Ref tatalaksana Luka Bakar

30
REFERAT LUKA BAKAR PEMBIMBING Dr. Djoned Sananto, SpBP Oleh Hesty Hutabarat, S. Ked 2002.04.0.0090 Dipresentasikan : 14 April 2010

description

penatalaksanaan luka bakar dan pencegahan komplikasi

Transcript of Ref tatalaksana Luka Bakar

REFERAT

REFERAT

LUKA BAKAR

PEMBIMBING

Dr. Djoned Sananto, SpBP

Oleh

Hesty Hutabarat, S. Ked 2002.04.0.0090

Dipresentasikan : 14 April 2010

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HANG TUAH

SURABAYA

2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, referat yang berjudul luka bakar ini dapat saya selesaikan. Referat ini saya susun sebagai bagian dari proses belajar saya selama kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Bedah RSU Haji Surabaya. Dan saya menyadari bahwa referat ini jauh dari sempurna serta masih banyak kekurangannya. Untuk itu saya mohon maaf atas segala kesalahan dalam pembuatan referat ini.

Pada kesempatan ini saya sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada dosen pembimbing Dr. Djoned Sananto ,sp BP atas bimbingan dan bantuannya dalam penyusunan referat ini. Saya sangat menghargai segala kritik dan masukan sehingga karya tulis ini bisa menjadi lebih baik dan dapat lebih berguna bagi pihak-pihak yang membacanya di kemudian hari.

Surabaya, 14April 2010

Hesty Hutabarat

DAFTAR ISI

Halaman Judul

i

Kata pengantar

ii

Daftar isi

iii

BABIPendahuluan

1

BABIIPembahasan

2

II.1Definisi

2

II.2Anatomi dan Fisiologi

2

II.3Etiologi

4

II.4Patofisiologi

5

II.5Fase Luka Bakar

7

II.6Klasifikasi

7

II.7Penatalaksanaan

12

II.8Indikasi Rawat Inap

14

II.9Komplikasi

14

II.10Prognosis

15

BABIIIKesimpulan

16

Daftar Pustaka

17

BAB I

PENDAHULUAN

Luka bakar merupakan salah satu trauma yang paling berat dan melumpuhkan yang bisa dialami oleh seseorang ,cidera yang insiden terjadinya cukup tinggi. Luka bakar dapat merupakan suatu penyebab utama dari kematian dan sering menyebabkan kecacatan yang relatif tinggi dibandingkan cedera oleh karena sebab lain. Luka bakar dapat dikatakan sebagai suatu penyakit yang kronis dimana pasien luka bakar sering membutuhkan perawatan yang bertahun-tahun, pembedahan rekonstruksi dan dukungan psikososial.

Luka bakar bukan luka biasa. Luka bakar mempuyai dampak langsung terhadap perubahan lokal maupun sistemik tubuh yang tidak terjadi pada kebanyakan luka lain. Pada luka bakar kita juga dihadapkan dengan kecacatan. Kecacatan ada yang berdampak fisik sehingga sukar dipakai untuk bekerja berupa kontraktur, luka bakar dapat juga menyebabkan distress emosional (trauma) dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka (scar), kecacatan yang berupa penampakan yang jelek sehingga penderita menjadi minder, mengundurkan diri dari pergaulan, dan depresi.

Oleh karena itu, luka bakar harus dirawat secara terpadu dan ketat dari beberaa disiplin ilmu, ditempat yang mempunyai fasilitas tempat perawatan, laboratorium, kamar operasi, dan SDM yang jumlah dan kemampuannya juga memadai.

BAB II

PEMBAHASAN

II.1Definisi

Luka Bakar adalah cedera pada jaringan tubuh akibat panas, bahan kimia maupun arus listrik.(1)

II.2Anatomi dan Fisiologi

Secara garis besar kulit tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu: Lapisan Epidermis, Lapisan Dermis, Lapisan Subkutis ( Hypodermis ).

Gambar 1. Anatomi Kulit

1. Lapisan Epidermis :

Terdiri atas : Stratum Korneum, Stratum Lucidum, Stratum Granulosum, Stratum Spinosum dan Stratum Basale

Stratum Korneum ( Lapisan Tanduk )

Adalah lapisan kulit yang paling luar dan trdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng dan mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi kertain ( zat tanduk )

Stratum Lucidum

Terletak langsung dibawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yan disebut eleidin.

Stratum Granulosum

Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitplasma berbutir kasar dan tedapat ini diantaranya. Buti-butir kasar ini terdiri atas keratihialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum granulosum juga tampak jelas si telapak tangan dan kaki.

