Ppt Ref Diplopia

17
REFERAT DIPLOPIA Oleh: Valentin Basuki Putri 112011101022 Athira Sarah Maulyta 102011101054 Pembimbing : dr. Bagas Kumoro, Sp.M dr. Iwan Dewanto, Sp.M LAB / SMF ILMU KESEHATAN MATA RSD dr. SOEBANDI JEMBER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2015

description

mata

Transcript of Ppt Ref Diplopia

REFERAT DIPLOPIA

REFERAT DIPLOPIA Oleh:Valentin Basuki Putri112011101022Athira Sarah Maulyta102011101054Pembimbing :dr. Bagas Kumoro, Sp.Mdr. Iwan Dewanto, Sp.MLAB / SMF ILMU KESEHATAN MATA RSD dr. SOEBANDI JEMBERFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER2015

PENDAHULUANDiplous = ganda; ops = mataEpidemiologi belum ada data disesuaikan dengan angka kejadian penyebabAnamnesis dan pemeriksaan fisik pentingTINJAUAN PUSTAKA

FISIOLOGI PENGLIHATANPenglihatan simultanFusiPenglihatan stereoskopis

DIPLOPIADiplopia atau penglihatan ganda keluhan berupa melihat dua gambaran dari satu objekBisa terjadi monokuler maupun binokuler ETIOLOGIDiplopia Monokuler

Diplopia monokuler adalah penglihatan ganda yang timbul pada mata yang sakit saat mata yang lain ditutup. Bila terjadi gangguan pembiasan sinar pada mata, maka berkas sinar tidak homogen sampai di makula yang akan menyebabkan keluhan ini.6

Diplopia monokuler sering dikeluhkan oleh penderita katarak dini, akibat berkas sinar tidak difokuskan dalam satu per satu. Kadang-kadang iridektomi sektoral juga memberikan keluhan diplopia. 6 kelainan optik di dalam mata yang memberikan keluhan diplopia monokuler adalah miopia tinggi, astimatireguler, dislokasi lensa, udara atau benda transparan dalam mata, spasme ireguler dari badan silier dan megalokornea, makulopatia, ablasi retina, iridodialis, ireguler tear film, dan katarak. 6

2.Diplopia BinokulerDiplopia binokuler adalah penglihatan ganda terjadi bila melihat dengan kedua mata dan menghilang bila salah satu mata ditutup.

Pada esotropia maka bayangan di retina terletak sebelah nasal makula dan benda seakan-akan terletak sebelah lateral mata tersebut sehingga pada esotropia atau strabismus konvergen didapatkan diplopia tidak bersilang (uncrossed) atau homonimus, sedang pada eksotropia atau strabismus divergen sebaliknya diplopia bersilang (crossed) atau heteronimus. 6

Penyebab diplopia binokuler dapat terjadi karena miastenia gravis, parese atau paralisis otot penggerak mata ekstraokuler. Saraf kranial III yang mengenai satu otot kemungkinan adalah lesi nuklear. 6

MEKANISME DIPLOPIAObjek dilihat / dipersepsi pada dua tempat yang berbedaObjek yang dilihat tidak jatuh pada fovea kedua retinaTerjadi diplopia binoculerMisalignment oculerTerganggu kapasitas fusi sistem binokularAberasi okulerTerjadi diplopia monokulerANAMNESISMenentukan jenis diplopia dan evaluasi kelainan-kelainan yang mengarah ke jenis diplopiaTiga gejala yang perlu diketahui :Apakah menutup salah satu mata membuat diplopia hilangApakah deviasi sama pada semua arah (pandangan), atau oleh penekukan dan pemutaran kepala dalam berbagai posisiApakah kedua objek terlihat horizontal (sama sisi) atau vertikal (atas dan bawah)

PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan untuk diplopia monokuler :Pemeriksaan oftamologik lengkap termasuk slit lampJika tidak tersedia slit lamp bisa menggunakan koreksi refraksi sampai pin hole serta pemeriksaan kornea, iris, lensa, media okuler dan retinaAmsler chart untuk identifikasi penyakit macula

Pemeriksaan untuk diplopia binokuler:Pemeriksaan bola mata, orbita, dan kelopak mataPemeriksaan pergerakan otot ekstraokulerPemeriksaan NMJPemeriksaan saraf kranial III, IV, dan VI

PENATALAKSANAANKlinisMenutup satu mataLensa oklusif stick-onPrisma FresnelPengobatan miastenia gravis

PembedahanPembedahan strabismusPembedahan HummelsheimKemodenervasiPROGNOSISSebagai patokan, pasien dengan multipleks mononeuritis diabetik yang sembuh spontan dalam 6 minggu.Penyebab optikal (misal dislokasi lensa, kelainan korneal) dapat diperbaiki.Fraktur blow out memiliki prognosis berbeda tergantung jumlah jaringan yang rusakPusat (neurologik) menyebabkan diplopia dapat memiliki konsekuensi yang serius dan dalam hal tumor primer atau sekunder, prognosisnya jelek.

