24 jam. Pengobatan diulangi 4 hari
kemudian, jika belum sembuh.
Sebaiknya rambut kelamin dicukur. Pakaian dalam direbus atau disetrika.
Pasangan seksual harus pula diperiksa dan diobati. 1
Tabel 1. Pengobatam Pedikulosis Pubis 1,2,3
Penanganan Penggunaan Keterangan
T
O
P
I
K
A
L
Piretrin dan piperonil
butoksida (synergized
pyrethriri) dan permetrin
1 % shampoo
Secara topikal selama 10
menit; diulangi dalam 7
-10 hari.
Dijual bebas
Permetrin 5% cream Secara topikal selama 8
-12 jam; diulangi dalam
7 -10 hari
Merupakan terapi pilihan
untuk pedikulosis pubis saat
ini
Lindane shampoo 1% Secara topikal selama 5
menit
Risiko untuk toksisitas sistem
saraf pusat
Vaseline Diaplikasikan pada bulu -
4
mata dua kali sehari
selama 8 hari;
pengeluaran telur kutu
secara manual
S
I
S
T
E
M
I
K
Ivermectin oral Dosis 250 µg/kg
diberikan selama 7-10
hari
Tidak direkomendasikan
untuk pasien < 15 kg;
penggunaannya harus hati-hati
pada wanita hamil dan
menyusui.
I SN EF KE UK NS DI E R
Trimethoprim-
Silfamethoxazole
480 mg dalam 2 dosis
diberikan selama 2 hari.
Membunuh bakteri akibat
infeksi sekunder.
Daftar Pustaka
5
1. Handoko RP. Pedikulosis. Dalam : Djuanda A, eds. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin edisi V. Jakarta : FKUI; 2007, h. 119 - 25.
2. Rooks
3. Fitzpatrick's Dermatology In General Medicine. 7th ed. USA: McGrawHill
Companies; 2008. p. 1695-8.
4. Praiser D.M., Meinking T.L., Bell M., Ryan W.G. 2012. Topical 0.5%
Ivermectin Lotion for Treatment of Head Lice. 2012.
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa1200107
5. Frankowski B.L., Bocchini J.A. 2010. Head Lice.
http://pediatrics.aappublications.org/content/early/2010/07/26/peds.2010-
1308.full.pdf+html
6. Eisenhower C., Farrington E.A. 2012. Advacements in the
Treatment of Head Lice in Pediatrics.
http://download.journals.elsevierhealth.com/pdfs/journals/0891-5245/
PIIS0891524512001046.pdf
7. Anderson A.L., Chaney E. 2009. Pubic Lice (pthirus pubis): History, Biology
and Treatment vs. Knowledge and Beliefs of US College Student.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2672365/
6