Stratum Spinosum

Disebut juga pickle cell layer terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda beda karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen, dan inti terletak di tengah-tengah.

Stratum Basale

Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertikal pada perbatasan dermoepidermal berbaris seperti pagar ( palisade ). Lapisan ini merupakan lapisan epidermis paling bawah. Sel sel basal ini mengadakan mitosis dan bersifat reproduktif.

Lapisan ini terdiri dari 2 jenis sel yaitu :

Sel sel berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik, inti lonjong besar, dihubungkan satu dengan yang lain oleh jembatan antar sel

Sel melanosit, yang mengandung butir pigmen.

2. Lapisan dermis

Adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari epidermis. Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar karingat, dan kalejar lemak.

Secara Garis besar dibagi mejadi 2 bagian :

Pars Papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.

Pars Retikulare,yaitu bagian yang menonjol ke arah subkutis, terdiri atas serabut serabut penunjang seperti serabut kolagen, elastin, dan retikulin.

3. Lapisan Subkutis ( Hypodermis )

Adalah kelanjutan dari dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.

Pada kulit terdapat adneksa kulit yang terdiri atas :

1. Kelenjar Kulit

Kelenjar Keringat ( Glandula Sudorifera )

Ada 2 macam kelenjar keringat, yaitu :

Kelenjar Ekrin, yang bermuara langsung pada permukaan kulit. Terdapat di seluruh permukaan kulit dan terbanyak di telapak tangan, kaki, dahi, dan aksila.

Kelenjar Apokrin, sekretnya lebih kental. Terdapat di aksial, areola mammae, pubis, labia minora, dan saluran telinga luar.

Kelenjar Lemak ( Glandula Sebasea )

Terletak di seluruh permukaan kulit, kecuali di telapak tangan dan kaki.

2. Kuku, adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal. Terdiri atas :

Nail Root: Bagian kuku yang terbenam dalam jari

Nail Plate: Bagian yang terbuka diatas jaringan lunak

Nail Groove: Sisi kuku, agak mencekung membentuk alur kuku.

Eponikium: Kulit tipis yangmenutupi kuku di bagian proksimal.

Hiponikium: Kulit yang ditutupi bagian kuku bebas.

3. Rambut, terdiri atas batang rambut yang bebas di luar kulit dan akar rambut yang terbenam di bawah kulit dan dibungkus oleh folikel rambut.(2)

II. 3Etiologi

Panas bukan merupakan satu-satunya penyebab dari luka bakar, beberapa jenis bahan kimia dan arus listrik juga bisa menyebabkan terjadinya luka bakar. Biasanya bagian tubuh yang terbakar adalah kulit, tetapi luka bakar juga bisa terjadi pada jaringan di bawah kulit, bahkan organ dalampun bisa mengalami luka bakar meskipun kulit tidak terbakar. Sebagai contoh, meminum minuman yang sangat panas atau zat kaustik (misalnya asam) bisa menyebabkan luka bakar pada kerongkongan dan lambung. Menghirup asap dan udara panas akibat kebakaran gedung bisa menyebabkan terjadinya luka bakar pada paru-paru.

Luka bakar listrik bisa disebabkan oleh suhu diatas 4982 Celsius, yang dihasilkan oleh suatu arus listrik yang mengalir dari sumber listrik ke dalam tubuh manusia. Resistensi (kemampuan tubuh untuk menghentikan atau memperlambat aliran listrik) yang tinggi terjadi pada kulit yang bersentuhan dengan sumber listrik, karena itu pada kulit tersebut banyak energi listrik yang diubah menjadi panas sehingga permukaannya terbakar. Luka bakar listrik juga menyebabkan kerusakan jaringan dibawah kulit yang sangat berat. Ukuran dan kedalamannya bervariasi dan bisa menyerang bagian tubuh yang jauh lebih luas daripada bagian kulit yang terluka. Kejutan listrik yang luas bisa menyebabkan kelumpuhan pada sistem pernafasan dan gangguan irama jantung sehingga denyut jantung menjadi tidak beraturan. Luka bakar kimia bisa disebabkan oleh sejumlah iritan dan racun, termasuk asam dan basa yang kuat, fenol dan kresol (pelarut organik), gas mustard dan fosfat.(1) Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme cederanya meliputi:

Luka bakar termal, disebabkan karena perpapar oleh api, cairan panas, gas panas, atau objek objek lainya yang bersifat panas

Luka bakar bahan kimia, disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan basa atau asam kuat.