KESIMPULANDiplopia terjadi akibat penglihatan kedua mata serentak pada daerah retina yang tidak sekoresponden. Rangsangan retina yang tidak sekoresponden ini terjadi oleh gangguan kedudukan kedua sumbu bola mata yang tidak sejajar. Penatalaksanaan dari diplopia sendiri bergantung dari penyakit yang menyertai terjadinya penglihatan ganda.Prognosis dari diplopia sendiri tergantung pada penyakit yang menyertai, jika penyebabnya optikal maka masih bisa dikoreksi, tetapi jika penyebabnya adalah penyakit lain seperti penyakit neurologi maka prognosisnya buruk.DAFTAR PUSTAKAWessels IF. Diplopia. Available from: URL: HIPERLINK http://emedicine.medscape.com/article/1214490-overviewFinlay A. The differential diagnosis of diplopia. Available from: URL: HIPERLINK http://www.optometry.co.ukLiesegang TJ, Skuta GL, Cantor LB. Basic and clinical science course: Neuro-Ophthalmology. San Fransisco: American Academy of Ophthalmology.2008.Karmel M. Deciphering diplopia. Available from: URL: HIPERLINK http://www.eyenetmagazine.orgRecker D, Amann J, Lang GK. Ocular motility and strabismus. In: Lang GK, editor. Ophthalmology: A short textbook. Stutgart: Appl Wernding. 2000.Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008Pelak VS. Evaluation of diplopia: An anatomic and systemic approach. Hospital Physician: March, 2004.Rucker JC. Acquired ocular motility disorders and nystagmus. In: Kidd DP, Newman NJ, Biousse V, editors. Neuro-ophthalmology. Philadelphia: Butterworth-Heinemann. 2008.Recker D, Amann J, dan Lang G.K. 2005. Ophthalmology: A short textbook. Stutgart: Appl Wernding. Pelak VS. 2004.Evaluation of diplopia: An anatomic and systemic approach. Hospital PhysicianGanong, W.F. 2010. Review of Medical Physiology, Ganongs. 23rd edition. New York: The McGraw-Hill Companies.IncLissegang TJ,Skuta GL,Cantor LB. Basic and clinical science course:Neuro-Ophtalmology. San Fransisco : American Academy of Ophtamology.2008.Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. 2010. Clinically Oriented Anatomy. Philadelphia: Lippincott William and Wilkins. 6th ed.Saladin KS. 2010. Anatomy and Physiology : the unity of form and function. McFraw-Hill.Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. 2012. Fundamental of Anatomy & Physiology. San Fransisco: Pearson Education. 9th edKarmel M. Dechiphering diplopia. Available from: URL: HIPERLINK http://www.eyenetmagazine.orgRucker JC. Acquired ocular motility disorder and nistagmus. In:Kidd DP, Newman NJ, Blouse V, editors. Neuro-ophtalmoogy. Philadelphia: Butterworth-Heinemann.2008Patel AD. Etiology and Management Of Diplopia.Volume 6. Departement of Ophtamology, University of Saskatchewan. June. 2003Lutwak N. American Journal of Clinical Medicine : Binocular Double Vision. Volume 8. 2011.Danchaivijitr C, Kennard C. Diplopia And Eye Movement Disorder. 2004.Dorland, W. A. dan Newmand. 2010. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31. EGC. Jakarta.Dude, Jitander. Diplopia. Reference.medscape.com. accessed 1 mei 2015.Danchaivijitr, C. dan Kennard, C. 2004. Diplopia and eye movement disorder. Journal neurodurgery psikiatry. 75 (suppl IV): iv24-iv31. Doi: 10.1136/jnnp.2004.053413.Leigh, R.J. dan Zee, D.C. the neurology of eye movements, 3rd ed. Oxford University press.1999.Miller, N.R. dan Newman, N.J. Walsh & Hoyls clinical neuro-ophtalmology-the essentials, 5th ed. Baltmore: Williams & Wilkins,1998 TERIMA KASIH