Luka bakar elektrik, disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh.

Luka bakar radiasi, disebabkan karena terpapar dengan sumber radioaktif. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.(3)

II.4Patofisiologi

Luka bakar pada dasarnya merupakan fenomena pemindahan panas. Meskipun sumber panasnya dapat bervariasi, akibat akhir yang ditimbulkan selalu berupa kerusakan jaringan, paling nyata pada kulit, tetapi pada cidera multi sistemik yang nyata dapat menyebabkan gangguan yang serius pada organ lain. Efek efek sistemik dan mortalitas akibat cedera luka bakar berhubungan langsung dengan luas dan dalamnya kulit yang terkena.

Pada luka bakar dapat terjadi beberapa perubahan pada tubuh antara lain :

Cairan tubuh

Karena panas, kapiler-kapiler darah akan berubah menjadi lebih permiable terhadap cairan dan protein. Akibatnya baik air, elektrolit, dan protein akan keluar dari inteavaskular ke jaringan interstitial. Tubuh akan kehilangan cairan antara - 1% volume darah untuk 1% luka bakar. Maka mudah dimengerti bahwa pada penderita luka bakar 20 % akan kehilangan volume darah 10 % - 20 % sehingga akan mudah jatuh dalam syok. Bila luas luka bakar < 20%, mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasi, tetapi bila > 20% akan terjadi syok hipovolemik. Pengeluaran cairan ini paling pesat terjadi dalam 6 8 jam pertama setelah trauma.

Eritrosit

Karena panas eritrosit akan menjadi fragil dan mudah pecah. Tetapi anemia tidak timbul pada hari-hari pertama karena kekurangan eritrosit ditutupi oleh hemokonsentrasi.

Jantung

Pada luka bakar dapat terbentuk zat yang disebut Myocardial Depressant Factor (MDF). MDF dapat di deteksi pada hari pertama sebesar 26 unit, dan menjadi dua kali lipat pada hari keempat. MDF ikut bertanggung jawab terhadap timbulnya syok pada hari petama dan pada septik syok walaupun jumlah cairan intravaskular cukup. MDF merupakan glycoprotein yang toksis, yang dihasilkan oleh kulit yang terbakar.

Ginjal

Dapat mengalami gagal ginjal akut karena syok yang timbul tidak segera diatasi, dapat juga karena timbunan hemoglobin akibat pecahnya eritrosit intravaskular maupun myoglobin karena kerusakan otot otot.

Saluran pencernaan

Pada fase akut, peristaltik usus menurun atau berhenti karena syok. Pada luka bakar sering terjadi ulcus kecil-kecil difus di lambung yang disbut curling ulcer.Ulcus ini dikira akibat rangsangan sentral di hipotalamus dan juga karena peningkatan jumlah kortison. Ulcus ini diketahui setelah keluhan keluhan nyeri, dan perdarahan baik dimuntahkan ataupun melena. Perdarahan ini sedemikian banyaknya sehingga perlu donor banyak. Hb sering sampai serendah 2 gr %.

Glandula Thyroid

Menjadi lebih aktif karena metabolisme bertambah.

Respon imunitas

Respon imun penderita luka bakar menurun pada fase akut. Level serum Ig G dan Ig M mencapai terendah pada hari pertama dan kan kembali normal pada minggu ke dua. Penderita mudah mengalami sepsis. Kegagalan mengembalikan titernya membuat penderita jarang survie.

Kemampuan fagositosis pada penderita luka bakar ternyata jauh berkurang.(3)

II.5Fase Luka Bakar

Fase akut / fase syok / fase awal

Secara umum pada fase ini seoang penderita akan berada dalam keadaan yang bersifat life threatening yaitu, gangguan Airway, Breathing, dan Circulation.

Fase Subakut

Fase ini berlangsung setelah fese syok teratasi.

Fase Lanjut

Pada fase ini pasien sudah dinyatakan sembuh tetapi tetap dipantau melalui rawat jalan. Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional.(4)

II.6Klasifikasi

Beratnya luka bakar tergantung kepada jumlah jaringan yang terkena dan kedalaman luka:

Luka bakar derajat I Merupakan luka bakar yang paling ringan. Kulit yang terbakar menjadi merah, nyeri, sangat sensitif terhadap sentuhan dan lembab atau membengkak. Jika ditekan, daerah yang terbakar akan memutih; belum terbentuk lepuhan dan hanya mengenai epidermis, biasanya sembuh tanpa jaringan parut dalam waktu 5-7 hari.

Luka bakar derajat II Menyebabkan kerusakan yang lebih dalam. Kulit melepuh, dasarnya tampak merah atau keputihan dan terisi oleh cairan kental yang jernih (bula). Jika disentuh warnanya berubah menjadi putih dan terasa nyeri. Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis.Derajat II ini dibagi lagi menjadi :

A. Superficial : Mengenai epidermis dan lapisan atas dari korium. Elemen elemen dari epitelial yaitu dinding dari kelenjar keringat, lemak dan folikel rambut masih banyak. Penyembuhan ( epitelialisasi ) akan mudah dalam 1-2 minggu tanpa cicatrix.

B. Deep : Sisa sisa jaringan epitelial tinggal sedikit, penyembuhan lebih lama 3-4 minggu dan disertai pembentukan parut hipertrofi.

Luka bakar derajat III Menyebabkan kerusakan yang paling dalam. Mengenai seluruh tebalnya kulit,tidak ada sisa elemen epitelial. Permukaannya bisa berwarna putih dan lembut atau berwarna hitam, hangus dan kasar. Kerusakan sel darah merah pada daerah yang terbakar bisa menyebabkan luka bakar berwarna merah terang. Kadang daerah yang terbakar melepuh dan rambut/bulu di tempat tersebut mudah dicabut dari akarnya. Jika disentuh, tidak timbul rasa nyeri karena ujung saraf pada kulit telah mengalami kerusakan. Kebakaran yang lebih dalam seperti subcutan dan otot dan tulang disebut juga grade III. Jaringan yang terbakar bisa mati. Jika jaringan mengalami kerusakan akibat luka bakar, maka cairan akan merembes dari pembuluh darah dan menyebabkan pembengkakan. Pada luka bakar yang luas, kehilangan sejumlah besar cairan karena perembesan tersebut bisa menyebabkan terjadinya syok. Tekanan darah sangat rendah sehingga darah yang mengalir ke otak dan organ lainnya sangat sedikit.(1)

Gambar 2. Derajat dalamnya luka bakar

Secara klinis :

Tabel 1. Derajat dalamnya luka bakar secara klinis(5)

Klasifikasi BaruKlasifikasi LamaKedalaman Luka BakarBentuk

Superficial thicknessDerajat 1Lapisan epidermisErythema (kemerahan) rasa sakit seperti tersengat, blisters (gelembung cairan)

Partial thickness - superficialDerajat 2Epidermis superficial (lapisan papiliare) dermisBlisters/gelembung (cairan). Cairan bening ketika gelembung dipecah dan rasa sakit & nyeri

Partial thickness - deepDeep (reticuler) dermisSampai pada lapisan berwarna putih. Tidak terlalu sakit seperti superficial. Derajat ini sulit dibedakan dari full thickness

Full thicknessDerajat 3 atau 4Dermis dan struktur tubuh di bawah dermis fascia, tulang atau ototBerat, adanya eschar seperti kulit yang meleleh, cairan berwarna tidak didapatkan sensasi rasa sakit

Luasnya luka bakar

perkiraan luas luka bakar yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan metoda rule of Nine dari wallace dengan membagi tubuh seseorang yang terkena luka bakar menjadi beberapa area. yang membagi tubuh atas bagian bagian 9% atau kelipatan dari 9, yaitu :

- Kepala dan leher ...................................................

9%

- Lengan masing-masing 9% ...................................

18%

- Badan depan 18%

Belakang 18% .......................................................

36%

- Tungkai masing masing 18% .............................

36%

- Genitalia / perineum .............................................

1%

Total .....................................................................

100%

Perlu diingat bahwa satu telapak tangan seseorang adalah 1 % dari permukaan tubuhnya.

Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif, permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas permukaan kaki relatif lebih kecil. Dikenal Rule of Five atau rumus 10 untuk bayi dan rumus 10-15-20 untuk anak anak.

Tabel 2. Rumus 10 untuk bayi dan 10-15-20 untuk anak anak.

Bagian tubuhBayiAnak

Kepala

Lengan kanan dan kiri

Badan depan dan belakang

Kaki kanan dan kiri4 x 5%

2 x 5%

4 x 5%

2 x 5%3 x 5%

2 x 5%

4 x 5%

3 x 5%

Gambar 3. Luasnya luka bakar A. Untuk bayi, B. Untuk anak anak, C. Untuk dewasa.(5)

Setelah menentukan derajat kedalaman luka bakar dan luasnya luka bakar dapat ditentukan berat ringannya luka bakar.

Menurut American Burn Association

1. Luka bakar ringan

Luka bakar derajat II < 15%

Luka bakar derajat II 15 %

2. Letak luka memungkinkan penderita terancam cacat berat

Wajah, mata

Tangan dan kaki

Perineum

3. Terancam oedema laring (1)

II.9Komplikasi

Komplikasi yang terjadi pada luka bakar dapat terjadi baik pada fase akut, Subakut, maupun fase lanjut.

Fase akut dapat terjadi :

Syok hipovolumik

Gagal ginjal akut

Fase Subakut

Kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas menyebabkan :

Proses inflamasi dan infeksi

Problem penutupan luka

Keadaan hipermetabolisme

Fase Lanjut

Problem yang muncul pada fase ini adalah

Parut hipertrofik

Keloid

Gangguan pigmentasi

Deformitas

Kontraktur(5)

II.10Prognosis

Mortalitas penderita luka bakar selain tergantung dari berat ringannya luka bakar juga tergantung dari :

1. Usia

Luka bakar yang bagai manapun dalam dan luasnya dapat menyebabkan kematian yang lebih tinggi pada anak dibawah usia 2 tahun dan orang dewasa diatas 60 tahun. Kematian pada anak anak disebabkan oleh daya kekebalan yang belum mantap, orang dewasa yang lebih tua seringkali menderita sakit sampingan yang memperbesar resiko kematian.

2. Penyakit yang menyertai

Kencing manis, payah jantung kongestif, sakit paru, dan pengobatan yang kronis dengan pengobatan yang menekan kekebalan adalah salah satu contoh dari keadaan yang membuat penderita kurang dapat menahan luka bakar.

3. Luka sampingan

Luka pada tulang, kepala, dan trauma lainnya menyebabkan kesengsaraan yang ditimbulkan oleh luka bakar.

4. Lokasi luka bakar

Merupakan salah satu penentu prognosis luka bakar. Misalnya pada tangan, walaupun hanya derajat dua dapat meninggalkan bekas dan kontraktur yang memyebabkan tangan tidak dapat digerakan kecuali pengobatan khusus diberikan sedini mungkin.(6)

BAB III

KESIMPULAN

Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan oleh panas,arus listrik,atau bahan kimia yang mengenai kulit,mukosa dan jaringan yang lebih dalam.

Secara garis besar kulit tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu: lapisan Epidermis, lapisan Dermis, Lapisan Subkutis (Hypodermis). Kulit mempunyai beberapa fungsi utama dan apabila terjadi gangguan maka kulit tidak akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Untuk mengetahui berat ringannya luka bakar ditentukan dengan melihat derajat kedalaman luka bakar ditentukan dengan melihat derajat kedalaman luka bakar dan luasnya luka bakar yang akan berpengaruh dalam pengelolaan luka bakar.

Prinsip penangan luka bakar adalah primary survey, penutupan lesi sesegera mungkin,mencegah infeksi, mengurangi rasa sakit, pencegahan trauma mekanik pada kulit yang vital dan elemen didalamnya, dan pembatasan pembentukan jaringan parut

Luka bakar mempunyai dampak langsung terhadap perubahan lokal maupun sistemik tubuh yang tidak terjadi pada kebanyakan luka lain. Kematian akibat luka bakar masih sangat tinggi.Oleh karena itu, luka bakar harus dirawat secara terpadu dan ketat dari beberapa disiplin ilmu, ditempat yang mempunyai fasilitas tempat perawatan, laboratorium, kamar operasi, dan SDM yang jumlah dan kemampuannya juga memadai

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonym, Oktober 2009, chemical burn causes emedicine Health. path CONSULT, [online], (http:/www.wikipedia_org/wiki/luka_bakar).diakses tanggal 9 april 20010.

2. Guyton & hall. Buku ajar Fisiologi Kedokteran, 9 edisi , Jakarta, 1997, halaman 150 168

3. Taufik M, editor . Pedoman diagnosis dan terapi, LAB/UPF Ilmu Bedah. RSUD dr. Soetomo, III edisi , Surabaya. 2008. Halaman 14 17.

4. http:/ www.bedahumum.word press.com//2008/12/06/perawatan_luka_bakar

5. Klein MB. Thermal, Chemical, & Elektrical Injuries . In :Thorne CH, editor. Grabb & Smith Plastik Surgery. 6th edition. Boston :Wolters Kluwer. Health . P : 136, 138, 141 143 .

6. Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2, Jakarta, 2005. Halaman 73 88.